6
1 AbstrakKota Balikpapan berada di provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah yang terletak di bagian timur Pulau Kalimantan dan berbatasan langsung dengan laut dari Selat Makassar. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkan maka kebutuhan atas lahan pembangunan pun meningkat. Lokasi kota Balikpapan terletak di antara hutan, bukit dan lautan. Kondisi geografis ini mencerminkan potensi kota Balikpapan yang didominasi oleh kawasan pesisir pantai. Hal ini membuat pusat perbelanjaan Plaza Balikpapan pun terus meningkatkan sektor pembangunan dengan melakukan perluasan lahan. Perluasan pada tahap awal ini akan dilakukan dengan luasan 5ha yang mengarah kelaut. Diharapkan nantinya lahan baru ini akan menjadi lahan komersial, akan tetapi untuk saat ini lahan ini akan digunakan untuk perluasan lahan parkir. Untuk menunjang pelaksanaan ini maka dibangun sebuah struktur pelindung pantai untuk melindungi lokasi reklamasi. Dalam perencanaan ini pelindung pantai menggunakan talud rubblemound yang dikombinasi dengan struktur sheetpile pada sisi timur reklamasi. Biaya total yang dibutuhkan dalam pembangunan reklamasi in sebesar Rp.67.355.808.000.000 (Enam Puluh Tujuh Milyar Tiga Ratus Lima Puluh Lima Juta Delapan Ratus Delapan Ribu Rupiah). Kata kunci: Balikpapan, Plaza Balikpapan, Reklamasi, Talud Rubblemont, Sheetpile I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Balikpapan merupakan kota yang sedang berkembang baik secara ekonomi maupun pertumbuhan penduduknya. Menurut survey BPS setempat, kebutuhan hidup layak (KHL) di Kota Balikpapan cukup tinggi, yakni mencapai Rp4,5 juta per bulan, dengan rata-rata per kapita mencapai Rp1,2 juta per rumah tangga per bulan. Biaya hidup tersebut, dapat dikategorikan bahwa Balikpapan tidak hanya mencatat anga tertinggi untuk biaya hidup di Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai kota termahal di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan Balikpapan melakukan pembangunan secara besar- besaran. Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, yang saat ini penduduk Balikpapan berjumlah sekitar 630.000 jiwa, satu kebutuhan bila pengembangan kota di masa mendatang mengarah pada reklamasi pantai dengan merealisasikan Balipapan Innercity Waterfront Area. Hal ini untuk menyeimbangkan demand akibat pertumbuhan penduduk dengan terbatasnya lahan perkotaan. Menurut salah satu definisi, reklamasi adalah suatu pekerjaan penimbunan tanah (pasir berlanau) dengan skala volume dan luasan yang sangat besar pada suatu kawasan/ lahan yang relatif masih kosong (Wahyudi, 1997)[1]. Dengan diadakannya reklamasi dimungkinkan tersedianya lahan baru yang telah ditimbun untuk melakukan suat proyek pembangaunan. Plaza Balikpapan merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang melihat potensi pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan, berencana untuk melakukan perluasan wilayah. Melihat ketersediaan lahan yang minim maka dilakukan perluasan lahan ke arah pesisir pantai dengan melakukan reklamasi. Proyek ini direncanakan dengan luas sebesar 411.89 ha. Pada tahap awal pembangunan dilakukan dengan reklamasi seluar 5 ha sehingga akan menjadikan kawasan tersebut sebagai proyek komersial tepi pantai terbesar di Kalimantan Timur. Letak Plaza Balikpapan yang bersinggungan langsung dengan laut memberikan permasalahan terhadap pengaruh gelombang yang cukup tinggi (Gambar 1). Maka perencanaan reklamasi ini juga harus ditambahkan dengan suatu shore protection untuk mencegah terjadinya longsor (sliding) yang diakibatkan rembesan air tanah maupun hisapan pasang surut air laut. Gambar 1 Lokasi Plaza Balikpapan Dengan dibangunnya lokasi reklamasi ini diharapkan nantinya Plaza Balikpapan dapat meneruskan proyek super blok yang telah digagas dengan adanya pusat hunian berupa apartment dan fasilitas penunjangnya. Akan tetapi untuk tahap awal ini lokasi reklamasi akan digunakan sebagai perluasan tempat parkir dari Plaza Balikpapan ini sampai dilanjutkannya pembagnan di atasnya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dikemukanan pada perancanaan ini meliputi : 1. Lokasi reklamasi yang bersinggungan langsung dengan laut mengakibatkan adanya gelombang laut yang akan menerpa material reklamasi. Sehingga dibutuhkan shore protection untuk menjaga material agar tidak terhempas oleh terjangan air laut. 2. Pada sisi timur reklamasi yang bersebrangan dengan sungai mengakibatkan perlur dibuatnya struktur sheetpile agar pekerjaan reklamasi ini tidak mengganggu keadaan sungai tersebut. 3. Loaksi yang berada di laut memberikan kesulitan dalam pelaksanaan, sehingga perlu adanya perencanaan yang efisien dan ekonomis dalam metode pelaksanaan. 4. Melihat lokasi reklamasi yang berada di pust kota sehingga mobilisasi material reklamasi harus melelui perairan. Oleh karena itu perlu dilakukannya perencanaan kapal keruk dan barge yang akan membawa material reklamasi. C. Tujuan Tujuang dari penulisan ini adalah : 1. Perencanaan timbunan reklamasi.. 2. Perencanaan shore protection dan sheetpile. 3. Perhitungan volume serta alat yang digunakan dalam pekerjaan pengerukan. 4. Perencanaan metode pelaksanaan. 5. Perencanaan rencana anggaran biaya (RAB) 6. Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Reklamasi dan Shore Protection di Pantai Balikpapan Bonanza Herlambang, Herman Wahyudi, Fuddoly Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 [email protected], [email protected]

