100
ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam(S.Kom.I) Oleh ALIYAH NIM: 1111053000017 KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDARAKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 105 PADA PEMBIAYAAN

MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA

SkripsiDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam(S.Kom.I)

OlehALIYAH

NIM: 1111053000017

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSIKEUANGAN (PSAK) 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI

BANK MUAMALAT INDONESIA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam(S.Kom.I)

Oleh:

ALIYAHNIM: 1111053000017

Di bawah bimbingan:

Lili Bariadi, MM, M.SiNIP:197405191998031004

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

i

ABSTRAK

Aliyah, NIM 1111053000017 “ Analisis Penerapan Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan (PSAK) 105 Pada Pembiayaan Mudharabah di BankMuamalat Indonesia”, dibawah bimbingan Lili Bariadi, MM, M.Si

Bank Muamalat Sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia memilikibanyak produk yang ditawarkan, salah satunya yaitu produk pembiayaanmudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana(shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib), dimana keuntungan dariusaha tersebut dibagi menurut kesepakatan bersama atau munurut akad yang telahditentukan sebelumnya. Mudharabah sendiri menggunakan prinsip bagi hasilmaka dari itu penting penerapan akuntansi pada akad mudharabah ini, karenauntuk menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait secara syar’i.Peraturan tentang akuntansi syariah di indonesia adalah PSAK yang dterbitkanoleh IAI(Ikatan Akuntan Indonesia) salah satunya yaitu PSAK 105 tentangmudharabah yaitu mengatur perlakuan terhadap pembiayaan mudharabah,meliputi perlakuan terhadap penerapan bagi hasil, pengakuan, pengukuran,pengungkapan dan penyajian laporan pada bank syariah.

Perumusan masalah dalam Penelitian ini adalah bagaimana mekanismepembiayaan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia dan apakah penerapanperlakuan akuntansi mudharabah di Bank Muamalat Indonesia telah sesuaidengan PSAK 105. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodekualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang memberikangambaran mengenai perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah pada BankMuamalat Indonesia untuk periode tahun 2012 -2013.

Hasil analisis penulis, menyatakan bahwa perlakuan akuntansipembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia telah dilakukan denganbaik, karena pencatatan transaksi – transaksi sudah dilakukan sesuai StandarAkuntansi Keuangan. Akan tetapi Pada saat awal penerapan akuntansi, saatpengakuan akad mudharabah ini tidak diatur dalam PSAK 105. Namun pada saatitu Bank Muamalat Indonesia mengakuinya terlebih dahulu sebagai kewajibankarena belum terjadi penyerahan modal kepada mudharib. Dan pada saatpenerapan akuntansi saat pengakuan pembelian sebesar harga perolehan tidakdiatur dalam PSAK 105, Bank Muamalat Indonesia mengakuinya sebagaipenambahan persediaan. Dan prosedur pembiayaan mudharabah di BankMuamalat Indonesia cukup baik dan teliti sehingga dapat menimalisir terjadinyaresiko dalam pembiayaan, mulai dari permohonan pembiayaan, BI checking,keputusan, realisasi, pemantauan sampai dengan pelunasan kepada kepada bankselaku pemilik dana (investor).

Kata kunci: Perlakuan akuntansi, PSAK 105, pembiayaan mudharabah

Page 4: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan suri

tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan

petunjuk kepada umat manusia menuju kehidupan serta peradaban dan

berkeadilan serta para keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan dengan yang diharapkan penulis.

Kebahagian yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat

mempersembahkan yang terbaik bagi kedua orang tua, seluruh keluarga dan

pihak-pihak yang ikut andil mensukseskan harapan penulis.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan izinkanlah penulis

menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Suparto,

M.Ed, selaku Wakil Dekan I bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah.

MA. Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Dr.

Suhaemi M.Si Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah, dan H.M. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris

Jurusan Manajemen Dakwah

Page 5: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

iii

3. Lili Bariadi, MM, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

pengarahan serta dorongan dan motivasi kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang

diinginkan,

4. Para Dosen dan Staff pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam

mendidik penulis selama melakukan studi.

5. Bapak Raditya Utomo selaku Manager Oprasional Bank Muamalat

Indonesia Cabang Pembantu Pondok Indah, Bapak Kusairi, Mba Hawa

yang telah memberikan banyak informasi kepada penulis.

6. Ibu Hesti dan segenap Staf Muamalat Institute yang telah memberikan

penulis kemudahan.

7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

8. Kepada Staf Bank Muamalat Indonesia Cabang Pondok Indah, yang

telah memberikan kemudahan dan Informasi yang dibutuhkan penulis.

9. Terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak dan Umi, tiada kata yang

dapat kuucapkan selain terima kasih yang tak terbalas untuk semua

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

Page 6: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

iv

10. Untuk keluarga: Haerul Salam, Siti Nurdianah, Ahmad Mulyana,

Ilham Maulana Rafiq, dan Umi dede yang selalu mendoakan dan

menanyakan kapan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, agar

mereka bisa menghadiri wisuda penulis. Hal ini menjadi motivasi bagi

penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan cepat

11. Untuk seseoraang yang selalu ada dan tak henti-hentinya memberikan

motivasi kepada penulis yaitu kepada Zaeni Rokhi S.Kom.I

12. Kepada rekan-rekan dan teman seperjuangan dari Jurusan Manajemen

Dakwah Khususnya: Nourmalinda, May Larafjani, Dini Larasati, Septi

Andari, Hana Rahmanida, Chairunnisa Wahyu Utami, terimakasih

telah menjadi teman-teman yang sangat baik.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan budi baik mereka

dengan balasan yang setimpal. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam penelitian skripsi ini. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diperlukan.

Jakarta, 22 Rabius Tsani 143611 Mei 2015

Penulis

Page 7: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 5

D. Metode Penelitian................................................................... 6

E. Subjek dan Objek Penelitian .................................................. 6

F. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 7

G. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 7

H. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 8

I. Teknik Analisi Data ............................................................... 9

J. Skripsi Terdahulu ................................................................... 9

K. Sistematika Penulisan ............................................................ 11

BAB II: TINJAUAN TEORITIS MUDHARABAH DAN PERLAKUAN

AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH

A. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan .................................................... 13

2. Pengertian Mudharabah........................................... 14

3. Landasan Hukum ............................................................. 16

4. Penerapan Mudharabah di Perbangkan Syariah............... 20

B. Akuntansi

1. Pengertian......................................................................... 23

2. Pengenalan Akuntansi Perbankan Syariah...................... 26

Page 8: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

v

3. Tujuan Akutansi Bank Syariah ........................................ 29

4. Tujuan Laporan Keuangan Syariah.................................. 39

5. Proses Akutansi Perbankan Syariah................................. 31

6. Perbedaan Akutansi Syariah dan Akutansi Konvensional 31

7. Landasan Hukum ............................................................. 37

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah 105.......... 40

BAB III SEJARAH BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Bank Muamalat Indonesia

1. Sejarah Berdiri ................................................................. 50

2. Visi dan Misi .................................................................... 53

3. Produk dan Layanan......................................................... 53

B. Tahapan Pengembangan Pencatatan Akuntansi di

Bank Muamalat Indonesia ..................................................... 55

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN

MUDHARABAH Di BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat

Indonesia ............................................................................ .... 59

B. Analisis Penerapan PSAK 105 Pada Pembiayaan

Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia ............................ 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 84

B. Saran ...................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87

LAMPIRAN.................................................................................................. 90

Page 9: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan praktik lembaga keuangan syariah di tingkat nasional

maupun international telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi

Islam mampu beradaptasi dan bersaing dengan perbankan konvensional yang

telah berabad-abad menguasai kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan

ekonomi Islam di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat, terlebih

untuk institusi perbankan.

Pada tahun 2006 peningkatan mulai terlihat dengan banyaknya

pelaksanaan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dimana beberapa bank

syariah memiliki 1 unit-unit usaha syariah (UUS) dan 13 (BPRS) Bank

Perkreditan Rakyat Syariah.1

Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam,

seharusnya perkembangn perbankan syariah di Indonesia dapat lebih

meningkat dan tumbuh secara signifikan. Tentu saja masih banyak yang harus

disiapkan oleh semua pihak yang terlibat. Instrumen yang paling penting

dalam pengembangan perbankan syariah antara lain, pemenuhan kuantitas

dan kualitas sumber daya manusia, peningkatan inovasi produk dan layanan

kompetitif serta berbasis kekhususan untuk kebutuhan masyarakat dan

keberlangsungan program sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat. Jika

1 Muhammad, Rifqi, Akuntansi Keungan Syariah : Konsep dan Implementasi PSAKSyariah, (Yogyakarta: P3EI Press,2008),h.1.

1

Page 10: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

2

ketiga unsur itu dapat terpenuhi dan didukung dengan sarana insfrastruktur

yang memadai, akan membantu mempromosikan program syariah serta

peningkatan instrumen syariah yang terkait.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 1 No 21 Tahun

2008, produk-produk yang terdapat di perbankan syariah, terdiri dari

pembiayaan berupa penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan

itu seperti:

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

2. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiyah bittamlik

3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna

4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh: dan

5. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah

Untk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain mewajibkan pihak yang

dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan(ujrah), tanpa imbalan, atau bagi

hasil.2

Salah satu produk pembiayaan pada bank syariah adalah pembiayaan

mudharabah. Mudharabah dalam fiqh Islam merupakan salah satu bentuk

kerjasama antara rab al-mal (investor) dengan seorang pihak kedua

2 M., Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam & Peraturan Pelaksanaanlainya di Negara Hukum Indonesia ( Rajawali Pers,2008),h.1458

Page 11: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

3

(mudharib) yang berfungsi sebagai pengelola dana.3 Menurut fatwa Dewan

Syariah Nasional ( DSN) No.07/DSN-MUI/IV/2000, pembiayaan

mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

syariah kepada pihak lain untuk usaha yang produktif.4

Perbedaan bank syariah dan konvensional yang sangat prinsipil adalah

larangan riba atau bunga. Keberadaan akuntansi perbankan syariah sangat

penting karena menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait secara

syar’i. Begitupun dengan Bank Muamalat Indonesia yang pada awal berdiri

memberlakukan pencatatan akuntansi seperti bank-bank lain atau pun bank

konvensional, karena sebelum adanya peraturan mengenai standar akuntansi

keuangan syariah, Bank Muamalat membuat suatu pos anggaran yang diberi

istilah sebagai “Pendapatan non halal”, yakni pendapatan yang didapat dari

transaksi perbankan konvensional hal ini berlaku sampai dengan tahun 2002

hingga akhirnya muncul Pernyataan Standar Akuntansi Syariah (selanjutnya

ditulis PSAK ) No 59.

Secara historis terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit mengenai

akuntansi syariah dan lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada akuntansi

syariah, baru muncul pada tahun 2002, setelah Ikatan Akuntansi Indonesia

(IAI) baru membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia. Dan

terbentuklah PSAK 59 yang di sahkan pada 1 Mei 2002, namun hanya

berlaku sampai lima tahun karena seiring dengan berjalanya perkembangan

3 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank syariah dari Teori Praktik, hal.95. yang dikutif dariM.Rawas Qal”aji,mu’jam lughat al-fiqaha,(Beirut:darun-nafis,1985

4Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional,(Jakarta:Dewan Syariah Nasional,2003)

Page 12: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

4

lembaga keuangan syariah di Indonesia maka lahirlah PSAK 101-108 pada

tahun 2008.

Salah satu PSAK yang berhubungan dengan lembaga keuangan

syariah, yaitu PSAK 105 yang mengatur perlakuan terhadap pembiayaan

mudharabah, meliputi perlakuan terhadap penerapan bagi hasil, pengakuan,

pengukuran, pengungkapan dan penyajian laporan pada bank syariah. Dalam

hal pemberlakuan pembiayaan mudharabah hanya diberikan untuk

pembiayaan atas usaha yang produktif.

Dengan latar belakang ini lah penulis merasa tertarik untuk

mengangkat tema diatas dengan judul “ANALISIS PENERAPAN PSAK

105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT

INDONESIA”

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Pembahasan hanya akan dibatasi pada produk pembiaayaan yang

dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia berdasarkan akad mudharabah dan

penerapan akuntansi meliputi pada pembagian bagi hasil, pengakuan,

pengukuran, pengungkapan, dan penyajian pada Bank Muamalat Indonesia

yang mengacu pada PSAK 105 periode 2012-2013 dengan rumusan masalah:

1. Bagaimana mekanisme pembiayaan produk mudharabah pada Bank

Muamalat Indonesia ?

2. Apakah penerapan perlakuan akuntansi mudharabah di Bank Muamalat

Indonesia telah sesuai dengan PSAK 105?

Page 13: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi yang dilakukan

Bank Muamalat Indonesia dengan standar PSAK 105.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses pembiayaan mudharabah yang

dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia hingga pembiayaan tersebut

dsetujui

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah

a. Bagi akademis

1) Untuk menambah pengetahuan tentang akuntansi mudharabah

pada Bank Muamalat Indonesia.

2) Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai

produk pembiayaan mudharabah dan penerapan akuntansinya di

perbankan syariah.

b. Bagi pelaku bisnis perbankan syariah

Sebagai sarana informasi dan referensi bagi bank syariah yang

melakukan pembiayaan mudharabah. Selanjutnya hasil dari penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam

menentukan langkah selanjutnya, berkaitan dengan pengembangan dan

penelitian (research and development) pada industri perbankan

syariah.

Page 14: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

6

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah menggunakan metode

kualitatif dan metode analisis yang digunakan oleh penulis adalah deskriftif

analisis yang berusaha memberikan gambaran penerapan akuntansi

mudharabah , menysusun atau mengklarifikasikan sifatnya, menganalisa dan

menginterpretasikan. Dalam hal ini setelah penulis mendapatkan gambaran

penerapan akuntansi mudharabah dan mekanisme pembiayaan mudharabah di

Bank Muamalat Indonesia, penulis akan menganalisis semua bentuk perlakuan

akuntansi terhadap pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

berdasarkan dengan PSAK 105 Adapun menganalisa data tersebut adalah

dengan:

1. Melakukan analisis terhadap pembiayaan mudharabah mulai dari prosedur

hingga pencataatan akuntasinya.

