24

Click here to load reader

1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian IndonesiaSistem Moneter Indonesia

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

Ekonomi & Bisnis Manajemen 14 Kode MK Abdul Gani, SE MM

Abstract KompetensiKebijakan moneter Setelah mempelajari modul 14 ini

mahasiswa mampu memahami tentang Perkembangan perekonomian Indonesia di Era Globalisasi

Page 2: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

1. Pendahuluan

Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk

semua Negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara

dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan

bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional yang

berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta

mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter

internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Untuk itu dalam penulisan

makalah ini penulis akan membahas terkait dengan pengertian sistem moneter

internasional, sejarah terbentuknya system moneter internasional, fenomena aktual yamg

terkait moneter, serta Faktor penghambat non ekonomi penerapan Mata uang tunggal di

asean

Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter

internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain

diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter

internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin merubah sistemnya

menjadi lebih berfungsi optimal. Belum lagi rencana anggota Negara-negara asean untuk

merumuskan kebijakan pemberlakuan mata uang bersama yang hanya berlaku tunggal di

kawasan asean. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat tema sistem moneter

internasional.

Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang memungkinkan suatu

negara dapat saling berhubungan satu dangan yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai

sistem moneter internasional. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat

kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana

suatu mata uang diitukarkan dengan mata uang lain.(Shapiro, 1992). Sistem keuangan

internasional dari sejarahnya telah mengalami begitu banyak perkembangan dan

transpormasi dari masa ke masa. Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan

ekonomi dan politik domestik serta internasional pada masing-masing masa.

Jika dalam skala domestik atau nasional problema ketidakseimbangan pembayaran

antar daerah dapat disesuaikan melaui pergerakan modal ataupun kebijakan fiskal dan

moneter, dalam skala internasional akan sedikit lebih rumit. Pembayaran yang tidak

seimbang antar negara dapat diselesaikan melalui financing, perubahan kebijakan domestik

2017 2 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

untuk menggeser pola perdagangan dan investasi, melalui kontrol devisa untuk melakukan

penjatahan pasokan devisa, atau dengan cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah

sesuai situasi dan kondisi. Sehingga yang terpenting dalam sistem moneter internasional

adalah tersedianya alat atau cara untuk menyesuaikan ketidakseimbangan pembayaran

internasional.

II. Sistem Moneter Internasional

2.1 Sistem Standar Emas (1876-1913)

Sistem standar emas internasional muncul mulai tahun 1870 di Inggris. Pemerintah

Inggris menetapkan nilai pounsterling dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi di

Inggris serta perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19 menambah

kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat dengan ditemukannya

tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-kejadian tersebut sistem

standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh banyak negara semenjak 1970

hingga perang dunia pertama.

Perdagangan yang semakin meningkat membuat kebutuhan sistem pertukaran yang

lebih formal menjadi semakin terasa. Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar

mata uang negara berdasarkan emas. Pemerintah atau Negara yang bersangkutan harus

menjaga persediaan emas yang cukup untuk menjamin jual-beli emas. Jika pemerintah

negara lain juga menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan, maka kurs antar dua mata

uang bisa ditentukan. Nilai emas terhadap barang lain tidak banyak berubah dalam jangka

panjang, stabilitas nilai uang dan kurs mata uang tidak banyak berfluktuasi dalam jangka

panjang.

Standar emas berbeda dengan mata uang fiat (fiat money). Dalam mata uang fiat, nilai

mata uang ditentukan berdasarkan kepercayaan terhadap kemauan pemerintah menjaga

integritas menjag mata uang tersebut. Seringkali kepercayaan tersebut disalahgunakan.

Pemerintah kadang tergoda menerbitan uang baru, karena biaya produksi penerbitan

tersebut adalah 0 rupiah. Dengan menggunakan standar emas, nilai mata uang didasarkan

pada emas. Pemerintah tidak bisa seenaknya menambah jumlah uang yang beredar ,

karena suplai uang dibatasi oleh suplai emas.

Dengan proses tersebut kurs mata uang bisa terjaga selama negara-negara di dunia

memakai emas sebagai standar mata uangnya. Inflasi yang berkepanjangan tidak akan

terjadi di dalam situasi semacam itu.

