1-5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jk

Citation preview

  • 5/28/2018 1-5

    1/27

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini pola dan gaya hidup modern semakin menggejala di dalam

    masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan pembangunan

    dan perkembangan teknologi (Wiryowidagdo, 2002). Namun pola makan yang

    salah dan gaya hidup yang kurang sehat (kurang olahraga dan kurang istirahat)

    akan meningkatkan resiko terjangkitnya suatu penyakit, apalagi sekarang banyak

    berdiri restoran-restoran cepat saji yang banyak diminati oleh masyarakat. Pola

    makan yang terlalu banyak lemak dan karbohidrat ini semakin memicu timbulnya

    penyakit jantung koroner (Wiryowidagdo, 2002).

    Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di negara

    yang telah maju dan semakin sering ditemukan di Indonesia (Ganiswara, 1995).

    Salah satu penyebab penyakit jantung koroner adalah hiperlipidemia (Katzung,

    2002). Hiperlipidemia disebabkan oleh peningkatan kadar trigilserida (Tjay dan

    Rahardja, 2002).

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kobayashi et al. (2010),

    pemberian serbuk daun murbei (Morus albaL.) dengan dosis 250 mg/KgBB dan

    500 mg/KgBB per hari selama tujuh minggu dapat menurunkan kadar trigliserida

    plasma tikus secara signifikan. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa

    penurunan kadar trigliserida dikaitkan dengan adanya zat aktif dalam serbuk daun

    murbei berupa senyawa flavonoid, yaitu kuersetin.

  • 5/28/2018 1-5

    2/27

    2

    Sekarang ini terdapatproduk Xyang mengandung ekstrak daun murbei dan

    diperkirakan dapat menurunkan kadar trigliserida. Berdasarkan hal tersebut di atas

    maka penulis ingin membuktikan apakah produk X yang mengandung ekstrak

    daun murbei dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus putih jantan galur

    Wistar.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah produk X yang mengandung ekstrak daun murbei dapatmenurunkan kadar trigliserida darah pada tikus putih jantan galur Wistar ?

    2. Apakah efek penurunan kadar trigliserida produk X yang mengandungekstrak daun murbei lebih besar dibandingkan gemfibrozil ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui apakah produk X yang mengandung ekstrak daunmurbei dapat menurunkan kadar trigliserida darah pada tikus putih jantan

    galur Wistar.

    2. Untuk mengetahui kemampuan efek penurunan kadar trigliserida produkX yang mengandung ekstrak daun murbei jika dibandingkan dengan

    gemfibrozil ?

    D. Manfaat Penelitian

    1. Memberikan informasi apakah produk X yang mengandung ekstrakdaun murbei dapat menurunkan kadar trigliserida darah pada tikus Wistar.

    2. Menginspirasi penulis / peneliti yang selanjutnya dalam pengembanganpengobatan terhadap penyakit jantung.

  • 5/28/2018 1-5

    3/27

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori1. Uraian Tanaman Murbei (Morus alba L .)a. Klasifikasi Tanaman

    Kingdom : Plantae

    Ordo : Rosales

    Famili : Moraceae

    Tribe : Morae

    Genus : Morus

    Spesies : M. alba

    Nama Binominal :Morus alba

    b.Nama UmumNama Tumbuhan : Mulberry

    Nama Daerah : Kerta, kitau (Sumatera); Murbai, besaran (Jawa); Sangya

    (Cina); May mon, dau tam (Vietnam); Morus leaf, morus bark, morus

    fruit, mulberry leaf, mulberry bark, mulberry twigs, white mulberry,

    mulberry(Inggris)

    Nama Latin :Morus albaL.

    Sinonim : Morus Austalis Pour., dan Morus Atropurpurea

    Roxb

    (Dalimartha, 2000)

  • 5/28/2018 1-5

    4/27

    4

    c. Deskripsi Tanaman

    Pohon murbei dapat tumbuh hingga 9 meter, percabangannya, cabang

    muda berambut halus, daun tunggal, letak berseling, dan bertangkai dengan

    panjang 4 cm. Helai daun berbentuk bulat telur sampai jantung, ujung runcing,

    pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan

    atas dan bawah kasar, panjang 2,5 sampai 20 cm, lebar 1,5 sampai 12 cm, serta

    berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk tandan, keluar dari ketiak daun,

    mahkota berbentuk tajuk, dan berwarna putih. Dalam satu pohon terdapat bunga

    jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga

    sepanjang tahun (Arisandi dan Andriani, 2006).

    d. Habitat dan Penyebaran

    Murbei (Morus alba) merupakan tanaman asli dari Cina yang tersebar luas

    hampir diseluruh tempat baik di daerah dengan iklim tropis maupun subtropis.