2. Menganalisa terhadap seluruh perlakuan akuntansi untuk pembiayaan

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia yang akan disesuaikan dengan

PSAK 105.

E. Subjek Penelitian Dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Adalah informan yang memahami objek penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu Direktur International

Banking & Financial Institution Bank Muamalat Indonesia.

Page 15: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

7

2. Objek Penelitian

Adalah apa yang menjadi sasaran. Pada penelitian ini yang menjadi

objek peneliian yaitu Penerapan PSAK 105 pada pembiayaan mudharabah

di Bank Muamalat Indonesia.

F. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

a. Dalam mengadakan penelitian ini penulis mengambil lokasi PT Bank

Muamalat Indonesia Kantor pusat.

b. Peneliti pernah melakukan praktikum terpadu di tempat penelitian

lokasi yang cukup stategis, akses mudah dijangkau menggunakan

transfortasi umum.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan oleh penulis dalam melakukan penelitian

ini adalah 4 (empat) bulan terhitung sejak Februari sampai Mei 2015.

G. Jenis Dan Sumber Data

Sumber penelitian ini dharapakan dapat memperoleh data sesuai judul”

Analisis Penerapan PSAK 105 Pada Pembiayaan mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia ”. Sumber data ini diuraikan sebagai berikut:

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak-pihak

yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis memperoleh hasil wawancara

untuk bahan data penelitian ini dari:

Page 16: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

8

a) Direktur International Banking & Financial Institution Bank Muamalat

Indonesia yaitu: Bapak Farouk Abdullah Alwayni, MA.,MBA.

b) Muamalat Institute yaitu, Ibu Hesty

2. Data sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari literatur-literatul

kepustakan seperti buku-buku, karya tulis, maklah, koran, majalah, artikel,

jurnal, serta sumber lainya yang berkaitan dengan materi penulisan skrips.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian diantaranya yaitu:

1. Wawancara, yaitu teknik pengambilan data dengan cara tanya jawab

dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau

pendapatya mengenai satu hal5. Didalam penelitian, penulis akan

melakukan wawancara dengan pimpinan bagian pembiayaan mudharabah

serta berbagai pihak yang terkait dengan penelitian tersebut.

2. Studi Kepustakaan yaitu merupakan suatu usaha untuk memperoleh data

sekunder. Hal ini penting unutk mendapatkan teori-teori dan data-data

untuk memperkuat argumentasi. Selanjutnya penelitian kepustakaan yang

dilakukan dengan membaca, mempelajari , mencatat, dan merangkum

teori-teori yang ada kaitanya dengan masalah pokok pembahsan melalui

5 Pusat bahsa, kamus besar bahsa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2007) edsi ke 3 cet 1.

Page 17: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

9

buku-buku, skripsi terdahulu, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur,

internet, dan media lainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Dokumetasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan

seperti gambar, kutipan, guntangan, koran, dan bahan referensi lain.

Penulis akan melampirkan berbagai bentuk dokumentasi sebagai bukti

laporan penlitian. Yang berisi data-data dari PT Bank Muamalat Indonesia

Tbk.

I. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan oleh penulis adalah deskriftif analisis

yaitu menggambarkan data-data yang dianlisis untuk menggambil kesimpulan

lebih lanjut adapun jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data

ini adalah jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriftif tertulis

dengan informasi dari orang-orang yang terlibat dengan objek.

J. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun teknik penilisan yang digunakan berpedoman pada Buku

Pedoman Karya Ilmiah( Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Tim Penulis Hamid

Nasuhi dkk. Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Cetakan II, April 20076.

K. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang akuntansi

syariah, khususnya mengenai aplikasi pada perbankan syariah pada suatu akad

dalam pembiayaan, tetapi belum ada peneliti yang membahas tentang

6 Hamid Nasuhi,dkk. Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,dan Disertasi), ( UIN SyarifHidayatullah Jakarta; CeQDA , 2007) cet II

Page 18: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

10

perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah pada bank syariah. Meskpun

demikian, terdapat beberapa penelitian yang dapat menunjang dalam penlitian

ini dimana terdapat perbedaan di dalamnya. Hasil penelitian sebelumnya dan

perbedaannya dengan penelitian yang akan diteliti penulis dapat dilihat dari

tabel berikut ini:

Gambar 1.1 Penelitian Terdahulu

No JUDUL HASIL PENELITIAN PERBEDAAN

1 Skripsi: Analisis Kesesuaian

PSAK 102 terhadap

Perlakuan Akuntansi

Murabahah pada PT BTN

Syariah Jakarta” oleh Naidy

Sultony Tahun 2010

Kesesuaian PSAK 102

terhadap perlakuan

akuntansi murabahah

Penelitian ini dilakukan

pada PSAK105(akad

mudharabah)

2 Skirpsi; Akad Istishna Dan

Aplikasi Pada Bank Syariah

(Study Kasus Pada Bank

Muamalat Indonesia Tbk)

Oleh Siti Latifah Tahun 2006

Meneliti kesesuaian

teori akad istishna

dengan aplikasinya di

perbankan

Meneliti tentang

keseuaian PSAK

105pada BMI

3 Skripsi: Akad Istishna

Dalam Pembiayaan Rumah

Di Bank Syariah Mandiri

Cinere: Oleh Erdi

Meneliti akan

kesesuaian teori akad

istishna dengan

aplikasinya di

Evaluasi penerapan

PSAK 105 pada BMI

Page 19: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

11

L. Sistematika Penulisan

Agar lebih terarah dalam pembahasan penelitian ini penulis membuat

sistematika pada masing-masing bab. Penulis membaginya dalam lima bab.

Masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan penjelasan dari bab

tersebut dan diakhiri dengan daftar pustaka. Sistematika penulisan adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, metode penelitian, review

terdahulu, dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini terdiri dari tiga bagian, pertama membahas tentang

akuntansi Islam yang terdiri dari sejarah akuntansi Islam,

Marduwira Tahun 2010 perbankan yang

khususnya pada

pembiayaan rumah

4 Skripsi; Aplikasi Akuntansi

Pembiayaan Mudharabah

Dalam Bank Syariah:(Pada

BNI Syariah Cabang

Fatmawati)Oleh Nurmaeli

2005

Penelitian terhadap

penerapan akuntansi

pembiayaan

mudharabah

Evaluasi penerapan

PSAK 105 pada BMI

Page 20: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

12

pengertian akuntansi Islam, landasan hukum akuntansi Islam.

Kedua, mengenai Mudharabah yang terdiri dari pengertian

mudharabah., rukun dan syarat, landasan hukum, penerapan di

Bank Syariah dan yang ketiga, mengenai perlakuan akuntansi

mudharabah .keempat, mudharabah dalam presfektif fiqh dan

aplikasinya diperbankan.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang sejarah singkat Bank Muamalat

Indonesia dan perkembangan pencatatan akuntansi syariah di Bank

Muamalat Indonesia. Meliputi visi dan misi, struktur organisasi

dan produk-produk yang dikeluarkan juga urgensi produk

mudharabah dan perkembangan pencatatan akuntansi syariah di

Bank Muamalat Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi proses dan tahapan-tahapan pembiayaan

mudharabah, mekanisme dan perlakuan akuntansi mudharabah di

Bank Muamalat Indonesia. Dan analisis kesesuaian perlakuan

akuntansi pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat

Indonesia dengan PSAK No 105

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari pembahasan yang

dilakukan penulis.

Page 21: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA AKAD MUDHARABAH

A. Pembiayaan

1. Pengertian

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tetang perbankan

Bab 1 pasal 1 No. 12 bahwasanya pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang membiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil sesuai dengan kesepakatan.7

Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang akan direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan

adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.8

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa kegiatan

penyaluran dana oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk membentuk

suatu usaha atau investasi baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

7 Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1 No. 12.8 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2009), h 20

13

Page 22: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

14

B. Mudharabah

1. Pengertian

Mudharabah berasl dari kata” Ad-dhorbu fi’l ardhi” berpergian

untuk berdagang. Sinonim kata dari qiradh, yang berasal dari kata Al-

Qardhu atau potong. Karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk

diperdagangkan atau memperoleh sebagian keuntungannya, dan sering

pula disebut dengan kata muamalah. Menurut Imam Syafi’i, qiradh

menurut bahasa artinya seseorang yang pergi berdagang. Menurut istilah

harta yang diserahkan kepada seseorang supaya diperdagangkan.

Sedangkan keuntungan dibagi (berserikat) antara keduanya.9

Dalam fiqh Islam mudharabah merupakan salah satu bentuk kerja

sama antara rab-amal (investor) dengan seorang pihak kedua (mudharib)

yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang. Istilah mudharabah

oleh ulama fiqih Hijaz menyebutkan dengan qiradh.10 Mudharabah

berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian

memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang

memukul kakinya untuk menjalankan usahanya.11

9 M. Amin Suma, Himpunan Undang-undang perdata Islam & peraturan pelaksanaanLainya di Negara Hukum Indonesia( Rajawali Pers, 2008),h.1458

10 Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syariah dari Teori dan Praktik, 2007, h, 95. Yangdikutip dari M.Rawas Qal-aji, Mu’jam Lughat al-Fuqaha,(Beirut : Darun Nafs,1985)

11 Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syariah dari Teori dan Praktik, h, 95. Yang dikutipdari M.Rawas Qal-aji, Mu’jam Lughat al-Fuqaha,(Beirut : Darun Nafs,1985).

Page 23: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

15

Secara terminologi, ulama fiqih mendefinisikan mudharabah atau

qiradh dengan,” pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja

(pedagang) untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu

dibagi menurut kesepakatan bersama.” Apabila terjadi kerugian dalam

perdagangan tersebut, kerugian ini ditanggung sepenuhnya oleh pemilik

modal. Definisi ini menunjukan bahwa yang diserahkan kepada pekerja

tersebut adalah berbentuk modal, bukan manfaat seperti menyewakan

rumah.12

Menurut Abdur Rahman L.Doi, dalam buku Sultan Remi Sjahdeini

menyatakan bahwa mudharabah dalam terminologi hukum Islam adalah

suatu kontrak dimana suatu kekayaan (property) atau persedian (stock)

tertentu (Ras Al-Mal) ditawarkan oleh pemiliknya atau pengurusnya (Rabb

Al-Mal) kepada pihak lain untuk membentuk suatu kemitraan itu akan

berbagi keuntungan. Pihak yang lain berhak untuk memperoleh

keuntungan karena kerjanya mengelola kekeyaan itu. Orang ini dsebut

mudharib. Perjanjian ini adalah suatu Contract Of Copartnership.13

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional N0.07/DSN-MUI/IV/2000,

dalam buku Abdul Ghofur Anshori, pembiayaan mudharabah adalah

pembiayaan yang di salurkan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

kepada pihak lain untuk usaha yang produktif. Dalam pembiayaan ini LKS

sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayaai 100% kebutuhan suatu

12 Abdul Aziz Dahlan, et.al.,Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 4, (Jakarta: Ichtiar BaruVan Hoeve,1996),h.1996.

13 Sultan Remi Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukan dalam Tata HukumPerbankan Indonesia, (Jakarta:PT.Temprint,1999),h. 29.

Page 24: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

16

proyek (usaha) sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai

mudharib atau pengelolah usaha.14

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas penulis menyimpulkan

bahwa pembiayaan mudharabah adalah suatu pembiayaan kerjasama

antara pemilik modal dengan pengelola usaha dimana keuntungan dari

usaha tersebut akan dibagi menurut kesepakatan bersama atau menuurt

akad yang telah dsepakati sebelumnya.

2. Landasan Hukum

Akad mudharabah dibenarkan Islam. Karena bertujuan membantu

antara pemilik modal dan orang yang membutuhkan uang.15

a. Al Quran

1) Firman Allah QS An-Nisa Ayat : 29

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denganjalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allahadalah Maha Penyayang kepadamu.”16

14Abdul Ghofur Anshori, Payung Hukum Perbankan Syariah( Yogyakarta: UII Pres,2007), h, 91 .

15 Muhammad Muslehudin, Sistem Perbankan Dalam Islam, (Jakarta:PT RinekaCipta,2004)h.65

16 Al Quran DIgital

Page 25: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

17

2) Firman Allah QS Al-Maidah Ayat: 1

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqaditu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akandibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidakmenghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yangdikehendaki-Nya.”17

3) Firman Allah QS Al Baqarah Ayat: 283

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidaksecara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (olehyang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayaisebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itumenunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwakepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yangmenyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yangberdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamukerjakan.”18

b. Al-Hadist

Pembiayaan mudharabah telah diperaktekan sejak zaman

Rasulullah SAW, hal ini tersebut diperkuat dengan hadis yang

17 Al Quran DIgital18 Al Quran Digital

Page 26: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

18

dijadikan sebagai landasan hukum pembiayaan mudharabah. Adapun

salah satu hadisnya antara lain:

لبـيع اىل اجل, ان النيب صلى هللا عليه وسلم قال : ثالث فيهن البـركة, ا والمقارضة ,وخلط الرب بالشعري للبـيت ال للبـيع

Artinya: Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah saw,bersabda, “ tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jualbeli secara tangguh, muqaradhah(mudharabah), dan mencampurgandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untukdijual.”(HR.Ibnu Majah no.2280,Kitab At-Tijarah)19

c. Ijma

Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang

mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tidak ada

seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang

sebagai ijma’20

d. Qiyas

Mudharabah diqiyaskan kepada al musaqah(menyuruh seseorang

untuk mengelola kebun). Selain di antara manusia, ada yang miskin

ada yang kaya. Di satu sisi, tidak sedikit orang miskin yang mau

bekerja, tetapi tidak memiliki modal21. Dengan demikian dengan

adanya mudharabah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kedua

19 Al Hafidz Nuruddin Ali Ibn Abi Bakar Al Haistami, Majma’Azzawaid Wa manba’ulFawaid, juz rabi’(Birut-Lebanon: Darul Kutub Al’amaliyah,1988),h.161.

