90
  i  Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF Jenis Yagi ½  Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi ½  Menggunakan Reflektor  Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium Padat Pada Daerah Berpenghalang (  Deep Fringe Area ) SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaiaan Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh :  Nama : Triyo Sapari  NIM : 5314000033 Program Studi : S1 - Pendidikan Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

103285039-Antena-Yagi

  • Upload
    omdiro

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

antena

Citation preview

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    1/90

    i

    Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF Jenis Yagi

    Menggunakan ReflektorBidang Sudut Permukaan Kawat

    Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi

    Menggunakan ReflektorBidang Sudut Permukaan Lembaran

    Alumunium Padat Pada Daerah Berpenghalang

    (Deep Fringe Area)

    SKRIPSI

    Diajukan Dalam Rangka Penyelesaiaan Studi Strata 1

    Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh :

    Nama : Triyo Sapari

    NIM : 5314000033

    Program Studi : S1 - Pendidikan Teknik Elektro

    Jurusan : Teknik Elektro

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2005

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    2/90

    ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF Jenis

    Yagi Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Kawat AlumuniumBentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi Menggunakan Reflektor

    Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium Padat Pada Daerah

    Berpenghalang (Deep Fringe Area), telah dipertahankan di hadapan Sidang

    Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,yang

    diselenggarakan pada:

    Hari : Senin

    Tanggal : 25 Juli 2005

    Panitia

    Ketua Sekretaris

    Drs.Djoko Adi Widodo, M.T Drs. R. Kartono, M.Pd

    NIP.131570 064 NIP. 131 474 229

    Pembimbing I Penguji I

    Drs. Samiyono, M.T. Drs. Samiyono, M.T

    NIP. 130 515 758 NIP. 130 515 758

    Pembimbing II Penguji II

    Drs. Alb. Trismono Drs. Alb. Trismono

    NIP. 130 529 524 NIP. 130 529 524

    Penguji III

    Drs. Suryono, M.T.

    NIP. 130 529 524

    Dekan

    Prof. Dr. Soesanto

    NIP. 130 875 753

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    3/90

    iii

    SARI

    Triyo Sapari.2005.Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF JenisYagi Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Kawat

    Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi

    Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium

    Padat Pada Daerah Berpenghalang (Deep Fringe Area). Skripsi. Teknik

    Elektro. FT. Universitas Negeri Semarang.

    Pada daerah yang jauh dari pemancar (Deep Fringe Area) diperlukan suatu

    antena dengan penguatan yang tinggi. Antena Yagi memiliki efek pengarahan dan

    penguatan yang lebih baik. Antena Yagi terdiri dari antena dipole setengah

    gelombang () yang ditambah pemantul (reflector) dibelakangnya dan beberapa

    pengarah (director) di depannya. Pada frekuensi UHF (Ultra High Frequency)

    digunakan antena Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut berupa jala-jala

    dari kawat alumunium maupun dari permukaan berupa lembaran alumunium

    padat. Dari hal tersebut timbul pertanyaan bagaimana penguatan sinyal antena

    UHF jenis Yagi menggunakan reflektor bidang sudut permukaan kawat

    alumunium bentuk jala-jala dengan antena UHF Yagi menggunakan reflektor

    bidang sudut permukaan lembaran alumunium padat pada daerah berpenghalang

    (deep finge area) dan adakah perbedaan penguatan sinyal diantara kedua antena

    UHF jenis Yagi yang menggunakan dua jenis reflektor bidang sudut tersebut.

    Sebelum penelitian dilakukan, diadakan perhitungan untuk membuat

    antena perencanaan, dengan hasil perhitungan tadi dibuat antena untuk masing-

    masing saluran stasiun televisi, sehingga ada 10 buah antena untuk 10 saluran

    stasiun televisi. Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di daerah Pemalang yangberjarak 125 Km dari stasiun relay televisi sebagai daerah pantai, dan daerah

    Pekalongan Selatan yang berjarak 100 Km dari stasiun relay televisi sebagai

    daerah pegunungan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen jenis

    komparasi. Analisis desain data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji - t.

    Setelah diambil datanya dan dimasukkan ke dalam rumus uji t

    didapatkan, untuk daerah pesisir pantai thitung sebesar 8,96 dan ttabel sebesar 2,26

    sehingga di daerah pesisir pantai hipotesis alternatif yang menyatakan ada

    perbedaan diterima dan pada daerah pegunungan diperoleh thitungsebesar 5,53 dan

    ttabel sebesar 2,26 sehingga di daerah pegunungan hipotesis alternatif yang

    menyatakan ada perbedaan diterima. Dari data penelitian yang diperoleh

    menunjukkan bahwa penguatan pada daerah pesisir pantai lebih besar

    dibandingkan dengan penguatan sinyal pada daerah pegunungan. Sedangkan padadaerah pesisir pantai maupun pegunungan antena Yagi dengan reflektor

    alumunium jala-jala hampir selalu memiliki penguatan yang lebih besar bila

    dibandingkan dengan antena Yagi dengan menggunakan reflektor lembaran

    alumunium padat.

    Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan untuk meneliti sebanyak

    mungkin jenis antena dan menggunakan alat yang lebih valid, serta tanpa

    menggunakan boosteruntuk menghasilkan data yang lebih akurat.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    4/90

    iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO :

    Demi masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian

    Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

    menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menerapi

    kesabaran

    [Q.S. AlAshr:1-3]

    Di antara kita ada yang seperti kereta dorong beroda satu, hanya berguna ketika

    didorong, dan sangat mudah berguling

    {Jack Herbert}

    PERSEMBAHAN:

    1.

    Ibu dan Ayah tercinta

    2.

    Kaka, Bani

    3.

    Semua Keluargaku, Sepupu, Keponakan

    4. Adeku Tercinta

    5.

    Anak PTE 2000

    6. Rekan-rekan di Kost Etnik

    7. Saudaraku di Lekmapala

    8. Semua orang yang telah mendidik dan mengajarkan saya bagaimana berilmu

    dan berakhlak mulia.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    5/90

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan anugerah-Nya,

    sehingga dapat selesai skripsi yang berjudul Perbedaan Penguatan Sinyal Antara

    Antena UHF Jenis Yagi Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan

    Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi

    Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium Padat

    Pada Daerah Berpenghalang (Deep Fringe Area). Penyusunan skripsi ini

    dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang.

    Sesungguhnya skripsi ini tidaklah mungkin diselesaikan sendiri,

    merupakan hasil prestasi, pengalaman, dan pengorbanan banyak pihak, maka pada

    kesempatan ini diucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

    1. Bapak Drs. Samiyono, MT., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan, kritik, dan saran dalam penulisan skripsi.

    2.

    Bapak Drs. Alb. Trismono, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan, kritik, dan saran dalam penulisan skripsi.

    3.

    Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, MT., Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

    Teknik, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

    4.

    Bapak Drs. Suryono, M.T., Penguji yang telah mengkoreksi sehingga menjadi

    lebih baik.

    5.

    Bapak Yunianto Eko, Guru Teknik Elektro SMK N 2 Pati yang telah

    memberikan bimbingan dan ijin peminjaman alat untuk penelitian.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    6/90

    vi

    6. Bapak dan Ibu Tercinta yang selalu memberikan doa serta fasilitas demi

    terselesainya skripsi ini.

    7. Keluarga besar di Petanjungan.

    8.

    Adeku Ira Tiarawati yang selalu memberiku semangat dalam suka maupun

    duka.

    9. Agus M., Khafidz N.H., Sahabat-sahabat di Etnik Cost, Gang Pete Raya

    Sekaran, Cah PTE 2000, Terima kasih.

    10.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

    Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan lebih dari Allah

    SWT dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, amien.

    Semarang, Juli 2005

    Peneliti

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    7/90

    vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

    SARI............................................................................................................. iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................ v

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

    DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xiv

    BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. Latar Belakang .......................................................................... 1

    B.

    Permasalahan ............................................................................ 3

    C. Pembatasan Masalah .................................................................. 3

    D.

    Penegasan Istilah........................................................................ 4

    E.

    Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

    F. Manfaat ..................................................................................... 6

    G.

    Sistematika Skripsi .................................................................... 6

    BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 8

    A.

    Gelombang Elektromagnet ............ 8

    B.

    Daerah Penangkapan Sinyal Televisi ........................................ 11

    C. Jenis-jenis Antena ..................................................................... 12

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    8/90

    viii

    1.

    Antena V ............................................................................. 12

    2.

    Antena Rhombik ................................................................. 13

    3.

    Antena Segitiga ................................................................... 13

    4. Antena Yagi .................................................................. 14

    5. Antena Konis ....................................................................... 22

    D. Penguatan Sinyal Antena .......................................................... 22

    E. Frekuensi dan Kanal Televisi .................................................... 24

    F. Booster ...................................................................................... 26

    G. Kerangka Berpikir ..................................................................... 27

    BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 29

    A.

    Jenis Penelitian .......................................................................... 29

    B.

    Populasi dan Sampel ................................................................. 30

    C.

    Variabel Penelitian ..................................................................... 31

    D.

    Metode Pengumpulan Data ....................................................... 31

    E.

    Metode Analisis Data ................................................................ 31

    F.

    Hipotesis .................................................................................... 33

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 35

    A.

    Hasil Penelitian ......................................................................... 35

    B. Pembahasan ............................................................................... 37

    C. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 38

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 40

    A. Simpulan ................................................................................... 40

    B.