    Murbei dapat tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan cukup

    matahari. Pohon murbei relatif besar dengan ketinggian 9-12 m serta diameter 0,5

    cm.

    e. Kandungan dan Manfaat Tanaman

    Murbei mengandung banyak senyawa kimia seperti ekdisteron,

    inokosteron, lupeol, -sitosterol, rutin, morasetin, skopoletin, benzaldehida,

    eugenol, linalol, benzil alkohol, butilamin, aseton, kholin dan kuersetin. Pada

    bagian ranting terdapat tanin dan vitamin A serta pada bagian buah terdapat

    sianidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, serta karoten. Selain

    itu, pada bagian daun juga terdapat kaempferol-3-O-beta-D-glucopyranoside,

  • 5/28/2018 1-5

    5/27

    5

    kaempferol -3O - (6-O-acetyl)betaD -glucopyranoside, quercetin -3 -O -(6-

    O-acetyl) -beta-D -glucopyranoside, quercetin -3 O beta D -glucopyranoside,

    kaempferol -3 O alpha L rhamnopyranosyl beta D -glucopyranoside,

    quercetin -3 O alpha L rhamnopyranosyl beta D -glucopyranoside,

    quercetin -3 O beta D glucopyranosyl beta D -glucopyranoside, dan

    quercetin -3,7diObetaD -glucopyranoside (Kimet al,. 2000).

    Kandungan Nutrien Murbei (%)

    Kadar air 85,47

    Kadar abu 10,92Serat kasar 10,52

    Lemak kasar 2,89

    Protein kasar 18,43

    BETN 57,24

    Jenis asam amino Daun Murbei (Morus alba)

    Muda Tua

    Aspartat 0.45 0.47

    Threonin 0.36 0.34

    Serin 0.16 0.21

    Glutamat 0.64 0.75

    Glisin 0.21 0.24

    Alanin 0.31 0.32

    Valin 0.29 0.28

    Methionin 0.06 0.05

    Isoleusin 0.18 0.20

    Leusin 0.34 0.43

    Tirosin 0.21 0.23

    Fenilalanin 0.28 0.23

    Histidin 0.11 0.11

    Lisin 0.35 0.32

    Arginin 0.26 0.25

    Tabel I. Komposisi nutrien tanaman murbei (Morus alba)

    Tabel II. Komposisi 15 macam asam amino daun murbei (% dari bahan

    kering)

  • 5/28/2018 1-5

    6/27

    6

    Bagian tanaman murbei yang dapat dimanfaatkan yaitu bagian daun,

    batang, ranting, akar dan kulit batang. Daun bersifat pahit, serta manis dingin,

    berkhasiat sebagai peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik),

    mendinginkan darah, antihiperlipidemia, pereda demam (antipiretik) dan

    memperbaiki pengelihatan. Buah bersifat manis, berkhasiat memelihara darah,

    memperkuat ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang

    haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung. Kulit akar

    bersifat manis, sejuk, berkhasiat sebagai anti asmatik, ekspektoran, diuretik, dan

    menghilangkan bengkak. Ranting bersifat pahit, netral, berkhasiat sebagai

    karminatif, antipiretik, analgesik, antireumatik dan merangsang pembentukan

    kolateral (Anugrah, 2012).

    2. KuersetinNama IUPAC kuersetin adalah (3,4-dihidroksifenil)3,5,7trihidroksi4

    HKromon-4on, dengan rumus molekul C15H10O7.2H2O, massa molar 338,27

    g/mol, kerapatan curah 1,799 g/cm3, dan titik leleh 316 C (Anonim, 1996).

    Kuersetin merupakan aglikon (kurang molekul gula) dari flavonoid lainnya (Xing

    et al., 2001).

    Gambar 1. Struktur kimia kuersetin (Anonim, 1996)

    Telah dilaporkan bahwa kuersetin mempunyai efek hipolipidemik, tidak

    hanya hipokolesterol tetapi juga hipotrigliserida (Rivera et al., 2008). Kuersetin

    Gambar 1. Struktur kimia kuersetin (Anonim, 1996)

  • 5/28/2018 1-5

    7/27

    7

    mempercepat katabolisme trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol

    (Mazzucotelli et al., 2007) serta menginduksi oksidasi asam lemak menjadi energi

    (de Boer et al., 2006). Selain itu, dari penelitian Gnoni, et al. (2009) diketahui

    bahwa kuersetin dapat menghambat sintesis de novoasam lemah dan trigliserida.

