121
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia atau lansia adalah keadaan yang ditandai dengan kegagalan seseorang dalam mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologi. Dalam kegagalan ini berkaitan dengan penurunan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individu, dengan faktor tertentu terkadang lansia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Penuaan membuat manusia mempunyai banyak penyakit degeneratif seperti, hipertensi, diabetes, asam urat dan kanker yang akan menyebabkan berakhirnya hidup. Seiring berjalannya waktu setiap orang pasti akan mengalami proses penuaan dan dalam proses penuaan tersebut banyak orang yang akan mengalami gangguan muskuloskeletal atau gangguan fungsi sendi yang dapat menyebabkan nyeri salah satu contohnya 78

repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lanjut usia atau lansia adalah keadaan yang ditandai dengan

kegagalan seseorang dalam mempertahankan keseimbangan terhadap

kondisi stres fisiologi. Dalam kegagalan ini berkaitan dengan penurunan

untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individu, dengan faktor

tertentu terkadang lansia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik

secara jasmani, rohani maupun sosial. Penuaan membuat manusia

mempunyai banyak penyakit degeneratif seperti, hipertensi, diabetes, asam

urat dan kanker yang akan menyebabkan berakhirnya hidup. Seiring

berjalannya waktu setiap orang pasti akan mengalami proses penuaan dan

dalam proses penuaan tersebut banyak orang yang akan mengalami gangguan

muskuloskeletal atau gangguan fungsi sendi yang dapat menyebabkan nyeri

salah satu contohnya gangguan penyakit muskuloskeletal adalah Arthritis

Gout ( Ratnawati, 2017 ).

Asam urat biasanya dikenal dengan Arthritis Gout, merupakan hasil

akhir dari katabolisme ( pemecahan ) suatu zat yang bernama purin, zat purin

merupakan zat alami salah satu kelompok dari struktur kimia pembentuk

DNA dan RNA. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan

untuk tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering

disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitannya.

Didalam tubuh manusia kadar asam urat ditentukan oleh keseimbangan

78

Page 2: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

2

produksi dan ekskresi, terkadang produksi asam urat tergantung dari diet. Jika

asam urat dalam tubuh berlebihan maka akan berdampak menimbulkan batu

ginjal atau pembengkakan dipersendian. Rasa sakit pada pembengkakan

tersebut adanya endapan kristal monosodium yang menimbulkan rasa nyeri

pada daerah tersebut. Sebagian penderita asam urat biasanya mempunyai

penyakit lain seperti, ginjal, diabetes dan hipertensi. Rentang kadar asam urat

pada pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8 mg/dL

(Fitriana, 2015 ).

World Health Organization (WHO, 2017) menyebutkan bahwa

prevalensi Arthritis Gout di dunia sebanyak 34,2%. Prevalensi Arthritis Gout

di Indonesia menduduki urutan kedua setelah penyakit Osteoarthritis.

Prevalensi Arthritis Gout di Indonesia semakin mengalami peningkatan.

Kejadian Arthritis Gout pada tahun 2013 sebesar 11,9%. Prevalensi di Riau

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 10,8% (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan hasil dari Riskesdas 2018, di Indonesia tahun 2018

Prevalensi penyakit yang terjadi didaerah persendian berdasarkan diagnosis

nakes di Indonesia yang tertinggi yaitu berada di Aceh dengan 13,3%, dan

terendah yaitu di Sulbar 3,2%. Prevalensi yang mengalami asam urat

berdasarkan umur 15-24 tahun dengan diagnosis yaitu 1,2%, umur 25-34

tahun dengan diagnosis yaitu 3,1% dan umur 35-44 tahun dengan

berdasarkan diagnosis yaitu 6,3%, umur 45-54 tahun berdasarkan diagnosis

yaitu 11,1%, umur 55-64 tahun berdasarkan diagnosis yaitu 15,5%, umur 65-

74 tahun berdasarkan diagnosis yaitu 18,6% dan umur 75 tahun atau lebih

banyak yaitu mencapai 18,9%. Penyakit asam urat lebih banyak diderita oleh

Page 3: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

3

perempuan yaitu berdasarkan diagnosis 8,5% dibandingkan dengan laki-laki

yaitu berdasarkan diagnosis 6,1%, disebabkan karena wanita yang usianya

memasuki masa menoupause hormon esterogen wanita mengalami penurunan

sehingga tidak dapat dengan optimal mengekresi asam urat dalam tubuh

(Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2017) melaporkan bahwa kejadian

Arthritis Gout termasuk sepuluh jenis penyakit terbesar di Puskesmas yaitu

sebanyak 8.339 kasus. Berdasarkan data dari Puskesmas Rumbai (2018),

prevalensi Arthritis Gout sebanyak 132 orang. Penderita Arthritis Gout

biasanya mengalami nyeri, bengkak yang tampak kemerahan hingga

keunguan, kencang, licin, dan hangat pada persendian. Pembengkakan yang

diakibatkan oleh Arthiritis Gout biasanya menyerang pada kaki, ibu jari

kaki, pergelangan kaki, lutut, tangan, pergelangan tangan, siku bahkan

jaringan lunak seperti telinga dan bisa menimbulkan benjolan. Apabila

benjolan tersebut pecah akan keluar suatu cairan massa berbentuk kapur.

Benjolan pada beberapa bagian sendi tubuh tersebut dapat mengakibatkan

rasa nyeri yang berlebihan sehingga mengalami gangguan pergerakan dalam

melakukan aktivitas ( Dewi & Asnita, 2016; Billota, 2012 ).

Kejadian Arthirits Gout disebabkan oleh berbagai faktor risiko

seperti genetik, usia, jenis kelamin, berat badan berlebih dan diet. Arthritis

Gout berhubungan dengan usia dan jenis kelamin, prevalensi meningkat di

usia >30 tahun pada pria dan di usia >50 tahun pada wanita. Prevalensi ini

akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia seseorang

(Lumunon, Bidjuni, & Hamel, 2015).

Page 4: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

4

Berdasarkan data dan permasalah diatas, penulis tertarik untuk

melakukan “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. M dengan Arthritis

Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari

karya tulis ilmiah ini “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Gerontik

pada Ny. M dengan Arthritis Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai

Pekanbaru?”.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Penulis mampu mendeskripsikan Asuhan Keperawatan gerontik

dengan masalah utama yaitu Arthritis Gout/ Asam Urat diwilayah Kerja

Puskesmas Rumbai Pekanbaru secara benar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini supaya penulis mampu :

a) Melakukan Pengkajian pada lansia dengan Arthritis Gout secara

benar di wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru.

b) Merumuskan Diagnosa Keperawatan pada lansia yang sesuai data

Pengkajian pada klien dengan Arthritis Gout diwilayah Kerja

Puskesmas Rumbai Pekanbaru.

Page 5: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

5

c) Menentukan Rencana Keperawatan Pada Lansia yang sesuai

dengan kebutuhan klien dengan Arthritis Gout diwilayah Kerja

Puskesmas Rumbai Pekanbaru.

d) Melakukan Tindakan Keperawatan pada lansia dengan Arthritis

Gout sesuai dengan yang telah direncanakan secara tepat diwilayah

Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru.

e) Melakukan Evaluasi terhadap Tindakan Keperawatan kepada klien

dengan Arthritis Gout diwilayah Kerja Puskesmas Rumbai

Pekanbaru.

f) Melakukan Pendokumentasian Keperawatan pada lansia dengan

Arthritis Gout diwilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai acuan informasi mengenai asuhan keperawatan Gerontik pada

penderita Arthritis Gout diwilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam melakukan

penulisan tentang Asuhan Keperawatan Gerontik pada Klien dengan

Arthritis Gout, dan sebagai syarat penyelesaian D III Keperawatan di

Poltekkes Kemenkes Riau. Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah

satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan Gerontik pada

klien khusus nya dengan Arthritis Gout.

Page 6: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

6

b. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk sebagai referensi dalam proses kegiatan belajar mengajar tentang

Asuhan Keperawatan Gerontik dengan masalah Arthritis Gout.

c. Bagi Institusi Penelitian

Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, diharapkan dapat

menambah bacaan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik,

khususnya pada klien Arthritis Gout.

d. Klien dan Keluarga

Manfaat penulisan bagi klien dan keluarga adalah agar klien dan keluarga

mengetahui tentang penyakit Arthritis Gout dan perawatan yang benar

agar klien mendapatkan perawatan yang tepat.

Page 7: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit (Arthritis Gout)

2.1.1 Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke

atas. Menua bukanlah penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-

angsur mengakibatkan perubahan pada tubuh, proses menurunnya daya tahan

tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Menua

atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan,

yaitu anak, dewasa, dan tua. Lansia ditandai dengan kegagalan seseorang

untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologi.