1 Perencanaan Reklamasi dan Shore Protection di Pantai ... · perencanaan ini pelindung pantai menggunakan talud rubblemound yang ... pekerjaan pengerukan. ... itu direncanakan vertical

  • Upload
    votuong

  • View
    340

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

1

Abstrak— Kota Balikpapan berada di provinsi Kalimantan Timur

merupakan daerah yang terletak di bagian timur Pulau Kalimantan dan

berbatasan langsung dengan laut dari Selat Makassar. Dengan tingkat

pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkan maka kebutuhan atas

lahan pembangunan pun meningkat. Lokasi kota Balikpapan terletak di

antara hutan, bukit dan lautan. Kondisi geografis ini mencerminkan

potensi kota Balikpapan yang didominasi oleh kawasan pesisir pantai.

Hal ini membuat pusat perbelanjaan Plaza Balikpapan pun terus

meningkatkan sektor pembangunan dengan melakukan perluasan lahan.

Perluasan pada tahap awal ini akan dilakukan dengan luasan 5ha yang

mengarah kelaut. Diharapkan nantinya lahan baru ini akan menjadi

lahan komersial, akan tetapi untuk saat ini lahan ini akan digunakan

untuk perluasan lahan parkir.

Untuk menunjang pelaksanaan ini maka dibangun sebuah struktur

pelindung pantai untuk melindungi lokasi reklamasi. Dalam

perencanaan ini pelindung pantai menggunakan talud rubblemound

yang dikombinasi dengan struktur sheetpile pada sisi timur reklamasi.

Biaya total yang dibutuhkan dalam pembangunan reklamasi in sebesar

Rp.67.355.808.000.000 (Enam Puluh Tujuh Milyar Tiga Ratus Lima

Puluh Lima Juta Delapan Ratus Delapan Ribu Rupiah).

Kata kunci: Balikpapan, Plaza Balikpapan, Reklamasi,

Talud Rubblemont, Sheetpile

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kota Balikpapan merupakan kota yang sedang berkembang baik

secara ekonomi maupun pertumbuhan penduduknya. Menurut

survey BPS setempat, kebutuhan hidup layak (KHL) di Kota

Balikpapan cukup tinggi, yakni mencapai Rp4,5 juta per bulan,

dengan rata-rata per kapita mencapai Rp1,2 juta per rumah tangga

per bulan. Biaya hidup tersebut, dapat dikategorikan bahwa

Balikpapan tidak hanya mencatat anga tertinggi untuk biaya hidup

di Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai kota termahal di

Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tersebut

mengakibatkan Balikpapan melakukan pembangunan secara besar-

besaran.

Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, yang saat ini

penduduk Balikpapan berjumlah sekitar 630.000 jiwa, satu

kebutuhan bila pengembangan kota di masa mendatang mengarah

pada reklamasi pantai dengan merealisasikan Balipapan Innercity

Waterfront Area. Hal ini untuk menyeimbangkan demand akibat

pertumbuhan penduduk dengan terbatasnya lahan perkotaan.

Menurut salah satu definisi, reklamasi adalah suatu pekerjaan

penimbunan tanah (pasir berlanau) dengan skala volume dan

luasan yang sangat besar pada suatu kawasan/ lahan yang relatif

masih kosong (Wahyudi, 1997)[1]. Dengan diadakannya reklamasi

dimungkinkan tersedianya lahan baru yang telah ditimbun untuk

melakukan suat proyek pembangaunan.