20 Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07/DSN-MUI/2000 Tentang PembiayaanMudharabah (Qiradh).

21 Sohari Sahrani, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia,2011),hal, 187.

Page 27: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

19

golongan di atas, yakni untuk kemaslahatan manusia dalam rangka

memenuhi kebutuhan mereka.22

e. Kaidah fiqih

باحة اال ان يدل دليل علي حترميهااأل صل يف المعامالت اال“pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukankecualiada dalil yang mengharamkanya.”23

f. Fatwa DSN

Undang-Undang No. 21 tahun 2000 Pasal 1 angka 21 yang

mengatur perbankan syariah memberikan rumusan pengertian

tabungan, yaitu: “ Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad

wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikanya

hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang di sepakati,

tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainya

yang dipersamakan dengan itu.”

Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam fatwa

Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000, yaitu: Produk tabungan yang diberikan

atau diperbolehkan secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan

prinsip mudharabah dan wadiah, sehingga dapat dikenal tabungan

mudharabah dan tabungan wadiah.24

22 Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07/DSN-MUI/2000 Tentang PembiayaanMudharabah (Qiradh).

23 Sohari Sahrani, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia,2011),hal, 18724 Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional,(Jakarta:Dewan Syariah Nasional,2003).

Page 28: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

20

g. Peraturan Bank Indonesia

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 pasal 1

ayat 5 yang dimaksud dengan mudharabah adalah:

“penanaman dana dari pemilik dana (shahibbul maal) kepada

pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,

dengan pembagian menggunakan metode bagi untung rugi (profit and

loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara

kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

sebelumnya.”

3. Penerapan Mudharabah Di Perbankan Syariah

Penempatan dana di bank syariah dapat dilakukan dalam bentuk

pembiayaan berakad jual beli maupun syirkah atau kerjasama bagi hasil.

Jika pembiayaan berakad jual beli (bai’bithaman ajil atau murabahah),

maka bank akan mendapatkan margin pembiayaan ini.

Dalam pembiayaan mudharabah (bagi hasil) ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak, yaitu:

a. Nisbah bagi hasil yang dsepakati

b. Tingkat keuntungan bisnis aktual yang didapat.

Oleh karena itu, bank sebagai pihak yang memiliki dana akan

melakukan perhitungan nisbah yang akan dijadikan kesepakatan

pembagian pendapatan.

Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan

bagi hasil di bank syariah. Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang

Page 29: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

21

disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi.

Untuk menentukan nisbah bagi hasil, perlu diperhatikan aspek-aspek: data

usaha, kemampuan angsuran , hasil usaha yang dijalankan atau tingkat

return aktual bisnis, tingkat return yang diharapkan , nisbah pembiayaan

dan distribusi pembagian hasil.

Penentuan nisbah bagi hasil dibuat sesuai dengan jenis pembiayaan

mudharabah yang dipilih. Ada dua jenis pembiayaan mudharabah yaitu:

pembiayaan mudharabah mutlaqah dan pembiayaan mudharabah

muqayyadah.

a. Nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah mutlaqah

Pembiayaan mudharabah mutlaqah adalah pembiayaan yang

dilakukan dimana pemilik dana tidak meminta syarat, kecuali syarat

baku untuk berlakunya akad mudharabah. Untuk ini, nisbah dibuat

menggunakan metode expected profit rate atau epr. Expected profit

rate diperoleh berdasarkan25:

1) Tingkat keuntungan rata-rata pada industri sejenis

2) Pertumbuhan ekonomi

3) Dihitung dari nilai required profit rate(rpr) (nilai required profit

rate diperoleh dengan rumus:rpr=n.V(n=tingkat keuntungan

dalam transaksi tunai: v=jumlah transaksi dalam satu periode)

yang berlaku di bank yang bersangkutan.

25 Kautsar Riza Salaman, Akuntansi perbangkan Syariah Berbasis PSAK Syariah, (Padang: @ Akademia Permata, 2012), h, 221.

Page 30: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

22

Dengan demikian nisbah bagi hasil dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Nisbah bank= expected profit rate(epr)x100%

Expected return bisnis yang dibiayai(erb)

Nisbah nasabah = 100%-Nisbah bank

Aktual return bank=nisbah bank+ aktual return bisnis.

b. Nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah muqayyadah

Pembiayaan mudharabah muqqayyadah jenis mudharabah

dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara

lain mengenai dana, lokasi, cara, dan/atau objek investasi atau sektor

usaha.26

Pada saat bank syariah mendapatkan nasabah yang ingin

mengajukan pembiayaan mudharabah muqayyadah. Biasanya nasabah

menuntut adanya nisbah yang sebanding dengan bisnis tertentu. Pada

akad pembiayaan mudharabah muqayyadah ini si pemilik dana

menambah persyaratan di luar syarat kebiasaan akad mudharabah.

26 Kautsar Riza Salaman, Akuntansi perbangkan Syariah Berbasis PSAK Syariah, (Padang: @ Akademia Permata, 2012), h, 22.

Page 31: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

23

Gambar 2.1 Skema Mudharabah

Skema Mudharabah27

Sumber: Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja (2012)

C. Akuntansi

1. Pengertian

Menurut Commite on Termonologi Of The American Institute of

Accounting ,” Accounting is discipline that plays a significant role in the

bussines world but remains rather inconspicuous in its importance

27 Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan PraktikKontemporer(Jakarta: Salemba Empat, 2012) h, 128.

1. Negosiasi danakad

mudharabah

2b. Nasabah( Mudharib)

2a. BankSyariah

(ShahibulMaal)

4a. Menerima porsilaba

5.Menerimakembalian modal

4b. Menerima porsilaba

3. Pelaksanaanusaha

produktif

5. Membagi hasil usaha keuntungan dibagi sesuai nisbah

kerugian tanpa kelalaian nasabah

ditanggung oleh bank Syariah

Page 32: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

24

because more frequent than not the task of recognizing , measuring and

recording of transaction gets mired in the debate of the standards applied

in giving brith to the end report.28

Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan

mengikhtisarkan transaksi serta peristiwa yang bersifat keuangan dengan

suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang serta

menginterpretasikan hasil-hasilnya.

Secara sederhana akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam

melakukan pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran yang pada

akhirnya akan tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas keuangan

perusahaan. Tujuan akuntasi yang digambarkan dalam laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan

keputusan bagi para pemakai. Dengan demikan, maka pencatatan

akuntansi harus dilakukan secara cepat dan akurat sebagai informasi yang

disajikan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para

pengguna.

Proses akuntansi merupakan aktivitas yang dimulai dari terjadinya

suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan sampai

terbentuknya laporan keungan dan setiap transaksi yang dicatat harus

disertai dengan bukti dan dokumen.29

28 Syed Alwi Mohamed Sultan, Accounting For islamic Financial Product,(KualaLumpur: CERT Publications,2008),h.2.

29 Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam rupiah (Jakarta: Pranada Media,2010) h.20.

Page 33: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

25

Secara etimologi dalam Islam, kata akuntansi berasal dari bahasa

Arab, yaitu,” Muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasibah,

muhasabah atau wazan yang lain adalah hasab, hasban,hisabah, artinya

menimbang, memperhitungkan, mengkalkulasi, mendata atau menghisab.

Yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam

pembukuan tertentu.30

Menurut ulama fiqih, kata muhasabah mempunyai dua pengertian

pokok, yaitu31

Pertama, muhasabah dengan arti musa-alah (perhitungan) dan

munaqasah (perdebatan), kemudian dilanjutkan dengan pembahasan yang

sesuai dengan catatan perbuatanya dan tingkahlakunya serta sesuai pula

dengan syarat-syarat yang telah disepakati.

Kedua, muhasabah dengan arti pembukuan/pencatatan keuangan

seperti yang diterapkan pada masa awal kemunculan Islam. Juga diartikan

dengan perhitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian.

Dari dua pengertian diatas, maka pengertian muhasabah dalam

Islam meliputi dua sisi, yaitu:

a. Pembukuan keuangan (menghitung dan mendata semua transaksi

keuangan)

b. Perhitungan, perdebatan, dan pengimbalan.

Kedua makna ini saling terkait dan sulit memisahkannya, yaitu

sulit membuat perhitungan (musa-alah) tanpa adanya data-data, dan

30 Hasbi Ramli.,Teori Dasar Akuntansi Islam.(Jakrta:Rainasan,2005),h.12.31 Hasbi Ramli.,Teori Dasar Akuntansi Islam.(Jakrta:Rainasan,2005),h.43-44.

Page 34: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

26

juga tidak ada gunanya data-data tanpa dilanjutkan dengan perhitungan

dan perdebatan.32

Maka dari itu akuntansi syariah juga dapat disimpulkan sebagai

suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melaui

proses perhitungan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai bahan

informasi dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-

akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum (kezhaliman), riba, maysir

(judi), gharar (penipuan), barang yang membahayakan dan barang yang

diharamkan.33

2. Pengenalan Akuntansi Perbankan Syariah

Pada tahun 1993 Dewan Bahasa dan Kepustakaan Kementrian

Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur mengeluarkan buku yang diberi

nama “ Sistem Perakaunan dalam Islam” yang membahas tentang harta,

kaedah, perakaunan Islam, unsur-unsur perbelanjaan Islam, perakaunan

Bank Islam, perakuanan Harta pusaka dam waris dalam Islam dan

sebagainya.34

Pada tanggal 1 Safar , 1410 H bertepatan dengan tanggal 27 Maret

1991 di Bahrain, berdiri Accaunting and Auditing Organization For

Islamic Financial Institutions, suatu badan usaha nirlaba yang otonom.

Pada tahun 1998 mengeluarkan buku tentang Akuntansi Syariah yang

berjudul “Accounting and Auditing Standart for Islamic Financial

32 Hasbi Ramli.,Teori Dasar Akuntansi Islam.(Jakrta:Rainasan,2005),.h.44.33 Hasbi Ramli.,Teori Dasar Akuntansi Islam.(Jakrta:Rainasan,2005),h.13.34 Sofyan S. Harahap, Wiroso , Akuntansi Perbankan Syariah( jakarta: LPFE-Usakti,

2004),h, 15

Page 35: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

27

Instuttions “(AAOIFI) yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam

pembahsan akuntansi syariah yang hanya membahas tentang accounting

dan auditing. Pada tahun 1999 buku tersebut dirubah nama menjadi

“Accounting Auditing and Governance Standard For Islamic Financial

Institutions “ yang membahas accounting, auditing dan governance serta

terdapat perubahan cakupan organisasi tersebut.35

Akuntansi dalam Islam antara lain berhubungan dengan

pengakuan, pengukuran, pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-hak

dan kewajiban-kewajiban secara adil.

Akuntansi keuangan dalam Islam memfokuskan pada pelaporan

yang jujur mengenai posisi keuangan entitas dan hasil-hasil oprasinya,

dengan cara yang akan mengungkapkan apa yang halal dan apa yang

haram. Ini sesuai dengan perintah Allah untuk tolong menolong dalam

kebaikan didalam mengerjakan kebaikan. Berarti akuntansi keuangan

Islam mempunyai sasaran –sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh

akuntansi Islam. Tidak boleh memasuki bidang tanpa kesadaran dan

pemahaman yang jelas mengenai sasaran akuntansi keuangan. Ini sesuai

dengan firman Allah : “dan hendakalah seorang menulis diantara kamu

menuliskanya dengan benar “ (surat Al-Baqarah ayat 282).

Akuntansi syariah di Indonesia baru diperkenalkan pada tahun

1999. Bank Indonesia sebagai pemerkasa, membentuk tim penyusunan

35 Sofyan S. Harahap, Wiroso, Akuntansi Perbankan Syariah( jakarta: LPFE-Usakti,2004), h, 17

Page 36: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

28

PSAK bank syariah yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bank

Indonesia No 1/16/KEP/DGB/1999, yang meliputi unsur-unsur komponen

dari Bank Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Bank Muamalat

Indonesia, dan Departemen Keuangan. Hal ini seiring dengan pesatnya

perkembangan perbankan syariah yang merupakan implementasi dari

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.36

Ikatan Akuntan Indonesia bertanggung jawab terhadap

pengukuran, pengakuan dan penyajian atau hal-hal lain yang berkaitan

dengan akuntansi. Dewan Syariah Nasional bertanggung jawab terhadap

sisi kesyariahan yang ada pada pembahsan akuntansi tersebut, karena unit

ini yang yang berkompeten tentang syariah.

Dalam memahami akuntansi perbankan syariah , ada dua hal yang

perlu diperhatikan yaitu pertama tentang kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan perbankan syariah yang memuat tentang

karakteristik bank syariah , pemakai kebutuhan informasi, tujuan akuntansi

keuangan, tujuan laporan keuangan , asumsi dasar , kedua tentang PSAK

59 yang memuat tentang pengakuan, pengukuran, pengungkapan,

peyanjian tentang produk , mudharabah, musyarakah murabahah , istisna

dan istisna pararel, salam dan salam paralel, ijarah dan ijarah muntahiya

bittamlik, wadiah, qardh, sharf dan kegiatan berbasis imbalan.

36 Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, (jakarta:SalembaEmpat,2009), h.105.3-105.7.

