17
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA STRUKTUR BIDANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada umumnya, secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang-bidang dan garis. Garis atau bidang tidak selalu meruapakan bidang batas dari suatu batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan batuan. Di dalam prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan. Secara geometris, unsur struktur geologi dapat dibedakan menjadi struktur bidang dan struktur garis. Namun pada laporan ini hanya akan membahas secara terperinci mengenai struktur garis. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1 Maksud Maksud diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang struktur garis. 1.2.2 Tujuan Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami struktur garis pada proyeksi perlapisan, kedudukan dan penampang vertikal batuan. 1.3. ALAT DAN BAHAN SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

1. Struktur Bidang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan struktur bidang

Citation preview

Page 1: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada umumnya, secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai

bidang-bidang dan garis. Garis atau bidang tidak selalu meruapakan bidang batas dari

suatu batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan batuan. Di dalam

prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan.

Secara geometris, unsur struktur geologi dapat dibedakan menjadi struktur bidang dan

struktur garis. Namun pada laporan ini hanya akan membahas secara terperinci mengenai

struktur garis.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Maksud diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami

tentang struktur garis.

1.2.2 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami

struktur garis pada proyeksi perlapisan, kedudukan dan penampang vertikal batuan.

1.3. ALAT DAN BAHAN

1.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain sebagai berikut:

a. ATM (Alat Tulis Menulis)

b. Mistar

c. Busur 3600

d. Jangka

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 2: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

1.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain sebagai berikut:

a. Kertas kalkir

b. Kertas A4

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 3: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. GEOMETRI UNSUR STRUKTUR

2.1.1 Pengertian Unsur Struktur

Prinsip geometri suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai

kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara satu dan lainnya

dapat di deskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunnyai komponen kedudukan

(attitude), yang umumnya dinyatakan dalam kordinat grafis, arah dan besaran

kecondongan (inklinasi). Unsur struktur geologi didasarkan geometri dibedakan: struktur

bidang (planar) misalnya: bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekahan, bidang

sesar, bidang belahan (cleavage). Struktur garis (linear) misalnya : lineasi, sumbu lipatan,

gores-garis dan sebagainya. (Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur, 1)

2.1.2 Deskripsi Geometri

Deskripsi geometri merupakan cara pemecahan problema garis dan bidang di

dalam ruang secara grafis. Cara yang digunakan yaitu dengan memproyeksikan bentuk

dan posisi suatu obyek dalam ruang menjadi gambaran datar pada suatu bidang. Dalam

penyelesaian masalah geometri struktur dikenal jenis proyeksi diantaranya proyeksi

perpektif, proyeksi ortografi dan proyeksi steriografi. (Buku Panduan Praktikum Geologi

Struktur, 1)

2.2. STRUKTUR BIDANG

2.2.1 Definisi

- Kedudukan (attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang atau garis

didalam ruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan bidang horizontal,

dan terdiri komponen arah dan kemiringan.

- Arah (trend) adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan dengan

azimuth atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu (Bearing).

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 4: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

- Kecondongan (inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari bidang

horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang tidak tegak

lurus strike disebut kemiringan semu (Apperent dip).

- Jurus (Strike) adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang miring

- Kemiringan (Dip) adalah sudut terbesar dari suatu bidang miring, yang diukur tegak

lurus jurus (Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur, 2)

Gambar 2.1 Kedudukan bidang dan garis di dalam ruang

2.2.2 Cara Penulisan Jurus Dan Kemiringan Untuk Struktur Bidang

Dengan menggunakan cara penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian

kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan angka kemiringan saja tidak dapat

secara unik mendefinisikan kedudukan suatu struktur bidang. Sebagai contoh, sebuah

struktur bidang dengan jurus E-W dapat miring ke arah N atau S, dan sebuah struktur

bidang dengan jurus N400E dapat miring ke arah SE atau NW. Karena itu, untuk cara

