Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
NOMOR KEP- 124 /PP/2020
TENTANG
RENCANA STRATEGIS BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
TAHUN 2020-2024,
KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5
huruf a Peraturan Menteri Keuangan Nomor
77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024, perlu
menyusun Rencana Strategis Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan Tahun 2020-2024;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan tentang
Rencana Strategis Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan Tahun 2020-2024;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 70/TPA Tahun 2018;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1745);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.011/2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2020-2024;
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KEUANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
TAHUN 2020-2024.
PERTAMA : Menetapkan Rencana Strategis Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan Tahun 2020-2024 yang selanjutnya
disebut Renstra BPPK, yang berisi:
1. Pendahuluan;
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis;
3. Arah Kebijakan dan Strategi, Kerangka Regulasi, dan
Kerangka Kelembagaan;
4. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan; dan
5. Penutup,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini.
KEDUA : Renstra BPPK sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA menjadi dokumen perencanaan strategis jangka
menengah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
untuk periode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2020
sampai dengan tahun 2024.
KETIGA : Renstra BPPK sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA digunakan sebagai:
1. acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan untuk periode 5
(lima) tahun terhitung mulai tahun 2020 sampai
dengan tahun 2024;
2. acuan dalam penyusunan Peta Strategi Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan untuk periode 5
(lima) tahun terhitung mulai tahun 2020 sampai
dengan tahun 2024; dan
3. acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Unit
Organisasi di Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
Salinan sesuai dengan aslinya, Sekretaris Sadan
u.b.Ke la Bagian Umum
IS SIREGAR 91122 199603 1 001
Keuangan untuk periode 5 (lima) tahun terhitung mulai
tahun 2020 sarnpai dengan tahun 2024.
Seluruh unit organisasi Eselon II di Lingkungan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan wajib menyusun
Rencana Strategis (Renstra).
1. Renstra Unit Eselon II sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEEMPAT ditetapkan dengan Keputusan
Pimpinan Unit Eselon I yang ditandatangani oleh
Pimpinan Unit Eselon II berkenaan untuk dan atas
nama Pimpinan Unit Eselon I paling lambal 1 (satu)
bulan setelah Renstra BPPK ditetapkan.
2. Keputusan Pimpinan Unit Eselon I mengenai Renslra
Unit Eselon II Tahun 2020-2024 sebagaimana
dimaksud pada angka 1 (satu) wajib disampaikan pada
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Keputusan Kepala Sadan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Keuangan;
2. Wakil Menteri Keuangan;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
4. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
5. Para Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan di
lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
dan
6. Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2020
KEPALA BADAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN KEUANGAN,
ttd.
RIONALD SILABAN
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR
KEP- 124 /PP/2020 TENTANG RENCANA
STRATEGIS BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEUANGAN TAHUN 2020-2024
RENCANA STRATEGIS
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
TAHUN 2020-2024
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan strategis merupakan suatu perangkat manajemen dalam
memandang masa depan dan melihat peluang atau tantangannya untuk mencapai visi
dan menjalankan misi organisasi. Perencanaan strategis tidak hanya memperkirakan
kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Namun, perencanaan strategis juga
berpengaruh terhadap pencapaian target organisasi di masa depan melalui mobilisasi
sumber daya dan kegiatan.
Mengingat pentingnya perencanaan strategis tersebut, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional mengamanatkan kepada setiap Kementerian/Lembaga untuk menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga untuk periode lima tahun. Melalui
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Tahun 2020-2024 Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan, seluruh unit
organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan wajib menyusun Rencana
Strategis Unit. Penyusunan Rencana Strategis Unit Eselon I berpedoman pada arah
kebijakan dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 yang mendukung terwujudnya sasaran
pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2020-2024 (Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020).
Renstra Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Tahun 2020-2024
merupakan dokumen perencanaan strategis jangka menengah BPPK untuk periode
lima tahun terhitung mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024. Renstra BPPK
meliputi visi, misi, tujuan, arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, kerangka
kelembagaan, target kinerja, dan kerangka pendanaan sebagai arah pedoman BPPK
untuk lima tahun ke depan. Renstra BPPK akan diimplementasikan oleh seluruh
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
jajaran dalam rangka pencapaian visi dan misi dan mendukung terwujudnya tujuan
strategis Kementerian Keuangan.
Renstra BPPK disusun untuk mewujudkan visi BPPK lima tahun ke depan
dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan internal, peluang serta
tantangan eksternal organisasi. Salah satu kondisi yang menjadi perhatian dalam
penyusunan Renstra BPPK Tahun 2020-2024 adalah merebaknya pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia pada awal tahun 2020. Penerapan
kebijakan physical dan social distancing yang bertujuan memutus rantai penyebaran
virus COVID-19 turut memengaruhi perubahan proses bisnis BPPK dalam
menyelenggarakan layanan pembelajaran. Oleh karena itu, strategi yang dituangkan
dalam Renstra BPPK Tahun 2020-2024 juga telah mengantisipasi dampak COVID-19
serta langkah-langkah yang mengarah pada upaya penanganannya di lingkungan BPPK
menuju adaptasi kebiasaan baru (new normal).
Selain mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang dimiliki, BPPK juga
memperhatikan aspirasi pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai masukan
penyusunan Renstra BPPK Tahun 2020-2024. Aspirasi pemangku kepentingan
tersebut diperoleh melalui serangkaian survei kepuasan pemangku kepentingan atas
pelayanan yang diberikan oleh BPPK dalam lima tahun terakhir. Dengan
mengakomodasi aspirasi pemangku kepentingan, diharapkan pelayanan BPPK ke
depan dapat lebih memenuhi harapan penggunanya.
1.1 Kondisi Umum
Dalam periode 2015-2019, BPPK melaksanakan tugas sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan, yaitu
menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi di bidang
keuangan negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam periode tersebut BPPK menjalankan peran yang vital untuk memastikan
para pegawai Kementerian Keuangan memiliki kompetensi yang memadai dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk menjalankan perannya, BPPK menetapkan
visi dalam Renstra BPPK Tahun 2015-2019 yaitu menjadi lembaga pendidikan dan
pelatihan terkemuka yang menghasilkan pengelola keuangan negara berkelas dunia.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, BPPK Keuangan menetapkan misi
tahun 2015-2019 sebagai berikut:
1. Membangun sistem pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)
Keuangan Negara yang terintegrasi dalam mewujudkan corporate university.
2. Mengelola dan mengembangkan tenaga pengajar pendidikan dan pelatihan SDM
Keuangan Negara yang berkualitas.
3. Mengembangkan sarana prasarana pembelajaran yang mutakhir dan efektif dalam
mendukung pembelajaran.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
4. Mengembangkan teknologi informasi pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan
Negara yang berkualitas.
5. Meningkatkan kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelatihan terbaik.
Dalam rangka mendukung visi dan misi, BPPK menetapkan sasaran strategis
tahun 2015-2019 sebagai berikut:
1. Integrasi pendidikan dan pelatihan yang jelas dan menyeluruh dalam konsep
corporate university dengan penguatan lembaga pendidikan kedinasan yang ada
saat ini dan penguatan fungsi perencanaan, pengembangan, serta evaluasi
pelatihan untuk menjamin terjadinya link and match dengan tujuan strategis
organisasi.
2. Pendidikan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara melalui pendidikan dan
pelatihan di bidang keuangan negara.
Sasaran strategis tersebut selanjutnya dirinci ke dalam lima arah kebijakan dan
lima belas strategi (tahun 2015-2019). Berikut adalah rincian capaian organisasi untuk
setiap arah kebijakan dan strategi tersebut.
1.1.1. Terwujudnya organisasi yang fit for purpose dalam rangka mengembangkan
corporate university di Kementerian Keuangan.
Dalam rangka mewujudkan organisasi yang fit for purpose, BPPK menerapkan
Kementerian Keuangan Corporate University (Kemenkeu Corpu) dengan berfokus pada
penguatan learning design and development, learning delivery yang terintegrasi,
penerapan learning impact measurement, dan penataan organisasi.
A. Penataan organisasi BPPK dengan penguatan fungsi perencanaan,
pengembangan, dan evaluasi diklat.
Dalam rangka penataan organisasi, capaian kinerja yang telah diraih BPPK
sebagai berikut:
1) Menerapkan Strategi Kementerian Keuangan Corporate University.
Untuk mewujudkan link and match antara pembelajaran, manajemen
pengetahuan, dan penerapan nilai-nilai dengan target kinerja Kementerian Keuangan,
BPPK menerapkan strategi Kemenkeu Corpu mulai tahun 2017. Guna mendukung
implementasi dan tata kelola strategi tersebut, ditetapkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 924/KMK.011/2018 tentang Kemenkeu Corpu dan Keputusan
Kepala BPPK Nomor KEP-140/PP/2017 tentang Cetak Biru Kemenkeu Corpu.
Eksistensi Kemenkeu Corpu diperkuat dengan menetapkan Logo Kemenkeu Corpu
melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.011/2017 tentang Logo
Kemenkeu Corpu.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Beberapa fokus dalam implementasi strategi Kemenkeu Corpu adalah penguatan
pengelolaan pembelajaran, mulai dari perencanaan, desain dan pengembangan,
penyelenggaraan, serta evaluasi. Proses perencanaan kebutuhan yang semula
dilakukan melalui Identifikasi Kebutuhan Diklat berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 37/PMK.012/2014 tentang Pedoman Identifikasi Kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan disempurnakan pelaksanaannya melalui Analisis Kebutuhan
Pembelajaran (AKP). Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
45/PMK.011/2018 tentang Pedoman AKP di Lingkungan Kementerian Keuangan, AKP
dilaksanakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi yang
bersifat strategis, jabatan, dan individual. Proses AKP dimulai dengan
menyelenggarakan Learning Council Meeting yang dipimpin langsung oleh Menteri
Keuangan, yang telah dilaksanakan perdana pada tahun 2019. Forum ini menyepakati
arah kebijakan pengembangan SDM dan strategi pemenuhannya melalui pembelajaran.
Dengan adanya proses AKP, pembelajaran ditujukan tidak hanya untuk menutup
kesenjangan kompetensi individu tetapi juga untuk mendukung pencapaian target
kinerja organisasi.
Penyusunan kurikulum telah disempurnakan dengan pendekatan baru yaitu
melalui Instructional System Design (ISD) berdasarkan Peraturan Kepala BPPK Nomor
PER-4/PP/2017 agar kurikulum pembelajaran yang disusun mampu menjawab
kebutuhan unit pengguna sebagaimana tertuang dalam hasil AKP. ISD atau desain
pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengaturan pembelajaran yang berisi
tujuan, sasaran, deskripsi, silabi mata pelajaran, dan metode pembelajaran.
Penyelenggaraan pembelajaran tidak hanya dilakukan secara tatap muka langsung
(klasikal), tetapi juga inisiasi pembelajaran perpaduan antara klasikal dan e-learning
(blended learning) dan fully e-learning. Agar lebih fokus dan spesifik pada kompetensi
yang ingin dipenuhi, konten pembelajaran juga dirancang ke dalam segmen-segmen
kecil melalui microlearning sesuai Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-8/PP/2018.
Sejak tahun 2019, BPPK telah menyelenggarakan e-learning secara masif dengan target
30%. Target tersebut dihitung dari 60% total program pelatihan dan 40% total peserta.
Pelaksanaan e-learning dilakukan baik secara synchronous (webinar) maupun
asynchronous berdasarkan ketentuan pada Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-
2/PP/2019 tentang Pedoman E-learning di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Selain itu, BPPK juga telah menerapkan model pembelajaran terintegrasi (model
10:20:70) untuk mendukung pengembangan kompetensi SDM melalui pembelajaran
terstruktur, pembelajaran kolaboratif dalam suatu komunitas, dan pembelajaran yang
melekat di tempat kerja. Salah satu contoh penerapan model pembelajaran terintegrasi
yang dilakukan oleh BPPK adalah action learning yaitu dengan menerapkan kompetensi
hasil pembelajaran di lingkungan kerja. Untuk lebih mengintegrasikan proses
pembelajaran dengan target organisasi, action learning fokus pada substansi yang
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
relevan dengan sasaran, kebutuhan, dan program pengembangan unit pengguna.
Ketentuan terkait penerapan pembelajaran terintegrasi ini ada pada
PMK-45/PMK.011/2018 tentang Pedoman Analis Kebutuhan Pembelajaran di
Lingkungan Kementerian Keuangan, PMK-216/PMK.01/2018 tentang Manajemen
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Lingkungan Kementerian Keuangan,
KMK-924/KMK.011/2018 tentang Kementerian Keuangan Corporate University dan
Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-4/PP/2017 tentang Pedoman Desain Pembelajaran
di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan sesuai Peraturan Kepala BPPK Nomor
PER-5/PP/2017 tentang Pedoman Evaluasi Pembelajaran di Lingkungan Kementerian
Keuangan. Evaluasi pembelajaran mengukur empat level evaluasi Kirkpatrick Model
yaitu reaksi peserta atas pembelajaran (level 1), proses pembelajaran (level 2),
penerapan hasil pembelajaran (level 3), dan dampak pembelajaran terhadap kinerja
(level 4). Dalam rangka mendukung implementasi Kemenkeu Corpu, penguatan
evaluasi pembelajaran fokus pada evaluasi level 3 dan level 4 sesuai dengan Peraturan
Kepala BPPK Nomor PER-1/PP/2018 tentang Pedoman Evaluasi Pascapembelajaran di
Lingkungan Kementerian Keuangan. BPPK menerapkan learning impact measurement
untuk mengukur dampak pembelajaran terhadap kinerja organisasi sejak tahun 2018.
2) Pembentukan Project Management Office (PMO) BPPK.
Penerapan strategi Kemenkeu Corpu tidak mengubah struktur organisasi BPPK.
Guna mengawal dan memastikan pembangunan Kemenkeu Corpu sesuai dengan
tujuan dan target, BPPK membentuk shadow structure melalui Keputusan Kepala BPPK
Nomor KEP-66/PP/2017 dilanjutkan dengan KEP-55/PP/2018 tentang Pembentukan
Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (Project Management Office)
Kemenkeu Corpu BPPK. PMO BPPK dipimpin langsung oleh Kepala BPPK selaku Chief
Executive Office, terdiri dari delapan departemen yang menangani Operation, Research
and Development, Quality Assurance, Learning Environment Development, Learning
Delivery, Learning Organization Development, Knowledge Management, dan Alliance and
Partnership. Pada tahun 2019, Tim PMO kembali dibentuk berdasarkan Keputusan
Kepala BPPK Nomor KEP-145/PP/2019 yang merupakan perubahan atas KEP-
132/PP/2019 guna mengakselerasi dan mendetailkan proses bisnis sesuai arah
penataan organisasi BPPK.
3) Rencana Penggabungan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
(KNPK) dengan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan (AP).
Rencana penggabungan Pusdiklat KNPK dengan Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan dimaksudkan untuk menyesuaikan penggabungan fungsi
perbendaharaan sebagaimana tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan
Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025. Secara nasional, integrasi fungsi
perbendaharaan di level Kementerian Keuangan dilakukan melalui sinergi layanan
bersama (co-location) antarunit yang melaksanakan fungsi perbendaharaan, kekayaan
negara, dan keuangan negara lainnya di daerah seperti Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPb) dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Penggabungan kedua Pusdiklat tersebut belum dapat diimplementasikan sampai
dengan akhir periode Renstra 2015-2019. Belum dapat diimplementasikannya rencana
penggabungan ini disebabkan oleh penyesuaian dengan road map organisasi Kemenkeu
terkait penggabungan fungsi perbendaharaan dan kekayaan negara yang belum dapat
diimplementasikan pada periode 2015-2019. Namun demikian, rencana penggabungan
kedua Pusdiklat tersebut tetap akan dilakukan berdasarkan road map organisasi
Kementerian Keuangan dan pertimbangan-pertimbangan yang tercantum dalam
naskah akademik penataan organisasi BPPK. Usulan penataan organisasi yang
mengakomodasi rencana penggabungan Pusdiklat tersebut telah disampaikan kepada
Menteri Keuangan.
4) Rencana Reorganisasi Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusdiklat
PSDM).
Struktur organisasi Pusdiklat PSDM berdasarkan Renstra BPPK 2015-2019
diharapkan dapat menyesuaikan struktur pusdiklat teknis yaitu berbasis proses
(learning cycle). Namun demikian, penguatan peran pada pengembangan kompetensi
kepemimpinan serta penambahan fokus pengembangan kompetensi terkait budaya
organisasi menyebabkan penyesuaian struktur organisasi tersebut menjadi tidak
optimal, sehingga tidak dapat dilaksanakan pada periode Renstra 2015-2019.
Meskipun demikian, Naskah Akademis Penataan Organisasi BPPK yang disampaikan
kepada Menteri Keuangan melalui NDR-7/PP/2019 telah mencakup penyesuaian
organisasi Pusdiklat PSDM.
B. Peningkatan Kapasitas Pusdiklat, Balai Diklat Keuangan (BDK), dan Balai
Diklat Kepemimpinan (BDPim).
1) Pembangunan Sarana dan Prasarana BDK Pontianak.
Gedung baru BDK Pontianak yang beralamatkan di Jalan Supadio KM 8,8, Kubu
Raya telah diresmikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 20
Desember 2016. Gedung BDK Pontianak tersebut dibangun di atas area seluas 9.766
m2 dengan tiga bangunan utama yaitu gedung kantor, asrama, dan kelas untuk
menunjang penyelenggaraan pelatihan di bidang keuangan negara.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
2) Pembangunan Asrama Pusdiklat Pajak.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana serta efisiensi
penyelenggaraan pembelajaran, BPPK membangun gedung asrama baru (11 lantai) di
Pusdiklat Pajak. Peresmian asrama Pusdiklat Pajak dilakukan oleh Menteri Keuangan
pada tanggal 14 November 2018, bertepatan dengan Simposium Nasional Keuangan
Negara (SNKN).
Tabel 1 Kapasitas Asrama Pusdiklat Pajak
Kapasitas
kamar
Sebelum pembangunan
asrama baru
Setelah pembangunan
asrama baru
1 orang/kamar - 19
2 orang/kamar - 23
3 orang/kamar 62 161
Total kamar 62 (186 orang) 203 (548 orang)
Sumber: diolah dari Dashboard BMN
3) Relokasi Pusdiklat PSDM dan Pusdiklat KNPK ke Kantor Pusat BPPK.
Sehubungan dengan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana
pendukung penyelenggaraan pendidikan di kompleks kampus Politeknik Keuangan
Negara STAN, berdasarkan Nota Dinas Kepala BPPK Nomor ND-36/PP/2018 dilakukan
relokasi kantor Pusdiklat PSDM (tidak termasuk Bidang Pengelolaan Beasiswa) dan
Pusdiklat KNPK yang semula berlokasi di kompleks kampus Politeknik Keuangan
Negara STAN, Jalan Bintaro Utama Raya Sektor V, Tangerang Selatan ke Gedung H
Kantor Pusat BPPK di Jalan Purnawarman 99, Kebayoran Baru pada tanggal 6 Juli
2018.
4) Pembaruan Fisik Pendopo BDPim dan Penyempurnaan Program Diklat
Kepemimpinan (Diklatpim).
BDPim merupakan UPT khusus yang dibentuk untuk menyelenggarakan
pelatihan kepemimpinan bagi pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Peran
BDPim dapat dikatakan sebagai kawah candradimuka dalam membentuk calon
pemimpin Kementerian Keuangan yang unggul. Untuk menunjang penyelenggaraan
pelatihan kepemimpinan di Kementerian Keuangan, pada tanggal 19 Maret 2019 telah
dilakukan peresmian pembaruan fisik pendopo dan Gedung B BDPim oleh Kepala
BPPK. Renovasi pendopo dan Gedung B merupakan bukti keseriusan BPPK untuk
bertransformasi mengikuti perkembangan jaman dan kebutuhan pembelajaran yang
interaktif dan modern.
Sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Lembaga Administrasi Negara,
Pelatihan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh BPPK meliputi Diklatpim IV untuk
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
calon pejabat pengawas (Eselon IV) dan Diklatpim III untuk calon pejabat administrator
(Eselon III). Untuk masing-masing pelatihan tersebut memiliki kurikulum yang berbeda
sesuai kebutuhan jabatan. Selama periode Renstra 2015-2019, telah dilakukan
beberapa penyempurnaan kurikulum diklatpim yang mengacu pada Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas (PKP) dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019
tentang Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) sebagai berikut.
Tabel 2 Perbandingan Kurikulum Pelatihan Kepemimpinan
Uraian Existing Diklatpim IV dan III Perubahan di PKP dan PKA
Dasar
Hukum
• Perkalan Nomor 19 Tahun
2015
• Perkalan Nomor 20 Tahun
2015
• PerLAN Nomor 15 Tahun
2019
• PerLAN Nomor 16 Tahun
2019
Pelaksanaan
Off Campus
Dua kali Satu kali, dan dapat diberikan
pengembangan kompetensi
tambahan yang diperlukan
Pemanfaatan
e-learning
Diserahkan ke Lembaga
Pelatihan
Sangat direkomendasikan
dalam semua aspek
Evaluasi • Perencanaan Proper (40%)
• Pengelolaan Proper (60%)
• Nilai agregat minimal 70,01
• Substansi (15%)
• Studi Lapangan (20%)
• Aksi Perubahan (50%, RAP 20
+ MAP 30)
• Sikap Perilaku (15%)
• Nilai masing-masing
komponen dengan passing
grade 70,01
Durasi PKP • 290 JP, 36 hari on campus
(30+6)
• 603 JP, 67 hari kerja off
campus
• Total 893 JP, 113 hari
Relatif lebih singkat:
• 290 JP, 36 hari on campus
(32+4)
• 540 JP, 60 hari kerja off
campus
• Total 830 JP, 96 hari
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Uraian Existing Diklatpim IV dan III Perubahan di PKP dan PKA
Durasi PKA • 254 JP, 31 hari on campus
(26+5)
• 603 JP, 67 hari kerja off
campus
• Total 857 JP, 98 hari
Relatif lebih singkat:
• 257 JP, 31 hari on campus
(27+4)
• 540 JP, 60 hari kerja off
campus
• Total 797 JP, 91 hari
Selain perubahan kurikulum berdasarkan Peraturan LAN, BPPK melalui
Pusdiklat PSDM dan BDPim juga memperkaya kurikulum diklatpim dengan materi
terkait kompetensi teknis bidang tugas khusus Kementerian Keuangan. Tujuan
penambahan muatan lokal Kementerian Keuangan ini adalah agar setiap pejabat di
Kementerian Keuangan memiliki kesamaan pola pikir yang dinamis dan wawasan
pengetahuan yang komprehensif serta semangat pengabdian yang berorientasi kepada
pelayanan prima sesuai dengan tugas, fungsi, dan nilai-nilai Kementerian Keuangan.
5) Pembangunan Sarana dan Prasarana BDK Pekanbaru.
Pembangunan infrastruktur berupa kantor, kelas, asrama, dan gedung
serbaguna juga dilaksanakan di BDK Pekanbaru. Sebelumnya, BDK Pekanbaru
menempati gedung perkantoran pada Kantor Wilayah DJKN Riau, Sumatera Barat, dan
Kepulauan Riau di Jalan Pepaya Nomor 77, Pekanbaru. Sejak tanggal 18 Desember
2019, pegawai BDK Pekanbaru berkantor di Jalan Tanjung No. 68, Bukit Raya,
Pekanbaru. Pemanfaatan kelas untuk pelatihan secara perdana dibuka oleh Sekretaris
BPPK pada tanggal 10 September 2019. Bersamaan dengan agenda Rapat Koordinasi
BPPK, gedung asrama BDK Pekanbaru diresmikan oleh Kepala BPPK pada tanggal 18
November 2019.
6) Pembangunan Sarana Prasarana Pendukung Pengarusutamaan Gender (PUG)
Seperti Ruang Laktasi, Daycare, Tangga Khusus Untuk Pengguna Kursi Roda, dan
Sebagainya.
Implementasi PUG di lingkungan BPPK diwujudkan antara lain melalui
penyediaan sarana dan prasarana yang responsif gender, kebijakan yang responsif
gender, dan peningkatan pemahaman PUG terhadap SDM BPPK. Perbaikan sarana dan
prasarana yang responsif gender dilakukan melalui hal-hal berikut:
1. Menyempurnakan fasilitas ruang laktasi dengan memberikan sekat gordyn dan
tempat penyimpanan ASI untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna;
2. Membangun ruangan ramah anak beserta perlengkapan bermain dan tidur anak;
3. Menyediakan ruang olahraga dilengkapi dengan peralatannya;
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
4. Menyediakan jalur khusus difabel untuk akses troli dan kursi roda serta
memanfaatkan ruangan di lantai 1 (di bawah masjid MBM Sekretariat Badan) untuk
digunakan sebagai mushala bagi difabel atau lansia;
5. Menyediakan fasilitas kamar mandi (toilet) lengkap, baik pria maupun wanita
(termasuk menyediakan pembalut) serta toilet khusus difabel; dan
6. Melengkapi fasilitas parkir mobil dengan tanda priority parking dan fasilitas parkir
sepeda.
