20
MAKALAH AUDITING II PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS Disusun oleh: Kelompok 7 Eka Wulandari Novrita Anggani Tiara Puspadewi Vinda Erryana Dosen Pengajar: Edy S,SE,Msi,Akt Tahun Akademik 2013/2014

1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

MAKALAH AUDITING II

PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS

Disusun oleh:

Kelompok 7

Eka Wulandari

Novrita Anggani

Tiara Puspadewi

Vinda Erryana

Dosen Pengajar: Edy S,SE,Msi,Akt

Tahun Akademik 2013/2014Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Sultan Agung

Page 2: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata

kuliah “AUDITING II” yang berjudul “PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP

KAS” di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

            Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh

dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis

telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan oleh karenanya penulis dengan

rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna

penyempurnaan makalah ini.

            Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pembaca.

Semarang, Maret 2014

Penulis

BAB I

2

Page 3: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

PENDAHULUAN

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas),pos wesel,certified check,

cashiers’ check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di bank yang

pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang

dicantumkan di neraca terdiri dari dua unsure berikut ini :

1. Kas di tangan perusahaan yang terdiri dari :

a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang tunai,pos wesel,

certified check, cashiers’ check, cek pribadi, dan bank draft.

b. Saldo dana kas kecil yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang

dana kas kecil.

2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.

Umumnya pengendalian intern yang diterapkan oleh klien terhadap kas sangat

ketat, karena jenis aktiva ini mudah sekali digelapkan, dan merupakan jenis aktiva

yang umumnya menjadi incaran penyelewengan.

BAB II

3

Page 4: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN KAS DI

NERACA

1. Kas yang disajikan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada

tanggal tersebut dan saldo rekening giro bank, yang pengembaliannya tidak

dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.

2. Kas dalam bentuk valuta asing jika dicantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang

berlaku pada tanggal neraca.

3. Unsur-unsur berikut harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika

Jumlahnya material :

a. Tabungan di bank.

b. Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang, atau dana lain yang tidak

digunakan untuk keperluan modal kerja

c. Saldo di bank minimun yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian

penarikan kredit.

d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan

kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat seger diubah ke dalam mata uang

rupiah karena batasan-batasan.

e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.

2.2 TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS

  Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan kas.

Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo kas yang

dicantumkan di neraca dan mutasinya selama tahun yang diaudit, ia harus

memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang

mendukung informasi saldo dan mutasi kas tersebut.

Untuk itu auditor melakukan :

- Rekonsiliasi antara saldo kas yang dicantumkan di neraca dengan akun kas

yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal pengeluaran

kas dan jurnal penerimaan kas

  Membuktikan asersi keberadaan kas dan asersi keterjadian transaksi yang

berkaitan dengan kas dicantumkan di neraca.

4

Page 5: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

Untuk membuktikan asersi keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang

bersangkutan dengan kas tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian subtantif

berikut ini :

1. Pengujian analitik.

2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

3. Penghitungan terhadap kas di tangan pada tanggal neraca.

4. Rekonsiliasi catatan kas dengan rekening koran bank (bank statement).

5. Konfirmasi kas di bank.

  Membuktikan asersi kelengkapan kas yang dicantumkan di neraca.

Untuk membuktikan bahwa kas yang dicantumkan di neraca mencakup semua kas

klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan

penerimaan dan pengeluran kas dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan

pengujian subtantif berikut ini :

1. Pengujian analitik.

2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

3. Penghitungan terhadap kas yang ada di tangan.

4. Rekonsiliasi catatan kas dengan rekening koran bank (bank statement).

5. Konfirmasi kas di bank.

  Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di

neraca.

Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :

1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

2. Penghitungan kas di tangan pada tanggal neraca.

3. Konfirmasi kas di bank.

  Membuktikan asersi penilaian kas yang dicantumkan di neraca.

5

Page 6: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

Untuk membuktikan kewajaran penentuan jumlah kas yang dicantumkan di neraca,

auditor melakukan pengujian substantive berikut ini :

1. Prosedur audit awal.

2. Pengujian analitik.

3. Pemeriksaan pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

4. Penghitungan kas di tangan pada tanggal neraca.

5. Konfirmasi kas di bank.

  Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan kas di neraca.

Pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan kas di

neraca :

- Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan

terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank dan membandingkan

penyajian dan pengungkapan kas di neraca yang diaudit dengan prinsip

akuntansi beterima umum.

2.3 PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP KAS

1. Prosedur Audit Awal

Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi kas yang dicantumkan di neraca

dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.Rekonsiliasi ini perlu dilakukan

agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi kas yang dicantumkan di

neraca didukung dengan catatan akuntansi yang handal.

Oleh karena itu auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam

melakukan rekonsiliasi informasi kas di neraca dengan catatan akuntansi yang

bersangkutan :

1. Mengusut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang

bersangkutan di dalam buku besar.

Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo kas yang tercantum di neraca

didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran

mekanisme pencatatannya,maka saldo kas yang dicantumkan di neraca diusut

ke akun buku besar berikut ini :

Kas : Merupakan rekening giro di bank

6

Page 7: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

Kas dalam perjalanan : Merupakan penerimaan kas yang pada tangga;

pembuatan laporan keuangan belum disetor ke bank.

Dana Kas Kecil : Beupa sisa uang tunai yang berada di tangan

pemegang dana kas kecil.

2. Menghitung Kembali saldo akun Kas di dalam buku besar

Saldo awal

Ditambah dengan jumlah pendebitan

Dikurangi deangan jumlah pengkreditan akun

Kas dalam buku besar :

SA + Jumlah Pendebitan Akun – Jumlah Pengkreditan Akun

3. Mengusut Saldo Awal Akun ke Kertas Kerja Tahun yang Lalu

Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi

yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun lalu, sehingga auditor dapat

mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi

koreksi yang diajukan oleh auditor.

4. Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber

posting dalam akun kas.

Ketidakberesan transaksi dalam penerimaan dan pengeluaran kas dapat

ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun

sumber posting dalam akun kas.

5. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke dalam jurnal

penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.

Hal ini dilakukan untuk memeproleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan

pengurangan kas berasal dari jurnal.

2. Prosedur Analitik

Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis

klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.

1. Perhitungan rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengann kas.

Contoh : Ratio Kas dengan Aktiva Lancar

Fomula -> Saldo Piutang Usaha + Aktiva Lancar

7

Page 8: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

1. Auditor membandingkan saldo kas yang tercantum di neraca dengan saldo kas

yang tercantum di neraca dengan saldo kas akhir tahun lalu. Pembandingan ini

membantu auditor untuk :

mengungkap peristiwa atau transaksi yang tidak biasa.

Perubahan Akuntansi

Perubahan Usaha

Fluktuasi Acak

Salah Saji

2. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

Verifikasi Pisah Batas (Cutoff)

Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien

menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam tahun yang diperiksa

dibanding dengan tahun sebelumnya. Tanggal manapun yang dipakai sebagai

tanggal pisah batas hendaknya perusahaan menggunakan secara konsisten.

Dalam pengujian terhadap transaksi rinci,auditor melaksanakan verifikasi pisah

batas transaksi kas dengan berbagai prosedur audit berikut ini :

1. Membuat rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan

saldo kas menurut catatan.

Hal ini dilakukan auditor untuk membuktikan ketelitian catatan kas klien dan

membuktikan kas status setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar yang

tercantum di dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal

neraca.

2. Mengusut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal

neraca ke dalam cutoff bank statement.

Prosedur ini dilaksanakan auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa setoran

dalam perjalananyang tercantum di dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh

klien pada tanggal neraca benar-benar telah disetorkan ke bank,sehingga

termasuk dalam penerimaan kas dalam tahun yang diperiksa.

8

Page 9: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

3. Memeriksa tanggal yang tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal

neraca.

Prosedur ini dilakukan auditor untuk memperoleh keyakinan mengenai

konsistensi pemakaian tanggal pisah dalam pencatatan transaksi pengeluaran

kas.

4. Memeriksa adanya cek kosong yang tercantum dalam cutoff bank

statement.

Ditujukan untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terdapat cek kosong

dalam setoran tersebut,sehingga saldo kas yang ada di tangan klien tidak

terpengaruh jumlahnya.

5. Memeriksa semua cek di dalam cutoff bank statement mengenai

kemungkinan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar

pada tanggal neraca.

Jika terdapat cek yang tercantum di dalam daftar cek yang beredar pada

tanggal neraca, namun tidak dijumpai oleh auditor di dalam daftar cek yang

diuangkan ke bank di dalam cutoff bank statement, auditor harus meminta

informasi mengenai kemungkinan hilangnya cek tersebut.

Disamping itu, dalam pengujian terhadap transaksi rinci, auditor melaksanakan

prosedur :

1. Membuat daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah

tanggal neraca untuk menemukan adanya check kitting.

Check Kitting dilakukan untuk menutupi pemakaian kas perusahaan dengan

cara melakukan transfer rekening dari bank satu ke rekening bank yang

dananya digelapkan pada saat bank-bank menyiapkan pembuatan rekening

koran bank.

Contoh Daftar Transfer Antar Bank :

PT. ABC

Daftar Transfer Antar Bank

31 Desember 20X1

Dari/Ke-

Tanggal Transfer

No.Cek Per Cek Per Buku Per Bank

Bank A – Bank B 6675890 26 Des 20X1 26 Des 20X1 26 Des 20X1

Bank C – Bank D 7789876 27 Des 20X1 27 Des 20X1 28 Des 20X1

9

Page 10: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

2. Membuat dan melakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank empat

kolom.

Contoh rekonsiliasi Bank Empat Kolom

3. Memeriksa Adanya Kemungkinan Penggelapan Kas dengan Cara

Lapping Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas.

