26

Click here to load reader

 · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

  • Upload
    vuque

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

PERIKATAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN

MAKALAH

Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Perikatan di Bawah Bimbingan

Dosen Bpk. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum.

Oleh :

KELOMPOK 3

KELAS A PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR

SURABAYA

2013

1

Page 2:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

TIM PENYUSUN

GANINDYA DWI NOVITA SARI

1171010012

DEWI AYU ANDANI

1171010027

HARDHIKA PUTRA PERDANA

1171010033

2

Page 3:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Tugas Makalah kami

tentang “Perikatan Yang Lahir Karena Perjanjian” yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Kedua kalinya saya ucapkan terima kasih terhadap dosen pembimbing kami kuliah

Hukum Perikatan Bapak. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum. berkat arahan serta

bimbingannya kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Tugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta

hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta

berakhirnya perjanjian.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Diharapkan Tugas ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada kita semua

tentang Perikatan Yang Lahir Karena Perjanjian serta mendapat ridho dari Allah SWT.

Surabaya, 03 April 2013

Kelompok 3

3

Page 4:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... 1

TIM PENYUSUN................................................................................................................ 2

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 3

DAFTAR ISI........................................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 6

1.1 Pengertian Perjanjian serta Hubungannya dengan Perikatan..................... 6

1.2 Asas-asas Hukum Perjanjian...................................................................... 8

1.3 Jenis-jenis Perjanjian.................................................................................. 10

1.4 Berakhirnya Perjanjian............................................................................... 12

BAB III KESIMPULAN.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 16

4

Page 5:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

BAB I

PENDAHULUAN

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain

atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini,

timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu

menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya,

perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau

kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Dengan demikian hubungan antara perikatan dan

perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber

perikatan

Dalam suatu perikatan terdapat asas-asas hukum perjanjian yaitu Asas

Konsensualisme, Asas Kekuatan mengikat perjanjian, Asas Kebebasan berkontrak, Asas

Iktikad Baik dan Asas Kepercayaan.

Terdapat beberapa jenis perjanjian antara lain: Perjanjian Timbal Balik, Perjanjian

Cuma-Cuma, Perjanjian Atas Beban, Perjanjian Bernama, Perjanjian Tidak Bernama,

Perjanjian Obligatoir, Perjanjian Kebendaan, Perjanjian Konsensual, Perjanjian Real,

Perjanjian Liberatoir, Perjanjian Pembuktian, Perjanjian Untung-untungan, Perjanjian Publik

dan Perjanjian Campuran

Secara keseluruhan, KUHPerdata mengatur faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan berakhirnya perjanjian, diantaranya karena: Pembayaran, Penawaran

pembayaran, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan, Pembaharuan hutang, Perjumpaan

Hutang atau kompensasi, Percampuran Hutang, Pembebasan Hutan, Musnahnya barang yang

terhutang, Kebatalan atau pembatalan, Berlakunya suatu syarat batal dan Lewatnya waktu

5

Page 6:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Perjanjian serta Hubungannya dengan Perikatan

Pengertian Perjanjian Secara Umum - Adapun yang dimaksud dengan perjanjian

adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana

pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain

berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

Pihak yang berhak menuntut sesuatu, dinamakan kreditur atau si berpiutang,

sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan dinamakan debitur atau si

berhutang.

Perhubungan antara dua orang atau dua pihak tadi adalah suatu perhubungan

hukum yang berarti bahwa hak si berpiutang itu dijamin oleh hukum atau undang-undang.

Apabila tuntutan itu tidak dipenuhi secara sukarela, si berpiutang dapat menuntutnya di

depan hakim.

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang

lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari

peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan

perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya.

Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung

janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.

Dengan demikian hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa

perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan, disampingnya

sumber-sumber lain. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu

setuju untuk melakukan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perkataan (perjanjian dan

persetujuan) itu adalah sama artinya. Perkataan kontrak, lebih sempit karena ditujukan

kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis.

Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, memang

perikatan itu paling banyak diterbitkan oleh suatu perjanjian, tetapi sebagaimana sudah

dikatakan tadi, ada juga sumber-sumber lain yang melahirkan perikatan. Sumber-sumber

lain ini tercakup dengan nama undang-undang. Jadi ada perikatan yang lahir dari

"perjanjian" dan ada perikatan yang lahir dari "undang-undang".

6

Page 7:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

Perikatan yang lahir dari perjanjian, memang dikehendaki oleh dua orang atau dua

pihak yang membuat suatu perjanjian, sedangkan perikatan yang lahir dari undang-

undang diadakan oleh undang-undang diluar kemauan para pihak yang bersangkutan.

Apabila dua orang mengadakan suatu perjanjian, maka mereka bermaksud supaya antara

mereka berlaku suatu perikatan hukum. Sungguh-sungguh mereka itu terikat satu sama

lain, karena janji yang telah mereka berikan. Tali perikatan ini barulah putus kalau janji

itu sudah dipenuhi.

Suatu perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan

mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain

berkewajiban memenuhi tuntutan itu.

Apabila di masing-masing pihak hanya ada satu orang, sedangkan sesuatu yang

dapat dituntut hanya berupa satu hal, dan penuntutan ini dapat dilakukan seketika, maka

perikatan ini merupakan bentuk yang paling sederhana. Perikatan dalam bentuk yang

paling sederhana ini dinamakan perikatan bersahaja atau perikatan murni.

7

Page 8:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

1.2 Asas-asas Hukum Perjanjian

1. Asas Konsensualisme, yaitu asas yang menyatakan bahwa terbentuknya suatu

perjanjian dikarenakan adanya perjumpaan kehendak ( consensus) dari pihak-

pihak. Perjanjian pada pokoknya dapat dibuat bebas tidak terikat bentuk dan

tercapai tidak secara formil, tetapi cukup melalui consensus belaka.

2. Asas Kekuatan mengikat perjanjian ( verbindende kracht der overeenkomst), yaitu

asas yang menyatakan bahwa para pihak harus memenuhi apa yang mereka

sepakati dalam perjanjian yang mereka buat. Terikatnya para pihak dalam suatu

perjanjian tidak semata- mata terbatas pada apa yang diperjanjikan akan tetapi

juga terhadap beberapa unsur lain yang dikehendaki oleh asas-asas moral,

kepatutan dan kebiasaan. Dari ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa kekuatan

mengikat dari suatu perjanjian itu baru ada, bila perjanjian yang dibuat menurut

hukum. Dengan menekankan ‘secara sah’ berarti bahwa perjanjian yang dibuat

tersebut harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu ketentuan Pasal 1320

KUH Perdata.

3. Asas Kebebasan berkontrak ( contractsvrijheid), yaitu asas yang menyatakan

bahwa para pihak menurut kehendak, bebasnya masing- masing dapat membuat

perjanjian dan setiap orang bebas mengikat diri dengan siapa pun yang mereka

kehendaki. Pihak-pihak juga dapat bebas menentukan cakupan isi serta

persyaratan dari suatau perjanjian dengan ketentuan bahwa perjanjian trsebut tidak

boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang bersifat

memaksa, baik ketertiban umum maupun kesusilaan.

4. Asas Iktikad Baik, yaitu asas yang sangat mendasar dan penting untuk

diperhatikan terutama didalam membuat suatu perjanjian maksudnya disini adalah

bertindak sebagai pribadi yang baik yang diartikan sebagai kejujuran seseorang

( dalam arti subjektif) , juga dapat diartikan sebagai iktikad yang baik yang

ditujukan untuk menilai pelaksanaan suatu perjanjian yang dimana pelaksanaan

perjanjian tersebut harus tetap berjalan dengan mengindahkan norma-norma

kepatutan dan kesusilaan serta harus berjalan diatas rel yang benar (dalam arti

objektif).

8

Page 9:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

5. Asas Kepercayaan,yaitu asas dimana seseorang yang mengadakan perjanjian

dengan pihak lain, menumbuhkan kepercayaan diantara kedua belah pihak bahwa

satu sama lain akan memegang janjinya, dengan kata lain akan mematuhi isi dari

perjanjian tersebut. Dengan kepercayaan ini, maka kedua belah pihak

mengikatkan dirinya dan untuk keduanya perjanjian itu mempunyai kekuatan

mengikat sebagai undang - undang.

