10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    1/25

    OPTIMASI KOMPONEN-KOMPONEN MEDIUM AF6 YANG

    SIGNIFIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIOMASSA

    MIKROALGA KOLEKSI LIPI LBB007

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    Oleh:

    KHATLYA RIVANA PUTRI

    10411008

    PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI

    SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    2/25

    Tugas kerja praktek sebagai syarat untuk memenuhi ketentuan yang berlaku dalam

    menempuh studi tingkat sarjana di Program Studi Mikrobiologi, Institut Teknologi

    Bandung 

    Diperiksa dan disetujui:

    Pembimbing Kerja Praktek

    Koordinator Kerja Praktek

    Dr. Isty Aditya

    Pembimbing I

    Dr. Dwi Susilaningsih, M. Pharm.

    Pembimbing II

    Swastika Praharyawan, M. Sc.

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    3/25

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    laporan Kerja Praktek ini dengan baik. Shalawat serta salam dicurahkan kepada

    Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir

     jaman.

    Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh dalam

    Program Studi Mikrobiologi Institut Teknologi Bandung. Laporan Kerja Praktek ini

    disusun sebagai pelengkap Kerja Praktek yang telah penulis lakukan selama kurang

    lebih satu bulan di Pusat Penelitian Bioteknologi  –  LIPI Cibinong. Selain itu, laporan ini

    dibuat untuk melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis kepada

    instansi yang terkait.

    Dalam penyusunan laporan serta pelaksanaan Kerja Praktek ini, penulis

    mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih sayang-

     Nya, kepada kedua orang tua yang selalu memberikan do’a serta semangat yang tak

    terhingga, kepada Dwi Susilaningsih, M. Pharm. dan Swastika Praharyawan, M. Si.

    selaku pembimbing kerja praktek, kepada Dr. Isty Aditya dosen koordinator kerja

     praktek, serta kepada berbagai pihak lainnya yang telah memberikan kesempatan dan

     banyak bantuan sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan

    laporan dengan baik.

    Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna

    sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan ke

    depannya. Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

    Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

    Bandung, Januari 2015

    Penulis

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    4/25

    ii 

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

    DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv

    DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................v

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1

    1.2 Tujuan Kerja Praktek ............................................................................................1

    1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktek .........................................................................2

    BAB II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK .................................................................3

    2.1 Sejarah ...................................................................................................................3

    2.2 Tugas dan Fungsi ..................................................................................................3

    2.3 Struktur Organisasi ...............................................................................................4 

    2.4 Laboratorium Bioenergi dan Bioproses ................................................................5

    BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ...............................................................7

    3.1 Deskripsi Kegiatan ................................................................................................7

    3.2 Persiapan Alat dan Media .....................................................................................8

    3.3 Inokulasi Mikroalga LBB007 ...............................................................................9

    3.4 Aerasi dan Inkubasi ..............................................................................................9

    3.5 Pengukuran Optical Density .................................................................................9

    3.6 Pengamatan dan Analisis Data .............................................................................9 

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 16

    4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 16

    4.2 Saran ................................................................................................................... 16

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    5/25

    iii 

    DAFTAR  PUSTAKA ..................................................................................................... 17

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    6/25

    iv 

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Komposisi media AF6  .......................................................................................8

    Tabel 3.2 Hasil pengamatan optical density (λ= 680 nm) lima kultur berbeda LBB007

    tiap ±24 jam selama 28 hari ............................................................................ 12

    Tabel 4.1 Komposisi ke empat komponen signifikan pada Media III ............................. 16

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    7/25

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1  Bagan struktur organisasi Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI ..................5

    Gambar 3.1  Bagan alir penelitian ...................................................................................7

    Gambar 3.2  Kurva pertumbuhan lima macam kultur berbeda LBB007 ...................... 12

    Gambar 3.3  Absorbansi maksimum ke lima macam kultur ......................................... 13

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    8/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang

    Alga merupakan kelompok organisme autotrofik sederhana yang bermacam-

    macam dimulai dari uniseluler hingga multiseluler. Alga memiliki beberapa

    keunggulan dalam produksi biodiesel, yaitu: laju pertumbuhan yang cepat

    (mikroalga dapat menghasilkan biomassa 50 kali lipat dibandingkan dengan

    tumbuhan tingkat tinggi) (Li et al., 2008); produksi mikroalga tidak menimbulkan

    kompetisi lahan dengan tanaman pangan (mikroalga mampu tumbuh pada area lahan

    yang terbatas (Mata et al., 2010)); tidak menyebabkan kompetisi terhadap bahan pangan (Pokoo-Aikins et al., 2010); memiliki kandungan lipid yang tinggi (minyak

    yang dihasilkan pada mikroalga dapat mencapai 75% dari berat kering biomassanya

    (Christi, 2007; Hu, 2008)); ketika digunakan sebagai produksi biofuel, alga secara

     bersamaan dapat mengurangi kandungan CO2  di lingkungannya, meminimalisasi

    kontaminasi pada lingkungan (misalnya wastewater treatment  dari garam anorganik,

    seperti NH4+, NO3-, PO4

    3-) menggunakan material-material tersebut sebagai nutrisi

    (Mata et al., 2010; Rodolfi et al., 2009).

    Penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian yang sebelumnya dalam

    menguji signifikansi komponen-komponen pada media tumbuh mikroalga, yaitu

    AF6. Dalam penelitian sebelumnya dilakukan pengujian komponen-komponen media

    AF6 yang signifikan terhadap pertumbuhan mikroalga dengan menggunakan metode

    Plackett-Burman. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat empat

    komponen dalam media AF6 yang signifikan terhadap mikroalga LBB007. Ke empat

    komponen tersebut yaitu: NaNO3, NH4 NO3, MgSO4.7H2O, dan EDTA.

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    9/25

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi optimum pada

    modifikasi ke-empat komponen media AF6  yang signifikan terhadap pertumbuhan

     biomassa mikroalga LBB007.

    1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

    Kegiatan kerja praktek dilakukan selama 1 bulan sejak tanggal 4 Juni 2014

    hingga 18 Agustus 2014. Pelaksanaan proyek kerja praktek ini bertempat di

    Laboratorium Bioenergi dan Bioproses, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga

    Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong - Bogor.

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    10/25

    BAB II 

    PROFIL PUSAT PENELTIAN BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG

    2.1 

    Sejarah

    Pusat penelitian Bioteknologi LIPI, awalnya bernama Pusat Penelitian dan

    Pengembangan (Puslitbang) Bioteknologi LIPI. Puslit ini didirikan pada tanggal 13 Januari

    1986 berdasarkan Kepres RI No.1 tahun 1986 dan berada di bawah Deputi bidang Ilmu

    Pengetahuan Hayati. Pusat penelitian Bioteknologi didirikan dalam rangka pengembangan

    dan pemanfaatan bioteknologi di Indonesia.

    Pada bulan April 1993, Puslit Bioteknologi LIPI masih berada dalam satu bangunan

    dengan Puslitbang Biologi LIPI Bogor, yaitu di Gedung Kusnoto yang terletak pada di JalanIr.H. Djuanda No. 18 Bogor. Kemudian sejak tanggal 1 Oktober 1993, semua kegiatan Puslit

    dipindahkan ke Jalan Raya Bogor Km 46 Cibinong. Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI telah

    ditetapkan menjadi salah satu pusat unggulan Bioteknologi Pertanian II berdasarkan SK

    Menteri Riset dan Teknologi. Pada tahun 2001 sesuai SK Kepala LIPI No. 1151/Kep/2001

    Puslitbang Bioteknologi LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

    Kemudian pada tahun 2014 berubah kembali strukturnya berdasarkan peraturan Kepala LIPI

     No.1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

    2.2 Tugas dan Fungsi

    Berdasarkan Peratuan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014 pasal 143, Pusat Penelitian

    Bioteknologi-LIPI mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang bioteknologi.

