Upload
doannga
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
I. PENDAHULUAN
Kacang tanah merupakan tanaman kelompok legumenosa (kacang-
kacangan) yang memiliki keunikan pada pembentukan polongnya. Jika pada
tanaman kacang-kacangan yang lain seperti buncis, kacang panjang, lamtoro dan
lainnya, polong terbentuk dari bunga yang berada di bagian atas tanaman dan
tumbuh serta berkembang juga berada pada bagian atas tanaman pula, tetapi pada
kacang tanah meskipun bunga terbentuk pada bagian atas tanaman namun
kemudian untuk tumbuh dan berkembang, bunga tadi harus berada di dalam tanah
dengan cara membentuk ginofor.
Dengan harus membentuk ginofor inilah maka akan banyak menimbulkan
kendala bagi kacang tanah untuk memproduksi polong karena ginofor yang
dihasilkan oleh sebuah bunga memiliki ukuran yang terbatas yakni ± 15 cm. Oleh
karena itu jika ginofor terbentuk pada ketinggian lebih dari 15 cm maka akan
sangat kecil peluang ginofor tersebut untuk berubah menjadi sebuah polong.
Karena pertumbuhan dan perkembangan ginofor menjadi polong memerlukan
kondisi kelembaban dan cahaya sebagaimana yang ada di dalam tanah.
Oleh karena itu melalui upaya pemangkasan batang atau cabang tanaman
maka diharapkan akan muncul cabang-cabang baru ke arah samping sehingga
dapat lebih memperendah posisi atau tempat munculnya bunga (berjarak kurang
dari 15 cm dari permukaan tanah). Sehingga apabila bunga tersebut tumbuh dan
berkembang menjadi ginofor maka ginofor tadi akan dapat mencapai tanah dan
akan dapat tumbuh serta berkembang menjadi sebuah polong.
2
Kemudian dengan didukung oleh penambahan zat makanan berupa
penambahan unsur phosphor, yang banyak berperan pada fase pertumbuhan
generatif atau perkembangan organ generatif, maka nantinya diharapkan akan
lebih banyak lagi bunga yang dihasilkannya.
Dengan demikian maka perlu kiranya dilakukan pengkajian terhadap upaya
pemangkasan tanaman yang didukung oleh penambahan pupuk phospor terhadap
kacang tanah. Apalagi sampai saat ini ketersediaan kacang tanah di Indonesia
dapat dikatakan masih tergolong cukup rendah karena belum mampu mencukupi
kebutuhan masyarakat, sehingga untuk tujuan tersebut pemerintah Indonesia harus
mengimpor kacang tanah dari beberapa negara. Pada tahun 2001 saja angka
impor kacang tanah tercatat sebesar 118.758 ton biji kering atau senilai 35,528
ribu USD (Anonimous, 2002).
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka ada beberapa permasalahan yang dapat
dikemukakan yaitu :
1. Bagaimana pengaruh pemangkasan terhadap pembentukan cabang baru dan
hasil polong tanaman kacang tanah?
2. Bagaimana pengaruh pupuk phospor terhadap hasil polong tanaman kacang
tanah?
3. Bagaimana interaksi antara pemangkasan dan pemberian pupuk phospor
terhadap pembentukan cabang baru maupun hasil polong tanaman kacang
tanah?
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
Sama halnya dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, kacang tanah
juga memiliki dua fase pertumbuhan yakni fase vegetatif dan fase generatif
(reproduktif). Fase vegetatif ditandai dengan munculnya kecambah dan berakhir
pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan fase generatif dimulai sejak
timbulnya bunga sampai dengan polong masak (pembungaan, pembentukan
polong, pembentukan biji dan pemasakan biji)
Bunga kacang tanah terbentuk pada tajuk di atas tanah, tetapi polong masuk
dan berkembang di dalam tanah dan mampu menyerap hara langsung dari tanah.
