09410033_Bab_2.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    1/44

    12

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Terapi Bermain

    1. Pengertian Bermain dan Terapi Bermain

    Bermain menurut Hughes, seorang ahli perkembangan anak dalam

    bukunya children, play, and development, mengatakan bahwa permainan

    merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan

    bermain harus ada lima unsur di dalamnya antara lain: Mempunyai tujuan

    yakni untuk mendapatkan kepuasan, Memilih dengan bebas atas kehendak 

    sendiri tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa, Menyenangkan dan

    dapat menikmati, Menghayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan

    kreativitas, Melakukan secara aktif dan standar.1

    Hetherington & Parke mendefinisikan permainan sebagai “a nonserious

    and self contained activity engaged in for the sheer sastisfaction it brings.

    Jadi permainan bagi anak- anak adalah suatu bentuk aktivitas yang

    menyenangkan yang dilakukan semata- mata untuk aktivitas itu sendiri,

    bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas

    tersebut.

    2

    1Huges,1999 (dalam Ismail, Andang.2006. Education Games menjadi cerdas dan ceriadengan permainan edukatif.  Yogyakarta: Pilar Media.)2Hetherington & Parke: 1979 (dalam Desmita. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung:

    PT. Remaja Rosda karya)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    2/44

    13

    Hetherington dan Parke menyebutkan tiga fungsi utama dari permainan

    yakni:

    1. Fungsi kognitif permainan yang membantu perkembangan kognitif 

    anak. Dengan melalui permainan ini anak akan lebih mudah

    mejelajah lingkungannya serta mempelajari objek- objek yang ada

    disekitarnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya.

    Piget (1962) percaya bahwa stuktur kognitif anak juga perlu untuk 

    dilatih, dan permainan merupakan seting yang sempurna bagi

    latihan ini, melalui permainan anak- anak mungkin akan

    mengembangkan kompetensi- kompetensi dan ketrampilan-

    ketrampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan.

    2. Fungsi sosial permaianan yakni permainan dapat meningkatkan

    perkembangan sosial anak, khususnya dalam permainan fantasi

    dengan memerankan suatu peran. Anak belajar memahami orang

    lain dan peran yang akan ia mainkan dikemudian hari setelah

    tumbuh menjadi orang dewasa.

    3. Fungsi emosi permainan memungkinkan anak memecahkan

    sebagian dari emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan

    konflik batin. Karena permainan memungkinkan anak melepaskan

    energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan- perasaan

    yang terpendam.3

    3Desmita. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda karya (hal 142)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    3/44

    14

    Bruner dalam buku Hurlock menyatakan bahwa bermain adalah aktivitas

    yang serius, selanjutnya ia menjelaskan bahwa bermain memberikan

    kesempatan bagi banyak bentuk belajar. Dua diantaranya yang sangat penting

    adalah pemecahan masalah dan kreativitas. Tanpa bermain dasar kreativitas

    dan dasar pemecahan masalah tidak dapat diletakkan sebelum anak 

    mengembangkan kebiasaan untuk menghadapi lingkungan dengan cara yang

    tidak kreatif.4

    2. Pola- Pola Bermain

    Hurlock mendefinisikan bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk 

    kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Hurlock 

     juga membagi pola bermainan meurut tingkat perkembangan dari bayi hingga

    masa anak- anak:5

    a. Pola Bermain pada masa bayi

    1. Sensomotorik 

    Merupakan bentuk permainan yang paling awal dan terdiri dari

    tendangan, gerakan- gerakan, mengangkat tubuh, bergoyang- goyang,

    menggerak- gerakkan jari jemari tangan dan kaki, memanjat, berceloteh

    dan menggelinding.

    4Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan (edisi ke lima). Jakarta: Erlangga (Hal: 89)

    5Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan (edisi ke lima). Jakarta: Erlangga (hal 90 & 122)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    4/44

    15

    2. Menjawab

    Dengan berkembangnya koordinasi lengan dan tangan, bayi mulai

    mengamati tubuhnya dengan menarik rambut, menghisap jari- jari

    tangan dan kaki, memasukkan jari kedalam pusar, dan memainkan alat

    kelamin. Mulai mengocok, membuang, membanting, menghisab dan

    menarik narik mainan dan menjelajah dengan cara menarik,

    membanting dan merobek benda- benda yang dapat diraihnya.

    3. Meniru

    Mencoba untuk menirukan orang- orang yang ada disekitarnya, seperti

    halnya membaca majalah, menyapu lantai, atau menulis dengan pensil

    dan krayon.

    4. Berpura-pura

    Selama tahun kedua, kebanyakan anak banyak memberikan sifat kepada

    mainannya seperti sifat yang sesungguhnya. Seperti boneka hewan

    diberikan sifat seperti hewan. Mobil- mobilan dianggap seperti orang

    atau mobil.

    5. Permainan

    Sebelum berusia satu tahun anak mulai memainkan cilukba, petak 

    umpet dan sebagainya bersama dengan orangtua, dan kakaknya.

    6. Hiburan

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    5/44

    16

    Bayi senang dinyanyikan, diceritai, dan dibacakan dongeng- dongeng

    kebanyakan bayi menyenangi siaran radio dan televisi dan suka melihat

    gambar- gambar.

    b. Pola Bermain pada masa awal anak- anak

    1. Bermain dengan mainan

    Pada permulaan masa awal kanak- kanak bermain dengan mainan

    merupakan bentuk yang dominan. Minat bermain dengan mainan mulai

    agak berkurang pada akhir awal masa kanak- kanak pada saat anak 

    tidak lagi dapat membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat

    hidup.

    2. Dramatisasi

    Sekitar usia 3 tahun dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru

    pengalaman- pengalaman hidup, kemudian anak- anak bermain

    permainan pura- pura dengan temannya seperti polisi dan perampok,

    penjaga toko, berdasarkan cerita- cerita yang dibacakan kepada mereka

    atau bisa juga berdasarkan acara filem dan televisi yang mereka lihat.

    3. Konstruksi

    Anak- anak mulai membuat bentuk- bentuk dengan balok- balok, pasir,

    lumpur, tanah liat, manik- manik, cat, pasta, gunting, krayon, sebagian

    besar konstruk yang dibuat merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya

    dalam kehidupan sehari- hari atau dari televisi. Menjelang berakhirnya

    awal masa kanak- kanak, anak- anak sering menambahkan

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    6/44

    17

    kereativitasnya kedalam konstruksi- konstruksi yang dibuat berdasarkan

    pengamatan- pengamatannya dalam kehidupan sehari- hari.

    4. Permainan

    Dalam tahun keempat anak mulai lebih mempunyai permainan yang

    dimainkan bersama dengan teman- teman sebayanya dari pada

    dengan orang- orang dewasa. Permainan ini dapat terdiri dari beberapa

    permainan dan melibatkan beberapa peraturan. Permainan yang

    menguji ketrampilan adalah melempar dan menangkap bola.

    5. Membaca

    Anak- anak senang dibacakan dan melihat gambar dari buku, yang

    sangat menarik adalah dongeng- dongeng dan nyanyian anak- anak,

    cerita tentang hewan, dan kejadian sehari- hari.

    6. Filem radio dan televisi

    Anak- anak jarang melihat bioskop namun anak- anak suka melihat

    filem kartun, filem tentang binatang, dan filem rumah tentang anggota

    keluarga. Anak- anak juga senang mendengarkan radio tetapi lebih

    senang melihat televisi. Ia lebih suka melihat acara anak- anak yang

    lebih besar dari pada usia prasekolah.

