7
1 | Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Umum I. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK UMUM A. ANAMNESIS UMUM ...................... ...................... ............................................. ............... 2 B. PEMERIKSAAN FISIK UMUM ...................................................................................... 3 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 6

1. Anamnesis Dan Pemfis Umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gfgffg

Citation preview

I. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK UMUM

A. ANAMNESIS UMUM 2B. PEMERIKSAAN FISIK UMUM 3DAFTAR PUSTAKA 6

A. ANAMNESIS UMUMNo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasaBuat pasien merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif

2.Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, status pernikahan)Pastikan pasien adalah orang yang sama dengan yang terdaftar, sering berkaitan dengan masalah klinik atau gangguan sistem dan organ tertentu

3.Menanyakan keluhan utamaMerupakan pernyataan singkat pasien yang menjelaskan mengapa ia mencari bantuan medis

4.Menggali riwayat penyakit sekarang Cerita kronologis, terperinci, dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat

5.Riwayat penyakit dahulu Penilaian kesehatan pasien secara keseluruhan sebelum penyakit sekarang ini Riwayat ini mencakup: Keadaan kesehatan umum Penyakit yang lalu Cedera Perawatan di rumah sakit Pembedahan Alergi Imunisasi Penyalahgunaan zat seperti rokok, alkohol dan obat narkotik Diet Pola tidur Obat-obatan yang sedang digunakan

6.Riwayat penyakit keluarga Memberikan informasi mengenai kesehatan seluruh keluarga, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal Jika seorang anggota keluarga meninggal dunia, umur orang tersebut dan penyebab kematian harus dicatat

7.Riwayat kebiasaan/pola hidup atau faktor lingkungan yang berpengaruh Untuk mempertimbangkan pemaparan dengan zat-zat atau lingkungan yang secara potensial dapat menimbulkan penyakit Semua pekerjaan dan lamanya bekerja perlu ditanyakan Pemakaian alat pelindung dan praktek-praktek kebersihan dan juga pekerjaan di daerah yang berdekatan juga harus ditanyakan

8.Menanyakan tentang riwayat psikososialMencakup informasi pendidikan, pengalaman hidup dan hubungan pribadi pasien, termasuk riwayat seksual

9.Melakukan kroscek atas jawaban yang diberikan pasien atau pengantarnyaMemastikan tidak ada informasi yang salah atau terlewat

10.Menjelaskan kepada pasien tentang kemungkinan diagnosisnyaMenarik kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan

11.Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanyaPastikan pasien mengerti dan tidak memiliki pemahaman yang salah

12.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasihTersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik

B. PENILAIAN FISIK UMUMNo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pemeriksaan

2.Meminta persetujuan pasien sebelum melakukan pemeriksaan

3.Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

Siapkan alat yang diperlukan dan letakkan secara berurutan pada tempat yang terjangkau Alat yang digunakan telah dicek dan dapat berfungsi dengan baik serta siap pakaiKeterangan terlampir (a) dan (b)

4.Mencuci tangan dengan air mengalir dan keringkan Lepaskan perhiasan dan jam tangan. Lakukan teknik mencuci tangan yang efektif Cuci tangan dibawah air mengalir Gunakan sabun antiseptic Gunakan handuk pribadi untuk mengeringkanLihat: desinfeksi kulit

Menilai keadaan umum

5.Menilai derajat kesadaranCatatan: detail pemeriksaan kesadaran di bahas lebih mendalam di modul saraf jiwa Kompos mentis Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan di sekelilingnya. Apatis Keadaan kesadaran pasien yang segan untuk berhubungan dengan keadaan sekitarnya, sikap acuh tak acuh. Letargi Keadaan kesadaran pasien yang tampaknya lesu dan mengantuk Somnolen Keadaan kesadaran pasien yang selalu mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rasa nyeri, atau untuk makan/minum, namun jatuh tertidur kembali Sopor Keadaan kesadaran pasien yang mirip koma, berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi jika dibangunkan, kecuali dengan rangsang nyeri. Refleks kornea masih ada meskipun lemah; reaksi pupil positif. Istilah lain: stupor Koma Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali, dengan rangsang apapun reaksi atas rangsang tak akan timbul. Refleks apapun tidak didapatkan lagi, bahkan batuk atau muntah tidak ada

6.Menilai Bentuk Tubuh

Habitus : - Astenikus Bentuk tubuh yang tinggi, kurus, dada rata/cekung. Angulus costae dan otot-otot tidak bertumbuh dengan baik- Atletikus Bentuk tubuh olahragawan, kepala dan dagu terangkat ke atas, dada penuh, perut rata, lengkung tulang belakang dalam batas normal. - Piknikus

