17
1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA PT. PAMINDO PRIMA UTAMA MANDIRI TERTIO KUNTO DEWO, SE. Jl. Masjid No.14 Rt.003/RW.006 Kec. Cipayung Jakarta Timur 13840 Pembimbing: Prof. Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si. ABSTRAK Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian apakah gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas, mengapa gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas dan bagaimana gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas .Data penelitian diperoleh dari satu orang subjek yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas, berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa kreativitas seorang pemimpin diperoleh dari pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya, namun hal itu dapat diperoleh dengan meniru atau belajar dari pengalaman yang didapat. Subjek menunjukan gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkembangkan kreativitas dengan menerapkan pemikiran kritis dan standar moral yang baik bagi karyawannya, memberikan tugas-tugas baru untuk membangun potensi serta memberikan pelatihan dan pengarahan agar pekerjaanya dapat selesai tepat waktu dan efisien. Hal unik yang dimiliki subjek adalah kemampuannya mempercayakan seluruh tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan untuk dapat menyelesaikan tugas- tugasnya dengan cara dan ide-ide sendiri namun tetap sesuai prosedur kerja. Kata Kunci : kreativitas, gaya kepemimpinan transformasional.

1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

  • Upload
    hahuong

  • View
    226

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

1

KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL PADA

PT. PAMINDO PRIMA UTAMA MANDIRI

TERTIO KUNTO DEWO, SE.

Jl. Masjid No.14 Rt.003/RW.006 Kec. Cipayung – Jakarta Timur 13840

Pembimbing: Prof. Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si.

ABSTRAK

Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan

penelitian apakah gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan

kreativitas, mengapa gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan

kreativitas dan bagaimana gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkan

kreativitas .Data penelitian diperoleh dari satu orang subjek yang memiliki gaya

kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas, berusia 50 tahun dan

berjenis kelamin laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara dan observasi. Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan

bahwa kreativitas seorang pemimpin diperoleh dari pengalaman serta

pengetahuan yang dimilikinya, namun hal itu dapat diperoleh dengan meniru atau

belajar dari pengalaman yang didapat. Subjek menunjukan gaya kepemimpinan

transformasional menumbuhkembangkan kreativitas dengan menerapkan

pemikiran kritis dan standar moral yang baik bagi karyawannya, memberikan

tugas-tugas baru untuk membangun potensi serta memberikan pelatihan dan

pengarahan agar pekerjaanya dapat selesai tepat waktu dan efisien. Hal unik

yang dimiliki subjek adalah kemampuannya mempercayakan seluruh tanggung

jawab yang diberikan kepada karyawan untuk dapat menyelesaikan tugas-

tugasnya dengan cara dan ide-ide sendiri namun tetap sesuai prosedur kerja.

Kata Kunci : kreativitas, gaya kepemimpinan transformasional.

Page 2: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

2

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesuksesan merupakan salah satu kecintaan pada pekerjaan. Suatu

organisasi dapat menjadi sukses jika di dalamnya terdapat motivasi dari dalam diri

karyawan. Organisasi yang memiliki pemimpin yang tidak dapat memberikan

motivasi kepada karyawannya tidak akan menjadi organisasi yang sukses, tetapi

justru sebaliknya akan membawa kerugian yang tidak hanya dalam ekonomi,

tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap organisasi tersebut. Untuk itu,

diperlukan suatu cara untuk mengubah organisasi yang tidak menyenangkan

tersebut. Pemimpin yang baik bukan pemimpin yang hanya ingin meningkatkan

keuntungan, tetapi juga bertindak positif sehingga para karyawan bangga menjadi

bagian darinya.

Fakta dalam sebuah organisasi perusahaan otomotif tertua di dunia,

General Motor (GM), melakukan PHK terhadap 25.000 pekerjanya di Amerika

Serikat hingga tahun 2008. Di sisi lain, Toyota Motor malah merencanakan

membuka satu pabrik baru setiap tahun serta menyerap sekitar 2.500 pekerja

untuk mengisi pabrik-pabrik tersebut dipublikasikan oleh majalah PortalHR

(2009).