Setelah bunga mengalami persarian dan pembuhan maka bakal buah akan tumbuh
memanjang yang disebut ginofor dan bersifat geotropik. Ginofor tersebut akan
terus masuk menembus tanah sedalam 2 – 7 cm, kemudian akan terbentuk rambut-
rambut halus pada permukaan lentisel dan ginofor mengambil posisi horisontal
(Danarti dan Najiyati, 1992).
Kegemburan tanah merupakan syarat terpenting untuk tumbuhnya kacang
tanah. Tanah yang tidak gembur (padat) menurut Danarti dan Najiyati (1992),
dapat mengganggu pertumbuhan ginofor dalam membentuk polong atau bahkan
dapat mengakibatkan ginofor tidak mampu menembus tanah. Namun demikian,
banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi tanah menjadi
gembur, antara lain dengan pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik.
4
Dibandingkan dengan Cina, India, Nigeria dan Amerika Serikat, yang
selama ini menjadi produsen kacang tanah dunia maka produksi kacang tanah
Indonesia masih sangat rendah. Selama kurun waktu lima tahun (1996 – 2000)
produksi Cina rata-rata mencapai 10, 9 juta ton, India 7,4 juta ton, Nigeria 2,1 juta
ton dan Amerika Serikat 1,6 juta ton. Sedangkan produksi Indonesia rata-rata
hanya mampu mencapai 695.700 ton. Oleh karena itu untuk pemenuhi permintaan
pasar yang ada maka pada tahun 2001 Indonesia telah melakukan impor kacang
tanah yang tercatat sebesar 118.758 ton biji kering (Anonimous, 2002).
2. Pupuk Phospor
Phospor (P) merupakan unsur hara esensial makro yang penting setelah
Nitrogen (N). Hara P sangat penting bagi tanaman kacang tanah karena berfungsi
dalam transfer energi, penyusunan protein, koenzim, asam nukleat dan senyawa
metabolik (Suyamto, 1993). Kebutuhan hara P tanaman kacang tanah dapat
dipenuhi melalui serapan dari dalam tanah ataupun lewat daun. Untuk
menghasilkan 1,5 ton/ha, hara P yang terkandung dalam tanaman kacang tanah
sebanyak 6 kg (Widjaya, 1992). Bahkan disebutkan pula bahwa rata-rata hara P
yang diambil tanaman kacang tanah dari lahan seluas satu hektar adalah 27 kg
P2O5. Tanaman kacang tanah yang mengalami kekurangan unsur hara P
menunjukkan gejala pertumbuhan tanaman kerdil, batang dan daun berwarna
ungu.
Ditingkat petani (besar maupun kecil) sudah banyak sekali dikenal jenis atau
macam dari produk pupuk yang menjadi sumber unsur phospor, seperti TSP,
5
SP36 dan GP 2000. Setiap jenis pupuk pada umumnya memiliki karakteristik
tersendiri baik dari segi fisik maupun kandungan bahan kimianya, dalam hal ini
terutama kandungan unsur haranya.
Pupuk SP 36 merupakan sumber phospor dengan kandungan P2O5 sekitar
36-38%, bersifat netral artinya tidak berpengaruh terhadap kemasaman tanah.
Pupuk ini lambat tersedia bagi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian 104,17 kg/ha pupuk SP 36 dapat memberikan pengaruh yang baik pada
tanaman caisin (Supardi, 1979 dalam Suyadi dkk., 2001).
Suyadi dkk. (2001) menjelaskan bahwa GP 2000 adalah pupuk sumber
phospor yang dilengkapi dengan unsur hara mikro yang sangat diperlukan oleh
tanaman, serta mengandung bahan pembenah tanah yang berfungsi untuk
meningkatkan kesuburan tanah. Selain kandungan haranya yang berupa P
(10,36%), N (1,56%), K (5,72%) serta hara mikro lainnya ,pupuk ini tidak
memiliki efek samping terhadap pemadatan tanah seperti yang terjadi pada pupuk
yang lain.