    Perkembangan bermain berhubungan dengan perkembangan kecerdasan

    seseorang, maka taraf kecerdasan seseorang anak akan mempengaruhi

    kegiatan bermainnya. Artinya jika anak memiliki kecerdasan rata- rata,

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    7/44

    18

    kegiatan bermain mengalami keterbelakangan dibandingkan dengan anak 

    seusianya.6

    Terapi bermain adalah penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip

    belajar terhadap suatu kondisi perilaku yang bermasalah atau dianggap

    menyimpang dengan melakukan suatu perubahan serta menempatkan

    anak dalam situasi bermain.7

    7. Pengaruh Aktivitas Bermain

    Menurut Elizabeth B. Horlock, aktivitas bermain memiliki pengaruh

    yang besar diantaranya adalah sebagai berikut:8

    a. Perkembangan fisik. Bermain aktif penting bagi anak untuk 

    mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuh.

    b. Dorongan berkomunikasi. Agar dapat berkomunikasi dengan anak 

    lain.

    c. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan

    yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain seringkali dapat dipenuhi

    dengan cara bermaian.

    d. Sumber belajar. Bermaian memberi kesempatan untuk mempelajari

    berbagai hal melalui buku, televisi, majalah, dan lingkungan.

    e. Rangsangan bagi kreativitas.

    6 Ibid : hal 1027 Andriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta: SalembaMedika8

    Hourlock, 1999 (dalam Ismail, Andang.2006. Education Games menjadi cerdas dan ceria

    dengan permainan edukatif. Yogyakarta: Pilar Media )

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    8/44

    19

    f. Perkembangan wawasan diri. Dengan bermain anak mengetahui

    tingkat kemampuannya dibandingkan dengan teman bermainnya. Ini

    memungkinkan mereka untuk mengembangkan konsep dirinya (self 

    concept ) dengan lebih pasti dan nyata.

    g. Belajar bermasyarakat dan bersosialisasi.

    h. Belajar bermain sesuai dengan peran dan jenis kelamin.

    i. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. Hal ini bisa dilihat

    dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam

    bermain, belajar bekerja sama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai

    orang.

    2.2 Definisi Perkembangan motorik dan Motorik Kasar

    Menurut Hurlock, ketrampilan motorik belum dapat berkembang

    sebelum system syaraf dan otot anak berkembang dengan baik, dan mencapai

    kematangan, sehingga upaya dalam mengajarkan ketrampilan motorik pada

    anak yang belum mencapai kematangan tidak akan memberikan pengaruh

    yang signifikan atau tidak akan berarti apa- apa. Saat yang tepat untuk 

    mengajarkan ketrampilan motorik, terutama kegiatan yang terkoordinasi

    adalah ketika anak sudah mencapai kematangan organ- organ yang

    berpengaruh terhadap perkembangan motorik, seperti kematangan otot dan

    syaraf.9

    a. Pola Perkembangan Motorik Menurut Hurlock

    9Hurlock, 2000: 152

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    9/44

    20

    Perkembangan motorik mengikuti pola perkembangan, antara lain

    sebagai berikut10

    :

    1. Continuity (bersifat kontinyu) artinya perkembangan motorik 

    dimulai dari gerakan yang sederhana menuju ke gerakan yang

    lebih komplek, seiring dengan bertambahnya usia.

    2. Uniform sequence (memiliki pola tahapan yang sama), dalam hal

    ini semua anak memiliki pola tahapan perkembangan motorik yang

    sama meskipun tingkat perkembangan setiap anak berbeda.

    3.  Maturity (kematangan), perkembangan motorik depengaruhi oleh

    perkembangan sel syaraf dan berlangsung terus samapai beberapa

    tahun kemudian.

    4. Gerak yang bersifat umum ke khusus, gerakan secara menyeluruh

    dari badan terjadi lebih dahulu sebelum gerakan bagian- bagiannya.

    Hal ini disebabkan karena otot- otot besar berkembang lebih dahulu

    dibandingkan dengan otot halus.

    5. Dimulai dari gerak refleks ke gerak yang terkoordinasi, tapi anak 

    yang lahir di dunia telah memilki gerak refleks, seperti menangis

    bila lapar. Gerak refleks tersebut akan menjadi gerak yang

    terkoordinasi dan bertujuan seiring dengan usia kematangan anak.

    6. Bersifat chepalo caudal derection, artinya bagian yang mendekati

    kepala berkembang terlebih dahulu dibandingkan bagian yang

    10Hurlock, 2000: 152

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    10/44

    21

    mendekati ekor. Otot pada leher berkembang lebih dahulu dari

    pada otot kaki.

    7. Bersifat proximo distal, artinya bahwa yang mendekati sumbu tubuh

    (tulang belakang) berkembang lebih dahulu dari pada otot yang jauh

    dari tulang belakang.

    8. Koordinasi bilateral menuju crosslateral artinya bawa koordinasi

    organ yang sama berkembang lebih dahulu sebelum bisa melakukan

    koordinasi organ bersilangan. Seperti: melempar bola tenis, tangan

    kanan terayun.

    Perkembangan motorik kasar anak berdasarkan ketrampilan tangan

    dan kaki menurut Hurlock dapat dijelaskan sebagai berikut:11

    11Hurlock,B.Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga (Hal : 111- 112)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    11/44

    22

    Tabel 2.1 : Perkembangan Motorik Kasar menurut tingakat Usianya

    berdasarkan Hurlock.

    Ketrampilan tangan

    Anak usia 1-4 tahun

    Ketrampilan kaki

    Anak usia 1- 4 tahuan1. Menyisir rambut dan mandi 1. berjalan, merayap, merangkak 

    2. Mengikat tali sepatu 2.naik turun tangga, berlari, dan

    sudah bisa keseimbangan dan naik 

    sepeda roda 3

    Anak Usia 5- 6 tahun Anak Usia 5- 6 tahun

    1. Melempar dan menangkap bola 1.melompat

    2. Bisa menggunakan gunting 2.berlari dengan cepat

    3. Dapat membentuk dengan tanah

    liat, membuat kue- kuean danmenjahit

    3.dapat memanjat

    4. Dapat menggunkan krayon,

    pensil, dan cat untuk mewarnai

    gambar

    4.berenang dan naik sepeda roda 2

    5. Dapat menggambar, mengecat

    gambar, dan menggambar orang

    5.lompat tali, keseimbangan tubuh

    saat berjalan diatas dinding atau

    pagar, bermain sepatu roda dan

    menari

    Anak Uisa 6-10 tahun Anak Usia 6- 10 tahun

    Perkembangan ketrampilan

    tangannya lebih berkembang

    Perkembangan ketrampilan kakinya

    lebih berkembang lagi dan suka olah

    raga

    b. Definisi Motorik kasar

    Motorik Kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan

    otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar

    diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga

    dan sebagainya.12

    Perkembangan motorik kasar anak lebih dahulu

    berkembang dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dahulu

    12Sunardi & Sunaryo, 2007: 113-114

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    12/44

    23

    memegang benda- benda yang ukurannya besar dari pada benda yang

    ukurannya kecil.

    Bambang Sujiono berpendapat bahwa gerak motorik kasar adalah

    kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagaian besar bagian tubuh

    anak. Gerak motorik kasar melibatkan aktivitas otot- otot besar seperti

    tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.13

    Motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi

    sebagai besar tubuh anak, oleh karena itu biasanya memerlukan tenaga karena

    dilakukan oleh otot- otot yang lebih besar.14

    Menurut Yudha M.S menyatakan bahwa motorik kasar adalah

    serangkaian gerak tubuh yang dilakukan oleh manusia yang melibatkan otot-

    otot kasar (gross muscle), atau gerak anggota tubuh yang dipengaruhi oleh

    kematangan anak itu sendiri. Gerak kasar adalah suatu ketrampilan yang

    ditampilkan individu dalam beraktivitas dominan dengan menggunakan otot-

    otot besarnya. Ketrampilan menggunakan otot- otot besar ini bagi anak 

    tergolong pada ketrampilan gerak dasar. Ketrampilan gerak dasar dibagi

    menjadi tiga kategori. Yaitu: lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif .

    Diantaranya sebagai berikut:15

    13Bambang Sujiono, 2007: 13

    14Sujiono, 2005:17 (dalam Agustina, Ana. 2013. Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap

    Kemampuan Motorik Kasar anak taman kanak- kanan. Jakarta: UPI)15

    Yudha. 2008: 120

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    13/44

    24

    1. Gerak Lokomotor

    Gerak lokomotor adalah gerak yang menyebabkan terjadinya

    perpindahan tempat atau ketrampilan yang digunakan memindahkan tubuh

    dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Gerakan ini yang termasuk 

    adalah berjalan, jelan cepat, berlari, dan melompat.16

    2. Gerak non lokomotor

    Gerakan nonlokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan

    pelakunya berpindah tempat seperti menelukuk, membengkokkan badan,

    membungkuk, menarik, mendorong, merangkak, memutar, mangayun,

    memilih, mengangkat, merendahkan tubuh.17

    3. Gerakan manipulatif 

    Gerakan manipulatif biasanya dilukiskan sebagai gerakan yang

    mempermainkan obyek tertentu sebagai medianya atau ketrampilan yang

    melibatkan kemampuan seseorang dalam menggunakan bagian- bagian

    tubuhnya untuk memanipulasi benda diluar dirinya. Menurut Kogan

    menyatakan bahwa ketrampilan manipulatif merupakan ketrampilan

    yang perlu melibatkan koordinasi antara mata, tangan dan koordinasi

    mata- kaki, misalnya: menangkap, melempar, menendang, memukul

    dengan pemukul seperti raket, dan tongkat. Sebagian para ahli juga

    memasukkan seperti mengetik, dan bermain piano sebagai gerakan

    manipulatif.18

    16Yudha, M. Saputra. 2008. Perkembangan dan Belajar Motorik. Bandung: UPI

    17Agus, M. 2007. Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: UPI

    18Agus, M. 2007. Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: UPI

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    14/44

    25

    Endang Rini Sukanti menyatakan bahwa aktivitas yang menggunakan

    otot- otot besar diantaranya gerakan ketrampilan non lokomotor , gerakan

    lokomotor dan gerakan manipulatif . Gerakan non lokomotor adalah aktivitas

    gerak tanpa memindahkan tubuh ketempat lain. Contoh: mendorong, melipat,

    menarik, membungkuk. Gerak  lokomotor  adalah aktivitas gerak yang

    memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya, berlari, melompat, jalan

    dan sebagainya. Sedangkan gerakan manipulatif  adalah aktivitas gerak 

    manipulasi benda. Contohnya melempar, minggiring, menangkap, dan

    menendang.19

    Perkembangan motorik anak tunagrahita ini tidak secepat anak normal.

    Dalam penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani anak 

    tunagrahita ini mempunyai MA 2 tahun sampai dengan 12 tahun dalam

    kategori kurang sekali. Sedangkan anak normal pada umur yang sama ada

    dalam kategori kurang dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat

    perkembangan motorik anak tunagrahita ini mengalami keterlambatan lebih

    rendah dibandingkan dengan anak normal.20

    c. Konsep Perkembangan Motorik Kasar

    Konsep perkembangan motorik kasar anak sesuai dengan usia

    perkembangannya menurut J.W Santrock sebagai berikut:21

    19Rini Sukanti, Endang, 2007: 72

    20Somantri, Sutjihjiati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama

    21Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak (BAB 6 Perkembangan Sensorik, Motorik &

     persepual). Jakarta: Erlangga

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    15/44

    26

    1. Perkembangan motorik kasar anak saat berusia 3 tahun. Anak 

    menikmati gerakan sederhana seperti loncat- loncatan, melompat,

    dan lari kesana kemari hanya demi kesenangan murni melakukan

    aktivitas tersebut. Mereka dapat berlari melintasi ruangan dan

    melompat sejauh 6 inci.

    2. Perkembangan motorik kasar anak saat usia 4 tahun. Pada saat usia

    4 tahun anak masih suka berpetualang, mereka senang dengan

    memanjat dengan tangkas dan menunjukkan kemampuan atletisnya.

    Meskipun pada usia 4 tahun ini anak sudah mampu memanjat

    tangga dengan menggunakan 1 kaki disetiap anak tangga, mereka

    baru mulai mampu menuruni tangga dengan cara yang sama.

    3. Perkembangan motorik kasar anak saat berusia 5 tahun. Anak lebih

    suka memanjat suatu objek yang dilihatnya, serta mereka dapat

    berlari dengan cepat dengan teman- teman sebayanya.

    4. Pada usia 6 tahun  –  10 tahun anak sudah mulai bermain seperti

    memanjat, bermain lompat tali, berenang, dan menaiki serta

    mengendarai sepeda, serta olahraga itu merupakan kegiatan yang

    dapat membantu perkembangan motorik kasar anak. Itulah dari

    tingkat perkembangan motorik kasar yang dilalui oleh setiap anak 

    pada masa perkembangan yang dilaluinya.

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    16/44

    27

    Kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar

    dasar anak sesuai dengan tingakatan usianya dapat digolongkan sebagai

    berikut:22

    22Departemen Kesehatan RI.1996. Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita. Jakarta:

    Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat 

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    17/44

    28

    Tabel 2.2: Perkembangan Motorik Kasar Anak berdasarkan

    Tingkat Usia (Tumbuh Kembang Anak)

    TINGKATAN USIA

    ANAK

    PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

    Usia 12 Bulan   Anak mulai berjalan tanpa bantuan Mengambil mainan diluar jangkauan dengan berjalan atau merangkak 

    Bermain bola dengan cara menggelindingkan bola kearah anak dan

    diusahakan anak menggelindingkan bolanya kembali

    Membungkuk 

    Mulaui belajar berjalan dan memanjat tangga

    Usia 12- 15 bulan   Mulai berjalan sendiri

    Berjalan mundur

    Muali bisa menarik mainan dengan berjalan

    Berjalan anik turun tangga

    Berjalan sambil berjinjit

    Sudah bisa menangkap dan melempar bola

    Usia 15 – 18 bulan   Berjalan sambil berjinjit

    Naik turun tangga

    Berjalan mundur

    Sudah bisa main ayunan, dan memanjat

    Bermain air, dan berenang

    Menendang bola besar

    Usia 18- 24 Bulan   Berlari

    Berjalan jinjit

    Bermain dengan air, melempar, menangkap dan menendang bola.

