Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
1.
Vol. 06, No. 03, Mei 2018
2
Published: 2018-05-21
Articles
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PEREDARAN MIE INSTAN
KADALUARSA DI KOTA DENPASAR
I Gst. Ag. Ngr. Nata Wibawa, I Wayan Novy Purwanto
1-15
o PDF
IMPLEMENTASI HUKUM UNTUK PERLINDUNGAN SALES COUNTER BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA NOMOR 1 TAHUN 1970
Deviera Dika Putri Harlapan, Komang Pradnyana Sudibya
1-15
o PDF
TANGGUNG JAWAB PENJAMIN TERHADAP DEBITUR YANG TIDAK DAPAT MEMENUHI
PRESTASI KEPADA KREDITUR
Cok Istri Ratih Dwiyanti Pemayun, Komang Pradnyana Sudibya
1-14
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM LAGU YANG DIUNGGAH TANPA IZIN PENCIPTA DI SITUS
YOUTUBE
P. Dina Amanda Swari, I Made Subawa
1-15
o PDF
AKIBAT HUKUM PELAKU USAHA TERHADAP PENDISTRIBUSIAN PRODUK MAKANAN TIDAK
BERSERTIFIKASI HALAL
Angelina Putri Suhartini, I Ketut Markeling
1-15
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENUMPANG ATAS HILANG ATAU RUSAKNYA BARANG
DALAM PENGANGKUTAN UDARA
Dewa Ayu Putri Sukadana, Marwanto .
1-14
o PDF
EKSISTENSI TINDAKAN RESELLER BERBASIS ONLINE SHOP DALAM TRANSAKSI
PERDAGANGAN MELALUI E-COMMERCE DI INDONESIA
I Gusti Agung Ayu Patrecia Marthavira, Ida Ayu Sukihana
1-16
o PDF
PELAKSANAAN KETENTUAN HUKUM TENTANG PERJANJIAN KONSINYASI ANTARA
DISTRIBUTION OUTLET DENGAN SUPPLIER DI DENPASAR SELATAN
Anak Agung Ngurah Dharma Jaya, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Anak Agung Sagung Wiratni
Darmadi
1-17
o PDF
PELAKSANAAN OVER CONTRACT RUMAH SEWAAN DI KOTA DENPASAR
I Dewa Gede Angga Windhu Wijaya, Komang Pradnyana Sudibya
1-16
o PDF
PENYALAHGUNAAN PENYEWAAN PENGINAPAN DI KABUPATEN BADUNG
3
Ni Putu Rika Efriyanti, Komang Pradnyana Sudibya
1-15
o PDF
AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBEDAAN HARGA BARANG PADA LABEL (PRICE TAG) DAN
HARGA KASIR
A.A. Sagung Agung Sintia Maharani, I Ketut Markeling
1-15
o PDF
UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK MEREK
Kadek Yoni Vemberia Wijaya, I Gusti Ngurah Wairocana
1-6
o PDF
PENETAPAN BOEDEL PAILIT DAN PENGELUARAN BENDA DARI BOEDEL PAILIT (Analisis
Yuridis terhadap Putusan Nomor : 5 / Pdt. Sus. Gugatan Lain-lain/ 2017 / PN. Niaga. Sby Jo.
No. 2 / Pdt. Sus. Pailit / 2017 / PN. Niaga Sby)
Bendesa Gede Mas Indriyanigraha Arjaya, I Gusti Ketut Ariawan
o PDF
PELAKSANAAN OUTSOURCING PADA BANK BRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNIT
JIMBARAN
Putu Dian Junintya Dewi, I Wayan Wiryawan, I Made Dedy Priyanto
1-12
o PDF
PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA
BAGI PEKERJA PADA HOTEL RAMADA BALI SUNSET ROAD KUTA
Cokorda Gde Wiyarta, I Ketut Markeling, I Nyoman Darmadha
o PDF
Eksistensi Asas Kebebasan Berkontrak Berkaitan Dengan Klausula Eksonerasi Dalam
Perjanjian Baku
Marsha Angela Putri Sekarini, I Nyoman Darmadha
o PDF
PENERAPAN TENTANG BATASAN WAKTU PEKERJA ASING UNTUK BEKERJA PADA PT.
