Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya
memformulasikan berbagai dasar kebijakan dan strategi pembangunan
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam
RPJMD ( Rencana Pembangunan jangka Menegah Daerah) dan Rencana Strategis
(Renstra) BKKBN tahun 2015-2019. Dimana Program KKBPK merupakan
paradigma baru BKKBN sejak UU no 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga. Program KKBPK dilaksanakan melalui
pengintegrasian kebijakan pengendalian penduduk ke dalam pembangunan sosial
daya, ekonomi dan lingkungan (termasuk pengelolaan data dan informasi
kependudukan), penyelenggaraan program KB (Keluarga Berencana) yang
berkualitas (peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB), pembangunan keluarga
(8 fungsi keluarga, pola pengasuhan tumbuh kembang anak, remaja, dan lansia),
advokasi, informasi dan penggerakan stakeholder, mitra kerja dan partisipasi
masyarakat (promosi dan penggerakan masyarakat), peningkatan SDM, penelitian
dan pengembangan serta kualitas manajemen program KKBPK. ( Arsip BKKBN,
2016)
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
sangat besar, secara kasat mata dapat dilihat dari berkurangnya lahan untuk hunian
sehingga banyak di daerah-daerah yang sekarang membangun rumah rusun. Hal ini
tidak lain dikarenakan lahan yang ada tidak dapat menampung jumlah masyarakat
yang begitu banyak. Seperti yang diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia makin meningkat, dimana dari hasil sensus penduduk pada tahun 2010
Indonesia menduduki peringkat ke- 4 tertinggi dunia setelah China, India, dan
Amerika Serikat. Sensus Penduduk tahun 2010, menunjukan jumlah penduduk
Indonesia sebesar 239.871.000 jiwa, dengan persentase kenaikan dari tahun 1990
adalah 30,1%. Maka dari itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju
2 Universitas Kristen Petra
pertambahan jumlah penduduk melalui program keluarga berencana (KB), sebab jika
tidak meningkatkan peserta KB, jumlah penduduk Indonesia akan mengalami
peledakan jumlah penduduk yang luar biasa pada tahun 2050 dan memiliki
kemungkinan untuk menggeser posisi Amerika dan China. (Arsip BKKBN, 2016)
Dalam upaya revitalisasi keluarga berencana nasional, Kepala BKKBN, dr.
Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D mengatakan, “Indonesia sebagai tuan rumah
ICFP 2016 merupakan tonggak penting menggaungkan kembali program Keluarga
Berencana. Kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana perlu
ditingkatkan lagi. Kita merasakan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga kurang bergaung, sehingga harus diadakan gerakan-gerakan
untuk kembali menggalakkan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). (Anton Susanto, 2016, para. 3)
Program KKBPK yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Advokasi dan KIE yang ada di daerah yang berada dibawah naungan Badan
Pemberdaya Perempuan dan KB yang ada di Kota/ Kabupaten yang ada di seluruh
Indonesia. Kegiatan yang ada dalam program KKBPK ini meliputi sosialisasi
mengenai program keluarga berencana (KB), pengadaan KB gratis, dan juga
membuat kampung percontohan yaitu Kampung KB disetiap kota/kabupaten. Namun,
di bawah pemerintahan Presiden Ir. Jokowi, program KKBPK diperluas melalui kerja
sama dengan instansi pemerintahan yang lain dengan tujuan menyejahterakan
masyarakat Indonesia.
