13
1 Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya memformulasikan berbagai dasar kebijakan dan strategi pembangunan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam RPJMD ( Rencana Pembangunan jangka Menegah Daerah) dan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019. Dimana Program KKBPK merupakan paradigma baru BKKBN sejak UU no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Program KKBPK dilaksanakan melalui pengintegrasian kebijakan pengendalian penduduk ke dalam pembangunan sosial daya, ekonomi dan lingkungan (termasuk pengelolaan data dan informasi kependudukan), penyelenggaraan program KB (Keluarga Berencana) yang berkualitas (peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB), pembangunan keluarga (8 fungsi keluarga, pola pengasuhan tumbuh kembang anak, remaja, dan lansia), advokasi, informasi dan penggerakan stakeholder, mitra kerja dan partisipasi masyarakat (promosi dan penggerakan masyarakat), peningkatan SDM, penelitian dan pengembangan serta kualitas manajemen program KKBPK. ( Arsip BKKBN, 2016) Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat besar, secara kasat mata dapat dilihat dari berkurangnya lahan untuk hunian sehingga banyak di daerah-daerah yang sekarang membangun rumah rusun. Hal ini tidak lain dikarenakan lahan yang ada tidak dapat menampung jumlah masyarakat yang begitu banyak. Seperti yang diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia makin meningkat, dimana dari hasil sensus penduduk pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke- 4 tertinggi dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Sensus Penduduk tahun 2010, menunjukan jumlah penduduk Indonesia sebesar 239.871.000 jiwa, dengan persentase kenaikan dari tahun 1990 adalah 30,1%. Maka dari itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

1 Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya

memformulasikan berbagai dasar kebijakan dan strategi pembangunan

Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam

RPJMD ( Rencana Pembangunan jangka Menegah Daerah) dan Rencana Strategis

(Renstra) BKKBN tahun 2015-2019. Dimana Program KKBPK merupakan

paradigma baru BKKBN sejak UU no 52 tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga. Program KKBPK dilaksanakan melalui

pengintegrasian kebijakan pengendalian penduduk ke dalam pembangunan sosial

daya, ekonomi dan lingkungan (termasuk pengelolaan data dan informasi

kependudukan), penyelenggaraan program KB (Keluarga Berencana) yang

berkualitas (peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB), pembangunan keluarga

(8 fungsi keluarga, pola pengasuhan tumbuh kembang anak, remaja, dan lansia),

advokasi, informasi dan penggerakan stakeholder, mitra kerja dan partisipasi

masyarakat (promosi dan penggerakan masyarakat), peningkatan SDM, penelitian

dan pengembangan serta kualitas manajemen program KKBPK. ( Arsip BKKBN,

2016)

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang

sangat besar, secara kasat mata dapat dilihat dari berkurangnya lahan untuk hunian

sehingga banyak di daerah-daerah yang sekarang membangun rumah rusun. Hal ini

tidak lain dikarenakan lahan yang ada tidak dapat menampung jumlah masyarakat

yang begitu banyak. Seperti yang diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk di

Indonesia makin meningkat, dimana dari hasil sensus penduduk pada tahun 2010

Indonesia menduduki peringkat ke- 4 tertinggi dunia setelah China, India, dan

Amerika Serikat. Sensus Penduduk tahun 2010, menunjukan jumlah penduduk

Indonesia sebesar 239.871.000 jiwa, dengan persentase kenaikan dari tahun 1990

adalah 30,1%. Maka dari itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju

Page 2: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

2 Universitas Kristen Petra

pertambahan jumlah penduduk melalui program keluarga berencana (KB), sebab jika

tidak meningkatkan peserta KB, jumlah penduduk Indonesia akan mengalami

peledakan jumlah penduduk yang luar biasa pada tahun 2050 dan memiliki

kemungkinan untuk menggeser posisi Amerika dan China. (Arsip BKKBN, 2016)

Dalam upaya revitalisasi keluarga berencana nasional, Kepala BKKBN, dr.

Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D mengatakan, “Indonesia sebagai tuan rumah

ICFP 2016 merupakan tonggak penting menggaungkan kembali program Keluarga

Berencana. Kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana perlu

ditingkatkan lagi. Kita merasakan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan

Pembangunan Keluarga kurang bergaung, sehingga harus diadakan gerakan-gerakan

untuk kembali menggalakkan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

Pembangunan Keluarga (KKBPK). (Anton Susanto, 2016, para. 3)

Program KKBPK yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Advokasi dan KIE yang ada di daerah yang berada dibawah naungan Badan

Pemberdaya Perempuan dan KB yang ada di Kota/ Kabupaten yang ada di seluruh

Indonesia. Kegiatan yang ada dalam program KKBPK ini meliputi sosialisasi

mengenai program keluarga berencana (KB), pengadaan KB gratis, dan juga

membuat kampung percontohan yaitu Kampung KB disetiap kota/kabupaten. Namun,

di bawah pemerintahan Presiden Ir. Jokowi, program KKBPK diperluas melalui kerja

sama dengan instansi pemerintahan yang lain dengan tujuan menyejahterakan

masyarakat Indonesia.

Revolusi Mental yang diusung oleh Presiden Ir. Joko Widodo memang tak

dapat dipungkiri bermanfaat atau dapat dirasakan diberbagai aspek. Semenjak di

lantik menjadi Presiden semua urusan untuk kepentingan dan kesejaterahan rakyat

harus diutamakan dan diurus dengan segera. Begitu pula yang dilakukan oleh

BKKBN, yang segera mengimplementasikan berbagai macam program untuk

mewujudkan harapan-harapan yang sudah dicanangkan oleh Presiden Ir. Joko

Widodo dalam Nawacitanya selama periode kepemimpinannya 2014-2019, yang

mana isi dari “Nawacita” yang ingin diwujudkan oleh Presiden Ir. Joko Widodo yaitu

yang pertama, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

Page 3: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

3 Universitas Kristen Petra

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; Kedua, membuat pemerintah

tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan bersih, efektif, demokratis,

dan terpercaya; Ketiga membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; Keempat melakukan

reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan

terpercaya; Kelima meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; Keenam

meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; Ketujuh

mewujudkan kemandirian ekonomi; Kedelapan melakukan revolusi karakter bangsa;

Kesembilan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sebagai bentuk perwujutan poin ke-3 & 5 dari Nawacita (sembilan harapan)

Presiden Ir. Joko Widodo tahun 2014-2019, BKKBN memiliki kewajiban untuk

membantu Presiden dalam mewujudkan kualitas hidup manusia yang baik. Salah satu

yang dapat dilakukan dengan cara merevitalisasi program KB lebih diarahkan untuk

mendukung implementasi Nawacita terutama pada cita ketiga yaitu “membangun

indonesia dari pinggiran” dan untuk itu BKKBN telah menetapkan pengembangan

“Kampung KB” sebagai model baru penggarapan KB. Kemudian pada cita kelima

yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama

kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya dan khusus

BKKBN melalui pendekatan keluarga yang mulai dari program 1000 hari kehidupan

pertama, Bina keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling

Remaja, Bina Keluarga Lansia. Oleh karena itu kedepan BKKBN terus berupaya

mendorong kemitraan untuk mendukung suksesnya program KB, lebih lanjut Surya

Chandra Surapaty mengharapkan bahwa peran swasta sangat juga dtuhkan dalam

mengembangkan Kampung KB. (Anton Susanto, 2016, para. 5)

Pada dasarnya Program Keluarga Berencana pada masa kepemimpinan

Presiden ke – 5, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan hal serupa dengan apa yang

ada sekarang. Namun pada masa kepemimpinan yang lalu proses sosialisasinya

melalui media above the line, dimana target audience yang dijangkau memang lebih

luas namun hasil yang diharapkan tidak sesuai harapan. Pada pemerintahan Ir. Joko

Widodo, ada perubahan metode sosialisasi menggunakan media below the line,

Page 4: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

4 Universitas Kristen Petra

dimana lebih fokus pada sekelompok namun diharapkan dampaknya lebih terasa.