    Selanjutnya dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 143 tersebut,

    Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI menyelenggarakan fungsi

    1.  Penyusunan kebijakan teknis, reancnana, dan program penelitian di bidang bioteknologi

    2.  Penelitian di bidang bioteknologi

    3.  Pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian di bidang bioteknologi

    4.  Pelaksanaan urusan tata usaha

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    11/25

    2.3 Struktur Organisasi

    Struktur organisasi Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan SK tersebut di atas terdiri

    atas tiga bidang yaitu :

    1.  Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian

    2.  Bidang Sarana Penelitian

    3.  Bagian Tata Usaha.

    Stuktur organisasi Pusat Penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    12/25

    Gambar 2.1  Bagan struktur organisasi Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    13/25

    2.4 Laboratorium Bioenergi dan Bioproses

    Laboratorium Bioenergi dan Bioproses memiliki kompetensi inti sebagai berikut:

     

    Mengembangkan bioenergi dari mikroba fotosintesa

      Mengembangkan total proses dari bioenergi (biorifenari dari

     bioenergi)

    Laboratorium Bioenergi dan Bioproses memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

    Kepala Lab.: 1. Dr. Dwi Susilaningsih, M.Pharm.  

    Wakil Kepala Lab.: 2. Delicia Yunita Rahman, M.Si.

    Anggota Peneliti: 3. Theresia Umi Harwati, M.Si.

      4. Khairul Anam, M.Si., Apt.  

    5. Swastika Praharyawan, S.Si., Apt. 

    6. Dian Noverita Widyaningrum, S.Si. 

    7. Hani Susanti, M.Si.

    Anggota Teknisi: 8. Indra Fakhma Saprila  

    http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/192-dr-dwi-susilaningsih-mpharmhttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/192-dr-dwi-susilaningsih-mpharmhttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1073-delicia-yunita-rahman-m-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/210-Theresia%20Umi%20Harwati,%20M.Sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/216-%20Khairul%20Anam,%20S.Farm.Apthttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/216-%20Khairul%20Anam,%20S.Farm.Apthttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1077-swastika-s-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1077-swastika-s-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1074-dian-noverita-w-ssihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1074-dian-noverita-w-ssihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1075-hani-susanti-m-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1076-indra-fahma-shttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1076-indra-fahma-shttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1076-indra-fahma-shttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1075-hani-susanti-m-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1074-dian-noverita-w-ssihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1077-swastika-s-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/216-%20Khairul%20Anam,%20S.Farm.Apthttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/210-Theresia%20Umi%20Harwati,%20M.Sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/1073-delicia-yunita-rahman-m-sihttp://www.biotek.lipi.go.id/index.php/human-resources/41-bidang-bioproses/192-dr-dwi-susilaningsih-mpharm

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    14/25

    BAB III

    PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

    3.1 Deskripsi Kegiatan

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi optimum pada

    modifikasi ke-empat komponen media AF6 yang signifikan terhadap pertumbuhan biomassa

    mikroalga LBB007. Pada pelaksanaan kerja praktek ini, pertama, dilakukan penanaman

    mikroalga koleksi LIPI LBB007 pada lima macam medium AF6 yang telah dimodifikasi serta

    dilakukan pengamatan optical density  dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

    dengan panjang gelombang 680 nm. Hasil pengamatan optical density dari ke lima macam

    kultur selanjutnya dibuat kurva pertumbuhan dan dianalisis. Hasil analisis tersebut dilakukan

    untuk menentukan medium optimum dalam menghasilkan biomassa mikroalga yang optimal

    untuk produksi biodiesel. Langkah pengerjaan dalam penelitian kerja praktek ini adalah

    sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Bagan alir penelitian

    Pembuatan

    media

    Inokulasi

    mikroalga LBB007

    Aerasi dan

    inkubasi

    Pengamatan

    optical density 

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    15/25

    Kultur LBB007 merupakan kultur koleksi LIPI yang sebelumnya digunakan pada

     penelitian pengujian signifikansi komponen-komponen medium AF6. Deskripsi mengenai

    kultur LBB07 itu sendiri tidak diberikan oleh LIPI. Sedangkan judul maupun rincian

     penelitian sebelumnya yang telah disebutkan juga tidak diberikan (yang diberikan hanya

    hasil berupa ke-empat komponen AF6  yang signifikan terhadap pertumbuhan mikroalga

    LBB007).

