Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN PENELITIAN
peningkatan kemampuan pengelola bumdes dalam
bidang pemasaran , operasi dan keuangan .pada
bumdes kembamg kuning bogor
Sumber Dana : FE
2019
Kode : 198-FEUP
PROPOSAL PENELITIAN
DANA HIBAH INTERNAL FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI EMKM
PADA BUMDES KEMBANG KUNING KLAPANUNGGAL
KABUPATEN BOGOR
Oleh:
Ketua Tim : Rochman Marota, SE.Ak.MM.,CA.,CPA.CACP / 0413027701
Anggota Tim 1 : Dwi Meyliani Riswanti, SE.,M.Ak.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
DESEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
1. Judul Penelitian : Analisis Penerapan Standar Akuntansi EMKM
Pada BUMDes Klapanunggal Kabupaten Bogor
2. Bidang Penelitian : Akuntansi (Ilmu Ekonomi)
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Rochman Marota, SE.Ak.,MM.
b. NIK/NIDN : 1.0416 031 737 / 0413027701
c. Disiplin Ilmu : Akuntansi
d. Jabatan Fungsional/Gol : Asisten Ahli, mulai 1 Maret 2018 / III B
e. Program Studi : Akuntansi
f. Alamat : Jl. Babakan Sari Raya No. 13 Bogor 16128
g. Nomor HP/Surel : 0811425013 / [email protected]
4. Anggota Peneliti (1)
a. Nama Lengkap : Dwi Meyliani Riswanti, SE., M.Ak
b. NIDN : -
c. Disiplin ilmu : Akuntansi
Bogor, 23 Desember 2019
Mengetahui,
Kepala PURI Ketua Peneliti
Fredi Andria, STP., MMA. Rochman Marota,SE.Ak.,MM
NIK 10216019718 NIK 10416031737
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. Hendro Sasongko, Ak., MM., CA.
NIP 11211 059 568
RINGKASAN
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah lembaga ekonomi dengan
modal usahanya di bangun atas inisiatif masyarakat desa agar menjadi desa yang lebih
mandiri. Dengan memiliki unit usaha yang aktif maka BUMDes termasuk entitas dengan
sektor Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Masalah utama yang terjadi dalam sektor
UMKM selain modal adalah pengelolaan keuangan. Sistem pencatatan keuangan dan
akuntansi di UMKM selama ini dilakukan secara sederhana dan cenderung mengabaikan
standar yang berlaku. Laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu
mereka dalam pengembangan bisnisnya secara nyata. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI), mengembangkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dapat
digunakan bagi sektor UMKM dan dinamakan dengan SAK-EMKM (Entitas Mikro Kecil
dan Menengah).
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lengkap dan faktual
mengetahui seberapa besar persiapan penerapan SAK-EMKM di BUMDes Klapanunggal
Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode survei dan penelaahan
dengan perincian tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Analisis permasalahan
2. Focus Group Discussion (FGD), dengan Pengawas dan Pengurus BUMDes
3. Analisis hasil perumusan masalah dan FGD
4. Pelaksanaan penelitian dan uji statistik
5. Penarikan kesimpulan dan pengusulan saran
Luaran penelitian wajib berupa publikasi ilmiah pada Jurnal Ilmiah Akuntansi
Fakultas Ekonomi (JIAFE). Tingkatan teknologi yang akan dikembangkan berada pada
level 2, yaitu formulasi pada konsep teknologi dan aplikasinya menuju ke level 3 yaitu
pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara
analitis dan eksperimental.
Akuntan; BUMDes; SAK EMKM; pencatatan keuangan
Kata kunci maksimal 5 kata
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian Indonesia yang sangat pesat menjadikan ilmu
akuntansi sebagai suatu informasi yang memiliki peranan penting dalam melaporkan
kondisi keuangan di organisasi atau entitas usaha. Entitas tersebut harus memiliki kapasitas
kemampuan yang dapat menginformasikan Laporan Keuangan bagi pihak internal maupun
eksternal. Indonesia sebagai negara berkembang tidak terlepas dari kegiatan usaha yang di
lakukan oleh individu maupun kelompok, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu bagian usaha yang penting dari perekonomian suatu negara, tidak
terkecuali di Indonesia. UMKM memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam
penyerapan tenaga kerja sekaligus membantu pemerintah dalam mengurangi angka
pengangguran yang ada, dan pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Namun dalam
kenyataannya selama ini UMKM kurang mendapatkan perhatian. Terlebih lagi dengan
pemberlakuan nota kesepakatan antara negara China dengan negara-negara di ASEAN yang
populer disebut sebagai China–ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA). Perekonomian
Indonesia dituntut mampu bertahan ditengah gempuran invasi ekonomi dari China. Maka,
di sinilah UMKM diharapkan mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai tonggak
perekonomian bangsa Indonesia karena kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal
menghasilkan tenaga kerja yang produktif.
