29
10 Tanda Gagal Meraih Keutamaan Ramadhan (Hasil Kultum Subuh) Diterbitkan pada | August 6, 2012 - ن ي ن ثلا ا19 ان ض م ر1433 | 8 Komentar Bismillah, ketika sholat subuh di masjid dekat kontrakan saya yaitu Masjid Manarul Islam Sawojajar, saya sebenarnya tidak ada niat untuk mengikuti kultum subuh setiap kali habis jama’ah subuh, karena ingin segera mempersiapkan segala sesuatu untuk berangkat ke tempat kerja. Tetapi ketika kultum dimulai dan waktu itu saya sendiri masih belum selesai wiridan, maka terdengarlah sang Penceramah menyampaikan materi dan rasanya badan ini tidak mau beranjak, entah kenapa… Semoga ini adalah berkah ramadhan. Ini adalah salah satu tema yang diangkat oleh salah satu penceramah itu. Sebenarnya materi ini sudah sering dibahas, tetapi tetap saja banyak orang tidak merasa tersindir hatinya dan tetap melakukan tanda-tanda gagal ramadhan ini. Semoga bisa mengingatkan dan bermanfaat… Ada 10 tanda kegagalan kita dalam menjalani Ramadhan yang akan menjadi tolak ukur berhasil atau gagalnya kita menjalani ibadah di Bulan Ramadhan. 10 tanda itu adalah : Pertama : Kurang optimal dalam melakukan pemanasan dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah di Bulan Rajab dan Sya’ban. Misalnya tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Syaban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, “Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Syaban.” Kedua : Ketika target membaca Al-Qur’an satu kali khatam pada Bulan Ramadhan tidak tercapai. Sudah semestinya umat Islam membaca Al-Qur’an minimal khatam satu kali dalam Bulan Ramadhan. Ketiga : Ketika puasa yang dilakukan tidak mampu menghalangi lisan membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, membuka rahasia, mengadu domba, menebar fitnah, berdusta, berkata yang tidak berguna dan keburukan lisan lain. Kalau saya di Malang, rasanya orang-orang awam itu seolah-olah tidak merasa dosa ketika mengatakan kata-kata jorok seperti J*N**K, dsb… Keempat : Ketika puasa tidak bisa menghalangi kemaksiatan mata dengan segala hal yang dilarang untuk melihatnya. Meski puasa tapi ketika ada cewek cantik lewat, tetap saja dipelototin. Main facebook juga yang diliatin profil-profil cewek yang terlihat auratnya. Kelima : Ketika malam-malam Bulan Ramadhan sama seperti malam-malam di luar Ramadhan.

10 Tanda Gagal Meraih Keutamaan Ramadhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keutamaaan Ramadhan

Citation preview

10 Tanda Gagal Meraih Keutamaan Ramadhan (Hasil Kultum Subuh)Diterbitkan pada| August 6, 2012 - 19 1433 |8 Komentar

Bismillah, ketika sholat subuh di masjid dekat kontrakan saya yaitu Masjid Manarul Islam Sawojajar, saya sebenarnya tidak ada niat untuk mengikuti kultum subuh setiap kali habis jamaah subuh, karena ingin segera mempersiapkan segala sesuatu untuk berangkat ke tempat kerja. Tetapi ketika kultum dimulai dan waktu itu saya sendiri masih belum selesai wiridan, maka terdengarlah sang Penceramah menyampaikan materi dan rasanya badan ini tidak mau beranjak, entah kenapa Semoga ini adalah berkah ramadhan. Ini adalah salah satu tema yang diangkat oleh salah satu penceramah itu. Sebenarnya materi ini sudah sering dibahas, tetapi tetap saja banyak orang tidak merasa tersindir hatinya dan tetap melakukan tanda-tanda gagal ramadhan ini. Semoga bisa mengingatkan dan bermanfaat

Ada 10 tanda kegagalan kita dalam menjalani Ramadhan yang akan menjadi tolak ukur berhasil atau gagalnya kita menjalani ibadah di Bulan Ramadhan. 10 tanda itu adalah :

Pertama : Kurang optimal dalam melakukan pemanasan dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah di Bulan Rajab dan Syaban.Misalnya tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Syaban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Syaban.

Kedua : Ketika target membaca Al-Quran satu kali khatam pada Bulan Ramadhan tidak tercapai.Sudah semestinya umat Islam membaca Al-Quran minimal khatam satu kali dalam Bulan Ramadhan.

Ketiga : Ketika puasa yang dilakukan tidak mampu menghalangi lisan membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, membuka rahasia, mengadu domba, menebar fitnah, berdusta, berkata yang tidak berguna dan keburukan lisan lain.Kalau saya di Malang, rasanya orang-orang awam itu seolah-olah tidak merasa dosa ketika mengatakan kata-kata jorok seperti J*N**K, dsb

Keempat : Ketika puasa tidak bisa menghalangi kemaksiatan mata dengan segala hal yang dilarang untuk melihatnya.Meski puasa tapi ketika ada cewek cantik lewat, tetap saja dipelototin. Main facebook juga yang diliatin profil-profil cewek yang terlihat auratnya.

Kelima : Ketika malam-malam Bulan Ramadhan sama seperti malam-malam di luar Ramadhan.Pada malam Bulan Ramadhan kita dianjurkan melakukan shalat malam (tarawih), membaca Al-Quran, dan ibadah yang lain. Tetapi kenyataan, ketika lewat 1-2 minggu ramadhan, banyak sekali kafe yang dipenuhi oleh manusia, terutama kaum muda, tidak ada bedanya suasana ramadhan dan selain ramadhan.

Keenam : Jika saat berbuka menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang.Jadi berbuka seolah jadi ajang balas dendam, semua sajian tidak ada yang luput dari lidahnya. Sampai perutnya penuh dengan makanan. Padahal Rasulullahmenyarankan ketika kita makan tidak boleh berlebihan, perut seharusnya memiliki porsi 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan seisanya untuk nafas.