2017 3 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

Dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta depresi dunia (1931-1934) negara-

negara di Eropa dilanda inflasi serta ketidaksetabilan politik. Sistem moneter Internasional

menjadi kacau. Kekacauan ini menimbulkan kurang kepercayaan dunia terhadap

pounsterling yang masih dikaikan dengan emas. Ponsterling makin lama makin lemah

posisinya. Kelemahan ini ditambah keharusan Inggris untuk memberi bantuan kepada

Jerman. Pada tahun 1931 Inggris menanggalkan standar emas dan pounsterlling jatuh

nilainya, diikuti oleh dolar Amerika.

2.2 Periode Perang Dunia (1914-1994)

Perang dunia I mengakhiri standar emas klasik. Periode antara kedua perang dunia

secara umum ditandai oleh kekacauan perdagangan dan keuangan internasional.

Terjadinya fluktuasi kurs sejak akhir perang sampai tahun 1925 (kecuali di Amerika Serikat,

yang kembali ke standar emas dalam tahun 1919). Mulai tahun 1925, suatu usaha dilakukan

untuk menetapkan kembali standar emas, akan tetapi runtuh tahun 1991 pada waktu

Depresi Besar. Kemudian disusul dengan periode persaingan Devaluasi, ketika negara-

negara mencoba untuk  mengekspor pengangguran mereka (kebijakan mengemis tetangga

mereka). Tarif, kuota dan pengawasan nilai tukar juga meluas, dengan akibat volume

perdagangan dunia berkurang hampir setengahnya. Kecenderungan devlasioner dapat

diatasi sepenuhnya suaktu negara-negara dipersenjatai kembali untuk perang dunia II.

2..3 Periode Kurs Tetap

Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua

negara menetapkan nilai tukar mata uangnya melaui emas, tetapi tidak diharuskan

memenuhi konverbilitas mata uang mereka dalam emas. Negara anggota diminta menjaga

kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dan bersedia menjaga kurs tersebut. IMF

membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.

Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi dipertahankan.

Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberpa minggu dalam bulan Maret 1973.

Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang

ditentukan oleh kekuatan pasar.

2.2.4 Post Bretton Woods

Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi moneter Internasional, yang

dikenal dengan The Bretton Woods Conference, yang dihadiri oleh 44 negara. Konferensi

tersebut bertujuan untuk menyusun rencana pembuatan sistem moneter. Dua tahun setelah

konferensi tersebut, didirikan IMF dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem tersebut. .

2017 4 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

III PERAN BANK INDONESIA DAN STABILITAS KEUANGAN

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank

Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan

(perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas

moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas

keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki

dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas

keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan

merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan

sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.

Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem

keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang

mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank

Indonesia.

Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem

keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga

stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen

dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui

instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu

menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan

stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan

moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat

mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan

stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation

targeting framework.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan

yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu

dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain,

sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu,

2017 5 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu

perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan

kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui

kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law

enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang

menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu,

upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan

stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk

menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah

menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran

sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam

sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan

mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko

yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat

sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi

risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan

menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem

RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan

kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia

memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem

pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses

informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara

macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan

mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem

keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator

macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan

tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil

langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui

fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran

2017 6 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari

terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan

likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang

menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat

sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami

kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya

moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus

diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

KERANGKA STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Dalam kapasitasnya menjaga stabilitas sistem keuangan, tidak seluruh cakupan dalam sistem

keuangan berada dalam wewenang Bank Indonesia. Di sisi lain, sebagai sebuah sistem,

stabilitas keuangan harus dilakukan secara utuh. Oleh karena itu, dalam menjaga stabilitas

sistem keuangan secara menyeluruh diperlukan kerangka kerjasama dengan lembaga terkait

yaitu pemerintah dan otoritas jasa keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

duplikasi dan gesekan kepentingan dari masing-masing lembaga terkait. Gambaran umum

kerangka stabilitas sistem keuangan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Misi dan Tujuan