HARUM INDAH SARI TOUR & TRAVEL DI DENPASAR DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003
Luh Intan Putri Wulandari, I Nyoman Wita
1-15
o PDF
KEDUDUKAN KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK MILIK ATAS
TANAH BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK
TANGGUNGAN BESERTA BENDA – BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH
Kadek Septian Dharmawan Prastika, Marwanto Marwanto, A.A Ketut Sukranatha
1-13
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGGUNAKAN JASA REKREASI
WAHANA AIR DI CIWA SEMPURNA KECAMATAN KUTA SELATAN
Ida Bagus Widnyana, I Made sarjana, I Made Dedy Priyanto
1-14
o PDF
PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI OLEH PIHAK SWASTA BERDASARKAN PERJANJIAN
DENGAN PEMERINTAH TERKAIT DENGAN PASAL 33 AYAT (3) UUD NRI 1945 YANG
MELINGKUPI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL
4
Andre Julio, Ida Bagus Surya Dharmajaya
1-5
o PDF
KEDUDUKAN SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MELAKUKAN PERUNDINGAN
PEMBENTUKAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA*
Anak Agung Istri Widya Prabarani, I Gusti Ngurah Wairocana
1-13
o PDF
TANGGUNGJAWAB INDUK PERUSAHAAN SEBAGAI PENANGGUNG (CORPORATE
GUATANTEE) ANAK PERUSAHAAN DALAM PERJANJIAN KREDIT JIKA TERJADI
WANPRESTASI
Ketut Gde Dannu Mertha Wiguna, I Gede Artha
1-14
o PDF
PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN SEBAGAI ANALISIS DALAM PEMBERIAN KREDIT
PADA PT. BPR GIANYAR PARTASEDANA
I Dewa Gede Cahaya Dita Darmaangga, Dewa Gde Rudy, A.A Gede Agung Darmakusuma
1-13
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS TINDAKAN PENGAMBILAN PAKSA
KENDARAAN BERMOTOR OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DI KOTA DENPASAR
A.A Ngr Gde Oka Mahajaya, A.A. Sri Indrawati, Ida Bagus Putu Sutama
1-16
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT KEHILANGAN KENDARAAN
DALAM AREA PARKIR (Studi Kasus Pasar Umum Desa Pakraman Sukawati)
I Komang Gde Arya Dinatha, Ida Bagus Putu Sutama
1-12
o PDF
KETIDAKJUJURAN PELAKU USAHA TERHADAP STRUK BELANJA MENURUT UNDANG-
UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Putri Nabella Tuntama, I Ketut Tjukup
1-5
o PDF
IMPLIKASI HUKUM PEMBUBARAN KOPERASI YANG DIPUTUS PAILIT
Ni Nyoman Ratih Kemala Sandy, Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati
1-16
o PDF
PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG TIDAK
DIDAFTARKAN AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN
Ni Ketut Satya Narayani, I Ketut Sudantra
1-16
o PDF
PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA VILLA THE
SEMINYAK OASIS
Made Nadya Pradnya Sari, I Made Udiana, I Nyoman Mudana
o PDF
ANALISIS KEWENANGAN KPPU MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN/ATAU PEMERIKSAAN
YANG DIATUR DALAM PASAL 36 UU NO.5 TAHUN 1999
Izabella Wulandari, Ibrahim R
5
1-14
o PDF
PELAKSANAAN PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL JAMINAN PENSIUN
TERHADAP PEKERJA KONTRAK DI PDAM KABUPATEN TABANAN
I Putu Aris Udiana Putra, I Made Udiana, I Nyoman Mudana
o PDF
EFEKTIFITAS PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP
PEDAGANG MAKANAN TRADISIONAL YANG MENGGUNAKAN ZAT PEWARNA BERBAHAYA
DI PASAR BADUNG, KOTA DENPASAR*
I Gusti Ngurah Gede Bayu Brahmantara, I Wayan Wiryawan, A.A. Sri Indrawati
1-17
o PDF
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEREDARAN
MAKANAN YANG TELAH KADALUARSA DI PASAR KERENENG DENPASAR
I Made Cahyadi, I Wayan Wiryawan, A.A. Sri Indrawati
1-14
o PDF
RISIKO HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN
NASABAH
Ferdian Nickolas Pasangka, R.A. Retno Murni, A.A. Ketut Sukranatha
o PDF
PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI LEMBAGA KEUANGAN NON
BANK BERBASIS FINANCIAL TECHNOLOGY JENIS PEER TO PEER LENDING
I Wayan Bagus Pramana, Ida Bagus Putra Atmadja, Ida Bagus Putu Sutama
1-14
o PDF
PERTANGGUNGJAWABAN PENGUSAHA ATAS TIDAK TERPENUHINYA PEMBERIAN UPAH
MINIMUM BAGI TENAGA KERJA
Ridita Aulia, I Made Mahartayasa
1-14
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGGUNAKAN JASA
TRANSPORTASI PT. GOJEK INDONESIA DI KOTA DENPASAR
Elvina Esmerelda Fanani, Suatra Putrawan, Ida Bagus Putu Sutama
1-14
o PDF
