Upload
downloadreferensi
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 096-SIPE-08
1/45
1
PENGARUH IMPLEMENTASI BUDAYA TRI HI TA KARANA TERHADAP PENGGUNAAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DIMEDIASI KEYAKINAN-DIRI ATAS KOMPUTER,
KEINOVATIFAN PERSONAL, PERSEPSI KEGUNAAN, DAN PERSEPSI KEMUDAHAN
PENGGUNAAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI BALI
I MADE SADHA SUARDIKHA
( Universitas Udayana )
SUTRISNO T.
EKO GANIS SUKOHARSONO
BAMBANG PURNOMOSIDHI
( Universitas Brawijaya )
Abstract
This study aims to examine and analyze the influence of Tri Hita Karana (THK) culture on
the use of Accounting Information System (AIS), either directly or indirectly mediated by the main
Technology Acceptance Model (TAM) variables (perceived usefulness and perceived ease of use)
and external variables of TAM (computer self-efficacy and personal innovativeness); the influence of
THK culture on computer self-efficacy, and personal innovativeness; influence perceived usefulness
and perceived ease of use on the use of AIS as an expression of the success of AIS.This research is located in Bali with the object of Rural Banks (Bank Perkreditan Rakyat).
Variables examined consisted of six, namely: THK Culture, computer self-efficacy, Personal innovat-
iveness, Perceived usefulness, Perceived ease of use, and Use of AIS. This study look at the entire
population of Rural Banks in Bali. Required data collected by census using a list of questions asked to
the respondents. The data has been collected was analyzed using an analysis tool SEM, PLS Smart 2.0
M3 approach.
The results of this study show that: 1) THK culture influences computers self-efficacy, personal
innovativeness, and the use of AIS as an expression of the success of AIS; 2) THK Cultural affect the
use of AIS is mediated by computer self-efficacy, personal innovativeness, perceived usefulness, and
perceived ease of use; 3) Computer self-efficacy affects the perceived usefulness and perceived easeof use; 4) Personal innovativeness affects perceived usefulness and perceived ease of use; and 5) the
perceived usefulness and perceived ease of use affect the use of AIS.
Keyword: THK Culture, Computer self-efficacy, Personal innovativeness, Perceived usefulness,
Perceived ease of use, and Use of AIS.
7/30/2019 096-SIPE-08
2/45
2
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
SFAC No. 2 menyatakan bahwa Sistem Informasi (SI) mempunyai peranan penting dalam
akuntansi. FASB, Bodnar and Hopwood (1990), Halim (1994: 30), dan Hartono (1994: 47)
menjelaskan bahwa akuntansi sebagai SI karena tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi bagi
pengambil keputusan. Setiap perusahaan berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan.
Informasi yang memadai (akurat, tepat waktu, dan tepat nilainya) merupakan solusinya yang
umumnya dihasilkan oleh SI berbasis komputer.
SI berbasis komputer atau Teknologi Informasi (TI) disebut SIA (Hartono, 1994: 48 dan
McLeod, 1996). Informasi dihasilkan oleh SIA yang dikembangkan perusahaan diadakan untuk
menunjang aktivitas usaha di semua tingkatan organisasi. Faktor manusia merupakan hal penting
dalam pengembangan sistem (Burch et. al., 1991) dan faktor manusia sangat menentukan kesuksesan
penerapan SIA (Halim, 1994: 259). Oleh karena itu perlu dipertimbangkan faktor budaya dalam
penerimaan dan penggunaan SIA karena budaya mempunyai dampak besar terhadap prilaku dan
praktik manusia di dalam melaksanakan kegiatannya.
Faktor budaya merupakan faktor penting dalam membentuk konteks utilisasi teknologi dan
kinerja telah lama diakui (Lippert and Volkmar, 2007). Budaya secara luas dipercaya mempunyai
dampak besar terhadap perilaku dan praktik individu di seluruh dunia (McCoy et. al., 2007). Salah
satu dari dimensi budaya Hofstede: individualisme-kolektivisme memengaruhi orang-orang dalam
membentuk kepercayaan yang mungkin memengaruhi kerelaan orang-orang untuk percaya kepada SI
yang berbasis TI (Doney et. al., 1998). Nilai budaya dapat memengaruhi ciri-ciri dan kepercayaan
yang berhubungan dengan TI (Srite et.al., 2008).
Kesuksesan SI digambarkan dengan adanya kepuasan yang dirasakan oleh pengguna SI, atau
dapat digambarkan dengan adanya penggunaan SI oleh pengguna secara berkesinambungan (Choe,
1996; McGill et. al., 2003; Iivary, 2005; Radityo dan Zulaikha, 2007). Penelitian ini dilakukan di Bali
dengan objek penelitian: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena adanya fenomena yang menarik
untuk diteliti pada BPR yang beroperasi di Bali. Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan
7/30/2019 096-SIPE-08
3/45
3
model DeLone andMcLean dan model Technology Acceptance Model(TAM) yang satu sama lainnya
menunjukkan hasil yang tidak konsisten berkaitan dengan pengukuran kesuksesan SI/TI.
Bertolak dari hal tersebut di atas, penelitian ini menganalisis penggunaan SIA yang
mengekpresikan kesuksesan SIA dengan menggunakan TAM ditambah dan diintegrasikan dengan
variabel eksternal, seperti keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan personal, dan budaya THK.
Keyakinan-diri atas komputer dan keinovatifan personal merupakan variabel ekternal yang
menunjukkan perbedaan-perbedaan (ciri-ciri) individual yang dapat memengaruhi penggunaan SIA.
Budaya THKmerupakan budaya lokal yang diduga dapat memengaruhi penggunaan SIA baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan personal,
persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan.
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan penjelasan tersebut di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah budaya THK berpengaruh terhadap
keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan personal, dan penggunaan SIA; (2) Apakah budaya THK
berpengaruh terhadap penggunaan SIA dimediasi keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan
personal, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan; (3) Apakah keyakinan-diri atas
komputer dankeinovatifan personalberpengaruh terhadap persepsi kegunaan; (4) Apakahkeyakinan-
diri atas komputer dankeinovatifan personalberpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan;
dan (5) Apakah persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap
penggunaan SIA.
1.2 Motivasi Penelitian
Belum banyak yang mau menerima dan menggunakan SI berbasis TI (Darsono, 2005). Pada
hal, SI berbasis TI dewasa ini merupakan suatu tuntutan dalam rangka menunjang kelancaran
operasional suatu perusahaan. Demikian halnya, BPR sangat membutuhkan SI berbasis TI khususnya
SIA dalam mengelola bisnisnya. Namun SIA yang digunakan tidak didukung oleh aparat BPR
sehingga BPR banyak yang kecolongan dalam hal mengelola keuangannya.
Penelitian yang dilakukan di Indonesia telah banyak menggunakan variabel kepuasan
pengguna untuk mengukur kesuksesan SI. Penelitian tersebut dilakukan oleh Chandrarin dan
7/30/2019 096-SIPE-08
4/45
4
Indriantoro (1997), Budiartha (2006), Restuningdiah (2006), Radityo dan Zulaikha (2007), dan
Handayani (2007).
Pemerintah Daerah Bali mengembangkan visi pembangunan berdasarkan budaya THK
(Windia dan Dewi, 2007: 23). Oleh karena itu, budaya THK seharusnya mampu dijabarkan dan
dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat di Bali, termasuk kalangan pengusaha yang
mengembangkan usahanya di Bali dan khususnya BPR di Bali.
1.3 Tujuan dan Konstribusi Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini secara umum adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh implementasi budaya
THK terhadap penggunaan SIA sebagai ekspresi kesuksesan SIA, baik langsung maupun tidak
langsung dimediasi oleh variabel utama TAM (persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
penggunaan) dan variabel eksternal TAM(keyakinan-diri atas komputer dan keinovatifan personal).
Selain tujuan tersebut di atas, penelitian ini juga mempunyai konstribusi, yaitu: 1) Konstribusi
teoretis penelitian ini adalah penerapan budaya THK mempunyai pengaruh terhadap fenomena
penggunaan dan penerimaan SIA, hal ini memperkuat teori TAM; 2) Konstribusi bagi dunia praktik,
yaitu: (a) sebagai petunjuk bagi pengambil keputusan untuk menerapkan secara konsisten budaya
THK dalam pengembangan SIA sehingga dapat memperkecil kegagalan pengembangan SIA, (b)
dapat digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki praktik operasional BPR berkaitan dengan
penggunaan SIA; dan 3) Konstribusi kebijakan bagi dunia usaha khususnya usaha BPR di Bali dalam
menentukan kebijakan perusahaan pihak manajemen perlu memperhatikan faktor-faktor strategik
khususnya budaya THK untuk mendukung kesuksesan pengembangan SIA.
2. Kerangka Teoretis dan Pengembangan Hipotesis
2.1Akuntansi sebagai Sistem Informasi (SI)
a. SI versus Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan SIA
Penerapan SI di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua
tingkatan manajemen disebut sebagai SIM (Hartono, 1994: 39). SIM dalam organisasi yang kecil
hampir semuanya diwakili oleh SIA, sedangkan dalam organisasi yang lebih besar SIA merupakan
7/30/2019 096-SIPE-08
5/45
5
subsistem dari SIM (Wilkinson et. al., 2000: 15). SIA merupakan subsistem yang terbesar dari SIM
karena sebagian besar sumber informasi yang dibutuhkan manajemen dihasilkan oleh SIA.
b. Pengembangan SI
Teknis dan Kualitas SI telah berkembang dengan kemajuan yang cukup pesat (Jogiyanto,
2007). SI yang berhasil adalah SI yang dapat memberikan kepuasan bagi pemakainya dan digunakan
seccra berulang-ulang (Radityo dan Zulaikha, 2007; Ives et. al., 1983; Iivary, 2005; DeLone dan
McLean, 1992). Keberhasilan SI perlu dijaga karena SI mempunyai keterbatasan sehinga SI menjadi
usang. Setiap organsasi yang mengembangkan SI, siklus hidup pengembangan SI (System
Development Life Cycles/SDLC) pasti dilalui (Bodnar dan Hopwood, 1990).
c. Penggunaan SI/TI sebagai Ekspresi Kesuksesan SI/TI
Davis (1989) meletakkan model dasar penerimaan teknologi berbasis pada penggunaan
teknologi dan dampaknya pada individu. Teknologi dikatakan sukses (berhasil) jika dapat diterima
yang ditandai dgn keinginan utk menggunakan dan bermuara pada penggunaan. DeLone andMcLean
(1992) menunjukkan bahwa sekitar 27 penelitian menggunakan penggunaan dan 38 penelitian
menggunakan dampak individu sbg dimensi pengukur kesuksesan SI. Nugroho (2008) menjelaskan
bahwa telah banyak penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan variabel penggunaan sistem
dan kepuasan pemakai sebagai indikator kesuksesan suatu sistem, misalnya Alavi and Henderson
(1981), Ginzberg (1981), dan Raymond (1985).
2.2Model Penerimaan Teknologi (TAM)
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model/TAM) pertama kali
dikembangkan oleh Davis, 1986 merupakan model SI yang dikembangkan untuk memprediksi
pengadopsian dan penggunaan SI. TAMmerupakan aplikasi dari teori tindakan beralasan /Theory of
Reasoned Action (TRA) yg diadopsi secara luas. TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam
model TRA, yaitu: kegunaandan kemudahan penggunaandisamping kontstruk lainnya, yaitu minat
untuk menggunakan danpenggunaan (Davis,1989). Tujuan model ini adalah untuk dapat menjelaskan
faktor-faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan dan penggunaan
teknologi informasi itu sendiri.