    Saran .......................................................................................... 41

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    9/90

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Gelombang Elektromagnet yang Dipancarkan ke Udara .......... 9

    Gambar 2. Berbagai Macam Pengaruh Terhadap Jalannya Gelombang

    Elektromagnetik ......................................................................... 10

    Gambar 3. Antena V ................................................................................... 12

    Gambar 4. Antena Rhombik ...................................................................... 13

    Gambar 5. Antena Segitiga ......................................................................... 13

    Gambar 6. Antena Yagi Reflektor Tunggal........................................... 15

    Gambar 7. Antena Yagi Reflektor Bidang Sudut ................................. 15

    Gambar 8. Hubungan untuk Pengukuran PenguatanSinyal Antena 21

    Gambar 9. Antena Konis.............................................................................. 22

    Gambar 10.Rangkaian Pengukuran Antena UHF Jenis Yagi

    Dengan Menggunakan Reflektor Bidang Sudut

    Permukaan Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala ..................... 75

    Gambar 11.Rangkaian Pengukuran antena UHF jenis Yagi

    Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan

    Lembaran Alumunium Padat.. .................................................. 76

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    10/90

    x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Pembagian Spektrum Elektromagnetik ...................................... 8

    Tabel 2. Stasiun dan Chanel Televisi di Indonesia .................................. 16

    Tabel 3. Pengumpulan Data ..................................................................... 21

    Tabel 4. Frekuensi dan Kanal Televisi untuk Frekuensi VHF dan

    UHF yang Digunakan di Indonesia ............................................. 25

    Tabel 5. Desain Ekperimen ....................................................................... 29

    Tabel 6. Persiapan Perhitungan Statistik ................................................... 33

    Tabel 7. Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Reflektor Alumunium Padat pada Daerah Pegunungandan Daerah Pesisir Pantai ............................................................ 35

    Tabel 8. Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Reflektor Alumunium Padat untuk Penerimaan ANTVdi Daerah Pesisir Pantai .............................................................. 61

    Tabel 9. Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada AntenaPerencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan ANTV di DaerahPegunungan ................................................................................. 61

    Tabel 10.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan INDOSIAR diDaerah Pesisir Pantai .................................................................. 62

    Tabel 11.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jala

    dan Alumunium Padat untuk Penerimaan INDOSIAR diDaerah Pegunungan .................................................................... 62

    Tabel 12.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan TRANS TV diDaerah Pesisir Pantai .................................................................. 63

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    11/90

    xi

    Tabel 13.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan TRANS TV di

    Daerah Pegunungan .................................................................... 63

    Tabel 14.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan TPI di DaerahPesisir Pantai ............................................................................... 64

    Tabel 15.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan TPI di DaerahPegunungan ................................................................................. 64

    Tabel 16.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan RCTI di DaerahPesisir Pantai ............................................................................... 65

    Tabel 17.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan RCTI di DaerahPegunungan ................................................................................. 65

    Tabel 18.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan SCTV di Daerah

    Pesisir Pantai ............................................................................... 66

    Tabel 19.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan SCTV di DaerahPegunungan ................................................................................. 66

    Tabel 20.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan GLOBAL TV diDaerah Pesisir Pantai .................................................................. 67

    Tabel 21.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan GLOBAL TV diDaerah Pegunungan .................................................................... 67

    Tabel 22.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan LATIVI di DaerahPesisir Pantai ............................................................................... 68

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    12/90

    xii

    Tabel 23.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan LATIVI di Daerah

    Pegunungan ................................................................................. 68

    Tabel 24.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan TV7 di DaerahPesisir Pantai ............................................................................... 69

    Tabel 25.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan TV7 di DaerahPegunungan ................................................................................. 69

    Table 26.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan METRO TV diDaerah Pesisir Pantai .................................................................. 70

    Tabel 27.Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena

    Perencanaan Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jaladan Alumunium Padat untuk Penerimaan METRO TV diDaerah Pegunungan .................................................................... 70

    Tabel 28.Data Hasil Pengukuran Penguatan Antena Pada Masing-

    Masing Antena Perencanaan Yagi Reflektor SudutBerupa Jala-Jala Alumunium pada Tiap-Tiap Channel TV Di

    Daerah Pesisir Pantai .................................................................. 71

    Tabel 29.Data Hasil Pengukuran Penguatan Antena Pada Masing-

    Masing Antena Perencanaan Yagi Reflektor SudutBerupa Lembaran Alumunium Padat pada Tiap-TiapChannel TV Di Daerah Pesisir Pantai ......................................... 71

    Tabel 30.Perhitungan Uji t untuk Daerah Pesisir Pantai............................. 72

    Tabel 31.Data Hasil Pengukuran Penguatan Antena Pada Masing-

    Masing Antena Perencanaan Yagi Reflektor SudutBerupa Jala-Jala Alumunium pada Tiap-Tiap Channel TV DiDaerah Pegunungan .................................................................... 73

    Tabel 32.Data Hasil Pengukuran Penguatan Antena Pada Masing-

    Masing Antena Perencanaan Yagi Reflektor SudutBerupa Lembaran Alumunium Padat pada Tiap-TiapChannel TV Di Daerah Pegunungan ........................................... 73

    Tabel 33.Perhitungan Uji t Untuk Daerah Pegunungan.............................. 74

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    13/90

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Perencanaan Antena Yagi Untuk Masing-Masing

    Penerimaan Chanel Stasiun Televisi UHF .......................... 43

    Lampiran 2. Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena Yagi Untuk

    Masing-Masing Antena Perencanaan .................................. 61

    Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Penguatan Antena Pada Masing-

    Masing Antena Perencanaan Yagi Reflektor Sudut

    Berupa Jala-Jala Alumunium dan Lembaran

    Alumunium Padat pada Tiap-Tiap Channel TV Di

    Daerah Pesisir Pantai ........................................................... 71

    Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Penguatan Antena Pada Masing-

    Masing Antena Perencanaan Yagi Reflektor Sudut

    Berupa Jala-Jala Alumunium dan Lembaran

    Alumunium Padat pada Tiap-Tiap Channel TV Di

    Daerah Pegunungan ............................................................. 73

    Lampiran 5. Rangkaian Pengukuran Antena UHF Jenis Yagi

    Dengan Menggunakan Reflektor Bidang Sudut

    Permukaan Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala ................ 75

    Lampiran 6. Rangkaian Pengukuran antena UHF jenis Yagi

    Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan

    Lembaran Alumunium Padat ............................................... 76

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    14/90

    xiv

    DAFTAR GRAFIK

    Halaman

    Grafik 1. Hubungan Diameter Batang Konduktor, Faktor Koreksi K

    dan Resistansi Saat Resonansi ................................................... 17

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    15/90

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkembangan kemajuan elektronika dan komunikasi berlangsung

    demikian cepat. Hal ini ditandai dengan teknologi-teknologi baru yang

    bermunculan dari berbagai bidang. Pertukaran informasi dari suatu tempat ke

    tempat lain semakin lancar dan mudah dijangkau, baik melalui telepon,

    internet, televisi maupun radio.

    Salah satu media yang mengalami kemajuan pesat adalah televisi. Pada

    saat ini di Indonesia banyak bermunculan televisi swasta. Masing-masing

    berlomba untuk menyuguhkan acara-acara yang menarik, baik itu berupa

    informasi tentang pendidikan, teknologi, ekonomi, politik maupun hiburan.

    Transfer informasi dari stasiun pemancar dan penerima tidak lepas dari

    istilah transmitterdan receiver, dan salah satu alat yang paling penting adalah

    antena. Dengan adanya antena, gelombang elektromagnetik dapat diterima

    dan dipancarkan. Pada dasarnya dalam dunia komunikasi dikenal antena

    vertikal dan antena horisontal, sebutan antena vertikal dan horisontal ini

    didasarkan pada polarisasi dari rambatan gelombang elektromagnetiknya.

    Model antena yang banyak dikenal adalah antena Yagi, yaitu suatu antena

    yang dirancang oleh Profesor Uda dan disempurnakan Hidetsugu Yagi.

    Dibandingkan dengan yang lainnya antena Yagi memiliki efek pengarahan

    dan penguatan yang lebih baik.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    16/90

    2

    Menurut Adimas A.I, (1995 : 16) besar jarak penerimaan yang dapat

    dilakukan oleh antena penerima televisi terbagi menjadi tiga kelompok yaitu

    Local Area(0 30 Km), Fringe Area(35 75 Km), Deep Fringe Area(75

    200 Km). Pada daerah yang jauh dari pemancar (misal daerah Deep Fringe

    Area) sinyal televisi yang diterima sangat lemah. Untuk mendapatkan gambar

    yang baik, antena televisi dibuat tinggi dan biasanya dibantu pula dengan

    penguat antena (booster). Selain dengan cara tersebut juga diperlukan suatu

    antena dengan daya yang besar. Daya yang besar diperoleh dari penguatan

    yang tinggi dari suatu antena.

    Antena Yagi adalah salah satu contoh antena yang banyak dipakai oleh

    masyarakat. Antena Yagi terdiri dari antena dipole lipat (folded dipole)

    setengah gelombang () yang ditambah pemantul (reflector) dibelakangnya

    dan beberapa pengarah (director) di depannya. Pada frekuensi UHF (Ultra

    High Frequency) biasanya digunakan antena Yagi yang menggunakan

    reflektor bidang sudut. Bidang sudut di sini maksudnya adalah suatu

    permukaan baik berupa jala-jala dari kawat alumunium maupun dari

    permukaan berupa lembaran alumunium yang membentuk bidang sudut.

    Dari uraian di atas timbul permasalahan adakah perbedaan penguatan

    sinyal antara antena UHF jenis Yagi yang menggunakan reflektor bidang

    sudut permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala dengan antena UHF jenis

    Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut permukaan lembaran

    alumunium padat pada daerah berpenghalang (deep fringe area).

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    17/90

    3

    B.

    Permasalahan

    Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

    adalah sebagai berikut :

    1.

    Bagaimana penguatan sinyal antena UHF jenis Yagi menggunakan

    reflektor bidang sudut permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala

    dengan antena UHF Yagi menggunakan reflektor bidang sudut

    permukaan lembaran alumunium padat pada daerah berpenghalang (deep

    finge area).

    2. Adakah perbedaan penguatan sinyal antena antara menggunakan reflektor

    bidang sudut permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala dengan antena

    UHF Yagi menggunakan reflektor bidang sudut permukaan lembaran

    alumunium padat pada daerah berpenghalang (deep finge area).

    C.

    Pembatasan Masalah

    Agar pembahasan masalah tidak melebar, lebih tertuju dan

    terkonsentrasi pada permasalahan yang akan dibahas, maka skripsi ini hanya

    disajikan pembahasan sebagai berikut :

    1.

    Penelitian ini hanya meneliti besar penguatan Antena Yagi

    menggunakan reflektor bidang sudut permukaan bentuk jala-jala

    alumunium dan Antena Yagi menggunakan reflektor bidang sudut

    permukaan lembaran alumunium padat.

    2.

    Antena Yagi yang diteliti adalah antena yagi dengan 7 direktor.

    3. Penelitian ini tidak memperhitungkan terjadinya refraksi, difraksi, refleksi,

    dan absorbsi.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    18/90

    4

    4. Pengukuran dilakukan masih menggunakan penguat antena/booster.

    5. Pengukuran dilakukan di daerah yang termasuk Deep Fringe Area (75

    200 Km), meliputi 2 tempat yaitu daerah pesisir pantai dan pegunungan

    masing-masing pada satu daerah.

    D.

    Penegasan Istilah

    1.

    Perbedaan adalah suatu selisih dari kesamaan yang ada di antara dua atau

    lebih komponen untuk mendapatkan hasil dan mutu kualitas dari perlakuan

    yang dilakukan. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

    Pengembangan bahasa, 1976 : 104).

    2. Penguatan Sinyal Antena

    Penguatan sinyal antena adalah perbandingan antara tenaga yang diserap

    oleh antena tertentu dari gelombang sinyal dengan tenaga yang diserap

    oleh antena standard, dalam keadaan tepat sama. (Ichwan Haryadi, 1981 :

    92).

    3. Antena UHF Yagi

    Antena UHF adalah piranti dan alat untuk memancarkan atau menerima

    gelombang elektromagnetik pada UHF atau gelombang yang sangat tinggi.