Selain capaian organisasi di atas, masih ada beberapa hal yang belum dapat
diakomodasi pada periode Renstra 2015-2019, yaitu 1) melakukan reposisi wilayah
kerja BDK dengan menyesuaikan akses transportasi dan efisiensi biaya terutama untuk
BDK di Pulau Sumatera dan BDK di wilayah timur Indonesia dan 2) penambahan
jumlah BDK untuk mengantisipasi pengembangan SDM Keuangan Negara sesuai
kebutuhan unit pengguna. Belum dapat diimplementasikannya strategi tersebut
dikarenakan adanya dinamika perkembangan teknologi, kebijakan transformasi digital
Kementerian Keuangan, serta berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi BPPK
sehingga mengubah arah strategi terkait peningkatan kapasitas BDK. Penambahan
jumlah BDK dan penyesuaian akses tidak lagi menjadi alternatif yang sesuai untuk
mengantisipasi jumlah SDM Kementerian Keuangan yang besar dan didominasi oleh
generasi milenial. Dengan adanya transformasi digital Kementerian Keuangan serta
dukungan infrastruktur teknologi yang memadai dan tenaga pengajar yang kompeten,
BPPK mengimplementasikan metode pembelajaran e-learning secara masif.
Pemanfaatan teknologi ini menjadi jawaban atas kebutuhan pengembangan SDM
Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga (K/L) yang tersebar di seluruh
Indonesia. Dengan e-learning, pembelajaran lebih efisien dan tidak mengenal batas
sehingga dapat diakses (accessible) oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
1.1.2. Terwujudnya SDM Kementerian Keuangan yang memiliki kompetensi tinggi
untuk menjadi SDM yang kompetitif.
Arah kebijakan SDM Kementerian Keuangan diwujudkan dengan
penyelenggaraan pelatihan prioritas yang mendukung nawa cita dan memiliki
keterkaitan dengan pencapaian kinerja organisasi. Selain itu, pemerataan pelatihan
dilaksanakan melalui e-learning secara masif sejak tahun 2019, sejalan dengan
program Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
(IS RBTK) Kementerian Keuangan.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
A. Penyelenggaraan diklat yang berkualitas tinggi dan dengan kuantitas yang mampu
memenuhi pemerataan kebutuhan diklat bagi semua pegawai serta menjadi
prioritas dalam mendukung nawa cita.
Pelatihan yang mendukung kebutuhan pengembangan kompetensi SDM seluruh
Unit Eselon I dalam mewujudkan agenda pembangunan nasional (nawa cita) pada
tahun 2015-2019, antara lain melalui:
1) Sekretariat Jenderal
Pelatihan Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, E-learning Kode Etik dan
Kode Perilaku Kementerian Keuangan, Pelatihan Pengelolaan Kinerja dan Risiko,
Pelatihan Analisis Beban Kerja, dan Pelatihan Big Data.
2) Direktorat Jenderal Anggaran
Pelatihan dan sertifikasi untuk Jabatan Fungsional Analis Anggaran.
3) Direktorat Jenderal Pajak
Pelatihan (klasikal dan e-learning) Account Representative dan Pemeriksa Pajak, dan
pelatihan perpajakan di bidang ekonomi digital.
4) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Pelatihan Kesamaptaan dan Pelatihan terkait Transnational Organized Crime.
5) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Pelatihan Treasury Management Representatif, Pelatihan Perencanaan Kas, Pelatihan
Analisis Laporan Keuangan BLU, Pelatihan GFS, dan Pelatihan Monev Pelaksanaan
Anggaran.
6) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Pelatihan baik yang diselenggarakan secara klasikal maupun e-learning terkait
pengelolaan BMN, penilaian, dan lelang.
7) Direktorat Jenderal Perimbangan Kekayaan
Pelatihan baik yang diselenggarakan secara klasikal maupun e-learning terkait
pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa dan jabatan fungsional Analis Keuangan
Pusat dan Daerah (AKPD).
8) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Risiko
Pelatihan terkait pengelolaan portofolio dan utang, Pelatihan Project Management,
Pelatihan Islamic Finance, Pelatihan Perhitungan dan Agregasi Risiko Keuangan Negara,
dan Pelatihan Pengembangan Skema Project Management.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
9) Inspektorat Jenderal
Pelatihan terkait audit teknologi informasi dan forensik, pelatihan terkait investigasi
digital, pelatihan terkait investigasi digital, Pelatihan Big Data Analytics, Pelatihan Data
Governance, dan Pelatihan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK).
10) Badan Kebijakan Fiskal
Pelatihan terkait transfer pricing, tax treaty, pengelolaan APBN, ekonomi makro,
kebijakan publik, dan climate change, Pelatihan Formulasi Kebijakan, Pelatihan
Diplomasi Ekonomi, dan Pelatihan Ekonometrika.
11) BPPK
Pelatihan terkait desain pembelajaran, model pembelajaran 10:20:70, penyusunan
storyboard, dan manajemen pengetahuan, E-learning Pengenalan Kementerian
Keuangan Corporate University.
Grafik 1 dan Grafik 2 berikut menunjukkan total pelatihan dan total peserta
pelatihan yang diselenggarakan oleh BPPK selama kurun waktu 2015-2019.
Grafik 1 Total Pelatihan yang Diselenggarakan BPPK 2015-2019
Sumber: Dashboard Semantik BPPK
977
1,259
1,5761,641
1,780
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
2015 2016 2017 2018 2019
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Grafik 2 Total Peserta Pelatihan BPPK 2015-2019
Sumber: Dashboard Semantik BPPK
Pada tahun 2016, BPPK menyusun delapan program pelatihan solutif dan
kontributif dengan dampak yang tinggi (killer programs) sebagai piloting dalam rangka
akselerasi implementasi Kemenkeu Corporate University, yaitu:
1. Diklat Sertifikasi Keuangan Syariah;
2. Diklat ADIK Berbasis Logic Model;
3. Diklat Kebijakan Publik;
4. Diklat Account Representative;
5. Diklat Chief Service Officer;
6. Diklat Pemindai Kabin Cargo;
7. Diklat Pengelolaan BMN; dan
8. Diklat Pengujian Tagihan.
Pada tahun 2019, terjadi kenaikan jumlah peserta pelatihan yang sangat
signifikan karena BPPK menerapkan metode pembelajaran full e-learning yang dapat
menjangkau seluruh pegawai Kementerian Keuangan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Di tahun yang sama, BPPK juga menyelenggarakan mandatory E-learning
Kode Etik dan Kode Perilaku Kementerian Keuangan sebanyak 18 angkatan dengan
realisasi peserta sebesar 75.352 orang. Sedangkan realisasi peserta untuk piloting
mandatory E-learning Cross Function Pengelolaan Keuangan Negara (5 angkatan)
sebanyak 18.121 orang. E-learning cross function ini akan dilanjutkan untuk tahun-
tahun berikutnya.
Penyelenggaraan pelatihan yang secara langsung mendukung nawa cita juga
dilakukan melalui Program Prioritas Nasional Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur
Pengelola Keuangan dan Aset Desa oleh Pusdiklat KNPK. Dalam rangka mendukung
43,331 45,460
60,70269,707
198,229
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
2015 2016 2017 2018 2019
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
program nawa cita nomor 3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, BPPK
mendapat mandat untuk menyelenggarakan program pelatihan terkait pengelolaan
dana desa, yang meliputi empat program pelatihan yaitu:
a) Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Desa;
b) Pelatihan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa;
c) Pelatihan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Aset Desa (pada tahun 2019
disesuaikan menjadi Pelatihan Penatausahaan Barang Milik Desa); dan
d) Pelatihan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan BUMDesa.
Untuk mendorong akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset desa, pada
tahun 2018-2019 telah dilaksanakan pelatihan untuk 4.479 aparatur pengelola dana
dan aset desa yang berasal dari Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Maluku, NTT, dan Papua dengan rincian sebagaimana Tabel 3
berikut.
Tabel 3 Total Peserta Pelatihan Pengelolaan Dana Desa
Tahun Provinsi Jumlah Desa Jumlah Peserta
2018
Sulawesi Tenggara 202 624
Sulawesi Tengah 196 636
NTT 273 787
2019
Aceh 313 1082
Kalimantan Barat 242 822
Maluku 91 297
Papua 79 231
TOTAL 1.396 4.479
Sumber: Pusdiklat KNPK
Penyelenggaraan pelatihan bagi para pejabat Eselon I dan Eselon II atau
sederajat dilaksanakan melalui executive training.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Grafik 3 Peserta Executive Training Kementerian Keuangan 2015-2019
Sumber: Pusdiklat PSDM
Selain melalui program pelatihan, pengembangan kompetensi SDM Kementerian
Keuangan juga dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan gelar. BPPK melalui
Pusdiklat PSDM bertugas untuk mengelola program beasiswa bagi seluruh pegawai
Kementerian Keuangan. Pada tahun 2015-2019, program beasiswa yang dikelola BPPK
yaitu Scholarship Program for Strengthening the Reforming Institutions (SPIRIT) yang
berasal dari loan dan FETA Scholarship dengan sumber dana Rupiah Murni (APBN).
Tabel 4 Jumlah Karyasiswa Program Beasiswa SPIRIT dan FETA
Tahun
Program Beasiswa
Pasca Sarjana
Jumlah Karyasiswa
(berangkat)
SPIRIT FETA
2015 83 - 83
2016 94 3 137
2017 21 31 52
2018 - 54 54
2019 - 65 65
Total 198 193 391
Sumber: Pusdiklat PSDM.
B. Pengembangan kerangka kerja dan sistem organisasi pembelajaran di
lingkungan Kementerian Keuangan yang memiliki keterkaitan (link and
match) antara diklat yang diselenggarakan dan kebutuhan kompetensi untuk
mendukung pencapaian tujuan strategis Kementerian Keuangan.
Kementerian Keuangan memiliki peran strategis dalam mengelola keuangan
negara. Peranan tersebut harus didukung dengan sumber daya manusia yang
kompeten, akuntabel, dan andal. Pembentukan SDM yang memiliki kualitas tersebut
dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang link and match dengan tujuan dan
kebutuhan organisasi. Salah satu indikator dalam mengukur kesuksesan pencapaian
proses pembelajaran yaitu berdasarkan Nilai Peningkatan Kompetensi SDM.
23
16
3329
21
0
5
10
15
20
25
30
35
2015 2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Pes
erta
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Nilai Peningkatan Kompetensi SDM bertujuan mengukur keberhasilan program
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi
peserta pelatihan BPPK. Kompetensi SDM adalah karakteristik dan kemampuan kerja
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau
fungsi jabatan. Indikator ini bertujuan mengukur outcome dari program-program
pengembangan SDM melalui pelatihan yang diselenggarakan. Berdasarkan data
realisasi selama tiga tahun terakhir target nilai peningkatan kompetensi SDM
Kementerian Keuangan selalu tercapai.
Grafik 4 Target dan Realisasi IKU Nilai Peningkatan Kompetensi SDM 2015-2017
Untuk mewujudkan link and match antara pengembangan kompetensi SDM
dengan tujuan strategis organisasi, Kementerian Keuangan sejak tahun 2016 telah
menerapkan strategi corporate university. Untuk mengetahui kebutuhan
pengembangan kompetensi SDM baik yang bersifat strategis, jabatan, individual,
maupun kebutuhan yang sifatnya insidental maka Kementerian Keuangan melakukan
pendekatan yang sifatnya proaktif dan tidak lagi reaktif melalui mekanisme pemenuhan
Analisis Kebutuhan Pembelajaran (AKP).
Upaya mewujudkan link and match ini juga dilaksanakan dengan menetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) BPPK yaitu “Persentase Alumni Pelatihan yang
Meningkat Kinerjanya” sebagai wujud continuous improvement melalui pengukuran
dampak pembelajaran terhadap peningkatan kinerja. IKU ini menggantikan IKU Nilai
Peningkatan Kompetensi SDM yang selama tiga tahun berturut-turut selalu tercapai
dan melebihi target. Realisasi IKU Persentase Alumni Yang Meningkat Kinerjanya
sebesar 91,53% dari target 70% pada tahun 2018, dan 96,03% dari target 90% pada
tahun 2019. Sebagai upaya menjaga komitmen Unit Eselon I, ditetapkan IKU
mandatory untuk seluruh pengelola SDM level Unit Eselon I Kementerian Keuangan
“Persentase Ketepatan Rencana Pengembangan Kompetensi Pegawai” dengan
membandingkan antara pelatihan strategis yang diikuti dengan
22 22 23
28.94
34.16
39.58
2015 2016 2017
Target Realisasi
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
penempatan/penugasan di tempat kerja. Selain itu, Sekretariat BPPK menetapkan IKU
“Persentase Penugasan Pelatihan yang Sesuai dengan AKP” sebagai komitmen bahwa
penugasan peserta pelatihan harus sesuai dengan AKP.
Implementasi Kemenkeu Corporate University juga diselaraskan dengan Inisiatif
Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (IS RBTK)
Kementerian Keuangan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 974/KMK.01/2016 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.01/2018. Peran BPPK terdapat pada IS #2
Pengembangan SDM melalui Kementerian Keuangan Corporate University, dengan
milestones dan capaian sebagaimana dalam Tabel 5.
Tabel 5 Implementasi IS RBTK Pengembangan SDM melalui Kementerian
Keuangan Corporate University
No. Milestones Capaian
Tahun 2017
1. Menyusun
Instructional System
Design (ISD)
Telah ditetapkan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-
4/PP/2017 tentang Pedoman Desain Pembelajaran di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Menyempurnakan
evaluasi pembelajaran
Telah ditetapkan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-
5/PP/2017 tentang Pedoman Evaluasi Pembelajaran
di Lingkungan Kementerian Keuangan dan Peraturan
Kepala BPPK Nomor PER-1/PP/2018 Pedoman
Evaluasi Pascapembelajaran di Lingkungan
Kementerian Keuangan.
3. Menyusun pola
pembelajaran untuk
crucial job
BPPK telah mengidentifikasi dan menyusun pola
pembelajaran (learning journey) untuk crucial job
Kementerian Keuangan. Learning journey adalah
serangkaian pembelajaran yang diperlukan oleh suatu
jabatan yang ditentukan berdasarkan kebutuhan
kompetensi dari tiap jabatan. BPPK telah menetapkan
Standar Kompetensi Teknis Manajemen Kediklatan di
Lingkungan BPPK dalam Keputusan Kepala BPPK
Nomor KEP-139/PP/2017.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
No. Milestones Capaian
4. Membangun
Knowledge
Management System
(KMS) dan
infrastruktur lainnya
Pengembangan KMS yang sudah dimulai dari tahun
2015 dengan menyusun konsep dan melakukan
pelatihan terkait KMS. Kemenkeu Learning Center
(KLC) sebagai platform knowledge management system
(KMS) dan learning management system (LMS)
Kementerian Keuangan telah go live pada tanggal 31
Maret 2017.
5. Membentuk
Community of Practices
(CoP)
Community of Practices merupakan strategi yang
melibatkan komunitas yang terdiri dari para pejabat
dan pegawai dengan pengalaman kerja langsung
menggunakan knowledge tertentu. Komunitas
tersebut kemudian merumuskan inisiatif dan metode
terbaik dalam menyelesaikan isu-isu terkait dengan
pekerjaannya. Pada tahun 2017 telah dibentuk 60
CoP, dilanjutkan dengan penambahan 20 CoP baru
pada tahun 2018.
6. Membangun smart
classroom
Telah ditetapkan Keputusan Kepala BPPK Nomor
KEP-148/PP/2017 tentang Pedoman Standar Ruang
Kelas Pintar (Smart Classroom) di Lingkungan BPPK.
Pada tahun 2017 telah diselesaikan pembangunan
smart classroom di Pusdiklat KNPK.
7. Menerapkan struktur
governance Kemenkeu
Corpu sebagai learning
organization
Telah ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
924/KMK.011/2018 tentang Kementerian Keuangan
Corporate University, Keputusan Kepala BPPK Nomor
140/PP/2017 tentang Cetak Biru Kementerian
Keuangan Corporate University, dan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.011/2017
tentang Logo Kementerian Keuangan Corporate
University.
Tahun 2018
8. Melakukan perbaikan
mekanisme
Identifikasi
Kebutuhan Diklat
(IKD)
Telah disusun Peraturan Menteri Keuangan Nomor
45/PMK.011/2018 tentang Pedoman Analisis
Kebutuhan Pembelajaran di Lingkungan Kementerian
Keuangan menggantikan PMK 37/PMK.012/2014
tentang Identifikasi Kebutuhan Diklat. PMK ini
memuat AKP Strategis, AKP Jabatan, dan AKP
Individual yang lebih komprehensif dibandingkan
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
No. Milestones Capaian
analisis IKD yang hanya menitikberatkan pada satu
metode.
9. Menyelaraskan
(terkait regulasi)
peraturan SDM yang
lain guna mendukung
implementasi Human
Capital Management
(HCM) melalui Corpu
Strategi Kemenkeu Corporate University perlu
diselaraskan dengan peraturan terkait SDM agar
implementasinya dapat berjalan sesuai tujuan
organisasi, misalnya melalui penyelarasan Kemenkeu
Corpu dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
216/PMK.01/2018 tentang Manajemen
Pengembangan SDM di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
10. Menetapkan Learning
Quality System
Learning quality system adalah mekanisme sistematis,
terintegrasi, dan berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh BPPK selaku penyelenggara pendidikan dan
pelatihan untuk memastikan terpenuhinya pelatihan
yang terstandar dengan kualitas yang terjaga dalam
memenuhi kepuasan peserta pelatihan dan mencapai
target kinerja dari Eselon I di Kementerian Keuangan.
Telah ditetapkan Keputusan Kepala BPPK Nomor
KEP-97/PP/2018 tentang Penjaminan Mutu
Pembelajaran di Lingkungan BPPK.
Tahun 2019
11. Melakukan perbaikan
dalam metode
penyelenggaraan
pembelajaran
Penetapan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-
2/PP/2019 tentang Pedoman E-learning.
12. Menginisiasi retire
faculty program dan
leader as teacher
Retired Faculty Program adalah kapitalisasi
pengetahuan, khususnya tacit knowledge, yang
dimiliki oleh para pegawai/pejabat senior yang
memiliki kompetensi khusus. Leader as teacher
adalah transfer knowledge, wisdom, dan pengalaman
para pimpinan kepada para pegawai Kementerian
Keuangan. Telah dilakukan pelatihan untuk 626
orang leader as teacher dan 91 orang Retired
Prominent Faculty.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
No. Milestones Capaian
13. Mewujudkan learning
organization
Organisasi pembelajar (learning organization) adalah
organisasi yang secara terus menerus dan terencana
memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus
berkembang dan mentransformasi diri baik secara
kolektif maupun individual dalam usaha mencapai
hasil yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
yang dirasakan bersama antara organisasi dan
individu di dalamnya sebagaimana KEP-140/PP/2017
tentang Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate
University.
Pada Tahun 2019, Implementasi IS RBTK dilanjutkan sesuai milestones
sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor
302/KMK.01/2019. BPPK mendukung IS #4 Modern e-learning sebagai Alat Utama
dalam Pengembangan SDM. Milestones yang telah dicapai antara lain:
1. Telah melaksanakan survey dan analisis terkait learning preference SDM
Kementerian Keuangan pada Semester 1 tahun 2019;
2. Penetapan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-2/PP/2019 tentang Pedoman E-
learning di Lingkungan Kementerian Keuangan;
3. Penyelenggaraan mandatory E-learning Kode Etik dan Kode Perilaku secara masif
untuk seluruh pegawai Kementerian Keuangan;
4. Integrasi SEMANTIK dengan HRIS terkait history pelatihan data kompetensi, dan
penyediaan fitur untuk e-certificate;
5. Melengkapi dan menyelesaikan seluruh arsitektur BDAT sesuai dengan framework
Enterprise Architechture ke dalam ORBUS iServer;
6. Pengembangan aplikasi synchronous e-learning (webinar);
7. Penyesuaian topologi server dan pengadaan server baru guna mendukung
kelancaran penyelenggaraan e-learning; dan
8. Implementasi full e-learning sebesar 49,55% dari target 30%.
Selain itu, BPPK juga mengembangkan model pembelajaran 10:20:70 yaitu
suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan antara proses belajar di ruang kelas
(structured learning), pembelajaran kolaboratif melalui komunitas (learning from others)
dan pembelajaran yang terintegrasi di tempat kerja (integrated learning from work atau
learning from experience).
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Gambar 1 Framework Model Pembelajaran 10:20:70
Salah satu bentuk pembelajaran learning from others adalah melalui
pembentukan Communities of Practice (CoP). CoP merupakan wadah berkumpul dan
berbagi pengetahuan bagi para pegawai yang memiliki keahlian dan minat tertentu
yang diharapkan dapat memberikan rumusan jawaban atas permasalahan di
organisasi. Sampai dengan akhir tahun 2018, telah ada 88 grup CoP dengan tema
beragam yang membahas isu-isu terkait kompetensi manajerial maupun teknis.
Kaitannya dengan integrated learning from work dilaksanakan melalui action learning
dengan memberikan penugasan berupa penerapan hasil pembelajaran di tempat kerja.
Tujuannya agar lebih mengintegrasikan proses pembelajaran dengan target organisasi
dengan fokus pada substansi yang relevan dengan sasaran, kebutuhan, dan program
pengembangan unit pengguna.
C. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tinggi di Politeknik Keuangan
Negara-STAN.
Kelembagaan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) sebagai perguruan tinggi
vokasi di lingkungan Kementerian Keuangan perlu disesuaikan sebagaimana amanat
dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Berdasarkan
surat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 56/M/III/2015 terkait
rekomendasi perubahan kelembagaan STAN menjadi Politeknik Keuangan Negara
STAN (PKN STAN), pada tanggal 15 Juli 2015 ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 137/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Keuangan
Negara STAN. Berdasakan PMK tersebut menegaskan kedudukan PKN STAN sebagai
perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Keuangan melalui Kepala BPPK. Penguatan kelembagaan ini memberikan
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
semangat baru bagi PKN STAN dalam penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi dan
layanan pendidikan tinggi lainnya.
Sehubungan dengan restrukturisasi kelembagaan PKN STAN tersebut,
ditetapkan beberapa kelengkapan organisasi dan peraturan terkait penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas antara lain:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.01/2016 sebagaimana diubah terakhir
dengan PMK-189/PMK.01/2016 tentang Statuta PKN STAN;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 478/KM.1/2016 tentang Uraian Jabatan
Direktur, Pembantu Direktur, Kepala Satuan, Kepala Bagian, Ketua Jurusan,
Kepala Pusat, Sekretaris Jurusan, Kepala Subbagian, Ketua Program Studi, Kepala
Laboratorium, dan Kepala Unit di Lingkungan Politeknik Keuangan Negara STAN;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 938/KMK.01/2016 tentang peringkat Jabatan
Struktural dan Jabatan Non Eselon di Lingkungan Politeknik Keuangan Negara
STAN;
4. Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-137/PP/2017 tentang Standar Operasional
Prosedur di Lingkungan Politeknik Keuangan Negara STAN;
5. Peraturan Direktur Nomor PER-4/PKN/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Direktur Nomor PER-1/PKN/2016 tentang Pedoman Standar Mutu Bidang
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat;
6. Peraturan Direktur Nomor PER-02/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Direktur PKN STAN Nomor PER-03/PKN/2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Vokasi PKN STAN.
7. Peraturan Direktur PKN STAN Nomor PER-10/PKN/2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat pada PKN STAN; dan
8. Peraturan Direktur PKN STAN Nomor PER-11/PKN/2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penelitian pada PKN STAN.
Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, beberapa capaian
yang telah dilaksanakan antara lain:
1. Akreditasi predikat “Baik Sekali” oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT) untuk seluruh program studi;
2. Penerimaan 173 dosen Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) dengan beban 30% dari
dosen Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN)/dosen tetap;
3. Program pendidikan untuk mahasiswa afirmasi dari NTT, Maluku, Maluku Utara,
Papua Barat, dan Papua;
4. Peningkatan kapasitas mahasiswa baru dengan metode blended learning: tatap
muka 75%, studi mandiri/online learning 25%;
5. Optimalisasi lulusan PKN STAN untuk pemenuhan formasi CPNS dan alokasi untuk
44K/L dengan tingkat kepuasan pengguna terhadap lulusan berdasarkan penelitian
tahun 2018 dan 2019 konsisten pada skor 4,00 (skala 5);
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
6. Foundation course (kurikulum bersama) pada tingkat pertama untuk berbagai
program studi;
7. Kegiatan pengabdian masyarakat (SEMBHADA) yang melayani sebanyak 658
institusi sepanjang tahun 2019;
8. Total penelitian pada tahun 2019 sebanyak 145 penelitian yang sesuai dengan
bidang keilmuan PKN STAN, 20 penelitian di antaranya terbit pada jurnal
nasional/internasional dengan indeks kualitas penelitian sebesar 98 (target 50);
9. PKN STAN bekerja sama dengan universitas, dan melakukan Kuliah Keuangan
Negara di beberapa universitas sebagai wujud program nasional; dan
10. Bekerja sama dengan Pemda, PKN STAN memberikan pelatihan dan/atau Bimtek
keuangan daerah sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
1.1.3. Terwujudnya pendidikan dan pelatihan yang fleksibel memenuhi kebutuhan
unit pengguna.
A. Peningkatan kapasitas SDM BPPK yang dapat mengantisipasi kebutuhan
kompetensi SDM Kementerian Keuangan di masa depan.
Tiga elemen SDM BPPK yang menjadi fokus utama untuk dikembangkan dalam
rangka mewujudkan Kemenkeu Corpu, yaitu struktural, widyaiswara, dan dosen.
Beberapa kegiatan pengembangan kompetensi SDM BPPK yang telah dilakukan antara
lain:
1. Pengembangan struktural, fungsional, dan/atau pelaksana meliputi:
a. Workshop Corporate University;
b. Keikutsertaan dalam Corpu Summit di Amsterdam (2016) dan Berlin (2017);
c. Pelatihan dan Sertifikasi Knowledge Management di Amerika Serikat;
d. Bimbingan Teknis Knowledge Capture;
e. Short Course Implementasi Corporate University di Queensland, Australia;
f. Short Course Implementasi Micro Learning di Auckland, New Zealand;
g. Pelatihan Enterprise Architecture di Malaysia;
h. Pelaksanaan Pelatihan Knowledge Management oleh Telkom Corpu;
i. Pelaksanaan Pelatihan 10:20:70 oleh Telkom Corpu;
j. Mengikuti GCCU di Sao Paulo, Brazil;
k. Pelaksanaan secondment pada BRI Corpu; dan
l. Mandatory E-learning Corporate University untuk seluruh pegawai BPPK.
2. Pengembangan khusus bagi widyaiswara meliputi Widyaiswara Competency Update
(WICU) sebanyak 3 angkatan, Pelatihan Penyusunan Story Board, dan Pelaksanaan
SNKN.
3. Pengembangan dosen melalui penerimaan dosen (NIDN), seminar dan kuliah umum
dengan narasumber tingkat internasional, seperti profesor dari The University
Adelaide, University of Southern California, dan The Treasury Australia.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
B. Pengembangan kerja sama diklat yang mendukung pengembangan SDM
keuangan negara yang menjadi prioritas.
Beberapa capaian terkait program kerja sama antara BPPK dengan mitra
strategis antara lain:
1. Penetapan PER-2/PP/2016 tentang Kerja Sama Program Diklat (KSPD) dalam
rangka penataan kerja sama program Diklat dengan K/L yang dibiayai APBN;
2. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BPPK dan 20
kampus di Indonesia;
3. Inisiasi Pengembangan Forum Pengembangan SDM K/L yang diikuti oleh 14
Kementerian/Lembaga di Indonesia pada tanggal 18 September 2017;
4. Tergabung dalam Global Council of Corporate Universities pada tanggal 21 Agustus
2017;
5. Pusdiklat PSDM bekerja sama dengan Australia Award Indonesia untuk pendanaan
beasiswa 20 karyasiswa split site UI-kampus di Australia;
6. Pusdiklat Bea dan Cukai (Pusdiklat BC) menjadi tuan rumah dalam The 2nd Joint
Customs Middle Management Programme (JCMMP) pada tanggal 31 Juli - 3 Agustus
2017;
7. Pusdiklat BC menjadi tuan rumah dalam The Regional Workshop on Valuation and
Post Clearance Audit (PCA) pada tanggal 20 - 23 November 2017;
8. PKN STAN tergabung dalam International Network Customs University sebagai wakil
Indonesia dan konferensi Kepabeanan Internasional (PICARD) 2017 di Tunisia;
9. PKN STAN melaksanakan kerja sama dengan Charles Sturt University, Politeknik
Maritim Indonesia, Masyarakat Profesi Penilai Indonesia, dan Unit Kerja Presiden
Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPP);
10. Pusdiklat Keuangan Umum (Pusdiklat KU) menjadi tuan rumah Regional Meeting
GDLN Asia Pacific pada bulan April 2018 di Jakarta;
11. Pusdiklat KU menjadi host pelatihan jarak jauh (webinar) GDLN Asia Pacific dengan
tema Enhancing Policy Making through Creative and Innovative Learning in Digital
Economy Era;
12. BPPK menjadi narasumber dalam kegiatan Public Finance Management Reform
Program di Laos;
13. Penandatanganan MoU antara PKN STAN dan Queensland University Technology
(QUT) Australia;
14. Pengakuan kurikulum akademik PKN STAN (kurikulum internal audit) oleh The
Institute of Internal Auditors (IIA);
15. Pusdiklat BC menjadi tuan rumah dalam beberapa workshop dan seminar
internasional dalam rangka menuju Regional Training Center World Custom
Organization-Asia Pacific (WCO-A/P);
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
16. Penandatanganan teknis kerja sama capacity building antara BPPK dengan Jabatan
Penilaian dan Perkhidmatan Harta Malaysia. Untuk implementasi dilaksanakan oleh
Pusdiklat KNPK serta PKN STAN;
17. Benchmarking dalam rangka Pusdiklat BC menuju Regional Training Center World
Customs Organization ke Korea Selatan, Malaysia, Jepang, dan India;
18. Menerima kunjungan Ministry of Finance of Lao People Democratic Republic dalam
rangka mempelajari Kemenkeu Corporate University dan modern e-learning;
19. Fasilitasi Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan bekerja sama dengan IMF untuk
menyelenggarakan Pelatihan Government Finance Statistic bagi pegawai di
lingkungan DJPb pada tanggal 26-29 Juli 2016;
20. BPPK c.q. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan bekerja sama dengan Nuffic-
NESO (Belanda) mengelola Short Course “Performance Measurement in State
Budgeting System” di Belanda pada tanggal 17 April s.d. 5 Mei 2017; dan
21. Fasilitasi Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan dengan Pemerintah Bangladesh
atas kegiatan Indonesia Budgeting System Benchmarking pada tanggal 10-14 Juli
2017 dan Benchmarking Institute of Public Finance Bangladesh dengan Kementerian
Keuangan pada tanggal 3-8 Agustus 2018.
C. Pengembangan desain program yang tepat melalui konversi data ISD yang
akurat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan dengan implementasi penyusunan
Instructional System Design (ISD) sejak tahun 2017 sesuai dengan amanat Peraturan
Kepala BPPK Nomor PER-4/PP/2017 tentang Pedoman Desain Pembelajaran di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Penyusunan desain pembelajaran yang andal
tidak terlepas dari proses analisis kebutuhan pembelajaran yang akurat. Penetapan
PMK-45/KMK.011/2018 tentang Pedoman Analisis Kebutuhan Pembelajaran di
lingkungan Kementerian Keuangan merupakan langkah awal dalam pengembangan
desain program yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan kompetensi SDM
Kementerian Keuangan.
Selain melalui penetapan peraturan, pengembangan desain pembelajaran
dipastikan dengan penetapan piloting indikator kinerja utama (IKU) di tahun 2018 yaitu
Persentase Konversi Kurikulum Pelatihan ke dalam Instructional System Design yang
mengonversi penyusunan Kerangka Acuan Program (KAP) versi lama menjadi KAP versi
baru sesuai ISD dengan target 55%. Pada tahun 2019, dilakukan penguatan pada
target dan formula IKU menjadi Persentase Pengembangan Instructional System Design
dengan target 100%. Penetapan IKU ditujukan untuk menjamin program pelatihan di
BPPK selaras dengan pembelajaran Corpu yaitu Relevant, Applicable, Impactful, dan
Accessible.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
D. Pengembangan manajemen pengetahuan untuk kebutuhan pendidikan dan
pelatihan yang diarahkan untuk menjadi bagian utama dalam pengembangan
sistem manajemen pengetahuan Kementerian Keuangan.
Implementasi manajemen pengetahuan diinisiasi dengan pengembangan KMS
yang terintegrasi dengan LMS melalui platform Kemenkeu Learning Center (KLC) dengan
laman klc.kemenkeu.go.id. Secara resmi, KLC pertama go online pada tanggal 31 Maret
2017. Sampai dengan akhir tahun 2019, KLC telah memuat lebih dari 2.592 dokumen
pengetahuan dan 429 online courses terkait keuangan negara yang disusun oleh para
pemilik pengetahuan (Skill Group Owner) di lingkungan Kementerian Keuangan. Dari
sisi users, sebanyak 1,3 juta pengguna telah mengakses KLC sejak pertama kali
diluncurkan. Seiring dengan perkembangan KLC yang cukup pesat di tahun 2019,
statistik mencatat bahwa tidak kurang dari 878 ribu pengguna internet telah
mengunjungi KLC. Mayoritas pengunjung yaitu sebesar 70,4% mengakses KLC
menggunakan personal computer, sebanyak 29% pengunjung menggunakan perangkat
seluler dan sisanya sebanyak 0,6% mengakses dengan tablet.
Namun demikian, BPPK tidak lantas berpuas diri. Rasio pantulan (bounce rate)
KLC saat ini sebesar 33,43% masih jauh dari ideal yaitu di bawah 24%. Untuk itu,
BPPK masih terus memperbaiki diri dalam meningkatkan kualitas konten course dan
knowledge. Misalnya dengan menggunakan animasi interaktif, webinar, video dengan
talent yang menarik, dll. Selain itu, pembelajaran mandiri (independent study) bagi
pegawai Kementerian Keuangan dilaksanakan dengan penyesuaian karakteristik waktu
kunjungan selama setahun terakhir yaitu pengunjung mulai bertambah pada pagi hari,
peak pukul 08.00 s.d. 11.00 WIB dan pukul 14.00 s.d. 15.00 WIB, serta mulai menurun
setelahnya di sore dan malam hari.
Melengkapi sistem manajemen pengetahuan yang telah dibangun, BPPK
mengusulkan penataan organisasi dengan menambahkan tusi sebagai pengelola
pengetahuan di bidang keuangan negara di lingkungan Kementerian Keuangan.
Penambahan tusi BPPK terkait manajemen pengetahuan nantinya akan dimasukkan
dalam Peraturan Presiden tentang Kementerian Keuangan dan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Selanjutnya,
dalam tataran teknis telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
226/PMK.011/2019 tentang Manajemen Pengetahuan di Lingkungan Kementerian
Keuangan sebagai pedoman seluruh Unit Eselon I dalam mengimplementasikan
manajemen pengetahuan. Selain itu, pembangunan enterprise architecture (EA)
Kementerian Keuangan telah mengakomodasi proses bisnis manajemen pengetahuan
dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 625/KMK.01/2018
tentang Proses Bisnis Level 0 Kementerian Keuangan.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Pelaksanaan knowledge capture sebagai bagian dari proses manajemen
pengetahuan didorong dengan adanya IKU “Persentase Pemenuhan Knowledge
Capture” untuk setiap widyaiswara dan dosen dengan target masing-masing minimal
empat dokumen pengetahuan. Setelah pengetahuan didokumentasikan, langkah
berikutnya adalah bagaimana pengetahuan tersebut dimanfaatkan yang diukur melalui
IKU “Persentase Pemanfaatan Knowledge pada Platform KLC” pada tahun 2018-2019.
Selain dokumen pengetahuan yang terekam secara digital dalam KLC, BPPK juga
berupaya menyusun Buku Sejarah Kementerian Keuangan seri I dan II, serta beberapa
buku lainnya, antara lain Sri Mulyani Indrawati: Selintas Pengabdian Sarat Tauladan,
2016 Tahun Tidak Biasa: Belajar dari Proses dan Pengelolaan APBN 2016, Mengenal
Pokok-Pokok Reformasi Keuangan Negara, 5 Menteri Keuangan Bicara, dan Buku
terkait sejarah BKF, Itjen, dan DJPPR.
1.1.4. Terwujudnya layanan keahlian di bidang pengelolaan dan pengembangan
SDM.
A. Pengadaan tenaga pengajar sesuai dengan kebutuhan jumlah dan kompetensi.
Sepanjang tahun 2015-2019, telah dilaksanakan tiga kali rekrutmen
widyaiswara di lingkungan BPPK baik untuk jenjang ahli pertama, muda, madya,
maupun utama.
Tabel 6 Rekrutmen Widyaiswara BPPK Tahun 2015-2019
No. Jenjang
Keahlian
Tahun Jumlah
2016 2018 2019
1. Pertama - - - -
2. Muda - 15 - 15
3. Madya - 1 - 1
4. Utama 4 5 5 14
Total 4 21 5 30
Sumber: Sekretariat Badan
Pengadaan tenaga pengajar pada Politeknik Keuangan Negara STAN
dilaksanakan sebanyak empat kali. Pada tahun 2015, rekrutmen dosen ditujukan
untuk internal BPPK melalui mekanisme alih jabatan (inpassing). Selanjutnya pada
tahun 2017, rekrutmen dilakukan secara terbuka untuk seluruh pejabat/pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Tabel 7 Rekrutmen Dosen PKN STAN Tahun 2015-2019
Tahun Hasil
Rekrutmen
Diangkat
Fungsional
Dosen
Keterangan
2015 80 71 -
2016 3 2 1 orang mengundurkan diri
2017 46 45 1 orang mengundurkan diri
2019 48 4 Pengangkatan calon dosen dalam
proses
Total 177 122
Sumber: PKN STAN
Selain melalui rekrutmen widyaiswara dan dosen, pemenuhan kebutuhan
layanan keahlian dilaksanakan dengan inisiasi Retired Faculty Program dan Leader as
Teacher. Retired faculty program adalah kapitalisasi pengetahuan, khususnya tacit
knowledge, yang dimiliki oleh para pegawai/pejabat senior yang memiliki kompetensi
khusus. Leader as teacher adalah suatu kegiatan transfer knowledge, wisdom, dan
pengalaman para pimpinan kepada para pegawai Kementerian Keuangan. Sampai
dengan tahun 2019, telah dilakukan pelatihan untuk 626 orang leader as teacher dan
91 orang retired prominent faculty.
B. Peningkatan kapasitas widyaiswara sesuai dengan kompetensinya agar dapat
menjadi spesialis keuangan negara yang mumpuni.
Peningkatan kapasitas widyaiswara dilakukan baik melalui pelatihan,
penugasan, kegiatan penulisan karya ilmiah, dll. Kegiatan peningkatan kapasitas
tersebut antara lain:
1. Pelatihan di dalam dan luar negeri;
2. Mengikuti Forum Ilmiah Keuangan Negara (FIKN);
3. Pelaksanaan Widyaiswara Competency Update (WICU) di seluruh Pusdiklat dan
BDK;
4. Capacity Building Knowledge Capture Crew;
5. Workshop Profesional Interview Technic;
6. Pelaksanaan Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) Tahun 2018;
7. Penugasan Widyaiswara dalam konferensi/workshop/seminar nasional dan
internasional; dan
8. Keikutsertaan dosen/widyaiswara/pejabat fungsional lain dan pejabat/pegawai di
beberapa forum ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
C. Pengembangan budaya riset yang berkualitas.
Pengembangan budaya riset di lingkungan BPPK dilakukan dengan berbagai
kegiatan, antara lain:
1. Kajian Akademis BPPK;
2. Jurnal BPPK;
3. Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN);
4. Forum Ilmiah Keuangan Negara (FIKN);
5. Publikasi hasil penelitian Dosen PKN STAN;
6. Penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers Kebijakan Fiskal Indonesia
oleh PKN STAN ;
7. Pengiriman dosen dalam forum Call for Papers di beberapa perguruan tinggi baik
dalam dan luar negeri; dan
8. Kerja sama penelitian dengan berbagai praktisi/perguruan tinggi baik dalam dan
luar negeri.
1.1.5. Terwujudnya jaminan kualitas output layanan melalui sertifikasi
kompetensi profesi/jabatan dan standardisasi.
A. Penerapan standardisasi layanan yang berlaku di lingkungan BPPK.
Untuk mewujudkan layanan BPPK yang berkualitas, perlu didukung dengan
adanya standardisasi kompetensi SDM pengelola pelatihan dan standardisasi
infrastruktur. Telah ditetapkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-139/PP/2017
tentang Standar Kompetensi Teknis Manajemen Pelatihan untuk menjamin SDM BPPK
memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mengelola pelatihan. Selain itu,
standardisasi infrastruktur dilakukan melalui Penetapan Keputusan Kepala BPPK
Nomor KEP-148/PP/2017 tentang Pedoman Standar Ruang Kelas Pintar (Smart
Classroom) di Lingkungan BPPK.
Jaminan layanan output pelatihan juga dilakukan melalui Pelaksanaan Penilaian
Kualitas Pembelajaran sesuai Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-124/PP/2019
tentang Standar Mutu Pembelajaran di lingkungan BPPK. Standardisasi layanan
dilengkapi dengan adanya penetapan IKU Kepala BPPK, Kepala Pusdiklat, dan Kepala
Balai yaitu Indeks Pemenuhan Standar Mutu dengan target indeks 3 dari skala 5. IKU
ini mengukur implementasi penjaminan kualitas pembelajaran sesuai dengan standar
mutu pembelajaran.
B. Pengembangan sistem manajemen mutu untuk seluruh unit di BPPK.
Untuk meningkatkan layanan kepada seluruh stakeholders, BPPK senantiasa
memperbaiki diri melalui penerapan sistem manajemen mutu layanan. Beberapa hal
yang telah dicapai adalah sebagai berikut:
1. Implementasi ISO 9001:2008 untuk seluruh Pusdiklat (2015-2016);
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
2. Penetapan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-5/PP/2017 tentang Pedoman
Evaluasi Pembelajaran di Lingkungan Kementerian Keuangan (22 Desember 2017);
3. Penerapan evaluasi pembelajaran dengan pola baru (Learning Quality System) untuk
memastikan terpenuhinya pelatihan yang terstandar dengan kualitas yang terjaga
dalam memenuhi kepuasan peserta pelatihan dan mencapai target kinerja dari
Eselon I di Kementerian Keuangan;
4. Penetapan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-1/PP/2018 tentang Pedoman
Evaluasi Pascapembelajaran di Lingkungan Kementerian Keuangan;
5. Kick Off pelaksanaan Evaluasi level 3 dan 4 di Pusdiklat dan Balai Diklat pada
tanggal 29 Juni 2018;
6. Penetapan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-97/PP/2018 tentang Penjaminan
Mutu Pembelajaran di Lingkungan BPPK; dan
7. Penetapan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-124/PP/2019 tentang Standar
Mutu Pembelajaran di Lingkungan BPPK.
C. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi di lingkup keuangan negara.
Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian
Keuangan, BPPK bertugas untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi di bidang
keuangan negara. Sepanjang periode Renstra 2015-2019, fungsi sertifikasi melekat
pada masing-masing pusdiklat. Ke depan, pelaksanaan fungsi sertifikasi tersebut akan
diintegrasikan ke dalam suatu dedicated unit agar tercipta standardisasi dan
koordinasi yang lebih optimal. Program sertifikasi kompetensi yang telah dilaksanakan
BPPK antara lain penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional Analis Anggaran
berdasarkan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-7/PP/2018 tentang Pedoman Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Analis Anggaran dan Sertifikasi Ahli Kepabeanan
berdasarkan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-2/PP/2015 sebagaimana diubah
terakhir dengan PER-1/PP/2016 tentang Pedoman Ujian Sertifikasi Ahli Kepabeanan.
Selain itu, BPPK juga melaksanakan Sertifikasi Bendahara berdasarkan Perpres 7
Tahun 2016 dan PMK-126/PMK.05/2016 sebagaimana telah diubah dengan PMK-
128/PMK.05/2017.
Pada tanggal 10 Mei 2016, BPPK melalui Pusdiklat KNPK mendapatkan sertifikat
lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi
Pihak 2 (LSP P2) berdasarkan Keputusan Kepala BNSP Nomor: BNSP-LSP-457-ID.
Skema sertifikasi LSP P2 tersebut meliputi sertifikasi untuk Penilai Bisnis Dasar,
Penilai Properti Dasar, dan Penilai Properti Lanjutan. Telah dilakukan perpanjangan
lisensi sampai dengan tahun 2024 melalui Keputusan Ketua BNSP Nomor
KEP.0587/BNSP/IX/2019.
Selain sertifikasi, berdasarkan Keputusan Kepala LAN Nomor: 239-
K.1/PDP.09/2017, pada tanggal 19 Desember 2017 BPPK menerima penghargaan
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
berupa sertifikat atas pengakuan dari LAN Nomor 070/K.1/PDP.09 sebagai instansi
Pengakreditasi Pelatihan Teknis untuk seluruh Pelatihan Teknis yang berkaitan dengan
Bidang Keuangan Negara di bawah Lingkungan Kementerian Keuangan dan Lembaga
Pelatihan Pemerintah lainnya. Dengan demikian, lembaga pelatihan yang akan
menyelenggarakan pelatihan di bidang keuangan negara harus melalui akreditasi dari
BPPK. Pedoman pelaksanaan akreditasi ditetapkan melalui Peraturan Kepala BPPK
Nomor PER-3/PP/2018 tentang Akreditasi Program Pelatihan di bidang Keuangan
Negara. Tahun 2019, BPPK telah melakukan akreditasi lembaga pelatihan kepada
BPSDM Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas empat pelatihan yaitu Pelatihan
Bendahara Penerimaan Substansi APBD, Pelatihan Bendahara Pengeluaran Substansi
APBD, Pelatihan Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual, dan Pelatihan
Penatausahaan Keuangan.
Selain dari perspektif arah kebijakan dan strategi, capaian BPPK tahun 2015-
2019 dapat dilihat juga dari persepktif sasaran program dan indikatornya. Sasaran
Program BPPK adalah mengembangkan SDM yang berintegritas dan berkompetensi
tinggi. Untuk mengukur ketercapaiannya, terdapat tiga indikator, yaitu:
1. Nilai Peningkatan Kompetensi SDM.
Target Nilai Peningkatan Kompetensi SDM pada Renstra BPPK tahun 2015-2019
adalah 22, 22, 23, 23, dan 24. Realisasi indikator ini tahun 2015-2017 adalah
28,94; 34,16; dan 39,58. Mulai tahun 2018, Indikator ini diganti menjadi
Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya dengan Target 2018-2019
sebesar 70% dan 90%. Realisasi indikator baru ini adalah sebesar 91,53% dan
96,03%.
2. Persentase Jam Pelatihan terhadap Jam Kerja Pegawai Kementerian Keuangan.
Target Persentase Jam Pelatihan terhadap Jam Kerja Pegawai Kementerian
Keuangan pada Renstra BPPK tahun 2015-2019 adalah 3,5%, 3,75%, 4,00%,
4,25%, dan 4,50%. Realisasi Indikator ini adalah sebesar 5,50%, 2,53%, 4,40%,
5,76%, dan 4,74%.
3. Persentase Lulusan Diklat Kementerian Keuangan dengan Predikat Minimal Baik.
Target Lulusan Diklat Kementerian Keuangan dengan Predikat Minimal Baik pada
Renstra tahun 2015-2019 adalah 90%, 90%, 90%, 90% dan 90%. Realisasi
indikator ini tahun 2015-2019 adalah 95,18%, 94,86%, 97,24%, 95,52%, dan
95,47%.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Target dan Realisasi tahun 2015-2019 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Target dan Realisasi 2015-2019
No Indikator Target/
Realisasi
Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1 Nilai Peningkatan
Kompetensi SDM
Target 22 22 23 23 24
Realisasi 28,94 34,16 39,58 - -
2 Persentase
Alumni Pelatihan
yang Meningkat
Kinerjanya
Target - - - 70% 90%
Realisasi
- - - 91,53% 96,03%
3 Persentase Jam
Pelatihan
terhadap Jam
Kerja Pegawai
Kementerian
Keuangan
Target 3,5% 3,75% 4,00% 4,25% 4,5%
Realisasi
5,50% 2,53% 4,40% 5,76% 4,74%
4 Persentase
Lulusan Diklat
Kementerian
Keuangan
dengan Predikat
Minimal Baik
Target 90% 90% 90% 90% 90%
Realisasi
95,18% 94,86% 97,24% 95,52% 95,47%
1.2. Aspirasi Pengguna Layanan BPPK.
Dalam rangka menjaga kualitas layanan dan memenuhi harapan para
pengguna, Kementerian Keuangan senantiasa mengevaluasi diri dengan melaksanakan
Survei Kepuasan Pengguna Layanan (SKPL). Pelaksanaan SKPL dilakukan melalui kerja
sama dengan pihak eksternal. Pada tahun 2015 – 2019, SKPL dilakukan oleh tim dari
Universitas Gadjah Mada terhadap seluruh Unit Eselon I Kementerian Keuangan.
