35
1 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala rasio atau tingkat keamanan dari semua obligasi yang diterbitkan. Peringkat obligasi menjadi penting karena bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan, menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang. Sebelum ditawarkan, obligasi seharusnya diperingkat oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen, obyektif dan dapat dipercaya yang memberikan informasi pemeringkat skala resiko, dan didalamnya terdapat sekuritas obligasi yang berfungsi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam hal membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Dan bagi pemilik modal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Moody’s Indonesia. Perbedaan kedua agen tersebut adalah dalam hal obyek penilaian. Obyek PEFINDO hanya memperingkat efek utang dan perusahaan, sedangkan Moody’s Indonesia memberikan jasa pelayanan

1. Pendahuluan - repository.uksw.edu · reputasi auditor, nilai tambah yang didapat dari penambahan variabel non keuangan adalah dalam mengukur kinerja perusahaan lebih baik lagi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    1. Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang

    Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya

    memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan

    informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu

    perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala rasio atau tingkat keamanan

    dari semua obligasi yang diterbitkan. Peringkat obligasi menjadi penting

    karena bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan, menyatakan layak atau

    tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan dan menggambarkan kemampuan

    perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang.

    Sebelum ditawarkan, obligasi seharusnya diperingkat oleh suatu

    lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat

    obligasi adalah lembaga independen, obyektif dan dapat dipercaya yang

    memberikan informasi pemeringkat skala resiko, dan didalamnya terdapat

    sekuritas obligasi yang berfungsi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan

    suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan

    suatu perusahaan dalam hal membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.

    Dan bagi pemilik modal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi

    tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.

    Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT

    PEFINDO dan PT Moody’s Indonesia. Perbedaan kedua agen tersebut adalah

    dalam hal obyek penilaian. Obyek PEFINDO hanya memperingkat efek utang

    dan perusahaan, sedangkan Moody’s Indonesia memberikan jasa pelayanan

  • 2

    pemeringkat bond, commercial paper, collateralized bond, dan general

    obligation (Raharjo, 2003).

    Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih

    banyak yang menggunakan jasa PEFINDO untuk memperingkat obligasi yang

    akan diterbitkan. Pemilihan PEFINDO diharapkan dapat memberikan

    informasi yang relevan karena sebagian perusahaan yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia menggunakan jasa pemeringkat obligasi PEFINDO yang

    berarti memiliki kepercayaan terhadap agen rating tersebut atas penilaian yang

    diberikan terhadap peringkat obligasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    memprediksi dengan melihat dari penelitian sebelumnya faktor-faktor apa saja

    yang nantinya dapat mempengaruhi peringkat obligasi dengan membaginya ke

    dalam dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek

    keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

    variabel pertumbuhan (growth) perusahaan, profitabilitas dan likuiditas,

    Sedangkan aspek non keuangan menggunakan variabel sisa umur obligasi dan

    reputasi auditor, nilai tambah yang didapat dari penambahan variabel non

    keuangan adalah dalam mengukur kinerja perusahaan lebih baik lagi karena

    perusahaan dapat mengerti sisa umur obligasi yang harus dibayarkan, dan

    kinerja perusahaan tersebut lebih terjamin karena diaudit oleh auditor

    perusahaan yang baik dan terpecaya. Alasan dipilihnya variabel tersebut

    karena variabel tersebut sering digunakan investor untuk mengukur atau

    menilai kinerja perusahaan.

  • 3

    Ada beberapa penelitian menurut Sejati (2010), Almilia dan Devi

    (2007), Andry (2005), yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

    peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa growth perusahaan

    berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Almilia dan Devi (2007)

    menyatakan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi

    adalah growth dan rasio likuiditas yang diproyeksikan dengan current ratio.

    Andry (2005) menyatakan growth, sinking fund, umur obligasi dan auditor

    berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

    Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel

    yang mempengaruhi sangat bervariatif. Untuk itu dalam penelitian ini akan

    mengintegrasi dari hasil penelitian sebelumnya yang mempengaruhi peringkat

    obligasi dengan menggunakan variabel pertumbuhan (growth) perusahaan

    likuiditas, profitabilitas, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dengan

    periode waktu pengamatan yang beda dari penelitian sebelumnya. Sampel

    yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi dan

    diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu oleh PEFINDO periode

    tahun 2008-2011.

    1.2. Persoalan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya,

    persoalan penelitian dalam penelitian ini adalah :

  • 4

    1. Apakah pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh secara signifikan

    terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?

    2. Apakah Profitabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

    peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?

    3. Apakah Likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

    peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?

    4. Apakah Sisa Umur Obligasi perusahaan berpengaruh secara signifikan

    terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?

    5. Apakah Reputasi auditor perusahaan berpengaruh secara signifikan

    terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?

    1.3. Tujuan Penelitian

    1. Menguji pengaruh pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap peringkat

    obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

    2. Menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap peringkat obligasi

    pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

    3. Menguji pengaruh Likuiditas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada

    perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

    4. Menguji pengaruh Sisa Umur Obligasi perusahaan terhadap peringkat

    obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

    5. Menguji pengaruh Reputasi Auditor perusahaan terhadap peringkat

    obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

  • 5

    2. Telaah Literatur dan Konsep

    2.1 Obligasi

    Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

    pengakuan hutang atas pinjaman yang diberima oleh penerbit obligasi dari

    pemberi pinjaman (pemodal).