    Melompat

    Keseimbangan tubuh dengan cara angkat satu kaki dengan cara

    bergantian dengan berdiri seimbang

    Usia 2 – 3 Tahun   Memanjat, dan berlari

    Melompat dan melatih keseimbangan badan

    Bermain bola

    Latihan menghadapi rintangan seperti merangkak, berjinjit, berjalan

    diatas titian. Melempar dan menangkap bola

    Usia 3- 4 Tahun   Mampu memanjat

    Berlari, melompat dan berdiri diatas satu kaki

    Bermain bola

    Mengendarai sepeda roda 3

    Menangkap bola kecil

    Berjalan diatas titian mengikuti garis

    Melompat dengan 2 kaki dan melompat dengan 1 kaki

    Melempar benda kecil keatas

    Menirukan binatang berjalan seperti halnya katak elompat, jalan angsa

    berjongkok 

    Berjalan jinjit

    Usia 4-5 Tahun   Bermain dengan bola, lompat satu kaki

    Berjalan dietitian dan memanjat

    Bermain engklak  Bermain lompat tali

    Usia 5 – 6 Tahun   Bermain dengan bola Bermain keseimbangan tubuh

    Lompt satu kaki dan lompat jauh

    Berlari

    Bisa mengendarai sepeda dan sepatu roda

    Usia 6- 10   Lebih melanjutkan perkembangan motorik yang sudah ada

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    18/44

    29

    2.3 Pengertian Tunagrahita

    Tunagrahita berasal dari kata tuna dan grahita. Tuna yang berarti

    luka atau rusak atau ketiadaan dan grahita dari kata grahito yang berarti

    akal. Tinagrahita ditandai dengan ciri utamanya adalah kelemahan dalam

    berfikir atau ketidak mampuan dalam berperilaku adaptif.23

    Moh Amin, neyatakan bahwa tunagrahita adalah anak yang

    memiliki kecerdasan dibawah rata- rata, dan mengalami keterbelakangan

    dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Kirk & Gallagher

    melalui AAMD ( American Association on Mental Defeciency)

    merumuskan definisi tunagrahita yakni mental retardation refers to

    significationtly subverege general intellectual functioning exixting

    concurrently with deficits in adaptif behavior and manifested during the

    development period. Definisi tersebut menekankan bahwa anak tunagrahita

    mengacu pada fungsi intelektual umum yang nyata berada dibawah rata-

    rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan

    berlangsung dalam masa perkembangan.24

    Tunagrahita (intellectual disability) atau dalam perkembangan

    sekarang sering dikenal dengan istilah developmental disability secara

    historis terdapat lima basis yang dapat dijadikan pijakan konseptual dalam

    memahami tunagrahita. Menurut Herbart J. Prehm dan Philip L.

    Browning, 1974 yaitu: a) tunagrahita merupakan kondisi, b) kondisi

    tersebut ditandai dengan adanya kemampuan jauh dibawa rata- rata, c)

    23Moh. Amin (1995: 11) (dalam jurnal permainan Bocce terhadap peningkatan kemampuan

    motorik kasar anak tunagrahita sedang. 2012)24

    Krik & Gallagher (dalam Amin, 1995:16)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    19/44

    30

    secara sosial memiliki hambatan dalam penyesuaian diri, d) berkaitan

    dengan adanya kerusakan organik pada saraf pusat, e) ketunagrahitaan

    tidak dapat disembuhkan.25

    Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau

    tunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian

    rendahnya (dibawah normal), sehingga untuk meneliti tugas

    perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara sepesifik,

    termasuk dalam program pendidikannya.26

    Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika: a)

    secara sosial tidak cakap, b) secara mental dibawah normal, c)

    kecerdasannya terhambat sejak lahir atau pada usia muda, d)

    kematangannya terhambat. Sedangkan menurut AAMD, seseorang

    dikategorikan tunagrahita apabila kecerdasannya secara umum dibawah

    rata- rata dan mengalami kesulitan penyesuaian sosial dalam setiap fase

    perkembangannya.27

    1. Klasifikasi Tingkat Intelegensi Tunagrahita

    Seorang psikolog mengklasifikasikan tunagrahita berdasarkan

    tingkat intelegensinya dan indikasinya dapat dilihat pada angka hasil tes

    kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan

    25Herbart J.Prehm, dkk: 1974 (dalam jurnal Sunarni. 2012. Penggunaan Media Boneka Plastik 

    untuk Meningkatkan Ketrampilan dalam Memakai Baju Berkancing Pada Anak Tunagrahita

    Sedang Kelas II SDLB-C Tunas Harapan Karwang. UPI: reponsitory.upi.edu)26

    Bratanata, 1979 (dalam Efendi, Muhammad. 2006. Pengantar Pedagogoik Anak 

    Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi Aksara)27

    Efendi, Muhammad. 2006. Pengantar Pedagogoik Anak Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi

    Aksara

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    20/44

    31

    imbecile, dan IQ 50-75 dikategorikan debil atau moron. Klasifikasi anak 

    tunagrahita:28 

    1. Anak tunagrahita mampu didik (debil)

    Adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program

    sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat

    dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak 

    maksimal. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak 

    tunagrahita mampu didik antara lain: 1) membaca, menulis,

    mengeja, dan berhitung, 2) menyesuaikan diri dan tidak 

    menggantungkan diri pada orang lain, 3) ketrampilan yang

    sederhana untuk kepentingan kerja dikemudian hari.

    2. Anak tunagrahita mampu latih (imbecil)

    Adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan yang

    sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti

    program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu

    didik. Kemampuan yang dapat dikembangkan antara lain seperti:

    1) belajar mengurus dirinya sendiri misalnya makan, tidur dan

    mandi sendiri, 2) belajar menyesuaikan dilingkungan rumah atau

    sekitarnya, 3) mempelajari kegunaan ekonomi dirumah, dan

    ketrampilan yang lain.

    28Efendi, Muhammad. 2006: 90

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    21/44

    32

    3. Anak tunagrahita mampu rawat (idiot)

    Adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah

    sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi, dan

    untuk mengurus diri sendiri sangat membutuhkan orang lain.

    Tunagrahita dalam bahasa asing lebih dikenal dengan istilah

    mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective.

    Istilah- istilah tersebut memiliki maksud yang sama yakni kondisi anak 

    yang kecerdasannya dibawah rata- rata. Anak tunagrahita adalah anak 

    dengan kondisi hambatan perkembangan dimana perkembangan MA

    ( Mental age) lebih rendah dari pada perkembangan CA (Chronological

    age) dan secara fisik tidak terlihat berbeda dengan anak normal.29

    Mary Beimer/ Smith, Richard F.Ittenbar & James R menyatakan

    bahwa tunagrahita memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1) ditandai oleh

    adanya gangguan mental (kognitif) atau fisik atau kombinasi dari mental

    dan fisik, 2) memiliki keterbatasan dalam tiga atau lebih pada aspek 

    berikut: menolong diri sendiri, bahasa reseptif dan ekspresif, belajar,

    mobilitas, mengarahkan diri sendiri, kapasitas untuk hidup mandiri, 3)

    membutuhkan treatment  atau layanan pendidikan yang sistematis dan

    layanan multi disiplin, sepanjang hidupnya.30

    29Efendi, Muhammad. 2006. Pengantar Pedagogoik Anak Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi

    Aksara30

    Smith, B. Mary dkk: 2002 (dalam jurnal Syahriar, Fitri. 2012. Pengaruh Permainan

    Tradisonal Lompat Karet Terhadap Kemampuan Motorik Kasar siswa SDLB-C kelas 1 di SDLB-

    C YPLB Cipaganti Bandung. UPI: responsitory.upi.edu)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    22/44

    33

    Retardasi Mental (tunagrahita) adalah fungsi kejiwaan yang

    terbelakang atau dengan kata lain tidak berkembang sesuai yang

    diharapkan pada anak seusianya. Anak- anak dengan keterbelakangan

    mental memiliki kesulitan untuk memiliki hal yang baru. Ketidak 

    mampuan dapat mempengaruhi semua aspek perkembangan anak, mulai

    dari belajar duduk dan berjalan hingga belajar berbicara dan makan.31

    Retardasi Mental (tunagrahita) adalah suatu keadaan perkembangan

    mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh

    adanya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh

    pada semua tingkat intelegensi yaitu kemampuan kognitif, bahasa,

    motorik dan sosial.32

    Menurut pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa

    (PPDGJ) III, retardasi mental atau (tunagrahita) ialah suatu keadaan

    perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama

    ditandai oleh terjadinya kendala ketrampilan selama masa perkembangan,

    sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan serta menyeluruh misalnya

    kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.33

    31 Patel, Vikram.2009. ketika tidak ada psikiater buku panduan pelayanan kesehatan jiwa .32 Healt, World. 1993. PPDGJ III (Cetakan 1). Jakarta: Departemen Kesehatan33

    Maslim, W.F. 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta.199

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    23/44

    34

    2. Penyebab Tunagrahita

    Tunagrahita muncul karena otak tidak berkembang dengan baik.