(“Angka Kelahiran di Jatim Menurun”, 2013, para. 1-4)

Pada 2012 lalu, angka kerlahiran (TRF) di Jawa Timur sudah mencapai 1,75% ,

hal ini menuntukan adanya keberhasilan program KB “dua anak cukup” yang di

usung oleh BKKBN Perwakilan Jawa Timur yaitu turun dari target sebesar 2,1%

yang ditetapkan pemerintah provinsi. Tentu angka ini cukup membangggakan, karena

program dua anak cukup yang ditetapkan pemerintah berhasil dijalankan dengan baik.

Dalam upaya mempertahankan angka kelahiran rata-rata yang sudah dicapai ini,

BKKBN Jatim mencoba untuk mensosialisasikan program-program yang sudah

berjalan. Sampai 2012 lalu jumlah akseptor (pengguna KB) di Jatim mencapai 5 juta

lebih. Dimana setiap tahun akseptor baru bisa mencapai 1 juta. (“Angka Kelahiran di

Jatim Menurun”, 2013, para. 1-4)

Berdasarkan data BPS diketahui bahwa di kota Pasuruan terdapat 1.512.468

jumlah penduduk, dimana terbagi atas 98,05% penduduk yang beragama Islam,

0,61% yang beragama Kristen, 0,48% yang beragama Katolik, 0,72% yang beragama

Hindu dan 0,14% yang beragama Budha.(Badan Pusat Statistik Pasuruan, 2016).

Hasil data yang ada di Kota Pasuruan diketahui bahwa ada 31.976 Pasangan Usia

Subur (PUS) dan yang memiliki Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) hanya

4.014 pasangan saja (Arsip Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana, 2015). Melihat data yang ada peminat untuk mengikuti program KB

masih bisa dibilang sangat kurang, sehingga diperlukan strategi komunikasi yang

baik agar masyarakat dapat memahami dan berminat serta pada akhirnya

memutuskan sebagai peserta KB aktif.

Dalam badan BKKBN bidang Advokasi dan KIE ( Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi) merupakan bidang yang menjalankan pera

n dan fungsi humas. Dalam hungannya dengan kesehatan reproduksi, advokasi

digunakan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang berpengaruh langsung

kepada masyarakat, khususnya para remaja. Istilah advokasi di bidang kesehatan

mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada

tahun 1984 sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan.

Page 5: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

5 Universitas Kristen Petra

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang

dilaksanakan. Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin

atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers)

baik di institusi pemerintah maupun swasta.

Dalam advokasi, peran public relations sangat penting, sehingga komunikasi

dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi efektif.

Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi

mencakup kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan

pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi. Komitmen para pembuat

keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau

mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan

masyarakat.(Irfan Lubis, para.1-2)

Sementara itu, Advokasi di bidang kependudukan yang dilakukan oleh Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang merupakan hal penting

dari program KB. Hal ini merupakan bagian dari cara untuk memasyarakatkan

gagasan-gagasan tentang KB, di satu sisi ada upaya untuk menjaring partisipasi aktif

dari pemerintah untuk mendunkung program KB dan peran serta masyarakat dalam

program KB. Advokasi dan KIE melakukan strategi komunikasi agar program KB

dapat terwujud, diterima dan didukung oleh semua pihak. ( Maulita Advokasi dan

KIE BKKBN Jawa Timur)

Data yang ada di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

angka melahirkan(TRF) masih 2,6 persen. Artinya, rata-rata setiap kepala keluarga di

Indonesia memiliki tiga anak. Hal itu masih belum sesuai dengan program yang

dicanangkan BKKBN. Dimana yang dimaksudkan adalah harapannya setiap kepala

keluarga memiliki maksimal 2 anak cukup.Terkait hal itu, Direktur Advokasi dan

KIE BKKBN Yunus Patriawan Noya mengatakan, kondisi seperti itu sudah

berlangsung selama 15 tahun. (Rata-rata, Setiap di Indonesia Lahirkan Tiga Anak,

2016, para.15-18)