Ruang lingkup SKPL terdiri atas dua variabel pengukuran, yaitu kepentingan dan
kepuasan. Dua variabel ini kemudian diterjemahkan ke dalam 11 aspek layanan
sebagaimana dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang meliputi:
1. Keterbukaan/kemudahan akses informasi;
2. Informasi layanan;
3. Kesesuaian prosedur dengan ketentuan yang ditetapkan;
4. Sikap pegawai;
5. Kemampuan dan keterampilan pegawai;
6. Lingkungan pendukung;
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
7. Akses terhadap layanan;
8. Waktu penyelesaian layanan;
9. Pembayaran biaya sesuai aturan/ketentuan yang ditetapkan;
10. Pengenaan sanksi/denda atas pelanggaran terhadap ketentuan layanan; dan
11. Keamanan lingkungan dan layanan.
Sesuai dengan tugas dan fungsi BPPK sebagai penyelenggara pendidikan dan
pelatihan di bidang keuangan negara, layanan BPPK yang menjadi objek survei adalah:
1. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) PKN STAN;
2. Seleksi Program Pascasarjana; dan
3. Pelatihan.
Capaian indeks kepuasan pengguna layanan BPPK dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 0,63 poin,
dari semula 4,08 di tahun 2015 menjadi 4,73 di tahun 2019. Evaluasi atas 11 aspek
layanan BPPK juga menunjukkan hasil yang positif yaitu di atas batas minimum 4,0
dan di atas rata-rata indeks Kementerian Keuangan. Secara keseluruhan, kualitas
layanan BPPK dapat memenuhi kepentingan dan kepuasan penggunanya.
Perkembangan capaian indeks kepuasan pengguna layanan BPPK dapat dilihat pada
Grafik 5.
Grafik 5 Kepuasan Pengguna Layanan Agregat
Sumber: Laporan SKPL 2015-2019
Terlepas dari capaian tersebut, terdapat beberapa rekomendasi yang perlu
mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan kepuasan pengguna layanan BPPK.
Beberapa rekomendasi antara lain terkait kepastian jadwal
4.02
4.33
4.33 4.42
4.73
4.084.19
4.39 4.434.59
2015 2016 2017 2018 2019
Kepuasan Pengguna Layanan Agregat
BPPK Kemenkeu
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
penyelenggaraan/pengumuman SPMB PKN STAN, transparansi nilai peserta Seleksi
Program Pascasarjana, dan peningkatan kapasitas pengajar pelatihan.
1.3. Potensi dan Permasalahan.
1.3.1. Potensi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BPPK memiliki beberapa potensi yang
dapat mendukung keberhasilan untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan ke depan.
Berikut ini hasil dari identifikasi terhadap potensi yang dimiliki BPPK, antara lain:
Pendidikan:
1. Tenaga pengajar (dosen) yang berkualitas.
2. Tenaga kependidikan yang kompeten dan andal.
Pelatihan:
1. Program pembelajaran sangat beragam sesuai dengan rumpun kompetensi
keuangan negara dan tusi Kementerian Keuangan.
2. High standard dalam penyelenggaraan pembelajaran.
3. Penerapan Kementerian Keuangan Corporate University dalam mewujudkan link and
match antara pembelajaran dengan kinerja.
4. Tenaga pengajar (widyaiswara) yang berkualitas.
5. Meningkatnya jumlah widyaiswara yang berasal dari Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT
Pratama dan Madya) semakin memperkaya wisdom dan experience.
6. Pembelajaran telah mengimplementasikan model pembelajaran terintegrasi
(10:20:70) dengan metode klasikal, blended learning, maupun e-learning.
7. Implementasi sistem penjaminan mutu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran.
Sertifikasi:
1. Pengakuan LAN sebagai Lembaga Pengakreditasi Pelatihan Teknis di bidang
keuangan negara bagi Lembaga Pelatihan Pemerintah.
2. Sertifikasi semakin dibutuhkan karena masifnya arah kebijakan pengembangan
jabatan fungsional di bidang keuangan negara.
Sistem Tata Kelola dan Sumber Daya:
1. Fasilitas pembelajaran fisik yang modern dan memadai. BPPK memiliki 6 Pusdiklat
dan 12 Balai Diklat yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Digital learning platform melalui Kemenkeu Learning Center sebagai moda
pembelajaran digital.
3. Memiliki mitra pembelajaran (networking) yang luas.
4. Memiliki reputasi baik.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
5. Kebutuhan dan pengembangan kompetensi SDM keuangan negara untuk
Kementerian/Lembaga dan Instansi Daerah (KLID) semakin besar.
6. Peluang pemenuhan SDM keuangan negara pada Kementerian Lembaga/Instansi
Daerah dari pendidikan vokasi bidang keuangan negara.
1.3.2. Permasalahan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan stakeholders dan menjaga kualitas
layanan, BPPK dihadapkan pada berbagai tantangan baik yang berasal dari internal
maupun eksternal. Oleh karena itu, BPPK dituntut agar mampu mengantisipasi dan
beradaptasi dengan perubahan, agile, serta senantiasa berinovasi dalam memberikan
layanannya. Berikut identifikasi permasalahan yang dihadapi BPPK dalam kurun
waktu tahun 2020-2024, antara lain:
Pelatihan:
1. Kemenkeu Corporate University belum sepenuhnya dipahami dan dijalankan oleh
setiap lini organisasi Kemenkeu.
2. Minimnya kontrol atas kesesuaian pengiriman peserta dengan pembelajaran.
3. Belum terintegrasinya pembelajaran dengan career path.
4. Pelaksanaan pelatihan belum sepenuhnya dikonsolidasikan melalui BPPK. Masih
ada Unit Eselon I yang menyelenggarakan pelatihan secara mandiri tanpa
koordinasi dengan BPPK.
5. Belum optimalnya penjaminan mutu pembelajaran.
Manajemen Pengetahuan:
1. Manajemen pengetahuan di lingkungan Kementerian Keuangan belum sinergi dan
efektif.
2. Pemanfaatan pengetahuan belum optimal sebagai solusi penyelesaian pekerjaan.
3. Budaya belajar dan berbagi pengetahuan masih relatif rendah.
Sistem Tata Kelola dan Sumber Daya:
1. Pengelolaan IT belum sepenuhnya dilakukan secara mandiri oleh BPPK, masih
bergantung (hosting) dengan Pusintek.
2. Pandemi COVID-19 mendorong terwujudnya kebiasaan baru (new normal) dalam
proses pendidikan, pelatihan, sertifikasi, dan manajemen pengetahuan.
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak terhadap tata kerja konvensional
berbasis kantor serta layanan BPPK, antara lain penundaan dan pembatalan beberapa
pelatihan yang masih berupa pembelajaran konvensional (tatap muka). Selain itu,
sebagian pelatihan tatap muka harus dikonversi menjadi pembelajaran digital, baik e-
learning maupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pada awal tahun 2020, direncanakan
ada 374 program pelatihan klasikal, akan tetapi pada Triwulan I 2020 baru dapat
direalisasikan sebesar 149 program, sementara 225 program (60% dari rencana tatap
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
muka) harus dikonversi atau ditunda penyelenggaraannya. Dampak selanjutnya
adalah pembelajaran dan ujian di PKN STAN harus diubah menjadi PJJ sejak akhir
Maret 2020, pembatalan rencana sertifikasi PPJK pada bulan Juli 2020, dan
penundaan rekrutmen beasiswa FETA tahun 2020.
BPPK menyadari bahwa diversifikasi metode pembelajaran adalah hal yang tidak
dapat ditunda lagi, sehingga pada periode Renstra 2020-2024 ini BPPK menerapkan
strategi-strategi terkait pembelajaran digital dan menetapkan target implementasi
program pembelajaran digital sebesar 80% pada akhir 2024. BPPK juga harus
melakukan inovasi pembelajaran digital, tidak hanya terbatas pada metode e-learning
saja. Diversifikasi metode pembelajaran digital ini perlu disesuaikan dengan model
pembelajaran terintegrasi, perkembangan teknologi terkini, materi yang akan
disampaikan, dan kebutuhan strategis Kementerian Keuangan c.q. Unit Eselon I.
Untuk dapat mewujudkan diversifikasi metode pembelajaran dengan banyak
mengadopsi variasi pembelajaran digital maka BPPK juga harus cepat melakukan
upskilling SDM-nya menuju penguasaan variasi metode pembelajaran dan penguasaan
teknologi (technology savvy). Strategi yang dilakukan BPPK adalah mengisi gap learning
technologist dengan mengadopsi Jabatan Fungsional Pengelola Teknologi Pembelajaran
(PTP). PTP bersama-sama dengan Jabfung Widyaiswara dan Jabfung Prakom akan
menjadi komponen utama pengembangan program pembelajaran digital di BPPK.
Upskilling kompetensi SDM ini tidak terbatas pada jabatan fungsional saja namun pada
seluruh komponen SDM BPPK.
Perubahan mendasar pada proses bisnis dan layanan BPPK sebagai dampak
Pandemi perlu ditindaklanjuti sebagai evaluasi kualitas kerja dan layanan sehingga
BPPK tidak serta merta kembali kepada kondisi sebelum Pandemi. Dalam penguatan
kinerja dan layanan pasca pandemi, BPPK akan melakukan penataan organisasi
dengan melakukan resetting fungsi dan peran Pusdiklat dan BDK. Harapannya
Pusdiklat dapat lebih fokus pada proses perencanaan program dan desain-development
program pembelajaran. Hal ini dilakukan agar BPPK menjadi organisasi yang agile
dapat dengan cepat merespons pemenuhan kebutuhan Stakeholder dan pesatnya
perubahan teknologi. Pola tata kerja di BPPK berubah dengan mengadopsi flexible
working space dengan lebih mengefektifkan working from home. Perubahan-perubahan
yang terjadi akibat Coivd-19 ini menjadi kesempatan bagi BPPK untuk mengadopsi
proses bisnis pembelajaran dengan Flexible Learning Space. Transformasi diversifikasi
metode pembelajaran juga memerlukan perubahan mindset budaya belajar di
Kemenkeu.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. Visi BPPK
Visi BPPK disusun dengan memperhatikan keselarasan dengan visi dan misi
Kementerian Keuangan serta memberikan gambaran umum kondisi yang ingin dicapai
pada akhir periode Renstra. Selain itu, penyusunan visi dan misi BPPK juga
mempertimbangkan capaian kinerja, kondisi internal dan eksternal (potensi dan
permasalahan), arah organisasi ke depan, serta aspirasi stakeholders.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, Visi BPPK Tahun 2020-2024 adalah
Menghasilkan SDM pengelola keuangan negara yang Unggul dan Beretika dalam
rangka mendukung Visi Kementerian Keuangan “Menjadi Pengelola Keuangan
Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif,
Inklusif, dan Berkeadilan”.
Dalam visi tersebut, yang dimaksud dengan SDM pengelola keuangan negara
adalah seluruh SDM pengelola keuangan negara baik yang berada di lingkungan
Kementerian Keuangan maupun Kementerian/Lembaga lain dan Instansi Daerah yang
tersebar di seluruh Indonesia. Unggul berarti terbaik, utama, lebih
tinggi/pandai/cakap dari pada yang lain, dilihat dari segi kompetensi maupun kinerja.
Sedangkan beretika menunjukkan adanya perilaku baik, terpuji, santun, berkarakter,
serta mencerminkan nilai-nilai Kementerian Keuangan yaitu integritas, sinergi,
profesionalisme, pelayanan, dan kesempurnaan.
Dengan visi baru ini, BPPK berkomitmen untuk terus mencetak punggawa
keuangan negara yang tidak hanya memiliki kualitas kompetensi dan kinerja tinggi,
tetapi juga beretika dalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Keuangan
dan juga Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, BPPK juga memperbarui misinya agar
mencerminkan kegiatan inti dan mandatnya dengan lebih baik.
2.2. Misi BPPK
BPPK mendukung Misi Kementerian Keuangan Nomor 5 “Mengembangkan
proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan sumber daya manusia yang adaptif
sesuai kemajuan teknologi” melalui upaya sebagai berikut:
1. Mengelola pendidikan yang berkualitas tinggi dalam kerangka Kementerian
Keuangan Corporate University.
2. Memperkuat pelatihan yang berdampak tinggi bagi SDM keuangan negara dalam
kerangka Kementerian Keuangan Corporate University.
3. Mengembangkan program sertifikasi kompetensi keuangan negara yang berkualitas
dan fit for purposes.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
4. Mewujudkan manajemen pengetahuan keuangan negara yang andal dalam
kerangka Kementerian Keuangan Corporate University.
5. Mengembangkan sistem tata kelola berbasis digital dan manajemen sumber daya
yang optimal.
End state (tahun 2024) yang diharapkan dari setiap misi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mengelola pendidikan yang berkualitas tinggi dalam kerangka Kementerian
Keuangan Corporate University.
• SPMB PKN STAN dilakukan dengan jumlah kuota yang lebih selektif disesuaikan
dengan kebijakan Kemenkeu minus-growth dan kebijakan nasional. Proyeksi
jumlah penerimaan mahasiswa baru maksimal sebanyak 1.000
mahasiswa/tahun.
• Pembelajaran telah mengadopsi pembelajaran digital baik fully distance learning
maupun blended learning serta terwujudnya digital learning ecosystem.
• Telah berfungsi Kemenkeu Learning Center (KLC) sebagai Learning dan
Knowledge Management System (LKMS) Kemenkeu yang handal.
• Telah terdapat fasilitas ruang kelas dalam rangka belajar mengajar seluruh
mahasiswa sesuai protokol new normal.
• Telah berfungsi sistem informasi yang andal dalam mengelola data mahasiswa,
penjadwalan, presensi dan kelas, layanan informasi akademik, dan arsip
akademis dan non akademis.
• Pendidikan vokasi menitikberatkan pada kompetensi keuangan negara,
pembentukan karakter dan IT (competency and value-based education).
• Penguatan karakter mahasiswa sebagai calon SDM keuangan negara dilakukan
dengan cara habituasi lingkungan melalui penyediaan dormitory bagi
mahasiswa, dan program pengembangan karakter selaras dengan agenda
akademis dan non akademis serta bimbingan dan penyuluhan kesehatan dan
psikologi.
• Penguatan karakter tenaga akademis dan non akademis di PKN STAN dalam
penguasaan konten keuangan negara serta kompetensi teknis manajerial dan
sosial kultural.
• Penataan organisasi PKN STAN telah dilaksanakan dengan penyederhanaan
rantai koordinasi akademis.
• PKN STAN memiliki mekanisme sertifikasi kompetensi keuangan negara (level
dasar) yang dikhususkan untuk akademisi terkoneksi dengan Sistem Sertifikasi
Kompetensi di BPPK.
• Pengelolaan penelitian dan pengabdian masyarakat fokus kepada kebijakan
keuangan negara.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
• Pengelolaan penelitian dan pengabdian masyarakat fokus kepada kebijakan
pengelolaan keuangan dan kekayaan negara.
• Pengelolaan beasiswa Kemenkeu (FETA) diselaraskan dengan program
manajemen talenta sehingga lulusan dapat termanfaatkan secara optimal,
misalnya sebagai successor kepemimpinan di lingkungan Kemenkeu yang telah
memenuhi syarat baik secara akademik, technical skill, maupun karakter (talent
pool).
• Jumlah kuota penerima program beasiswa Kemenkeu (FETA) ditambah menjadi
maksimal 120 per batch dan lebih selektif dalam pemilihan kampus tujuan
belajar, yaitu 30 besar kampus di dunia (by subject).
2. Memperkuat pelatihan yang berdampak tinggi bagi SDM keuangan negara dalam
kerangka Kementerian Keuangan Corporate University.
• Terwujudnya strategi pembelajaran Kemenkeu Corpu yang selaras dengan
strategi kinerja Kemenkeu.
• BPPK melalui kerangka Kemenkeu Corporate University mewujudkan
Kementerian Keuangan sebagai learning organization untuk mencetak SDM
keuangan negara yang unggul dan beretika (competency and value-based
learning).
• Pembelajaran berdampak tinggi (25% pelatihan strategis dengan evaluasi sampai
dengan level 4).
• Pelatihan di BPPK baik klasikal maupun berbasis digital telah diukur dampak
pembelajarannya dalam meningkatkan kinerja organisasi Kemenkeu selaras
dengan rencana strategis Kemenkeu dan/atau Unit Eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan.
• Kemenkeu Corpu c.q. BPPK telah mendapat akreditasi/sertifikasi Corporate
University dari institusi/asosiasi Corporate University berkelas dunia.
• Telah tersedia berbagai macam moda pembelajaran baik secara klasikal maupun
digital, termasuk pelaksanaan desain thinking (non pelatihan), learning system
gamification, penguatan case study, dan adaptive learning.
• Terwujudnya pembelajaran heutagogi dan metode pervasive learning di
lingkungan Kemenkeu.
• Telah dilakukan pemenuhan gap kompetensi SDM Kemenkeu melalui
pembelajaran (prasyarat: SKTJ telah tersedia).
• Implementasi pembelajaran digital sebesar 80%.
• Layanan pembelajaran yang inklusif meliputi Kementerian Keuangan, KLID, dan
Masyarakat (diutamakan dalam format digital).
• BPPK telah memberikan akreditasi dan memosisikan unit penyelenggara
pembelajaran KLID/Swasta sebagai satelit penyelenggaraan pembelajaran
keuangan negara yang berkualitas.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
• Pengelolaan pembelajaran di BPPK bekerja sama dengan principal pembelajaran
berkelas dunia.
• Penjaminan Kualitas Pembelajaran telah dilakukan oleh Pusat Khusus dan lebih
terstruktur.
• Setiap Pusdiklat dan unit layanan pembelajaran memiliki fungsi melakukan
evaluasi kualitas layanan secara internal (evaluasi diri).
3. Mengembangkan program sertifikasi kompetensi keuangan negara yang berkualitas
dan fit for purposes.
• Layanan Sertifikasi Kompetensi Pengelola Keuangan Negara terintegrasi
pembelajaran berkelanjutan dalam sistem informasi yang andal.
• Telah dilakukan harmonisasi kebijakan sertifikasi di Kemenkeu terkait tugas
dan fungsi BPPK untuk melakukan sertifikasi kompetensi keuangan negara.
• Sertifikasi dikelola dan diselenggarakan oleh unit khusus level Eselon II (pusat)
yang terpisah dari unit penyelenggara pelatihan.
• Model sertifikasi kompetensi keuangan negara secara online/berbasis digital
telah dilakukan dengan infrastruktur IT yang andal.
• Memberdayakan BDK, PKN STAN, dan beberapa Unit Eselon I sebagai Tempat
Uji Kompetensi (TUK).
• Penyelenggaraan sertifikasi di BPPK bekerja sama dengan principal sertifikasi
berkelas dunia.
• PKN STAN berperan sebagai pengelola (TUK) sertifikasi kompetensi keuangan
negara dasar yang diperlukan, khususnya bagi kalangan akademis tingkat
menengah (SMK/SMA) dan tinggi (Politeknik/Perguruan tinggi).
4. Mewujudkan manajemen pengetahuan keuangan negara yang andal dalam
kerangka Kementerian Keuangan Corporate University.
• Tingkat Kematangan Knowledge Management level 4 Optimize.
• Telah berfungsinya struktur pengelola KM di setiap Unit Eselon I dan di BPPK
sebagai pengelola KM level Kementerian Keuangan.
• Telah berfungsinya KLC (generasi 2/selanjutnya) sebagai LKMS Kementerian
Keuangan untuk mengelola pengetahuan dari setiap level akses aset intelektual,
yaitu:
- Level 1 (secret): dapat diakses oleh individu tertentu.
- Level 2 (confidential): dapat diakses oleh internal unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya yang menyusun aset intelektual.
- Level 3 (shareable): dapat diakses oleh seluruh pegawai di lingkungan
Kemenkeu.
- Level 4 (public): dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
• Pemanfaatan KLC generasi 2 telah diukur menggunakan CoP, bounce rate, rating,
dan unique page views serta mekanisme pengukuran kuantitatif lainnya.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
5. Mengembangkan sistem tata kelola berbasis digital dan manajemen sumber daya
yang optimal.
• Organisasi dan tata kerja yang lean, agile, SDM Minimum, dan berbasis digital.
• Melakukan delayering sesuai dengan kebijakafn Kemenkeu.
• Penguatan fungsi perumusan kebijakan pembelajaran dan digital learning di
Pusdiklat melalui penyesuaian nomenklatur struktur organisasi,
pengintegrasian fungsi strategic partnership untuk memperkuat jaringan
pembelajaran, dan peralihan fungsi penyelenggaraan pelatihan tatap muka ke
Unit Pelaksana Teknis.
• Integrasi fungsi Pusdiklat KNPK ke dalam Pusdiklat AP dalam rangka
mewujudkan end-to-end pembelajaran pengelolaan anggaran dan
perbendaharaan sebagai inti keuangan negara.
• Pembentukan pusat baru, yaitu Pusat Penjaminan Kualitas Pembelajaran,
Sertifikasi dan Manajemen Pengetahuan dalam rangka memenuhi kebutuhan
atas layanan quality assurance, uji kompetensi (sertifikasi), dan Manajemen
Pengetahuan.
• Transformasi Pusdiklat PSDM menjadi Pusdiklat Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi dengan penguatan pembelajaran kepemimpinan (leadership and
talent), pembelajaran pembentukan karakter (pre-service learning) dan
pembelajaran budaya organisasi (kompetensi sosial kultural, nilai-nilai
Kemenkeu), serta penguatan pengelolaan beasiswa (semi tailored-post graduate
programs dan executive training) melalui penyelarasan dengan kebijakan
manajemen talenta.
• Fit-sizing 12 Balai Diklat menjadi sembilan Balai Pembelajaran Keuangan Negara
(BPKN) yang didukung 16 Seksi Layanan Pembelajaran yang tersebar di wilayah
Indonesia dan penggabungan satuan kerja Pusat demi mewujudkan lean
organization yang efisien dan fokus pada peningkatan kualitas layanan utama.
• Mewujudkan fungsi BDK sebagai penghubung komunikasi pembelajaran Unit
kementerian keuangan di daerah dengan BPPK Pusat.
• Simplifikasi layanan pembelajaran melalui suatu sistem yang terintegrasi
sebagai bagian dari pembangunan Enterprise Architecture dalam rangka
Transformasi Digital Kementerian Keuangan.
• Penguatan fungsi pengelolaan kinerja dan risiko, pengelolaan infrastruktur
kreatif dan multimedia, serta pengelolaan aset dan keuangan melalui
penggabungan satuan kerja Pusat (kecuali Pusdiklat PSDM) dengan Sekretariat
BPPK.
• Kompetensi dasar SDM BPPK sudah kuat pada penguasaan konsep Keuangan
Negara secara holistik, pembelajaran terintegrasi, penguasaan teknologi
pembelajaran terkini (digital), serta kuat pada etika - karakter sosial kultural.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
• Terwujudnya penguatan kompetensi teknologi (technology savvy) yang dapat
memanfaatkan Big Data sebagai sumber informasi untuk kebijakan
pembelajaran.
• Pengembangan kompetensi dan assesment tidak terbatas pada pejabat tetapi
juga akan dilakukan sampai dengan level pelaksana.
• Telah terwujud mekanisme kerja secara Flexible Working Space sesuai Kebijakan
Kemenkeu yang telah diadaptasikan ke dalam mekanisme Flexible Learning
Space.
• Penguatan Layanan platform LKMS Kementerian Keuangan Tahap IV (java).
• Terwujudnya Learning - Certification Alliance and Partneship dengan Institusi
kelas Dunia.
• Penguatan Keterlibatan BPPK dalam komunitas pembelajaran dan corporate
university di level Nasional dan Internasional.