3. Pemangkasan
Pemangkasan adalah upaya menghilangkan bagian tanaman dengan tujuan
untuk menghentikan proses pertumbuhan ke satu arah yaitu pada bagian yang
dipangkas. Selain itu dengan pemangkasan maka beberapa hormon pertumbuhan
seperti auksin yang biasanya banyak ditemukan di daerah pucuk tanaman akan
terhenti dan terakumulasi di daerah tempat pemotongan atau pemangkasan
6
sehingga dengan adanya akumulasi tersebut maka akan merangsang daerah
potongan atau pemmangkasan untuk memunculkan tunas-tunas baru.
Banyak hasil yang diperoleh bagi tanaman yang dilakukan pemangkasan
seperti pada tanaman kacang panjang. Hasil penelitian Riswanto (2002)
menunjukkan bahwa tanaman kacang panjang yang dipangkas dapat
menghasilkan polong yang lebih banyak dan bobot segar yang lebih berat
dibandingkan dengan kacang panjang yang tidak dipangkas. Hal serupa juga
dilaporkan oleh Nurnaningsih (2003) yang menjelaskan bahwa pemangkasan pada
tanaman kacang panjang dapat meningkatkan jumlah dan bobot segar polong.
Begitu juga penelitian Sitompul, Wahyudi dan Dwipayana (2001) menunjukkan
bahwa pemangkasan kanopi dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai.
7
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Pengaruh pemangkasan terhadap pembentukan cabang baru dan hasil polong
tanaman kacang tanah?
b. Pengaruh pupuk phospor terhadap hasil polong tanaman kacang tanah?
c. Interaksi antara pemangkasan dan pemberian pupuk phospor terhadap
pembentukan cabang baru maupun hasil polong tanaman kacang tanah?
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan atau
rekomendasi untuk disosialisakan bagi petani kacang tanah tentang peran
pemangkasan dan pemberian pupuk phospor terhadap kacang tanah. Dengan
keberhasilan penelitian ini maka produksi kacang tanah dapat ditingkatkan dan
nilai impor kacang tanah dapat dikurangi atau bahkan ditiadakan, sehingga akan
dapat menambah nilai devisa negara Indonesia.
8
IV. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas yang terletak pada ketinggian 85 m dpl. selama enam bulan
2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain benih
kacang tanah varietas Kancil, Furadan 3G, Matador, Folicur, KCl dan SP 36.
Adapun peralatan yang dipergunakan antara lain cangkul, pancong, hand sprayer,
pot plastik berdrainase, timbangan analitik, kantong kertas dan beberapa
peralatan non teknis lainnya.
3. Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun berdasarkan
Rancangan Acak Kelompok dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak
empat kali. Penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu :
Faktor I = Pemangkasan tanaman (K), terdiri dari dua taraf :
K0 = tanpa dipangkas
K1 = dipangkas
Faktor II = Pupuk Phospor (P), terdiri dari tiga taraf :
P0 = tanpa diberi pupuk phospor
P1 = diberi pupuk phospor sebanyak 75 kg/ha
P2 = diberi pupuk phospor sebanyak 150 kg/ha
9
4. Pelaksanaan Percobaan
Tanah diolah menggunakan cangkul hingga diperoleh kondisi tanah yang
bersih dan tidak terlalu padat. Selanjutnya tanah kemudian dimasukkan ke dalam
polybag berdraenase yang berdiameter 40 cm dan tinggi 30 cm, hingga penuh.
Polybag-polybag sebagai unit perlakuan tersebut diatur dengan jarak antar
polybag dalam satu ulangan adalah 30 cm dan jarak polybag antar ulangan adalah
satu meter.
Penanaman benih kacang tanah dilakukan menggunakan tugal dengan
kedalaman tanam kira-kira tiga centimeter. Setiap lubang tanam diisi dengan dua
benih kacang tanah dan setelah tumbuh disisakan satu tanaman yang paling sehat.