Pelaku sektor UMKM umumnya mengalami kesulitan terhadap akses ke
perbankan, karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi seperti laporan keuangan
dan persyaratan-persyaratan administrasi lainya. Masalah utama yang terjadi dalam UMKM
selain modal adalah pengelolaan keuangan. Sistem pembukuan UMKM selama ini
digunakan sederhana dan cenderung mengabaikan standar yang berlaku. Laporan keuangan
yang akurat dan baku akan banyak membantu mereka dalam pengembangan bisnisnya
secara nyata. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), mengembangkan SAK
(Standar Akuntansi Keuangan) yang dapat digunakan juga bagi UMKM dan dinamakan
dengan SAK-EMKM (Entitas Mikro Kecil dan Menengah), yang disahkan pada tanggal 24
Oktober 2016, KNA VIII pada tanggal 8 Desember 2016 yang lalu telah mengesahkan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) dan mulai
berlaku digunakan pada 1 Januari 2018. Dalam menyusun SAK EMKM, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan IAI mempertimbangkan karakteristik entitas yang memenuhi kriteria
usaha mikro, kecil, menengah sebagaimana diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Diharapkan dengan disahkannya SAK EMKM ini,
perusahaan kecil maupun UMKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan
menggunakan PSAK umum yang berlaku tetapi tetap patuh untuk membuat laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM. SAK-EMKM memberikan banyak kemudahan untuk
entitas dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.
Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-EMKM yang hanya
menyajikan 18 bab.
Desa adalah suatu tempat yang memiliki potensi bagi perekonomian di Indonesia.
Suatu Desa banyak memiliki potensial yang bisa di kembangkan seperti potensi sumber
daya alam yang tersedia. Sumber daya alam tersebut dapat di kembangkan guna
meningkatkan perekonomian desa. Besarnya potensi tersebut membutuhkan peranan
pemerintah khususnya pemerintah daerah agar menjadi berkembang. Dengan demikian
pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan yaitu otonomi daerah, yang berdampak pada
perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu aktivitas yang dilakukan yaitu dengan
membuat suatu lembaga yang biasa disebut Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurut
Yosep (2019) yang diutarakan oleh Hendro Siswanto Tenaga Ahli Pemberdayaan
Masyarakat Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bogor bahwa “
Pada tahun 2019, dari total 416 desa di Kabupaten Bogor terdapat 45 desa tertinggal, 94
desa maju dan 12 desa mandiri, sedangkan sisanya 265 merupakan desa dengan status
berkembang ”. Hal ini didukung informasi dari website Inilahkoran (2019) yang
menyatakan bahwa “Sejatinya, perkembangan Bumdes di Kabupaten Bogor cukup masif,
dimana dari 416 desa yang ada, 280 desa sudah memiliki Bumdes. Hanya, belum semuanya
yang aktif. Baru 183 Bumdes yang sudah berkegiatan. Berdasarkan data dari Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa, dari 183 Bumdes yang aktif, baru dua yang berkategori
maju. Selebihnya ada pula 22 Bumdes berkategori berkembang dan sisanya merupakan 165
desa berkategori dasar.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah lembaga ekonomi dengan
modal usahanya di bangun atas inisiatif masyarakat desa agar menjadi desa yang lebih
mandiri. Dengan ini modal yang di keluarkan harus dari masyarakat desa sendiri. Meskipun
demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes memperoleh modal dari pihak luar.
Seperti dari pemerintah maupun dari pihak lainnya. BUMDes merupakan sebuah badan
usaha yang mampu membantu masyarakat dalam segala hal, seperti membuka peluang
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, memenuhi suatu kebutuhan masyarakat sehari-hari,
dan membuka wawasan masyarakat desa agar mampu bersaing dengan masyarakat lainnya.
Landasan hukum menurut undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa
dinyatakan bahwa “BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat desa”.
Salah satu terlaksananya BUMDes yaitu dengan penerapan prinsip akuntansi yang
tepat dan benar. Oleh karena itu, penerapan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
harus berlandaskan standar keuangan, sehingga menjadi acuan yang kuat dalam
kepercayaan dan keterbukaan atas keuangan yang di kelola BUMDes dari semua pihak
dengan pedoman standar keuangannya yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil dan Menengah atau biasa disebut SAK EMKM.