    Sedang jenis Yagi yaitu terdiri dari antena dipole setengah gelombang

    yang ditambah reflektor di belakangnya dan beberapa direktor di

    depannya. (Wasito, 1989 : 304). Pada penelitian ini antena Yagi yang

    digunakan adalah antena Yagi yang menggunakan reflektor bidang

    sudut permukaan berupa jala-jala alumunium dan antena Yagi yang

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    19/90

    5

    menggunakan reflektor bidang sudut permukaan berupa lembaran

    alumunium padat.

    4. DaerahDeep Fringe Area

    Daerah Deep finge Area adalah jarak penangkapan antara 75 200 Km

    atau daerah yang dibatasi oleh lengkungan bumi. (Adimas A.I, 1995 : 16).

    Dari penegasan istilah di atas maka dapat diambil pengertian bahwa

    penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana perbedaan penguatan

    sinyal antena antara antena UHF Jenis Yagi yang menggunakan reflektor

    bidang sudut permukaan berupa jala-jala yang terbuat dari alumunium dan

    antena UHF jenis Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut

    permukaan berupa lembaran alumunium padat pada penerimaan antara 75

    200 Km dari pemancar atau stasiun relay.

    E.

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan :

    1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguatan sinyal antena UHF

    jenis Yagi menggunakan reflektor bidang sudut permukaan bentuk jala-

    jala alumunium dengan antena UHF yagi menggunakan reflektor bidang

    sudut permukaan lembaran alumunium padat pada daerah berpenghalang

    (Deep Fringe Area).

    2.

    Untuk mengetahui antena Yagi dengan reflektor mana yang memiliki

    penguatan daya sinyal antena yang lebih besar baik di daerah pantai

    maupun pegunungan yang termasuk daerahDeep Fringe Area.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    20/90

    6

    F. Manfaat Penelitian

    Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

    berarti, baik bagi peneliti maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari hasil

    penelitian ini adalah :

    1.

    Bagi perancang untuk dapat mengukur suatu sensitivitas penguatan sinyal

    antena dari antena UHF jenis Yagi menggunakan reflektor bidang

    sudut permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala dan antena UHF Yagi

    menggunakan reflektorbidang sudut permukaan lembaran alumunium

    padat.

    2.

    Diharapkan dapat membantu masyarakat pada daerah deep fringe area

    khususnya daerah pantai dan pegunungan dalam memilih jenis antena

    dengan penguatan tinggi sehingga dapat menikmati siaran TV tanpa

    banyak gangguan.

    G.Sistematika Skripsi

    1.

    Bagian awal, berisi : halaman judul, sari, halaman pengesahan, motto dan

    persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar

    lampiran dan daftar grafik.

    2. Bagian utama skripsi :

    BAB I Pendahuluan, berisi : latar belakang, permasalahan, pembatasan

    masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

    sistematika skripsi.

    BAB II Landasan Teori, berisi : gelombang elektromagnet, daerah

    penangkapan sinyal televisi, jenis-jenis antena, penguatan sinyal antena,

    frekuensi dan kanal televisi,booster, dan kerangka berpikir.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    21/90

    7

    BAB III Metode Penelitian berisi : jenis penelitian, populasi dan sampel,

    variabel penelitian, metode pengambilan data, metode analisis data dan

    hipotesis.

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi : hasil penelitian,

    pembahasan, keterbatasan penelitian.

    BAB V Penutup, berisi : simpulan, saran dan daftar pustaka.

    3.

    Bagian akhir skripsi berisi lampiran.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    22/90

    8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A.

    Gelombang Elektromagnet

    Gelombang televisi di udara merupakan gelombang elektromagnetik,

    dan setelah diterima antena ke televisi penerima dirubah menjadi gelombang

    listrik dengan frekuensi dan bentuk yang sesuai dengan gelombang

    elektromagnetik yang diterima. Gelombang radio, gelombang televisi dan

    gelombang-gelombang lainnya mempunyai batas frekuensi sendiri-sendiri.

    Batas seluruh frekuensi gelombang elektromagnetik dinamakan spektrum

    elektromagnetik. Spektrum elektromagnetik meliputi daerah batas gelombang

    dengan frekuensi yang rendah sampai frekuensi sangat tinggi. Pembagian

    spektrum elektromagnetik adalah sebagai berikut :

    Tabel 1. Pembagian Spektrum Eletromagnetik

    Singkatan dan Kepanjangan

    Pembagian Spektrum

    Elektromagnetik

    ArtiFrekuensi

    (MHz)

    Panjang

    Gelombang

    (m)

    VLF (Very Low Frequency) Frekuensi sangat rendah 0,01 0,03 30.000 10.000

    LF (Low Frequency) Frekuensi rendah 0,03 0,3 10.000 1000

    MF (Medium Frequency) Frekuensi sedang 0,3 3 1000 100

    HF (High Frequency) Frekuensi tinggi 3 30 100 10

    VHF (Very High Frequency) Frekuensi sangat tinggi 30 300 10 1

    UHF (Ultra High Frequency) Frekuensi ultra tinggi 300 3000 1 0,1

    SHF (Super High Frequency) Frekuensi Super tinggi 3000 30.000 0,1 0,001

    (Ichwan Haryadi, 1981 : 82)

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    23/90

    9

    Dari tabel di atas terlihat bahwa masing-masing gelombang

    mempunyai batasan daerah frekuensi sendiri-sendiri yang dipergunakan untuk

    berbagai macam jenis komunikasi. Gelombang radio dalam bentuk gelombang

    elektromagnet yang dipancarkan ke udara akan bergerak dari antena pamancar

    ke segala arah, dengan antena pemancar sebagai pusat pancaran.

    Pada umumnya gelombang elektromagnet dengan frekuensi tinggi

    yang dipancarkan oleh pemancar disebut gelombang radio atau gelombang

    RF. Manurut Adimas A.I, (1994 : 20) gelombang RF dibagi menjadi 2

    kelompok, yaitu gelombang langit (Sky Wave) dan gelombang darat (Ground

    wave).

    Gambar 1. Gelombang Elektromagnet yang dipancarkan ke udara

    (Ichwan Haryadi, 1981 : 83)

    Penyebaran gelombang elektromagnet ke udara tidak mungkin

    berjalan mulus namun ada hal-hal yang mempengaruhi jalannya gelombang

    elektromagnetik, pengaruh tersebut yaitu :

    1.

    Defraksi (Defraction)

    Yaitu sedikit membeloknya arah gelombang. Hal ini terjadi ketika

    gelombang mengenai atau melalui ujung suatu benda (rintangan). Defraksi

    termasuk pengaruh yang penting terhadap gelombang yang berfrekuensi

    rendah.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    24/90

    10

    2. Pantulan (Reflection)

    Pantulan terjadi bila gelombang membentur suatu benda dan

    gelombang tersebut memantul. Pantulan dari gelombang tersebut dapat

    saja memiliki intensitas kuat dan dapat pula lemah, tergantung dari

    bagaimana keadaan refleksi terjadi.

    3.

    Refraksi (Refraction)

    Yaitu membeloknya gelombang ketika gelombang berjalan dari

    suatu bahan perantara ke bahan perantara lain. Refraksi sering kali

    menghasilkan pembelokkan gelombang radio turun ke bawah, sehingga

    gelombang-gelombang berjalan mengikuti lengkungan bumi.

    4.

    Penyerapan (Absorpsi)

    Penyerapan gelombang terjadi jika bahan perantara menyerap

    energi gelombang. Bahan ini menyerap jika mempunyai tahanan jenis

    listrik tertentu.

    Gambar 2. Berbagai Macam Pengaruh Terhadap Jalannya Gelombang

    Elektromagnetik

    Pemancar Absorbsi

    Lapisan Ionosfer

    Gedung

    Refraksi

    Refleksi

    Defraksi

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    25/90

    11

    B.

    Daerah Penangkapan Sinyal Televisi

    Menurut Adimas A.I., (1995 : 16) secara garis besar panangkapan

    yang dapat dilakukan oleh antena penerima TV terbagi menjadi tiga kelompok

    besar, yaitu :

    1.

    Kelompok Lokal

    Termasuk dalam kelompok yang memiliki jarak penangkapan pendek,

    yaitu antara 0 30 Km. Biasanya jenis antena yang digunakan adalah

    telescope tunggal atau telescope ganda, dimana isyarat yang diterima

    termasuk dalam kategori VHF.

    2.

    Kelompok Menengah

    Sering disebut fringe area, yaitu kelompok dengan jarak penangkapan

    antara 30 75 Km.

    3.

    Kelompok Pinggir Lingkaran Ujung

    Disebut juga dengan deep fringe areadengan jarak penangkapan antara

    75 200 Km, atau sampai dengan dibatasi oleh lengkungan bumi.

    Dari pernyataan di atas jelas bahwa daerah deep fringe area

    merupakan daerah penangkapan dengan jarak terjauh dari pemancar televisi

    atau stasiun relay. Pada daerah-daerah yang terletak jauh dari pemancar

    televisi, lebih-lebih bila terhalang dengan gunung, maka isyarat yang sampai

    pada antena penerima sangat lemah. Sinyal pemancar televisi dapat diterima

    dengan baik hanya sebatas garis pandang, sehingga jika suatu daerah terletak

    dekat dengan stasiun pemancar atau stasiun relay tetapi terhalang oleh

    lengkungan bumi atau bukit, maka penerimaan sinyal juga akan melemah.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    26/90

    12

    C.

    Jenis-jenis Antena

    Antena adalah piranti atau alat untuk memancarkan atau menerima

    gelombang elektromagnet (Wasito, 1989 : 304). Pada saat ini banyak jenis

    antena yang digunakan untuk penerima jalur UHF. Jenis-jenis antena

    disesuaikan dengan band frekuensi yang bersangkutan, dalam hal ini adalah

    band frekuensi UHF. Jenis-jenis antena antara lain :

    1. Antena V

    Jenis antena V ganda dapat ditemui dalam bentuk antena untuk

    jalur VHF tinggi, tetapi dengan modifikasi dan posisi yang sedemikian

    rupa ternyata jenis ini dapat pula digunakan untuk jalur UHF. Konstruksi

    dari antena ini yaitu panjang masing-masing elemen 55 Inchi. Rentangan

    elemen-elemen membentuk sudut V dengan sudut 500 sampai 55

    0,

    sedangkan jarak antara elemen yang atas dan yang bawah sekitar 12 Inchi.

    kedua elemen (atas dan bawah) dihubungkan dengan batang penghubung,

    dan jalur transmisi dihubungkan dengan titik tengah batang dari

    penghubung tersebut. Saluran transmisi yang digunakan biasanya

    mempunyai impedansi 300 Ohm. Angka penguatan sinyal antena ini

    berubah-ubah dari 6 dB pada frekuensi 500 MHz sampai sekitar 11 dB

    pada frekuensi 900 MHz.