Selanjutnya bagian atas ditutup dengan tanah tipis dan setelah itu tanah disiram
dengan air menggunakan gembor sampai tanah menjadi lembab. Tidak ada
penyulaman dalam penelitian ini karena semua benih yang ditanam tumbuh
dengan baik sampai ahir penelitian.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan saat penanaman dengan cara
dimasukkan ke dalam lubang pada jarak 10 cm di samping lubang tanam Pupuk
yang diberikan adalah KCl sebanyak 100 kg/ha atau 1 g/tanaman dan pupuk SP
36 dengan takaran sesuai perlakuan. Penyiraman dilakukan setiap hari pada sore
hari terutama jika tidak turun hujan, kecuali menjelang akhir pertumbuhan
penyiraman dilakukan dua sampai tiga hari sekali. Penyiangan dilaksanakan
manakala terdapat gulma di dalam polybag, Sedangkan pengendalian terhadap
gulma yang ada di sekitar polybag lebih dimaksudkan untuk mencegah
bersarangnya hama belalang di sekitar tanaman kacang tanah. Pengendalian hama
10
belalang dilakukan dengan menyemprotkan insectisida Hamador dan Folicur
sesuai dosis anjuran.
Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur tiga minggu setelah
tanam dengan cara memotong batang utama hingga batas dua ruas dari pangkal
batang dengan menggunakan gunting tanaman.
Pemanenan kacang tanah dilakukan setelah tanaman berumur 90 hari
dengan kriteria daun sudah banyak yang menguning dan polong cukup keras
dengan garis-garis yang jelas. Pemanenan dilakukan dengan cara pencabutan
seluruh bagian tanaman dari dalam tanah.
5. Pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain :
a. Jumlah cabang (buah), dihitung jumlah cabang yang terbentuk setelah
dilakukan pemangkasan dan dihitung pada saat panen
b. Panjang cabang (cm). diukur rata-rata panjang cabang per tanaman dan diukur
pada saat panen.
c. Bobot kering tanaman (g), ditimbang berat tanaman (tanpa polong) pada akhir
masa tanam, setelah dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 48 jam
d. Jumlah ginofor gagal , dihitung jumlah ginofor yang berada/tumbuh pada
batang dengan posisi ketinggian lebih dari 15 cm dari permukaan tanah atau
pangkal batang yang gagal membentuk polong
e. Jumlah polong isi penuh, dihitung semua polong yang telah berisi penuh
11
f. Bobot kering polong isi penuh (gram), ditimbang bobot polong yang berisi
penuh setelah dikeringkan dengan penjemuran dibawah terik matahari selama
satu minggu
6. Analisa Data
Semua data hasil pengamatan selanjutnya ditabulasikan kemudian dianalisa
menggunakan Analisa Varian. Jika dari hasil Analisa Varian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang nyata atau sangat nyata dari perlakuan yang dicoba maka
dilanjutkan dengan melakukan pengujian dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada
taraf 5%, hal ini untuk mengetahui perlakuan mana yang paling baik
12
V. HASIL DAN PENBAHASAN
Matrik pengaruh perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk phospor
terhadap beberapa variabel yang diamati disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Matrik pengaruh perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk phospor
terhadap tanaman kacang tanah
Variabel yang diamati
Perlakuan
Pemangkasan
(K)
Pupuk Phospor
(P)
Interaksi
(K x P)
Jumlah cabang tn * tn
Panjang cabang tn tn tn
Jumlah ginofor gagal tn tn tn
Jumlah polong per tanaman tn * tn
Bobot kering polong isi tn * tn
Bobot kering tanaman tn tn tn
Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata * = berpengaruh nyata
Berdasarkan hasil analisa varian sebagaimana tersaji pada tabel 1 di atas
terlihat bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan pemangkasan
dengan pemberian pupuk phospor terhadap tanaman kacang tanah, dilihat dari
variabel jumlah cabang, panjang polong, jumlah ginofor gagal, jumlah polong,
bobot kering polong dan bobot kering tanaman. Begitu pula perlakuan
pemangkasan pada tanaman kacang tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap semua variabel yang diamati. Pengaruh yang nyata hanya terlihat pada
perlakuan pemberian pupuk phospor, yaitu pada variabel jumlah cabang, jumlah
polong, bobot kering polong isi dan bobot kering tanaman.
