737
1 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Kota Semarang Tahun 2014 dan agar pelaksanaannya dapat terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan serta guna memberi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2014, maka perlu ditetapkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas, maka perlu dibentuk Peraturan Walikota Semarang tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

1 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2013

  • Upload
    lecong

  • View
    379

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

    NOMOR 17 TAHUN 2013

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KOTA SEMARANG TAHUN 2014

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA SEMARANG,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan

    Kota Semarang Tahun 2014 dan agar pelaksanaannya dapat terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan serta guna memberi pedoman dalam

    penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2014, maka perlu ditetapkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun

    2014;

    b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas,

    maka perlu dibentuk Peraturan Walikota Semarang tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

    Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

    Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  • 2

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );

    5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

    Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

    6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4725);

    10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4739);

    11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4389);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);

  • 3

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-

    Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang

    dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

    Nomor 89);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

    Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan

    Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4585);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 82) ;

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;

    18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

    Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4817);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

    21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;

  • 4

    22. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 91);

    23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

    tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

    Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39

    Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

    Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

    26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014;

    27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

    28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 21);

    29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi

    Jawa Tengah Tahun 2014 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 25)

    30. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007

    tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota

    Semarang Nomor 13);

  • 5

    31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan

    Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);

    32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun

    2011Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);

    33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2021(Lembaran Daerah Kota

    Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);

    34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2013

    tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 1);

    35. Peraturan Walikota Semarang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 1);

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014.

    Pasal 1

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014 merupakan dokumen Perencanaan Tahunan yang berisi penjabaran visi, misi

    dan kebijakan Walikota Semarang yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Dokumen Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

  • 6

    Pasal 2

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014 disusun dengan Sistematika sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    BAB VI PENUTUP

    Pasal 3

    Isi beserta uraian Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

    Pasal 4

    Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.

    Ditetapkan di Semarang pada tanggal 21 Mei 2013

    Plt. WALIKOTA SEMARANG

    WAKIL WALIKOTA

    ttd

    HENDRAR PRIHADI

    Diundangkan di Semarang

    pada tanggal 21 Mei 2013

    SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG

    ttd

    ADI TRI HANANTO

    BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013 NOMOR 17

  • 7

    LAMPIRAN

    PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 TENTANG

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2014

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KOTA SEMARANG TAHUN 2014

    PEMERINTAH KOTA SEMARANG

    TAHUN 2013

  • PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2013

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KOTA SEMARANG TAHUN 2014

    PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013

  • i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------- i

    DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------- iii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------ I.1

    1.2 Dasar Hukum Penyusunan ---------------------------------------------- I.2

    1.3 Hubungan Antar Dokumen ---------------------------------------------- I.3

    1.4 Sistematika Dokumen Rancangan RKPD ------------------------------ I.4

    1.5 Maksud dan Tujuan ------------------------------------------------------ I.5

    BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ----------------------------------- II.1

    2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi -------------------------------- II.1

    2.1.1.1 Aspek Geografis -------------------------------------- II.1

    2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ------------------ II.5

    2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana --------------------------- II.9

    2.1.1.4 Demografi --------------------------------------------- II.10

    2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ---------------------------- II.11

    2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.11

    2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ------------------------ II.12

    2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ----------------- II.14

    2.1.3 Aspek Pelayanan Umum --------------------------------------- II.14

    2.1.3.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib ------------------- II.14

    2.1.3.2 Fokus Pelayanan Urusan Pilihan ----------------- II.22

    2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ------------------------------------- II.23

    2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ------------ II.23

    2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur ---------- II.24

    2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi --------------------------- II.26

    2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia --------------------- II.27

    2.2 Evaluasi Pelaksanaan RKPD 2012 Kota Semarang --------------- II.27

    2.2.1 Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang

    Tahun 2012 --------------------------------------------------- II.27

    2.2.2 Capaian Prestasi Fisik Pelaksanaan Pembangunan Tahun

    2012 ---------------------------------------------------------- II.30

    2.2.3 Capaian Kinerja Program Masing-masing Urusan -------- II.32

    2.3 Permasalahan Pelaksanaan RKPD 2012 Kota Semarang -------- II.79

    2.4 Permasalahan Pembangunan Daerah ------------------------------- II.80

    2.4.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

    Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah -------------- II.80

    2.4.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

    Pemerintahan Daerah ----------------------------------------- II.88

    BAB III. KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

    DAERAH

    3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ------------------------------------- III.1

    3.1.1 Kondisi Makro Perekonomian Daerah ----------------------- III.1

    3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daearh ----------------------------------- III.3

    3.2.1 Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan

    Daerah RKPD Tahun 2012 . III.3

    3.2.2 Neraca Daerah -------------------------------------------------- III.7

    3.2.3 Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2014 -------- III.11

  • ii

    3.2.4 Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah ------------------ III.14

    3.2.5 Pengeluaran Derah --------------------------------------------- III.16

    BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan --------------------------------- IV.1

    4.2 Prioritas Pembangunan ------------------------------------------------ IV.12

    4.2.1 Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan tahun

    2014 yang Dimunculkan . IV.12

    BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    5.1 Program/ Kegiatan Prioritas Daerah --------------------------------- V.1

    5.2 Rencana Kerja Tahun 2014 ------------------------------------------- V.3

    BAB VI. PENUTUP

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Semarang II.1

    Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Semarang diperinci per Kecamatan

    Tahun 2012

    II.10

    Tabel 2.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan th 2011-2012 II.23

    Tabel 2.4 Besarnya Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pada Masing-

    masing Urusan

    II.28

    Tabel 2.5 Besarnya Anggaran, Realisasi Penyerapan (SPJ) dan

    Presentase Penyerapan Belanja Langsung Th. 2012

    II.29

    Tabel 2.6 Perbandingan Prosentase Realisasi Keuangan dengan

    Realisasi Fisik

    II.30

    Tabel 2.7 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pendidikan II.32

    Tabel 2.8 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kesehatan II.35

    Tabel 2.9 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pekerjaan Umum

    II.39

    Tabel 2.10 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Perumahan II.41

    Tabel 2.11 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Penataan Ruang

    II.42

    Tabel 2.12 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Perencanaan Pembangunan

    II.43

    Tabel 2.13 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Perhubungan

    II.44

    Tabel 2.14 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Lingkungan Hidup

    II.47

    Tabel 2.15 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pertanahan II.48

    Tabel 2.16 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

    II.49

    Tabel 2.17 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    II.50

    Tabel 2.18 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

    II. 51

    Tabel 2.19 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Sosial II.52

    Tabel 2.20 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Ketenagakerjaan

    II.54

    Tabel 2.21 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Koperasi dan UKM

    II.56

    Tabel 2.22 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Penanaman Modal

    II.56

    Tabel 2.23 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kebudayaan

    II.57

  • iv

    Tabel 2.24 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pemuda Dan Olahraga