Plaza Balikpapan merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang

melihat potensi pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan, berencana

untuk melakukan perluasan wilayah. Melihat ketersediaan lahan

yang minim maka dilakukan perluasan lahan ke arah pesisir pantai

dengan melakukan reklamasi. Proyek ini direncanakan dengan luas

sebesar 411.89 ha. Pada tahap awal pembangunan dilakukan

dengan reklamasi seluar 5 ha sehingga akan menjadikan kawasan

tersebut sebagai proyek komersial tepi pantai terbesar di

Kalimantan Timur.

Letak Plaza Balikpapan yang bersinggungan langsung dengan

laut memberikan permasalahan terhadap pengaruh gelombang yang

cukup tinggi (Gambar 1). Maka perencanaan reklamasi ini juga

harus ditambahkan dengan suatu shore protection untuk mencegah

terjadinya longsor (sliding) yang diakibatkan rembesan air tanah

maupun hisapan pasang surut air laut.

Gambar 1 Lokasi Plaza Balikpapan

Dengan dibangunnya lokasi reklamasi ini diharapkan nantinya

Plaza Balikpapan dapat meneruskan proyek super blok yang telah

digagas dengan adanya pusat hunian berupa apartment dan fasilitas

penunjangnya. Akan tetapi untuk tahap awal ini lokasi reklamasi

akan digunakan sebagai perluasan tempat parkir dari Plaza

Balikpapan ini sampai dilanjutkannya pembagnan di atasnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikemukanan pada perancanaan ini

meliputi :

1. Lokasi reklamasi yang bersinggungan langsung dengan laut

mengakibatkan adanya gelombang laut yang akan menerpa

material reklamasi. Sehingga dibutuhkan shore protection

untuk menjaga material agar tidak terhempas oleh terjangan air

laut.

2. Pada sisi timur reklamasi yang bersebrangan dengan sungai

mengakibatkan perlur dibuatnya struktur sheetpile agar

pekerjaan reklamasi ini tidak mengganggu keadaan sungai

tersebut.

3. Loaksi yang berada di laut memberikan kesulitan dalam

pelaksanaan, sehingga perlu adanya perencanaan yang efisien

dan ekonomis dalam metode pelaksanaan.

4. Melihat lokasi reklamasi yang berada di pust kota sehingga

mobilisasi material reklamasi harus melelui perairan. Oleh

karena itu perlu dilakukannya perencanaan kapal keruk dan

barge yang akan membawa material reklamasi.

C. Tujuan

Tujuang dari penulisan ini adalah :

1. Perencanaan timbunan reklamasi..

2. Perencanaan shore protection dan sheetpile.

3. Perhitungan volume serta alat yang digunakan dalam

pekerjaan pengerukan.

4. Perencanaan metode pelaksanaan.

5. Perencanaan rencana anggaran biaya (RAB)

6. Detail Engineering Design (DED)

Perencanaan Reklamasi dan Shore Protection di

Pantai Balikpapan Bonanza Herlambang, Herman Wahyudi, Fuddoly

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

[email protected], [email protected]

2

II. METODOLOGI

Gambar 2 Diagram Alur Metodologi Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data topografi

Dari data yang didapat, diketahui bahwa kondisi kedalaman di

sekitar lokasi perencanaan reklamasi rata-rata berada pada

kedalaman -0.5 mLWS hingga -2.5 mLWS dan termasuk perairan

dangkal.

Gambar 3 Peta Bathymetri Lokasi Plaza Balikpapan

B. Hasil Analisa Data Pasang Surut

Perilaku pasang surut dianalisa dengan waktu pengambilan

selama 30 hari pada bulan Juni 2011 :

Beda pasang surut sebesar 2.6 m diatas mLWS

Elevasi HWS ( High Water Spring) pada + 2.8 mLWS

Elevasi MSL (Mean Sea Level) pada +1.4 mLWS

Elevasi LWS (Low Water Spring) pada + 0.2 mLWS

Gambar 4 Data Pasang Surut Kota Balikpapan Juni 2011

C. Data angin dan gelombang

Dalam perencanaan ini digunakan analisa angin dan gelombang

selama 5 tahun pada tahun 2008 sampai 2012. Data angin disajikan

dalam bentuk wind rose dan analisa gelombang disajikan dalam

bentuk wave rose sebagai berikut :

Gambar 5 Wind Roses

Gambar 6 Wave Roses

Data angin yang telah diolah kemudian dikoreksi berdasarkan

data gelombang yang terjadi dan direncanakan tinggi gelombang

untuk 50 tahun berikut ini :

Tabel 1 Analisa Tinggi Gelombang Rencana

Gelombang yang bergerak dari laut dalam mengalami

perubahan tinggi gelombang akibat adanya refraksi dan defraksi.

