44
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sampah saat kini sering kali merepotkan masyarakat karena membuat lingkungan mereka menjadi kotor. Sampah sering dianggap sebagai barang yang tidak berguna. Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sampah agar lebih berguna. Program daur ulang merupakan salah satu tindakan untuk mengurangi penumpukan sampah dan diharapkan program daur ulang dapat dijadikan suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Indonesia. Kenyataan lingkungan sekitar masyarakat Indonesia khususnya tempat tinggal yang kumuh, masih jauh dari kata bersih. Sebagian masyarakat cenderung kurang perduli tentang hal-hal yang menyangkut lingkungan bagi masa depan. Mereka mungkin masih kurang akan wawasan kebersihan dan daur ulang. Itulah yang menjadikan lingkungan yang kumuh dan penuh dengan sampah yang menumpuk. Sampah-sampah yang menumpuk di berbagai sudut kota juga dapat menyebabkan penyakit 1

twalverioviscatra.files.wordpress.com · Web viewPertanian Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang

  • Upload
    dominh

  • View
    256

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sampah saat kini sering kali merepotkan masyarakat karena membuat

lingkungan mereka menjadi kotor. Sampah sering dianggap sebagai barang yang

tidak berguna. Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan

sampah agar lebih berguna. Program daur ulang merupakan salah satu tindakan

untuk mengurangi penumpukan sampah dan diharapkan program daur ulang

dapat dijadikan suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Indonesia.

Kenyataan lingkungan sekitar masyarakat Indonesia khususnya tempat

tinggal yang kumuh, masih jauh dari kata bersih. Sebagian masyarakat cenderung

kurang perduli tentang hal-hal yang menyangkut lingkungan bagi masa depan.

Mereka mungkin masih kurang akan wawasan kebersihan dan daur ulang. Itulah

yang menjadikan lingkungan yang kumuh dan penuh dengan sampah yang

menumpuk. Sampah-sampah yang menumpuk di berbagai sudut kota juga dapat

menyebabkan penyakit yang biasa dialami oleh anak-anak di lingkungan kumuh

penuh sampah seperti penyakit kulit sampai gangguan pernapasan akibat bau

yang tidak sedap. Padahal, sampah yang dibuang, belum tentu tidak berharga.

Salah satu contohnya adalah plastik kemasan deterjen yang saat ini banyak di

daur ulang menjadi tas yang berguna dan bernilai ekonomis. Selain itu,

pemakaian kantung plastik yang berlebihan seharusnya dapat dikurangi dan

diganti dengan tas daur ulang atau reusable bag yang aman bagi lingkungan

karena, kantung plastik adalah sampah yang sangat lama untuk diurai oleh tanah.

Karya tulis ini diharapkan dapat menemukan solusi tentang masalah

daur ulang sampah yang masih jarang atau belum menjadi kebiasaan yang dilakukan

1

oleh masyarakat. Selain itu, untuk menjadikan harapan masyarakat akan

lingkungan yang lebih bersih menjadi sebuah kenyataan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah jenis-jenis sampah yang dapat di daur ulang?

2. Apakah efek yang ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk?

3. Apakah manfaat daur ulang bagi masyarakat dan lingkungan?

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester 2

Tahun Pelajaran 2013-2014 selain itu karya tulis ini diharapkan dapat

mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk dengan

cara mendaur ulang setelah dibaca dan dipraktekkan pada kehidupan sehari-hari.

1.4. Ruang Lingkup Masalah

Karena cangkupan lingkungan yang begitu luas dan meliputi lapisan masyarakat

yang sangat luas maka saya hanya membataskan di kalangan masyarakat

Indonesia.

1.5. Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi ini saya mencari informasi dari berbagai

sumber media seperti internet dan buku.

2

1.6. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini dimulai dengan Bab Pendahuluan. Bab ini meliputi latar

belakang, rumusan masalah tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metode

penulisan serta sistematika penulisan. Dilanjutkan dengan Bab Isi yang berisi

kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa sumber. Saya juga membahas secara

keseluruhan tentang sampah dan daur ulang. Bab terakhir merupakan bab penutup

yang berisi kesimpulan dan saran.