Revolusi Mental yang diusung oleh Presiden Ir. Joko Widodo memang tak
dapat dipungkiri bermanfaat atau dapat dirasakan diberbagai aspek. Semenjak di
lantik menjadi Presiden semua urusan untuk kepentingan dan kesejaterahan rakyat
harus diutamakan dan diurus dengan segera. Begitu pula yang dilakukan oleh
BKKBN, yang segera mengimplementasikan berbagai macam program untuk
mewujudkan harapan-harapan yang sudah dicanangkan oleh Presiden Ir. Joko
Widodo dalam Nawacitanya selama periode kepemimpinannya 2014-2019, yang
mana isi dari “Nawacita” yang ingin diwujudkan oleh Presiden Ir. Joko Widodo yaitu
yang pertama, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
3 Universitas Kristen Petra
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; Kedua, membuat pemerintah
tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan bersih, efektif, demokratis,
dan terpercaya; Ketiga membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; Keempat melakukan
reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya; Kelima meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; Keenam
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; Ketujuh
mewujudkan kemandirian ekonomi; Kedelapan melakukan revolusi karakter bangsa;
Kesembilan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sebagai bentuk perwujutan poin ke-3 & 5 dari Nawacita (sembilan harapan)
Presiden Ir. Joko Widodo tahun 2014-2019, BKKBN memiliki kewajiban untuk
membantu Presiden dalam mewujudkan kualitas hidup manusia yang baik. Salah satu
yang dapat dilakukan dengan cara merevitalisasi program KB lebih diarahkan untuk
mendukung implementasi Nawacita terutama pada cita ketiga yaitu “membangun
indonesia dari pinggiran” dan untuk itu BKKBN telah menetapkan pengembangan
“Kampung KB” sebagai model baru penggarapan KB. Kemudian pada cita kelima
yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama
kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya dan khusus
BKKBN melalui pendekatan keluarga yang mulai dari program 1000 hari kehidupan
pertama, Bina keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling
Remaja, Bina Keluarga Lansia. Oleh karena itu kedepan BKKBN terus berupaya
mendorong kemitraan untuk mendukung suksesnya program KB, lebih lanjut Surya
Chandra Surapaty mengharapkan bahwa peran swasta sangat juga dtuhkan dalam
mengembangkan Kampung KB. (Anton Susanto, 2016, para. 5)
Pada dasarnya Program Keluarga Berencana pada masa kepemimpinan
Presiden ke – 5, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan hal serupa dengan apa yang
ada sekarang. Namun pada masa kepemimpinan yang lalu proses sosialisasinya
melalui media above the line, dimana target audience yang dijangkau memang lebih
luas namun hasil yang diharapkan tidak sesuai harapan. Pada pemerintahan Ir. Joko
Widodo, ada perubahan metode sosialisasi menggunakan media below the line,
4 Universitas Kristen Petra
dimana lebih fokus pada sekelompok namun diharapkan dampaknya lebih terasa.
(“Angka Kelahiran di Jatim Menurun”, 2013, para. 1-4)
Pada 2012 lalu, angka kerlahiran (TRF) di Jawa Timur sudah mencapai 1,75% ,
hal ini menuntukan adanya keberhasilan program KB “dua anak cukup” yang di
usung oleh BKKBN Perwakilan Jawa Timur yaitu turun dari target sebesar 2,1%
yang ditetapkan pemerintah provinsi. Tentu angka ini cukup membangggakan, karena
program dua anak cukup yang ditetapkan pemerintah berhasil dijalankan dengan baik.
Dalam upaya mempertahankan angka kelahiran rata-rata yang sudah dicapai ini,
BKKBN Jatim mencoba untuk mensosialisasikan program-program yang sudah
berjalan. Sampai 2012 lalu jumlah akseptor (pengguna KB) di Jatim mencapai 5 juta
lebih. Dimana setiap tahun akseptor baru bisa mencapai 1 juta. (“Angka Kelahiran di
Jatim Menurun”, 2013, para. 1-4)
Berdasarkan data BPS diketahui bahwa di kota Pasuruan terdapat 1.512.468
jumlah penduduk, dimana terbagi atas 98,05% penduduk yang beragama Islam,
0,61% yang beragama Kristen, 0,48% yang beragama Katolik, 0,72% yang beragama
Hindu dan 0,14% yang beragama Budha.(Badan Pusat Statistik Pasuruan, 2016).
Hasil data yang ada di Kota Pasuruan diketahui bahwa ada 31.976 Pasangan Usia
Subur (PUS) dan yang memiliki Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) hanya
4.014 pasangan saja (Arsip Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana, 2015). Melihat data yang ada peminat untuk mengikuti program KB
masih bisa dibilang sangat kurang, sehingga diperlukan strategi komunikasi yang
baik agar masyarakat dapat memahami dan berminat serta pada akhirnya
memutuskan sebagai peserta KB aktif.
Dalam badan BKKBN bidang Advokasi dan KIE ( Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi) merupakan bidang yang menjalankan pera
n dan fungsi humas. Dalam hungannya dengan kesehatan reproduksi, advokasi
digunakan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang berpengaruh langsung
kepada masyarakat, khususnya para remaja. Istilah advokasi di bidang kesehatan
mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada
tahun 1984 sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan.
5 Universitas Kristen Petra
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin
atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers)
baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Dalam advokasi, peran public relations sangat penting, sehingga komunikasi
dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi efektif.
Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi
mencakup kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan
pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi. Komitmen para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau
mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat.(Irfan Lubis, para.1-2)
Sementara itu, Advokasi di bidang kependudukan yang dilakukan oleh Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang merupakan hal penting
dari program KB. Hal ini merupakan bagian dari cara untuk memasyarakatkan
gagasan-gagasan tentang KB, di satu sisi ada upaya untuk menjaring partisipasi aktif
dari pemerintah untuk mendunkung program KB dan peran serta masyarakat dalam
program KB. Advokasi dan KIE melakukan strategi komunikasi agar program KB
dapat terwujud, diterima dan didukung oleh semua pihak. ( Maulita Advokasi dan
KIE BKKBN Jawa Timur)
Data yang ada di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
angka melahirkan(TRF) masih 2,6 persen. Artinya, rata-rata setiap kepala keluarga di
Indonesia memiliki tiga anak. Hal itu masih belum sesuai dengan program yang
dicanangkan BKKBN. Dimana yang dimaksudkan adalah harapannya setiap kepala
keluarga memiliki maksimal 2 anak cukup.Terkait hal itu, Direktur Advokasi dan
KIE BKKBN Yunus Patriawan Noya mengatakan, kondisi seperti itu sudah
berlangsung selama 15 tahun. (Rata-rata, Setiap di Indonesia Lahirkan Tiga Anak,
2016, para.15-18)
6 Universitas Kristen Petra
Menurut Yunus selaku direktur Advokasi dan KIE BKKBN, kesulitan yang
dihadapi karena program dua anak cukup itu terkait dengan sikap yang dimiliki oleh
masing-masing masyarakat. Maka dari itu, perubahan tersebut tidak bisa dilakukan
sekaligus. Menurut Yunus, butuh waktu yang tidak sedikit untuk menerapkan
program tersebut secara keseluruhan. Bahkan butuh waktu hingga 25 tahun untuk
merubah mindset masyarakat yang masih memiliki anak lebih dari dua. Beliau juga
menyampaikan bahwa sudah menyusun program untuk mengurangi angka
melahirkan itu. Salah satunya adalah pencanangan satu kota/kabupaten satu kampung
KB. Tidak hanya itu, kampanye program KB dua anak cukup harus terus dilakukan.
Hal itu menanamkan mindset di masyarakat bahwa memiliki dua anak sudah
cukup.(Rata-rata, Setiap di Indonesia Lahirkan Tiga Anak, 2016, para.15-18)
Menurut Mautlita selaku Perwakilan Advokasi dan KIE yang ada di Provinsi
Jawa Timur juga membenarkan bahwa sebagian masyarakat sudah memiliki sikap
atau nilai yang dianut, sehingga edukasi yang didapat oleh masyarakat masih kurang .
Maulita memberikan contoh seperti salah satu Kota di Jawa Timur yaitu Kota
Pasuruan yang biasa dikenal oleh masyarakat sebagai Kota Santri. Di Kota Pasuruan
sebagian besar masyarakatnya kurang pengetahuan mengenai keluarga berencana
(KB) dan adalagi isue yang berkembang di tengah masyarakat bahwa menggunakan
KB diharamkan oleh keyakinan yang mereka anut. ( Maulita Advokasi dan KIE
BKKBN Jawa Timur)
Selain itu Hermin Sulistyawati selaku perwakilan Advokasi dan KIE Kota
Pasuruan membenarkan bahwa pada awalnya KB memang sulit untuk dapat diterima
oleh masyarakat Kota Pasuruan. Banyak hal yang mempengaruhinya selain tingkat
pengetahuan mengenai ber-KB yang benar, masyarakat menganggap bahwa setelah
ber-KB akan ada efek negatif yang akan didapat seperti gatal-gatal atau yang biasa
dialami adalah obesitas. Namun, disisi lain faktor keyakinan juga sangat kuat
mempengaruhi karena mayoritas masyarakat Kota Pasuruan beragama Islam dan
kurangnya edukasi sehingga menganggap bahwa ber-KB itu adalah hal yang buruk
atau di haramkan oleh agama yang mereka yakini.(Berdasarkan wawancara peneliti
bersama dengan Hermin Sulistyawati)
7 Universitas Kristen Petra
Peran humas yang dijalankan oleh bidang Advokasi KIE kota Pasuruan adalah
salah satunya membuat strategi komunikasi yang baik sehingga tujuan atau pesan
yang ingin disampaikan dapat diterima oleh masyarakat. Salah satunya dengan
menjalin hungan yang sinergis dengan pihak pemerintahan Kota Pasuruan sendiri,
karena dengan adanya partisipasi aktif dari pemerintah tentuh akan membantu
menyukseskan program keluarga berencana. Hal ini ditunjukan dengan
diresmikannya Kampung KB untuk pertama kalinya di Kota Pasuruan pada Maret
lalu, dan Walikota kota Pasuruan sendiri yang melakukan peresmian Kampung KB
yang terletak di kelurahan Panggungrejo Kota Pasuruan.