Analisa tinggi gelombang pada lokasi dianalisa menggunakan

software SMS.11. Sehingga didatkan tinggi gelombang didepan

bangunan setinggi 1,8 m hingga 2.3 m.

Gambar 5 Analisa Refraksi Gelombang Laut Pada Kondisi Pasang

(LWS)

Ho To Lo Amplitudo

(m) (detik) (m) (m)

Timur Laut 2.135 7.393 85.262 1.158

Tenggara 2.626 8.199 104.874 1.313

Selata 2.419 7.87 96.629 1.21

Arah

1.326m 1.426m

1.843m 1.921m 2.136m 2.231m 1.832m

1.564m

1.043m

3

D. Analisa data tanah

Lingkup kerja penyelidikan tanah antara lain adalah :

1. Pengeboran dalam lima lokasi pada keadaan air 3.0m

sampai -6.0m.

2. Pengambilan contoh tanah dengan SPT pada setiap

interval kedalaman 1.5m.

3. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sampling),

satu tabung per titik.

4. Pengujian tanah dilaboratorium.

5. Analisa data tanah.

Dalam peneyelidikan data tanah ini nilai N-SPT dikoreksi dengan

perumusan sebagai berikut:

N’=15+0.5(N-15)[2]

Tabel 2 Nilai N-SPT Tiap Titik Bor

IV. PERENCANAAN REKLAMASI

Perencanaan reklamasi ini dibagi menjadi beberapa zona yang

dapat dilihat pada Gambar 6. Dalam perencanaan ini akan dibahas

beberapa hal dalam perencanan timbunan sebagai berikut :

1. Tinggi timbunan awal

2. Perencanaan waktu konsolidasi

3. Perencanaan vertical drain

4. Stabilitas timbunan

Gambar 6 Pembagian Zona Reklamasi

A. Perhitungan settlement

Dalam perencanaan ini akan digunakan data tanah zona 2

dengan beban timbunan sebesar 3 t/m2 dan beban surcharge 1 t/m2:

Immediate settlement: [3]

Lapisan 1 :

Si = ∑ (

)

Si = 4 t/m2 x (

) = 0.001 m

Primary consolidation : [3]

oeo

HCcSc

'

'1log

1

.`

Lapisan 2 :

mx

Sc 532.074.1

)13(1log

44.11

2`252.1

Lapisan 3:

mx

Sc 256.099.2

)13(1log

26.11

5.1`043.1

Settlement total : [3]

St = Si + Sc2 + Sc3

St = 0.001 + 0.532 + 0.256 = 0.789m

Perhitungan settlement dengan beban yang bervariasi dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Settlement Akibat Beban Bervariasi

B. Perhitungan tinggi timbunan pelaksanaan

Langkah pertama yang dilakukan untuk mencari tinggi

timbunan awal dari perencanaan timbunan reklamasi ini adalah

dengan menggunakan grafik, yaitu dengan mencari titik potong

antara kurva Sc versus HR dengan kurva HR-H versus HR,

dimana :

Sc = besarnya settlement total

H = tinggi timbunan rencana

HR = tinggi timbunan pada saat pelaksanaan

Contoh perhitungan menggunakan beban rencana akibat timbunan

sebesar 3 t/m2 dan surcharge 1t/m2 sebagai berikut : [4]

HR =

HR =

= 3.2m

Hf = 3.2 – 0.789 = 2.4 m

Dengan cara yang sama perhitungan tinggi timbunan untuk

beban yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4. Sehingga

didapatkan grafik tinggi timbunan pelaksanaan seperti pada

Gambar 7.

Tabel 4 Nilai HR, HR-H, dan Sc Pada Titik BH-02

Gambar 7 Grafik Penentuan Tinggi Pelaksanaan

Dengan menggunakan Gambar 7 dapat diketahui tinggi

pelaksanaan timbunan setinggi 5.2 m dengan elevasi akhir setinggi

+4mLWS.

C. Perhitungan waktu konsolidasi

Sebagai contoh perhitungan digunaan titik bor BH-02. Adapun

parameter tanah pada titik BH-02 yang akan digunakan dalam

perhitungan waktu konsolidasi ini dapat dilihat pada Tabel 5

berikut ini.