Kegagalan ini sangat berkait erat dengan penurunan daya kemampuan untuk

hidup serta peningkatan kepekaan secara individual, karena faktor tertentu.

Kelompok yang dikategorikan sebagai lansia akan menjadi suatu proses yang

disebut Aging Process atau proses penuaan. (Kholifah, 2016).

Menurut WHO batasan lansia terbagi menjadi beberapa :

a) Usia Pertengahan ( Middle Age ), adalah usia diantara 45-59

b) Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun

c) Usia Lanjut Tua ( Old ), adalah usia antara 75-90

d) Usia Sangat Tua ( Very Old ), adalah usia 90 tahun keatas

Penurunan keadaan biologis, menunjukkan gejala-gejala kemunduran

fisik antara lain kulit mulai mengendur dan keriput, rambut mulai beruban

dan memutih, gerakan melamban dan kurang lincah. Penurunan kemampuan

78

Page 8: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

8

kognitif antara lain suka lupa atau ingatan tidak dapat berfungsi dengan baik

(dalam Khushariyadi, 2012).

2.1.2 Ciri-ciri Lansia

Menurut Soejono 2000, dalam Ratnawati (2017) mengatakan bahwa

pada tahap lansia, individu mengalami banyak perubahan baik secara

fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan

kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan fisik yang dimaksud antara

lain rambut yang mulai memutih, muncul kerutan diwajah, ketajaman panca

indra menurun, serta terjadi kemunduran daya tahan tubuh. Di masa ini

lansia juga harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan

sosial, serta perpisahan dengan orang yang dicintai. Maka dari itu,

dibutuhkan kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat

menyikapi perubahan di usuia lanjut secara bijak (Soejono 2000, dalam

Ratnawati 2017).

2.1.3 Karakteristik Lansia

Menurut Kholifah tahun 2016, usia lanjut merupakan usia

yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini

dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah

tahap akhir dan proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses

menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup yang

terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,

mental, sosial sedikit demi sedikit sehinggan tidak dapat melakukan

Page 9: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

9

tugasnya sehari-hari (tahap penuaan). Penuaan merupakan perubahan

kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang

mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan

dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,

pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan

kemampuan regenaratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap

berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dengan orang lain (Kholifah,

2016).

2.1.4 Tipe-Tipe Lansia

a) Tipe Optimis : Lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup baik,

mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari

tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti kebutuhan

pasifnya.

b) Tipe Ketergantungan : Lanjut usia ini masih dapat diterima di

tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri,

tidak mempunyai inisiatif dan bila bertindak yang tidak praktis.

c) Tipe Defensif : Lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai

riwayat pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak

bantuan, emosi sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan,

bersifat konpultif aktif, dan menyenangi masa pensiun.

d) Tipe Mandiri : Tipe mandiri yaitu mengganti kegiatan yang hilang

dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan

teman dan memenuhi undangan.

Page 10: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

10

e) Tipe Tidak Puas : Tipe tidak puas terjadi karena konflik lahir batin

menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,

mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

f) Tipe Pemarah : Lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah

tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian

yang buruk. Lanjut usia sering mengekspresikan kepahitan hidupnya.

g) Tipe Bermusuhan : Lanjut usia yang selalu menganggap orang lain

yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan

curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil. Menganggap

menjadi tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang

muda, senang mengadu masalah pekerjaan, dan aktif menghindari masa

yang buruk.

h) Tipe Putus asa : Membenci dan menyalahkan diri sendiri, lanjut usia ini

bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai ambisi,

mengalami penurunan sosial-ekonomi, tidak dapat menyesuaiakan

diri.

(Kholifah, 2016).

2.2 Konsep Dasar Penyakit Arthritis Gout

2.2.1 Pengertian

Arthritis Gout adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya

kadar asam urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah

melebihi batas normal yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di

dalam persendian dan organ lainnya (Susanto, 2013).

Page 11: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

11

Arthritis Gout merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang

paling sering ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal

Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat

ini berasal dari metabolisme Purin. Hal penting yang mempengaruhi

penumpukan Kristal Urat adalah Hiperurisemia dan supersaturasi jaringan

tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar Asam Urat di dalam darah terus

meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit

Arthritis Gout ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan Kristal

Monosodium Urat secara Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi

(Zahara, 2013).

Arthritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena

deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi akibat

dari hiperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat

disebabkan karena penumpukan purin dan eksresi asam urat kurang dari

ginjal. Serangan radang persendian yang berulang terjadi apabila produksinya

berlebihan. Atau bisa juga karena terjadinya gangguan pada proses

pembuangan gout akibat kondisi ginjal yang kurang baik, atau karena

peningkatan kadar gout didalam darah sudah berlebihan yang disebut sebagai

hiperurisemia. Penyakit ini dalam dunia medis disebut sebagai penyakit pirai

atau gout (arthritis gout) adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses

katabolisme (pemecahan) purin baik dari diet maupun dari asam nukleat

endogen (asam deoksiribonukleat DNA). Normal kadar gout darah rata-rata

adalah antara 3 sampai 7 mg/ml, dengan perbedaan untuk pria 3,5-8,0 mg/dl

sedangkan untuk wanita 2,8-6,8 mg/dl. Dan sedangkan untuk mereka yang

Page 12: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

12

lanjut usia, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Gangguan gout bila kadar

tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl (Sya’diyah, 2018).

2.2.2 Etiologi

Secara garis besar penyebab terjadinya Arthritis Gout disebabkan oleh

faktor primer dan faktor sekunder, faktor primer 99% nya belum diketahui

(Idiopatik). Namun, diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan

faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat

mengakibatkan peningkatan produksi asam urat atau bisa juga disebabkan

oleh kurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Faktor sekunder,

meliputi peningkatan produksi asam urat, terganggunya proses pembuangan

asam urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang terserang

Artritis Gout adalah pria, sedangkan perempuan persentasenya kecil dan baru

muncul setelah Menopause. Artritis Gout lebih umum terjadi pada laki-laki,

terutama yang berusia 40-50 tahun (Susanto, 2013).

2.2.3 Tanda dan Gejala Arthritis Gout

Arthritis Gout banyak ditemukan pada laki-laki setelah usia 30 tahun,

sedangkan pada perempuan terjadi setelah Menopaus. Hal ini disebabkan

kadar asam urat laki-laki akan meningkat setelah pubertas, sedangkan pada

perempuan terdapat hormon estrogen yang berkurang setelah Menopaus

(Asikin, 2016).

Menurut Nurarif dan kusuma (2016) ada empat stadium perjalanan klinis

gout yang tidak dapat diobati antara lain :

Page 13: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

13

1) Stadium Pertama Hiperurisemia Asimtomatik. Pada stadium ini serum

asam urat pada laki-laki meningkat tanpa adanya gejala selain dari

peningkatan asam urat.

2) Stadium Kedua Arthritis Gout biasanya terjadi secara mendadak, biasanya

pembengkakan yang disertai nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu

jari kaki dan sendi metatarsofalengeal.

3) Stadium Ketiga tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat

berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Biasanya kebanyakan

orang mendapat serangan gout secara berulang dalam waktu kurang dari 1

tahun jika tidak diobati.

4) Stadium Empat tahap gout kronik yang timbunan asam uratnya terus

meluas selama beberapa tahun jika dimana tidak dimulai pengobatannya.

Peradangan yang kronik akibat kristal yang menyebakan asam urat

menjadi nyeri sakit dan kaku juga pembesaran dan benjolan sendi yang

bengkak.

Penyebab terjadinya penyakit Arthritis Gout yaitu :

a) Faktor keturunan dengan adanya riwayat penyakit gout.

b) Kadar gout yang meningkat karena diet terlalu tinggi protein dan makanan

kaya senyawa purin lainnya. Purin adalah senyawa yang dirombak

menjadi gout oleh tubuh. Beberapa jenis makanan ini yang kaya akan

purin seperti daging, baik sapi maupun kambing, makanan seafood,

kacang-kacangan dan lain-lain nya.

Page 14: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

14

c) Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol merupakan salah satu

sumber purin melalui ginjal, sehingga tidak disarankan untuk

mengkonsumsi alkohol berlebihan.

d) Penggunaan obat tertentu yang dapat meningkatnya kadar gout terutama

diuretika ( furosemide dan hidroklorotiazisa).

e) Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya

jamur, bakteri, dan virus lebih ganas.

f) Faktor lainnya adalah stress, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi, dan

olahraga berlebihan.

2.2.4 Patofisiologi

Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Arthritis Gout,

salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi Asam

Urat dalam darah. Mekanisme serangan Arthritis Gout Akut berlangsung

melalui beberapa fase secara berurutan yaitu, terjadinya Presipitasi Kristal

Monosodium Urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih

dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-

artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal Urat yang

bermuatan negatif akan dibungkus oleh berbagai macam protein.