3

Bab 2

Pembahasan

2.1 Sampah

2.1.1 Pengertian Sampah

Menurut Wikipedia, Sampah merupakan material sisa yang tidak

diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, sampah adalah kotoran atau sisa-sisa dari pekerjaan yang

harus dibuang. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep

sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama

proses alam tersebut berlangsung.

2.1.2 Sampah Beradasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi 2, sifat yaitu sampah

oraganik dan unorganik. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk

seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini

dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos dan sampah unorganik, yaitu sampah

yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,

kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual

untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual

adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,

kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

4

2.1.3 Sampah Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, sampah dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu sampah

padat dan sampah cair. Sampah padat adalah segala bahan buangan selain

kotoran manusia, urine dan sampah cair, dapat berupa sampah rumah tangga:

sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Sampah cair

adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan

dibuang ke tempat pembuangan sampah.

2.1.4 Sampah Berdasarkan Kemampuan Diurai Oleh Alam

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka

dapat dibagi lagi menjadi:

1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh

proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa

hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses

biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

1) Recyclable : sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena

memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-

lain.

2) Non-recyclable : sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak

dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,

thermo coal dan lain-lain. Sementara itu, sampah kantor, sampah pasar,

dan sejenisnya kadang langsung dibuang begitu saja ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dipilah-dipilih sebelumnya.

5

2.1.5 Dampak Sampah yang Menumpuk

1) Dampak bagi kesehatan manusia

Sampah yang menumpuk di TPA akan menimbulkan berbagai macam

penyakit seperti, diare, tifus, muntaber, demam berdarah dan sebegainya yang

dapat menyebar cepat karena virus yang berasal dari sampah yang tidak

dikelola dengan benar. Sampah yang dibuang ke sungai atau laut akan dapt

mengontaminasi makhluk hidup dalam laut dan nantinya bila kita memakan

ikan, zat berbahaya dari sampah yang ada di dalam tubuh ikan akan bepindah

ke tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.

2) Dampak bagi lingkungan

Sampah cair yang masuk ke dalam air tanah atau aliran sungai akan

dapat mencemari air. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan

dapat menyebabkan air tercemar dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Selain itu ada kantung plastik, kantung plastik yang tidak didaur ulang selama

±15 tahun. Plastik merupakan turunan dari minyak, sedangkan minyak

terbuat dari plankton. Kandungannya mencapai 5,5 juta molekul dalam 1

gram-sentimeter kubik. Tingginya massa molekul yang terkandung dalam

plastik tersebut membuat plastik cukup kuat. Plastik yang menjadi sampah

dan dibuang di tempat pembuangan sampah tidak bisa langsung dihancurkan

oleh mikroba, oleh karena itu semakin sampah plastic menumpuk, semakin

menyebabkan pencemaran tanah

2.1.6 Alat Pengurai Sampah

Tata ruang kota merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan

pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perkembangan kota yang

cenderung mengabaikan kawasan hijau kota, berupa ruang terbuka hijau, hutan

6

kota, dan taman kota sangat disayangkan. Ketiadaan hutan kota yang mestinya

dapat berfungsi sebagai penyerap karbon, peredam kebisingan, dan pengatur

tata air makin membuat kondisi lingkungan kota makin parah.

Memang sampah adalah masalah klasik sebuah kota besar, namun tidak

menutup kemungkinan jika kita bisa menangani sampah, kota yang bersih

menjadi milik kita.

Salah satu artikel yang membahas tentang penguraian sampah adalah

Jamur Pengurai Sampah Plastik.

Jenis jamur tertentu yang biasanya menguraikan kayu ternyata juga

dapat mengunyah plastik. Temuan para peneliti AS ini menawarkan metode

pengolahan sampah plastik agar tidak tertimbun di tanah selamanya dan

mencemari lingkungan.

Namun, tidak semua jenis plastik dapat diuraikan. Plastik yang baru

dapat diuraikannya adalah jenis resin fenol yang banyak digunakan untuk

membuat lem plywood dan papan serat kayu atau pada cetakan mobil. Plastik

memiliki molekul yang besar dan sulit dipecahkan terbentuk dari molekul-

molekul fenol berbentuk cincin dan formaldehida yang diberi tekanan dan

panas tinggi.