7/30/2019 096-SIPE-08
6/45
6
Beberapa studi telah berfokus kepada penambahan atau evaluasi model TAM, daya tarik dan
manfaatnya telah didukung secara, misalnya (1) Deg et. al. (2005) mereview 40 studi TAM dan
menemukan dukungan umum terhadap model inti, (2) Analisis meta King dan HE (2006)
menunjukkan TAM sebagai model prediktif kuat yang tepat untuk bermacam-macam kategori
teknologi (McCoy et. al., 2007). Dalam perkembangannya para peneliti mencoba mengekstensi TAM
dengan menambah variabel eksternal (misal: keyakinan-diri atas computer, keinovatifan personal,
kecemasan komputer, budaya dll.) sebagai anteseden variabel utama (kegunaan dan kemudahan
penggunaan): Compeau andHiggins (1995), Karahana et. al. (1999), Agarwal andKarahanna (2000),
Tatcher and Perrewe (2002), Hong et. al. (2002),Thatcher et. al. (2003), Verkantesh et. al., 2003,
Mao, et. al. (2005), Ndubisi et. al. (2005), Darsono (2005), Hassan (2006), Yi et. al. (2006), Hassan
(2007), Wang et.al. (2008), dan Srite, et. al. (2008).
2.3Budaya
Budaya adalah sebuah pemrograman pikiran kolektif yang membedakan anggota satu
kelompok atau kategori orang-orang dari lainnya. Budaya mencerminkan gabungan sifat manusia dan
kepribadian (Hofstede 1991). Budaya didefinisikan sebagai norma, kepercayaan dan nilai yang
menyebar dan luas di mana memandu kehidupan sehari-hari dari kelompok (Kotter and Heskett,
2002). Orang-orang beraktivitas di dunia bisnis perlu menyadari bahwa setidaknya ada tiga level
budaya yang mungkin memengaruhi aktivitas suatu perusahaan. Level budaya ini meliputi budaya
nasional, budaya bisnis, dan budaya organisasional serta pekerjaan (Kotter and Heskett, 2002).
Budaya nasional adalah budaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang tinggal di
sebuah wilayah (negara) (Hofstede, 1991). Kotter and Heskett (2002) mendifinisikan budaya nasional
tersebut adalah budaya dominan dalam batas politik negara, yang biasanya menampilkan budaya
orang-orang dengan populasi terbesar atau kekuatan ekonomi atau politik terbesar. Dengan demikian,
budaya THKmerupakan budaya lokal yang bersumber dari kearifan lokal, sehingga dapat dikatakan
sebagai budaya nasional karena berbagai faktor seperti etnis, ekonomi, politik, agama, ataupun bahasa
memberikan kontribusi dalam pembentukan budaya nasional (Kotter and Heskett, 2002).
a. Budaya THK
7/30/2019 096-SIPE-08
7/45
7
Filosofi THK dikenal dalam dimensi hidup orang Bali yang merupakan tradisi masyarakat
Hindu di Bali. Prinsip THK merupakan filosofi yang diajarkan di dalam Bhagawadghita, yaitu
mengajarkan tentang 3 hal pokok kepada manusia untuk mencapai kebahagiaan tertinggi:
dharma/kebenaran Tuhan dan hakekat manusia, meningkatkan kekeyakinan hati akan kebenaran
Tuhan, dan bagaimana berbuat di dalam kebenaran Tuhan (Palguna, 2007). THKdiartikan sebagai
tiga penyebab kesejahteraan yang bersumber pada keharmonisan hubungan antara: manusia dengan
Tuhannya (parahyangan), manusia dengan alam lingkungannya (palemahan), dan manusia dengan
sesamanya (pawongan) (Kaler, 1983; Surpha, 1991; Pitana, 1994; Dalem, 2007; Palguna, 2007; dan
Agung, 2009).
THKsesungguhnya mengandung nilai-nilai universal karena THKmerupakan filosofi tentang
harmoni dan kebersamaan yang dalam konsep maupun penerapannya tidak mengenal perbedaan ras,
suku, keturunan, agama, dan ada pada semua ajaran agama di dunia (Arif. 1999 dan Pusposutardjo,
1999 dalam Windia dan Dewi, 2007; Agung, 2009). Ini menunjukkan implementasi budaya THK
pada bisnis merupakan bukti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam budaya nasional telah
digunakan dan diimplementasikan di dalam praktik budaya organisasi. Koentjaraningrat (2008)
menjelaskan bahwa konsep THKini pada dasarnya analog dengan sistem kebudayaan yang memiliki
3 elemen, yaitu: 1) elemen/subsistem pola pikir/konsep/nilai, 2) subsistem sosial, dan 3) subsistem
artifak/kebendaan. Demikian halnya Schein (2004) menyatakan bahwa budaya ditunjukkan oleh tiga
tingkatan, yaitu: perilaku dan artifak, kepercayaan dan nilai, dan asumsi-asumsi dasar.
b. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang
dalam organisasi. Nilai-Nilai inilah yang berfungsi sebagai landasan untuk berperilaku bagi setiap
jajaran yang ada dalam organisasi dalam setiap gerak dan langkah akvitasnya (Susanto et. al., 2008:
7). Budaya organisasi terdiri atas beberapa elemen, seperti yang disebutkan oleh beberapa pakar
organisasi dan budaya. Adapun pandangan para pakar tersebut, antara lain: 1) berdasarkan tulisan
Inkeles dan Levinson, Hofstede menyebut 4 culture dimensions tesebut sebagai jarak kekuasaan,
individualisme versus kolektivisme, maskulinitas versus femininitas, dan penghindaran
ketidakpastian. Dikemukakan bahwa agama merupakan salah satu cara manusia untuk bertindak di
7/30/2019 096-SIPE-08
8/45
8
dalam melakukan pilihan untuk menghindari ketidakpastian (uncertainty avoidance) Hofstede (1991);
2) Schein (2004) menyebutkan ada 3 tingkatan elemen budaya organisasi, yaitu: a) artifacts, b)
espoused beliefs and values, dan c) underlying assumptions; dan 3)sebagai suatu sistem kebudayaan,
budaya memiliki tiga elemen, yaitu: a) subsistem nilai, b) subsistem sosial, c) dan subsistem artifak
(Koentjaraningrat, 2008). Elemen budaya Hofstede (1991), Schein (2004), dan Koencaraninggrat
(2008) telah tercakup di dalam elemen budaya THK, yaitu:parahyangan, pawongan, danpalemahan
(Windia dan Dewi, 2007). Oleh karena itu, budaya THK telah dapat dipergunakan sebagai suatu tata
nilai atau kebiasaan yang menjadi pegangan anggota organisasi dalam melaksanakan kewajiban dan
berperilaku di dalam organisasi.
Dinamika dan kreativitas masyarakat Bali baik secara individu maupun organisasional ingin
mewujudkan kehidupan yang harmonis, meliputi pembangunan manusia seutuhnya, yang astiti bhakti
(hormat) terhadap Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), cinta kepada pelestarian
lingkungan, dan rukun serta damai dengan sesamanya. Nilai-Nilai inilah merupakan nilai budaya yang
melekat pada filosofi THK (Windia, 2007), yang merupakan landasan bagi individu maupun
organisasi dalam setiap gerak langkah aktivitasnya dalam dunia bisnis. Ini mencerminkan bahwa
budaya THKmerupakan budaya organisasi.
2.4Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian empiris yang menggunakan model DeLone and McLean (1992) dan
model TAM untuk mengekspresikan kesuksesan SI telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. DeLone andMcLean (1992) mengembangkan suatu model untuk melihat kesuksesan SI
yang dikembangkan dalam perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kesuksesan SI
dipengaruhi oleh perceived information quality dan perceived system quality merupakan prediktor
bagi kepuasan pengguna. Kepuasan penggunajuga merupakan prediktor bagi intended use dan
perceived individual impact. Temuan DeLone andMcLean (1992) ini sama dengan temuan McGill
et. al. (2003), tetapi bertentangan dengan temuan Iivary (2005), serta Radityo dan Zulaikha (2007).
Selanjutnya, penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Radityo dan Zulaikha (2007)
menunjukkan bahwa intensitas penggunaan SI berpengaruh positif terhadap individual impact;
7/30/2019 096-SIPE-08
9/45
9
individual impactberpengaruh positif terhadap organizational impact; variabel information quality
dansystem quality tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan SI dan kepuasan pengguna; dan
kepuasan pengguna tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan SI. Temuan Radityo dan
Zulaikha (2007) ini menunjukkan perbedaan dengan temuan McGill et. al. (2003) dan Iivary (2005)
dalam hal pengaruh variabel information quality dansystem quality terhadap intensitas penggunaan
SI dan kepuasan pengguna, dan juga pengaruh kepuasan pengguna dengan intensitas penggunaan SI.
Penelitian Handayani (2007) menunjukkan bahwa minat untuk menggunakan SI tidak berpengaruh
terhadap penggunan SI. Temuan lain dari penelitiannya adalah kemudahan penggunaanmenunjukkan
pengaruh langsung terhadap minat untuk menggunakan dan tidak mempunyai pengaruh langsung
terhadap kegunaan. Hasil penelitian Handayani (2007) ini berbeda dengan temuan Davis et. al.
(1989) dan Thomson et. al. (1991) yang menemukan bahwa dengan adanya manfaat yang dirasakan
oleh pengguna maka akan menimbulkan minat untuk menggunakan SI tersebut. Selain itu, hasil
penelitiannya juga menunjukkan bahwa minat untuk menggunakan teknologi komputerberpengaruh
terhadap penggunaan teknologi komputer. Temuan Davis et. al. (1989) dan Thomson et. al. (1991)
ini konsisten dengan temuan Venkatesh et. al. (2003) yang menunjukkan bahwa keyakinan-diritidak
berpengaruh langsung terhadap minat, dan ditemukan adanya pengaruh langsung antara minat untuk
menggunakan SI terhadap penggunaan SI.
Igbaria et. al. (1997) melakukan penelitian tentang penerimaan personal komputer yang salah
satu temuannya menunjukkan bahwa persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan
berpengaruh langsung terhadap penggunaan sistem dan persepsi kegunaan berpengaruh langsung
terhadappersepsi kemudahan penggunaan. Penelitian Davis et. al., (1989); Igbaria et. al. (1997); dan
Venkatesh et. al. (2003); mengadaptasi teori TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989). Lain
halnya penelitian Hasan (2006, 2007) menguji pengaruh variabel keyakinan-sendiri dalam
membangun variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, minat untuk
menggunakan, dan penggunaan TI. Temuannya menunjukkan bahwa keyakinan-diri atas komputer
berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan dan perceived system
complexity; persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadappersepsi kegunaan, sikap dan
minat untuk menggunakan; serta persepsi kegunaan berpengaruh terhadap sikap, dan minat untuk
7/30/2019 096-SIPE-08
10/45
10
menggunakan. Hasil penelitian ini mendukung temuan Agarwal dan Karahanna (2000) kecuali
pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadappersepsi kegunaan mendukung temuan Davis et.
al. (1989) yang menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap
persepsi kegunaan. Cognitive absorption yang telah dikontrolkeyakinan-diri berpengaruh positif dan
sebagai prediktor dari persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan. Hal ini sesuai dengan
temuan Hasan (2007).
