Upload
heri-hermawan
View
104
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2005
ATAS
LAPORAN KEUANGAN KOTA SUKABUMI
TAHUN ANGGARAN 2004
DI
SUKABUMI
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA
Nomor : /S/XIV.3-XIV.3.4/07/2005 Tanggal : Juli 2005
D A F T A R I S I
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… i
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN………………………………………… 1
LAPORAN KEUANGAN AUDITAN………………………………………....... 3
BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN……………………………….. 7
A. Dasar Hukum Pemeriksaan………………………………………….. 7
B. Tujuan Pemeriksaan…………………………………………………. 7
C. Lingkup Pemeriksaan………………………………………............... 7
D. Cakupan Pemeriksaan……………………………………………….. 8
E. Standar Pemeriksaan……………………………………………........ 9
F. Batasan dan Kendala Pemeriksaan…………………………………... 9
G. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Sukabumi Sebelum Diperiksa
BPK-RI ………………………………………………………………
10
BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN…………………………………………... 14
A. Penelaahan Atas Sistem Dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan Dan
Penyusunan Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004 …...……..
14
B. Koreksi Pembukuan Dan Kecermatan Penyusunan Laporan
Keuangan Kota Sukabumi Tahun Anggaran 2004……….…………..
17
C. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Sukabumi Setelah Diperiksa
BPK-RI ………………………………………..……………………..
1. Perhitungan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah………………………………………….……………........
2. Neraca
Daerah…………………………………………………….
Penjelasan Pos-Pos Neraca……………………………………….
3. Laporan Arus Kas.………………………………………………...
30
30
32
33
35
D. Catatan Pemeriksaan………………………………………………… 36
1. Penerimaan Biaya Kapitasi Rawat Jalan Tingkat Pertama
(RJTP) Dari PT Askes (Persero) Cabang Sukabumi Pada Dinas
Kesehatan Kota Sukabumi Tidak Dicatat Dan Dikelola Dalam
APBD TA 2004 Sebesar Rp466.273.000,00…………………... 36
2. Penganggaran Dan Realisasi Dalam DASK DPRD TA 2004
Sebesar Rp492.710.780,00 Untuk Pimpinan Dan Anggota
DPRD Periode 1999-2004 Tidak Sesuai Ketentuan …………..
40
3. Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah Kota
Sukabumi TA 2004 Melebihi Ketentuan Sebesar
Rp280.000.000,00……………………………….................…..
42
4. Bantuan Keuangan Sebesar Rp80.0000.000,00 Kepada Partai
Politik Yang Tidak Memperoleh Kursi Di Dewan Tidak Sesuai
Dengan Ketentuan……………………………………………...
45
5. Pengeluaran Bantuan Keuangan Untuk Kepanitiaan Sebesar
Rp23.521.000,00 Melebihi Pagu Anggaran …………………...
46
6. Pembentukan Dana Cadangan Untuk Penyediaan Dana
Likuiditas Pemerintahan Kota Sukabumi Sebesar
Rp5.600.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan………………….
48
7. Pelepasan Aset Berupa Kendaraan Dinas Dan Alat Berat Milik
Pemerintah Kota Sukabumi Senilai Rp368.280.000,00 Belum
Ditindaklanjuti Dengan Proses Penghapusan …………………
50
8. Pendapatan Bagi Hasil Pajak TA 2004 Dari Provinsi Jawa
Barat Untuk Kota Sukabumi Kurang Diterima Sebesar
Rp471.946.594,35……………………………………………...
52
9. Pajak Hotel Atas Rumah Kos Dengan Jumlah Kamar 10
(Sepuluh) Kamar Atau Lebih TA 2004 Belum Ditetapkan
Sebesar Rp40.266.000,00………………………………………………
54
10. Penerimaan Jasa Giro Rekening Unit Swadana Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin, SH Belum Disetor Ke
Kas Daerah Sebesar Rp2.973.224,00…………………………..
57
11 Pajak Restoran Mc.Donald’s TA 2004 Kurang Ditetapkan
Sebesar Rp1.452.152,2 Dan Denda Keterlambatan
Pembayaran Pajak Restoran Belum Dipungut Sebesar
Rp13.130.193,48……………………………………………….
58
12 Pengadaan Tanah Untuk Lapangan Olahraga dan Sarana Pelayanan Umum Kota Sukabumi TA 2004 Terjadi Selisih Lebih Pembayaran Sebesar Rp88.640.000,00 …………………
61
13. Pembayaran Kepada Rekanan Atas Realisasi Belanja Modal
TA 2004 Melebihi Ketentuan Sebesar Rp15.938.738,88 ……...
63
14. Penganggaran Sisa Anggaran Lebih Tahun Lalu Pada
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Sukabumi TA 2004 Sebesar Rp16.930.944.661,52 Tidak
Sesuai Ketentuan ………………………………………………
65
15. Penganggaran Biaya Pengawasan Legislatif Dan Biaya Reses DPRD Kota Sukabumi TA 2004 Kurang Tepat Dan Penggunaannya Sebesar Rp445.173.500,00 Tidak Didukung Dengan Bukti Kegiatan………………………...
67
E. Lampiran-Lampiran
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Jl. MT Haryono Kav. 45-46 Jakarta Selatan 12770 Telp. (021) 7945460,7945471 Fax. (021) 7945483
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan
Kota Sukabumi
Tahun Anggaran (TA) 2004
Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang No. 5 Tahun
1973, dan Pasal 31 UU No. 17 Tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004
yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Sukabumi.
Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kota
Sukabumi, tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan
Keuangan TA 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan
berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI.
Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti
yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang
memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004 bertujuan
untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan TA 2004 telah disajikan
secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004 meliputi
pengujian atas Laporan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA
2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004 (tidak termasuk Neraca Awal), dan
Laporan Arus Kas TA 2004. Atas hal-hal yang disajikan dalam Laporan Keuangan
Kota Sukabumi TA 2004, kami tidak memperoleh keyakinan yang memadai pada :
a. Akun Penerimaan Biaya Kapitasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dari PT Askes (Persero) Cabang Sukabumi pada Dinas Kesehatan Kota Sukabumi tidak dicatat dan dikelola dalam APBD TA 2004 Sebesar Rp466.273.000,00;
b. Akun Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD TA 2004 sebesar Rp492.710.780,00 yang penganggaran dan realisasinya tidak sesuai ketentuan;
c. Akun Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah Kota Sukabumi TA 2004 yang melebihi ketentuan sebesar Rp280.000.000,00;
d. Akun Dana Cadangan yang pembentukkannya untuk penyediaan dana likuiditas
Pemerintah Kota Sukabumi tidak sesuai ketentuan sebesar Rp5.600.000.000,00;
e. Akun Pajak Restoran yang penetapannya kurang sebesar Rp1.452.152,2 dan atas keterlambatan pembayarannya belum dipungut denda sebesar Rp13.130.193,48.
Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA
2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004,
kecuali atas akibat hal-hal yang dimuat dalam paragraph sebelumnya telah
disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip
Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai Peraturan Perundang-Undangan
yang berlaku.
Di dalam Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA
2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Sukabumi dalam upaya penyempurnaan
Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
Jakarta, Juli 2005 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Perwakilan III BPK-RI
di Jakarta Ketua Tim,
Ardy Cahaya Soeryadi, SE.Ak Akuntan REG-NEG D-25.608
BAB I
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
A. Dasar Hukum Pemeriksaan 1. Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945;
2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
3. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
4. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah;
7. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
B. Tujuan Pemeriksaan
Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Kota Sukabumi
Tahun Anggaran (TA) 2004 sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2004 telah disajikan
secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai
peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.
C. Lingkup Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004, meliputi pengujian atas :
a. Laporan Perhitungan APBD TA 2004
b. Neraca Per Tanggal 31 Desember 2004 (tidak termasuk Neraca Awal)
c. Laporan Arus Kas TA 2004
D. Cakupan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004 meliputi
pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan serta
mengungkapkan dalam Laporan Keuangan yang meliputi semua transaksi
material dalam satu tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas
saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut dengan menitikberatkan
pada pos-pos sebagai berikut:
1. DPRD dan Sekretariat Dewan
2. Kepala Daerah
3. Pendapatan Asli Daerah
4. Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
5. Belanja Modal
6. Belanja Bantuan Keuangan
7. Belanja Tidak Tersangka
8. Pembiayaan
Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan
perbandingan antara jumlah realisasi anggaran/ saldo akun yang diaudit dan
jumlah realisasi anggaran/ saldo akun (sebelum koreksi) TA 2004 dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Sukabumi
TA 2004
No. Uraian Bagian/ Pos
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp) % Nilai yang Diaudit
(Rp) ACR
% 1. Pendapatan 203.688.953.000,00 211.347.674.123,77 103,76 211.347.674.123,77 100,002. Belanja 221.766.260.000,00 215.174.584.558,00 97,03 215.174.584.558,00 100,003. Pembiayaan - Penerimaan 19.527.307.000,00 19.440.150.961,52 99,55 19.440.150.961,52 100,00 - Pengeluaran 1.450.000.000,00 15.613.240.527,29 1.076,78 15.613.240.527,29 100,00
Jumlah 446.432.520.000,00 461.575.650.170,58 103,39 461.575.650.170,58 100,00 1. Aktiva 642.217.137.140,45 642.217.137.140,45 100,002. Utang 0,00 0,00 0,003. Ekuitas 642.217.137.140,45 642.217.137.140,45 100,00
Jumlah 1.284.434.274.280,90 1.284.434.274.280,90 100,00
D. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004 dilakukan
dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan
oleh BPK-RI Tahun 1995.
F. Batasan Dan Kendala Pemeriksaan
Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu
pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala
bahwa Pemerintah daerah belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan
berganda (double entry) dan dasar pencatatan akrual.
BAB II
LAPORAN PEMERIKSAAN
A. Penelaahan Atas Sistem Dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan Dan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kota Sukabumi dilakukan
oleh Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi. Pembukuan dan
penyusunan Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004 diselenggarakan dengan
menggunakan sistem pembukuan ganda dengan dasar kas untuk Perhitungan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tetapi menggunakan struktur
dan kode rekening APBD sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No.29 Tahun 2002
tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan APBD, sedangkan untuk Neraca Daerah menggunakan dasar akrual.
Pada TA 2004, Kota Sukabumi telah menyusun Peraturan Daerah Kota
Sukabumi No.2 Tahun 2001 tanggal 9 Mei 2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 264 Tahun 2002
tanggal 19 Desember 2002 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah.
Berdasarkan PP 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri 29 Tahun 2002,
Pemerintah Kota Sukabumi menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari
Laporan Perhitungan APBD, Neraca, dan Laporan Aliran Kas.
Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan
Keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota
Sukabumi yang kami uji ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan
yang berlaku, sehingga masih terdapat kelemahan sebanyak 8 (delapan) kelemahan.
Terhadap sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan yang tidak kami
uji, kami tidak menemukan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi menyimpang dari
sistem tersebut. Kelemahan terhadap sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi sebagai unit kerja yang
melakukan pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kota Sukabumi
telah selesai menyusun Konsep Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA 2004
yang terdiri dari Perhitungan APBD, Neraca Daerah dan Laporan Aliran Kas
pada tanggal 18 Februari 2005. Sedangkan atas Nota Perhitungan APBD TA
2004 yang merupakan bagian dari Laporan Keuangan Daerah seperti yang
dimuat dalam PP 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 sampai
dengan pemeriksaan akhir di lapangan belum disusun. Selain itu, dalam
penyusunan APBD TA 2004 dan pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan
penyusunan Perhitungan APBD TA 2004 belum sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang dimuat dalam peraturan tersebut.
2. Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi tidak konsisten dalam
menerapkan ketentuan mengenai pembukuan dan penyusunan Laporan
Keuangan TA 2004 yang masih menggunakan dasar kas, seperti yang termuat
dalam Surat Representasi Pemerintah Kota Sukabumi atas Laporan Keuangan
TA 2004 tanggal 31 Maret 2005 yang menyatakan bahwa pembukuan dan
penyusunan Laporan Keuangan TA 2004 menggunakan dasar kas. Berdasarkan
Keputusan Walikota Sukabumi No. 264 Tahun 2002 tentang Kebijakan dan
Sistem Akuntansi Daerah, ditetapkan bahwa pencatatan transaksi keuangan
Kota Sukabumi dibukukan dengan dasar akrual yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lain pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar. Dasar akrual ini tidak dijadikan acuan dalam
penyusunan APBD TA 2004 dan dalam pembukuan dan penyusunan
Perhitungan APBD TA 2004. Selain itu sistem pembukuan ganda yang diatur
dalam Keputusan Walikota Sukabumi No. 2 Tahun 2003 belum sepenuhnya
diterapkan.
3. Review atas SPP yang diajukan oleh Pemegang Kas sebagai dasar penerbitan
kas belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga terjadi penerbitan SPM
yang melampaui pagu anggaran.
4. Penyusunan anggaran dilakukan dengan usulan yang diajukan oleh unit-unit
kerja terkait sebagai pengguna anggaran yang harus memperhatikan asas
ketaatan terhadap perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi dalam
pelaksanaan penyusunan APBD TA 2004 belum sepenuhnya memperhatikan
ketentuan.
5. Penerimaan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak
dan Bukan Pajak dari Pusat dikoordinasikan oleh Dinas Pendapatan Daerah
(Dipenda) Kota Sukabumi. Penerimaan pendapatan daerah yang berasal dari
bantuan Pusat dan Provinsi dikoordinasikan melalui Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah. Mekanisme penerimaan-penerimaan tersebut melalui
transfer langsung lewat Bank ke rekening Kas Daerah. Bukti transfer ini
dilakukan pencatatan realisasi penerimaan dari Pusat dan Provinsi. Atas transfer
penerimaan ini baik Dipenda maupun Bagian Keuangan tidak pernah melakukan
konfirmasi mengenai jumlah yang seharusnya menjadi hak Pemerintah kota
Sukabumi.
6. Bagian Pengelolaan Aset Daerah Sekretariat Daerah Kota Sukabumi sebagai
unit kerja yang mengelola aset daerah belum mampu membuat daftar aset yang
mencerminkan nilai aset daerah yang sebenarnya.
7. Rencana Anggaran Satuan Kerja ditetapkan oleh Kepala Daerah menjadi
Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) setelah Perda APBD ditetapkan.
DASK memuat pendapatan dan belanja setiap perangkat daerah yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran. Dalam hal DASK tidak
memasukan unsur pendapatan yang seharusnya menjadi sumber Pendapatan
Asli Daerah, pengelolaannya dilakukan terpisah dari sumber pendapatan lainnya
yang telah ditetapkan dalam DASK dan tidak tercatat dalam Perhitungan APBD
TA 2004.
Atas Kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar
Pemerintah Kota Sukabumi melakukan review atas sistem pembukuan dan
penyusunan Laporan Keuangannya.
B. Koreksi Pembukuan Dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kota
Sukabumi TA 2004
Dari Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan (sebelum disampaikan ke
DPRD) TA 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kota Sukabumi, BPK-RI telah
mengajukan 17 (Tujuh Belas) koreksi dengan nilai koreksi saldo akun menurut objek
sebesar Rp9.303.627.665,96. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan Karena Belum Dicatat
a. Pada TA 2004, terdapat realisasi Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu atas Pendapatan
Asli Daerah, bagian laba BUMD, dan Biaya bahan pakai habis yang merupakan
koreksi BPK-RI TA 2003 yang pencatatannya menggunakan dasar akrual
disesuaikan dengan sistem dan kebijakan akuntansi untuk Perhitungan APBD TA
2004 yang menggunakan dasar kas, penyesuaian ini belum dicatat di Perhitungan
APBD sampai dengan akhir TA 2004.
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu (SAL) Rp1.354.226.213,92 Ekuitas Dana Umum Rp1.354.226.213,92
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :
Ekuitas Dana Umum Rp1.354.226.213,92 Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu (SAL) Rp1.354.226.213,92
b. Pada TA 2004, terdapat transaksi yang mempengaruhi saldo penyertaan modal
Pemerintah Kota Sukabumi atas kompensasi kelebihan setor penerimaan dari
bagian laba PDAM tahun-tahun sebelumnya yang belum dicatat oleh Sub Bagian
Akuntansi Bagian Keuangan Pemerintah Kota Sukabumi sampai dengan akhir TA
2004.
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Ekuitas Dana Umum Rp857.786.104,36 Penyetoran Modal Rp857.786.104,36
c. Atas koreksi pengakuan kompensasi penyertaan modal Pemerintah Kota Sukabumi
di PDAM untuk TA 2004 belum dilakukan penyesuaian pada saldo Pendapatan
Diterima Dimuka atas uang muka bagian laba Pemerintah Kota Sukabumi sampai
dengan akhir TA 2004.
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Pendapatan diterima Dimuka Rp123.414.230,17 Ekuitas Dana umum Rp123.414.230,17
d. Pada akhir TA 2004, terdapat hak Pemerintah Kota Sukabumi atas Bantuan
Provinsi yang berupa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)/Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Air Bawah Tanah (PABT)/Air Permukaan
(APER), dan Retribusi Peredaran Hasil Hutan sebesar Rp471.946.594,25 yang
belum dicatat sampai berakhirnya TA 2004.