Tujuan awal pembentukan BUMDes dimaksudkan untuk mendorong atau
menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang
menurut adat Istiadat dan budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang
diserahkan untuk di kelola oleh masyarakat melalui program atau proyek Pemerintah pusat
dan Pemerintah Daerah. Sebagai sebuah usaha desa, pembentukan BUMDes adalah benar-
benar untuk memaksimalkan potensi masyarakat desa baik itu potensi ekonomi, sumber
daya alam, ataupun sumber daya manusianya. Secara spesifik, pendirian BUMDes adalah
untuk menyerap tenaga kerja desa meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi
produktif mereka yang berpenghasilan rendah.
Sasaran pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui BUMDes ini adalah
untuk melayani masyarakat desa dalam mengembangkan usaha produktif. Tujuan lainnya
adalah untuk menyediakan media dengan beragam usaha dalam menunjang perekonomian
masyarakat desa sesuai terhadap potensi desa dan kebutuhan masyarakat.
Pada organisasi BUMDes Struktur organisasinya biasanya terdiri dari Badan
pengawas dan pengurus yang terdiri dari direktur pengawas, sekertaris dan bendahara
BUMDes itu sendiri. Adapun kewajiban pelaksana operasional secara umum meliputi :
menjalankan kegiatan oprasional BUMDes, mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah
tangga dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta wajib melaksanakan prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, tranparansi, kemandirian, akuntabilitas, dan kewajaran,
memberikan laporan keuangan tahunan kepada kepala desa tentang keadaan serta
perkembangan BUMDes serta keuangan yang meliputi hasil usaha dan laporan perubahan
kekayaan BUMDes.
Pada pelaksanaannya, para pengurus BUMDes melakukan kegiatan pencatatan
keuangan, biasanya masih menggunakan metode pencatatan keuangan yang masih belum
sesuai dengan SAK EMKM, biasanya para pengurus BUMDes hanya menyajikan laporan
keuangan kurang rinci atas segala pencatatan pemasukan dan pengeluaran kasnya tanpa
merinci sumber pemasukan dan pengeluran atas transaksi yang di lakukan pada organisasi
tersebut. Sehingga, terkadang akan menimbulkan kecurigaan masyarakat atas pengelolaan
BUMDes tersebut.
Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman atas penyusunan laporan
keuangan yang benar sesuai dengan standar laporan keuangan, karena bendahara yang di
pilih oleh direktur atau kepala desa hanya di pilih berdasarkan kepercayaan kepala desa
tersebut. Bendahara BUMDes biasanya adalah warga sekitar yang di berikan mandat untuk
mendokumentasikan keadaan keuangan BUMDes yang biasanya tidak memiliki
pengetahuan yang cukup atas pengelolaan laporan keuangan yang profesional. Hal ini akan
menimbulkan masalah ketika dana BUMDes yang di peroleh dari kegiatannya di kelola
secara apa adanya tanpa melalui proses pencatatan yang berdasarkan atas SAK EMKM.
Dengan ini di butuhkan bimbingan kepada pengurus BUMDes atas pengelolaan laporan
keuangan yang sesuai dengan standar dari SAK EMKM.
Berdasarkan fenomena yang disampaikan maka diperlukan suatu penelitian yang
bersifat empiris untuk mengetahui persiapan BUMDes dalam rangka penerapan SAK
EMKM demi terselenggaranya pelaporan keuangan secara transparan dan akuntabel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan, laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi
normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas
di dalam perushaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain diluar perusahaan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (2015:1),
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Munawir (2014:2), pengertian laporan keuangan adalah Laporan
keuangan menurut dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut Sofyan Safri Harahap (2015:195), tujuan analisis laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat
dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan
maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan
teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan
kata lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa
laporan keuangan juga antara lain:
1) Dapat menilai prestasi perusahaan.
2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tetentu: Posisi Keuangan (aset, neraca dan modal), Hasil usaha
perusahaan (hasil dan biaya), Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Rentabilitias dan Profitabilitas, Indikator pasar modal.
4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
5) Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menentukan peringkat (ratting) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah
dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode
sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan baik posisi
keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang
akan datang.
Menurut Kasmir (2016:7), pengertian laporan keuangan adalah “Laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk
perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset,
kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi
perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan.
Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanya berfungsi sebagai
alat pengujian dari pekerjaan fungsi bagian pembukuan, akan tetapi untuk selanjutnya
seiring dengan perkembangan zaman, fungsi laporan keuangan sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan
menggunakan hasil analisis tersebut, maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat
mengambil suatu keputusan. Melalui Laporan Keuangan juga akan dapat dinilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan, pendistribusian pada
aktivanya, efektivitas dari penggunaan aktiva, pendapatan atau hasil usaha yang telah
dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku
dari setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Hery (2015:6), tujuan keseluruhan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan
keputusan investasi dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambilan keputusan
sangatlah beragam, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka
gunakan dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Pengguna informasi
akuntansi harus dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil
operasional perusahaan melalui laporan keuangan.
Menurut Hery (2015:7), tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan
posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan, tujuan umum
laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan
kewajiban perusahaan , dengan maksud :
- untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
- untuk menunjukan posisi keuangan dan investasi perusahaan
- untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya,
- untuk menunjukan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba , dengan maksud :
- Memberikan gambaran tentang jumlah dividen yang diharapkan pemegang
saham.
- Menunjukan kemampuan perusaan dalam membayar kewajiban kedapa
kreditor , supplier, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
- Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian dan,
- Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka
panjang.
3. Memungkinkan untuk menaksir poltensi perusahaan dalam menghasilakn laba.
4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan asset dan
kewajiban
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai
laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2014:10), mengungkapkan bahwa laporan keuangan bertujuan
untuk :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan analisis laporan
keuangan yaitu memberikan informasi yang lebih mendalam dari laporan keuangan
terutama informasi yang diinginkan oleh pihak pengambil keputusan serta dapat digunakan
sebagai alat untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) sebagai penyusun standar
akuntansi keuangan yang diakui di Indonesia, menyadari pentingya peran Entitas Mikro
Kecil dan Menengah (EMKM) dalam memajukan perekonomian bangsa. Dengan
demikian, terdapat kebutuhan mengenai ketersediaan standar akuntansi yang lebih
sederhana dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) umum berbasis International Financial
Reporting Standarts (IFRS) dan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia dalam menghasilan
laporan keuangan menggunakan kedua pilar tersebut. Oleh karena itu, DSAK IAI
melakukan pengembangan standar akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan EMKM
dengan membentuk kelompok kerja yang melibatkan asosiasi industri, regulator, dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam menghasilkan SAK yang dapat mendukung
kemajuan EMKM yang ada di Indonesia.
SAK EMKM merupakan standar laporan keuangan yang ditujukan untuk
menyusun laporan keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. SAK EMKM jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan SAK ETAP dengan harapan lebih mudah diterapkan untuk
entitas Mikro, Kecil dan Menengah, sehingga EMKM dapat menyusun laporan keuangan
yang baik dan sesuai standar. Laporan keuangan tersebut dapat juga digunakan oleh entitas
untuk memperoleh pendanaan dari pihak lain atau sebagai lampiran pelaporan pajak. .
Diterbitkannya SAK EMKM bertujuan untuk mengimplementasikan pada entitas
mikro, kecil, dan menengah (tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana
didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah
sebagaimana diatur dalam pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 yang berlaku di Indonesia.
Adapun kriterianya yaitu :
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dan ayat (2) huruf a, serta
ayat (3) huruf a, nilai nominalnya dapat di ubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian yang di atur dengan peraturan presiden.
Pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK
EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa
dan kondisi lain atas posisi dan kinerja keuangan entitas.
Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan
informasi yang relevan, representative tepat, keterbandingan, dan keterpahaman. Entitas
menyajikan secara lengkap laporan keuangan pada akhir setiap periode pelaporan. Laporan
keuangan minimal terdiri dari :
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
2. Laporan laba rugi selama periode
3. Catatan atas laporan keuangan yang berisi tambahan dan rincian pos-pos
tertentu yang relevan.
Laporan posisi keuangan entitas mencakup pos-pos berikut :
a. Kas dan setara kas
b. Piutang
c. Persediaan
d. Asset tetap
e. Utang usaha
f. Utang bank
g. Ekuitas
Laporan laba rugi entitas mencakup pos-pos berikut :
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Beban pajak
Catatan atas laporan keuangan memuat :
a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai SAK EMKM
b. Ikhtisar kebijakan akuntansi
c. Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi
penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami
laporan keuangan.
Entitas mikro adalah usaha ekonomi produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Bentuk hukum entitas mikro, kecil, dan menengah di
Indonesia bervariasi seperti perusahaan perseorangan, persekutuan (CV, Firma), koperasi,
dan perseroan terbatas. Namun contoh ilustratif ini menekankan pada konsep entitas bisnis,
sebagaimana diatur dalam SAK EMKM dan bukan pada bentuk hukum entitas.
Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, entitas kecil dan
menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil atau
usaha menengah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan.
2.2 Roadmap Penelitian
Road map penelitian ini akan disesuaikan dengan roadmap pribadi dari peneliti
dengan Fakultas Ekonomi, Lembaga Penelitan dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) dan Universitas Pakuan sendiri, sebagai berikut:
Tahun Skema/Hibah Judul Luaran Wajib dan
Tambahan
2017 PKM Hibah LPPM
Unpak
Sistem Pengawasan Alokasi
Dana Desa Bagi Aparat Desa
Poster dan Draft Jurnal
2018 Penelitian Mandiri Monitoring System of Village
Fund Allocation by Village
Officials
Prosiding Seminar
Internasional
2018 Penelitian Mandiri Rural Fund Supply Chain
Monitoring System: Evidence
from Indonesia and Lesson
Experiences from South Korea
and Malaysia
Jurnal Internasional
bereputasi terindeks
Scopus Q3
2019 Penelitian Dosen Pemula
Hibah Kemenristek Dikti
Sistem Pengawasan Dana
Desa Bagi Aparat Desa
Jurnal, draft modul SOP,
poster
2019 Penelitian Hibah LPPM
Unpak
Sistem Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa
Jurnal
2020 Usulan Penelitian Dosen
Pemula Hibah
Kemenristek Dikti
Sistem Pengawasan
Pembangunan dan
Pengelolaan Keuangan Desa
Belum disetujui
2020 Usulan PKM Hibah
Kemenristek Dikti
Peningkatan Kemampuan
Tenaga Akuntansi Untuk
Transparansi dan
Akuntabilitas Laporan
Keuangan BUMDes
Belum disetujui
2020 Usulan Penelitian Hibah
LPPM Unpak
Pengaruh kemampuan
Akuntan, pelatihan Akuntan
dan Sistem Informasi
Akuntansi terhadap Kualitas
Informasi Akuntansi (Studi
Kasus Dana BOS di Kab.
Bogor)
Belum disetujui
2020 Usulan PKM Hibah
LPPM Unpak
Peningkatan kemampuan
tenaga akuntansi pengelola
dana BOS di lingkungan SMK
Kota Bogor
Belum disetujui
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif
dengan metode penelitian berupa studi kasus mengenai analisis Perbandingan Penyusunan
Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM). Teknik penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (2016: 283) penelitian kualitatif merupakan masalah yang
akan di pecahkan melalui penelitian, jelas, spesifik, dan di anggap tidak berubah, tetapi
dalam penelitian kualitatif masalah yang di bawa oleh peneliti masih dugaan temuan
sementara,kompleks, dan dinamis. Oleh kerena itu penelitian kualitatif masih bersifat
sementara,tentatif, dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan.Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan data yang akurat, terutama mengenai
penyusunan laporan keuangan di kedua desa tersebut.
3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Hasil Penyusunan Laporan Keuangan pada dua
BUMDes yang ada di Kabupaten Bogor, yakni Desa Cipayung Kecamatan Megamendung
dengan Desa Kembang Kuning Kecamatan Klapanunggal
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analysis Geographic
Region, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respon dari suatu
wilayah/daerah/Negara tertentu dengan sumber data yang diperoleh dari BUMDes
Kembang Kuning Kecamatan Klapanunggal yang beralamat di Jalan Raya Narogong Km.
07, Gang Albana Rest Area Sampireun, Kabupaten Bogor.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder
dari BUMDes tersebut. Menurut Indriantoro dan Supomo (2014:146) Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subyek (orang/masyarakat)
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Pada penelitian ini dengan data primer dapat mengumpulkan
data sesuai dengan yang diinginkan misalnya, melalui wawancara atau kuesioner dengan
pengurus/pengawas/dan stakeholder BUMDes Kembang Kuning.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2014:147) Data sekunder merupakan sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data (dokumenter) yang dipublikasikan
dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder diperoleh langsung dari objek penelitian
yaitu pada Jurnal terdahulu dan beberapa buku sebagai referensi .
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:317) wawancara digunkan sebagai teknik
pengumpulan data pengambilan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau Self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2014:152) Wawancara merupakan
teknikpengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian. Menurut Moleong (2016:186)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara/narasumber(interviewe) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.
2. Dokumen
Menurut Sugiyono (2016:329) dokumen merupakan catatan peristiwa
yangsudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya
karya monumental dari seseorang. Menurut Indriantoro dan Supomo
(2014:146) Data dokumenter adalah Jenis data penelitian yang antara lain
berupa faktur, jurnal, surat–surat notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk
laporan program.