penulisan jurus dan kemiringan, arah umum dari kemiringan harus disertakan dalam

pendeskripsian suatu struktur bidang. Dalam pendeskripsian kedudukan struktur bidang,

arah pasti dari kemiringan tidak diperlukan karena arah kemiringan selalu tepat 900 dari

jurus. Sebagai contoh, adalah cukup untuk menuliskan dan menyebutkan bahwa struktur

bidang dengan jurus N300E memiliki kemiringan, misalnya, 240NW. Arah kemiringan

dari struktur bidang ini secara otomatis dapat diketahui, yaitu N600W. Kedudukan suatu

struktur bidang secara lengkap terdeskripsikan jika (i) jurus, (ii) kemiringan, dan (iii)

arah umum dari kemiringan, ditunjukkan. Sebagai contoh:

• Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah N-S dengan kemiringan 800E ditulis

sebagai : N00E/800E, N00W/800E, atau N1800E/800E.

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 5: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

• Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah E-W dengan kemiringan 300N ditulis

sebagai : N900E/300N, N900W/300N, atau N2700E/300N.

• Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NW-SE dengan kemiringan 600SW

ditulis sebagai : N450W/600 SW, N1350E/600SW, atau N3150E/600SW.

• Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NE-SW dengan kemiringan 150NW

ditulis sebagai : N450E/150NW atau N2250E/150NW. (Geologi Struktur ‘Prinsip Dasar

Geometri dan Interpretasi’, 11)

Kedudukan struktur bidang juga dapat dideskripsikan dengan cara penulisan

kemiringan. Contoh penulisan kedudukan bidang

AZIMUTH KUADRAN

N 1450 E/300 S 350 E/300 SW

N 350 E/300 SW

(Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur, 1)

2.2.3 Aturan Tangan Kanan (Right-Hand Level)

Dalam konvensi azimuth, jurus harus selalu dituliskan dengan tiga digit angka dan

kemiringan harus selalu dituliskan dengan dua digit angka ditambah dengan arah

kemiringan. Banyak ahli geologi menggunakan sistem yang lebih cepat untuk dituliskan,

dan sistem ini dikenal sebagai aturan tangan kanan (right-hand rule). (Geologi Struktur

‘Prinsip Dasar Geometri dan Interpretasi’, 13)

Jika kita mengikuti aturan tangan kanan, kita harus memilih arah jurus sehingga,

jika kita menghadap pada arah jurus tersebut, struktur bidang miring ke arah kanan

(Gambar 2.2). Dengan demikian, dari setiap pengukuran struktur bidang dengan

menggunakan kompas, arah kemiringan akan selalu dapat ditentukan dengan

menambahkan 900 searah perputaran jarum jam (clockwise) terhadap besar jurus

(Gambar 2.2b). Salah satu keuntungan dari penerapan aturan ini adalah kedudukan

strutur bidang dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam angka. (Geologi Struktur

‘Prinsip Dasar Geometri dan Interpretasi’, 11)

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 6: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

Gambar 2.2. Ilustrasi aturan tangan kanan (right-hand rule) untuk mendeskripsikan jurus dan kemiringan.

(a) Struktur bidang miring ke arah kanan terhadap garis pandang. (b) Angka dip ditentukan dengan

menambahkan 900 searah perputaran jarum jam (clockwise) terhadap besar jurus.

2.2.4 Penggambaran Struktur Bidang

Selain dengan angka, kedudukan struktur bidang dapat pula dideskripsikan

dengan menggunakan simbol pada peta. Penggunaan simbol ini menjadikan geometri

dari sebuah struktur pada peta lebih mudah dibayangkan. Simbol-simbol untuk berbagai

jenis struktur bidang diperlihatkan pada Gambar 2.3. (Geologi Struktur ‘Prinsip Dasar

Geometri dan Interpretasi’, 6)

Pada peta, jurus ditandai dengan garis yang digambarkan sejajar dengan garis

jurus. Garis jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup (± 10 mm)

sehingga arahnya dapat ditentukan secara akurat di peta. Tanda kemiringan diterakan

pada titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan arah kemiringan dengan panjang

1/3 panjang garis jurus. Besar kemiringan dicantumkan di ujung tanda kemiringan,

ditulis dengan orientasi sejajar garis batas bawah/atas peta. (Geologi Struktur ‘Prinsip

Dasar Geometri dan Interpretasi’, 6)

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 7: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

Gambar 2.3. Simbol-simbol peta untuk struktur bidang.