    2.2 Peringkat Obligasi

    Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya harus

    memperhatikkan peringkat obligasi (rating bond). Peringkat merupakan

    sebuah pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang

    bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat

    dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan yaitu peluang

    emitan atau peminjam akan megalami kondisi tidak mampu memenuhi

    kewajiban keuangan (Foster, 1986), peringkat obligasi perusahaan

    memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang

    mereka minati.

    Pemodal bisa menggunakan jasa pemeringkat obligasi di Indonesia

    yaitu PEFINDO untuk memberikan penilaian terhadap obligasi yang beredar

    untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.

    Definisi peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO adalah

    sebagai berikut :

  • 6

    Tabel 2.1

    Definisi peringkat PT. PEFINDO

    SIMBOL ARTI

    AAA Efek uang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko

    paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor

    yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya

    untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai

    dengan perjanjian.

    AA Efek utang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah

    peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor

    yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial

    jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif

    dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak

    mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.

    A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki

    kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding

    entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban

    financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup

    peka terhadap perubahan yang merugikan.

    BBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah

    didukung oleh kemampuan obligor yang memadai,

    relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk

  • 7

    SIMBOL ARTI

    memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan

    perjanjian. Namun kemampuan tersebut dapat

    diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan

    perekonomian yang merugikan.

    BB Efek utang menunjukkan dukungan kemampuan obligor

    yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia

    lainnya untuk memenuhi kewajiban fianncial ajangka

    panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka

    terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak

    menentu dan merugikan.

    B Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan

    yang sangat lemah, walaupun obligor masih memiliki

    kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial

    jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan

    bisnis dan perekonomian yang merugikan akan

    memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi

    kewajiban financialnya.

    CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi

    kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada

    perbaikan keadaan eksternal.

    D Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti

    berusaha.

    SUMBER : PEFINDO tahun 2004

  • 8

    2.3. Teori Sinyal

    Teori Sinyal mengatakan adanya hubungan asimetri antara manajemen

    dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan

    (Raharja dan Sari, 2008).

    Asimetri informasi yang diberikan oleh manajemen perusahaan

    menyebabkan pihak eksternal sangat sulit membedakan antara perusahaan

    yang memiliki kualitas yang tinggi atau rendah. Sebelum memutuskan untuk

    berinvestasi obligasi, pihak eksternal perusahaan yang lain seperti calon

    investor sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi melalui

    sinyal yang diberikan oleh manajemen atau pihak internal perusahaan dengan

    menggunakan agen pemeringkat obligasi sehingga nantinya calon investor

    dapat membedakan apakah obligasi setelah diinvestasikan tersebut berpotensi

    gagal bayar atau tidak.

    2.4. Nalar Konsep

    2.4.1. Pengaruh Pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap

    Peringkat Obligasi

    Pertumbuhan (growth) suatu perusahaan didasarkan pada teori sinyal

    diatas, karena pihak manajemen perusahaan memberikan informasi tentang

    pertumbuhan perusahaan dengan melihat nilai book to market ratio dalam

    laporan keuangan perusahaan yang membagi antara nilai buku perusahaan

    (book value of firm) dengan nilai pasar (market value of firm), pertumbuhan

  • 9

    perusahaan dikatakan baik jika nilai pasar lebih besar dari nilai buku (book

    value), karena nilai pasar disini menggambarkan kemampuan perusahaan

    dalam menghasilkan keuntungan dari nilai jual per saham yang tinggi dan

    beredar di pasar, sehingga dengan keuntungan yang didapat dari nilai jual per

    saham yang tinggi, maka perusahaan pada saat itu dalam pertumbuhan yang

    baik, dan memiliki modal yang baik dan besar yang didapat dari keuntungan

    nilai jual per saham yang digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan

    dalam jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga secara tidak langsung

    jika suatu pertumbuhan perusahaan baik maka akan berpengaruh terhadap

    peringkat obligasi dan dapat memberikan peringkat obligasi yang baik.

    Pottier and Sommer (1997) mengatakan bahwa pertumbuhan (growth)

    perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade

    yang diberikan oleh pemeringkat obligasi.

    H1: Pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif signifikan

    terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur.

    2.4.2. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat

    Obligasi

    Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk

    menghasilkan laba yang tinggi dan juga untuk mengetahui efektifitas

    perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki. Profitabilitas

    perusahaan dihitung dan diproyeksikan dengan return on asset (ROA),

    didasarkan pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan dapat

  • 10

    memberikan informasi melalui laporan keuangannya dengan melihat dari laba

    yang tinggi dari perusahaan tersebut, dan nantinya dengan laba yang tinggi

    yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk membayar dan melunasi

    kewajiban jangka panjang, dan dapat digunakan sebagai pengukur risiko

    default perusahaan, karena memiliki laba yang tinggi dan konsisten dari tahun

    per tahun, Sehingga dapat dikatakan apabila laba perusahaan tinggi maka akan

    berpengaruh terhadap peringkat obligasi, dan peringkat obligasi yang

    ditimbulkan merupakan peringkat yang termasuk dalam kategori investment

    grade.