2.5Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, masalah penelitian, kajian teori dan penjelasan
di atas, maka dapat dibangun rerangka konseptual penelitian seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1: Rerangka Konseptual Penelitian
a. Pengaruh Budaya THK terhadap Keyakinan-diri atas Komputer, Keinovatifan Personal, dan
Penggunaan SIA.
Teori menunjukkan bahwa nilai budaya seharusnya memengaruhi ciri/praktik, seperti
keinovatifan, computer anxiety, dan keyakinan-diri atas komputer (Straub et. al. 2002 dalam Srite et.
al. 2008). Demikian halnya, budaya THK mungkin memengaruhi ciri dan kepercayaan seseorang
terhadap penggunaan SIA karena nilai budaya yang melekat pada filosofi THK kemungkinan
memberikan sinyal tentang respon yang tepat terhadap penggunaan SIA. Srite et. al. (2008)
mengungkapkan bahwa ciri TI spesifik mungkin memengaruhi pengembangan persepsi kegunaan dan
persepsi kemudahan penggunaan. Ciri TI spesifik dan kepercayaan tercermain dalam keyakinan-diri
Penggunaan
SIA
Persepsi
kemudahan
en unaan
Persepsi
kegunaan
Teori keyakinan-diri
dan Budaya
Teori Technology Acceptance Model(TAM) dikembangkan
dari Theory of Reasoned Action(TRA) yang diderivasi dari
Teori Sikap yang mempelajari Sikap dan Perilaku yang
berasal dari Teori Psikologi
Keinovatifan
personal
Budaya TH K
Keyakinan-
diri atas
komputer
7/30/2019 096-SIPE-08
11/45
11
atas komputer dan keinovatifan personal yang ada pada diri seseorang merupakan variabel eksternal
TAM. Para peneliti menyatakan bahwa budaya merupakan variabel penting yang berhubungan dan
berinteraksi di dalam penerimaan dan penggunaan SI/TI. Ada interaksi antara budaya khususnya
budaya nasional dengan proses penerimaan teknologi (McCoy et. al., 2007). Sehubungan dengan itu,
Srite et al (2008) menyatakan bahwa nilai budaya dapat memengaruhi ciri dan kepercayaan yang
berhubungan dengan TI. Penelitiannya menunjukkan bahwa dimensi budaya maskulinitas/femininitas
memengaruhi keyakinan-diri atas komputer, dan keinovatifan personal. Budaya
Individualisme/kolektivisme tidak memengaruhi keyakinan-diri atas komputer dan menunjukkan
pengaruh yang lemah terhadap keinovatifan personal. Dari hal tersebut di atas dapatlah dirumuskan
hipotesisnya sebagai berikut:
H1a Budaya THKberpengaruh terhadap keyakinan-diri atas komputer
H1b Budaya THKberpengaruh terhadap keinovatifan personal.
H1c Budaya THKberpengaruh terhadap penggunaan SIA
b. Pengaruh Budaya THK terhadap Penggunaan SIA Dimediasi Variabel-Variabel Eksternal dan
Utama TAM.
Ada interaksi antara dua penomena, yaitu proses penerimaan dan budaya nasional (McCoy et.
al., 2007). Dimensi budaya maskulinitas/femininitas dan individualisme /kolektivisme berpengaruh
langsung terhadap qualitative dan quantitative overload, tetapi tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap keinovatifan personal (Thatcher et. al., 2003). Budaya maskulinitas/femininitas dan
individualisme/kolektivisme secara langsung memengaruhi keinovatifan personal, keyakinan-diri atas
komputer, dan kecemasan komputer, serta mempunyai efek mediasi terhadap persepsi kegunaan, dan
persepsi kemudahan penggunaan, serta penggunaan TI (Sirite, et. al., 2008). Dari hal tersebut di atas
dapatlah dirumuskan hipotesisnya:
H2 Budaya THKberpengaruh terhadap penggunaan SIA dimediasi keyakinan-diri atas computer,
keinovatifan personal, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan.
c. Pengaruh Keyakinan-Diri atas Komputer terhadap Persepsi Kegunaan dan Persepsi
Kemudahan Penggunaan.
7/30/2019 096-SIPE-08
12/45
12
Hasil penelitian Darsono (2005) menunjukkan bahwa keyakinan-diri atas komputer
berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan dan terhadap minat menggunakan internet.
Temuan ini konsisten dengan temuan Hong, et al. (2002), Lewis et al (2003), dan didukung oleh
Hassan (2006) yang menemukan bahwa keyakinan-diri atas komputer berpengaruh positif terhadap
kemudahan penggunaan. Penelitian Thompson et al(2006), Hassan (2007) dan Srite et al(2008) juga
menemukan bahwa keyakinan-diri atas komputer berpengaruh terhadap persepsi kemudahan
penggunaan. Temuan lainnya dari Hassan (2007) dan Srite et al (2008) adalah keyakinan-diri atas
komputer menunjukkan pengaruh yang positif terhadap persepsi kegunaan. Demikian halnya temuan
Thompson et al(2006) pada test periode 1. Namun temuan ini berlawanan dengan temuan Wang, et
al. (2008) yang menunjukkan bahwa keyakinan-diri atas komputer tidak berpengaruh terhadap
persepsi kegunaan. Demikian halnya, temuan Thompson et al (2006) pada test periode 2. Bertolak
dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H3a Keyakinan-diri atas komputer berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan.
H3b Keyakinan-diri atas komputer berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan.
d. Pengaruh Keinovatifan PErsonal terhadap Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan
Penggunaan.
Lewis et. al. (2003) dan Mao et. al. (2005) menemukan bahwa keinovatifan personal
berpengaruh langsung terhadap persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan. Penelitian
ini didukung oleh penelitian Thompson et. al. (2006) pada test periode 1 yang menunjukkan bahwa
keinovatifan personal berpengaruh kuat secara positif terhadap kemudahan penggunaan TI, tetapi
pada test periode 2 hasilnya berlawanan, yaitu keinovatifan personal tidak berpengaruh terhadap
kemudahan penggunaan TI. Selanjutnya hasil penelitian Srite et. al. (2008) menunjukkan bahwa
keinovatifan personal berpengaruh positif dan kuat terhadap persepsi kegunaan dan kemudahan
penggunaan. Begitu juga, penelitian Wang, et al. (2008) menemukan hal yang sama dengan Mao et.
al. (2005), dan Thompson et. al. (2006) pada test periode 1. Srite et. al. (2008) mengemukakan
bahwa seorang individual yang lebih inovatif akan lebih mampu untuk melihat cara alternatif dalam
menggunakan teknologi dan lebih mampu mengidentifikasi kegunaan aplikasi dari teknologi. Bertolak
dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
7/30/2019 096-SIPE-08
13/45
13
H4a Keinovatifan personal berpengaruh terhadap persepsi kegunaan.
H4b Keinovatifan personal berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan.
e. Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Penggunaan SIA.
Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh terhadap
penggunaan sesungguhnya (Davis, 1989; Davis et. al., 1989; Adam et. al., 1992). Persepsi kegunaan
berpengaruh terhadap penggunaan sistem. Namun, kemudahan penggunaan tidak berpengaruh (Starub
et. al. (1995) dan Szajna (1996). Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap persepsi
penggunaan. Namun, persepsi kemudahan penggunaan hanya berpengaruh tidak langsung terhadap
persepsi penggunaan (Igbaria et. al.,1995; Igbaria et. al., 1996). Persepsi kegunaan berpengaruh
langsung terhadap penggunaan sesungguhnya, persepsi kemudahan penggunaan juga berpengaruh
langsung terhadap penggunaan sesungguhnya (Igbaria et. al., 1997). Persepsi kegunaan secara
signifikan berhubungan dengan penggunaan TI. Persepsi kemudahan penggunaan tidak berhubungan
langsung dengan penggunaan TI (Ndubisi et. al., 2005). Persepsi kemudahan penggunaan secara
positif memengaruhi penggunaan TI, Persepsi kegunaan tidak memengaruhi penggunaan TI (Srite et.
al., 2008 dan Wiyono, 2008). Dari hal tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5a Persepsi Kegunaan berpengaruh terhadap penggunaan SIA
H5b Persepsian Kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap penggunaan SIA
3. Metode Penelitian
3.1 Objek, Lokasi , Populasi, dan Pendekatan Penelitian
Objek penelitian adalahBPR di Bali karena peranannya signifikan dalam membantu usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali. Penelitian ini mengamati seluruh populasi BPR (138
BPR) di Bali dengan pertimbangan bahwa hanya di Bali budaya THK secara nyata dan sadar
diterapkan (Arif, 1999 dalam Windia dan Dewi 2007: 25). Subjek penelitian ini adalah profesional di
lingkungan BPR di Baliyang terkait penggunaanSIA, yaitudireksi (direktur utama dan direktur) dan
kepala bagian akuntansi. Dengan demikian, responden penelitian ini menjadi 414 orang.
Penelitian ini membahas hubungan sebab aktbat antara budaya THKdengan variabel ekstemal
TAM(keyahinan-diri atas kompuler dan keinovatifan personal) dan variabel utama TAM(penggunaan
7/30/2019 096-SIPE-08
14/45
14
SIA), serta hubungan sebab akibat antar variabel utama TAM, yaitu persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan panggunaan dengan penggunaan SIA. Dengan demikian, penelitian ini dapat digolongkan
sabagai penelitian kausal komparatif atau penelitian ekplanatori (Indriantoro dan Supomo, 1999: 27).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan alat analisis Structural Equation
Modelling(SEM) yang berbasis variance basedatau component baseddengan Partial Least Square
(PLS) Smart2.0 M3.
3.2 Jenis Data dan Teknik Pengumpulannya
Penelitian ini menggunakan jenis data subjek karena data dikumpulkan menggunakan daftar
pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada subjek penelitian dengan pendekatan atau cara survei.
Daftar pertanyaan/pernyataan dalam penelitian ini disampaikan dan dikumpulkan secara langsung
oleh peneliti dari subjek (responden) penelitian. Dikaitan dengan sumber data, maka penelitian ini
menggunakan data primer, yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara).