Page 37: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

29

3. Tujuan Akuntansi Bank Syariah

Sesuai dengan tujuan syariah yang berusaha untuk menciptakan

maslahah terhadap seluruh aktivitas manusia tidak terkecuali dalam

aktivitas ekonomi yang didalamnya juga melingkupi aktivitas akuntansi,

maka akuntansi yang direfleksikan dalam laporan keuangan memiliki

tujuan yang tidak bertentangan dengan tujuan syari’ah.37

a. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan

kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau

kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang

berlandasakan pada konsep kejujuran, keadilan, kebijakan dan

kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis Islami

b. Menyediakan informasi keuangan bermanfaat bagi para pemakai

laporan dalam pengambilan keputusan

c. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua

transaksi dan kegiatan usaha.

4. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah38

a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan. Laporan keuangan

bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional.

Oleh karena itu informasi harus dipahami oleh pelaku bisnis dan

ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan dengan seksama.

37 Sofyan S. Harahap , Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1999), h.61.38 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah( Jakarta: LPFE-Usakti, 2004), h, 21

Page 38: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

30

b. Menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk

memberikan informasi yang dapat mendukung investor / pemilik dana,

kreditur dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat dan

ketidakpastian dalam penerimaan kas dimasa depan atau dividen, bagi

hasil, dan hasil dari penjualan , pelunasan, dan jatuh tempo dari surat

berharga atau pinjaman.

c. Informasi atas sumber daya ekonomi pelaporan keuangan bertujuan

memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi bank, kewajiban

bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau

pemilik serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang

dapat mempengaruhi perubahan sumber daya ekonomi tersebut.

d. Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. Laporan keuangan

memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip

syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai

dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh

serta penggunaanya.

e. Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu

mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah

dalam mengamankan dana, menginvestasikanya pada tingkat

keutungan yang layak , dan informasi mengenai tingkat keuntungan

investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat.

Page 39: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

31

f. Pemenuhan fungsi sosial. Laporan keuangan memberikan informasi

mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan

penyaluran zakat.

5. Proses (Siklus) Akuntansi Perbankan Syariah

Proses /siklus akuntansi perbankan syariah, (Harahap, 1999, h.30) yaitu:

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi Perbankan Syariah

Reversing Entries

dibukukan

Sumber: Harahap, 1999

6. Perbedaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi konvensional

Menurut Hidayat, perbedaan antara akuntansi konvensional

dengan akuntansi syariah adanya bentuk tujuan dan konsep akuntansi

yang disusun berdasarkan pada pencapain tujuan syariah, tujuan ekonomi

Laporan

keunganBuktiNeraca

LajurTransaksiJurnal

penutupJurnal

penyesuaianNeraca

ercobaan/saldo

BukuBesar/ledger

Jurnal

Page 40: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

32

Islam serta tujuan lingkungan sosial masyarakat Islam39. Hal itu akan

menuntut perbedaan kebutuhan dari Islamic user dengan non Islamic

user40. Lebih lanjut Harahap menggambarkan salah satu perbedaan

akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional adalah pada karakter dan

praktik bisnis. Dalam hal ini kecenderungan bisnis Islam adalah

mudharabah, musyarakah ataupun kontrak syariah lainnya, sehingga

konsep akuntansi syariah cenderung menggunakan current value dan

bentuk laporan keuangannya menyajikan laporan yang sesuai dengan sifat-

sifat dari transaksi bisnis dalam konsep syariah tersebut.41

Secara prinsip, beberapa perbedaan yang mendasar pada akuntansi

konvensional memberikan kelonggaran penilaian laporan keuangan

dengan menilai hanya terbatas pada kewajaran (kebenaran relatif) yang

merujuk pada standar yang berlaku, sedangkan akuntansi syariah

tuntutannya adalah kebenaran hakiki (al-haq) atau kebenaran moral yang

harus di pertanggung jawabkan dihadapan Allah. Walaupun di satu sisi

akuntansi syariah juga harus merujuk pada standar, tetapi standar tidak

dimaksudkan sebagai pembenaran, karena laporan yang dibuat sesuai

39 Nur Hidayat, (2002). Urgensi Laporan Keuangan (Akuntansi Syari’ah) dalam PraktekEkonomi Islam,Simposium Nasional I Sistem Ekonomi Islami, 13-14 Maret 2002,(Yogyakarta: P3EI FE UII,2002), h,88.

40 Sofyan S. Harahap Menuju Suatu Teori Akuntansi Islam, (Jakarta: Pustaka Quantum,2001), h, 216.

41 Sofyan S. Harahap Menuju Suatu Teori Akuntansi Islam, (Jakarta: Pustaka Quantum,2001), h, 216.

Page 41: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

33

dengan standar tidak selalu benar menurut syariah, bila secara substansial

laporan menyimpang dari prinsip-prinsip syariah42

Akuntansi konvensional lebih pada pemenuhan ketentuan standar-

standar yang dibuat oleh manusia, sedangkan akuntansi syariah, mencoba

menemukan apa yang seharusnya dibuat sesuai dengan anjuran Tuhan

(wahyu), dalam tataran ini akuntansi syariah tidak hanya diikat agar

berada pada koridor standar akuntansi tetapi diikat pula dengan

pertanggung jawaban dihadapan Tuhan (normatif religius).43

Dari segi tujuan, antara akuntansi konvensional dengan akuntansi

syariah memiliki kemiripan yang hampir sepadan, karena seperti dalam hal

laporan keuangan sebagai pemasok informasi. Akuntansi konvensional

memberikan laporan kinerja historis yang memberikan informasi bagi

pihak-pihak yang membutuhkan sebagai alat dalam pengambilan

keputusan bisnis, sedangkan akuntansi syariah bertujuan sebagai sarana

untuk mencapai target akhir berupa pemenuhan kewajiban zakat secara

benar. Hal ini menjadikan akuntansi syariah memiliki titik tekan tujuan

pada pertanggungjawaban (akuntabilitas) dihadapan Tuhan Dengan kata

lain laporan keuangan akuntansi konvensional bertujuan pada pemberian

informasi, sedangkan laporan keuangan akuntansi syariah menekankan

pada pertanggung jawaban (akuntabilitas)

42 Nur Hidayat, Urgensi Laporan Keuangan (Akuntansi Syari’ah) dalam PraktekEkonomi Islam,Simposium Nasional I Sistem Ekonomi Islami, 13-14 Maret 2002, (Yogyakarta:P3EI FE UII,2002), h,88-89.

43 Nur Hidayat. Urgensi Laporan Keuangan (Akuntansi Syari’ah) dalam PraktekEkonomi Islam,Simposium Nasional I Sistem Ekonomi Islami, h,88-89.

Page 42: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

34

Gambar 2.3 Perbedaan Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi Syari’ahPerbedaan Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi Syariah

(Laporan Keuangan)

LAPORANKEUANGAN

AKUNTANSIKONVENSIONAL

AKUNTANSISYARI'AH

PRINSIP-PRINSIPDASAR

Kebenaran Relatif(Wajar)

PemenuhanStandar yangDibuat/Dirumuskan olehManusia

Kebenaran Hakiki( al-Haq )

Mencoba Mene-mukan yangSeharusnya/Dibu-at Didasarkanpada KetentuanTuhan (Wahyu)

TUJUAN

Menekankan padaInformasi sebagai Alatdalam PengambilanKeputusan Bisnis

Laporan KeuanganBukan Tujuan, TetapiSarana untukMencapai Tujuan,yakni: Pertanggung-jawaban DihadapanTuhan

JENISLAPORAN

Laporan KeuanganTambahan DisajikanSesuai denganKebutuhan,misalnya:Pengungkapan Tingkat Inflasi,Catatan AtasLaporan Keuangan,dan Koreksi Fiskal

Laporan KeuanganTambahan Meliputi:Laporan Dana ZIS,PengungkapanAspek-aspekSyari'ah, danPerhitungan Zakat

Sumber: Husein Syahatah(2001)

Menurut Syahatah44. Segi-segi perbedaan antara akuntansi

konvensional dengan akuntansi syariah dalam menyajikan laporan

keuangan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

44 Husein Syahatah. Usul Al-Fikr Al-Muhasab Al-Islami (terjemahan), Jakarta: AkbarMedia Sarana,2001),h, 94-95

Page 43: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

35

a. Akuntansi konvensional menganut sistem penilaian aktiva dan modal

dengan prinsip historical cost yaitu prinsip yang menyatakan bahwa

setiap transaksi dicacat berdasarkan harga/ biaya perolehan ,

sedangkan akuntansi syariah lebih menghendaki konsep penilaian

berdasarkan nilai tukar yang berlaku (current value), hal ini didasari

oleh keinginan melindungi modal pokok yang hakiki dari kemampuan

produksi di masa akan datang dalam ruang lingkup perusahaan dan

kontinuitas.

b. Akuntansi konvensional membagi modal (aktiva) dalam dua golongan

yakni, aktiva lancar (modal yang beredar) dan aktiva tetap (modal

tetap). Akuntansi syariah membedakan modal yang terdiri dari harta

berupa uang tunai (cash), dan harta berupa barang, harta dalam bentuk

barang ini kemudian dibagi lagi menjadi barang milik dan barang

dagangan.

c. Konsep akuntansi syariah menilai mata uang seperti emas, perak, dan

barang-barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah merupakan

tujuan, melainkan hanya sebagai alat tukar, perantara untuk

pengukuran dan penentuan nilai.

d. Konsep akuntansi konvensioanal mempraktikkan teori pencadangan

dan ketelitian dari menanggung semua kerugian (conservatisme), dan

mengabaikan laba-laba yang belum direalisasi. Perbedaannya

akuntansi syariah sangat memperhatikan hal-hal cara menentukan

harga dengan berdasarkan pada nilai tukar yang berlaku serta

Page 44: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

36

membentuk cadangan untuk kemungkinan-kemungkinan bahaya dan

risiko.

e. Akuntansi konvensional menerapkan laba secara menyeluruh, yang

terdiri dari laba usaha, laba dari modal pokok, dan lain sebagainya.

Konsep akuntansi syariah membedakan antara laba dari aktivitas

pokok dan laba yang berasal dari modal. Juga wajib memberikan

penjelasan pendapatan-pendapatan yang diperoleh yang tidak sesuai

dengan syariah laba dari aktivitas ini tidak boleh dibagikan kepada

mudharib dan musyarik (stakeholder) atau dicampurkan pada modal

pokok.

f. Konsep akuntansi konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu

hanya ada ketika adanya jual-beli (aktivitas usaha berjalan), sedangkan

konsep akuntansi syariah mengakui laba apabila nilai barang

mengalami perkembangan atau pertambahan, baik hal itu terjadi

karena adanya proses jual-beli maupun tidak. Akan tetapi, jual-beli

adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba dan laba itu tidak boleh

dibagi kecuali setelah nyata laba itu diperoleh.

Adanya perbedaan-perbedaan dalam kaidah dan prinsip-prinsip

antara akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional sangat menyentuh

pada aspek-aspek pokok dan inti dari persoalan akuntansi, artinya

meskipun perbedaan tersebut dilihat dari luarnya hampir tidak tampak

namun dari substansi perbedaan ini jauh lebih berarti, karena menyangkut

masalah-masalah pokok dan inti.

Page 45: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

37

7. Landasan Hukum

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamubermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antarakamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis engganmenuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah iamenulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apayang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yangberhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) ataudia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinyamengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksidari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yangkamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorangmengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yangdemikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan

Page 46: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

38

lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislahmu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yangkamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamulakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatukefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allahmengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS Al-Baqarah(2): 282)45

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang yang beriman

agar mereka melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah setiap melakukan

perjanjian perserikatan yang tidak tunai, yaitu melengkapinya dengan alat-

alat bukti sehingga dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan perselisihan

yang mungkin timbul dikemudian hari.46

Alat bukti berdasarkan firman Allah SWT QS Al-Baqarah (2):282

tersebut.” Faktubuhu (maka hendaklah ada yang menuliskanya)”

memberikan isyarat bahwa keberadaan akuntansi dalam sebuah lembaga

keuangan atau transaksi menjadi wajib adanya. Karena melalui

akuntansilah seseorang dapat mengetahui secara baik dan benar laporan

keuangan terhadap transaksi, neraca, atau laba rugi yang pernah

dilakukan.47

Maksud ayat ini adalah membahas masalah muamalah termasuk di

dalamnya kegiatan jual beli, utang – piutang dan sewa menyewa. Dari situ

dapat disimpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan

sistem pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran,

45 Al-Quran Digital46 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1999),h.120.47 Wiyono Salmet dan Mualamin Taufan, Memahami Akuntansi Syariah Di

Indonesia (Jakarta;Mitra Wacana Media,2012),h 16.

Page 47: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

39

kepastian, keterbukaan dan keadilan antara kedua belah pihak yang

memiliki hubungan muamalah, dalam bahasa akuntansi lebih dikenal

dengan ( accountability).

Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah saling tolong menolong

dalam mengerjakan kabaikan dan janganlah tolong menolong dalam

keburukan dan pelanggaran (kutipan dari surah Al-Maidah ayat 2). Ini

berarti dalam akuntansi keuangan Islam mempunyai sasaran-sasaran yang

harus disadari atau dipatuhi oleh akuntan keuangan Islam , dan tidak

boleh memasuki bidang ini tanpa kesadaran dan pemahaman yang jelas

mengenai sasaran keungan. Karena Allah berfirman dalam surah Al-

Baqarah ayat 282 bahwa” hendaklah seorang penulis diantara kamu

menulisnya dengan benar.48

Begitupun dengan Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azahar juz 3

tentang surat Al-Baqarah ayat 282, mengemukakan beberapa hal yang

relevan dalam akuntansi sebagi berikut.49

“Perhatikan tujuh ayat! Yaitu kepada sekalian orang yang beriman

kepada Allah supaya utang piutang ditulis, itulah dia yang berbuat sesuatu

pekerjaan karena Allah, karena perintah Allah dilaksankan, sebab itu

tidaklah layak karena berbaik hati karena kedua belah pihak lalu berkata

tidak perlu dituliskan karena kita sudah percaya mempercayai. Padahal

umur kedua belah pihak sama sama di tangan Allah. Si anu mati dengan

48 Sofyan S. Harahap dan Wiroso Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbangkan SyariahPSAK Syariah Baru (Jakarta;LPEE Usakti),h.59.