Pembungkusan akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap

pembentukan kristal. Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis

yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi

Fagositosis Kristal oleh leukosit (Nurarif, 2015).

Page 15: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

15

Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya

membran vakuala disekeliling oleh kristal dan membran leukosit lisosom

yang dapat menyebabkan kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak,

terjadi ikatan hidrogen antara permukaan Kristal membran lisosom. Peristiwa

ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase

radikal kedalam sitoplasma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam

cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan

kerusakan jaringan (Nurarif, 2015).

Menurut Syadiyah (2018) ada beberapa faktor yang berperan dalam

serangan gout. Mekanisme serangan gout akut berlangsung beberapa fase

secara berurut :

a) Presipitasi Kristal Monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila

konsentrasi dalam plasma darah 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi

dirawan,Sonovium,jaringan Paraartikuler misalnya Bursa,Tendon dan

Selaputnya.

b) Respon Leukosit Polimorfonukuler ( PMN )

Pembentukan Kristal menghasilkan faktor kemotoksis yang dapat

menimbulkan respon Leukosit PMN selanjutnya akan terjadi fagositosis

Kristal oleh Leukosit.

c) Fagositosis Kristal Difagositosis oleh Leukosit membentuk Fagolisosom

dan akhirnya Membran Vakula disekeliling Kristal bersatu dan membran

Leukositik Lisosom.

Page 16: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

16

d) Kerusakan Lisosom Terjadinya Kerusakan Lisosom,sesudah selaput

Protein dirusak,terjadinya ikatan Hidrogen antara permukaan Kristal

membran dan pelepasan enzim-enzim dan Oksidae Radikal kedalam

Sitoplasma.

e) Kerusakan Sel setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosoma

dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan

intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.

Page 17: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

17

2.2.5 Pathway Asam Urat

(Nurarif, 2015).

Alkohol Makanan (kepiting, sefood, dll) Penyakit dan obat-obatan

Kadar laktat dalam darah Kadar proteinMenghambat ekresi asam

urat tubulus ginjal

Sekresi asam urat Gangguan metabolisme purin

Produksi asam urat

GOUT

Pelepasan kristal monosodium urat

Penimbunan kristal urat Didalam di sektar sendi

Pengedapan kristal urat

Lekosit menekan kristal urat

Mekanisme peradangan

Eritma , panas

Sirkulasi darah daerah radang

Vasodilatasi dari kapiler

NYERI

Penimbunana pada membran tulang rawan akticular

Erosi tulang rawan

Degenerasi tulang rawan sendi

Terbentuk topus, fibrasis pada tulang

Pembentukan tukak pada sendi

Perubahan bentuk tubuh pada tulng dan sendi

Kekakuan pada sendi

Gangguan konsep diri, citra diriGangguan pola

tidur Hambatan

Page 18: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

18

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang

Arthritis Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam

atau kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Arthritis Gout

berhubungan dengan gangguan metabolisme purin yang memicu

peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika

kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Catatan kadar normal

asam urat dalam darah untuk pria adalah <7mg/dl sedangkan wanita adalah

<6mg/dl (Junadi, 2012).

2.2.7 Penatalaksanaan

Menurut Nurarif (2015) Penanganan Arthritis Gout biasanya dibagi

menjadi penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis.

Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini :

1) Mengatasi serangan Arthritis Gout.

2) Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan

kristal urat pada jaringan, terutama persendian.

3) Terapi mencegah menggunakan terapi

hipourisemik.

2.2.8 Komplikasi

Meskipun penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi, namun

tetap patut di waspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi

diantaranya sebagai berikut:

a. Munculnya benjolan keras (tofi) di sekitar area yang meradang.

Page 19: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

19

b. Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung

serta tofi di dalam sendi yang merusak tulang rawan dan tulang

sendi itu sendiri. Kerusakan permanen ini biasanya terjadi pada kasus

penyakit asam urat yang diabaikan selama bertahu-tahun (Nurarif, 2015).

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Arthritis Gout

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian

dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi

yang diharapakan dari klien (Iqbal dkk, 2011).

1. Identitas Klien

Berisikan biodata klien seperti : nama, tempat tanggal lahir, agama,

alamat, pendidikan, pekerjaan, dll.

2 . Keluhan Utama

Biasanya klien penderita Arthritis Gout mengeluh nyeri pada persendian

yang mengakibatkan sulit/sakit untuk bergerak.

3. . Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit mulai dari timbulnya keluhan yang dirasakan

sampai saat dibawa ke layanan kesehatan, apakah pernah memeriksakan

diri ketempat lain serta pengobatan yang telah diberikan dan

bagaimana perubahannya.

P ( Provokatif ) : Kaji penyebab nyeri.

Q ( Quality/qualitas ) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien.

R ( Region ) : Kaji bagian persendian yang terasa nyeri.

Page 20: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

20

( biasanya pada pangkal ibu jari )

S ( Saverity ) : Apakah mengganggu aktifitas motorik .

T ( Time ) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan? .

4. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1. Kebutuhan Nutrisi

a. Makanan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi ( pantangan makanan kaya

protein ).

b. Minuman : Kaji frekuensi, jenis ( pantangan alkohol ).

2. Kebutuhan Eliminasi

a. BAK : Kaji frekuensi, jumlah, warna, bau.

b. BAB : Kaji frekuensi, jumlah, warna, bau.

3. Kebutuhan Aktivitas

Biasanya klien kurang/ tidak dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari

secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum :

Tingkat Kesadaran

GCS

TTV

b. Peningkatan Penginderaan

Sistem Intergumen : Kulit tampak merah atau keunguan, kencang,

licin, serta teraba hangat.

Sistem Penginderaan Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna

sklera, gerakan bola mata.

Page 21: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

21

Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak.

Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak,

biasanya terdapat tofi pada telinga.

c. Sistem Kardiovaskular

Inspeksi : Apakah ada pembesaran Vena Jugularis.

Palpasi : Kaji frekuensi nadi ( Takhikardi ).

Auskultasi : Apakah suara jantung normal/ada suara tambahan.

d. Sistem Muskuloskeletal

Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak ( pada ibu jari ) dan

nyeri yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi

perifer, deformitas (pembesaran persendian).

e. Sistem Perkemihan

Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal.

f. Pemeriksaan Diagnostik

Asam urat meningkat dalam darah dan urin.

Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).

Pada aspirasi cairan sendi ditemukan krital urat.

Pemeriksaan Radiologi.

5. Fungsional Klien

1. Indeks Barthel yang dimodifikasi

Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain, dapat

meningkatkan aktivitas fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah

tempat, kebersihan diri, aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan yang

Page 22: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

22

datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defikasi dan berkemih,

cara penilaian :

Tabel 2.1 Indeks Barthel

NO Kriteria Bantuan Mandiri

1. Makan. 5 10

2. Minum. 5 10

3. Berpindah dari kursi roda, tempat tidur

atausebaliknya.

5-10 15

4. Personal toilet ( mencuci muka, menyisir

rambut, menggosok gigi.

0 5

5. Keluar masuk toilet ( mencuci pakaian,

menyikat tubuh ).

5 10

6. Mandi. 5 15

7. Berjalan di tempat datar. 0 5

8. Naik turun tangga. 5 10

9. Menggunakan Pakaian. 5 10

10. Kontrol bowel ( BAB ). 5 10

11. Kontrol bladder ( BAK ). 5 10

Total Skor

Cara Penilaian : <60 : Ketergantungan penuh/total.

65-105 : Ketergantungan sebagian.

110 : Mandiri.

2). Pengkajian index katz

Page 23: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

23

Tabel 2.2 Index Katz.

Skor INTERPRETASI

A. Kemandirian dalam hal makan, minum, kontinen

(BAB/BAK), berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi.

B. Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu

dari fungsi tersebut.

C. Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi

dan satu fungsi tambahan.

D. Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,

berpakaian dan satu fungsi tambahan.

E. Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali

mandi, berpakaian, kekamar kecil, dan satu fungsi tambahan.

F. Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali

berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.

G. Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.

Lain-

Lain

Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak

dapat diklasifikasikan sebagai C, D dan E.

3). Pengkajian status kognitif

SPMSQ ( Short Portable Mental Status Questionaire ) adalah penilaian

fungsi intelektual lansia.

Tabel 2.3 Status Kognitif

No Pertanyaan Benar Salah

Page 24: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

24

.