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Piutang Bantuan Provinsi-PKB/BBNKB Rp454.039.314,00
Piutang Bantuan Provinsi-PABT/APER Rp3.114.321,25
Piutang Bantuan Provinsi-Retribusi Peredaran Hasil Hutan
Rp14.792.959,00
Ekuitas Dana umum Rp471.946.594,25
e. Pada TA 2004, terdapat transaksi atas pengeluaran belanja modal pada RSUD
sebesar Rp839.738.935,00 belum dicatat sampai dengan akhir TA 2004.
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga Rp265.167.790,00
Alat-alat Studio dan Alat Komunikasi Rp25.000.000,00
Alat-alat Kedokteran Rp549.571.145,00
Ekuitas Dana Umum Rp839.738.935,00
f. Pada TA 2004, terdapat transaksi atas piutang Tuntutan Ganti Rugi (TGR) di
lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi yang telah ditetapkan sejak TA
sebelumnya yang belum diterima realisasinya dan belum dicatat di Neraca sampai
dengan akhir TA 2004.
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Piutang TP/TGR Rp184.541.600,00 Ekuitas Dana Umum Rp184.541.600,00
2. Kesalahan Pembebanan (Dicatat Tapi Salah Akun)
a. Pada TA 2004, Pemerintah Kota Sukabumi menerima setoran dari pegawai yang
dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar Rp9.206.300,00 yang dicatat pada
Pos Pembiayaan – Penerimaan TP/TGR. Seharusnya atas penerimaan ini dicatat
pada pos lain-lain pendapatan yang syah.
Pencatatan yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:
Kas Rp9.206.300,00
Pembiayaan-Penerimaan dari TP/TGR Rp9.206.300,00
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Kas Rp9.206.300,00 Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah Rp9.206.300,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut :
Pembiayaan-Penerimaan dari TP/TGR Rp9.206.300,00
Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah Rp9.206.300,00
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran yang dilakukan
sebagai berikut :
Pembiayaan-Penerimaan dari TP/TGR Rp9.206.300,00
Piutang TP/TGR Rp9.206.300,00
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran yang seharusnya
dilakukan adalah sebagai berikut :
Ekuitas Dana Umum Rp9.206.300,00
Piutang TP/TGR Rp9.206.300,00
Sehingga BPK-RI melakukan penyesuaian pencatatan ke Neraca pada
akhir tahun anggaran sebagai berikut :
Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah Rp9.206.300,00
Pembiayaan-Penerimaan dari TP/TGR Rp9.206.300,00
b. Pada TA 2004, terjadi transaksi pengeluaran atas Belanja Tidak Tersangka dan
dicatat pada pos Belanja Tidak Tersangka. Tetapi afektasi yang ada di SPM
menunjukan kode rekening untuk Bantuan Keuangan kepada Organisasi
Kemasyarakatan sebesar Rp25.000.000,00, sehingga terjadi salah pembebanan
atas dasar afektasi yang ada di SPM. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota
Sukabumi melakukan pencatatan sebagai berikut :
Belanja Tidak tersangka Rp25.000.000,00 Kas Rp25.000.000,00
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Kemasyarakatan
Rp25.000.000,00
Kas Rp25.000.000,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Kemasyarakatan
Rp25.000.000,00
Belanja Tidak tersangka Rp25.000.000,00
c. Pada TA 2004, terjadi transaksi pembayaran hutang pajak yang merupakan
realisasi Sisa Anggaran Lebih Tahun Lalu sebesar Rp1.139.596,45, ternyata atas
transaksi tersebut Pemerintah Kota Sukabumi membukukan sebagai Pembiayaan-
pembayaran hutang. Pencatatan yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut :
Pembiayaan-pembayaran hutang Rp1.139.596,45
Kas Rp1.139.596,45
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Sisa Anggaran Lebih Tahun Lalu Rp1.139.596,45
Kas Rp1.139.596,45
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut :
Sisa Anggaran Lebih Tahun Lalu Rp1.139.596,45
Pembiayaan-pembayaran hutang Rp1.139.596,45
d. Pada TA 2004, terjadi transaksi penerimaan lain-lain atas pengembalian piutang
dari bantuan TA sebelumnya. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi
melakukan pencatatan sebagai berikut:
Kas Rp63.188.600,00 Ekuitas Dana Umum Rp63.188.600,00
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Kas Rp63.188.600,00
Penerimaan Lain-lain Rp63.188.600,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp63.188.600,00 Penerimaan Lain-lain Rp63.188.600,00
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :
Penerimaan Lain-lain Rp63.188.600,00
Ekuitas Dana Umum Rp63.188.600,00
e. Pada TA 2004, terjadi transaksi pengeluaran dengan afektasi SPM atas Belanja
Bantuan Keuangan untuk Kepanitiaan sebesar Rp44.200.000,00. Atas transaksi
tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi melakukan pencatatan sebagai berikut:
Belanja Tidak tersangka Rp44.200.000,00 Kas Rp44.200.000,00
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Belanja Bantuan Keuangan Kepanitiaan Rp44.200.000,00
Kas Rp44.200.000,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Belanja Bantuan Keuangan Kepanitiaan Rp44.200.000,00 Belanja Tidak tersangka Rp44.200.000,00
f. Pada TA 2004, Realisasi penerimaan Dana Perimbangan Untuk Bagian Bagi Hasil
Bukan Pajak sebesar Rp6.600.946.622,00, dicatat untuk Gas Alam dan Iuran
Eksploitasi/Royalty. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi
melakukan pencatatan sebagai berikut:
Kas Rp6.600.946.622,00
Iuran Eksploitasi/Royalty Rp319.966.123,00
Penerimaan-dari Sektor Pertambangan-Gas Alam
Rp6.280.980.499,00
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Kas Rp6.600.946.622,00 Iuran Eksploitasi/Royalty Rp242.583.140,00