49 Sofyan S Harahap, Akuntansi Islam Cet 1(Jakarta: Bumi Aksara,1997),h.120

Page 48: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

40

berhutang tempat berhutang menagih kepada ahli warisnya yang tinggal. si

ahli waris bisa mengingkari utang itu karena tidak ada surat perjanjian”

Allah mengungkapkan secara jelas betapa wajibnya memelihara

catatan . Bahkan yang lebih parah lagi sudah sampai pada situasi seolah-

olah menulis transaksi seperti ini menunjukan kekurangan kepercayaan

satu sama lain, padahal ini merupakan perintah Allah SWT kepada hamba

yang tentu yang harus dipatuhi.50

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 105

Akhir November 2007, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan

Ekxposure Draf Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (EDPSAK

Syariah) yang merupakan penyempurnaan dari PSAK 59 yang hanya

mengatur Akuntansi Perbankan Syariah saja.51 Dalam kerangka penyusunan

dan penyajian EDPSAK terdapat pembahasan dan pengevaluasian dari setiap

pernyataan, satu diantaranya adalah pembahasan tentang PSAK 105 (akad

mudharabah). EDPSAK syariah tersebut telah di sahkan pada tahun 2008.52

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Kuangan (PSAK 105) tentang

akuntansi mudharabah, menjelaskan acuan akuntansi tentang pengukuran,

pengakuan, penyajian, dan pengungkapan mudharabah.53

1. Prinsip Bagi Hasil Usaha

Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan

prinsip bagi hasil atau bagi laba (profit sharing). Jika berdasarkan prinsip

50 Sofyan S Harahap , Akuntansi Islam Cet 1(jakarta: bumi Aksara,1997),h.120.51 Muhammad , Rifqi, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarat: F3EI Press,2008)h.12.52 Muhammad ,Rifqi, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarat: F3EI Press,2008)h.13.53 Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, (Jakarta:Salemba

Empat,2009), h.105.2-105.6.

Page 49: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

41

bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross

profit) bukan total pendapatan usaha (omzet). Sedangkan jika berdasarkan

prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba

bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana

mudharabah. (PSAK 105 paragraf 11)

Contoh

Uraian Jumlah Metode Bagi HasilPenjualan 100Harga pokokpenjualan 65Laba bruto 35 laba bruto(gross profit)Beban 25Laba (rugi) neto 10 bagi laba (profit Sharin)

2. Akuntansi Untuk Pemilik Dana

a. Dana mudharabah yang disalurkan untuk pemilik dana diakui sebagai

investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset

nokas kepada pengelola dana. ( PSAK105 paragraf 13)54

1) Pengakuan investasi mudharabah adalah sebagai berikut:

a) Investasi mudharabah dalam bentuk kas sebesar jumlah yang

dibayarkan

b) Investasi mudharabah dalam bentuk aset non kas diukur

sebesar nilai wajar aset non kas pada saat penyerahan:

(1) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya

diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan

54 Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, (Jakarta:SalembaEmpat,2009), h.105.2-105.6.

Page 50: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

42

tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad

mudharabah.

(2) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya,

maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

b. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai

disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan kelalaian atau

kesalahan pihak pengelola dana , maka penurunan nilai tersebut diakui

sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah.(PSAK

105 paragraf 14)

c. Jika sebagian investsi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha

tanpa adanya kelalaian kesalahan pengelola dana, maka kerugian

tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil (PSAK 105 Paragraf 15)

d. Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal

usaha mudharabah diterima oleh pengelola dana. (PSAK 105 paragraf

16)

e. Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam aset non-kas dan

aset non-kas tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah

barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah,

maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi,

namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. (PSAK 105

paragraf 17)

f. Kelalaian atau kesalahan pengelola dana, antara lain ditunjukan

sebagai oleh:

Page 51: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

43

1) Persyaratan yang ditentukan didalam akad tidak dipatuhi

2) Tidak terdapat kondisi diluar kemampuan (force majeur) yang

lajimdan/atau yang telah ditentukan dalam akad:atau

3) Hasil keputusan dari institusi yang berwenang.(PSAK 105 paragraf

18)

g. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo

dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah

diakui sebagai piutang.(PSAK 105 paragraf 19

h. Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan,

penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil

sesusai nisbah yang disepakati(PSAK 105 Paragraf 20)

i. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah

berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian

investasi. Pada saat akad mudharabah berkahir, selisih antara: (PSAK

105 patagraf 21)

1) investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian

investasi dan

2) pengembalian investasi atau kerugian

j. Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat

diketahui berdasarkan laporan laba rugi atau realisasi penghasilan

usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan

dari proyeksi hasil usaha.(PSAK 105 paragraf 22)

Page 52: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

44

k. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan

pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah.

(PSAK 105 paragraf 23)

l. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui

sebagai piutang. (PSAK 105 paragraf 24)

3. Akuntansi Untuk Pengelola Dana

a. Dana yang diterima oleh pemilik dana dalam akad mudharabah diakui

sebagai dana syrikah temporer sebesar jumlah kas atau nisbah nilai

wajar aset non-kas yang diterima. Pada saat akhir periode akuntansi

dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya. (PSAK 105

paragraf 25)55

1) Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang

diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset sesuai dengn

ketentuan pada paragraf 12-13. (PSAK105 paragraf 26)

b. Pengelola dana mengakui pendapatan atas pengaluran dana syirkah

temporer secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik

dana.(PSAK105 paragraf 27

c. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua

prinsip yaitu laba atau bagi hasil seperti yang dijelaskan pada paragraf

11(PSAK105 paragraf 28)

55 Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, (Jakarta:SalembaEmpat,2009), h.105.2-105.6.

Page 53: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

45

d. Hak pihak ke tiga atas bagi hasil dan syirkah temporer yang sudah

diperhitungkan tetapi belum dibagiakan kepada pemilik dana diakui

sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik

dana.(PSAK 105 paragraf 29)

e. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola

dana diakui sebagai beban pengelola dana.(PSAK paragraf 30)

Ilustrasi Jurnal56

1. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang

dibayarkan.

Jurnal pada saat penyerahan kas: (PSAK 105 paragraf 13)

Transaksi Debit KreditInvestasi Mudharabah xxxKas xxx

2. Investasi mudharabah dalam bentuk asset non kas diukur sebesar nilai

wajar aset non kas pada saat penyerahan kemungkinanya ada 2:

Jika nilai wajar lebih tingggi dari pada nilai tercatatnya, maka selisih

diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka

waktu akad mudharabah.

Jurnal pada saat penyerahan asset non kas:

Transaksi Debit KreditInvestasi mudharabah xxxKeuntungan tangguhan xxxAsset nonkas xxx

Jurnal amortisasi keuntungan tangguhan:

56 Slamet Wiyono, Memahami Akuntansi syariah di Indonesia, (Jakarta: Mitra WacanaMedia,2013), h.186.

Page 54: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

46

Transaksi Debit KreditKeuntungan tangguhan xxxKeuntungan xxx

Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisih

diakui sebagai kerugian dan diakui pada saat penyerahan asset nonkas.

Jurnal:

Transaksi Debit KreditInvestasi mudharabah xxxKerugian penurunan nilai xxxAsset nonkas xxx

3. Penurunan nilai jika investasi mudharabah dalam bentuk asset non

kas.(PSAK 105 paragraf 14)

a. Penurunan nilai sebelum usaha dimulai

Jika nilai investasi turun sebelum usaha dimulai disebabkan

rusak, hilang atau faktor lain dan bukan karena kelalaian atau

kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut

diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi

mudharabah.

Jurnal:

Transaksi Debit KreditKerugian investasi mudharabah xxxInvestasi mudharabah xxx

b. Penurunan nilai usaha setelah usaha dimulai (PSAK 105 Paragraf

15)

Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah

dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola

Page 55: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

47

dana, maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah

investasi mudharabah namun diperhitungkan pada saat bagi hasil.

Jurnal:

Transaksi Debit KreditKerugian investasi mudharabah xxxPenyisian investasi mudharabah xxxKas xxxPenyisiahan investasi xxxPendapatan bagi hasil mudharabah xxx

4. Kerugian

Kerugian yang terjadi dalam satu periode dalam akad

mudharabah berakhir.

Pencatatan kerugian yang terjadi dalam satu periode sebelum

akad mudharabah berkahir diakui sebagai kerugian dan bentuk

kerugian investasi.

Jurnal:

Transaksi Debit KreditKerugian investasi mudharabah xxxPenyisihan kerugian investasi xxx

5. Hasil Usaha

Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana

diakui sebagai piutang.

Jurnal:

Transaksi Debit KreditPiutang pendapatan bagi hasil xxxPendapatan bagi hasil mudharabah xxx

Pada saat pengelola dana membayar bagi hasil.

Page 56: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

48

Jurnal:

Transaksi Debit KreditKas xxx

6. Akad Mudharabah Berakhir

Selisih saat akad mudharabah berkahir, selisih antara investasi

mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi, dan

pengambilan investasi mudharabah, diakui sebagai keuntungan atau

kerugian.( PSAK105 paragraf 19)

Jurnal :

Transaksi Debit KreditKas/piutang/asset nonkas xxxPenyisihan kerugian investasi xxxInvestasi mudharabah xxxKeuntungan investasi mudharabah xxx

7. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad diakui sebagai dana

syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar asset nonkas yang

diterima. (PSAK 105 paragraf 25)

Pengukuran dana syirkah temporer, dana syirkah temporer

diukur sebesar jumlah kas atau nilai wajar asset nonkas yang diterima.

Jurnal:

Transaksi Debit KreditKas/asset nonkas x xxDana syirkah temporer xxx

8. Penyaluran kembali dana syirkah temporer

Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang

diterima maka pengelola dana mengakui sebagai asset (investasi

Page 57: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

49

mudharabah). Sama seperti akuntansi untuk pemilik dana. Dan ia akan

mengakui pendapatan secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian

hah pemilkik dana. (PSAK 105 paragraf 26,27)

Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari

penyaluran kembali dana syirkah temporer:

Transaksi Debit KreditKas/piutang xxxPendapatan yang belum dibagikan xxx

Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang

sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana

diakui sebagai bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana.(PSAK

105 paragraf 29)

Jurnal:

Transaksi Debit KreditBeban bagi hasil mudharabah xxxKas xxx

9. Kerugian diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelolah dana

diakui sebagai beban pengelola dana.(PSAK 105 paragraf 30)

Jurnal:

Transaksi Debit KreditBeban xxxUtang lain-lain/kas xxx

Page 58: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

50

BAB III

BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Bank Muamalat Indonesia

1. Sejarah Berdiri

Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah di Indonesia diawali

dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991. Bank

Muamalat Indonesia berdiri atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia dan

Pemerintah Indonesia. Bank Muamalat Indonesia memulai kegiatan

operasinya pada bulan Mei 1992 dengan dukungan nyata dari Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.

Pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan dari masyarakat,

terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp. 84 miliar

pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya pada

acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, di peroleh

tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam

modal senilai Rp. 160 Miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat l menyandang predikat sebagai Bank Devisa.57 Pengakuan

ini memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah pertama

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

57 Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesiauntuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing .

Di kutip dari buku Edward K. Gilli 1995. Bank Umum. Bumi Aksara,( Jakarta:BumiAksara, 1995),h. 23.

50

Page 59: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

51

dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an Indonesia di landa krisis moneter

yang memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia

Tenggara. Sektor Perbankan Nasional terkena dampak oleh kredit macet

di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terkena imbas dampak krisis. Di

tahun 1998, rasio pembiayaan macet ( NPF)58 mencapai lebih dari 60%.

Perseroan mencatat rugi sebesar Rp. 39,3 Miliar, kurang dari sepertiga

modal setor awal.59

Dalam upaya memperkuat permodalan. Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic

Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah Arab Saudi. Pada

RUPS tanggal 21 Juni 1999, IDB secara resmi menjadi salah satu

pemegang saham Bank Muamalat.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat Indonesia berhasil

bangkit dari keterpurukan. Diawali dari perekrutan kepengurusan baru di

mana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Bank Muamalat,

Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan

penekanan pada

a. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan tambahan dari para

pemegang saham,

58 Non Performing loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)adalah kreditbermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. TerminNPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah..

Luh Gede Meydinawathi, Jurnal Analisis Perilaku Penawaran Kredit PerbankanKepada Sektor UMKM di Indonesia 2002-2006, Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol 12 No 2 tahun2007

59 www. Bank Muamalat.co.id diakses pada jam 13.00, tanggal 10 Maret 2015

Page 60: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

52

b. Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang ada,

dan dalam pemangkasan biaya tidak memotong hak kru Muamalat

sedikit pun.

c. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kru Muamalat menjadi

prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru,

d. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakan disiplin kerja

Muamalat menjadi agenda utama ditahun kedua

e. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada

tahun ketiga dan seterusnya ke era pertumbuhan baru memasuki tahun

2004 dan seterusnya.

Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5

juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di indonesia.