Page 6: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

6 Universitas Kristen Petra

Menurut Yunus selaku direktur Advokasi dan KIE BKKBN, kesulitan yang

dihadapi karena program dua anak cukup itu terkait dengan sikap yang dimiliki oleh

masing-masing masyarakat. Maka dari itu, perubahan tersebut tidak bisa dilakukan

sekaligus. Menurut Yunus, butuh waktu yang tidak sedikit untuk menerapkan

program tersebut secara keseluruhan. Bahkan butuh waktu hingga 25 tahun untuk

merubah mindset masyarakat yang masih memiliki anak lebih dari dua. Beliau juga

menyampaikan bahwa sudah menyusun program untuk mengurangi angka

melahirkan itu. Salah satunya adalah pencanangan satu kota/kabupaten satu kampung

KB. Tidak hanya itu, kampanye program KB dua anak cukup harus terus dilakukan.

Hal itu menanamkan mindset di masyarakat bahwa memiliki dua anak sudah

cukup.(Rata-rata, Setiap di Indonesia Lahirkan Tiga Anak, 2016, para.15-18)

Menurut Mautlita selaku Perwakilan Advokasi dan KIE yang ada di Provinsi

Jawa Timur juga membenarkan bahwa sebagian masyarakat sudah memiliki sikap

atau nilai yang dianut, sehingga edukasi yang didapat oleh masyarakat masih kurang .

Maulita memberikan contoh seperti salah satu Kota di Jawa Timur yaitu Kota

Pasuruan yang biasa dikenal oleh masyarakat sebagai Kota Santri. Di Kota Pasuruan

sebagian besar masyarakatnya kurang pengetahuan mengenai keluarga berencana

(KB) dan adalagi isue yang berkembang di tengah masyarakat bahwa menggunakan

KB diharamkan oleh keyakinan yang mereka anut. ( Maulita Advokasi dan KIE

BKKBN Jawa Timur)

Selain itu Hermin Sulistyawati selaku perwakilan Advokasi dan KIE Kota

Pasuruan membenarkan bahwa pada awalnya KB memang sulit untuk dapat diterima

oleh masyarakat Kota Pasuruan. Banyak hal yang mempengaruhinya selain tingkat

pengetahuan mengenai ber-KB yang benar, masyarakat menganggap bahwa setelah

ber-KB akan ada efek negatif yang akan didapat seperti gatal-gatal atau yang biasa

dialami adalah obesitas. Namun, disisi lain faktor keyakinan juga sangat kuat

mempengaruhi karena mayoritas masyarakat Kota Pasuruan beragama Islam dan

kurangnya edukasi sehingga menganggap bahwa ber-KB itu adalah hal yang buruk

atau di haramkan oleh agama yang mereka yakini.(Berdasarkan wawancara peneliti

bersama dengan Hermin Sulistyawati)

Page 7: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

7 Universitas Kristen Petra

Peran humas yang dijalankan oleh bidang Advokasi KIE kota Pasuruan adalah

salah satunya membuat strategi komunikasi yang baik sehingga tujuan atau pesan

yang ingin disampaikan dapat diterima oleh masyarakat. Salah satunya dengan

menjalin hungan yang sinergis dengan pihak pemerintahan Kota Pasuruan sendiri,

karena dengan adanya partisipasi aktif dari pemerintah tentuh akan membantu

menyukseskan program keluarga berencana. Hal ini ditunjukan dengan

diresmikannya Kampung KB untuk pertama kalinya di Kota Pasuruan pada Maret

lalu, dan Walikota kota Pasuruan sendiri yang melakukan peresmian Kampung KB

yang terletak di kelurahan Panggungrejo Kota Pasuruan.

Selain itu juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan untuk

dapat mengirimkan petugas Puskesmas untuk diberikan edukasi oleh Badan

Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan. Edukasi ini dapat tersalurkan kepada

masyarakat yang utamanya adalah - hamil, sehingga dengan segera setelah proses

melahirkan - yang hamil ini dapat mulai ber-KB aktif. Setiap lan Badan Pemberdaya

Perempuan dam KB kota Pasuruan mengadakan pemasangan KB di puskesmas-

puskesmas yang ada di kota Pasuruan. Jenis-jenis KB yang diberikan adalah KB yang

mengguna PIL (diberikan selan sekali), yang menggunakan Suntik ( diberikan 3 lan

sekali), implant KB hanya difasilitasi setiap 3 tahun sekali.