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Teknik Pengukurannya
Ditinjau dari dapat tidaknya suatu variabel diamati atau diukur, maka variabel dapat
dikelompokan menjadi dua (Solimun, 2002: 57), yaitu: 1) unobservable atau latent atau construct
variable dan 2) observable variable atau variabel manifest atau indikator. Berdasarkan
pengelompokan variabel tersebut enam variabel penelitian ini merupakan latent variable karena
variabel-variabel ini dibentuk tidak dapat diukur secara langsung melainkan dibentuk melalui
beberapa dimensi yang ditentukan oleh pengelompokan indikator-indikator. Enam variabel tersebut
adalah: a) Budaya THK sebagai variabel bebas eksogen adalah aktualisasi tingkah laku seseorang
dalam aktivitasnya termasuk aktivitas penggunaan SIA karena keputusan yang diambil dipengaruhi
oleh identitas budaya yang merupakan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang dijunjung tinggi bagi
masyarakat di daerah Bali (Dalem, 2007; Windia dan Dewi, 2007: 11, Windia, 2007; Palguna, 2007;
dan Gde Agung, 2009). b) Keyakinan-diri atas kommputer adalah karakteristik individual yang
merefleksikan kepercayaan diri dalam kemampuannya untuk melakukan tugas dalam penggunaan SIA
7/30/2019 096-SIPE-08
15/45
15
(Compeau andHiggins, 1995; dan Compeau et al, 1999). c) Keinovatifan personal adalah suatu ciri
yang mencerminkan seseorang bersedia untuk mencoba sesuatu (TI) yang baru manapun (Agarwal
andKarahana, 2000; ThatcherandPerrewe, 2002; Agarwal andPrasad, 1998 dalam Srite et al, 2008;
dan Thatcer, et al., 2003). d) Persepsi kegunaan merupakan tingkat keyakinan individu bahwa
penggunaan SIA akan meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989 dan Hartono, 2007: 114). e) Persepsi
kemudahan penggunaan adalah keadaan saat mana seseorang yakin bahwa penggunaan SIA
merupakan hal yang mudah dan akan bebas dari usaha penggunanya (Davis, 1989 dan Hartono, 2007:
115). f) Penggunaan SIA merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang berhubungan
dengan SIA atau interaksi antara seseorang dengan SIA (Hartono, 2007: 117).
Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan
dalam bentuk daftar pertanyaan/pernyataan. Budaya THK diukur dengan 3 indikator, yaitu
parahyangan, pawongan, dan palemahan masing-masing masing-masing terdiri atas 8 item.
instrumen ini diadopsi dari Windia dan Dewi (2007: 52), dan Riana (2010) yang dimodifikasi dan
ditambahkan agar sesuai dengan kontek penelitian ini. Sedangkan lima variabel lainnya diukur dengan
indikator-indikator yang dikonstrusi sendiri, antara lain: a) keyakinan-diri atas komputer diukur
dengan 3 indikator, yaitu: kemampuan, dukunan perusahaan, dan fasilitas penjelas masing-masing
masing-masing terdiri atas 3 item; b) keinovatifan personal diukur dengan 3 indikator, yaitu:
penggunaan aplikasi baru, penggunaan cara baru, dan penciptaan desain baru masing-masing masing-
masing terdiri atas 3 tem; c) persepsi kegunaan diukur dengan tiga indikator, yaitu: kinerja,
produktivitas, dan efektivitas masing-masing terdiri atas 4 item; d) persepsi kemudahan penggunaan
diukur dengan 3 indikator, yaitu: pembelajaran, interaksi, dan pengalaman masing-masing terdiri atas
4 item; dan e) penggunaan SIA diukur dengan tiga indikator, yaitu: siklus proses transaksi, pembuatan
anggaran/rencana kerja, dan proses pengendalian intern masing-masing terdiri atas 5 item.
Pertanyaan/pernyataan dalam daftar pertanyaan/pernyataan diukur dengan menggunakan skala Likert
dengan cara meminta responden untuk menyatakan persepsinya dengan memilih salah satu dari
alternatif jawaban berupa lima angka penilaian: (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak
setuju, (1) sangat tidak setuju yang tertera dalam daftar pertanyaan/pernyataan.
7/30/2019 096-SIPE-08
16/45
16
3.4Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum daftar pertanyaan dikirimkan kepada responden, maka daftar pertanyaan
diujicobakan teriebih dahulu kepadaparaprofesional perusahaan. Pengujian instrumen penelitian
dimulai dengan uji validitas dengan kriteria r 0,3 menyatakan instrumen penelitian dianggap valid
(Masrun, 1979 dalam Solimun, 2002: 81 dan Hartono, 2004: 129). Selanjunya, dilakukan uji
reliabilitas instrumen dengan menggunakan alpha Cronbach dengan kriteria 0.6 menyatakan
suatu instrumen dianggap sudah cukup reliabel (Malhotra, 1996 dalam Sohmun. 2002: 81).
3.5 Metode Analisis Data
a. Proses Pengolahan Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan, yaitu: a) memberikan
nomor urut pada daftar pertanyaan yang telah diterima dari responden, b) memeriksa kelengkapan
pengisian daftar pertanyaan yang telah diterima dari responden, c) input data ke komputer
menggunakan programExcell for Window XP, d) melakukan perhitungan statistik deskriptif dengan
program SPSS, dan e) mengolah data dengan programPLS Smart 2.0 M3 dan menganalisisnya.
b. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji menggunakan SEMdengan pendekatan variance basedatau component based
dengan PLS. Penggunaan PLS sebagai metode analisis memerlukan beberapa langkah pemodelan
persamaan struktural, yaitu: 1) Merancang Model Struktural (inner model), 2) Merancang Model
Pengukuran (outer model), 3) Mengonstruksi diagram Jalur, seperti terlihat dalam Gambar 3.1 di
bawah ini, 4) Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan, 5) Estimasi, dan 6) Goodness of Fit
dengan kriteria, seperti terlihat dalam Tabel 3.1 di halaman 17.
Gambar 3.1
Diagram Jalur Antar Variabel
2
1
1
5
4
3
3
X11
X12
X13
X21
1
X22
2
X23
3
X41
7
X42
8
X43
9
Y1
Y2 1
Y3 1
132
4
1
6
5x11
x12
x13
x21
x22 x23
x41x42 x43
y3
y2
y1
5
1
2
13
4
7/30/2019 096-SIPE-08
17/45
17
Keterangan:
= Ksi adalah variabel laten eksogen, yaitu Budaya THK(X1)
= Eta adalah variabel endogen, yaitu 1 = Keyakinan-diri atas komputer (X2), 2 = Keinovativan
personal (X3), 3 = Persepsi kegunaan (X4), 4 = Persepsi kemudahan penggunaan (X5), dan
5
= Penggunaan SIA (Y)
= Gamma (kecil) adalah koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen
= Beta (kecil) adalah koefisien pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen
x = Lamnda (kecil) adalah matrix loading factorvariabel laten eksogen
y= Lamnda (kecil) adalah matrix loading factorvariabel laten endogen
= Delta (kecil) adalah galat pengukuran pada variabel manifest untuk variabel laten eksogen
= Epsilon (kecil) adalah galat pengukuran pada variabel manifest untuk variabel endogen
Tabel 3.1Kriteria Pengujian Model Pengukuran/outer modeldan Pengujian Model Struktural/inner model
(Parameter Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Ketepatan Model, dan Uji Hipotesis)
Keterangan Parameter Kriteria Uji
Pengujian Model Pengukuran ):
1. Uji Validitas:a. Konvergenb. Diskriminan
Faktorloading1) AkarAVEdan korelasi variabel laten2) Cross loading
> 0,5AkarAVE> korelasi variabel latenCross loadingindikator variabelbersangkutan > cross loadingvariabel
laten lainnya
2. Uji Reliabilitas:Reliabilitas konstruk Composite Reliability 0,7
Pengujian Model Struktural:
1. Uji Ketepatan Model:Tingkat variasi variabelindependen terhadap variabel
dependen
Q-square 0 < Q2 < 1
2. Uji Hipotesis:Signifikansi koefisien
parth/inner model
Statistik-t dan t-table Nilai Statistik-t > 1,96 (hipo- tesis two
taliled) atau > 1,65 (hipotesis onetailed) dengan confidence coefficient
95% atau level of significance () 5%
4. Hasil dan Pembahasan
Pengujian validitas menunjukkan bahwa semua instrumen yang digunakan adalah valid
karena r 0,3. Demikian halnya, instrumen (keseluruhan indikator) dianggap sudah cukup reliabel
karena pengujian reliabilitas data menunjukkan angka di atas 0,60 ( 0.6). Selanjutnya dilakukan
7/30/2019 096-SIPE-08
18/45
18
evaluasi outermodeldan innermodelberdasarkan SEMdengan pendekatanPLS Smart2.0 M3. Hasil
eksekusiPLS Smart2.0 M3 dari data yang terkumpul dapat dilihat pada Gambar 4.1 di halaman 18.
Evaluasi outer model berdasarkan outer loadinguntuk indikator reflektif dari penelilian ini
telah memenuhi convergent validity karena lidak ada nilai loading < 0,5 dan nilai t-statistik lebilh
besar dari 1,96. Evaluasi outer model barasarkan cross loding menunjukkan bahwa variabel laten
telah memenuhi discriminant validity karena nilai cross loading setiap indikator pada variabel
bersangkutan terbesar dibandingkan dengan crossloadingvariabel lalen lainnya. Demikian halnya,
Gambar 4.1 Model Persamaan Setruktural Penelitian
Sumber: Lampiran 2 Hasil eksekusi/analisisPLS(output PLS)
evaluasi berdasarkan perbandingan nilai akarAVEsetiap variabel laten dengan korelasi antar variabel
laten lainnya mengindikasikan bahwa model telah mempunyai discriminant validity yang cukup
karena akarAVEvariabel laten lebih besar dari korelasi seluruh variabel laten lainnya. Evaluasi ouler
modelberdasarkan composite reliability menunjukkan bahwa variabel laten penelitian telah reliabel,
yaitu composite reliability > 0,70.
Evaluasi inner model menunjukkan bahwa model cukup baik, yaitu mampu menjelaskan
fenomena variabel penggunaan SIA sebesar 86,91%. Sedangkan sisanya 13,09% dijelaskan oleh
variabel lain yang belum masuk ke dalam model dan eror. Selanjutnya pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa sembilan jalur langsung yang menggambarkan hipotesis dinyatakan signifikan
7/30/2019 096-SIPE-08
19/45
19
dan satu jalur tidak langsung yang menggambarkan hipotesis dinyatakan signifikan. Hasil perhitungan
jalur secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1 di halaman 19.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh budaya THK terhadap
keyakinan-diri atas komputer adalah signifikan. Ini berarti bahwa budaya THK memengaruhi
keyakinan-diri atas komputer. Hasil ini mengindikasikan bahwa budaya THKberperan sebagai kunci
yang dapat menumbuhkan keyakinan-diri alas komputer, karena dengan menghayati dan
mengamalkan nilal-nilai budaya THK akan semakin meningkatkan keyakinan-diri atas komputer
dalam aktivitas penggunaan SIA. Temuan ini mendukung penelitian Srile et. al. (2008). Namun ada
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Hipolesis dan Pengujian Tambahan
Hipo-
tesisVariabel Bebas
(independen)
Variabel
Tergantung
(dependen)
Variabel Antara
(mediasi)Pengaruh
Koefisien
Jalur
(Statistik-T)
Keputusan:
Diterima atau
Ditolak
H1a Budaya THK Keyakinan-diri ataskomputer
- Langsung 0,415221(9,058774)
Diterima
H1b Budaya THK Keinovatifan
personal
- Langsung 0,332049
(7,216938)
Diterima
H1c Budaya THK Penggunaan SIA - Langsung 0,173635
(3,343689)
Diterima
H2 Budaya THK Penggunaan SIA -Keyakinan-diri ataskomputer
-Keinovatifan personal
-Persepsi kegunaan-Persepsi kemudahanpenggunaan
Langsung +TidakLangsung
(pengaruhtotal)
0,343395(7,130873)
Diterima
H3a Keyakinan-diri ataskomputer
Persepsi kegunaan - Langsung 0,445018(8,203219)
Diterima
H3b Keyakinan-diri ataskomputer
Persepsi kemudahanpenggunaan
- Langsung 0,346149(6,999197)
Diterima
H4a Keinovatifan personal Persepsi kegunaan - Langsung 0,324753(6,038883)
Diterima
H4b Keinovatifan personal Persepsi kemudahan
penggunaan
- Langsung 0,409476
(7,965439)
Diterima
H5a Persepsi kegunaan Penggunaan SIA - Langsung 0,346557
(6,349930)
Diterima
H5b Persepsi kemudahanpenggunaan
Penggunaan SIA - Langsung 0,244381(4,323773)
Diterima
Sumber: Lampiran 2 Hasil eksekusi/analisisPLS(output PLS)
sedikit perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Srite et. al. (2008), yaitu penelitian ini
menggunakan variabel budaya THKyang merupakan budaya lokal masyarakat Bali yang mencakup
dimensi yang lebih luas (sumber daya ilahi/parahyangan, sumber daya manusia/pawongan, dan
sumber daya alam/palemahan, sedangkan penelilian Srite et. al. (2008) menggunakan variabel budaya
Hofstede (1980) yang menekankan sumberdaya manusia sebagai dasar kajiannya. Perbedaan inilah
7/30/2019 096-SIPE-08
20/45
20
yang merupakan hal baru atau hal yang spesifik dalam penelitian ini. Hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa pengelola BPR di Bali telah mengimplementasikan budaya THKdan keyakinan-
diri atas komputer dengan baik dalam melaksanakan akiivitas penggunaan SIA.