Jenis plastik ini populer sebab tahan lama. Namun, efek sampingnya

sulit didaur ulang. Tidak seperti polietilen yang digunakan untuk kemasan air

mineral, resin tersebut sangat keras sehingga sulit meleleh. Sekitar 2,2 juta ton

resin fenol diproduksi di AS setiap tahun atau sekitar 10 persen dari jenis

plastik yang diproduksi di sana.

Sebagian sampah resin fenol digunakan lagi dalam bentuk aslinya.

Percobaan daur ulang juga dilakukan dengan memanaskan pada suhu tinggi dan

menggunakan larutan kimia. Namun, cara seperti ini mahal dan menghasilkan

produk samping yang mencemari lingkungan.

7

Adam Gusse dan koleganya dari Universitas Winconsin-La Crosse

kemudian meneliti manfaat jamur yang biasanya hidup di pangkal batang yang

membusuk. Jamur yang berwarna putih ini menghasilkan ramuan enzim yang

dapat memecah lapisan lignin yang keras. Lignin memiliki struktur kimia yang

mirip resin fenol karena disusun dari molekul-molekul yang saling berikatan.

Gusse meletakkan serpihan-serpihan resin fenol ke lima spesies jamur

berbeda untuk membandingkan pengaruhnya. Tim peneliti melihat terdapat satu

spesies bernama Phanerochaete chrysosporium yang berubah warna tubuhnya

dari putih menjadi merah muda setelah beberapa hari. Hal tersebut

menunjukkan bahwa jamur tersebut telah menguraikan resin menjadi molekul-

molekul polimer lebih kecil yang berwarna merah muda.

Mereka memastikan temuannya setelah memberi makan jamur tersebut

dengan resin fenol yang mengandung isotop karbon lebih berat. Hasilnya,

isotop terserap ke tubuh jamur setelah berpesta plastik.

“Kerusakannya jelas sekali terlihat,” kata Gusse. Dengan mikroskop

elektron, permukaan resin terlihat penuh dengan kawah seperti bekas dikunyah.

Menurut Gusse, jamur tersebut bahkan dapat dimanfaatkan untuk

mendaur ulang komponen-komponen fenol jika metode pemanfaatannya telah

dikembangkan. Namun, ide tersebut masih jauh untuk dikomersialkan.

Sejauh ini, para peneliti belum menghitung seberapa efektif jamur

menguraikan resin. Gusse memperkirakan butuh waktu beberapa bulan untuk

menyelesaikannya.

Jamur putih sejenis lainnya juga diketahui memiliki kemampuan

menguraikan plastik jenis polystyrene atau polutan sepertipolychlorinated

biphenyl (PCB). “Mereka mengeluarkan enzimnya dan memangsa apapun di

sekitarnya,” kata Gusse.

8

2.2 Daur Ulang

2.2.1 Pengertian Daur Ulang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, daur ulang didefinisikan

peredaran ulang suatu masa atau pemrosesan kembali bahan yang pernah

dipakai, seperti serat, kertas, dan air untuk mendapatkan produk baru.

Sedangkan menurut Wikipedia, daur ulang adalah proses untuk menjadikan

suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah

adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,

mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,

mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika

dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah

satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,

pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material

bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern.