Ketika Bulan Ramadhan tidak dioptimalkan untuk banyak mengeluarkan infaq dan shodaqoh.Masih aja itung-itung seribu kali ketika inginn berinfak.. pahal sudah tahu ketika ramadhan pahala amalan dilipatgandakan oleh Allah Ketika menjelang berakhirnya Ramadhan, lebih sibuk dengan persiapan fisik menjelang Idul Fitri dan melalaikankeutamaan 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, serta memaksimalkan 10 malam terakhir untuk menggapai lailatul qadar.Kalau para pekerja luar kota sibuk mau mudik, kalau ibu-ibu sibuk buat makanan lebaran, kalau anak-anak muda sibuk mencari pakaian baru untuk lebaran di mall-mall. dsb

Ketika Idul Fitri tiba, dirayakan sebagaimana orang yang baru merdeka, baru keluar dari penjara dan kembali melakukan berbagai penyimpangan.Makanya kalau orang lebaran full dengan hura-hura maka itu satu tanda gagal ramadhan. Lihatlah contoh Nabidan para sahabat , mereka bersedih dan menangis ketika ditinggalkan oleh bulan Ramadhan.

Ketika selepas Ramadhan, amalan Ramadhan tidak ditindaklanjuti, tidak diamalkan sebagaimana mereka mengamalkan pada Bulan Ramadhan.Tilawah, sholat malam, puasa sunnah, bersedekah, pengajian Semua ditinggalkan seiring berlalunya Ramadhan tanpa bekas sedikitpun.

Semoga ini semua bisa mengingatkan kita semua, dan semoga sisa hari-hari di bulan ramadhan ini bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan amal ibadah kita, dan justru tidak semakin menurun. Amin.

Sepuluh Tanda Bila Ibadah Bulan Ramadhan Diterima Allah SWT

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah bagi junjungan kita Nabi Muhammad, kepada keluarganya, para sahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma badu:Para pembaca yang dirahmati Allah Taalaa:Setelah mengerjakan setiap ketaatan dan ibadah baik itu umrah, haji, puasa, sholat, sedekah, atau amal shalih apapun kita mengulang-ulang bisikan Aliradhiallahu anhusaat berkata: (seandainya aku tahu, apakah amalanku termasuk yang diterima maka aku mengucapkan selamat untuknya, atau yang ditolak maka aku mengucapkan belasungkawa untuknya).Setelah mengerjakan setiap ketaatan kita juga mengulang perkataan Ibnu Masudradhiallahu anhu: (wahai yang diterima, selamat untukmu, wahai yang ditolak semoga Allah mengganti musibahmu).Sungguh Aliradhiallahu anhutelah berkata: (jangan kalian pedulikan amal yang sedikit, tapi pedulikan diterimanya amal tersebut),tidakkah kalian mendengar firman Allah Azza wa Jalla ketika berfirman:(Sesungguhnya Allah mengkabulkannya dari orang-orang yang bertakwa) [QS Al-Maidah:27].Janganlah seperti sebagian kaum muslimin yang tidak peduli diterimanya ketaatan mereka, karena sesungguhnya diberikan taufik dan kemudahan untuk beramal shalih merupakan karunia besar, akan tetapi itu tidak akan terwujud kecuali dengan karunia lain yang lebih besar, yaitu nikmat diterimanya amalan.Jika seorang hamba mengetahui bahwa kebanyakan dari amalan bisa ditolak dari pelakunya karena banyak sebab, maka yang terpenting adalah mengetahui sebab-sebab diterimanya amalan, jika dia menemukannya dalam dirinya maka hendaklah dia memuji AllahTaalaa, dan beramal dengan teguh dan konsisten diatasnya, namun jika tidak menemukannya maka hendaklah hal pertama yang diperhatikannya dari sekarang adalah: mengamalkannya dengan sungguh-sungguh serta ikhlas karena AllahTaalasemata.Maka apakah sebab-sebab dan tanda-tanda diterimanya amalan?1- Tidak kembali berbuat dosa setelah melakukan ketaatan:Karena kembali kepada dosa merupakan tanda kebinasaan dan kerugian,Yahya bin Muadz berkata: barangsiapa yang beristighfar dengan lisannya sedangkan hatinya bertekad untuk bermaksiat, dan azamnya kembali kepada maksiat setelah sebulan dan kembali, maka puasanya tertolak darinya, dan pintu diterimanya amalan tertutup didepannya.Kebanyakan manusia bertaubat sedangkan dia selalu mengatakan: sesungguhnya aku tahu bahwa aku akan kembali...jangan katakan seperti itu...tetapi katakan:Insya Allahsaya tidak akan kembali. Dan memohon pertolongan kepada Allah dan berazam untuk tidak kembali lagi.2-Takut jika amalannya tidak diterima:AllahSubhanahu wa TaalaaMaha Kaya dari ketaatan dan ibadah kita, AllahAzza wa Jallaberfirman: (Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan siapa yang kufur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia) [QS Luqman:12].Dan AllahTaalaaberfirman:

)[:7)Artinya: (Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu, dan Dia tidak meridloi kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridloi kesyukuranmu itu) [QS Az-Zumar:7].Dan seorang mukmin walaupun bersungguh-sungguh melakukan ketaatan, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan bermacam taqarrub, namun dia merasa sangat kasihan terhadap dirinya, dia takut amalannya tidak diterima, dari Aisyahradhiallahu anhaberkata: (Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang ayat ini:

( ) [: [ 60

Artinya: (Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan dari sedekah dengan hati penuh rasa takut) [QS Al-Mukminun: 60]."Apakah mereka yang minum khamr atau mencuri?" Beliau berkata: (Bukan yang binti As-Shidiq ! akan tetapi mereka yang berpuasa, sholat, dan bersedekah, sedangkan mereka takut tidak diterima dari mereka, merekalah orang yang bersegera dalam kebaikan).Meskipun dia bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah-ibadah mulia ini namun dia tidak mengandalkan usahanya maupun menunjukkannya kepada Rabbnya, tapi dia meremehkan amalannya, dan menampakkan kefakirannya yang sempurna kepada ampunan Allah dan rahmat-Nya, dan hatinya penuh dengan rasa takut jika amalannya ditolak,Waliyadhu billah, dia memohon kepada-Nya supaya amalannya diterima.3- Diberikan taufik melaksanakan amal shalih sesudahnya:Sesungguhnya tanda diterimanya ketaatan seorang hamba bahwa dia diberikan taufik untuk ketaatan sesudahnya, dan diantara tanda diterimanya kebaikan: mengerjakan kebaikan sesudahnya, karena kebaikan tersebut berkata: kebaikan lagi...kebaikan lagi. Dan ini termasuk rahmat Allah Taalaa dan karunia-Nya, bahwa Dia memuliakan hamba-Nya jika telah berbuat kebaikan, dan mengikhlaskannya kepada Allah maka Allah membukakan untuknya pintu kebaikan lain, supaya lebih dekat kepada-Nya.Maka amal shalih ibarat pohon yang baik, perlu disiram dan dipelihara, supaya tumbuh dan kuat, dan memberikan buahnya, dan hal terpenting yang kita perlukan adalah selalu menjaga amalan-amalan baik yang telah kita kerjakan, dan memeliharanya, dan menambahnya sedikit demi sedikit, inilah makna istiqamah yang sebenarnya.4- Menganggap remeh amalannya serta tidak ujub dan tertipu dengannya:Sesungguhnya hamba yang beriman berapa banyakpun dia beramal shalih, namun seluruh amalnya tidak menjadikannya bersyukur atas kenikmatan itu seperti kenikmatan pada jasadnya pendengaran, penglihatan, atau lisan dan lainnya, dan tidak merasa telah menunaikan hak AllahTaalaa, karena hak Allah diluar gambaran kita, oleh karena itu termasuk sifat orang-orang yang ikhlas mereka menganggap kecil amalan mereka, sehingga mereka tidak takjub dengannya, dan tidak terkena penyakit ghurur yang akan menghapus pahalanya dan membuatnya merasa cukup dan malas untuk beramal shalih lagi.Diantara hal yang dapat membantu kita menganggap kecil amalan kita adalah: mengenal AllahTaalaa, melihat nikmat-nikmat-Nya, dan mengingat dosa-dosa dan kelalaiannya.Marilah kita merenungkan bagaimana AllahTaalaaberwasiat kepada Nabi-Nya dengan hal itu setelah memerintahkan kepadanya dengan perkara-perkara besar:

. . . . . ).]: 1-6Artinya: (Wahai orang yang berselimut.Bangunlah lalu berilah peringatan ! dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkan segala perbuatan yang keji. Dan janganlah engkau memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak) [QS Al-Mudatsir: 1-6].Diantara makna ayat ini adalah seperti yang dikatakan oleh Hasan Al-Basri rahimahullah: jangan engkau ungkit amalanmu didepan Rabbmu untuk memperoleh pahala yang lebih banyak.Imam Ibnu Qayyim: (Setiap engkau menyaksikan hakikat Rububiyah dan hakikat Ubudiyah, dan mengenal Allah, dan mengenal dirimu sendiri, dan menjadi jelas bagimu bahwa barang dagangan yang engkau bawa tidak layak bagi Raja yang Haq, meskipun engkau datang dengan amalan seluruh jin dan manusia, engkau takut akibatnya, dan Dia hanya menerimanya karena kemuliaan, kedermawaan, dan karunia-Nya, serta memberikan ganjaran atasnya juga karena kemuliaan, kedermawaan, dan karunia-Nya) Madarijul Salikin (2/439).5- Mencintai ketaatan dan membenci kemaksiatan:Termasuk tanda diterimanya amalan, Allah memberikan kecintaan dalam hatimu terhadap ketaatan, sehingga engkau mencintainya, tenang dan tenteram kepadanya. AllahTaalaaberfirman:

( )(28 )Artinya: (orang-orang yang beriman hati mereka tentram dengan mengingat Allah. Ketahuilah, bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tentram) [QS Ar-Rad: 28].Dan termsuk tanda diterimanya amalan adalah engkau membenci maksiat dan mendekatinya dan berdoa kepada Allah supaya menjauhkanmu darinya.6- Berharap dan banyak berdoa:Sesungguhnya takut kepada Allah saja tidak cukup, karena harus dengan pasangannya yaitu berharap, karena takut tanpa berharap menyebabkan putus asa dari rahmat Allah, sedangkan berharap saja tanpa takut menyebabkan rasa aman dari siksa Allah dan semuanya perkara yang tercela yang merusak akidah seseorang dan ibadahnya.Dan berharap diterimanya amalan disertai rasa takut jika amalannya ditolak menjadikan manusia tawadhu dan khusyu kepada AllahTaalaa, sehingga bertambah imannya.Dan apabila rasa berharap telah terwujud maka manusia mengangkat kedua tangannya ke langit memohon kepada Allah supaya amalannya diterima, karena hanya Dia saja yang Kuasa melakukannya, dan inilah yang dilakukan oleh bapak kita Ibrahim kekasih Allah dan putranya Ismail alaihima salam sebagaimana diceritakan oleh Allah Taalaa ketika keduanya membangun Kabah seraya berfirman:

( )( :127)Artinya: (Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail seraya berkata: Ya Rabb kami terimalah amalan kami. Sungguh Engkaulah Maha Mendengar, Maha Mengetahui)[QS Al-Baqarah: 127].7- Diberi kemudahan melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat:Subhanallah,jika Allah menerima ketaatanmu Dia memudahkanmu untuk melakukan amalan lain yang sebelumnya tidak dalam persangkaanmu, bahkan Dia menjauhkanmu dari maksiat meskipun engkau dekat dengannya. AllahTaalaaberfirman:

( {5} {6} {7} {8} {9} {10}) :5-10).Artinya: (Maka barangsiapa memberikan hartanya dan bertakwa, dan membenarkan pahala yang terbaik, maka kami mudahkan dia kepada jalan menuju kemudahan. Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, dan mendustakan pahala yang terbaik, maka Kami akan memudahkannya jalan menuju kesukaran)[QS Al-Lail: 5-10].8- Mencintai orang-orang shalih dan membenci pelaku maksiat:Termasuk tanda diterimanya ketaatan, Allah memberikan hatimu rasa cinta kepada orang-orang shalih para pelaku ketaatan dan memberikan hatimu kebencian kepada para pelaku kerusakan dan kemasiatan.

: (( )).Imam Ahmadrahimahullahtelah meriwayatkan dari Barra bin Azib radhiallhu anhu bahwa Rasulullahshallallahu alaihi wasallambersabda: (sesungguhnya ikatan buhul keimanan yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Allah dan membenci karena Allah).9- Banyak beristighfar:Kalau kita merenungkan kebanyakan ibadah dan ketaatan maka hendaklah menutupnya dengan istighfar karena sejauh manapun manusia bersungguh-sungguh menyempurnakan amalannya pasti ada kekurangan dan kelalaian, sebagaimana setelah kita melakukan manasik haji Allah berfirman:( ) (:199).Artinya: (Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan beristighfarlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang)[QS Al-Baqarah: 199].Dan sesudah sholat Nabishallallahu alaihi wasallammengajarkan kita untuk beristighfar sebanyak tiga kali. Dan orang yang melakukanqiyamulailmengakhirinya dengan istighfar di waktu sahur.