• Leading Worldclass Corporate University in Public Sector melalui akreditasi
Kemenkeu Corporate University oleh lembaga akreditasi Corporate University
internasional, memperoleh penghargaan/prestasi di level Nasional dan
Internasional, serta menjadi rujukan pengembangan Corporate University di level
Nasional-Internasional.
2.3. Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Keuangan, BPPK
mendukung Tujuan Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 nomor 5, yaitu Birokrasi
dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
2.4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Kementerian Keuangan dalam tujuan Birokrasi dan layanan
Publik yang agile, efektif, dan efisien yang didukung oleh BPPK adalah organisasi dan
SDM yang optimal. Indikator Kinerja pada sasaran strategis tersebut adalah:
1. Tingkat implementasi learning organization;
2. Persentase alumni pelatihan yang meningkat kinerjanya;
3. Persentase lulusan pendidikan dan pelatihan dengan predikat minimal baik; dan
4. Persentase pemenuhan gap kompetensi SDM Kemenkeu melalui pembelajaran
(Competency Gap Index (CGI)).
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI,
KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. Strategi Nasional dan Strategi Kementerian Keuangan
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-
2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Dalam RPJMN Tahun 2020-2024, Presiden memberikan 5 (lima) arahan utama
yang digunakan sebagai strategi dalam melaksanakan Sembilan misi Presiden yang
dikenal dengan Nawa Cita Kedua serta dalam rangka mencapai sasaran Visi Indonesia
2045. Kelima arahan tersebut yaitu (1) Pembangunan Sumber Daya Manusia; (2)
Pembangunan Infrastruktur; (3) Penyederhanaan Regulasi; (4) Penyederhanaan
Birokrasi; dan (5) Transformasi Ekonomi. Visi, misi, dan kelima arahan Presiden
dimaksud diterjemahkan ke dalam tujuh Agenda Pembangunan sebagai berikut:
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan
Berkeadilan;
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin
Pemerataan;
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing;
4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.
Kementerian Keuangan mendukung seluruh Agenda Pembangunan dimaksud melalui
beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran pada
masing-masing agenda.
Kementerian Keuangan dalam Agenda Pembangunan 1 RPJMN tahun 2020-
2024 diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan
pembangunan nasional yaitu 1) Pemenuhan Kebutuhan Energi dengan Mengutamakan
Peningkatan Energi Baru Terbarukan (EBT); 2) Penguatan Kewirausahaan, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan Koperasi; 3) Peningkatan Nilai Tambah,
Lapangan Kerja, Investasi di Sektor Riil, dan Industrialisasi; 4) Peningkatan Ekspor
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); dan
5) Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi.
Pada Agenda Pembangunan 2 RPJMN tahun 2020-2024, Kementerian Keuangan
diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan pembangunan
nasional yaitu 1) Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Pusat-pusat Pertumbuhan
Wilayah; 2) Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pelayanan Dasar, Daya Saing, serta
Kemandirian Daerah; 3) Meningkatkan Pemerataan Antarwilayah Kawasan Barat
Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia maupun Jawa dan Luar Jawa; serta 4) Arah
Pembangunan Wilayah Per Pulau.
Dalam Agenda Pembangunan 3 RPJMN tahun 2020-2024, Kementerian
Keuangan diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan
pembangunan nasional yaitu 1) Memperkuat Pelaksanaan Perlindungan Sosial; 2)
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Menuju Cakupan Kesehatan Semesta; 3)
Meningkatkan Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas; 4) Mengentaskan
Kemiskinan; dan 5) Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing.
Kementerian Keuangan dalam Agenda Pembangunan 4 RPJMN tahun 2020-
2024 diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan
pembangunan nasional yaitu Revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila untuk
memperkukuh ketahanan budaya bangsa dan membentuk mentalitas bangsa yang
maju, modern, dan berkarakter.
Untuk Agenda Pembangunan 5 RPJMN tahun 2020-2024, Kementerian
Keuangan diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan
pembangunan nasional yaitu 1) Infrastruktur Pelayanan Dasar; 2) Infrastruktur
Ekonomi; 3) Energi dan Ketenagalistrikan; dan 4) Transformasi Digital.
Kementerian Keuangan dalam Agenda Pembangunan 6 RPJMN tahun 2020-
2024 diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan
pembangunan nasional yaitu peningkatan ketahanan bencana dan iklim. Arah
kebijakan tersebut dilaksanakan dengan strategi peningkatan pengembangan dan
inovasi skema alternatif pembiayaan penanggulangan bencana.
Dalam Agenda Pembangunan 7 RPJMN tahun 2020-2024, Kementerian
Keuangan diamanatkan dapat berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan
pembangunan nasional yaitu 1) Optimalisasi Kebijakan Luar Negeri; 2) Penegakan
Hukum Nasional; dan 3) Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional.
Visi Kemenkeu tahun 2020-2024 adalah menjadi pengelola keuangan negara
untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang produktif, kompetitif, inklusif, dan
berkeadilan untuk mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Adapun arah kebijakan dan strategi Kementerian Keuangan pada tahun 2020-2024
dalam rangka mendukung agenda prioritas pembangunan nasional dan mencapai
tujuan Kementerian Keuangan, yang didukung oleh BPPK adalah arah kebijakan
Kemenkeu nomor 3.1.5. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif dan efisien.
Birokrasi dan Layanan Publik yang Agile, Efektif, dan Efisien
Kondisi yang ingin dicapai dalam tujuan Birokrasi dan Layanan Publik yang
Agile, Efektif, dan Efisien adalah:p
1. Organisasi dan SDM yang optimal.
2. Sistem informasi yang andal dan terintegrasi.
3. Pengendalian dan pengawasan internal yang bernilai tambah.
4. Pelaksanaan tugas khusus yang optimal.
Strategi yang dilakukan Kementerian Keuangan dalam mewujudkan Organisasi
dan SDM yang optimal adalah:
1. Implementasi Work From Home secara bertahap dan selektif dengan
memperhatikan prinsip Work Life Balance.
2. Penetapan Business Continuity Plan (BCP) sebagai strategi untuk meminimalkan
dampak pandemi COVID-19 terhadap aktivitas unit organisasi.
3. Percepatan implementasi Enterprise Architecture dalam rangka penyempurnaan
proses bisnis Kementerian Keuangan berbasis digital.
4. Percepatan penyempurnaan office automation dan e-learning untuk menunjang
digital work place di Kementerian Keuangan.
5. Penetapan Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
lingkungan Kementerian Keuangan.
6. Penguatan Budaya Kementerian Keuangan (the new thinking of working, nilai-nilai,
etika, dan disiplin pegawai).
7. Implementasi penyederhanaan birokrasi (delayering).
8. Percepatan optimalisasi BMN Kementerian Keuangan yang terindikasi idle dan
penggunaan aset bersama.
9. Kebijakan minus-growth melalui moratorium rekrutmen CPNS, re-distribusi, dan
implementasi exit strategy.
10. Penataan komposisi core-supporting SDM melalui pengembangan kompetensi dan
internal job vacancy.
11. Pemenuhan kompetensi manajerial, teknis, dan sosial kultural yang terintegrasi
dan berbasis IT.
12. Modernisasi dan streamlining layanan SDM melalui Transformasi Digital.
13. Pembangunan dan pengembangan manajemen pengetahuan (knowledge
management).
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
14. Penguatan implementasi Kemenkeu Corporate University.
15. Peningkatan kompetensi melalui sinergi pembelajaran, akreditasi, dan sertifikasi
kompetensi di bidang pengelolaan keuangan negara.
16. Penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi yang fit for purpose di bidang keuangan
Negara, termasuk pada penguasaan teknologi informasi.
Strategi yang dilakukan Kementerian Keuangan dalam mewujudkan sistem
informasi yang andal dan terintegrasi adalah:
1. Implementasi Tata Kelola TIK yang andal sesuai best practice.
2. Penguatan dan peningkatan kualitas infrastruktur TIK DC/DRC termasuk
dukungan implementasi digital workplace.
3. Pengembangan proyek strategis TIK Kementerian Keuangan.
4. Implementasi Satu Data Kemenkeu.
5. Pembangunan pelayanan publik yang efektif, efisien, dan andal melalui portal
layanan digital Kementerian Keuangan.
Strategi yang dilakukan Kementerian Keuangan dalam pengendalian dan
pengawasan internal yang bernilai tambah adalah:
1. Penerapan Fraud Management System dalam rangka implementasi program
penanganan pandemi.
2. Pengawasan berbasis teknologi informasi.
3. Pencegahan dan penindakan praktik fraud.
4. Pengembangan infrastruktur dan sistem pengawasan.
5. Pengembangan kerangka pengawasan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
6. Peningkatan peran serta pengawasan dari masyarakat melalui sarana pengaduan
yang terintegrasi (Whistleblowing System).
7. Peningkatan dan penguatan peran Unit Kepatuhan Internal (UKI).
Dari Strategi Kemenkeu yang telah disebutkan di atas, BPPK sebagai Unit Eselon
I yang mempunyai fungsi pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi di bidang
keuangan negara, dan manajemen pengetahuan mendapatkan mandat atau
diamanatkan untuk melaksanakan strategi Kementerian Keuangan dalam
mewujudkan Organisasi dan SDM yang optimal melalui:
a. Pembangunan dan pengembangan manajemen pengetahuan (knowledge
management).
b. Penguatan implementasi Kemenkeu Corporate University.
c. Peningkatan kompetensi melalui sinergi pembelajaran, akreditasi, dan sertifikasi
kompetensi di bidang pengelolaan keuangan negara.
d. Penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi yang fit for purpose di bidang keuangan
Negara, termasuk pada penguasaan teknologi informasi.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi-strategi tersebut di atas,
pada tahun 2020 Kementerian Keuangan memiliki dua belas program yang terdiri dari:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Keuangan.
2. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Keuangan.
3. Program Pendidikan, Pelatihan, dan Sertifikasi Kompetensi di Bidang Keuangan
Negara.
4. Program Pengelolaan Anggaran Negara.
5. Program Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah.
6. Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara.
7. Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara,
dan Pelayanan Lelang.
8. Program Perumusan Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan.
9. Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak.
10. Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan
Cukai.
11. Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.
12. Program Integrasi Layanan Indonesia National Single Window.
Selanjutnya, dalam rangka menjalankan arah kebijakan dan strategi-strategi
tersebut di atas, mulai tahun 2021-2024 Kementerian Keuangan memiliki lima program
yang terdiri dari:
1. Program Kebijakan Fiskal;
2. Program Pengelolaan Penerimaan Negara;
3. Program Pengelolaan Belanja Negara;
4. Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko; dan
5. Program Dukungan Manajemen.
Kelima Program Kementerian Keuangan tersebut diterjemahkan ke dalam arah
kebijakan dan strategi masing-masing Unit Eselon I dengan fokus sebagai berikut:
1. Sekretariat Jenderal (Setjen)
Arah Kebijakan Setjen adalah sebagai berikut:
1) a. Penetapan Business Continuity Plan (BCP) untuk meminimalkan dampak
bencana pandemi COVID 19.
b. Mewujudkan organisasi Kementerian Keuangan yang agile, best fit, dan
integrated.
c. Penguatan peran pengelolaan SDM Kementerian Keuangan sebagai strategic
business partner organisasi.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
d. Mendorong peningkatan produktivitas dan kinerja melalui penguatan
budaya organisasi dan budaya digital.
e. Implementasi Transformasi Digital Kemenkeu sesuai blueprint solution EA.
2) a. Penguatan pengelolaan keuangan, kinerja, dan risiko berbasis value for
money.
b. Reshapping Penganggaran menuju New Normal.
c. Sinergi pembinaan dan evaluasi keuangan, kinerja, serta risiko.
d. Integrasi sistem informasi dalam monitoring dan pelaporan keuangan,
kinerja, serta risiko.
e. Percepatan optimalisasi BMN Kementerian Keuangan yang terindikasi idle.
3) a. Komunikasi kolaboratif dengan melibatkan Influencer eksternal dan internal
(ASN Kemenkeu).
b. Pengembangan Tata Kelola kehumasan yang modern.
c. Penyempurnaan tata kelola TIK sesuai dengan best practice secara
menyeluruh.
d. Penyempurnaan dan pengembangan sistem berbagai pakai untuk layanan
korporat, pengelolaan data, dan infrastruktur TIK.
e. Penyediaan portal layanan digital Kemenkeu.
4) a. Menciptakan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan
kekayaan negara yang sederhana, prudent, dan adaptif.
b. Optimalisasi penggunaan IT dalam penanganan regulasi di lingkungan
Kemenkeu.
c. Memberikan perlindungan hukum yang optimal bagi institusi dan ASN
Kementerian Keuangan dengan menghasilkan ahli-ahli hukum keuangan
negara di lingkungan Kementerian Keuangan.
5) a. Penyediaan dukungan sarana dan prasarana kantor yang sesuai dengan
protokol kesehatan.
b. Penguatan tata kelola serta peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya Sekretariat Jenderal.
c. Peningkatan dan penguatan peran Unit Kepatuhan Internal (UKI) Sekretariat
Jenderal.
6) a. Menyediakan dukungan strategis kepada pimpinan yang responsif dan andal
melalui transformasi digital.
b. Menyediakan layanan kesekretariatan stabilitas sistem keuangan yang
responsif dan berkualitas.
c. Peningkatan dan Penguatan Pengawasan terhadap kebijakan perpajakan dan
pelaksanaan administrasi perpajakan.
7) a. Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan profesi keuangan secara
komprehensif dan berkelanjutan berbasis digital.
b. Optimalisasi Dana Abadi Pendidikan.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
c. Penyaluran Dana Pendidikan yang efektif dan efisien.
d. Peningkatan Kualitas Layanan dan Dukungan terhadap Pengadilan Pajak
melalui Transformasi Administrasi dan Tata Kelola Sengketa Pajak yang
Sederhana dan Terintegrasi.
2. Inspektorat Jenderal (Itjen)
Arah kebijakan Itjen adalah sebagai berikut:
1) a. Pengawasan penganggaran BUN yang berbasis kinerja, pelaksanaan belanja
BUN yang berkualitas dan pertanggungjawaban BUN yang transparan dan
akuntabel melalui kegiatan reviu RKA BA BUN, reviu PIPK BA BUN, reviu
laporan BA BUN, pengawasan pelaksanaan belanja BUN, dan pengawalan
pemeriksaan BPK (termasuk belanja BA BUN untuk Penanganan COVID-19).
b. Pengawasan kualitas pengelolaan belanja BUN pada K/L/Pemda melalui
sinergi pengawasan dengan Aparat Pengawas Intern K/L/Pemda (termasuk
belanja BA BUN untuk Penanganan COVID-19).
2) a. Pengawasan atas penganggaran BA 015 yang berbasis kinerja, pelaksanaan
belanja BA 015 yang berkualitas, dan pertanggungjawaban BA 015 yang
transparan dan akuntabel melalui kegiatan reviu RKA BA 015, reviu PIPK BA
015, reviu laporan BA 015, pengawasan pelaksanaan belanja BA 015, dan
pengawalan pemeriksaan BPKK.
b. Penguatan budaya integritas di lingkungan Kementerian Keuangan melalui
penerapan Fraud Management System (perbaikan sistem,
edukasi/kampanye, dan penindakan).
3) a. Pengawasan atas GRC penyusunan kebijakan/insentif fiskal dan non fiskal
khususnya terkait penanganan dampak COVID-19, penyusunan Omnibus
Law perpajakan dan kebijakan pembiayaan penanggulangan bencana.
b. Pengawasan atas GRC penyusunan APBN khususnya proyeksi target
penerimaan Negara dan pengembangan model ekonomi makro secara
terpadu.
c. Pengawasan kerja sama internasional.
4) a. Pengawasan implementasi kebijakan/insentif perpajakan termasuk atas
penanganan dampak COVID-19.
b. Pengawasan atas perluasan basis perpajakan dan PNBP (intensifikasi dan
ekstensifikasi).
c. Pengawasan atas peningkatan kepatuhan wajib pajak.
d. Pengawasan atas efektivitas pengawasan kewajiban perpajakan dan PNBP
e. Pengawasan atas pengelolaan organisasi khususnya sumber daya manusia
f. Pengawasan atas sinergi pengelolaan Penerimaan Negara.
g. Pengawasan atas pembaharuan sistem informasi perpajakan, sistem
Kepabeanan dan Cukai, serta sistem pengawasan PNBP.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
5) a. Pengawasan atas kualitas dan akuntabilitas belanja K/L/Pemda untuk
penanganan dampak COVID-19 (Non-BA BUN).
b. Pengawasan implementasi kebijakan redesign sistem penganggaran.
c. Pengawasan atas penyusunan APBN terkait belanja negara.
d. Pengawasan atas kualitas dan akuntabilitas pengelolaan belanja Pemerintah
Daerah.
6) a. Pengawasan atas Cash Management System (CMS) dan pengembangan
sistem perbendaharaan.
b. Pengawasan atas pemberian fasilitas pembiayaan (KUR, Umi) dan BLU.
c. Pengawasan atas pengelolaan dan pemanfaatan aset negara dan investasi
pemerintah.
d. Pengawasan badan usaha di bawah pengawasan Kementerian Keuangan
(SMI, PT PII, SMF, dan Indonesia Exim Bank).
e. Pengawasan pengelolaan utang negara dan pengembangan alternatif
pembiayaan negara.
f. Pengawasan atas tata kelola badan pengelola jaminan sosial (BPJS, ASABRI,
dan TASPEN).
7) a. Pengawasan atas penyederhanaan birokrasi (delayering) di Kementerian
Keuangan.
b. Pengawasan atas tata kelola TIK Kementerian Keuangan, pengadaan dan
pengelolaan infrastruktur terkait TIK, dan pengelolaan BMN Kementerian
Keuangan.
c. Pengawasan atas penataan dan pengelolaan SDM, program reformasi
birokrasi Kemenkeu, dan budaya integritas Kemenkeu.
3. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)
Arah kebijakan DJA adalah sebagai berikut:
1) APBN yang ekspansif konsolidatif.
2) Pengelolaan PNBP yang optimal.
3) Pengelolaan belanja negara yang berkualitas.
4) Terlaksananya sistem manajemen informasi yang andal.
4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Arah kebijakan DJP adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan.
2) Penerimaan negara yang optimal.
3) Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
a. Organisasi dan SDM yang optimal.
b. Sistem informasi yang andal dan terintegrasi.
c. Pengendalian dan pengawasan internal yang bernilai tambah.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
5. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
Arah kebijakan DJBC adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan.
2) Perlindungan masyarakat dan dukungan terhadap perekonomian yang efektif
dan kontributif.
3) Penerimaan negara yang optimal.
4) Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
6. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)
Arah kebijakan DJPb adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan kas negara yang pruden dan optimal.
2) Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan
akuntabel.
3) Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan BLU yang inovatif dan
modern.
4) Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal, modern, dan sesuai
best practice.
5) Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan
optimal.
7. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
Arah kebijakan DJKN adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan kekayaan negara yang lebih efisien dan efektif serta memberi
manfaat finansial dan sosial.
2) Pelayanan lelang yang modern dan terpercaya.
3) Pelayanan penilaian yang akuntabel dan efisien.
4) Birokrasi dan layanan publik DJKN yang agile, efektif, dan efisien.
8. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)
Arah kebijakan DJPK adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan.
2) Pengelolaan belanja negara yang berkualitas.
3) Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
9. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
Arah kebijakan DJPPR adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan yang produktif dan selektif untuk mendukung kesinambungan
fiskal.
a. Pengelolaan pembiayaan yang optimal dan produktif.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
b. Perencanaan dan perumusan kebijakan pembiayaan dan risiko yang
berkualitas.
c. Monitoring progres proyek yang efektif.
2) Pengelolaan portofolio pembiayaan pemerintah secara pruden dan akuntabel
serta instrumen dan skema pembiayaan yang efektif.
a. Pengelolaan portofolio pembiayaan yang optimal dengan biaya dan risiko
yang terkendali.
b. Pengembangan instrumen dan skema pembiayaan yang efektif.
3) Pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik yang optimal dalam
mendukung pemenuhan pembiayaan pembangunan nasional.
a. Pengembangan pasar keuangan dan basis investor pembiayaan yang optimal.
b. Kerja sama kelembagaan yang efektif dan ekspansif.
4) Pengelolaan risiko keuangan negara yang efektif dalam mendukung pelaksanaan
APBN.
5) Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
a. Penyediaan layanan publik yang efektif dan efisien.
b. Penataan birokrasi dan pengendalian kualitas organisasi yang berkelanjutan
dan bernilai tambah.
c. Komunikasi publik yang efektif.
d. Organisasi dan SDM yang optimal.
e. Pengelolaan keuangan dan BMN yang optimal.
f. Sistem informasi yang andal dan terintegrasi.
g. Pelaksanaan tugas khusus yang optimal.
10. Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
Arah kebijakan BKF adalah sebagai berikut:
1) Pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan peningkatan energi
baru terbarukan (EBT).
2) Penguatan kewirausahaan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan
koperasi.
3) Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, investasi di sektor riil, dan
industrialisasi.
4) Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan tingkat komponen
dalam negeri (TDKN).
5) Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.
6) Memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial.
7) Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta.
8) Meningkatkan produktivitas dan daya saing.
9) Energi dan ketenagalistrikan.
10) Transformasi digital.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
11) Peningkatan ketahanan bencana dan iklim.
12) Optimalisasi kebijakan luar negeri.
11. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Arah kebijakan BPPK adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi yang fit for purposes di bidang
keuangan negara, termasuk pada penguasaan teknologi informasi.
2) Pengelolaan beasiswa Kementerian Keuangan yang optimal.
3) Penguatan sistem pembelajaran berbasis digital dan pelatihan berdampak tinggi
pada peningkatan kinerja keuangan negara.
4) Optimalisasi program sertifikasi kompetensi yang sesuai kebutuhan.
5) Penguatan kebijakan dan implementasi manajemen pengetahuan di lingkungan
Kemenkeu.
6) Organisasi dan SDM yang agile dalam rangka penguatan implementasi
Kemenkeu Corpu.
7) Pemutakhiran sarana prasarana berwawasan lingkungan dan teknologi
informasi yang efektif dan efisien.
12. Lembaga Nasional Single Window (LNSW)
Arah kebijakan LNSW adalah sebagai berikut:
1) Penerimaan negara yang optimal.
2) Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
Untuk mendukung terlaksananya fokus dari Kementerian Keuangan dan setiap
unit Eselon I tersebut, BPPK berupaya mendukung terwujudnya birokrasi dan layanan
publik yang agile, efektif, efisien, dan berintegritas, serta Kemenkeu sebagai learning
organization. Hal ini dilakukan BPPK melalui arah kebijakan di bidang pendidikan
tinggi vokasi, beasiswa, pelatihan/pembelajaran, sertifikasi, manajemen pengetahuan,
organisasi dan SDM BPPK, dan sarana prasarana.
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BPPK
Sebagai Unit Eselon I yang bertugas melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara, BPPK menjalankan misi kelima
Kementerian Keuangan “Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan
pengelolaan Sumber Daya Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi” untuk
mendukung tercapainya Tujuan 5 “Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan
efisien”. Upaya tersebut diwujudkan melalui tujuh arah kebijakan dan 18 strategi yang
akan BPPK implementasikan pada tahun 2020-2024, termasuk langkah-langkah
penanganan terkait merebaknya wabah pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
mulai awal tahun 2020 dan penerapan adaptasi kebiasaan baru (new normal). Seluruh
arah kebijakan dan strategi yang dilaksanakan oleh BPPK tersebut dimaksudkan untuk
mencapai Destination State Tahun 2024 yaitu Terwujudnya Kementerian Keuangan
sebagai Learning Organization.
Arah kebijakan dan strategi BPPK pada tahun 2020-2024 dalam rangka
mendukung agenda prioritas pembangunan nasional dan tujuan Kementerian
Keuangan, serta mencapai sasaran strategis organisasi BPPK adalah sebagai berikut:
Arah Kebijakan 1:
Penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi yang fit for purposes di bidang
keuangan negara, termasuk pada penguasaan teknologi informasi
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan
akuntabel, dibutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) keuangan negara yang
kompeten, profesional, berintegritas, dan beretika. Politeknik Keuangan Negara STAN
(PKN STAN) memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan dan menyiapkan SDM
pengelola keuangan negara melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi di bidang
keuangan negara. Sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah Kementerian
Keuangan, penyelenggaraan pendidikan pada PKN STAN harus didasarkan pada
kebutuhan Kementerian Keuangan dan perkembangan keilmuan di bidang keuangan
negara.