    3. Lipid PlasmaSenyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa

    golongan. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid

    sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau

    gliserida dan lilin; (2) lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai

    gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu

    senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak,

    gliserol dan sterol (Poedjiadi, 2006). Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis

    lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang penting sehubungan dengan

    aterogenesis. Karena lipid tak larut dalam plasma, lipid terikat pada protein

    sebagai mekanisme transport dalam serum. Ikatan ini menghasilkan empat kelas

    utama lipoprotein; kilomikron, lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL),

    lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas tinggi (HDL).

    Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda pada setiap kelas tersebut.

    Dari keempat kelas lipoprotein yang ada, LDL yang paling tinggi kadar

    kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL kaya akan trigliserida. Kadar

    protein tertinggi pada HDL (Price dan Wilson, 1995)

  • 5/28/2018 1-5

    8/27

    8

    a. TrigliseridaTrigliserida merupakan komponen utama lemak dalam makanan, yang

    dibentuk oleh reaksi katalisa gliserol dengan tiga molekul asam lemak (Piliang

    dan Djojosoebagio, 2006). Trigliserida merupakan suatu ester alkohol dengan

    asam lemak. Alkoholnya gliserol dan asam lemaknya asam karboksilat dengan

    kerangka hidrokarbon yang panjang (Hawab, 2003). Struktur umum trigliserida

    dapat dilihat pada gambar 3. Trigliserida banyak didapatkan dalam sel-sel lemak

    yang merupakan 99% dari volume sel. Beberapa trigliserida juga berada dalam

    bentuk butir-butir lipida yang kecil dalam jaringan nonlemak (nonadipose) seperti

    hati dan urat daging, yang dapat segera digunakan untuk metabolisme energi

    (Linder, 1992). Triasilgliserol memegang peranan yang sangat penting dalam

    menghasilkan energi pada hewan. Senyawa ini mengandung energi tertinggi

    diantara nutrien utama (lebih dari 9 kkal/g) dan disimpan di dalam sel sebagai

    butir-butir lemak yang hampir murni serta dapat disimpan dalam jumlah sangat

    besar di dalam jaringan adiposa. Rata-rata 40% atau lebih kebutuhan energi harian

    manusia di negara-negara modern dipenuhi oleh triasilgliserol pada makanan

    (Lehninger, 2004).

    Asam-asam lemak digabung atau diesterifikasi dengan molekul gliserol

    untuk membentuk trigliserida-trigliserida, asam-asam lemak tersebut

    Gambar 2. Struktur kimia trigliserida (Hawab, 2003)

  • 5/28/2018 1-5

    9/27

    9

    kemungkinan asam-asam lemak yang baru saja disintesa atau merupakan hasil

    pemecahan hidrolisis trigliserida. Tiga molekul asam lemak yang bereaksi dengan

    gliserol akan membentuk satu molekul trigliserida, sedangkan dua molekul asam

    lemak dan satu komponen cholinfosfat yang bereaksi dengan gliserol akan

    menghasilkan fosfolipida (Piliang dan Djojosoebagio, 2006). Trigliserida secara

    prinsip, diangkut oleh VLDL yang tergantung pada aktivitas lipoprotein lipase

    dan reseptor membran selular (Madani et al., 2003).

    b.KolesterolKolesterol merupakan salah satu sterol penting dan terdapat banyak di

    alam. Kolesterol terdapat hampir di semua sel hewan dan sel manusia terutama

    dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan

    saraf. Kolesterol juga dapat diisolasi dari batu empedu karena kolesterol

    merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Kolesterol larut dalam pelarut

    lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas (Poedjiadi, 2006).

    Kolesterol merupakan zoosterol khas yang dapat ditemukan di jaringan

    tumbuhan dalam jumlah 0,05% sampai 5%. Senyawa tersebut terdapat dalam

    jumlah besar dalam otak manusia yang 17% berupa zat padat (Manitto, 1992).

    Kolesterol adalah senyawa sterol dengan bentuk alkohol steroid yang mempunyai

    ikatan rangkap (Poedjiadi, 2006). Senyawa steroid memiliki struktur yang sama,

    seperti pada gambar 4, yaitu terdiri dari sistem gabungan cincin yang disebut

    siklopentano perhidrofenatren.