PIHAK YANG BERWENANG MENGAJUKAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT
TERHADAP DEBITUR DALAM KREDIT SINDIKASI
I Gusti Ngurah Krisna Aditya Putra, I Nyoman Darmadha
1-16
o PDF
LEGALITAS E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH DALAM MEMASUKI JALAN
BEBAS HAMBATAN
I Dewa Made Krishna Wiwekananda, Made Nurmawati
1-15
o PDF
SUATU PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA KONSUMEN MENGENAI PERJANJIAN SEWA
MAUPUN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR PADA DEALER PT CAHAYA SURYA BALI INDAH
DENPASAR
I Komang Ari Wijayantara, Marwanto Marwanto
6
1-14
o PDF
PELAKSANAAN PENCATATAN KAIN SONGKET DESA GELGEL KABUPATEN KLUNGKUNG
Cahaya Putra Wardana, I Wayan Wiryawan
1-10
o PDF
TANGGUNG JAWAB YAYASAN WIDYA KUSUMA SARI TERHADAP TENAGA KERJA YANG
MENGALAMI KECELAKAAN KERJA YANG TIDAK IKUT DALAM PROGRAM BPJS PADA
TAMAN PENITIPAN ANAK HEPI KIDS DENPASAR
I Gusti Agung Oka Prami Dewi, A.A Gede Agung Dharmakusuma
1-15
o PDF
WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK DEBITUR DALAM PELAKSANAAN
PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA PUTRA DALEM BATUBULAN
KABUPATEN GIANYAR
I Dewa Agung Ayu Mas Puspitaningrat, A.A.Gede Agung Dharmakusuma
1-12
o PDF
AKTIVITAS JUAL-BELI PRODUK REFURBISH SECARA KOMERSIAL PADA PONSEL BERMEREK
APPLE DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA
Ngurah Manika Arya Putra, I Ketut Wirawan
1-18
o PDF
Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Pemegang Hak Jaminan Fidusia Terhadap Musnahnya
Objek Jaminan Fidusia
I Made Yudatama, I Nyoman Darmadha
1-12
o PDF
UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN KREDITUR ATAS HILANGNYA BENDA JAMINAN
FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BPR SADHU ARTHA
I Gede Hari Dermawan, Marwanto Marwanto, I Nyoman Dharmadha
1-14
o PDF
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN KONTRAK MENGENAI
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU TIDAK DICATATKAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 PADA CV. WIJAYA STEEL
A. A. Arvino Ananda Kusuma, I Gusti Ngurah Wairocana
1-14
o PDF
KEWENANGAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) MENYELESAIKAN
PERKARA PERSAINGAN USAHA
Ni Luh Gede Eka Susilayanti, I Nyoman Darmadha
1-12
o PDF
TANGGUNG JAWAB PEMILIK TOKO ONLINE DALAM JUAL-BELI ONLINE (E-COMMERCE)
DITINJAU BERDASARKAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
Putu Surya Mahardika, Dewa Gde Rudy
1-16
o PDF
7
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA DALAM PEMBATALAN TIKET
PENERBANGAN
Wahyu Tantra Setiadi, Made Nurmawati
o PDF
PENGATURAN TERHADAP KEPAILITAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA
Putu Ayu Ossi Widiari, A.A. Sri Indrawati
1-12
o PDF
SYARAT KEPAILITAN SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM DEBITOR DALAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004
Gedalya Iryawan Kale, A.A.G.A. Dharmakusuma
1-12
o PDF
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA WANITA YANG BEKERJA
PADA MALAM HARI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN (STUDI DI ALFAMART JALAN ULUWATU II DAERAH KUTA SELATAN)
Made Gede Angga Bagus Setiawan, I Nyoman Mudana, I Made Dedy Priyatno
1-16
o PDF
PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING PADA SEKTOR PERBANKAN DARI PERSPEKTIF
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Luh Putu Diah Mahayusti, I Ketut Markeling
1-15
o PDF
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PRODUK MAKANAN
KEMASAN YANG SUDAH KADALUWARSA
Nyoman Rizkyta Putri, A.A Ketut Sukranatha
1-15
o PDF
TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP KERUGIAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN
BARANG KARENA KELALAIAN PEKERJANYA DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN (Studi
Kasus CV. Duta DewataTransportindo) ?
Ni Ketut PitriAdiGunarti, A.A Ketut Sukranatha, I Made Pujawan
1-15
o PDF
TANGGUNG JAWAB KOLEGIAL DIREKSI PERSEROAN TERBATAS YANG MENGALAMI PAILIT
OLEH PUTUSAN PENGADILAN
I Komang Heryawan Trilaksana, Dewa Gde Rudy
1-16
o PDF
ANALISA YURIDIS TERHADAP PENGATURAN DEBT COLLECTION PRINCIPLE DALAM
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NOMOR 59/PAILIT/2001/PN NIAGA/JKT.PST.