Pendidikan vokasi memiliki keunggulan dalam menerapkan aspek-aspek praktis
yang didukung oleh teori yang tepat. Hal ini yang membedakan dengan pendidikan
akademi secara umum yang lebih memprioritaskan aspek teoritis. Proporsi yang tepat
antara praktik dan teori menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan proses
pendidikan vokasi. Pembelajaran aspek teoritis harus dapat dikaitkan dengan
perkembangan praktik-praktik pengelolaan keuangan negara, baik pada lingkup
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Untuk mengantisipasi dan merespons
dinamika keilmuan di bidang keuangan negara, PKN STAN perlu menyiapkan program
pendidikan (program studi) dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan (fit for
purposes) agar alumninya memiliki kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
instansi tujuan. Hal ini mengingat SDM keuangan negara tidak hanya dibutuhkan oleh
Kementerian Keuangan saja melainkan oleh seluruh Kementerian/Lembaga, maupun
Instansi Daerah.
Upaya PKN STAN dalam mencetak SDM keuangan negara berkualitas tentunya
harus didukung dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Saat
ini, dunia telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dengan karakteristik utamanya
adalah penggunaan teknologi digital yang dominan. Implementasi transformasi
digital yang dilakukan sebagai respons atas Revolusi Industri 4.0 telah sejalan dengan
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
misi kelima Kementerian Keuangan yaitu mengembangkan proses bisnis inti berbasis
digital dan pengelolaan sumber daya manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
Hal ini juga senada dengan arahan Menteri Keuangan bahwa pegawai Kementerian
Keuangan ke depan harus mempunyai basic competency information technology (IT)
yang mendukung sistem pengelolaan keuangan negara.
Oleh karena itu, kondisi yang ingin dicapai adalah terwujudnya Tri Dharma
Perguruan Tinggi melalui penyelenggaraan program pendidikan vokasi yang berkualitas
tinggi sesuai dengan kebutuhan stakeholders dengan menitikberatkan pada
kompetensi keuangan negara, pengembangan karakter, dan penguasaan teknologi
informasi serta penguatan aspek penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan pada PKN STAN harus didasarkan pada pemenuhan
kebutuhan kompetensi SDM pengelola keuangan negara yang tidak hanya terfokus
pada Kementerian Keuangan serta perkembangan keilmuan di bidang keuangan
negara.
Strategi untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
1.1. Penguatan kurikulum pendidikan terapan sesuai dengan kebutuhan pengguna
(link and match) dan berbasis nilai (value based education).
PKN STAN merupakan college pada Kemenkeu Corpu, yang berperan sebagai
salah satu sumber masukan bagi SDM keuangan negara. Dalam perencanaan dan
pengembangan pendidikan, PKN STAN memperhatikan kebutuhan stakeholder
baik dari kuantitas maupun kualitas. Education fit for purposes harus menjadi
pegangan ke depan dalam arah pengembangan pendidikan tinggi khususnya
pendidikan vokasi di PKN STAN untuk memastikan setiap peserta didik
mempunyai kompetensi yang dibutuhkan yang tidak hanya untuk masa sekarang
tetapi untuk menjawab tantangan di masa mendatang.
Dalam rangka meningkatkan kualitas alumni PKN STAN, maka program yang
akan dilaksanakan akan difokuskan pada program studi diploma IV atau jenjang
yang lebih tinggi. Untuk mempersiapkan SDM pengelola keuangan negara yang
andal, akan dilakukan penyempurnaan kurikulum yang relevan. Seleksi
penerimaan mahasiswa baru akan dilakukan dengan mengacu kebijakan
Kemenkeu minus-growth dan kebijakan nasional.
1.2. Penguatan peran PKN STAN melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi Berdasarkan
prinsip-prinsip good university governance.
Sesuai arahan dari Menteri Keuangan, penguatan kelembagaan PKN STAN dan
penyempurnaan kurikulum serta program studi mempertimbangkan arahan
terkait penyederhanaan birokrasi serta optimalisasi tata kelola pendidikan tinggi
termasuk pada pemerataan beban kerja, penajaman dan penguatan fungsi, serta
pengembangan proses bisnis. Hal ini ditujukan untuk menyiapkan SDM
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
keuangan negara yang tidak hanya berkompetensi tinggi namun juga berkarakter,
berintegritas, dan memahami nilai-nilai keberagaman.
Arah Kebijakan 2:
Pengelolaan beasiswa Kementerian Keuangan yang optimal
Beasiswa Kementerian Keuangan yang dikelola oleh BPPK akan diintegrasikan
dengan manajemen talenta. Kondisi yang ingin dicapai adalah beasiswa Kementerian
Keuangan sebagai talents’ factory yang memunculkan calon pemimpin-pemimpin
Kementerian Keuangan di masa yang akan datang. Untuk mewujudkan arah kebijakan
tersebut perlu integrasi program beasiswa Kementerian Keuangan dengan talent
management dan peningkatan kemitraan dengan universitas top dunia.
Strategi untuk mewujudkannya adalah:
2.1. Penyelarasan program beasiswa Kementerian Keuangan dengan kebijakan
manajemen talenta.
a. Pemenuhan program beasiswa melalui AKP dan PPKPNS (HCDP) dan
diselaraskan dengan manajemen talenta.
b. Program reguler luar negeri dan terbatas pada universitas terbaik dunia (top
30 by subject).
2.2. Pengembangan program beasiswa afirmasi untuk pegawai yang berasal dari
Indonesia Timur (Papua).
Arah Kebijakan 3:
Penguatan sistem pembelajaran berbasis digital dan pelatihan berdampak tinggi
pada peningkatan kinerja keuangan negara
Kondisi yang ingin dicapai adalah penyelenggaraan pelatihan/pembelajran yang
selaras dengan arah kebijakan strategis Kementerian Keuangan dan setiap Unit Eselon
I (relevan) dan memberikan dampak (impactful) pada peningkatan kinerja keuangan
negara baik di lingkup Kementerian Keuangan. Adapun pembelajaran keuangan negara
yang dikelola BPPK tidak hanya menyasar internal Kementerian keuangan namun juga
melingkupi pembelajaran keuangan negara pada Kementerian, Lembaga, Institusi
Daerah (KLID) dan masyarakat sesuai kebijakan Kementerian Keuangan. Strategi
untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut:
3.1. Penguatan pembelajaran yang mengedepankan karakteristik RAIA (Relevant,
Applicable, Impactful, dan Accessible) dan bermuatan etika dengan fokus pada
tercapainya tujuan strategis Kemenkeu.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
a. Penyelarasan AKP strategis dengan tujuan strategis organisasi yang
tercantum dalam Renstra Kemenkeu/Unit Eselon I (tujuan 1-5) dan/atau
bisnis isu strategis lain yang disepakati dalam Learning Council Meeting.
b. Penguatan model pembelajaran terintegrasi (10:20:70) maupun dengan model
Perfasive Learning (3-3,33).
c. Optimalisasi learning impact measurement (IKU Evaluasi Level 4 untuk
pembelajaran klasikal dan e-learning) dan sesuai dengan rencana strategis
Unit Eselon I.
d. Proporsi pelatihan dengan evaluasi Level 4 minimal sebesar 25% dari
pelatihan strategis.
e. Diversifikasi program dan moda pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
spesifik setiap pegawai dengan pendekatan pembelajaran heutagogy serta
sesuai dengan protokol new normal.
3.2. Optimalisasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis digital bagi SDM keuangan
negara.
a. Implementasi pembelajaran digital 50% (2020), 70% (2021-2023), 80% (2024).
b. Diversifikasi metode pembelajaran menggunakan jarak jauh/digital sebagai
alternatif pembelajaran tatap muka (tidak terbatas pada Pelatihan Jarak
Jauh, Kemenkeu Corpu Talk/open class, Open Access course, game-based
learning, dll).
c. Mewujudkan digital learning ecosystem dengan mengadopsi gamification
dalam sistem pembelajaran diselaraskan dengan sistem kinerja dan reward
system Kementerian Keuangan.
d. Peningkatan kuantitas (growth 20%) dan kualitas materi pembelajaran digital.
e. Kurasi pembelajaran digital eksternal BPPK (nasional/worldclass) yang
relevan dengan kebutuhan strategis Kementerian Keuangan untuk di
integrasikan ke dalam platform KLC.
3.3. Optimalisasi pengelolaan pelatihan/pembelajaran bagi SDM keuangan negara
pada KLID.
a. Pelatihan/pembelajaran peningkatan kapabilitas keuangan negara bagi KLID
dengan pengalokasian jamlator yang proporsional.
b. Kerja sama pelatihan dengan memperhatikan kebijakan akreditasi pelatihan.
3.4. Implementasi sistem penjaminan kualitas pembelajaran.
a. Penyempurnaan pedoman dan mekanisme penjaminan kualitas
pembelajaran.
b. Pengalihan fungsi penjaminan kualitas pembelajaran ke Pusat baru.
c. Memperluas jangkauan penjaminan kualitas pembelajaran pada Unit Eselon
I Kemenkeu (IKU Learning Organization) dan KLID terakreditasi.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Arah Kebijakan 4:
Optimalisasi program sertifikasi kompetensi yang sesuai kebutuhan
Kondisi yang ingin dicapai adalah penyelenggaraan sertifikasi kompetensi yang
optimal bagi seluruh SDM keuangan negara baik di Kementerian Keuangan, KLID, dan
masyarakat sesuai kebijakan Kementerian Keuangan. Strategi untuk mewujudkan
arah kebijakan adalah melalui:
4.1. Harmonisasi kebijakan pembinaan kompetensi dan penyelenggaraan sertifikasi
kompetensi di bidang keuangan negara.
a. Menyelaraskan peraturan dan kebijakan mengenai pembinaan kompetensi
dan penyelenggaraan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara
(Harmonisasi Unit Eselon I-BPPK melalui koordinasi Sekretariat Jenderal).
b. Penyusunan peraturan mengenai penyelenggaraan uji kompetensi/sertifikasi
jabatan-jabatan fungsional pengelola keuangan negara.
4.2. Penguatan sistem penyelenggaraan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan
negara yang efektif dan efisien.
a. Penyusunan kerangka, sistem, dan proses bisnis pelaksanaan sertifikasi
kompetensi.
b. Penyusunan sistem informasi dan aplikasi sertifikasi yang andal terintegrasi
dalam KLC dalam mendukung penyelenggaraan sertifikasi.
c. Penyelenggaraan sertifikasi kompetensi SDM keuangan negara (Kemenkeu
dan KLID) sebagai antisipasi jabatan-jabatan fungsional pengelola keuangan
negara.
Arah Kebijakan 5:
Penguatan kebijakan dan implementasi manajemen pengetahuan di lingkungan
Kementerian Keuangan
Kondisi yang ingin dicapai adalah manajemen pengetahuan yang andal dengan
tingkat kematangan yang optimal. Strategi untuk mewujudkan arah kebijakan
tersebut:
5.1. Pembangunan kerangka manajemen pengetahuan yang mendukung budaya
berbagi pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan bagi solusi kinerja SDM
keuangan negara.
a. Internalisasi program budaya berbagi pengetahuan (Kemenkeu).
b. Penerapan gamification dan reward system dalam KM yang dikaitkan dengan
sistem pengembangan SDM di lingkungan Kementerian Keuangan.
c. Penetapan blueprint/roadmap KM Kemenkeu.
d. Pengukuran KM Maturity Level.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
5.2. Peningkatan fungsionalitas dan sentralisasi sistem manajemen pengetahuan.
a. Development KLC sebagai platform pembelajaran dan KM Kemenkeu.
b. Integrasi dan sentralisasi Learning Knowledge Management System Kemenkeu
(KLC).
c. Penambahan fitur/fungsi KMS seperti repository pengetahuan, expert
directory, machine learning, omnichannel, penggunaan artificial intelligence,
Virtual Reality, dll.
Arah Kebijakan 6:
Organisasi dan SDM yang agile dalam rangka penguatan implementasi
Kementerian Keuangan Corporate University
Kondisi yang ingin dicapai adalah terwujudnya organisasi dan SDM yang agile
dan berorientasi pada pelayanan terhadap stakeholders melalui implementasi
Kemenkeu Corpu. Strategi untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut:
6.1. Penataan organisasi dan pengembangan proses bisnis berbasis digital dalam
rangka penguatan implementasi Kementerian Keuangan Corporate University.
Dalam rangka akselerasi Kemenkeu Corpu pada tahun 2016, BPPK
membentuk shadow structure yang terdiri atas perwujudan elemen-elemen dalam
House of Kemenkeu Corpu sehingga struktur organisasi BPPK tidak mengalami
perubahan. Seiring dengan penguatan implementasi Kemenkeu Corpu, fungsi-
fungsi dalam shadow structure tersebut perlu diformalkan ke dalam suatu
struktur organisasi BPPK untuk memastikan elemen-elemen dalam Kemenkeu
Corpu dilaksanakan secara komprehensif.
Penataan organisasi BPPK dalam rangka penguatan implementasi Kemenkeu
Corpu meliputi hal-hal berikut:
a. Penguatan fungsi Pusdiklat PSDM sebagai unit pengembang kompetensi terkait
kepemimpinan dan budaya organisasi;
b. Pembentukan unit baru yang membidangi fungsi manajemen pengetahuan di
lingkungan Kementerian Keuangan;
c. Integrasi fungsi koordinasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi di bidang
keuangan negara yang tersebar pada masing-masing Pusdiklat ke dalam satu
dedicated unit;
d. Pembentukan unit yang berfungsi melaksanakan penjaminan kualitas
pembelajaran;
e. Pengalihan fungsi pelaksanaan pelatihan di bidang kekayaan negara dan
perimbangan keuangan oleh Pusdiklat KNPK ke Pusdiklat Keuangan Umum dan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan; dan
f. Fit-sizing organisasi dan optimalisasi fungsi pengembangan pelatihan pada
Pusdiklat serta penyelenggaraan pelatihan pada UPT BPPK.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Selain penajaman fungsi BPPK sebagai Kemenkeu Corpu, otomatisasi proses
bisnis juga menjadi kunci dalam rangka simplifikasi dan efisiensi penyediaan
layanan pembelajaran BPPK. Otomatisasi proses bisnis inti BPPK diharapkan dapat
memangkas birokrasi sehingga layanan kepada stakeholders dapat dilakukan
secara lebih cepat dan terintegrasi.
6.2. Pengembangan pola kerja dan pola pengembangan kompetensi SDM berbasis
fungsi yang aplikatif dan berdampak tinggi.
Salah satu aspek yang menjadi kunci keberhasilan dalam mencetak SDM
keuangan negara yang kompeten dan andal adalah adanya link and match antara
pembelajaran dengan kebutuhan organisasi. Melalui implementasi Kemenkeu
Corpu, pengembangan SDM diselaraskan dengan strategic planning.
a. Penyusunan Service Level Agreement.
Sebagai wujud perbaikan yang berkelanjutan (countinuous improvement)
layanan pendidikan, pelatihan, sertifikasi, dan manajemen pengetahuan
maka BPPK perlu mengembangkan Service Level Agreement (SLA) untuk
membantu identifikasi harapan stakeholders terhadap layanan, memperjelas
tanggung jawab, dan memfasilitasi komunikasi antara BPPK dengan
stakeholders.
b. Pengembangan kompetensi SDM BPPK mengantisipasi Penataan Organisasi
dan delayering yang sesuai dengan kebijakan Kementerian Keuangan.
c. Change management (termasuk program peningkatan engagement pegawai).
d. Akselerasi upskilling SDM BPPK menuju penguasaan variasi metode
pembelajaran dan penguasaan teknologi (technology savvy).
e. Mendorong peningkatan ownership, produktivitas, dan kinerja SDM BPPK
melalui penguatan budaya BPPK.
6.3. Penguatan kemitraan strategis dengan institusi pendidikan, pelatihan, dan
sertifikasi terbaik.
a. Kurasi konten pembelajaran dengan pihak eksternal.
b. Akreditasi (termasuk pengajuan kembali) dan pembentukan sentra unit
penyelenggara program pelatihan keuangan negara yang terakreditasi BPPK.
c. Penetapan sebagai Regional Training Center World Custom Organization-Asia
Pasific (WCO-A/P).
d. Kerja sama dengan Institut Penilai Negara Jabatan Penilaian dan
Perkhidmatan Harta, International Network of Customs Universities (INCU),
Global Development Learning Network (GDLN), Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD), dan lembaga-lembaga lain yang kredibel.
e. Identifikasi dan kerja sama dengan top 30 perguruan tinggi dunia (by subject)
sebagai tujuan beasiswa Kemenkeu.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
f. Identifikasi dan pelaksanaan kemitraan dalam rangka pendidikan,
pelatihan/pembelajaran, KM, dan sertifikasi terbaik sesuai dengan kebutuhan
Kemenkeu.
6.4. Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) yang efektif dan efisien.
a. Penguatan fungsi-fungsi penyelenggaraan pendidikan vokasi dan
pengembangan layanan bisnis PKN STAN melalui penataan organisasi.
Arah Kebijakan 7:
Pemutakhiran sarana prasarana berwawasan lingkungan dan teknologi informasi
dalam mendukung pembelajaran yang efektif dan efisien
Kondisi yang ingin dicapai adalah terwujudnya sarana dan prasarana yang
berwawasan lingkungan dan responsif gender dengan mengadopsi teknologi informasi
termutakhir untuk terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi untuk
mewujudkan arah kebijakan tersebut:
7.1. Pembangunan infrastruktur dan penguatan implementasi sharing facilities
berbasis keunggulan komparatif.
a. Standardisasi sarana dan prasarana pembelajaran yang berwawasan
lingkungan sesuai dengan protokol new normal.
b. Implementasi sharing facilities (room management system).
c. Optimalisasi fasilitas Kampus Tematik (Kampus pajak, bea dan cukai, serta
anggaran dan perbendaharaan).
d. Pembangunan gedung kantor, kelas, dan asrama (Pusdiklat KU).
e. Proyek pembangunan gedung kuliah terintegrasi dan sarana dan prasarana
adaptasi new normal pada PKN STAN.
f. Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) PKN STAN.
7.2. Penggunaan teknologi informasi termutakhir dalam mendukung pembelajaran.
a. Penguatan SEMANTIK sebagai back office pembelajaran (integrasi dengan
bank soal, ujian online, dan KLC).
b. Big data analytics (bisnis analisis).
c. Pembaruan perangkat IT untuk mendukung terwujudnya modern e-learning
dan flexible working spaces serta flexible learning spaces.
3.3. Kerangka Regulasi
Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi BPPK, diusulkan enam
Rancangan Peraturan Menteri Keuangan, lima belas Rancangan Keputusan Menteri
Keuangan, sembilan Rancangan Peraturan Kepala BPPK, dan delapan Rancangan
Keputusan Kepala BPPK. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kemenkeu (Bagian BPPK) dan PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK)
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Balai Pembelajaran Keuangan Negara diperlukan dalam rangka Penataan organisasi
sesuai dengan desire state Kementerian Keuangan dan BPPK. Selain itu, dalam rangka
penguatan kelembagaan serta peningkatan efektivitas dan kinerja organisasi PKN
STAN, diperlukan PMK tentang OTK PKN STAN dan PMK tentang statuta PKN STAN.
PMK tentang Jabatan Fungsional Analis/Pranata Manajemen Pengetahuan diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan manajemen pengetahuan di lingkungan
Kementerian Keuangan. Terakhir, PMK mengenai Pelatihan dan Sertifikasi Manajemen
Keuangan Negara diperlukan untuk memberikan landasan hukum dalam
penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi manajemen keuangan negara bagi seluruh
KLID. Selain itu, BPPK perlu mendorong pencantuman klausul pendidikan vokasi dan
sertifikasi keuangan negara pada undang-undang terkait keuangan negara untuk
memperkuat fungsi peningkatan kompetensi SDM keuangan negara.
Rincian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan bidang tugas BPPK adalah
sebagai berikut:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TAHUN
1. PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan (Bagian BPPK) 2020
2. PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembelajaran
Keuangan Negara di Lingkungan BPPK 2021
3. PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja PKN STAN 2020
4. PMK tentang statuta PKN STAN 2020
5. PMK mengenai Jabatan Fungsional Analis/Pranata
Manajemen Pengetahuan 2022
6. PMK mengenai Pelatihan dan Sertifikasi Manajemen Keuangan
Negara 2022
Untuk mendukung penataan organisasi, penguatan kelembagaan PKN STAN,
pengelolaan beasiswa, dan pelaksanaan manajemen pengetahuan diperlukan lima
belas Keputusan Menteri Keuangan. Rincian Rancangan Keputusan Menteri Keuangan
bidang tugas BPPK adalah sebagai berikut:
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TAHUN
1. KMK tentang Uraian Jabatan di Lingkungan BPPK 2021
2. KMK tentang Peringkat Jabatan di Lingkungan BPPK 2021
3. KMK tentang Uraian Jabatan di Lingkungan PKN STAN 2022
4. KMK mengenai Dewan Pertimbangan PKN STAN 2022
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TAHUN
5. KMK mengenai Satuan Biaya Beasiswa FETA di Lingkungan
Kemenkeu 2020
6. KMK mengenai Tim Penilai Instansi atau Seleksi Jabatan
Fungsional Baru di BPPK (contoh: PTP, KM) 2022
7. KMK mengenai Angka Kredit Jabfung Pengembang Teknologi
Pembelajaran 2020
8. KMK mengenai Blueprint Manajemen Pengetahuan di
Lingkungan Kementerian Keuangan 2021
9. KMK tentang Integrasi LKMS (Learning dan Knowledge
Management System) di Lingkungan Kementerian Keuangan
2021
10. KMK tentang Penghargaan Aset Intelektual di Lingkungan
Kementerian Keuangan
2021
11. KMK mengenai Community of Practice 2021
12. KMK mengenai Leader as Teacher 2021
13. KMK mengenai Penggunaan Jabatan Fungsional Pengembang
Teknologi Pembelajaran
2021
14. KMK mengenai Manajemen Kepegawaian Politeknik Keuangan
Negara STAN
2021
15. KMK mengenai Peringkat Jabatan PKN STAN 2021
Sembilan Peraturan Kepala BPPK diperlukan untuk mendukung proses validasi
program, penyelenggaraan, surat keterangan pembelajaran, penjaminan mutu
pembelajaran, kerja sama program pembelajaran, pengelolaan beasiswa, serta
sertifikasi dan akreditasi. Rincian Rancangan Peraturan Kepala BPPK adalah sebagai
berikut:
PERATURAN KEPALA BPPK TAHUN KET
1. Perkaban mengenai Validasi Program
(Revisi)
2021 Potensi
dijadikan
Omnibus Law
terkait
Pedoman
Pelaksanaan
Pembelajaran
di Lingkungan
Kementerian
Keuangan
2. Perkaban mengenai Penyelenggaraan
Pelatihan dan Open Class
2021
3. Perkaban mengenai Surat Keterangan
Pembelajaran (Revisi)
2021
4. Perkaban mengenai Evaluasi
Pascapembelajaran (Revisi)
2021
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
PERATURAN KEPALA BPPK TAHUN KET
5. Perkaban mengenai Penjaminan Kualitas
Pembelajaran (Revisi)
2021
6. Perkaban tentang Kerja Sama Program
Pembelajaran (Revisi)
2020
7. Perkaban mengenai Kebijakan Teknis
Pengelolaan Beasiswa (Revisi)
2020
8. Perkaban tentang Pedoman Sertifikasi
Kompetensi Keuangan Negara
2022
9. Perkaban mengenai Akreditasi Pelatihan
Teknis Keuangan Negara (Revisi)
2022
Delapan Keputusan Kepala Badan diperlukan dalam rangka mendukung
standarisasi proses bisnis, pelaksanaan pelatihan jarak jauh, service level agreement,
uji kompetensi Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah, dan pembelajaran digital. Pada
pembelajaran digital, diperlukan standar peralatan pembuatan dokumentasi
pengetahuan, pemeliharaan fasilitas pembelajaran digital, keamanan informasi dalam
pembelajaran digital, dan penanganan saat terjadi kegagalan sistem informasi (DC-
DRC). Rincian Rancangan Keputusan Kepala BPPK adalah sebagai berikut:
KEPUTUSAN KEPALA BPPK TAHUN KET
1. Kepkaban tentang Standard Operating
Procedure di Lingkungan BPPK
2021
2. Kepkaban mengenai Pelatihan Jarak Jauh 2020
3. Kepkaban mengenai Service Level
Agreement (digital dan klasikal)
2021
4. Kepkaban mengenai Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah
2020
5. Kepkaban mengenai Standar Peralatan
Pembuatan Dokumentasi Pengetahuan
2020
6. Kepkaban mengenai Pemeliharaan Fasilitas
Pembelajaran Digital
2021
Potensi
dijadikan
Omnibus Law
7. Kepkaban mengenai Keamanan Informasi
dalam Pembelajaran Digital
2020
8. Kepkaban mengenai Penanganan saat
terjadi kegagalan sistem informasi (DC-
DRC)
2021
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
3.4. Kerangka Kelembagaan
3.4.1. Arah Kebijakan Kelembagaan
A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BPPK (Existing)
Sebagaimana dalam Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020, BPPK
mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi
di bidang keuangan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPK menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan, pelatihan,
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara, dan manajemen pengetahuan;
b) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi di bidang keuangan
negara, dan manajemen pengetahuan;
c) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan pendidikan, pelatihan,
sertifikasi kompetensi, pemanfaatan hasil pendidikan di bidang keuangan negara,
dan manajemen pengetahuan;
d) Pelaksanaan administrasi BPPK; dan
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun Struktur BPPK saat ini masih mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
87/PMK.01/2019. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, BPPK terdiri
dari:
1. Sekretariat Badan;
2. Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia;
3. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan;
4. Pusdiklat Pajak;
5. Pusdiklat Bea dan Cukai;
6. Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan; dan
7. Pusdiklat Keuangan Umum.
Selain itu, terdapat Politeknik Keuangan Negara STAN yang merupakan sekolah
tinggi kedinasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan melalui Kepala BPPK sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 137/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Keuangan Negara (PKN) STAN. Struktur organisasi BPPK saat ini tersaji dalam Gambar
2.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Gambar 2 Struktur Organisasi BPPK
Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pendidikan, pelatihan, dan
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara, BPPK didukung oleh 12 Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terdiri dari 11 Balai
Diklat Keuangan dan Balai Diklat Kepemimpinan. Adapun wilayah kerja masing-
masing Balai adalah sebagai berikut:
1. Balai Diklat Keuangan Medan, dengan wilayah kerja Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
2. Balai Diklat Keuangan Pekanbaru, dengan wilayah kerja Provinsi Riau, Bengkulu,
Jambi, dan Kepulauan Riau.