13
Tidak adanya pengaruh yang nyata pada perlakuan pemangkasan
dimungkinkan akibat sifat pertumbuhan tanaman kacang tanah yang indeterminat,
yakni tanaman masih tetap melakukan pertumbuhan organ vegetatif, seperti
cabang dan daun, meskipun tanaman sudah memunculkan organ generatifnya
(bunga). Sehingga proses pemangkasan yang hanya dilakukan sekali, yakni pada
umur tiga minggu, akan tetap memberi peluang bagi tanaman untuk tumbuh dan
berkembang seperti pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tidak
dipangkas.
Oleh karena itu pemangkasan yang dilakukan pada umur tiga minggu
setelah tanam yang bertepatan dengan stadia pertumbuhan cepat bagi tanaman
kacang tanah, tidak berbeda jauh dengan tanaman yang tidak dipangkas karena
pada stadia ini terjadi proses penambahan bobot biomassa yang sangat cepat.
Sehingga meskipun tanaman dipangkas tetap menunjukkan pertumbuhan yang
hampir serupa dengan yang dipangkas.
Namun demikian dengan adanya pemangkasan terlihat adanya penurunan
panjang cabang dan jumlah ginofor gagal serta ada kecenderungan terjadi
peningkatan pada jumlah cabang, jumlah polong dan bobot kering polong (Tabel
2).
14
Tabel 2. Rata-rata hasil pengamatan beberapa variabel akibat perlakuan
pemangkasan dan pemberian pupuk phospor pada tanaman kacang
tanah.
Perlakuan
Variabel
Jml
Cabang
(buah)
Panjang
Cabang
(cm)
Jml
Ginofor
Gagal
(buah)
Jml
Polong
per Tan.
(biji)
Bobot
Kering
Polong
(g)
Bobot
Kering
Tan.
(g)
Phospor
P0 4,7 a 41,4 3,8 11,9 a 6,97 a 13,98 a
P1 6,3 b 45,8 4,7 17,9 b 10,62 b 19,88 b
P2 6,4 b 45,9 4,9 18,2 b 11,27 b 21,27 b
BNT 5% 0,96 tn tn 3,78 2,11 4,64
Pemangkasan
K0 4,2 33,6 3,7 12,0 7,18 14,41
K1 4,6 33,0 3,0 12,1 7,25 13,15
BNT 5% tn tn tn tn tn tn
Keterangan : Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf beda nyata 5%
Perlakuan pemberian pupuk phospor dapat memberikan pengaruh yang
nyata terhadap variabel jumlah cabang , jumlah polong, bobot kering polong dan
bobot kering tanaman. Jumlah cabang tertinggi 6,4 cm diperoleh pada perlakuan
pemberian phospor sebanyak 150 kg/ha SP 36 (P2), sedangkan terendah 4,7 cm
diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk phospor (P0). Begitu pula pada variabel
jumlah polong, bobot kering polong dan bobot kering tanaman, hasil tertinggi
diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk phospor sebanyak 150 kg/ha SP 36
(P2), masing-masing sebesar 18,2, 11,27 gram dan 21,27 gram. Hasil ini tidak
15
berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk phospor sebanyak 75 kg/ha SP
36 (P1) dan berbeda nyata dengan hasil tanaman yang tidak diberi pupuk phospor
(P0).
Pemberian pupuk phospor pada tanaman kacang tanah dapat meningkatkan
jumlah cabang sebesar 34% dan dapat meningkatkan jumlah polong serta bobot
kering polong masing-masing sebesar 52,9% dan 61,6 %.