Ni Gusti Ayu Made Nia Rahayu, Cok Istri Anom Pemayun
1-15
o PDF
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI BALI NOMOR 48 TAHUN
2014 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI LIQUIFIED PETROLEUM GAS TABUNG 3
KILOGRAM KOTA DENPASAR
Nyoman Angga Dharma Utama, Dewa Gede Rudy
1-13
8
o PDF
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 16/PRT/M/2017 TENTANG TRANSAKSI TOL NON TUNAI PADA PT. JASA MARGA
DI JALAN TOL BALI MANDARA BADUNG
Ni Putu Queen Mahayani Tenaya, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Mudana
1-12
o PDF
LEGALITAS BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN VIRTUAL DALAM TRANSAKSI BISNIS DI
INDONESIA
Dhea Nada Safa Prayitno, Suatra Putrawan
1-14
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PRODUK KOSMETIK TANPA
KOMPOSISI BAHAN
Luh Putu Dianata Putri, A.A Ketut Sukranatha
1-14
o PDF
PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA ANGKUTAN PARIWISATA TERHADAP FASILITAS BAGI
PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA DENPASAR
Ni Made Wimas Suni Nurbaheni, I Made Sarjana
1-13
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA KARYA SINEMATOGRAFI TERKAIT
PEMBAJAKAN FILM PADA SITUS ONLINE
Ni Made Rian Ayu Sumardani, I Made Sarjana
1-15
o PDF
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH SUSUN MELALUI PEMESANAN
(PRE-PROJECT SELLING)*
Ketut Ayu Lestari, I Nyoman Darmadha
1-13
o PDF
KAJIAN YURIDIS PERBUATAN MELAWAN HUKUM AKIBAT PEMUTUSAN PERJANJIAN
SEWA-MENYEWA SECARA SEPIHAK YANG DILAKUKAN OLEH DIREKSI PT. BALI UNICORN*
Bagus Julio Suroso, Desak Putu Dewi Kasih
1-14
o PDF
IMPLEMENTASI SYARAT KECAKAPAN DALAM PERJANJIAN JUAL BELI ONLINE
Bima Bagus Wicaksono, Desak Putu Dewi Kasih
1-11
o PDF
KORELASI ANTARA WAKTU KERJA LEMBUR TERHADAP UPAH YANG TERJADI DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT WARIBANG
Anak Agung Ngurah Gede Agung Tricahya Yoga Kumara, I Wayan Novy Purwanto
1-14
o PDF
PENGATURAN SANKSI TERHADAPCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERSEROAN
TERBATAS
Putu Dinanda Prajna Putri, I Made Sarjana
1-15
9
o PDF
KARYA CIPTA ELECTRONIC BOOK (E-BOOK) : STUDI NORMATIF PERLINDUNGAN HAK
EKONOMI PENCIPTA
Ni Putu Utami Indah Damayanti, A.A. Sri Indrawati, A.A. SagungWiratni Darmadi
1-16
o PDF
KEDUDUKAN PEMBANTU RUMAH TANGGA SEBAGAI PEKERJA DITINJAU DARI UNDANG-
UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Luh Putu Try Aryawati, I Made Sarjana
1-15
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN SMARTPHONE BERMEREK IPHONE DALAM
KAITANNYA DENGAN PEREDARAN PRODUK IPHONE REKONDISI DI INDONESIA
Ni Putu Aprilia Surya Dewi, I Wayan Novy Purwanto
1-13
o PDF
10
LEGALITAS E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN
YANG SAH DALAM MEMASUKI JALAN BEBAS HAMBATAN*
Oleh:
I Dewa Made Krishna Wiwekananda*
Made Nurmawati*** Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Universitas Udayana
ABSTRAK Munculnya Electronic money atau disingkat dengan e-money
menjadi satu-satunya alat pembayaran ketika pengguna jalan akan memasuki jalan bebas hambatan. Hal ini tentunya
menimbulkan perdebatan terhadap sebatas mana alat pembayaran tersebut dikatakan sah di Indonesia bila dilakukan
bahasan dengan berpedoman pada Undang-Undang (UU) Mata Uang.
Tujuan daripada penulisan jurnal ilmiah ini adalah untuk
mengetahui kedudukan serta keberadaan uang sebagai alat pembayaran yang sah dengan dikeluarkannya e-money yang bahkan berfungsi sebagai satu-satunya alat pembayaran yang digunakan
ketika akan memasuki jalan bebas hambatan. Penulisan jurnal ilmiah ini merupakan sebuah penelitian
hukum normatif, yang dilakukan untuk menemukan suatu kebenaran ilmiah melalui pendekatan perundang-undangan dan
pendekatan konseptual. Bahan hukum yang dipergunakan ialah bahan huku primer, sekunder dan lainnya.
Uang merupakan alat pembayaran yang sah sesuai dengan
yang tercantum dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Mata Uang. E-money merupakan alat pembayaran yang sah dan
digunakan saat memasuki jalan bebas hambatan dimana yang terjadi bukanlah merupakan penolakan atas rupiah, melainkan
transaksi di gerbang jalan bebas hambatan mempergunakan uang rupiah namun secara teknis berupa uang elektronik dan
berbentuk kartu, sehingga pengharusan menggunakan e-money dalam pembayaran saat memasuki jalan bebas hambatan tidak melanggar ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-Undang Mata Uang.
Kata Kunci : Uang, Uang Elektronik, Jalan Bebas Hambatan
* Ringkasan di luar skripsi.
** I Dewa Made Krishna Wiwekananda, adalah Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Udayana, [email protected] *** Made Nurmawati adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana.
