1. Profile Perawat Profesional

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUAN

Secara etimologi profil berasal dari bahas Inggris : Profile. John M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus Inggris- Indonesia menerjemahkan sebagai tampang atau raut wajah atau riwayat. Secara lengkap profil dapat didefinisikan sebagai gambaran dan penampilan menyeluruh berbagai aspek dari sesuatu objek atau subyek yang menggambarkan kondisi dan kemampuan optimal yang dimiliki. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Undang-Undang Kesehatan No 23, 1992). Seorang perawat dikatakan professional jika memiliki ilmu pengetahuan. Profil perawat professional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan aktivitas keperawatan sesuai kode etik keperawatan. Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan/pelayanan perawatan, praktik keperawatan, pengelolaan institusi keperawtan, pendidik klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta kegiatan penelitian di bidang keperawatan.

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perawat Florence Nightingale lahir tahun 1820 dari keluarga kaya raya dan terhormat meniti karirnya dirumah sakit ST. Thomas Hospital yang ditentang keras oleh keluarganya. Ia diterima mengikuti kursus pendidikan perawat pada usia 31 tahun. Ditunjuk oleh pemerintahan inggris untuk menata asuhan keperawatan rumah sakit militer di turki memberi peluang baginya untuk meraih prestasi (Taylor. C, 1989). Sesudah perang krim Florence Nightingale kembali ke Inggris mempelopori berdirinya sekolah-sekolah perawat modern tahun 1840. Kontribusi Florence Nightingale : 1. Menetapkan standar manajemen rumah sakit

2. Menegaskan bahwa nutrisi merupakan bagian penting dari asuhan keperawtan 3. Meyakinkan bahwa akupasional merupakan suatu terapi bagi orang sakit

4. Mengidentifikasi kebutuhan personal pasien dan peran perawat untuk memenuhinya 5. Mengemdbangkan standar okupasi bagi pasien wanita 6. Mengembangkan pendidikan keperawatan 7. Menetapkan 2 komponen keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit 8. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dnegan rofesi kedokteran. 9. Menekankan kebutuhan pendidikan lanjut bagi perawat.

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi social dan ekonomi yaitu penjajahan pemerintahan colonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka. Dibedakan atas : a. Masa penjajahan belanda I Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK dengan sebutan zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan Belanda dibidang kesehatan adalah : Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun 1799 Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds dients) Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds dienst)

b. Zaman penjajahan Inggris Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan rakyat semboyan :Kesehatan adalah milik manusia. Usaha-usahanya dibidang kesehatan : Pencacaran secara umum Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa Memperhatikan kesehatan pada para tawanan

c. Zaman penjajahan Jepang Menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran yang juga merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia. Kemundurankemunduran ini terlihat pada pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terdidik, Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang, Obat-obatan sangat kurang Wabah penyakit terjadi dimana-mana. d. Zaman kemerdekaan Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah skit dan balai kesehatn. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan keperawatan professional. e. Tahun 1962-sekarang Keperawatan mulai berkembang dengan pesat Tahun 1962 mulai banyak berdiri akademi keperawatan (AKPER) tahun 1985 program studi ilmu keperawatan (PSIK) diselenggarakan oleh fakultas kedokteran universitas Indonesia lulusan I tahun 1988 Dampak : Meningkatkan pelayanan keperawatan, pendekatan proses keperawatan dan meningkatkan peran dan fungsi perawat. Keperawatan penyakit jiwa di Indonesia Tahun 1800 pasien jiwa sudah dikumpulkan di bangsalbangsal dan perawatannya bersifat penjagaan. RS jiwa didirikan pertama kali tahun 1875 di Cilandak Bogor dnegan kapasitas 400 orang. Rumah sakit jiwa kedua di Lawang tahun 1894 dengan kapasitas 3300 pasien. Rumah sakit jiwa ketiga RSJ Prof. Dr. Soeroyo di magelang tahun 1923 dengan kapasitas 1400 pasien. Pendidikan keperawatan jiwa baru dibuka bulan September 1940 di bogor dengan kursus. Saat ini perawatan jiwa diselenggarakan secara modern. Dibangsal-bangsal, pengobatan dengan shock terapi, menggunakan obat-obat tidur dnegan musik, olah raga dan rekreasi.

