07. Temu Ilmiah Geriatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cegah Pneumonia

Citation preview

  • Stigma negatif yang sering dite-mukan dalam masyarakat ter-hadap kelompok usia lanjutyang identik dengan penyakit,kemiskinan, kelemahan dan

    ketidakberdayaan serta berujung padaketerpurukan, secara berkesinambun-gan diupayakan dapat diganti denganpemikiran yang lebih positif dan lang-kah yang dapat dicapai untuk mening-katkan quality of life (QoL) para usialanjut. Perhimpunan Gerontologi Me-dik Indonesia cabang Jakarta (PERGE-MI Jaya), mencoba mengelola danmeningkatkan kualitas hidup dari parausia lanjut dengan mengadakan acaraTemu Ilmiah Geriatri (TIG) yang dise-lenggarakan pada 1-2 Juni 2013 diHotel Mercure, Ancol, Jakarta. Ke-mandirian, kemampuan beraktivitasdalam kondisi kesehatan yang optimalserta dapat bersosialisasi dengan ling-kungan sekitar merupakan poin yangdiharapkan dapat tercapai.

    Berdasarkan data yang diperoleh,populasi lansia Indonesia saat ini men-capai sekitar 20 juta dan diperkirakan,pada tahun 2020 peningkatannya men-capai 414% di dunia. Hal ini meru-pakan tantangan besar dan berat baginegara, tidak terkecuali bagi masya-rakat profesi kesehatan. Terkait denganhal ini, PERGEMI Jaya berupaya untukmenyatukan pikiran, meningkatkankesadaran akan peran profesi kese-hatan dan masyarakat umum lainnyadalam memelihara kemandirian sertamempertahankan produktivitas parausia lanjut. Dengan mengangkat tema

    "Comprehensive Prevention and Ma-nagement for the Elderly Interpro-fessional Geriatric Care," TIG kali inidiharapkan mampu menjawab tantan-gan bersama dalam menghadapi per-tambahan jumlah usia lanjut di Indo-nesia. Ketua pelaksana TIG kali ini, Dr.dr. Siti Setiati, Sp.PD-KGer., M.Epid.,FINASIM., berharap, Pemberdayaankelompok usia lanjut dapat diaplikasi-kan dengan memberikan ilmu penge-tahuan terbaru bagi para dokter, tenagakesehatan serta masyarakat dalambidang kesehatan usia lanjut.

    Upaya peningkatan QoL dengantindak pencegahan terhadap penyakitdilakukan dengan memberikan imu-nisasi. Hal tersebut disampaikan da-

    lam sesi yang bertemakan, SeverePneumonia in Elderly: The Importanceof Prevention, yang dimoderatorioleh dr. Asril Bahar, Sp.PD-KP., KGer.Hasil data diperoleh bahwa infeksiparu atau pneumonia di Indonesia,berdasarkan data RISEKSDAS tahun2007, menduduki urutan 5 besar apa-bila disatukan dengan penyakit parulain, serta memiliki case fatality rateyang cukup besar, ungkap dr. Kuntjoroharimurti, Sp.PD., M.Sc., dalam sesi-nya yang berjudul The remainingChallanges of pneumonia in Elderly.

    Immunosenescence

    Immunosenescence memiliki arti

    FARMACIA 32 Juli 2013

    SIMPOSIA

    Temu Ilmiah Geriatri

    Cegah Pneumonia padaLanjut Usia dengan Vaksin

  • 33 FARMACIAJuli 2013

    SIMPOSIA

    adanya pengurangan kualitas sertakuantitas dari fungsi kekebalan tubuh,antara lain, penuaan yang mengubahinnate immunity, yakni penurunan ka-pasitas fagosit, berkurangnya reseptor,gangguan dari up-regulation MHC classII. Dampak yang terjadi pada B-cellsantara lain terbatasnya jumlah naive B-cells, serta spesifikasi dari akumulasimemory B-cells dan plasma cells.Terkait T-Cells, antara lain terbatasnyajumlah naive T-cells dan memory T-cells,penurunan kemampuan "homing" dankemampuan berproliferasi naive T-cellsserta penurunan keragaman repertoiredari T-cells. Secara umum, penurunaninnate immunity pada usia lanjutmenyebabkan gangguan fungsi darimakrofag, neutrofil, sel dendrit dan nat-ural killer (NK) cells menyebabkan ter-jadinya penurunan kapasitas fagosit,penurunan oxidative burst serta gang-guan up-regulation dari MHC class II.