: ( )(18)

Firman Allah Taalaa: (dan pada akhir malam mereka memohon ampunan kepada Allah)[QS Adz-Dzariyat: 18].Dan AllahTaalaamewasiatkan kepada Nabi-Nyashallallahu alaihi wasallamdalam firman-Nya:( ) (:19)Artinya: (Ketahuilah, bahwasanya Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan mohon ampunlah atas dosamu dan kaum mukminin dan mukminat)[QS Muhammad: 19].Dan Allah memerintahkan juga kepada Nabi-Nya untuk mengakhiri hidupnya dengan ibadah kepada Allah, jihad dijalan-Nya dengan istighfar seraya berfirman:

( {1} {2} {3})Artinya: (apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu melihat manusia berbondong-bondong masuk kedalam agama Allah. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan beristighfarlah, sesungguhnya Dia Maha Pengampun)[QS An-Nashr].Dan beliau biasa mengucapkan dalam ruku dan sujudnya( ) .Artinya: (Maha Suci Engkau Ya Allah Rabb kami dan dengan memujimu, Ya Allah ampunilah aku) HR Imam Bukhari.10- Konsisten dalam mengerjakan amal shalih:Diantara petunjuk Rasulullahshallallahu alaihi wasallamadalah konsisten dalam amal shalih sebagaimana dalam hadits: - - : ( ) .Dari Aisyahradhiallahu anhaberkata: (Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila mengerjakan suatu amalan beliau menetapkannya) HR Imam Muslim.Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.

: ( ). .

Rasulullahshallallahu alaihi wasallambersabda: (amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit).Muttafaqun alaihi.Mudah-mudahan AllahTaalaamenerima semua amalan kita terutama puasa, qiyamul lail, tilawah, sadaqah kita di bulan Ramadhan.(Disarikan dari makalah Sheikh Amir bin Muhammad Al-Mudri imam dan khatib masjid Al-Iman di Yaman)(ar/voa-islam.com)- See more at: http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2010/09/14/10056/sepuluh-tanda-bila-ibadah-bulan-ramadhan-diterima-allah-swt/#sthash.4d7GHq0I.dpufTiga Ibadah Penting Dalam Bulan Ramadhan .Alhamdulillah kita bersyukur kepada AlahSubhanahu wa Taalayang senantiasa memberikan banyak kenikmatan sehingga tidak terhitung nilai dan jumlahnya. Nikmat tersebut dicurahkan siang dan malam kepada kita. Semoga Allah Subhanahu wa Taala menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senang bersyukur kepada-Nya. Yaitu dengan meningkatkan taqwa dan taqarrub kepada-Nya.Sidang shalat Jumatrahimakumullah,Dengan dekatnya bulan Ramadhan, kami ingin mengingatkan diri kami sendiri, dan juga kepada kaum muslimin, bahwa pada bulan yang penuh barakah ini mengandung tiga jenis ibadah yang agung, yaitu zakat, puasa dan tarawih.

Tentang zakat,alhamdulillahbanyak kaum Muslimin yang melaksanakannya pada bulan ini. Syariat zakat merupakan bagian dari ibadah. Juga merupakan salah satu kewajiban dalam Islam. Dengan menunaikan zakat, berarti kita telah bertaqarrub, mendekatkan diri kepada Allah, dan telah melaksanakan salah satu rukun Islam. Zakat yang dikeluarkan itu, bukanlah beban yang akan menyebabkan kita miskin, sebagaimana kekhawatiran yang dibisikkan setan kepada orang yang lemah imannya. Tetapi, justru membayar zakat akan menambah harta seseorang, AllahSubhanahu wa Taala:

{268}Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.(QS al Baqarah/2 : 268). {261}Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/2 : 261). {265}Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS al-Baqarah/2 : 265).Jamaah shalat Jumatrahimakumullah.Dalam membayarkan zakat, hendaklah kita tunaikan dengan penuh amanah. Kita keluarkan zakat dari benda-benda yang wajib dizakati, sedikit atau banyak. Kita hitung dengan teliti. Sehingga barang yang sudah wajib dizakati, sedikitpun tidak terabaikan. Karena tujuan menunaikan zakat adalah untuk membebaskan diri dari tanggungan kewajiban, dan menyelamatkan diri dari ancaman yang amat dahsyat. AllahSubhanahu wa Taalaberfirman :

{180}Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kemu kerjakan. (QS. Ali Imran/3 : 180). {34} {35}Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarnya dari mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan. (QS. At Taubah/9 : 34-35).Tentang ayat yang pertama, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda :

Orang yang dianugerahi harta oleh AllahSubhanahu wa Taala, kemudian dia tidak menunaikan zakatnya, maka pada hari Kiamat harta itu dijelmakan ke wujud seekor ular yang sangat berbisa, memiliki dua taring lalu dia menerkam dengan dua rahangnya seraya berkata : Aku adalah hartamu, aku adalah simpananmu.Sedangkan tentang ayat kedua, telah dijelaskan oleh Rasulullahshallalllahu alaihi wa sallam: Tidak ada seorangpun pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan zakatnya, kecuali nanti pada hari Kiamat dia akan dibuatkan lempengan-lempengan dari api, kemudian dipanaskan di atas api. Lempengan itu digunakan untuk menyetrika bagian samping tubuh, kening dan punggungnya. Tatkala lempengan itu mulai mendingin, akan dikembalikan (untuk dipanaskan lagi). (Kejadian ini) berlangsung selama lima puluh ribu tahun, sampai semua hamba selesai diadili. Lalu dia akan melihat jalan, mungkin ke surga atau mungkin ke neraka.Kaum musliminrahimakumullahSetelah menyimak nash-nash di atas, semestinya kita takut dengan ancaman-ancaman tersebut. Tunaikanlah zakat kepada orang yang berhak menerimanya dengan penuh amanah, dan berikanlah kepada yang berhak menerimanya, tidak asal mengerjakan. Harta zakat jangan digunakan untuk kepentingan yang lain. Kita berharap, semoga zakat yang kita bayarkan diterima AllahSubhanahu wa Taala.Kaum muslimin, Jamaah shalat Jumatrahimakumullah,Adapun jenis ibadah kedua yang ada pada bulan ini, yaitu Puasa Ramadhan. Ibadah ini, juga merupakan salah satu rukun Islam. Manfaat puasa telah dijelaskan oleh AllahSubhanahu wa Taaladalam Alquran surat al Baqarah/2 ayat 183, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa.