    II.58

    Tabel 2.25 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kesbangpol Dalam Negeri

    II.60

    Tabel 2.26 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepagawaian dan Persandian

    II.61

    Tabel 2.27 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Ketahanan Pangan

    II.66

    Tabel 2.28 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat

    II.67

    Tabel 2.29 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Statistik II.71

    Tabel 2.30 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kearsipan II.71

    Tabel 2.31 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Komunikasi dan Informatika

    II.72

    Tabel 2.32 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Perpustakaan

    II.73

    Tabel 2.33 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pertanian II.75

    Tabel 2.34 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kehutanan II.76

    Tabel 2.35 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan ESDM II.77

    Tabel 2.36 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Pariwisata II.77

    Tabel 2.37 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Kelautan dan Perikanan

    II.78

    Tabel 2.38 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Perdagangan

    II.78

    Tabel 2.39 Capaian Indikator Kinerja Program pada Urusan Perindustrian

    II.79

    Tabel 2.40 Permasalahan Tahun 2014 Terkait dengan RPJMD II.80

    Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Semarang Th.

    2010-2012

    III.1

    Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Semarang Th

    2011-2014

    III.2

    Tabel 3.3 Evaluasi Kapasitas Keuangan Daerah

    Tahun 2012 Kota Semarang

    III.4

    Tabel 3.4 Proyeksi Kapasitas Keuangan DaerahRPJMD Kota Semarang Tahun 2011-2015

    III.5

    Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang

    III.6

    Tabel 3.6 Realisasi Belanja Daerah Kota Semarang

    III.7

    Tabel 3.7 Rata-rata Pertumbuhan Neraca DaerahKota Semarang Tahun 2010, 2011 dan proyeksi 2012 - 2013

    III.8

  • v

    Tabel 3.8 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kota SemarangTahun 2011 dan proyeksi 2012-2013

    III.11

    Tabel 3.9 Prosentase Sumber Pendapatan DaerahKota Semarang 2011 s/d 2013

    III.11

    Tabel 3.10 Prosentase Pertumbuhan Pendapatan DaerahKota Semarang 2011 s/d 2013

    III.12

    Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan DaerahKota Semarang Tahun 2014

    III.13

    Tabel 3.12 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota SemarangTahun 2011 2013 dan Proyeksi 2014

    III.14

    Tabel 3.13 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKota Semarang Tahun 2014

    III.15

    Tabel 3.14 Perhitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Yang Mengikat RKPD Kota Semarang Tahun 2014

    III.18

    Tabel 3.15 Penggunaan Pembiayaan Pembangunan Tahun 2014 III.19

    Tabel 4.1 Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    serta kesesuaian dengan Sapta Program

    IV.4

    Tabel 4.2 Keselarasan Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD

    2010-2015 dengan Program Prioritas Pembangunan Daerah

    dalam RKPD

    IV.17

    Tabel 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun 2014

    IV.21

    Tabel 5.1 Rekapitulasi Pagu/Indikatif Rencana Program/Kegiatan

    Tahun 2014 Berdasarkan Urusan Kewenangan

    Pemerintahan serta SKPD Kewenangan

    V.3

    Tabel 5.2 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014

    Urusan Pendidikan

    V.5

    Tabel 5.3 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kesehatan

    V.27

    Tabel 5.4 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pekerjaan Umum

    V.51

    Tabel 5.5 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Perumahan

    V.86

    Tabel 5.6 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Penataan Ruang

    V.107

    Tabel 5.7 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Perencanaan Pembangunan

    V.116

    Tabel 5.8 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Perhubungan

    V.125

    Tabel 5.9 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Lingkungan Hidup

    V.136

    Tabel 5.10 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pertanahan

    V.155

    Tabel 5.11 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil

    V.156

  • vi

    Tabel 5.12 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    V.161

    Tabel 5.13 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

    V.165

    Tabel 5.14 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Sosial

    V.166

    Tabel 5.15 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Ketenagakerjaan

    V.190

    Tabel 5.16 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

    V.192

    Tabel 5.17 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Penanaman Modal Daerah

    V.202

    Tabel 5.18 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kebudayaan

    V.208

    Tabel 5.19 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pemuda dan Olahraga

    V.214

    Tabel 5.20 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

    V.218

    Tabel 5.21 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm. Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian

    V.235

    Tabel 5.22 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Ketahanan Pangan

    V.360

    Tabel 5.23 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

    V.364

    Tabel 5.24 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Statistik

    V.519

    Tabel 5.25 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kearsipan

    V.520

    Tabel 5.26 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Komunikasi dan Informatika

    V.521

    Tabel 5.27 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Perpustakaan

    V.523

    Tabel 5.28 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pertanian

    V.528

    Tabel 5.29 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kehutanan

    V.534

    Tabel 5.30 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

    V.535

    Tabel 5.31 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Pariwisata

    V.536

    Tabel 5.32 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Kelautan dan Perikanan

    V.538

    Tabel 5.33 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Perdagangan

    V.544

    Tabel 5.34 Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan Tahun 2014 Urusan Perindustrian

    V.552

    Tabel 5.35 Usulan Bantuan Pembangunan Kota Semarang Tahun 2014 V.557

    Tabel 5.36 Usulan Kegiatan Sektoral Kota Semarang Tahun 2014 V.567

    Tabel 5.37 Usulan Kegiatan UKPPD Kota Semarang Tahun 2014 V.572

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 I.1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana

    Pembangunan Tahunan Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan

    yang diamanatkan oleh UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (berikut

    perubahannya, terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008). RKPD merupakan penjabaran

    dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1

    (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan

    daerah, rencana kerja serta anggaran/pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung

    oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

    masyarakat, yang selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). UU No. 32 Tahun 2004 memberikan ruang

    yang cukup dan membawa perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi menjadi

    desentralisasi kepada Pemerintah Daerah untuk lebih mengoptimalkan kondisi

    kewilayahan, Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA) dan potensi

    sumber pendapatan yang ada dalam menyusun perencanaan pembangunannya.

