Upload
raflobarus
View
43
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
3.7. Sambungan Dengan Paku
Suatu sambungan dengan menggunakan paku, adalah sambungan
dengan memakai perekat.
Deformasi sambungan paku lebih kecil dibandingkan sambungan baut.
Macam-Macam Bentuk Paku :
Paku Tampang Bulat
Banyak digunakan di Indonesia. Tetapi tidak mendukung gaya dalam arti yang .
sesungguhnya, gaya yang didukung hanya kecil saja.
Contoh : - Untuk pembuatan perabot-perabot rumah tangga
- Untuk pembuatan jendela / pintu dan sebagainya
Dimana hampir tidak ada gaya-gaya yang diterima oleh paku.
Paku Tampang Segitiga
Kini tidak banyak lagi dipakai, terutama di Indonesia.
Paku Tampang Persegi
Banyak dipakai di benua Eropa, terutama pada konstruksi pendukung.
Paku Alur Spiral (Spirally Grooved Nail)
Dipakai untuk keperluan-keperluan istimewa, terutama bila diperlukan kuat :
cabutnya. Paku ini mempunyai dukungan gesek yang besar, berhubung
kelilingnya tidak rata.
Paku Alur Lurus (Longitudinally Grooveed Nail)
Banyak dipakai di benua Eropa, terutama sebagai alat sambung pada konstruksi
dukung.
Paku Sisik (Barbed Nail)
Dipakai untuk keperluan-keperluan yang khusus.
Di Indonesia satu-satunya jenis paku yang digunakan, ialah paku tampang
bulat, walaupun daya dukungnya kecil. Oleh sebab itu di Indonesia paku
belum banyak digunakan sebagai konstruksi dukung.
Kebaikan-kebaikan konstruksi kayu dengan menggunakan sambungan
paku :
a. Harga paku, adalah murah, maka konstruksi murah pula.
b. Konstruksinya kaku, karena geseran-geseran di dalam sambungan hanya
kecil.
c. Di dalam pembuatan konstruksi beserta sambungan tidak diperlukan
tenaga ahli, cukup dikerjakan oleh tukang atau pekerja biasa, sedang alat-
alat yang diperlukan sangat sederhana, ialah paku dan catut saja.
d. Pekerjaan dapat dijalankan dengan cepat.
e. Perlemahan kayu karena paku-paku kecil
Peraturan sambungan paku menurut PKKI, adalah sebagai berikut :
a. Paku yang dipergunakan dapat mempunyai tampang melintang yang
berbentuk bulat persegi atau beralur lurus.
b. Kekuatan paku bertampang bulat diberikan dalam daftar V PKKI dan
berlaku untuk tebal kayu seperti tertera dalam daftar tersebut. Kekuatan
paku tersebut tidak tergantung dari besar sudut antara arah gaya dan arah
serat kayu.
c. Untuk sambungan yang menyimpang dari daftar Va dapat dipakai rumus-
rumus di bawah ini dengan mengingat syarat-syarat ukuran paku seperti
tertera dalam gambar di bawah ini dan seperti akd dalam daftar Va :
Sambungan bertampang satu
S =½.b.d.σkd b 7d
S =3,5.d2 σkd b 7d
Sambungan bertampang dua
S = b.d.σkd b 7d
S =7.d2 σkd b 7d
S = Gaya yang diperkenankan per paku
b = Tebal kayu
d = Diameter paku (daftar Vb)
σkd = Kokoh desak kayu
d. Ujung paku yang keluar dari sambungan sebaiknya dibengkokkan tegak
lurus arah serat, asal pembengkokan tersebut tidak akan merusakkan
kayu.
e. Apabila dalam satu barisan terdapat lebih dari 10 batang paku, maka
kekuatan paku harus dikurangi dengan 10% dan jika lebih besar dari 20
batang paku harus dikurangi dengan 20%.
f. Pada sambungan dengan paku, paling sedikit harus digunakan 4 batang
paku.
g. Jarak paku minimum harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut :
Dalam arah gaya
12.d untuk tepi kayu yang dibebani
5.d untuk tepi kayu yang tidak dibebani
10.d jarak antar paku dalam satu barisan
Dalam arah tegak lurus gaya
5.d untuk jarak sampai tepi kayu
5.d untuk jarak antara baris-baris paku
h. Apabila ada banyak kemungkinan bahwa paku akan berkarat, maka
hendaknya dipakai paku yang disepuh seng atau cadmium.
i. Apabila paku dipergunakan untuk konstruksi yang selalu terendam air
atau untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung dan kemungkinan
besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi, maka di dalam perhitungan
kekuatan harus dikalikan dengan angka 2/3.
