1
Januari 2019 KEBIJAKAN MONETER BULANAN MEMPERKUAT KETAHANAN EKSTERNAL, MEMPERTAHANKAN STABILITAS BI 7-DAY REVERSE REPO RATE TETAP 6,00% Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Bank Indonesia juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar Rupiah maupun pasar valas sehingga dapat mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan. RISIKO PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA YANG MELANDAI HARGA KOMODITAS GLOBAL YANG MENURUN BI 7-Day Reverse Repo Rate TETAP 6,00% 5,25% Suku Bunga Deposit Facility TETAP 6,75% Suku Bunga Lending Facility TETAP 1. Mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5% dari PDB. 2. Mencermati risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong berjalannya mekanisme pasar, dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan. FOKUS KEBIJAKAN RAPAT DEWAN GUBERNUR (RDG) BANK INDONESIA PADA 16 DAN 17 JANUARI 2019 MEMUTUSKAN: 3. Menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil. 4. Memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait guna turut menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan. 5. Memastikan kelancaran dan ketersediaan sistem pembayaran nasional, baik yang dioperasikan Bank Indonesia maupun industri. Selengkapnya dapat dilihat di www.bi.go.id BankIndonesiaChannel Bank Indonesia Contact Center 131 Bank_Indonesia Pertumbuhan ekonomi dunia melandai, namun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda. Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan melambat pada 2019 sehingga dapat pula memengaruhi kecepatan normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB). Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto antara lain akibat ketegangan hubungan dagang dengan AS dan dampak proses deleveraging yang masih berlanjut. Ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda dipengaruhi oleh: Sehingga mendorong aliran modal ke negara berkembang. Eskalasi ketegangan hubungan dagang AS - Tiongkok yang mereda. Prakiraan kecepatan kenaikan FFR yang berkurang. Harga komoditas global menurun termasuk minyak dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. 1. EKONOMI GLOBAL Pertumbuhan ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar tenaga kerja makin ketat dan dukungan fiskal terbatas. Stance kebijakan moneter The Fed lebih dovish, diprakirakan menurunkan kecepatan kenaikan Fed Fund Rate (FFR). Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik. 2. EKONOMI DOMESTIK Diperkirakan masih terbatas dipengaruhi: • Pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai. • Harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Mulai menurun sejalan dengan kebijakan pengendalian yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik. Tetap kuat, ditopang oleh: • Daya beli dan keyakinan konsumen yang terjaga. • Dampak positif persiapan pemilu. KONSUMSI EKSPOR IMPOR 6. STABILITAS SISTEM KEUANGAN Rp 197,1 (gross) triliun Pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, dengan penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari s.d. November 2018 tercatat sebesar: 6,1% (yoy) Pertumbuhan DPK Individual (RT) Kinerja rumah tangga (RT) sedikit menurun pada November 2018. 5,3% 64,4% Return on Asset (ROA) korporasi Debt Service Ratio (DSR) korporasi Perbaikan kinerja korporasi nonkeuangan masih berlanjut, meski terbatas ** **Laporan 431 korporasi go public triwulan III 2018 Risiko kredit terjaga tetap rendah Rasio Non Performing Loan (NPL) (gross) 2,7% (net) 1,2% Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dengan risiko kredit yang terkelola dengan baik. Rasio kecukupan modal perbankan tetap tinggi. Likuiditas berada pada level yang memadai. 23,3 % 20,1% Intermediasi sedikit melambat, tercermin dari pertumbuhan kredit yang melambat. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) Pertumbuhan Kredit 12,1% (yoy) Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 7,2% (yoy) 78,5% Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Efisiensi meningkat. *Data November 2018 PROSPEK KE DEPAN (2019) INFLASI 3,5±1% (yoy) PERTUMBUHAN EKONOMI 5,0–5,4% (yoy) PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA 8,0–10,0% (yoy) Sekitar 2,5% PDB DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN Kisaran PERTUMBUHAN KREDIT 10,0–12,0% (yoy) Kisaran Neraca perdagangan Indonesia Desember 2018 mencatat defisit sedangkan aliran masuk modal asing masih berlanjut. 3. NERACA PERDAGANGAN INDONESIA & ALIRAN MODAL Kinerja ekspor menurun, khususnya ekspor nonmigas akibat kondisi global yang kurang kondusif. EKSPOR Defisit 1,1 miliar dolar AS ALIRAN MASUK MODAL ASING 1,9 miliar dolar AS Cadangan Devisa akhir Desember 2018: Setara dengan pembiayaan: *Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor ATAU 6,7 Bulan Impor 6,5 Bulan Impor + Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah 120,7 miliar dolar AS 5. INFLASI Inflasi tetap rendah dan terkendali, pada 2018 berada dalam kisaran sasaran 3,5±1%. Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan inflasi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi. Inflasi Inti 0,17% (mtm) 3,07% (yoy) Inflasi Volatile Food 1,55% (mtm) 3,39% (yoy) Inflasi Administered Prices 1,20% (mtm) 3,36% (yoy) 0,62% (mtm) 3,13% (yoy) INFLASI IHK Desember 2018 Nilai tukar Rupiah dalam tren menguat sehingga mendukung stabilitas harga. Depresiasi Rupiah secara ptp lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Januari 2019, Rupiah menguat dipengaruhi: 1. Aliran masuk modal asing akibat perekonomian domestik yang kondusif. 2. Imbal hasil domestik yang tetap menarik. 3. Ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda. 4. NILAI TUKAR 0,54% (ptp) Desember 2018 5,65% (ptp) Tahun 2018 Depresiasi: Perekonomian domestik yang tetap baik ditopang kelancaran sistem pembayaran yang tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun nontunai. BI-RTGS (rata-rata harian nominal transaksi) SKNBI (rata-rata harian nominal transaksi) Transaksi Ritel Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) 7. SISTEM PEMBAYARAN Uang Yang Diedarkan TUNAI NONTUNAI ATM / Debit Kartu Kredit Uang Elektronik 7,9% (yoy) 14,3% (yoy) 215,4% (yoy) 7,8% (yoy) 1,53% (yoy) 8,08% (yoy) DATA DESEMBER 2018 DATA NOVEMBER 2018