    Proses penyusunan RKPD Kota Semarang berdasarkan pada proses penjaringan

    aspirasi yang diformulasikan melalui mekanisme forum Musyawarah Perencanaan

    Pembangunan (Musrenbang) yang dimulai dari rembug warga, Musrenbang Kelurahan,

    Musrenbang Kecamatan serta memperhatikan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan

    Kota Semarang pada tahun sebelumnya yang selanjutnya disinergikan dengan Prioritas

    Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat, sesuai dengan

    amanat UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 2 bahwasanya Kabupaten/Kota merupakan bagian

    dari Provinsi yang mempunyai wewenang, keuangan, pelayanan umum pemanfaatan

    sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Di samping itu, UU No. 17 Tahun 2003

    tentang Keuangan Negara juga mengamanatkan bahwa RKPD merupakan pedoman dalam

    penyusunan RAPBD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara sehingga

    RKPD sebagai dokumen perencanaan operasional tahunan menjadi pedoman dalam

    penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

    (PPAS) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

    Sebagai dokumen resmi daerah, RKPD Kota Semarang Tahun 2014 mempunyai

    kedudukan yang strategis untuk menjembatani antara perencanaan strategis jangka

    menengah (RPJMD) Kota Semarang dengan perencanaan dan penganggaran Tahunan,

    baik dalam bentuk KUA-PPAS maupun RAPBD Kota Semarang Tahun 2014. RKPD Kota

    Semarang Tahun 2014 berfungsi sebagai penjabaran RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-

    2015, khususnya pelaksanaan tahun keempat dalam rencana operasional yang memuat

    Arah Kebijakan Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah, Prioritas dan Sasaran

    Pembangunan Daerah, serta Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah. Sedangkan

    fungsi pokok RKPD adalah sebagai berikut: (i) sebagai acuan bagi seluruh pelaku

    pembangunan, karena memuat seluruh kebijakan publik; (ii) pedoman dalam

    penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah 1 (satu) tahun;

    dan (iii) menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah

    Daerah.

    Sejalan dengan proses penyusunan perencanaan pada tingkat Nasional dan Provinsi,

    Kota Semarang telah melakukan langkah yang sama dalam penentuan prioritas

    pembangunan daerah tahunan yang disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:

    1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran

    pembangunan sesuai tema pembangunan;

    2. Memiliki sasaran-sasaran dan indikator kinerja yang terukur sehingga langsung

    dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 I.2

    3. Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;

    4. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakannya;

    5. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu 1 (satu)

    Tahun.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penyusunan RKPD menjadi

    dokumen yang sangat penting dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan

    pembangunan tahunan. RKPD Kota Semarang Tahun 2014 merumuskan program dan

    kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberi hasil yang optimal

    dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada

    serta membuat kesinambungan pembangunan.

    RKPD Kota Semarang Tahun 2014 ini dibuat sebagai rujukan program dan kegiatan,

    melalui sebuah proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan program dan

    kegiatan (prioritas) untuk mencapai tujuan yang dikehendaki pada Tahun 2014,

    berdasarkan pada RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015.

    1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

    Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota

    Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah

    Istimewa Yogyakarta;

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

    dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor

    3851);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4286);

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4355 );

    5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan

    Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

    6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4438);

    9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4725);

    10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

    Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 I.3

    11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

    undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah

    Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di

    Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri,

    Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat

    II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

    penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan

    Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

    82) ;

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;

    18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

    Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4815);

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4817);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5272);

    21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional Tahun 2010 2014;

    22. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun

    2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 91);

    23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

    Daerah;

    24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

    Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

    Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450), sebagaimana

    telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39

    Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

    Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber

    dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

    Tahun 2012 Nomor 540);

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 I.4

    26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun

    2014;

    27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran

    Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran

    Daerah Nomor 9);

    28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013

    (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran

    Daerah Nomor 21);

    29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

    Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 (Berita Daerah Provinsi

    Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 25)

    30. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara

    Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota

    Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor

    13);

    31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025

    (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran

    Daerah Kota Semarang Nomor 43);

    32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun

    2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor 12, Tambahan

    Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);

    33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2021(Lembaran Daerah Kota Semarang

    Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);

    34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kota

    Semarang Tahun 2012 Nomor 1);

    35. Peraturan Walikota Semarang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah

    Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 1);.

    1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

    Penyusunan dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2014 tidak dapat berdiri sendiri

    tanpa memperhatikan program kegiatan yang terdapat di dalam dokumen-dokumen

    perencanaan pembangunan daerah lainnya. Dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2014

    berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

    Semarang Tahun 2010-2015 merujuk pada perencanaan tahun keempat dengan tetap

    memperhatikan faktor-faktor lainnya, seperti: (i) hasil penjaringan aspirasi masyarakat

    melalui forum Musrenbang; (ii) evaluasi pembangunan pada Tahun sebelumnya; serta (iii)

    memperhatikan juga kebijakan Kepala Daerah; dan (iv) pokok-pokok pikiran DPRD yang

    akan direncanakan di Tahun 2014.

    Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional, penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2014 juga memperhatikan Rencana

    Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 dan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 yang

    terkait dengan sumber pendanaan program dan kegiatan yang berasal dari Pemerintah

    Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. RKPD Kota Semarang Tahun 2014

    dipergunakan sebagai pedoman oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

    lingkungan Pemerintah Kota Semarang dalam menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 I.5

    SKPD) Tahun 2014, serta sebagai dasar penyusunan KUA-PPAS Kota Semarang Tahun

    2014.

    Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2014 memperhatikan beberapa unsur

    pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaran-sasaran dan prioritas

    untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan

    digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya;

    dan (v) SKPD pelaksananya.

    Mengacu pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah (berikut perubahannya, terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun

    2011), maka rencana kerja dan pendanaan RKPD Kota Semarang Tahun 2014 disusun

    berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah beserta program dan kegiatan

    yang menyertainya dengan mengacu, menyesuaikan dan mendasarkan diri pada Visi dan

    Misi, Gambaran Kondisi Umum Daerah, serta Isu dan Masalah Kota Semarang Tahun

    2014.

    1.4. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD

    Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD Kota Semarang 2014 adalah sebagai

    berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    1.4. Sistematika Dokumen RKPD

    1.5. Maksud dan Tujuan

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

    2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Berjalan dan

    Realisasi RPJMD

    2.2.1. Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun

    2012

    2.2.2. Capaian Prestasi Fisik Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012

    2.2.3. Capaian Kinerja Program Masing-masing Urusan

    2.3. Permasalahan Pelaksanaan RKPD 2012 Kota Semarang

    2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

    2.4.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan

    Sasaran Pembangunan Daerah

    2.4.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

    Pemerintahan Daerah

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

    KEUANGAN DAERAH

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    3.1.1. Kondisi Makro Perekonomian Daerah

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    3.2.1. Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah

    RKPD Tahun 2012

    3.2.2. Neraca Daerah

    3.2.3. Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2014

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 I.6

    3.2.4. Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah

    3.2.5. Pengeluaran Derah

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014

    4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    4.2. Prioritas Pembangunan

    4.2.1. Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan Tahun 2014 yang

    Dimunculkan

    BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    5.1 Program/Kegiatan Prioritas Daerah

    5.2 Rencana Kerja Tahun 2014

    BAB VI PENUTUP

    1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

    Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2014 dimaksudkan sebagai upaya

    memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana pembangunan tahunan daerah

    untuk Tahun 2014, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku

    kepentingan (stakeholders) pembangunan Kota Semarang dalam pelaksanaan

    pembangunan daerah Tahun 2014. RKPD Kota Semarang Tahun 2014 merupakan

    penjabaran RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 yang memuat kebijakan dan

    strategi untuk mendukung terwujudnya Visi Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan

    dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera. Tema RKPD Kota Semarang

    2014 adalah Pemantapan Pencapaian Sapta Program.

    Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2014 juga dimaksudkan untuk

    memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan

    pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang

    dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2014. Selain itu juga dimaksudkan

    untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta

    pengawasan pembangunan Kota Semarang.

    Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2014

    adalah sebagai berikut:

    1. Diperolehnya suatu rencana pembangunan tahunan yang sesuai dengan

    kebutuhan daerah dan perkembangan yang terjadi di daerah, dengan melihat

    sumber daya yang ada.

    2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang Tahun 2014; dan

    3. Tersedianya acuan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kota

    Semarang Tahun 2014 dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

    Kota Semarang Tahun 2014 serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (RAPBD) Tahun 2014.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.1

    BAB II

    EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

    CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kondisi umum daerah Kota Semarang dapat dilihat dari 3 (tiga) Aspek pencapaian

    sebagai ukuran keberhasilan penyelenggaran pemerintah daerah. Ketiga aspek tersbeut

    yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing

    daerah. Gambaran kondisi masing-masing aspek pencapaian pada tahun 2012 adalah

    sebagai berikut :

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Analisis pada aspek geografi di Kota Semarang perlu dilakukan untuk

    memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi

    pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan

    gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi

    dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di

    Kota Semarang.

    2.1.1.1. Aspek Geografis

    Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas dan batas

    wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi, hidrologi,

    klimatologi dan penggunaan lahan di Kota Semarang.

    a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

    Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15%

    dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat

    adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan

    dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan

    panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Secara administrasi Kota Semarang

    terbagi atas 16 Kecamatan, secara rinci luas masing-masing kecamatan adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1

    Luas Wilayah Kota Semarang

    No Kecamatan Jml

    Kelurahan

    Luas

    (km2)

    1 Mijen 14 57,55

    2 Gunungpati 16 54,11

    3 Banyumanik 11 25,69

    4 Gajahmungkur 8 9,07

    5 Semarang Selatan 10 5,93

    6 Candisari 7 6,54

    7 Tembalang 12 44,20

    8 Pedurungan 12 20,72

    9 Genuk 13 27,39

    10 Gayamsari 7 6,18

    11 Semarang Timur 10 7,70

    12 Semarang Utara 9 10,97

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.2

    No Kecamatan Jml

    Kelurahan

    Luas

    (km2)

    13 Semarang Tengah 15 6,14

    14 Semarang Barat 16 21,74

    15 Tugu 7 31,78

    16 Ngaliyan 10 37,99

    TOTAL 177 373,70

    Sumber: Semarang Dalam Angka 2011, BPS Kota Semarang

    b. Letak dan Kondisi Geografis

    Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau

    Jawa yang terletak antara garis 60 50 70 10 Lintang Selatan dan garis 1090 35 1100

    50 Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur

    lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah

    yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor

    Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang

    dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten

    Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal.

    Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan

    terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan

    jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional

    Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah

    pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai

    pusat wilayah nasional bagian tengah.

    c. Topografi

    Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah

    dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya

    berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran

    dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan

    kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis

    kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari,

    Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan

    Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang

    Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng

    III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan

    Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian

    wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (>

    50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan

    sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali

    Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.

    Pemanfaatan lahan lebih banyak digunakan untuk jalan, permukiman atau

    perumahan, bangunan, halaman, kawasan industri, tambak, empang dan persawahan.

    Kota Bawah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, perindustrian,

    pendidikan dan kebudayaan, angkutan atau transportasi dan perikanan. Berbeda

    dengan daerah perbukitan atau Kota Atas yang struktur geologinya sebagian besar

    terdiri dari batuan beku. Wilayah Kota Semarang berada pada ketinggian antara 0

    sampai dengan 348,00 meter dpl (di atas permukaan air laut). Secara topografi terdiri

    atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki wilayah yang

    disebut sebagai kota bawah dan kota atas. Pada daerah perbukitan mempunyai

    ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh

    dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen, dan Gunungpati, dan di dataran rendah

    mempunyai ketinggian 0,75 mdpl. Kota bawah merupakan pantai dan dataran rendah

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.3

    yang memiliki kemiringan antara 0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan

    merupakan daerah dataran tinggi dengan kemiringan bervariasi antara 5%-40%.

    Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu

    kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah

    dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya

    berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian antara

    0,75 348,00 mdpl.

    d. Geologi

    Kondisi Geologi Kota Semarang berdasarkan struktur geologinya terdiri atas tiga

    bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah patahan tanah

    bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang

    diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada

    daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan patahan Kali Garang, yang membujur

    arah utara sampai selatan, di sepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit

    Gombel. Daerah patahan lainnya adalah Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya,

    dengan arah patahan melintas dari utara ke selatan.

    Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis

    tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam. Jenis Tanah di

    Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan,

    asosiasi alluvial kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan

    Komplek Regosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25% wilayah Kota Semarang

    memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30% lainnya

    memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah Kota

    Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu dan alluvial coklat kelabu

    dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh luas Kota Semarang. Sisanya

    merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan grumosol kelabu tua.

    e. Hidrologi

    Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai - sungai

    yang mengalir di Kota Semarang antara lain Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali

    Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain

    sebagainya. Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya

    memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto,

    bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang sebagai sungai utama

    pembentuk kota bawah yang mengalir membelah lembah-lembah Gunung Ungaran

    mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang cukup deras. Setelah diadakan

    pengukuran debit Kali Garang mempunyai debit 53,0 % dari debit total dan kali Kreo

    34,7 % selanjutnya Kali Kripik 12,3 %. Oleh karena Kali Garang memberikan airnya

    yang cukup dominan bagi Kota Semarang, maka langkah-langkah untuk menjaga

    kelestariannya juga terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum warga

    Kota Semarang.