Jaringan BMI di dukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 kantor

pos Online/SSOP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000

merchant debet. BMI saat ini telah membuka cabang di luar negeri, yaitu

Kuala Lumpur Malaysia. Untuk meningkatkan aksebilitas nasabah di

Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronik

Payment System(MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses lebih dari

2000 ATM di Malaysia.

Page 61: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

53

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi bank syariah utama, murni, syariah di Indonesia,

dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

b. Misi

Menjadi model bagi Lembaga Keuangan Syariah dunia

khususnya bank syariah dengan penekanan pada semangat

kewirausahaan, serta keunggulan manajemen dan bertujuan pada

investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder

3. Struktur Organisasi Bank Muamalat

a. Pengawas

1. Sharia Supervisoryn Board

2. Board Of Commissioner

a. Risk Monitoring

b. Audit Commitee

c. Nomination & Remunireation Commitee

b. President Director

1. Compliance & Risk Management Director

a. Compliance Division

b. Risk Management Division

c. Corporate Secretary Division

d. Corporate Legal Division

2. Corporate Banking Director

Page 62: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

54

a. Corporate Financing Division

b. FI Transactional Bank Division

c. NBFI & Haji Division

3. Retail Banking Director

a. SME & Micro Financing Division

b. Consumer Financing Division

c. Retail Funding Division

d. Sales Mgmt & Support Division

e. E-Business Management Division

4. Finance & Operations Director

a. Finance & Strategi Division

b. National Operation Division

c. Network & General Service Division

Untuk struktur organiasi Bank Muamalat lebih lengkapnya bisa

dilihat dilampiran III60

4. Produk dan Layanan.61

a. Pendanaan

1) Giro Wadiah

a) Giro Perorangan

b) Giro Institusi

2) Tabungan

60 Data Muamalat Institute61 Warkum Sumint0, Asas-Asas Perbankan Islam. ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2004), hal.83

Page 63: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

55

a) Tabungan Muamalat

b) Tabungan Pos

c) Tabungan Haji Arafah

d) Tabungan Haji Arafah Plus

e) Tabungan Muamalat Umroh

f) Tabungan Ku

g) Tabungan Umat

h) Bancaassurance

(1) fulPROTEK

(2) Syariah Mega Covers

(3) Ta’awun Card

(4) Fitrah Card

3) Deposito

a) Deposito Mudharabah

b) Deposito Fulinves

4) HI-1000

5) Tarif

b. Pembiayaan

1) Konsumen

a) Hunian Syariah

b) Auto Muamalat

c) Dana Talangan Porsi Haji

d) Muamalat Umroh

Page 64: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

56

e) Anggota Koperasi

2) Modal Kerja

a) Modal Kerja

b) LKM Syariah

c) Rekening Koran Syariah

3) Investasi

a) Pembiayaan Investasi

c. Layanan

1) International Banking

2) Remittance

a) Remittance BMI-MayBank

b) Remittance BMI-BMMB

c) Remittance BMI-NCB

d) Tabungan Nusantara

3) Trade Finance

a) Bank Garansi

b) Ekspor

B. Tahapan Pengembangan Pencatatan Akuntansi di Bank Muamalat

Indonesia

Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal

diterapkanya prinsip Islam menjadi pedoman dalam praktek perbankan.

Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses perjuangan sekelompok

masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya mengajak masyarakat

Page 65: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

57

Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran Islam. Kelompok ini

diprakarsai oleh tokoh-tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

(ICMI) , serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar

tahun 1990-199962.

Dengan berdirinya Bank Syariah tentu membutuhkan seperangkat

aturan yang tidak terpisahkan, berupa peraturan perbankan, kebutuhan

kepengawasan, auditting, kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk

syariah. Dengan demikian, peneliti meyakini bahwa kemunculan kebutuhan ,

pengembangan teori dan praktik akuntansi syariah, sejak berdirinya bank

syariah menjadi salah satu bentuk implementasi ekonomi Islam.

Pada saat awal pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 7

tahun 1992 tentang perbankan, eksistensi bank syariah pada saat itu secara

hukum positif diakui pada pasal 6 huruf m, “ Menyediakan Pembiayaan bagi

nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang

diterapkan dalam peraturan pemerintah” pada tahap ini lebih dikenal dengan

bank Islam atau bank syariah.

Dalam PP No. 70 Tahun 1992 pasal 5 ayat (3) menyebutkan dengan

frase “Bank Umum yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil” dalam

penjelasanya tersebut “ Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil”. Begitu pula

dalam PP No. 71 Tahun 1992 pasal 6 ayat (2) tentang Bank Perkreditan

Rakyat hanya menyebutkan frase” Bank Perkreditan Rakyat yang akan

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil”. Maka dari itu

62 Warkum Suminto, Asas-Asas Perbankan Islam. ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), hal.82.

Page 66: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

58

“Bank berdasarkan prinsip bagi hasil” merupakan istilah Bank Islam pada saat

itu dan prinsip bagi hasil pada saat itu adalah prinsip muamalat berdasarkan

syariat dalam melakukan kegiatan usaha bank.63

Pada saat berlakunya UU No 7 Tahun 1992, selain ketiga PP tersebut

diatas tidak ada lagi peraturan perundangan yang berkenaan dengan Bank

Islam. Oleh Karena itu dapat dikatakan bahwa eksistensi Bank Islam telah

diakui secara hukum positif di Indonesia. Namun belum mendaptkan

dukungan yang wajar berkenaan dengan praktek transaksionalnya. Hal ini

dapat dilihat dari tidak seimbangnya jumlah dana yang mampu dikumpulkan

dibandingkan penyaluranya ke masyarakat.

Bagi Bank Muamalat Indonesia, tidak ada kesulitan untuk

mengumpulkan dana berupa tabungan dan investasi dari masyarakat, namun

untuk penyaluran masih sangat terbatas, mengingat belum adanya instrumen

investasi yang berdasarkan prinsip sayriah yang diatur secara pasti, baik

instrumen investasi di BI, pemerintah atau antara bank. Karena masih

berorintasi dan melibatkan banyak pihak yang tak berbasis syariah. Maka

Bank Muamalat Indonesia membuat suatu pencatatan pelaporan yang diberi

istilah sebagai “ pendapatan non halal” yakni, pendapatan yang didapati dari

transaksi yang bersifat perbankan atau lembaga keuangan konvensional.

Meskipun demikian, hal itu terjadi karena belum adanya undang-undang atau

standar akuntansi keuangan yang dikhususkan untuk akuntansi syariah.

63 Warkum Suminto, Asas-Asas Perbankan Islam. ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), hal.82

Page 67: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

59

Peraturan perundangan yang ada tidak menyinggung hal-hal yang berkenaan

dengan pencatatan akuntansi secara syariah hingga tahun 2002.

Dengan demikan, berdasarkan data dokumen dapat diinterprestasikan

bahwa, keberadaan sejarah pemikiran tentang akuntansi syariah adalah

setelah adanya standar akuntansi perbankan syariah, setelah terbentuknya

pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan bagaimana akuntansi syariah

dan terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada akuntansi

syariah, baik secara pengetahuan umum maupun teknis. IAI mulai

membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia. Begitupun dengan Bank

Muamalat Indonesia dari awal berdiri pada tahun 1991 dan mulai beroprasi

pada tahun 1992, pencatatan akuntansi yang dilakukan hanya berkenaan

dengan akuntansi sewajarnya, yang diberlakukan pada bank-bank lain atau

bank-bank konvensinal pada umumnya, oleh karena itulah terdapat pencatatan

“pendapatan non halal” hanya disitu letak perbedaanya. Hal ini berlaku sampai

dengan tahun 2002 hingga akhirnya diterbitkan PSAK 59.

PSAK 59 sebagai produk DSAK –IAI merupakan awal dari pengakuan

Akuntansi Syariah di Indonesia . PSAK ini disahkan tanggal 1 Mei 2002, dan

berlaku mulai 1 Januari 2003, dan pada awal tahun 2003 Bank Muamalat

sudah melakukan pencatatan akuntansi dengan landasan PSAK 59. Namun hal

itu berlaku dalam jangka waktu lima tahun saja karena seiring berjalanya

perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia (bukan hanya

perbankan syariah), maka lahirlah PSAK 101-106 yang di sahkan pada

tanggal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008 hingga saat ini.

Page 68: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

60

BAB IV

ANALISIS PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN

MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

Berdasarkan penelitian penulis, penyaluaran pembiayaan di Bank

Muamalat Indonesia mengacu pada teori 5C yaitu: Character, capital,

conditions, capacity, colleteral64 berikut adalah penjelasanya:

1. Character

Character merupakan penilaian pihak bank terhadap kepribadian

dan data nasabah yang mengajukan pembiayaan. Adapun hal-hal yang

dinilai berupa data atau riwayat hidup orang tersebut terhadap utang

piutang melalui BI checking ( data pinjaman nasabah ke bank lain) melalui

sistem informasi debitor (SID).

2. Capital

Capital adalah modal/ aset yang dimiliki oleh nasabah atas

pembiayaan yang diajukan. Hal ini dapat dinilai pihak bank melalui slip

gaji, bukti kepemilikan rumah dan sebagainya.

64 Wawancara bersama Bapak Kusyaeri selaku Relationship Manager Bank MuamalatIndonesia Cabang Pondok Indah, tanggal 10 April 2015 pada jam 13.00

59

Page 69: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

61

3. Condition

Condition adalah kondisi nasabah pada saat mengajukan

pembiayaan kepada bank, apakah nasabah tersebut sedang terlilit hutang

kepada pihak lain atau tidak, sedang dalam kondisi bankrut dalam usaha,

sedang mengembangkan usaha dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat pada SID.

4. Capacity

Capacity merupakan kemampuan nasabah dalam membayar hutang

atau cicilan yang disesuaikan dengan pengajuan pembiayaannya terhadap

bank. Hal ini mengacu pada capital dan condition.

5. colleteral

Colleteral dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai jaminan yang

akan diberikan jika pembiayaan yang diajukan disetujui dan dicairka.

Jaminan yang diberikan kepada pihak bank berupa surat berharga, seperti

sertifikat rumah, BPKB kendaraan dan lain-lain. Adapun jika barang

jaminan itu ditahan, hal itu dapat terjadi berdasarkan kesepakatan.

Adapun mengenai prosedur pengajuan pembiayaaan nasabah ke

bank, pertama-tama adalah nasabah mengumpulkan data yang diminta

oleh bank secara keseluruhan. Setelah itu pihak bank akan mempelajari

data bank tersebut untuk mengenal calon nasabah, dengan sumber

pendukung BI Checking. Setelah pengecekan selesai dan mendapat

persetujuan penerimaan oleh bagian pembiayaan, maka bagian

pembiayaan pihak bank akan mengajukanya kepada pihak Komite. Komite

biasanya terdiri dari tiga orang, yaitu dua orang anggota dan satu orang

Page 70: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

62

pemberi keputusan. Jika komite sudah menyetujuinya maka

dilaksakananlah akad. Dalam akad ini yang bertanggung jawab atas

terealisasinya akad adalah bagian legal(bagian hukum), dengan pengikatan

notaris. Akad adalah berupa penandatangan berkas-berkas kesepakatan

hak dan kewajibn nasabah dan pihak bank selama pembiayaan

berlangsung. Dilanjutkan dengan dropping atau pencairan dana pinjaman

dengan memberikan tanda persetujuan Komite kepada Bagian Pembiayaan

dan Umum (Bank Office) dengan mengambil uang dibagaian Teller. Pada

saat berkas persetujuan dari Komite diterima, Bagaian Umum dan

Pembiayaan menghitung cicilan pokok bulanan, margin/keuntungan yang

harus disetorkan dan hal-hal administrasi yang harus diselesaikan

(dilunaskan) sebelum dana tersebut dicaikan di Teller. Bank Muamalt

Indonesia tidak akan memotong uang yang diajukan sebagai pinjaman

untuk administrasi, akan tetapi nasabah harus melunasi administrasi

seperti biaya notaris, asuransi, dan lain-lain terlebih dahulu. Dikarenakan

administrasi merupakan persyaratan yang harus dilakukan sebelum akad

tersebut ditandatangani, pihak Bank Muamalat Indonesia tidak akan

memotong plafon untuk administrasi.

Setelah semua selesai, tahap terakhir adalah file, yaitu menyatukan

berkas-berkas penting data nasabah untuk dimasukan ke file master yaitu

data jaminan(save copying) dan data pengajuan pembiayaan.65

65 Wawancara pribadi dengan Ahmad Kusaeyri, Jakarta: 10 April 2015

Page 71: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

63

Gambar 4.1 Tahapan proses pembiayaan

LANGKAH KEGIATAN

►Inisiasi► Solisitasi

►Kunjungan setempat.► Informasi Bank (Bank checking).► Informasi dari

pembeli/pemasok/bowheer/pesaing

Memorandum Usulan Pembiayaan(MUP) : Analisa Pembiayaan ( Analisa

Kualitatif dan Kuantitatif)► Analisa Jaminan.► Analisa Risiko.►Evaluasi Kebutuhan Dana► Penetapan Struktur Fasilitas► Pengajuan MUP ke KPP.

Keputusan Pembiayaan oleh Komite► Rapat Komite► Sirkulasi.

Pelaksanaan Keputusan KPP :► Penyampaian SPP ke Nasabah► Dokumentasi dan Administrasi► Penandatanganan Akad

Pembiayaan dan Jaminan

Pemantauan Pembiayaan :► Pemantauan Usaha Nasabah► Pemantauan Jaminan.► Pembinaan Nasabah.

Pemantauan Pembayaran NasabahPelunasan Pembiayaan :► Bukti Pelunasan.► Pelepasan jaminan.

Sumber: Data Muamalat Institute

VERIFIKASI DATA

PENGAJUAN MUP

REALISASI

KEPUTUSAN

PEMANTAUAN

PENGUMPULAN

DATA

PELUNASAN

KEPUTUSAN

PEMBIAYAAN

Page 72: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

64

Sumber: Data Muamalat Institute

1. Tahapan Inisiasi :

Tahapan dalam melakukan inisiasi66, yaitu :

a. Penetapan Target Market

Dalam menetapkan target market bank perlu

memperhatikan sektor ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang

66 Data Bank Muamalat Indonesia

LANGKAH KEGIATAN

► Tahapan : ▪ Penetapan Target Market▪ Penetapan Sektor Bisnis

► Kriteria Nasabah :Ekstern & Intern

► Penghimpunan Informasi/ Taaruf

► Informasi Umum► Informasi Kebutuhan Nasabah► Informasi Kemampuan Membayar

Kembali► Informasi Barang Jaminan► Informasi hubungan Perbankan

► Verifikasi Data dan Informasi► Laporan Kunjungan Setempat► Berita Acara Plotting dan Taksasi

Jaminan

INISIASI

SOLISITASI

LAPORAN

KUNJUNGAN

Page 73: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

65

baik sehingga posisi Bank tergolong aman dan menguntungkan

dalam membiayai sektor tersebut.

