Upload
votuong
View
340
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
1
Abstrak— Kota Balikpapan berada di provinsi Kalimantan Timur
merupakan daerah yang terletak di bagian timur Pulau Kalimantan dan
berbatasan langsung dengan laut dari Selat Makassar. Dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkan maka kebutuhan atas
lahan pembangunan pun meningkat. Lokasi kota Balikpapan terletak di
antara hutan, bukit dan lautan. Kondisi geografis ini mencerminkan
potensi kota Balikpapan yang didominasi oleh kawasan pesisir pantai.
Hal ini membuat pusat perbelanjaan Plaza Balikpapan pun terus
meningkatkan sektor pembangunan dengan melakukan perluasan lahan.
Perluasan pada tahap awal ini akan dilakukan dengan luasan 5ha yang
mengarah kelaut. Diharapkan nantinya lahan baru ini akan menjadi
lahan komersial, akan tetapi untuk saat ini lahan ini akan digunakan
untuk perluasan lahan parkir.
Untuk menunjang pelaksanaan ini maka dibangun sebuah struktur
pelindung pantai untuk melindungi lokasi reklamasi. Dalam
perencanaan ini pelindung pantai menggunakan talud rubblemound
yang dikombinasi dengan struktur sheetpile pada sisi timur reklamasi.
Biaya total yang dibutuhkan dalam pembangunan reklamasi in sebesar
Rp.67.355.808.000.000 (Enam Puluh Tujuh Milyar Tiga Ratus Lima
Puluh Lima Juta Delapan Ratus Delapan Ribu Rupiah).
Kata kunci: Balikpapan, Plaza Balikpapan, Reklamasi,
Talud Rubblemont, Sheetpile
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kota Balikpapan merupakan kota yang sedang berkembang baik
secara ekonomi maupun pertumbuhan penduduknya. Menurut
survey BPS setempat, kebutuhan hidup layak (KHL) di Kota
Balikpapan cukup tinggi, yakni mencapai Rp4,5 juta per bulan,
dengan rata-rata per kapita mencapai Rp1,2 juta per rumah tangga
per bulan. Biaya hidup tersebut, dapat dikategorikan bahwa
Balikpapan tidak hanya mencatat anga tertinggi untuk biaya hidup
di Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai kota termahal di
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tersebut
mengakibatkan Balikpapan melakukan pembangunan secara besar-
besaran.
Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, yang saat ini
penduduk Balikpapan berjumlah sekitar 630.000 jiwa, satu
kebutuhan bila pengembangan kota di masa mendatang mengarah
pada reklamasi pantai dengan merealisasikan Balipapan Innercity
Waterfront Area. Hal ini untuk menyeimbangkan demand akibat
pertumbuhan penduduk dengan terbatasnya lahan perkotaan.
Menurut salah satu definisi, reklamasi adalah suatu pekerjaan
penimbunan tanah (pasir berlanau) dengan skala volume dan
luasan yang sangat besar pada suatu kawasan/ lahan yang relatif
masih kosong (Wahyudi, 1997)[1]. Dengan diadakannya reklamasi
dimungkinkan tersedianya lahan baru yang telah ditimbun untuk
melakukan suat proyek pembangaunan.
Plaza Balikpapan merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang
melihat potensi pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan, berencana
untuk melakukan perluasan wilayah. Melihat ketersediaan lahan
yang minim maka dilakukan perluasan lahan ke arah pesisir pantai
dengan melakukan reklamasi. Proyek ini direncanakan dengan luas
sebesar 411.89 ha. Pada tahap awal pembangunan dilakukan
dengan reklamasi seluar 5 ha sehingga akan menjadikan kawasan
tersebut sebagai proyek komersial tepi pantai terbesar di
Kalimantan Timur.
Letak Plaza Balikpapan yang bersinggungan langsung dengan
laut memberikan permasalahan terhadap pengaruh gelombang yang
cukup tinggi (Gambar 1). Maka perencanaan reklamasi ini juga
harus ditambahkan dengan suatu shore protection untuk mencegah
terjadinya longsor (sliding) yang diakibatkan rembesan air tanah
maupun hisapan pasang surut air laut.
