Upload
dinhkhanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STANDARD1 SASI 1-125 DENGAN METODE K01NS1DENSI GAMMA-GAMMAD1 LABORATOR1UM STANDARD1SASI PSPKR-BATAN
Nazaroh, Sunaryo, Pujadi, Galol.W, Ermi, J., Sudarsono
Pusal Slandardisasi dan Penelilian Keselamalan Radiasi
ABSTRAK
Telah dilakukan standardisasi 1-125 dengan melodekoinsidensi gamma-gamma. Larulan 1-125 yang disuplai dariOMH (Hongaria), diencerkan dengan Iaklor pengenceran 5,253.Sumber disiapkan di alas penyangga mylar yang lelah diletesicatanac dan AgNO. Selelah dikeringkan sumber dicacah3dengan 2 delek lor Na1(Tl) yang dihubungk an dengan sislemkoinsidensi. Variasi eIisiensi diperoleh dengan pengubahanjarak anlara sumber dan 2 deleklor Iolon secara simelri.Akli vilas I-125 yang dihilung dengan melode PTB mempunyaiperbedaan -0,71 % dan +0,72 % sedangkan melode Taylor +1,42% dan +2,87 %, masing-masing bila dibandingkan dengan hasilpengukuran ETL (Jepang) dan OMH.
ABSTRACT
Slandardizalion 01 1-125 supplied by OMH (Hungary),diluled by 5.253 01 dilution Iaclor has been carried out.The source was prepared by dispensing aclive solulion intocatanac and AgNO solulion on mylar. Afler being dried,3they were counled by using 2 Na1(Tl) crystal delectors whichhave been connected wilh coincidence syslem. The varialion01 eIIiciencies are obtained by simmelrically changing thedistance between the source and 2 movable Iothon deteclors.The aclivily 01 1-125 calculaled by PTB melhod has lhediIIerence 01 -0.71 % and +0.72% and Taylor method +1.42 %and +2.87 X, compared with the measuremenl resull 01 ETL(Japan) and OMH, respectively.
I. PENDAHULUAN
1-125 adalah radioisotop pemancar gamma rendah (35 keV)
dengan waklu paro cukup singkal yaitu 59,5 hari, karena ilu
1-125 mempunyai kegunaan yang lebih baik khususnya untuk pe
makaian k1i nik (1) jika dibandi ngkan dengan pemak aian 1-131.
Selain itu 1-125 sangat dibuluhkan di bidang spektrometr i
gamma terulama unluk kalibrasi eIisiensi pada energi rendah.
127
128
Slandardisasi radioisolop dengan melode relalif harusmenyamakan geomelri sumber yang disiapkan dengan sumberslandarnya begi lu pula jarak pengukuran maupun kelebalanampul yang digunakan sebagai wadah sumber. jika lidak makadiperlukan faklor koreksi lerulama unluk radioisolop ber-energi rendah. Dengan menggunakan melode absol ul masal ahlersebul dapal dihapuskan.
Slandardisasi 1-125 Lelah banyak dilulis dalam berbagaimelode. (1,2,3,4) Makalah ini menguraikan slandardisasi 1-125
(2) {3>dengan melode PTB dan Taylor.
II. TEORI
1-125 meluruh dengan menangkap eleklron (eleclron
caplure) 100 % ke lingkal energi 35,49 keY dari Te-125.Kemudian memancarkan eleklron konversi (93,33 %) dan sinargamma (5.57 %). Eleclron caplure dan eleklron konversi di-ikuli dengan pemancaran sinar-X 27,2 - 31,7 keY.luruhan 1-125 dapal dilihal pada gambar 1.
Skema pe-
o kav
tangkapan
eloktron
100 %
112553 72
0+ = (177,7 + 2,0) kov
35.49 kev
~, alektron konversi
o kavTa125
52 73
Gambar 1. Skema peluruhan 1-125
129
Jika radioisotop 1-125 diletakkan di antara kedua de
tektor NaICTl) maka akan diperoleh cacah sinar-X/gamma pada
detek tor-1 dan sinar-X/gamma pada detek tor-2.
koinsidensinya diperoleh cacah koinsidensi
koinsidensi.
Dar i hasi 1
pada saluran
Menurut metode PTBC3}
yang dikembangkan oleh H.