Itulah hakikat tujuan puasa, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa kepada AllahSubhanahu wa Taala. Yakni dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Maka seorang muslim semestinya melaksanakan yang telah menjadi kewajibannya. Dalam menjalankan puasa, seorang muslim juga dituntut untuk menjauhi hal-hal yang diharamkan, seperti berkata dusta, ghibah (menggunjing) dan lainnya. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda :

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh pada puasanya. (HR Bukhari-Muslim).Hadits ini menunjukkan, orang yang berpuasa, sangat ditekankan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan ini. Mengapa? Karena sangat berpengaruh terhadap puasa yang sedang dijalankan.

Namun amat disesalkan, banyak kaum Muslimin, ketika menjalankan ibadah puasa pada bulan ini, keadaannya tidak berbeda antara saat berpuasa dan tidak puasa. Ada di antaranya yang tetap saja menganggap remeh kewajiban-kewajiban, atau tetap saja melakukan perbuatan-perbuatan diharamkan. Sungguh sangat disesalkan. Seorang mumin yang berakal, ia tidak akan menjadikan hari-hari puasanya sama dengan hari-hari yang lain. Pada saat berpuasa, ia akan lebih bertaqwa kepada Allah, dan lebih bersemangat menjalankan perintah.

Semoga AllahSubhanahu wa Taalamenjadikan kita termasuk orang-orang menjalankan ibadah puasa dengan benar, dan semoga puasa yang kita lakukan diterima AllahSubhanahu wa Taala.

[KHUTBAH KEDUA] . .Jamaah shalat Jumatrahimani wa rahimakumullahJenis ibadah yang ketiga dalam bulan Ramadhan, yaitu ibadah shalat tarawih. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamsangat menganjurkan ibadah ini. Beliaushollallahu alaihi wa sallammenyampaikan dalam sabdanya :

Orang yang melaksanakan qiyam ramadhan (tarawih) karena iman dan ingin mendapatkan balasan, maka dia akan diampuni dari dosanya. (HR. Bukhari-Muslim)Qiyam Ramadhan ini juga mencakup shalat-shalat sunat pada malam-malam Ramadhan dan shalat tarawih. Oleh karena itu, seharusnya kita memperhatikan dan senantiasa menjaganya. Kita laksanakan dengan penuh antusias bersama imam, dan tidak meninggalkan imam. Demikian ini karena Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamtelah bersabda : Barangsiapa shalat bersama imam sampai imam itu selesai, maka dituliskan baginya shalat satu malam.Adapun kepada para imam yang menjadi imam dalam shalat tarawih, hendaknya bertaqwa kepada AllahSubhanahu wa Taaladalam menjalankannya. Seorang imam hendaklah tetap menjaga thumaninah dan dengan tenang, sehingga para mamun memiliki kesempatan untuk menjalankan hal-hal yang diwajibkan atau disunnahkan, sesuai dengan kemampuannya.

Jamaah shalat Jumatrahimani wa rahimakumullah,

Sungguh, pada masa sekarang ini, kita melihat fenomena yang amat menyedihkan. Ada di antara para imam yang melaksanakan shalat tarawih secara cepat, sehingga meninggalkan thumaninah. Padahal, thumaninah merupakan salah satu rukun shalat. Pelaksanaan ibadah shalat yang tidak memperhatikan thumaninah adalah haram. Hal ini disebabkan : Pertama, karena ia meninggalkan thumaninah. Kedua, meskipun tidak sampai meninggalkan thumaninah, akan tetapi perbuatan imam tersebut telah menyebabkan orang-orang yang mamum kepadanya merasa kelelahan, dan tidak bisa melaksanakan yang seharusnya mereka lakukan. Dan perlu diketahui, orang yang menjadi imam dalam shalat, tidaklah sama dengan shalat sendirian. Seorang imam wajib memperhatikan para mamumnya, menunaikan amanah yang ada di pundaknya, serta melaksanakan shalat sebagaimana mestinya.

Para ulama menyebutkan, seorang imam dimakruhkan untuk mempercepat shalat, sehingg menyebabkan mamum tidak bisa melaksanakan hal-hal yang disunnatkan. Lalu bagaimana kalau sang imam mempercepat shalatnya, sehingga para mamum tidak bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan?

Terakhir, kami nasihatkan kepada diri kami sendiri, juga kepada kaum Muslimin, hendaklah kita bertaubat dan kembali ke jalan AllahSubhanahu wa Taala, melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada AllahSubhanahu wa Taalasesuai dengan kemampuan, baik pada bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.

. . .Sumber : Majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun X/1427H/2006Kata kunci:Tiga Ibadah Penting Dalam Bulan Ramadhan

19 TANDA GAGAL RAMADHAN

SATUKurang melakukan persiapan di bulan Sya`ban. Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangunmalam dengan sholat tahajjud. Dan tidak melakukan puasa sunnah Sya`ban, sebagaimana telah disunnahkan rasulullah saw. Dalam hadist Bukhari Muslim, dari Aisyah ra berkata,Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya`ban.DUAGampang mengulur shalat fardhu. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih. (QS. Maryam: 59)TIGAMalas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.Mendekatkan diri kepada Alloh dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah adalah ciri orang yang shalih.(Sumber: majalah Hidayatulloh)EMPATKikir dan rakus pada harta benda.Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq adalah tandanya. Salah satusasaran utama puasa yaitu agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum dan harta benda.

LIMAMalas membaca Al-Quran. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali kemuliaan Al-Quran sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus terus berlanjut, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan Ramadhan.

ENAMMudah mengumbar amarah. Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda:Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang kuat adalah orang yang bias menguasai diri ketika marah.

TUJUHGemar bicara sia-sia dan dusta. Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan adalah kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat yang tidak ditimbang secara masak. Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik.

DELAPANMemutuskan tali silaturrahim. Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasululloh Saw bersabda:Barang siapa menyambung tali silaturahim di bulan ini, Alloh akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan silaturahim di bulan ini, Alloh akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya

SEMBILANMenyia-nyiakan waktu. Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan dan hura-hura.

SEPULUHLabil dalam menjalani hidup. Bila seseorang meraih berkah bulan suci, jiwanya mantap, hatinya tentram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

SEBELASTidak bersemangat mensyiarkan Islam. Ciri sukses Ramadhan adalah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah tercermin dalam semangat mensyiarkan Islam dan ber-amar ma`ruf nahiy munkar.

DUABELASKhianat terhadap amanah. Puasa adalah amanah Alloh yang harus dikerjakan. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam beribadah tentu akan lebih menepati amanahnya kepada orang lain.