Tabel 5 Nilai Koefisien Vertikal Pada Zona II

Perhitungan waktu konsolidasi dijelaskan sebagai berikut : [5]

Cvgabungan =

((

√ ) (

√ ))

= 6 x 10-4 cm2/s

Cvgabungan = 0.0381 m2/tahun

Hdr = 3.5 m (kedalaman compressible)

Kedalaman

m

0 0 0 0 0 0

1.5 16.5 12 10 12 10.5

3 32.5 10 10 20 12.5

4.5 32.5 12.5 9.5 22.5 13.5

6 32.5 27.5 17.5 21.5 14.5

7.5 32.5 32.5 17.5 25 15.5

9 32.5 32.5 32.5 29.5 19

10.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5

12 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5

13.5 32.5 32.5 32.5 31 32.5

15 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5

16.5 32.5 32.5 32.5 31

18 32.5 32.5 32.5 32.5

19.5 32.5 31 31 31.5

21 30

22.5 29

24 26

25.5 27.5

27 32.5

28.5 32.5

30 32.5

NSPT

(Blow/feet)

Very Loose

Loose

Medium

Dense

Very Dense

Very Soft

Soft

Medium

Stiff

Hard

Non-Cohesive

Cohesive

No. q (t/m2) Sc total (m)

1 3 0.79

2 5 1.00

3 7 1.13

4 9 1.29

5 11 1.41

6 13 1.51

7 15 1.59

8 15 1.67

HR (m) 3.20 4.71 6.20 7.70 9.18 10.65 12.11 13.57

HR-H -1.00 0.51 2.00 3.50 4.98 6.45 7.91 9.37

Sc 0.79 1.00 1.13 1.29 1.41 1.51 1.59 1.67

No. Lapisan Tebal Lapisanb (m) gsat (t/m3) Cv ( cm2/s)

2 2.5 1.69 0.00060

3 1.5 1.74 0.00068

4

U90 = 90 % maka Tv = 0.848

t =

= 68.12 tahun

Untuk perhitungan waktu dengan derajat konsolidasi lainnya

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Waktu Konsolidasi di Zona II

D. Perencanaan Vertical Drain

Seperti yang telah dijelaskan waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai derajat konsolidasi 90% selama 68.12 tahun. Oleh karena

itu direncanakan vertical drain dengan spesifikasi teknis sebagai

berikut :

Waktu konsolidasi rencana selama 6 bulan

Cv = 0.00063 cm2/dtk

Hdr = 3.5 m

Jenis vertical drain yang digunakan adalah CeTeau-

Drain CT-D832 dangan dimensi 0.5cm x 10cm

Dari data-data tersebut, maka perhitungan jarak PVD adalah

sebagai berikut :

Uv = 25% (Grafik J.P.BRU) [5]

Uh = 86,67 % (Grafik Carillo) [6]

Perhitungan diameter pengaruh (D)

Ch = Cr = (

)

Dimana :

kh / kv = 2

Sehingga didapatkan :

Ch = 2 x 6.3 x 10-8 = 1.3x 10-7 m2/dtk

Diameter ekivalen (dw) = (10+0.5)/2 = 5.25 cm

Diameter pengaruh (D) = 1.4 m (Grafik J.P Magman) [7]

Perhitungan jarak PVD dengan bentuk bujur sangkar,

sehingga:

S = D / 1.05 = 1.4/1.05 = 1.3 m

Gambar 8 Dimensi dan Pola Pemasangan Vertical Drain

E. Analisa stabilitas terhadap sliding

Analisa stabilitas pada perencanaan ini menggunakan software

XSTABL 5.4 pada zona 2, zona 3, dan zona 4. Analisa ini

dilakukan agar dapat diketahui angka keamanan saat pelaksanaan

penimbunan dilakukan.

Gambar 9 Analisa Stabilitas Zona I

Gambar 10 Analisa Stabilitas Zona III

Gambar 11 Analisa Stabilitas Zona V

Berdasarkan analisa stabilitas pada zona I untuk kemiringan

slope 1:1.5 timbunan mengalami kelongsoran dengan angka

keamanan 0.95, oleh karena digunakan slop 1:2 untuk seluruh tepi

timbunan.

V. PERENCANAAN SHEETPILE DAN SHORE

PROTECTION

A. Perencanaan sheetpile

Perencanaan sheetpile dilakukan dengan menggunakan keadaan

tanah dasar pada zona I seperti pada Gambar 12. Penggunaan

sheetpile ini berada pada sisi timur reklamasi yang bersebelahan

dengan sungai yang ada.

