24
1 Maret SENIN MINGGU KEDUA PRA PASKAH Yesus yang Unggul dan Tertinggi Ibrani 1:1-14 1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 5 Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" 6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." 7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." Tetapi tentang Anak Ia berkata: 8 "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. 9 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." 10 Dan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. 11 Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; 12 seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."

1 Maret SENIN MINGGU KEDUA PRA PASKAH · 1 Maret SENIN MINGGU KEDUA PRA PASKAH Yesus yang Unggul dan Tertinggi. Ibrani 1:1-14 . 1Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1 Maret ● SENIN MINGGU KEDUA PRA PASKAH

    Yesus yang Unggul dan Tertinggi Ibrani 1:1-14 1Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 5Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" 6Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." 7Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." Tetapi tentang Anak Ia berkata: 8"Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. 9Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." 10Dan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. 11Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; 12seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."

  • 13Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?" 14Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?

    Renungan Kita menjalani kehidupan kita di dalam sebuah dunia yang sangat terlihat dan

    lahiriah. Meskipun lockdown (PSBB) Covid-19 telah membatasi jumlah tempat

    yang dapat kita kunjungi, pengalaman-pengalaman sehari-hari kita tetap

    konkret dan nyata. Di sisi lain, keniscayaan dari kematian memaksa kita untuk

    merenungkan tentang surga, neraka, dan kehidupan setelah kematian yang

    berada di alam yang berbeda.

    Di antara ke dua alam tersebut terletak sebuah alam yang disebut oleh seorang

    misiologis bernama Paul Hiebert sebagai “bagian tengah yang

    dikecualikan”(excluded middle). Ini adalah dunia roh-roh, sihir, ramalan dan

    nujum yang jarang diikutsertakan di dalam diskusi dan pengajaran kekristenan

    aras utama.

    Adalah menarik bahwa ketika sebagian dari gereja yang baik hanya memiliki

    sedikit untuk dikatakan tentang dunia yang disebut “bagian tengah yang

    dikecualikan,” terdapat sebuah kebangkitan dan bahkan pertumbuhan dari

    dunia itu hari ini. Dunia permainan video (video games), novel grafis (komik?),

    musik kontemporer, serial Netflix, dan budaya selebritas yang datang dengan

    gambaran-gambaran yang mewakilinya demikian juga undangan-undangan

    untuk berpartisipasi di dalam dunia tersebut!

    Dunia dari Alkitab tidak pernah mengacuhkan atau mengecualikan dunia

    tengah ini. Pada kenyataannya, kita secara berulang-ulang membaca tentang

    kedaulatan TUHAN atas dunia tengah itu baik di dalam Perjanjian Lama dan

    Baru.

    Di dalam pemikiran yang serupa, pembacaan Alkitab hari ini membukakan

    dengan sebuah deklarasi yang tegas tentang ke-Tuhanan Yesus atas dunia dari

    malaikat-malaikat. Yesus adalah unggul dan berdaulat bukan hanya atas satu

    atau dua malaikat, tetapi atas ribuan yang tidak terhitung dari mereka (Ibrani

  • 12:22). Bersama dengan tentara malaikat-Nya yang hebat, Yesus berdiri di atas

    kekuatan dari dunia tengah. Keunggulan-Nya meletakkan Dia di atas pesona

    dan fiksasi manusia terhadap kuasa dunia tengah. Demikian juga keunggulan-

    Nya menghalau kengerian manusia dan ketakutan atas dunia tersebut.

    Supremasi Yesus atas kekuatan-kekuatan di dalam dunia spiritual menawarkan

    pembebasan, damai, dan jaminan bagi mereka yang berbalik kepada-Nya. Bagi

    mereka yang jalan-jalannya telah membawa engkau kepada jalan kegelapan,

    maukah engkau merangkul kebebasanmu di dalam Kristus? Maukah engkau

    menghidupi sebuah kehidupan baru yang ketergantungan dan kesetiaan yang

    diawasi oleh kasih dan anugerah-Nya?

    Doa Tuhan, bersama dengan bala tentara malaikat, kami tertunduk di dalam

    kekaguman untuk menyembah-Mu. Berikan kami kedamaian pada saat kami

    bersandar di dalam pengetahuan akan kekuasaan dan supremasi dari

    kedaulatan-Mu. Tolonglah kami untuk percaya sepenuhnya di dalam anugerah

    dan perlindungan ilahi-Mu. Di dalam nama Yesus yang berkuasa kami berdoa,

    amin.