    3.2 Persiapan Alat dan Media

    Pembuatan medium dilakukan dengan mempersiapkan botol kaca bersih berukuran

    500 mL. Setelah itu dilakukan pencampuran semua komponen dasar AF6 (terkecuali

    komponen vitamin) dengan komposisi normal, namun untuk beberapa material seperti

     NaNO3, NH4 NO3, MgSO4.7H2O, dan EDTA  – yang merupakan komponen-komponen yang

    signifikan berdasar penelitian sebelumnya –   dilakukan modifikasi dengan perbedaan Δ=0.5

     pada tiap medium yang berbeda (dilakukan lima variasi medium) (Tabel 2.1). Material-

    material ini digunakan dalam bentuk larutan stok steril 100 mL. Selanjutnya ditambahkan

    aquades hingga 500 mL. Kemudian dilakukan sterilisasi alat dan medium yang telah dibuat

    dengan menggunakan autoklaf. Setelah diautoklaf, ke lima medium dibiarkan hingga

    mencapai suhu ruangan untuk kemudian ditambahkan komponen-komponen vitamin secara

    aseptis.

    Tabel 3.1 Komposisi media AF6 

    Komponen 

    Media I 

    Media II 

    Media III 

    Media IV 

    Media V 

    NaNO3  70 mg 

    NH4NO

    3* 

    1.5 mL (18.3 M) 

    2.25 mL (12.2 M) 

    3.375 mL (8.14 M) 

    5.0625 mL (5.43 M) 

    7.59375 mL (3.62 M) 

    MgSO4.7H

    2O*

     

    1.8 mL (6.78 M) 

    2.7 mL (4.52 M) 

    4.05 mL (3.01 M) 

    6.075 mL (2.008 M) 

    9.1125 mL (1.338 M) 

    KH2PO4* 

    1.6 mL (4.6 M) 

    2.4 mL (3.06 M) 

    3.6 mL (2.04 M) 

    5.4 mL (1.36 M) 

    8.1 mL (0.907 M) 

    K2HPO4  2.5 mg 

    CaCl2.2H

    2O

      5 mg 

    CaCO3  5 mg 

    Fe-sitrat 

    1 mg 

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    16/25

    Asam sitrat 

    1 mg 

    Biotin** 

    1 mg 

    Tiamin HCl** 

    5 µg 

    Vit. B6**

     

    0.5 µg 

    Vit. B12**  0.5 µg 

    Logam PIV**  2.5 mL 

    EDTA* 

    1.6 mL 

    2.4 mL 

    3.6 mL 

    5.4 mL 

    8.1 mL 

    Akuades 

    ditambahkan hingga 500 mL 

    pH 6,6 

    * : komponen signifikan yang dimodifikasi dengan Δ=0.5

    * *: komponen vitamin

    Keterangan: Komposisi medium tersebut untuk volum total 500 mL

    (Andersen, 2005)

    3.3 Inokulasi Mikroalga LBB007

    Setelah ke lima medium siap, kemudian dilakukan penanaman mikroalga LBB007 ke

    masing-masing medium. Penanaman dilakukan secara aseptis (di dalam laminar) pada botol

    kaca steril 500 mL dengan tutup  plug  karet steril yang telah dipasang selang steril sebagai

     jalur udara untuk aerasi sepanjang ±12 cm. Penanaman mikroalga LBB007 dilakukan dengan

    menggunakan mikropipet (dengan tips steril) ke dalam medium-medium yang telah dibuat

    hingga mencapai optical density  0,1. Pengukuran optical density  dilakukan dengan

    menggunakan Shimadzu UV-1601 UV-VIS Visible Spectrometer Spectrophotometer   dengan

     panjang gelombang 680 nm.

    3.4 Aerasi dan Inkubasi

    Setelah dilakukan penanaman, ke lima kultur diaerasi dengan CO2  dan diinkubasi

    dalam ruangan dengan cahaya satu lampu (10 watt) selama 24 jam untuk kemudian diamati.

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    17/25

    10 

    3.5 Pengukuran Optical Density  

    Setelah 24 jam diinkubasi, selanjutnya diukur optical density-nya dengan

    menggunakan Shimadzu UV-1601 UV-VIS Visible Spectrometer Spectrophotometer   dengan

     panjang gelombang 680 nm. Pengukuran optical density  dilakukan selama 28 hari tiap 24

     jam untuk mengamati pertumbuhan mikroalga pada ke-lima kultur tersebut.

    3.6 Pengamatan dan Analisis Data

    Mikroalga tumbuh dengan cepat. Beberapa spesies mikroalga dapat mengganda

    sebanyak delapan kali per hari (Casadevall et al., 1985). Terdapat beberapa tahap dalam

     pertumbuhan mikroalga yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, dan fase kematian.