Tabel 4.1 di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh budaya THK
terhadap keinovatifan personal adalah signifikan, Ini berarti bahwa budaya THK memengaruhi
keinovatifan personal. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya THK berperan sebagai kunci yang
dapat membangkitkan keinovatifan personal, karena dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
budaya THKakan semakin meningkatkan rasa keinovatifan personal dalam aktivitas penggunaan SIA.
Temuan ini mendukung hasil penelitian Srite et. al. (2008). Hasil analisis deskriptif menunjukkan
bahwa budaya THK dan keinovatifanpersonal telah dipersepsikan baik oleh pengelola BPR di
Provinsi Bali. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola BPR di Bali merasa yakin bahwa dengan
penggunaan aplikasi baru, penggunaan cara baru, dan penciptaan desain baru mereka akan mampu
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai harapan.
Hasil pengujian hipotesis dalam Tabel 4.1 menunjukkanbahwa nilai koefisien jalur pengaruh
budaya THK terhadap penggunaan SlA adalah signifikan. Ini berarti bahwa budaya THK
memengaruhi penggunaan SlA. Hasil ini mengindikasikan bahwa budaya THK berperan sebagai
kunci yang dapat memberikan keyakinan kepada para pengelola BPR bahwa penggunaan SIA dalam
melaksanakan tugas-tugasnya akan memberikan manfaat untuk pembuatan keputusan. Temuan ini
mendukung visi pembangunan Provinsi Bali tahun 2006-2026, yakni: Bali Dwipa Jaya, Adil dan
Demokratis, serta Aman dan Bersatu, dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berlandaskan Tri HitaKarana
yang pada hahekatnya memaparkan bahwa tradisi masyarakat Hindu
di Bali baik secara individu maupun kelompok organisasi dalam kehidupan sehari-hari
mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, keselarasan, dan keseimbangan yang tercermin dalam
tiga dimensi, yaitu parahyangan, pawongan. dan palemahan (Windia dan Dewi, 2007: 23). Hasil
analisis deskriptif menunjukkan bahwa pengelola BPR di Bali telah mengimplementasikan budaya
THK dengan baik dalam aktivitas penggunaan SIA. Demikian halnya, penggunaan SIA juga telah
dipersepsikan baik.
7/30/2019 096-SIPE-08
21/45
21
Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa budaya THK memengaruhi
penggunaan SIA dimediasi oleh keyakinan-diri alas komputer, kemovatifan personal, persepsi
kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan. Koefisien jalur pangaruh total budaya THKterhadap
penggunaan SIA melalui keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan personal, persepsi kegunaan, dan
persepsi kemudahan penggunaan mengindikasikan bahwa pengaruh tak langsungnya (0,169760)
memperkuat pengaruh langsungnya (0,173635). Hal ini bermakna bahwa keyakinan-diri atas
komputer, keinovatifan personal, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan SIA
merupakan variabel antara yang menguatkan pengaruh budaya THKterhadap penggunaan SIA.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh keyakinan-diri atas
komputer terhadap persepsi kegunaan adalah signifikan. Ini berarti bahwa kayakinan-diri atas
komputer memengaruhi persepsi kegunaan. Koefisien jalur menunjukkan arah yang posrtif.Ini berarti
bahwa terdapat hubungan yang searah antara keyakinan-diri atas komputer dengan persepsi kegunaan,
yaitu semakin tinggi kepercayaan terhadap keyakinan-diri atas kompuler semakin tinggi pula persepsi
kegunaan yang ditumbuhkan. Hasil ini mengindikasikan bahwa keyakinan-diri atas komputer
berperan sebagai kunci yang dapat menumbuhkan persepsi kegunaan, karena dengan memiliki
kemampuan untuk menggunakan komputer maka kegunaan SIA akan dapat dirasakan dalam aktivitas
penggunaan SIA. Temuan ini mendukung hasil penelitian Hong et. al. (2002), Thompson et. al.
(2006) pada test periode 1, Hassan (2007), dan Srite et el. (2006). Namun temuan ini berlawanan
dengan temuan Thompson et. al. (2006) pada test periode 2 dan temuan Wang el. al. (2008). Hasil
analisis deskriptif menunjukkan bahwa keyakinan-diri alas komputer dan persepsi kegunaan telah
dipersepsikan baik oleh pengelola BPR di Bali.
Hasil pengujian hipotesis dalam Tabel 4.1 menunjukhan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh
keyakinan-diri atas komputar terhadap persepsi kemudahan penggunaan adalah signifikan. Ini berarti
bahwa kayakinan-diri atas komputer memengaruhi persepsi kemudahan penggunaan. Koefisien jalur
menunjukhan arah yang positif. Iniberarti bahwa terdapat hubungan yang searah antara keyakinan-
diri atas komputer dengan persepsi kemudahan penggunaan, yaitu semakin tinggi kepercayaan
terhadap keyakinan-diri atas komputar semakin tinggi pula persepsi kemudahan penggunaan yang
ditumbuhkan. Hasil ini mengindikasikan bahwa keyakinan-diri atas komputer berperan sebagai kunci
7/30/2019 096-SIPE-08
22/45
22
yang dapat menumbuhkan persepsi kemudahan penggunaan, karena dengan memiliki kemampuan
untuk menggunakan komputer maka penggunaan SIA akan menjadi mudah. Temuan ini mendukung
hasil penelitian Hong et. al. (2002), Lewis et. at. (2003), Darsono (2005), Thompson et. al. (2006),
Hassan (2007), dan Srite et. al. (2008). Hasil analisis deskriptif menunjukkan babwa persepsi
kemudahan penggunaan telah dipersepsikan baik oleh pengelola BPR di Provinsi Bali. Hal ini
didukung oleh status pendidikannya sebagian besar berada pada jenjang pendidikan formal dan
frequensi pendidikan informal yang tinggi sebagai hasil proses pembelajaran, serta pengalaman baik
pengalaman kerja pada perusahaan dan pengalaman kerja yang berhubungan dengan penggunaan SIA
memungkinkan para pengelola BPR di Bali memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai
tentang SIA, sehingga mereka merasa yakin akan mudah untuk menggunakan SIA dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh keinovatifan personal terhadap
persepsi kagunaan adalah signifikan. Ini berarti bahwa keinovatifan personal memengaruhi persepsi
kegunaan. Hasil ini rnengindikasikan bahwa keinovatifan personal berperan sebagai kunci yang dapat
memicu meningkatnya persepsi kegunaan, karena dengan berinovasi dalam menggunakan SIA maka
kegunaan SIA akan dapat dirasakan. Temuan ini sesuai dengan temuan Lewis et. al. (2003), Mao et.
al. (2005), Wang et. al.. (2008), dan Srite et. al. (2008), yaitu bahwa keinovatifan personal
berpengaruh langsung terhadap persepsi kegunaan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
keinovatifan personal dan persepsi kegunaan telah dipersepsikan baik oleh pengelola BPR di Bali.
Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh keinovatifan personal
terhadap persepsi kemudahan penggunaan adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa keinovatifan
memengaruhi persepsi kemudahan penggunaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa keinovatifan
personal berperan sebagai kunci yang dapat menumbuhkan persepsi kemudahan penggunaan, karena
dengan berinovasi dalam penggunaan SIA maka penggunaan SIA akan menjadi hal yang mudah.
Temuan ini konsisten dengan temuan Lewis et. al. (2003), Mao et. al. (2005), Wang et. al. (2008),
Thompson et. al. (2006) pada test periode 1, dan Srite et. al. (2008). Namun sebaliknya temuan
Thompson et. al. (2006) pada test periode 2 hasilnya berlawanan, yaitu keinovatifan personal tidak
berpengaruh terhadap kemudahan penggunaan TI. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
7/30/2019 096-SIPE-08
23/45
23
persepsi kemudahan penggunaan dan keinovatifan personal telah dipersepsikan baik oleh pengelola
BPR di Bali.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh persepsi kegunaan terhadap
penggunaan SIA adalah signifikan. Ini berarti bahwa persepsi kegunaan memengaruhi penggunaan
SIA. Hasil ini mengindikasikan bahwa persepsi kegunaan berperan sebagai kunci yang dapat
meningkatkan keyakinan seseorang bahwa SIA berguna dalam aktivitas bisnisnya, sehingga mereka
akan menggunakan SIA tersebut. Temuan ini sesuai dengan temuan Davis (1989), Davis et. al.
(1989),Szajna(1996), Igbaria et. al. (1997), dan Ndubisi et. al. (2005). Namun Srite et. al. (2008) dan
penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Wiyono (2008) menemukan bahwa persepsi kegunaan
tidak memengaruhi penggunaan TI. Walaupun demikian, temuan Davis (1989), dan Ndubisi et. al.
(2005) manegaskan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh terhadap penggunaan sesungguhnya, yang
menunjukkan pengaruh lebih kuat dibandingkan dengan konstruk manapun. Analisis deskriptif
menunjukkan bahwa pengelola BPR di Bali telah mempersepsikan secara baik parsepsikegunaan dan
penggunaan SIA.
Hasil pengujian hipotesis dalam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
persepsi kemudahan penggunaanSIA terhadap penggunaan SIA signifikan. Ini menunjukkan bahwa
persepsi kemudahan penggunaan SIA memengaruhi penggunaan SIA. Hasil ini mengindikasikan
bahwa persepsi kemudahan penggunaan SIA berperan sebagai kunci yang dapat meningkatkan
keyakinan seseorang bahwaSIA mudah untuk digunakan, sehingga mereka akan menggunakan SIA
tersebut. Temuan ini mendukung temuan Davis (1989), Davis et. al. (1989), Szajna (1996), Igbaria et.
al. (1997), Venkatesh et.al. (2003), Ndubisi et. al. (2005), Wang et. al. (2008), dan Srite et. al. (2008)
yang menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan SIA memengaruhi secara langsung
penggunaan sesungguhnya. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa pengelola BPR di Bali telah
mempersepsikan secara baik persepsi kemudahan penggunaan dan penggunaan SIA.