Dalam pola pengelolaan sampah ini, banyak orang yang beranggapan

bahwa pengelolaan sampah hanya terdiri dari 3 tahapan saja dan ternyata

terdapat empat tahap mengelola sampah. Pola ini mengupayakan agar sampah

tidak sampai terbentuk dengan menerapkan upaya mencega (reduce), upaya

pemakaian ulang (reuse), upaya berikutnya dapat dilakukan dengan cara

mendaur ulang (recycle), dan selain itu dapat dilakukan dengan cara mengganti

(replace). Downcycling adalah proses mengkonversi bahan limbah atau produk

yang tidak berguna menjadi bahan baru atau produk-produk berkualitas lebih

rendah dan pengurangan fungsionalitas. Tujuan dari downcycling adalah untuk

mencegah pemborosan bahan berpotensi berguna, mengurangi konsumsi bahan

baku segar, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi udara dan

pencemaran air, dan emisi gas rumah kaca lebih rendah (meskipun kembali

penggunaan bahan kimia beracun yang tercemar untuk tujuan lain dapat

9

memiliki efek sebaliknya) dibandingkan dengan produksi perawan. Sebuah

contoh yang jelas adalah daur ulang plastik, yang ternyata bahan ke dalam

plastik kelas yang lebih rendah.Upcycling adalah proses mengkonversi bahan

limbah atau produk yang tidak berguna menjadi bahan baru atau produk-produk

berkualitas lebih baik atau nilai lingkungan yang lebih tinggi. Upcycling adalah

kebalikan dari downcycling, yang merupakan bagian lain dari proses daur ulang.

Downcycling melibatkan bahan mengkonversi dan produk menjadi bahan-bahan

baru kualitas lebih rendah. Kebanyakan daur ulang melibatkan mengubah atau

mengekstraksi bahan yang bermanfaat dari produk dan menciptakan produk

yang berbeda atau bahan. Sebagai contoh, selama proses daur ulang plastik

selain yang digunakan untuk membuat botol, berbagai jenis plastik yang

dicampur bersama-sama, menghasilkan hibrida. Hibrida ini digunakan dalam

pembuatan aplikasi kayu plastik. Namun, tidak seperti ABS polimer rekayasa

yang memegang beberapa sifat dari plastik dengan baik, plastik daur ulang

menderita fase-pemisahan yang menyebabkan kelemahan struktural dalam

produk akhir.

Daur ulang telah menjadi praktik umum bagi sebagian besar sejarah

manusia, dengan pendukung yang tercatat sejauh Plato dalam 400 SM. Selama

periode ketika sumber daya yang langka, studi arkeologi dari pembuangan

limbah sampah rumah tangga kuno menunjukkan kurang (seperti abu, alat yang

rusak dan tembikar)-menyiratkan lebih banyak limbah sedang didaur ulang

dengan tidak adanya materi baru. Dalam masa pra-industri, ada bukti dari

perunggu dan logam lainnya skrap dikumpulkan di Eropa dan dilebur untuk

digunakan kembali terus-menerus. Di Inggris debu dan abu dari api kayu dan

batubara dikumpulkan oleh 'dustmen' dan downcycled sebagai dasar bahan yang

digunakan dalam pembuatan batu bata. Driver utama untuk jenis daur ulang

adalah keuntungan ekonomi bahan baku daur ulang memperoleh bukannya

memperoleh bahan perawan, serta kurangnya pembuangan sampah masyarakat

10

di daerah yang lebih padat penduduknya. Pada tahun 1813,. Benjamin Law

mengembangkan proses balik kain menjadi 'buruk' dan 'mungo' wol di Batley,

Yorkshire. Bahan ini dikombinasikan dengan serat daur ulang dengan wol

perawan. Industri West Yorkshire buruk di kota-kota seperti Batley dan

Dewsbury, berlangsung dari awal abad 19 sampai setidaknya 1914.

Material-material sampah yang dapat di daur ulang, antara lain :

1.) Bahan bangunan 

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan

dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu

bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan

semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan

bangunan baru semacam bata.

2.) Baterai 

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini

relatif sulit. Namun, beberapa baterai didaur ulang lebih mudah daripada yang

lain, seperti timbal-asam baterai otomotif (hampir 90% adalah daur ulang) sel

tombol dan (karena nilai dan toksisitas bahan kimia mereka). Jenis lain, seperti

alkalin dan dapat diisi ulang, juga bisa didaur ulang.

3.) Barang Elektronik 

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya

tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya.

Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam

yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll)

ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai

(microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari

proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi

11

tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski

manfaat ekonominya masih belum jelas.

4.) Logam 

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia.

termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah

lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya;

peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi

kualitas logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan

bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis

logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan

logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

5.) Bahan Lainnya 

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya

dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan

material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah

ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material

kaca daur ulang. Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas

bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan

selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan

kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau

mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.