Provusi Sumber Daya Hutan Rp28.596.713,00
Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan Rp422.355.715,00 Penerimaan-dari Sektor Pertambangan-Gas
Alam
Rp5.907.411.054,00 Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Iuran Eksploitasi/Royalty Rp77.382.983,00
Penerimaan-dari Sektor Pertambangan-Gas Alam
Rp373.569.445,00
Provusi Sumber Daya Hutan Rp28.596.713,00
Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan Rp422.355.715,00
g. Pada TA 2004, terjadi transaksi pengakuan penerimaan Retribusi Pelayanan
Kesehatan RSUD yang kurang catat. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota
Sukabumi melakukan pencatatan sebagai berikut:
Kas Rp40.000.000,00 Ekuitas Dana Umum Rp40.000.000,00
Seharusnya transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rp40.000.000,00 Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD Rp40.000.000,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp40.000.000,00 Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD Rp40.000.000,00
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :
Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD Rp40.000.000,00
Ekuitas Dana Umum Rp40.000.000,00
3. Kesalahan Aritmatika
a. Pada TA 2004, terjadi transaksi pengakuan atas realisasi Sisa lebih
Anggaran Tahun Lalu yang belum sesuai dengan hasil pemeriksaan Laporan
Keuangan TA 2003. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi
melakukan pencatatan sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp16.930.944.661,52
Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu Rp16.930.944.661,52
Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp17.380.576.504,60
Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu Rp17.380.576.504,60
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp449.631.843,08
Sisa lebih Anggaran Tahun Lalu Rp449.631.843,08
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :
Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu Rp449.631.843,08 Ekuitas Dana Umum Rp449.631.843,08
b. Pada TA 2004, terjadi transaksi pengakuan piutang atas potensi penerimaan Pajak
Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, PPJU Non PLN, Retribusi Kekayaan Daerah,
dan Bagi Hasil PBB tahun 2004 yang belum diterima sampai dengan akhir tahun
anggaran. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi melakukan
pencatatan sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp923.696.796,38 Piutang Pajak Hotel Rp17.597.473,20 Piutang Pajak Restoran Rp60.610.173,20 Piutang Pajak Hiburan Rp10.263.330,07 Piutang Pajak Reklame Rp14.941.528,70 Piutang Pajak PPJU Non PLN Rp20.197.724,84 Piutang Retribusi Kekayaan Daerah Rp17.058.036,00 Piutang PBB Rp783.028.530,37 Seharusnya transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp156.102.876,33 Piutang Pajak Restoran Rp31.437.927,00 Piutang Pajak Hiburan Rp14.337.500,00 Piutang Pajak Reklame Rp16.400.889,95 Piutang Pajak PPJU Non PLN Rp6.406.105,96 Piutang Retribusi Kekayaan Daerah Rp10.341.636,00
Piutang Pajak Hotel Rp3.165.550,00 Piutang PBB Rp231.861.385,24 Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Piutang Pajak Hotel Rp14.431.923,20 Piutang Pajak Restoran Rp92.048.100,20 Piutang Pajak Hiburan Rp24.600.830,07 Piutang Pajak Reklame Rp31.342.418,65 Piutang Pajak PPJU Non PLN Rp26.603.830,80 Piutang Retribusi Kekayaan Daerah Rp27.399.672,00 Piutang PBB Rp551.167.145,13
Ekuitas Dana Umum Rp767.593.920,05
c. Pada akhir TA 2004, terjadi transaksi pengakuan atas persediaan akhir atas obat-
obatan di Dinas Kesehatan, dimana jumlah yang dicatat kurang dari keadaan
sebenarnya. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi melakukan
pencatatan sebagai berikut:
Persediaan Obat-obatan Rp355.965.880,00
Ekuitas Dana Umum Rp355.965.880,00
Seharusnya transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan Obat-obatan Rp448.756.382,00
Ekuitas Dana Umum Rp448.756.382,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Persediaan Obat-obatan Rp92.790.502,00
Ekuitas Dana Umum Rp92.790.502,00
d. Pada akhir TA 2004, terjadi transaksi pengakuan atas Sisa Lebih Anggaran Tahun
Berjalan dimana jumlah yang dicatat kurang dari keadaan sebenarnya. Atas
transaksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi melakukan pencatatan sebagai
berikut:
Sisa Lebih Anggaran Tahun Berjalan Rp14.162.100.930,84
Ekuitas Dana Umum Rp14.162.100.930,84
Seharusnya transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Sisa Lebih Anggaran Tahun Berjalan Rp13.360.695.160,00
Ekuitas Dana Umum Rp13.360.695.160,00
Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Ekuitas Dana Umum Rp801.405.770,84
Sisa Lebih Anggaran Tahun Berjalan Rp801.405.770,84
Penyesuaian pencatatan ke Neraca pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :
Sisa lebih Anggaran Tahun Berjalan Rp801.405.770,84 Ekuitas Dana Umum Rp801.405.770,84
Dengan koreksi tersebut maka terjadi perubahan saldo pada :
a. Akun-akun dalam Laporan Perhitungan APBD TA 2004 yaitu :
1) Akun Retribusi Pelayanan Kesehatan (1.06.02.1.2.01.01)
2) Akun Penerimaan Lain-lain (1.01.03.1.4.11.14)
3) Akun Iuran Eksploitasi/Royalty (1.01.08.2.1.02.05)
4) Akun Provusi Sumber Daya Hutan (1.01.08.2.1.02.02)
5) Akun Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan (1.01.08.2.1.02.07)
6) Akun Penerimaan dari Sektor Pertambangan Gas Alam (1.01.08.2.