Penetapan misi dan tujuan dimaksudkan untuk memberikan landasan yang jelas bagi lembaga

yang memonitor stabilitas sistem keuangan. Di banyak negara, misi untuk menjaga stabilitas

keuangan dilakukan oleh bank sentral (misal: Inggris, Australia, Korea dan Malaysia). Di

Indonesia sendiri, tugas ini sudah termasuk dalam tugas pokok Bank Indonesia, yaitu

mencapai dan memelihara stabilitas Rupiah melalui stabilitas moneter dan didukung oleh

stabilitas keuangan. Jadi dalam prakteknya, fungsi untuk menjaga stabilitas moneter tidak

dapat terlepas dari fungsi menjaga stabilitas sistem keuangan.

Strategi

Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan diperlukan strategi monitoring stabilitas sistem

keuangan dan solusi bila terjadi krisis. Strategi tersebut mencakup koordinasi dan kerjasama,

pemantauan, pencegahan krisis dan manajemen krisis.

2017 7 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

1. Koordinasi dan kerjasama

Upaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, selain dilakukan oleh Bank

Indonesia juga oleh instansi terkait lainnya. Jadi berbagai instrumen dalam stabilitas

sistem keuangan, tidak hanya ditentukan oleh bank sentral, tetapi juga oleh otoritas

lainnya. Untuk pengelolaan informasi dan efektivitas kebijakan dalam stabilisasi

sistem keuangan, maka perlu adanya koordinasi antara lembaga tersebut. Hal ini

dimaksudkan agar setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas yang terlibat dalam

stabilitas sistem keuangan, dapat terhindar dari pertentangan dan dampak negatif.

Pengalaman di negara lain menunjukkan bahwa koordinasi sulit terjadi apabila fungsi

pengawasan & pengaturan perbankan dipisahkan dari bank sentral. Namun jika

pemisahan terpaksa harus dilakukan, maka koordinasi dapat dilakukan melalui

pembentukan Forum Stabilitas Sistem Keuangan yang beranggotakan bank sentral

(Bank Indonesia), otoritas pengawas sistem keuangan, dan pemerintah yang didukung

oleh kekuatan hukum.

2. Pemantauan

Pemantauan terhadap stabilitas keuangan penting dilakukan untuk mampu mengukur

tekanan risiko yang akan timbul, khususnya gangguan yang bersifat sistemik atau

dapat menciptakan krisis. Melalui deteksi dini ini, pencegahan terjadinya instabilitas

keuangan yang mematikan perekonomian dapat dilakukan melalui kebijakan bank

sentral maupun pemerintah. Pemantauan stabilitas keuangan merupakan tugas bank

sentral yang merupakan satu kesatuan dalam menjaga stabilitas keuangan. Ada dua

indikator utama yang menjadi target pemantauan, yakni indikator microprudential dan

indikator makroekonomi. Kedua indikator tersebut saling melengkapi sebagai aksi

dan reaksi dalam sistem keuangan dan ekonomi. Pemantauan indikator

microprudential dilakukan terhadap kondisi mikro institusi keuangan dalam sistem

keuangan. Melalui pemantauan ini dapat diketahui potensi risiko likuiditas, risiko

pasar, risiko kredit dan rentabilitas institusi keuangan, yang dimaksudkan untuk

mengukur ketahanan sistem keuangan. Pemantauan indikator makroekonomi juga

perlu dilakukan terhadap kondisi makroekonomi domestik maupun internasional yang

berdampak signifikan terhadap stabilitas keuangan. Berdasarkan hasil pemantauan

tersebut, selanjutnya dilakukan analisis guna memprediksi kondisi stabilitas sistem

keuangan.