6.) Plastik

Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya

saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk

plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut

sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Sebelum daur ulang, plastik

yang diurutkan sesuai dengan kode identifikasi resin mereka, metode

12

kategorisasi jenis polimer, yang dikembangkan oleh masyarakat Industri Plastik

pada tahun 1988. Polietilena tereftalat, sering disebut sebagai PET, misalnya,

memiliki kode resin 1. Mereka juga sering dipisahkan oleh warna. Para daur

ulang plastik tersebut kemudian diparut. Fragmen ini kemudian menjalani

proses diparut untuk menghilangkan kotoran seperti label kertas. Bahan ini

meleleh dan sering diekstrusi menjadi bentuk pelet yang kemudian digunakan

untuk memproduksi produk lain. Suatu proses juga telah dikembangkan di

mana berbagai jenis plastik dapat digunakan sebagai sumber karbon dalam daur

ulang skrap dari baja.

2.2.2 Pengolahan kembali secara fisik

Baja di Buang, dan kelengkapan Dilaporkan dipilih pada kemudahan

Central European Waste Management. Metode ini adalah aktivitas paling

populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali

sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali

untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah

dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari

sampah yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum ,

kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas

karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,

dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti

komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai

dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

13

2.2.3 Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil

langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung

dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui

cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan

bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan

boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan

gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana

sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini

biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah

padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk

cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi

produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti

karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan

untuk mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran

antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk

menghasilkan listrik dan uap.

2.2.4 Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah

pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan

sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai

memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau

bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ),

mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai

(contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan

yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama

14

2.2.5 Pengolahan biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau

kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau

dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa

digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk

membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik

pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto,

Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan

potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

2.2.5.1 Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari

campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh

populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,

lembab, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses

15

dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh

mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut

agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat

campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan

aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua

bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan

organik sampahmencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif

penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan

mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke

tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan

lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakartamenghasilkan 6000 ton sampah

setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari

jumlah tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta,

di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik

yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah

organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan

kesejahteraan masyarakat.

2.2.5.2 Bahan Baku Pengomposan

Bahan baku pengomposan adalah semua material orgaengandung karbon dan

nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan

limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan

bahan baku pengomposan.

16

Asal Bahan

1. Pertanian

Limbah dan

residu tanaman

Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua

bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa

Limbah & residu

ternak

Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan

biogas

Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air

2. Industri

Limbah padatSerbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa

sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan

Limbah cairAlkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan

minyak kelapa sawit

3. Limbah rumah tangga

Sampah Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota

17

2.2.5.3 Proses Pengomposan

Proses pengomposan akan

segera berlangsung setelah

bahan-bahan mentah dicampur.

Proses pengomposan secara

sederhana dapat dibagi menjadi

dua tahap, yaitu tahap aktif dan

tahap pematangan. Selama tahap-

tahap awal proses, oksigen dan

senyawa-senyawa yang mudah

terdegradasi akan

segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik.

Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan

diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas

50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif

pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu

tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat

aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan

menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian

besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami

penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu

pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi

penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30

– 40% dari volume/bobot awal bahan.

18

Gambar 1.2 Proses Pengomposan

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen)

atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah

proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses

dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa

menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak

diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak

sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak

sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat,

puttrecine), amonia, dan H2S.

Proses pengomposan tergantung pada :

1. Karakteristik bahan yang dikomposkan

2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan

3. Metode pengomposan yang dilakukan

2.2.5.4 Jenis-jenis Kompos

1) Kompos cacing  (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan

organik yang dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing

tersebut.

2) Kompos bagase , yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan

tebu di pabrik gula.

3) Kompos bokashi .

2.2.5.5 Manfaat Kompos

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan

organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan

kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman

19

akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu

tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d

iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik

kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil

panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas

metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di

tempat pembuangan sampah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

20

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang

granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan

air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan

aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara

tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah

adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara

oleh tanaman.

Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan

pertumbuhan tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa

kompos memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari

pada kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini menyebabkan

pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea),

menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.