    Tindakan Lakukan sebuah pencarian di dalam Injil untuk kejadian-kejadian ketika

    perjumpaan dengan Yesus membuat para murid atau para kerumunan

    terpesona kepada Yesus. Apa yang menjadi beberapa alasan mengapa orang-

    orang terpesona kepada Yesus? Apa alasan-alasan mengapa kita harus berdiri

    dengan terpesona kepada-Nya?

    Oleh Dr Calvin Chong Associate Professor (Practical Theology) Singapore Bible College

  • 2 Maret ● SELASA MINGGU KEDUA PRA PASKAH

    Katanya, ‘Damai Sejahtera, Damai Sejahtera’ Yeremia 8:1-15 1“Pada masa itu, demikianlah firman TUHAN, tulang-tulang raja-raja Yehuda, tulang-tulang pemuka-pemukanya, tulang-tulang imam-imam, tulang-tulang nabi-nabi dan tulang-tulang segenap penduduk Yerusalem akan dikeluarkan dari dalam kubur mereka 2dan diserakkan di depan matahari, di depan bulan dan di depan segenap tentara langit yang dahulunya dicintai, diabdi, diikuti, ditanyakan dan disembah oleh mereka. Semuanya itu tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang. 3Tetapi semua orang yang masih tinggal dari kaum yang jahat ini akan lebih suka mati dari pada hidup di segala tempat ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, demikianlah firman TUHAN semesta alam. 4“Engkau harus mengatakan kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN: Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali? 5Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali. 6Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan: Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling, seperti kuda yang menceburkan diri ke dalam pertempuran. 7Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN. 8“Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. 9Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap. Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka? 10Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain,

  • ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu. 11Mereka mengobati luka puteri umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. 12Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN. 13Aku mau memungut hasil mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi tidak ada buah anggur pada pohon anggur, tidak ada buah ara pada pohon ara, dan daun-daunan sudah layu; sebab itu Aku akan menetapkan bagi mereka orang-orang yang akan melindas mereka." 14Mengapakah kita duduk-duduk saja? Berkumpullah dan marilah kita pergi ke kota-kota yang berkubu dan binasa di sana! Sebab TUHAN, Allah kita, membinasakan kita, memberi kita minum racun, sebab kita telah berdosa kepada TUHAN. 15Kita mengharapkan damai, tetapi tidak datang sesuatu yang baik, mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi yang ada hanya kengerian!

    Renungan Dosa besar dan penipuan utama dari seluruh nabi palsu yang bermunculan

    selama periode pelayanan Yeremia adalah membangunkan umat Allah di dalam

    sebuah pengharapan palsu – “Damai sejahtera, Damai sejahtera” – untuk

    meyakinkan mereka bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk takut kepada

    penghakiman Allah – bahwa Tuhan tidak akan menghukum terhadap mereka

    dengan apa yang telah Ia ancamkan.

    Oleh sebab itu mereka mengeraskan umat Allah di dalam dosa dan

    ketidaktaatan. Allah telah menyatakan, “Mengapakah bangsa ini berpaling,

  • berpaling terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk

    kembali” (Yeremia 8:5).

    Masyarakat pada zaman Yeremia telah berpaling dari Allah, dan mereka

    menolak untuk bertobat.

    Mereka gagal untuk melihat bahwa pertobatan adalah sebuah hadiah anugerah

    Allah; hanya di dalam pertobatan mereka akan dibebaskan dari dosa-dosa

    mereka dan penghakiman Allah.

    Akar dari dosa Yehuda adalah kegagalan untuk bertobat dan penolakan akan

    Firman Allah.

    Yeremia menulis bahwa Allah berkata, “Mereka telah menolak firman TUHAN”

    (Yeremia 8:9). Umat Allah mendapatkan Firman Allah dikhotbahkan kepada

    mereka, tetapi mereka tidak berlaku sesuai dengan Firman-Nya.

