35
1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI KASUS INSTANSI XYZ Yudhitia Mustika Sari [email protected] ABSTRAK Implementasi sistem aplikasi yang baik tidak akan terlepas dari pengembangan aplikasi. Untuk itu penulis membuat suatu penulisan yang membahas mengenai analisis pengelolaan pengembangan sistem aplikasi yang tercakup dalam Pedoman P3SA (Pengajuan, Pengembangan, dan Pemeliharaan Sistem Aplikasi) yang dapat memberikan pendapat, mereview serta mengevaluasi pedoman pengelolaan pengembangan sistem aplikasi tersebut untuk pengukuran kinerja pengembangan. Penulisan ini dapat digunakan sebagai materi referensi bagi manajemen untuk melakukan atau tidak perubahan pedoman pengelolaan sistem aplikasi yang telah ada agar pengelolaan sistem aplikasi lebih terstruktur. PENDAHULUAN Salah satu aset instansi yang paling berharga saat ini adalah sistem aplikasi yang responsif dan berorientasi pada pengguna. Sistem yang baik dapat meningkatkan produktifitas, mengurangi kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan pelayanan kepada pengguna dan mempermudah pengambilan keputusan bagi manajemen serta mengkoordinasikan kegiatan dalam instansi. Oleh karena itu, analisis atas pedoman pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi semakin dibutuhkan sehingga sistem yang dimiliki efektif dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja. Disamping itu saat ini kesadaran atas pentingnya pengendalian sistem informasi di kalangan manajemen instansi semakin tinggi. Implementasi sistem aplikasi yang baik tidak akan terlepas dari pengembangan aplikasi. Untuk itu penulis membuat suatu penulisan yang membahas mengenai analisis pengelolaan pengembangan sistem aplikasi yang tercakup dalam Pedoman P3SA

1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

1

 

ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN

SISTEM APLIKASI STUDI KASUS INSTANSI XYZ

Yudhitia Mustika Sari

[email protected]

ABSTRAK

Implementasi sistem aplikasi yang baik tidak akan terlepas dari pengembangan

aplikasi. Untuk itu penulis membuat suatu penulisan yang membahas mengenai analisis

pengelolaan pengembangan sistem aplikasi yang tercakup dalam Pedoman P3SA

(Pengajuan, Pengembangan, dan Pemeliharaan Sistem Aplikasi) yang dapat

memberikan pendapat, mereview serta mengevaluasi pedoman pengelolaan

pengembangan sistem aplikasi tersebut untuk pengukuran kinerja pengembangan.

Penulisan ini dapat digunakan sebagai materi referensi bagi manajemen untuk

melakukan atau tidak perubahan pedoman pengelolaan sistem aplikasi yang telah ada

agar pengelolaan sistem aplikasi lebih terstruktur.

PENDAHULUAN

Salah satu aset instansi yang paling berharga saat ini adalah sistem aplikasi

yang responsif dan berorientasi pada pengguna. Sistem yang baik dapat meningkatkan

produktifitas, mengurangi kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan

pelayanan kepada pengguna dan mempermudah pengambilan keputusan bagi

manajemen serta mengkoordinasikan kegiatan dalam instansi. Oleh karena itu, analisis

atas pedoman pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi semakin dibutuhkan

sehingga sistem yang dimiliki efektif dalam menyelesaikan pekerjaan dan

meningkatkan efisiensi kerja. Disamping itu saat ini kesadaran atas pentingnya

pengendalian sistem informasi di kalangan manajemen instansi semakin tinggi.

Implementasi sistem aplikasi yang baik tidak akan terlepas dari pengembangan

aplikasi. Untuk itu penulis membuat suatu penulisan yang membahas mengenai analisis

pengelolaan pengembangan sistem aplikasi yang tercakup dalam Pedoman P3SA

Page 2: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

2

 

(Pengajuan, Pengembangan, dan Pemeliharaan Sistem Aplikasi) yang dapat

memberikan pendapat, mereview serta mengevaluasi pedoman pengelolaan

pengembangan sistem aplikasi tersebut untuk pengukuran kinerja pengembangan.

Secara garis besar perlunya pelaksanaan analisis kinerja manajemen pengelolaan

pengembangan sistem aplikasi dalam sebuah instansi yang telah menggunakan

teknologi informasi karena:

A. Kerugian akibat kehilangan data.

Data yang diolah menjadi sebuah informasi, merupakan aset penting dalam

instansi. Banyak aktivitas operasi mengandalkan beberapa informasi yang penting.

Informasi sebuah instansi akan menjadi sebuah potret atau gambaran dari kondisi

instansi tersebut di masa lalu, kini dan masa mendatang. Jika informasi ini hilang akan

berakibat cukup fatal bagi instansi dalam menjalankan aktivitasnya, apalagi yang

berhubungan dengan informasi yang disebarluaskan ke khalayak luas, maka sudah

selayaknya informasi itu dapat dijaga dan dipertanggungjawabkan di kemudian hari.

B. Kerugian akibat kesalahan pemrosesan komputer.

Pemrosesan aplikasi menjadi pusat perhatian utama dalam sebuah sistem

informasi. Instansi yang mempergunakan aplikasi sebagai sarana penunjang pekerjaan,

dari mulai hal sederhana seperti administrasi penatausahaan sehari-hari sampai dengan

penggunaan kecerdasan buatan dalam pengambilan keputusan, harus dipastikan bahwa

dari data yang ada dapat diperoleh informasi yang akurat.

C. Pengambilan keputusan yang salah akibat informasi yang salah.

Kualitas sebuah keputusan sangat tergantung kepada kualitas informasi yang

disajikan untuk pengambilan keputusan tersebut. Tingkat akurasi dan pentingnya

sebuah data atau informasi tergantung kepada jenis keputusan yang akan diambil. Jika

pimpinan akan mengambil keputusan yang bersifat strategik, akan berdampak pada sifat

keputusan yang berjangka panjang. Dengan informasi yang menyesatkan akan

berdampak kepada pengambilan keputusan yang menyesatkan pula.

D. Kerugian karena penyalahgunaan informasi

Page 3: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

3

 

Beberapa jenis tindak kejahatan dan penyalahgunaan informasi antara lain

adalah penggunaan hak akses aplikasi yang tidak sesuai, untuk kepentingan pribadi

dengan tujuan yang tidak sesuai dengan tujuan instansi.

E. Sumberdaya Sistem Informasi

Dalam sebuah sistem informasi, hardware, software, data dan pegawai adalah

merupakan sumberdaya instansi. Untuk instansi yang telah berbasis komputer, tentu

saja telah dikeluarkan dana yang cukup besar untuk investasi dalam penyusunan sebuah

sistem informasi, termasuk dalam pengembangan sumberdaya manusianya. Sehingga

diperlukan sebuah pengendalian untuk menjaga investasi di bidang ini.