5. Simpulan, Keterbatasan dan Saran
5.1 Simpulan
7/30/2019 096-SIPE-08
24/45
24
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulan, yaitu: 1) Budaya THK
memengaruhi keyakinan-diri atas komputer. Bukti empirik ini konsisten dengan hasil penelitian Srite
et. al. (2008). 2) Budaya THK memengaruhi keinovatifan personal. Bukti empirik ini konsisten
dengan hasil penelitian Srite et. al. (2008). 3) Budaya THK memengaruhi penggunaan SIA. Bukti
empirik ni mendukung visi pembangunan Provinsi Bali tahun 2006-2026, yakni: "Bali Dwipa Jaya,
Adil dan Demokratis, serta Aman dan Bersatu, dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berlandaskan Tri Hita Karana. 4) Budaya THK memengamhi penggunaan SIA dimediasi oleh
keyakinan-diri atas computer, keinovatifan personal, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan
penggunaan. 5) Keyakinan-diri atas komputer berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan. Bukti
empirik ini konsisten dengan penelitian Hong et. al. (2002), Thompson et. al. (2006) pada test periode
1. Hassan (2007), dan Srite et. al. (2008). 6) Keyakinan-diri atas komputer berpengaruh positif
terhadap kemudahan penggunaan SIA. Bukti empirik ini konsisten dengan penelitian Hong et. al.
(2002), Lewis et.al. (2003), Darsono (2005), Thompson et. al. (2006), Hassan (2007), dan Srite et. al.
(2008). 7) Keinovatifan personal memengaruhi persepsi kegunaan. Bukti empirik ini mendukung
penemuanLewis et.al. (2003). Maoet. al.(2005), Wang et. al. (2008), dan Srite et. al. (2008). 8)
Keinovatifan personal memengaruhi kemudahan penggunaan. Bukti empink ini konsisten dengan
temuan Lewis et.al. (2003). Mao et. al. (2005), Thompson et al. (2006) pada test periode 1, Wang et.
al. (2006), dan Srite et. al. (2008). 9) Persepsi kegunaan memengaruhi penggunaan SIA. Bukti
empirik ini mendukung penemuan Davis (1989), Davis et. al. (1989), Szajna (1996), Igbaria et.al.
(1997), dan Ndubisi et. al. (2005). 10) Persepsi kemudahan penggunaan memengaruhi penggunaan
SIA. Bukti empirik ini konsisten dengan penemuan Davis (1989), Daviset.al. (1989), Szajna (1996),
Igbaria et, al, (1997). Ndubisi et. al. (2005). Wang et. al. (2008), dan Srite et.al. (2008).
5.2 Keterbatasan dan Saran
Saran yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk mengembangkan SIA bagi peneliti
dalam bidang SIA maupun bagi BPR di Bali, yaltu: 1) Penelitian ini meneliti budaya THKbersifat
unik dan universal pada BPR di Provinsi Bali karena sesungguhnya filosofi THKada pada semua
ajaran agama didunia. Berdasarkan hal ini maka penelitian yang akan datang dapat melakukan hal
7/30/2019 096-SIPE-08
25/45
25
yang serupa dengan mengambil objek yang berbeda dengan ruang lingkup lebih luasbaik nasional
maupun intenasional. 2) Penelitian ini tidak melakukan pemisahan kelompok BPR berdasarkan ling-
kup operasionalnya, yaitu lingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, dan tingkat provinsi.
Berdasarkan hal tersebut penelitian yang akan datang dapat memisahkan BPR sesuai dengan lingkup
operasionalnya, sehingga memperoleh hasil yang lebih spesifik unkuk masing-masing kelompok
BPR. 3) Penelitian yang akan datang perlu mengeksploitasi secara lebih mendalam pengaruh nilai-
nilai budaya THK dalam kaitannya dengan penggunaan SIA. Hal ini dimaksudkan untuk menguji
kembali temuan empirik penelitian yang mengintenalisasi budaya nasional (budaya THK) dalam
budaya organisasi yang memengaruhi secara langsung penggunaan SIA. 4) Temuan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa, budaya THK mempunyai peranan penting di dalam aktivitas penggunaan
SIA, menumbuhkan keyakinan-diri atas homputer, dan meningkatkan keinovatifan personal.
Berdasarkan temuan ini manajemen BPR semestinya mengembangkan suatu pola penghayatan dan
implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya THKyang dapat meningkatkan kepercayaan
atas nilai-nilai budaya THK tersebut. 5) Hasil penelitian menunjukkan bahwa keyakinan-diri atas
komputer berperan penting dalam menumbuhkan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
penggunaan. Oleh karena itu, manajemen BPR di Provinsi Bali perlu meningkatkan keyakinan-diri
atas komputer melalui peningkatan kemampuan di bidang SIA, memberi dukungan dalam
pengembangan SIA, dan penyediaan fasilitas penjelas tentang SIA sehingga pengguna SIA
mempunyai keyakinan bahwa SIA bermanfaat dan mudah digunakan dalam operasionai BPR.
Demikian halnya, BPR di Provinsi Bali perlu menumbuhkan keinovatifan personal melalui
penggunaan aplikasi baru, penggunaan cara baru, dan penciptaan desain baru sehingga pengguna SIA
merasa bahwa SIA bannanfaat dan mudah untuk digunakan dalam operasional BPR. 6) Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kegunaan SIA dan persepsi kemudahan penggunaan SIA
berperan penting dalam meningkatkan motivasi pengguna untuk menggunakan SIA. Oleh karena itu,
manajemen BPR di Bali perlu berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan agar persepsi kegunaan
dan persepsi kemudahan penggunaan dapat ditingkatkan sehingga pengguna SIA merasa yakin bahwa
SIA bermanfaat dan mudah untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. 7) Penelitian ini juga
menunjukkan pentingnya peran keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan personal, persepsi
7/30/2019 096-SIPE-08
26/45
26
kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan yang memediasi pengaruh budaya THK terhadap
penggunaan SIA sebagai ekspresi kesuksesan SIA. Berdasarkan temuan ini manajemen BPR di Bali
harus berusaha melakukan tindakan-tindakan yang dapat membangkitkan keyakinan-diri atas
komputer, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya berinovasi, menumbuhkan kepercayaan bahwa
SIA bermanfaat, dan menumbuhkan kepercayaan bahwa SIA mudah untuk digunakan dalam
penyelesaian tugas-tugas sesuai harapan.
7/30/2019 096-SIPE-08
27/45
27
REFERENSI
Adam, Dennis A.; Nelson, R. Ryan; and Todd, Peter A. 1992. Perceived Usefulness, Ease of Use, andUsage of Information Technology: A Replication,MIS Quarterly, Vol. 16, No. 2, June, p. 227-247.
Agarwal, Ritu and Karahanna, Elena. 2000. Time Flies When Youare Having Fun: CognitiveAbsorption and Beliefs about Information Technology Usage,MIS Quarterly, Vol.24, No. 4,December, p. 665-694.
Agung, Anak Agung Gde. 2009. Bawa Tri Hita Karana Go World,Bali Post, Minggu Pon, 5 April2009.
Ahuja, Manju K. and Thatcher, Jason Bennett. 2005. Moving Beyond Intentions and Toward the
Theory of Trying: Effects of Work, MIS Quarterly, Vol. 29, No. 3, September, p. 427-459.Ashrama, B. dan Seekings, Karen. 2001.Buku Panduan/Hand Book Tri Hita Karana Tourism Awards
2001, Bali Travel News, Denpasar.Babbie, Earl. 1983. The Practice of Social Research, Third Edition, Wadsworth Publishing Company,
California.Bodnar, G.H. and Hopwood, W.S. 1990.Accounting Information Systems, Fourth Edition, Allyn
Bacon, Boston.
Bodnar, G.H. dan Hopwood, W.S. 2006.Accounting Information Systems, 9nd
. Saputra, JuliantoAgung dan Setiawati, Lilis. (penerjemah). Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Andi,
Yogyakarta.Budiartha, I Ketut. 2006.Pengaruh Kemampuan terhadap Partisipasi dan Penerimaan Sistem serta
Kepuasan Pengguna Sistem Informasi pada Hotel Berbintang di Provinsi Bali, Disertasi,
Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya.Burch, John and Garry. 1991.Information System: Theory and Practice, 5th Ed., Willey & Sons.
Chandrarin, Grahita dan Nur Indriantoro. 1997. Hubungan antara Partisipasi dengan KepuasanPemakai dalam Pengembangan Sistem Berbasis Komputer: Suatu Tinjauan Dua FaktorKontijensi,Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 12 No. 2, hal. 15-34.
Choe, Jong-Min. 1996. The Relationship Among Performance of Accounting Information System,Influence Factors, and Evolution Level of Information Systems,Journal of ManagementInformation Systems, Spring, Vol. 12, No. 4, pp 215-239.
Chueke, R. andAmstrong, R. 2000. The Learning Oganization in Small and Medium-sizedEnterprises. A Destination or a journey?,International Journal of Entrepreneurial Behavioral &Research, Vol. 4, No. 2, pp 129-140.
Compeau, Deborah R. and Higgins, Christopher A. 1995. Computer Self-Efficacy: Development of a
Measure and Initial Test,MIS Quarterly, Vol. 19, No. 2, June, p. 189-211
Compeau, Deborah R.; Higgins, Christopher A.; and Huf, Sid. 1999. Social Cognitive Theory and
Individual Reactions to Computing Technology: a Longitudinal Study,MIS Quarterly, Vol. 23,No. 2, June, p. 145-158
Dalem, A.A.G. R. 2007. Implementasi Tri HitaKarana dalam bidang Pariwisata MenujuPembangunan Berkelanjutan,Jurnal lingkungan Hidup Bumi Lestari PPLH-UNUD Denpasar,Vol. 7, No. 1, hal. 78-84.
Darsono, Li. 2005. Examining Information Technology Acceptance by Individual Professionals,Gajah Mada International Journal of Business, Vol. 7, No. 2, p. 155-178.
Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information
System Technology,MIS Quarterly, Vol.13, No.3, p. 319-340.
7/30/2019 096-SIPE-08
28/45
28
Davis, Fred D.; Bagozzi, Richard P.; and Warshaw, Paul R. 1989. User Acceptance of ComputerTechnology: A Comparison of Two Theoretical Models,Management Science, Vol. 35, No. 8,Agustus, p. 982- 1003.
DeLone, W.H. and E.R. Mc Lean. 1992. Information System Success: The Quest for the Dependent
VariableInfomation System Research 3 (Marach).
Doney, Patricia M.; Cannon, Joseph P.; and Mulen, Michael R. 1998. Understanding the Influence ofNational Culture on the Development of Trust, The Academy of Management Review, Vol. 23,
No. 3, July, p. 601-620.Gefen, David and Straub, Detmar W. 1997. Gender differences in the perception and use of E-mail:
An extension to the Technology Acceptance Model,MIS Quarterly; Vol. 21, No. 4, December,p. 389-400.
Halim, Abdul. 1994.Bunga rampai Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.Handayani, Rini. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat untuk menggunakan Sistem
Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur diBursa Efek Jakarta),Materi SNA X Unhas Makasar, 2628 Juli 2007.