    Gambar 3. Antena V

    (Ichwan Haryadi, 1981 : 120)

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    27/90

    13

    2. Antena Rhombik

    Antena rhombik ini mempunyai sifat pengarahan yang baik dan

    mempunyai band frekuensi yang sangat lebar, sehingga baik digunakan

    untuk kanal UHF. Antena ini mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan

    antena V. Hasil penguatan sinyal antena Rhombik berubah-ubah dari 2 dB

    pada frekuensi 500 MHz sampai sekitar 9 dB pada frekuensi 900 MHz.

    Gambar 4. Antena Rhombik dipandang dari atas(Ichwan Haryadi, 1981 : 122)

    3. Antena Segitiga

    Gambar 5. Antena Segitiga dipandang dari depan

    (Ichwan Haryadi, 1981 : 121)

    Antena segitiga juga dinamakan antena kipas (fans antenna) atau

    bow tie (antena hubung simpul). Keuntungan antena jenis antena ini

    1300

    1300

    470

    Transmisi

    55

    55

    55 55

    550 550

    16Inchi

    700700

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    28/90

    14

    adalah sederhana, mempunyai efisiensi yang besar serta mempunyai

    karakteristik lebar band yang luas. Saluran transmisi yang digunakan bisa

    berimpedansi 300 Ohm dan bisa pula 75 Ohm. Meliputi daerah frekuensi

    antara 450 Mhz sampai 900 MHz.

    4. Antena Yagi

    Dalam usaha meningkatkan pengarahan dan diperoleh daya dari

    antena maka pada antena diberikan elemen-elemen lain agar sinyal

    terpusat dalam satu arah tertentu. Salah satu teknik pengarahan tersebut

    adalah model antena Yagi. Antena Yagi merupakan sebuah susunan

    parasitik yang terdiri dari sebuah antena dua kutub setengah gelombang

    yang didorong sebuah elemen pemantul parasitik tunggal dan satu atau

    beberapa buah elemen pengarah yang masing-masing dipotong agar

    bekerja seakan-akan elemen yang terdahulu adalah elemen didorong

    sehingga keseluruhan struktur akan mengecil sesuai dengan arah rambatan.

    Antena Yagi menggunakan antena dua kutub yang selanjutnya

    disebut driven element, ditambah dengan beberapa elemen parasitik.

    Elemen parasitik berguna untuk menaikkan efisiensi daya dan

    mengarahkan radiasi pada satu sisi.

    Elemen parasitik terdiri dari elemen pemantul dan elemen-elemen

    pengarah. Elemen pemantul berfungsi untuk memantulkan sebagian energi

    ke antena dua kutub. Sedangkan elemen pengarah berfungsi untuk

    mengarahkan sebagian energi ke antena dua kutub.

    Untuk penggunaan pada UHF, elemen reflektor tunggal Yagi

    biasanya digantikan dengan sebuah permukaan pemantul bidang (plane

    reflecting surface), baik yang berupa sebuah permukaan rata atau suatu

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    29/90

    15

    sudut dari dua permukaan. Permukaan yang memantulkan ini dapat berupa

    logam padat, atau dapat juga berupa jala-jala kawat atau suatu jaringan

    batang-batang logam yang saling dihubungkan. Dengan reflektor sudut

    diperoleh keterarahan yang sedikit lebih tajam.

    Gambar 6. Antena Yagi reflektor tunggal

    (Ichwan Haryadi, 1981 : 114)

    Gambar 7. Antena Yagi reflektor bidang sudut

    (Henry Jasik, 1961 : 11 - 4 )

    Pada penelitian ini digunakan dua macam antena UHF, yaitu jenis

    Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut berupa jala-jala

    alumunium dan antena UHF jenis Yagi yang menggunakan reflektor

    bidang sudut berupa lembaran alumunium padat. Untuk gambar antena

    dengan reflektor jala-jala alumunium dan reflektor lembaran alumunium

    padat dapat dilihat di lampiran 5 dan 6 pada halaman 75 serta halaman 76.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    30/90

    16

    Untuk dapat melakukan penelitian terhadap kedua antena tersebut terlebih

    dahulu diperlukan perencanaan untuk membuat kedua jenis antena. Kedua

    jenis antena ini direncanakan sesuai dengan chanel dan frekuensi

    pemancar televisi yang ada.

    Adapun stasiun dan chanel TV yang ada adalah sebagai berikut :

    Tabel 2. Tabel Stasiun dan Chanel Televisi di Indonesia

    No. Stasiun TVChanel

    (UHF)

    Frekuensi Pembawa

    Gambar

    (MHz)

    Frekuensi Pembawa

    Suara

    (MHz)

    1. ANTV 25 503,25 508,75

    2. INDOSIAR 27 519,25 524,75

    3. TRANSTV 29 535,25 540,75

    4. TPI 31 551,25 556,75

    5. RCTI 33 567,25 572,75

    6. SCTV 35 583,25 588,75

    7. GLOBALTV 37 599,25 604,75

    8. LATIVI 39 615,25 620,75

    9. TV7 41 631,25 636,7510. METROTV 43 647,25 652,75

    (Adimas A.I., 2001 : 31)

    a)

    Perencanaan Antena Yagi

    Antena Yagi menggunakan beberapa elemen, yaitu : elemen

    driver, reflektor dan direktor. Masing-masing elemen tersebut

    direncanakan sesuai dengan frekuensi pada chanel stasiun televisi yang

    bersangkutan. Jadi terdapat perencanaan 10 buah antena Yagi

    untuk 10 buah stasiun TV jalur UHF.

    Untuk mendapatkan panjang gelombang () berlaku persamaan

    = c/f, dengan c = 3.108meter/detik.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    31/90

    17

    Panjang driver adalah , dengan adalah c/f. Jadi (c/f)

    atau (3 . 108)/f = 150/f meter, frekuensi dalam MHz. Ini adalah

    panjang listrik atau panjang ruang bebas bagi antena tersebut

    (electrical length/free space length). Antena terbentang antara tanah

    dan udara. Antena membutuhkan penyekat terhadap tanah. Udara dan

    penyekat menyebabkan efek kapasitif sehingga mempengaruhi

    kecepatan rambat gelombang elektromagnet. Oleh karena itu, panjang

    antena dikoreksi dengan faktor K menjadi (150 K/f) meter dan ini

    adalah panjang mekanik (LDE) atau panjang fisik antena (physical

    length). Besar nilai K dapat dilihat pada grafik 1, yaitu tergantung

    pada besar perbandingan terhadap diameter batang konduktor

    (bahan antena). Semakin besar diameter batang konduktor, semakin

    kecil perbandingan terhadap diameter batang konduktor, dan

    semakin kecil nilai K, sehingga ukuran panjang antena semakin

    pendek. (Karim, A. 1993 : 80).

    Grafik 1. Hubungan Diameter Batang Konduktor, Faktor Koreksi K

    dan Resistansi Saat Resonansi

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    32/90

    18

    Panjang reflektor adalah panjang fisik antena (LDE) ditambah

    dengan 0,1. Karena dalam penelitian ini digunakan reflektor sudut

    tentu reflektor berbentuk segi empat dengan dimensi panjang dan

    tinggi. Panjang merupakan panjang reflektor (LR) = LDE + 0,1, dan

    tinggi adalah 0,7 . (Henry Jasik, 1961 : 11-4).

    Direktor dalam penelitian direncanakan berjumlah 7 buah.

    Karena penggunaan direktor yang lebih dari satu akan mempengaruhi

    faktor pemendekannya, untuk elemen direktor kedua 0,005 lebih

    pendek dari direktor pertama dan seterusnya. Panjang masing-masing

    direktor adalah sebagai berikut :

    Direktor 1 (D1) = LDE 0,01

    Direktor 2 (D2)= D1 0,015

    Direktor 3 (D3) = D2 0,02

    Direktor 4 (D4) = D3 0,025

    Direktor 5 (D5) = D4 0,03

    Direktor 6 (D6) = D5 0,035

    Direktor 7 (D7) = D60,04

    Jarak masing-masing elemen pada antena Yagi adalah sebagai

    berikut :

    Jarak reflektor ke driver = 0,35

    Jarak driver ke direktor 1 = 0,14

    Jarak direktor 1 ke direktor 2 = 0,18

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    33/90

    19

    Jarak direktor 2 ke direktor 3 = 0,25

    Jarak direktor 3 ke direktor 4 = 0,27

    Jarak direktor 4 ke direktor 5 = 0,30

    Jarak direktor 5 ke direktor 6 = 0,35

    Jarak direktor 6 ke direktor 7 = 0,36, dan untuk direktor selanjutnya

    memakai jarak 0,35 0,42(Anonim, 1974 : 153).

    Perhitungan untuk Antena Yagi Perencanaan masing-masing

    penerimaan chanel stasiun televisi UHF dapat dilihat pada lampiran 1.

    b) Pengukuran Antena

    Alat yang digunakan dalam penelitian penguatan sinyal antena

    adalah :

    1) Televisi warna

    Merk : TOSHIBA

    Type : PN 14323M

    2)

    File Level Checker

    Merk : LEADER Power Suplay : 12 V

    Type : LFC 944C Impedansi Input : 75 Ohm

    Band VHF UHF Attenuator : 80 dB

    3)

    Booster

    Merk : Tanaka

    Impedansi Input : 75 Ohm

    Frekuensi : 48,5 956 MHz

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    34/90

    20

    Alat ukur ini digunakan untuk mengukur penguatan sinyal

    antena yang diterima oleh antena penerima UHF jenis Yagi

    reflektor alumunium jala-jala dan reflektor alumunium padat di daerah

    pesisir pantai dan di daerah pegunungan.

    Langkah ekperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    dengan melakukan pengukuran penguatan sinyal antena perencanaan

    sesuai pada chanel dan frekuensi stasiun televisi pemancar.

    Waktu penelitian : 7 10 Maret 2005

    Tempat penelitian : Desa Petanjungan, Kecamatan Petarukan,

    Pemalang yang berjarak 125 Km dari

    Stasiun Relay di Semarang sebagai daerah

    pesisir pantai dan Desa Kajen, Kecamatan

    Kajen Pekalongan yang berjarak 100 Km

    dari stasiun Relay di Semarang sebagai daerah

    pegunungan.

    Langkah-langkah Penelitian :

    Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

    1.

    TV warna

    2.

    File LevelChecker

    3.

    Antena UHF Yagi reflektor alumunium jala

    4. Antena UHF Yagi reflektor alumunium padat

    5.

    Kabel koaksial 75 Ohm

    6.

    Booster

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    35/90

    21

    7. Alat tulis

    Setelah mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, pasang

    antena bentuk I dan arahkan ke stasiun pemancar. Pengukuran antenna

    dilakukan dengan mengukur penguatan sinyal antenna yang diterima

    antenna perencanaan.

