Upload
ipoeel-mbojeeh
View
157
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
TEORI KEPEMIMPINAN CIRI : ASMAUL HUSNA
Oleh : Drs. Arrizal, M.Si
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Tulisan ini akan membahas teori kepemimpinan ciri (trait leadership theory)
berbasis asmaul husna. Untuk membahas teori kepemimpinan ciri (trait leadership
theory) ini, penulis menggunakan akhlak asmaul husna yang dimiliki Allah untuk
menjelaskan pemimpin efektif (effective leader). Allah adalah pencipta dan pemilik
kerajaan langit, bumi, dunia, dan akhirat. Dengan pembahasan ini akan dapat dipahami
bahwa pemimpin efektif adalah pemimpin yang memiliki akhlak asmaul husna. Dengan
kalimat lain, pemimpin efektif adalah pemimpin “berakhlak dengan akhlak Allah”.
Pemimpin efektif yang memiliki akhlak asmaul husna atau “berakhlak dengan akhlak
Allah” pada hakekatnya menteladani (mencontoh) akhlak Allah, yaitu akhlak asmaul
husna.
Keywords : pemimpin efektif dan akhlak asmaul husna
TEORI KEPEMIMPINAN CIRI (TRAIT LEADERSHIP THEORY)
Pemimpin (leader) adalah orang yang mampu mempengaruhi (influence) orang
lain dan memiliki wewenang manajerial. Kepemimpinan (leadership) adalah proses
mempengaruhi (process of influencing) orang lain dan kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan merupakan topik ilmu manajemen yang sangat banyak
diteliti dan semua riset kepemimpinan itu telah diarahkan untuk menjawab pertanyaan, “
Apakah itu pemimpin efektif (effective leader) ?” (Robbins dan Coulter, 2002 : 458).
Teori kepemimpinan ciri (trait leadership theory) akan menjawab pertanyaan itu
(Robbins dan Coulter, 2002 : 459 ; Yukl, 2005 : 211 - 245).
Teori manajemen lahir tahun 1911 dengan terbitnya buku Principles of Scientific
Management berisi teori manajemen ilmiah (scientific management theory) oleh
Frederick W Taylor (Robbins dan Coulter, 2002 : 32). Riset kepemimpinan pada tahun
1920-an dan 1930-an pada dasarnya berfokus pada ciri pemimpin (leader traits), yaitu
karakteristik (characteristics) yang digunakan untuk membedakan pemimpin dan non-
pemimpin. Maksudnya adalah mengisolasi satu atau lebih ciri yang dimiliki pemimpin
tetapi tidak dimiliki non-pemimpin. Beberapa ciri pemimpin yang dipelajari itu meliputi
2
postur fisik, penampilan, kelas sosial, stabilitas emosi, kecekatan berpidato, dan
sosiabilitas. Meskipun para peneliti berkerja keras, riset kepemimpinan itu terbukti
gagal (impossible) mengenali ciri-ciri yang selalu (always) membedakan seorang
pemimpin dan non-pemimpin (Robbins dan Coulter, 2002 : 459).
Akan tetapi, riset kepemimpinan berikutnya pada dasarnya berfokus pada ciri
pemimpin efektif (effective leader traits), yaitu karakteristik (characteristics) yang
digunakan untuk membedakan pemimpin efektif dan pemimpin tidak efektif (Robbins
dan Coulter, 2002 : 459). Robbins dan Coulter (2002 : 459) dan Kirkpatrick dan Locke
(1991 : 48 - 60) mengemukakan ada enam ciri pemimpin efektif (effective leader) yaitu
hasrat, keinginan memimpin, kejujuran, integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, dan
pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan. Robbins dan Coulter (2002 : 459) dan
Kirkpatrick dan Locke (1991 : 48 - 60) mengatakan pula bahwa enam ciri pemimpin
efektif itu tidak memadai (not sufficient) untuk menjelaskan pemimpin efektif (effective
leader).