1.02.09)
7) Akun Penerimaan TP/TGR (1.01.03.1.4.07)
Saldo sebelum Koreksi Rp 16.595.243.363,00 Koreksi tambah Rp 40.000.000,00 Saldo setelah Koreksi Rp 16.635.243.363,00
Saldo sebelum Koreksi Rp 173.805.866,93 Koreksi tambah Rp 63.188.600,00 Saldo setelah Koreksi Rp 236.994.466,93
Saldo sebelum Koreksi Rp 319.966.123,00
Koreksi kurang Rp (77.382.983,00)
Saldo setelah Koreksi Rp 242.583.140,00
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 28.596.713,00
Saldo setelah Koreksi Rp 28.596.713,00
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 422.355.715,00
Saldo setelah Koreksi Rp 422.355.715,00
Saldo sebelum Koreksi Rp 6.280.980.499,00
Koreksi kurang Rp (373.569.445,00)
Saldo setelah Koreksi Rp 5.907.411.054,00
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 9.206.300,00
Saldo setelah Koreksi Rp 9.206.300,00
8) Akun Belanja Bantuan Keuangan kepada Kepanitiaan (2.01.03.4.9.01)
Saldo sebelum Koreksi Rp 529.321.000,00
Koreksi tambah Rp 44.200.000,00
Saldo setelah Koreksi Rp 573.521.000,00
9) Akun Belanja Tidak Tersangka (2.01.03.5.1.01)
Saldo sebelum Koreksi Rp 914.775.000,00
Koreksi kurang Rp (69.200.000,00)
Saldo setelah Koreksi Rp 845.575.000,00
10) Akun Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Kemasyarakatan
(2.01.03.4.5.06)
Saldo sebelum Koreksi Rp 95.390.000,00 Koreksi tambah Rp 25.000.000,00 Saldo setelah Koreksi Rp 120.390.000,00
11) Akun Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu
Saldo sebelum Koreksi Rp 16.930.944.661,52
Koreksi tambah Rp 449.631.843,08
Koreksi kurang Rp (1.355.365.810,37)
Saldo setelah Koreksi Rp 16.025.210.694,23
12) Akun Pembiayaan Pembayaran Hutang
Saldo sebelum Koreksi Rp 1.139.596,45
Koreksi kurang Rp (1.139.596,45)
Saldo setelah Koreksi Rp 0,00
13) Akun Pembiayaan-Penerimaan dari TP/TGR
Saldo sebelum Koreksi Rp 9.206.300,00
Koreksi kurang Rp (9.206.300,00)
Saldo setelah Koreksi Rp 0,00
14) Akun Sisa Lebih Anggaran Tahun Berjalan
Saldo sebelum Koreksi Rp 14.162.100.930,84
Koreksi kurang Rp (801.405.770,84)
Saldo setelah Koreksi Rp 13.360.695.160,00
b. Akun-akun dalam Neraca Per 31 Desember 2004 yaitu :
1) Akun Piutang Pajak Hotel
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 14.431.923,20
Saldo setelah Koreksi Rp 14.431.923,20
2) Akun Piutang Pajak Restoran
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 92.048.100,20
Saldo setelah Koreksi Rp 92.048.100,20
3) Akun Piutang Pajak Hiburan
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 24.600.830,07
Saldo setelah Koreksi Rp 24.600.830,07
4) Akun Piutang Pajak Reklame
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 31.342.418,65
Saldo setelah Koreksi Rp 31.342.418,65
5) Akun Piutang PPJU (Non PLN)
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 26.603.830,80
Saldo setelah Koreksi Rp 26.603.830,80
6) Akun Piutang Retribusi Kekayaan Daerah
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 27.399.672,00
Saldo setelah Koreksi Rp 27.399.672,00
7) Akun Piutang PBB
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00 Koreksi tambah Rp 551.167.145,13 Saldo setelah Koreksi Rp 551.167.145.13
8) Akun Piutang Bantuan Propinsi-PKB/BBNKB
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 454.039.314,00
Saldo setelah Koreksi Rp 454.039.314,00
9) Akun Piutang Bantuan Propinsi-PABT/APER
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 3.114.321,25
Saldo setelah Koreksi Rp 3.114.321,25
10) Akun Piutang Bantuan Propinsi-Retribusi Peredaran Hasil Hutan
Saldo sebelum Koreksi Rp 0,00
Koreksi tambah Rp 14.792.959,00
Saldo setelah Koreksi Rp 14.792.959,00
11) Akun Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
Saldo sebelum Koreksi Rp 6.108.151.000,00
Koreksi tambah Rp 265.167.790,00
Saldo setelah Koreksi Rp 6.373.318.790,00
12) Akun Alat-alat Studio dan Alat Komunikasi
Saldo sebelum Koreksi Rp 172.394.500,00 Koreksi tambah Rp 25.000.000,00 Saldo setelah Koreksi Rp 197.394.500,00
13) Akun Alat-alat Kedokteran
Saldo sebelum Koreksi Rp 1.742.621.270,00
Koreksi tambah Rp 549.571.145,00
Saldo setelah Koreksi Rp 2.292.192.415,00
14) Persediaan Obat-obatan
Saldo sebelum Koreksi Rp 1.197.659.766,00
Koreksi tambah Rp 92.790.502,00
Saldo setelah Koreksi Rp 1.290.450.268,00
15) Akun Piutang TP/TGR
Saldo sebelum Koreksi Rp 21.074.015,00
Koreksi tambah Rp 184.541.600,00
Saldo setelah Koreksi Rp 205.615.615,00
16) Akun Pendapatan Diterima Dimuka
Saldo sebelum Koreksi Rp 123.414.230,17
Koreksi kurang Rp (123.414.230,17)
Saldo setelah Koreksi Rp 0,00
17) Akun Penyertaan Modal ke PDAM
Saldo sebelum Koreksi Rp 4.836.027.481,56
Koreksi kurang Rp (857.786.104,36)
Saldo setelah Koreksi Rp 3.978.241.377,20
18) Akun Ekuitas Dana Umum
Saldo sebelum Koreksi Rp 642.820.633.344,51
Koreksi tambah Rp 5.085.289.609,31
Koreksi kurang Rp (3.575.444.832,20 )
Saldo setelah Koreksi Rp 644.330.478.121,62
19) Akun Surplus/(Defisit)
Saldo sebelum Koreksi Rp (3.826.910.434,23) Koreksi tambah Rp 112.394.900,00 Saldo setelah Koreksi Rp (3.714.515.534,23)
c. Akun-akun dalam Laporan Arus Kas Periode 31 Desember 2004 yaitu :
1) Akun Pendapatan Asli Daerah
Saldo sebelum Koreksi Rp 26.917.419.648,77
Koreksi tambah Rp 72.394.900,00
Saldo setelah Koreksi Rp 26.989.814.548,77
2) Akun Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
Saldo sebelum Koreksi Rp 15.044.207.787,00
Koreksi tambah Rp 69.200.000,00
Saldo setelah Koreksi Rp 15.113.407.787,00
3) Akun Belanja Tidak Tersangka
Saldo sebelum Koreksi Rp 914.775.000,00
Koreksi kurang Rp (69.200.000,00)
Saldo setelah Koreksi Rp 845.575.000,00
4) Akun Pembiayaan Penerimaan TP/TGR
Saldo Awal Rp 9.206.300,00
Koreksi kurang Rp (9.206.300,00)
Saldo setelah Koreksi Rp 0,00
Atas Koreksi tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi bersedia melakukan
koreksi pada Laporan Keuangannya.