    Setelah melakukan pengukuran maka masukkan data

    pengukuran dalam tabel.

    Tabel 3. Tabel Pengumpulan Data

    No. Stasiun TV Channel (UHF) Penguatan (dB)

    1. ANTV 25

    2. Indosiar 27

    3. Trans TV 29

    4. TPI 31

    5. RCTI 33

    6. SCTV 35

    7. TV Global 37

    8. Lativi 39

    9. TV 7 41

    10. Metro TV 43Gambar Langkah Eksperimen

    Gambar 8. Hubungan untuk pengukuran penguatan sinyal antena UHF Yagi

    dengan menggunakan reflektor bidang sudut.

    Televisi

    Warna

    Booster

    FLC

    Antena

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    36/90

    22

    5. Antena Konis

    Antena Konis merupakan salah satu antena luar rumah dengan

    pemasangan elemen dalam bentuk lain. Di sini susunan elemen dari antena

    dibuat membentuk sudut kecil. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat

    sebagaimana gambar berikut :

    Gambar 9. Antena Konis

    (Adimas Ari Irawan, 1994 : 77)

    Antena ini memiliki keistimewaan yaitu memiliki lebar band yang

    baik, sehingga hanya dengan satu antena saja sudah bisa mencakup seluruh

    chanel VHF.

    D. Penguatan Sinyal Antena

    Penguatan (gain) antena adalah perbandingan antara kemampuan dari

    antena tertentu dalam menyerap sinyal televisi dengan kemampuan menyerap

    sinyal yang dilakukan oleh antena standard (Adimas A.I, 1994 : 34).

    Perbandingan kemampuan penyerapan dari kedua antena itu harus dalam

    keadaan sinkron, artinya harus dalam keadaan tepat sama.

    Pada umumnya untuk membandingkan angka penguatan sinyal antena

    dari kedua antena terlebih dahulu digunakan antena referensi yang digunakan

    Proyektor

    Reflektor

    Transmisi

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    37/90

    23

    sebagai pembanding. Antena yang digunakan sebagai pembanding antara lain

    antena isotropis, antena dipole, dan antena bumi. Antena dipolemerupakan

    antena yang sering digunakan sebagai antena referensi karena sederhana.

    Sedangkan dalam industri antena yang dipakai untuk pembanding adalah

    antena isotropis. Penguatan daya dengan antena pembanding antena isotropis

    biasanya dituliskan dalam satuan deciBel dibanding isotropis, dan sering

    dituliskan sebagai dBi (deciBel di atas isotropis).

    Untuk membandingkan suatu antena dengan antena lain, dipakai 7

    buah hukum dasar yang memberi keakuratan performans antena (Anonim, tth

    : 16). Ketujuh buah hukum dasar itu adalah :

    Hukum 1. Antena pembanding yang paling mendasar adalah antena isotropis

    yang dipakai sebagai referensi penguatan daya 0 desibel

    (dBi/deciBel di atas isotropis).

    Hukum 2. Penguatan dari antena dipole adalah 2,1 dB di atas isotropis.

    Hukum 3. Penguatan sinyal antena dengan Quad loopsatu elemen (elemen

    driver) adalah 4,1 dBi (deciBel di atas antena isotropis) atau 2 dB

    di atas antena dipole.

    Hukum 4 Penguatan sinyal antena yang mempunyai sebuah reflektor atau

    direktor adalah sebesar 5 dB di atas penguatan sinyal antena

    dengan elemen driver tersebut.

    Hukum 5. Penambahan penguatan daya yang disebabkan penambahan

    elemen director ada berbagai ketentuan; untuk penambahan satu

    elemen pengarah menyebabkan penambahan penguatan sebesar 2

    dB, penambahan selanjutnya memberikan penambahan penguatan

    sebesar 1 dB, tiap-tiap penambahan satu director.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    38/90

    24

    Hukum 6. Bila kedua pemantul dan pengarah dipakai bersama-sama, maka

    penguatan dari pemantul tersebut mengalami penurunan dari 5 dB

    menjadi 3 dB.

    Hukum 7. Penguatan sinyal antena yang diukur dalam bidang vertikal tidak

    boleh dihitung lagi dalam bidang horisontal atau berbagai versi

    lain.

    E. Frekuensi dan Kanal Televisi

    Penggunaan frekuensi dilakukan pada jalur-jalur yang disepakati

    secara internasional. Namun demikian banyak negara-negara di dunia yang

    menggunakan ketetapan sistem televisi yang tidak sama, karena adanya

    perbedaan inilah maka untuk televisi monokrom terbagi dalam dua sistem,

    yaitu sistem Federal Communication Commision (FCC) yang digunakan

    Amerika, Kanada, Jepang, Timur Jauh, Amerika Latin, dan sitem Comite

    Consultatif International des Radio(CCIR) yang digunakan di negara-negara

    Eropa Barat termasuk juga Indonesia.

    Sedangkan untuk TV warna juga menerapkan dua sistem, yaitu sistem

    National Television System Committee (NTSC) yang mulai diterapkan di

    Amerika Serikat tahun 1953, dan satunya lagi adalah sistem Phase Alternating

    Line(PAL), Indonesia menggunakan sistem PAL.

    Pembagian frekuensi dan kanal televisi untuk jalur VHF dan UHF

    yang digunakan di Indonesia terlihat pada Tabel 4 berikut :

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    39/90

    25

    Tabel 4. Frekuensi dan kanal televisi untuk frekuensi VHF dan UHF yang

    digunakan di Indonesia

    Nama Kanal Nomor

    Kanal

    Jalur Frekuensi

    (MHz)

    Pembawa Gambar

    (MHz)

    Pembawa Suara

    (MHz)

    VHF I

    (VHF Rendah)

    2

    3

    4

    47 54

    54 61

    61 68

    48,25

    55,25

    62,25

    53,75

    60,75

    67,75

    VHF II

    (VHF Tinggi)

    5

    6

    7

    8

    9

    1011

    12

    174 181

    181 188

    188 195

    195 202

    202 209

    209 216216 223

    223 230

    175,25

    182,75

    189,25

    196,25

    203,25

    210,25217,25

    224,25

    180,75

    187,75

    194,75

    201,75

    208,75

    215,75222,75

    229,75

    UHF

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    3031

    32

    33

    69

    470 478

    478 486

    486 494

    494 502

    502 510

    510 518

    518 526

    526 534

    534 542

    542 550550 558

    558 566

    566 574

    854 - 862

    471,25

    479,25

    487,25

    495,25

    503,25

    511,25

    519,25

    527,25

    535,25

    543,25551,25

    559,25

    567,25

    855,25

    476,75

    484,75

    492,75

    500,75

    508,75

    516,25

    524,75

    532,75

    540,75

    548,75556,75

    564,75

    572,75

    860,75

    (Adimas A.I, 1996 : 31)

    Tabel 4 Menunjukkan penguatan kanal dan jalur transmisi untuk VHF

    rendah, VHF tinggi dan jalur UHF. Stasiun-stasiun TV di Indonesia

    menggunakan kanal 2 sampai dengan 69. Secara keseluruhan mencakup tiga

    jalur frekuensi yang berlainan. Untuk VHF jalur I, adalah dari kanal 2 sampai

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    40/90

    26

    dengan 4, VHF jalur II adalah dari kanal 5 sampai dengan 12, sedangkan

    untuk jalur UHF dari kanal 21 sampai dengan 69. Pada kanal 13 sampai

    dengan 20 digunakan untuk keperluan khusus (telekomunikasi).

    Setiap kanal/saluran mengalami selisih kenaikan 8 MHz dan pembawa

    gambar terpaut 5,5 MHz terhadap pembawa suara.

    F. Booster

    Booster merupakan seperangkat rangkaian elektronik yang berfungsi

    untuk menguatkan sinyal atau isyarat televisi yang telah diterima oleh antena

    yang kemudian dikirim ke pesawat televisi. Booster mempunyai sistem

    penguatan yang berbeda-beda, misalnya booster jalur VHFH (Very High

    Frequency High), jalur VHFL (Very High Frequency Low), jalur UHF, jalur

    VHF + UHF dengan saklar elektronik, booster antena dengan noise rendah

    dan lain-lain.

    Dalam penelitian ini menggunakan jalur VHF dan UHF dengan

    rangkaian pencampur. Dalam booster terdapat rangkaian :

    1.

    Penyaring pelewat frekuensi rendah (Low Pass Frequency Filter) dan

    penyaring pelewat frekuensi tinggi (High Pass Frequency Filter).

    2. Pencampur pembuang jalur (Chanel Elimination Filter) dan penyaring

    pelewat jalur frekuensi (Band Pass Frequency Filter).

    3.

    Bagian penguat.

    4.

    Bagian catu daya.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    41/90

    27

    G.

    Kerangka Berpikir

    Antena merupakan piranti atau alat untuk memancarkan atau

    menerima gelombang elektromagnetik. Gelombang elektomagnetik dengan

    frekuensi tinggi yang dipancarkan antena pemancar disebut gelombang radio.

    Gelombang radio membawa sinyal-sinyal informasi dari antena pemancar ke

    antena penerima.

    Antena pemancar didesain untuk memancarkan sinyal-sinyal

    gelombang radio ke udara atau ruang hampa, sedangkan antena penerima

    harus berkemampuan untuk menangkap sebanyak mungkin gelombang

    elektromagnetik. Sinyal radio yang dipancarkan antena merambat melalui

    bermacam-macam lintasan, sebagai ground wave, sky wave, maupun space

    wave.

    Antena penerima berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal gelombang

    elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena pemancar. Sebagai penerima

    sinyal atau isyarat maka suatu antena penerima harus memiliki tiga sifat

    pokok penting, yaitu angka penguatan sinyal antena, sifat pengarahan, dan

    sifat-sifat lebar band antena. Penguatan sinyal antena adalah salah satu sifat

    pokok yang mempengaruhi baik buruknya kapasitas sinyal yang diterima oleh

    antena. Penguatan sinyal antena adalah sebanding dengan ukurannya dan

    berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya.

    Daerah penerimaan yang jauh dari pemancar memerlukan antena

    penerima dengan penguatan tinggi. Jenis antena dengan penguatan tinggi

    diantaranya adalah antena Yagi. Antena Yagi adalah antena yang terdiri dari

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    42/90

    28

    antena dipole yang ditambah reflector dan director di belakangnya,

    sedangkan untuk jalur UHF biasanya digunakan reflector bidang sudut baik

    berupa jala kawat alumunium maupun reflector bidang sudut berupa

    lembaran alumunium.

    Untuk mengetahui antena Yagi dengan reflector mana yang lebih

    tepat untuk melakukan penerimaan, maka dilakukan pengukuran dan

    membandingkan antara dua antena tersebut dengan menghitung penguatan

    sinyal antena pada masing-masing antena pada tiap-tiap chanel televisi pada

    daerahDeep Fringe, yaitu daerah yang jauh dari pemancar dan terhalang oleh

    lengkungan bumi atau pegunungan.