    Pada fase lag, sel mengalami adaptasi terhadap lingkungan yang baru sehingga mengalami

     pertumbuhan yang kurang signifikan. Fase kedua, yaitu fase eksponensial. Pertumbuhan

    mikroalga sering dimodelkan sebagai fase eksponensial, namun seiring dengan kondisi

    lingkungan yang semakin tidak memungkinkan, seperti keterbatasan nutrisi ataupun cahaya,

     pertumbuhan mikroalga semakin lambat dan semakin linear hingga mendekati fase

    selanjutnya yaitu fase stasioner. Pada fase stasioner, perbanyakan sel berhenti seiring dengan

    terjadinya akumulasi biomassa. Ini bukan berarti bahwa semua pertumbuhan sel berhenti,

    namun jalur metabolik lainnya seperti jalur metabolisme yang mengatur produksi lipid akan

    tetap berjalan jika kondisi memungkinkan. Dengan kata lain, keadaan stres lingkungan

    memaksa sebagian mikroalga mengubah alokasi karbon dari pertumbuhan mikroalga

    menjadi produksi lipid (Casadevall et al., 1985). Fase terakhir dalam pertumbuhan sel

    mikroalga yaitu fase kematian. Jika sel tidak lagi dapat mendukung pertumbuhannya pada

    fase pertumbuhan, maka sel mengalami kematian. Terdapat beberapa tahap dalam kematian

    sel pada mikroalga. Pertama, sel membran mengalami kerusakan. Lalu sel mulai kehilangan

    aktivitas fotosintesisnya sehingga klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya mengalami

    degradasi. Pada akhirnya, DNA sel mengalami fragmentasi. (Veldhuis et al., 2001). Laju pertumbuhan mikroalga dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    µ =ln 2 1

    2 − 1 

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    18/25

    11 

    (Stanbury et al., 2003)

    di mana N2 dan N1 merupakan jumlah sel pada waktu t2 dan t1.

    Dalam penelitian ini digunakan kultur LBB007 yang merupakan kultur mirkoalga

    koleksi LIPI yang juga digunakan untuk penelitian optimasi mikroalga dalam menghasilkan

    lipid yang digunakan untuk produksi biodiesel. Kultur LBB007 dikultur ke dalam medium

    AF6 yang telah dimodifikasi konsentrasi beberapa komponennya seperti NaNO3, NH4 NO3,

    MgSO4.7H2O, dan EDTA. Keempat komponen ini merupakan komponen-komponen nutrisi

    yang signifikan terhadap pertumbuhan mikroalga berdasarkan penelitian sebelumnya dengan

    menggunakan kultur mikroalga yang sama. Dalam komponen-komponen tersebut terdapat

    nutrisi utama bagi pertumbuhan mikroalga seperti nitrat (NO3-) dan ammonium (NH4

    +)

    sebagai sumber nitrogen, dan magnesium. Mikroalga menggunakan komponen-komponen

    anorganik tersebut untuk diubah menjadi sumber karbon organic, protein, dan lipid (jalur

    metabolisme pembentukan protein dan lipid melalui jalur metabolisme yang berbeda).

    Inokulasi kultur dilakukan secara aseptis hingga kultur baru mencapai optical density 

    sebesar 0,1. Pengukuran optical density  dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer

    dengan panjang gelombang 680 nm. Kultur awal mikroalga pada titik optical density 

    tersebut merupakan standar konsentrasi kultur awal yang optimal bagi pertumbuhan

    mikroalga berdasarkan standar Laboratorium Bioenergi dan Bioproses. Panjang gelombang

    680 nm pada pengukuran optical density dengan spektrofotometer juga merupakan panjang

    gelombang yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya.

    Setelah dilakukan inokulasi kultur ke lima medium baru, ke-lima kultur diaerasi dan

    diinkubasi dengan cahaya satu lampu (10 watt). Kultur medium berada dalam wadah botol

    kaca agar cahaya dapat menembus kultur dan meghindari degradasi dari komponen toksik

    dari wadah yang dapat terjadi pada penggunaann wadah plastic. Untuk aerasi, digunakan

    selang steril sebagai penghubung dengan selang dari tabung gas CO 2  yang digunakan.Aerasi dengan CO2  dilakukan untuk memasok kebutuhan CO2  sebagai sumber karbon

    anorganik untuk pertumbuhan mikroalga, sedangkan secara fisik, aerasi akan menghindari

    terjadinya sedimentasi sel di dasar botol yang akan mengakibatkan kultur tidak homogen.