9

Page 10:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

1.3 Jenis-jenis Perjanjian

Perjanjian Timbal Balik

Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi

kedua belah pihak.

Perjanjian Cuma – Cuma

Menurut ketentuan Pasal 1314 KUHPerdata, suatu persetujuan yang dibuat dengan

cuma-cuma adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan suatu

keuntungan kepada, pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya

sendiri.

Perjanjian Atas Beban

Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari pihak yang satu

selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada

hubungannya menurut hukum.

Perjanjian Bernama ( Benoemd )

Perjanjian bernama adalah perjanjian yang sudah mempunyai nama sendiri,

maksudnya adalah bahwa perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh

pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-hari.

Perjanjian khusus terdapat dalam Bab V sampai dengan Bab XVIII KUHPerdata.

Perjanjian Tidak Bernama ( Onbenoemde Overeenkomst )

Perjanjian tak bernama adalah perjanjian-perjanjian yang tidak diatur di dalam

KUHPerdata, tetapi terdapat di dalam masyarakat. Jumlah perjanjian ini tidak terbatas

dengan nama yang disesuaikan dengan kebutuhan pihak- pihak yang mengadakannya.

Perjanjian Obligatoir

Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara

para pihak.

Perjanjian Kebendaan ( Zakelijk )

Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seorang menyerahkan haknya

atas sesuatu benda kepada pihak lain, yang membebankan kewajiban (oblilige) pihak

itu untuk menyerahkan benda tersebut kepada pihak lain (levering, transfer).

Perjanjian Konsensual

Perjanjian konsensual adalah perjanjian dimana antara kedua belah pihak telah

tercapai persesuaian kehendak untuk mengadakan perjanjian. Menurut KUHPerdata

perjanjian ini sudah mempunyai kekuatan mengikat (Pasal 1338).

Perjanjian Real

10

Page 11:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

Yaitu suatu perjanjian yang terjadinya itu sekaligus dengan realisasi tujuan perjanjian,

yaitu pemindahan hak.

Perjanjian Liberatoir

Perjanjian dimana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang ada(Pasal 1438

KUHPerdata).

Perjanjian Pembuktian ( Bewijsovereenkomts )

Suatu perjanjian dimana para pihak menentukan pembuktian apakah yangberlaku di

antara mereka.

Perjanjian Untung – untungan

Menurut Pasal 1774 KUHPerdata, yang dimaksud dengan perjanjian untunguntungan

adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua

pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung pada suatu kejadianyang belum

tentu.

Perjanjian Publik

Perjanjian publik yaitu suatu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh

hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah pemerintah, dan pihak

lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan atasan dengan bawahan

(subordinated), jadi tidak dalam kedudukan yang sama(co-ordinated).

Perjanjian Campuran

Perjanjian campuran adalah suatu perjanjian yang mengandung berbagai

unsurperjanjian di dalamnya.

11

Page 12:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

1.4 Berakhirnya Perjanjian

Terpenuhinya prestasi atau perikatan yang disepakati dan syarat-syarat tertentu

dalam perjanjian dapat menjadi sebab berakhirnya perjanjian, misalnya habisnya jangka

waktu yang telah disepakati dalam perjanjian atau dalam loan agreement, semua hutang

dan bunga atau denda jika ada telah dibayarkan. Secara keseluruhan, KUHPerdata

mengatur faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian, diantaranya

karena:

1. Pembayaran

Pembayaran tidak selalu diartikan dalam bentuk penyerahan uang semata, tetapi

terpenuhinya sejumlah prestasi yang diperjanjikan juga memenuhi unsur pembayaran.