Adanya pengaruh yang nyata pada perlakuan pemberian pupuk phospor
terhadap beberapa variabel di atas karena pupuk phospor merupakan unsur hara
esensial makro yang penting setelah Nitrogen (N). Hara P sangat penting bagi
tanaman kacang tanah karena berfungsi dalam transfer energi, penyusunan
protein, koenzim, asam nukleat dan senyawa metabolik (Suyamto, 1993). Unsur
P sangat penting untuk mendukung pertumbuhan generatif tanaman seperti
pembentukan bunga, pembentukan biji dan pematangan biji.
Mobilitas larutan yang ada di dalam tanah tempat penanaman kacang tanah
yang terbatas, karena dibatasi oleh wadah yang ada (polybag), sangat
memungkinkan bagi larutan phospor untuk memenuhi kebutuhan tanaman kacang
tanah tanpa harus mengalir jauh dari areal penanaman kacang tanah. Sehingga
berakibat tidak adanya perbedaan antara perlakuan pemberian pupuk phospor 75
kg/ha SP 36 (P1) dan 150 kg/ha SP 36 (P2).
16
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pemangkasan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pembentukan
cabang baru dan hasil polong tanaman kacang tanah
2. Pemberian pupuk phospor berpengaruh nyata terhadap jumlah polong dan
bobot kering polong tanaman kacang tanah. Jumlah polong dan bobot kering
polong tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk phospor
sebanyak 150 kg/ha SP 36.
3. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara pemangkasan dan pemberian
pupuk phospor terhadap pembentukan cabang baru maupun hasil polong
tanaman kacang tanah.
2. Saran
Mengingat tidak terlihatnya pengaruh yang nyata pada perlakuan
pemangkasan (umur tiga minggu setelah tanam) pada tanaman kacang tanah maka
perlu dikaji mengenai kemungkinan pemangkasan lebih dari sekali dan tidak
hanya pada cabang utama tetapi juga pada cabang-cabang baru yang muncul.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2002. Produksi Kacang Tanah Stagnan. Harian Pikiran Rakyat.
Sabtu, 31 Agustus 2002.
Danarti dan S. Najiyati. 1992. Palawija : Budidaya dan Analisa Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta
Nurnaningsih, E.S. 2003. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk P
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Riswianto, 2002. Pengaruh Waktu dan Frekusensi Pemangkasan terhdap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Suyadi, A., B. Nugroho dan A.M. Purnawanto. 2001. Uji Efektifitas Sumber
Fosfor dengan Berbagai Taraf pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.).
Laporan Penelitian. Univeritas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.
Suyamto H., 1993. Hara Mineral dan Pengelolaan Air pada Tanaman Kacang
Tanah. Monograf Kacang Tanah No. 12. Balittan Malang.
Widjaya-Adhi, I.P.G. 1992. Soil Testing and Formulating Fertilizer
Recommendation. Makalah Seminar “Fertilizer Marketing Training
Program”. Jakarta. 7-18 Desember 1992.
18
LAMPIRAN :
PERSONALIA TENAGA PENELITI
1. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Bambang Nugroho, MP
b. Tempat/tanggal lahir : Kebumen, 7 Maret 1963
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Desa Kedungmalang RT 3 RW I Kec.