Pada penulisan ini, penjabaran masalah dibatasi pada analisis pedoman kinerja

manajemen pengelolaan sistem aplikasi, tidak termasuk analisis untuk infrastruktur

maupun sistem operasi yang berjalan di atasnya.

Dengan analisis pedoman pengelolaan sistem aplikasi ini akan dilakukan

beberapa kontrol kendali atas pengelolaan sistem aplikasi serta menganalisisnya

sehingga dapat di ambil suatu kesimpulan berupa dokumentasi pemeriksaan dan

akhirnya merekomendasikan solusi, di mana rekomendasi ini digunakan untuk dasar

evaluasi pengelolaan sistem aplikasi tersebut.

Ruang lingkup dan objektif dari pemeriksaan ini adalah memeriksa dan

mengevaluasi keefektifan pedoman pengelolaan aplikasi sistem yang meliputi

pengecekan :

1. Manajemen Integrasi

2. Manajemen Ruang Lingkup

3. Manajemen Waktu Kerja

4. Manajemen Biaya

5. Manajemen Kualitas

6. Manajemen Sumberdaya Manusia

7. Manajemen Komunikasi

8. Manajemen Resiko

9. Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa

Page 4: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

4

 

TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN SISTEM APLIKASI

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan,

berkumpul menjadi satu untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk melakukan suatu

tujuan tertentu. Aplikasi adalah suatu kumpulan program yang di buat untuk pengguna,

dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem aplikasi adalah suatu jaringan

program yang saling terkait dan ditujukan untuk melaksanakan suatu tugas oleh

penggunannya. Sebuah sistem aplikasi yang baik dan ideal seharusnya memiliki

tampilan yang memudahkan pengguna untuk memakai aplikasi tersebut, dan dapat

memenuhi kebutuhan pengguna untuk melaksakan tugasnya.

ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI

Analisis pedoman pengelolaan sistem aplikasi merupakan proses pengumpulan

dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem pengelolaan aplikasi yang

digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data,

dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan

sumber daya yang dimiliki secara efisien serta sebuah langkah pemeriksaan terhadap

perencanaan sistem, desain, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi.

Langkah-langkah dalam menganalisis pengembangan sistem aplikasi adalah :

1. Menetapkan tujuan dan kebutuhan pengguna dalam proyek pengembangan.

2. Melakukan penilaian resiko untuk mengidentifikasi ancaman dan resiko

3. Menilai kendali yang ada untuk menetapkan apakah pengguna sudah cukup

meminimalisir resiko pada batasan yang diinginkan.

4. Mengawasi berjalannya sistem dan mengevaluasi mekanisme analisis untuk

memastikan agar berjalan dengan baik

Page 5: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

5

 

5. Mengambil bagian dalam reviu setelah setelah ada rekomendasi dan implentasi

hasil analisis

6. Memverifikasi prosedur pemeliharaan sistem.

7. Me-reviu pengendalian pada masa produksi untuk memastikan tingkat keamanan

yang diperlukan.

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK)

Adalah panduan yang berisikan kumpulan pengetahuan yang diperlukan oleh

para profesional dalam manajemen proyek. PMBOK merupakan standar yang

ditetapkan oleh American National Standard, ANSI/PMI 99-001-2004 yang diterbitkan

oleh Project Management Institute (PMI).

Tujuan utama dari PMBOK adalah melakukan identifikasi secara bagian per

bagian dari Pengetahuan atas Badan Pengelola Proyek (Project Management Body of

Knowledge) yang secara umum dikenal sebagai praktek terbaik.

Panduan dari PMBOK menyajikan dan mengenalkan bahan-bahan penting untuk

didiskusikan, ditulis dan diterapkan dalam manajemen proyek.

PMBOK selalu diterapkan sebagai subyek pada satu atau lebih kasus-kasus bisnis yang

menyertai hal-hal berikut:

Menetapkan hal-hal utama yang dilaksanakan dalam proses manajemen proyek

Meningkatkan pengetahuan dari praktek terbaik yang disajikan dalam manajemen

proyek

Kerangka manajemen proyek atau project management framework menyediakan

landasan untuk memahami manajemen proyek. Agar proyek dapat berhasil memenuhi

harapan dan keinginan dari pihak-pihak terkait atau stakeholder maka manajer proyek

harus memiliki pemahaman terhadap fungsi pokok yang terdiri dari 4 (empat) bidang

ilmu yang mengintegrasikan keseluruhan bidang ilmu, alat bantu, teknik yang ada di

project management.

Fungsi pokok manajemen proyek terdiri dari :

Manajemen ruang lingkup proyek - project scope management,

Manajemen waktu proyek - project time management,

Page 6: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

Manajemen biaya proyek - project cost management,

Manajemen kualitas proyek - project quality management.

Fungsi penunjang manajemen proyek terdiri dari

Manajemen sumber daya manusia proyek - project human resource management,

Manajemen komunikasi proyek – project communication management,

Manajemen resiko proyek – project risk management,

Manajemen pengadaan barang/jasa proyek - project procurement management.

Untuk menggabungkan keseluruhan manajemen proyek dicakup dalam manajemen

integrasi proyek - project integration management.

Gambar 1 Gambaran Umum PMBOK

Sumber : Project Management Institute. A Guide to the Project Management Body Of

Knowledge (PMBOK Guide) Third Edition . Hal.11

6

 

Page 7: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

7

 

Sembilan bidang ilmu di atas, menjelaskan bidang ilmu dan berbagai

pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen

prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang

akan dijelaskan dibawah ini.

Manajemen Ruang Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang

dibutuhkan, agar dapat dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh

pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan.

Terdiri dari persiapan, perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan

pengendalian perubahan lingkup.

Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar

dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas,

pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan

pengendalian jadwal.

Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar

dapat dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri

dari perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan

pengendalian biaya.

Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang

dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam

proyek, secara paling efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan

staff dan pembangunan tim kerja.

Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan

untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun,

disebar, dan disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi

informasi, pelaporan kinerja, dan penyelesaian administratif.

Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan

dengan pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan

penanggulangan resiko dan pengendalian penanggulangan resiko.

Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan

untuk menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan

pengadaan, perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta,

Page 8: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

pemilihan peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja

dan penyelesaian kontrak.

Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan,

agar dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan

baik. Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan

rencana proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan.

PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN CONTROL

OBJECTIVE BUSINESS FOR INFORMATION & RELATED TECHNOLOGY

(COBIT)

Pengelolaan Teknologi Informasi adalah struktur kebijakan atau prosedur dan

kumpulan proses, yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan teknologi

informasi dengan dukungannya terhadap pencapaian tujuan institusi, dengan

mengoptimalkan keuntungan dan kesempatan yang ditawarkan bidang teknologi

informasi, mengendalikan sumberdaya TI, dan mengelola resiko-resiko terkait

tatakelola TI.