    Mark, K; Peter, K; and Teck-Kin, S (2001) mengatakan bahwa rasio

    profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh yang positif

    terhadap pertumbuhan laba, karena rasio ini mengukur kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu

    dan Sejati (2010) mengatakan bahwa ketika laba perusahaan tinggi maka

    peringkat obligasi juga tinggi.

    H2: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat

    obligasi pada perusahaan manufaktur.

    2.4.3 Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi

    Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi

    kewajiban jangka pendek, biasanya diukur dengan current ratio. Didasarkan

    pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan memberikan informasi

    kepada calon investor dari laporan keuangan perusahaan dengan melihat

  • 11

    aktiva lancar perusahaan, jika perusahaan memiliki aktiva lancar yang tinggi

    maka kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek

    dikatakan baik dan tepat waktu dan mengindikasikan bahwa perusahaan dalam

    keadaan likuid, karena perusahaan akan mendapatkan pendapatan yang tinggi

    melalui pemasukan dari kas perusahaan, dan nantinya dengan kas perusahaan

    yang tinggi digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan,

    maka secara tidak langsung akan memberikan peringkat obligasi yang

    investment grade bagi perusahaan dari pemeringkat obligasi.

    Burton et al (2000) mengatakan bahwa tingkat likuditas yang tinggi

    akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan secara finansial sehingga akan

    mempengaruhi peringkat obligasi.

    H3: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat

    obligasi pada perusahaan manufaktur.

    2.4.4 Perngaruh Sisa Umur Obligasi Perusahaan Terhadap

    Peringkat Obligasi

    Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan

    mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang

    dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari

    sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1

    tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih

    kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo diatas

  • 12

    5 tahun. Semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, maka semakin tinggi

    kupon dan bunganya yang harus dibayar.

    Berdasarkan teori sinyal yang dikemukakan diatas pihak manajemen

    perusahaan memberikan informasi kepada investor dengan melihat sisa umur

    obligasi dari perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut memiliki sisa

    umur obligasi yang lebih sedikit dari jatuh tempo (maturity) obligasi atau

    memiliki sisa umur obligasi yang lebih panjang, karena jika sisa umur

    obligasinya lebih pendek dari jatuh tempo (maturity) obligasi, maka

    kemampuan perusahaan untuk melunasi sisanya dikatakan baik dibanding

    dengan perusahaan yang memiliki sisa pelunasan pembayaran obligasi yang

    lebih panjang dari jatuh tempo (maturity) obligasi.karena perusahaan tidak

    bisa memprediksi pembayaran kupon dan bunga obligasi dan tidak mengerti

    kondisi perekonomian yang sedang terjadi pada saat itu, dan investor di

    Indonesia cenderung tidak menyukai obligasi dengan sisa umur yang panjang,

    karena resiko yang didapat juga akan semakin besar, sehingga dapat dikatakan

    jika perusahaan memiliki sisa umur obligasi pendek, maka peringkat obligasi

    yang diberikan oleh pemeringkat obligasi akan masuk ke dalam kategori

    peringkat obligasi yang investment grade.

    Wydia Andry (2005) mengatakan bahwa perusahaan yang rating

    obligasinya tinggi memiliki sisa umur obligasi yang pendek.

    H4 : Sisa Umur Obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap

    peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur.

  • 13

    2.4.5 Pengaruh Reputasi Auditor Perusahaan Terhadap Peringkat

    Obligasi

    Didasarkan pada teori sinyal yang telah dikemukakan diatas, pihak

    manajemen perusahaan memberikan informasi kepada pihak eksternal

    perusahaan berupa hasil laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh jasa

    audit big four, karena jika kinerja laporan keuangan perusahaan diaudit oleh

    big four maka tingkat kebenaran dan ketelitian dari laporan keuangan akan

    semakin akurat dan terpercaya dan nantinya akan mempengaruhi peringkat

    obligasi.

    Sementara di Indonesia emiten yang kinerja laporan keuangan diaudit

    oleh big four akan memberikan peringkat obligasi perusahaan yang investment

    grade, karena kualitas kredit yang diinginkan oleh investor di Indonesia

    maupun investor di luar negeri adalah kualitas kredit yang lebih kecil

    resikonya tetapi dapat menghasilkan return atau penghasilan yang tinggi, dan

    kualitas kredit yang kecil dan baik bagi perusahaan didukung dengan kualitas

    audit yang akurat dan terpercaya.

    Andry (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi reputasi auditor maka

    semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin

    kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Yang termasuk dalam

    kategori auditor big four adalah Sidharta dan Sidharta yang berafiliasi dengan

    KPMG, Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and

    Young, Osman Ramli Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte Touche dan

    Tohmatsu, Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.

  • 14

    H5: Reputasi Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat

    obligasi pada perusahaan manufaktur.

    2.5. Kerangka Teoritis

    +

    +

    +

    -

    +

    3. Metode Penelitian

    3.1. Populasi dan Sampel

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

    2008-2011 yang menerbitkan obligasi dan diperingkat oleh lembaga

    pemeringkat obligasi yaitu oleh PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperingkat oleh

    PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).