    Air Tanah Bebas ini merupakan air tanah yang terdapat pada lapisan pembawa air

    (aquifer) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air tanah bebas ini

    sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Penduduk Kota

    Semarang yang berada di dataran rendah, banyak memanfaatkan air tanah ini dengan

    membuat sumur-sumur gali (dangkal) dengan kedalaman rata-rata 3 - 18 m.

    Sedangkan untuk peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali

    pada musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20 - 40 m.

    Air Tanah Tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan pembawa

    air yang berada diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir tetap debitnya

    disamping kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih. Debit air ini sedikit

    sekali dipengaruhi oleh musim dan keadaan di sekelilingnya. Untuk daerah Semarang

    bawah lapisan aquifer di dapat dari endapan alluvial dan delta sungai Garang.

    Kedalaman lapisan aquifer ini berkisar antara 50 - 90 meter, terletak di ujung Timur

    laut Kota dan pada mulut sungai Garang lama yang terletak di pertemuan antara

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.4

    lembah sungai Garang dengan dataran pantai. Kelompok aquifer delta Garang ini

    disebut pula kelompok aquifer utama karena merupakan sumber air tanah yang

    potensial dan bersifat tawar. Untuk daerah Semarang yang berbatasan dengan kaki

    perbukitan air tanah artois ini terletak pada endapan pasir dan konglomerat formasi

    damar yang mulai diketemukan pada kedalaman antara 50 - 90 m. Pada daerah

    perbukitan kondisi artosis masih mungkin ditemukan, karena adanya formasi damar

    yang permeable dan sering mengandung sisipan-sisipan batuan lanau atau batu

    lempung.

    f. Klimatologi

    Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia,

    mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan muson

    timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW)

    menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat periode

    ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan mendung. Lebih

    dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga Oktober

    angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau, karena

    membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan,

    kelembaban lebih rendah, dan jarang mendung.

    Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang

    tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini menunjukkan

    curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang mengikuti pola angin

    muson SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun

    Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 C pada September ke 24,6 C pada

    bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 C ke 32,9 C.

    Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan

    September ke maksimum 83% pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata

    di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus

    sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan

    rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46%

    pada bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus.

    g. Penggunaan Lahan

    Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah, lahan

    non sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan sawah terdiri dari irigasi teknis (198

    Km2), setengah teknis (530 Km2), irigasi sederhana/irigasi desa/non PU (45 Km2), tadah

    hujan (2,031 Km2), dan yang tidak diusahakan (267 Km2). Penggunaan lahan sawah

    dan lahan non sawah meliputi lahan pekarangan (38%), ladang (21%), tegalan (14%),

    lainnya (11%), perkebunan (5%), tambak dan kayu-kayuan (4%), padang rumput (2%),

    tidak diusahakan (1%). Sedangkan lahan kering meliputi pekarangan dan bangunan

    (42%), padang gembala (5%), tambak/rawa, tegalan dan kebun (27%), tambak/kolam,

    lainnya/tanah kering (26%).

    Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota

    Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pola

    pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang ditetapkan dengan

    fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya

    alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya yakni kawasan yang ditetapkan

    dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber

    daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

    2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

    Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang

    memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,

    pertanian, pariwasata dan industry dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana

    tata ruang wilayah.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.5

    a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa

    Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi

    pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa pelayanan.

    Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan

    Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala regional dan

    nasional.

    Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian wilayah

    Kota (BWK) terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi kepadatan dan

    beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan dan

    jasa adalah sebagai berikut:

    1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala regional,

    nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan, Tawang dan

    Siliwangi;

    2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan jasa

    dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan jasa dengan

    perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar Johar

    merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di pusat kota,

    selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota Semarang. Kawasan

    perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah Pasar Agro yang

    direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk memasarkan produk-

    produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan daerah-daerah yang ada di

    sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan regional,

    sehingga diperlukan dukungan jalan sekurang-kurang kolektor sekunder.

    3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah kota

    sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan memperhatikan daya

    dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanannya;

    4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat

    berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang-

    kurangnya jalan lokal sekunder.

    5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan

    sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor

    perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang sejenis lainnya;

    6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan terpadu,

    pelaksana pembangunan/ pengembang wajib menyediakan prasarana

    lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial

    dengan dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan

    dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah;

    7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan kebutuhan

    luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia,

    kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju

    lokasi.

    b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

    Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini harus

    diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang. Hal ini bertujuan

    untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik antar kegiatan kawasan,

    antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan ekonomi tidak terjadi.

    Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan jasa adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

    dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD) Peterongan

    Tawang Siliwangi;

    2. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan Peterongan Tawang Siliwangi

    bertujuan untuk mendukung terwujudnya kawasan Peterongan Tawang

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.6

    Siliwangi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/

    nasional/ internasional;

    3. Pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di kawasan

    Peterongan Tawang Siliwangi tetap mempertahankan Kampung Heritage

    sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;

    4. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara vertikal

    dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.

    c. Rencana Kawasan Pendidikan

    Dalam hal pendidikan, Kota Semarang diharapkan dapat berperan sebagai pusat

    pendidikan khususnya pendidikan tinggi di wilayah Jawa Tengah. Mempertimbangkan

    hal tersebut, maka rencana pengembangan kawasan pendidikan tinggi di Kota

    Semarang dilakukan sebagai berikut :

    1. Mengarahkan pengembangan pendidikan tinggi/akademi dengan skala regional

    nasional yang berada di kawasan Tembalang, Pedurungan, Sekaran, dan Mijen.

    Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi skala pelayanan regional/ nasional

    perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung yang

    memadai.

    2. Kawasan Pendidikan Bendan perlu ada pembatasan pengembangan karena

    kondisi fisiknya yang rawan bencana alam dan kegiatan pendidikannya yang

    kurang berkembang. Kawasan ini akan dialihkan sebagai kawasan jasa pelayanan

    untuk penginapan, rapat, pertemuan, seminar, dan sebagainya.

    3. Pembangunan fasilitas pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di pusat kota

    diarahkan pada lokasi atau kawasan atau ruas jalan yang memadai serta tidak

    menimbulkan gangguan pada lingkungan.

    4. Pembangunan fasilitas pendidikan ditepi ruas jalan utama harus

    mempertimbangkan kelancaran pergerakan pada ruas jalan tersebut.