Selain itu juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan untuk
dapat mengirimkan petugas Puskesmas untuk diberikan edukasi oleh Badan
Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan. Edukasi ini dapat tersalurkan kepada
masyarakat yang utamanya adalah - hamil, sehingga dengan segera setelah proses
melahirkan - yang hamil ini dapat mulai ber-KB aktif. Setiap lan Badan Pemberdaya
Perempuan dam KB kota Pasuruan mengadakan pemasangan KB di puskesmas-
puskesmas yang ada di kota Pasuruan. Jenis-jenis KB yang diberikan adalah KB yang
mengguna PIL (diberikan selan sekali), yang menggunakan Suntik ( diberikan 3 lan
sekali), implant KB hanya difasilitasi setiap 3 tahun sekali.
Dengan adanya Nawacita yang disampaikan olehh Presiden Jokowi maka
serentak di seluruh Indonesia di adakan Program Kampung KB. Dimana program
Kampung KB ini adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang
memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan,
keluarga berencana, pembanguan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang
dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Dimana dalam penentuan wilayahnya
harus memenuhi suatu kriteria diantaranya, tingkat kesertaan ber-KB yang rendah,
merupakan daerah pinggiran, sumber daya manusianya yang masih rendah, keadaan
ekonominya rendah dan angka kelahiran yang masih sangat tinggi ( Arsip BKKBN,
2016)
Tak hanya gencar melakukan pendekatan kepada masyarakat namun advokasi
dan KIE kota Pasuruan juga melakukan pendekatan kepada pemuka-pemuka agama.
8 Universitas Kristen Petra
Dengan memerlukan pendekatan ini diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi
sehingga kedepannya tidak ada kesalahpahaman bahwa ber-KB merupakan kegiatan
yang tidak baik. Selain itu masyarakat dapat melihat cerminan tokoh ulama yang
mereka percaya dan mencontohnya untuk mulai menjadi KB aktif. ( Hermin
Sulistyawati Advokasi dan KIE Badan Pemberdaya Perempuan dan KBKota
Pasuruan)
Gambar 1.1 Proses Sosialisasi Kampung KB
Sumber: Dokumentasi Peneliti (2016)
Ketika berbicara tentang strategi komunikasi, berarti berbicara tentang
bagaimana sebuah perubahan diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat.
Perubahan merupakan hasil dari proses komunikasi yang tidak dapat dihindari,
semua pihak yang berkomunikasi pasti mengalami perubahan baik kecil ataupun
besar. Itulah sebabnya komunikasi memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
keseluruhan perubahan masyarakat atau perubahan sosial. Sebagaimana diketahui
bahwa proses perubahan sosial itu berjalan tanpa henti, baik terjadi secara spontan
maupun disengaja. Proses sosial dapat dilihat dari usaha pembaharuan dan
pembangunan yang dilakukan masyarakat. Dalam hal ini ide, gagasan dan teknologi
baru disebarkan serta ditujukan untuk masyarakat. (Effendy, 2004, p. 32)
9 Universitas Kristen Petra
Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Liliweri (2011, p.240), dimana strategi komunikasi
itu meliputi Strategi yang mengartikulasikan yang mana menjelaskan dan
mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam rumusan
yang baik. Selanjutnya , Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten yang
mana komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa
opsi komunikasi. Lalu, Strategi berbeda dengan taktik, dimana strategi komunikasi
menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis
pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik
adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tujuan akhir komunikasi, strategi berperan untuk
memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen.
Dunia humas saat ini sudah memasuki era kompetisi di mana pembentukan,
pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial
(penting). Humas atau public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi
opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan
prosedur- prosedur suatu individu atau seah organisasi dengan kepentingan publik,
dan merencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memperoleh pengertian
dan dukungan publik (Cutlip, Center dan Broom 2004).
Hubungan Masyarakat atau yang biasa disebut dengan Public Relation adalah
kelanjutan dari proses pematan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi
kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga
tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill dari publik. (Soemirat & Ardianto,
2007, p.12). Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan
kebijakan public yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya
kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat.” (Socorro Reyes, 1997).