Schr ader dan Walz • formula yang digunak an adal ah sebagai
ber ikut.
Jika gerbang spektrum dibatasi
tunggal
N 1
N2
Nc
hanya untuk puncak
= N Ce+ ke- 2ke2) (1)01 11
= N
Ce+ ke- 2kez) (2)02 2 2
= 2 N ke ke
(3)0
12
N , N , N masing-masing laju cacah sinar-X/gamma-l. sinar-X1 2 c/gamma-2 dan koinsidensi yang telah dikoreksi. serta No laju
disintegrasi yang dikehendaki Caktivitas yang sebenarnya).
Dengan mengkombinasi persamaan (1). (2) dan (3). diperoleh
N N1 22r:r-c
k =
2
Cl+k)Z{ 2k 4k 6,6z}= No 4k 1 - 1'+k ce1 + e2) + C1+k)
= 1.112
(4)
(5)
a Ckoefisien konversi pada kulit K) = 11.9.k .
P Cprobabilitas pancaran gamma) = 0,0667.rw Cyield flouresensi pada kulit K) = 0.876.k
P Cprobabilitas tangkapan elektron dari kulit K) = 0,782.k
Parameter e dan e dapat dihitung dengan membagi persamaan1 2C3) dengan per samaan C1) dan persamaan C3) dengan per samaan
(2), sehingga diperoleh
e1
eZ
=
130
l+k N /N C1 - N /2N )c Z c 1
2k C1 - NZ /N N )c 1 Z
(6)
(7)
Dengan membua~ grafik hubungan an~ara N N /2N VS X un~uk X1 Z c
mendekati nol maka persamaan (4) menjadi
N N /2N = N C1 + k)Z /4k1 Z C 0
dengan
(8)
x =2kl+k Ce + e )
1 Z
4ke e1 Z
C1+k) sehingga harga N diperoleh.o
Menuru~ me~ode (2)Taylor • laju disin~egrasi 1-125 dapat.
di~en~ukan dengan formula beriku~
1. Jika gerbang spek~rum dibatasi hanya un~uk "single-peak"
(9)
2. Jika gerbang spek~rum diba~asi hanya un~uk
dan "sum-peak"
"single-peak "
[ N C1-N /2N )]1/2Nc
eelNz+2C1-N /2N)
c z(10)
Parame~er pada persamaan (9) dan C10) sama ar~i nya dengan
parameter yang ~elah disebu~kan sebelumnya.
III. TATA KERJA DAN PERCOBAAN
A. Bahan Dan Penyiapan Sumber S~andar 1-125
1-125 diperoleh dari OMH CHongaria) sebanyak 3,605B
gram di dal am wadah ampul gel as dengan. aktivi~as per mi1i-
gram 2 MBq pada ~anggal 15 Mei 1988, 0.00 h UT. Komposisi
kimia larutan. ~ersebu~ adalah 50 ~g I/KI-4
dalam 5.10 mol per li~er NaOH.
+ 50 ~g Na SO di2 :3
131
Sebelum penyiapan cuplikan, 1-125 dicacah ak~ivi~asnya
dengan Kamar Pengi on 4rry Mer 1in Gerin selanjut..nyasumber
~ersebu~ dipindahkan ke ampul PSPKR un~uk di~en~ukan ak~ivi-
~asnya kembali dengan ala~ yang sama. Ampul kosong OMH di-
bilas 2X, kemudian dicacah un~uk menge~ahui ada ~idaknya
adsorbsi pada ampul ~ersebu~.
1-125 yang ~elah di~en~ukan ak~ivi~asnya, dibuka
kembal i dan laru~an ~ersebu~ diambil seluruhnya dengan
per~olongan bo~ol polie~ilen un~uk diencerkan dengan laru~an
pengembannya.
5,253.
Fak~or pengenceran yang yang dilakukan adalah
Sumber di~et..eskan di a~as mylar yang ~elah dite~esi
catanac. Un~uk mencegah ~erjadinya penguapan,
kan segera se~elah pene~esan 1-125. Jumlah
AgNO di~e~es3cupl i kan yang
di siapkan sebanyak 10 buah dengan bera~ cupl i kan berkisar
an~ara C9,6 sampai dengan 32,5) miligram. Sumber dikering
kan pada temperat..ur35 °c selama 1 jam. Untuk mencegah ter
jadinya kontaminasi sumber yang ~elah kering di~utup dengan
mylar lagi.