Gambar 12 Skema Perencanaan Sheetpile

Tahap perencanaan sheetpile dapat dijelaskan sebagai berikut :

Perhitungan gaya horizontal aktif dan pasif tanah:

Gambar 13 Diagram Gaya Horizontal Tanah

Perhitungan momen aktif dan pasif :

Tabel 7 Momen Aktif dan Pasif Pada Titik O

Perhitungan panjang penanaman dan momen maksimum:

∑M = 0.29D³ - 2.29D² - 8.16D – 17.44= 0

D1 = 10.96m ≈ 11m (panjang penanaman)

Derajat Konsolidasi Faktor Waktu Lama Konsolidasi

U% Tv Tahun

0 0 0

10 0.008 0.64

20 0.031 2.49

30 0.071 5.70

40 0.126 10.12

50 0.197 15.83

60 0.287 23.06

70 0.403 32.37

80 0.567 45.55

90 0.848 68.12

100 - -

Aktif Pasif Lengan Momen Aktif Momen Pasif

ton ton m tm tm

P1 0.705 D +4.1 0.7D + 2.89

P2 1.282 D + 3.67 1.28D + 4.71

P3 3.521 D+1.4 3.52D + 4.93

P4 0.850 D+0.93 0.85D + 0.79

P5 6.792 D-1.5 6.79D - 10.19

P6 0.755 D-2 0.76D - 1.51

P7 2.715D-8.145 0.5D-1.5 1.36D² - 8.15D + 12.22

P8 0.1D²-0.6143D+0.9429 0.33D-1 0.03D³ - 0.303D² + 0.93D -0.94

P9 6.975 D-2 6.975D - 13.95

P10 4.739D-14.22 0.5D-1.5 2.37D² - 14.22D +21.33

P11 0.975D²-5.835D+8.73 0.33D-1 0.32D³ - 2.9D² + 8.72D - 8.73

P12 0.98 D+1.87 0.98D + 1.83

P13 1.4D+1.96 0.5D+0.7 0.7D² + 1.96D + 1.37

0.03D³ + 1.76D² + 9.632 + 16.10 0.32D³ - 0.53D² + 1.47D - 1.35

Gaya Tanah

∑Momen

5

∑D = 0.87D²-4.58D-8.16= 0

D1 = 6.67 m (menentukan)

D2 = -1.4 m

Mmax= 0.29(6.67)³ - 2.29(6.67)² - 8.16(6.67) - 17.44= 0

Mmax = 87.69tm (aktif)

Penentuan section modulus (Z) :

Z =

Z =

Z = 0.003187 m3 = 3187 cm²

Analisa Stabilitas Sheetpile :

Angka keamanan (SF) = 1.8 (Gambar 14)

Gambar 14 Grafik Angka Keamangan (SF) Sheetpile

Total Displacement = 51.11x10-3 m (Gambar 15)

Gambar 15 Total Displacemen) Pada Sheetpile

B. Perencanaan shore protection

Sesuai dengan disain kriteria, maka harga- harga parameter

dalam perhitungan shore protection ini adalah sebagai berikut :

Elevasi muka air pasang (HWL) : +2.8 mLWS

Berat jenis armour (γr) (batu alam) : 2.50 – 2.65 t/m3

Sudut kemiringan : 1:2

Koefisien stabilitas (Kd) : 2 (lengan bangunan)

Koefisien lapis (K∆) : 1.15

Porositas (P) : 37

Tinggi gelombang (H) : 1.7 m

Berat pelindung (armour)[8]

=

= 3.084 ton

Lebar puncak pemecah gelombang [8]

(

)

= 3x1*

+

= 3.2 m

Tebal lapisan pelindung [8]

(

)

= 2x1*

+

= 2.145 m ≈ 2.2 m

Jumlah lapisan pelindung [8]

*

+ *

+

=10x2x1*

+ *

+

=11 butir

per 10m²

Berat pelindung kaki [8]

W =

=

=0.1402 ton = 140.2 kg

Elevasi Puncak Shore Protection [8]

Elevasi puncak tanggul shore protection terhadap Lower Water Sea

(LWS), dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut:

Pasang surut air laut (HWL) = +2.8 mLWS

Wave Run-Up (Ru) = 1,176 m

Tinggi Bebas (1 m) = 1 m

Elevasi puncak pelindung = +5.00 mLWS

VI. PERENCANAAN PENGERUKAN

Pengurukan dilakukan untuk mendapatkan material yang akan

digunakan sebagai material reklamasi. Langakah-langkah dalam

merencanakan suatu pengurukan antara lain:

1. Menentukan peralatan yang akan digunakan

2. Menetukan lokasi pengambilan material (quarry) dimana

tidak menyentuh batas reklamasi (talud).