Atas koreksi-koreksi tersebut diatas, Laporan Keuangan Kota Sukabumi TA
2004, menjadi sebagi berikut :
C. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Sukabumi Setelah Diperiksa
BPK-RI Tidak ada
D. Catatan Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (Sebelum
disampaikan ke DPRD) TA 2004 yang disajikan oleh Pemerintah Kota
Sukabumi dapat diungkapkan sebanyak 15 Catatan Pemeriksaan yang
perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD untuk
meningkatkan kualitas Laporan Keuangannya. Catatan Pemeriksaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan Biaya Kapitasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) Dari PT Askes (Persero) Cabang Sukabumi Pada Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tidak Dicatat Dan Dikelola Dalam APBD TA 2004 Sebesar Rp466.273.000,00
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada TA 2004 menerima pendapatan atas
biaya kapitasi RJTP dari PT Askes (Persero) sebagai biaya pengganti
pelayanan kesehatan RJTP di puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah
kota Sukabumi. Pendapatan atas biaya tersebut dihitung berdasarkan jumlah
peserta askes yang terdaftar di puskesmas yang berada di wilayah kota
Sukabumi, yang jumlahnya ditetapkan sebesar Rp1.000,00 per jiwa
terdaftar. Pendapatan ini akan dialokasikan kembali ke puskesmas-
puskesmas sebagai pengganti biaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang
terdiri dari jasa sarana, jasa pelayanan dan obat dengan jumlah selama TA
2004 adalah sebagai berikut :
No. Bulan Jumlah (Rp)
1. Januari 38.883.000,00 2. Februari 38.876.000,00 3. Maret 38.846.000,00 4. April 38.963.000,00 5. Mei 38.995.000,00 6. Juni 39.023.000,00 7. Juli 39.120.000,00 8. Agustus 39.197.000,00 9. September 38.437.000,00 10. Oktober 38.585.000,00 11. Nopember 38.628.000,00 12. Desember 38.720.000,00
Jumlah 466.273.000,00
Hasil pemeriksaan lebih lanjut terhadap bukti-bukti realisasi penerimaan dan
pengeluaran serta pencatatan yang dilakukan oleh Pemegang Kas Pembantu (PKP)
dan hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepala Sub Bagian
Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Sukabumi serta hasil konfirmasi dengan PT
Askes, diketahui bahwa penerimaan biaya kapitasi ini setiap bulannya langsung
diambil oleh PKP tetapi atas bukti-bukti tanda terima biaya kapitasi ini tidak
diarsipkan dengan baik oleh PKP. Selain itu, atas penerimaan biaya kapitasi dari
PT Askes (Persero) tersebut tidak dicatat dan dikelola dalam APBD TA 2004.
Penerimaan dan pengeluaran atas biaya kapitasi ini dikelola sendiri oleh Sub Bagian
Keuangan dan Kepegawaian Dinas Kesehatan. Uang yang diterima dari hasil klaim
atas biaya kapitasi sebesar Rp466.273.000,00 tidak disetor ke Kas Daerah dan tidak
dicatat sebagai realisasi pendapatan daerah melainkan langsung dialokasikan untuk
puskesmas-puskesmas sebesar Rp180.255.959,50, setoran pajak (PPh 21) atas jasa
pelayanan Puskesmas sebesar Rp21.694.195,00 dan pengadaan obat-obatan sebesar
Rp152.456.709,00. Sehingga total pengeluaran yang telah direalisasikan dari
penerimaan biaya kapitasi tersebut selama TA 2004 sebesar Rp354.406.863,50
(Rp180.255.959,50+ Rp21.694.195,00+ Rp152.456.709,00).
Ditemukan pula bahwa atas penerimaan biaya kapitasi PT Askes tersebut
sejumlah Rp52.200.000,00 masih ada di Kas Dinas Kesehatan yang akan
dialokasikan untuk pembelian obat ASKES Triwulan IV TA 2004 tetapi belum
direalisasikan. Sedangkan sisa sebesar Rp59.666.136,50 (Rp466.273.000,00-
Rp354.406.863,50- Rp52.200.000,00) ternyata digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran yang tidak jelas. Kendati diakui sebesar Rp11.500.000,00
dibayarkan kepada Pimpinan dan pegawai Dinkes sebagai upah pungut pengurusan
jasa ASKES dan sebesar Rp48.166.136,50 digunakan untuk pembinaan ke
puskesmas-puskesmas, namun hal tersebut tidak ada aturan yang mendasarinya dan
tidak ada bukti pertanggungjawabannya.
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 3 ayat (6)
yang menyebutkan bahwa semua penerimaan yang menjadi hak daerah dan
pengeluaran yang menjadi kewajiban daerah dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD.
b. Peraturan Daerah Kota Sukabumi No.2 Tahun 2001 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu :
1) Pasal 6 yang menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien
efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan dan kepatutan.