Gambar 1 Lokasi Plaza Balikpapan
Dengan dibangunnya lokasi reklamasi ini diharapkan nantinya
Plaza Balikpapan dapat meneruskan proyek super blok yang telah
digagas dengan adanya pusat hunian berupa apartment dan fasilitas
penunjangnya. Akan tetapi untuk tahap awal ini lokasi reklamasi
akan digunakan sebagai perluasan tempat parkir dari Plaza
Balikpapan ini sampai dilanjutkannya pembagnan di atasnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukanan pada perancanaan ini
meliputi :
1. Lokasi reklamasi yang bersinggungan langsung dengan laut
mengakibatkan adanya gelombang laut yang akan menerpa
material reklamasi. Sehingga dibutuhkan shore protection
untuk menjaga material agar tidak terhempas oleh terjangan air
laut.
2. Pada sisi timur reklamasi yang bersebrangan dengan sungai
mengakibatkan perlur dibuatnya struktur sheetpile agar
pekerjaan reklamasi ini tidak mengganggu keadaan sungai
tersebut.
3. Loaksi yang berada di laut memberikan kesulitan dalam
pelaksanaan, sehingga perlu adanya perencanaan yang efisien
dan ekonomis dalam metode pelaksanaan.
4. Melihat lokasi reklamasi yang berada di pust kota sehingga
mobilisasi material reklamasi harus melelui perairan. Oleh
karena itu perlu dilakukannya perencanaan kapal keruk dan
barge yang akan membawa material reklamasi.
C. Tujuan
Tujuang dari penulisan ini adalah :
1. Perencanaan timbunan reklamasi..
2. Perencanaan shore protection dan sheetpile.
3. Perhitungan volume serta alat yang digunakan dalam
pekerjaan pengerukan.
4. Perencanaan metode pelaksanaan.
5. Perencanaan rencana anggaran biaya (RAB)
6. Detail Engineering Design (DED)
Perencanaan Reklamasi dan Shore Protection di
Pantai Balikpapan Bonanza Herlambang, Herman Wahyudi, Fuddoly
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
2
II. METODOLOGI
Gambar 2 Diagram Alur Metodologi Penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data topografi
Dari data yang didapat, diketahui bahwa kondisi kedalaman di
sekitar lokasi perencanaan reklamasi rata-rata berada pada
kedalaman -0.5 mLWS hingga -2.5 mLWS dan termasuk perairan
dangkal.
Gambar 3 Peta Bathymetri Lokasi Plaza Balikpapan
B. Hasil Analisa Data Pasang Surut
Perilaku pasang surut dianalisa dengan waktu pengambilan
selama 30 hari pada bulan Juni 2011 :
Beda pasang surut sebesar 2.6 m diatas mLWS
Elevasi HWS ( High Water Spring) pada + 2.8 mLWS
Elevasi MSL (Mean Sea Level) pada +1.4 mLWS
Elevasi LWS (Low Water Spring) pada + 0.2 mLWS
Gambar 4 Data Pasang Surut Kota Balikpapan Juni 2011
C. Data angin dan gelombang
Dalam perencanaan ini digunakan analisa angin dan gelombang
selama 5 tahun pada tahun 2008 sampai 2012. Data angin disajikan
dalam bentuk wind rose dan analisa gelombang disajikan dalam
bentuk wave rose sebagai berikut :
Gambar 5 Wind Roses
Gambar 6 Wave Roses
Data angin yang telah diolah kemudian dikoreksi berdasarkan
data gelombang yang terjadi dan direncanakan tinggi gelombang
untuk 50 tahun berikut ini :
Tabel 1 Analisa Tinggi Gelombang Rencana
Gelombang yang bergerak dari laut dalam mengalami
perubahan tinggi gelombang akibat adanya refraksi dan defraksi.
Analisa tinggi gelombang pada lokasi dianalisa menggunakan
software SMS.11. Sehingga didatkan tinggi gelombang didepan
bangunan setinggi 1,8 m hingga 2.3 m.
Gambar 5 Analisa Refraksi Gelombang Laut Pada Kondisi Pasang
(LWS)
Ho To Lo Amplitudo
(m) (detik) (m) (m)
Timur Laut 2.135 7.393 85.262 1.158
Tenggara 2.626 8.199 104.874 1.313
Selata 2.419 7.87 96.629 1.21
Arah
1.326m 1.426m
1.843m 1.921m 2.136m 2.231m 1.832m
1.564m
1.043m
3
D. Analisa data tanah
Lingkup kerja penyelidikan tanah antara lain adalah :
1. Pengeboran dalam lima lokasi pada keadaan air 3.0m
sampai -6.0m.