Kriteria bisnis yang aman dan menguntungkan antara lain :

1) Bisnis yang sedang tumbuh (sunrise industry)

2) Bisnis yang tidak terkena resesi

3) Bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah

4) Bisnis yang mempunyai pasar yang jelas

Adapun sektor ekonomi yang dapat dibiayai antara lain :

1) Pertanian, Perburuan & Sarana Pertanian

2) Pertambangan

3) Industri Pengolahan

4) Listrik, Gas & Air

5) Konstruksi

6) Perdagangan, Restoran dan Hotel

7) Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi

8) Jasa-jasa dunia usaha

9) Jasa-jasa sosial / masyarakat

10) Lain-lain

b. Penghimpunan Informasi

Penghimpunan informasi dapat dilakukan dengan ta’aruf dan

wawancara.Ta’aruf adalah proses awal perkenalan antara A/M

dengan nasabah melalui proses wawancara. Dalam wawancara

tersebut A/M akan memperoleh data-data sementara tentang

Page 74: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

66

kondisi nasabah pemohon pembiayaandan A/M memeriksa ulang

kembali kelengkapan dan kebenaran data-data tadi.

Dalam proses wawancara tersebut akan terlihat juga sikap

atau komitmen serta konsistensi keabsahan data yang disampaikan

secara tertulis oleh nasabah. Data tertulis tersebut sebagai acuan

bagi A/M, sebab banyak terjadi perbedaan akurasi data atau

pemalsuan antara data tertulis dengan data hasil wawancara.

Selanjutnya masih dalam proses ta’aruf, diperlukan adanya

data standar nasabah bagi setiap A/M yang ingin melakukan

wawancara.

Dari data standar itu pula para A/M bisa mengambil

kesimpulan secara tepat apakah permohonan pembiayaan tersebut

dapat dilanjutkan atau ditolak.

Secara garis besar dalam wawancara tersebut harus

mencakup hal-hal antara lain:

1) Kelengkapan data pemohon.

2) Penjelasan data-data pendukung.

3) Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon.

2. Solisitasi

Solisitasi adalah kegiatan dalam rangka memperoleh nasabah

melalui proses mengunjungi dan mendapatkan informasi data calon

nasabah. Hasil solisitasi disajikan dalam bentuk laporan kunjungan

(call report).

Page 75: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

67

Dalam menjalankan solisitasi, A/M harus mempunyai nilai

standar tentang informasi yang akan diperoleh, sehingga diperoleh data

yang objektif, tidak bersifat relatif dan tidak spekulatif. Adapun

standar informasi yang dimaksud adalah :

a. Informasi Umum

1) Informasi yang diperoleh adalah tentang eksistensi perusahaan

itu sendiri, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

operasi bisnis secara keseluruhan termasuk filosofi bisnis

perusahaan, sasaran yang ingin dicapai, rencana kerja, sejarah

perusahaan, para pendiri dan pemegang saham, serta prospek

masa depan perusahaan.

2) Jumlah staf atau karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, sistem

penggajian, dan jaminan sosial lain.

b. Informasi Kebutuhan Nasabah

Bidang usaha yang dijalankan, rekan bisnis perusahaan,

teknologi yang digunakan, franchising management assistances

(waralaba) atau perjanjian bisnis dengan pihak ketiga yang lain

(bila ada), prospek masa depan bidang usaha.

c. Informasi Kemampuan Pembayaran Kembali

1) Informasi mengenai kemampuan membayar kewajiban

(repayment) umumnya tergantung dari kondisi dan hasil

produksi itu sendiri, seperti cara pemasaran, perusahaan

pesaing, kekuatan dan kelemahan perusahaan calon nasabah

Page 76: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

68

dibandingkan dengan perusahaan pesaing, distribusi produk,

strategi penjualan yang diterapkan, hasil penjualan tertinggi

yang pernah dicapai, piutang dagang.

2) Sumber pengadaan bahan baku atau bahan dagangan, cara

pengadaan bahan baku, ciri khusus bahan baku.

3) Sistem pelaporan kegiatan usaha dan keuangan yang telah

diaudit oleh kantor akuntan atau sesuai dengan ketentuan Bank

Muamalat.

4) Adanya alternatif sumber pengembalian yang lain.

d. Informasi Jaminan

Dalam menghimpun informasi jaminan Unit Support

Pembiayaan (USP) wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Jenis jaminan yang diajukan, nilai pasar jaminan, pemilik

jaminan dan marketable.

2) Kemudahan memonitor jaminan, termasuk lokasi jaminan itu

berada serta jenis dan sifat fisika kimianya.

3) Status hukum jaminan tersebut termasuk asuransi.

e. Informasi Hubungan Perbankan Dan Lembaga Keuangan Lainnya

Dalam menghimpun informasi hubungan perbankan dan

lembaga keuangan lainnya wajib memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

Page 77: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

69

1) Hubungan dengan bank lain yang pernah memberikan

pembiayaan (kredit) sebelumnya dan tujuan penggunaan

pembiayaan serta term dan kondisi fasilitas.

2) Dari informasi di atas akan terlihat struktur pendanaan operasi

perusahaan. Bila nasabah telah berhubungan dengan lembaga

keuangan perbankan maka dapat dilengkapi dengan persyaratan

kredit, jangka waktu kredit, agunan kredit dan kondite calon

nasabah pada lembaga keuangan perbankan yang lama.

3) Hasil informasi dibandingkan dengan posisi di Neraca dan

Rugi Laba serta agar diketahui mengapa nasabah tersebut ingin

berhubungan dengan Bank Muamalat.

3. Proses Analisis Pembiayaan

Dalam melakukan analisa kelayakan pembiayaan ditentukan

oleh kelayakan usaha nasabah sebagai sumber utama pelunasan

pembiayaan (first way out) dan kelayakan agunan sebagai sumber

pelunasan kedua (second way out) apabila sumber pelunasan yang

utama tidak berjalan.

Proses analisa kelayakan usaha dilakukan dengan

menggunakan beberapa tata cara analisa yang meliputi:67

a. Analisa Aspek-aspek Perusahaan

b. Analisa Laporan Keuangan

c. Evaluasi Kebutuhan Dana / Pembiayaan

67 Data Bank Muamalat Indonesia

Page 78: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

70

d. Analisa Kesuaian Aspek Syariah

e. Struktur Fasilitas Pembiayaan

4. Dokumen yang dibutuhkan dalam pengajuan mudharabah

a. Surat Permohonan Pemberian Pembiayaan yang dibuat oleh

Nasabah yang ditujukan kepada Bank

b. Dokumen terkait dengan identitas debitur

c. Dokumen terkait legalitas usaha debitur

d. Dokumen terkait Data Keuangan Debitur

e. Dokumen terkait Data Objek Jaminan Pembiayaan

f. Dokumen terkait proyek yang akan dibiayai

5. Mekanisme Pengajuan Mudharabah

Page 79: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

71

Penjelasan alur proses dan prosedur akad pembiayaan mudharabah:

a. Pengajuan permohonan pembiayaan oleh nasabah

Dimulai dengan nasabah datang, kemudian bertemu dengan

Account Manager/ Marketing menyerahkan dokumen-dokumen

persyaratan pembiayaan kelengkapan-kelengkapannya

b. Account Manager

Account Manager melakukan pengecekan terhadap dokumen-

dokumen yang diberikan nasabah. Account Manager meminta

dilakukan BI checking kebagian unit support pembiayaan (BI

checking itu mengecek apakah nasabah memiliki pembiayaan pada

bank lain, plafondnya berapa, kapan akadnya, jatuh temponya

kapan, bunganya berapa, jaminannya apa, kelancaran

pembayarannya gimana lancar atau tidak pembayaran tiap

bulannya). Jika nasabah berupa corporate ada dilakukannya analisa

yuridis dan analisa kontrak.Analisa yuridis yaitu analisa terhadap

legalitas usaha milik nasabah sedangkan analisa kontrak yaitu

analisa berdasarkan kontrak atau tidak untuk pembiayaannya.Data

BI checking diberikan kembali kepada Account Manager. Account

Manager melakukan analisa kredit atau analisa pembiayaan apakah

nasabah layak untuk diberikan pembiayaan.

Page 80: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

72

c. Risk manajemen (controling)

Risk management pada bank muamalat terbagi dua yaitu risk

management area dan risk management kantor pusat. Keduanya

tergantung dengan berapa besarnya limit pembiayaan.

Setelah Account manager melakukan analisa pembiayaan, Risk

management area melakukan analisa kembali dengan melihat

risiko-risiko apa saja yang terdapat apabila memberikan

pembiayaan ke nasabah, untuk dilakukan dua analisa oleh Account

Manager diawal dan Risk Management. Setelah Risk management

selesai melakukan analisa kemudian merekomendasikan nasabah

yang telah dianalisa tersebut ke komite pembiayaan

d. Komite pembiayaan

Komite Pembiayaan adalah bagian yang memiliki limit

pembiayaan dan memutuskan untuk menerima atau menolak

pemberian pembiayaan kepada nasabah. Pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah tergantung limit dan area.

Di cabang kelapa gading limit BM 500 juta, untuk pembiayaan

yang lebih dari 500 juta masuk ke area manager yaitu sampai 4 M,

lebih dari area manager masuk ke area direksi 130 M, jika

pembiayaan lebih dari direksi masuk ke area komisaris.

Untuk dicabang kelapa gading dibatasi untuk diproses 20 M

tergantung dari risiko.

Page 81: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

73

Dicabang kelapa gading Komite Pembiayaan memiliki 3 nilai

pemutusnya : BM, Area Manager, Direksi.

Setelah Komite pembiayaan menyetujui pemberian pembiayaan

kepada nasabah . Account Manager membuat offering letter (surap

persetujuan prinsip pembiayaan) yang isinya bank muamalat

menyetujui memberikan fasilitas pembiayaan sekian dengan akad

pembiayaan mudharabah, dengan persyaratan struktur akad yang

ditetapkan dan ada jaminan.

e. Nasabah menyetujui persyaratan yang diajukan kepada bank

Setelah nasabah menyetujui syarat-syarat yang diberikan oleh bank

langsung dilakukan perikatan, biasanya sebelum akad misalnya

jaminananya itu ada berupa tanah dan bangunan, nasabah

memberikan bukti kepemilikan jaminan tersebut kepada bank.Bank

melakukan pengecekan terhadap sertifikat apakah asli atau ganda.

Pengecekan dibantu dengan narotaris, notaris mengecek ke BPM,

distemple oleh BPM yang telah melakukan pengecekan pada

tanggal sekian-sekian, dengan berarti sertifikatnya sudah dapat

digunakan kalo sertifikatnya tidak bermasalah maka langsung

dilakukan perikatan.

Page 82: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

74

B. Analisis Penerapan PSAK 105 Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia

Berdasarkan penelitian penulis, perlakuan akuntansi pembiayaan

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia mengacu pada PSAK 105. Adapun

penyajianya adalah sebagai berikut:68

1. Perlakuan Akuntansi Akad Mudharabah berdasarkan PSAK 105

a. Pencatatan Persetujuan Investasi Mudharabah

Transaksi Debit KreditDr.69Kontra komitmen investasi mudharabah xxxCr.Kewajiban Komitmen investasimudharabah

xxx

Penerapan akuntansi pada saat pengakuan akad

mudharabah tidak diatur dalam PSAK 105, maka Bank Muamalat

Indonesia mengakuinya terlebih dahulu sebagai kewajiban karena

belum terjadi penyerahan modal kepada mudharib.

b. Pencatatan Pembelian

Transaksi Debit KreditDr. Persediaan/Aset mudharabah xxxCr70. Kas/Rekening supplier xxx

Penerapan akuntansi pada saat pengakuan pembelian

sebesar harga perolehan tidak diatur dalam PSAK 105, maka Bank

Muamalat Indonesia mengakuinya sebagai penambahan persediaan

atau asset mudharabah

68 Wawancara dengan bapak Farouk A. Alwayni (Direktur International Banking &Financial Institution Bank Muamalat Indonesia). Pada tanggal 23 April. 2015

69 Dr. Adalah keterangan untuk transaksi pada Debit70 Cr. Adalah keterangan untuk transaksi pada kredit

Page 83: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

75

c. Pencatatan Penyerahan Modal Tahap Pertama Dalam Bentuk Tunai

Transaksi Debit KreditDr. Investasi mudharabah xxxCr. Rekening mudharib xxxDr. Kewajiban komitmen investasi mudharabah xxxCr. Kontra komitmen investasi mudharabah xxx

Penerapan akuntansi pada saat pengakuan penyerahan modal

dalam bentuk tunai telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 12 yang

menyatakan bahwa dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik

dana diakui sebagai investasi mudharabah.

d. Pencatatan Amortisasi Keuntungan Tangguhan

Transaksi Debit KreditDr. Keuntungan mudharabah tangguhan xxxCr. Keuntungan penyerahan modal nonkas mudh. xxx

Telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 13 yang menyatakan

bahwa keuntungan tangguhan diamortisasi71 sesuai jangka waktu akad

mudharabah.

1) Perhitungan penyusutan modal mudharabah nonkas (barang) :

Nilai perolehan : Rp xxx

Rpxxx,- +

Rpxxx,-

71 Amortisasi adalah pengurangan aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta,dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi.Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit akan beban amortisasi terhadap akun aktiva .