1. Tanggal berapa hari ini ?

2. Hari apa sekarang ?

3. Apa nama tempat ini ?

4. Dimana alamat anda ?

5. Berapa umur anda ?

6. Kapan anda lahir ? ( minimal tahun )

7. Siapa presiden indonesia sekarang?

8. Siapa nama presiden sebelumnya ?

9. Siapa nama ibu anda ?

10. Kurangi 3 dari 20 dan tetapkan pengurangan 3

dari setiap pengurangan angka baru, semua

secara menurun

Total Nilai

Analisis Hasil :

Skor salah 0-2: fungsi intelektual utuh.

Skor salah 3-4: kerusakan intelektual ringan.

Skor salah 5-7: kerusakan intelektual sedang.

Skor salah 8-10: kerusakan intelektual berat.

4) MMSE (Mini Mental State Exam)

Page 25: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

25

Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian

dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa.

Tabel 2.4 Mini Mental State Exam

No. Aspek

Kognitif

Nilai

Maks

Nilai

Klien

Kriteria

1. Orientasi 5 Dapat menyebutkan

dengan benar :

Tahun :

Musim :

Tanggal :

Hari :

Bulan :

Orientasi 5 Dapat menyebutkan

dimana kita sekarang

berada?

Negara :

Provinsi :

Kota :

2. Registrasi 3 Sebutkan nama 3

objek (oleh

pemeriksa) setelah 1

menit kemudian minta

klien untuk

menyubutkan ke tiga

Page 26: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

26

objek tersebut.

3. Perhatian

Dan

Kalkulasi

5 Meminta klien

memulai dari angka

100 kemudian

dikurangi 7 sampai 5

kali/ tingkat.

4. Mengingat 3 Meminta klien untuk

mengulangi ketiga

objek pada no 2 tadi,

bila benar 1 point

untuk masing-masing

objek.

5. Bahasa 9 Tunjukkan Pada klien

suatu benda dan

tanyakan nama benda

tersebut pada klien.

(Misalnya Jam

dinding )

( misalnya pena )

Minta klien untuk

mengulang kata

berikut : “ tak ada

jika,dan, atau, tetapi”.

Bila benar nilai 1

Page 27: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

27

point.

Pernyataan benar

2 buah ( contoh :

tak ada, tetapi ).

Minta klien untuk

mengikuti perintah

berikut yang terdiri

dari 3 langkah :

“ambil kertas di

tangan anda, lipat

dua dan taruh

dilantai”.

Ambil kertas

ditangan anda

Lipat dua

Taruh dilantai

Perintahkan pada

klien untuk hal

berikut

( bila aktivitas sesuai

perintah nilai 1

point).

“Tutup mata

Page 28: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

28

anda”

Perintahkan pada

klien untuk menulis

satu kalimat atau

menyalin gambar.

Tulis satu kalimat

Menyalin gambar

TOTAL

NILAI

30

Interprestasi :

Nilai 0-17 : Kelainan kognitif berat.

Nilai 18-23 : Kelainan kognitif ringan.

Nilai 24-30 : Tidak ada kelainan kognitif.

(Kholifah, S.N, 2016).

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan

pasti tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan

tindakan keperawatan. Dengan demikian, diagnosa keperawatan ditetapkan

berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan

memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan, baik yang

nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial) (Iqbal dkk, 2011).

Page 29: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

29

Menurut NANDA (2015 ) diagnosa yang dapat muncul pada klien

dengan Arthritis Gout yang telah disesuaikan dengan SDKI (2017 ) adalah:

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi.

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk

tubuh.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan klien (Iqbal dkk, 2011).

Tabel 2.3.3 Perencanaan pada Klien Gout Arhtritis

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan

Page 30: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

30

. Keperawatan

(SDKI)

Hasil (SLKI) (SIKI)

1. Nyeri akut

berhubungan dengan

agen cedera fisiologis.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan nyeri dapat

menurun dengan

kriteria hasil:

1. Keluhan nyeri

menurun.

2. Meringis tampak

menurun.

3. Sikap protektif

menurun.

4. Rasa gelisah

menurun.

Observasi :

1. Identifikasi lokas,

karakteristik,

frekuensi, intensitas

nyeri.

2. Identifikasi skala

nyeri.

3. Identifikasi factor

penyebab nyeri.

4. Identifikasi factor

memperberat atau

memperingan nyeri.

Terapeutik :

1. Berikan teknik

nonfarmakologis

untuk mengurangi

nyeri (mis. Tarik

napas dalam,

kompres hangat/

dingin.

2. Kontrol lingkungan

yang memperberat

Page 31: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

31

nyeri.

3. Fasilitasi istirahat

dan tidur.

Edukasi :

1. Jelaskan penyebab

dan pemicu nyeri.

2. Jelaskan strategi

pereda nyeri.

3. Anjurkan monitor

nyeri secara

mandiri.

4. Anjurkan teknik

nonfarmakologis

untuk mengurangi

nyeri.

Kolaborasi :

1. Kolaborasi

pemberian analgetik

bila perlu.

2. Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan kekakuan

sendi.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

3x24 jam maka

mobilitas fisik

meningkat, dengan

Observasi :

1. Identifikasi

kesiapan dan

kemampuan

menerima

Page 32: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

32

kriteria hasil :

1. Pergerakan

sendi

meningkat.

2. Status

neurologi

membaik.

3. Aktivitas tidak

dibantu lagi.

informasi.

2. Identifikasi

indikasi dan

kontra indikasi

mobilisasi.

3. Monitor kemajuan

pasien/keluarga

dalam melakukan

mobilisasi.

Terapeutik :

1. Persiapan materi,

media dan alat-alat

seperti bantal.

2. Jadwalkan waktu

pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan

dengan klien dan

keluarganya.

3. Berikan

kesempatan pada

klien dan keluarga

untuk bertanya.

Edukasi :

Page 33: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

33

1. Jelaskan prosedur,

tujuan, indikasi, dan

kontra indikasi.

2. Ajarkan cara

mengidentifikasi

sarana dan prasarana

yang mendukung

untuk mobilisasi

dirumah.

3. Demontrasi cara

melatih rentang gerak

( misalkan gerakan

dilakukan dengan

perlahan, dimulai dari

kepala ke

ekstermitas, gerakan

semua persendian

sesuai dengan rentang

gerak normal, cara

melatih rentang gerak

pada sisi ekstermitas

yang menggunakan

ekstermitas normal.

Kolaborasi :

Page 34: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

34

1. 1. Kolaborasi

dengan

fisioterapi

dalam

mengembangka

n dan

melaksanakan

program latihan.

3. Gangguan citra

tubuh

berhubungan

dengan

perubahan

struktur/bentuk

tubuh.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24 jam

maka gangguan

citra tubuh dapat

menurun dengan

kriteria hasil :

1. harga diri

meningkat.

2. identitas diri

positif.

3. status koping

positif.

Observasi :

1. Identifikasi harapan

citra tubuh

berdasarkan tahap

perkembangan.

2. Identifikasi budaya,

agama, jenis kelamin

dan umur terkait citra

tubuh.

3. Identifikasi

perubahan citra

tubuh yang

mengakibatkan

isolasi sosial.

4. Monitor frekuensi

pernyataan kritik

Page 35: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

35

terhadap diri

sendiri.

5. Monitor apakah

klien dapat melihat

bagian tubuh yang

berubah.

Terapeutik :

1. Diskusikan

perubahan tubuh

dan fungsinya.

2. Diskusikan

perbedaan

penampilan fisik

terhadap harga diri.

3. Diskusikan

perubahan akibat

pubertas dan

kehamilan.

4. Diskusikan

kondisi stress

yang

mempengaruhi

citra tubuh (luka,

penyakit,

Page 36: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

36

pembedahan).

5. Diskusikan cara

mengembangkan

harapan citra tubuh

secara realistis.

6. Diskusikan persepsi

klien dan keluarga

tentang perubahan

citra tubuh.

Edukasi :

1. Jelaskan kepada

keluarga tentang

perawatan citra

tubuh.

2. Anjurkan

mengungkapkan

gambaran diri

terhadap citra

tubuh.

3. Anjurkan

mengikuti

kelompok

pendukung

(misalnya

Page 37: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

37

kelompok sebaya ).

4. Latih fungsi tubuh

yang dimiliki.

Kolaborasi :

1. Kolaborasi dengan

petugas kesehatan

terkait, jika perlu.

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah suatu perencanaan dimasukkan kedalam tindakan

selama fase implementasi ini merupakan fase kerja aktual dari proses

keperawatan. Rangkaian rencana yang telah disusun harus diwujudkan

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan dapat dilakukan oleh

perawat yang bertugas merawat klien tersebut atau perawat lain dengan cara

didelegasikan pada saat pelaksanaan kegiatan maka perawat harus

menyesuaikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan kondisi klien maka

validasi kembali tentang keadaan klien perlu dilakukan sebelumnya. (Amin

Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma 2015).