2. Pengambilan contoh tanah dengan SPT pada setiap
interval kedalaman 1.5m.
3. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sampling),
satu tabung per titik.
4. Pengujian tanah dilaboratorium.
5. Analisa data tanah.
Dalam peneyelidikan data tanah ini nilai N-SPT dikoreksi dengan
perumusan sebagai berikut:
N’=15+0.5(N-15)[2]
Tabel 2 Nilai N-SPT Tiap Titik Bor
IV. PERENCANAAN REKLAMASI
Perencanaan reklamasi ini dibagi menjadi beberapa zona yang
dapat dilihat pada Gambar 6. Dalam perencanaan ini akan dibahas
beberapa hal dalam perencanan timbunan sebagai berikut :
1. Tinggi timbunan awal
2. Perencanaan waktu konsolidasi
3. Perencanaan vertical drain
4. Stabilitas timbunan
Gambar 6 Pembagian Zona Reklamasi
A. Perhitungan settlement
Dalam perencanaan ini akan digunakan data tanah zona 2
dengan beban timbunan sebesar 3 t/m2 dan beban surcharge 1 t/m2:
Immediate settlement: [3]
Lapisan 1 :
Si = ∑ (
)
Si = 4 t/m2 x (
) = 0.001 m
Primary consolidation : [3]
oeo
HCcSc
'
'1log
1
.`
Lapisan 2 :
mx
Sc 532.074.1
)13(1log
44.11
2`252.1
Lapisan 3:
mx
Sc 256.099.2
)13(1log
26.11
5.1`043.1
Settlement total : [3]
St = Si + Sc2 + Sc3
St = 0.001 + 0.532 + 0.256 = 0.789m
Perhitungan settlement dengan beban yang bervariasi dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Settlement Akibat Beban Bervariasi
B. Perhitungan tinggi timbunan pelaksanaan
Langkah pertama yang dilakukan untuk mencari tinggi
timbunan awal dari perencanaan timbunan reklamasi ini adalah
dengan menggunakan grafik, yaitu dengan mencari titik potong
antara kurva Sc versus HR dengan kurva HR-H versus HR,
dimana :
Sc = besarnya settlement total
H = tinggi timbunan rencana
HR = tinggi timbunan pada saat pelaksanaan
Contoh perhitungan menggunakan beban rencana akibat timbunan
sebesar 3 t/m2 dan surcharge 1t/m2 sebagai berikut : [4]
HR =
HR =
= 3.2m
Hf = 3.2 – 0.789 = 2.4 m
Dengan cara yang sama perhitungan tinggi timbunan untuk
beban yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4. Sehingga
didapatkan grafik tinggi timbunan pelaksanaan seperti pada
Gambar 7.
Tabel 4 Nilai HR, HR-H, dan Sc Pada Titik BH-02
Gambar 7 Grafik Penentuan Tinggi Pelaksanaan
Dengan menggunakan Gambar 7 dapat diketahui tinggi
pelaksanaan timbunan setinggi 5.2 m dengan elevasi akhir setinggi
+4mLWS.
C. Perhitungan waktu konsolidasi
Sebagai contoh perhitungan digunaan titik bor BH-02. Adapun
parameter tanah pada titik BH-02 yang akan digunakan dalam
perhitungan waktu konsolidasi ini dapat dilihat pada Tabel 5
berikut ini.