Apa yang menyebabkan kegagalan GM dan, sebaliknya, keberhasilan

Toyota Motor? Jawabannya tak lain adalah inovasi tiada henti. Secara tegas

Toyota membangun budaya kreatif dan menerapkan motto: Inovasi atau Mati.

Maka, tak heran bila perusahaan asal Jepang ini makin merajalela menguasai

industri otomotif dunia.

Dalam pandangan Managing Partner HR Excellency Anthony Dio Martin

(2009), inovasi memiliki daya penetrasi ke semua lini proses di perusahaan.

Seperti dalam hal perancangan layout ruang kerja, proses desain Standard

Operating Procedure (SOP), pengambilan keputusan harian, hingga pencetusan

ide produk, semuanya dilandasi dengan berpikir kreatif.

Page 3: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

3

Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan individu untuk

mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang-orang memberikan

kontribusi terhadap keefektivan dan kesuksesan organisasi (House et al, 1999).

Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) dan ada pula yang

bersifat tidak resmi (informal leadership). Kepemimpinan resmi (formal

leadership) merupakan kepemimpinan yang tersimpul didalam suatu jabatan.

Sedangkan kepemimpinan tidak resmi (informal leadership) merupakan

kepemimpinan yang mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi yang

didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat (Ahmadi, 2002).

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas ,maka penulis

ingin mengetahui :

1. Apakah gambaran gaya kepemimpinan transformasional yang mampu

menumbuhkembangkan kreativitas pada PT. Pamindo Prima Utama

Mandiri ?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan gaya kepemimpinan

transformasional mampu menumbuhkembangkan kreativitas pada PT.

Pamindo Prima Utama Mandiri ?

3. Bagaimana proses gaya kepemimpinan transformasional mampu

menumbuhkembangkan kreativitas pada PT. Pamindo Prima Utama

Mandiri ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disampaikan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. mendeskripsikan gaya kepemimpinan

transformasional yang mampu menumbuhkembangkan kreativitas, 2. mengetahui

faktor-faktor apa yang menyebabkan gaya kepemimpinan transformasional

mampu menumbuhkembangkan kreativitas, 3. mengetahui bagaimana proses gaya

kepemimpinan transformasional mampu menumbuhkembangkan kreativitas pada

PT. Pamindo Prima Utama Mandiri.

Page 4: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

4

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu :

1. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah bagi

psikologi industri dan organisasi khususnya dalam memperkuat gaya

kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas karyawan

perusahaan sehingga bermanfaat bagi ilmu psikologi maupun

perusahaan yang memiliki pemimpin yang menerapkan gaya

kepemimpinan transformasional.

2. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para

pemimpin pada sebuah organisasi untuk dapat mengaplikasikan gaya

kepemimpinan transformasional dalam kreativitas pribadi memotivasi

kreativitas pemimpin PT. Pamindo Prima Utama Mandiri dalam

mencapai tujuan organisasi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.

E. KONSEP TENTANG KEPEMIMPINAN

1. Pengertian Kepemimpinan.

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut

pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya

dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian

mereka. Di dalam suatu organisasi peran seorang pemimpin sangat penting. Hal

ini disebabkan karena seorang pemimpin adalah otak organisasi. Pemimpin

organisasi selalu membuat keputusan, membuat rencana dasar dan menentukan

tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin

dan gaya pemimpin dalam organisasi. Menurut Winardi (2000), kepemimpinan

adalah hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain

untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang

berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin. Sementara

Page 5: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

5

menurut Agus Dhanna (1992), kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi

efektivitas kerja seorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam

situasi tertentu. Definisi kepemimpinan seperti yang dikutip oleh Gary Yukl

(2002), antara lain:

a. Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi,

memotivasi, dan memungkinkan orang-orang memberikan kontribusi

terhadap keefektivan dan kesuksesan organisasi (House et al, 1999).

b. Kepemimpinan merupakan proses membangun rasa atas apa yang dilakukan

bersama sedemikian rupa sehingga orang-orang memahami apa yang

dilakukan dan bertanggungjawab (Drath & Palus, 1994).

c. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menapaki budaya dan secara

evolusioner mulai berusaha mengubah proses-proses sehingga lebih adaptif

(E.H.Schein, 1992).

d. Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang

mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk

mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques, 1990).

e. Kepemimpinan adalah menyangkut pengartikulasian visi, pembentukan

nilai-nilai, dan menciptakan lingkungan sehingga segala sesuatunya dapat

diselesaikan (Richards & Engle, 1986).

f. Kepemimpinan merupakan latihan (exercise) yang memobilisasi orang-

orang secara institusional, politik, psikologis, dan sumberdaya lain

sedemikian rupa, untuk membangkitkan, mengikutsertakan, dan memuaskan

motif-motif para pengikut (Burns, 1978).

g. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan

berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin

organisasi (Katz dan Kahn, 1978).

Page 6: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

6

h. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah

kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling,

1984).

i. Kepemimpinan merupakan perilaku individu yang mengarahkan aktivitas

kelompok untuk meraih tujuan bersama (Hemphill & Coons, 1957).

Menurut Wahjosumidjo (1984) butir-butir pengertian dari berbagai definisi

kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :

a. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin

yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan

kesanggupan.

b. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat

dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara

pemimpin, bawahan dan situasi. Pengertian tersebut di atas mengandung beberapa

unsur pokok antara lain :

a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain yaitu: pengikut atau bawahan

karena kesediaan untuk menerima pengarahan dari pimpinan anggota

kelompok membantu menegaskan status kepemimpinan dan memungkinkan

proses kepemimpinan. Tanpa bawahan sama sifat-sifat kepemimpinan akan

menjadi tidak relevan.

b. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara

pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk

mengarahkan beberapa aktivitas anggota kelompok yang tidak dapat dengan

cara yang sama mengarahkan aktivitas pemimpin.

c. Pemimpin bisa mempengaruhi pengikut atau bawahannya dan bisa

mengarahkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan

hubungan, proses serta kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan

Page 7: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

7

mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Berbagai pandangan atau pendapat mengenai batasan atau definisi

kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari

sudut pendekatan apapun mempunyai sifat universal dan merupakan suatu gejala

sosial.

Bass (1999), mendefinisikan bahwa gaya kepemimpinan transformasional

sebagai, suatu cara meningkatkan ketertarikan karyawannya terhadap organisasi.

Karyawan menjadi termotivasi dan menjadi percaya, kagum, hor-mat serta setia

kepada pemimpinnya. Meningkatnya usaha karyawan disebabkan memiliki

motivasi kerja intrinsik yang mendorong untuk bekerja mandiri. Karakteristik

gaya kepemimpinan transformasional yang efektif adalah menunjukkan perilaku

karismatik, memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi

intelektual dan memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian terhadap

individu.

2. Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional

Bass dan Avolio (1996) menggambarkan bahwa pemimpin transformasional

pada tahap tengah memiliki karakteristik yang menunjukkan perilaku karismatik,

memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi intelektual dan

memperlakukan kayawan dengan memberi perhatian terhadap individu. Pillai

(2003) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki

karakteristik penting yaitu: menampilkan karakteristik yang menunjukkan

perilaku karismatik, memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi

intelektual dan memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian terhadap

individu.

Kepemimpinan transformasional memiliki karakteristik yang menunjukkan

perilaku karismatik, memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi

intelektual dan memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian terhadap

individu.

Page 8: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

8

Faktor kepemimpinan transformasional merupakan kesatuan yang saling

tergantung (interdependence) untuk membangun visi organisasi. Bass dan Avolio

(1996), mengemukan bahwa faktor-faktor gaya kepemimpinan transformasional

adalah sebagai berikut:

a) Menunjukkan perilaku karismatik.

1. Mendapatkan rasa hormat untuk dipercaya.

2. Kepercayaan kepada yang lain.

3. Menyampaikan rasa pengertian memiliki misi yang kuat terhadap

pengikutnya.

4. Menampilkan standar moral yang tinggi.

5. Membangun tujuan-tujuan yang menantang bagi pengikutnya.

6. Menjadi model pada pengikutnya.

b) Memunculkan motivasi inspirasional.