    Tidakkah menarik bahwa selama bertahun-tahun Alkitab adalah tetap sebagai

    buku dengan penjualan terbaik? Tetapi popularitasnya tidaklah menjaga

    masyarakat kita dari keruntuhan secara moral dan spiritual. Kelihatannya

    terdapat hanya sedikit koneksi antara yang orang katakan tentang apa yang

    mereka percayai dan bagaimana mereka berperilaku. Mungkinkah

    permasalahannya terletak di dalam fakta bahwa ketika kita membaca Firman

    Allah dan percaya Firman Allah, kita tidak mempraktikkan Firman Allah? Di

    dalam kata-kata Yakobus, kita seharusnya “Tetapi hendaklah kamu menjadi

    pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu

    menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22)

    Ketika kita mulai menaruh Firman Allah di dalam praktik, ia akan mengubah hati

    kita. Kita akan melihat manusia sebagaimana Yesus melihat mereka. Kita akan

    tersakiti sebagaimana Dia tersakiti akan ketidakadilan. Kita akan menjadi sensitif

    terhadap mereka yang terpinggirkan, kesepian, diperlakukan kejam, dan

    terlantar. Kita akan menangis akan mereka yang terhilang dan mati tanpa Dia.

    Kita akan merasa secara mendalam tentang hasrat-Nya untuk menjangkau

    dunia.

    Allah tolonglah kami.

  • Doa Tuhan Yesus, terima kasih bahwa ketika kami bertobat dari dosa-dosa kami dan

    menaruh iman kami di dalam-Mu saja, maka kami sungguh-sungguh akan

    dihiburkan oleh janji-Mu: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai

    sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang

    diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”

    (Yohanes 14:27). Amin.

    Tindakan Tetaplah berada di dalam langkah bersama Roh Kudus dalam doa dan

    dengarkanlah Perkataan Allah, bedakanlah kebenaran atas apa yang kita dengar

    dan bertobat atas dosa-dosa kita ketika diyakinkan; hati yang patah dan remuk

    Allah tidak akan pandang hina.

    Oleh Rev Henry Hong

    Associate Pastor

    Glory Presbyterian Church

  • 3 Maret ● RABU MINGGU KEDUA PRA PASKAH

    Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Yohanes 6:60-71 60Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" 61Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 62Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 64Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 65Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." 66Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" 68Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 69dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." 70Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." 71Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.

    Renungan Di awal pasal 6 dari Injil Yohanes, Yesus melakukan mukjizat dengan memberi

    makan lima ribu orang. Yesus kemudian menyatakan kepada keramaian yang

    mengikuti Dia bahwa Dia adalah roti hidup dan barang siapa yang memakannya

    akan hidup selamanya. Keramaian itu tidak dapat menerima pengajaran-Nya

    dan mengatakan, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup

    mendengarkannya?" dan mereka mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut

    Dia. Namun Petrus, berpaling kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, kepada

    siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”

    Keramaian yang mengikuti Yesus telah menyaksikan mukjizat-mukjizat dan

    kuasa dari pengajaran-Nya tetapi tidak menerima pengajaran-Nya dan

  • meninggalkan Yesus. Mereka kehilangan sebuah kesempatan luar biasa untuk

    menerima makanan dari Yesus untuk mendapatkan hidup yang kekal.

    Sebaliknya Petrus menyatakan bahwa Yesus memiliki perkataan hidup kekal dan

    percaya bahwa Ia adalah Sang Kudus dari Allah. Terdapat banyak alasan

    mengapa orang-orang mengikuti Yesus Kristus. Selalu akan terdapat orang-

    orang yang percaya dan mengikuti, dan yang lainnya yang akan meninggalkan

    karena ketidakpecayaan atau pada saat mereka merasa tidak nyaman.

    Petrus, memiliki pergumulannya sendiri di dalam meletakkan imannya dalam

    tindakan. Meskipun Petrus membuat pengakuan iman yang luar biasa

    sebagaimana ia lakukan di dalam perikop ini dan di dalam Matius 16:16, dia

    menyangkal Kristus di dalam sebuah kesempatan yang sangat menggoda. Dia

    begitu takut akan hidupnya sehingga ia gemetar akan perkataan dari seorang

    gadis hamba yang masih kecil, dan ia meringkuk di dalam ketakutannya.

    Namun, Yesus yang bangkit bertemu, memberi makan dan memulihkan

    keadaan Petrus dan memanggilnya untuk memberi makan domba-domba-Nya.

    Kita hidup di tengah-tengah ketakutan akan Covid19. Meskipun kita mengakui

    iman kita dengan berani, ada waktunya ketika ketakutan menggenggam kita

    dan iman kita terguncang. Yesus menemui kita saat itu untuk memulihkan hidup

    kita. Kita dapat selalu mendatangi Yesus karena Ia memiliki perkataan hidup

    kekal.

    Doa Tuhan Yesus Kristus, tolonglah aku untuk berjalan di dalam iman di tengah-

    tengah ketakutan yang mengintai di sekitar. Aku harus mengalahkan ketakutan

    dan percaya bahwa perkataan-Mu akan membebaskanku. Tolonglah aku oh

    Tuhan untuk selalu diberimakan perkataan-Mu sehingga aku dapat hidup

    dengan iman sekarang dan sampai selamanya.