Tabel 5 Nilai Koefisien Vertikal Pada Zona II
Perhitungan waktu konsolidasi dijelaskan sebagai berikut : [5]
Cvgabungan =
((
√ ) (
√ ))
= 6 x 10-4 cm2/s
Cvgabungan = 0.0381 m2/tahun
Hdr = 3.5 m (kedalaman compressible)
Kedalaman
m
0 0 0 0 0 0
1.5 16.5 12 10 12 10.5
3 32.5 10 10 20 12.5
4.5 32.5 12.5 9.5 22.5 13.5
6 32.5 27.5 17.5 21.5 14.5
7.5 32.5 32.5 17.5 25 15.5
9 32.5 32.5 32.5 29.5 19
10.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5
12 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5
13.5 32.5 32.5 32.5 31 32.5
15 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5
16.5 32.5 32.5 32.5 31
18 32.5 32.5 32.5 32.5
19.5 32.5 31 31 31.5
21 30
22.5 29
24 26
25.5 27.5
27 32.5
28.5 32.5
30 32.5
NSPT
(Blow/feet)
Very Loose
Loose
Medium
Dense
Very Dense
Very Soft
Soft
Medium
Stiff
Hard
Non-Cohesive
Cohesive
No. q (t/m2) Sc total (m)
1 3 0.79
2 5 1.00
3 7 1.13
4 9 1.29
5 11 1.41
6 13 1.51
7 15 1.59
8 15 1.67
HR (m) 3.20 4.71 6.20 7.70 9.18 10.65 12.11 13.57
HR-H -1.00 0.51 2.00 3.50 4.98 6.45 7.91 9.37
Sc 0.79 1.00 1.13 1.29 1.41 1.51 1.59 1.67
No. Lapisan Tebal Lapisanb (m) gsat (t/m3) Cv ( cm2/s)
2 2.5 1.69 0.00060
3 1.5 1.74 0.00068
4
U90 = 90 % maka Tv = 0.848
t =
= 68.12 tahun
Untuk perhitungan waktu dengan derajat konsolidasi lainnya
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Waktu Konsolidasi di Zona II
D. Perencanaan Vertical Drain
Seperti yang telah dijelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai derajat konsolidasi 90% selama 68.12 tahun. Oleh karena
itu direncanakan vertical drain dengan spesifikasi teknis sebagai
berikut :
Waktu konsolidasi rencana selama 6 bulan
Cv = 0.00063 cm2/dtk
Hdr = 3.5 m
Jenis vertical drain yang digunakan adalah CeTeau-
Drain CT-D832 dangan dimensi 0.5cm x 10cm
Dari data-data tersebut, maka perhitungan jarak PVD adalah
sebagai berikut :
Uv = 25% (Grafik J.P.BRU) [5]
Uh = 86,67 % (Grafik Carillo) [6]
Perhitungan diameter pengaruh (D)
Ch = Cr = (
)
Dimana :
kh / kv = 2
Sehingga didapatkan :
Ch = 2 x 6.3 x 10-8 = 1.3x 10-7 m2/dtk
Diameter ekivalen (dw) = (10+0.5)/2 = 5.25 cm
Diameter pengaruh (D) = 1.4 m (Grafik J.P Magman) [7]
Perhitungan jarak PVD dengan bentuk bujur sangkar,
sehingga:
S = D / 1.05 = 1.4/1.05 = 1.3 m
Gambar 8 Dimensi dan Pola Pemasangan Vertical Drain
E. Analisa stabilitas terhadap sliding
Analisa stabilitas pada perencanaan ini menggunakan software
XSTABL 5.4 pada zona 2, zona 3, dan zona 4. Analisa ini
dilakukan agar dapat diketahui angka keamanan saat pelaksanaan
penimbunan dilakukan.
Gambar 9 Analisa Stabilitas Zona I
Gambar 10 Analisa Stabilitas Zona III
Gambar 11 Analisa Stabilitas Zona V
Berdasarkan analisa stabilitas pada zona I untuk kemiringan
slope 1:1.5 timbunan mengalami kelongsoran dengan angka
keamanan 0.95, oleh karena digunakan slop 1:2 untuk seluruh tepi
timbunan.
V. PERENCANAAN SHEETPILE DAN SHORE
PROTECTION
A. Perencanaan sheetpile
Perencanaan sheetpile dilakukan dengan menggunakan keadaan
tanah dasar pada zona I seperti pada Gambar 12. Penggunaan
sheetpile ini berada pada sisi timur reklamasi yang bersebelahan
dengan sungai yang ada.