1. Mengacu pada cara pemimpin transformasional dalam memotivasi.

2. Memberi inspirasi yang ada di sekitar mereka dengan menyampaikan

visi dengan lancar.

3. Percaya diri.

4. Meningkatkan optimisme.

5. Semangat kelompok.

6. Antusias.

c) Memberikan stimulasi intelektual.

7. Menunjukkan usaha pemimpin yang mendorong pengikut menjadi

inovatif.

8. Kreatif dalam memimpin untuk mendorong pengikut agar menanyakan

asumsi-asumsi.

9. Membuat kembali kerangka permasalahan.

10. Mendekati pengikut dengan cara baru.

Page 9: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

9

i.Memperlakukan pengikut dengan memberi perhatian kepada individu.

a. Memberikan perhatian secara personal pada semua individu.

b. Membuat semua individu merasa dihargai.

c. Mendelegasikan tugas sebagai cara pe-ngembangan pengikutnya.

Bass dan Steidlmeier (1998), mengidentifikasi faktor kepemimpinan

transformasional sebagai berikut:

a. Perilaku Karismatik.

a.1. Menyediakan visi.

a.2. Naluri tugas.

a.3. Kebanggaan.

a.4. Mendapatkan penghargaan.

a.5. Kepercayaan.

b. Motivasi inspirasional.

b.1. Komunikasi dengan harapan yang tinggi.

b.2. Menggunakan simbol untuk memfokuskan usaha.

b.3. Mengekspresikan tujuan yang penting dengan cara yang sederhana

c. Stimulasi Intelektual.

c.1. Mempromosikan kecerdasan.

c.2. Rasional.

c.3. Seni dalam menyelesaikan masalah.

d. Memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian pada individu.

d.1. Memberikan perhatian pribadi.

d.2. Memperlakukan karyawan satu demi satu.

Page 10: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

10

d.3. Pelatihan.

Karakteristik bagian dalam pemimpin transformasional yang

menghasilkan perilaku yang efektif. Dapat ditunjukan bahwa percaya diri (’saya

dapat membuat perbedaan’), integritas dari dalam, kejujuran dan nilai pribadi

mempengaruhi perilaku pemimpin. Bahan kunci dalam performa yang efektif

adalah bagi pemimpin agar dapat menghubungkan pengalaman hidupnya dengan

perilaku transformasional (Avalio, 1994). Hubungan dari dalam perilaku yang

dihasilkan mengarah pada perilaku eksternal yang mengubah organisasi.

Perilaku eksternal dan terlihat pemimpin memiliki dampak pada

organisasi. Avolio (1994), terdapat efek yang mengalir ke bawah dari pemimpin

tingkat lebih tinggi menuju pemimpin tingkat lebih rendah karena pembuatan

model perilaku yang efektif memperkerjakan orang lain dengan perilaku yang

sama, dan perilaku yang diperkuat oleh organisasi. Perilaku pemimpin memotivasi

dan menciptakan sebuah kesan dimana pemimpin memiliki kopetensi dan visi

untuk dicapai keberhasilannya (Keller, 1992). Perubahan pada perilaku

diperlihatkan untuk mengubah budaya. Dengan demikian perilaku relasional

pemimpin mempengaruhi organisasi.

Setiap orang dapat belajar untuk mengembangkan berpikir kreatif dan

mengintegrasikan kemampuan tersebut dengan keterampilan-keterampilan

berpikir tingkat tinggi lain sehingga mampu menyelesaikan berbagai

permasalahan. Belajar mengeksplorasi mimpi dan berbagai kemungkinan dengan

mengembangkan kepekaan terhadap petualangan, kejutan, kenyamanan dan

kesenangan sehingga memfasilitasi ide-ide baru dan pemecahan masalah secara

inovatif sesuai kebutuhan. Ide-ide tersebut berbeda dan menunjukkan kualitas

yang tinggi.