    Kehomogenan kultur dan pergerakan sel yang dinamis sangat penting agar distribusi cahaya

    dan temperatur pada setiap sel dalam kultur menjadi seragam. Cahaya sangat penting bagi

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    19/25

    12 

     pertumbuhan mikroalga, sehingga diusahakan agar masing-masing lima kultur memperoleh

    intensitas cahaya yang sama. Inkubasi dilakukan selama 28 hari, sedangkan untuk dapat

    mengamati pertumbuhan mikroalga, dilakukan pengecekan optical density  dengan

    spektrofotometer dengan panjang gelombang 680 nm setiap ±24 jam sekali selama inkubasi

    28 hari tersebut. Selama inkubasi selama 28 hari, terlihat perubahan warna pada kelima

    kultur. Perubahan warna tersebut yaitu dimulai dari hijau muda bening, hijau tua, hijau tua

     pekat, hingga hijau kekuningan di akhir masa inkubasi (tidak dicantumkan dokumentasi

     berupa gambar karena hilangnya data). Perubahan warna ini juga berhubungan dengan

     pertumbuhan dan perkembangan metabolisme mikroalga. Setelah inkubasi selama 28 hari,

    didapatkan data optical density pertumbuhan mikroalga (Tabel 3.2). 

    Tabel 3.2 Hasil pengamatan optical density (λ= 680 nm) lima kultur berbeda LBB007

    tiap ±24 jam selama 28 hari 

    T Kultur I Kultur II Kultur III Kultur IV Kultur V Keterangan

    0 0,104 0,102 0,104 0,101 0,104 pk. 14.30

    1 tidak dilakukan pengukuran*

    2 tidak dilakukan pengukuran* 

    3 0,422 0,272 0,226 0,218 0,236 pk. 14.00

    4 0,598 0,335 0,308 0,267 0,262 pk. 13.45

    5 0,715 0,458 0,368 0,304 0,295 pk. 13.40

    6 0,739 0,527 0,43 0,311 0,301 pk. 13.30

    7 0,777 0,604 0,521 0,303 0,305 pk. 13.40

    8 tidak dilakukan pengukuran* 

    9 tidak dilakukan pengukuran* 

    10 0,755 0,687 0,702 0,198 0,319 pk. 13.40

    11 0,75 0,686 0,765 0,232 0,318 pk. 13.45

    12 0,721 0,659 0,801 0,236 0,309 pk. 14.34

    13 0,695 0,49 0,82 0,23 0,29 pk. 13.49

    14 0,696 0,349 0,839 0,22 0,283 pk. 13.38

    15 tidak dilakukan pengukuran*

    16 tidak dilakukan pengukuran* 

    17 0,528 0,263 0,778 0,246 0,233 pk. 14.01

    18 0,312 0,274 0,667 0,253 0,204 pk. 13.23

    19 tidak dilakukan pengukuran*

    20

    tidak

    dilakukan

     pengukuran*  0,283 0,542 0,185 0,14 pk. 13.48

    21 0,27 0,279 0,525 0,182 0,121 pk. 13.43

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    20/25

    13 

    22 tidak dilakukan pengukuran*

    23 tidak dilakukan pengukuran* 

    24 0,246 0,332 0,423 0,16 0,092 pk. 13.44

    25 0,207 0,347 0,428 0,158 0,087 pk. 13.41

    26 0,239 0,35 0,39 0,142 0,074 pk. 13.44

    27 0,25 0,351 0,391 0,163 0,088 pk. 13.43

    28 0,26 0,326 0,395 0,148 0,088 pk. 13.45

    *disebabkan masalah teknis

    Setelah didapatkan data optical density, didapatkan grafik pertumbuhan mikroalga

    seperti pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.2  Kurva pertumbuhan lima macam kultur berbeda LBB007

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

       O   p   t   i   c   a    l   D   e   n   s   i   t   y

    Waktu (hari)