Dengan adanya Nawacita yang disampaikan olehh Presiden Jokowi maka

serentak di seluruh Indonesia di adakan Program Kampung KB. Dimana program

Kampung KB ini adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang

memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan,

keluarga berencana, pembanguan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang

dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Dimana dalam penentuan wilayahnya

harus memenuhi suatu kriteria diantaranya, tingkat kesertaan ber-KB yang rendah,

merupakan daerah pinggiran, sumber daya manusianya yang masih rendah, keadaan

ekonominya rendah dan angka kelahiran yang masih sangat tinggi ( Arsip BKKBN,

2016)

Tak hanya gencar melakukan pendekatan kepada masyarakat namun advokasi

dan KIE kota Pasuruan juga melakukan pendekatan kepada pemuka-pemuka agama.

Page 8: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

8 Universitas Kristen Petra

Dengan memerlukan pendekatan ini diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi

sehingga kedepannya tidak ada kesalahpahaman bahwa ber-KB merupakan kegiatan

yang tidak baik. Selain itu masyarakat dapat melihat cerminan tokoh ulama yang

mereka percaya dan mencontohnya untuk mulai menjadi KB aktif. ( Hermin

Sulistyawati Advokasi dan KIE Badan Pemberdaya Perempuan dan KBKota

Pasuruan)

Gambar 1.1 Proses Sosialisasi Kampung KB

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2016)

Ketika berbicara tentang strategi komunikasi, berarti berbicara tentang

bagaimana sebuah perubahan diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat.

Perubahan merupakan hasil dari proses komunikasi yang tidak dapat dihindari,

semua pihak yang berkomunikasi pasti mengalami perubahan baik kecil ataupun

besar. Itulah sebabnya komunikasi memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam

keseluruhan perubahan masyarakat atau perubahan sosial. Sebagaimana diketahui

bahwa proses perubahan sosial itu berjalan tanpa henti, baik terjadi secara spontan

maupun disengaja. Proses sosial dapat dilihat dari usaha pembaharuan dan

pembangunan yang dilakukan masyarakat. Dalam hal ini ide, gagasan dan teknologi

baru disebarkan serta ditujukan untuk masyarakat. (Effendy, 2004, p. 32)

Page 9: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

9 Universitas Kristen Petra

Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Menurut Liliweri (2011, p.240), dimana strategi komunikasi

itu meliputi Strategi yang mengartikulasikan yang mana menjelaskan dan

mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam rumusan

yang baik. Selanjutnya , Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten yang

mana komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa

opsi komunikasi. Lalu, Strategi berbeda dengan taktik, dimana strategi komunikasi

menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis

pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik

adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Tujuan akhir komunikasi, strategi berperan untuk

memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen.

Dunia humas saat ini sudah memasuki era kompetisi di mana pembentukan,

pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial

(penting). Humas atau public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi

opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan

prosedur- prosedur suatu individu atau seah organisasi dengan kepentingan publik,

dan merencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memperoleh pengertian

dan dukungan publik (Cutlip, Center dan Broom 2004).

Hubungan Masyarakat atau yang biasa disebut dengan Public Relation adalah

kelanjutan dari proses pematan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi

kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga

tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill dari publik. (Soemirat & Ardianto,

2007, p.12). Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan

kebijakan public yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya

kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat.” (Socorro Reyes, 1997).

Adanya strategi sangatlah penting untuk dipikirkan, disusun, dan dirancang

dengan sedemikian rupa agar segala sesuatu hal yang diharapkan oleh perusahaan

dapat dicapai dengan baik. Terlebih lagi adanya perbedaan cara memandang atau

Page 10: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

10 Universitas Kristen Petra

menilai yang didasarkan pada sesuatu yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat

Kota Pasuruan. Seperti yang ditegaskan oleh Hermin Sulistyawati, “ Warga di

Pasuruan mayoritas adalah beragama Islam, dan seperti yang diketahui pada

awalnya ada pertentangan mengenai kehalalan KB bagi kami umat muslim”.