    Tindakan Ambillah waktu untuk menuliskan kata-kata kunci akan ketakutanmu yang

    sedang engkau gumuli. Periksalah Alkitab akan kata-kata kunci tersebut.

    Percayalah dalam janji-janji Allah tersebut dan hidupilah sepanjang hidupmu.

    Oleh Rev James Nagulan

  • President Emmanuel Tamil Annual Conference

  • 4 Maret ● KAMIS MINGGU KEDUA PRA PASKAH

    Semuanya ini Kusukai Yeremia 9:12-24 12Siapakah orang yang begitu bijaksana, sehingga ia dapat mengerti hal ini, orang yang telah menerima firman dari mulut TUHAN, supaya ia dapat memberitahukannya? Apakah sebabnya negeri ini binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang melintasinya? 13Berfirmanlah TUHAN: "Oleh karena mereka meninggalkan Taurat-Ku yang telah Kuserahkan kepada mereka, dan oleh karena mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak mengikutinya, 14melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal seperti yang diajarkan kepada mereka oleh nenek moyang mereka. 15Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun. 16Aku akan menyerakkan mereka ke antara bangsa-bangsa yang tidak dikenal oleh mereka atau oleh nenek moyang mereka, dan Aku akan melepas pedang mengejar mereka sampai Aku membinasakan mereka." 17Perhatikanlah! Panggillah perempuan-perempuan peratap, supaya mereka datang, dan suruhlah orang kepada perempuan-perempuan yang bijaksana, supaya mereka datang! 18Biarlah mereka bersegera dan meratap karena kita, supaya mata kita mencucurkan air mata, dan kelopak mata kita melelehkan air! 19Sebab terdengar ratapan dari Sion: Wahai binasalah kami! Kami sangat dipermalukan! Sebab kami harus meninggalkan negeri ini, karena rumah-rumah kediaman kami dirobohkan orang. 20Maka dengarlah firman TUHAN, hai perempuan-perempuan, biarlah telingamu menerima firman dari mulut-Nya; ajarkanlah ratapan kepada anak-anakmu perempuan, dan oleh setiap perempuan nyanyian ratapan kepada temannya: 21"Maut telah menyusup ke jendela-jendela kita, masuk ke dalam istana-istana kita; ia melenyapkan kanak-kanak dari jalan, pemuda-pemuda dari lapangan; 22mayat-mayat manusia berhantaran seperti pupuk di ladang, seperti berkas gandum di belakang orang-orang yang menuai tanpa ada yang mengumpulkan."

  • 23Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, 24tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

    Renungan Keprihatinan besar kita hari ini adalah kemerosotan iman anak-anak kita. Kita

    sering menyerahkan kepada mereka untuk memutuskan tanpa memandu

    mereka kepada Allah. Teman-teman, generasi berikut kita juga adalah tanggung

    jawab kita.

    Kondisi umat Allah adalah sangat menyedihkan.

    Bangsa Yehuda disebut sebagai kesukaan Allah. Sekarang, mereka terlihat

    sepeti sebuah lahan kosong yang rusak dan seperti gurun yang kering. Sebuah

    gambaran dari ketidakgunaan dan ketandusan!

    Penyebab dari kondisi ini adalah sebuah faktor yang diketahui.

    Mereka didorong oleh kesukaan (keinginan) mereka sendiri. Mereka memilih

    untuk tidak menaati Allah. Sebuah penolakan kepada Allah yang disengaja dan

    sebuah pemberontakan melawan Allah! Ini adalah dosa-dosa kealpaan. Tolong

    perhatikan kata-kata “meninggalkan hukum-Ku”, “tidak menaati-Ku atau

    mengikut hukum-Ku”. Juga terdapat dosa-dosa pelaksanaan. “Mereka telah

    mengikuti kedegilan hati-hati mereka” dan “mereka telah mengikuti para

    Baal”. Bukannya bersuka di dalam hal-hal yang menyenangkan Allah, mereka

    mencoba mencari kesukaan di dalam melakukan hal-hal yang menyenangkan

    keinginan mereka sendiri. Mereka tidak hanya terhanyut dari Tuhan tetapi

    mengikuti ilah-ilah lain. Terdapat sebuah kegagalan di dalam tanggung jawab

    sebagai orang tua juga. Hal itu bukanlah sebuah masalah yang terjadi dalam

    satu hari, tetapi adalah sebuah masalah bergenerasi yang diulang terus

    menerus. Orang-orang muda mereka disesatkan oleh leluhur mereka, “seperti

    diajarkan oleh nenek moyang mereka” (ayat 14).