Gambar 12 Skema Perencanaan Sheetpile
Tahap perencanaan sheetpile dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhitungan gaya horizontal aktif dan pasif tanah:
Gambar 13 Diagram Gaya Horizontal Tanah
Perhitungan momen aktif dan pasif :
Tabel 7 Momen Aktif dan Pasif Pada Titik O
Perhitungan panjang penanaman dan momen maksimum:
∑M = 0.29D³ - 2.29D² - 8.16D – 17.44= 0
D1 = 10.96m ≈ 11m (panjang penanaman)
Derajat Konsolidasi Faktor Waktu Lama Konsolidasi
U% Tv Tahun
0 0 0
10 0.008 0.64
20 0.031 2.49
30 0.071 5.70
40 0.126 10.12
50 0.197 15.83
60 0.287 23.06
70 0.403 32.37
80 0.567 45.55
90 0.848 68.12
100 - -
Aktif Pasif Lengan Momen Aktif Momen Pasif
ton ton m tm tm
P1 0.705 D +4.1 0.7D + 2.89
P2 1.282 D + 3.67 1.28D + 4.71
P3 3.521 D+1.4 3.52D + 4.93
P4 0.850 D+0.93 0.85D + 0.79
P5 6.792 D-1.5 6.79D - 10.19
P6 0.755 D-2 0.76D - 1.51
P7 2.715D-8.145 0.5D-1.5 1.36D² - 8.15D + 12.22
P8 0.1D²-0.6143D+0.9429 0.33D-1 0.03D³ - 0.303D² + 0.93D -0.94
P9 6.975 D-2 6.975D - 13.95
P10 4.739D-14.22 0.5D-1.5 2.37D² - 14.22D +21.33
P11 0.975D²-5.835D+8.73 0.33D-1 0.32D³ - 2.9D² + 8.72D - 8.73
P12 0.98 D+1.87 0.98D + 1.83
P13 1.4D+1.96 0.5D+0.7 0.7D² + 1.96D + 1.37
0.03D³ + 1.76D² + 9.632 + 16.10 0.32D³ - 0.53D² + 1.47D - 1.35
Gaya Tanah
∑Momen
5
∑D = 0.87D²-4.58D-8.16= 0
D1 = 6.67 m (menentukan)
D2 = -1.4 m
Mmax= 0.29(6.67)³ - 2.29(6.67)² - 8.16(6.67) - 17.44= 0
Mmax = 87.69tm (aktif)
Penentuan section modulus (Z) :
Z =
Z =
Z = 0.003187 m3 = 3187 cm²
Analisa Stabilitas Sheetpile :
Angka keamanan (SF) = 1.8 (Gambar 14)
Gambar 14 Grafik Angka Keamangan (SF) Sheetpile
Total Displacement = 51.11x10-3 m (Gambar 15)
Gambar 15 Total Displacemen) Pada Sheetpile
B. Perencanaan shore protection
Sesuai dengan disain kriteria, maka harga- harga parameter
dalam perhitungan shore protection ini adalah sebagai berikut :
Elevasi muka air pasang (HWL) : +2.8 mLWS
Berat jenis armour (γr) (batu alam) : 2.50 – 2.65 t/m3
Sudut kemiringan : 1:2
Koefisien stabilitas (Kd) : 2 (lengan bangunan)
Koefisien lapis (K∆) : 1.15
Porositas (P) : 37
Tinggi gelombang (H) : 1.7 m
Berat pelindung (armour)[8]
=
= 3.084 ton
Lebar puncak pemecah gelombang [8]
(
)
= 3x1*
+
= 3.2 m
Tebal lapisan pelindung [8]
(
)
= 2x1*
+
= 2.145 m ≈ 2.2 m
Jumlah lapisan pelindung [8]
*
+ *
+
=10x2x1*
+ *
+
=11 butir
per 10m²
Berat pelindung kaki [8]
W =
=
=0.1402 ton = 140.2 kg
Elevasi Puncak Shore Protection [8]
Elevasi puncak tanggul shore protection terhadap Lower Water Sea
(LWS), dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut:
Pasang surut air laut (HWL) = +2.8 mLWS
Wave Run-Up (Ru) = 1,176 m
Tinggi Bebas (1 m) = 1 m
Elevasi puncak pelindung = +5.00 mLWS
VI. PERENCANAAN PENGERUKAN
Pengurukan dilakukan untuk mendapatkan material yang akan
digunakan sebagai material reklamasi. Langakah-langkah dalam
merencanakan suatu pengurukan antara lain:
1. Menentukan peralatan yang akan digunakan
2. Menetukan lokasi pengambilan material (quarry) dimana
tidak menyentuh batas reklamasi (talud).