Dikutip dari buku Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi,2003),h.25

Page 84: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

76

2) Pada saat pembentukan penyusutan asset (modal nonkas) sebesar

Rp. xxx

Penerapan akuntansi pada saat pengakuan dan pengukuran

penyusutan asset (modal nonkas) perbulan telah sesuai dengan PSAK

105 paragraf 17 yang menyatakan bahwa dalam investasi mudharabah

yang diberikan asset nonkas dan aset nonkas tersebut mengalami

penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara

efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut

tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan

pada saat pembagian hasil.

e. Pengukuran investasi mudharabah :

Transaksi Debit Kredit

Modal kas xxx

Modal non kas xxx

Penurunan nilai xxx

Amortisasi keuntungan tangguhan xxx-

xxx

Kerugian xxx+

xxx-

Nilai bersih investasi mudharabah xxx

Transaksi Debit KreditDr. penurunan nilai investasi mudharabah xxxCr. Akumulasi penurunan nilai invest mudh(nonkas)

xxx

Page 85: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

77

f. Pada Saat Membentuk Cadangan Kerugian

Transaksi Debit KreditDr. beban penyisihan kerugian investasimudharabah

xxx

Cr. Penyisihan kerugian investasi mudharabah xxx

g. Pada Saat Penghapus Bukuan

Transaksi Debit KreditDr. Penyisihan kerugian investasi mudharabah xxxCr. Investasi mudharabah xxx

PSAK 105 Paragraf 21 yang menyatakan bahwa kerugian

yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah

berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan

investasi.

h. Diterima Pengembalian Modal Mudharabah

Transaksi Debit KreditDr. Rekening mudharib xxxCr. Investasi mudharabah xxx

Penerapan akuntansi pada saat pengakuan pengembalian modal

mudharabah tunai telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 13 yang

menyatakan bahwa investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur

sebesar jumlah yang dibayarkan.

i. Tidak Mengembalikan Modal Kas Pada Saat Jatuh Tempo

Transaksi Debit KreditDr. Piutang mudharib xxxCr. Investasi mudharabah xxx

Page 86: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

78

j. Saat Pembayaran Investasi Jatuh Tempo

Transaksi Debit KreditDr. Kas/Rekening mudharib xxxCr. Piutang mudharib xxx

PSAK 105 paragraf 19 yang menyatakan bahwa jika akad

mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum

dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui

sebagai piutang.

2. Contoh Akuntansi Mudharabah

a. Contoh Kasus :

Pada tanggal 10 Januari 2008 Bank Syariah setujui

memberikan modal mudharabah kepada H Achmad sebesar Rp.

1.000.000.000,-- dengan nisbah yang disepakati 60 untuk bank dan

40 untuk mudharib. 72

Pembayaran modal:

Tahap pertama sebesar Rp. 600 juta pada tgl 15 Januari 2013 dan

Tahap kedua sebesar Rp. 400 juta pada tgl 20 Januari 2013

1) Jurnal kasus1. Pada saat Investasi mudharabah disetujui,

jurnal :Transaksi Debit KreditDr. Kotrak kewajiban komitmen Rp.1.000.000.000Cr. Kewajiban komitmen investasi Rp.1.000.000.000

72 Data Muamalat Institute

Page 87: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

79

2. Tgl 15/01/13 - pembayaran tahap pertamaJurnal:Transaksi Debit KreditDr.Investasi Mudharabah Rp. 600.000.000,Cr.Rekening Mudharib Rp.600.000.000,Dr.KewajibanKomitmenInvestasiMdh

Rp. 600.000.000,

Cr.Kontra Kwj Komitmen InvestasiMdh

Rp. 600.000.000

3. Tgl 20/01/13 dilakukan jurnal pembayaran tahap kedua sebesarRp. 400.000.000,--,

Jurnal :

Dari laporan yang diterima dari H. Achmad sbg

pengelolaan dana mudharabah, mengalami kerugian sebesar

Rp.50.000.000,- (kerugian tersebut tidak dapat diketegorikan

sebagai kelalaian atau kesalahan mudharib)

jurnal sebagai berikut:

4. Pada saat bank membentuk cadangan kerugian.

5. . Pada saat penghapus bukuanTransaksi Debit KreditDr.AkumulasiPenyisihan Kerugian 50.000.000

Transaksi Debit KreditDr.Investasi Mudharabah Rp. 400.000.000Cr.Rekening Mudharib Rp.400.000.000Dr.Kewajiban Komitmen InvestasiMdh

Rp. 400.000.000

Cr.Kontra Kwj Komitmen InvestasiMdh

Rp.400.000.000

Transaksi Debit KreditDr.Beban Penyisihan KerugianInvestasi Mdh

Rp.50.000.000

Cr.AkumulasiPenyisihan KerugianInvestasi Mudh

Rp.50.000.000

Page 88: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

80

Investasi MudhCr.Investasi mudharabah 50.000.000

Bagi hasil yg menjadi milik bank sebesar Rp. 10.000.000,--

s/d tgl tutup buku belum disetorkan oleh H. Achmad

Jurnal :

Transaksi Debit KreditDr.Piutang kepada Mudharib Rp.10.000.000Cr.Pendapatan Bagi Hasilmudharabah

Rp.10.000.000

Pembiayaan mudharabah H. Achmad terpaksa harus

dihentikan sebelum berakhirnya akad.

Dari catatan bank saldo Investasi mudharabah pada H.

Achmad sebesar Rp.450.000.000,-- dan atas penghentian,

diperoleh laporan kerugian sebesar Rp. 25.000.000,-- Sisa Investasi

tersebut tidak dapat dikembali oleh H. Achmad

jurnal :

Transaksi Debit KreditDr.Piutang Mudharib(H. Achmad) Rp.425.000.000Dr.Penyisihan Kerugian InvestasiMdh

Rp. 25.000.000

Cr.Investasi Mudharabah Rp.425.000.000

Saat pembentukan penyisihan Investasi mudharabah

Jurnal:Transaksi Debit KreditDr. Beban penyisihan Investasimudharabah

Rp.25.000.000

Cr.Akumulasi penyisihan Investasi Rp. 425.000.000

Page 89: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

81

mudharabah

Page 90: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

82

Gambar 4.3Analisis Penerapan PSAK 105 Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

1. Akuntansi untuk pemilik dana (Sahibul Maal)

Page 91: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

83

Page 92: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

84

Page 93: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

85

2. Akuntansi untuk pengelolah dana (Mudharib)

Page 94: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur Permohonan Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia.

Prosedur yang digunakan Bank Muamalat Indonesia terhadap

pembiayaan mudharabah cukup baik dan teliti sehingga dapat menimalisir

terjadinya resiko dalam pembiayaan, mulai dari pengajuan pembiayaan, BI

checking, penandatangan sampai dengan pencairan pembiayaan. Dari

pembiayaan mudharabah terdapat manfaat yang dirasakan, yaitu Bank

dapat melakukan lending atau penyaluran dana yang telah terhimpun oleh

Bank Muamalat Indonesia dan digunakan untuk pembiayaan usaha atau

proyek yang produktif. Dengan demikian Bank dan pengelolah dana akan

mendapatkan margin bagi hasil yang telah disepakati melalui akad

mudharabah. Dan bagi pengelola dana ( mudharib) akan mendapatkan

tambahan modal usaha untuk lebih memproduktifkan dan

mengembangkan usahanya tersebut.

2. Kesesuaian Penerapan Perlakuan Akuntansi Mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia.

Penerapan akuntansi syariah dalam produk bagi hasil pada

pembiyaan mudharabah Bank Muamalat Indonesia telah dilakukan

dengan baik, karena pencatatan transaksi – transaksi sudah dilakukan

sesuai Standar Akuntansi Keuangan. Hal ini dapat dilihat dari pencatatan

84

Page 95: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

87

transaksi–transaksi yang dicatat oleh Bank Muamalat Indonesia.

Penerapan akuntansi baik pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia

secara umum telah sesuai dengan PSAK 105 mengenai akuntansi

mudharabah.

Akan tetapi Penerapan akuntansi pada saat pengakuan akad

mudharabah ini tidak diatur dalam PSAK 105. Namun pada saat itu Bank

Muamalat Indonesia mengakuinya terlebih dahulu sebagai kewajiban

karena belum terjadi penyerahan modal kepada mudharib. Dan pada saat

Penerapan akuntansi saat pengakuan pembelian sebesar harga perolehan

tidak diatur dalam PSAK 105, Bank Muamalat Indonesia mengakuinya

sebagai penambahan persediaan atau asset mudharabah.

B. Saran

1. Bank Muamalat Indonesia diharapakan lebih konsistensi dalam

penerapan pengakuan dan pengukuran atas pencatatan transaksi

mudharabah dengan ketentuan yang berlaku yaitu khususnya PSAK 105

yang menjelaskan mengenai akuntansi mudharabah. Meningkatkan

kewaspadaan dalam menyalurkan dana kepada mudharib (pengelola dana).

Bank Muamalat Indonesia harus melakukan penyebaran informasi

mengenai bank syariah dengan melakukan publikasi atau pemberitahuan

kepada masyarakat mengenai konsep syariah yang sejalan dengan prinsip

perbankan yang memiliki keunggulan terbukti dapat bertahan didalam

krisis global.

Page 96: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

88

2. Untuk pihak Muamalat Institut agar dapat lebih membantu peneliti yang

akan melakukan penelitian, dengan lebih terbuka pada pihak-pihak yang

ingin melakukan penelitian, dan dapat mempermudah penulis untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelelitian.

Page 97: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

89

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suma, M . Himpunan Undang-Undang Perdata Islam & PeraturanPelaksanaan lainya di Negara Hukum Indonesia, ( Rajawali Pers,2008)

Antonio, Muhammad Syafi’i .Bank Syariah dari Teori Praktik, 2001 yang dikutipdari M.Rawas Qal”aji,mu’jam lughat al-fiqaha,(Beirut:darun-nafis,1985)

Aziz Dahlan, Abdul et.al.,Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 4, (Jakarta: IchtiarBaru Van Hoeve1996)

Al Hafidz Nuruddin Ali Ibn Abi Bakar Al Haistami, Majma’Azzawaid Wamanba’ul Fawaid, juz rabi’(Birut-Lebanon: Darul KutubAl’amaliyah,1988)

Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan SyariahNasional,(Jakarta:Dewan Syariah Nasional, 2003)

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07/DSN-MUI/2000 Tentang PembiayaanMudharabah(Qiradh)

Ghofur Anshori, Abdul. Payung Hukum Perbankan Syariah( Yogyakarta: UIIPres, 2007)

Gili, Edwar K. Bank Umum. (Bumi Aksara, Jakarta.2003)

Harahap, Sofyan Syafri. Akuntansi Perbankan Syariah.( EdisiPertama. Jakarta LPFE Usakti,2002)

Harahap, Sofyan Syafri . Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)

Harahap Sofyan Syafri . Menuju Suatu Teori Akuntansi Islam, (Jakarta: PustakaQuantum,2001)

Wiroso Muhammad Yusuf, Akuntansi PerbangkanSyariah PSAK Syariah Baru (Jakarta;LPEE usakti)

Teori AKuntansi( Jakarta:Rajawali Press,2008)

Hasbi Ramli.,Teori Dasar Akuntansi Islam.(Jakrta:Rainasan,2005),

Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, (No. 59.Jakarta : Salemba Empat.2002)

92

Page 98: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

90

Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam rupiah (Jakarta: kencana, 2010)

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi,2003)

Meydinawathi, Luh Gede Jurnal Analisis Perilaku Penawaran KreditPerbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia 2002-2006, Jurnal BuletinStudi Ekonomi Vol 12 No 2 tahun 2007

Muhammad, Rifqi, Akuntansi Keungan Syariah : Konsep dan Implementasi PSAKSyariah,(yogyakarta: P3EI Press, 2008)

Muslehudin, Muhammad. Sistem Perbankan Dalam Islam, (Jakarta:PT RinekaCipta,2004)

Mohamed sultan, Syed Alwi, Accounting For islamic Financial Product,(KualaLumpur: CERT Publications, 2008)

Muhammad, Rifqi, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarat: F3EI Press,2008)

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,dan Disertasi), ( UINSyarif Hidayatullah Jakarta; CeQDA ) cet II.2007

Nur Hidayat, Urgensi Laporan Keuangan (Akuntansi Syari’ah) dalamPraktek Ekonomi Islam,Simposium Nasional I Sistem Ekonomi Islami,13-14 Maret 2002, (Yogyakarta: P3EI FE UII, 2002)

Pusat bahsa . kamus besar bahsa Indonesia (jakarta: Balai Pustaka) edsi ke 3 cet1, 2003

Riza Salaman, Kautsar Riza. Akuntansi perbangkan Syariah Berbasis PSAKSyariah, ( Padang: @ Akademia Permata,2012)

Syahdeni, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata HukumPerbankan Indonesia. (Jakarta. PT. Pustaka Utama,1999)

Sahrani, Shohari . 2011 Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia,)

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Penerjemah: Nor Hassanuddin, Diterjemahkan darikitab Fiqhus Sunnah, (lebak Bulus: Pena Pundi Aksara,2006)

Shahatan, Husein . Usul al-Fikr al-Muhasab al-Islami (terjemahan), ( Jakarta:Akbar Media Sarana,2001)

Suminto, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam. ( Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,2004)

Page 99: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

91

Yaya, Riza . Aji Erlangga Martawireja, Akuntansi Perbankan Syariah Teori danPraktik Kontemporer(Jakarta: Salemba Empat, 2012)

Wawancara bersama Bapak Kusyaeri selaku Relationship Manager BankMuamalat Indonesia Cabang Pondok Indah, tanggal 10 April 2015 padajam 13.00

Wawancara bersama Bapak Farouk A. Alwayni selaku Direktur InternationalBanking & Financial Institution Bank Muamalat Indonesia, tanggal 23April 2015 jam 13.00

Page 100: 105 pada pembiayaan mudharabah di bank muamalat indonesia

92