  • 5/28/2018 1-5

    10/27

    10

    Gambar 3. Struktur kimia steroid (Poedjiadi, 2006)

    Sterol merupakan steroid yang mengalami modifikasi, karena kehadiran

    1 rantai hidrokarbon yang mengandung 8 sampai 10 atom karbon pada posisi

    17 dan kehadiran hidroksil pada posisi 3 pada cincin. Kolesterol mengandung 8

    atom karbon aeperti pada gambar 5, dan mengandung ikatan rangkap pada

    posisi C5-C6 cincin siklopentano perhidrofenatren.

    Klasifikasi total kolesterol, trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL dapat

    dilihat pada Tabel 3.

    Sumber : Mahan dan Stump (2004)

    Tabel III. Klasifikasi total kolesterol, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan

    Trigliserida

    Gambar 4. Struktur kimia kolesterol (Poedjiadi, 2006)

  • 5/28/2018 1-5

    11/27

    11

    Pengetahuan mengenai kadar kolesterol dan trigliserida digunakan untuk

    menduga jenis lipoprotein mana yang meningkat, sehingga bermanfaat dalam

    menegakkan diagnostik genetik. Jika kadar kolesterol meningkat sedangkan

    trigliserida normal, maka hal ini selalu disebabkan oleh kadar LDL dan

    merupakan hiperkolesterolmia lipogenik. Jika ditemukan peningkatan trigliserida

    (200-800 mg/dl) dengan kadar kolesterol normal, maka hal ini selalu hampir

    menunjukkan adanya kenaikan VLDL (Suyatna dan Handoko, 1995)

    4. Hiperlipidemia (HLD)Hiperlipidemia (lebih tepatnya hiperlipoproteinemia) adalah sejumlah

    gangguan metabolisme yang melibatkan peningkatan konsentrasi plasma dari

    spesies lipoprotein apapun (Katzung, 2002). Istilah hiperlipidemia terbatas pada

    kondisi meningkatnya kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) atau trigliserida

    (hipertrigliseridemia) dalam plasma atau keduanya.

    Dalam kapiler jaringan-otot dan lemak, trigliserida dirombak di bawah

    pengaruh lipoproteinlipase menjadi produk yang masih mengandung banyak

    trigliserida dan kolesterol. Produk ini lazimnya dibentuk lebih lanjut oleh hati.

    Tetapi, bila karena sesuatu sebab, pengolahan tidak sempurna, maka sisanya

    setelah makan masih bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu yang lama.

    Demikian terjadinya hipertrigliseridemia. HLD ini dapat ditentukan dengan

    naiknya kadar kilomikron segera setelah makan. Umumnya, gangguan ini jauh

    hari sudah menimbulkan bentuk atherosclerosis dan timbulnya problema sekitar

    usia 30 tahun (Tjay dan Rahardja, 2002).

  • 5/28/2018 1-5

    12/27

    12

    Penggolongan HLD berdasarkan dasar penyebab terjadinya

    hiperlipidemia, yakni :

    a. HLD keturunanDalam jumlah kecil (2-3 % dari penduduk), HLPD bersifat familial akibat

    kelainan genetis yang mempengaruhi langsung metabolisme lipida. Misalnya,

    pembentukan LDL dipertinggi atau kekurangan reseptor yang berakibat LDL

    tidak diserap oleh sel.

    b. HLD akibat susunan panganTerlampau banyak lemak jenuh dan terlalu sedikitnya sayur-mayur, biasanya

    menimbulkan kenaikan LDL dan atau VLDL. Bentuk ini dapat ditanggulangi

    dengan diet kalori rendah, yang miskin kolesterol / trigliserida dan kaya akan

    asam lemak. Bila diet ini tidak memberikan hasil, barulah digunakan obat-obatan.

    c. HLD sekunder akibat penyakitMisalnya, diabetes, hipotirosis, insufisiensi ginjal menahun, obesitas dan

    penyakit hati tertentu. Atau akibat pengobatan dengan, misalnya, hormon,

    diuretika dan beta bloker. Umumnya, gejala ini menjadi sembuh sesudah

    penyebab gangguan dihilangkan. Antilipemika biasanya tidak digunakan, kecuali

    mungkin pada penderita diabetes, yang resiko atherosclerosis tinggi sekali karena

    sistem pembuluhnya kurang kuat (Tjay dan Rahardja, 2002).