    Perkembangan otak dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Penyebabnya

    antara lain:

    1. Terjadinya berbagai gangguan sebelum anak lahir yaitu nutrisi

    ibu yang kurang, ibu mengkonsumsi alkohol berlebihan dan

     jenis- jenis infeksi tertentu pada ibu (ada beberapa temapat

    didunia dimana terdapat kadar yodium yang rendah pada

    garam, anak mungkin lahir dengan kondisi fungsi hormon

    tiroid yang rendah dan retardasi mental)

    2. Gangguan selama persalinan, seperti persalinan terlambat atau

    terlilit tali pusar di leher bayi

    3. Gangguan dalam satu tahun pertama kehidupan, seperti infeksi

    saluran otak, terus berlanjut dan berat, kejang yang tidak 

    terkontrol, kecelakaan dan malnutrisi berat.

    4. Masalah cara merawat anak, seperti kurangnya rangsangan,

    kekerasan terhadap anak dan pelentaraan secara emosional.

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    24/44

    35

    Tabel. 2.3: Klasifikasi IQ berdasarkan retardasi mental (Tunagrahita)34

    Kompetensi perilaku

    Tingkat retardasi

    Mental

    Rentang IQ Prasekolah (0-5 tahun) Usia Sekolah (6-19

    tahun)Ringan 50/ 55-70 Dapat mengembangkan

    ketrampilan sosial, retardasi

    minimal pada era sensorimotorik, sehingga seringkali

    tidak diketahui bedanya hingga

    usia lebih tua.

    Dapat mempelajari

    ketrampilan akademis

    hingga level kelas 6, dapatdibimbing untuk 

    konfirmasi sosial.

    Menengah 35/40-50/55 Dapat berbicara atau belajar

    bekomunikasi, kesadaran sosial

    yang rendah, ketrampilan

    motorik sedang, dapat diajari

    latihan menolong diri serta

    membutuhkan beberapa

    pengawasan

    Dapat dilatih ketrampilan

    sosial dan pekerjaan,

    kemungkinan tidak naik 

    diatas kelas 2, beberapa

    kemandirian di tempat

    yang familiar.

    Berat 20/25-35/40 Perkembangan motorik yang

    buruk dan ketrampilan bahasa

    yang minimal, umumnya tidak dapat dilatih ketrampilan

    menolong diri, komunikasi

    sedikit.

    Dapat belajar bicara atau

    berkomunikasi dapat

    dipilih ketrampilan dasarmenolong diri dapat

    dilatih melatih kebiasaan

    yang sistematis

    Sangat Berat Dibawah 20

    atau 25 tahun

    Retardasi yang besar dengan

    kapasitas keberfungsian yang

    minimal dalam area sensoris

    motorik, membutuhkan

    perawatan yang intens.

    Ada beberapa

    perkembangan motorik 

    dapat merespon latihan

    menolong diri yang sangat

    bebas.

    3. Kriteria dan Kararteristik Retardasi Mental (Tunagrahita)

    Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu:

    a. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata- rata dengan

    IQ 70 ke bawah.

    b. Daya fungsi adaptasi yang lemah dalam hal ketrampilan sosial

    tanggung jawab, komunikasi, ketrampilan hidup sehari- hari,

    kesanggupan untuk mencukupi diri sendiri yang lambat jika

    dibandingkan dengan usianya.

    34 Halgin & Susan. 2010. Psikologi Abnormal prespektif klinis pada gangguan psikologi. Jakarta: Silemba Humanika

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    25/44

    36

    c. Serangannya muncul sebelum berusia 18 tahun

    Retardasi mental atau keterbelakangan mental merupakan masalah

    multirasional yang menyangkut beberapa aspek dibawah ini.35

    a. Aspek medis yaitu adanya perubahan- perubahan dasar dalam otak 

    misalnya perubahan unsur- unsur yang penting didalam otak,

    perubahan metabolisme sel- sel otak dan kurangnya kapasitas

    transmisi antarneuron.

    b. Aspek psikologis, yaitu adanya gangguan perkembangan fisik,

    intelegensi dan emosi pada bayi sampai anak prasekolah,

    timbulnya rasa rendah diri akibat kemampuannya lebih rendah dari

    pada anak normal.

    c. Aspek pendidikan (edukasi) yaitu kesukaan menangkap pelajaran

    sehingga perlu pendidikan khusus yang disebut sekolah luar biasa.

    d. Aspek perawatan yaitu tidak jarang anak dengan retardasi mental

    tidak mampu mengurus kebutuhannya sendiri seperti makan,

    minum, dan mandi.

    e. Aspek sosial yaitu kurangnya kemampuan daya belajar dan daya

    penyesuaian diri sosial sesuai dengan permintaan masyarakat,

    sehingga penempatan anak selalu kurang memuaskan.

    35Ghozali. Endang Warsiki. Retardasi Mental. Dipetik pada 27 April 2009 dari

    http://portalkalbe.com

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    26/44

    37

    2.4 Definisi Cerebral Palsy dan Hiperaktif 

    1. Cerebral Palsy

    Cerebral Palsy atau CP menurut terminologi adalah suatu istilah

    yang digunakan untuk mendiskripsikan kelompok penyakit kronik yang

    menangani pusat pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang

    tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan secara umum tidak 

    akan bertambah memburuk pada usia selanjutnya.36

    Cerebral palsy lebih tepat dikatakan suatu gejala yang kompleks

    dari pada suatu penyakit yang spesifik. CP merupakan kelainan motorik 

    yang banyak ditemukan pada anak- anak. William Little yang pertama kali

    mempublikasikan kelainan ini pada tahun 1843 yang menyebutnya

    dengan istilah “celebral diplegia”. konsensus tentang definisi CP yang

    baru adalah suatu terminasi yang umum yang meliputi suatu kelompok 

    kelainan yang bersifat non-progresif, tetapi seringkali berubah dan

    menampakkan syndrome kelainan gerak sekunder, sebagai akibat

    kerusakan pada susunan saraf pusat diawali perkembangan sel- sel

    motorik.37

    Cerebral Palsy atau CP dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan

    sebagai kelumpuhan saraf pusat (KSP), karena cerebral berarti otak dan

     palsy berarti lumpuh dan CP ini bukan penyakit turunan dan juga bukan

    penyakit menular. Penyebab dari CP ini juga beragam antara lain

    36Saharso, Darto. 2006. Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana. Surabaya: FK Unair RSU

    Dr. Soetomo (hal: 4)37

    Kuban, 1994; Soetjiningsih, 1995; Stanley, 2000 (dalam Tesis. Mardiani, Elita. 2006.