    Growth (H1)

    Profitabilitas (H2)

    Likuditas (H3)

    Sisa Umur Obligasi (H4)

    +++

    =+ Reputasi Auditor (H5)

    Peringkat Obligasi

    (Y)

  • 15

    Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan

    sampel adalah sebagai berikut :

    1. Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) tahun 2008 – 2011.

    2. Obligasi tersebut diperingkat dan dicatat oleh Pemeringkat Efek

    Indonesia (PEFINDO) tahun 2008-2011 .

    3. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan

    keuangan tahunan secara rutin, terperinci dan memiliki kelengkapan

    data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk tahun 2008-2011.

    Tabel 3.1

    Prosedur Pemilihan Sampel

    Keterangan Jumlah

    Perusahaan

    Akumulasi

    Perusahaan-perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di

    BEI

    153 153

    Obligasi perusahaan manufaktur

    yang terdaftar di BEI tahun

    2008-2011

    95 68

    Obligasi perusahaan manufaktur

    yang tidak diperingkat oleh

    PEFINDO tahun 2008-2011

    50 18

    Tidak menerbitkan laporan

    keuangan yang rinci dan

    lengkap untuk penelitian ini

    tahun 2008-2011

    4 14

    Jumlah Obligasi perusahaan

    manufaktur yang terdaftar dan

    diperingkat oleh PEFINDO

    tahun 2008-2011

    4 14

  • 16

    3.2. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang

    diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia, Indonesia Bond Market dan

    juga data dari Indonesia Capital market Direcotry (ICMD) tahun 2008 – 2011.

    Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah Studi Dokumentasi yaitu laporan keuangan, artikel-artikel, dan

    prospektus dari sampel yang akan diteliti.

    3.3. Pengukuran Variabel

    Variabel Dependent (Y)

    Peringkat Obligasi Klasifikasi Peringkat Kategori Peringkat

    IdAAA 7 Investment

    idAA+ 6 Investment

    IdAA 6 Investment

    idAA- 6 Investment

    idA+ 5 Investment

    IdA 5 Investment

    idA- 5 Investment

    idBBB+ 4 Investment

    IdBBB 4 Investment

    idBBB- 4 Investment

    idBB+ 3 Speculative

    IdBB 3 Speculative

    idBB- 3 Speculative

    idB+ 2 Speculative

    IdB 2 Speculative

    idB- 2 Speculative

    idCCC+ 1 Speculative

    IdCCC 1 Speculative

    idD atau SD 1 Speculative

    Sumber: Setyaningrum (2005)

  • 17

    Variabel Independent (X)

    Skala pengukuran untuk variabel keuangan menggunakan rasio seperti

    variabel growth perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan,

    sedangkan untuk variabel non keuangan menggunakan variabel dummy seperti

    sisa umur obligasi dan reputasi auditor.

    Pertumbuhan (growth) Perusahaan (X1)

    Variabel pertumbuhan (growth) perusahaan yang digunakan dalam

    penelitian ini sesuai dengan penelitian Wydia Andry (2005) yang melihat

    growth berdasarkan kesempatan bertumbuh (growth oppurtunities) perusahaan

    yang diukur dengan book to market ratio.

    Book To Market= Book Value of Firm

    Market Value of Firm

    Profitabilitas Perusahaan (X2)

    Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

    return on total asset (ROA). Arvian (2012)

    Return On Total Asset= Laba Bersih

    Total Aktiva

    Likuditas Perusahaan (X3)

    Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

    current ratio.

    Current Ratio= Aktiva Lancar

    Hutang Lancar

  • 18

    Sisa Umur Obligasi (X4)

    Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan

    variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika

    obligasi mempunyai sisa umur antara 1-5 tahun dan 0 jika obligasi

    mempunyai sisa umur lebih dari lima tahun. Almilia dan Devi (2007),

    Magreta dan Poppy (2009).

    Reputasi Auditor (X5)

    Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan

    variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberi nilai 1 jika laporan

    keuangan diaudit oleh big four dan 0 jika laporan keuangan tidak diaudit oleh

    big four. Almilia dan Devi (2007), Magreta, Poppy Nurmayati (2009)

    3.4. Model Penelitian

    Logit (p1+ p2+ …..pk) = a 1+ β’X1 + β’X2 + β’X3 + β’X4 + β’X5 + ε

    Keterangan :

    P: Probabilitas Peringkat Obligasi

    P1 = idD- idCCC+

    P2 = idB- - idB+

    P3 = idBB- - idBB+

    P4 = idBBB- - idBBB+

    P5 = idA- - idA+

    P6 = idAA- - idAA+

  • 19

    P7 = idAAA

    a : Konstanta

    β : Koefisian Regresi

    X1 : Pertumbuhan perusahaan (growth)

    X2 : Profitabilitas

    X3 : Likuiditas

    X4 : Umur Obligasi

    X5 : Reputasi Auditor

    3.5. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

    ordinal logistic regression. Model ini digunakan karena variabel terikat dari

    penelitian ini berbentuk kategorial.