    Daerah deep fringearea merupakan daerah penangkapan dengan jarak

    terjauh dari pemancar televisi atau stasiun relay. Pada daerah-daerah yang

    terletak jauh dari pemancar televisi, lebih-lebih bila terhalang dengan gunung,

    maka sinyal yang sampai pada antena penerima sangat lemah. Sinyal

    pemancar televisi dapat diterima dengan baik hanya sebatas garis pandang,

    sehingga jika suatu daerah terletak dekat dengan stasiun pemancar atau stasiun

    relay tetapi terhalang oleh lengkungan bumi atau bukit, maka penerimaan

    sinyal juga akan melemah, atau banyak sinyal bayangan setan (Ghost Image).

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    43/90

    29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.

    Jenis Penelitian

    Dalam menyusun suatu penelitian, diperlukan suatu langkah-langkah

    yang benar sesuai dengan tujuan penelitian, agar penelitian dapat

    dipertanggungjawabkan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode penelitian jenis komparasi, yaitu suatu penelitian dimana

    sengaja dibangkitkan sesuatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti

    bagaimana perbedaan dan akibatnya. (Suharsimi Arikunto, 1996 : 4).

    Komparasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengukuran-

    pengukuran terhadap antena Yagi yang menggunakan reflektor bidang

    sudut permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala alumunium dan antena

    Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut permukaan bentuk

    lembaran alumunium. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran

    penguatan sinyal antena pada masing-masing chanel televisi. Desain

    eksperimen pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

    Tabel 5. Desain eksperimen

    X Y

    Antena UHF jenis Yagi

    menggunakan reflektor bidangsudut permukaan kawat alumunium

    bentuk jala-jala dan antena Yagi

    menggunakan reflektor bidang

    sudut permukaan lembaran

    alumunium

    Pengukuran penguatan sinyal antena

    Yagi menggunakan reflektorbidang sudut permukaan kawat

    alumunium bentuk jala-jala dan

    antena Yagi menggunakan

    reflektor bidang sudut permukaan

    lembaran alumunium

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    44/90

    30

    B.

    Populasi dan Sampel

    1.

    Populasi Penelitian

    Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

    menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai

    karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

    jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1992 : 6). Populasi

    dalam penelitian ini adalah antena UHF jenis Yagi menggunakan

    reflektor bidang sudut permukaan kawat alumuium bentuk jala-jala dan

    antena Yagi menggunakan reflektor bidang sudut permukaan lembaran

    alumunium.

    2. Sampel Penelitian

    Menurut Sudjana (1992 : 6), sampel adalah sebagian dari

    populasi yang mencerminkan segala karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah antena jenis Yagi

    menggunakan reflektor bidang sudut permukaan kawat alumunium bentuk

    jala-jala dan antena Yagi menggunakan reflektor bidang sudut

    permukaan lembaran alumunium dan tempat pengambilan data adalah di

    daerah Pemalang yang berjarak 125 Km dari stasiun relay televisi sebagai

    daerah pantai, dan daerah Pekalongan Selatan yang berjarak 100 Km dari

    stasiun relay televisi sebagai daerah pegunungan. Teknik pengambilan

    sampel adalah total sampling, yaitu mengambil semua populasi sebagai

    sampel.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    45/90

    31

    C.

    Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

    perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996 : 99). Dalam penelitian

    ini yang menjadi objek atau variabel penelitiannya adalah penguatan sinyal

    antena yang diukur melalui chanel dari masing-masing stasiun televisi.

    D.

    Metode Pengambilan Data

    Data tentang penguatan sinyal antena diperoleh melalui pengukuran

    dengan alat File Level Checker, yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui

    level signal dari suatu pemancar yang diterima oleh televisi penerima pada

    suatu daerah tertentu.

    E. Metode Analisis Data

    Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian perbandingan atau

    komparatif, yang bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan penguatan

    sinyal antena UHF antara jenis Yagi menggunakan reflekftor bidang sudut

    permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala dan antena Yagi

    menggunakan reflektor bidang sudut permukaan lembaran alumunium pada

    daerah deep fringe area. Analisis data ini sangat penting, karena dari analisa

    data nantinya dapat ditarik kesimpulan dari suatu penelitian yang dilakukan.

    Dalam menganalisa data diperlukan suatu cara atau metode yang

    digunakan untuk menganalisa data yang dipeoleh dari hasil eksperimen. Data

    diuji signifikan dengan menggunakan uji t (t-test).

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    46/90

    32

    Rumus Uji t (Suharsimi Arikunto, 1996 : 300) :

    )1(

    2

    =

    NN

    dx

    Md

    t

    Keterangan :

    Md = Mean perbedaan dari kelompok satu dengan kelompok dua

    x2d = Jumlah kuadrat deviasi

    N = Jumlah objek

    Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik uji

    perbedaan mean di sini adalah :

    a. Menyusun data yang ada.

    b. Membuat tabel persiapan.

    c.

    Memasukkan data dalam tabel persiapan untuk t-test yang terdiri dari 6

    kolom dengan cara sebagai berikut :

    1.

    Kolom pertama berisi nomor urut.

    2.

    Kolom kedua berisi data hasil setiap pengukuran antena Yagi

    menggunakan refletor bidang sudut berupa lembaran alumunium.

    3.

    Kolom ketiga berisi data hasil setiap pengukuran antena Yagi

    menggunakan refletor bidang sudut berupa jala-jala alumunium.

    4.

    Kolom keempat berisi nilai selisih dengan simbol D.

    5.

    Kolom kelima berisi deviasi dari mean perbandingan dengan xd = D

    Md, denganN

    DMd

    = .

    6.

    Kolom keenam berisi deviasi kuadrat dari mean perbedaan (x2d).

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    47/90

    33

    7. Memasukkan ke dalam rumus t test dan didapat hasil.

    Tabel 6. Persiapan Perhitungan Statistik Uji t

    No. X

    Antena Yagi reflektor

    lembaran alumunium

    Y

    Antena Yagi reflektor

    jala-jala alumunium

    D xd

    (D Md)

    x2d

    D

    dx

    2

    Setelah data dihitung, maka dibandingkan dengan tabel nilai pada taraf

    signifikan 5 %. Jika thitung> ttabel, maka H0ditolak dan Haditerima berarti ada

    perbedaan penguatan sinyal antena antara antena UHF jenis Yagi

    menggunakan reflektor jala-jala alumunium dengan antena UHF jenis yagi

    menggunakan reflektor lembaran alumunium. Demikian sebaliknya jika thitung

    < ttabelmaka Hoditerima dan Haditolak berarti tidak ada perbedaan penguatan

    sinyal antena antara antena UHF jenis Yagi menggunakan reflektor jala-

    jala alumunium dengan antena UHF jenis yagi menggunakan reflektor

    lembaran alumunium.

    F.

    Hipotesis

    Dari landasan teori di atas maka di antara antena UHF yang satu

    dengan yang lain mempunyai nilai penguatan yang berbeda-beda terhadap

    penerimaan tegangan input televisi. Dalam penelitian ini dikemukaan

    hipotesis sebagai berikut :

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    48/90

    34

    Ha : Ada perbedaan penguatan sinyal antara antena UHF jenis Yagi

    menggunakan reflektor bidang sudut permukaan kawat alumunium

    bentuk jala-jala dengan antena UHF jenis Yagi menggunakan

    reflektor bidang sudut permukaan lembaran alumunium pada daerah

    deep fringe areadi daerah pantai dan daerah pegunungan.

    Ho : Tidak ada perbedaan penguatan sinyal antara antena UHF jenis Yagi

    menggunakan reflektor bidang sudut permukaan kawat alumunium

    bentuk jala-jala dengan antena UHF jenis Yagi menggunakan

    reflektor bidang sudut permukaan lembaran alumunium pada daerah

    berpenghalang deep fringe area di daerah pantai dan daerah

    pegunungan.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    49/90

    35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.

    Hasil Penelitian

    Hasil penelitian diambil dari hasil pengukuran antena, yaitu

    pengukuran penguatan sinyal antena pada masing-masing antena perencanaan

    terhadap chanel stasiun televisi yang ada. Adapun hasil pengukuran penguatan

    sinyal antena yang dilakukan di dua tempat, yaitu daerah pesisir pantai dan

    daerah pegunungan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

    Tabel 7 Data Pengukuran Penguatan Sinyal Antena pada Antena Perencanaan

    Jenis Yagi Reflektor Alumunium Jala-Jala dan Reflektor

    Alumunium Padat pada daerah pengunungan dan daerah pesisir pantai

    Penguatan (dB)

    Daerah Pegunungan

    Penguatan (dB)

    Daerah PantaiNo. Stasiun TV

    Chanel

    (UHF)Jala Padat Jala Padat

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    ANTV

    INDOSIAR

    TRANSTV

    TPI

    RCTI

    SCTV

    TVGLOBAL

    LATIVI

    TV7

    MetroTV

    25

    27

    29

    31

    33

    35

    37

    39

    41

    43

    40

    33

    35

    33

    35

    33

    25

    33

    27

    25

    30

    31

    30

    30

    32

    30

    20

    30

    27

    23

    54

    45

    43

    44

    46

    44

    33

    42

    42

    37

    45

    43

    40

    43

    44

    42

    38

    45

    36

    35

    Dari tabel di atas secara umum dapat dilihat bahwa penguatan pada

    daerah pesisir pantai lebih besar dibandingkan dengan penguatan sinyal pada

    daerah pegunungan. Sedangkan pada daerah pesisir pantai maupun

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    50/90

    36

    pegunungan antena yagi dengan reflektor alumunium jala-jala hampir selalu

    memiliki penguatan yang lebih besar bila dibandingkan dengan antena yagi

    dengan menggunakan reflektor lembaran alumunium padat.

    Data hasil pengukuran penguatan sinyal antena perencanaan untuk

    masing-masing penerimaan stasiun televisi untuk daerah pesisir pantai dan

    daerah pegunungan dapat dilihat pada lampiran 2.

    Dari hasil pengukuran penguatan sinyal antena terlihat bahwa

    penguatan sinyal antena perencanaan tidak selalu mempunyai penguatan yang

    terbesar jika dibandingkan dengan yang lain. Hasil pengukuran penguatan

    sinyal antena pada daerah pesisir pantai kemudian dihitung, sesuai pada

    lampiran 3. Dari hasil perhitungan pada lampiran 3, diperoleh Md sebesar 3,76

    dengan D = 37,6 dan N = 10. Dan setelah dimasukkan ke dalam rumus uji

    t diperoleh nilai t sebesar 8,96. Dengan taraf signifikan 5 % dan derajat

    kebebasan N-1 diperoleh ttabel= 2,26.