    5. FibratObat-obat yang termasuk dalam golongan fibrat ini adalah klofibrat,

    simfibrat, fenofibrat, dan bezafibrat. Berkhasiat menurunkan TG dan VLDL

    dengan kuat, kolesterol total hanya sedikit, LDL dapat diturunkan serta HDL

  • 5/28/2018 1-5

    13/27

    13

    dinaikkan sedikit, kecuali gemfibrozil yang menaikkan HDL dengan kuat. Obat-

    obat ini dapat menurunkan secara efektif kadar TG yang tinggi berdasarkan

    penghambatan pemasukan kilomikron dari usus ke darah dan aktifasi protein

    lipase (Tjay dan Rahardja, 2002).

    B. Penelitian yang RelevanBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kobayashi et al. (2010) ,

    pemberian serbuk daun murbei (Morus alba L.) dosis 250 mg/KgBB dan 500

    mg/KgBB per hari selama tujuh minggu dapat menurunkan kadar trigliserida

    plasma tikus secara signifikan.

    Penelitian lain yang dilakukan oleh Aramwit et al. (2012) disimpulkan

    bahwa pemberian 280 mg serbuk daun murbei (Morus alba L.) tiga kali sehari

    sebelum makan selama 12 minggu dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL

    pasien milddislipidemiatanpa menimbulkan efek samping.

    C. Kerangka BerpikirBanyak obat-obatan sintetis yang dapat mencegah, mengurangi, dan

    menghilangkan penyakit yang disebabkan oleh hiperlipidemia, namun tidak

    menutup kemungkinan obat herbal mempunyai efek yang sama atau bahkan lebih

    tinggi dibandingkan dengan obat sintetis.

    Terdapat produk X yang mengandung ekstrak daun murbei dan

    diperkirakan dapat menurunkan kadar trigliserida. Dari penelitian yang telah

    dilakukan oleh Kobayashi et al. (2010) dan Aramwit et al. (2012) diketahui

  • 5/28/2018 1-5

    14/27

    14

    bahwa serbuk daun murbei dapat menurunkan kadar trigliserida. Dari penelitian

    tersebut, diketahui bahwa penurunan kadar trigliserida dikaitkan dengan adanya

    zat aktif dalam serbuk daun murbei berupa senyawa flavonoid, yaitu kuersetin.

    Berdasarkan hal tersebut, ada tidaknya efek penurunnan kadar trigliserida

    oleh produk X bergantung pada kandungan senyawa kuersetin dalam produk

    X tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap produk X

    untuk mengetahui penurunan kadar trigliserida darah pada tikus putih jantan galur

    Wistar.

    D. Keterangan Empiris yang DiharapkanProduk X yang mengandung ekstrak daun murbei dapat menurunkan

    kadar trigliserida darah, sehingga dapat dijadikan obat alternatif selain obat

    sintetis sebagai penurun trigliserida darah.

  • 5/28/2018 1-5

    15/27

    15

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan PenelitianPenelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat eksperimental.

    Penelitian laboratorium (Experimental Research) atau penelitian experimental,

    merupakan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari fenomena dalam

    kerangka korelasi sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan (manipulasi)

    pada subjek penelitian kemudian di uji secara empirik (Yanwirasti, 2008).

    Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian True Experimental Design

    Post Test Only Control Group Design yaitu rancangan yang digunakan untuk

    mengukur efek setelah diberikan perlakuan pada beberapa buah kelompok

    (kontrol dan perlakuan) yang dikondisikan secara identik dan telah dikendalikan

    berbagai variabel yang tidak dikehendaki atau non eksperimental. Pada

    kelompok-kelompok tertentu diberikan intervensi sebagai cause sedangkan

    kelompok yang lain tidak diberikan intervensi, kemudian dibandingkan efek yang

    terjadi antara kelompok-kelompok tersebut (Yanwirasti, 2008).

    B. Subyek Penelitian

    Penelitian dilakukan pada tikus putih jantan speciesRattus norvegicusgalur

    Wistar dengan berat badan awal 150-200 gram yang berumur 2-3 bulan

  • 5/28/2018 1-5

    16/27

    16

    dan sehat yang diperoleh dari Laboraturium Farmakologi Universitas Gadjah

    MadaYogyakarta.

    C. Variabel Penelitian

    Variabel bebas:

    1. Perlakuan, yaitu diet lemak tinggi (kuning telur puyuh).

    2. Lama perlakuan, yaitu lama pemberian perlakuan sampai saat

    pengambilan darah hewan uji.

    Variabel Terikat:

    Kadar trigliserida darah tikus putih jantan galur Wistar.

    Variabel terkendali:

    Jenis tikus, jenis kelamin, umur, berat badan, waktu pemberian, dan,

    serta asupan makanan.