3. Observasi
Menurut Indriantoro dan Supomo (2014:157) Observasi yaitu proses pencatatan
pola perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa
adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu individu yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2016:310) peneliti dalam pengumpulan data menyatakan
terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi
mereka mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi
dalam suatu saat peneliti juga tidak harus terus terang atau tersamar dalam
observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang di cari merupakan
data yang masih rahasia.
4. Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen 1982 (dalam Moleong 2016:209), Catatan lapangan
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,dan dipikirkan
dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian
kualitatif.
3.5 Metode Pengolahan/Analisis Data
Data memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan penggambaran
variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembuktian hipotesis. Kuesioner sebagai
instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Untuk
mengungkapkan variabel-variabel yang diteliti, diperlukan alat ukur atau skala yang valid
dan dapat diandalkan (reliable) agar kesimpulan penelitian tidak salah dan tidak
memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya maka variabel
penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah dengan
mengunakan analisis kualitatif, atas dasar tersebut, langkah–langkah yang dilakukan
peneliti untuk menganalisis penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan Laporan Keuangan BUMDes.
Pengumpulan data ini bersumber dari data yang ada sebelumnya di kedua
BUMDes tersebut.
2. Melakukan reduksi data, memilah data yang baru diperoleh dari hasil observasi
yang masih mentah dari catatan lapangan.
3. Melakukan observasi terkait penyusunan laporan keuangan yang sesuai dan yang
telah ditentukan IAI berdasarkan SAK EMKM menurut komponen–kompoen
sistem penyusunan laporan keuangan yang terdapat dalam buku referensi.
4. Penyajian data dengan menyusun informasi yang diperoleh dari hasil penelitian
dalam bentuk satu kesatuan dan mudah dipahami.
5. Menarik hasil, kesimpulan dan saran terhadap sistem penyusunan laporan
keuangan yang benar.
3.5.1 Teknik Pengujian Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik
antara lain sebagai berikut :
1. Triangulasi
Menurut Sugiyono, 2016: 241). Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data . Menurut Sugiyono (2016: 127),
peneliti menggunakan dua cara triangulasi yaitu:
a) Triangulasi sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b) Triangulasi teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3.5.2 Bagan Alir Penelitian:
1. Tahap awal, perencanaan dan pemilahan bahan (sudah dilakukan 80%)
Fenomena yang terjadi
(situasional dan
kondisional)
Pemilihan obyek
penelitian Kesenjangan teori dan
praktik, perumusan
masalah dan hipotesis
2. Tahap kedua, pelaksanaan (baru dilakukan 40%)
3. Tahap akhir, pelaporan dan sosialisasi (belum dilakukan)
Dari analisis hasil survei awal, penelitian sebelumnya serta tinjauan pustaka pada peraturan
(SAK EMKM) serta pustaka lainnya, di mana telah didapatkan gap atau kesenjangan antara
teori dan kondisi di lapangan, maka akan dilanjutkan proses penelitian sesuai metode
pelaksanaannya berupa analisis permasalahan, FGD, analisis data hasil survei dan
penarikan kesimpulan.
Penyusunan kuesioner
dan pengumpulan data FGD dengan
Pengawas/Penggurus/Sta
keholder BUMDes
Analisa permasalahan
obyek penelitian
Penyusunan luaran
penelitian (jurnal)
Sosialisasi hasil surveii Uji statistik dan
interprestasi hasil
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL
4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya penelitian dibuat dalam rincian pembiayaan kegiatan, sebagi berikut:
No. Deskipsi Biaya Besaran (Rp)
1. Honor tenaga penunjang (pembantu peneliti, pengolah
data, sekretariat/adm)
800.000
2. Bahan habis pakai dan peralatan 2.400.000
3. Perjalanan ke lokasi usaha BUMDes (Cibinong dan
Kembang Kuning)
1.000.000
4. Pelaporan, publikasi jurnal, seminar 800.000
Total 4.000.000
4.2 Jadwal
No Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Analisis Permasalahan √
2. FGD dengan Pengawas/Pengurus √
3. Penyusunan Kuesioner √
4. Pengumpulan Data √ √ √
5. Uji statistik √
6. Analisa hasil uji statistik √ √
7. Kesimpulan dan Saran √
8. Penyusunan Luaran Penelitian √ √
DAFTAR PUSTAKA
1. Hijji, Istihara. (2018). Penyusunan Laporan Keuangan BUMDes Lajing Kecamatan
Arosbaya Kabupaten Bangkalan Berdasarkan SAK EMKM.Skripsi.Universitas Jember.