3. Menghitung produktivitas alat.
4. Merencanakan metode pelakasanaan.
Volume Pengerukan
Pentuan volume pengerukan dilakukan dengan membagi luasan
reklamasi menjadi beberapa pias dengan jarak 20m. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Perhitungan Volume Reklamasi
Tabel 9 Volume Akibat Settlement
Lokasi pengerukan
Pekerjaan pengerukan dilakukan di lokasi quarry yaitu di jalur
pelayaran yang terletak di selatan pelaksanaan reklamasi. Dari data
yang diketahui bahwa kedalaman perairan pada lokasi tersebut
berkisar dari -7mLWS – -10mLWS dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Lokasi Pengerukan
Produktifitas kapal keruk
Dalam perencanaan ini pengerukan dilakukan menggunakan
kapal TSHD Kalimantan II dari PT. Pengerukan Indonesia. Dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 8 Spesifikasi Kapal Keruk
Produktivitas kapal keruk dapat diperhitungkan dengan
menggunakan perumusan berikut : [6]
P = Pmax.fd.fa.fb
P = 547. 2 x 0.94 x 0.85 x 0.78 = 341.02 m³/jam
Dimana:
Pmax = produktivitas maksimal
Luas PenampangLuas Penampang
Rata-Rata
Jarak
StasiumVolume
m² m² m m³
STA 0+00 621.7
STA 0+20 601.5
STA 0+20 601.5
STA 0+40 672.7
STA 0+40 672.7
STA 0+60 698.8
STA 0+60 698.8
STA 0+80 671.8
STA 0+80 671.8
STA 0+100 678.4
STA 0+100 678.4
STA 0+120 651.8
STA 0+120 651.8
STA 0+140 626.6
STA 0+140 626.6
STA 0+160 603.0
STA 0+160 603.0
STA 0+180 588.1
STA 0+180 588.1
STA 0+200 548.4
STA 0+200 548.4
STA 0+220 547.4
STA 0+220 547.4
STA 0+240 530.7
STA 0+240 530.7
STA 0+260 477.8
199186
22
23
24
25
12506.03
12501.28
12601.82
12937.56
12606.25
20
20
20
20
675.08
Jumlah Volume Reklamasi
20
595.525
568.24
547.905
539.065
504.25
21
Stasiun
611.6
637.115
685.76
685.315
12296.1
665.085
639.215
614.805
12232
12742.3
13715.2
13706.3
13501.6
20
20
20
13301.7
12784.3
Luas Wilayah Settlement Volume
m² m m³
I 2821.42 0 0
II 20044 1.1 22048.4
III 6145.43 0.3 1843.629
IV 19070 0.7 13349
V 3330.84 3 9992.52
47233.55
246419.5
Jumlah
Zona
Total Reklamasi
Kelas GL/KI
Deskripsi Hopper Suction Dredger
Kapasitas 4000 m³
V max 13 knot
Draft 6.33 m
Dredgin Depth 20 m
± 4,875 Km
6
fd = faktor operasional
fa = faktor operasional
fb = faktor mekanis
Produktifitas Barge
Material reklamasi yang telah dikeruk oleh TSHD selanjuntnya
dibawa oleh Split – Type Hopper Barge dengan volume kapal 850
m3. [6]
Total cycling time (t) = loading+maneuver+travel+Unloading
Total cycling time (t) = 0.621+0.24+0.573+0.621 = 2.055 jam
Produktivitas (Q) = V/t = 850 / 2.055 = 387,77 m3/jam
Penentuan jumlah alat
Apabila digunakan hanya satu kapal keruk, maka lama waktu
yang dibutuhkan adalah:
t =
=
= 1083.89 jam = 45 hari
Sedangkan jumlah barge yang dibutuhkan adalah :
n =
=
= 1.2 barge ≈ 1 barge
Lama waktu pemindahan material dengan menggunakan 1 barge :
t =
=
= 12.517 jam
VII. METODE PELAKSANAAN
Dalam bab metode pelaksanaan ini akan direncanakan metode
pelaksanaan dari hasil perencanaan pada bab sebelumnya, seperti
berikut ini :
1. Tahap 1 : Pemancangan sheetpile
2. Tahap 2 : Pemasangan talud batu
3. Tahap 3 : Pelaksanaan reklamasi
4. Tahap 4 : Pemasangan shore protection
Untuk lebih jelasnya mengenai metode pelaksanaan ini dapat
dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Denah Pelaksanaan
VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Prosedur perhitungan anggaran biaya meliputi :
1. Penentuan harga material, alat dan upah. Besarnya harga
material didasarkan pada harga satuan pokok di Kota
Balikpapanan.