B. Pengukuran Aktivitas
Untuk pengukuran impur i tas digunakan spektrometer
gamma. Penguk uran ak~ivi ~as 1-125 di1akukan dengan metode
koinsidensi gamma-gamma. Rangkaian koinsidensi gamma-gamma
dapat dilihat pada gambar 2.
Sumber cuplikan 1-125 diletakkan ditengah-~engah an~ara
kedua det..ekt..orNa1CTl). Untuk mendapatk~n pengukuran yang
~epa~ dilakukan set~ing gerbang spek~rum gamma un~uk kedua
detektor ~ersebu~. Un~uk se~~ing ini 1-125 dicacah selama
1000 de~ik . Spektrum tersebu~ dapa~ dilihat pada MCA se-
perti pada gambar 3. Se~~ing ini dilakukan dengan mengguna-
kan Tail Pulser Genera~or CBNC model BH-1).
132
Preset SC<Jlnr
'S 7120
r'1CA
Seri 35
cryst;:11 clockS 7121
T i mo rTC 547P
detektor
digerakkasecara si
tri kebaw
ke at as
HVTC 9-52
detektor
di ge rak kasecara sitri ke bake at as
A
Amp1/SCI\TC 246
ce: 100
rG:5,18UL:4,65LL:1,64
/\mpl/SC/\TC 246
CG: 20
re: 8,0UL: 4,63LL: 1,62
Gate t\ DelayTC 410/"
d e1 a y: 0, 1 f sl9 CI t n : 2, 5 ]J 51
I
CoincidenceTC 4041\
Res.ti~e:r),~';5I'¥
delay:
gate :
Counter
TC 533
Co unte r
Tail Pulse Generator
B~JC mode 1 OH-1Oscilloscopo
T 922
Gambar 2. Diagram blok rangkaian peralatan koinsidensigamma-gamma unluk pengukuran aktivitas I-125.
Cacahan total
104
103
102
20 40 60 80
key (ener gi)Gambar 3. Spektrum I-125 yang terlihat pada MCA seri 35 plus
133
Untuk "set.ting" koinsidensi, pulsa keluaran dari kedua
gat.e dan delay dihubungkan ke osiloskop. Dengan mengat.ur
gat.e dan delay kedua pulsa dapat. dikoinsidenkan. Dari pen-
eaeahan tersebut. diperoleh laju eaeah gamma-l, gamma-2 dan
koinsidensi masing-masing pada saluran gamma-i, gamma-2 dan
koinsidensi. Pencacahan dilakukan selama 100 det.ik dengan 6
X pengulangan.
Untuk mendapat.kan variasi efisiensi dari kedua detektor
dilakukan pergeseran posisi detekt.or secara simetri dengan
set.iap kali pergeseran 0,8 em. Pergeseran posisi det.ekt.or
berkisar ant.ara (0,3 sampai dengan 4,3) em.
C. Koreksi
Laju cacah gamma-l dan gamma-2 dikoreksi terhadap latar
belakang (back ground), wakt.u mat.i (dead time) dan peluruhan
sedangkan laju cacah koinsidensi dikoreksi t.erhadap lat.ar
belakang, wakt.u mat.i, peluruhan dan koinsidensi acak.
D. Perhit.ungan Akt.ivit.as
Perhit.ungan aktivitas 1-125 dilakukan d~ngan 2 cara
yaitu dengan metode PTB dan Taylor. Untuk pencacahan dengan
variasi posisi digunakan metode PTB sedangkan untuk posisi
letap digunakan met.ode Taylor.
•N
i.=
CNy.- BG)x e-O.693t/T~~ 2
C 1 - TC Ny. - BG)~= laju caeah yang t.elah diko
reksi terhadap latar belakangwaktu mat.i dan peluruhan
laju eaeah koinsidensiyang telah dikoreksi terhadap latar belakang,wakt.u mati, koinsidensiacak dan peluruhan
TR
T1/z= 59,5 hari
BG = Latar belakang CBack ground)
T = 5~ det.ik (waktu mati)
= 6,875~ detik (resolving t.ime)
N N2 Persamaangaristerber.tuk:_1_ /mg (cps)yang2 Nc
11•Y=-248,220X+266,464(sampelno:10)275 2.
y 271,800X271,965(sampelnD:4)= - .+
3.y=-229,549X+261,675(sampelno:5) •.....