Gambar 2. Area Fokus Pengelolaan IT

Sumber : IT Governance Institute, COBIT 4.1, Hal 6

8

 

Page 9: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

9

 

Detail Penjelasan dari area fokus pengelolaan teknologi informasi tersebut

adalah :

Strategic alignment (penyesuaian atrategis)

Area ini berfokus untuk menjamin hubungan antara bisnis dan perencanaan TI,

yaitu dalam mendefinisikan, merawat, dan mengesahkan nilai TI dan dalam

menyesuaikan kegiatan TI dengan kegiatan instansi.

Value Delivery (penyampaian nilai)

Area ini berkaitan dengan persoalan nilai, dengan melaksanakan seluruh siklus

pengiriman, serta menjamin bahwa keberadaaan TI memberi keuntungan dalam

strategi perusahaan, melalui pengoptimalan biaya dan memberikan nilai instrinsik

dari sistem TI.

Resource Management (pengelolaan sumberdaya)

Area ini berkaitan dengan pengoptimalan investasi di dalam perusahaan dan

manajemen sebelumnya dari sumberdaya IT yang vital yaitu aplikasi, informasi,

infrastruktur dan sumberdaya manusia.

Risk Management (pengelolaan resiko)

Didalam area ini dibutuhkan kesadaran akan resiko oleh pimpinan, di dalam

pemahaman tentang resiko perusahaan, kebutuhan pelaksanaan, keterbukaan tentang

resiko yang signifikan bagi perusahaan, dan menanamkan tanggungjawab

manajemen resiko dalam perusahaan.

Performance Measurement (pengukuran kinerja)

Area ini menelusuri dan memonitor implementasi strategi, penyelesaian proyek,

penggunaan sumberdaya, kinerja proses dan pelayanan.

COBIT sendiri adalah suatu kerangka kerja membantu menjembatani gap antara

bisnis dan IT untuk tujuan pengendalian, permasalahan teknis, dan resiko bisnis serta

mengkomunikasikan batasan pengendalian kepada pemangku kepentingan.

COBIT membantu menyokong peengembangan kebijakan yang jelas dan

langkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil untuk pengendalian TI di insansi.

COBIT dirancang antara lain untuk :

Page 10: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

Manajemen eksekutif dan dewan direksi

Bisnis dan Manajemen TI

Pengelolaan, jaminan, pengendalian dan keamanan.

Prinsip dasar dari COBIT dapat dilihat pada gambar 2.2, yaitu untuk

menyediakan informasi yang diperlukan untuk pencapaian tujuan instansi dengan

sekumpulan proses terstruktur untuk penyediaan informasi yang dibutuhkan.

Gambar 3. Prinsip Dasar COBIT

Sumber : IT Governance Institute, COBIT 4.1, Hal 6

Sedangkan kerangka kerja COBIT secara keseluruhan dapat dilihat pada

Gambar 2.3. Melalui gambar tersebut, dapat dilihat model proses COBIT yang terdiri

dari 4 domain dan berisi 34 macam proses.

10

 

Page 11: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

Gambar 4. Kerangka Kerja COBIT

Sumber :IT Governance Institute, COBIT 4.1. Hal 23

Manfaat mengimplementasikan COBIT sebagai kerangka kerja pengelolaan TI

adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan TI menjadi sejalan dengan fokus bisnis

11

 

2. Pihak manajemen dapat memahami manfaat penerapan TI dalam perusahaan

Page 12: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

12

 

3. Adanya kepemilikan dan tanggungjawab yang jelas karena berdasarkan orientasi

proses.

4. Adanya penerimaan pihak ketiga dan regulator.

5. Saling berbagi pemahaman diantara semua pemangku kepentingan dengan

berdasarkan pemahaman akan tujuan yang sama.

6. Pemenuhan keperluan COSO (Committee of Sponsoring Organisations of the

Threadway Commission) untuk lingkungan pengendalian TI

Proses dalam COBIT yang akan digunakan dalam kendali proses dalam audit

pengelolaan pengembangan sistem aplikasi berdasarkan petunjuk audit ISACA pada

poin G23 adalah :

PO8 – Manage Quality (Pemeliharaan Kualitas)

PO9 – Assess and Manage IT Risks (Penilaian dan Pengelolaan Resiko TI)

PO10 – Manage Projects (Pengelolaan Proyek)

PO11 – Manage Quality (Pengelolaan Kualitas)

AI1 – Identify Automated Solutions (Identifikasi Solusi Automatisasi)

AI2 – Acquire And Maintain Application Software (Pengadaan dan Pemeliharaan

Perangkat Lunak)

AI4 – Enable Operation and Use (Pengoperasian dan Penggunaan)

AI5 – Procure IT Resources (Pengadaan Sumberdaya TI)

AI6 – Manage Changes (Pengelolaan Perubahan)

DS1 – Define and Manage Service Levels (Mendefinisikan dan Pengelolaan Tingkat

Perubahan)

DS2 – Manage Third-party services (Pengelolaan Pihak Ketiga)

DS3 – Manage Performance and Capacity ( Pengelolaan Kapasitas dan Kinerja)

DS4 – Ensure Continuous Service (Pemastian Pelayanan Berkelanjutan)

DS5 – Ensure System Security (Pemastian Keamanan Sistem)

DS7 – Educate and Train Users (Pendidikan dan Pelatihan Pengguna )

Page 13: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

13

 

METODE PENELITIAN

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Proses penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2008, dengan mengikuti

pelatihan audit “Review Sistem Manajemen Keamanan Informasi Korporat Berdasarkan

ISO/IEC 27000” di LAPI-ITB Bandung, dilanjutkan dengan pelatihan “Audit IT

menggunakan COBIT” pada bulan Juli 2008, penelaahaan dokumen instansi XYZ,

melihat proses implementasi Pedoman Pengajuan, Pengembangan dan Pemeliharaan

Sistem Aplikasi (P3SA) yang menjadi objek analisis pengelolaan pengembangan sistem

aplikasi ini, melakukan wawancara terhadap staf / direktur bidang TI, mengikuti

pelatihan pada bulan Juni 2009, dengan materi “Information System Assurance &

Audit” di ComLabs ITB, Bandung dan pelatihan “IT Project Management” di PT.

Andalan Nusantara Teknologi, Jakarta pada bulan November 2009.

JENIS PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan, dengan mengambil beberapa rujukan referensi

mengenai proses audit dalam melakukan analisis, mengikuti beberapa pelatihan

pemeriksaan jaminan teknologi informasi, melihat dokumen pendukung, melihat

penerapan aturan institusi, wawancara dan hal lain yang mendukung proses analisis.