Selanjutnya, apakah ada ciri pemimpin efektif yang memadai (sufficient) untuk
menjelaskan pemimpin efektif (effective leader) ?. Jawabannya, ada. Sekarang, penulis
mengemukakan 99 ciri pemimpin efektif yang sangat memadai (sufficient) untuk
menjelaskan pemimpin efektif (effective leader), yaitu asmaul husna. Asmaul husna
adalah nama-nama Allah yang mulia dan agung, yang sesuai dengan akhlak-akhlak
Allah (sifat-sifat Allah) yang berjumlah 99 nama. Allah adalah pencipta dan pemilik
kerajaan langit, bumi, dunia, dan akhirat (Shihab, 2000 ; Alawy, 2000 ; Irmim dan
Rochim, 2005). Dengan pembahasan ini akan dapat dipahami bahwa pemimpin efektif
adalah pemimpin yang memiliki akhlak asmaul husna. Dengan kalimat lain, pemimpin
efektif adalah pemimpin “berakhlak dengan akhlak Allah”. Pemimpin efektif yang
memiliki akhlak asmaul husna atau “berakhlak dengan akhlak Allah” pada hakekatnya
menteladani (mencontoh) akhlak Allah, yaitu akhlak asmaul husna. Penulis sangat
setuju bahwa akhlak asmaul husna ini sangat memadai (sufficient) untuk menjelaskan
pemimpin efektif (effective leader). Akhlak asmaul husna ini dengan singkat dijelaskan
di bawah ini.
3
ASMAUL HUSNA
Apakah pengertian asmaul husna ?. Jawabannya, asmaul husna adalah nama-
nama Allah yang mulia dan agung, yang sesuai dengan akhlak-akhlak Allah (sifat-sifat
Allah) yang berjumlah 99 nama. Dalam Alquran surat Al-Akraf ayat 180 Allah
mengatakan, “Allah mempunyai asmaul husna”. Selanjutnya Nabi Muhammad
mengatakan pula, “Allah mempunyai 99 nama” (Shihab, 2000 ; Alawy, 2000 ; Irmim
dan Rochim, 2005). Asmaul husna akan dibahas berikut ini.
1. Allah = Allah
2. Ar-Rahman = Maha Pengasih
3. Ar-Rahim = Maha Penyayang
4. Al-Maliku = Maha Raja (Maha Berkuasa)
5. Al-Quddusu = Maha Suci
6. As-Salaamu = Maha Memberi Keselamatan (Maha Sejahtera)
7. Al-Mukminu = Maha Memberi Keamanan (Maha Terpercaya)
8. Al-Muhaiminu = Maha Memelihara
9. Al-Azizu = Maha Dapat Mengalahkan (Maha Perkasa)
10. Al-Jabbar = Maha Kehendaknya Tidak Diingkari
11. Al-Mutakabbiru = Maha Memiliki Kebesaran
12. Al-Khaliqu = Maha Pencipta
13. Al-Bariu = Maha Mengadakan dari Tidak Ada Menjadi Ada
14. Al-Mushawwiru = Maha Membuat Bentuk (Maha Pembentuk)
15. Al-Ghaffar = Maha Pengampun
16. Al-Qahhar = Maha Pemaksa
17. Al-Wahhabu = Maha Pemberi
18. Ar-Razzaq = Maha Pemberi Rezeki
19. Al-Fattahu = Maha Pembuka Pintu Rahmat
20. Al-Alimu = Maha Mengetahui
21. Al-Qabidlu = Maha Menyempitkan Rezeki
22. Al-Basithu = Maha Melapangkan Rezeki
23. Al-Khafidlu = Maha Merendahkan Derajat
24. Ar-Rafiu = Maha Meninggikan Derajat
25. Al-Muizzu = Maha Memuliakan
4
26. Al-Mudzillu = Maha Menghinakan
27. As-Samiu = Maha Mendengar
28. Al-Bashiru = Maha Melihat
29. Al-Hakamu = Maha Menetapkan Hukum
30. Al-Adlu = Maha Adil
31. Al-Lathifu = Maha Lemah Lembut
32. Al-Khabiru = Maha Mengenal (Maha Mengetahui Mendalam dan Rinci)
33. Al-Halimu = Maha Penyantun
34. Al-Adhimu = Maha Agung
35. Al-Ghafuru = Maha Pengampun
36. Asy-Syakur = Maha Menerima Syukur (Maha Terima Kasih)
37. Al-Aliyyu = Maha Tinggi
38. Al-Kabiru = Maha Besar
39. Al-Hafidhu = Maha Pemelihara
40. Al-Muqitu = Maha Pemberi Makan
41. Al-Hasibu = Maha Mencukupi (Maha Pembuat Perhitungan)