11
ABSTRACT
The emersion of Electronic Money or abbreviated as E-money
as the only payment when the user road we’re going to passed the highway road. This thing was make many multiple interpretations of the valid payment instruments in Indonesia at this time relating to
the provisions contained in the Currency Act. This scientific journal has a purposed which want to know about how the real position of
money as a legal of payment by using e-money which can also serve as a means of payment and as the only means of payment when
going to the highway road. The research is a normative legal research in order to find the truth which is using the Statute Approach and Conceptual Approach. And the sources of the legal
materials used in the form of primary, secondary, and the other of any legal materials. Money is a valid of payment as determined in
Article 1 number 2 of the Currency Act. E-money is a legitimate means of payment when going to the highway which is not a rupiah
denial, but the transaction on highway road uses rupiah as money which is technically with the form of electronic money in form of card, so that is not violate the rule contained in Currency Act.
Keywords: Cash Money, E-money, Highway
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dinamika perubahan teknologi pada zaman ini, sangat
berpengaruh dalam segala aspek kehidupan di masyarakat,
terutama pada bidang ekonomi, politik dan sosial budaya.
Perubahan ini kerap dipergunakan dengan istilah globalisasi. Di
era globalisasi ini, uang merupakan sesuatu hal yang wajib
dimiliki setiap individu.
Proses terciptanya hingga sekarang ini telah melalui proses
yang panjang dan cukup rumit. Berawal Indonesia mulai
mengetahui dan mengenal adanya sistem barter, yang mana
merupakan suatu kegiatan dengan cara tukar menukar barang yang
nilainya dianggap sesuai atau pantas. Namun seiring
berkembangnya zaman, sistem ini tidak lagi digunakan karena
dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik,
12
yang mana kemudian memunculkan uang sebagai alat
pembayaran untuk melakukan setiap transaksi. Uang sebagai alat
pembayaran yang sah sebagaimana telah diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata
Uang (yang selanjutnya disebut UU Mata Uang). Kemajuan yang
cukup pesat di bidang teknologi rupanya secara langsung sangat
mempengaruhi sistem pembayaran saat ini. Hal ini berakibat
semakin intensnya interaksi antara bidang hukum bisnis dan
bidang teknologi itu sendiri.1 Kini muncul Electronic money (uang
elektronik) atau disingkat dengan E-money yang juga dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. Sebagai contohnya saat akan
memasuki jalan bebas hambatan (jalan tol), khususnya pada
gerbang masuk, terdapat tulisan bahwa alat pembayaran yang dapat
digunakan adalah melalui mekanisme pembayaran non
tunai.
Hal ini erat kaitannya dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 16/PRT/M/2017 tentang Transaksi Tol Non
Tunai di Jalan Tol, terkhusus pada Pasal 6 ayat (2) yang secara
implisit menyebutkan bahwa pada saat diterapkannya transaksi
tol non tunai, maka seluruh ruas jalan tol tidak menerima lagi
adanya transaksi tunai. Ini tentu bertentangan dengan Pasal 1
angka 2 UU Mata Uang yang menyebutkan bahwa uang adalah
alat pembayaran yang sah, dan di sisi lain Peraturan Menteri
tersebut juga bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) UU Mata
Uang yang pada intinya menyebutkan bahwa setiap orang dilarang
menolak rupiah kecuali terdapat keraguan atas keaslian rupiah.
Terkait dengan e-money, penulis menemukan beberapa
karya ilmiah yang membahas mengenai hal ini, yakni dalam jurnal
1 Munir Fuadi, 2001, Hukum Perbankan Modern Buku Kedua, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, h. 83.
13
ilmiah karya Ruth Juliana Sihombing yang membahas tentang
bagaimana keabsahan e-money di Indonesia2, dan juga terdapat
juga jurnal karya Ni Nyoman Anita Candrawati yang pada
tulisannya menekankan pada perlindungan hukum terhadap
pemegang kartu e-money sebagai alat pembayaran dalam
transaksi komersial.3 Yang membedakan jurnal ini dengan karya
lainnya adalah dalam jurnal ilmiah ini penulis melakukan penelitian
dengan judul “LEGALITAS E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN
YANG SAH DALAM MEMASUKI JALAN BEBAS HAMBATAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan merujuk dan berpedoman pada latar belakang
sebagaimana yang telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kedudukan uang sebagai alat pembayaran yang
sah?
2. Bagaimanakah keabsahan e-money sebagai alat pembayaran
dalam memasuki jalan bebas hambatan?
1.3 Tujuan
Penulisan jurnal ilmiah ini adalah dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana kedudukan uang sebagai alat pembayaran
yang sah serta menguji legalitas e-money dalam kaitannya dengan
definisi uang secara sah dan sebagai satu-satunya alat sekaligus
metode pembayaran yang sah saat memasuki jalan bebas
hambatan. Jurnal ilmiah ini nantinya akan dapat menjawab
2 Ruth Juliana Sihombing, 2016, “Keabsahan Electronic Money di Indonesia”, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar.
3 Ni Nyoman Anita Candrawati, 2013, “Perlindungan Hukum terhadap
Pemegang Kartu E-money sebagai Alat Pembayaran dalam Transaksi Komersial”, Jurnal Magister Hukum Universitas Udayana.