Adanya strategi sangatlah penting untuk dipikirkan, disusun, dan dirancang
dengan sedemikian rupa agar segala sesuatu hal yang diharapkan oleh perusahaan
dapat dicapai dengan baik. Terlebih lagi adanya perbedaan cara memandang atau
10 Universitas Kristen Petra
menilai yang didasarkan pada sesuatu yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat
Kota Pasuruan. Seperti yang ditegaskan oleh Hermin Sulistyawati, “ Warga di
Pasuruan mayoritas adalah beragama Islam, dan seperti yang diketahui pada
awalnya ada pertentangan mengenai kehalalan KB bagi kami umat muslim”.
Melihat pentingnya seah strategi Humas dalam kampanye suatu program untuk
mengubah nilai atau norma hidup yang dianut, maka peneliti sangat tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Strategi Komunikasi Humas Badan PP dan
KB Kota Pasuruan dalam Menyosialisasikan Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana Pembangunan Keluarga di Kota Pasuruan”.
11 Universitas Kristen Petra
1.2.RumusanMasalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah“ Bagaimana
strategi komunikasi Bidang Advokasi dan KIE Badan Penberdayaan dan Keluarga
Berencana Kota Pasuruan dalam menyosialisasikan Program Kampung KB?
1.3. TujuanPenelitian
Tujuan pemenelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi
strategi komunikasi Bidang Advokasi dan KIE Badan Penberdayaan dan Keluarga
Berencana Kota Pasuruan dalam menyosialisasikan Program Kampung KB di
Kota Pasuruan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkandaripenelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi
Humas Badan Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan dalam
Menyosialisasikan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pembangunan Keluarga di Kota Pasuruan”, adalah:
1.4.1. Manfaat Akademis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta menjadi
refrensi bacaan bagi pembaca mengenai Strategi Komunikasi yang dilakukan
dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dimana ini merupakan kegiatan
yang dilakukan di bidang Humas / Public Relations. Dari penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi sumbangan bacaan mengenai strategi komunikasi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi, peneliti selanjutnya
yang ingin meneliti mengenai strategi komunikasi sehingga hasil penelitian ini
daat menjadi bahan bacaan. Selain itu untuk Badan Pemberdaya Perempuan dan
KB yang menjalankan strategi komunikasi, penelitian ini dapat menjadi cerminan
untuk sebagai masukan agar strategi komunikasi yang kedepannya akan dilakukan
dapat lebih baik lagi.
12 Universitas Kristen Petra
1.5. BatasanPenelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus pada beberapa hal sebagai
berikut:
1. Topik yang akan diteliti adalah strategi yang dilakukan Humas ( Advokasi
dan KIE) Badan Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan dalam
menyosialisasikan program Kampung KB di Kelurahan Panggungrejo Kota
Pasuruan?
2. Yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah Humas (Advokasi &
KIE) Badan Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan, Kader Kb
Kota Pasuruan, Masyarakat, dan Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN
Jawa Timur.
3. Penelitian ini berlangsung mulai tanggal April 2016 sampai Oktober 2016.
1.6. SistematikaPenulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.6.1. PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang dari topik
penelitian. Peneliti juga akan menguraikan rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini dan batasan-batasan masalahnya, tujuan penelitian ini
dilakukan, manfaat penelitian ,dan sitematika penulisan.
1.6.2. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.Teori-
teori yang digunakan untuk menjadi landasan pemikiran penelitian ini
adalah teori Public relations dan juga Strategi Komunikasi. Kedua teori ini
akan menjadi pedoman bagipenulis dalam menganalisis data yang
didapatkan dalam penelitian ini. Bab ini juga berisikan nisbah antar konsep
dan kerangka pemikiran yang membantu menjelaskan penelitian ini secara
luas.
1.6.3. METODE PENELITIAN
13 Universitas Kristen Petra
Peneliti akan menjelaskan metode apa yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Mulai dari definisi konseptual, jenis penelitian, metode
penelitian, sasaran penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik
menguji keabsahan data, dan teknikanalisis data.
1.6.4. ANALISIS PENELITIAN
Peneliti akan menjelakan hasil temuan yang ada dilapangan yang mana
penjelasan ini akan menjawab pertanyaan yang di rumusan masalah. Serta
menjabarkan mengenai Badan PP dan KB, Struktur Organisasi, serta Program
dan hasil analisa.
1.6.5. KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dan juga memberikan sarang kepada perusahaan / organisasi
yang telah di teliti.