    D. Bahan dan Alat yang Digunakan

    1. Bahan

    a. Bahan Uji

    Bahan uji yang digunakan adalah yang Produk X yang mengandung

    ekstrak daun murbei. Sediaan yang digunakan mempunyai berat 1 gram tiap

    sachet.

    b. Bahan Pelarut

    Cairan yang digunakan untuk melarutkan produk X adalah aquades

    yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas

  • 5/28/2018 1-5

    17/27

    17

    Ahmad Dahlan Yogyakarta.

    c. Senyawa Pembanding

    Senyawa pembanding yang digunakan adalah gemfibrozil yang

    diproduksi oleh Phapros.

    d. Hewan Uji

    Tikus putih jantan galur Wistar dengan berat badan awal 150-200 gram

    yang berumur 2-3 bulan dan sehat yang diperoleh dari Laboraturium

    Farmakologi Universitas Gadja Mada Yogyakarta.

    2. Alat

    Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang, timbangan

    hewan, spuit oral, timbangan gram analitik, mortir, stamper, gelas beker,

    labu takar, pipet tetes, batang pengaduk, pisau,Easy Touch dan strip.

    E. Jalannya Penelitian1. Persiapan Sediaan Ujia. Perhitungan Dosis Larutanproduk X

    Kebutuhan dosis manusia (BB 60 kg) untuk 1 hari = 6 gram

    Konversi ke kebutuhan dosis tikus = 70/60 x 0,018 x 6 g

    = 0,126 g/200 gBB

    = 630 mg/KgBB

    VAO = 630 mg/KgBB x 0,2 KgBB = 2 ml

    Kons.

  • 5/28/2018 1-5

    18/27

    18

    Kons. = 63 mg/ml

    Maka produk X akan diberikan dengan dosis 630 mg/KgBB dalam

    volume 2 ml untuk tikus dengan berat badan 200 mg.

    b. Pembuatan Larutan Produk XProduk Xdilarutkan dengan air, diaduk sampai larut.

    2. PenginduksiSenyawa yang digunakan sebagai penginduksi (untuk menaikkan kadar

    trigliserida) adalah kuning telur puyuh. Tikus setiap harinya diberikan kuning

    telur puyuh sebanyak 6 ml selama 7 hari berturut-turut.

    3. Penentuan Dosis Obat dan Pembuatan Suspensi Gemfibrozila.Perhitungan Dosis Gemfibrozil

    Kebutuhan dosis manusia (BB 60 kg) untuk 1 hari = 1200 mg

    Konversi ke kebutuhan dosis tikus = 70/60 x 0,018 x 1200 mg

    = 25,2 mg/200 gBB

    = 126 mg/KgBB

    VAO = 126 mg/KgBB x 0,2 KgBB

    10 mg/ml

    = 2,52 ml

    Maka, gemfibrozil akan diberikan dengan dosis 126 mg/KgBB dalam volume

    2,52 ml untuk tikus dengan berat badan 200 mg.

    b. Pembuatan Suspensi Gemfibrozil

    1). Pembuatan CMC Na 0,5 %

    Larutan CMC Na 0,5 % dibuat dengan menimbang 0,5 gram CMC Na

  • 5/28/2018 1-5

    19/27

    19

    kemudian dikembangkan dengan sebagian air panas dalam mortir,

    diaduk sampai homogen, lalu tambahkan air sampai 100 ml.

    2). Pembuatan Suspensi Gemfibrozil

    Suspensi gemfibrozil dibuat dengan menyuspensikan tablet gemfibrozil

    (setara dengan 1 gram gemfibrozil) dalam CMC Na 0,5 % (100 ml).

    4. Pengelompokan dan Perlakukan Hewan UjiHewan uji dibagi secara acak menjadi lima kelompok yang terdiri dari

    lima ekor tikus putih jantan galur Wistar, sebagai berikut :

    Kelompok A : Diberi pakan standar dan air minum ad libitum.

    Kelompok B : Diberi pakan standar, kuning telur puyuh, air

    minum ad libitum.

    Kelompok C : Diberi pakan standar, kuning telur puyuh, air

    minum ad libitum dan larutan Natrium CMC

    0,5%

    Kelompok D : Diberi pakan standar, kuning telur puyuh, air

    minum ad libitumdan suspensi gemfibrozil.

    Kelompok E : Diberi pakan standar, kuning telur puyuh, air

    minum ad libitumdanproduk X.