A. Perawat Profesional Istilah profil dimaksudkan sebagai tampilan seseorang dalam melakukan sesuatu. Kata profil berasak dari bahasa Inggris, profile, yang berarti tampang atau raut muka. Pengertian profil adalah gambaran dan tampilan menyeluruh dari suatu objek atau subjek yang menggambarkan kondisi dan kemampuan optimal yang dimiliki.Profil perawat profesional berarti tampilan perawat secara utuh, dakam melakukan aktifitas keperawat yang berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional sesuai dengan kode etik keperawatan. Seorang perawat diharapkan memiliki kompetensi meliputi pengetahuan, ketrampilan, pribadi yang menunjang sebagai perawat yang tercermin dari perilaku,

sesuai prinsip Service Quality, yaitu : 1. Tangible (bukti fisik), meliputi penampilan fisik, kelengkapan atribut, kerapian dan kebersihan ruang perawatan dan penampilan perawat, 2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, tidak bingung dan selalu memberikan

penjelasan atas tindakan keperawatan yang akan dilakukan, 3. Responsivenes (Daya Tanggap), yaitu keinginan membantu para pasien dan memberikan pelayanan dengan tanggap dan seksama,dengan siap, cepat, tepat dan selalu sedia setiap saat, 4. Assurance (Jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan,kesopanan dan sifat dapat dipercaya bebas dari bahaya resiko atau keragu raguan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, 5. Emphaty (Empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami pasien. Hal ini terutama berkaitan dengan karakteristik masing-masing pribadi pasien.

Peranan keperawatan menurut CHS tahun 1989 terdiri dari peranan sebagai peran asuhan keperaatan advokal pasien, pendidik, coordinator, konsuhan, peneliti : 1. Peran sebagai pemberi asuhan dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan Contoh : secara langsung melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien, contohnya memberi rasa aman dan nyaman kepada pasien dengan menjaga agar tempat tidur pasien tetap bersih dan rapi.

2. Peran sebagai advokat klien Peran Ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Contoh : sebuah kasus ketika pasien dipindahkan dari icu ke bangsal, sering sekali suhu badan pasien meningkat karena dehidrasi. Ketika hal ini terjadi biasanya dokter akan bertindak memberikan antipiretik tanpa mengetahui status pasien sebenarnya. Disinilah peran perawat sebagai advokad untuk memberikan pembelaan terhadap hak pasien dengan lebih menyarankan untuk dilakukan kompres air karena kita harus meminimalkan penggunaan obat pada tubuh pasien.

3. Peranan coordinator Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayan, maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep managemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola perawt berperan dalam memantau dan menjamin kualitas asuhan keperawatan serta organisasi dan mengendalikan system yankes. Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep yaitu : Tingkat atas / top manajer Tingkat menengah / middle manajer Tingkat dasar / Supper pacial manajer

Dalam struktur RS di Indonesia di bedakan menjadi : Tingkat atauugtios kepala bidang keperawatan Tingkat menengah kepala seksi keperawatan Tingkat dasar perawat yang menjabat kepala ruangan Contoh : sebagai kepala ruangan mengkoordinasi dan mengatur aktivitas ruangan (mengatur shift perawat, mengatur jam besuk)

4. Peran educator Peran ini dilakukan dalam membantu klien dan keluarga serta masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang kita berikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan Contoh : memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, pasien dan keluarga pasien.

5. Peran kolabulator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja dengan tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia medis. Dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan kesehatan. Contoh : pada pasien DM perawat harus bekerjasama dengan ahli gizi untuk mengatur pola makan pasien.

6. Peranan konsultan Peranan disini adalah sebagai tempat konsultan terhadap masalah keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelajaran pelayanan keperawatan. Contoh : mendengarkan keluhan pasien dan membantu untuk mencari jalan keluar bagi permasalahannya.

7. Peran pembaharuan Peran sebagai pembaharuan dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan. Sebagai peneliti dibidang keperawatan diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk menigkatkan mutu asuhan / pelayanan dan pendidikan keperawatan. Tujuan dilakukan researche : Jawaban terhadap pertanyaan Solusi menyelesaikan masalah baik melalui produk tekhnologi dan metode baru dalam keperawatan Penemuan dan penafsiran fakta baru

Pengujian terhadap teori, kondisi, serta fakta baru Perumusan teori baru Mengembangkan IPTEK keperawatan Pengembangan ruang lingkup praktek keperawatan

Langkah-langkah untuk mengembangkan kegiatan penelitian : a. Memodifikasi askep sejalan hasil keperawatan b. Memperluas kesempatan kepada perawat c. Apresiasi terhadap metodologi dan prosedur penelitian d. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian e. Selalu didukung untuk melakukan penelitian Contoh : madu salah satu contoh media wound care saat ini

B. Fungsi perawat Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah di sesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan fungsi diantaranya : 1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dengan kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya pesan atau intruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya di lakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari primer keperawat pelaksana 3. Fungsi interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat ketergantungan diantara tim satu dnegan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.

Fungsi perawat menurut PPNI 1. Memperkokoh peraturan praktek keperawatan dan fungsi dari konsul keperawatan untuk melindungi masyarakat 2. Persatuan dan komitmen perawat dengan kepemimpinan yang kuat untuk membawa perubahan dalam pelayanan dan pendidikan keperawatan 3. Membentuk system penghargaan dan professional carier ladder untuk perawat yang didukung oleh system pendidikan keperawatan keberlanjutan 4. Pusat system informasi Indonesia 5. Pengembangan kinerja organisasi professional dengan dewa pengurus pusat yang kuat 6. Pengembangan misi social dan citra profesi perawat.