2017 8 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

Indikator Pengukuran Stabilitas Sistem Keuangan

Indikator microprudential (Agregat) Indikator makroekonomi

Kecukupan modal Pertumbuhan ekonomi

§ Rasio modal agregat § Tingkat pertumbuhan agregat

Kualitas Aset § Sektor ekonomi yang jatuh

- Bagi Kreditur BOP

§ Konsentrasi kredit secara sektoral § Defisit neraca berjalan

§ Pinjaman dalam mata uang asing § Kecukupan cadangan devisa

§ Pinjaman terhadap pihak terkait, kredit macet (NPL)

dan pencadangannya

§ Pinjaman luar negeri (termasuk

struktur jangka waktu)

- Bagi Debitur § Term of trade

§ DER (rasio hutang thd modal), laba perusahaan§ Komposisi dan jangka waktu aliran

modal

Manajemen Sistem Keuangan yang Sehat Inflasi

§ Pertumbuhan jumlah lembaga keuangan, dan lain-lain § Volatilitas inflasi

Pendapatan dan Keuntungan Suku Bunga dan Nilai Tukar

§ ROA, ROE, dan rasio beban terhadap pendapatan § Volatilitas suku bunga dan nilai tukar

Likuiditas § Tingkat suku bunga domestik

§ Kredit bank sentral kpd Lemb.Keu, LDR, struktur jangka

waktu aset dan kewajiban

§ Stabilitas nilai tukar yang

berkelanjutan

Sensitivitas terhadap risiko pasar § Jaminan nilai tukar

§ Risiko nilai tukar, suku bunga dan harga saham Efek menular

2017 9 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

2.3 Sistem Penetapan Kurs

Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok:

A. Free Float (Mengambang Bebas)

Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas tergantung

kekuatan pasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs, misal inflasi, pertumbuhan

ekonomi, inflasi akan digunakan oleh pasar dalam mengevaluasi kurs mata uang negara

yang bersangkutan. Jika variable tersebut berubah, atau penghargaan terhadap variable

tersebut berubah, kurs mata uang akan berubah. Sistem mengambang bebas juga disebut

sebagai clean float.

B. Float yang dikelola(Managed Float)

Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian kurs cukup

tinggi. Sistem float yang dikelola, yang sering disebut juga sebagai dirty float, dilakukan

melalui campur tangan Bank Sentral yang cukup aktif.

Bank Sentral kemudian akan melakukan intervensi jika kurs yang terjadi di luar

batasan yang telah ditetapkan. Beberapa bentuk intervensi:

2017 10 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

a)      Menstabilkan fluktuasi harian. Bank Sentral melakukan cara ini dengan tujuan menjaga

stabilasisasi kurs agar perubahan atau pergerakan kurs tetap teratur.

b)      Menunda kurs (leaning against the wind). Melalui cara ini bank sentral melakukan

intervensi dengan tujuan mencegah atau mengurangi fluktuasi jangka pendek yang cukup

tajam, yang diakibatkan oleh kejadian yang sifatnya sementara.

c)      Kurs tetap secara tidak resmi (unofficial pegging). Melalui cara ini Bank Sentral melawan

kekuatan pasar dengan menetapkan (secara resmi) kurs mata uangnya.

2.3.3 Perjanjian zona target tertentu

Melalui perjanjian ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan kurs mata uangnya

secara bersama dalam wilayah kurs tertentu. Jika kurs melewati batas atas atau batas

bawah, Bank Sentral negara yang bersangkutan akan melakukan intervensi.

2.3.4 Dikaitkan dengan mata uang lain

Sekitar 62 negara dari 162 negara anggota IMF mengkaitkan nilai mata uangnya

terhadap mata uang lainnya. Sebagian mengkaitkan nilai mata uangnya terhadap mata

uang negara tetangga.

2.3.5 Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain

Sekitar 21 negara mengkaitkan mata uangnya terhadap kelompok mata uang lainnya.

Basket, kelompok, atau portofolio mata uang tersebut biasanya terdiri dari mata uang

partner dagang yang penting. 19 negara mengkaitkan nilai mata uangnya terhadap

portofolio yang mereka buat sendiri.

2.3.6 Dikaitkan dengan indikator tertentu

Dua negara, Chili dan Nikaragua, mengkaitkan mata uangnya terhadap indikator

tertentu, seperti kurs riil efektif, kurs yang telah memasukkan inflasi terhadap partner dagang

mereka yang penting.

2.3.7 Sistem kurs tetap

Di bawah sistem kurs tetap, pemerintah atau Bank Sentral menetapkan kurs secara

resmi. Kemudian Bank Sentral akan selalu melakukan intervensi secara aktif untuk

2017 11 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

menjaga kurs yang telah ditetapkan tersebut.