Apabila paku digunakan untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi
kayu itu dapat mengering dengan cepat, kekuatannya harus dikalikan
dengan angka 5/6.
j. Kekuatan sambungan paku dapat dinaikkan dengan 25%, jika muatan
terdiri dari muatan tetap dan muatan angin atau dari muatan tetap dan
muatan tidak tetap, kecuali untuk beban-beban dinamis seperti pada
jembatan-jembatan dan sebagainya.
k. Jika suatu konstruksi dengan paku berbentuk lengkung, maka jari-jari
lengkungannya paling kecil 400 b, dimana b adalah tebal papan kayu
yang dipergunakan dalam konstruksi itu.
b
R 400 b
l. Panjang paku minimum, baik untuk sambungan tampang satu maupun
tampang dua harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Beban Yang Diperkenankan
Per Paku Menurut Daftar Va PKKI
Tebal Diameter paku Kelang- Kekuatan 1 Paku Tampang Satu (Kg)
N0. Kayu d (1/10 mm) singan l/bBD kayu 0.3 g/cm3
σkd σkd σkd
BD kayu 0.4 g/cm3
BD kayu 0,5 g/cm3
BD kayu 0,6 g/cm3
σkd = 75 kg/cm2
σkd = 100 kg/cm2
σkd = 125 kg/cm2
I
σkd = 150 kg/cm2
b (mm) Panjang paku l (mm) b/d S S S S
1 20
28/51 (2" BWG 12) 7,2 2,5 20 27 34 41
31/63 (2½" BWG 11) 6,5 3,2 23 31 38 46
34/76 (3" BWG 10) 5,9 3,8 25 34 42 51
2 25
31/63 (2½” BWG 11) 8,1 2,5 24 33 42 50
34/76 (3" BWG 10) 7,4 3,0 32 40 50 60
38/89 (3½" BWG 9) 6,6 3,6 35 47 59 70
3 30
34/76 (3" BWG 10) 8,8 2,5 30 40 50 60
38/89 (3'/2" BWG 9) 7,9 3,0 38 50 63 75
42/102 (4" BWG 8) 6,5 3,4 47 63 78 94
4 3538/89 (3'/2" BWG 9) 9,2 2,5 38 50 63 75
42/102 (4" BWG 8) 8,3 2,9 36 61 77 92
5 4042/102 (4" BWG 8) 9,5 2,5 46 61 77 92
52/114 (4½" BWG 6) 7,6 2,9 70 94 118 14 2
Catatan : BD = Berat jenis kering udara
σkd = Kokoh desak kayu yang diperkenankan
Untuk paku-paku yang ukurannya memenuhi syarat untuk sambungan bertampang
dua bila digunakan sambungan bertampang dua, maka kekuatan paku menjadi 2 x S
dari daftar tersebut.
Ukuran Paku d (mm)Jumlah Kira-Kira Paku
Per Kg
2" BWG 12 2,77 400
2" BWG 11 3,05
2" BWG 10 3,40
2½" BWG 11 3,05 280
2½" BWG 10 3,40
2½" BWG 9 3,76
3" BWG 10 3,40 185
3" BWG 9 3,76
3" BWG 8 4,19
3½" BWG 9 3,76 120
3½" BWG 8 4,19
4" BWG 7 4,57
4" BWG 8 4,19 93
4" BWG 7 4,57
2" BWG 6 5,15
CONTOH SOAL :
P/2
P P/2
P P
Rencanakan sambungan paku jika bekerja gaya P = 4,5 ton
menggunakan kayu kelas II mutu A dengan konstruksi terlindung, jika
tebal batang yang disambung 6 cm dan batang penyambungnya 4 cm
Kayu Kelas II σkd = 150 kg /cm2
Penyelesaian :
Dicoba paku 42/102
Panjang paku = 10,2 cm, diameter paku = 0, 42 cm
- sambungan tampang satu.
7 d = 7 . 0,42 =2,94 cm
b >7d → maka menggunakan rumus :
S = 3,5.d2 . σkd
= 3,5 . 0,422 . 150 = 92,61 kg
Jumlah paku = 4500/92,61 = 48 paku
Dipasang paku 24 batang dari atas dan 24 batang dari bawah
Jarak penempatan pemasangan paku :
Tegak lurus arah gaya = 5 d = 5 . 0,42 = 2,1 cm
Sejajar arah gaya = 10d = 10.0.42 = 4,2cm
Ujung kayu yang dibebani = 12d = 12 . 0,42 = 5,04 cm ~ 5,1 cm
Jumlah baris paku = 3
Lebar kayu = 20d =20.0,42 cm = 8,40 ~ 10 cm
P P
5,1 7 x 4,2 5,1
Soal
Hitung P maksimum pada sambungan paku, jika jumlah paku 30 batang
dengan ukuran paku 38/89, menggunakan kayu kelas II mutu A dengan
konstruksi terlindung, jika tebal batang yang disambung 6 cm dan
batang penyambungnya 4 cm
P P
2 P
2 batang
1 batang 450
Rencanakan sambungan paku jika gaya P=2 ton tebal batang diagonal
4 cm dan batang horisontal 8 cm menggunakan kayu kelas II mutu A
konstruksi tidak terlindung dengan beban tetap
Penyelesaian
Dicoba paku 52/114 L=11,4 cm d = 0,52 cm
Jumlah tebal kayu yang disambung 16 cm sehingga rumus yang
digunakan sambungan tampang satu
7 d = 7 x 0,52 = 3,64 cm
b>7d untuk konstruksi tidak terlindung S dikalikan faktor 5/6
S = 5/6.3,5 d2 σkd = 5/6.3,5.(0,52)2.150 = 118,3 kg
Jumlah paku = P/S = 2000/118,3 =16,91 ~ 18 bt paku
Dipasang 9 batang dari kiri dan 9 batang dari kanan
P 12d
10d
10d
5d
20d
Lebar batang horisontal = 37d sin 45 = 37.0,52.sin 45 = 13,6 ~ 15 cm
Lebar batang diagonal = 20 d = 20.0,52 = 10,4 ~ 12 cm