    Konsekuensi atas penolakan Allah adalah kehancuran.

    Mengikuti keinginan hati kita akan membawa kita kepada kehancuran. Kita

    semua tahu bahwa hati sangat licik. Kita dapat menipu diri kita sendiri dengan

  • membenarkan filsafat atas tindakan-tindakan kita. Marilah kita mengingat

    “bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa kita ke pengadilan!”

    (Pengkhotbah 11:9). “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya

    menuju maut” (Amsal 14:12). Sebagai hasilnya, “Maut telah menyusup ke

    jendela-jendela kita, masuk ke dalam istana-istana kita” (ayat 21). Seseorang

    tidak dapat menghentikan konsekuensi dari ketidaktaatan dengan menutup

    pintu-pintu. Jika kita menutup pintu-pintu, mereka akan masuk melalui jendela-

    jendela. Bukankah ini merupakan sebuah peringatan bagi orang tua Kristen hari

    ini? Jika kita gagal untuk mengajarkan pedoman yang benar kepada anak-anak

    kita, kita akan gagal di dalam tanggung jawab kita sebagai orang tua. Hal ini

    menguatirkan melihat apa yang terjadi kepada umat Allah.

    Panggilan Allah untuk memikirkan kembali kepada-Nya (9:17-22)

    Marilah kita tidak berjuang atau bersuka di dalam pencapaian manusia. Allah

    menginginkan umat-Nya untuk berpaling kepada-Nya. Allah tidak

    menginginkan untuk membuang umat-Nya. Allah kita adalah penyayang. Dia

    bersuka di dalam cinta kasih, keadilan dan kebajikan. Demi nama-Nya Dia

    mempraktikkan anugerah di dalam penghakiman-Nya. Kesukaan sejati adalah

    dalam mengetahui bahwa Allah ini berada di dalam cinta kasih, keadilan dan

    kebajikan-Nya. Marilah kita menjadi alat dalam cinta kasih, keadilan dan

    kebajikan Allah. Mari bersuka di dalam Dia!

    Doa Ya Tuhan! Kami berterima kasih bahwa Engkau selalu memelihara sekelompok

    sisa-sisa umat yang setia di atas bumi ini untuk membawa tongkat iman kepada

    generasi berikutnya. Kami tahu bahwa kami bertanggung jawab atas generasi

    berikut kami. Tolonglah kami untuk mempersiapkan generasi berikutnya

    menjadi umat yang setia.

    Tindakan Marilah kita mencari hikmat Allah untuk menjadi kesempatan terbaik untuk

    menjadi seorang saksi bagi anak-anak kita. Marilah kita tetap relevan di dalam

    konteks kita sebagai umat Allah.

    Oleh Rev Ranganathan Prabhu

  • Pastor

    The Methodist Church in Singapore

  • 5 Maret ● JUMAT MINGGU KEDUA PRA PASKAH

    Mereka bersekongkol melawan Dia untuk membunuh-Nya Kejadian 37: 3-4, 12-13, 17-28 3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. 4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah. 12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa." 17 Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan. 18 Dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. 19 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang! 20 Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!" 21 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!" 22 Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" — maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. 23 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. 24 Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. 25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir. 26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? 27 Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu. 28 Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

  • Renungan Kita berada di titik awal kisah Yusuf di dalam Alkitab (Kejadian 27 sampai 50). Ini

    adalah sebuah kisah yang luar biasa, sebuah pendahuluan akan kisah Tuhan

    kita. Jika anda belum membaca kisah ini seluruhnya, ijinkan saya untuk

    menganjurkan anda untuk melakukannya, sehingga anda bisa membenamkan

    diri anda ke dalam drama Allah tentang yang dikasihi dan patuh, dibenci dan

    ditolak, dituduh dan dikhianati, diangkat dan diberi posisi.