14
permasalahan tersebut sehingga tidak menimbulkan multitafsir
dalam pengaplikasiannya.
II. Isi Makalah
2.1. Metode Penelitian
2.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian terhadap jurnal imiah ini menggunakan
metode penelitian normatif, yang dimana penelitian ini meneliti
sinkronisasi hukum serta kaitannya dengan hukum dalam rangka
untuk menemukan kebenaran ilmiah dari perspektif normatif.4
2.1.1. Jenis Pendekatan
Dalam penulisannya, jurnal ilmiah ini mengaplikasikan
pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan
pendekatan konsep hukum (Conceptual Approach). Pendekatan
terhadap perundang-undangan dilaksanakan dengan
mengaplikasikan serta mengaitkan undang-undang dengan isu
hukum atau permasalahan hukum yang sedang dibahas. Lain
halnya denga pendekatan konsep hukum atau pendekatan
konseptual yakni pendekatan yang melihat dan mengacu kepada
doktrin atau pandangan para ahli yang berkembang dalam bidang
ilmu hukum.5
2.1.2. Sumber Bahan Hukum
Berikut merupakan beberapa bahan hukum yang penulis
gunakan dalam penulisan jurnal ilmiah ini, diantaranya:
4 Johny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif , Bayumedia, Malang, h.57.
5 Peter Mahmud Marzuku, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Prenada
Grup, Jakarta, h.93.
15
1. Bahan hukum primer, yakni bahan yang terdiri dari
beberapa peraturan perundang-undangan yang
merupakan hasil tindakan lembaga yang berwenang.6
Dalam hal ini, penulis menggunakan Undang-Undang
Mata Uang, Peraturan Menteri serta Peraturan Bank
Indonesia.
2. Bahan hukum sekunder, muncul untuk memberikan
pemahaman lebih lanjut terhadap bahan hukum primer,
contohnya seperti jurnal ilmiah, hasil penelitian,
rancangan suatu undang-undang, atau bahkan pendapat
pakar hukum.7
3. Bahan hukum lainnya, guna mendefinisikan dalam
membantu mendefinisikan bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder.8 Dalam hal ini penulis
mempergunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia serta
rujukan dari beberapa ensiklopedia.
2.1.3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik dalam mengumpulkan bahan hukum pada
penulisan jurnal ini dilakukan melalui telaah bahan bacaan yang
erat kaitannya dalam permasalahan yang sedang diteliti, untuk
kemudian meneliti bahan hukum dan memberikan penafsiran
serta mengkaji peraturan perundang-undangan terkait dengan
permasalahan yang ada. Kemudian mencari bahan pada literatur
yang nantinya akan dijadikan pedoman dalam menganalisis
h.47.
6 Zainudin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,
7 Amirrudin dan Zainal Asikim, 2012, Pengantar Metode Penelitian
Hukum, PT Raja Grafindo Prasada, Jakarta, h.119. 8 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press,
Jakarta, h. 52.
16
permasalahan dan kemudian akan disusun secara sistematis
sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini.
2.1.4. Teknik Pengolahan Bahan Hukum
Dalam penelitian ini, teknik yang dipergunakan adalah
melakukan analisis secara normatif melalui pencarian bahan-
bahan kepustakaan sebagai sumber dari penelitiannya, dimana
tahapan-tahapan pengolahan bahan tersebut meliputi perumusan
dasar hukum, perumusan pengertian hukum, lalu kemudian
perumusan kaidah-kaidah hukum.9
2.2. Hasil dan Analisis
2.2.1. Kedudukan Uang Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah
Uang diciptakan untuk mengatasi kendala-kendala yang
terjadi di masyarakat sebagai alat tukar yang tepat guna atau efektif
dan efisien. Uang dalam Undang-Undang Mata Uang diartikan
cukup sempit yakni hanya sebagai alat pembayaran yang sah, hal
ini tentunya tidak cukup untuk menjelaskan mengenai uang
tersebut, sehingga mulai bermunculan beberapa pendapat yang
mengutarakan pengertian uang secara luas. Salah satu pendapat
mengutarakan bahwa uang sebagai alat yang digunakan dalam
pembayaran baik terhadap utang maupun dalam rangka melakukan
transaksi pembayaran terhadap barang dan/atau jasa.10 Maka
dapat disimpulkan, bahwa uang ialah alat tukar yang digunakan
pada kondisi waktu tertentu dan juga pada suatu wilayah tertentu
dalam melakukan transaksi baik berupa barang
ataupun jasa.11
9 Amirudin dan Zainal Asikin, op.cit, h. 174. 10 Kasmir, 2017, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi
2014, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 13 11 Ibid.