Jenis data yang diteliti ialah best practice dari sebuah standar internasional

seperti COBIT, dokumen internal instansi, kuesioner audit, pedoman, di mana yang

termasuk dokumen internal tersebut bersifat rahasia dan tidak dapat dipublikasikan.

Ditujukan agar pihak manajemen memiliki pandangan dan keyakinan mengenai

kebenaran serta kebutuhan pengelolaan pengembangan sistem aplikasi sehingga proses

pengelolaan sistem aplikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan instansi.

PERSIAPAN DAN PERIJINAN

Persiapan meliputi penyediaan formulir, template, dan checklist untuk keperluan

analisis. Perijinan dilakukan kepada Wakil Kepala Bidang Teknologi Informasi pada

instansi XYZ.

Page 14: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

14

 

PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG

Data pendukung diperoleh dari dokumen Pengajuan, Pengembangan, dan

Pemeliharaan Sistem Aplikasi (P3SA) dari bidang Pengembangan Sistem, dokumen

Spesifikasi Perangkat Lunak (SKPL) dari aplikasi yang dijadikan sampel analisis,

dokumen standar Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), dan beberapa

referensi dari IT Governance Institute dan ISACA.

LANGKAH PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi apakah instansi telah memiliki

prosedur-prosedur dan pengendalian yang diperlukan guna meminimalkan resiko

kegagalan yang disebabkan oleh manajemen proyek atas proyek pengembangan sistem.

Pada dasarnya, proses analisis pengelolaan pengembangan aplikasi sistem

adalah memeriksa :

1. Perencanaan sistem, desain dan pengembangan aplikasi sistem dapat diselesaikan

dengan proses terstruktur dalam kendali yang terkontrol, serta sesuai dengan

metodologi tertentu, misalnya Rapid Application Development (RAD).

2. Memiliki kontrol yang memadai dan efektif dengan memperhatikan setiap tahapan

proses pengembangan aplikasi sistem.

3. Sistem dapat menyediakan jejak analisis dan dokumentasi yang memadai.

Lingkup kegiatan analisis ini dapat dibagi menjadi :

1. Pra-implementasi

Memberi keyakinan bahwa langkah-langkah yang tepat telah diambil guna

meminimalkan resiko-resiko yang mungkin timbul dalam kaitannya dengan

pengembangan atau perubahan sistem. Sistem informasi yang sedang dalam

pengembangan harus dinilai guna meyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian yang

memadai telah didesain ke dalam lingkungan sistem dan kebutuhan pengguna telah

memadai.

Page 15: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

2. Post-implementasi

Untuk membantu dalam menilai apakah manfaat yang diharapkan dari suatu

pengimplementasian sistem yang digunakan telah tercapai.

PERENCANAAN  PELAKSANAAN

ANALISIS

TINJAUAN MANAJEMEN PELAPORAN DAN 

 TINDAK LANJUT 

Gambar 5. Proses Analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menjelaskan analisis dan interpretasi tentang manejemen TI yang

terdapat pada instansi XYZ. Penjelasan tentang analisis dan intepretasi ini didasarkan

pada COBIT dan PMBOK.

PERENCANAAN TEKNIS

Perencanaan teknis diperlukan untuk mamahami objek dan lingkungan yang

akan di analisis, seperti auditee, organisasi instansi, bisnis proses objek analisis, dan

resiko yang mungkin terjadi.

Pada bagian ini akan dijelaskan lingkungan pengembangan aplikasi pada instansi

XYZ terkait analisis pengelolaan pengembangan aplikasi.

1. Auditee, pada penulisan ini ialah direktorat bidang pengembangan aplikasi,

dokumen teknis TI dan faktor pendukung lainnya.

2. Peraturan yang terkait pengelolaan pengembangan aplikasi, yaitu Pedoman P3SA,

SKTI, INPRES No. 3 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi

Instansi Pemerintah.

15

 

Page 16: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

3. Sample objek analisis adalah aplikasi yang menjadi tulang punggung instansi yang

berpengaruh pada pencapaian instansi.

4. Identifikasi resiko terhadap detail yang rawan, seperti penyalahgunaan data oleh

pihak yang tidak berwenang.

5. Unit kritis pada instansi yaitu direktorat bidang riset dan analisis yang memerlukan

ketersediaan data.

6. Ruang lingkup pada analisis ini adalah pengelolaan pengembangan aplikasi sistem.

MANAJEMEN PROYEK

Manajemen proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan

yang penting untuk menyelesaikan proyek. Hal pertama yang harus dianggap sebagai

manajemen proyek adalah bahwa proyek ini diantarkan dengan batasan yang ada. Hal

kedua adalah kemungkinan terbaik distribusi sumber daya. Manajemen proyek

mengontrol semua hal selama proyek, dari sejak dimulai sampai selesai dengan disiplin

perencanaan, pengaturan dan pengelolaan sumber daya untuk pencapaian tujuan dan

sasaran.

Tantangan utama manajemen proyek adalah untuk mencapai semua tujuan dari

proyek. Tipikal kendala adalah ruang lingkup, waktu dan anggaran. Tantangan kedua

adalah untuk mengoptimalkan alokasi dan integrasi masukan yang diperlukan untuk

memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.

16

 

Page 17: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

Gambar 6. Kerangka Kerja Manajemen Proyek

Critical Chain Project Management (CCPM) adalah sebuah metode

perencanaan dan pengelolaan proyek yang menempatkan lebih banyak penekanan pada

sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas proyek. Tujuannya adalah

untuk meningkatkan nilai throughput (selesai atau harga) dari proyek-proyek dalam

sebuah organisasi.

PEMETAAN PEDOMAN PENGAJUAN, PENGEMBANGAN DAN

PEMELIHARAAN SISTEM APLIKASI (P3SA) KE PMBOK

Gambar 7. Hubungan Antara Grup Proses dalam Proses Plan-Do-Check-Act

Sumber : Project Management Institute, A Guide To The Project Management Body Of

Knowledge, Hal 40

Proses proyek pengembangan aplikasi dimulai dengan inisiasi proyek yang

dilanjutkan dengan perencanaan, berlanjut ke pelaksanaan pekerjaan, di mana ada

fungsi pengawasan kesesuaian dengan rencana awal, dan ditutup dengan persetujuan

dari pemakai.

Pada bagian ini akan dilakukan gap analysis dari dokumen internal Pedoman

Pengajuan, Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Aplikasi (P3SA) dengan standar

Project Management Body Of Knowledge (PMBOK) yang bertujuan untuk

17

 

Page 18: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

memperbaiki kinerja Direktorat Pengembangan Aplikasi Sistem dalam melakukan

pengembangan aplikasi untuk pengguna.