1. EKONOMI GLOBAL 5. INFLASI - bi.go.id · Inflasi tetap rendah dan terkendali, pada 2018 berada dalam kisaran sasaran 3,5±1%. Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. EKONOMI GLOBAL 5. INFLASI - bi.go.id · Inflasi tetap rendah dan terkendali, pada 2018 berada dalam kisaran sasaran 3,5±1%. Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi

Januari 2019KEBIJAKAN MONETER BULANAN

MEMPERKUAT KETAHANAN EKSTERNAL, MEMPERTAHANKAN STABILITAS

BI 7-DAY REVERSE REPO RATE TETAP 6,00%Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset

keuangan domestik. Bank Indonesia juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar Rupiah maupun pasar valas sehingga dapat mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan.

RISIKOPERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA YANG MELANDAI

HARGA KOMODITAS GLOBAL YANG MENURUN

BI 7-Day Reverse Repo Rate TETAP 6,00% 5,25%Suku Bunga Deposit

Facility TETAP 6,75%Suku Bunga LendingFacility TETAP

1. Mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5% dari PDB.

2. Mencermati risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong berjalannya mekanisme pasar, dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.

FOKUS KEBIJAKAN

RAPAT DEWAN GUBERNUR (RDG) BANK INDONESIA PADA 16 DAN 17 JANUARI 2019 MEMUTUSKAN:

3. Menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil.

4. Memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait guna turut menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan.

5. Memastikan kelancaran dan ketersediaan sistem pembayaran nasional, baik yang dioperasikan Bank Indonesia maupun industri.

Selengkapnya dapat dilihat di www.bi.go.id BankIndonesiaChannel Bank Indonesia Contact Center 131Bank_Indonesia

Pertumbuhan ekonomi dunia melandai, namun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda.

Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan melambat pada 2019 sehingga dapat pula memengaruhi kecepatan normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB).

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto antara lain akibat ketegangan hubungan dagang dengan AS dan dampak proses deleveraging yang masih berlanjut.

Ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda dipengaruhi oleh:

Sehingga mendorong aliran modal ke negara berkembang.

Eskalasi ketegangan hubungan dagang AS - Tiongkok yang mereda.

Prakiraan kecepatan kenaikan FFR yang

berkurang.

Harga komoditas global menurun termasuk minyak dunia akibat peningkatan pasokan dari AS.

1. EKONOMI GLOBAL

Pertumbuhan ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar tenaga kerja makin ketat dan dukungan fiskal terbatas. Stance kebijakan moneter The Fed lebih dovish, diprakirakan menurunkan kecepatan kenaikan Fed Fund Rate (FFR).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik.