Saat ini perubahan kehidupan berlangsung sangat cepat dan kompleks

dengan berbagai permasalahan dan tantangan. Setiap orang dituntut untuk

fleksibel, kritis dan terampil berpikir kreatif sehingga mampu menangani

Page 11: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

11

permasalahan dan menemukan solusi yang melibatkan lingkungan sosial maupun

fisik.

Kreativitas melibatkan keseluruhan otak. Seseorang akan bertindak kreatif

manakala mempergunakan potensi otak dengan optimal. Mempergunakan kedua

belahan otak, otak kiri dan otak kanan. Otak kiri yang mengatur kemampuan

logika dan otak kanan yang mengatur humanistis. Implikasinya setiap persoalan

yang datang dilihat tidak hanya dari kacamata logika tetapi berbagai dimensi yang

menyertainya.

5. KREATIVITAS DALAM KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL.

Kemampuan sang pemimpin untuk menstimuli pemikiran atau ide-ide

bawahannya (intellectual stimulation), dapat dikemukakan sebagai berikut:

pemimpin transformasional dalam bahasa sederhana adalah seorang pemimpin

yang cerdas sehingga ide-idenya atau analisanya mampu membuat pencerahan

intelektual pada mitra usahanya. Seperti diterangkan oleh Seltzer dan Bass (1990)

bahwa stimulasi intelektual ini, pemimpin merangsang kreativitas bawahan dan

mendorong untuk menemukan pendekatan-pendekatan baru terhadap masalah

lama. Menurut Bass (1985) melalui pendekatan ini bawahan didorong untuk

berpikir tentang relevansi rasa, sistem nilai, kepercayaan, harapan dan bentuk

organisasi yang ada saat ini. Bawahan juga didorong melakukan inovasi dalam

menyelesaikan persoalan dan berkreasi untuk mengembangkan kemampuan diri,

serta didorong untuk menetapkan tujuan atau sasarannya yang menantang.

Rangsangan intelektual adalah upaya pemimpin meningkatkan kesadaran

bawahan terhadap persoalan-persoalan dan mempengaruhi bawahan untuk melihat

persoalan tersebut melalui perspektif baru (Yukl, 1989).

Dengan ini maka dibutuhkan pula pemimpin yang dengan sendirinya terus

menerus menjadi manusia pembelajar. (Bagus, 2001) mengatakan pemimpin

dengan sendirinya adalah seorang “perceptual learner” atau pembelajar yang

terus menerus yang tidak kenal lelah sehingga pemimpin harus perseptif atau

tanggap terhadap persoalan, mampu memotivasi, memiliki kekuatan emosional

dalam memenangkan kecemasan, mengubah asumsi budaya (mampu menjual visi

Page 12: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

12

dan konsep baru) dan mampu menciptakan keterlibatan dan partisipasi serta

mempelajari budaya baru.

Ukuran dan efektifitas pemimpin adalah seberapa banyak kemampuan

bawahan dalam menyelesaikan tugas tanpa kehadiran pemimpin (Bass dan

Avolio, 1990). Bawahan belajar memecahkan masalah dengan cara sendiri secara

kreatif dan inovatif. Melalui praktik intelektual ini, mitra kerja diberi kesempatan

seluas-luasnya oleh pemimpinnya untuk bertindak secara kreatif dan inovatif

dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan kata lain bawahan diberi kesempatan

oleh pemimpin untuk berekspresi diri dan mengembangkan diri.

Menurut Penelitian Shung Jae Shin (2003) data 290 karyawan dan para

penyelia dari 46 Perusahaan Korea, peneliti menemukan bahwa kepemimpinan

transformational secara positif berkolerasi dengan kreativitas karyawan, pengikut

"konservasi" terhadap suatu nilai, mempererat hubungan dengan pemimpin, dan

memiliki motivasi intrinsik memberikan kontribusi dari interaksi kepemimpinan

transformational dan konservasi secara parsial memberikan kontribusi

kepemimpinan transformational terhadap kreativitas. Peneliti mendiskusikan

serta mengimplikasikan dari hasil ini ke dalam riset dan praktek.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998). Bogdan dan Taylor

(1984, dalam Moleong, 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Page 13: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

13

Menurut Kirk dan Miller (1986) pada mulanya bersumber pada pengamatan

kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Lalu mereka

mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kekhasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif

memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan penelitian jenis

lainnya. Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari

mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982) dengan Lincoln dan Guba

(1985) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:

1. Penelitian kualitatif menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari

suatu keutuhan (enity).