    5. Untuk pendidikan dasar dan menengah diarahkan sebagai fasilitas pelayanan

    lokal, jadi fasilitas ini akan dikembangkan disetiap BWK sebagai bagian dari

    fasilitas lingkungan dan bagian wilayah kota.

    d. Rencana Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran

    Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan

    ruangnya untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat,

    regional Provinsi, maupun Pemerintah kota. Rencana kawasan pemerintahan dan

    perkantoran dalam RTRW Kota Semarang ini adalah :

    1. Kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi

    Kawasan perkantoran utama Pemerintah Provinsi direncanakan berada di Jalan

    Pahlawan dan Jalan Madukoro. Lokasi pengembangan kantor Pemerintah Provinsi

    dapat dilakukan dilokasi lain dengan tetap mempertimbangkan kemudahan

    jangkauan pelayanan bagi pengguna dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah.

    2. Kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang

    Kawasan Pemerintah Kota Semarang direncanakan di Jalan Pemuda dan Jalan

    Soekarno-Hatta (di dekat kawasan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah). Kawasan

    perkantoran yang ada di Jalan Pemuda direncanakan untuk Kantor Walikota dan

    DPRD Kota Semarang, kawasan ini sekaligus berfungsi sebagai balaikota.

    Sedangkan kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang yang ada di Jalan

    Soekarno-Hatta diperuntukkan untuk pelayanan pemerintahan.

    3. Kawasan Perkantoran Swasta

    Kawasan perkantoran menengah dan besar diarahkan pada kawasan

    perdagangan dan jasa, sedangkan kawasan perkantoran kecil lokasinya dapat di

    kawasan permukiman dengan memperhatikan akses pelayanan.

    e. Rencana Kawasan Industri

    Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya

    untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan pergudangan. Dalam

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.7

    RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan industri lebih dibatasi, hal

    ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih mengedepankan pengembangan

    sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai penopang utama perekonomian kota.

    Kawasan industri direncanakan di BWK III (Kawasan industri dan pergudangan

    Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X (Kawasan Industri Tugu dan Mijen). Kegiatan

    industri diprioritaskan untuk pengembangan industri modern dengan kadar polusi

    rendah.

    Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut:

    1. Kawasan Industri Genuk

    2. Kawasan Industri Tugu

    3. Kawasan Industri Candi

    4. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas

    5. Kawasan Industri Mijen

    6. Kawasan Industri Pedurungan

    f. Rencana Kawasan Olah Raga

    Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan olahraga, maka selain

    lapangan olahraga yang resmi dan dikelola oleh Pemerintah, diperlukan areal terbuka,

    yang dapat difungsikan sebagai lapangan olah raga yang ada di lingkungan

    masyarakat. Lapangan olah raga yang ada di Kota Semarang antara lain stadion

    olahraga GOR Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur yang berskala regional/nasional,

    stadion yang berskala kota Stadion Citarum dan Stadion Diponegoro.

    g. Rencana Kawasan Wisata / Rekreasi

    Kawasan Wisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya

    untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, fasilitas

    rekreasi Kota Semarang direncanakan meliputi:

    1. Wisata bahari/pantai ditetapkan pada BWK III (Kawasan Marina) dan BWK X

    (direncanakan di kawasan pantai di Kecamatan Tugu) dimana pembangunannya

    harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistem di wilayah

    pantai/pesisir;

    2. Wisata satwa berada pada di BWK X, yaitu di Kawasan Kebun Binatang yang

    ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan lingkungan alam di dalamnya;

    3. Wisata pertanian (agrowisata) berada pada BWK VI (Kecamatan tembalang), BWK

    VIII (Kecamatan Gunungpati), dan BWK IX (Kecamatan Mijen) juga berfungsi

    sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian perkotaan dan budidaya

    pertanian.

    4. Lokasi yang ditetapkan dan rencana pengembangan kawasan wisata Religi dan

    Religi:

    BWK III : Kawasan Gereja Blenduk dan Kuil Sam Po Kong

    BWK V : Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah

    BWK VII : Kawasan Vihara Watugong

    5. Wisata alam dan cagar budaya

    BWK I : Kampung Pecinan dan Kampung Melayu

    BWK III : Museum Ronggowarsito, kawasan Maerokoco, kawasan Kota Lama

    Semarang

    BWK VII : Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo

    BWK VIII : Gua Kreo, Waduk Jatibarang, Lembah Sungai Garang.

    BWK X : Taman lele

    6. Wisata belanja dikembangkan di Kawasan Johar, Simpang Lima dan koridor Jalan

    Pandanaran.

    7. Wisata Mainan Anak berada di Kecamatan Candisari , WaterPark (BWK IX dan

    BWK III)

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.8

    Pengembangan kawasan wisata ini direncanakan untuk dapat mendukung fungsi

    kotaSemarang sebagai Kawasan Perkotaan dengan skala regional/ nasional/

    internasional.

    h. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman

    Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang pemanfaatannya

    untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai tempat tinggal atau

    lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

    Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun oleh penduduk sendiri

    dibangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan dibangun oleh pemerintah.

    i. Rencana Kawasan Pemakaman Umum

    Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dalam rangka peningkatan

    pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan tempat pemakaman umum

    di KotaSemarang. Kawasan Tempat Pemakaman Umum dapat menjadi bagian dari

    Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya dilakukan sebagai berikut :

    1. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan

    makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan

    didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;

    2. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum skala kota berada di Bergota yang

    termasuk di BWK I dan Pemakaman di Kecamatan Gayamsari yang termasuk di

    BWK V;

    3. Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan

    dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan

    optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan

    kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya;

    4. Untuk mendukung penyediaan tempat pemakaman umum setiap perusahaan

    pembangunan perumahan yang melaksanakan pembangunan perumahan,

    diwajibkan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 2% (dua persen) dari

    keseluruhan luas lahan;

    5. Penyediaan tempat pemakaman umum dapat dilakukan dengan penyediaan lahan

    pemakaman di sekitar lokasi pembangunan atau berpartisipasi dengan

    menyerahkan uang yang akan digunakan untuk pengembangan makam Kepada

    Pemerintah Kota Semarang senilai harga tanah seluas 2% (dua persen) dari

    keseluruhan luas lahan.

    j. Rencana Kawasan Khusus

    Kawasan Khusus, merupakan kawasan dengan kondisi dan karakteristik yang

    bersifat khusus karena jenis kegiatan yang diwadahi memiliki kondisi dan perlakuan

    tertentu. Dalam Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, kawasan yang ditetapkan

    sebagai kawasan khusus adalah kawasan militer dan kawasan pelabuhan.

    Kawasan militer berada di BWK III (Kawasan Bandara Militer A Yani) dan BWK VII

    (Kawasan Kodam). Kawasan Pelabuhan berada di wilayah BWK III yaitu di Kawasan

    Pelabuhan Laut Tanjung Emas. Pelaksanaan pembangunan di kawasan khusus harus

    tetap memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya.

    k. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

    Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah adalah ruang terbuka di bagian wilayah

    perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH), berupa

    lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan

    tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.