    Yusuf adalah kesayangan dari Israel dan disukai lebih dari saudara-saudaranya,

    demikian rupa sehingga mereka membencinya. Mereka bahkan berkomplot

    untuk membunuhnya. Dia patuh kepada ayahnya. Dia patuh bahkan pada saat

    ayahnya mengutusnya kepada mereka meskipun dia tahu bahwa mereka

    membencinya. Ketika para saudara itu melihatnya dari kejauhan, mereka

    memutuskan untuk membunuhnya dan bahkan merencanakan sebuah cerita

    untuk menutupi kematiannya. Tetapi Ruben menengah, ia mengatakan kepada

    saudara-saudaranya untuk tidak menumpahkan darah. Sehingga akhirnya,

    mereka melucutinya dan melemparkan dia ke dalam sebuah lubang (sumur) –

    ini adalah lubang dengan bukaan yang sempit berisi air yang dalam. Ketika

    sebuah karavan tiba, para saudara (tanpa Ruben) menjual Yusuf senilai 20 shekel

    perak dan dibawa ke Mesir.

    Saya yakin Israel mengetahui saudara-saudara Yusuf membencinya. Hadiahnya

    berupa sebuah jubah istimewa untuk Yusuf tidak membantunya. Mimpi-mimpi

    yang diperoleh Yusuf tentang para saudaranya atau keluarganya yang

    membungkuk kepadanya (ayat 5-11) tidak menolongnya juga. Tetapi Israel

    justru mengirim Yusuf kepada para saudaranya, dia dengan sedia taat – ayat 13

    “Di sinilah aku”. Saya yakin Israel dapat mengirimkan seorang pembantu

    tetapi tidak, dia mengirim Yusuf. Saya yakin Yusuf takut akan kehilangan

    nyawanya ketika saudara-saudaranya menangkapnya, melucutinya dan

    melemparkannya ke dalam lubang itu. Ini bukan ‘saudara-saudara dalam

    permainan’. Dia kemungkinan berteriak minta tolong tanpa hasil. Saya yakin

    dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi atas dirinya pada saat ia duduk di

    dasar dari lubang itu. Dia pasti juga bertanya-tanya tentang mimpi-mimpi (yang

    dari Allah) yang ia telah alami.

  • Namun kita dapat melihat bahwa Allah telah mengatur bagi Yusuf untuk

    diselamatkan. Ruben menggagalkan rencana untuk membunuhnya. Jika ada

    seseorang merasa diremehkan oleh Yusuf, kita dapat katakan bahwa Ruben

    adalah orang yang pertama ada di dalam barisan – dia adalah yang pertama

    dilahirkan oleh Israel tetapi dari Leah dan Yusuf adalah yang pertama dilahirkan

    oleh Israel bersama Rahel (cinta sejatinya) namun Ruben ‘menolongnya’. Lalu

    sebuah karavan lewat. Karavan ini akan membawa Yusuf ke Mesir di mana

    bertahun-tahun kemudian, Allah akan memposisikan Yusuf untuk

    menyelamatkan bukan hanya keluarganya, tetapi dunia dari bencana kelaparan

    dan kematian, lantas memenuhi mimpi-mimpi yang telah Ia berikan kepada

    Yusuf ketika ia masih memiliki jubah istimewanya. Ketika segala sesuatu menjadi

    gelap dan suram (mungkin tidak sebagaimana kita pikirkan dan rencanakan),

    janganlah kita lupa siapa Allah kita. Marilah kita membawa iman di dalam Allah

    yang membuat perjanjian, yang telah berjanji untuk melakukan apa yang Dia

    katakan akan Dia lakukan.

    Doa Bapa di surga, tolonglah kami untuk belajar untuk selalu percaya kepada-Mu di

    dalam semua hal dan dalam segala sesuatu, terutama selama masa-masa

    kegelapan ketika kami takut yang terburuk akan terjadi kepada kami. Tolonglah

    kami untuk mengingat bahwa Engkau memiliki sebuah rencana dan sebuah

    tujuan bagi kami, sebuah rencana untuk damai sejahtera, untuk memberikan

    kita sebuah harapan dan masa depan. Tolonglah kami untuk juga ingat akan

    hal-hal yang telah Engkau tempatkan di dalam hati-hati kami sehingga kami

    dapat mempercayai Engkau lebih dan lebih lagi. Tolonglah kami untuk setia

    kepada-Mu dan belajar untuk mengikuti-Mu lebih dan lebih lagi setiap hari.

    Kami memohon ini di dalam nama Yesus, Amin.

    Tindakan Catatlah hal-hal yang Allah telah berikan kepada Anda dan tempatkan di dalam

    hati Anda. Ini akan termasuk kesan-kesan, rencana-rencana, kata-kata, dll.