  • 5/28/2018 1-5

    20/27

    20

    F. Cara Kerja Skematis

    25 ekor tikus umur 2-3 bulan dengan bobot 150-200 gram

    Diadaptasikan selama 1 minggu

    Dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 5 ekor

    Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E

    Diinduksi kuning telur puyuh dan diberi perlakuan selama 7 hari

    Dipuasakan 12 jam

    Dilakukan pengecekan kadar trigliserida dengan alatEasy Touch

    Analisa statistik

    Gambar 5. Cara kerja skematis

    Keterangan :

    A : kontrol normal

    B : kontrol negatif

    C : kontrol pelarut

    D : kontrol positif (gemfibrozil 126 mg/KgBB)E : produk X (630 mg/KgBB)

    G. Analisis DataData yang diperoleh dianalisis dengan statistika. Dilakukan uji

    pendahuluan dengan uji Kolgomorov-Smirnov untuk memeriksa normalitas data

    dan uji Levene untuk melihat homogenitas data. Jika data yang diuji terdistribusi

    Gambar 5. Cara kerja skematis

  • 5/28/2018 1-5

    21/27

    21

    normal dan homogen (p > 0.05), maka dilanjutkan dengan uji parametrik meliputi

    uji t berpasangan, ANOVA satu jalur dilanjutkan uji t Tukeys dengan taraf

    kepercayaan 95% untuk menunjukan perbedaan yang signifikan antar pasangan

    kelompok. Jika dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene tidak didapatkan

    distribusi normal dan homogenya, maka dilanjutkan dengan uji non parametrik

    yaitu uji Wilcoxon.

  • 5/28/2018 1-5

    22/27

    22

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Perlakuan Pada Hewan UjiPenelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Ahmad

    Dahlan menggunakan hewan uji tikus putih jantan galur Wistar umur 2-3 bulan,

    dengan berat antara 150-200 gram. Tikus merupakan salah satu hewan percobaan

    yang memiliki pembawaan tenang, mudah ditangani, memiliki kesamaan fisiologi

    dengan manusia, dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Selain itu, tikus putih

    jantan memiliki sistem metabolisme yang lebih stabil, karena tidak banyak

    dipengaruhi oleh kondisi hormonal sehingga dapat meminimalkan gangguan pada

    pengukuran data penelitian (Muwarni et al., 2006).Tikus yang digunakan adalah

    tikus sehat yang ditandai dengan gerakannya yang aktif.

    Penelitian ini menggunakan hewan uji dengan jenis kelamin jantan untuk

    menghindari adanya faktor hormonal (siklus estrus) pada hewan betina sehingga

    tidak terpengaruh oleh faktor hormonal. Pada penelitian Yamaguchi et al(2002)

    diketahui bahwa pada siklus estrus betina, fase diestrus dan proestrus terjadi

    peningkatan kadar lipoproteinlipase sehingga meningkatkan hidrolisis trigliserida

    menjadi asam lemak bebas dan monoasilgliserol.

    Disamping keseragaman jenis kelamin, hewan yang digunakan

    mempunyai keseragaman berat badan, yaitu 150-200 gram dan keseragaman

    umur, yaitu 2-3 bulan. Umur tikus yang baik digunakan adalah tikus yang telah

    dewasa karena perkembangan organ tubuhnya telah sempurna. Umur dan berat

  • 5/28/2018 1-5

    23/27

    23

    badan tikus diusahakan seragam untuk menghindari atau memperkecil variabilitas

    biologis antar hewan uji yang digunakan sehingga dapat memberikan respon yang

    relatif lebih seragam dalam penelitian ini. Sebelum digunakan untuk penelitian,

    hewan uji diadaptasikan selama satu minggu pada lokasi penelitian agar hewan

    tersebut terbiasa pada lokasi penelitian.

    B. Pengukuran Kadar Trigliserida dan Analisis Statistik ANOVA

    Sebelumnya, dilakukan orientasi lamanya waktu pemberian kuning telur

    puyuh untuk meningkatkan kadar trigliserida darah tikus. Berdasarkan penelitian

    oleh Sinanoglou et al(2011) diketahui bahwa kandungan trigliserida, lemak, dan

    asam lemak pada kuning telur puyuh secara berturut-turut adalah 56,47%,

    27,45%, dan 0,38%. Dari data tersebut diperkirakan kuning telur puyuh dapat

    meningkatkan kadar trigliserida darah tikus. Dari orientasi yang telah dilakukan,

    diperoleh hasil peningkatan kadar trigliserida darah tikus setelah pemberian

    kuning telur puyuh sebanyak 6 ml per hari selama 7 hari.