2. EKONOMI DOMESTIK

Diperkirakan masih terbatas dipengaruhi:• Pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai.• Harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun.

Mulai menurun sejalan dengan kebijakan pengendalian yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik.

Tetap kuat, ditopang oleh:• Daya beli dan keyakinan konsumen yang terjaga. • Dampak positif persiapan pemilu.

KONSUMSI EKSPOR IMPOR

6. STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Rp 197,1 (gross)triliun

Pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, dengan penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term

Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari s.d. November 2018 tercatat sebesar:

6,1% (yoy)Pertumbuhan DPK Individual (RT)

Kinerja rumah tangga (RT) sedikit menurun pada November 2018.

5,3% 64,4%Return on Asset (ROA)

korporasi Debt Service Ratio

(DSR) korporasi

Perbaikan kinerja korporasi nonkeuangan masih berlanjut, meski terbatas **

**Laporan 431 korporasi go public triwulan III 2018

Risiko kredit terjaga tetap rendah

Rasio Non Performing Loan (NPL)

(gross)2,7%

(net)1,2%

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dengan risiko kredit yang terkelola dengan baik.

Rasio kecukupan modal perbankan

tetap tinggi.

Likuiditas berada pada level yang memadai.

23,3%20,1%

Intermediasi sedikit melambat, tercermin dari pertumbuhan kredit yang

melambat.

Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pertumbuhan Kredit

12,1%(yoy)

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

7,2%(yoy) 78,5%

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Efisiensi meningkat.

*Data November 2018

PROSPEK KE DEPAN (2019)

INFLASI

3,5±1%(yoy)

PERTUMBUHAN EKONOMI

5,0–5,4%(yoy)

PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA

8,0–10,0%(yoy)

Sekitar

2,5%PDB

DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN

Kisaran

PERTUMBUHAN KREDIT

10,0–12,0%(yoy)

Kisaran

Neraca perdagangan Indonesia Desember 2018 mencatat defisit sedangkan aliran masuk modal asing masih berlanjut.

3. NERACA PERDAGANGAN INDONESIA & ALIRAN MODAL

Kinerja ekspor menurun, khususnya ekspor nonmigas akibat kondisi global yang kurang kondusif.

EKSPOR

Defisit 1,1 miliar dolar AS

ALIRAN MASUK MODAL ASING 1,9 miliar

dolar AS

Cadangan Devisa akhir Desember 2018:

Setara dengan pembiayaan:

*Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor

ATAU6,7Bulan Impor

6,5Bulan Impor

+

PembayaranUtang Luar Negeri Pemerintah

120,7miliar dolar AS

5. INFLASIInflasi tetap rendah dan terkendali, pada 2018 berada dalam kisaran sasaran 3,5±1%.

Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan inflasi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Inflasi Inti

0,17%(mtm)

3,07%(yoy)

Inflasi Volatile Food

1,55%(mtm)

3,39%(yoy)

Inflasi Administered Prices

1,20%(mtm)

3,36%(yoy)

0,62% (mtm)

3,13% (yoy)

INFLASI IHKDesember 2018

Nilai tukar Rupiah dalam tren menguat sehingga mendukung stabilitas harga.

Depresiasi Rupiah secara ptp lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand AfrikaSelatan, Real Brasil, dan Lira Turki.

Januari 2019, Rupiah menguat dipengaruhi:

1. Aliran masuk modal asing akibat perekonomian domestik yang kondusif.

2. Imbal hasil domestik yang tetap menarik.

3. Ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

4. NILAI TUKAR

0,54%(ptp)

Desember 2018

5,65%(ptp)

Tahun 2018Depresiasi:

Perekonomian domestik yang tetap baik ditopang kelancaran sistem pembayaran yang tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun nontunai.

BI-RTGS(rata-rata harian

nominal transaksi)

SKNBI(rata-rata harian

nominal transaksi)Transaksi Ritel Alat Pembayaran

Menggunakan Kartu (APMK)

7. SISTEM PEMBAYARAN

Uang Yang Diedarkan

TUNAI NONTUNAI

ATM / Debit Kartu Kredit Uang Elektronik

7,9%(yoy)

14,3%(yoy)

215,4%(yoy)

7,8%(yoy)

1,53%(yoy)

8,08%(yoy)

DATA DESEMBER 2018 DATA NOVEMBER 2018