    Pada dasarnya, jumlah dari naive Bcells pada anak-anak dan usia lanjutberbeda. Pada anak-anak, jumlahnaive B cells lebih banyak. Kondisiberlawanan pada usia lanjut yang me-mliki jumlah memory B cells lebih ba-nyak. Keterbatasan dari sistem keke-balan tubuh pada usia lanjut disebab-kan oleh defek pada fungsi neutrofildan antigen prsenting cells (APC)yakni dendritic cells (DC) dalam men-genal dan memfagosit antigen. Kedua,terjadi penurunan respon dari naive Tcells saat dilakukan primary vaccina-tion. Ketiga, penurunan produksi dandefek kematangan respon antibodi.Peningkatan jumlah T-cells yang mem-batasi keterbatasan dan mengancamkeberhasilan vaksin serta menurunkansurvival dari plasma cells yang dapatmembatasi durasi dari proteksi immu-nological setelah terpapar antigen.

    Pneumonia: PenyebabTingginya Mortalitas

    Pneumonia pada usia lanjut, saat ini

    merupakan masalah sekaligus tantan-gan terbesar dalam ilmu geriatri. Hal initerkait dengan sistem kekebalan tubuhpada usia lanjut, baik innate maupunadaptive immunity atau yang disebutimmunosenescence. World HealthOrganization (WHO) menyebutkan,Pneumonia yang merupakan lower res-piratory tract infections (LRTI's) men-duduki urutan ke-3 sebagai penyebabkematian pada semua usia, data tahun2004 dan insidensi Community-Acquired Pneumonia (CAP) mendudukiurutan tertinggi pada usia lanjut.

    Fung et. al., dalam Am J GeriatrPharmacother tahun 2010, mema-parkan tentang berbagai hal terkait de-ngan faktor resiko yang dapat menye-babkan pneumonia pada usia lanjut.Dibagi menjadi faktor eksternal/ so-sial, antara lain, nutrisi yang kurang,padatnya lingkungan serta kurangnyapemahaman akan pentingnya kesehat-an. Faktor yang berasal dari individuyakni komorbiditas, penggunaan obat,gangguan fungsi kognitif, gangguanrefleks batuk serta immunosenescen-ce. Munculnya gejala dan tanda klinisyang atipikal maupun severe illnessdisebabkan oleh faktor immunosenes-cence. Faktor eksternal dan internaltersebut merupakan faktor resiko yangmeningkatkan terjadinya insidensipneumonia pada usia lanjut dan ter-kait dengan morbiditas dan mortalitas.Dibutukan tindak pencegahan sebe-lum terjadinya penyakit, serta peng-obatan yang tepat apabila sudah terja-di severe illness, antara lain secara su-portif, kausatif maupun adjuvant.

    Streptococcus Pneumoniae (S.Pneumoniae) merupakan bakteripenyebab IPD dan mucosal disease. S.Pneumoniae merupakan gram postifdiplokokus, berbentuk kapsul polisa-karida yang merupakan faktor virulen-si, defines serotype dan target vaksin.Terdapat >90 serotipe S. Pneumoniae.

    dr. Dewa Putu Pramantara S. Sp.PD-KGer, berbicara mengenai klasifikasi

    infeksi pneumokokus. Pneumococcaldisease terbagi atas invasive pneumo-coccal disease (IPD) dan non-invasivepneumococcal disease (mucosal). IPDdapat menyebabkan terjadinya bak-teremia dan meningitis sedangkanmucosal disease menyebabkan sinusitisdan otitis media akut (OMA). Lebihdari 80% IPD pada usia lanjut meru-pakan pneumonia bakteremia danresiko IPD meningkat pada usia >50tahun yang disertai dengan komorbidi-tas, antara lain, kondisi imunosupresifseperti diabetes mellitus (DM), penyak-it imunodefisiensi kongenital maupundidapat (HIV), keganasan, haematopo-etic cell transplantation, terapi imuno-supresif termasuk pengobatan kortikos-teroid. Kedua, berhubungan denganorgan yakni adanya gangguan fung-sional maupun anatomik seperti asple-nia, penyakit jantung, paru, livermaupun ginjal kronik, kebocoran liq-uid cerebrospinal (LCS), dan transplan-tasi organ. Ketiga, terkait dengan gayahidup yakni kebiasaan mengkonsumsialkohol dan merokok.

    Bewick T, et, al., dalam penelitianThorax 2012, untuk melihat prevalen-si serotipe S. Pneumoniae pada pasiendewasa yang dirawat di rumah sakitdengan CAP. Peserta CAP 16 tahunpada September 2008 hingga 2012,didiagnosis CAP berdasarkan gejaladan tanda, foto rontgen dan pemerik-saan penunjang lain. Positif dikatakanCAP dengan kultur darah, kultur spu-tum atau deteksi antigen S. Pneumo-niae pada urin. Hasilnya, 366 pasien(40%) dari total partisipan didagnosisCAP, dengan serotipe S. Pneumoniaeditemukan pada 242 pasien (66%)berdasarkan 40 kultur darah, 18 spu-tum dan 184 deteksi urin.