2. Penawaran pembayaran, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan

Pemenuhan prestasi dalam suatu perjanjian sepatutnya dilaksanakan sesuai hal yang

diperjanjikan termasuk waktu pemenuhannya, namun tidak jarang prestasi tersebut

dapat dipenuhi sebelum waktu yang diperjanjikan. Penawaran dan penerimaan

pemenuhan prestasi sebelum waktunya dapat menjadi sebab berakhirnya perjanjian,

misalnya perjanjian pinjam meminjam yang pembayarannya dilakukan dengan

cicilan, apabila pihak yang berhutang dapat membayar semua jumlah pinjamannya

sebelum jatuh tempo, maka perjanjian dapat berakhir sebelum waktunya.

3. Pembaharuan hutang

Pembaharuan utang dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian, sebab munculnya

perjanjian baru menyebabkan perjanjian lama yang diperbaharui berakhir. Perjanjian

baru bisa muncul karena berubahnya pihak dalam perjanjian, misalnya perjanjian

novasi dimana terjadi pergantian pihak debitur atau karena berubahnya perjanjian

pengikatan jual beli menjadi perjanjian sewa, karena pihak pembeli tidak mampu

melunasi sisa pembayaran.

4. Perjumpaan Hutang atau kompensasi

Perjumpaan hutang terjadi karena antara kreditur dan debitur saling mengutang

terhadap yang lain, sehingga utang keduanya dianggap terbayar oleh piutang mereka

masing-masing.

12

Page 13:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

5. Percampuran Hutang

Berubahnya kedudukan pihak atas suatu objek perjanjian juga dapat menyebabkan

terjadinya percampuran hutang yang mengakhiri perjanjian, contohnya penyewa

rumah yang berubah menjadi pemilik rumah karena dibelinya rumah sebelum waktu

sewa berakhir sementara masih ada tunggakan sewa yang belum dilunasi.

6. Pembebasan Hutang

Pembebasan hutang dapat terjadi karena adanya kerelaan pihak kreditur untuk

membebaskan debitur dari kewajiban membayar hutang, sehingga dengan

terbebasnya debitur dari kewajiban pemenuhan hutang, maka hal yang disepakati

dalam perjanjian sebagai syarat sahnya perjanjian menjadi tidak ada padahal suatu

perjanjian dan dengan demikian berakhirlah perjanjian.

7. Musnahnya barang yang terhutang

Musnahnya barang yang diperjanjikan juga menyebabkan tidak terpenuhinya syarat

perjanjian karena barang sebagai hal (objek) yang diperjanjikan tidak ada, sehingga

berimplikasi pada berakhirnya perjanjian yang mengaturnya.

8. Kebatalan atau pembatalan

Tidak terpenuhinya syarat sah perjanjian dapat menyebabkan perjanjian berakhir,

misalnya karena pihak yang melakukan perjanjian tidak memenuhi syarat kecakapan

hukum. Tata cara pembatalan yang disepakati dalam perjanjian juga dapat menjadi

dasar berakhirnya perjanjian. Terjadinya pembatalan suatu perjanjian yang tidak

diatur perjanjian hanya dapat terjadi atas dasar kesepakatan para pihak sebagaimana

diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata atau dengan putusan pengadilan yang

didasarkan pada Pasal 1266 KUHPerdata.

9. Berlakunya suatu syarat batal

Dalam Pasal 1265 KUHPerdata diatur kemungkinan terjadinya pembatalan perjanjian

oleh karena terpenuhinya syarat batal yang disepakati dalam perjanjian.

10. Lewatnya waktu

Berakhirnya perjanjian dapat disebabkan oleh lewatnya waktu (daluarsa) perjanjian.

13

Page 14:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

Macam-macam kebatalan

1. Perjanjian yang dapat dibatalkan

Secara prinsip suatu perjanjian yang telah dibuat dapat dibatalkan jika perjanjian

tersebut dalam pelaksanaan akan merugikan pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak ini

tidak hanya pihak dalam perjanjian tersebut, tetapi meliputi juga setiap individu

yang merupakan pihak ketiga di luar para pihak yang mengadakan perjanjian.

Secara garis besar, alasan pembatalan perjanjian dapat golongkan ke dalam 2

golongan besar:

- Yang berkaitan dengan pembatalan perjanjian oleh salah satu pihak dalam

perjanjian.

- Yang berhubungan dengan pembatalan perjanjian oleh pihak ketiga diluar

perjanjian.

