Upload
tranque
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar
seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah
hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di
antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya
interaksi yang timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses
komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok
pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan
berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran
informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar ,
hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada
dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan
mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh
komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus
memahami dari tujuan komunikasi.
B. Analisis Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan
(penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara
langsung / tidak langsung dengan maksud memberikan dampak / effect kepada
1
komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Pada sumber
/komunikator adalah pelaku utama/ pihak yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu,
kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.
Apa yang akan disampaikan / dikomunikasikan kepada penerima
(komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan
seperangkat symbol verbal / non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan /
maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk
menyampaikan makna, dan bentuk / organisasi pesan.
Wahana / alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber)
kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak
langsung (melalui media cetak / elektronik dll). Orang / kelompok/ organisasi/
suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)
/pendengar (listener) /khalayak (audience) /komunikan /penafsir /penyandi balik
(decoder). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah
menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan,
dll. Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan
disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus
menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung (tatap muka) atau
tidak langsung (media). Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/ diri/ tema
yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus menentukan tujuan
komunikasi / maksud dari pesan agar terjadi dampak / effect pada diri komunikan
sesuai dengan yang diinginkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi komunikasi organisasi
Definisi komunikasi organisasi menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton.
Corporate Communication adalah program komunikasi yang lebih luas dari
kegiatan PR, termasuk di dalamnya : PR, internal relations, government relations,
investor relations. Istilah ini sering digunakan untuk PR di dalam organisasi.
Definisi menurut Frank Jefkinse.Komunikasi organisasi terdiri atas semua
bentuk-bentuk komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan ke arah dalam,
antara sebuah organisasi dan publiknya karena tujuan dari pencapaian sasaran
tertentu mengenai pemahaman.
B. Peranan Komunikasi Organisasi dalam Pembelajaran
Peranan komunikasi dalam pembelajaran adalah untuk menyampaikan apa
yang harus disampaikan (materi) dari guru kepada siswa. Tanpa komunikasi akan
kesulitan dalam menyampaikan materi yang seharusnya disampaikan. Komunikasi
juga berguna sebagai penjaga hubungan yang harmonis dari guru dan siswa, guru
dan kepala sekolah, atau guru dengan guru yang lainnya.
Peranan komunikasi organisasi dalam dunia pendidikan salah satunya
adalah penyelenggaraannya system pendidikan jarak jauh atau e-learning.
Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas
pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua
kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat
tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik
yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari
3
lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di
institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah
ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan
kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa
masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas.
Pada sistem pendidikan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus
berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-
aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh
yang dikembangkan di lingkungan di Indonesia yakni bekerja dengan sama mitra-
mitra lainnya.
C. Implementasi Komunikasi Organisasi
Komunikasi di dalam organisasi harus ditingkatkan atau dipertahankan
sesuai dengan kebutuhan dari organisasi. Komunikasi harus dijalankan dengan
baik antar sumber daya organisasi agar kinerja dari organisasi tersebut dapat
meningkat.
Dalam lembaga pendidikan misalnya komunikasi antara kepala sekolah
dengan guru, staf dan murid harus terjaga dengan baik. Terjalinnya komunikasi
yang baik antara kepala sekolah, guru, staf, dan siswa akan menciptakan iklim
organisasi di lembaga/sekolah tersebut menjadi iklim yang menyenangkan dan
akan terjalin hubungan yang harmonis antara sumber daya organisasi.
Keharmonisan tersebut akan meningkatkan kinerja dari sumber daya
organisasi karena terjalinnya hubungan yang harmonis akan menumbuhkan
motivasi dalam bekerjasama untuk kemajuan organisasi tersebut. Motivasi hanya
4
didapatkan dari komunikasi karena komunikasi akan menumbuhkan kedekatan
personal dan kedekatan personal tersebut yang memicu motivasi.
D. Komunikasi dalam Pendidikan
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas,
manusiawi, efisien dan menerima pesan secara akurat (D.B. Curtis, 1992).
Menurut J.A Devito komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu orang
atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh
gangguan terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik
(J.A. Devito, 1997). Sedangkan menurut Wibowo komunkasi merupakan
aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki
dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai
seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.
(B.S.Wibowo, 2002).
Sudah diketahui banyak orang bahwa komunikasi ada di mana-mana: di
rumah, di kampus, di kantor dan di masjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala
aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hampir seluruh
kegiatan manusia, di mana pun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi. Pada
bidang kajian seperti organisai, administrasi, hukum, matematika dan biologi,
kamunikasi selalu menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pengembangannya.
Administrasi tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Bidang pendidikan,
misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan
hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74) atau, dengan kata lain
tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana
mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa
berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Semuanya membutuhkan
5
komunikasi, komunikasi yang sesuai dengan bidang daerah yang disentuhnya.
Komunikasi administrasi tentu berbeda dengan komunikasi pertanian. Yang
pertama lebih menitikberatkan kepada masalah-masalah yang berhubungan
dengan upaya kerjasama antar sekelompok manusia pada organisasi dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan yang kedua lebih
bermakna komunikasi yang merambah bidang pertanian termasuk segala aspek
yang berkaitan dengannya. Penyuluhan pertanian adalah bidang garapan
komunikasi khusus pada masalah-masalah pertanian, dan jabatan yang menangani
masalah ini adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Komunikasi “sambungrasa”–nya Harmoko, misalnya, bermanfaat dalam
upaya memasyarakatkan pengertian bersama yang sanggup menyentuh perasaan
setiap orang, setiap anggota masyarakat dalam menuju cita-cita nasional sehingga
tercapai masyarakat yang mengerti, memahami, serasi, selaras, dan seimbang,
baik lahir maupun batin, dalam suatu tatanan sosial yang ber-Pancasila.