    Hasil pengukuran penguatan sinyal antena pada daerah pegunungan

    dihitung sesuai pada lampiran 4. Dari hasil perhitungan pada lampiran 4,

    diperoleh Md sebesar 3,65 dengan D = 36,5 dan N = 10. Dan setelah

    dimasukkan ke dalam rumus uji t diperoleh nilai t sebesar 5,53. dengan taraf

    signifikan 5 % dan derajat kebebasan N-1 diperoleh ttabel= 2,26.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    51/90

    37

    B.

    Pembahasan

    Dari hasil pengukuran penguatan sinyal diperoleh besarnya penguatan

    sinyal antena pada masing-masing channel televisi. Setelah data diperoleh,

    kemudian diuji dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis.

    Setelah dimasukkan ke dalam uji t cara pendek (short methode) pada

    rumus di bab 3, derajat kebebasan atau db dari uji t adalah N-1 atau 10 1.

    dengan taraf signifikan 5 % sehingga ttabel 2,26. Hipotesa nihil yang

    menyatakan bahwa tidak ada perbedaan penguatan sinyal antena antara antena

    UHF Jenis Yagi reflektor jala-jala alumunium dengan antena UHF jenis

    Yagi reflektor lembaran alumunium padat pada daerah deep fringeditolak

    jika nilai t yang diperoleh sama dengan atau lebih besar dari 2,26 dan akan

    diterimajika nilai t yang diperoleh lebih kecil dari 2,26.

    Dari perhitungan statistik di atas diperoleh untuk penguatan pada

    daerah pesisir pantai, nilai t = 8,96 dengan taraf signifikan 5 % dan derajat

    kebebasan N-1 atau dk = 9 didapat nilai ttabel2,26. Karena hasil perhitungan

    lebih besar dari ttabel, 2,26 < 8,96 sehingga hipotesis yang menyatakan tidak

    ada perbedaan penguatan sinyal antara antena UHF Jenis Yagi reflektor

    jala-jala alumunium dengan antena UHF jenis Yagi reflektor lembaran

    alumunium padat pada daerah deep fringe ditolak, hipotesis alternatif yang

    menyatakan ada perbedaan penguatan sinyal antara antena UHF Jenis Yagi

    reflektor jala-jala alumunium dengan antena UHF jenis Yagi reflektor

    lembaran alumunium padat pada daerah deep fringediterima.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    52/90

    38

    Perhitungan statisik untuk penguatan sinyal pada daerah pegunungan

    diperoleh nilai t = 5,53 dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan N-1

    atau dk = 9 didapat nilai ttabel.. Karena hasil perhitungan lebih besar dari ttabel,

    2,26 < 5,53 sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan

    penguatan sinyal antara antena UHF Jenis Yagi reflektor jala-jala

    alumunium dengan antena UHF jenis Yagi reflektor lembaran alumunium

    padat pada daerah deep fringe ditolak,hipotesis alternatif yang menyatakan

    ada perbedaan penguatan sinyal antara antena UHF Jenis Yagi

    reflektor

    jala-jala alumunium dengan antena UHF jenis Yagi reflektor lembaran

    alumunium padat pada daerah deep fringediterima.

    Dilihat dari hasil pengukuran penguatan sinyal antena perencanaan

    pada masing-masing channel televisi dapat diketahui bahwa antena UHF jenis

    Yagi reflektor jala-jala alumunium mempunyai penguatan yang lebih

    besar daripada antena UHF jenis Yagi reflektor lembaran alumunium

    padat untuk penerimaan pada daerah deep fringe baik daerah pesisir pantai

    maupun pegunungan.

    C. Keterbatasan Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu :

    1.

    Pengukuran dilakukan dengan mengabaikan terjadinya gelombang

    refraksi, defraksi dan refleksi.

    2.

    Pengukuran yang dilakukan hanya menggunakan 1 jenis antena saja yaitu

    antena yagi .

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    53/90

    39

    3. Pengukuran dilakukan masih dengan menggunakan penguatan

    antena/booster.

    4. Masing-masing pengukuran baik itu di daerah pantai maupun pegunungan

    dilakukan dalam 1 daerah.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    54/90

    40

    BAB V

    PENUTUP

    A.

    Simpulan

    Dari hasil eksperimen dan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Dari data hasil pengukuran dapat dilihat bahwa penguatan sinyal antena

    UHF jenis yagi menggunakan reflektorbidang sudut permukaan kawat

    alumunium bentuk jala-jala lebih besar daripada penguatan antena UHF

    jenis yagi menggunakan reflektorbidang sudut permukaan lembaran

    alumunium padat, pada daerah pesisir pantai penguatannya lebih besar

    daripada pada daerah pegunungan.

    2.

    Pada pesisir pantai dan daerah pegunungan yang termasuk Deep Fringe

    Area diperoleh thitungmasing-masing sebesar 8,96 dan 5,53 dengan jumlah

    obyek 10 dan taraf signifikansi 5 % diperoleh ttabel 2,26 sehingga thitung> t-

    tabelitu berarti ada perbedaan penguatan sinyal antena antara antena UHF

    jenis Yagi menggunakan reflektorbidang sudut permukaan kawat

    alumunium bentuk jala-jala dengan antena UHF jenis yagi

    menggunakan reflektorbidang sudut permukaan lembaran alumunium

    padat pada pesisir pantai dan daerah pegunungan yang termasuk daerah

    berpenghalang (Deep Fringe Area).

    3. Kekuatan penerimaan suatu antena dipengaruhi oleh jarak penerimaan dan

    kondisi lingkungan sekitar antena penerima, semakin jauh jarak

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    55/90

    41

    penerimaan semakin kecil daya yang ditangkap, apalagi jika lingkungan

    sekitar berupa daerah pegunungan.

    B. Saran

    Dari hasil eksperimen dan penelitian ini disarankan sebagai berikut :

    1. Pada penelitian ini hanya menguji satu jenis antena, yaitu jenis yagi

    dengan alat sederhana, sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan

    untuk meneliti sebanyak mungkin jenis antena dan menggunakan alat yang

    lebih valid dan spesifik.

    2. Pengujian penguatan sinyal antena masih menggunakan booster antena,

    untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat disarankan untuk

    melakukan penelitian tanpa menggunakan booster antena.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    56/90

    42

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim,1974. The ARRL Antenna Book. USA : The ARRL Inc.

    Anonim, tth.Antena Radio Amatir. Bandung : Binatronika.

    Adimas Adi Irawan, 1994.Antena dan Jalur Transmisi. Solo : CV Aneka.

    , 1996.Antena VHF-UHF-BOOSTER. Solo : CV Aneka.

    Henry Jasik, 1961. Antena Engineering Handbook. New York : McGraw-Hill

    Book Company.

    Ichwan Haryadi, 1981. Dasar Teknik Televisi. Malang : YPIP Surabaya.

    Karim, A. 1993. Teknik Pemancar dan penerima Radio untuk STM Jilid 4.

    Jakarta : Elex Media Komputindo.

    Suharsimi Arikunto, 1996.Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

    Sudjana, 1992.Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989.Kamus

    Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

    Wasito S., 1989. Vademekum Elektronika. Bandung : Tarsito.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    57/90

    43

    Lampiran 1

    Perencanaan Antena Yagi Untuk Masing-Masing Penerimaan Chanel

    Stasiun Televisi UHF

    1.

    Perencanaan Antena Yagi untuk penerimaan AN TV dengan channel 25

    UHF dan frekuensi gambar 503,25 MHz

    Perencanaan untuk antena penerimaan stasiun Televisi dengan chanel 25 UHF

    yang berfrekuensi 503,25 MHz adalah sebagai berikut :

    Panjang Driver (LDE) = . c/f = 150/503,5 = 29,80 cm

    Diameter bahan yang digunakan 0,95 cm.

    36,3195,0

    80,2902

    1 ==

    Untuk perbandingan sebesar 31,36 pada grafik 1 diperoleh nilai K sebesar

    0,951.

    Jadi panjang LDEuntuk frekuensi 503,25 adalah = 29,80 x 0,951 = 28,33 cm.

    Panjang reflektor (LR) = LDE+ 0,1 = c/f = 300/503,25

    = 28,33 + 0,1 . 59,61 = 59,61

    = 34,29 cm

    Tinggi Reflektor (H) = 0,7= 0,7 . 59,61

    = 41,72 cm

    Panjang direktor (D1) = LDE 0,01

    = 28,33 0,01 . 59,61 = 27,74 cm

    Panjang direktor (D2) = LDE 0,015

    = 28,33 0,015 . 59,61 = 27,44 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    58/90

    44

    Panjang direktor (D3) = LDE 0,02

    = 28,33 0,02 . 59,61 = 27,14 cm

    Panjang direktor (D4) = LDE 0,025

    = 28,33 0,025 . 59,61 = 26,84 cm

    Panjang direktor (D5) = LDE 0,030

    = 28,33 0,030 . 59,61 = 26,55 cm

    Panjang direktor (D6) = LDE 0,035

    = 28,33 0,035 . 59,61 = 26,25 cm

    Panjang direktor (D7) = LDE 0,04

    = 28,33 0,04 . 59,61 = 25,95 cm

    Untuk jarak masing-masing elemen adalah sebagai berikut :

    Jarak dari Reflektor ke driver = 0,35 = 20,86 cm

    Jarak dari driver ke direktor 1 = 0,14 = 8,34 cm

    Jarak dari direktor 1 ke direktor 2 = 0,18 = 10,72 cm

    Jarak dari direktor 2 ke direktor 3 = 0,25 = 14,90 cm

    Jarak dari direktor 3 ke direktor 4 = 0,27 = 16,09 cm

    Jarak dari direktor 4 ke direktor 5 = 0,30 = 17,88 cm

    Jarak dari direktor 5 ke direktor 6 = 0,35 = 20,86 cm

    Jarak dari direktor 6 ke direktor 7 = 0,36 = 21,45 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    59/90

    45

    2. Perencanaan Antena Yagi untuk penerimaan INDOSIAR dengan channel

    27 UHF dan frekuensi gambar 519,25 MHz.

    Perencanaan untuk antena penerimaan stasiun Televisi dengan chanel 27 UHF

    yang berfrekuensi 519,25 MHz adalah sebagai berikut :

    Panjang Driver (LDE) = . c/f = 150/519,25 = 28,8 cm

    Diameter bahan yang digunakan 0,95 cm.

    31,3095,0

    80,2802

    1 ==

    Untuk perbandingan sebesar 30,31 pada grafik 1 diperoleh nilai K sebesar

    0,950.

    Jadi panjang LDEuntuk frekuensi 519,25 adalah = 28,80 x 0,950 = 27,36 cm.