Melihat pentingnya seah strategi Humas dalam kampanye suatu program untuk

mengubah nilai atau norma hidup yang dianut, maka peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ Strategi Komunikasi Humas Badan PP dan

KB Kota Pasuruan dalam Menyosialisasikan Program Kependudukan dan Keluarga

Berencana Pembangunan Keluarga di Kota Pasuruan”.

Page 11: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

11 Universitas Kristen Petra

1.2.RumusanMasalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah“ Bagaimana

strategi komunikasi Bidang Advokasi dan KIE Badan Penberdayaan dan Keluarga

Berencana Kota Pasuruan dalam menyosialisasikan Program Kampung KB?

1.3. TujuanPenelitian

Tujuan pemenelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi

strategi komunikasi Bidang Advokasi dan KIE Badan Penberdayaan dan Keluarga

Berencana Kota Pasuruan dalam menyosialisasikan Program Kampung KB di

Kota Pasuruan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkandaripenelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi

Humas Badan Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan dalam

Menyosialisasikan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana

Pembangunan Keluarga di Kota Pasuruan”, adalah:

1.4.1. Manfaat Akademis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta menjadi

refrensi bacaan bagi pembaca mengenai Strategi Komunikasi yang dilakukan

dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dimana ini merupakan kegiatan

yang dilakukan di bidang Humas / Public Relations. Dari penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi sumbangan bacaan mengenai strategi komunikasi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi, peneliti selanjutnya

yang ingin meneliti mengenai strategi komunikasi sehingga hasil penelitian ini

daat menjadi bahan bacaan. Selain itu untuk Badan Pemberdaya Perempuan dan

KB yang menjalankan strategi komunikasi, penelitian ini dapat menjadi cerminan

untuk sebagai masukan agar strategi komunikasi yang kedepannya akan dilakukan

dapat lebih baik lagi.

Page 12: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

12 Universitas Kristen Petra

1.5. BatasanPenelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus pada beberapa hal sebagai

berikut:

1. Topik yang akan diteliti adalah strategi yang dilakukan Humas ( Advokasi

dan KIE) Badan Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan dalam

menyosialisasikan program Kampung KB di Kelurahan Panggungrejo Kota

Pasuruan?

2. Yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah Humas (Advokasi &

KIE) Badan Pemberdaya Perempuan dan KB Kota Pasuruan, Kader Kb

Kota Pasuruan, Masyarakat, dan Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN

Jawa Timur.

3. Penelitian ini berlangsung mulai tanggal April 2016 sampai Oktober 2016.

1.6. SistematikaPenulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.6.1. PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang dari topik

penelitian. Peneliti juga akan menguraikan rumusan masalah yang diangkat

dalam penelitian ini dan batasan-batasan masalahnya, tujuan penelitian ini

dilakukan, manfaat penelitian ,dan sitematika penulisan.

1.6.2. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.Teori-

teori yang digunakan untuk menjadi landasan pemikiran penelitian ini

adalah teori Public relations dan juga Strategi Komunikasi. Kedua teori ini

akan menjadi pedoman bagipenulis dalam menganalisis data yang

didapatkan dalam penelitian ini. Bab ini juga berisikan nisbah antar konsep

dan kerangka pemikiran yang membantu menjelaskan penelitian ini secara

luas.

1.6.3. METODE PENELITIAN

Page 13: 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah · yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia,” untuk itu BKKBN bersama kementerian dan lembaga lain secara bersama sama mewujudkannnya

13 Universitas Kristen Petra

Peneliti akan menjelaskan metode apa yang akan digunakan dalam

penelitian ini. Mulai dari definisi konseptual, jenis penelitian, metode

penelitian, sasaran penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik

menguji keabsahan data, dan teknikanalisis data.

1.6.4. ANALISIS PENELITIAN

Peneliti akan menjelakan hasil temuan yang ada dilapangan yang mana

penjelasan ini akan menjawab pertanyaan yang di rumusan masalah. Serta

menjabarkan mengenai Badan PP dan KB, Struktur Organisasi, serta Program

dan hasil analisa.

1.6.5. KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan dan juga memberikan sarang kepada perusahaan / organisasi

yang telah di teliti.