    2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana

    Kota Semarang dengan karakteristik wilayah tersebut berpotensi terhadap

    terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana banjir, rob dan tanah longsor. Bila

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.9

    ditelaah lebih jauh, ketiga macam bencana di Semarang ini saling terkait, dengan

    sebab baik karena kondisi awal alamnya maupun karena dampak pembangunan.

    Banjir sering terjadi di sekitar aliran sungai dan di bagian utara kota yang

    morfologinya berupa dataran pantai. Kawasan potensi bencana banjir secara umum

    diklasifikasikan menjadi:

    a. Kawasan Pesisir/ Pantai

    Merupakan salah satu kawasan rawan banjir karena kawasan tersebut

    merupakan dataran rendah dimana ketinggian muka tanahnya lebih rendah atau

    sama dengan ketinggian muka air laut pasang rata-rata (Mean Sea Level, MSL),

    dan menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai. Di samping itu, kawasan

    pesisir/pantai dapat menerima dampak dari gelombang pasang yang tinggi,

    sebagai akibat dari badai angin topan atau gempa yang menyebabkan tsunami.

    b. Kawasan Dataran Banjir (Flood Plain Area)

    Adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang kemiringan

    muka tanahnya sangat landai dan relatif datar. Aliran air dari kawasan tersebut

    menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan potensi banjir menjadi lebih

    besar, baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal. Kawasan ini

    umumnya terbentuk dari endapan sedimen yang sangat subur, dan terdapat di

    bagian hilir sungai. Seringkali kawasan ini merupakan daerah pengembangan

    kota, seperti permukiman, pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan

    lain sebagainya.

    Kawasan ini bila dilalui oleh sungai yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS)

    cukup besar, seperti Kali Garang/ Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur di

    Kota Semarang, memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar juga, karena

    debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai tersebut. Potensi

    bencana banjir akan lebih besar lagi apabila terjadi hujan cukup besar di daerah

    hulu dan hujan lokal di daerah tersebut, disertai pasang air laut.

    c. Kawasan Sempadan Sungai

    Merupakan daerah rawan bencana banjir yang disebabkan pola pemanfaatan

    ruang budidaya untuk hunian dan kegiatan tertentu.

    d. Kawasan Cekungan

    Merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di daerah dataran rendah

    maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah rawan bencana banjir.

    Pengelolaan bantaran sungai harus benar-benar dibudidayakan secara optimal,

    sehingga bencana dan masalah banjir dapat dihindarkan.

    Potensi banjir di Kota Semarang sebagian besar berada di daerah pesisir/pantai

    dan daerah sempadan sungai, berdasarkan aspek penyebabnya, jenis banjir yang

    ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: banjir limpasan

    sungai/banjir kiriman; banjir lokal; dan banjir pasang (rob).

    Banjir pasang (rob) terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi daripada

    ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi pada kawasan di

    sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal, yaitu eksploitasi air

    tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen (yang terdiri dari batuan

    muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan di atasnya serta pengaruh

    gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat dilihat adanya luasan genangan

    rob yang semakin besar.

    Selain banjir, bencana yang berkaitan dengan musim hujan adalah longsor. Kota

    Semarang pada beberapa wilayah menunjukkan potensi bencana longsor yang

    mengancam masyarakat yang juga perlu mendapatkan perhatian.

    Perubahan iklim global berpengaruh terhadap kondisi iklim di Kota Semarang,

    musim kemarau menjadi lebih panjang daripada musim hujan sehingga

    menyebabkan kekeringan di daerah dengan cadangan air tanah yang minimum.

    Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan terdapat di Semarang atas.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.10

    Berdasarkan data yang ada pada Buku Rencana Aksi Nasional 2010-2014, potensi

    bencana yang ada di Kota Semarang adalah banjir, kekeringan, longsor,

    kebakaran hutan, erosi, kebakaran gedung dan permukiman dan risiko cuaca

    ekstrim.

    2.1.1.4. Demografi

    Jumlah penduduk berdasarkan data statistik Kota Semarang pada tahun 2012

    sebesar 1.559.168 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,96 % dibanding tahun

    2011 yang tercatat sebesar 1.544.358 jiwa. Persebaran penduduk jika dilihat dari

    jumlah penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan mengalami kepadatan

    penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk yang paling tinggi berada pada

    wilayah perkotaan antara lain meliputi kecamatan Semarang Selatan sebesar 14.946

    jiwa /km2, Candisari sebesar 12.228 jiwa/km2, Semarang Tengah sebesar 11.680

    jiwa/km2 , Gayamsari sebesar 11.894 jiwa/km2, Semarang Utara sebesar 11.599

    jiwa/km2, Semarang Timur sebesar 10.235 jiwa/km2 dan secara rinci jumlah

    kepadatan penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan sebagaimana tabel 2.1.

    di bawah ini, terlihat bahwa kepadatan paling rendah berada di wilayah kecamatan

    yang berada di wilayah pinggiran yang merupakan wilayah pertanian, tegalan dan

    tambakan yakni Kecamatan Tugu sebesar 955 jiwa/km2, Kecamatan Mijen sebesar 982

    jiwa/km2, dan Gunungpati sebesar 1.387 jiwa/km2.

    Tabel 2.2

    Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2012

    No Kecamatan Luas

    (Km2)

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    Kepada

    tan

    (Jiwa/Km2

    )

    Juml.

    Pend.

    Lahir

    Juml.

    Pend.

    Mati

    Juml.

    Pend.

    Datang

    Juml.

    Pend.

    Pindah

    1 Mijen 57,55 56.570 982 845 319 2.121 990

    2 Gunung Pati 54,11 75.027 1.387 1.086 379 1.899 1.003

    3 Banyumanik 25,69 128.225 4.990 1.786 748 3.568 3.692

    4 Gajahmungkur 9,07 63.430 6.991 948 406 1.405 1.720

    5 Semarang

    Selatan

    5,93 82.931 13.963 1.098 663 1.539 2.305

    6 Candisari 6,54 79.902 12.228 1.293 621 1.741 2.393

    7 Tembalang 44,2 142.941 3.193 2.537 1.523 5.801 4.066

    8 Pedurungan 20,72 175.770 8.488 2.579 943 5.417 5.315

    9 Genuk 27,39 91.527 3.361 1.665 429 3.652 1.788

    10 Gayamsari 6,18 73.584 11.894 1.320 434 2.236 2.669

    11 Semarang Timur 7,70 78.889 10.235 1.054 675 1.443 2.624

    12 Semarang Utara 10,97 127.891 11.599 1.982 1.018 2.443 3.583

    13 Semarang

    Tengah

    6,14 71.674 11.680 944 578 1.285 2.458

    14 Semarang Barat 21,74 158.981 7.336 2.268 1.080 3.311 5.117

    15 Tugu 31,79 30.904 955 464 161 770 517

    16 Ngaliyan 37,99 120.922 3.183 1.761 627 4.266 2.952

    Total 373,70 1.559.168 4.167 23.630 10.604 42.897 43.192

    Sumber: BPS Kota Semarang 2012 *)