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk

mengukur keberhasilan dari rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan

klien, bila masalah tidak dapat dipecahkan atau timbul masalah baru

Page 38: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

38

maka perawat harus bersama untuk mengurangi atau mengatasi beban

masalah yang ada (Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma 2015).

Page 39: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Frisky Cecillia

Tempat Praktek : Puskesmas Rumbai Pekanbaru

Tanggal Pengkajian : 17 April 2021

3.1.1 Identitas Klien

Nama : Ny. M

Umur : 52 tahun

Alamat : Jl. Blok A

Pendidikan : SMA

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Pariaman

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Tanggal Pengkajian :17 April 2021

3.1.2 Status Kesehatan Saat Ini : Klien mengatakan nyeri hilang timbul, kebas

pada kaki kanan dan pinggang setelah bangun pagi pada saat hendak

melaksanakan sholat subuh.

78

Page 40: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

40

3.1.3 Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat pengkajian klien mengatakan menderita penyakit asam urat di

ketahui kurang lebih beberapa tahun yang lalu. Sekarang klien mengeluh

sering mengalami kebas pada kaki kanan dengan skala nyeri 7 terasa sangat

berat dan kaku, datang secara mendadak, jika datang di malam hari klien

menjadi tidak bisa tidur, klien saat ini tidak minum obat, klien tidak

memeriksakan diri ke Puskesmas. Saat ini semua aktivitas harian klien

lakukan secara mandiri, klien mengatakan masih suka makan kacang-

kacangan, jeroan, santan dan minuman yang manis.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Penyakit : Klien mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit.

Alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi makanan.

Kebiasaan : Kebiasaan klien adalah suka makan kacang-kacangan, dan

tidak memperhatikan makanan yang dapat memicu

peninggkatan asam urat.

Gambar 3.1 Genogram

X

X

X

x X X

X

Page 41: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

41

: Perempuan : Perempuan

: Laki- Laki : Pasien

: Laki-laki meninggal : Tinggal Serumah

Ny M memiliki seorang suami bernama Tn. A mereka memiliki 4 orang

anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan anggota keluarga nya tidak ada yang mengalami sakit

yang sama atau pun penyakit lainnya.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Compasmentis

2. TTV

a. TTD : 120/90 mmhg

b. Nadi : 82x/menit

c. RR : 20x/menit

d. Suhu : 36,4 oC

3. Sistem integument : Kulit terlihat keriput dan turgor jelek, warna kulit

sawo matang.

4. Kepala : Bentuk bulat, warna rambut merata,

warna rambut hitam keputihan.

5. Mata : Simetris, sklera berwarna putih,

X

X

Page 42: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

42

konjungtiva tidak anemis, pupil isokor.

6. Telinga : Simetris, bersih, pendengaran masih baik,

tidak ada benjolan, dan tidak ada cairan

serumen yang keluar.

7. Mulut dan tenggorokan : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang tanggal.

8. Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan vena

Jugularis.

9. Dada : Dada simetris, tidak ada benjolan.

10. Abdomen : Tidak ada hepatomegali, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada asites .

11. Sistem pernapasan : Pernafasan normal, tidak ada masalah.

12. Sistem kardiovaskular : Irama jantung teratur, CRT < 3 detik, TD

120/90 mmHg.

13. Sistem perkemihan : BAB 1 kali sehari.

BAK lancar 5-6 kali sehari.

14. Kekuatan otot : 4/5

15. Sistem Saraf Pusat

GCS: 15

N I : Penciuman masih baik, masih dapat membedakan bau

N II : Penglihatan sudah agak kabur, kurang jelas melihat yang

jauh

N III, IV, VI : Pupil isokor, relfeks terhadap cahaya baik,pergerakan mata

baik

Page 43: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

43

N V : Dapat membuka mulut, menguyah, dan menggigit dengan

baik

N VII : Mampu mengerutkan dahi, tersenyum, mengangkat alis, dan

menutup mata dengan baik

N VIII : Masih mampu mendengar bunyi yang pelan, seperti bunyi

detik arloji dan suara bisikan

N IX, X, XII : Mampu menelan dan berbicara dengan baik, ada refleks

Muntah

N XI : Pergerakan bahu dan kepala baik.

3.1.5 Pengkajian Psikososial dan Spiritual Dan Sosial

a. Psikologis

Klien mampu memanajemen stress dengan cara melakukan aktivitas

kecil dengan melakukan pekerjaan rumah. Daya ingat klien masih baik,

klien mampu beradaptasi dengan orang baru disekitarnya.

b. Spiritual

Klien beragama islam, sholat 5 waktu dilaksanakan tepat waktu,

pengetahuan klien terhadap agama cukup baik.

c. Sosial

Klien mengatakan aktif di lingkungan msayarakat, klien sering ikut

Wirid dimusholla didekat tempat tinggalnya.

Page 44: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

44

3.1.6 Pengkajian Fungsional Klien Dan Pengkajian Status Mental

a. Pengkajian Status Fungsional

Table 3.1 Indeks kemandirian (KATZ Indeks)

Skor Kriteria

AKemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke

kamar kecil, berpakaian dan mandi.

BKemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari

fungsi tersebut.

CKemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi

dan satu fungsi tambahan.

DKemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,

berpakaian dan satu fungsi tambahan.

EKemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,

berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.

FKemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali

berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan

GKemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi

dan satu fungsi tambahan.

Lain-

lain

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat

diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F.

Klien termasuk dalam kategori A, karena semuanya masih bisa dilakukan

secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan dari orang lain,

diantaranya yaitu: makan, kontinensia (BAK dan BAB), menggunakan

Page 45: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

45

pakaian, pergi ke toilet, berpindah tempat dan mandi, serta pasien tidak

menggunakan alat bantu berjalan.

b. Modifikasi dari Barthel Indeks

Tabel 3.2 Barthel Indeks

No Kriteria Nilai Keterangan

1. Makan

1. Tidak mampu

2. Butuh bantuan

memotong, mengoles

mentega dll.

3. Mandiri

3

2. Mandi1. Tergantung orang lain

2. Mandiri2

3. Perawatan diri

1. Membutuhkan bantuan

orang lain

2. Mandiri dalam

perawatan muka,

rambut, gigi, dan

bercukur

2

4. Berpakaian

1. Tergantung orang lain

2. Sebagian dibantu (misal

mengancing baju)

3. Mandiri

3

5. Buang air kecil 1. Inkontinensia atau

pakai kateter dan tidak

3

Page 46: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

46

terkontrol

2. Kadang Inkontinensia

(maks, 1x24 jam)

3. Kontinensia (teratur

untuk lebih dari 7

hari)

6. Buang air besar

1. Inkontinensia (tidak

teratur atau perlu

enema)

2. Kadang Inkontensia

(sekali seminggu)

3. Kontinensia (teratur)

3

7. Penggunaan toilet

1. Tergantung bantuan

orang lain

2. Membutuhkan bantuan,

tapi dapat melakukan

beberapa hal sendiri

3. Mandiri

3

8. Transfer

1. Tidak mampu

2. Butuh bantuan untuk

bisa duduk (2 orang)

3. Bantuan kecil (1 orang)

4. Mandiri

4

9. Mobilitas 1. Immobile (tidak 4

Page 47: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

47

mampu)

2. Menggunakan kursi

roda

3. Berjalan dengan

bantuan satu orang

4. Mandiri (meskipun

menggunakan alat

bantu seperti,

tongkat)

10. Naik turun tangga

1. Tidak mampu

2. Membutuhkan bantuan

(alat bantu)

3. Mandiri

3

Score Total 30

Interpretasi hasil:

20-30 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan ringan

9-11 : Ketergantungan sedang

5-8 : Ketergantungan berat

0-4 : Ketergantungan total

Klien mendapat skor 30, dengan artian bahwa klien dikategorikan mandiri.

Page 48: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

48

c. Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)

Tabel 3.3 tablet SPMSQ

Benar Salah No Pertanyaan

√ 01 Tanggal berapa hari ini?

√ 02 Hari apa sekarang ini?

√ 03 Apa nama Tempat ini?

√ 04 Dimana alamat anada?

√ 05 Berapa umur anda?

√ 06 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)

√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?

√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

√ 09 Siapa nama ibu anda?

√ 10

Kurangi 3 dari 20 dan tetap

pengurangan 3 dari setiap angka baru,

semua secara menurun

10

0

Kesalahan = 0

Kesimpulan:

Kesalahan 0-2 : Tidak ada kerusakan intelektual

Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan

Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang

Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

Page 49: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

49

Skor yang didapat dari hasil pengkajian adalah kesalahan = 0, sehingga dapat

disimpulkan bahwa klien memiliki fungsi intelektual yang utuh.

d. Mini Mental Status Exam (MMSE)

Tabel 3.4 tamble MMSE

NoAspek

Kognitif

Nilai

Maks.