    Panjang reflektor (LR) = LDE+ 0,1 = c/f = 300/519,25

    = 27,36 + 0,1 . 57,77 = 57,77

    = 33,13 cm

    Tinggi Reflektor (H) = 0,7= 0,7 . 57,77

    = 40,43 cm

    Panjang direktor (D1) = LDE 0,01

    = 27,36 0,01 . 57,77 = 26,76 cm

    Panjang direktor (D2) = LDE 0,015

    = 27,36 0,015 . 57,77 = 26,49 cm

    Panjang direktor (D3) = LDE 0,02

    = 27,36 0,02 . 57,77 = 26,20 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    60/90

    46

    Panjang direktor (D4) = LDE 0,025

    = 27,36 0,025 . 57,77 = 25,91 cm

    Panjang direktor (D5) = LDE 0,030

    = 27,36 0,030 . 57,77 = 25,62 cm

    Panjang direktor (D6) = LDE 0,035

    = 27,36 0,035 . 57,77 = 25,33 cm

    Panjang direktor (D7) = LDE 0,04

    = 27,36 0,04 . 57,77 = 25,04 cm

    Untuk jarak masing-masing elemen adalah sebagai berikut :

    Jarak dari Reflektor ke driver = 0,35 = 20,21 cm

    Jarak dari driver ke direktor 1 = 0,14 = 8,08 cm

    Jarak dari direktor 1 ke direktor 2 = 0,18 = 10,39 cm

    Jarak dari direktor 2 ke direktor 3 = 0,25 = 14,44 cm

    Jarak dari direktor 3 ke direktor 4 = 0,27 = 15,59 cm

    Jarak dari direktor 4 ke direktor 5 = 0,30 = 17,33 cm

    Jarak dari direktor 5 ke direktor 6 = 0,35 = 20,21 cm

    Jarak dari direktor 6 ke direktor 7 = 0,36 = 20,79 cm

    3.

    Perencanaan Antena Yagi untuk penerimaan TRANS TV dengan channel

    29 UHF dan frekuensi gambar 535,25 MHz.

    Perencanaan untuk antena penerimaan stasiun Televisi dengan chanel 29 UHF

    yang berfrekuensi 535,25 MHz adalah sebagai berikut :

    Panjang Driver (LDE) = . c/f = 150/535,25 = 28,02 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    61/90

    47

    Diameter bahan yang digunakan 0,95 cm.

    49,2995,0

    02,28

    02

    1 ==

    Untuk perbandingan sebesar 29,49 pada grafik 1 diperoleh nilai K sebesar

    0,949.

    Jadi panjang LDE untuk frekuensi 535,25 adalah = 28,02 x 0,949 = 26,59 cm.

    Panjang reflektor (LR) = LDE+ 0,1 = c/f = 300/535,25

    = 26,59 + 0,1 . 56,04 = 56,04

    = 33,13 cm

    Tinggi Reflektor (H) = 0,7= 0,7 . 56,04

    = 39,22 cm

    Panjang direktor (D1) = LDE 0,01

    = 27,36 0,01 . 56,04 = 26,02 cm

    Panjang direktor (D2) = LDE 0,015

    = 27,36 0,015 . 56,04 = 25,74 cm

    Panjang direktor (D3) = LDE 0,02

    = 27,36 0,02 . 56,04 = 25,46 cm

    Panjang direktor (D4) = LDE 0,025

    = 27,36 0,025 . 56,04 = 25,18 cm

    Panjang direktor (D5) = LDE 0,030

    = 27,36 0,030 . 56,04 = 24,90 cm

    Panjang direktor (D6) = LDE 0,035

    = 27,36 0,035 . 56,04 = 24,62 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    62/90

    48

    Panjang direktor (D7) = LDE 0,04

    = 27,36 0,04 . 56,04 = 24,34 cm

    Untuk jarak masing-masing elemen adalah sebagai berikut :

    Jarak dari Reflektor ke driver = 0,35 = 19,61 cm

    Jarak dari driver ke direktor 1 = 0,14 = 7,84 cm

    Jarak dari direktor 1 ke direktor 2 = 0,18 = 10,08 cm

    Jarak dari direktor 2 ke direktor 3 = 0,25 = 14,01 cm

    Jarak dari direktor 3 ke direktor 4 = 0,27 = 15,13 cm

    Jarak dari direktor 4 ke direktor 5 = 0,30 = 16,81 cm

    Jarak dari direktor 5 ke direktor 6 = 0,35 = 19,61 cm

    Jarak dari direktor 6 ke direktor 7 = 0,36 = 20,17 cm

    4.

    Perencanaan Antena Yagi untuk penerimaan TPI dengan channel 31 UHF

    dan frekuensi gambar 551,25 MHz.

    Perencanaan untuk antena penerimaan stasiun Televisi dengan chanel 31 UHF

    yang berfrekuensi 551,25 MHz adalah sebagai berikut :

    Panjang Driver (LDE) = . c/f = 150/551,25 = 27,21 cm

    Diameter bahan yang digunakan 0,95 cm.

    64,2895,0

    21,2702

    1 ==

    Untuk perbandingan sebesar 28,64 pada grafik 1 diperoleh nilai K sebesar

    0,948.

    Jadi panjang LDE untuk frekuensi 551,25 adalah = 27,21 x 0,948 = 25,80 cm.

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    63/90

    49

    Panjang reflektor (LR) = LDE + 0,1 = c/f = 300/551,25

    = 25,80 + 0,1 . 54,42 = 54,42

    = 31,24 cm

    Tinggi Reflektor (H) = 0,7= 0,7 . 54,42

    = 38,09 cm

    Panjang direktor (D1) = LDE 0,01

    = 25,80 0,01 . 54,42 = 25,25 cm

    Panjang direktor (D2) = LDE 0,015

    = 25,80 0,015 . 54,42 = 24,98 cm

    Panjang direktor (D3) = LDE 0,02

    = 25,80 0,02 . 54,42 = 24,71 cm

    Panjang direktor (D4) = LDE 0,025

    = 25,80 0,025 . 54,42 = 24,43 cm

    Panjang direktor (D5) = LDE 0,030

    = 25,80 0,030 . 54,42 = 24,16 cm

    Panjang direktor (D6) = LDE 0,035

    = 25,80 0,035 . 54,42 = 23,89 cm

    Panjang direktor (D7) = LDE 0,04

    = 25,80 0,04 . 54,42 = 23,62 cm

    Untuk jarak masing-masing elemen adalah sebagai berikut :

    Jarak dari Reflektor ke driver = 0,35 = 19,04 cm

    Jarak dari driver ke direktor 1 = 0,14 = 7,61 cm

    Jarak dari direktor 1 ke direktor 2 = 0,18 = 9,79 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    64/90

    50

    Jarak dari direktor 2 ke direktor 3 = 0,25 = 13,60 cm

    Jarak dari direktor 3 ke direktor 4 = 0,27 = 14,69 cm

    Jarak dari direktor 4 ke direktor 5 = 0,30 = 16,32 cm

    Jarak dari direktor 5 ke direktor 6 = 0,35 = 19,04 cm

    Jarak dari direktor 6 ke direktor 7 = 0,36 = 19,59 cm

    5. Perencanaan Antena Yagi untuk penerimaan RCTI dengan channel 33

    UHF dan frekuensi gambar 567,25 MHz.

    Perencanaan untuk antena penerimaan stasiun Televisi dengan chanel 33 UHF

    yang berfrekuensi 567,25 MHz adalah sebagai berikut :

    Panjang Driver (LDE) = . c/f = 150/567,25 = 26,44 cm

    Diameter bahan yang digunakan 0,95 cm.

    83,2795,0

    44,2602

    1 ==

    Untuk perbandingan sebesar 27,83 pada grafik 1 diperoleh nilai K sebesar

    0,947.

    Jadi panjang LDE untuk frekuensi 567,25 adalah = 26,44 x 0,947 = 25,03 cm.

    Panjang reflektor (LR) = LDE + 0,1 = c/f = 300/567,25

    = 25,03 + 0,1 . 52,88 = 52,88

    = 30,31 cm

    Tinggi Reflektor (H) = 0,7= 0,7 . 52,88

    = 37,01 cm

    Panjang direktor (D1) = LDE 0,01

    = 25,03 0,01 . 52,88 = 24,50 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    65/90

    51

    Panjang direktor (D2) = LDE 0,015

    = 25,03 0,015 . 52,88 = 24,23 cm

    Panjang direktor (D3) = LDE 0,02

    = 25,03 0,02 . 52,88 = 23,97 cm

    Panjang direktor (D4) = LDE 0,025

    = 25,03 0,025 . 52,88 = 23,70 cm

    Panjang direktor (D5) = LDE 0,030

    = 25,03 0,030 . 52,88 = 23,44 cm

    Panjang direktor (D6) = LDE 0,035

    = 25,03 0,035 . 52,88 = 23,17 cm

    Panjang direktor (D7) = LDE 0,04

    = 25,03 0,04 . 52,88 = 22,91 cm

    Untuk jarak masing-masing elemen adalah sebagai berikut :

    Jarak dari Reflektor ke driver = 0,35 = 18,50 cm

    Jarak dari driver ke direktor 1 = 0,14 = 7,40 cm

    Jarak dari direktor 1 ke direktor 2 = 0,18 = 9,51 cm

    Jarak dari direktor 2 ke direktor 3 = 0,25 = 13,22 cm

    Jarak dari direktor 3 ke direktor 4 = 0,27 = 14,27 cm

    Jarak dari direktor 4 ke direktor 5 = 0,30 = 15,86 cm

    Jarak dari direktor 5 ke direktor 6 = 0,35 = 18,50 cm

    Jarak dari direktor 6 ke direktor 7 = 0,36 = 19,03 cm

  • 5/19/2018 103285039-Antena-Yagi

    66/90

    52

    6. Perencanaan Antena Yagi untuk penerimaan SCTV dengan channel 35

    UHF dan frekuensi gambar 583,25 MHz

    Perencanaan untuk antena penerimaan stasiun Televisi dengan chanel 35 UHF

    yang berfrekuensi 583,25 MHz adalah sebagai berikut :

    Panjang Driver (LDE) = . c/f = 150/583,25 = 25,71 cm

    Diameter bahan yang digunakan 0,95 cm.

    06,2795,0

    71,2502

    1 ==

    Untuk perbandingan sebesar 27,06 pada grafik 1 diperoleh nilai K sebesar

    0,947.

    Jadi panjang LDE untuk frekuensi 583,25 adalah = 25,71 x 0,947 = 24,34 cm.

    Panjang reflektor (LR) = LDE + 0,1 = c/f = 300/583,25

    = 24,34 + 0,1 . 51,43 = 51,43

    = 29,48 cm

    Tinggi Reflektor (H) = 0,7= 0,7 . 51,43

    = 36,00 cm

    Panjang direktor (D1) = LDE 0,01

    = 24,34 0,01 . 51,43 = 23,82 cm

    Panjang direktor (D2) = LDE 0,015

    = 24,34 0,015 . 51,43 = 23,56 cm

    Panjang direktor (D3) = LDE 0,02

    = 24,34 0,02 . 51,43