    Cegah Pneumococcal Diseasedengan Vaksin

    IPD merupakan penyebab utamakesakitan dan kematian pada pasien

  • usia lanjut. Hampir 20-60% IPD dise-babkan oleh S. Pneumoniae. Terdapatlebih dari 90 serotipe dari S.Pneumoniae dan distribusi serotipepada usia 65 tahun, antara lain 19F,3, 23,F, 6B 14, 19A. Di Indonesia,yang sudah ada di pasaran adalahPCV (Prevenar) sebaik dengan PPV(Pneumo 23). Keuntungan dari peng-gunaan PCV (Prevenar) adalah seba-gai indikasi baru bagi usia lanjut yangmemiliki respon antibodi tinggi, longlasting protection dan terbukti aman.

    Sejalan dengan hal ini, telah ditelitiserum IgM pada usia lanjut terhadappemberian vaksin pneumokokus poli-sakarida pada dewasa. Lebih spesifiklagi, terhadap pneumokokus polisa-karida serotipe 4 pada grup yang telahterklasifikasi berdasarkan usia. Dila-kukan juga penelitian terhadap poten-si antibodi setelah diberikannya vak-sin tersebut pada dewasa dan usia lan-jut. Berdasarkan hasil meta analisis,Huss et, al., tahun 2009, yang diikuti101.507 partisipan, pada semua sub-jek didapatkan penurunan resikopneumonia yang signifikan, baik pre-sumptive pneumonia pneumokokus

    maupun pneumonia lain. Pada usialanjut, presumptive pneumonia pada7 trials dengan RR 1.04 (0.78 to 1.38)dan pada semua pneumonia 10 trialsdengan RR 0.89 (0.89 to 1.14).

    Strategi yang ditetapkan untukmeningkatkan respon vaksinasi padausia lanjut antara lain memikirikancara alternatif pemberian vaksin yangdapat dilakukan secara intradermalmaupun intranasal. Meningkatkan do-sis antigenik, meningkatkan vaccineuptake pada dewasa muda, memberi-kan adjuvant serta membuat vaksindengan jenis yang berbeda.

    Prof. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-K-AI., memberikan alasannya, mengapavaksin dibutuhkan bagi orang dewasa,pada kasus ini usia lanjut? Berdasarkanhasil data, usia >60 tahun memiliki re-siko lebih tinggi untuk terserang pe-nyakit infeksi dikarenakan kualitas darisistem kekebalan tubuh, serupa denganimunosenescence yang tadi telah di-bicarakan. Ketika ditinjau dari komor-biditas pada usia lanjut; penyakit kronisseperti DM, asma dan PJK, dapat men-jadi penyulit pasien dengan flu mau-pun pneumococcal disease, paparnya.

    Terdapat beberapa perbedaan darirekomendasi sebelumnya, vaksin in-fluenza ditujukan bagi semua orangdewasa namun sangat dianjurkan bagiusia lanjut, penyakit kronis dan de-fisiensi imun. Vaksin Pneumococcusmemiliki bentuk polisakarida dankonjugat, masing-masing memiliki ke-lebihan. Human papilloma virus(HPV) yang sebelumnya diberikanuntuk perempuan, sekarang juga ter-sedia untuk pria. Herpes zoster kinijuga diberikan untuk usia lanjut.

    Tantangan yang kini dihadapi adalahkegiatan imunisasi dewasa masih da-lam tahap awal. Jumlah layanan imu-nisasi dewasa pun disadari masih sa-ngat sedikit dan belum tersebar rata. Di-lihat dari tingkat sosial dan ekonomi,jangkauannya masih sulit karena ter-bentur dengan harga vaksin yang masihmahal. Dukungan pembiayaan serta ke-giatan lapangan terkait vaksinasi jugamasih dirasa kurang. Untuk itu, dibu-tuhkan dukungan dan peran serta ma-syarakat, tenaga kesehatan dan peme-rintah dalam menyukseskan kegiatanitu agar tujuan dari peningkatan QoLpara lanjut usia dapat tercapai. nisF

    FARMACIA 34 Juli 2013

    SIMPOSIA

    00 cover01020304050607080910111213141516171819202122232425262728293031323334353637 revisi38394041424344454647484950515253545556575859606162636465666768697071 revisi72 revisi73 revisi7475767778798081 coverblk