    Pengukuran kadar trigliserida darah tikus dilakukan pada hari ke 8.

    Penetapan kadar trigliserida darah tikus menggunakan alat easy touch. Cara ini

    dipilih karena cara kerjanya yang lebih sederhana dibandingkan dengan metode

    colorimetric enzymatik test. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Luley et

    al (2000) diketahui bahwa perbedaan yang terjadi antara kedua metode tersebut

    hanya sebesar 0,94%.

    Setelah diberi perlakuan selama 7 hari maka tikus putih jantan galur

    Wistar diukur kadar trigliseridanya dengan cara mengambil darah dari vena di

  • 5/28/2018 1-5

    24/27

    24

    ekor lalu diukur dengan alat easy touch. Hasil pengukuran kadar trigliserida

    terlihat pada tabel IV.

    Tabel IV. Data hasil pengukuran kadar trigliserida dan persen penurunan tiap

    kelompok

    kelompokKadar SD

    (mg/dl)

    Persen penurunan

    (%)

    A 128,6 5,41 -

    B 201,0 9,92 -

    C 200,6 6,31 -

    D 151,2 7,09 24,78

    E 182,0 6,14 9,45

    Keterangan :

    A : kontrol normal

    B : kontrol negatif

    C : kontrol pelarut

    D : kontrol positif (gemfibrozil 126 mg/KgBB)

    E : produk X (630 mg/KgBB)

    Dari tabel IV terlihat pemberian suspensi gemfibrozil dapat menurunkan

    kadar trigliserida sebesar 24,78 % dan produk X dapat menurunkan kadar

    trigliserida sebesar 9,45 %.

    Data hasil pengukuran trigliserida masing-masing kolompok kemudian

    dianalisis statistik. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui perbedaan dari

    tiap kelompok uji dan untuk lebih mempertegas pengambilan kesimpulan terhadap

    perlakuan. Langkah pertama pada uji statistik adalah menentukan apakah

    kelompok uji terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal dan homogen

    atau tidak homogen. Berdasarkan hasil uji pendahuluan pada kelompok uji,

    menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen sehingga analisis

    yang dilakukan adalah analisis parametrik yaitu dengan menggunakan uji

    ANOVA. Uji ANOVA ini dilakukan untuk mengetahui perlakuan mana saja yang

    menunjukkan perbedaan bermakna. Hasil uji ANOVA terlihat pada Tabel V.

  • 5/28/2018 1-5

    25/27

    25

    Tabel V. Ringkasan hasil uji analisis statistik antar kelompok menggunakan

    ANOVA

    Keterangan :

    A : kontrol normal

    B : kontrol negatifC : kontrol pelarut

    D : kontrol positif (gemfibrozil 126 mg/KgBB)

    E : produk X (630 mg/KgBB)

    S : berbeda signifikan / berbeda bermakna

    TS : berbeda tidak signifikan / berbeda tidak bermakna

    Berdasarkan hasil analisis statistik kontrol negatif mempunyai nilai

    signifikansi yang berbeda bermakna dengan kelompok normal (nilai signifikansi p

    < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif yang diberi

    kuning telur puyuh secara signifikan mengalami peningkatan kadar trigliserida.

    Melihat nilai signifikansi antara kelompok negatif dan kelompok pelarut

    menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna (nilai signifikansi p > 0,05). Hal

    tersebut menunjukkan bahwa pelarut (CMC Na 0,5%) tidak menyebabkan

    peningkatan maupun penurunan kadar trigliserida.

    Hasil analisis statistik kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol

    positif serta kelompok kontrol negatif dengan kelompok produk X

    menunjukkan nilai signifikansi berbeda bermakna (nilai signifikansi p < 0,05).

    Hal tersebut menunjukkan antara kelompok negatif dengan kelompok positif serta

    Sumber

    variasiA B C D E

    A

    B S (p=0,00)

    C S (p=0,00) TS (p=1,00)

    D S (p=0,01) S (p=0,00) S (p=0,00)

    E S (p=0,00) S (p=0,04) S (p=0,04) S (p=0,00)

  • 5/28/2018 1-5

    26/27

    26

    kelompok negatif dengan kelompok produk X memiliki efek penurunan kadar

    trigliserida darah pada hewan uji berbeda bermakna.

    Hasil analisis statistik kelompok kontrol positif dengan kelompok produk

    X menunjukkan nilai signifikansi berbeda bermakna (nilai signifikansi p