    Media 1 Media 2 Media 3 Media 4 Media 5

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    21/25

    14 

    Perbandingan pertumbuhan tiap media untuk menentukan pertumbuhan mirkoalga

    yang optimal dari ke lima media hanya dapat dianalisis berdasarkan optical density-nya,

    sedangkan penghitungan laju prtumbuhan tidak dapat dilakukan karena tidak dilakukannya

     penghitungan sel. Berdasarkan data kurva pertumbuhan di atas, media yang menghasilkan

     pertumbuhan mikroalga LBB007 yang paling optimal yaitu Media 3, diikuti dengan

     pertumbuhan mikroalga oleh Media 1, pertumbuhan mikroalga oleh Media 2, dan dua

     pertumbuhan terakhir yang kurang menghasilkan pertumbuhan yang optimal yaitu Media 4

    dan Media 5. Konsentrasi media dari Media 1 hingga Media 5 memiliki gradien konsentrasi

    yang semakin menurun pada tiap-tiap komponennya. Jika dihubungkan dengan

     pertumbuhan mikroalga, gradien konsentrasi yang semakin tinggi belum tentu menghasilkan

     pertumbuhan mikroalga yang semakin baik. Hal ini dapat disebabkan karena konsentrasi

    nitrogen yang terlalu tinggi akan menimbulkan efek toksik terhadap pertumbuhan

    mikroalga, sehingga sebaliknya akan menghambat pertumbuhan mikroalga. Mikroalga

    menggunakan sumber nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), dan amonia

    (NH4+). Namun, nitrogen dalam bentuk nitrat merupakan sumber nitrogen yang paling

    utama digunakan oleh mikroalga karena sifat nitrat lebih stabil, dan dalam pemerolehan

    nitrat hanya membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan pemerolehan

    nitrogen dalam bentuk lain, sedangkan keberadaan ammonia yang berlebihan menyebabkan

    efek toksik (Barsanti et al.,2006). Kemungkinan pertumbuhan mikroalga pada media

    dengan konsentrasi ammonia yang tinggi seperti Media 5 dan Media 4 menimbulkan

    terhambatnya pertumbuhan mikroalga oleh konsentrasi ammonia yang melebihi ambang

     batas sehingga memiliki efek toksik.

    Limitasi nitrogen secara langsung dapat mempengaruhi suplai asam amino, yang

    selanjutnya membatasi translasi mRNA sehingga menurunkan laju sintesis protein. Di

     bawah kondisi nirtrogen yang terbatas, efisiensi PSII, yang merupakan komponen penting

     pada fotosintesis, juga akan menurun. (Barsanti et al.,2006)

    Magnesium memiliki efek positif yang signifikan terhadap pertumbuhan mikroalga.

    Hal ini karena magnesium merupakan komponen dari klorofil. Meskipun magnesium tidak

     berpengaruh secara maksimum terhadap konsentrasi biomassa atau kandungan lipidnya,

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    22/25

    15 

    namun magnesium memiliki efek peningkatan yang signifikan terhadap konsentrasi lipid.

    (Schwenk, 2010).

    Hasil pengamatan menunjukkan absorbansi berada pada kisaran 0,3-0,9, sedangkan

    umumnya, pertumbuhan mikroalga pada umur 11-20 hari dapat mencapai absorbansi sekitar

    1-3. Kemungkinan ini dapat terjadi karena efek toksisitas ammonia yang berlebih ataupun

    komponen lain yang berefek keblikan terhadap pertumbuhan mikroalga karena

    konsentrasinya yang cukup tinggi. Berikut adalah grafik absorbansi pertumbuhan kultur

    mikroalga berdasarkan absorbansinya.

    Gambar 3.3  Absorbansi maksimum ke lima macam kultur

    Berdasarkan data yang dihasilkan dari penelitian ini, media yang optimum untuk

     pertumbuhan mikroalga dengan masing-masing modifikasi empat komponen yang

    signifikan, NaNO3, NH4 NO3, MgSO4.7H2O, dan EDTA, adalah Media 3. Hal ini dapat

    disebabkan karena tingginya konsentrasi ammonia pada komponen medium sehingga

    menimbulkan efek toksik yang dapat menghambat pertumbuhan mikroalga.