Itu sekedar sederhana dari komuniksasi yang banyak kita hadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Komunikasi dalam hal ini lebih dititikberatkan pada fungsinya sebagai
alat untuk mencapai tujuan, dan bukannya dalam pengertian yang lebih luas dan
kompleks yang meliputi segala aspek kehidupan manusia.
Sudah disepakati juga bahwa fungsi umum komunikasi ialah informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment) (Effendy, 1981:26). Maksudnya secara singkat ialah komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Di samping itu, komunikasi juga berfungsi, mendidiki masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi.
Berikutnya adalah fungsi persuasif, maksudnya ialah bahwa komunikasi
sanggup “membujuk” orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang
diinginkan oleh komunikator. Seorang anak kecil bisa berhenti menangis setelah
dibujuk oleh ibunya (dengan komunikasi) bahwa anak yang suka menangis akan
menjadi anak bodoh, misalnya. Sedangkan yang terakhir ialah fungsi hiburan. Ia
6
dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Mendengarkan dongeng,
membaca bacaan ringan, adalah contohnya.
Siapa pun orangnya, sama-sama mengakui pentingnya komunikasi dalam
organisai sebuah organisasi–baik kecil maupun besar. Pembicaraan kali ini
dikaitkan dengan organisai sekolah. Komunikasi yang dimaksud adalah
penyampaian pesan atau informasi dari dua arah secara vertikal dan juga
horisontal. Sayangnya, pentingnya komunikasi untuk membangun organisai yang
baik sering dilupakan dengan ungkapan yang agak sembrono: “Sudah sama
tahunya!” Dengan keyakinan seperti itulah akhirnya komunikasi yang intensif
dalam merencanakan, mengatur, menjalani dan mengevaluasi program-program di
dalam organisasi tidak dibudayakan.
Mandeknya arus komunikasi antara berbagai komponen organisasi yang
telah akut menyebabkan berbagai kemungkinan buruk terhadap kemajuan dari
organisas itu sendiri. Fungsi dan peranan organisasi menjadi pudar dan hilang.
Karena memang komunikasi efektif tidak dibangun secara bertahap, konflik dari
berbagai kepentingan membuyarkan kebermaknaan organisasi tersebut. Mereka
yang merasa memiliki power kemudian bisa bersikap menekan dan
mengintimidasi komponen yang lemah. Dari sini pula makna kebersamaan dalam
berorganisasi menjadi buyar dengan sendirinya. Demokrasi hanya sebagai slogan.
E. Hakikat Pemimpin
Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi
komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna
mengemuakakan bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide,
penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke
kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok
7
yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan
kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap
hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya
komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk
informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam
mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio Donosepoetro
mengartikan “Rhetoric dengan komunikasi, yang artinya sebagai segala usaha dan
kemampuan seseorang untuk persuasi”.
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya
untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang
diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah
suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang
menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
F. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan
orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya
ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas
mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya seperti efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
8
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja
di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai
sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias
dinyatakan dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan
akan dicapai.
3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta,
perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak
orang-orang kepada siapa berita itu idtujukan.
4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan
penerima berita.
5. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon
dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk
mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan
betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan
komunikasi itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi,
baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki
informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan
melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu
dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu
unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.
9
G. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi
komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman
Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :
1. Fungsi informasi
2. Fungsi komando akan perintah
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4. Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui
komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin
kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui
lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam
menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di
mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di
mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk
pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh
bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang
diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang
meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga
bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus
dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk
melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung
jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya
itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
10
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus
berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan
satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada
dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana
seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada
satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan.
H. Efektivitas Proses Komunikasi dalam Organisai Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk
mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa
ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar
komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran
pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar.
Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk
berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima
respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau
stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut
penerima yang terntetu.
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima
yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus
tertentu.
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada
penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.
11
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur
organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan
lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan
maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan
pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara
informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan
kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa
terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng
Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih
informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah
menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang
menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah
atau dibiaskan.”
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan
pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke
bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau
lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu
hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya
dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua
anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar
pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini
tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan
sosial tidak secara formal.
12
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan
informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan
secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-
hubungan insani yang baik.”
Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi
informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap
mereka terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi
informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang
pada tahap organisasi yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal
pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab
itu suatu organisai pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses
komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau
ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan,
sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi
pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam
pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi
tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa
adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan
komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang
menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat
berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi,
yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasit. Komunikasi aktif merupakan suatu
proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan
komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga
terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di
mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau
13
komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan,
perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia
adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang
ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-
kelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya
ada tujuan komunikasi, yaitu :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya seperti efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja
di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada
suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau
informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada
penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai
beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah,
fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
15
Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara
formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau
lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu
hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya
dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua
anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran
penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk
ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang
baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan
perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai
dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu
musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk
mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa
dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi
aktif dan komunikasi pasif.
B. Saran-Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran
yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam organisai pendidikan sebagai
berikut:
1. Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian
informasi, dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai
dengan kebutuhan, sehingga dapat efektif dan efisien.
16
2. Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan
atau informasi.
3. Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik,
sehingga kegiatan komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya
timbal balik dan tercapainya tujuan yang telah diteapkan.
17
DAFTAR PUSTAKA Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2004). Burhanuddin, Analisis Organisai dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi
Aksara, 1994). Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung,
1983). I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung,
1983). M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-
Sumber Benih Kecerdasan, 1981). Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986). Maman Ukas, Organisai Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo,
1999). Marsetio Donosepoetro, Organisai dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,
(Surabaya : 1982). Nanang Fattah, Landasan Organisai Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996). Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983). Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005). Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.
http://dedensoleh.wordpress.com/2010/04/23/komunikasi-organisasi/
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025197-pengertian-komunikasi-dalam-pendidikan/
http://kawakib06.multiply.com/journal/item/5
18