Jika kurs resmi dirasakan sudah tidak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi negara

tersebut, devaluasi atau revaluasi dilakukan. Cara yang bisa dilakukan selain devaluasi

adalah :

pinjaman asing

pengetatan

pengendalian harga dan upah

pembatasan aliran modal keluar

2.4 Cara Melakukan Transaksi Internasional

Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat pagangan

dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut:

a.       pembayaran dengan surat wesel dagang (Commercial Bill of Exchange atau Commercial

draft atau Trade Bill)

Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik

surat wesel atas importir sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya pengirimannya.

Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen-dokumen berupa:

- faktur (invoice),

- konosemen atau surat muatan (bill of lading),

- daftar isi barang (packing list),

- surat keterangan asal barang (certificate of origin),

- surat keterangan pabean,

- surat asuransi (insurence).

Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas

pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang

sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan

menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo.

b.      Kompensasi pribadi

kompensasi pribadi adalah adalahcara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian

utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut

tinggal.

2017 12 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah

tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.

c.       Pembayaran tunai

Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang dilakukan dengan

menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan

atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh

eksportir. Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar.

d.      Pembayaran dengan letter of kredit

Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas

permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang mengakseptir

(menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.

Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:

- L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa langsung membayar

sesuai dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk

- Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan

barang terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya

dibayar kemudian.

- Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal

secara cepat dan tidak dipakai untuk barang konsumsi.

- Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada

Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran

sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum mengapalkan

barang-barang ekspor.

- Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan

tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah

penunjukan dokumen.

e.       Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)

2017 13 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai transaksi

perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa

adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah

barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai

dengan penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor

melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.

f.       Pembayaran dengan Konsinyasi (Consign 4311`ment)

Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual

seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada orang yang telah dikenal

dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan barang titipan untuk jangka waktu

tertentu dan pembayaran dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya

menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse

untuk penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank

sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery

instruction kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.

2.5 Fenomena Aktual Ekonomi internasional

Fenomena yang terjadi saat ini khususnya di kawasan asean adalah penyatuan

mata uang di antara Negara asean, atau pencanangan mata uang tunggal. Hal tersebut

di lakukan kerena mengingat adanya keberhasilan kawasan ekonomi eropa

memberlakukan kebijakan mata uang bersama.Dari sisi ekonomi jika sekelompok negara

ternyata memiliki mata uang yang berkorelasi sangat erat, maka secara implisit kelompok

negara tersebut dapat menggabungkan mata uangnya.

Dengan kata lain negara tersebut dapat melepaskan kekuasaan moneternya

dan memberikan kepada suatu badan supra nasional (dalam wadah ekonomi

bersama).Salah satu contoh yang paling sukses dari proses penggabungan ini adalah

keberadaan European Monetary Union, (EMU) dan mata uang tunggal dengan European

Central Bank (ECB) sebagai bank sentralnya. Namun demikian proses kearah

penggabungan moneter sebenarnya telah berlangsung cukup lama. Treaty Of Rome

(1957) dapat dikatakan titik tolak yang meletakkan dasar atau fase yang harus ditempuh

dalam rangka pembentukan komunitas ekonomi Eopa.Salah satu studi penting yang

melakukan penelitian terhadap kesiapan prasyarat optimum current area atau OCA di

ASEAN dan perbandingan versus Uni Eropa dilakukan oleh Bayoumi dan Mauro. Mereka

2017 14 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

berpendapat bahwa negara-negara ASEAN telah mencapai level yang sama dengan Uni

Eropa sebelum traktat Maastricth 1991 pada beberapa aspek.

Aspek tersebut adalah:

1.      Perdagangan intra wilayah (yang diukur oleh share perdagangan internal

terhadap GDP).

2.      Komposisi perdagangan berdasarkan type produk. Dengan berlangsungnya

transisi ekonomi, negara-negara di wilayah ini (kecuali Singapura) memiliki tendensi

sebagai Negara manufaktur.