2. Maria, R., et al. (2016). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada
Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi pada BUMDes di Gunung Kidul,
Yogyakarta. Modus, Vol.28 (2), p.155-167, 2016.
3. Inilahkoran, 26 Mar (2019). Baru Dua Bumdes Maju, Bupati Bogor:
Maksimalkan!.Tersedia di: https://www.inilahkoran.com/berita/9260/baru-dua-
bumdes-maju-bupati-bogor-maksimalkan (diakses pada 8 Juli 2019).
4. Kurniawan, Ade. (2016). Jurnal Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Desa Tanjungpinang. Jurnal.Universitas Maritim Raja
Ali Haji.
5. Lubis, C., et al. (2015). Akuntansi Untuk UMKM (SAK ETAP). Di dalam: Academia.
(online) Medan: Academia. Tersedia di : https://www.academia.edu/ (Diakses pada 27
Oktober 2019).
6. Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah (ED SAK EMKM). Di dalam: Academia. (online) Jakarta:
Academia. Tersedia di : https://www.academia.edu/ (Diakses pada 22 Oktober 2019).
7. Ningtyas, Jilma. (2018). Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Bintang Malam
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengan (SAK
EMKM).Skripsi.Universitas Jember.
8. Dewa, A., et al. (2017). Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan pada Badan Usaha
Milik Desa untuk Mewujudkan Green Accounting (Studi pada BUMDes Desa Tajun
Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali). Jurnal, Vol.8 No:2,
2017.Universitas Pendidikan Ganesha.
9. Kirowati, D., et al. (2018). Pengembangan Desa Mandiri Melalui BUMDes dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa ( Studi Kasus Desa Temboro Kecamatan
Karas Kabupaten Magetan). Jurnal Aksi, Vol.1 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN: 2528-6145,
2018.Politeknik Negeri Madiun.
10. Sagita, Garnies. (2017). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan MASYARAKAT Desa Berdasarkan UU.No 6 Tahun
2014 Tentang Desa (Studi Kasus di BUMDES Tirta Mandiri
Klaten).Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
11. Widiyastuti, Yulia. (2017). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pujokerto Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
Perspektif Ekonomi Islam.Skripsi.Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
12. Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty.
13. Harahap, Sofyan S. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
14. Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
15. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif
danR&D). Bandung. Alfabeta.
16. Irdiantoro, Nur dan Supomo. 2014. Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta. BPEE.
17. Moleong, J. Lexy. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.
18. Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For Academic
Publishing Services.
LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Rochman Marota
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK
5 NIDN/NIDK 0413027701
6 Tempat dan Tanggal Lahir
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon
9 Alamat Kantor Universitas Pakuan
10 Nomor telepon/faksimili
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan
12 Mata Kuliah yang Diampu
13 ID Sinta
5996494
Scopus ID No. 57194700113
14 h-Index Scopus: 1
Google Scholar: 2
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama
Pembimbing/Promotor
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir
Publikasi di Jurnal Internasional terindeks
No
Judul Artikel
Peran (First
author,
Correspondin g
author, atau co-
author)
Nama Jurnal, Tahun
terbit, Volume, Nomor,
P- ISSN/E- ISSN
URL artikel (jika ada)
1
Material Flow Cost
Accounting Approach
for Sustainable Supply
Chain Management
System
First Author International Journal of Supply
Chain Management (IJSCM),
Vol 6 (2) p 33-37, Juni 2017
ISSN: 2050-7399 (Online),
2051-3771 (Print). Jurnal
Internasional terindeks Scopus,
Copyright © ExcelingTech
Pub, UK
https://ojs.excelingtech.co.uk/in
dex.php/IJSCM/article/view/151
9
2 Rural Fund Supply
Chain Monitoring
System: Evidence
from Indonesia and
Lesson Experiences
from South Korea and
Malaysia
First Author International Journal of Supply
Chain Management (IJSCM),
April 2020. ISSN: 2050-7399
(Online), 2051-3771 (Print).
Jurnal Internasional terindeks
Scopus, Copyright ©
ExcelingTech Pub, UK
Publikasi di bulan April 2020
Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi
No
Judul Artikel
Peran (First
author,
Correspondin g
author, atau co-
author)
Nama Jurnal, Tahun
terbit, Volume, Nomor, P-
ISSN/E- ISSN
URL artikel (jika ada)
1 Perancangan dan
Penerapan Material
Flow Cost Accounting
untuk Keberlanjutan
Perusahaan PT XYZ
First author Jurnal Manajemen dan
Agribisnis (JMA) Vol. 12 No. 2,
hal 92-105, Juli 2015. Jurnal
terakreditasi nasional peringkat
2 berdasarkan SK Menristek
Dikti No.12/M/Kp/II/2015. No.