2.2.5 Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu

Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah struktur

bidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya dapat diukur.

Sebagai contoh, Gambar 2.4 memperlihatkan daerah penambangan (quarry) di mana

korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal. Sudut yang dibentuk oleh

korok dan garis horizontal pada bidang penambangan yang tidak tegak lurus jurus

merupakan kemiringan semu. Jika bidang penambangan sejajar dengan jurus korok,

maka kemiringan semu = 00. (Geologi Struktur ‘Prinsip Dasar Geometri dan Interpretasi’,

7)

Gambar 2.4. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding penambangan. Jurus korok tidak tegak

lurus dinding penambangan, karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak (trace) korok pada dinding

penambangan dengan garis horizontal adalah kemiringan semu. φ adalah kemiringan sebenarnya, μ adalah

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 8: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W, dan δ adalah kemiringan semu pada bidang

penambangan berarah N-S.

2.2.6 Metoda Grafis Dengan Proyeksi Ortografi

Metode grafis adalah untuk menggambarkan kedudukan dari tiga demensi menjadi dua

demensi, yaitu dengan cara proyeksi ortografi

Gambar 2.5. Metode grafis dengan proyeksi ortografi

ABCD menunjukkan struktur bidang dengan strike A-D & B-C dan d adalah beda tinggi

antara AD dan BC. Sudut adalah sudut true dip sedangkan LAK adalah apperent dip.

(Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur, 3)

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 9: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

BAB III

PROBLEM SET

3.1. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini antara lain sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menggambar lingkaran (3600) dengan menggunakan jangka.

3. Menentukan nilai azimuth sesuai dengan besar derajat yang terbentuk.

4. Menentukan strike (arah penyebaran) yang tegak lurus terhadap besarnya derajat nilai

azimuth.

5. Menentukan dip/kemiringan dengan cara melihat tegak lurus dari arah strike yang

searah dengan jarum jam.

6. Menentukan kuadran dengan melihat arah strike masuk ke kuadran. Setelah itu

ditambah atau dikurangi nilai azimuth untuk mendapatkan nilai kuadran sehingga arah

penyebarannya juga berubah.

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 10: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. PENENTUAN AZIMUTH

Dalam penentuan azimuth hal yang perlu diperhatian adalah derajat dari arah

north (utara) sampai ke east (timur). Sehingga arah tersebut merupakan arah strike atau

arah penyebarannya, sedangkan dip (kemiringan) selalu tegak lurus terhadap dan searah

jarum jam.

4.2. PENENTUAN KUADRAN

Penentuan kuadran selalu dilihat dari utara dan selatan karena kuadran sudut

perputarannya 00-900 dan titik 00 tersebut terletak pada arah utara dan selatan. Sedangkan

sudut 900 terletak pada arah timur dan barat.

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 11: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa azimuth dan kuadran

saling berbanding terbalik arah penyebaran dari kuadran tergantung dari besar sudut yang

dibentuk azimuth. Azimuth dan kuadran dapat dibedakan dari cara penulisan strike/dip-

nya itu sendiri.

5.2. SARAN

Saran yaitu sebaiknya pada kegiatan belajar mengajar saat praktikum

dilengkapi dengan LCD agar materi yang dijelaskan lebih mudah dipahami.

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002

Page 12: 1. Struktur Bidang

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Geologi Dinamik. 2009. Geologi Struktur (Prinsip Dasar Geometri Dan

Interpretasi). ITB. Bandung.

Sukartono. 2013. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Laboratorium Geologi

Dinamis Program Studi Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional. Yogyakarta.

SITTI RATMI NURHAWAISYAH A. AENUL TUL MUKARRAMAH 09320120009 09320110002