TIGABELASRendah motivasi hidup berjamaah. Alloh mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjama`ah, yang saling menguatkan.

EMPATBELASTinggi ketergantungan pada makhluk. Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama terbebasnya ketergantungan manusia pada makhluk. Jika jiwa manusia terbebas dari kedua mitra syetan itu, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Alloh lebih mulia dari mereka yang tunduk pada makhluk.

LIMABELASMalas membela dan menegakkan kebenaran. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin menjadi, alumni akademi ramadhan seharusnya semakin gigih membela & menegakkan kebenaran.

ENAMBELASTidak mencintai kaum dhuafa. Bulan Ramadhan adalah bulan kasih saying. Puasa Ramadhan menanamkan benih kasih saying terhadap orang-orang yang paling lemah di masyarakat.

TUJUHBELASSalah dalam memaknai akhir Ramadhan. Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan instropeksi diri (muhasabah).

DELAPANBELASSibuk mempersiapkan Lebaran. Kebanyakan orang semakin disibukan oleh urusan lahir dan logistik menjelang Idul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 hari terakhir adalah saat-saat penentuan nilai akhir kita di mata Alloh dalam bulan Ramadhan.

SEMBILANBELASIdul Fitri dianggap hari kebebasan. Secara harfiah makna Idul Fitri berarti hari kembali ke fitrah. Namun kebanyakan orang memandang Idul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari penjara Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan, ucapan dan tindakannya kembali tidak terkendali.

Tanda tanda Kegagalan Meraih Keutamaan RamadhanPosted byPUMITAat6:47 AMOleh : Atea- Korea Setiap habis Ramadhan

Hamba rindu lagi Ramadhan

Saat - saat padat beribadah

Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadhan

Hamba cemas kalau tak sampai

Umur hamba di tahun depan

Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan

Rindu hamba tak pernah menghilang

Mohon tambah umur setahun lagi

Berilah hamba kesempatan

Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan

Sekeluarga, sekampung, senegara

Kaum muslimin dan muslimat se-dunia

Seluruhnya kumpul di persatukan

Dalam memohon ridho-Nya

Syair dari Bimbo tadi mengingatkan kita bahwa tak lama lagi bulan mulia ini akan berlalu. Memasuki hari-hari akhir ramadhan beberapa dari kita mungkin baru menyadari betapa kurangnya ibadah yang kita lakukan di bulan suci ini. Apakah kita termasuk orang yang berhasil meraih keutamaan ramadhan atau justru kita termasuk orang yang gagal dalam menjalankannnya? Marilah kita telaah bersama.

Telah disebutkan dalam salah satu hadits, rasulullah bersabda Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apakecuali lapar dan dahaga....dari sini jelas sekali bahwa di bulan puasa ini kita tidak hanya dituntut untuk menahan lapar dan dahaga saja, tetapi lebih dalam ke arah spiritual dan membangun kepribadian diri yang kuat.

Memang hanya hak Allah untuk menilai ibadah hambanya, khususnya ibadah puasa. Namun kita juga bisa sedikit mengambil beberapa parameter untuk mengukur diri kita apakah kita termasuk orang yang bisa meraih keutamaan di bulan ramadhan. Beberapa tanda kegagalan menjalankan ibadah puasa adalah:

PERTAMA, ketika target pembacaan Al-Quran yang dicanangkan minimal satu kalikhatam, tidak terpenuhi selama bulan ramadhan. Di bulan ini, pembacaan Al-Quran merupakan bentuk ibadah tersendiri yang sangat dianjurkan. Pada bulaninilah tersebut malam lailatul qadar.. Pada bulan ini pula Jibril as biasa mengulang-ulang bacaan Al-Quran kepada Rasulullah SAW.

Orang yang berpuasa dibulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid Al-Quranyang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Kenapa minimal harus dapatmengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini? Karena itulah terget minimal pembacaan Al-Quran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

KEDUA, Ketika berpuasa tidak menghalangi seseorang dari penyimpangan mulutseperti membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar,membuka rahasia, mengadu domba, berdusta dan sebagainya. Seperti yang sudahbanyak diketahui, hakikat puasa tidak terletak pada menahan makanan dan minumanmasuk masuk kedalam kerongkongan. Tapi puasa juga mengajak pelakunya untuk bisamenahan diri dari berbagai penyimpangan, salah satu yang dilakukan oleh mulut. Rasulullah SAW menyatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sia-sia. (HR. Bukhari).

KETIGA, ketika puasa tak bisa menjadikan pelakunya berupaya memelihara matadari melihat yang haram. Mata adalah penerima informasi paling efektif yangbisa memberi rekaman kedalam otak dan jiwa seseorang. Memori informasi yangtertangkap oleh mata, lebih sulit terhapus daripada informasi yang diperoleholeh indra yang lainnya. Karenanya, memelihara mata menjadi sangat pentinguntuk membersihkan jiwa dan pikiran dari berbagai kotoran. Salah mengarahkanpandangan, bila terus berulang akan menumbuhkan suasana kusam dan tidak nyamandalam jiwa dan pikiran.Ini sebabnya mengapa Islam mewasiatkan sikap hati-hatidalam menggunakan nikmat mata. Apalagi di NegaraKoreayang lingkunganya tidak islami dan fasilitas internetnya sangat mudah untuk diakses mengharuskan kita untuk menjaga pandangan sebaik mungkin.

Puasa yang tak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram,menjadikan puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri.Karenanya, boleh jadi secara hukum puasanya sah, tapi substansi puasa itu tidakakan tercapai.

KEEMPAT, ketika malam-malam ramadhan menjadi tak ada bedanya dengan malam-malam selain Ramadhan. Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam dengan shalat dan doa-doa tertentu. Ibadah shalat di bulan Ramadhan yang biasa disebut shalat tarawih, merupakan amal ibadah khusus di bulan ini. Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.

Telah dikisahkan bahwa para sahabat dahulu, berlomba untuk bisa melakukan shalat tarawih di belakang Rasulullah. Umar bin Kaththab bahkan beriztihad untuk melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, sehingga kaum muslimin lebih termotivasi untuk menghidupkan malam Ramadhan.

KELIMA, jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang. Menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan balas dendam dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari. Bila ini terjadi, berarti nilai pendidikan puasa akan hilang.

