32
FILSAFAT ILMU Dr. Putu Sudira, M.P. [email protected] Department of Vocational Technology Education Graduate School Yogyakarta State University 08164222678

02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

FILSAFAT ILMU

Dr. Putu Sudira, [email protected]

Department of Vocational Technology Education

Graduate SchoolYogyakarta State University

08164222678

Page 2: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Pengenalan

FILSAFAT ILMU

dalamPendidikan

Teknologi dan Kejuruan

Page 3: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

1. Kenyataan atau Fakta 2. Kebenaran3. Uji konfirmasi4. Logika Inferensi

Page 4: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Kenyataan atau Fakta Empiri yang dapat dihayati oleh

Manusia (Muhadjir). Positivisme mengakui

penghayatan empiri sensual, ada korespodensi, obyektif.

Phenomenologi (Postpositivisme ): (1) koherensi rasional obyektif; (2) koherensi moral.

Page 5: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Kenyataan atau Fakta Phenomena bukan sekedar data

empirik sensual. Data yang sudah dimaknai atau

diintepretasikan. Ada subyektivitas peneliti Bukan berdasarkan selera

melainkan makna pengakuan sikap selektif sejak pengumpulan data, analisis, menarik kesimpulan.

Page 6: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Kenyataan atau Fakta Pemikiran Phenomenologi:

Mengamati memperhatikan dengan kemampuan konsep-konsep yang dimiliki.

Realisme: Kenyataan/Fakta ada korespodensi dan koherensi antara empiri dengan skema rasional.

Realisme Metaphisik: Fakta itu ada koherensi antara empiri dengan obyek universal.

Page 7: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Kenyataan atau Fakta Empiri dalam realisme bukan

sekedar empiri sensual yang mungkin palsu.

Empiri memiliki makna lebih dalam dan beragam.

Ada koherensi obyektif universal.

Pragmatis: keberadaan itu harus berfungsi

Page 8: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Kenyataan atau Fakta Positivistik: Kenyataan itu Faktual

ada Rasionalistik: Kenyataan itu Fakta

yang ada dan cocok deengan akal. Realisme: kenyataan itu riil eksis,

terkonstruksi dalam kebenaran obyketif.

Phenomenologi: Kenyataan itu terkonstruksi dalam moral.

Page 9: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Kenyataan atau Fakta Merupakan secuil pengetahuan

sebagai raw material perumusan hukum atau teori (William Whewel)

Fakta-fakta Fakta Elementer Hukum Phenomena Teori

Ide-Ide Konsep-konsep (fakta) Hukum phenomena

Page 10: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

1. Fakta Terkonstruk Inter Relasi Makna antar Fakta-

fakta. Positivisme: Fakta elementer, Fakta

langsung diperoleh dari Indria

Page 11: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

6 teori KEBENARAN1. Kebenaran KOHERENSI2. Kebenaran KORESPONDENSI3. Kebenaran PERFORMATIF4. Kebenaran PRAGMATIK5. Kebenaran PROPOSISI6. Kebenaran PARADIGMATIK

Page 12: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

6 teori KEBENARAN

1. Kebenaran KOHERENSI: ada kesesuaian atau keharmonisan dgn sesuatu yang lebih tinggi (skema, sistem, nilai)

Page 13: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

6 teori KEBENARAN1. Kebenaran KORESPONDENSI:

terbuktinya sesuatu relevan dengan yang lain.

2. Sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief.

Page 14: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

6 teori KEBENARAN1. Kebenaran PERFORMATIF:

kebenaran aktual dengan melibatkan aspek praktis, Teoritik, Filosofik.

2. Kebenaran PRAGMATIK: Sesuatu benar bila dapat diaktualisasikan dalam Tindakan (kegunaan Praktis)

Page 15: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

6 teori KEBENARAN1. Kebenaran PROPOSISI: Proposisi

benar jika sesuai dg persyaratan formal.

2. Proposisi adalah sesuatu pernyataan yang berisi banyak konsep komplek.

Page 16: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

6 teori KEBENARAN1. Kebenaran PARADIGMATIK:

Rekonstruksi rasional menjadi suatu Paradigma.