42. Al-Jalilu = Maha Mempunyai Kebesaran (Maha Luhur)
43. Al-Karimu = Maha Mulia
44. Ar-Raqibu = Maha Mengawasi
45. Al-Mujibu = Maha Mengabulkan
46. Al-Wasiu = Maha Luas
47. Al-Hakimu = Maha Bijaksana
48. Al-Wadudu = Maha Mencintai dan Dicintai
49. Al-Majidu = Maha Mulia
50. Al-Baitsu = Maha Membangkitkan
51. Asy-Syahidu = Maha Menyaksikan dan Disaksikan (Maha Diteladani)
52. Al-Haqqu = Maha Benar (Maha Pasti)
53. Al-Wakilu = Maha Mewakili (Maha Memelihara Amanah)
54. Al-Qawiyyu = Maha Kuat
55. Al-Matinu = Maha Kokoh
56. Al-Waliyyu = Maha Melindungi
57. Al-Hamidu = Maha Terpuji
5
58. Al-Muhshiyyu = Maha Menghitung
59. Al-Mubdiu = Maha Memulai
60. Al-Muidu = Maha Mengembalikan
61. Al-Muhyi = Maha Menghidupkan
62. Al-Mumitu = Maha Mematikan
63. Al-Hayyu = Maha Hidup
64. Al-Qayyumu = Maha Berdiri Sendiri
65. Al-Wajidu = Maha Menemukan
66. Al-Majidu = Maha Mempunyai Kemuliaan
67. Al-Wahidu = Maha Esa
68. Ash-Shamadu = Maha Menjadi Tempat Meminta (Maha Dibutuhkan)
69. Al-Qadiru = Maha Kuasa
70. Al-Muqtadiru = Maha Sangat Berkuasa
71. Al-Muqaddimu = Maha Mendahulukan
72. Al-Muakhkhiru = Maha Mengakhirkan
73. Al-Awwalu = Maha Maha Pertama (Maha Awal)
74. Al-Akhiru = Maha Terakhir
75. Adh-Dhahiru = Maha Dhahir KekuasaanNya (Maha Nyata)
76. Al-Bathinu = Maha Tidak Kelihatan ZatNya (Maha Tersembunyi)
77. Al-Wali = Maha Memerintah
78. Al-Mutaali = Maha Tinggi
79. Al-Barru = Maha Dermawan
80. At-Tawwabu = Maha Penerima Tobat
81. Al-Muntaqimu = Maha Pengancam (Maha Penyiksa)
82. Al-Afuwwu = Maha Pemaaf
83. Ar-Raufu = Maha Belas Kasihan (Maha Pelimpah Kasih)
84. Malikul Mulki = Pemilik Kerajaan (Maha Memiliki Kerajaan)
85. Dzuljalali Wal Ikram = Pemilik Keluhuran dan Kemurahan
86. Al-Muqsitu = Maha Adil
87. Al-Jamiu = Maha Mengumpulkan (Maha Penghimpun)
88. Al-Ghaniyyu = Maha Kaya
89. Al-Mughni = Maha Pemberi Kekayaan
6
90. Al-Maniu = Maha Mencegah
91. Adh-Dharru = Maha Memberi Derita
92. An-Nafiu = Maha Memberi Manfaat
93. An-Nuru = Maha Pemilik dan Pemberi Cahaya (Maha Bercahaya)
94. Al-Hadi = Maha Pemberi Petunjuk
95. Al-Badiu = Maha Pencipta Pertama
96. Al-Baqi = Maha Kekal
97. Al-Waritsu = Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyidu = Maha Tepat Tindakan-Nya (Maha Pandai)
99. Ash-Shaburu = Maha Penyabar
PEMIMPIN EFEKTIF : PEMIMPIN BERAKHLAK ASMAUL HUSNA
Nabi Muhammad mengatakan bahwa, “ Semua manusia adalah pemimpin”
(Azra, 2010) dan pemimpin efektif adalah pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa
(Thabathabai, 1991). Nabi Muhammad mengatakan bahwa,” Sesungguhnya aku diutus
untuk memperbaiki akhlak (characteristics) manusia”. Nabi Muhammad memperbaiki
akhlak (characteristics) manusia melalui ajaran agama Islam. Rukun agama Islam
berjumlah lima rukun, yaitu membaca dua kalimah syahadat, mengerjakan shalat,
mengerjakan puasa ramadhan, membayar zakat, dan mengerjakan haji. Nabi
Muhammad diutus ke planet Bumi untuk memperbaiki akhlak (characteristics) manusia
melalui ajaran agama Islam dan seluruh rukun agama Islam itu bertujuan untuk
memperbaiki akhlak (characteristics) manusia. Contohnya, puasa ramadhan bertujuan
untuk menjadi manusia bertaqwa atau manusia berakhlak mulia (Albaqarah ayat 183).