    0.7150.687

    0.839

    0.311

    0.319

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

          A      b     s     o     r      b     a     n     s      i

    Kultur 1 Kultur 2 Kultur 3 Kultur 4 Kultur 5

    Absorbansi Maksimum

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    23/25

    16 

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

    1. 

    Konsentrasi optimum pada modifikasi ke-empat komponen media AF6  yang signifikan

    terhadap pertumbuhan biomassa mikroalga LBB007 yaitu media III dengan komposisi ke

    empat komponen signifikan (dalam 500mL) sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Komposisi ke-empat komponen signifikan pada Media III 

    Komponen 

    Media III 

    NH4NO

    8.14 M 

    MgSO4.7H

    2O

     

    3.01 M 

    KH2PO

    2.04 M 

    EDTA 

    3.7 

    mL 

    4.2 Saran

    Untuk memperoleh hasil percobaan dan analisis data yang lebih baik, maka penulisingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:

    1.  Sebaiknya dilakukan pengambilan data hasil pengamatan lain yang dapat menunjang

    analisis, seperti pengukuran dry weight dan penghitungan sel sehingga dapat diketahui

    laju pertumbuhan masing-masing kultur.

    2.  Sebaiknya dilakukan ulangan sebanyak lebih dari tiga kali agar galat dapat

    diminimalisasi (pada penelitian ini tidak dilakukan pengulangan). Hal ini karena data

    optical density yang diambil berbeda-beda tingkat homogenisasinya.

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    24/25

    17 

    DAFTAR PUSTAKA

    Andersen, Robert Arthur. 2005. Algal Culturing Techniques. London: Elsevier. Inc. p. 431

    Barsanti, Laura dan Paolo Gualtieri. 2006.  Algae: Anatomy, Biochemistry, and Biotechnology.

    Florida: Taylor & Francis Group, LLC. p. 162

    Casadevall, E, Dif D, Largeau C, Gudin D, Chaumont D, Desanti O. 1985. Studies on batch and

    continuous cultures of  Botryococcus braunii: Hydrocarbon production in relation to

     physiological state, cell ultrastructure and phosphate nutrition.  Biotechnol. Bioeng.

    27:286 – 295

    Christi, Y. 2007. Biodiesel from Microalgae. Biotechnology Advances, vol. 25, pp. 294-306

    Hu, Q., Sommerfeld M., Jarvis E., Ghirardi M., Posewitz M., Seibert M., Darzins Al. 2008.

    Microalgal triacylglycerols as feedstocks for biofuel production: perspective and

    advances. The Plant Journal  54: 621-639

    Li, Y., Horsman M., Wu N., Lan C. Q., Dubois-Calero N. 2008. Biofuels from microalgae.

     Biotechnology Progress, vol. 24, pp. 815-820

    Mata, T. M., Martins A. A., Caetano N. S. 2010. Microalgae for biodiesel production and other

    applications: A review. Renewable and Sustainable Energy Review, vol. 14, pp. 217-232

    Pokoo-Aikins, G., Nadium A., El-Hawagi M. M., Mahalec V. 2010. Design and analysis of

     biodiesel production from algae grown through carbon sequestration. Clean Technologies

    and Environmental Policy, vol. 12, pp. 239-254

    Rodolfi, L., Zittelli G. C., Bassi N., Padovani G., Biondi N., Bonini G., Tredicil M. R. 2009.

    Microalgae for oil: Strain selection, induction of lipid synthesisand outdoor mass

    cultivation in a low-cost photobioreactor.  Biotechnology and Bioengineering , vol. 102,

     pp. 100-112

    Schwenk, Jacob R. 2010.  Effects of Magnesium Sulfate, Digestate, and Other Inorganic Nutrients

    on the Phototrophic Growth of the Green Microalga Scenedesmus dimorphus. Cleveland:Cleveland State University. 

    Stanbury, Peter F., Alan Whitaker, dan Stephen J. Hall. 2003.  Principles of Fermentation

    Technology. London: Elsevier Science Ltd. p. 13

  • 8/16/2019 10411008_Khatlya Rivana Putri_Laporan Final KP

    25/25

    18

    Veldhuis, M. J. W., T. L. Cucci, dan M. E. Sieracki. 1997.   Cellular DNA content of marine

     phytoplankton using two new fluorochromes: Taxonomic and ecological implications.  J.

     Phycol. 33: 527 – 541,