8
Beragamnya jenis mata uang yang beredar di Indonesia
mulai mengalami perkembangan setelah proklamasi kemerdekaan
tahun 1945, dan tidak terlepas dari situasi dan kondisi pasca
kemerdekaan. Namun setelah tahun 1951, dengan dikeluarkan
dan diberlakukannya Undang-Undang Darurat Nomor 20 Tahun
1951 pada bulan September 1951, telah ditetapkan bahwa alat
pembayaran yang sah adalah uang (dalam hal ini rupiah), terkecuali
pada wilayah Irian Barat. Melalui pengesahan terhadap Undang-
Undang Nomor 13 tahun 1968 mengenai Pokok Perbankan, maka
ditetapkan pula bahwa Rupiah dan dapat disingkat dengan “Rp”
merupakan satuan hitung terhadap uang di Negara Republik
Indonesia.12
2.2.2. Keabsahan E-money Sebagai Alat Pembayaran Dalam
Memasuki Jalan Bebas Hambatan
Begitu pesatnya kemajuan teknologi belakangan ini, telah
membawa suatu perubahan yang signifikan terutama pada
kebutuhan masyarakat akan perlunya suatu alat pembayaran
untuk memberi ketepatan dan kecepatan serta keamanan dalam
melakukan setiap transaksi baik berupa barang maupun jasa.
Bahkan perkembangan teknologi menjadi faktor penting dalam
pengeluaran biaya hidup, dikarenakan seseorang menjadi lebih
mudah untuk bertansaksi.13 Sejarah telah menunjukkan bahwa alat
untuk melakukan pembayaran dalam perkembangannya berganti
secara terus-menerus mulai dari bentuknya yang semula berbentuk
logam dan kemudian kembali berkembang hingga
berbentuk kertas. Bahkan, saat ini telah dikembangkan suatu
12 Ibid., h. 15. 13 Laila Ramadani, 2016, “Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang
Elektronik (E-Money) Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa”. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, h. 1.
9
teknologi baru yang menempatkan nominal uang menjadi sebuah
data ke dalam suatu wadah yang disebut dengan alat pembayaran
elektronik.
Untuk membantu mengimbangi berkembangnya
pere.konomian nasional sekarang ini dengan permasalahan yang
semakin rumit dan pelik dengan sistem keuangan yang semakin
maju dan berkembang, untuk itulah kebijakan baru dalam bidang
ekonomi yang berkesesuaian dengan bidang keuangan.14 Dengan
adanya kondisi sedemikian rupa, maka Bank sentral Indonesia
yakni Bank Indonesia (selanjutnya disebut BI) mengemban tugas
dalam menetapkan kebijakan moneter untuk mengatur
sistematika pembayaran, yang mana dimulai dari dikeluarkannya
metode atau sistem pembayaran elektronik ini (e-money).
Kebijakan inilah yang telah ditetapkan dalam bentuk Peraturan
Bank Indonesia Nomor: 20/6/2018.15 Uang elektronik (e-money)
merupakan sebuah inovasi untuk kebutuhan transaksi pembayaran
yang bersifat mikro yaitu pembayaran dalam jumlah
sedikit.
Dalam hubungannya dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
16/PRT/M/2017 mengenai Transaksi Tol Non Tunai di Jalan Tol,
yang mana dalam Pasal 6 ayat (2) menyebutkan bahwa, “Pada saat
penerapan Transaksi Tol Non-tunai sepenuhnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diberlakukan, seluruh ruas
jalan tol tidak menerima transaksi tunai.”
Ketentuan ini mengartikan bahwa pembayaran pada saat
akan memasuki jalan tol hanya diperbolehkan menggunakan
14 Muhammad Sofyan Abidin, 2015, “Dampak Kebijakan E-Money Di Indonesia Sebagai Alat Sistem Pembayaran Baru”, Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, h. 3. 15 Ibid.
10
nontunai dan akan menolak pembayaran menggunakan uang tunai.
Pasal ini kemudian bertentangan atau berbeda pandangan dengan
isi dalam Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Mata Uang yang
menyatakan bahwa:
Setiap orang dilarang menolak untuk menerima Rupiah yang
penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/atau untuk transaksi keuangan lainnya di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali karena terdapat keraguan atas keaslian Rupiah.
Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada yang boleh menolak uang
(Rupiah) pembayaran selain dengan alasan keraguan atas keahlian
uang tersebut. Adanya dua aturan yang berseberangan ini
menimbulkan multitafsir dalam kegiatan transaksi dalam
masyarakat, terlebih lagi kedua ketentuan ini masih sama-sama
berlaku.
Sementara itu, dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank
Indonesia Nomor: 20/6/2018 tentang Uang Elektronik secara
eksplisit menyatakan bahwa merupakan e-money sebagai alat
pembayaran adalah apabila telah memenuhi instrumen sebagai
berikut:
a. diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih
dahulu kepada penerbit;
b. nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media
server atau chip;
c. nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan
merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan.