Berbagai kelainan/bentuk tubuh abnormal, antara lain : Akromegali Bentuk tubuh sebagai akibat hiperfungsi kelenjar pituitari anterior setelah tertutupnya epifisis. Kepala tampak lebih besar dari biasanya, hidung, dagu serta rahang bawah membesar dan menonjol sedemikian rupa, sehingga gigi-gigi rahang atas dan bawah tidak dapat saling bertemu Berbagai keadaan salah bentuk (malformation); misalnya bibir sumbing, paralisis saraf muka Kelainan bentuk tulang belakang, berupa: Kifosis Lengkung tulang belakang ke arah belakang yang abnormal; ditemui pada tuberkulosis tulang, penyakit Paget. Lordosis Lengkung tulang belakang ke arah depan yang abnormal; ditemui pada tuberculosis tulang pinggul. Skoliosis Lengkung tulang belakang ke arah lateral yang abnormal; ditemui pada poliomyelitis.

7.Menilai Taksiran Umur Taksiran pemeriksa akan umur pasien kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan, misalnya pada orang normal dengan kelainan pada raut muka, sikap badan, dan warna rambut atau pada pasien dwarfism dan kusta

8.Menilai Cara Berbaring dan Mobilitas

Pasien yang masih bisa memiringkan badannya tanpa kesulitan, dikatakan sikap berbaringnya aktif, sebaliknya yang lemah, sikap berbaring yang pasif Mobilitas pasien yang tidak diharuskan tirah baring, kadang ada yang gelisah contohnya pada pasien hipertiroidisme

9.Menilai Cara Berjalan

Catatan: detail penilaian cara berjalan dibahas lebih mendalam di modul saraf jiwa dan modul muskuloskeletal Pada beberapa penyakit tulang, sendi, dan saraf, cara berjalan dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat berharga, misalnya pasien hemiplegia biasanya mengangkat kaki yang lumpuh dalam gerakan setengah lingkaran sewaktu ia berjalan Lengan yang lumpuh biasanya dalam keadaan kaku dan sedikit fleksi bila dibandingkan dengan yang sehat

10.Menilai keadaan gizi

Penilaian keadaan gizi dapat berupa normal, gemuk atau kurus. Hal ini dinilai dengan mengukur tinggi serta berat badan.

Catatan: Kakeksia adalah keadaan kurus yang sangat, dapat dijumpai pada penyakit-penyakit lama dan berat, misalnya tuberkulosis, keganasan. Untuk menentukan status gizi dapat pula dipakai indeks masa tubuh (IMT). IMT dihitung dengan rumus IMT= BB (kg)/TB2 (m2) Klasifikasi IMT (kg/ m2):

Classification BMI (kg/m2) Underweight < 18,5 Normal range 18,5-22,9 Overweight >23 At risk 23-24,9 Obese I 25-28,9 Obese II >30

11.Menilai Aspek Kejiwaan/Status Mental

Catatan: detail penilaian status mental di bahas lebih mendalam di modul saraf jiwa

Penilaian aspek kejiwaan seorang pasien meliputi: Tingkah laku Wajar Tenang atau gelisah Hipoaktif atau hiperaktif Alam perasaan : biasa, sedih, gembira cemas, takut atau marah Cara proses berpikir Wajar Cepat, lambat, atau terhambat Adanya gangguan waham, fobia, atau obsesi

12.Penilaian tanda vital

Catatan: detail penilaian tanda vital dibahas lebih mendalam di modul kulit dan jaringan penunjangPenilaian nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh.

13.Menilai keadaan tiap-tiap bagian tubuh secara sistematis, teliti dan cermat, mulai dari kepala hingga kaki

Catatan: detail penilaian tiap-tiap bagian tubuh di bahas mendalam di masing-masing modul

14.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasihTersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik

Keterangan : (a) Peralatan dan perlengkapan: Handuk bersih Tempat tidur Timbangan dan pengukur tinggi badan Senter Tongue spatel dalam bak instrumen Sphygmomanometer Stetoskop Termometer Stopwatch/arloji yang mempunyai jarum detik Reflek hammer Bengkok Alat tulis(b) Bahan : Sabun cair untuk cuci tangan Tissue gulung/kassa Larutan untuk membilas termometer

DAFTAR PUSTAKA

Bickley LS. Bates Pocket Guide to Physical Examination and History Taking. Lippincott Williams & Wilkins; 1995. p. 37-45. Burnside JW. Diagnosis Fisik. Edisi 17. Jakarta: EGC; 1995. p. 11-30. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC; 1995. p. 3-17. Welsby P.D .1999. Pemeriksaan Fisik dan Anamnesis Klinis. Jakarta: EGC.3 | Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Umum