3. Menghitung produktivitas alat.

4. Merencanakan metode pelakasanaan.

Volume Pengerukan

Pentuan volume pengerukan dilakukan dengan membagi luasan

reklamasi menjadi beberapa pias dengan jarak 20m. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Perhitungan Volume Reklamasi

Tabel 9 Volume Akibat Settlement

Lokasi pengerukan

Pekerjaan pengerukan dilakukan di lokasi quarry yaitu di jalur

pelayaran yang terletak di selatan pelaksanaan reklamasi. Dari data

yang diketahui bahwa kedalaman perairan pada lokasi tersebut

berkisar dari -7mLWS – -10mLWS dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Lokasi Pengerukan

Produktifitas kapal keruk

Dalam perencanaan ini pengerukan dilakukan menggunakan

kapal TSHD Kalimantan II dari PT. Pengerukan Indonesia. Dengan

spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 8 Spesifikasi Kapal Keruk

Produktivitas kapal keruk dapat diperhitungkan dengan

menggunakan perumusan berikut : [6]

P = Pmax.fd.fa.fb

P = 547. 2 x 0.94 x 0.85 x 0.78 = 341.02 m³/jam

Dimana:

Pmax = produktivitas maksimal

Luas PenampangLuas Penampang

Rata-Rata

Jarak

StasiumVolume

m² m² m m³

STA 0+00 621.7

STA 0+20 601.5

STA 0+20 601.5

STA 0+40 672.7

STA 0+40 672.7

STA 0+60 698.8

STA 0+60 698.8

STA 0+80 671.8

STA 0+80 671.8

STA 0+100 678.4

STA 0+100 678.4

STA 0+120 651.8

STA 0+120 651.8

STA 0+140 626.6

STA 0+140 626.6

STA 0+160 603.0

STA 0+160 603.0

STA 0+180 588.1

STA 0+180 588.1

STA 0+200 548.4

STA 0+200 548.4

STA 0+220 547.4

STA 0+220 547.4

STA 0+240 530.7

STA 0+240 530.7

STA 0+260 477.8

199186

22

23

24

25

12506.03

12501.28

12601.82

12937.56

12606.25

20

20

20

20

675.08

Jumlah Volume Reklamasi

20

595.525

568.24

547.905

539.065

504.25

21

Stasiun

611.6

637.115

685.76

685.315

12296.1

665.085

639.215

614.805

12232

12742.3

13715.2

13706.3

13501.6

20

20

20

13301.7

12784.3

Luas Wilayah Settlement Volume

m² m m³

I 2821.42 0 0

II 20044 1.1 22048.4

III 6145.43 0.3 1843.629

IV 19070 0.7 13349

V 3330.84 3 9992.52

47233.55

246419.5

Jumlah

Zona

Total Reklamasi

Kelas GL/KI

Deskripsi Hopper Suction Dredger

Kapasitas 4000 m³

V max 13 knot

Draft 6.33 m

Dredgin Depth 20 m

± 4,875 Km

6

fd = faktor operasional

fa = faktor operasional

fb = faktor mekanis

Produktifitas Barge

Material reklamasi yang telah dikeruk oleh TSHD selanjuntnya

dibawa oleh Split – Type Hopper Barge dengan volume kapal 850

m3. [6]

Total cycling time (t) = loading+maneuver+travel+Unloading

Total cycling time (t) = 0.621+0.24+0.573+0.621 = 2.055 jam

Produktivitas (Q) = V/t = 850 / 2.055 = 387,77 m3/jam

Penentuan jumlah alat

Apabila digunakan hanya satu kapal keruk, maka lama waktu

yang dibutuhkan adalah:

t =

=

= 1083.89 jam = 45 hari

Sedangkan jumlah barge yang dibutuhkan adalah :

n =

=

= 1.2 barge ≈ 1 barge

Lama waktu pemindahan material dengan menggunakan 1 barge :

t =

=

= 12.517 jam

VII. METODE PELAKSANAAN

Dalam bab metode pelaksanaan ini akan direncanakan metode

pelaksanaan dari hasil perencanaan pada bab sebelumnya, seperti

berikut ini :

1. Tahap 1 : Pemancangan sheetpile

2. Tahap 2 : Pemasangan talud batu

3. Tahap 3 : Pelaksanaan reklamasi

4. Tahap 4 : Pemasangan shore protection

Untuk lebih jelasnya mengenai metode pelaksanaan ini dapat

dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17 Denah Pelaksanaan

VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Prosedur perhitungan anggaran biaya meliputi :

1. Penentuan harga material, alat dan upah. Besarnya harga

material didasarkan pada harga satuan pokok di Kota

Balikpapanan.