Hartono, Jogiyanto. 1994. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer: Konsep Dasar dan
Komponen, Buku 1, BPFE, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2004.Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 2004/2005, BPFE, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keprilakuan, Penerbit Andi, Yogyakarta.Hartono, Jogiyanto dan Abdillah, Willy. 2009.Konsep & Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk
Penelitian Empiris, BPFE, Yogyakarta.Hasan, Bassam. 2006. Effectiveness of Computer Training: The Role of Multilevel Keyakinan-diri
atas komputer,Journal of Organization and End User Computing, Vol. 18, No. 1, p. 50-68.Hasan, Bassam. 2007. Examining the Effect of Computer Self-Efficacy and System Complexity on
Technology Acceptance,Information Resources Management Journal, Vol. 20, Issue 3, p. 76-88.
Hofstede, Geert. 1991. Culture and Organizations: Software of the Mind, McGraw-Hill International(UK) Limited, London.
Hong, Weiyin; Thong, James YL; Wong, Wai-Man; and Tam, Kar-Yam. 2002. Determinants of UserAcceptance of Digital Libraries: An Empirical examination of Differences and SystemCharateristics,Journal of Management Information Systems, Vol. 18, No. 3, Winter, p. 97-124.
Igbaria, Magid; Guimaraes, Tor; and Davis Gordon B. 1995. Testing the Determinants ofMicrocomputer Usage via a Structural Equation Model, Journal of Management InformationSystems, Spring 1995, Vol. 11, No. 4, p. 87-114.
Igbaria, Magid; Parasuraman, Saroj; and Baroudi, Jack J. 1996. A motivational model ofmicrocomputer usage,Journal of Management Information Systems; Vol. 13, No. 1, Summer, p.127-143.
Igbaria, Magid; Zinatelli, Nancy; Cregg, Paul; and Cavaye, Angele L.M. 1997. Personal ComputingAcceptance Factors in Small Firms: A Structural Equation Model,MIS Quarterly, September,
Vol. 21, No. 3, p. 279-302.
Iivary, Juhani. 2005. An Empirical Test of The DeLone-McLean Model of Information SystemSuccess,Database for Advance in Information System, Spring 2005, Volume 36. No. 2, p. 8-27.
Indriantoro, Nur dan Supomo Bambang. 1999.Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi danManajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Kaler, G.K. 1983.Butir-butir Tercecer Tentang Adat Bali Vol II (Scattered Thoughts on BalineseCustom Vol II), Bali Agung, Denpasar.
Koentjaraningrat. 2008.Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Kotter, J.P. and Heskett, J.L., 2002. Corporate Culture and Performance, Free Press, New York.Kusuma, IB. 2000, THK dalam Kehidupan Masyarakat Bali, Makalah disampaikan dalam seminar
THK tahun 2000, Pusaka, Denpasar.
Lewis, William; Agarwal, Ritu; and Sambamurthy, V. 2003. Soursces of Influence on Beliefs about
Information Technology Use: An Empirical Study of Knowledge Workers,MIS Quarterly, Vol.27, No. 4, December, p. 657-678.
7/30/2019 096-SIPE-08
29/45
29
Lippert, Susan K. and Volkmar, John A. 2007. Cultural Effects on Technology Performance andUtilization: a Comparison of U.S. and Canadian Users,Journal of Global InformationManagement, Vol. 15, No. 2, April-June, p. 56-90.
Mao, En; Srite, Mark; Thatcher, Jason Bennet; andYaprak, Onur. 2005. A Research Model forMobile Phone Service Behaviors: Empirical Validation in the U.S. and Turkey,Journal ofGlobal Information Technology Management, Vol. 8, No. 4, p. 7-28.
McCoy, Scott; Galletta, Dennis F.; and King, William R. 2007. Applying TAM Across, Culture: TheNeed for Cauton,European Journal of Information Systems, Vol. 16, p. 8190
McGill, Tanya; Hobbs, Valerie; and Klobas, Jane. 2003. User-Developed Aplications and InformationSystems Success: A Test of DeLone and McLeans Model,InformationResources ManagementJournal, January-March, Vol. 16, No. 1, p. 24-45.
McLeod, Raymond. 1996.Management Information System, Simon & Schuster (Asia) Pte, LTd.Ndubisi, Nelson Oly; Gupta, Omprakash K.; and Ndubisi, Gibson C. 2005. The Moguls' Model of
Computing: Integrating the Moderating Impact of Users' Persona into the TechnologyAcceptance Model,Journal of Global Information Technology Management, Vol. 8, No. 1, p.27-47.
Nugroho, Mahendra Adhi. 2008. Kesuksesan Katalog Elektronik Perpustakaan Akademik: Pengaruh
Ketakutan Komputer Pemakai dan Kualitas Pelayanan Pustakawan dengan Kualitas SistemInformasi sebagai Variabel Kendali,Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Mei, hal. 186-211.
Palguna, A.A.B. 2007. Budaya Tri Hita Karana dan Trikaya Parisudha, Wahana, Edisi No. 59 Th.XXIII Nopember 2007, Hal. 14-17.
Perbarindo Bali. 2007.Buku Petunjuk Rapat Kerja Daerah Perbarindo Bali, Singaraja, 14 Desember2007.
Pitana, IG. 1994.Desa Pekraman dalam arus Moderenisasi, In G. Pitana (Ed.): Dinamika
Masyarakat dan Kebudayaan Bali (The Dynamic of Balinese Culture and Society), Denpasar:Bali Post Press) pp.137-169.
Poniman, F.; Nugroho, I.; dan Azzaini, J. 2008.Kubik Leadership, Solusi Esensial Meraih Sukses danHidup Mulia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pragatha, R., 1995. Memperkuat Budaya Perusahaan,Majalah Manajemen dan Usahawan No. 4
Tahun XXIV, April, Jakarta.Putra, IGM. 2000. THK dalam Arsitektur Bali, dalam kumpulan makalah Konsep dan Implementasi
THK dalam Pembangunan Bali Menyongsong Pelaksanaan Otonomi Daerah, Pusat Kajian Bali.Radityo, Dody dan Zulaikha. 2007. Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus),Materi SNA X Unhas Makasar, 2628Juli 2007.
Restuningdiah, Nurika. 2006.Pengaruh Partisipasi terhadap Kepuasan Pemakai Sistem Informasipada Perusahaan yang Mengembangkan Sistem Informasi yang Berbasis Komputer, Disertasi,Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
Riana, I Gede. 2010.Dampak Penerapan Budaya Tri Hita Karana terhadap OrientasiKewirausahaan dan Orientasi Pasar serta Konsekuensinya terhadap Kinerja Usaha (Studi padaIKM Kerajinan Perak di Bali), Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
Schein, Edgar, H. 2004. Organizational Culture and Leadership, John Wiley and Sons, IncSetianingsih, Sunarti dan Nur Indriantoro. 1998. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan
Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalamPengembangan Sistem Informasi,JRAI, Juli 1998,hal. 192-207.
Solimun. 2002.Multivariate Analysis Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel dan Amos(Aplikasi di Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Psikologi, Sosial, Kedokteran danAgrokompleks), Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang.
Solimun. 2010.Pemodelan Persamaan Struktural Pendekatan PLS (Dilengkapi PembahasanVariabel Moderator), Program Studi Statistika FMIPA, Program Doktor Ilmu Manajemen FEUniversitas Brawijaya Malang.
Srite, Mark; Thacher, Jason Bennett; and Galy, Edith. 2008. Does Within-Culture Variation Matter?,An Empirical Study of Computer Usage,Journal of Global Information Management, Vol. 16,Issue 1, p. 1-25.
7/30/2019 096-SIPE-08
30/45
30
Straub, Detmar; Limayem, Moez; and Karahanna-Evaristo, Elena. 1995. Measuring System Usage:Implications for IS Theory Testing,Management Science, Vol. 41, No. 8, Agustus, p. 1328-1342.
Surpha, W. 1991.Eksistensi Desa Adat di Bali (The Existence of Desa Adat in Bali), Upada Sastra,Denpasar.
Susanto, A.B.; Sujanto, F.X.; Wijanarko, Himawan; Susanto, Patricia; Mertosona, Suwahjuhadi; danIsmangil, Wagiono. 2008.A Strategic Management Approach Corporate Culture &Organization Culture, The Jakarta Consulting Group, Jakarta.
Szajna, Bernadette. 1996. Emperical Evaluation of the Revised Technology Acceptance Model,Management Science, Vol. 42, No. 1, January, p. 85-92.
Thatcher, Jason Bennett; Srite, Mark; Stepina, Lee P.; and Liu, Yongmei. 2003. Culture, Overloadand Personal Innovativeness with Information Technology: Extending the Nomological Net, TheJournal of Computer Information Systems, Vol. 44, No. 1, Fall, ProQuest Computing, p. 74-81.
Thatcher, Jason Bennett and Perrewe, Pamela L. 2002. An Empirical Examination of Individual Traitsas Antecendents to Computer Anxeity and Computer Self-Efficacy,MIS Quarterly; Vol. 26, No.4, December, p. 381-396.
Thompson, Ronald L.; Higgins, Christopher A.; and Howell, Jane M. 1991, Personal Computing:Toward a Conceptual Model of Utilization,MIS Quarterly, March, Vol.15, No.1, p.125-143.
Thompson, Ron; Compeau, Deborah; and Higgins, Chris. 2006. Intentions to Use InformationTechnologies: An Integrative Model,Journal of Organizational and End User Computing, Vol.
18, No. 3, p. 25-46.Venkatesh, V.; Morris, M.G.; Davis, G.B.; and Davis, F.D. 2003, User Acceptance of Information
Technology: Toward a Unified View,MIS Querterly, Vol.27, No.3, September, p. 425-478.Wang, Wei; Hsieh, J.J. Po-An; Butler, John E.; and Hsu, Sheng-Hsun. 2008. Innovate with Complex
Information Technologies: A Theoretical Model and Empirical Examination, The Journal of
Computer Information Systems; Fall, Vol. 49, No. 1, ProQuest Computing, p. 27-36.Wiana, I Ketut. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu, Paramita Surabaya, Surabaya.
Wilkinson, Joseph W.; Cerullo, Michael J.; Raval, Vasant; and Wong-On-Wong, Bernard. 2000.Accounting Information Systems (Essential Concepts and Ap.lications), Fourth Edition, JohnWiley and Sons, Inc., New York.
Windia, Wayan. 2007. Analisis Bisnis yang Berlandaskan Tri Hita Karana (Sebuah KasusPelaksanaan/Penjabaran PIP Kebudayaan UNUD), Wahana, Edisi No. 57 Th. XXIII Mei 2007,
Hal 4-6.Windia, Wayan dan Dewi, Ratna Komala. 2007.Analisis Bisnis yang Berlandaskan Tri Hita Karana,
Penerbit Universitas Udayana, Denpasar.Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. Structural Equation Modeling, Belajar lebih Mudah
Teknik Analisis Data Kuesioner dengan LisrelPLS, Buku Aplikasi Statistik Seri 2, Penerbit
Salemba Infotek, Jakarta.Yi, Mun Y.; Fiedler, Kirk D.; and Park, Jae S. 2006. Understanding the Role of Individual
Innovativeness in the Acceptance of IT-Based Innovations: Comparative Analysis of Models andMeasures,Decision Sciences, August, Vol. 37, No. 3, p. 393-426.