Gambar 8 Flow Dokumen Proses : Pengajuan, Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem

Aplikasi

Sumber : Dokumen Internal

Dari ruang lingkup PMBOK dan P3SA, maka dapat dilakukan pemetaan sebagai

berikut :

Tabel 1. Pemetaan P3SA ke PMBOK Edisi Ketiga

18

 

Tahap 0 - Pengajuan Pengembangan Aplikasi

1 Persetujuan Rencana Kerja 4.1 Develop Project Charter

2 Penghentian / Penundaan Rencana Kerja. 4.2 Develop Preliminary Project Scope Statement

3 Mempersiapkan Rencana Kerja 4.3 Develop Project Management Plan

6.5 Schedule Development

Page 19: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

19

 

9.1 Human Resource Planning

10.1 Communications Planning

Tahap 1 - Spesifikasi Kebutuhan

1 Memahami sistem yang sekarang dipakai. 6.1 Activity Definition

2 Mengklasifikasikan ruang lingkup pekerjaan. 5.1 Scope Planning

3 Mengumpulkan kebutuhan. 5.2 Scope Definition

4 Melakukan review kebutuhan. 5.4 Scope Verification

5 Apakah Spesifikasi Kebutuhan perlu direvisi ? 5.5 Scope Control

6 Spesifikasi Kebutuhan. 8.1 Quality Planning

7 Membangun dasar pengembangan proyek. 4.3 Develop Project Management Plan

8 Membuat usulan penghentian/penundaan proyek.

4.6 Integrated Change Control

Tahap 2 - Spesifikasi Desain

1 Membuat usulan solusi teknis. 6.1 Activity Definition

2 Apakah usulan solusi teknis disetujui ? 6.1 Activity Definition

3 Apakah aplikasi akan dikembangkan secara outsource ?

6.3 Activity Resource Estimating

6.4 Activity Duration Estimating

9.1Human Resource Planning

9.2 Acquire Project Team

9.3Develop Project Team

Team

4 Melakukan review kebutuhan. 5.4 Scope Verification

5 Apakah Spesifikasi Kebutuhan perlu direvisi ? 5.5 Scope Control

6 Spesifikasi Kebutuhan. 8.1 Quality Planning

7 Membangun dasar pengembangan proyek. 4.3 Develop Project Management Plan

8 Membuat usulan penghentian/penundaan proyek.

4.6 Integrated Change Control

Page 20: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

20

 

Tahap 3 - Pemrograman

1 Mempelajari spesifikasi program 5.3 Create WBS

6.2 Activity Sequencing

6.6 Schedule Control

2 Mendisain program 4.2 Direct and Manage Project Execution

9.4 Manage Project Team

3 Membuat program. 4.2 Direct and Manage Project Execution

9.4 Manage Project Team

4 Mengecek logika program. 4.5 Monitor and Control Project Work

8.2 Perform Quality Assurance

8.3 Perform Quality Control

5 Menjalankan source program (running program)

4.2 Direct and Manage Project Execution

6 Mempersiapkan Paket Test. 8.2 Perform Quality

Assurance

7 Memeriksa dan merevisi Paket Test. 8.3 Perform Quality

Control

8 Melakukan unit test. 8.2 Perform Quality

Assurance

9 Menyiapkan dokumentasi program. 10.1 Communications Planning

10.2 Information Distribution

10 Penelusuran program 4.5 Monitor and Control Project Work

8.3 Perform Quality

Control

11 Merevisi logika program 4.6 Integrated Change Control

Page 21: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

21

 

12 Melakukan review hasil unit test 8.3 Perform Quality

Control

10.3 Performance

Reporting

13 Apakah pengujian mencukupi ? 8.2 Perform Quality

Assurance

14 Melakukan pengintegrasian. 4.2 Project Plan Execution

Tahap 4 - Pengujian

1 Menyiapkan ruang lingkup test 8.1 Quality Planning

2 Merencanakan Sistem Test 8.1 Quality Planning

3 Melakukan review Rencana Sistem Test 8.2 Perform Quality

Assurance

4 Apakah Rencana Sistem Test perlu direvisi? 8.1 Quality Planning

5 Mempersiapkan dan melakukan review Paket

Test

8.3 Perform Quality

Control

6 Apakah Paket Test perlu direvisi? 8.3 Perform Quality

Control

7 Melakukan Sistem Test 8.2 Perform Quality

Assurance

8 Memeriksa hash test 8.2 Perform Quality

Assurance

9 Penilaian (Scoring) 8.2 Perform Quality

Assurance

10 Apakah pengujian mencukupi? 8.3 Perform Quality

Control

11 Melakukan perbaikan Sistem Aplikasi 4.2 Project Plan

Execution

Page 22: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

22

 

12 Menyiapkan laporan hash test 10. 3 Performance

Reporting

13 Apakah Aplikasi termasuk Aplikasi prioritas? 4.1 Develop Project

Charter

14 Mendapatkan pengesahan laporan hasil test 10.3 Performance

Reporting

10.4 Manage Stakeholder

15 Menginformasikan kesiapan Sistem Aplikasi

untuk dilakukan sistem test

10.2 Information

Distribution

16 Pelaksanaan sistem test 8.2 Quality Assurance

17 Mendapatkan pengesahan laporan hash test 10.3 Performance

Reporting

Tahap 5 - Implementasi

1 Mempersiapkan Rencana Instalasi 4.4 Direct and Manage

Project Execution

2 Melakukan persiapan pra-instalasi 4.4 Direct and Manage

Project Execution

3 Menginstal sistem produksi 4.4 Direct and Manage

Project Execution

4 Melakukan pemeriksaan purna instalasi 8.2 Perform Quality

Assurance

5 Mempersiapkan petunjuk teknis 4.4 Direct and Manage

Project Execution

6 Melakukan review dan mengkoreksi petunjuk

teknis

8.3 Perfom Quality

Control

7 Mempersiapkan petunjuk pengoperasian 4.4 Direct and Manage

Page 23: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

23

 

Project Execution

8 Mereview dan mengkoreksi petunjuk

pengoperasian

8.2Perform Quality

Assurance

9 Merencanakan pelatihan untuk trainer 4.4 Direct and Manage

Project Execution

10 Mempersiapkan paket pelatihan bagi trainer 4.4 Direct and Manage

Project Execution

11 Menyelenggarakan pelatihan bagi trainer 4.4 Direct and Manage

Project Execution

12 Merencanakan pelatihan bagi end user 4.4 Direct and Manage

Project Execution

13 Mempersiapkan paket pelatihan bagi end user 4.4 Direct and Manage

Project Execution

14 Menyelenggarakan pelatihan bagi end user 4.4 Direct and Manage

Project Execution

15 Membuat berita acara keberhasilan

implementasi

10.3 Performance

Reporting

Tahap 6 - Pemeliharaan

1 Mempersiapkan, melakukan review, dan

mengesahkan Rencana Pemeliharaan

8.1 Quality Planning

2 Apakah Rencana Pemeliharaan disetujui? 4.4 Direct and Manage

Project Execution

6.6 Schedule Control

3 Melakukan dukungan kepada produksi 4.4 Direct and Manage

Project Execution

4 Melakukan penyesuaian pemeliharaan 4.4 Direct and Manage

Project Execution

Page 24: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

24

 