    4. Hasil dan Pembahasan

    4.1. Hasil Penelitian

    1. Statistik Deskriptif

    Tabel 4.1

    Statistik Deskriptif Variabel Independen

    Keterangan Kode Frekuensi Persentasi Kode Frekuensi Persentasi

    Sisa Umur

    Obligasi

    0 (< 5

    tahun)

    6 10,71% 1 (1-5

    tahun)

    50 89,29%

    Reputasi

    Auditor

    0 (non

    big

    four)

    20 35,71% 1 (big

    four)

    36 64,29%

  • 20

    Keterangan Minimum Maximum Rata-rata Deviasi

    standar

    Book to market

    (Growth)

    0,00 4706,79 490,84 1049,60

    ROA

    (Profitabilitas)

    0,00 3,41 0,26 0,68

    CR (Likuiditas) 0,88 8,84 2,09 1,19

    Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberi

    informasi tentang karakteristik variabel independen peringkat obligasi. Tabel

    diatas menunjukkan bahwa untuk variabel pertumbuhaan (growth)

    perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan nilainya cenderung kearah

    nilai maksimumnya dan memiliki rata-rata untuk pertumbuhan perusahaan

    sebesar 490,84%, profitabilitas perusahaan sebesar 0,26%, dan likuiditas

    perusahaan sebesar 2,09x.

    Untuk variabel sisa umur obligasi, frekuensi dan presentase yang paling

    tinggi terletak pada kode 1 yaitu sisa umur obligasi yang antara1 sampai

    dengan 5 tahun dengan nilai frekuensi sebanyak 50 dari 56 jumlah sampel

    yang digunakan dalam penelitian ini, dan dari 14 perusahaan manufaktur yang

    dijadikan sampel hampir semuanya memiliki sisa pelunasannya yang pendek

    dari jatuh tempo obligasinya yaitu antara 1-3 tahun, yang berarti perusahaan

    tersebut didukung dengan kemampuan finansial yang memadai dan

    pertumbuhan perusahaan yang tinggi serta perusahaan tersebut memiliki

    aktiva lancar yang tinggi juga yang digunakan untuk melunasi kewajiban

    jangka pendeknya terlihat dari nilai current ratio sebesar 2,09x, nilai ini diatas

    dari nilai rata-rata industri menurut Kasmir (2008: 208) sebesar 2x, dan juga

  • 21

    dapat dilihat dari profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan yang nilainya

    condong kearah nilai maksimum. Untuk variabel reputasi auditor, frekuensi

    dan persentase yang tertinggi terletak pada kode 1 yaitu laporan keuangan

    perusahaan yang diaudit oleh big four dengan frekuensi sebanyak 36 dari 56

    sampel yang ada dalam penelitian ini, dan dari 14 perusahaan manufaktur

    yang dijadikan sampel hampir semuanya menggunakan jasa audit dan

    memiliki kepercayaan yang tinggi akan kualitas audit yang disajikan oleh big

    four diantaranya Ernst and Young, Deloitte Touche, dan Pricewaterhouse

    Coopers terlihat dari nilainya yang condong kearah maksimum dari masing-

    masing variabel growth, roa, dan current ratio terhadap peringkat obligasi.

    2. Case Processing Summary

    3.

    Tabel 4.2

    Case Processing Summary

    N

    Marginal

    Percentage

    Peringkatobli IdD-CCC+ 4 7.1%

    IdBB--BB+ 1 1.8%

    IdBBB--BBB+ 8 14.3%

    IdA--A+ 22 39.3%

    IdAA-AA+ 13 23.2%

    IdAAA 8 14.3%

    Valid 56 100.0%

    Missing 0

    Total 56

  • 22

    Berdasarkan tabel case processing summary dapat dilihat bahwa jumlah

    sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 sampel dari 14

    perusahaan manufaktur dikali dengan waktu pengamatan selama 4 tahun dari

    2008-2011 dengan perincian peringkat obligasi 1(idD-CCC+) sebanyak 4

    sampel, peringkat obligasi 3(idBB- - BB+) sebanyak 1 sampel, peringkat

    obligasi 4(idBBB- -BBB+) sebanyak 8 sampel, peringkat obligasi 5(idA- -

    A+) sebanyak 22 sampel, peringkat obligasi 6(idAA- - AA+) sebanyak 13

    sampel, dan peringkat obligasi 7(idAAA) sebanyak 8 sampel.

    3. Hasil Analisis

    Hasil pengujian dengan menggunakan ordinal logistic regression sebagai

    berikut:

    Tabel 4.3

    Estimates (β) Signifikansi

    Threshold [peringkat obligasi = 1]

    [peringkat obligasi = 3]

    [peringkat obligasi = 4]

    [peringkat obligasi = 5]

    [peringkat obligasi = 6]

    -5,590

    -5,148

    -2,604

    -,239

    1,139

    ,000

    ,000

    ,000

    ,678

    ,065

    Book To Market Ratio ,000 ,520

    Return On Asset -,615 ,281

    Current Ratio -,110 ,649

    Sisa Umur Obligasi -3,930 ,003*

    Reputasi Auditor ,1,515 ,019*

    Model Final Fitting ,000

    R-square

    McFadden ,178

    Keterangan: * = Signifikan (< α= 0,05)

  • 23

    Berdasarkan hasil di atas model persamaan ordinal logistic regression

    (PLUM) sebagai berikut:

    Logit (p1+p3+p4…+p6) = 1,139 + 0,000X1 – 0,615X2 – 0,110X3 – 3,930X4 +

    1,515X5

    Keterangan:

    P1 = Probabilitas peringkat obligasi sangat buruk

    P3 = Probabilitas peringkat obligasi buruk

    P4 = Probabilitas peringkat obligasi cukup baik

    P5 = Probabilitas peringkat obligasi baik

    P6 = Probabilitas peringkat obligasi sangat baik

    X1= Book To Market

    X2= ROA

    X3= Current Ratio

    X4= Sisa Umur Obligasi

    X5= Reputasi Auditor

    Misal pengaruh variabel X4 (Sisa Umur Obligasi) terhadap peringkat

    obligasi dapat diinterpretasikan sebgai berikut: (X4=1 dan variabel

    independen lainnya =0) maka:

    P1 = Exp(-5,590-3,930) = 0,00007337

    1+Exp(-5,590-3,930)

  • 24

    P1 + P3= Exp(-5,148-3,930) = 0,00011415

    1+Exp(-5,148-3,930)

    Jadi p3 = 0,00011415-0,00007337= 0,00004078

    P1 +P3+P4 = Exp(-2,604-3,930) = 0,001401803

    1+Exp(-2,604-3,930)

    Jadi p4 = 0,001401803-0,00004078= -0,01406596

    P1+P3+P4+P5 = Exp(-0,239-3,930) = 0,015467763

    1+Exp(-0,239-3,930)

    Jadi p5 = 0,015467763-0,001401803= 0,01406596

    P1+P3+P4+P5+P6 = Exp(1,139-3,930) = 0,061359938

    1+Exp(1,139-3,930)

    Jadi p6 = 0,061359938-0,015467763= 0,045892175

    Dimana exp = exponensial (e) = 2,71828

    Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan

    sampel masing-masing memiliki sisa umur pelunasan obligasi yang lebih

    pendek dari jatuh tempo obligasi (maturity) yaitu antara 1-5 tahun dan

    berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menurunkan probabilitas

    peringkat obligasi sangat buruk sebesar 0,0073%, probabilitas buruk sebesar

    0,004078%, probabilitas cukup baik dan baik sebesar 1,40%, dan menurunkan

    probabilitas peringkat obligasi sangat baik sebesar 4,59%.

  • 25

    Pengaruh variabel X5 (Reputasi Auditor) terhadap peringkat obligasi

    dapat diintrepetasikan sebagai berikut: (X5=1, dan variabel independen

    lainnya 0):

    P1= Exp(-5,590+1,515) = 0,016992261

    1+Exp(-5,590+1,515)

    P1+P3= Exp(-5,418+1,515) = 0,020181329

    1+Exp(-5,418+1,515)

    Jadi p3= 0,020181329-0,016992261= 0,003189068

    P1+P3+P4= Exp(-2,604+1,515) = 0,336553124

    1+Exp(-2,604+1,515)

    Jadi p4= 0,336553124-0,020181329= 0,316371795

    P1+P3+P4+P5= Exp(-0,239+1,515) = 3,582278827

    1+Exp(-0,239+1,515)

    Jadi p5= 3,582278827-0,336553124= 3,245725703

    P1+P3+P4+P5+P6= Exp(1,139+1,515) = 14,21074281

    1+Exp(1,139+1,515)

    Jadi p6= 14,21074281-3,582278827= 10,62846399

  • 26

    Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan

    sampel dalam menyusun laporan keuangannya menggunakan jasa audit big

    four berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menaikkan probabilitas

    peringkat obligasi sangat buruk sebesar 1,70%, probabilitas buruk sebesar

    3,19%, probabilitas cukup baik sebesar 31,63%, probabilitas baik sebesar

    3,24% dan menaikkan probabilitas sangat baik sebesar 10,63%.

    Model dalam penelitian ini dikatakan fit jika nilai signifikansinya

    kurang dari α=< 0,05, sementara dalam tabel diatas nilai signifikannya 0,000

    berarti model penelitian ini dengan menggunakan variabel book to market,

    roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dikatakan fit atau

    cocok.

    Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang dihasilkan oleh variabel

    yang terkait dalam model penelitian ini dengan variabel lain yang tidak terkait

    dapat dilihat dari nilai McFadden yang dilihat dari R-square dalam tabel diatas

    yaitu sebesar 0,178 atau 17,8%, yang artinya sebanyak 17,8% variasi

    peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variabel yang terkait yaitu book to

    market, roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor, dan 82,2%

    dijelaskan oleh variabel yang tidak terkait dalam model penelitian ini.

    4.2 Pembahasan

    Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan

    berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi ditolak. Pada

  • 27

    umumnya dengan pertumbuhan (growth) perusahaan yang baik akan

    memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Namun growth

    perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari kesempatan

    bertumbuh (growth opportunities) saja yang baik, tetapi juga dapat dilihat dari

    keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari tingkat

    penjualan bersih atau dengan kata lain dalam mengukur growth perusahaan

    bisa melihat dari net profit margin, jika suatu perusahaan memiliki net profit

    margin yang tinggi, maka secara langsung perusahaan tersebut akan memiliki

    pertumbuhan yang baik, dan nantinya dengan memiliki pertumbuhan yang

    baik kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban baik jangka pendek

    maupun jangka panjang dikatakan baik, dan dapat menghasilkan peringkat

    obligasi yang investment grade. Kemungkinan lainnya dalam penelitian ini

    hasil tidak signifikan disebabkan waktu atau periode pengamatan yang

    berbeda dengan penelitian seblumnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian

    Arvian (2012).

    Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang

    diukur dengan ROA berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak.

    Hal ini terbukti bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi tidak

    memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, hal ini disebabkan perusahaan

    yang menjadi sampel dalam penelitian ini tidak membukukan laba bersih

    secara konstan, terlihat pada grafik dibawah ini:

  • 28

    Karena dalam grafik diatas terlihat dari kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba bersih yang diukur dengan ROA dari tahun 2008-2011

    cenderung berfluktuasi dan tidak stabil, sehingga menyebabkan sulitnya

    menilai resiko obligasi hanya sekedar dilihat dari profitabilitas perusahaan

    saja, hal ini berdampak pada tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap

    peringkat obligasi. Dan bagi calon investor sebaiknya mengabaikan sinyal

    tentang profitabilitas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Alimilia

    dan Vieka (2007), Sejati (2010) dan Arvian (2012).

    Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan yang diukur

    dengan current ratio berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak.

    Hal ini membuktikan bahwa meskipun current ratio yang dimiliki oleh

    perusahaan tinggi, tidak menjamin bahwa akan memberikan peringkat obligasi

    yang baik terhadap perusahaan penerbit obligasi, karena dalam penelitian ini 4

    perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel tidak dapat membukukan

    keuntungan perusahaan melalui laba bersih yang konsisten dan stabil terlihat

    pada grafik ROA diatas pada pembahasan hipotesis 2, karena likuiditas

    perusahaan tidak hanya didukung dengan aktiva lancar yang tinggi, tetapi juga

    didukung oleh kemampuan membukukan atau memberikan keuntungan bagi

  • 29

    perusahaan dari tahun ke tahun yang konsisten dan stabil melalui laba yang

    tinggi, sebab perusahaan tidak hanya berorientasi untuk pembayaran jangka

    pendek saja, tetapi juga berorientasi pembayaran untuk jangka panjang. Ini

    mengindikasikan bahwa secara umum likuiditas perusahaan tidak

    diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi, dan bagi calon investor

    sebaiknya mengabaikan sinyal atau informasi yang diberikan oleh pihak

    manajemen tentang likuiditas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Magreta, Poppy Nurmayati (2009), dan Sejati (2010).

    Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa sisa umur obligasi perusahaan

    berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti semakin

    sedikit sisa umur obligasinya dari jatuh tempo (maturity) obligasi yaitu sisa

    pelunasan pembayaran obligasi yang kurang dari 5 tahun, akan berpengaruh

    terhadap peringkat obligasi, karena karakteristik perusahaan manufaktur di

    Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hampir semuanya

    memiliki sisa umur obligasi yang lebih sedikit yaitu antara 1-3 tahun dari jatuh

    tempo obligasi, bahkan ada perusahaan yang tinggal 1 tahun seperti

    perusahaan Indofood Sukses Makmur,Tbk, karena dengan memiliki sisa umur

    obligasi yang lebih kecil dari jatuh tempo obligasi, resiko yang dihadapi oleh

    perusahaan juga akan semakin kecil, dan bagi PEFINDO hendaknya

    memperhatikan informasi tersebut, sehingga dapat dijadikan pedoman atau

    acuan sebelum memberikan peringkat obligasi terhadap perusahaan tersebut,

    karena kencenderungan investor di Indonesia lebih menyukai obligasi yang

    memiliki sisa umur yang lebih pendek serta resiko yang dihadapi kecil, tetapi

  • 30

    dapat menghasilkan return yang tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Andry (2005) dan Adhi (2012).

    Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa reputasi auditor perusahaan

    berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti emiten di

    Indonesia memberikan kepercayaan yang penuh terhadap kualitas audit yang

    diberikan oleh KAP big four, karena anggapan para emiten bahwa perusahaan

    yang menggunakan jasa audit big four dalam mengaudit laporan keuangannya,

    maka kualitas audit yang diberikan akurat dan terpercaya, serta dapat

    mengurangi resiko perusahaan mengalami default atau kebangkrutan. Dan

    KAP yang ada di Indonesia umumnya sudah berafiliasi dengan KAP big four

    yang berada di luar negeri seperti Sidharta yang berafiliasi dengan KPMG,

    Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja dengan Ernst and Young, Osman Ramli

    Satrio dengan Deloitte Touche and Tohmatsu, dan Haryanto Sahari yang

    berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers, ini berarti KAP big four yang

    berada di luar negeri memiliki reputasi yang baik, dan dalam mengaudit

    laporan keuangan perusahaan tingkat keakuratan dan kepercayaan tidak

    diragukan lagi, dan nantinya bagi calon investor akan melihat ini sebagai

    pedoman atau acuan untuk berinvestasi obligasi, selain melihat dari kualitas

    jasa audit yang diberikan oleh big four, calon investor juga harus

    memperhatikan opini auditor dari big four karena itu juga penting untuk

    dijadikan penilaian untuk berinvestasi obligasi. Hasil ini sesuai dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005).