3. Balai Diklat Keuangan Palembang, dengan wilayah kerja provinsi Sumatra Selatan,
Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung.
4. Balai Diklat Keuangan Cimahi, dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Barat dan
Banten.
5. Balai Diklat Keuangan Yogyakarta, dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta.
6. Balai Diklat Keuangan Malang, dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Timur.
7. Balai Diklat Keuangan Denpasar, dengan wilayah kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
8. Balai Diklat Keuangan Pontianak, dengan wilayah kerja Provinsi Kalimantan Barat
dan Kalimantan Tengah.
9. Balai Diklat Keuangan Balikpapan, dengan wilayah kerja Provinsi Kalimantan Timur
dan Kalimantan Selatan.
10. Balai Diklat Keuangan Makassar, dengan wilayah kerja Provinsi Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
11. Balai Diklat Keuangan Manado, dengan wilayah kerja Provinsi Sulawesi Utara,
Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
12. Balai Diklat Kepemimpinan memiliki tugas menyelenggarakan pelatihan
kepemimpinan bagi pegawai Kementerian Keuangan di seluruh Indonesia.
Kedudukan, tugas dan fungsi kesebelas Balai Diklat Keuangan diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.01/2012. Sementara, kedudukan,
tugas, dan fungsi Balai Diklat Kepemimpinan diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.01/2012.
B. Penataan Organisasi BPPK
Pembahasan desired state BPPK telah dilaksanakan secara bertahap dalam
Rapat Pimpinan Terbatas dengan mempertimbangkan roadmap organisasi Kementerian
Keuangan, arahan Menteri Keuangan, capaian-capaian renstra 2015-2019, capaian
kinerja, current issues, tantangan baik berupa kondisi beyond generation Z, Volatility,
Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (VUCA) maupun menghadapi kondisi beyond
Revolusi Industri 4.0. Rumusan desired state BPPK dibandingkan dengan organisasi
saat ini tergambar pada Gambar di bawah ini.
Gambar 3 Current State vs Desired State BPPK
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Arah kebijakan kelembagaan BPPK ke depan (desired state) diterjemahkan
sebagai berikut:
1. Dalam rangka memperkuat kompetensi dan kualitas SDM keuangan negara ke
depan, BPPK perlu bertransformasi menjadi organisasi yang lean, clean, dan green
berbasis digital (digital institution) dengan fokus kepada tugas dan fungsi
pendidikan, pelatihan (pembelajaran), sertifikasi, dan manajemen pengetahuan di
bidang keuangan negara.
2. Lean adalah struktur organisasi mempertimbangkan rasionalisasi jabatan
struktural, menguatkan jabatan fungsional, dan model bisnis baru dengan terlebih
dahulu menyiapkan sarana/prasarana IT. Clean adalah dalam menjalankan tugas
dan fungsinya BPPK memiliki sistem pengendalian yang menjamin Integritas dan
nilai-nilai Kementerian Keuangan dapat terlaksana. Green adalah BPPK ke depan
dalam menjalankan bisnis prosesnya mendukung program pemerintah sebagai
pionir dalam mengutamakan kelestarian alam dan lingkungan melalui pengukuran
indikator emisi karbon sesuai standar yang berlaku.
3. Fungsi Pendidikan dilaksanakan oleh PKN STAN melalui pendidikan program
diploma. Fungsi Pendidikan juga terdapat pada Bidang Pengelolaan Beasiswa yang
menjamin terpenuhinya kebutuhan pengembangan kompetensi SDM Kemenkeu
melalui degree program berdasarkan Program Pengembangan Kompetensi PNS
Kementerian Keuangan (PPK PNS). Fungsi Pelatihan dilaksanakan selain
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil juga mencakup model pembelajaran dalam kerangka Kemenkeu Corporate
University dengan penguatan pada learning design and development, digital learning
delivery, learning impact measurement, dan quality assurance. Adapun fungsi
sertifikasi diterjemahkan sebagai usaha untuk menjamin kesahihan kompetensi
SDM di bidang keuangan negara melalui penyelenggaraan uji kompetensi.
4. BPPK tidak hanya menyelenggarakan pendidikan, pelatihan (pembelajaran), dan
sertifikasi tetapi juga bertugas mengelola dan mengoordinasikan manajemen
pengetahuan lingkungan Kementerian Keuangan.
5. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPPK akan melakukan strategi outward
looking oriented sehingga tidak hanya mengakomodasi SDM keuangan negara di
Kementerian Keuangan saja tetapi dalam cakupan lebih besar menjangkau SDM
keuangan negara di KLID, melalui penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi
kompetensi keuangan negara serta akreditasi unit penyelenggara program pelatihan
di bidang keuangan negara.
6. Value proposition penyelenggaraan pembelajaran RAIA, yaitu relevant, applicable,
impactful, dan accessible mengedepankan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan stakeholders (relevant), dapat diterapkan (applicable), memberikan
dampak pada pencapaian sasaran organisasi (impactful), serta mudah diakses oleh
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
siapa saja, di mana saja dan kapan saja (accessible) sehingga tercipta link and match
antara pembelajaran dengan kinerja organisasi. Value proposition ini selaras dengan
nilai-nilai Kementerian Keuangan yang berlaku secara nasional.
7. Terdapat pemisahan fungsi yang jelas dan tegas terkait learning delivery antara
Pusat dan UPT (Regional Campus). Pusat akan lebih fokus dalam mendesain dan
mengembangkan metode pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran digital,
serta pengukuran dampak pembelajaran, sedangkan UPT fokus pada
penyelenggaraan pembelajaran klasikal.
8. Menguatkan pembelajaran klasikal dan digital dengan proporsi 30% dan 70% dalam
waktu 3-5 tahun ke depan ditopang dengan struktur organisasi yang kuat.
9. Melakukan strategic partnership pengelolaan pembelajaran dan sertifikasi dengan
world class learning institution.
Untuk menjamin terwujudnya desired state BPPK, perlu dilakukan perubahan
struktur organisasi dan penyempurnaan proses bisnis. Usulan penataan organisasi
BPPK antara lain sebagai berikut:
1. Pengurangan 7 jabatan struktural Eselon III dan 12 jabatan struktural Eselon IV
dalam rangka penyederhanaan birokrasi demi mewujudkan organisasi yang lean
dan lebih dinamis disertai dengan usulan penggunaan jabatan fungsional baru baik
yang sudah ada maupun yang akan dibentuk demi penguatan pelaksanaan fungsi
pengelolaan pembelajaran di BPPK.
2. Penguatan fungsi perumusan kebijakan pembelajaran dan digital learning di
Pusdiklat melalui penyesuaian nomenklatur struktur organisasi, pengintegrasian
fungsi strategic partnership untuk memperkuat jaringan pembelajaran, dan
peralihan fungsi penyelenggaraan pelatihan tatap muka ke Unit Pelaksana Teknis.
3. Integrasi fungsi Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan ke dalam
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan dalam rangka mewujudkan end-to-end
pembelajaran pengelolaan anggaran dan perbendaharaan sebagai inti keuangan
negara.
4. Pembentukan pusat baru, yaitu Pusat Penjaminan Kualitas Pembelajaran,
Sertifikasi dan Manajemen Pengetahuan dalam rangka memenuhi kebutuhan atas
layanan quality assurance, uji kompetensi (sertifikasi) dan akreditasi sejalan
dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil untuk melayani tidak hanya internal Kemenkeu namun juga
eksternal Kemenkeu, dan secara khusus menguatkan fungsi manajemen
pengetahuan di lingkungan Kemenkeu.
5. Transformasi Pusdiklat PSDM menjadi Pusdiklat Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi dengan penguatan pembelajaran kepemimpinan (leadership and talent)
dan kompetensi manajerial, pembelajaran pembentukan karakter (pre-service
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
learning) dan pembelajaran budaya organisasi (kompetensi sosial kultural, nilai-
nilai Kemenkeu), serta penguatan pengelolaan beasiswa (semi tailored-post graduate
programs dan executive training) melalui penyelarasan dengan kebijakan
manajemen talenta. Selain itu melakukan pengembangan SDM melalui
pembelajaran, Pusdiklat PSDM juga melakukan pemetaan gap kompetensi melalui
online assessment.
6. Fit-sizing 12 Balai Diklat menjadi sembilan Balai Pembelajaran Keuangan Negara
(BPKN) yang didukung 16 Seksi Layanan Pembelajaran yang tersebar di wilayah
Indonesia dan penggabungan satuan kerja Pusat demi mewujudkan lean
organization yang efisien dan fokus pada peningkatan kualitas layanan utama.
7. Simplifikasi layanan pembelajaran melalui suatu sistem yang terintegrasi sebagai
bagian dari pembangunan Enterprise Architecture dalam rangka Transformasi
Digital Kementerian Keuangan.
8. Penguatan fungsi pengelolaan kinerja dan risiko, pengelolaan infrastruktur kreatif
dan multimedia, serta pengelolaan aset dan keuangan melalui penggabungan
satuan kerja Pusat (kecuali Pusdiklat PSDM) dengan Sekretariat BPPK.
Mempertimbangkan berbagai arah tujuan dan visi organisasi dalam penataan
organisasi sebagaimana tersebut di atas, struktur organisasi baru BPPK diproyeksikan
dalam Gambar 4.
Gambar 4 Struktur Organisasi Baru BPPK
Struktur organisasi baru BPPK yang diusulkan dengan pendekatan di atas,
memiliki beberapa kekuatan kunci sebagai berikut:
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
1. Seluruh tugas, fungsi, dan mandat terakomodasi dalam struktur organisasi baru.
Pada struktur organisasi lama, fungsi sertifikasi sesuai amanat Peraturan Presiden
Nomor 28 Tahun 2015 dilekatkan pada masing-masing Pusdiklat dan belum
berjalan dengan optimal. Fungsi akreditasi sebagaimana mandat dari LAN dan
penjaminan kualitas pembelajaran untuk saat ini dilaksanakan pada Sekretariat
Badan yang seharusnya berfungsi sebagai supporting unit. Selain itu, manajemen
pengetahuan dalam rangka implementasi corporate university juga masih
dilaksanakan secara sporadis dan tidak terkoordinasi dengan baik. Dengan adanya
penataan organisasi yang sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020
tentang Kementerian Keuangan, seluruh tugas, fungsi, dan mandat BPPK yang
selama ini belum dilaksanakan dengan optimal dapat terakomodasi di dalam
struktur organisasi baru. Fit-sizing UPT menghilangkan duplikasi eksekusi learning
delivery.
Penyelenggaraan pelatihan selama ini dilaksanakan oleh Pusdiklat dan BDK.
Sebagai policy maker dalam hal pembelajaran, Pusdiklat seharusnya tidak
menyelenggarakan pelatihan dan fokus pada desain, pengembangan, dan evaluasi
pembelajaran. Dengan struktur baru, duplikasi eksekusi penyelenggaraan pelatihan
ini dapat dihilangkan sehingga Pusat lebih fokus dalam memformulasikan
pembelajaran sesuai kebutuhan stakeholders dan implementasi digital learning
sementara UPT fokus pada learning delivery.
2. Pemisahan fungsi yang jelas antara Pusdiklat dan BPKN dalam rangka refocusing
fungsi dan peningkatan efisiensi pengelolaan layanan pembelajaran.
Penyelenggaraan pelatihan selama ini dilaksanakan oleh Pusdiklat dan BDK. Dalam
struktur organisasi yang baru, Pusdiklat akan bertindak selayaknya policy maker
pembelajaran, dengan penguatan fungsi pada pengembangan program, analisis,
dan desain pembelajaran terintegrasi (klasikal dan digital), implementasi digital
learning, evaluasi hingga level dampak pembelajaran, kemitraan strategis, dan
manajemen pengetahuan. Sementara itu, fungsi policy executor terkait pelaksanaan
pembelajaran tatap muka (klasikal learning delivery) akan sepenuhnya dikelola oleh
sembilan BPKN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
C. Penyederhanaan Birokrasi (Delayering)
“Penyederhanaan eselonisasi birokrasi menjadi 2 (dua) level, dan diganti dengan
jabatan fungsional yang menghargai keahlian dan kompetensi”
Mandat Presiden Joko Widodo dalam Pidato Pelantikan Presiden dan Wakil
Presiden pada tanggal 20 Oktober 2019 tersebut memberikan arahan bagi seluruh
Kementerian/Lembaga untuk melakukan reformasi struktural melalui
penyederhanaan birokrasi (delayering) agar semakin sederhana dan semakin lincah.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Tujuan utama delayering adalah untuk mempercepat pengambilan keputusan,
meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan membangun profesionalisme ASN.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PAN-RB) Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi
ke Dalam Jabatan Fungsional, ruang lingkup penyetaraan jabatan pada instansi
pemerintah meliputi Jabatan Administrator (Eselon III), Jabatan Pengawas (Eselon IV),
dan Jabatan Pelaksana (Eselon V). Terhadap jabatan-jabatan tersebut akan dilakukan
penyetaraan sesuai dengan jenjangnya masing-masing, yaitu Jabatan Administrator
disetarakan dengan Jabatan Fungsional jenjang Ahli Madya, Jabatan Pengawas
disetarakan dengan Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Muda, dan Jabatan Pelaksana
disetarakan dengan Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Pertama.
Meskipun demikian, tidak semua jabatan Eselon III dan Eselon IV dilakukan
proses alih jabatan fungsional. Dalam Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 393 Tahun
2019 tentang Langkah Strategis dan Konkret Penyederhanaan Birokrasi, terdapat tiga
kriteria jabatan struktural yang dikecualikan dari penyederhanaan birokrasi, yaitu:
1. Jabatan struktural yang memiliki tugas dan fungsi sebagai kepala satuan kerja yang
memiliki otoritas dan tanggung jawab sebagai Pengguna Anggaran dan Pengguna
Barang Milik Negara;
2. Jabatan struktural yang memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan dengan
kewenangan atau otoritas, legalisasi, pengesahan, persetujuan dokumen, atau
kewenangan kewilayahan; dan
3. Jabatan struktural dengan kriteria dan syarat lain yang bersifat khusus
berdasarkan usulan masing-masing Kementerian atau Lembaga kepada Menteri
PAN-RB.
Kebijakan penyederhanaan birokrasi ini memberikan dampak yang cukup
signifikan bagi BPPK, mengingat pada bulan Maret 2019 BPPK telah menyampaikan
usulan penataan organisasi kepada Menteri Keuangan. Instruksi penyederhanaan
birokrasi disampaikan pada bulan Oktober 2019 dan tenggat waktu implementasi pada
bulan Juni 2020. Oleh karena itu, diperlukan beberapa penyesuaian pada arah
organisasi BPPK agar dapat mengakomodasi mandat Presiden dengan tanpa
mengesampingkan roadmap organisasi BPPK yang telah diusulkan dalam penataan
organisasi. Pada prinsipnya, proses delayering BPPK berangkat dari kondisi organisasi
saat ini (as is) menuju ke kondisi desired state sesuai usulan penataan organisasi.
BPPK akan mengikuti kebijakan delayering Kemenkeu. Kebijakan
penyederhanaan birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu:
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
1. Tahap I, hingga Desember 2020 untuk jabatan fungsional yang telah siap
(kompatibel).
2. Tahap II, hingga Desember 2021, untuk jabatan fungsional existing yang
memerlukan penyempurnaan.
3. Tahap III, hingga Desember 2022, untuk yang memerlukan pembentukan jabatan
fungsional baru.
Penyederhanaan birokrasi BPPK dilakukan secara cermat dan hati-hati dengan
prinsip hold harmless sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Kebijakan
delayering mempertimbangkan pelaksanaan tugas fungsi dan proses bisnis BPPK serta
memperhatikan pada penguatan sistem pembinaan dan career path jabatan fungsional,
penguatan manajemen kinerja, dan mempertahankan tingkat pendapatan para
pegawai yang mengalami transformasi jabatan.
3.4.2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
A. Profil SDM saat ini
Profil SDM BPPK termutakhir per tanggal 29 Januari 2020 berdasarkan basis
data aplikasi Human Resources Information System (HRIS) sebagai berikut:
1. Total pegawai BPPK sebanyak 1.399 orang yang tersebar di Sekretariat Badan,
Pusdiklat, PKN STAN, dan Balai Diklat. Jumlah ini termasuk pegawai CPNS,
pegawai dipekerjakan, dan pegawai tugas belajar. Saat ini, rasio pegawai laki-laki
dibandingkan pegawai perempuan adalah 7:3 atau sebanyak 981 orang (70,12%)
pegawai laki-laki dan 418 orang (29,88%) pegawai perempuan.
Tabel 9 Pegawai BPPK Berdasarkan Unit Kerja
No Unit Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Sekretariat Badan 165 87 252
2. Pusdiklat
Pengembangan Sumber
Daya Manusia
66 34 100
3. Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan
82 22 104
4. Pusdiklat Pajak 83 27 110
5. Pusdiklat Bea dan
Cukai
57 22 79
6. Pusdiklat Kekayaan
Negara dan
Perimbangan Keuangan
55 26 81
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
No Unit Laki-laki Perempuan Jumlah
7. Pusdiklat Keuangan
Umum
60 29 89
8. Politeknik Keuangan
Negara STAN
197 65 262
9. BDK Medan 15 13 28
10. BDK Pekanbaru 17 8 25
11. BDK Palembang 14 11 25
12. BDK Cimahi 20 8 28
13. BDK Yogyakarta 22 12 34
14. BDK Malang 20 15 35
15. BDK Denpasar 14 8 22
16. BDK Pontianak 14 5 19
17. BDK Balikpapan 23 6 29
18. BDK Makassar 17 8 25
19. BDK Manado 20 2 22
20. BD Kepemimpinan
Magelang
20 10 30
TOTAL 981 418 1.399
2. SDM BPPK dilihat dari kelompok jabatan terdiri dari 1 orang JPT Madya, 7 orang
JPT Pratama, 37 pejabat administrator, 114 pejabat pengawas, 967 pelaksana,
diikuti kelompok jabatan fungsional terdiri dari 143 widyaiswara, 117 dosen, 11
pranata komputer, 1 dokter, dan 1 dokter gigi.
3. Berdasarkan kategori golongan jabatan, komposisi pegawai BPPK saat ini terdiri dari
20,58% pegawai golongan II, diikuti dengan 62,11% pegawai golongan III dan
17,31% pegawai golongan IV. Mayoritas pegawai BPPK berada pada golongan III/a
dan III/c. Proporsi dalam generasi adalah sebanyak 7% generasi Z, 54% generasi Y,
34% generasi X, dan 5% generasi Baby Boomer. Sedangkan dari kategori jenjang
pendidikan, proporsi terbesar adalah pegawai dengan pendidikan D4/S1 sebanyak
40,81% (571 orang) kemudian diikuti dengan pendidikan S2 sebesar 27,09% (379
orang).
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Grafik 6 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan
B. Pengadaan SDM BPPK
Proyeksi kebutuhan SDM aparatur Kementerian Keuangan untuk jangka waktu
5 (lima) tahun dihitung dan disusun secara hati-hati berdasarkan ketentuan yang
berlaku, memperhatikan arah kebijakan nasional di bidang pengelolaan SDM aparatur
dan kondisi existing SDM Kementerian Keuangan. Proyeksi tersebut disusun dengan
asumsi sebagai berikut:
a. Arahan Menteri Keuangan untuk menerapkan kebijakan minus-growth mulai
tahun 2020;
b. Pelaksanaan moratorium rekrutmen CPNS umum dan lulusan PKN STAN pada
tahun 2020-2024;
c. Proyeksi pegawai keluar dihitung melalui prediksi pegawai yang memasuki batas
usia pensiun (BUP) dan pegawai keluar non pensiun sampai dengan 5 (lima) tahun
ke depan. Jumlah prediksi pegawai BUP berdasarkan pada data per Januari 2020;
d. Pemenuhan pegawai baru tahun 2020 berasal dari rekrutmen umum tahun 2019;
dan
e. Kecukupan anggaran dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Kebijakan umum pengelolaan SDM tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
1. Minus-growth dan penataan komposisi SDM.
Pemenuhan kebutuhan SDM BPPK tahun 2020-2024 lebih diarahkan untuk
mengganti jumlah pegawai yang pensiun dengan memperhatikan arahan minus-
growth Kemenkeu. Di samping itu, pemenuhan kebutuhan rekrutmen Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di BPPK direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan seperti dokter. Dalam periode penerimaan
< D311.29%
D319.30%
D4/S140.81%
S227.09%
S31.50%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
SDM tahun 2020 dan 2021, BPPK telah memperoleh alokasi dari mahasiswa PKN
STAN yang saat ini sedang proses perkuliahan dengan jumlah 35 orang (5 orang
tahun 2020 dan 20 orang tahun 2021) sedangkan untuk penerimaan dari umum
sebanyak 10 orang merupakan formasi tahun 2019 yang masih dalam proses
rekrutmen sampai dengan saat ini. Sedangkan untuk periode tahun 2022-2024,
BPPK tidak melakukan penerimaan pegawai baru. Sehingga total rencana
penambahan pegawai BPPK sampai dengan 2024 adalah sebesar -5,6%. Sebagai
catatan bahwa dalam periode tahun 2025-2029 terdapat 146 pegawai BPPK yang
akan pensiun. BPPK memproyeksikan penurunan pegawai sebanyak 78 pegawai
(growth -5,6%) dari tahun 2020-2024. Total jumlah pegawai BPPK yang
diproyeksikan pada akhir tahun 2020 adalah sebanyak 1.307 pegawai, dari total
pegawai existing di awal tahun 2020 sebanyak 1.385 pegawai.
2. Penguatan nilai-nilai, etika, dan disiplin pegawai untuk merespons The New
Thinking of Working (NTOW).
3. Pengayaan jabatan fungsional sebagai dampak penyederhanaan birokrasi.
Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP) yang
merupakan Jabfung baru di BPPK sudah dihitung kebutuhannya dari tahun 2020
sampai 2024 dengan total formasi sebanyak 228. Formasi ini belum
memperhitungkan JF-PTP yang dibutuhkan terkait delayering. Sementara itu,
untuk Jabatan Fungsional Widyaiswara (JF-WI) terdapat rencana pemenuhan 25
Widyaiswara pada periode 2020-2021.
4. Penguatan kompetensi keuangan negara secara komprehensif serta penguasaan
teknologi dan big data analytics bagi SDM BPPK.
BPPK akan fokus melakukan pengembangan SDM BPPK untuk meningkatkan
kompetensi terkait modern learning, pembelajaran terintegrasi, pengelolaan digital
learning, dan manajemen pengetahuan.