2. Meningkatnya kesesuaian Observasi dengan Paradigma.

3. Terumuskan hukum kuantitatif utk penyempurnaan Paradigma.

4. Menerapkan Paradigma pada telaah Baru

Page 17: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

KEBENARAN1. Positivisme: benar substantif

identik dengan benar faktual sesuai empiri sensual. Ditemukannya frekuensi tinggi atau Variansi besar.

2. Phenomenologik: Kebenaran dibuktikan ditemukannya yang ESENSIAL, pilah dari non esensial, eksemplar, sesuai skema moral tertentu.

Page 18: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

KEBENARAN1. Realis: benar Substantif identik

dengan benar riil Obyektif, benar sesuai dengan konstruk skema tertentu.

2. Benar Epistemologik: terkait pd pendekatan yg digunakan mencapai kebenaran

Page 19: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

KEBENARAN1. Dua Teori KEBENARAN:2. Teori Kebenaran

Korespondensi (Plato, Aristoteles, Moore, Russesll)

3. Teori Kebenaran Koherensi (Leibniz, Spinoza, Hegel)

Page 20: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

KEBENARAN1. Positivisme: Sesuatu Benar bila

ada Korespondensi antara fakta satu dengan fakta lainnya.

2. Phenomenologi: phenomena baru dapat dinyatakan benar setelah diuji Korespondensinya dengan yang dipercayanya (belief).

3. Realisme Metaphisik: Kebenaran diakui bila fakta itu koheren dengan kebenaran obyektif universal.

Page 21: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

KEBENARAN1. Realisme: Menyimpulkan

seuatu benar bila didukung Teori dan ada Faktanya.

Page 22: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

2. Kebenaran: Epistemologik, Ontologik, Aksiologik.

Page 23: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

2. Kebenaran Epistemologi: Episteme: Pengetahuan (knowledge) Logos: Teori,TEORI PENGETAHUAN dengan obyek Hakekat

Pengetahuan, asal usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam pengetahuan, hubungan pengetahuan dengan keniscayaan, hubungan pengetahuan dengan kebenaran, skeptisme universal.

Page 24: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

2. Kebenaran Ontologik: Kebenaran hal yang ada “Being”

bersifat alami

Page 25: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

2. Kebenaran Aksiologik: Axios: Nilai atau sesuatu berharga Logos: Teori, akal Aksiologi: Teori Nilai, penyelidikan

mengenai kodrat, kriteria, status metapisik nilai.

Page 26: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

Uji konfirmasi: 1. Fungsi Ilmu: menjelaskan,

Memprediksi Proses dan Produk.

2. Intepretasi memberikan Makna3. Derajat konfirmasi Kuantitatif

dibangun berdasarkan Hipotesis obyek yang diukur.

Page 27: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

Uji konfirmasi: 4. Derajat konfirmasi bersifat

Probabilitas dari hasil analisis Frekuensi

5. Derajata signifikansi

Page 28: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

3. Uji konfirmasi: eksplanasi atau prediksi dan interpretasi memberi kepastian kebenaran.

Kebenaran Kategorik Kebenaran Probabilistik Kebenaran Induktif Kebenaran Deduktif Kebenaran Reflektif

Page 29: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

4. Logika Inferensi: ramalan atau prediksi.

Kebenaran materiil dalam disiplin ilmu dicari bukti kebenaran materiil pada sisi obyek formil.

Logika Materiil: menggunakan dasar inferensi pada kebenaran materiil yang dibangun dari data materiil.

Page 30: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Obyek Telaah FILSAFAT iLMU

4. Logika Inferensi: ramalan atau prediksi.

Kebenaran materiil dalam disiplin ilmu dicari bukti kebenaran materiil pada sisi obyek formil.

Logika Materiil: menggunakan dasar inferensi pada kebenaran materiil yang dibangun dari data materiil.

Page 31: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

KLASIFIKASI LOGIKA INFERENSI

1. Logika Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif.

2. Sistem logika Induktif dan Deduktif.

3. Penggunaan teori kategorik atau probalistik

4. Era positivistik, postpositivistik, postmodern

Page 32: 02 fil-ilmu pertemuan ii Teori Kebenaran

Konstruk Teori

1. Fungsi Utama Studi Ilmiah: Pengembangan Ilmu, Pengembangan Teori, Pemanfaatan Ilmu, Teori untuk

Pengembangan Rekayasa Teknologi