Hasil penelitian Handayani, 2009, berdasarkan hasil uji Duncan, pupuk

cacing (vermicompost) memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik pada

pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyanthaWight) pada media tanam subsoil.

Indikatornya terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa penambahan pupuk anorganik tidak memberikan efek

apapun pada pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil merupakan

media tanam dengan pH yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal.

Pemberian kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan

kapasitas tukar kation tanah dan memengaruhi serapan hara oleh tanah, walau

tanah dalam keadaan masam.

21

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Institut Pertanian Bogormenyebutkan bahwa kompos

bagase (kompos yang dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman

tebu (Saccharum officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara

signifikan setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang tanpa

kompos, namun tidak ada peningkatan yang berarti terhadap

penyerapan fosfor, kalium, dan sulfur. Penggunaan kompos bagase dengan pupuk

anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan laju pertumbuhan, tinggi, dan

diameter dari batang, namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen gula

dalam tebu.

2.2.6. Tempat Sampah Daur Ulang

Tempat sampah daur ulang adalah wadah digunakan untuk

menyimpan didaur ulang sebelum mereka dibawa ke tempat sampah daur ulang

center. Tempat sampah daur ulang ada dalam berbagai ukuran untuk digunakan

22

di rumah, kantor, dan fasilitas umum yang besar. Wadah terpisah yang sering

disediakan untuk kaleng kertas, timah atau aluminium, dan kaca atau botol

plastik. Banyak tempat sampah daur ulang yang dirancang untuk dapat dengan

mudah dikenali, dan ditandai dengan slogan-slogan mempromosikan daur ulang

pada latar belakang biru atau hijau. Lainnya sengaja mengganggu. Sampah

kadang-kadang warna yang berbeda sehingga daur ulang dapat membedakan

antara jenis material yang akan ditempatkan di dalamnya. Sampah biru biasanya

menunjukkan logam dan plastik dan hijau atau merah menunjukkan kertas.

Sampah daur ulang elemen umum dari program pengumpulan kerbside kota,

yang sering mendistribusikan sampah untuk mendorong partisipasi.

2.2.7. Manfaat Daur Ulang Bagi Masyarakat

Banyak manfaat dan dampak dari daur ulang bagi masyarakat diantaranya,

bahan-bahan yang bisa didaur ulang seperti, plastic, kertas, dll, dapat bernilai

ekonomis dengan cara dibuat berbagai souvenir. Harga yang akan dipatok saat

barang hasil daur ulang itu jadi bervariasi mulai dari yang murah hingga yang

mahal. Selain bisa dijual, daur ulang bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi

remaja pengangguran dengan cara remaja tersebut bekerja pada pembisnis daur

ulang. Selain itu, lingkungan yang lebih hijau karena banyak orang yang mendaur

ulang sampah, juga akan menimbulakn efek kesehatan bagi masyarakat

sekitarnya yaitu, masyarakat tidak banyak lagi yang terkena penyakit akibat

lingkungan kotor. Masyarakat juga mendapat wawasan lebih tentang daur ulang

yang mungkin akan berguna di masa depan.

23

2.2.8. Manfaat Daur Ulang Bagi Lingkungan

Seorang ekonom bernama Steven Landsburg, penulis sebuah makalah

berjudul "Mengapa Aku Bukan suatu Environmentalis," telah menyatakan bahwa

daur ulang kertas sebenarnya mengurangi populasi pohon. Dia berpendapat

bahwa karena perusahaan kertas memiliki insentif untuk mengisi hutan mereka

sendiri, tuntutan yang besar untuk kertas menyebabkan hutan besar. Sebaliknya,

penurunan permintaan untuk kertas lebih sedikit mengarah ke "bertani" hutan.