    Peningkatan jumlah penduduk Kota Semarang tahun 2012 dipengaruhi oleh

    jumlah migrasi dan penduduk yang lahir/mati. Walaupun laju pertumbuhan penduduk

    mengalami penurunan, yaitu dari 1,11% pada tahun 2011 menjadi 0,96% pada tahun

    2012, tetap saja terjadi kenaikan jumlah penduduk yang ditunjukkan dengan tingkat

    atau laju pertumbuhan penduduk yang bernilai positif. Peningkatan jumlah penduduk

    tersebut sangat dipengaruhi proses alami yaitu kelahiran dikurangi kematian

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.11

    penduduk, selain itu juga dipengaruhi migrasi penduduk dari daerah sekitar Kota

    Semarang yang merupakan imbas dari daya tarik Kota Semarang sebagai ibu kota

    Provinsi Jawa Tengah yang sekaligus sebagai pusat perekonomian dan pusat

    pendidikan.

    Komposisi penduduk kota Semarang ditinjau dari aspek pendidikan (di atas umur

    5 tahun) adalah: tidak punya ijazah SD sebesar 21,16%; tamat SD/MI sederajat

    sebesar 26,10%; tamat SMP/MTs sederajat sebesar 13,71%; tamat SMA/MA sederajat

    sebesar 26,83%; dan tamat Perguruan Tinggi sebesar 12,20%. Hal ini menggambarkan

    masih cukup tinggi komposisi penduduk usia >5th yang belum/tidak tamat SD. Dalam

    hal ini lulusan SMA/MA menjadi perhatian yang lebih serius oleh Pemerintah Kota

    karena merupakan usia yang produktif.

    Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kota Semarang berturut-

    turut adalah Buruh Industri dengan persentase sebesar 24,76%, PNS/ABRI sebesar

    14,11%, Lainnya sebesar 12,24%, Pedagang sebesar 11,92%, Buruh Bangunan 1,80%,

    Pengusaha sebesar 8,52%, Pensiunan sebesar 5,33%, Petani sebesar 4,27%, Angkutan

    sebesar 3,60%, Buruh Tani sebesar 3,05%, dan Nelayan sebesar 0,40 %.

    Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia < 15 tahun dan > 64 tahun adalah

    438.124 jiwa pada tahun 2011 menurun menjadi 428.216 jiwa pada tahun 2012.

    Sedangkan jumlah berdasarkan kelompok usia 15 64 tahun pada tahun 2011 adalah

    1.106.234 jiwa naik menjadi 1.130.952 jiwa pada tahun 2012. Rasio Ketergantungan

    Total (perbandingan antara penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia

    produktif) di Kota Semarang pada tahun 2012 mencapai 37,86%, dengan rasio

    ketergantungan muda mencapai 31,30% dan rasio ketergantungan tua sebesar 6,56%.

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan

    pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan

    masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek

    kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek

    kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada

    Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat

    sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

    2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dapat

    dilihat dari indikator-indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan

    indeks gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja sampai dengan tahun 2012 adalah

    sebagai berikut:

    a. Pertumbuhan PDRB

    Kondisi perekonomian Kota Semarang dapat dikatakan membaik, hal ini dapat

    dilihat dari Laju Pertumbuhan PDRB Konstan dalam 2 tahun terakhir yang mengalami

    pertumbuhan positif. PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2012 sebesar

    Rp 24.139.130,96 (juta) atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya

    sebesar Rp 22.736.136,19.410 (juta), namun Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota

    Semarang mengalami penurunan dari 6,41% pada tahun 2011 menjadi 6,17% di tahun

    2012. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional yang juga

    mengalami penurunan dari 6,49% menjadi 6,23%.

    Dan jika dilihat dari sektor pembentuk PDRBnya Sektor Perdagangan, Hotel dan

    Restoran merupakan sektor yang berperan paling tinggi menyumbang PDRB di Kota

    Semarang dengan persentase menyentuh 28,01% di tahun 2011 dan 28,30% di tahun

    2012. Hal ini selaras dengan visi Kota Semarang yang berfokus untuk Terwujudnya

    Semarang Kota Perdagangan Dan Jasa, Yang Berbudaya Menuju Masyarakat

    Sejahtera Urutan kedua yang juga berperan dalam kontribusi kota yaitu sektor

    Industri Pengolahan sebesar 23,91% di tahun 2012 ini diikuti sektor Bangunan sebesar

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.12

    19,86% dan sektor Jasa sebesar 13,22%.

    b. Laju Inflasi

    Laju inflasi merupakan ukuran untuk menggambarkan kenaikan/penurunan

    harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya

    beli masyarakat. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung dari

    tingkat keparahan inflasi tersebut. Apabila inflasi itu ringan justru mempunyai

    pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu

    meningkatkan pendapatan daerah dan mendorong masyarakat untuk bekerja,

    menabung dan mengadakan investasi. Namun sebaliknya pada inflasi yang tinggi

    masyarakat menjadi tidak bersemangat untuk bekerja, menabung atau mengadakan

    investasi dan produksi yang disebabkan harga meningkat dengan cepat.

    Inflasi Kota Semarang di tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 4,85%

    dibandingkan 2011 yang tercatat sebesar 2,87% angka inflasi Kota Semarang ini lebih

    tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 4,30% maupun inflasi Jawa Tengah

    yang tercatat 4,24 %. Isu kenaikan BBM yang gencar cenderung menjadi salah satu

    faktor penyebab naiknya angka inflasi di Kota Semarang selain juga dipengaruhi krisis

    ekonomi di negara-negara Eropa/ PIGS (Portugal, Italia, Greece, Spain) serta harga

    minyak dunia yang sempat mencapai 125 dollar/ barrel.

    c. PDRB per Kapita

    Jika dilihat dari jumlah PDRB Perkapita (atas dasar harga berlaku) pada tahun

    2011-2012 Kota Semarang mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari Rp

    31.101.850,41 di tahun lalu menjadi Rp 35.033.671,76 atau naik sekitar 11,2% di

    tahun 2012 ini.

    d. Indeks Gini

    Dari data Susenas tahun 2011, indeks Gini