Tujuan agama Islam adalah untuk memperbaiki akhlak (characteristics) manusia agar
menjadi manusia berakhlak mulia dan bertaqwa (Shihab, 1999 : 307 – 310). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pemimpin efektif adalah pemimpin berakhlak mulia
dan bertaqwa (Thabathabai, 1991).
Apakah pengertian pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa ?. Jawabannya,
pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin berakhlak asmaul husna.
Dengan kalimat lain, pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin
berakhlak sesuai dengan akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99 yaitu asmaul
husna. Dengan kalimat lain lagi, pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah
7
pemimpin “berakhlak dengan akhlak Allah”. Jawaban ini didasarkan pada hadist Nabi
Muhammad yang mengatakan, “Berakhlaklah (bersifatlah) kamu manusia dengan
akhlak-akhlak (sifat-sifat) Allah”. Akhlak Allah (sifat Allah) itu berjumlah 99 yang
disebut asmaul husna. Pemimpin yang mengerjakan ajaran agama Islam bercita-cita
ingin menjadi pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa ternyata wajib menteladani
(mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99 (asmaul husna) itu sesuai
dengan kemampuan sebagai manusia (Shihab, 1999 : 307 – 310 ; Shihab, 2000).
Berdasarkan analisis asmaul husna di atas dapat dikatakan bahwa tujuan agama
Islam adalah untuk memperbaiki akhlak (characteristics) manusia agar menjadi
manusia dan pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa (Shihab, 1999 : 307 – 310).
Pemimpin efektif adalah pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa (Thabathabai, 1991).
Apakah pengertian pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa ?. Jawabannya, pemimpin
berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin berakhlak asmaul husna. Dengan
kalimat lain, pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin berakhlak
sesuai dengan akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99 yaitu asmaul husna.
Dengan kalimat lain lagi, pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin
“berakhlak dengan akhlak Allah”. Dengan demikian tujuan agama Islam adalah untuk
memperbaiki akhlak (characteristics) manusia agar menjadi manusia dan pemimpin
berakhlak mulia dan bertaqwa itu pada hakekatnya untuk menjadi manusia dan
pemimpin yang menteladani (mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99
yaitu asmaul husna (Shihab, 1999 : 307 – 310 ; Shihab, 2000).
Dengan demikian untuk menjadi pemimpin efektif yaitu pemimpin berakhlak
mulia dan bertaqwa (Thabathabai, 1991) maka pemimpin wajib menteladani
(mencontoh) “semua” akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99 yaitu asmaul husna.