234,447(s8mpel)
w4. y=- X+2~1,O03 no:9,r:.
250
225
°200
175
0,05 0.10 0,15 0,20' 0,25--_6__ X
0,30
Gambar 4. Grafik ekstrapolasi hubungan antara N1N2/2Nc vs X
~ntuk pengukuran a~tivitas 1-125 dengan metode PTS1[1
Tabel 1. H~sil pengukuran aktivitas 1-125 dengan metode PTB lekstrapolasi efisiensi) koinsidensi
g~mma-gamma
, ~.***No.
~ l' I ' (cp s)N~.(cps)Nc(cp s) XN 1N212NcBeratNo/mgLup " . N 1 ele"L
Ljarak iem i (cps)img)(Bq). 5 - 0,3
8.36,041846,411128,7400,1250,1270,24720:5,72313,491376,7581,1
740,855758,80499,6800,1100,1130,220209,0321,9
659,169676,'1'6476,2970,0960,0990,194216,7772,7
41'1',936425,97528,5500,0600,0610,122232,7567 r::
372,384383,26722,3430,0520,0540,198236,756.•;, ..J
4 - 0,3
849,753817,216203,1300,1880, 1810,350178,0569,691430,8961,1
600,026608,31692,5800,1250,1270,239205,3431,9
532,645543,42071,3520,1.100, 1130,220211,2852,7
471,365486,38054,170O,O'i50,0980,192220,4307 r::
299,822306,0611'7',8760,0580,0590, 119240,458.J , ..J
4,3274,698273,88416,3290,0530,0530,109239,972
10 - 0,3
1267,1271204,364307,6070,1950,1850,358177,43713,981401,9541,1
899,416876,679138,0170,1300,1260,250204,3301,9
795,139787,112105,8470, 1130, 1110,225211,478" ~ 699,541702,20380,8800,0980,0990,196217,219L, l7 r::
451,740 .442,96030,7710,0620,0610,124232,579J,J
9 - 0,3
1368,4001289,61932t,,8500,1950,1800,354178,42615,131377,9841,1
959,089951,038147,7760,1280,1270,249203,9781,9
854,343853,431114,7"'150,1.130, 1130,222209,897'1 "1
754,820762,Wi'l88,1680,0980,0980,196215,837•..., I7 r::
482,066479,46432,8450,0610,0610,124232,554.), J4,3
418,977445,73027,1250,0540,0580, 115227,522
Hasil pengukuran rata-rata: 11396,760+22,169)
Pembulatan : (1400 + 20) Bqlmg
I-'W(jt
136
Tabel 2. Hasil Pengukuran Aktlvitas 1-125 dengan metode'Taylor
No euplikan••••N /mg CBq)
/berat Cmg)
NCeps)NCeps)NCeps) 01 2c15-06-1988
9 - 15,13
741,09734,66114,181431 ,164 -
9,69 463,39469.8371.481436.913 - 13.49
567,29569,9586. 171410.406'-
6,161597. 021573.59245.971429.3910 - 13.98
694. 21676.70105.951440.95
Hasil pengukuran rata-rata C1430 ± 10) Bq/mgCdibul atkan)
Keterangan :
* . laju eaeah yang telah dikoreksi terhadap latar belakang
dan waktu mati.
** ~ laju eaeah koinsidensi yang telah dikoreksi terhadap
latar belakang, waktu mati dan koinsidensi aeak.
Pereobaan dilakukan pada jarak sumber-detektor 1,1 em.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasilpengukuran aktivitas 1-125 dengan metode PTB
Cekstrapolasi efisiensi) dapat diliha~ pada tabel 1 dan
gambar4. Rata-rata hasil pengukuran yang diperoleh : C1400
± 20) Bq/mg pada tanggal 15 Juni 1988. 0.00 h UT sedangkan
untuk metode Taylor diperoleh hasil pada tabel 2. Rata-rata
hasil pengukuran yang diperoleh : C1430 ± 10) Bq/mg. Hasil
pengukuran ini dikirim ke BIPM CPerancis) dalam rangka
antarbanding pengukuran aktivitas, namun hasilnya belum
dilaporkan oleh B1PM.