    Gunakanlah catatan ini untuk mengingatkan diri Anda akan siapa Allah dan apa

    yang telah Ia nyatakan di dalam hidup Anda. Kemudian percayalah kepada-Nya

  • untuk melaksanakannya, tetapi teruslah tetap setia kepada-Nya dan mengikut

    Dia. Ingatlah, firman-Nya akan selalu dilaksanakan.

    Takutlah akan Allah dan milikilah iman di dalam Dia yang mampu menjaga Anda

    dari kejatuhan.

    Oleh The Revd. Canon Andrew Shie Priest-in-Charge St James’s Church, Kuala Belait and St Margaret’s Church, Seria Diocese of Kuching (Sarawak and Brunei Darussalam)

  • 6 Maret ● SABTU MINGGU KEDUA PRA PASKAH

    Dia ingat bahwa kita ini debu Mazmur 103:1-4, 9-14 1Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! 2Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! 3Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, 4Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, 9Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. 10Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, 11tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; 12sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. 13Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 14Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

    Renungan Pembacaan Kitab Suci untuk perenungan kita hari ini adalah memuji kasih setia

    Allah. Pemazmur memanggil pendengarnya untuk memuji Tuhan dari

    keberadaan mereka yang paling dalam (ayat 1-2). Itu berarti, untuk memuji

    Allah dengan segenap hati kita, dengan segenap jiwa kita, dan dengan segenap

    pikiran kita. Dorongan untuk melakukan hal ini datang dari setiap pengalaman

    pribadi kita akan berkat-berkat Allah, yang mana kita diberitahu untuk

    mengingatnya (ayat 3-4).

    Di tengah tantangan-tantangan kehidupan, terkadang mudah untuk melupakan

    bahwa kita memiliki Allah yang mengasihi kita dengan mendalam, dan yang

    belas kasih dan kasih sayang-Nya tidak pernah gagal. Ketika situasi-situasi

    mengecilkan hati, kita bertanya-tanya jika Tuhan akan menahan belas kasih-

  • Nya. Namun, mazmur ini mengajarkan kita bahwa bahkan di dalam tantangan-

    tantangan kehidupan yang paling sulit kita sering kali mengalami kasih setia

    Allah dengan jelas dan mendalam. Inilah yang sedang disoroti oleh pemazmur,

    ketika ia mengulang apa yang Tuhan katakan kepada Musa di padang gurun:

    “TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya

    dan setia-Nya” (Keluaran 34:6-7). Pernyataan kasih Allah yang kokoh datang

    pada titik di mana bangsa Israel paling rentan. Mereka berada di ujung

    kehancuran karena mereka berdosa terhadap Allah – mereka menyembah

    patung lembu emas. Tetapi Tuhan mengalah di dalam kemarahan-Nya, dan

    kasih setia-Nya dinyatakan di puncak krisis bangsa itu.

    Oleh sebab itu, ketika pemazmur mengatakan bahwa Tuhan tidak menuntut kita

    berdasarkan dosa-dosa kita di dalam ayat 9-10, terdapat contoh-contoh nyata

    untuk mendukung penghukuman-Nya. Kasih Tuhan yang kokoh kepada kita

    adalah setinggi langit dari bumi, dan selebar timur dari barat. Dengan kata lain,

    sangat tak terbatas keagungan dan kedalamannya.

    Ketika dunia berada dalam kekacauan, dan nyawa-nyawa dalam ancaman dan

    pekerjaan yang terhilang, kita dapat diyakinkan bahwa hal ini tidak disebabkan

    karena Tuhan marah terhadap kita, atau karena kita telah berdosa. Tuhan adalah

    penyayang dan mengasihi dengan tepat karena Dia tidak membayar kita

    kembali menurut kejahatan kita, dan telah menghapus pelanggaran kita. Dan Ia

    tahu betapa ringkih dan rentannya kita; sebagaimana dikatakan pemazmur, dia

    ingat bahwa kita ini debu (ayat 14). Di dalam kasih-Nya yang kokoh, Dia terus

    menjadi Allah dan pelindung kita. Sebagaimana Ia melepaskan bangsa Israel

    dari musuh-musuh mereka di padang gurun, Tuhan akan melepaskan kita dari

    hari-hari bermasalah kita. Kita akan hidup memuji kasih setia-Nya dengan

    seluruh hati, jiwa dan pikiran kita.