2. Penelitian kualitatif intrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri

atau dengan bantuan orang lain.

3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif.

4. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan

teori subtantif yang berasal dari data.

6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)

bukan angka-angka.

7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil.

8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitian nya atas

dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam peneltian.

9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas, dan

objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan

dalam penelitian klasik.

10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus

disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara).

Page 14: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

14

Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi

yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber

data.

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

F. Pelaksanaan Penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, observasi dan wawancara dilakukan

secara terpisah, pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan, agar hasil wawancara

dapat di check dengan observasi. Pelaksanaan dilakukan di kantor dan di proyek

tempat subjek bekerja dan berhubungan dengan pekerja. Wawancara dengan

subjek dan significant other dilakukan satu kali, yaitu pada saat sore hari selepas

pulang kerja subjek dan juga sore hari selepas pulang kerja significant other.

Kendala yang ditemui dalam penelitian ini adalah peneliti sulit

menyampaikan hasil penelitian dengan bahasa dan kalimat yang tepat serta mudah

dipahami, namun kemudahan dalam penelitian ini subjek tidak sulit untuk

ditemui. Data mengenai gaya kepemimpinan transformasional dalam

menumbuhkembangkan kreativitas pada subjek didapat melalui hasil wawancara

peneliti dengan subjek dan significant other, dan juga melalui hasil observasi

subjek sedangkan data mengenai faktor-faktor dan cara-cara gaya kepemimpinan

transformasional dalam menumbuhkembangkan kreativitas pada subjek didapat

melalui hasil wawancara peneliti dengan subjek dan significant other, dan juga

melalui hasil observasi subjek.

Sebelum proses pengambilan data dilakukan, peneliti terlebih dahulu datang

ke kantor subjek untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kedatangan

peneliti. Setelah subjek bersedia untuk diambil datanya, maka peneliti membuat

janji kembali dengan subjek, sehari sebelum proses pengambilan data

berlangsung. Peneliti menghubungi subjek melalui telepon dan memberitahu

kapan waktu kedatangan peneliti ke rumah subjek.

BAB. V

Page 15: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

15

PENUTUP

A. Kesimpulan.

a. Gaya kepemimpinan transformasional menumbuhkembangkan

kreativitas.