BiIa hasi I penguk uran ini dibandi ngkan dengan peng
ukuran ETL CJepang). hasil pengukuran dengan metode PTB mem
punyai perbedaan - 0.71 % sedangkan met ode Taylor + 1.42 %.
ETL menggunakan metode "sum-peak". Bila dibandingkan dengan
pengukuran OMH CHongaria). pengukuran aktivitas 1-125 dengan
metode PTB mempunyai perbedaan +0,72 % dan Taylor +2,87 Yo.
Hal ini mungk in
Absolute Determination o~
137
Dari hasi1 per bandi ngan aktivitas ternyata metode PTB
lebih akurat dibandingkan dengan metode Taylor karena lebih
banyak koreksi yang dilakukan namun kesalahan statistik
met ode PTB lebih besar dari metode Taylor.
disebabkan oleh :
1. Kurang simetrinya pergeseran kedua detektor tersebut pada
saat melakukan percobaan.
2. Kedapat-ulangan pergeseran detektor tidak 'tepat sarna.
V. KESIMPULAN
1. Pengukuran aktivitas 1-125 dengan metode PTB lebih akurat
dibandingkan dengan met ode Taylor.
2. Pengukuran aktivitas 1-125 dengan met ode Taylor lebih se
suai pada jarak sumber-detektor sangat dekat Ckurang dari
1 cm).
3. Pengukuran aktivitas 1-125 dengan metode Taylor lebih
praktis.
UCAP AN TERI MA KASI H
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Y.
Hino tenaga ahli IAEA dari ETL, pimpi nan PSPKR-BATAN dan
Holnisar yang telah mambantu terselesaikannya penelitian
i n1.
ACUAN
1. J.S. ELDRIDGE and P. CROWTHER,1-125, Nucleonics, 1954.
2. H. SCHRADER and K.F. WALZ, Standardization o~ 1-125 byPhoton-photon Coincidence Counting and E~~iciency Extrapolation, Appl.Radiat.Isot., Vol. 38, No.: 10, 1987.
3. J.G.V TAYLOR, X-ray Coincidence Counting Methods ~orStandardization o~ I-125and Hg-197 in Standardization o~radionuclides, Proceedings o~ a symposium, Vienna, 1955.
4. G. RATEL and J.W. MULLER, TRIAL Comparison o~ AktivityMeasurement o~ Solution o~ 1-125, BIPM, Sevres, 1988.
5. N.COURSOL et al, 1-125 Tabl e de Radi onucl ides, LMRI,1982.
138
TANYA JAWAB
1. Pramudita Anggraita
f1engapa diperLukan metode koinsidensi dan tidak cukup
satu detektor saja ? Sinar y mana yang dikoinsidensikan ?JAWABAN
DiperLukan metode koinsidensi, karena 1-125 m..eLuruhde
ngan m..enangkapeLektron 100 % ketingkat energi 35,49 keV
dari Te-[25, kemudian memancarkan eLektron konversi 93,33
% dan sinar y 6,67 %. ELektron capture dan eLektron kon.
versi di ikut i .dengan pemancaran k-x C27,2 - 31,7:> keV.
Hasi L cacahan yang diperoLeh sinar-X/y 35,49 keV. Duadetektor digunakan karena m..emakaisistem koinsiden 4rr y-y
2. Agus Santoso
Bentuk sumber ? Umur paruh 1-125 ?JAWABAN
1. Bentuk sumber berupa Larutan, kemudian diteteskan pada
myLar dan dikeringkan.
2. umur paruh 1-125 59.5 hari
3. f1utiara S.
Akan digunakan untuk apa 1-[25 m..engingatwaktu paruhnya
r~Latif pendek dan harus diimport dari Hongaria ?JAWABAN
1-[25 digunakan untuk m..etode RIA di Bidang Kedokteran
l'<'-ukLir.Sedang sumber dari Hon.garia itu, maksudnya untuk
m..eLakukan antar banding pengukuran aktivitas dari 1-125
tersebut.
4. Sri ffuLyono
Apakah tidak suLit pengamatan 1-125, jika digunakan daLam
kedokteran nukLir, mengingat 1-125 bertenaga yang rend~~?
JA~v'ABAN
Tak suLit, karena unit kedokteran. nukLir seLaLu diLeng
kapi dengan peraLatan yang khusus untuk 1-125.