    Doa Ya Tuhan, terima kasih akan kasih-Mu yang tidak pernah gagal. Berikanlah iman

    dan keberanian kepadaku, sebagaimana aku percaya kepada-Mu di tengah-

    tengah tantangan-tantangan hidup. Sebagaimana Engkau telah setia kepada

    umat-Mu sepanjang sejarah, kiranya Engkau mengajariku untuk menjadi sabar

    dan kuat pada saat aku menantikan pelepasan-Mu. Karena Engkau adalah

  • Allahku dan keselamatanku, dan aku memuji-Mu dengan semua yang ada di

    dalam diriku. Amin.

    Tindakan Renungkan Mazmur 103. Apa yang paling menakutkan di dalam hidupmu saat

    ini? Serahkanlah hal itu kepada Tuhan di dalam doa. Percayalah bahwa Ia

    besertamu sebagaimana ia telah beserta dengan umatnya sepanjang sejarah,

    karena kasih-Nya yang tidak pernah gagal bagimu.

    Oleh Rev Dr Leonard Wee Registrar and New Testament Lecturer Trinity Theological College

  • 7 Maret ● MINGGU KETIGA PRA PASKAH

    Kami memberitakan Kristus yang disalibkan 1 Korintus 1:18-25 18Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. 19Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." 20Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? 21Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. 22Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, 23tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, 24tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. 25Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.

    Renungan Apa yang anda katakan kepada sebuah gereja yang terpecah secara hebat atas

    doktrin, filsafat dan praktik pelayanan? Bagaimana kita menjembatani jurang

    antara pihak konservatif dan karismatik? Apa yang dapat memperbaiki

    perpecahan di dalam gaya pujian dan pilihan lagu-lagu dan himnal?

    Paulus juga menghadapi situasi yang sama di dalam sebuah gereja di mana

    beberapa di antara mereka menyombongkan diri di dalam kecintaan mereka

    akan hikmat (“sophia”) dan yang lainnya di dalam pengejaran akan hal-hal adi

    kodrati (charisms – karisma, yang adalah karunia dan rahmat Roh Kudus yang

    sedang bekerja)? Hari ini kita terus menghadapi tantangan-tangan dan

    preferensi-preferensi ini yang terus memecahkan Tubuh Kristus.

    Apa yang akan dikatakan Paulus kepada gereja yang demikian?

    Paulus menunjukkan mereka kepada Kristus dan Salib.

  • Tidak ada hal yang glamor atau spektakuler tentang Kristus dan eksekusinya

    yang memalukan di atas Salib, yang adalah instrumen kematian bangsa Romawi

    yang paling kejam dan merendahkan. Tidak ada seorangpun yang tertarik

    kepada simbol yang demikian kejam. Dalam kenyataannya, kebanyakan orang

    akan merasa malu dengan kebodohan dan penghinaan akan kematian yang

    demikian.

    Namun, Paulus tertarik secara tak tertahankan kepada Kristus dan Salib-Nya.

    Dalam kenyataannya, dia menjadikan hal ini satu-satunya obsesi di dalam hidup

    dan pelayanannya. Dengan berfokus kepada Kristus dan Salib, Paulus tidak

    meminta kita untuk meninggalkan hikmat dan apa yang ajaib. Tidak ada

    dikotomi antara Salib dan hikmat atau karunia-karunia adi kodrati. Paulus

    sendiri menggunakan hikmat dari pelatihannya untuk berdebat dengan para

    filsuf. Terlepas dari penyalahgunaan karunia-karunia Roh, Paulus bertempur

    untuk sebuah penggunaan karunia-karunia Roh yang bijaksana dan sejahtera di

    dalam pertemuan gereja.

    Hamba Allah yang berpusat pada Kristus dan memikul salib, merangkul hikmat

    dan menggunakan karunia-karunia Roh dengan kerendahan hati yang radikal.

    Ini adalah jalan yang penuh kehancuran dan penyerahan diri yang timbal balik.

    Kristus dan Salib menjaga kita di dalam jalan lurus dan sempit yang penuh rasa

    syukur dan layanan yang rendah hati.

    Doa “TUHAN, di dalam hasratku untuk melayani-Mu, tolong jagalah mataku tertuju

    kepada-Mu setiap waktu dan bantulah aku untuk merangkul Salib di dalam

    setiap tindakan layanan dan di dalam semua pencarianku akan hal-hal adi

    kodrati.”

    Tindakan Apa yang akan menjadi karakter layanan dan pelayanan saya ketika Kristus dan

    Salib adalah pusatnya?

    Oleh Rt Rev Keith Lai Senior Pastor, Covenant Presbyterian Church SYNOD Moderator

  • President, National Council of Churches of Singapore