5 Melakukan perbaikan pemeliharaan 4.6 Integrated Change

Control

6 Melakukan migrasi 4.6 Integrated Change

Control

7 Melakukan penyempurnaan pemeliharaan 4.5 Monitor and Control

Project Work

8 Melakukan review efektifitas pemeliharaan 8.3 Perform Quality

Control

9

Apakah Sistem akan tetap dipelihara? 8.3 Perform Quality

Control

10 Pengkinian data pengukuran sistem

pemeliharaan

10.3 Performance

Reporting

Tabel 2. Pengukuran Penggunaan PMBOK

4.1. Develop Project Charter 3

4.2. Develop Preliminary Project 3

4.3. Develop project Management Plan 3

4.4 Direct and Manage Project Execution 1

4.5 Monitor and Control Project Work 3

4.6 Integrated Change Control 1

4.7 Close Project 1

Total 15 42.86%

5.1. Scope Planning 3

5.2. Scope Definition 3

5.3. Create WBS 3

5.4. Scope Verification 3

5.5. Scope Control 3

Page 25: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

25

 

Total 15 60.00%

6.1. Activity Definition 1

6.2. Activity Sequencing 3

6.3. Activity Resource Estimating 1

6.4 Activity Duration Estimating 3

6.5 Schedule Development 3

6.6 Schedule Control 3

Total 14 46.67%

7.1. Cost Estimating 0

7.2. Cost Budgeting 0

7.3. Cost Control 0

Total 0

0.00%

8.1. Quality Planning 1

8.2. Perform Quality Assurance 1

8.3. Perform Quality Control 1

Total 3 20.00%9.1. Human Resource Planning 2

9.2. Acquire Project Team 3

9.3. Develop Project Team 3

9.4. Manage Project Team 3

Total 11 55.00%10.1. Communications Planning 3

10.2. Information Distribution 3

10.3. Performance Reporting 3

10.4. Manage Stakeholders 3

Total 12 60.00%

Page 26: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

26

 

11.1 Risk Management Planning 0

11.2 Risk Identification 0

11.3 Qualitative Risk Analysis 0

11.4 Quantitative Risk Analysis 0

11.5 Risk Response Planning 0

11.6 Risk Monitoring and Control 0

Total 0

0.00%

12.1 Plan Purchases and Acquisitions 0

12.2 Plan Contracting 0

12.3 Request Seller Responses 0

12.4 Select Sellers 0

12.5 Contract Administration 0

12.6 Contract Closure 0

Total 0

0.00% Grand Total 70 31.82%

Keterangan Bobot :

0 : Tidak Ada Sama Sekali

1 : Telah Didefinisikan

2 : Telah Dimengerti tetapi belum digunakan

3 : Telah Digunakan

4 : Telah Digunakan dan Sesuai Kebutuhan oleh sebagian Pengguna

5 : Telah Digunakan dan Sesuai Kebutuhan oleh seluruh Pengguna Dari hasil gap analysis tersebut, diperoleh hasil bahwa ada beberapa poin dari

PMBOK yang belum tercakup dalam P3SA, yaitu :

Area 7. Project Cost Management, yang terdiri dari :

7.2 Cost Estimating (Perkiraan Biaya Proyek)

7.3 Cost Budgeting (Penganggaran Sumber Biaya)

7.4 Cost Control (Pengendalian Biaya)

Page 27: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

27

 

Area 11. Project Risk Management, yang terdiri dari :

11.1 Risk Management Planning (Perencanaan Manajemen Resiko)

11.2 Risk Identification (Identifikasi Resiko)

11.3 Qualitative Risk Analysis (Analisis Kualitas Resiko)

11.4 Quantitative Risk Analysis (Analisis Perhitungan Resiko)

11.5 Risk Response Planning (Perencanaan Respon Terhadap Resiko)

11.6 Risk Monitoring and Control (Pengawasan dan Pengendalian Resiko)

Area 12. Project Procurement Management, yang terdiri dari :

12.1 Plan Purchase and Acquisitions (Perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa)

12.2 Plan Contracting (Perencanaan Kontrak)

12.3 Request Seller Response (Permintaan Penawaran Barang dan Jasa)

12.4 Select Sellers (Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa)

12.5 Contract Administration (Administrasi Kontrak)

12.6 Contract Closure (Penutupan Kontrak)

Tidak adanya poin-poin tersebut dapat mengakibatkan kegagalan proyek, karena

analisis resiko, biaya, dan pengadaan barang/jasa dalam pelaksanaan proyek merupakan

suatu bagian yang tidak terpisahkan.

PENILAIAN RESIKO KETIDAKPATUHAN TERHADAP PMBOK

Penilaian resiko dilakukan dengan mengendalikan resiko terkait kebijakan,

prosedur, praktek dan struktur organisasi instansi.

Analisis resiko ketidakpatuhan terhadap PMBOK :

Area 7. Project Cost Management

7.1 Cost Estimating (Perkiraan Biaya Proyek) : Perkiraan biaya sangat

dibutuhkan untuk penghitungan berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh instansi

untuk pengembangan aplikasi. Perhitungan didasarkan pada banyaknya orang per bulan

yang terlibat dalam proyek sesuai fungsi kerja masing-masing.

Page 28: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

28

 

7.2 Cost Budgeting (Penganggaran Sumber Biaya) : Penganggaran sumber biaya

ditentukan untuk menentukan bagaimana proyek dilaksanakan sesuai ketentuan sumber

biaya tersebut. Jika berdasarkan APBN, proyek yang dikemas dalam program kerja

dianggarkan satu tahun sebelumnya untuk diajukan ke BAPPENAS dan Ditjen

Anggaran Departemen Keuangan guna mendapatka persetujuan pelaksanaan proyek dan

mendapatkan biaya yang akan digunakan dalam proyek.

7.4 Cost Control (Pengendalian Biaya) : Biaya yang dikeluarkan dalam

pengembangan aplikasi harus dikendalikan dalam Petunjuk Operasional Kegiatan

(POK) yang disesuaikan dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pada saat pengajuan

perencanaan program kerja.

Area 11. Project Risk Management

11.1 Risk Management Planning (Perencanaan Manajemen Resiko) : Proses ini

digunakan untuk membuat keputusan bagaimana membuat pendekatan, merencanakan

dan melaksanakan aktifitas manajemen resiko dalam proyek.