“Berakhlaklah (bersifatlah) kamu manusia dengan akhlak-akhlak Allah (sifat-sifat
Allah)”, kata hadist Nabi Muhammad. Pemimpin berakhlak dengan akhlak Allah (sifat
Allah) inilah yang disebut pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa (Shihab, 1999 : 307
– 310 ; Shihab, 2000 ; Thabathabai, 1991). Pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa
adalah pemimpin efektif (effective leader). Pemimpin efektif adalah pemimpin yang
memiliki akhlak asmaul husna. Pemimpin efektif adalah pemimpin “berakhlak dengan
akhlak Allah” (Thabathabai, 1991). Contoh pertama, Allah bersifat Maha Adil (Al-
Adlu). Agar menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak
8
mulia dan bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani (mencontoh) akhlak Allah (sifat
Allah) yang Maha Adil (Al-Adlu) dengan memimpin sumberdaya manusia organisasi
secara adil. Pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan
bertaqwa adalah pemimpin yang adil. Pemimpin efektif (effective leader) adalah
pemimpin yang adil. Contoh kedua, Allah bersifat Maha Penyabar (Ash-Shaburu). Agar
menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan
bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani (mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah)
yang Maha Penyabar (Ash-Shaburu) dengan memimpin sumberdaya manusia organisasi
secara sabar. Pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan
bertaqwa adalah pemimpin yang sabar. Pemimpin efektif (effective leader) adalah
pemimpin yang sabar. Contoh ketiga, Allah bersifat Maha Bijaksana (Al-Hakimu). Agar
menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan
bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani (mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah)
yang Maha Bijaksana (Al-Hakimu) dengan memimpin sumberdaya manusia organisasi
secara bijaksana. Pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia
dan bertaqwa adalah pemimpin yang bijaksana. Pemimpin efektif (effective leader)
adalah pemimpin yang bijaksana. Contoh keempat, Allah bersifat Maha Pemberi
Kekayaan (Al-Mughni). Agar menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu
pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani
(mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah) yang Maha Pemberi Kekayaan (Al-Mughni)
dengan memberi kompensasi (compensation) pegawai yang tinggi yaitu gaji yang
tinggi, insentif finansial yang tinggi, tunjangan yang tinggi, dan kehidupan kerja
berkualitas tinggi sehingga menjadi pegawai kaya dan sejahtera. Pemimpin efektif
(effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin yang
memberi kekayaan. Pemimpin efektif (effective leader) adalah pemimpin yang memberi
kekayaan. Contoh kelima, Allah bersifat Maha Tepat Tindakan-Nya atau Maha Pandai
(Ar-Rasyidu). Agar menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin
berakhlak mulia dan bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani (mencontoh) akhlak
Allah (sifat Allah) yang Maha Tepat Tindakan-Nya atau Maha Pandai (Ar-Rasyidu)
dengan memimpin sumberdaya manusia organisasi secara tepat tindakan atau pandai.
Pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa
adalah pemimpin yang tepat tindakannya atau pandai. Pemimpin efektif (effective
9
leader) adalah pemimpin yang tepat tindakannya atau pandai. Contoh keenam, Allah
bersifat Maha Mengetahui atau Maha Berilmu (Al-Alimu). Agar menjadi pemimpin
efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa maka pemimpin
wajib menteladani (mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah) yang Maha Mengetahui atau
Maha Berilmu (Al-Alimu) dengan memimpin sumberdaya manusia organisasi secara
berilmu. Pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan
bertaqwa adalah pemimpin yang berilmu. Pemimpin efektif (effective leader) adalah
pemimpin yang berilmu. Contoh ketujuh, Allah bersifat Maha Lemah Lembut (Al-
Lathifu). Agar menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak
mulia dan bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani (mencontoh) akhlak Allah (sifat
Allah) yang Maha Lemah Lembut (Al-Lathifu) dengan memimpin sumberdaya manusia
organisasi secara lemah lembut. Pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin
berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin yang lemah lembut. Pemimpin efektif
(effective leader) adalah pemimpin yang lemah lembut. Contoh kedelapan, Allah
bersifat Maha Penyantun (Al-Halimu). Agar menjadi pemimpin efektif (effective leader)
yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani
(mencontoh) akhlak Allah (sifat Allah) yang Maha Penyantun (Al-Halimu) dengan
memimpin sumberdaya manusia organisasi secara santun. Pemimpin efektif (effective
leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa adalah pemimpin yang santun.
Pemimpin efektif (effective leader) adalah pemimpin yang santun. Demikian contoh
delapan akhlak (characteristics) pemimpin efektif (effective leader). Dengan demikian
untuk menjadi pemimpin efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan
bertaqwa maka pemimpin wajib menteladani (mencontoh) “semua” akhlak Allah (sifat
Allah) yang berjumlah 99 (asmaul husna) sesuai dengan kemampuan sebagai manusia.