    Faktor- faktor prenatal dan perinatal kejadian CP study kasus YPAC Semarang. Semarang:

    Undip) hal: 8-9

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    27/44

    38

    kurangnya oksigen di otak sehingga menyebabkan tidak befungsinya otak 

    (brain damage) dapat disebabkan oleh kecelakan. Dapat juga sesebabkan

    karena ibu pada waktu hamil sakit campak, penyakit kelamin, dan atau

    bisa juga karena ibu sakit jantung. Kelahiran yang sulit dan lama juga bisa

    menyebabkan gangguan CP.38

    Gejala CP tampak sebagai sprektrum yang menggambarkan variasi

    beratnya penyakit. Seseorang dengan CP dapat menampakkan gejala

    kesulitan dalam hal motorik misalnya menulis atau menggunakan gunting

    dan masalah keseimbangan dan berjalan atau mengenai gerakan involunter 

    misalnya tidak dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu

    mengeluarkan air liur. Gejala dapat berbeda pada setiap penderita dan

    dapat berubah pada seorang penderita.39

    2. Klasifikasi Cerebral Palsy

    CP dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan tanda klinis

    neurologis. Spesifik diplegia, untuk pertama kali di diskripsikan oleh dr.

    Little (1860) merupakan salah satu bentuk penyakit yang dikenali

    selanjutnya sebagai CP. Hingga saat ini, CP diklasifikasikan berdasarkan

    kerusakan gerakan yang terjadi dan dibagi dalam 4 kategori:40

    1. CP Spastik 

    Merupakan bentuk CP yang terbanyak (70-80%), otot mengalami

    kekakuan dan secara permanen akan menjadi konstruk, jika kedua

    38Nur’aeni. 1997. Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah. Jakarta: PT. Rineka Cipta (Hal: 91)

    39Saharso, Darto. 2006. Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana. Surabaya: FK Unair RSU

    Dr. Soetomo (hal: 4)40

    Ibid, Hal: 5-8

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    28/44

    39

    tangan mengalami spaditisitas, pada saat seseorang berjalan, kedu

    tangan tampak bergerak kaku dan lurus. Gambaran klinis ini

    membentuk karakteristik berupa ritme berjalan yang dikenal dengan

    gait gunting (scissors gait ) (Bryers, 1941). CP Spastik dibagi

    berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena yaitu:

    a.  Monoplegi

    Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan tangan

    kanan.

    b.  Deplegia

    Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat dari pada

    kedua lengan.

    c. Triplegia

    Bila mengenai 3 ekstrimitas, yang paling banyak adalah mengenai

    kedua lengan dan 1 kaki.

    d. Quadriplegia

    Keempat ekstrimitas terkena dengan drajat yang sama.

    e.  Hemiplegia

    Mengenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih berat.

    2. CP atetoid/ diskinetik 

    Bentuk CP ini mempunyai karakteristik gerakan menulis yang

    tidak terkontrol dan berlahan. Gerakan abnormal mengenai tangan,

    kaki, lengan atau tungkai dan pada sebagian besar kasus, otot muka dan

    lidah, menyebabkan anak tampak menyeringai dan selalu mengeluarkan

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    29/44

    40

    air liur. Penderita ini juga mengalami masalah koordinasi gerakan otot

    bicara (disartria).

    3. CP Ataksid 

    Jarang dijumpai, mengenai keseimbangan dan persepsi dalam.

    Penderita yang terkena sering menunjukkan koordinasi yang buruk,

    berjalan tidak setabil dengan gaya berjalan kaki terbuka lebar,

    meletakkan kedua kaki dengan posisi yang saling berjauhan, kesulitan

    dalam melakukan gerakan cepat dan tepat, misalnya menulis atau

    mengancingkan baju.

    4. CP campuran

    Sering ditemukan pada penderita mempunyai lebih dari satu bentuk 

    CP yang dijabarkan diatas. Bentuk campuran yang sering dijumpai

    adalah spatik dan gerakan atetoid  tetapi kombinasi lain juga mungkin

    dijumpai.

    CP juga dapat diklasifikasikan berdasarkan estimasi derajat

    penyakit dan kemampuan penderita untuk normal.41

    41Ibid, Hal: 8

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    30/44

    41

    Tabel 2.4: Klasifikasi CP (Cerebral Palsy)

    KLASIFIKASI PERKEMBANGAN

    MOTORIK

    GEJALA PENYAKIT

    PENYERTA

    Minimal Normal, hanya

    terganggu secara

    kualitatif 

    Kelainan tonus sementara

     Refleks primitive menetap

    terlalu lama

    Kelainan postur ringan

    Gangguan gerak motor

    kasar& halus

    Gangguan

    komunikasi

    Gangguan belajar

    spesifik 

    Ringan Berjalan umur 24 bulan   Beberapa kelainan pada

    pemeriksa neurologis

    Perkembangan refleks

    primitif abnormal Respon postular terganggu

    Gangguan motorik 

    Gangguan koordinasi

    Sedang Berjalan umur 3 tahun

    kadang memerlukan

    bracing tidak perlu alat

    khusus

    Berbagai kelainan

    neurologis

    Refleks primitive menetap

    dan kuat

    Respon postural terlambat

    Retardasi mental

    Gangguan belajar

    dan komunikasi

    Kejang

    Berat Tidak bisa berjalan

    atau berjalan dengan

    alat bantu kadang perlu

    oprasi

    berbagai kelainan

    neurologis

    respon postural terlambat

    gejala neurologis dominan

    refleks primitive menetap

    respon postural tidak muncul

    3. Definisi Hiperaktif 

    Anak Hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan

    perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and 

    hiperaktif disorder  (ADHD). ADHD adalah populer kependekan dari

    attention deficit hyperactivity disorder  (attention: perhatian, deficit:

    berkurang), hiperaktivity: hiperaktif, disorder: gangguan) dan

    didefinisikan bahwa kondisi anak- anak yang memperlihatkan simtom-

    simtom kurang konsentrasi, hiperaktif, dan implusif yang dapat

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    31/44

    42

    menyebabkan ketidak seimbangan sebagian besar aktivitas hidup

    mereka.42

    Menurut Sani Budiman Hermawan, Hiperaktif adalah gangguan

    tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan

    gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif merupakan

    turunan dari Attention Defisit Hiperactivity Disorder atau ADHD.43

    4. Faktor- Faktor Hiperaktif 

    Ganggguan hiperaktif ini disebabkan oleh beberapa faktor

    diantaranya adalah kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak 

    sehingga rentang konsentrasi, penderita menjadi lebih sangat pendek dan

    sulit untuk dikendalikan. Penyebab lainnya dalah tempramen bawaan,

    pengaruh dari lingkungan, malfungsi otak, dan epilepsi, bisa juga

    disebabkan karena adanya gangguan dikepala seperti gagar otak, trauma

    kepala karena persalinan sulit, infeksi, keracunan, gizi buruk dan elergi

    makanan.44

    Kriteria dari ADHD dari DSM IV (1994), berikut ini kriteria

    ADHD berdasarkan Diagnostic Statistic Manual.45

    A. Kurang perhatian

    Pada kriteria ini, penderita ADHD paling sedikit mengalami enam atau

    lebih dari gejala- gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling

    42Baihaqi & Sugiharmin. 2008. Memahami dan Membantu Anak ADHD. Bandung: PT. Refika

    Aditama (Hal: 2)43

    Zaviera,Ferdinand. 2007. Anak Hiperaktif. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media Group (Hal: 14)44

    Ibid, Hal: 1445

    Baihaqi & M. Sugiarmin. 2008. Memahami dan Membantu Anak ADHD. Bandung: PT. Refika

    Aditama(Hal: 8-9)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    32/44

    43

    sedikit 6 bulan sampai satu tingkatan yang maladaptive dan tidak 

    konsisten dengan tingkat perkembangan.

    a. Seringkali gagal memperhatikan baik- baik terhadap sesuatu yang

    detail atau membuat kesalahan yang fatal dalam pekerjaan

    sekolah dan kegiatan- kegiatan lainnya.

    b. Seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian

    terhadap tugas- tugas atau kegiatan bermain.

    c. Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung.

    d. Seringkali tidak mengikuti baik- baik instruksi dan gagal dalam

    menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan atau tugas dari tempat

    kerja (bukan disebabkan karena perilaku melawan atau kegagalan

    untuk mengerti instruksi).

    e. Sering kali mengalai kesulitan dalam mengerjakan tugas dan

    kegiatan.

    f. Seringkali kehilangan barang/ benda penting untuk tugas- tugas

    dan kegiatan- kegiatan misalnya kehilangan permainan, kehilangan

    tugas sekolah, kehilangan pensil, buku dan alat tulis.

    g. Seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk 

    melaksanakan tugas- tugas yang membutuhkan usaha mental yang

    didukung seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah.

    h. Sering bingung dan terganggu oleh rangsangan dari luar, dan

    i. Sering kali cepat lupa dalam kegiatan sehari- hari.