11.2 Risk Identification (Identifikasi Resiko) : Identifikasi resiko harus

dilakukan pada tahap awal pengembangan aplikasi dan diantisipasi dengan langkah-

langkah tertentu, contohnya aspek kerahasiaan data yang dikendalikan dengan

penandatanganan Surat Pernyataan Menjaga Kerahaasian data atau NDA (Non

Disclosure Agreement)

11.3 Qualitative Risk Analysis (Analisis Kualitas Resiko) : Analisis resiko

berdasarkan kualitas atau besar kecil nya dampak resiko terhadap proyek. Bisa saja

resiko tersebut jarang terjadi, tetapi sekali resiko tersebut terjadi, akan berdampak besar

pada proyek.

11.4 Quantitative Risk Analysis (Analisis Perhitungan Resiko) : Resiko yang

diperkirakan akan terjadi di kuantifikasi berdasarkan besar kecilnya dampak resiko.

Yang harus diperhatikan adalah hubungan antar kejadian. Sebuah resiko mungkin saja

berdampak kecil, namun bisa menjadi signifikan apabila terkait dengan kejadian

lainnya.

Page 29: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

29

 

11.5 Risk Response Planning (Perencanaan Respon Terhadap Resiko) : Instansi

harus menentukan sikap atas penilaian resiko. Respon atas resiko dari instansi dapat

berupa :

1. Avoidance : dihentikannya aktifitas yang menyebabkan resiko

2. Reduction : mengambil langkah-langkah untuk mengurangi efek resiko

3. Sharing : mengalihkan atau menganggung bersama resiko dengan pihak lain

4. Acceptance : menerima resiko yang terjadi dan tidak ada upaya khusus yang

dilakukan

Analisis resiko dilakukan dengan memperhatikan efek jangka panjang dari respon yang

diberikan atas penilaian resiko.

11.4 Risk Monitoring and Control (Pengawasan dan Pengendalian Resiko):

Komponen ini berperan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur untuk menjamin

respon atas resiko akan terlaksana dengan efektif. Aktifitas yang memerlukan

pengendalian antara lain :

1. Integritas dan nilai etika

2. Kompetensi

3. Kebijakan dan praktek-praktek SDM

4. Budaya organisasi

5. Filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen

6. Struktur Organisasi

7. Wewenang dan tanggungjawab

Area 12. Project Procurement Management,

Plan Purchase and Acquisitions (Perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa) :

Bidang teknologi informasi mengajukan perencanaan program kerja yang dituangkan

dalam Rencana Kerja (Renja), yang didalamnya terdapat input-output-outcome dari

setiap perencanaan program kerja, dan dilakukan analisis beban kerja terhadap staf TI

untuk menentukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan swakelola atau outsourcing

Page 30: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

30

 

12.2 Solicitation Planning (Perencanaan Permintaan Barang dan Jasa

Pendukung) : Perencanaan barang dan jasa yang diperlukan untuk menunjang kegiatan

proyek, diajukan oleh direktorat dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran

Kementrian/Lembaga (RKA-KL) yang didukung dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

dan Rincian Anggaran Belanja (RAB) untuk dilakukan pembahasan rencana kerja yang

nantinya jika disetujui akan dituangkan dalam Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA).

12.2 Plan Contracting (Perencanaan Kontrak) : Setelah rencana kerja disetujui,

maka dilakukan perencanaan proses pengadaan barang dan jasa yang seharusnya

dilaksanakan pada awal tahun.

12.3 Request Seller Response (Permintaan Penawaran Barang dan Jasa) : Proses

pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh tim pengadaan barang dan jasa yang ditunjuk

oleh pimpinan melalui Surat Keputusan Kepala. Staf TI membantu memberi saran dari

sisi teknis. Tim pengadaan meminta penawaran terhadap penyedia untuk penyusunan

harga perkiraan sementara untuk menjadi pagu pada saat proses lelang.

12.4 Select Sellers (Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa) : Penyedia barang dan

jasa dipilih oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang memiliki kualifikasi tertinggi dan

harga terendah sesuai kesepakatan tim pada awal proses pengadaan.

12.5 Contract Administration (Administrasi Kontrak) : Kontrak pelaksanaan

dilakukan oleh tim dengan meminta saran teknis dari Staf TI guna memperoleh ruang

lingkup kerja yang sesuai.

12.6 Contract Closure (Penutupan Kontrak)

Penghentian kontrak / selesainya pekerjaan bergantung pada keputusan tim pngadaan

barang/jasa, bidang tenologi informasi bertugas memberi masukan teknis dalam

pelaksanaan pekerjaan.

PROSES COBIT UNTUK PENGENDALIAN PENGELOLAAN APLIKASI

Setelah P3SA diterapkan untuk proses manajemen proyek aplikasi, di bawah ini

adalah kendali yang dapat dilakukan untuk aplikasi yang sesuai dengan System

Development Life Cycle (SDLC) audit program ISACA.

Page 31: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

31

 

Proses pada COBIT yang akan digunakan adalah:

Domain Monitor Evaluate:

ME3- Ensure Compliance With Exernal Requirements

Pada P3SA, belum terdapat dokumen yang menyatakan kepatuhan aplikasi

terhadap peraturan atau undang-undang yang berlaku. Seperti kepatuhan pada dokumen

pedoman yang telah disahkan oleh Kepala Instansi XYZ.

Domain Plan Organization:

PO8- Manage Quality

Instansi XYZ belum memiliki Quality Management System yang menyediakan

dan mengelola standar serta prosedur formal untuk menyelaraskan kebutuhan bisnis

dengan bidang teknologi informasi. QMS akan mengidentifikasi kriteria kebutuhan

kualitas, proses kunci TI untuk mendefiisikan, mendeteksi, mencegah dan memperbaiki

ketidaksesuaian.

PO9- Assess and Manage IT Risks

Kerangka kerja manajemen resiko perlu di buat dan dipeihara. Dokumen kerangka

kerja tersebut melingkupi resiko TI terkait pengembangan aplikasi, mitigasi strategi dan

resiko yang belum terdeteksi. Setiap efek yang potensial untuk terjadi yang diakibatkan

oleh kejadian yang tak terencana diidentifikasi, dianalisis dan diduga untuk

meminimalisasi resiko sampai pada tahap resiko yang dapat diterima instansi itu.

PO10 – Manage Projects (Pengelolaan Proyek)

Pengelolaan proyek dilakukan melalui P3SA. Kerangka kerja ini memastikan

prioritas yang sesuai dan koordinasi antar proyek. termasuk master plan, penggunaan

sumberdaya, definisi tujuan, persetujuan pengguna,quality assurance, pengetesan dan

review pasca-implementasi.