2. Perjanjian yang batal demi hukum

Suatu perjanjian dikatakan batal demi hukum, dalam pengertian tidak dapat

dipaksakan pelaksanaanya jika terjadi pelanggaran terhadap syarat obyektif dari

sahnya suatu perjanjian.

Disamping ketidakpemenuhannya syarat obyektif, undang-undang juga

merumuskan secara konkrit untuk setiap perbuatan hukum (terutama pada

perjanjian formil) yang mensyaratkan dibentuknya perjanjian dalam bentuk yang

ditentukan oleh undang-undang, yang jika tidak dipenuhi maka perjanjian tersebut

akan batal demi hukum.

3. Kebatalan Relatif dan Kebatalan Mutlak

Suatu kebatalan disebut dengan relative, jika kebatalan tersebut hanya berlaku

terhadap individu orang perseorangan tertentu saja. Dan disebut dengan mutlak

jika kebatalan tersebut berlaku umum terhadap seluruh anggota masyarakat tanpa

kecuali.

14

Page 15:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

BAB III

KESIMPULAN

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain

atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini,

timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu

menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya,

perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau

kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Dengan demikian hubungan antara perikatan dan

perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber

perikatan

Perikatan yang lahir dari perjanjian, memang dikehendaki oleh dua orang atau dua

pihak yang membuat suatu perjanjian, sedangkan perikatan yang lahir dari undang-undang

diadakan oleh undang-undang diluar kemauan para pihak yang bersangkutan. Apabila dua

orang mengadakan suatu perjanjian, maka mereka bermaksud supaya antara mereka berlaku

suatu perikatan hukum. Sungguh-sungguh mereka itu terikat satu sama lain, karena janji yang

telah mereka berikan. Tali perikatan ini barulah putus kalau janji itu sudah dipenuhi.

Dalam suatu perikatan terdapat asas-asas hukum perjanjian yaitu Asas

Konsensualisme, Asas Kekuatan mengikat perjanjian, Asas Kebebasan berkontrak, Asas

Iktikad Baik dan Asas Kepercayaan.

Terdapat beberapa jenis perjanjian antara lain: Perjanjian Timbal Balik, Perjanjian

Cuma-Cuma, Perjanjian Atas Beban, Perjanjian Bernama, Perjanjian Tidak Bernama,

Perjanjian Obligatoir, Perjanjian Kebendaan, Perjanjian Konsensual, Perjanjian Real,

Perjanjian Liberatoir, Perjanjian Pembuktian, Perjanjian Untung-untungan, Perjanjian Publik

dan Perjanjian Campuran

Secara keseluruhan, KUHPerdata mengatur faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan berakhirnya perjanjian, diantaranya karena: Pembayaran, Penawaran

pembayaran, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan, Pembaharuan hutang, Perjumpaan

Hutang atau kompensasi, Percampuran Hutang, Pembebasan Hutan, Musnahnya barang yang

terhutang, Kebatalan atau pembatalan, Berlakunya suatu syarat batal dan Lewatnya waktu.

15

Page 16:  · Web viewTugas ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian perjanjian serta hubungannya dengan perikatan, asas-asas hukum perjanjian, jenis perjanjian serta berakhirnya

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Widjaja Gunawan & Muljadi Kartini, 2004, Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta,

PT Raja Grafindo Persada

Website:

www.google.com

http://blogmhariyanto.blogspot.com/2009/07/berakhirnya-perjanjian.html , BERAKHIRNYA

PERJANJIAN, akses 19 Maret 2013, 16:45

http://blogmhariyanto.blogspot.com/2009/07/jenis-jenis-perjanj, ian.html, Jenis-Jenis

Perjanjian, akses 19 Maret 2013, 18:10

http://www.jasanotaris.com/2012/09/asas-asas-hukum-perjanjian_17.html, ASAS - ASAS

HUKUM PERJANJIAN. Akses 19 Maret 2013, 17:55

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-perjanjian-secara-umum.html, Pengertian

Perjanjian Secara Umum | Definisi Perjanjian, akses 19 Maret 2013, 16.00

16