Pada penelitian ini, subjek merupakan pemimpin dalam organisasi

perusahaan konstruksi dan dapat diketahui bahwa kreativitas dalam gaya

kepemimpinan transformasional pada subjek terlihat subjek memiliki dan

mendapatkan rasa hormat dari karyawannya sehingga karyawan percaya kepada

pemimpin mereka sebagai bentuk perilaku karismatik. Subjek memberikan

kepercayaan bagi karyawannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

dengan baik, subjek mempercayakan sepenuhnya tugas dan tanggung jawab kerja

kepada karyawannya untuk mengetahui potensi yang diyakini bahwa karyawan

tersebut mampu dan mau bekerja lebih baik, memberikan tugas dan tanggung

jawab sesuai dengan porsi yang diyakini mampu dijalankan dimana sebelum

dimulai suatu pekerjaan diberikan pengarahan serta dengan melihat hasil progress

pekerjaan, memberikan sepenuhnya kepercayaan bagi karyawannya untuk bekerja

dengan potensi, cara dan kreativitas yang dimiliki karyawannya. Subjek

menyampaikan dan memberikan pemahaman bagi karyawannya tentang visi dan

misi perusahaan yang harus sama-sama dipahami. Standar moral yang

ditampilkan berupa komitmen, kepercayaan dan kejujuran yang selalu diterapkan,

menerapkan standar moral religius yang dimana sebagai karyawan yang memiliki

religi yang baik akan memiliki hati yang bersih sehingga dapat dipercaya. Tujuan

dan tugas-tugas yang menantang dibangun oleh subjek agar dapat mendorong

potensi yang dimiliki karyawan. Subjek merasa tidak memahami dapat menjadi

model sehingga menimbulkan ide-ide baru, tetapi dengan gaya kepemimpinan

yang tampilkan diharapkan dapat dicontoh setiap hasil pemikiran kritis yang

dimiliki subjek. Subjek menggunakan gaya kepemimpinan transformasional

karena mereka mendapatkan hasil yang baik dari karyawannya dengan

Page 16: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

16

membangun potensi, memberikan contoh perilaku serta pola-pola pikir yang

kritis. Inspirasi bagi subjek yang ditampilkan diharapkan dapat menjadi ide-ide

baru bagi karyawan. Subjek memiliki percaya diri dalam membangun potensi

yang dimiliki karyawan sehingga optimisme yang mereka miliki dapat terus hidup

dengan cara memberikan support dan memberikan penilaian yang lebih baik bagi

karyawan yang berprestasi dalam tugas dan tanggung jawabnya.

b. Faktor-faktor gaya kepemimpinan transformasional

menumbuhkembangkan kreativitas.

Dalam hal ini subjek memiliki karakter personal yang unik sebagai

pemimpin, dimana mereka membangun proses dalam memajukan potensi yang

dimiliki oleh karyawannya dengan memberikan tugas baru dan menantang

sehingga mereka lebih percaya diri, serta memberikan dorongan kepada karyawan

untuk lebih maju dalam pola piker yang kritis dan inovatif meski tidak selalu

menghasilkan produk baru tetapi hasil lain yang juga bermanfaat bagi orang lain.

c. Cara-cara gaya kepemimpinan transformasional

menumbuhkembangkan kreativitas.

Dalam hal ini subjek mempercayakan hasil pekerjaan yang dilaksanakan

oleh karyawannya dengan caranya sendiri namun sesuai dengan prosedur kerja

yang aman. Dengan kepercayaan tersebut diharapkan dapat membangun karyawan

lebih percaya diri dan lebih kritis. Tantangan menyelesaikan pekerjaan baru guna

mendorong karyawan lebih inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan.

B. Saran.

Berikut ini adalah saran yang dapat penulis berikan pada kreativitas dalam

gaya kepemimpinan transformasional, serta bagi kemajuan manajemen organisasi

perusahaan:

1. Kepada subjek, disarankan untuk lebih banyak membangun potensi yang

dimiliki karyawannya sehingga visi dan misi yang ingin dicapai dapat

Page 17: 1 KREATIVITAS DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

17

terlaksana dengan baik. Subjek diharapkan mampu memberikan arahan dan

dorongan agar dalam pemberian tugas-tugas baru serta memberikan ide-ide

bagi karyawan dapat dipahami dengan baik.

2. Kepada manajemen organisasi perusahaan, diharapkan, memberikan prosedur

kerja yang mudah dan memberikan support yang lebih baik kepada subjek

dalam memajukan perusahaan, begitu juga bagi karyawan yang memiliki

potensi lebih, diberikan tugas dan tanggung jawab lebih agar membangun

potensi yang dimilikinya serta kemampuan berpikir kritisnya terbentuk

menjadi sebuah ide kreatif bagi kemajuan perusahaan.

3. Bagi peneliti, diharapkan penelitian selanjutnya masih berada dalam konteks

kreativitas dalam gaya kepemimpinan transformasional, disarankan untuk

lebih memperluas serta memperdalam masalah penelitian dan mendapatkan

data yang lebih baik lagi. Dimana adanya aspek-aspek lain yang dapat

meningkatkan kreativitas dalam gaya kepemimpinan transformasional seperti

peran manajemen dan lembaga pengembangan kreativitas dan gaya

kepemimpinan dalam perusahaan, sehingga dapat meningkatkan pemimpin-

pemimpin transformasional serta kreatif lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bass, B. M. (1990), Bass and Stogdill's Handbook of Leadership, 3rd Edition,Free Press.

Basuki, A.M.H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaandan budaya. Depok: Universitas Gunadarma.

Crainer, Stuart (1996), Leaders on Leadership: 12 personal reflections on thetheme of leadership, Institute of Management.