Nilai

KlienKriteria

1.

Orientasi 5 5

Menyebutkan dengan

benar:

Tahun: 2021

Musim: Panas

Tanggal: 17

Hari: Sabtu

Bulan: Puasa, April

Orientasi 5 5

Dimana kita sekarang

berada?

Negara: Indonesia

Propinsi: Riau

Kota: Pekanbaru

Alamat: Jln Blok A

Di: Rumah

2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek

(oleh pemeriksa) 1 detik

untuk mengatakan

masing-masing obyek.

Page 50: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

50

Kemudian tanyakan

kepada klien ketiga

obyek tadi (untuk

disebutkan)

Obyek: Meja

Obyek: Pena

Obyek: TV

3.

Perhatian

dan

kalkulasi

5 5

Minta klien untuk

memulai dari angka 100

kemudian dikurangi 8

sampai 5 kali/tingkat

92

84

76

68

60

4. Mengingat 3 3

Minta klien untuk

mengulangi ketiga obyek

pada no.2 (registrasi)

tadi. Bila benar, 1 point

untuk masing-masing

obyek

5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien

suatu benda dan tanyakan

Page 51: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

51

namanya pada klien

Kertas

Pena

Minta klien untuk

mengulang kata berikut:

”tak ada jika, dan, atau,

tetapi”. Bila benar, nilai 1

point.

Pernyataan benar 2 buah

(contoh: tak ada, tetapi).

Minta klien uuntuk

mengikuti perintah

berikut yang terdiri dari 3

langkah:

”Ambil pena di tangan

anda, patahkan, dan taruh

di lantai”

Ambil pena di tangan

anda Patahkan

Taruh di lantai

Perintahkan pada klien

untuk hal berikut (bila

aktivitas sesuai perintah

nilai 1 point)

Page 52: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

52

”Tutup mata anda”

Perintahkan pada klien

untuk menulis satu

kalimat atau menyalin

gambar

Tulis satu kalimat

Menyalin gambar

Total Nilai 30

Interpretasi:

Nilai 24-30 : Tidak ada kelainan kognitif.

Nilai 18-23 : Kelainan kognitif ringan.

Nilai 0-17 : Kelainan kognitif berat.

Page 53: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

53

ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi Problem

Ds :

- Klien mengatakan nyeri dan

kemerahan, kebas pada kaki

kanan dan pinggang setelah

bangun pagi hendak solat

subuh.

- Klien tanpak meringis dan

memegang kaki yang nyeri. .

Karakteristik Nyeri

P : Nyeri karena Asam urat

Q : terasa sangat berat dan

tertekan

R : kaki bagian kanan

S : Skala nyeri 6

T : Setelah bangun pagi hendak

sholat subuh, nyeri terasa

hilang timbul.

DO :

1. TTV

TD : 120/90mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20x/menit

Penekanan Pada

sendi

Ganggguan Rasa

Nyaman Nyeri

Page 54: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

54

Suhu : 36,4 oC

Asam urat : 7,6 mg/dl

Ds :

Klien mengatakan jarang

melakukan aktivitas di luar

rumah, merasa nyeri jika

banyak gerak.

Do :

1. Klien terlihat kesulitan

saat mengerakan kaki

nya

2. Nilai kekuatan otot 4/5

3. TTV :

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36, 4 oC

Asam urat : 7, 6 mg/dl

Kekakuan pada

sendi

Gangguan

mobilitas fisik

Ds :

Klien mengatakan kurang

mengetahui tentang penyakit

yang dideritanya dan kurang

mengetahui tentang makanan

yang dihindari dan dianjurkan.

Kurang terpapar

infomasi tentang

asam urat

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

Page 55: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

55

Do :

Klien tampak kebingungan dan

bertanya-tanya tentang

penyakitnya.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pada sendi.

2. Ganguuan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakungan sendi.

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang

terpapar informasi tentang asam urat.

Pekanbaru, 17 April 2021

Frisky Cecillia NIM:P031814401012

Page 56: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

56

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan Rasa

Nyaman Nyeri

berhubungan

dengan

Penekanan pada

sendi.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

3x24 jam diharapkan pasien tidak

mengalami nyeri dengan kriteria hasil:

1. Mampu Mengontrol Nyeri ( tahu

penyebab nyeri )

2. Mampu menggunakan teknik

nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri.

3. Melaporkan Bahwa Nyeri

Berkurang Dengan Mengguna Kan

Manajemen Nyeri.

4. Mampu Mengenali Nyeri (Skala,

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri.

2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

3. Bantu klien dan keluaga untuk mencari dan menemukan

dukungan.

4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengauhi nyeri

5. Ajarkan teknik non farmakologi rileksasi napas dalam

kompres hangat dan dingin.

6. Tingkatkan istirahat dan tidur

7. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgetik pertama.

Page 57: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

57

Intensitas, Frekuensi Dan Tanda

Nyeri).

5. Menyatakan Rasa Nyaman Setelah

Nyeri Berkurang

6. Tanda-tanda vital dalam rentan

normal

7. Tidak mengalami gangguan tidur

Ganguuan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

kekakungan sendi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

3x24 jam diharapkan klien mampu

melakukan rentan gerak aktif dan

ambulasi secara perlahan dengan

kriteria hasil:

1. Klien meingkat dalam aktivitas

fisik.

1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan.

2. Kaji tingkat mobilisasi klien.

3. Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif maupun

rentan pasif pada sendi.

4. Lakukan ambulasi dengan alat bantu (misalnya tongkat,

kursi roda, walker, kruk).

5. Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara

Page 58: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

58

2. Mengerti tujuan dari peningkatan

mobilisasi.

3. Memperagakan penggunaan alat

bantu.

mandiri sesuai kemampuan

6. Motivasi klien untuk meningkatkan kembali aktivitas yang

normal, jika bengkak dan nyeri telah berkurang

Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan kekakuan

sendi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

diharapkan klien mampu melakukan

rentan gerak aktif dan ambulasi secara

perlahan dengan kriteria hasil:

4. klien meingkat dalam aktivitas fisik.

5. Mengerti tujuan dari peningkatan

mobilisasi.

6. Memperagakan penggunaan alat

bantu.

1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan.

2. Kaji tingkat mobilisasi klien.

3. Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif maupun

rentan pasif pada sendi.

4. Lakukan ambulasi dengan alat bantu (misalnya tongkat,

kursi roda, walker, kruk).

5. Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara

mandiri sesuai kemampuan

6. Motivasi klien untuk meningkatkan kembali aktivitas

yang normal, jika bengkak dan nyeri telah berkurang.

Page 59: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

59

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

berhubungan

dengan kurang

terpapar

informasi tentang

asam urat.

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan 3x24 jam diharapkan

klien mengetahui informasi tentang

asam urat.

Kriteria Hasil :

1. Klien mengungkapkan

pengetahuan tentang asam urat.

2. Klien mampu menjelaskan

prosedur yang dijelaskan secara

benar.

3. Klien mampu menjelaskan

kembali apa yang dijelaskan

mahasiswa perawat atau tim

kesehatan.

1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang

proses penyakit.

2. Jelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit

asam urat.

3. Jelaskan penyebab asam urat.

4. Sediakan informasi pada klien tentang kondisi penderita

asam urat

5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan

untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang atau

proses pengontrolan penyakit.

6. Instruksikan klien mengenai tanda dan gejala untuk

melaporkan pada pemberian perawatan kesehatan dengan cara

yang tepat.

Page 60: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

60

3.4 Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

Minggu

18

April

2021

Pukul :

13.00

wib

Gangguan Rasa

Nyaman Nyeri

berhubungan

dengan

penekanan pada

sendi

1. Melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi dan kualitas nyeri.

2. Mengobservasi reaksi nonverbal

dari ketidak nyamanan klien.

3. Menghadirkan dukungan untuk

klien,yaitu dukungan dari

keluarga.

4. Mengatur lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri.

5. Mengajarkan teknik

S :

Klien mengatakan nyeri dan

kemerahan,kebas pada bagian kaki kanan

dan bagian pinggang setelah bangun mau

sholat subuh.

O :

1. Klien tampak meringis dan

memegangi bagian kaki kanan

yang nyeri.

2. Karakteristik nyeri

P : Nyeri karena asam uratnya

Q : terasa sangat berat dan

Frisky

Page 61: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

61

farmakologi : napas

dalam,relaksasi, kompres hangat

dan dingin.

6. Meningkatkan istirahat tidur

7. Memonitoring vital sign sebelum

dan sesudah aktivitas

tertekan.

R : kaki bagian kanan

S : skala nyeri 7

T : Setelah bangun pagi hendak

sholat subuh, nyeri terasa hilang

timbul.