Sumbang Kab. Banyumas
e. Pangkat/ Golongan/NIK : Penata Muda Tk. I/III B/2160154
f. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
g. Fakultas/ Program Studi : Pertanian/Hortikultura
h. Bidang Keahlian : Budidaya Tanaman
j. Pengalaman penelitian :
1. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) pada
Sistem Hidroponik dengan Media Tanam dan Konsentrasi Larutan
Nutrisi Greener 2001 B yang Berbeda (2001)
2. Respon Tanaman Baby Corn terhadap Tiga Macam Biofertilizer dan
Dosis Pupuk Nitrogen (2001)
3. Uji efektifitas dosis dan sumber phospor dengan berbagai taraf pada
tanaman padi (2001)
4. Uji efektifitas dosis dan sumber phospor dengan berbagai taraf pada
tanaman jagung (2001)
5. Kajian perimbangan pembentukan organ source-sink pada tingkat
pemberian Urea dan SP 36 yang berbeda (2003)
Purwokerto, Agustus 2006
Ir. Bambang Nugroho, MP
19
2. Anggota Peneliti :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Agus Mulyadi Purnawanto, SP, MP
b. Tempat/tanggal lahir : Sampang, 16 Agustus 1970
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Perumahan Tegalsari Indah
Jl. Paguyuban II Blok C No. 32
Bojongsari 53182
e. Pangkat/ Golongan/NIK : Penata /III C/2160175
f. Jabatan Fungsional : Lektor
g. Fakultas/ Program Studi : Pertanian/Hortikultura
h. Bidang Keahlian : Budidaya Tanaman
j. Pengalaman penelitian :
1. Status kadar lengas tanah dan hasil kacang tanah pada berbagai dosis
dan bentuk mulsa jerami (1998)
2. Keragaan tanaman kangkung darat pada sistem vertikulur dengan media
tanam berbeda (2000)
3. Uji efektifitas dosis dan sumber phospor dengan berbagai taraf pada
tanaman padi (2001)
4. Uji efektifitas dosis dan sumber phospor dengan berbagai taraf pada
tanaman jagung (2001)
5. Efisiensi produksi dan pembagian biomas tanaman jagung manis pada
penggunaan pupuk daun (2001)
6. Kajian perimbangan pembentukan organ source-sink pada tingkat
penyiangan dan pemberian urea yang berbeda (2002)
7. Kajian perimbangan pembentukan organ source-sink pada tingkat
pemberian urea dan SP-36 yang berbeda (2003)
8. Efektivitas sumber phospor dan pupuk organik pada budidaya kacang
tanah (2003)
9. Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap kontrol serapan
logam berat tanaman baby corn pada tanah tercemar timah hitam (2003)
Purwokerto, Agustus 2006
Agus Mulyadi Purnawanto, SP, MP
20
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
HASIL PENELITIAN NON KOMPETITIF
1. a. Judul Penelitian
b. Kategori Penelitian
:
:
Pengaruh Pemangkasan dan
Pemberian Pupuk Phospor terhadap
Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Kategori Penelitian I
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dan gelar
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat/Golongan/NIK
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/Program Studi
f. Bidang Ilmu yang Diteliti
:
:
:
:
:
:
Ir. Bambang Nugroho, M.P.
Laki-laki
Penata Muda Tk. I/III B/2160154
Asisten Ahli
Pertanian/Hortikultura
Pertanian
3. Jumlah Tim Peneliti : 2 orang
4. Lokasi penelitian : Desa Dukuhwaluh, Kec. Kembaran,
Kabupaten Banyumas
5. Kerjasama dengan Institusi lain
a. Nama Institusi
b. Alamat
:
:
-
-
6. Jangka Waktu Penelitian : 6 bulan
7. Biaya yang diperlukan : Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah)
Purwokerto, Agustus 2006
Mengetahui : Ketua Peneliti,
Dekan Fakultas Pertanian
Ir. Aman Suyadi. M.P. Ir. Bambang Nugroho. M.P.
NIP. 132047418 NIK. 2160175
Menyetujui :
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Teguh Marhendi, ST, MT
NIK. 2160172
21
LAPORAN PENELITIAN NON KOMPETITIF
PENGARUH PEMANGKASAN DAN PEMBERIAN
PUPUK PHOSPOR TERHADAP KACANG TANAH
(Arachis hypogaea)
Oleh :
Ir. Bambang Nugroho, M.P.
Agus Mulyadi Purnawanto, S.P., M.P.
DIBIAYAI PROYEK PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NOMOR : A11.III/ 046-S.Pj/LPPM/II/2006
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
AGUSTUS, 2006
22
PENGARUH PEMANGKASAN DAN PEMBERIAN PUPUK PHOSPOR
TERHADAP KACANG TANAH (Arachis hypogaea). Bambang Nugroho dan
Agus Mulyadi Purnawanto. 2006.