2. Analisis harga satuan tiap pekerjaan.
3. Perhitungan volume pekerjaan dan rencana biaya setelah
dilakukan perhitungan terhadap besarnya volume pekerjaan,
didapat anggaran biaya total sebesar Rp.67.355.808.010.
IX. KESIMUPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan tiap zona maka didapatkan
tinggi timbunan pelaksanaan sebagai berikut :
Tabel 10 Tinggi Timbunan Pelaksanaan
Dalam perencanaan vertical drain didapat jarak pemasangan
yang beragam dengan pola pemasangan segitiga, Hasil
perencanaan vertical drain dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
- Zona I :
Tidak menggunakan PVD karena tidak adanya
pemampatan pada zona ini.
- Zona II :
Type PVD = CeTeau-Drain CTD832
Dimensi = 0.5 x 10 cm
Jarak PVD = 1.2 m (segitiga)
- Zona III:
Tidak menggunakan PVD karena pemampatan yang terjadi
hanyalah immediate settlement.
- Zona IV :
Type PVD = CeTeau-Drain CTD832
Dimensi = 0.5 x 10 cm
Jarak PVD = 1.4 m (segitiga)
- Zona V :
Type PVD = CeTeau-Drain CTD832
Dimensi = 0.5 x 10 cm
Jarak PVD = 1.3 m (segitiga)
Jenis sheetpile yang digunakan type OT Series dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Panjang sheetpile = 16 m
Thickness (t) = 12 mm
Width (Ws) = 675 mm
Height (H) = 476 mm
Cross Section Area (A) = 144 cm2
Weight (Wt) = 174.6 kg/m
Moment of Inertia = 84121 cm4
Section Modulus = 3450 cm3
Penentuan dimensi shore protection ini sesuai dengan
perumusan yang diberikan Hudson. Sehingga didapatkan
dimensi shore protection sebagai berikut :
Berat batu pelindung = 2.5ton – 3 ton (lengan)
= 3 ton – 4 ton (ujung)
Lebar puncak = 3.5 m
Tebal lapisan = 2.5 m
Jumlah batu = 13 butir per 10m2 (lengan) = 11 butir per 10m2 (ujung)
Elevasi puncak = +5.00 mLWS
Proses pengerukan dilakukan di tepi alur pelayaran Selat
Makassar. Pengerukan dilakukan dengan menggunakan kapal
Trailing Hopper Dredger milik PT. Pengerukan Indonesia.
Volume kerukan yang dibutuhkan sebesar 369629.25 m3.
Dilakukan dengan kapal kapal TSHD selama 45 hari dan
bantuan satu kapal barge untuk transportasi ke lokasi dumping.
Total anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
reklamasi dan shore protection berdasarkan perhitungan adalah
sebesar Rp.67.355.808.010.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wahyudi, Herman. 1999. Teknik Reklamasi. Surabaya:
Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS
[2] Tezaghi K, Peck R. B. 1967. Soil Mechanics in Engineering
Practice. Ney York: A Wiley International Edition.
[3] Das, B.M. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geotek). Jakarta: Erlangga.
[4] Mochtar, I. B. 2000. Teknologi Perbaikan Tanah dan
Alternatif Perencanaan Pada Tanah Bermasalah
(Problematic Soilsi). Surabaya: Fakultas Teknik Sipil FTSP
ITS.
[5] Magnan. J. P. 1983. Methodes Pratiques Pour la Resolution
des Problemes Poses par les Drains Verticaux. Paris:
Laboratoire Central des Ponts et Chaussees.
[6] Queyroi D et.al. 1985. Amelioration des Sols de Fondation
Choix des methods.Paris: Laboratoire Central des Ponts et
Chaussees.
[7] Magman. J. P. 1984. Remblais et fondations sur Sols
Compressibles. Paris: : Laboratoire Central des Ponts et
Chaussees.
[8] CERC, 1984. Shore Protection Manual Volume II.
Washington: U.S Army Corp of Engineer
Zona Hfinal (m) Hinitial (m) Sc (m)
I 5.4 5.4 0
II 4.2 5.3 1.1
III 6.2 6.5 0.3
IV 4.8 5.5 0.7
V 6.5 8.5 2