AI2 – Acquire And Maintain Application Software (Pengadaan dan

Pemeliharaan Perangkat Lunak)

Proses pemeliharaan telah tercakup dalam tahap 6 P3SA, tetapi proses

pengadaan baru sebatas pengajuan aplikasi, belum tercakup darimana biaya pengadaan

aplikasi itu akan didapat.

Page 32: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

32

 

AI5 – Procure IT Resources (Pengadaan Sumberdaya TI)

Pengadaan sumberdaya Ti harus dilakukan dengan efektif dan efisien, agar

tercapainya tujuan TI secara maksimal. Sumberdaya TI, termasuk pegawai, perangkat

keras, perangkat lunak, dan pelayanan membutuhan prosedur pengadaan agar

didapatkan sumberdaya yang memadai.

1. Pegawai Pengembang Aplikasi : Tahun 2008, sumberdaya TI direkrut dengan

memperhatikan aspek psikologi, kemampuan dasar, serta kemampuan teknis

pemrograman. Tetapi pada tahun 2009, aspek kemampuan pemrograman

dihilangkan, hal ini dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan dasar antar

pegawai yang menghambat kerjasama antar pegawai.

2. Pengadaan perangkat keras dan lunak: Prosedur pengadaan barang dan jasa

terkadang mengakibatkan hasil yang diperoleh pada hasil pengadaan tidak

maksimal karena hanya bisa menyebutkan spesifikasi minimal tanpa menyebutkan

kualitas barang yang harus disediakan penyedia barang dan jasa.

AI6 – Manage Changes (Pengelolaan Perubahan)

Prosedur pengelolaan perubahan aplikasi telah disediakan oleh P3SA, tetapi

mekanisme tersebut akan sulit digunakan apabila perubahan yang dibutuhkan secara

capat dan akurat. akan lebih baik jika pada kasus tertentu diberikan mekanisme khusus

untuk perubahan tidak terduga.

DS1 – Define and Manage Service Levels (Mendefinisikan dan Pengelolaan

Tingkat Perubahan)

Untuk menentukan respon dan mengelola tingkat perubahan, maka dibutuhkan

suatu pengelompokan tingkat perubahan yang akan dilakukan. Ini juga akan

menentukan skala prioritas dalam pelaksanaan perubahan sesuai perjanjian pelayanan

TI.  

DS2 – Manage Third-party Services (Pengelolaan Pihak Ketiga)

Pengelolaan pihak ketiga dibutuhkan untuk menjaga agar rekanan instansi

tersebut hanya melakukan kegiatan sesuai perjanjian tanpa melewati batas-batas yang

telah disepakati untuk meminimisasi resiko bisnis.

DS3 – Manage Performance and Capacity ( Pengelolaan Kapasitas dan Kinerja)

Page 33: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

33

 

Sumberdaya TI dikelola dan secara periodik di-review kinerja dan kapasitasnya,

termasuk kebutuhan ke depan berdasarkan beban kerja dan kebutuhan instansi untuk

mendukung bisnis.

DS4 – Ensure Continuous Service (Pemastian Pelayanan Berkelanjutan)

Kebutuhan penyediaan layanan berkelanjutan membutuhkan pengembangan,

pemeliharaan, dan pengetesan kesinambungan perencanaan TI. Sebuah layanan

berkelanjutan dapat meminimalisasi kemungkinan dampak resiko terhadap bisnis.

DS5 – Ensure System Security (Pemastian Keamanan Sistem)

Keamanan sistem membutuhakan aturan, tanggungjawab, standar dan prosedur

dalam penyediaan layanan TI. Pedoman keamanan saat ini hanya IT Security Policy

yang belum mencakup seluruh kegiatan TI dan belum ada pedoman keamanan

informasi bagi instansi XYZ.

DS7 – Educate and Train Users (Pendidikan dan Pelatihan Pengguna )

Pelatihan yang efektif melibatkan seluruh pengguna sistem TI digolongkan

menurut kelompok pengguna. Pelatihan yang efektif akan meningkatkan produktifitas

pengguna dan efektifitas penggunaan teknologi yang disediakan serta menurunkan

tingkat kesalahan penggunaan aplikasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kinerja manajemen pengembangan aplikasi yang dituangkan dalam dokumen

Pedoman Pengajuan, Pengembangan dan Pemeliharaan Aplikasi pada dasarnya sudah

cukup baik, tetapi dapat dilakukan beberapa peningkatan ruang lingkup seperti

pengelolaan biaya pengembangan aplikasi, analisis resiko dan perencanaan pengadaan

barang dan jasa bidang teknologi informasi.

Pada dokumen P3SA pun belum terdapat dokumen yang menyatakan kepatuhan

terhadap peraturan yang berlaku atasnya, belum ada dokumen manajemen kualitas

sistem dan dokumen analisis resiko.

Kinerja dan kualitas pengembangan aplikasi dapat ditingkatkan dengan adanya

dokumen-dokumen tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan instansi XYZ.

Page 34: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

34

 

Saran yang dapat diberikan pada analisis ini adalah :

1. Penambahan dokumen pendukung kinerja pengembangan aplikasi.

2. Penambahan area pada P3SA meliputi biaya, resiko, pengadaan barang dan jasa TI,

pengelolaan pihak ketiga dan pengelolaan kinerja sumberdaya TI.

3. Kajian pada penulisan ini masih berkisar pada manajemen pengembangan,

mungkin dapat diindaklanjuti dengan analisis kendali aplikasi dari aplikasi yang

telah berjalan, terutama aplikasi bisnis utama.

4. Pemetaan hanya menggunakan PMBOK dan COBIT, mungkin bisa dikembangkan

menggunakan COSO dan IT-IL.

DAFTAR PUSTAKA

Fitzgerald, Jerry, et al. Fundamentals Of System Analysis,. John Willey&Sons. New

York. 1981.

Gondodiyoto, Sanyoto. Audit Sistem Informasi Lanjutan. Mitra Wacana Media.

Jakarta. 2007

Gregg, Michael. Exam Prep CISA Certified Information System Auditor. Que

Publishing. Indianapolis. 2007.

Grembergen, Wim Van, Strategies for Information Technology Governance, Idea

Group Publishing, Hershey, 2003

ISACA. IT Standards, Guidelines, and Tools and Techniques for Audit and

Assurance and Control Professionals. ISACA, Illinois. 2009.

IT Governance Institute, COBIT 4.1. IT Governance Institute. Illinois. 2007.

Project Management Institute. A Guide to The Project Management Body Of

Knowledge (PMBOK Guide) Third Edition. Newton Square. 2004.

Page 35: 1 ANALISIS PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI STUDI

35

 

Singleton, Hall. Information Technology Auditing and Assurance. South-Western.

Singapore. 2007

Weill, Peter, et al. IT Governance. Harvard Business School Press. Massachusetts.

2004