  • 31

    5. PENUTUP

    5.1. Simpulan

    Sesuai dengan pembahasan dan hasil uji hipotesis diatas dapat

    disimpulkan bahwa penelitian ini mengintegrasi dari penelitian sebelumnya

    dengan melihat pengaruh faktor akuntansi yaitu pertumbuhan (growth)

    perusahaan, profitabilitas perusahaan, serta likuiditas perusahaan dan faktor

    non akuntansi berupa sisa umur obligasi dan reputasi auditor terhadap

    peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi

    PEFINDO, dan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis ordinal

    logistic regression (PLUM) dan hasil dari penelitian ini hanya faktor non

    akuntansi yaitu sisa umur obligasi dan reputasi auditor yang berpengaruh

    signifikan terhadap peringkat obligasi pada 14 perusahaan manufaktur yang

    dijadikan sampel dalam penelitian ini yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    periode 2008-2011.

    5.2. Keterbatasan Penelitian

    Keterbatasan penelitian yang dialami penulis dalam penyusunan kertas

    kerja adalah sebagai berikut:

    1. Di dalam penelitian ini faktor-faktor yang digunakan masih

    menggunakan acuan dari penelitian sebelumnya, karena Pefindo

    sendiri tidak dapat memberikan informasi secara eksplisit serta

    rinci tentang faktor-faktor apa saja yang digunakan untuk

  • 32

    melakukan penilaian oleh pefindo dalam mengeluarkan peringkat

    obligasi.

    2. Dalam penelitian ini likuiditas perusahaan yang diukur dengan

    current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat

    obligasi.

    3. Untuk variabel reputasi auditor dalam penelitian ini hanya melihat

    berdasarkan kualitas audit yang diberikan oleh jasa audit big four

    dan non big four.

    5.3. Saran Penelitian Selanjutnya

    Dari keterbatasan penelitian yang dikemukakan diatas, penulis memberi

    saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya sebagai berikut:

    1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih memahami lagi

    tentang karakteristik Pefindo, mungkin Pefindo dalam

    memberikan penilaian terhadap peringkat obligasi tidak

    berdasarkan faktor keuangan maupun non keuangan, tetapi

    melihat dari segi kemampuan perusahaan dalam hal membayar

    kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dan melihat

    apakah perusahaan tersebut mengalami kondisi default atau

    kebangkrutan, bisa menggunakan skala pengukuran Altman Z

    Score untuk melihat kondisi perusahaan tersebut.

    2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya proksi atau skala

    pengukuran yang digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan

  • 33

    bisa menggunakan cash ratio, karena rasio ini menggambarkan

    kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mendapatkan

    keuntungan dari kas perusahaan, karena yang dipertimbangkan

    oleh investor obligasi adalah ketersediaan uang kas yang baik dan

    tinggi yang digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek

    perusahaan.

    3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya apabila masih

    menggunakan reputasi auditor sebagai variabel di dalamnya tidak

    hanya dilihat dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh big

    four, tetapi perlu dilihat dan ditambahkan juga dari segi opini

    auditornya, karena opini auditor jauh lebih penting untuk melihat

    kondisi resiko perusahaan gagal bayar dari oblligasinya daripada

    hanya melihatnya dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh

    big four.

  • 34

    DAFTAR PUSTAKA

    Andry, Widya, 2005, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi

    Peringkat Obligasi”, Jurnal Buletin Ekonomi dan Moneter dan

    Perbankan, Vol. 8, No. 2, September.

    Almilia, Luciana Spica, dan Vieka Devi, 2007, “Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur

    yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, SMART November.

    Bursa Efek Surabaya. 2006. Obligasi. www.google.com. 05 Oktober 2012.

    Burton, B: Mike, A; dan hardwick, P. 2000, The Determinants of Credit

    Ratings in United Kingdom Insurance Industry.

    Dyah, Setyaningrum, 2005, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

    Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia”, Jurnal

    Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2 Juli-Desember (2005;

    73-102).

    Foster, George. 1986, Financial Statement Analysis, Prentice Hall International,

    Inc.

    Grace Putri Sejati, 2010, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam

    Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan manufaktur”, Jurnal Ilmu

    Administrasi dan Organisasi, Vol. 17, No. 1, Hal: 70-78, Januari-April.

    Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

    SPSS19, Cetakan V, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2008.

    Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

    http://www.google.com/

  • 35

    Magreta dan Poppy Nurmayati, 2009, ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non

    Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11, No. 3, Desember

    (2009; 143-154).

    Mark, K; Peter, K; dan Teck-kin, S.2001, Combining Bond Ratting Forecasts

    Using Logit, The Financial Review, pp 75-96.

    Pottier, Steven W, and David W Sommer, 1997, “Agency Theory and Life Insurer

    Ownership Structure”. The Journal of Risk Ang Insurance, Vol. 64,

    No. 3.

    Pandutama, Arvian, 2012, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat

    Obligasi pada Perusahaan Manufaktur Di BEI”, Jurnal Ilmiah

    Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 4, Juli.

    Prabowo, Adhi, 2012, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

    Perusahaan GO Publik Yang Listing Di BEI Periode Tahun 2007-2010”,

    Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Februari.

    Raharjo, Sapto, 2003, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta : PT. Gramedia

    Pustaka Utama.