Perjuangan pemimpin untuk menjadi pemimpin efektif yaitu pemimpin
berakhlak mulia dan bertaqwa dengan menteladani (mencontoh) “semua” akhlak Allah
(sifat Allah) yang berjumlah 99 (asmaul husna) merupakan perjuangan ibadah yang
sangat berat. Banyak pemimpin yang gagal menjadi pemimpin efektif yaitu pemimpin
berakhlak mulia dan bertaqwa karena pemimpin itu tidak mampu dan sangat beratnya
menteladani (mencontoh) “semua” akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99
(asmaul husna). Pemimpin efektif (effective leader) adalah pemimpin berakhlak mulia
dan bertaqwa dan berakhlak asmaul husna dan berakhlak sesuai dengan akhlak Allah
10
(sifat Allah) yang berjumlah 99 yaitu asmaul husna dan “berakhlak dengan akhlak
Allah” (Shihab, 2000 ; Alawy, 2000 ; Irmim dan Rochim, 2005 ; Thabathabai, 1991).
KESIMPULAN
Apakah ciri-ciri pemimpin efektif (effective leader) ?. Jawabannya, ada 99 ciri
pemimpin efektif yang sangat memadai (sufficient) untuk menjelaskan pemimpin efektif
(effective leader), yaitu asmaul husna. Pemimpin efektif adalah pemimpin yang
memiliki akhlak asmaul husna. Pemimpin efektif adalah pemimpin berakhlak sesuai
dengan akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99 yaitu asmaul husna. Pemimpin
efektif adalah pemimpin “berakhlak dengan akhlak Allah”. Pemimipin efektif adalah
pemimpin yang memiliki akhlak mulia dan bertaqwa. Pemimpin efektif (effective
leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa dan berakhlak asmaul husna dan
berakhlak sesuai dengan akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99 yaitu asmaul
husna dan “berakhlak dengan akhlak Allah” pada hakekatnya menteladani (mencontoh)
akhlak Allah, yaitu akhlak asmaul husna. Dengan demikian untuk menjadi pemimpin
efektif (effective leader) yaitu pemimpin berakhlak mulia dan bertaqwa dan berakhlak
asmaul husna dan berakhlak sesuai dengan akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah
99 yaitu asmaul husna dan “berakhlak dengan akhlak Allah”, maka pemimpin wajib
menteladani (mencontoh) “semua” akhlak Allah (sifat Allah) yang berjumlah 99
(asmaul husna) sesuai dengan kemampuan sebagai manusia. Allah adalah pencipta dan
pemilik kerajaan langit, bumi, dunia, dan akhirat.
REFERENSI
Alaway, bin Abdul Qadir As-Segaf. 2000. Mengungkap Kesempurnaan Sifat-sifat Allah
dalam Alquran dan As-Sunnah. Jakarta : Penerbit Pustaka Azzam
Azra, Azyumardi. 2010. Refleksi Idul Fitri 1431 Hijriah : Idul Fitri dan Kepemimpinan.
Republika. Edisi Kamis 9 September 2010. Jakarta : Penerbit PT Republika Media
Mandiri
Irmim, Soejitno dan Abdul Rochim. 2005. Kepemimpinan Melalui Asmaul Husna.
Cetakan Kedua. Jakarta : Batavia Press
Kirkpatrick, S. A and E.A. Locke. 1991. Leadership : Do Traits Really Matter ?.
Academy of Management Executive. Volume May 1991. 48 - 60
11
Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 2002. Management. Seventh Edition. Upper
Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc
Shihab, M. Quraish. 2000. Menyingkap Tabir Ilahi, Asma Alhusna dalam Perspektif
Alquran. Ciputat, Jakarta : Penerbit Lantera Hati
Shihab, M. Quraish. 1999. Membumikan Alquran : Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Cetakan XIX. Bandung : Penerbit Mizan
Thabathabai, Allamah Sayyid Muhammad Husein. 1991. Tafsir Al-Mizan Mengupas
Ayat-ayat Kepemimpinan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit CV Firdaus
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit
PT Indeks Kelompok Gramedia
12