3.      Pola goncangan ekonomi. Meskipun dampak goncangan adalah lebih besar di

ASEAN tetapi kecepatan pemulihan lebih tinggi di wilayah ini. Dengan demikian dapat

dikatakan hasil bersih dari pola goncangan ekonomi semacam ini adalah cenderung

netral.

Namun demikian mereka juga menemukan beberapa faktor yang dianggap dapat

mengurangi daya tarik penyatuan moneter bagi wilayah ASEAN. Faktor-faktor ini adalah :

a)      Diversifikasi budaya dan system politik di ASEAN cenderung lebih tinggi

dibandingkan Uni Eropa

b)      Diversifikasi perdagangan yang signifikan.

2.6 Faktor penghambat non ekonomi penerapan Mata uang tunggal di asean

2.6.1 Heterogenitas kultur masyarakat di kawasan asean

Masyarakat asean terdiri dari berbagai etnis, ras, budaya, bahasa, serta adat istiadat

yang berbeda-beda antar berbagai Negara, bahkan dalam satu lingkup negara pun masih

terdapat heterogenitas masyarakat di dalahnya, seperti yang terjadi di indonesia. Hal

tersebut menjadi salah satu penghambat penerapan mata uang tunggal di kawasan asean,

dari hal tersebut kemngkinan akan terjadi permasalahan di dalamnya, diantaranya konflik-

konflik kerena latarbalakang yang berbeda-beda.

2.6.2 Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di kawasan asean

Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di kawasan asean terutama

yang terdapat di Negara-negara seperti indonesia, Timor leste, dan Negara lain yang masih

tergolong Negara berkembang menjadi salah satu penghambat dari peneapan mata uang

2017 15 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

tunggal di kawasan asean. Karna faktor pendidikan sangat domonan dalam melakukan

transformasi-transformasi di sebuah kawasan atau Negara.

2.6.3 Kondisi dan letak geografis kawasan asean

Kondisi serta letak geografis Negara-negara di kawasan asean yang terdiri dari ribuan

pulau yang masing-masing di pisahkan oleh laut, menjadikan arus mobilitas, baik dari segi

ekonomi maupun social agak terganggu. Karena keberhasilan arus mobolitas sebuah

kawasan faktor yang utama di dukung oleh akses lalulintas ekonomi yang baik, serta mudah

di jangkau.hal tersebut menjadi salah stu masalah dalam memberlakukan penerapan mata

uang tunggal asean.

2.6.4 Kondisi keamanan yang belum setabil

Konflik-konflik yang terjadi di kawasan asean baik konflik horizontal.vertikal, maupun

diagonal yang terjadi di dalam Suatu Negara atau sengketa antar Negara belum dapat di

minimalisir secara optimal oleh pemerintah masing-masing Negara di kawasan asean,

Daftar Pustaka

1. Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta, 1982.

2. Suroso, P.C., Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, Gramedia, Jakarta, 1994.

3. Djojohdikusumo, Soemitro, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, LP3ES, Jakarta, 1993.

4. Sjahrir, “Kemiskinan, Keadilan dan Kebersamaan”, Makalah pada Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Ke-13, Medan, 1996.

5. Sutjipto, E. “Suatu Ikhtisar Lembar Pengajaran Wawasan Nusantara”, dalam Bunga Rampai Wawasan Nusantara I, LEMHANAS, 1981.

6. Santoso, Budi, “Dinamika dan Pertumbuhan Ekonomi rakyat dalam Perspektif Strategi Pembangunan”, dalam Daya Saing Perekonomian Indonesia Menyongsong Era Pasar Bebas, Diterbitkan dalam rangka Dies Natalis Universitas Trisakti ke-31, Media Ekonomi Publising (MEP),…..

7. Tambunan, Tulus T.H., Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia, 1996.

8. Kartili, J.A., Prof. Dr., Sumber Daya Alam, untuk pembangunan nasional, Ghalia Indonesia, Jakarta 1983.

2017 16 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: 1. Pendahuluan · Web viewCara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional. c. Pembayaran

2017 17 Perekonomian Indonesia

PusatBahan Ajar dan eLearningAbdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id