RINGKASAN
Sebagai sumber protein di Indonesia, kacang tanah menduduki peringkat
kedua setelah kedele. Namun demikian produksi yang ada ternyata masih relatif
rendah sehingga Indonesia harus mengimpor kacang tanah dari beberapa negara.
Rendahnya produksi kacang tanah diantaranya adalah disebabkan oleh gagalnya
ginofor mencapai tanah dan kurang optimalnya pertumbuhan dan perkembangan
ginofor menjadi sebuah polong.
Pemangkasan tanaman merupakan salah satu upaya yang dimungkin mampu
mengurangi kegagalan ginofor mencapai tanah karena dengan pemangkasan akan
ada peluang munculnya cabang-cabang baru dengan posisi yang tidak setinggi
cabang utama sehingga ginofor akan lebih muah mencapai tanah.
Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan ginofor yang kurang optimal
dapat diatasi dengan penambahan unsur phospor, yang memiliki peran sangat
penting untuk membantu pertumbuhan organ generatif tanaman serta
memperlancar proses transfer energi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas yang terletak pada ketinggian 85 m dpl. Penelitian
dilaksanakan selama 6 bulan, mulai bulan Februari – Agustus 2006.
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun berdasarkan
Rancangan Acak Kelompok dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak
empat kali. Penelitian ini terdiri dari dua faktor; pertama, pemangkasan tanaman
(K), terdiri dari dua taraf yaitu tanpa dipangkas (K0) dan dipangkas batang utama
(K1) pada umur tiga minggu setekah tanam. Kedua, dosis pupuk phospor (P)
terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa diberi pupuk phospor (P0), diberi pupuk phospor
sebanyak 75 kg/ha (P1) dan diberi pupuk phospor sebanyak 150 kg/ha (P2).
23
Variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain jumlah cabang
(buah), panjang cabang (cm), bobot kering tanaman (g), jumlah ginofor gagal,
jumlah polong isi penuh dan bobot kering polong isi penuh (gram). Semua data
hasil pengamatan selanjutnya ditabulasikan kemudian dianalisa menggunakan
Analisa Varian. Jika dari hasil Analisa Varian menunjukkan pengaruh yang nyata
atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan melakukan pengujian dengan Uji Beda
Nyata Terkecil pada taraf 5%.
Berdasarkan penelitian yang ada maka diperoleh hasil bahwa pemangkasan
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pembentukan cabang baru dan
hasil polong tanaman kacang tanah. Pemberian pupuk phospor berpengaruh nyata
terhadap jumlah polong dan bobot kering polong tanaman kacang tanah. Jumlah
polong dan bobot kering polong tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian
pupuk phospor sebanyak 150 kg/ha SP 36. Tidak terdapat interaksi yang nyata
antara pemangkasan dan pemberian pupuk phospor terhadap pembentukan cabang
baru maupun hasil polong tanaman kacang tanah.
24
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat dan anugerah yang telah
dilimpahkan-Nya kepada kami sehingga penelitian dengan judul “Pengaruh
Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Phospor terhadap Kacang Tanah (Arachis
hypogaea) ” dapat kami selesaikan hingga penyusunan laporan ini.
Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya tak lupa kami sampaikan pada
semua pihak yang telah memberikan dorongan moral dan material demi
terselesaikannya penelitian ini, terutama pada pihak Universitas Muhammadiyah
Purwokerto yang telah menyalurkan dana pelaksanaan penelitian.
Banyak kendala yang kami hadapi dalam menyelesaikan laporan ini namun
kami berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya, baik sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut
atau sebagai bahan pustaka untuk menambah khasanah pengetahuan atau
wawasan.
Purwokerto, Agustus 2006
Penyusun
25
DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN ……………………………………………………………. i
PRAKATA ………………………………………………………………. iii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 3
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ……………………….. 7
IV. METODE PENELITIAN …………………………………………… 8
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………… 11
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 16
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 17