DOI: 10.17358/JMA.12.2.92. P-
ISSN: 1693-5853, E-ISSN:
2407-2524
http://journal.ipb.ac.id/index.ph
p/jmagr
2 Green Concepts and
Material Flow Cost
Accounting
Application for
Company
Sustainability
First author Indonesian Journal of Business
and Entrepreneurship (IJBE)
Vol. 3 No. 1 p 43-51, Januari
2017. Jurnal terakreditasi
nasional peringkat 2 berdasarkan
SK Menristek Dikti No.
32a/E/KPT/2017. No. DOI:
10.17358/IJBE.3.1.43. P-ISSN:
2407-5434, E-ISSN: 2407-7321.
https://journal.ipb.ac.id/index.p
hp/ijbe/index
3 FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
SISTEM
PENGAWASAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA
(STUDI KASUS
WILAYAH
KABUPATEN
BOGOR)
First author JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1,
Juni 2019, Hal. 1-10, P-ISSN:
2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
https://journal.unpak.ac.id/index
.php/jiafe
4. Monitoring System on Village Fund: Synergy Between Communities and Regulators (Case Study on Bogor District Government).
First author Journal of Humanities and Social Studies (JHSS) volume 03, No. 02, bulan September 2019, halaman 54 – 59,
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jhss/article/view/1456
Prosiding seminar/konferensi internasional terindeks
No
Judul Artikel
Peran (First
author,
Correspondin g
author, atau co-
author)
Nama Jurnal, Tahun
terbit, Volume, Nomor, P-
ISSN/E- ISSN
URL artikel
(jika ada)
1
Monitoring System of
Village Fund
Allocation By Village
Officials
First author ANIMH International
Conference on Research
Advances in Engineering,
ICT, Basic and Applied
Sciences (EIBA-Nov-2018)
October 09
Perolehan KI
No
Judul
KI
Tahun
Peroleha
n
Jenis KI
Nomor Status KI
(terdaftar/granted
)
URL (jika ada)
1
Material Flow Cost Accounting
Approach For Sustainable
Supply Chain Management
System
10 Oktober
2019
Ciptaan di
bidang ilmu
pengetahuan,
seni dan sastra
EC002019753
43
Terdaftar di Dirjen
Kekayaan
Intelektual
Kementerian
Hukum dan HAM
2
D. ANGGOTA PENGUSUL 1
Nama Dwi Meyliani Riswanti, SE., M.Ak
NIDN/NIDK -
Pangkat/Jabatan Asisten Program Studi
E-mail [email protected]
ID Sinta -
h-Index -
Publikasi di Jurnal Internasional terindeks
No
Judul Artikel
Peran (First
author,
Corresponding
author, atau
co-author)
Nama Jurnal, Tahun terbit,
Volume, Nomor, P-ISSN/E-
ISSN
URL artikel (jika ada)
Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2
No
Judul Artikel
Peran (First
author,
Corresponding
author, atau
co-author)
Nama Jurnal, Tahun terbit,
Volume, Nomor, P-ISSN/E-
ISSN
URL artikel (jika ada)
Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks
No
Judul Artikel
Peran (First
author,
Correspondin
g author,
atau co-
author)
Nama Jurnal, Tahun
terbit, Volume, Nomor, P-
ISSN/E- ISSN
URL artikel (jika ada)
Buku
No
Judul Buku Tahun
Penerbitan
ISBN
Penerbit
URL (jika ada)
Perolehan KI
No
Judul KI Tahun
Perolehan
Jenis KI
Nomor Status KI
(terdaftar/granted)
URL (jika ada)
PERSETUJUAN USULAN
Tanggal Pengiriman
Tanggal Persetujuan Nama Pimpinan
Pemberi Persetujuan
Sebutan Jabatan Unit Nama Unit Lembaga
Pengusul
LAMPIRAN II Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rochman Marota
NIDN : 0413027701
Jabdik/ Golongan : Asisten Ahli /III B
Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul :
“Analisis Penerapan SAK EMKM pada BUMDes Kembang Kuning Klapanunggal Kab. Bogor”
yang diusulkan dalam skema Penelitian Hibah Internal Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan untuk
tahun anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/ sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
penugasan yang sudah diterima ke pihak Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Bogor, 14 Desember 2019
Yang menyatakan,
Rochman Marota, SE.Ak.MM.CA.CPA
NIP 1.0416 031 737