Puasa, pada hakikatnya, adalah pendidikan bagi jiwa (tarbiyatun nafs) untuk mampu mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Puasa itu adalah perisaisabda Rasulullah SAW

dari hadist Imam Bukhari. Hanya dalam puasalah, seseorang dilarangmelakukanperbuatanyang sebenarnya halal dilakukan. Hasil pendidikan itu, akan tercermin dalam pribadi orang-orang yang lebih bisa bersabar, menahan diri, tawakal, pasrah, tidak emosional, tenang dalam menghadapi berbagai persoalan.

Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah dalam unsur pendidikannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat terbuka.

KEENAM, ketika bulan ramadhan tidak dioptimalkan untuk banyak mengeluarkan infaq dan shadaqah. Rasulullah SAW seperti digambarkan dalam hadits, menjadi sosok yang paling murah dan dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisa bernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat di banding bulan-bulan lainnya. Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.

KETUJUH, ketika hari-hari menjelang idul fitri sibuk dengan persiapan lahir, tapi tidak sibuk dengan memasok perbekalan sebanyak-banyaknya pada 10 malam terakhir untuk memperbanyak ibadah. Lebih banyak berfikir untuk bisa merayakan idul fitri dengan berbagai kesenangan, tapi melupakan suasana akan berpisah dengan bulan mulia tersebut.

Rasulullah dan para shabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam didalam masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, saat diturunkannya Al-Quran.

Pada detik-detik terakhir menjelang usainya ramadhan, mereka merasakankesedihan mendalam karena harus berpisah dengan bulan mulia itu. Sebagian merekabahkan menangis karena akan berpisah dengan bulan mulia.Adajuga yang bergumam jika mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun.KEDELAPAN, ketika Idul Fitri dan selanjutnya dirayakan laksana hari merdeka dari penjara untuk melakukan berbagai penyimpangan. Fenomena ini sebenarnya hanya akibat dari pelaksanaan puasa yang tidak sesuai dengan adabnya. Orang yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai beban dan keterkungkungan.

KESEMBILAN, setelah ramadhan, nyaris tidak ada ibadah yang ditindaklanjuti pada bulan-bulan selanjutnya. Misalnya memelihara kesinambungan puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal dan puasa-puasa sunah lainnya, shalat malam, membaca Al-Quran, ataupun bersedekah dan berinfak.

Amal-amal ibadah satu bulan ramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan keimanan seseorang meningkatkan untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan melestarikan amal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan di bulan ramadhan.

Akhir kata, marilah kita perbaiki diri kita di penghujung bulan ramadhan ini, dan kita tingkatkan kualitas kepribadian kita agar kita mampu meraih keutamaan bulan ramadhan.

20 Cara Sukses Ramadhan 20 Ciri Gagal Ramadhan

SHARE ON:Facebook

HYPERLINK "https://twitter.com/intent/tweet?text=20+Cara+Sukses+Ramadhan++20+Ciri+Gagal+Ramadhan&url=http%3A%2F%2Fmajalah.hidayatullah.com%2F2010%2F07%2F20-cara-sukses-ramadhan-20-ciri-gagal-ramadhan%2F&via=Majalah+Suara+Hidayatullah" TwitterGoogle +Oleh Deka Kurniawan(Redaktur Majalah Suara Hidayatullah)

FOTO: gunawan1983.wordpress.comRamadhan hanya datang sekali dalam setahun. Jangan biarkan Ramadhan berlalu sia-sia. Apa yang harus kita lakukan? Terapkan 20 cara meraih sukses Ramadhan dan hindari 20 ciri gagal Ramadhan berikut ini.

20 Cara Menang

1. Mengobarkan rindu Ramadhan, meluruskan niat, dan memancangkan tekad untuk meraih berbagai keutamannya.2. Membuat rencana (planing) yang matang dalam mencapai target-target ibadah dan amal shalih Ramadhan, serta target mengikis kebiasaan jahiliyah.3. Memperlambat sahur dan mempercepat berbuka puasa.4. Tidak berlebih-lebihan dalam bersahur dan berbuka puasa (ifthar), serta membiasakan mengonsumi kurma atau makanan yang manis lainnya.5. Menunaikan zakat fitrah, harta, profesi, dan lain-lain, serta banyak berinfaq dan sedekah.6. Berusaha tilawatul Qur`an (membaca Qur`an) sampai khatam (selesai) serta menghapal dan mentadabburinya.7. Tingkatkan pemahaman agama dengan membaca berbagai tulisan dan buku tentang Islam, khususnya tentang puasa, baik segi fiqih maupun maknawiyahnya.8. Meningkatkan disiplin dan muraqabatullah (perasaan bahwa Allahmengawasi kita), karena puasa melatih disiplin.9. Hidupkan malam dengan shalat tarawih atau qiyamullail dan targetkan harus bisa penuh 30 malam.10. Menjauhkan diri dari sebab-sebab yang dapat mendekatkan diri pada kemaksiatan seperti perilaku, pergaulan, bacaan, tontonan, dan konsumsi (misalnya rokok) yang sia-sia untuk selama-lamanya.11. Memberikan makanan berbuka kepada orang-orang yang melakukan puasa, terutama bagi mereka yang kesulitan, seperti fakir miskin dan orang yang berada dalam perjalanan.12. Banyak berdzikir, minta ampun dan berdoa pada setiap kesempatan (duduk, berdiri, dan berbaring).13. Memberikan skala prioritas terhadap segala aktivitas yang dapat mendekatkan diri pada Allah (Subhanahu wa Taala) SWT.14. Memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan amal sosial bagi kaum dhuafa serta kegiatan dakwah.15. Berusaha untuk saling menjaga hati, lisan, dan sikap untuk menyempurnakan puasa serta menjaga pandangan. Bagi wanita yang belum menutup aurat harus memulai menutup aurat untuk seterusnya.16. Berusaha keras untuk bisa menjalankan itikaf (berdiam diri di masjid dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah dan menyempurnakan amal ibadah kita) pada 10 malam terakhir dengan tekad meraih lailatul qadar dan memperbaiki diri.17. Menghindari amalan yang bidah di bulan Ramadhan.18. Memperhatikan dan berusaha mempraktikkan betul rambu-rambu Ramadhan, seperti hal-hal yang makruh atau haram.19. Menyambung Ramadhan dengan melakukan puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal.20. Tidak berlebih-lebihan dalam menyambut idul fitri dengan berbangga-bangga dalam hal makanan, pakaian, atau hal-hal duniawi lainnya.