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    33/44

    44

    A.  Hiperaktif Implusif 

    Paling sedikit enam atau lebih dari gejala- gejala hiperaktif implusif 

    berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan

    tingkatan yang maladaptive dan tidak dengan tingkatan perkembangan.

     Hiperaktif 

    a. Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka dan sering

    menggeliat di kursi.

    b. Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi

    lainnya dimana diharapkan agar anak tetap duduk.

    c. Sering berlarian atau naik- naik secara berlebihan dalam situasi

    dimana hal ini tidak tepat (pada masa remaja atau dewasa terbatas

    pada perasaan gelisah yang subyektif)

    d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam

    kegiatan senggang secara tenang.

    e. Sering “bergerak” atau bertindak seolah- olah dikendalikan oleh

    motor.

    f. Sering berbicara berlebihan

     Implusifitas

    a. Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.

    b. Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran

    c. Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain: misalnya

    memotong pembicaraan atau permainan.

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    34/44

    45

    B. Beberapa gejala hiperaktivitas implusif  atau kurang perhatian yang

    menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun.

    C. Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/ situasi

    D. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi

    sosial akademik atau pekerjaan.

    E. Gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau

    gangguan psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan baik- baik 

    oleh gangguan mental lainnya.

    5. Ciri- ciri anak Hiperaktif sebagai berikut:46

    1. Tidak fokus

    Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa berkonsentrasi lebih

    dari 5 menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama

    dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain.

    2. Menentang

    Anak dengan gangguan hiperaktif umumnya mempunyai sikap

    penentang atau pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya

    penderita akan marah jika dilarang berlari kesana kemari.

    3.  Destruktif 

    Pelaku bersifat destruktif atau merusak.

    46Ibid, Hal: 14-16

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    35/44

    46

    4. Tak kenal lelah

    Anak dengan gangguan hiperaktif sering tidak menunjukkan sikap

    lelah. Sepanjang hari dia akan selalu bergerak kesana kemari, lompat

    lari, berguling dan sebagainya.

    5. Tanpa tujuan

    Anak hiperaktif juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain tidak 

    mau menunggu giliran. Anak hiperaktif juga sering mengusili teman-

    temannya tanpa ada alasan yang jelas, misalnya tiba- tiba memukul,

    mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu

    yang harus membuat anak melakukan hal- hal seperti itu.

    6. Tidak sabar dan usil

    Sering kali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktif berada

    dibawa rata- rata anak normal

    2.5 Tanggung Jawab Pendidikan Anak dalam Prespektif Islam

    Nabi Muhammad SAW adalah edukator pertama yang lebih banyak 

    tahu tentang pentingnya mainan dalam kehidupan anak- anak, ada banyak 

    bukti yang menunjukkan bagaimana perhatian Rosulloh terhadap mainan.

    Diantaranya, suatu ketika beliau pernah bermain dengan anak- anak para

    sahabatnya dan meminta mereka untuk berlomba menuju tempat beliau duduk.

    Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW suka bermain dengan Hasan dan

    Husain. Beliau merangkak sementara kedua cucunya bergelantung di kedua

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    36/44

    47

    sisinya sambil mengatakan, “ sebaik baik unta adalah unta kalian dan sebaik -

    baik orang yang adil adalah kalian berdua.47

    “sebaik - baiknya unta adalah unta kamu berdua, sedangkan sebaik- baiknya

    dua orang yang adil adalah kamu berdua.(Diriwayatkan oleh ath- Thabrani)

    “sedangkan sebaik - baiknya penunggang unta adalah keduanya.

    (Diriwayatkan oleh al- Bazzar.)”

    Dalam riwayat lagi dengan Sanad yang Hasan dari Aisyah (dalam riwayat an-

    Nasai as- Sunnanul Kubraa) beliau berkata:

    ظھرهحتی نظر

     

    طئ

     

    یطأ

     

    فجعل

     

    فجئتمنورائھ

     

    لعبتالحبشة

     Artinya:”orang - orang Habsy bermain, lalu aku datang di belakang

     Rosululloh kemudian beliau merendahkan punggungnya agar aku dapat 

    melihat.( Diriwayatkan oleh An- Nasai as- Sunnanul Kubraa)

    Rosul juga pernah mengajak Aisyah lomba lari. Sebelum aisyah usianya

    belum genap 15 tahun beliau menutupi Aisyah dengan selendang beliau agar

    dia bisa melihat sekelompok anak- anak yang tengah bermain dimasjid hingga

    Aisyah bosan. Seperti yang diungkap dalam hadis berikut.

    47Muhammad, Sa’id Marsa. 2009. Bermain Lebih Baik dari pada Nonton TV. Surakarta: Ziyad

    Visi Media (Hal: 12)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    37/44

    48

    “siapa saja yang lebih dahulu sampai kepadaku, maka dia berhak mendapatkan ini dan itu.”(Diriwayatkan oleh Ath- Thabrani)

    Maka Hasan dan Husain berlomba berlari untuk sampai kepada

    hadapan Rosul. Pelajaran dari hadist tersebut merupakan betapa pedulinya

    Rosul terhadap masa pertumbuhan anak serta cucunya dan Rosul mengajak 

    cucunya untuk bermain, berlomba dan bersenda gurau dengannya.48

    Rosul juga mendorong semangat anak- anak untuk melontarkan anak 

    panah. Dan saat Rosul melewati Hasan Husain bersabda.

    “panahlah hai anak - anak ismail, karena sesungguhnya ayah kalian adalah

    seorang pemanah.(”diriwayatkan oleh Bukhari.”)

    Mendidik anak juga bisa dilakukan dengan refresing atau bermain dan

    hiburan seperti bermain olah fisik. Hiburan itu haruslah yang bermanfaat

    bagi jasmani maupun rohani, terlebih lagi yang dapat menambah ilmu atau

    keimanan kita. Juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan bersifat

    mubazir serta maksiat. Hiburan tersebut bisa berolahraga misalnya jalan

    kaki. Seperti hadist berikut.49

    48Abul, Athif Id & Syeikh Muhammad Sa’id Marsa. 2009. Bermain Lebih Baik dari pada

    Nonton TV. Surakarta: Ziyad Visi Media49

    Jauhari Muchtar, Heri. 2005. Fiqih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya (hal:

    104)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    38/44

    49

    الم منالقويخیرواحبإلىاللھمنالم منالضعیفوفىكلخیر

    “Mu’min yang kuat lebih baik dicintai oleh Alloh dari pada mu’min yang 

    lemah. Dalam segalanya ia lebih baik.”(HR. Muslim)

    Hadist tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu yang baik, baik 

    dalam hal hal duniawi dan ukhrowi baik dalam hal jasmani. Itu akan

    membawa suatu kebaikan untuknya dan kebaikan dalam hal jasmani bisa

    ditunjukkan dengan menjaga dan merawat tubuh dengan berolahraga.