3. TTV

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36, 4 oC

Asam urat : 7, 6 mg/dl

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Page 62: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

62

Minggu

18 April

2021

Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

kekakuan sendi

1. Memonitor vital sign

sebelum dan sesudah latihan.

2. Mengkaji tingkat mobilisasi

klien.

3. Memantu klien untuk

melakukan rentan gerak aktif

maupun rentan pasif pada

sendi.

4. Melatih klien dalam

pemenuhan kebutuhan ADLs

secara mandiri sesuai

kemampuan

5. Memotivasi klien untuk

meningkatkan kembali

S:

Klien jarang melakukan aktivitas diluar

rumah,merasakan nyeri saat di gerakkan .

O :

1. Klien terlihat sulit menggerakan

kakinya

2. Nilai otot 4/5

3. TTV

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36, 4 oC

Asam urat : 7, 6 mg/dl

A : Masalah belum teratasi

Frisky

Page 63: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

63

aktivitas yang normal, jika

bengkak dan nyeri telah

berkurang.

P : Intervensi dilanjutkan

Minggu

18

April

2021

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

berhubungan

dengan kurang

terpapar

informasi

tentang asam

urat

1. Memberikan edukasi tentang

tingkat pengetahuan klien

tentang proses penyakit.

2. Menjelaskan pengertian

asam urat.

3. Menjelaskan tanda dan

gejala asam urat.

4. Menjelaskan penyebab asam

urat.

5. Mendiskusikan perubahan

gaya hidup yang mungkin

S :

Klien kurang mengetahui tentang

penyakit yang dideritanya dan kurang

mengetahui tentang makanan yang

dihindari dan dianjurkan.

O :

Klien tampak kebingungan dan bertanya-

tanya tentang penyakitnya.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan.

Frisky

Page 64: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

64

diperlukan untuk mencegah

komplikasi dimasa yang

akan datang atau proses

pengontrolan penyakit.

Senin

19

April

2021

Pukul

16.00

wib

Gangguan Rasa

Nyaman Nyeri

berhubungan

dengan

penekanan pada

sendi

1. Mengobservasikan reaksi non verbal

dari ketidaknyamanan klien.

2. Mengajarkan teknik non

farmakologi : napas dalam, relaksasi,

kompres hangat dan dingin.

3. Meningkatkan istirahat/tidur.

4. Memonitoring Vital Sign sebelum

dan sesudah aktivitas.

S :

Klien masih mengatakan nyeri dan

kemerahan,kebas pada bagian kaki kanan

dan bagian pinggang setelah bangun pagi

mau solat subuh.

O :

1. klien tampak meringis.

2. klien tampak memegangi bagian kaki

kanan yang nyeri.

3. TTV

Frisky

Page 65: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

65

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36, 4 oC

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Senin

19 April

2021

Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

kekakuan sendi.

1. Memonitoing vital sign

sebelum/sesudah latihan dan lihat

respon pasien saat latihan.

2. Membantu pasien berpegangan saat

berjalan dan terhadap cedera.

3. Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas.

S :

Klien masih merasakan nyeri saat

digerakkan .

O :

1. Klien terlihat menyentuh meja makan

saat menggerakkan kakinya.

2. Nilai otot 4/5

3. TTV

Frisky

Page 66: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

66

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36, 4 oC

Asam urat 7 mg/dl

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Senin

19 April

2021

Kurang

Pengetahuan

tentang penyakit

berhubungan

dengan kurang

terpapar

1. Menganjurkan klien mengurangi

makanan tinggi purin, seperti kepiting,

seafood ,dan lainnya.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

3. Menganjurkan klien istirahat yang

cukup minimal 8 jam sehari.

S:

Klien mengatakan masih kurang

mengetahui makanan yang dianjurkan

O:

Klien tampak kebingungan tentang

makanan yang dianjurkan

Frisky

Page 67: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

67

informasi

tentang asam

urat.

A : Masalah belum teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Rabu

21

April

2021

Pukul

14.00

wib

Gangguan Rasa

nyaman nyeri

berhubungan

dengan

penekanan pada

sendi.

1. Memonitoring vital sign

sebelum/sesudah latihan dan lihat

respon pasien saat latihan.

2. Membantu klien berpegangan saat

berjalan dan terhadap cedera

3. Membantu klien dalam memenuhi

aktivitas

S :

Klien mengatakan nyeri mulai berkurang

dan mulai bisa digerakkan.

O :

1. Klien tampak rileks dan jarang

memegang kaki dan pinggang nya

2. Skala nyeri 4

3. . TTV

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Frisky

Page 68: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

68

Suhu : 36, 4 oC

Asam urat 5,5 mg/dl

A : Masalah nyeri teratasi

P : Intervensi dihentikan

Rabu

21 April

2021

Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

kekakuan sendi

1. Monitoring tanda-tanda vital

sebelum/sesudah latihan dan lihat

respon pasien saat latihan

2. Memnbantu klien berpegangan saat

berjalan dan terhadap cedera

3. Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas.

S:

Klien mengatakan nyeri berkurang saat

digerakkan dan mulai beraktivitas di luar

rumah

O :

1. Klien terlihat i bisa menggerakkan

kakinya

2. Nilai otot 4/5

3. TTV

TD : 120/90 mmHg

Frisky

Page 69: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

69

Nadi : 82x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36, 4 oC

Asam urat 5,5 mg/dl

A : Masalah gangguan mobilitas fisik

teratasi

P : Intervensi dihentikan

Rabu

21 April

2021

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

berhubungan

dengan kurang

terpapar

informasi

1. Memantau keadaan klien

2. Menganjurkan klien istirahat yang

cukup minimal 8 jam/hari

S:

Klien mengatakan mengerti tentang

gejala dan tanda asam urat.

O :

1. Klien sudah mampu menjelaskan

kembali apa yang dijelaskan sebelumnya.

2. Klien tampak rileks dan melakukan

Frisky

Page 70: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

70

tentang asam

urat

istirahat yang cukup

A: Masalah kurang pengetahuan teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 71: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan gerontik yang

dilakukan Ny. M dengan Arthritis Gout diwilayah kerja Puskesmas

Rumbai, maka dalam bab ini penulis akan membahasa kesenjangan antara

teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan.

4.1 Pengkajian Keperawatan

Penulis melakukan pembahasan pada bab 4 ini tentang masalah-

masalah yang muncul pada kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.

M Dengan Masalah Arthritis Gout dimulai Sabtu, 17 April 2021. Saat

dilakukan pengkajian dengan metode wawancara pada tanggal 17 April

2021 pukul 13.00 WIB didapatkan data subjektif dan data objektif dari

klien. Data subyektif yaitu klien mengatakan nyeri dan kemerahan,

kebas pada bagian kaki kanan dan bagian pinggang setelah bangun pagi

mau sholat subuh. Klien jarang melakukan aktivitas diluar rumah karna

berjualan, merasakan nyeri saat digerakkan dan klien kurang mengetahui

tentang penyakit yang dideritanya dan kurang mengetahui tentang

makanan yang dihindari dan dianjurkan. Data Objektif yaitu klien tampak

meringis dan memegangi bagian kaki yang nyeri, skala nyeri 7, tanda-

tanda vital yaitu Tekanan darah : 120/90 mmHg, Nadi: 82x/menit,

RR : 20x/menit, S : 36,4 oc, asam urat : 7,6 mg/dl. klien tampak

bertanya tentang penyakitnya.

Page 72: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

72

Berdasarkan teori yang ada pada tinjauan, hasil pengkajian

menunjukkan bahwa memiliki kesenjangan pada diagnosa karena tidak

semua diagnosa yang ada pada teori ditemukan pada kenyataan, namun

hanya satu diagnosa saja yang sama dengan kenyataan yaitu diagnosa

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi, diagnosa

yang muncul pada kenyataan ada dua yaitu Gangguan rasa nyaman

berhubungan dengan penekanan pada sendi, dan kurang pengetahuan

tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

tentang asam urat.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam pembahasan akan dijelaskan antara teori dan hasil yang

didapatkan dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Pada saat teori

didapatkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien

dengan masalah Arthritis Gout yaitu, Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

berhubungan dengan penekanan pada sendi, gangguan mobilitas fisik

berhubungan dengan kekakuan pada sendi, Kurang pengetahuan tentang

penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang asam urat.

Setelah dilakukan pengkajian Ny. M ditemukan 3 diagnosa yaitu gangguan

rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pada sendi,

gangguan mobilitas fisik kekakuan pada sendi, dan kurang

pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpapar

informasi tentang asam urat.