7/30/2019 096-SIPE-08
31/45
31
Lampiran 1: Daftar Pertanyaan atau Pernyataan
Hal: Permohonan Menjadi Responden Denpasar, 9 Nopember 2010.
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu Direksi/Kepala
Bagian Akuntansi PT BPR
Di
Tempat.
Dengan hormat,
Bersama ini dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan Bapak/Ibu
berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian saya. Penelitian saya berjudul
Pengaruh Implementasi Budaya Tri Hita Karana (THK) terhadap Penggunaan Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) Dimediasi Keyakinan-diri atas Komputer, Keinovatifan Personal,
Persepsi Kegunaan, dan Persepsi Kemudahan Penggunaan pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) di Bali. Adapun tujuan pelelitian yang saya lakukan adalah untuk menguji dan
menganalisis pengaruh budaya THK terhadap penggunaan SIA sebagai ekspresi kesuksesan
SIA melalaui variabel eksternal TAM (keyakinan-diri atas komputer dan keinovatifan
personal) dan melalui kegunaan persepsian ataupun melalui kemudahan penggunaan
persepsian SIA. Sehubungan dengan hal ini saya berharap Bapak/Ibu sudi meluangkan
waktunya untuk mengisi kuesrioner yang saya sampaikan. Informasi yang disampaikan
dalam kuesioner hanya semata-mata untuk tujuan akademis dan tidak akan digunakan untuk
tujuan yang lainnya serta akan saya jaga kerahasiaannya.
Demikianlah hal ini saya sampaikan dan atas bantuan serta perhatian Bapak/Ibu, saya
menyampaikan ucapan terima kasih.
Hormat saya,
I Made Sadha
Suardikha
Peneliti
7/30/2019 096-SIPE-08
32/45
32
DAFTAR PERTANYAAN
I.Penjelasan ringkas tentang Pengisian Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan ini berisi dua jenis pertanyaan, yaitu: a) pertanyaan tertutup dan b) pertanyaan
terbuka. Pertanyaan tertutup meminta Bapak/Ibu mengisi jawaban sesuai dengan pilihan yang tersedia. Adapun
cara mengisinya adalah dengan memberi tanda lingkaran (0) atau tanda silang (X) pada bidang yang paling
sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu. Pertanyaan terbuka meminta Bapak/Ibu untuk mengisi sendiri jawaban
Bapak/Ibu. Adapun cara pengisiannya adalah dengan mengisi jawaban pada bidang (.............................).
Daftar pertanyaan ini diharapkan diisi oleh Direksi dan Kepala Bagian Akuntansi atau yang setara.
Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan kondisi sebenarnya yang ada di perusahaan
Bapak/Ibu dengan jawaban yang objektif, karena penelitian ini dilakukan untuk penyusunan disertasi yang
diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan bisnis. Semua data yang Bapak/Ibu berikan
dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
II. Materi Pertanyaan
1. Identitas Responden
Nama : .....................................................................................................................(boleh tidak diisi)
Umur Bapak/Ibu : di bawah 20 tahun 20 s.d. 25 tahun
26 s.d. 30 tahun 31 s.d. 35 tahun
36 s.d. 40 tahun di atas 40 tahun
Pendidikan terakhir Bapak/ibu:
a. Formal : SMU Diploma S1 S2 S3
b. Informal*)
: Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 1-2 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 3-4 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 5-6 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 7-8 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 9-10 kali
Di atas 10 kali
*)Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya yang dimaksud adalah kursus: komputer, akuntansi,
komputer akuntansi, dan manajemen serta informasi yang lainnya
Berapa lama pengalaman Bapak/Ibu bekerja dalam perusahaan?
< 5 tahun 1115 tahun
610 tahun > 15 tahun
Berapa lama pengalaman sebagai direksi atau di bagian akuntansi?
< 5 tahun 1115 tahun
610 tahun > 15 tahun
Jabatan : ......................................................................................................................
Apakah perusahaan tempat Bapak/Ibu bekerja?
Mengembangkan SIA sendiri sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Merancang dan mendesain SIA oleh pihak luar perusahaan
Membeli SIA yang telah jadi
Lainnya ...................................................................................
Apakah selama implementasi/menggunakan SIA Bapak/Ibu menghadapi kesulitan?Ya Tidak
7/30/2019 096-SIPE-08
33/45
33
Jika Ya, apakah kesulitan yang Bapak/Ibu alami tersebut?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Jelaskan secara ringkas, apa harapan Bapak/Ibu terhadap SIA yang dikembangkan di perusahaanBapak/Ibu tempat bekerja?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Apakah Bapak/Ibu menghendaki ringkasan hasil penelitian ini?:
Ya Tidak
Bila Ya, dikirim ke : ...........................................................................................................................
2. Identitas Perusahaan
Nama BPR : ........................................................................................................................
Alamat BPR : ........................................................................................................................
Bentuk Badan Hukum: Perseroan Terbatas (PT) Koperasi
Perusahaan Daerah
Status Kepemilikan BPR: Keluarga Terbuka
3. Budaya Tri H ita Karana(TH K)
Budaya THK adalah aktualisasi tingkah laku seseorang dalam aktivitasnya karena keputusan yangdiambil dipengaruhi oleh identitas budaya yang merupakan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang dijunjungtinggi oleh masyarakat. Beberapa pertanyaan/pernyataan berikut bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang pengaruh Budaya THK terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam pengembangan
Sistem Informasi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Bali. Bapak/Ibu diminta untuk memberikan
tanda silang (X) atau lingkaran (0) untuk jawaban yang bapak/ibu anggap paling tepat dengan memilih skala
nilai 1 sampai dengan 5. Skala 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat
setuju.
No. Parahyangan Skala pengukuran
1. Saya percaya bahwa kesuksesan/keberhasilan melaksanakan tugas dalam
penggunaan SIA bukan semata-mata karena kemampuan kita sendiri, tetapi juga
atas kehendak/ridho Tuhan 1 2 3 4 5
2. Melaksanakan tugas dalam penggunaan SIA mempunyai tujuan tertentu, yaitu
sukses (berhasil) menyelesaikan tugas yang merupakanyadnya (pengorbanan
tanpa pamerih) berdasarkan prinsip ngayahbagi setiap insan ciptaan Tuhan 1 2 3 4 5
3. Saya meyakini bahwa melaksanakan tugas dalam penggunaan SIA adalah
perbuatan yang mendapat kontrol dari Tuhan Yang Maha Esa 1 2 3 4 5
4. Sebagai insan ciptaan Tuhan, dalam melaksanakan tugas penggunaan SIA kita
harus menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni dan kebersamaan 1 2 3 4 5
5. Saya selalu berdoa sesuai dengan agama saya setiap akan mulai melaksanakan
tugas penggunaan SIA 1 2 3 4 5
6. Saya selalu ikut serta melaksanakan aktivitas rutin keagamaan secara bersama-sama 1 2 3 4 5
7. Melakukan ritual keagamaan (yadnya) setiap hari pada lingkungan pelaksanaantugas dalam penggunaan SIA sesuai kepercayaan 1 2 3 4 5
8. Melaksanakan acara siraman rohani/dharma wacana secara berkala dapat
menciptakan/membangkitkan ketenangan jiwa 1 2 3 4 5
7/30/2019 096-SIPE-08
34/45
34
No. Pawongan
1. Tenggang rasa dan saling hormat menghormati antar karyawan dalam
melaksanakan tugas penggunaan SIA merupakan sikap Tat Twam Asi yang yang
perlu dijaga karena pada hakekatnya bahwa manusia sebagai insan ciptaan Tuhan
yang satu dengan yang lainnya adalah sama 1 2 3 4 5
2. HukumKarma Phala hendaknya menjadi pegangan dalam melaksanakan tugaspenggunaan SIA untuk menjaga harmoni secara internal dan dikalangan luar
perusahaan 1 2 3 4 5
3. Hubungan harmonis atas dasar prinsip kebersamaan antara karyawan satu dengan
karyawan yang lain dan antara karyawan dengan pengelola perlu mendapat
perhatian dalam penggunaan SIA 1 2 3 4 5
4. Ada kesempatan yang sama bagi karyawan untuk berprestasi dalam pekerjaan
penggunaan SIA 1 2 3 4 5
5. Ada keterbukaan dalam menilai hasil kerja dan berbagai hak karyawan dalam
penggunaan SIA sebagai wujud bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan perludihargai dan dihormati 1 2 3 4 5
6. Partisipasi karyawan pada setiap kegiatan manajemen selalu diperhatikan dan
ditumbuh kembangkan 1 2 3 4 5
7. Perusahaan dan jajarannya dalam melaksanakan tugas khususnya penggunaan SIAselalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar 1 2 3 4 5
8. Selalu mengantisipasi perubahan dalam tugas penggunaan SIA denganmelakukan
pembelajaran 1 2 3 4 5
No. Palemahan
1. Ada bangunan suci (tempat pemujaan: pelinggih atau pura di areal bangunan,
pelangkiran di ruangan kerja atau tempat ibadah) di tempat melaksanakan tugas
dalam penggunaan SIA sebagai wujud rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa 1 2 3 4 5
2. Menghindari adanya konflik dengan masyarakat sekitarnya berkaitan dengan
masalah lingkungan dalam pelaksanaan tugas penggunaan SIA 1 2 3 4 5
3. Disain bangunan dan ruangan tempat pelaksanaan tugas dalam penggunaan SIA
diatur sedemikian rupa agar tercapai suasana yang kondusif dalam pelaksanaantugas 1 2 3 4 5
4. Keindahan dan kebersihan lingkungan di sekitar tempat pelaksanaan tugas dalam
penggunaan SIA perlu dijaga, sehingga memancarkan kedamaian yang dapat
menunjang suasana kerja yang kondusif untuk mencapai harmoni 1 2 3 4 5
5. Meningkatkan peran dan kepedulian dalam membangun kesejahteraan sosial dan
pelestarian lingkungan 1 2 3 4 5
6. Karyawan disediakan sarana untuk melaksanakan ritual sesuai dengan
kepercayaannya 1 2 3 4 5
7. Tersedianya fasilitas tertentu yang cukup bagi keperluan karyawan dalampenggunaan SIA 1 2 3 4 5
8. Memelihara dan menjaga keamanan dan kontinuitas penggunaan SIA perlu
dilakukan secara berkelanjutan 1 2 3 4 5
4. Keyakinan-Diri Atas Komputer
Keyakinan-Diri Atas Komputer adalah karakteristik individual yang merefleksikan kepercayaan diri
dalam kemampuannya untuk melakukan tugas dalam penggunaan SIA. Bapak/Ibu diminta untuk memberikan
tanda silang (X) atau lingkaran (0) untuk jawaban yang bapak/ibu anggap paling tepat dengan memilih skala
nilai 1 sampai dengan 5. Skala 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangatsetuju.
No. Kemampuan Skala pengukuran
1. Saya merasa yakin bahwa saya bisa mengoperasikan aplikasi SIA untuk entri data
keuangan dan data lainnya 1 2 3 4 5
2. Saya merasa yakin bahwa dengan SIA saya mampu melaksanakan sikluspemrosesan transaksi 1 2 3 4 5
7/30/2019 096-SIPE-08
35/45
35
3. Saya merasa yakin bahwa saya mampu menjalankan SIA dalam penyusunan
laporan keuangan (neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan
catatan ata