    Misalnya seperti berenang, mamanah, dan menaiki kuda.

    50

     Artinya: aku pernah bermain dengan boneka- boneka kecil didekat 

     Rosululloh dan aku memiliki beberapa teman yang bermain denganku. Jika

    beliau masuk, maka mereka bersembunyi, lalu beliau mengutus mereka

    kepadaku agar bermain denganku. (al- Bukhori dan Muslim)51

    Seorang anak boleh bermain dengan sesuatu yang mubah (boleh), yang

    tidak mengandung dosa dan keharaman bagi mereka dianjurkan agar

    permainan itu bermanfaat bagi perkembangan badan, akal dan fikiran mereka,

    50Ibid: 104

    51Al-Adawi, Mushthafa. 2006. Enskilopedia Pendidikan Anak. Bogor: Pustaka Al- Inabah (115)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    39/44

    50

    diantaranya adalah bermain dengan belajar memanah, berenang dan

    menunggang kuda. Sebagaimana firman Alloh dalam QS. Al- Anfal: 60.52

                                                                                                        

                                                      Artinya: 60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja

     yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan

    musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;

    sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan

     Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan

    dianiaya (dirugikan).(QS. Al- Anfal: 60)

    Hadist tersebut menyatakan bahwa diperbolehkannya bermain dengan

    boneka- boneka bagi anak kecil terutama untuk anak perempuan. Metode

    bermain ini juga telah diterangkan dalam al-Qur’an QS. Yusuf: 12

                                                      

     Biarkanlah Dia pergi bersama Kami besok pagi, agar Dia (dapat)

    bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan Sesungguhnya Kami pasti

    menjaganya."(QS. Yusuf: 12)

    Tugas orangtua sebagai pendidik sebenarnya juga sangatlah penting

    sebagaimana ayat al’qur’an ini, sangat jelas bahwa sebagai orangtua

    52Ibid, Hal: 130

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    40/44

    51

    hendaklah merawat anaknya dengan baik tanpa harus merasa terbebani oleh

    anaknya. Kedua orangtua memiliki kewajiban masing- masing terhadap

    anaknya. Apapun bentuk seorang anak setiap orangtua wajib untuk menerima

    dengan keikhlasan tanpa harus mengeluh. Karena setiap anak merupakan

    cobaan bagi kedua orangtuanya.53

    Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat

    berikut ini:

    Qs. Al- Anfal: 28

                                                              

     Artinya: Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah

    sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Al-

     Anfal:28)

    Dari ayat tersebut di jelaskan bahwa setiap anak yang dilahirkan

    merupakan satu cobaan bagi kedua orang tuanya. Tergantung orangtua

    tersebut mengahadapinya dan mendidik anaknya untuk menerima cobaan

    tersebut.

    Rosul juga menganjurkan kepada orangtua untuk mengajari anaknya

    keberanian sebagai bekal kehidupannya dimasa yang akan datang,

    Sebagaimana telah dijelaskan pada hadist berikut:

     عَلى ظُھُوْر ِلخَیل:قال عمر بن لخطاب َوْالَدَكُم لسِّبَاحَة و َلرّمَایَة ومُرُوْھُم فَلیثیبُو   عَِّمُو

    )لبیھق(وَثبًا 

    53 Purwakania Hasan, B. Aliah. 2006. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Raja Grafindopersada (hal 71)

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    41/44

    52

    “Umar bin Khatab berkata “Ajarkanlah anak -anak kalian berenang,

    memanah, dan perintahlah mereka agar  pandai menunggang kuda”

    (H.R Baihaqi)

    Hadist tersebut dapat diketahui bahwa orangtua harus memberikan

    bekal yang baik dan berguna untuk dimasa yang akan datang kegiatan

    berkuda, memanah ini selain bekal kehidupannya dimasa yang akan datang

    untuk ketangguhannya namun hal ini juga bisa digaris bawahi bawah

    kegiatan berkuda, mamanah dan berenang ini merupakan kegiatan yang

    dapat mengembangkan psikomotorik seorang anak.

    54

    Masa anak- anak dalam kehidupannya itu selalu memerlukan dorongan

    dan dukungan dari orangtua mereka. Masa perkembangan yang dialami oleh

    setiap anak juga berbeda- beda menurut individunya masing- masing.

    Seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Masa

    peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang setiap

    merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga

    merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif,

    motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral. Oleh karenanya

    potensi- potensi seorang anak itu juga harus diarahkan sejak sedini

    mungkin, untuk itu mengarahkan seorang anak ini memerlukan motivasi

    yang baik bagi kedua orangtua sebagaimana firman Alloh dalam Qs. Yusuf 

    :111

    54Thalib, Muhammad. 2001. Praktek Rasulullah saw. Mendidik Anak. Bandung: Irsyad Baitus

    Salam.

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    42/44

    53

                                                               

          

        

      

     

      

        

      

        

       

          

          

       

        

      

                   Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat 

     pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah

    cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang

    sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan

    rahmat bagi kaum yang beriman. (Qs. Yusuf :111)

    Oleh karenanya pendidikan dasar bagi anak usia 5 tahun itu sangat

    dibutuhkan untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya dan pada usia 5

    tahun ini merupakan masa keemasan bagi orang anak atau biasanya lebih

    dikenal dengan istilah The Golden years, yang mana pada masa ini dimana

    anak mulai peka/  sensitive untuk menerima berbagai rangsangan. Upaya

    pembinaan yang telah dipaparkan sesuai dengan ayat- ayat AL-qur’an sebagai

    berikut:55

    QS. At- Tubah: 55

                                                                       

                                         

     Artinya : Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik 

    hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda

    dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan

    55 Huda, Miftahul dan Muhammad Idris. 2008.  Nalar Pendidikan Anak . Yogyakarta : Ar

    Ruzz Media

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    43/44

    54

    kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan

    kafir.(At- Taubah: 55)

    QS. Al- Kafi: 46

                                                                                    

                Artinya : Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi

    amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi

    Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Qs. Al- Kafi: 46)

    Ayat diatas dapat didapatkan bahwa, anak- anak akan menjadi harapan

    bagi kedua orangtuanya dan bangsanya, untuk itu anak harus dibekali dengan

    ilmu dan kesiapan yang bermanfaat agar bisa menjaga orangtua, bangsa dan

    keluarganya kelak dimasa yang akan datang. Kewajiban orangtua adalah

    memberikan bekal pada anak- anaknya sekarang untuk digunakan nantinya

    sebagai pedoman kehidupannya.56

                                                                 

     Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan[ 1182] dan lunakkanlah

    suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Qs.

     Luqman: 19)

    Ayat Al-Qur’an dalam surat Luqman tersebut dapat diketahui bahwa

    orangtua harus mengajari anaknya dalam tata karama berjalan sesuai dengan

    apa yang suda di sabdakan oleh Alloh bahwa, “sederhanakanlah kamu dalam

    berjalan dan lunakkanlah suaramu. Etika dalam berjalan sudah dijelaskan

    secara detail dalam ayat tersebut. Tugas orangtua memberikan contoh agar

    56Abdurrahman, Jamal.2003.120 Pendidikan ala Kanjeng Nabi. Yogyakarta: Mitra Pustaka

  • 8/18/2019 09410033_Bab_2.pdf

    44/44

    55

    anak jika berjalan janganlah terlalu keras hentakannya dan jangan bersuara

     jika berjalan karena jalannya manusia tidak sama dengan jalannya hewan

    ataupun keledai maka manusia janganlah meniru yang demikian.