Lapping dapat terjadi jika penyimpanan kas merangkap fungsi sebagai

pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Lapping dilakukan oleh

karyawan dengan cara tidak mencatat penerimaan kas dari debitur tertentu dan

memasukkan uang yang diterima tersebut ke dalam sakunya sendiri. Untuk

menutupi kecurangan tersebut ,penerimaan kas berikutnya yang diterima dari

debitur lain digunakan untuk menutupi kecurangannya dengan mengkredit

akan piutang debitur yang pertama. Begitu seterusnya, lapping dilakukan

dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas agar uang yang diterima

perusahaan dapat digunakan untuk kepentingan pribadi karyawan tersebut.

10

Page 11: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

3. Pengujian Terhadap Akun Rinci

Jika auditor tidak dapat datang di perusahaan klien pada tanggal neraca,

perhitungan kas dapat dilakukan oleh auditor tersebut pada tanggal tertentu setelah

tanggal neraca (misalnya tanggal 25 Februari 20X2), dan kemudian membuktikan

eksistensi kas di tangan klien pada tanggal neraca dengan cara menarik mundur

dengan work –back procedure.

Work-back procedure untuk Menentukan Eksistensi Kas pada Tangal Neraca :

Saldo kas pd tgl neraca penghitungan kas (ex:25 Feb 20X2) xx

Ditambah :

Pengeluaran kas tanggal 1 Januari s.d 25 Februari 20X2 xx

Dikurangi :

Penerimaan kas tanggal 1 Januari s.d 25 Februari 20X2 (xx)

Saldo kas di tangan perusahaan tanggal 31 Desember 20X1 xx

Dalam pengujian terhadap akun rinci ,auditor menempuh prosedur audit berikut

ini:

1. Menghitung Kas yang ada di tangan klien.

Dalam perhitungan kas , auditor harus memperhatikan hal berikut ini :

Penghitungan kas harus dilakukan oleh auditor di muka pejabat yang

bertanggung jawab atas penyimpanan kas (kasir atau pemegang dana kas

kecil)

Hasil penghitungan kas harus dicatat di dalam Berita Acara Penghitungan

Kas yang harus segera ditandatangani oleh pejabat yang bertanggung

jawab atas penyimpanan kassebagai tanda :

1. Disetujui olehnya mengenai jumlah kas seperti hasil penghitungan kas

yang dilakukan oleh auditor.

2. Penerimaan kembali jumlah kas yang dihitung sesuai dengan yang

tercantum di dalam berita acara tersebut.

Unsur-unsur yang tidak dimasukkan dalam unsure kas pada saat

penghitungan kas adalah :

Cek Mundur

Perangko dan Materai

Kas Bon

11

Page 12: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

2. Melakukan rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank

yang bersangkutan.

Untuk membuktikan eksistensi saldo kas klien disimpan di bank, auditor

menempuh prosedur audit :

a. Membuat atau meminta klien untuk membuat rekonsiliasi bank pada

tanggal neraca.

b. Mengirim konfirmasi saldo kas di bank pada tanggal neraca.

Prosedur audit yang harus ditempuh oleh auditor jika meminta rekonsiliasi

bank dari kliennya:

1. Membandingkan saldo awal dan akhir kas menurut catatan klien yang

tercantum di dalam rekonsiliasi bank dengan saldo awal dan akhir yang

tercantum di dalam akun Kas.

2. Membandingkan saldo awal dan akhir kas menurut bank yang tercantum

di dalam rekonsiliasi bank dengan saldo awal dan akhir yang tercantum

di dalam rekening koran bank (bank statement).

3. Membandingkan setoran kas ke bank menurut jurnal penerimaan kas

dengan penerimaan setoran oleh bank di dalam rekeningkoran untuk

membuktikan ketelitian pencantuman setoran dalam perjalanan (deposit in

transit) yang tercantum dalam rekonsiliasi bank.

4. Membandingkan cek yang dikeluarkan oleh klien menurut jurnal

pengeluaran kas dengan cek yang telah dibayar oleh bank di dalam

rekening koran bank untuk membuktikan ketelitian pencantuman jumlah

cek yang beredar (outstanding check) yang tercantum dalam rekonsiliasi

bank.

5. Mengusut biaya administrasi bank yang tercantum di dalam rekonsiliasi

bank ke di dalam rekening koran bank yang bersangkutan,

3. Melakukan konfirmasi saldo kas di Bank.

Informasi yang dimintakan konfirmasi dari bank meliputi :

a. Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca

b. Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta tanggal

jatuh tempo, bunga dan jenis jaminan yang bersangkutan dengan utang

tersebut.

12

Page 13: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

c. Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien, karena

klien menanggung utang yang ditarik oleh pihak lain atau

mendiskontokan wesel tagih.

d. Batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.

Verifikasi Penyajian Kas di Neraca

Dalam memverifikasi penyajian dan pengungkapan kas di neraca, auditor

membandingkan penyajian kas di neraca dengan prinsip akuntansi berterima

umum.

Informasi ini diperoleh auditor dengan cara :

Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan

terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank

Melakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan

kas klien

13

Page 14: 1. PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS.docx

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan

makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca

pada umumnya.

14