2. Analisis harga satuan tiap pekerjaan.

3. Perhitungan volume pekerjaan dan rencana biaya setelah

dilakukan perhitungan terhadap besarnya volume pekerjaan,

didapat anggaran biaya total sebesar Rp.67.355.808.010.

IX. KESIMUPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan tiap zona maka didapatkan

tinggi timbunan pelaksanaan sebagai berikut :

Tabel 10 Tinggi Timbunan Pelaksanaan

Dalam perencanaan vertical drain didapat jarak pemasangan

yang beragam dengan pola pemasangan segitiga, Hasil

perencanaan vertical drain dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

- Zona I :

Tidak menggunakan PVD karena tidak adanya

pemampatan pada zona ini.

- Zona II :

Type PVD = CeTeau-Drain CTD832

Dimensi = 0.5 x 10 cm

Jarak PVD = 1.2 m (segitiga)

- Zona III:

Tidak menggunakan PVD karena pemampatan yang terjadi

hanyalah immediate settlement.

- Zona IV :

Type PVD = CeTeau-Drain CTD832

Dimensi = 0.5 x 10 cm

Jarak PVD = 1.4 m (segitiga)

- Zona V :

Type PVD = CeTeau-Drain CTD832

Dimensi = 0.5 x 10 cm

Jarak PVD = 1.3 m (segitiga)

Jenis sheetpile yang digunakan type OT Series dengan

spesifikasi sebagai berikut :

Panjang sheetpile = 16 m

Thickness (t) = 12 mm

Width (Ws) = 675 mm

Height (H) = 476 mm

Cross Section Area (A) = 144 cm2

Weight (Wt) = 174.6 kg/m

Moment of Inertia = 84121 cm4

Section Modulus = 3450 cm3

Penentuan dimensi shore protection ini sesuai dengan

perumusan yang diberikan Hudson. Sehingga didapatkan

dimensi shore protection sebagai berikut :

Berat batu pelindung = 2.5ton – 3 ton (lengan)

= 3 ton – 4 ton (ujung)

Lebar puncak = 3.5 m

Tebal lapisan = 2.5 m

Jumlah batu = 13 butir per 10m2 (lengan) = 11 butir per 10m2 (ujung)

Elevasi puncak = +5.00 mLWS

Proses pengerukan dilakukan di tepi alur pelayaran Selat

Makassar. Pengerukan dilakukan dengan menggunakan kapal

Trailing Hopper Dredger milik PT. Pengerukan Indonesia.

Volume kerukan yang dibutuhkan sebesar 369629.25 m3.

Dilakukan dengan kapal kapal TSHD selama 45 hari dan

bantuan satu kapal barge untuk transportasi ke lokasi dumping.

Total anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

reklamasi dan shore protection berdasarkan perhitungan adalah

sebesar Rp.67.355.808.010.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wahyudi, Herman. 1999. Teknik Reklamasi. Surabaya:

Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

[2] Tezaghi K, Peck R. B. 1967. Soil Mechanics in Engineering

Practice. Ney York: A Wiley International Edition.

[3] Das, B.M. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip

Rekayasa Geotek). Jakarta: Erlangga.

[4] Mochtar, I. B. 2000. Teknologi Perbaikan Tanah dan

Alternatif Perencanaan Pada Tanah Bermasalah

(Problematic Soilsi). Surabaya: Fakultas Teknik Sipil FTSP

ITS.

[5] Magnan. J. P. 1983. Methodes Pratiques Pour la Resolution

des Problemes Poses par les Drains Verticaux. Paris:

Laboratoire Central des Ponts et Chaussees.

[6] Queyroi D et.al. 1985. Amelioration des Sols de Fondation

Choix des methods.Paris: Laboratoire Central des Ponts et

Chaussees.

[7] Magman. J. P. 1984. Remblais et fondations sur Sols

Compressibles. Paris: : Laboratoire Central des Ponts et

Chaussees.

[8] CERC, 1984. Shore Protection Manual Volume II.

Washington: U.S Army Corp of Engineer

Zona Hfinal (m) Hinitial (m) Sc (m)

I 5.4 5.4 0

II 4.2 5.3 1.1

III 6.2 6.5 0.3

IV 4.8 5.5 0.7

V 6.5 8.5 2