20 Ciri Gagal

Sebagai sebuah medan training (tarbiyah), Ramadhan punya indikator keberhasilan. Bagaimana mengukurnya? Yang paling mudah adalah dengan melihat ciri kegagalannya berikut ini.

1. Tidak mempersiapan diri semaksimal mungkin jauh hari sebelum Ramadhan.Persiapan diri tersebut meliputi, pertama, persiapan hati (al-istidad al-ruhiy) dengan kerinduan dan kegembiraan menyambut kedatangannya serta dengan berdoa agar bisa dipanjangkan umur sampai ke Ramadhan. Kedua, persiapan keilmuan (al-istidad al-fikriy) dengan menguasai ilmu dan hakikat Ramadhan. Ketiga, persiapan fisik (al-istidad al-jasadiy) dengan menjaga kesehatan dan membiasakan tubuh untuk berpuasa sunnah di bulan Syaban. Keempat, persiapan logistik (al-istidad al-maliy) dengan menyiapkan bekal untuk sedekah. Dan kelima, kondisikan lingkungan.2. Gampang mengulur shalat fardhu.Said bin Musayyab mengelompokkan orang yang tak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya ke dalam tarkush-shalah (meninggalkan shalat). Orang yang berpuasa Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul lail. Hadits Qudsi mengatakan, Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya.4. Kikir dan rakus pada harta benda.Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan sedekah adalah tanda gagal Ramadhan. Sebab, salah satu sasaran utama shiyam adalah membuat manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda.5. Malas membaca al-Qur`an.Ramadhan juga disebut Syahrul Qur`an (bulan al-Quran). Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya siang dan malam Ramadhan untuk berinteraksi dengan al-Quran.6. Mudah mengumbar amarah.Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam (SAW) bersabda, Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.Umar ibn Khattab RA berkata, Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia. (Al Muhalla VI: 178).8. Memutuskan tali silaturahim.Ketika menyambut datangnya Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.9. Menyia-nyiakan waktu.Termasuk gagal Ramadhan adalah lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.10. Labil dalam menjalani hidup.Labil alias gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup adalah tanda gagal Ramadhan. Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.Salah satu ciri utama alumni Ramadhan yang berhasil ialah ketaqwaannya semakin kuat. Salah satu wujudnya adalah semangat mensyiarkan Islam.12. Khianat terhadap amanah.Shiyam (puasa) adalah amanah Allah SWT yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sirr (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata.13. Rendah motivasi hidup berjamaah.Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjamaah. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh. (Ash-Shaf [61]: 4)14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.Hawa nafsu dan syahwat merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq.15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.Ramadhan adalah bulan dakwah dan jihad. Maka, di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin merajalela saat ini, para jebolan akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih membela dan menegakkan kebenaran.16. Tidak mencintai kaum dhuafa.Ramadhan adalah bulan kasih sayang. Karena itu, rasa cinta kita terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat seharusnya bertambah.17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sedekah, karena istighfar dan sedekah dapat menambal yang robek-robek dari puasa.18. Terlalu sibuk mempersiapkan lebaran, sementara itikaf diabaikan.Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah SWT dalam bulan berkah ini. Jadi fokuslah ke sini, tidak kepada urusan dunia.19. Menganggap dan menjalani Idul Fitri sebagai hari kebebasan berbuat jahiliyah lagi.Makna Idul Fitri antara lain berarti kembali ke fitrah. Namun kebanyakan orang memandangnya sebagai hari dibebaskannya mereka dari penjara Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan pergi, ucapan dan tindakannya kembali jahiliyah.20. Tidak mengalami peningkatan keharmonisan dalam keluarga.

Berbagai ibadah di bulan Ramadhan adalah sarana yang sangat tepat untuk membangun keharmonisan dalam keluarga. Jangan biarkan keluarga kita tidak berhasil meraihnya. SUARA HIDAYATULLAH SEPTEMBER 2008Wallahu alam bish shawab.***

10 Indikasi Kegagalan Meraih Keutamaan Ramadhan6/22/2012 01.27.00 PMGilang RamadhanComments

Wahai para perindu surga, kami ingin mengingatkan satu hal yang sangat perlu untuk dilakukan, yaitu jika Anda dan keluarga masih memliki tanggungan hutang puasa pada Ramadhan yang lalu, segeralah untuk membayarnya dengan berpuasa sejumlah hari yang ditinggalkan.

Marilah kita lakukan persiapan sebaik mungkin agar Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan paling bermakna dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Mari lakukan persiapan dengan memulai melakukan amalan Ramadhan seperti puasa sunnah, shalat malam, infaq, shodaqoh, tilawah Al-Quran. Semua kita lakukan agar kita tidak gagal menjalani Ramadhan tahun ini.Ada 10 tanda kegagalan kita dalam menjalani Ramadhan yang akan menjadi tolak ukur berhasil atau gagalnya kita menjalani ibadah di Bulan Ramadhan. 10 tanda itu adalah :- Kurang optimal dalam melakukan pemanasan dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah di Bulan Rajab dan Syaban.- Ketika target membaca Al-Quran satu kali khatam pada Bulan Ramadhan tidak tercapai. Sudah semestinya umat Islam membaca Al-Quran minimal khatam satu kali dalam Bulan Ramadhan.- Ketika puasa yang dilakukan tidak mampu menghalangi lisan membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, membuka rahasia, mengadu domba, menebar fitnah, berdusta, berkata yang tidak berguna dan keburukan lisan lain.- Ketika puasa tidak bisa menghalangi kemaksiatan mata dengan segala hal yang dilarang untuk melihatnya.- Ketika malam-malam Bulan Ramadhan sama seperti malam-malam di luar Ramadhan. Pada malam Bulan Ramadhan kita dianjurkan melakukan shalat malam (tarawih), membaca Al-Quran, dan ibadah yang lain.- Jika saat berbuka menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang.- Ketika Bulan Ramadhan tidak dioptimalkan untuk banyak mengeluarkan infaq dan shodaqoh.- Ketika menjelang berakhirnya Ramadhan, lebih sibuk dengan persiapan fisik menjelang Idul Fitri dan melalaikan keutamaan 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, serta memaksimalkan 10 malam terakhir untuk menggapai lailatul qadar.- Ketika Idul Fitri tiba, dirayakan sebagaimana orang yang baru merdeka, baru keluar dari penjara dan kembali melakukan berbagai penyimpangan.- Ketika selepas Ramadhan, amalan Ramadhan tidak ditindaklanjuti, tidak diamalkan sebagaimana mereka mengamalkan pada Bulan Ramadhan.