Argumen serupa diekspresikan dalam sebuah artikel tahun 1995 untuk Pasar

Bebas. Ketika perusahaan foresting menebang pohon, lebih banyak ditanam di

tempat mereka. Kertas yang paling pulp berasal dari hutan tumbuh secara khusus

untuk produksi kertas dan banyak lingkungan menunjukkan, bagaimanapun,

bahwa "bertani" hutan lebih rendah hutan perawan dalam beberapa cara. Hutan

diternakkan tidak dapat memperbaiki tanah secepat hutan perawan, menyebabkan

erosi tanah luas dan sering membutuhkan sejumlah besar pupuk untuk

mempertahankan sementara yang mengandung pohon kecil dan liar kehidupan

keanekaragaman hayati dibandingkan dengan hutan-hutan perawan juga pohon-

pohon baru ditanam tidak sebesar seperti pohon-pohon yang ditebang, dan

argumen bahwa akan ada "lebih banyak pohon" tidak menarik untuk pendukung

kehutanan ketika mereka menghitung anakan. Kayu dari hutan hujan tropis

jarang dipanen untuk kertas. Deforestasi hutan tropis terutama disebabkan oleh

tuntutan tekanan penduduk untuk tanah.

2.2.9. Partisipasi Publik dalam Program Daur Ulang

Antara 1960 dan 2000, produksi dunia resin plastik meningkat 25-kali

lipat, sementara pemulihan material tetap di bawah 5%. Banyak penelitian telah

membahas daur ulang perilaku dan strategi untuk mendorong keterlibatan

masyarakat dalam program daur ulang. Telah berpendapat bahwa perilaku daur

24

ulang tidak alami karena membutuhkan fokus dan penghargaan untuk

perencanaan jangka panjang, sedangkan manusia telah berevolusi menjadi

sensitif terhadap kelangsungan hidup jangka pendek tujuan, dan bahwa untuk

mengatasi hal ini kecenderungan bawaan, solusi terbaik akan adalah

menggunakan tekanan sosial untuk memaksa partisipasi dalam program daur

ulang. Namun, studi terbaru menyimpulkan bahwa tekanan sosial unviable

dalam konteks ini. Salah satu alasan untuk ini adalah bahwa fungsi tekanan

sosial baik dalam kelompok kecil ukuran 50 sampai 150 individuals (umum

untuk nomaden masyarakat pemburu-pengumpul) tapi tidak di masyarakat

penomoran dalam jutaan, seperti yang kita lihat sekarang. Alasan lain adalah

bahwa daur ulang individu tidak mengambil tempat dalam pandangan publik.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog sosial Shawn Bakar,

ditemukan bahwa kontak pribadi dengan individu dalam lingkungan adalah cara

paling efektif untuk meningkatkan daur ulang dalam sebuah masyarakat. Dalam

studinya, ia memiliki 10 pemimpin blok berbicara dengan tetangga mereka dan

meyakinkan mereka untuk mendaur ulang. Sebuah kelompok pembanding

dikirim brosur mempromosikan daur ulang. Ditemukan bahwa para tetangga

yang dihubungi secara pribadi oleh pemimpin blok mereka daur ulang lebih

banyak dari kelompok tanpa kontak pribadi. Sebagai hasil dari studi ini, Shawn

Bakar percaya bahwa kontak pribadi dalam kelompok kecil orang merupakan

faktor penting dalam mendorong daur ulang. Studi lain dilakukan oleh Stuart

Oskamp menguji pengaruh tetangga dan teman-teman di daur ulang. Ditemukan

dalam studinya bahwa orang yang memiliki teman-teman dan tetangga yang

didaur ulang jauh lebih mungkin untuk juga mendaur ulang daripada mereka

yang tidak memiliki teman dan tetangga yang didaur ulang.

25

2.3. Program-program Daur Ulang

2.3.1. Bank Daur Ulang

Di beberapa Negara bagian di Amerika, terdapat suatu program dengan

nama RecycleBank, yaitu suatu program yang menghargai orang-orang untuk

mengambil tindakan hijau sehari-hari dengan diskon dan penawaran dari ribuan

bisnis local dan nasional. Bank Daur Ulang juga menggunakan platform digital

untuk mendidik konsumen tentang cara mendaur ulang “Learn and Earn” kuis

yang memberikan pengguna RecycleBank poin jika menjawab dengan benar

tentang ekologi, energy, dan sejenisnya melalui situs jejaring social seperti

Facebook, Twitter, dan sebagainya.