Page 73: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

73

4.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan merupakan semua rencana tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan yang diberikan kepada klien. Menurut

Nurarif, A.H dan Kusuma, 2015 perencanaan asuhan keperawatan gerontik

pada klien dengan masalah gout arthritis adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan yang disusun dalam diagnosa pertama yaitu lakukan

pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi nyeri, observasi reaksi non

verbal dari ketidaknyamanan, bantu pasien dan keluarga untuk mencari

dan menemukan dukungan, kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri, ajarkan teknik non farmakologik: napas

dalam, relaksasi dan kompres hangat dingin, tingkatkan

istirahat/tidur, monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali. Berdasarkan perencanaan tersebut ada beberapa

perencanaan yang tidak dilakukan seperti monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemeberian analgesik pertama kali, karena peneliti tidak

ada kolaborasi dengan dokter.

2. Diagnosa kedua intervensi yang disusun yaitu konsultasikan dengan

terapi fisik tentang rencana teknik ambulasi, bantu klien unutuk

menggunakan tongkat saat berjalan dan terhadap cedera, ajarkan

pasien atau tenaga kesahatan lain tentang teknik ambulasi, kaji

kemampuan pasien dalam mobilisasi. latih Pasien dalam memenuhi

kebutuhan ADLS pasien, berikan alat bantu jika klien memerlukan.

Diagnosa kedua ini ada juga perencanaan yang tidak bisa peneliti

Page 74: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

74

lakukan dilapangan seperti konsultasi dengan terapi fisik tentang

rencana teknik ambulasi dan ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain

tentang teknik ambulasi karena tidak ada kolaborasi dengan terapi

fisik.

3. Perencanaan untuk diagnosa yang ketiga yaitu berikan penilaian

tentang tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit, jelaskan

tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit asam urat, jelaskan

penyebab asam urat, sediakan informasi pada klien tentang kondisi,

diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang akan datang atau proses

pengontrolan penyakit, instruksikan klien mengenai tanda dan gejala

untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang

tepat.

4.4 Implementasi keperawatan

Implementasi adalah suatu perencanaan dimasukkan kedalam

tindakan selama fase implementasi ini merupakan fase kerja aktual dari

proses keperawatan (Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma 2015).

Berdasarkan hal tersebut, penulis mengelola klien dalam implementasi

dengan masing- masing diagnosa. Diagnosa pertama yaitu gangguan rasa

nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pada sendi. Selama 3 x 24

jam peneliti melakukan implementasi dengan tujuan diharapkan nyeri klien

berkurang dengan kriteria hasil klien mampu mengontrol nyeri (tahu

penyebab nyeri), mampu menggunakan teknik nonfarmakologik untuk

Page 75: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

75

mengurangi nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajement

nyeri, mampu mengenali skala nyeri (intensitas frekuensi dan gejala

nyeri), menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, tanda vital

dalam rentang normal, tidak mengalami gangguan tidur.

Dalam pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan yang

terdapat pada perencanaan asuhan keperawatan ada beberapa tindakan

keperawatan yang tidak dilakukan peneliti, diantaranya adalah monitor

vital sign sebelum dan sesudah pemeberian analgesik pertama kali,

karena peneliti tidak ada kolaborasi dengan dokter.

Diagnosa kedua yaitu gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

kekakuan pada sendi. Selama 3 x 24 jam peneliti melakukan implementasi

dengan tujuan meningkatkan aktivitas fisik berpindah dengan kriteria hasiil

mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas fisik, memverbalisasikan

perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah,

memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi seperti kursi roda

dan krek. Berdasarkan hal diatas peneliti tidak dilakukan karena tidak

adanya alat tersebut.

Sedangkan untuk diagnosa ketiga kurang pengetahuan tentang

penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang asam urat.

Selama 3 x 24 jam peneliti melakukan implementasi dengan tujuan

klien mengetahui tentang penyakitnya dengan kriteria hasil klien

mengungkapkan pengetahuan tentang asam urat, klien mampu menjelaskan

prosedur yang dijelaskan secara benar, klien mampu menjelaskan

kembali apa yang dijelaskan mahasiswa perawat.

Page 76: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

76

4.5 Evaluasi Keperawatan

Penulis melakukan evaluasi keperawatan pada kasus ini antara lain :

a) Diagnosa pertama gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan

dengan penekanan pada sendi. Pada diagnosa ini penulis sudah

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan pustaka yang

ada dan dilakukan semaksimal mungkin dengan tujuan masalah nyeri

teratasi sebagian

b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi.

Pada diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai

dengan tinjauan pustaka yang ada dan dilakukan semaksimal

mungkin dengan tujuan masalah mobilitas dapat teratasi.

c) Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan

kurang terpapar informasi tentang asam urat. Pada diagnosa ini

penulis sudah melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai

dengan tinjauan pustaka yang ada dan dilakukan semaksimal mungkin

dengan tujuan masalah kurang pengetahuan dapat teratasi.

Page 77: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan penulis pada

pasien dengan arthtriti gout di wilayah kerja Puskesmas Rumbai, maka

penulis memberikan kesimpulan serta saran untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan dan asuhan keperawatan antara lain.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus Asuhan Keperawatan Gerontik

dengan masalah Arthritis Gout di Puskesmas Rumbai pada tanggal 17

April 2021 sampai dengan 22 April 2021, penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil pengkajian pada Ny. M didapatkan klien mengatakan nyeri

dan kemerahan, kebas pada bagian kaki kanan dan bagian pinggang

setelah bangun pagi mau sholat subuh. Klien jarang melakukan

aktivitas diluar rumah karena berjualan, merasakan nyeri saat

digerakkan dan klien kurang mengetahui tentang penyakit yang

dideritanya dan kurang mengetahui tentang makanan yang dihindari

dan dianjurkan.

b. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu gangguan rasa nyaman

nyeri berhubungan dengan penekanan pada sendi, gangguan mobilitas

fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi, kurang pengetahuan

Page 78: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

77

tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi

tentang asam urat .

c. Rencana tindakan keperawatan disusun untuk mengatasi semua

masalah keperawatan Ny. M dengan masalah arthritis gout yaitu agar

klien tidak mengalami nyeri, gangguan mobilitas fisik, dan

klien mengetahui informasi tentang penyakit asam urat.

d. Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang diberikan

kepada Ny. M.

e. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis selama 3 hari perawatan

pada Ny. M dengan masalah arthritis gout didapatkan beberapa

diagnosa teratasi yaitu, diagnosa teratasi adalah gangguan mobilitas

fisik dan kurang pengetahuan, diagnosa teratasi sebagian adalah

gangguan rasa nyaman nyeri.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang penulis bisa

berikan untuk perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan adalah :

a. Bagi institusi

Lebih mengoptimalkan kurikulum belajar khususnya mata kuliah

keperawatan gerontik dan promosi kesehatan, sehingga dapat

menciptakan tenaga kesehatan khususnya perawat yang handal dalam

memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya pada

klien yang menderita arthritis gout.

Page 79: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

78

b. Bagi Puskesmas Rumbai

Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan

khususnya pada klien dengan masalah arthritis gout.

Memberikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan tindakan yang

dibutuhkan klien.

c. Bagi mahasiswa

Dianjurkan untuk meningkatkan kemampaun dan pengetahuan dalam

memberikan asuhan keperawatan gerontik yang optimal dan

komprehensif serta bertanggung jawab kepada klien dengan masalah

arthritis gout.

Page 80: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

79

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2018. Penyakit Degeneratif: Mencegah & Mengatasi Penyakit Degeneratif dengan Perilaku & Gaya Hidup Yang Sehat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Asikin M,dkk.(2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dewi,A.P.,&Asnita,L.(2016). Perawatan lansia penderita Nyeri Arthritis Gout dalam keluarga dan masyarakat.Pekanbaru:UR Press.

Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.

Iqbal, dkk. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela.

Kholifah, S. N. 2016. Keperawatan Gerontik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan.

Khushariyadi, 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika.

Lumunon,O.J.,Bidjuni,H,&Hamel,R.(2015).Hubungan Gizi dengan Arthritis Gout Pada lansia di Puskesmas Wawonasa Manado,Jurnal Keperawatan.

Page 81: repository.pkr.ac.idrepository.pkr.ac.id/1704/6/BAB 1-DAFTAR PUSTAKA FRISKY... · Web viewKarya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan Keperawatan

80

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Jogyakarta: Mediaction.

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan ke-3 (Revisi). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan ke-2.Jakarta: DPP PPNI.

Ratnawati, Emmelia 2017. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Riset Keshatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2018.

Silviliyana, Mega. 2018. Statistik Penduduk Lanjut Usia. Badan Pusat Statistika. (https//www.bps.gp.id,diakses februari 2021 ).

Sya’diyah, Hidayatus. 2018 Keperawatan Lanjut Usia. Sidoarjo:

Indomedia Pustaka.