Pertimbangan lain dalam pemenuhan kebutuhan SDM BPPK dalam kurun waktu
tahun 2020 – 2024 adalah:
1. Komposisi pekerjaan Core (terkait pekerjaan pelatihan dan pendidikan di PKN
STAN), Non Core (terkait pekerjaan kesekretariatan), dan Fungsional di BPPK saat
ini disajikan dalam grafik di bawah ini :
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Grafik 7. Komposisi Core, Non Core, dan Fungsional
2. Tren data pegawai keluar dari BPPK non pensiun dan CDTN periode tahun 2015 –
2019 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 10. Tren Pegawai Keluar BPPK 2015-2019
Pegawai
Keluar 2015 2016 2017 2018 2019 Total
Rata-
Rata Per
Tahun
Mengundurkan
Diri
3 0 2 6 0 11 4
Meninggal
Dunia
3 2 2 2 1 10 3
Diberhentikan 1 4 1 1 1 8 3
Mutasi (ke K/L
lain)
2 0 2 4 2 10 3
Total 9 6 7 13 4 39 13
3. Mempertimbangkan regenerasi pegawai dengan rincian komposisi pegawai
berdasarkan kelompok umur sebagai berikut:
Tabel 11. Kelompok Umur Pegawai BPPK
Usia <25 25-30 31-35 36-40 41-45 46-50 >50 Total
Core 34 77 211 55 48 64 51 540
Non Core 58 89 228 28 36 47 45 531
Fungsional 0 2 15 50 67 92 70 296
Total 92 168 454 133 151 203 166 1367
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Berdasarkan asumsi dan kebijakan umum pengelolaan SDM, arah kelembagaan
dan penataan organisasi BPPK, dan pertimbangan lain di atas, BPPK menyusun
proyeksi Kebutuhan SDM BPPK tahun 2020-2024 sebagai berikut:
Tabel 12. Proyeksi Kebutuhan SDM BPPK 2020-2024
No
Tingkat Pendidikan
/Program Studi
Tahun Total
2020 2021 2022 2023 2024
1 Total Pegawai Existing
(1 Januari)
1385 1381 1375 1354 1329
2 Prediksi Pensiun 14 21 16 20 17 88
3 Perkiraan Keluar Selain
Pensiun
5 5 5 5 5 25
4 Penerimaan Pegawai 15 20 0 0 0 35
DIII STAN Akuntansi 2 0 0 0 0 2
DIII STAN Kebendaharaan
Negara
2 0 0 0 0 2
DIII STAN Manajemen
Aset
1 0 0 0 0 1
DIV STAN Akuntansi 0 20 0 0 0 20
DIII
UMUM
Desain
Komunikasi
Visual
3 0 0 0 0 3
DIII
UMUM
Teknik
Informatika
3 0 0 0 0 3
S1 UMUM Teknologi
Pendidikan
1 0 0 0 0 1
S1 UMUM Statistika 1 0 0 0 0 1
S1 UMUM Psikologi 2 0 0 0 0 2
PPPK Dokter Umum 0 2 0 0 0 2
PPPK Dokter Gigi 0 1 0 1 0 2
5 Jumlah Pegawai
(31 Desember)
1381 1375 1354 1329 1307 1307
6 Penurunan Pegawai -4 -6 -21 -25 -22 -78
7 Growth -0,3% -0,4% -1,5% -1,8% -1,7% -5,6%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Sementara itu, proyeksi formasi Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi
Pembelajaran di BPPK tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Usulan Formasi dan Pemenuhan Kebutuhan JF-PTP
Jabfung PTP ABK Formasi Rencana Pemenuhan Kebutuhan
2020 2021 2022 2023 2024
JF-PTP Ahli
Utama
6 0 0 0 0 0 0
JF-PTP Ahli
Madya
18 18 6 0 0 12 0
JF-PTP Ahli Muda 90 90 31 0 0 35 24
JF-PTP Pertama 120 120 24 24 36 18 18
Jumlah 234 228 61 24 36 65 42
Proyeksi pemenuhan Jabatan Fungsional Widyaiswara tahun 2022 sampai 2024
sedang dalam proses penyusunan. Rencana pemenuhan Jabfung WI tahun 2017-2021
adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Usulan Formasi dan Pemenuhan Kebutuhan JF-WI
Jabfung WI
Jumlah
Kebutuhan
5 tahun
Rencana Pemenuhan Kebutuhan
2017 2018 2019 2020 2021
WI Ahli Utama 28 1 18 12 1 3
WI Ahli Madya 37 1 18 5 18 3
WI Ahli Muda 63 15 21 0 0 0
WI Ahli Pertama 4 0 3 0 0 0
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 83 -
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja
Dalam memastikan ketercapaian setiap sasaran strategis dan program yang
dirumuskan pada Bab III, diperlukan rumusan indikator-indikator kinerja beserta
targetnya yang merupakan matriks terukur sebagai panduan dan komitmen kinerja.
Tabel 15. Matriks Kinerja BPPK Tahun 2020-2024
No. Indikator Kinerja Target Kinerja
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase lulusan
pendidikan dengan
predikat minimal baik
90% 93% 93% 93% 93%
PKN
STAN
2 Indeks kualitas penelitian 90 148 193 238 283
PKN
STAN
3 Tingkat efektivitas
beasiswa Kementerian
Keuangan
- 75% 80% 82% 85%
Pusdiklat
PSDM
4 Tingkat implementasi
learning organization*
75% 77% 80% 82% 85%
Setban,
Seluruh
Pusdiklat,
dan PKN
STAN
5 Persentase alumni
pelatihan yang meningkat
kinerjanya**
90% 80% 82% 85% 87%
Seluruh
Pusdiklat
6 Persentase alumni
pelatihan yang meningkat
kualitas perilaku kerjanya
77% 84% 85% 86% 87%
Seluruh
Pusdiklat
7 Persentase lulusan
pendidikan dan pelatihan
dengan predikat minimal
baik
90% 93% - - -
Seluruh
Pusdiklat,
Balai
8 Persentase pemenuhan
gap kompetensi SDM
Kemenkeu melalui
pembelajaran/CGI
- - 90% 92% 94%
Seluruh
Pusdiklat
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 84 -
No. Indikator Kinerja Target Kinerja
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
9 Persentase
penyelenggaraan
pembelajaran digital
50% 70% 70% 70% 80%
Seluruh
Pusdiklat
10 Persentase jam pelatihan
terhadap jam kerja
pegawai Kemenkeu
4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5%
Seluruh
Pusdiklat
11 Indeks pemenuhan
standar kualitas
pembelajaran
4 4 5 5 5
Pusdiklat,
Balai
12 Persentase kualitas
implementasi program
sertifikasi
70% 80% 80% 80% 80%
Pusdiklat
13 Tingkat pemanfaatan
knowledge pada platform
KLC
100% 100% 100% 100% 100%
Pusdiklat
14 Tingkat Kematangan
Knowledge Management - -
2 2 3 Pusdiklat
(BPPK) (Kemenkeu)
15 Persentase jam pelatihan
SDM keuangan negara
KLID terhadap jam kerja
pegawai***
- 0,25% 0,25% 0,25% 0,25%
Seluruh
Pusdiklat
16 Persentase pegawai yang
telah memenuhi SKJ**** 93,67% 94% 94% 94% 94%
Seluruh
Pusdiklat
dan PKN
STAN
17 Persentase kualitas
pengelolaan BLU**** 80% 80% 80% 80% 80%
PKN
STAN
18 Tingkat penyelesaian
proyek strategis TIK**** 85% 87% 90% 92% 95%
Setban
* tahun 2020, Tingkat implementasi learning organization BPPK memiliki lingkup
UE1 BPPK. Mulai tahun 2021, lingkup tingkat implementasi learning organization
BPPK menjadi level Kemenkeu.
** tahun 2021 akan ada reformulasi, yang menyebabkan target turun.
*** 0,25% persentase jam pelatihan SDM keuangan KLID termasuk ke dalam 4,5%
persentase jam pelatihan terhadap jam kerja pegawai Kemenkeu.
**** mandatory Kemenkeu.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 85 -
Sebelum dilakukan restrukturisasi program, BPPK telah menetapkan program
dalam rangka mencapai sasaran program (outcome) SDM yang Berkinerja Tinggi pada
tahun 2020 yaitu Program Pendidikan, Pelatihan, dan Sertifikasi Kompetensi di Bidang
Keuangan Negara. Selain itu, ditetapkan sembilan kegiatan beserta indikator
kinerjanya di lingkungan BPPK Tahun 2020 sebagai berikut:
1. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Bagi Unit Kerja di
Lingkungan BPPK.
Sasaran Kegiatan (Output):
Layanan Prima Kesekretariatan di Lingkungan BPPK.
Indikator Kinerja Kegiatan:
Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat.
2. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Anggaran dan Perbendaharaan.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Anggaran dan Perbendaharaan.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
3. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Kepabeanan dan Cukai.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Kepabeanan dan Cukai.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
4. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Kekayaan Negara dan Perimbangan
Keuangan.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
5. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Selain Anggaran,
Perbendaharaan, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Selain Anggaran, Perbendaharaan,
Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dan Perimbangan
Keuangan.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 86 -
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
6. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Perpajakan.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Perpajakan.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
7. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Kepemimpinan dan Manajemen
serta Pengelolaan Beasiswa Pascasarjana Bagi Pegawai Kementerian Keuangan.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Kepemimpinan dan Manajemen serta
Pendidikan Pascasarjana Bagi Pegawai Kementerian Keuangan.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
c) Persentase Program Pemberdayaan Alumni Penerima Beasiswa.
8. Kegiatan Pendidikan Tinggi di Bidang Keuangan Negara.
Sasaran Kegiatan (Output):
Lulusan Pendidikan Berkualitas Tinggi di Bidang Keuangan Negara sesuai
dengan Kebutuhan.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Lulusan Program Diploma Keuangan dengan Predikat Minimal
Baik.
b) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan.
c) Persentase Kualitas Pengelolaan Badan Layanan Umum.
9. Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Keuangan Negara di Daerah.
Sasaran Kegiatan (Output):
SDM Berkinerja Tinggi Bidang Keuangan Negara di Daerah.
Indikator Kinerja Kegiatan:
Persentase Lulusan Pelatihan yang Meningkat Kualitas Perilaku Kerjanya.
Sementara itu, untuk tahun 2021-2024 dilakukan restrukturisasi program di
lingkungan Kementerian Keuangan sehingga program yang ditetapkan di BPPK adalah
Program Dukungan Manajemen, dengan sasaran program organisasi dan SDM yang
optimal dan indikator program Tingkat Implementasi Learning Organization. Kegiatan
pada program ini adalah sebagai berikut:
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 87 -
1. Pengelolaan Organisasi dan SDM.
Sasaran Kegiatan:
Organisasi dan Sumber Daya Manusia yang Berkinerja Tinggi.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Penyelesaian Delayering.
b) Persentase Alumni Pelatihan yang Meningkat Kinerjanya.
c) Persentase Lulusan Pendidikan dan Pelatihan dengan Predikat Minimal
Baik.
2. Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum.
Sasaran Kegiatan:
Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum yang Efisien, Efektif, dan
Akuntabel.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Kemenkeu.
b) Persentase Rekomendasi Optimalisasi Aset Terindikasi Idle Kemenkeu
yang Ditindaklanjuti.
3. Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi.
Sasaran Kegiatan:
Sistem Informasi dan Teknologi yang Andal.
Indikator Kinerja Kegiatan:
Persentase Penyelesaian Proyek Strategis TIK.
4. Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik.
Sasaran Kegiatan:
Persepsi Positif dan Dukungan Publik terhadap Kementerian Keuangan.
Indikator Kinerja Kegiatan:
Indeks Efektivitas Komunikasi Publik.
5. Legislasi dan Litigasi.
Sasaran Kegiatan:
Legislasi dan Litigasi yang Optimal.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Indeks Efektivitas Penyelesaian Peraturan.
b) Indeks Putusan Perkara Perdata Yang Berkekuatan Hukum Tetap Dan
Hak Uji Materiil UU Yang Dimenangkan.
6. Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal.
Sasaran Kegiatan:
Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal yang Efektif.
Indikator Kinerja Kegiatan:
a) Indeks Integritas.
b) Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Ditindaklanjuti.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 88 -
4.2. Kerangka Pendanaan
Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan, diperlukan
dukungan sumber pendanaan yang memadai. Indikasi kebutuhan pendanaan untuk
mencapai tujuan dan sasaran strategis BPPK tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut.
4.2.1. Kerangka Pendanaan BPPK TA 2020
PROGRAM/KEGIATAN
PENDANAAN (Rp juta)
Pagu 2020
Awal
Pagu 2020
Penghematan
Program Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi
Kompetensi di Bidang Keuangan Negara 729.929 556.550
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Keuangan Negara di Daerah 111.863 98.419
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Anggaran
dan Perbendaharaan 24.568 21.374
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Kepabeanan dan Cukai 41.812 27.625
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan 17.699 15.928
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Selain
Anggaran, Perbendaharaan, Perpajakan,
Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan
32.020 17.825
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Perpajakan 35.649 30.649
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Kepemimpinan dan Manajemen serta Pengelolaan
Beasiswa Pasca Sarjana Bagi Pegawai
Kementerian Keuangan
132.691 82.840
Pendidikan Tinggi di Bidang Keuangan Negara 263.555 195.561
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Bagi Unit Kerja di Lingkungan BPPK 70.073 66.330
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 89 -
4.2.2. Kerangka Pendanaan BPPK TA 2021-2024
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKASI PENDANAAN
(Rp Juta)
2021 2022 2023 2024
Program Dukungan Manajemen
(Organisasi dan SDM
Kementerian Keuangan yang
Optimal)
634.678 1.096.527 1.094.210 880.295
Pengelolaan Organisasi dan SDM 406.882 620.968 600.620 527.149
Pengelolaan Keuangan, BMN,
dan Umum 224.009 471.284 489.186 348.601
Pengelolaan Sistem Informasi
dan Teknologi 565 757 833 916
Pengelolaan Komunikasi dan
Informasi Publik 2.614 2.992 3.038 3.089
Legislasi dan Litigasi 125 67 73 81
Pengelolaan Risiko,
Pengendalian, dan Pengawasan
Internal
482 459 459 459
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
BAB V
PENUTUP
Penyusunan Renstra BPPK tahun 2020-2024 berpedoman pada Renstra
Kemenkeu dan memuat penjabaran visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran strategis
BPPK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unit yang mengelola
pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan manajemen pengetahuan di bidang
keuangan negara. Dokumen ini menjadi pedoman bagi BPPK dalam mewujudkan visi:
Menghasilkan SDM pengelola keuangan negara yang unggul dan beretika untuk
mendukung visi Kementerian Keuangan “Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk
Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan
Berkeadilan”, serta mendukung pencapaian misi BPPK yaitu 1) Mengelola pendidikan
yang berkualitas tinggi dalam kerangka Kemenkeu Corporate University; 2) Memperkuat
pelatihan yang berdampak tinggi bagi SDM keuangan negara dalam kerangka
Kemenkeu Corporate University; 3) Mengembangkan program sertifikasi kompetensi
keuangan negara yang berkualitas sesuai kebutuhan; 4) Mewujudkan manajemen
pengetahuan keuangan negara yang andal dalam kerangka Kemenkeu Corporate
University; dan 5) Mewujudkan tata kelola dan sumber daya pembelajaran yang
optimal.
Dokumen Renstra BPPK Tahun 2020-2024 merupakan dasar rencana
operasional seluruh unit di lingkungan BPPK untuk periode tahun 2020-2024 serta
menjadi acuan dalam rangka penyusunan Renstra unit kerja pusat di lingkungan
BPPK. Selain itu, dokumen ini juga menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen
Rencana Kerja (Renja) setiap tahunnya. Selanjutnya, diperlukan komitmen dari
pimpinan dan seluruh pegawai BPPK untuk mengimplementasikan strategi dan target-
target kinerja dalam rangka mencapai keberhasilan tujuan dan sasaran yang
tercantum dalam rencana strategis ini.
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
MATRIKS KERANGKA REGULASI
No Arah Kerangka Regulasi
(PP/Perpres/PMK) Urgensi Pembentukan Amanat UU
Unit
Penanggung
Jawab
Target
Penyelesaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 PMK tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian
Keuangan (Bagian BPPK)
Penataan organisasi sesuai
dengan desire state
Kementerian
Keuangan/BPPK
1. Perpres 57 Tahun 2020
2. PMK-181/PMK/01/2018
Sekretariat
BPPK, Biro
Organta Setjen
2020
2 PMK tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pembelajaran
Keuangan Negara di
Lingkungan BPPK
Penataan organisasi sesuai
dengan desire state
Kementerian
Keuangan/BPPK
1. Perpres 57 Tahun 2020
2. PMK-181/PMK/01/2018
Sekretariat
BPPK, Biro
Organta Setjen
2021
3 PMK tentang Organisasi dan
Tata Kerja PKN STAN
Penguatan kelembagaan
serta peningkatan efektivitas
dan kinerja organisasi PKN
STAN
1. UU 20 Tahun 2003
2. UU 12 Tahun 2012
3. PP 4 Tahun 2014
PKN STAN, Biro
Organta Setjen
2020
4 PMK tentang Statuta PKN
STAN
Penguatan kelembagaan
serta peningkatan efektivitas
dan kinerja organisasi PKN
STAN
1. UU 20 Tahun 2003
2. UU 12 Tahun 2012
3. PP 4 Tahun 2014
4. PMK OTK PKN STAN
PKN STAN, Biro
Organta Setjen
2020
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
No Arah Kerangka Regulasi
(PP/Perpres/PMK) Urgensi Pembentukan Amanat UU
Unit
Penanggung
Jawab
Target
Penyelesaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 PMK mengenai Jabatan
Fungsional Analis/Pranata
Manajemen Pengetahuan
Untuk memenuhi kebutuhan
pelaksanaan manajemen
pengetahuan di lingkungan
Kementerian Keuangan
Ketentuan dasar hukum akan
diusulkan ke instansi
berwenang
Sekretariat
BPPK, Biro
Organta Setjen
2022
6 PMK mengenai Pelatihan dan
Sertifikasi Manajemen
Keuangan Negara
Untuk memberikan landasan
hukum dalam
penyelenggaraan pelatihan
dan sertifikasi manajemen
keuangan negara bagi
seluruh KLID
PP 45 Tahun 2013 j.o. PP 50
tahun 2018
Sekretariat
BPPK, Setditjen
Perbendaharaan,
Biro Organta
Setjen
2022
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN TAHUN 2020
Nomenkelatur Uraian Target
Kinerja 2020
Indikator
Pendanaan 2020
(Rp Juta)
UIC
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Keuangan Negara di Daerah
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi Bidang Keuangan Negara di Daerah 98.418,62 Seluruh BDK
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat kualitas
perilaku kerjanya 77%
2. Indeks persepsi peserta terhadap proses pembelajaran
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Anggaran dan
Perbendaharaan 21.373,61
Pusdiklat AP
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat
kinerjanya 90%
2. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat kualitas
perilaku kerjanya 77%
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Kepabeanan dan Cukai
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Kepabeanan dan Cukai 27.624,98 Pusdiklat BC
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat
kinerjanya 90%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Nomenkelatur Uraian Target
Kinerja 2020
Indikator
Pendanaan 2020
(Rp Juta)
UIC
2. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat kualitas
perilaku kerjanya 77%
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Kekayaan dan
Perimbangan Keuangan 15.927,71
Pusdiklat KNPK
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat
kinerjanya 90%
2. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat kualitas
perilaku kerjanya 77%
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Selain Anggaran, Perbendaharaan, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Selain Anggaran,
Perbendaharaan, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai,
Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
17.825,46
Pusdiklat KU
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat
kinerjanya 90%
2. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat kualitas
perilaku kerjanya 77%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Nomenkelatur Uraian Target
Kinerja 2020
Indikator
Pendanaan 2020
(Rp Juta)
UIC
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Perpajakan
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Perpajakan 30.648,54 Pusdiklat Pajak
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat
kinerjanya 90%
2. Persentase lulusan pelatihan yang meningkat kualitas
perilaku kerjanya 77%
Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Kepemimpinan dan Manajemen serta Pengelolaan Bea Siswa Pasca Sarjana Bagi Pegawai
Kementerian Keuangan
Sasaran Kegiatan SDM Berkinerja Tinggi di Bidang Kepemimpinan dan
Manajemen serta Pengelolaan Bea Siswa Pasca Sarjana
Bagi Pegawai Kementerian Keuangan
82.839,54
Pusdiklat PSDM
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan pelatihan Kepemimpinan dan
Manajemen serta Pengelolaan Bea Siswa Pasca Sarjana
yang meningkat kinerjanya
90%
2. Persentase lulusan pelatihan Kepemimpinan dan
Manajemen serta Pengelolaan Bea Siswa Pasca Sarjana
meningkat kualitas perilaku kerjanya
77%
3. Persentase program pemberdayaan alumni penerima
beasiswa 75%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Nomenkelatur Uraian Target
Kinerja 2020
Indikator
Pendanaan 2020
(Rp Juta)
UIC
4. Tingkat efektivitas bea siswa Kementerian Keuangan -
Pendidikan Tinggi di Bidang Keuangan Negara
Sasaran Kegiatan Lulusan Pendidikan Berkualitas Tinggi di Bidang
Keuangan Negara sesuai dengan Kebutuhan 195.560,82
PKN STAN
Indikator Kegiatan 1. Persentase lulusan program diploma keuangan dengan
predikat minimal baik 90%
2. Indeks kepuasan pengguna layanan 4,39
3. Persentase kualitas pengelolaan Badan Layanan Umum 75%
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Bagi Unit Kerja di Lingkungan BPPK
Sasaran Kegiatan Layanan Prima Kesekretariatan di Lingkungan BPPK 66.330,30
Sekretariat
Badan
Indikator Kegiatan 1. Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat 86%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN TAHUN 2021-2024
Nomenklatur Uraian Target Kinerja
Indikasi Pendanaan
(Rp Juta) UIC
2021 2022 2023 2024 2021 2022 2023 2024
Program Program Dukungan Manajemen
Sasaran
Program Organisasi dan SDM yang Optimal
634.678
1.096.527
1.094.210
880.295
Indikator
Program
Tingkat Implementasi Learning
Organization 77% 80% 82% 85%
Kegiatan Pengelolaan Organisasi dan SDM
Sasaran
Kegiatan
Organisasi dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang Berkinerja
Tinggi
406.882 620.968 600.620 527.149
Indikator
Kegiatan
1. Persentase penyelesaian
delayering 100% 100% - -
2. Persentase alumni pelatihan
yang meningkat kinerjanya 80% 82% 85% 87%
3. Persentase lulusan pendidikan
dan pelatihan dengan predikat
minimal baik
93% - - -
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Nomenklatur Uraian Target Kinerja
Indikasi Pendanaan
(Rp Juta) UIC
2021 2022 2023 2024 2021 2022 2023 2024
4. Persentase pemenuhan gap
kompetensi SDM Kemenkeu
melalui pembelajaran (CGI)
- 90% 92% 94%
Kegiatan Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum
Sasaran
Kegiatan
Pengelolaan Keuangan, BMN, dan
Umum yang Efisien, Efektif dan
Akuntabel
224.009 471.284 489.186 348.601
Indikator
Kegiatan
1. Persentase kualitas
pelaksanaan anggaran
Kemenkeu
95% 95% 95% 95%
2. Persentase rekomendasi
optimalisasi aset terindikasi
idle Kemenkeu yang
ditindaklanjuti
80% 80% 80% 80%
Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi
Sasaran
Kegiatan
Sistem Informasi dan Teknologi
yang Andal 565 757 833 916
Indikator
Kegiatan
Persentase penyelesaian proyek
strategis TIK 87% 90% 92% 95%
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
Nomenklatur Uraian Target Kinerja
Indikasi Pendanaan
(Rp Juta) UIC
2021 2022 2023 2024 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik
Sasaran
Kegiatan
Persepsi Positif dan Dukungan
Publik terhadap Kementerian
Keuangan
2.614 2.992 3.038 3.089
Indikator
Kegiatan
Indeks efektivitas komunikasi
publik
3,5
(skala
4)
3,5
(skala
4)
3,5
(skala
4)
3,5
(skala
4)
Kegiatan Legislasi dan Litigasi
Sasaran
Kegiatan
Legislasi dan Litigasi yang Optimal 125 67 73 81
Indikator
Kegiatan
1. Indeks efektivitas penyelesaian
peraturan 91 92 94 94
2. Indeks putusan perkara
perdata yang berkekuatan
hukum tetap dan hak uji
materiil UU yang dimenangkan
83 84 85 86
Kegiatan Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id
http://jdih.bppk.kemenkeu.go.id