Maka berdas.arkan penjel.asan dalam Peraturan Bank Indonesia
ters.ebut, terdapat unsur penting yang berkaitan dengan
keberlakuan uang elektronik adalah “nilai uang dapat disimpan
dalam suatu media yang berbentuk server atau chip”. Apabila
11
melihat unsur huruf a dapat ditafsirkan bahwa dalam
menerbitkan e-money haruslah berdasarkan nilai uang yang telah
terlebih dahulu disetorkan, dan nilai uang yang dimaksud dalam
hal ini merupakan nilai uang yang bersatuan Rupiah yang disimpan
secara elektronik. Ketentuan inilah yang memperjelas bahwa e-
money tidak melanggar ketentuan pada Pasal 123 ayat (2) UU Mata
Uang.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Yunus Husein,
Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera dalam artikel
“Akhiri Polemik Penggunaan Uang Elektronik”, Yunus
mengutarakan pendapatnya bahwa penggunaan uang elektronik
sebagai satu-satunya alat pembayaran ketika hendak memasuki
jalan bebas hambatan (jalan tol) tidaklah merupakan suatu
pelanggaran terhadap ketentuan dalam Undang-Undang Mata Uang,
karena yang terjadi bukanlah penolakan rupiah, tetapi transaksi di
jalan tol menggunakan uang rupiah yang secara teknis berupa
uang elektronik dalam bentuk kartu, bukan dalam bentuk uang
tunai (kartal). Bank Indonesia menafsirkan pengertian uang dalam
Undang-Undang Mata Uang dengan penafsiran yang luas dalam
bentuk generik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
currency. Currency bentuknya dapat berupa uang tunai, tetapi
juga dapat berbentuk uang bersatuan
Rupiah dalam bentuk elekt.ronik. 16
16 Yunus Husein, 2017, “Akhiri Polemik Penggunaan Uang Elektronik”, URL: http://yunushusein.com/akhiri-polemik-penggunaan-uang-elektronik/,
diakses tanggal 18 April 2018
12
III. Penutup
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan
sebagaimana yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
berikut:
1. Uang merupakan suatu alat pembayaran yang
digunakan dalam setiap transaksi baik di bidang
barang maupun jasa. Keabsahan uang tercantum telah
diatur Undang-Undang Mata Uang, terlebih khususnya
tercantum pada Pasal 1 angka 2 yang menyatakan
bahwa, “Uang adalah alat pembayaran yang sah.” Yang
termasuk dalam lingkup kata uang dalam Undang-
Undang ini adalah uang tunai.
2. E-money merupakan alat pembayaran yang sah ketika
memasuki jalan bebas hambatan dimana yang terjadi
bukanlah merupakan bentuk dari penolakan rupiah,
transaksi di jalan tol menggunakan uang rupiah yang
secara teknis berupa uang elektronik dalam bentuk
kartu, sehingga transaksi menggunakan e-money di
jalan tol tidak melanggar ketentuan sebagaimana yang
terdapat dalam Undang-Undang Mata Uang.
3.2. Saran
1. Pengaturan mengenai keabsahan uang sebagai alat
pembayaran yang sah telah diatur dalam Undang-
Undang, namun perlu diperjelas mengenai bentuk dari
uang itu sendiri, apakah berbentuk tunai atau non tunai.
2. Diperlukan pengaturan terkait e-money lebih spesifik
dalam kegunaannya sebagai satu-satunya alat
pembayaran dalam memasuki jalan bebas hambatan
13
agar tidak menimbulkan multitafsir maupun konflik
norma dalam pelaksanaannya.
14
IV. Daftar Pustaka
1. Buku
Amirudin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Fuadi, Munir, 2001, Hukum Perbankan Modern Buku Kedua, Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Ibrahim, Johnny, 2006, Teori dan Metodologi Penlitian Hukum
Normatif, Bayumedia, Malang.
Kasmir, 2017, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Grafindi Persada, Jakarta.
Marzuki, Peter Mahmud, 2005, Penelitian Hukum, Kencana
Prenada, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press,
Jakarta.
2. Jurnal Ilmiah
Abidin, Muhammad Sofyan, 2015, “Dampak Kebijakan E-Money di
Indonesia Sebagai Alat Sistem Pembayaran Baru”, Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
Anita Candrawati, Ni Nyoman, 2013, “Perlindungan Hukum
terhadap Pemegang Kartu E-money sebagai Alat
Pembayaran dalam Transaksi Komersial”, Jurnal
Magister Hukum Universitas Udayana.
Ramadani, Laila, 2016, “Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan
Uang Elektronik (E-Money) Terhadap Pengeluaran
Konsumsi Mahasiswa”. Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang.
Sihombing, Ruth Juliana, 2016, “Keabsahan Electronic Money di
Indonesia”, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Udayana.
15
3. Web
Yunus Husein, 2017, “Akhiri Polemik Penggunaan Uang Elektronik”, URL: http://yunushusein.com/akhiri-
polemik-penggunaan-uang-elektronik/, diakses tanggal 18 April 2018.
4. Peraturan Perundang-Undangan
Und.ang-Undang Rep.ublik Indone.sia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Pera.turan Men.teri Pek.erjaan Um.um dan Per.umahan Rakyat Republik
Indo.nesia Nomor 16/P.RT/M./2017 tentang Tran.saksi T.ol Non Tunai di Jal.an Tol.
Perat.uran Ba.nk Indo.nesia Nom.or: 20/6/2018 tentang Ua .ng
Elek.tronik.