2.3.2. E-Cycling

Istilah e-cycling agak baru, muncul di situs web EPA AS yang mengacu

pada sumbangan, menggunakan kembali, merobek-robek dan koleksi umum

elektronik yang digunakan. Umum, istilah ini mengacu pada proses

pengumpulan, makelar, pembongkaran, perbaikan atau daur ulang komponen

atau logam yang terkandung dalam peralatan elektronik yang digunakan atau

dibuang atau dikenal sebagai limbah elektronik (e-limbah). "E-cyclable" item

termasuk, tetapi tidak terbatas pada: televisi, komputer, oven microwave,

pembersih vakum, telepon dan telepon selular, stereo, dan VCR dan DVD.

Investasi dalam fasilitas e-bersepeda telah meningkat baru-baru ini karena

tingkat teknologi yang cepat usang, keprihatinan atas metode yang tidak tepat,

dan kesempatan bagi produsen untuk mempengaruhi pasar sekunder

(digunakan dan digunakan kembali produk). Kontroversi sekitar metode berasal

dari kurangnya kesepakatan atas hasil disukai. Pasar dunia dengan pendapatan

sekali pakai yang lebih rendah, misalnya, pertimbangkan perbaikan 75% dan

kembali menjadi cukup berharga untuk membenarkan pembuangan 25%.

26

Pendaur ulang diatur lebih pembuangan 0%, bahkan jika itu berarti secara

dramatis menurunkan tingkat penggunaan kembali. Debat dan sertifikasi

standar dapat mengarah ke definisi yang lebih baik, meskipun kontrak hukum

perdata yang mengatur proses yang diharapkan masih penting untuk setiap

proses dikontrak sebagai buruk didefinisikan sebagai "e-cycle".

27

Bab 3

Penutup

3.1. KesimpulanSampah selalu timbul sebagai masalah pada masyarakat yang kurang

memiliki kepekaan dengan lingkungan mereka.

Sampah menurut sifatnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu, sampah organik

dan sampah unorganik, sedangkan menurut bentuknya sampah dibagi menjadi

2 yaitu sampah padat dan sampah cair. Menurut kemampuan diurainya sampah

dibagi menjadi 2 yaitu, sampah biodegradable dan non-biodegradable, sampah

non-biodegradable dibagi lagi menjadi dua yaitu, sampah recyclable dan non-

recyclable. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan efek

bagi masyarakat dan lingkungan sekitar mereka diantaranya dapat menjadi

sumber penyakit, mencemari air, dan merusak lingkungan. Agar sampah tidak

menimbulkan dampak negatif, maka sampah harus diolah kembali salah

satunya dengan cara mendaur ulang.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang

terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam

manajemen sampah modern.

Salah satu contoh daur ulang adalah dengan membuat kompos. Kompos

adalah hasill penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan

organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam

mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau

anaerobik.

28

Berbagai upaya daur ulang pun dilakukan dengan cara membuat tempat sampah

daur ulang dan organisasi-organisasi daur ulang lain seperti RecycleBank dan

E-Cycling.

Daur ulang juga dapat menimbulkan efek positif bagi masyarakat dan

lingkungan, antara lain menambah penghasilan, menjaga lingkungan dan

mengurangi sampah yang menumpuk.

3.2. Saran

Untuk mencegah dampak negatif maka, diperlukan kerjasama antara

banyak pihak :

1) Pemerintah seharusnya dapat mengelola sampah lebih baik dengan

mengadakan program-program kebersihan lingkungan dengan cara

melaksanakan seminar tentang daur ulang.

2) Masyarakat seharusnya dapat memilah kembali sampah sebelum

dibuang. Sampah yang masih bisa di daur ulang agar dapat diolah

sehingga dapat menjadi industri rumah tangga ataupun menghemat

anggaran rumah tangga. Ini pun kembali pada kesadaran masyarakat

sendiri.

3) Anak harus diajari lebih dini tentang kebersihan lingkungan mereka

dengan cara mendaur ulang atau semacamnya agar kelak mereka

mengerti akan kebersihan dan tanggung jawabnya pada lingkungan

29

Daftar Pustaka

Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta. Karya Abdi Tama

Berry, C.E. 2002. Ekologi dan Lingkungan. Jakarta. Tira Pustaka

http://www.google.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang

http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

30