2) Pasal 9 ayat (1) yang menyebutkan bahwa semua penerimaan daerah dan
pengeluaran daerah dalam rangka desentralisasi dicatat dan dikelola dalam
APBD.
3) Pasal 13 yang menyebutkan bahwa semua transaksi keuangan daerah baik
penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah dilaksanakan melalui kas
daerah.
c. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI
No.616.A/Menkes/SKB/VI/2004 dan No. 155 A Tahun 2004 tentang Tarif
Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PT Askes (Persero) dan Anggota
Keluarganya di Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah Pasal 4, yang menyebutkan
bahwa :
1) Tarif pelayanan RJTP ditetapkan berdasarkan sistem pembiayaan kapitasi.
2) Komponen pembiayaan kapitasi terdiri dari jasa sarana, jasa pelayanan dan
obat.
3) Jasa sarana merupakan biaya yang dibayarkan untuk penggunaan sarana di
puskesmas, bahan dan alat habis pakai serta obat-obatan.
4) Jasa pelayanan meliputi biaya jasa pelaksana dalam rangka observasi,
diagnosis, pengobatan, dan atau pelayanan medis lain serta untuk
administrasi pelayanan.
5) Pelayanan RJTP meliputi jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di
puskesmas.
6) Besaran tarif pelayanan RJTP per jiwa per bulan Rp1.000,00.
Hal tersebut mengakibatkan :
a. Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari penerimaan
biaya kapitasi PT Askes tidak tercatat pada Perhitungan APBD TA 2004
sebesar Rp466.273.000,00.
b. Realisasi penerimaan dan pengeluaran biaya kapitasi PT Askes tidak
memenuhi tata tertib pengelolaan keuangan daerah.
c. Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp59.666.136,50 (Rp11.500.000,00+
Rp48.166.136,50) atas biaya kapitasi yang tidak ada bukti pertanggung-
jawabannya.
Hal tersebut disebabkan oleh :
a. Pemegang Kas Pembantu yang tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.
b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas
Kesehatan Kota Sukabumi lalai dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
c. Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi kurang melakukan pengendalian
atas pelaksanaan tugas bawahannya.
Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
menjelaskan akan menindaklanjutinya dengan melakukan pencatatan dan
pengalokasian dana kapitasi dari PT Askes melalui APBD terhitung (bulan Juli
2005) setelah ada perubahan anggaran tahun 2005 dan akan mengusulkan kepada
Walikota Sukabumi untuk menerbitkan dasar hukum pengalokasian penggunaan
penerimaan biaya kapitasi PT Askes tersebut.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar memerintahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi untuk:
1) Mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari biaya
kapitasi PT Askes secara bruto dalam APBD.
2) Merealisasikan pengadaan obat-obatan yang berasal dari biaya kapitasi PT
Askes untuk Triwulan IV sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3) Menegur secara tertulis kepada Pemegang Kas Pembantu dan Kepala Sub
Bagian Keuangan dan Kepegawaian agar bekerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
4) Mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar
Rp59.666.136,50 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setoran
tersebut disampaikan kepada BPK-RI.
2. Penganggaran Dan Realisasi Dalam DASK DPRD TA 2004 Sebesar
Rp492.710.780,00 Untuk Pimpinan Dan Anggota DPRD Periode 1999-2004
Tidak Sesuai Ketentuan
Pemda Kota Sukabumi bersama-sama unsur legislatif/Panitia Anggaran
Dewan, dalam TA 2004 telah mengalokasikan dan menetapkan anggaran pada Pos
DPRD untuk Uang Representasi dan Uang Paket masing-masing sebesar
Rp1.216.381.000,00 dan Rp92.232.000,00 telah direalisasikan masing-masing
sebesar Rp1.206.416.680,00 dan Rp92.074.500,00 yang dibayarkan kepada
Pimpinan dan Anggota DPRD Periode 1999-2004.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa realisasi pembayaran
tersebut, dilakukan Pimpinan DPRD Kota Sukabumi dengan menerbitkan Surat
Keputusan No.10/PIMP/Tahun 2003 tentang Paket yang diterima Pimpinan,
Anggota dan Sekretariat DPRD Kota Sukabumi yang mengatur :
a. Tunjangan Perbaikan penghasilan (TPP) yang dimasukkan ke dalam Uang
Representasi;
b. Uang Paket untuk Ketua dan Wakil Ketua serta Anggota DPRD diperhitungkan
10% dari Uang Representasi yang bersangkutan.
Pengeluaran tersebut telah menyimpang dari ketentuan yang semestinya
dipedomani mengingat :
1) Tunjangan Perbaikan Penghasilan yang diatur dalam PP Nomor 74 Tahun
2000 tentang Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Bagi Pegawai
Negeri, Hakim dan Pejabat Negara, dinyatakan tidak berlaku lagi telah
dicabut dengan PP Nomor 37 Tahun 2001 tentang penghentian pemberian
Tunjangan Perbaikan Penghasilan bagi Pegawai Negeri, Hakim dan Penjabat
Negara. Kendati Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan
Perbaikan Penghasilan yang besarnya sama dengan ketentuan yang berlaku
bagi PNS sebagaimana ditetapkan dalam pasal 8 PP Nomor 110 Tahun 2000
namun PP 110 tersebut telah dinyatakan batal demi hukum berdasarkan
fatwa MA No.04/G/Hum/2001 tanggal 9 September 2001 sehingga
Tunjangan Perbaikan Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota
Sukabumi yang dimasukkan dan dibayarkan ke dalam Uang Representasi,
hakekatnya telah menambah penghasilan tetap Pimpinan dan Anggota
DPRD sebagai hal yang menyimpang dari SE Mendagri No.161/3211/SJ
Tahun 2003. Uang Representasi yang di dalamnya ada unsur Tunjangan
Perbaikan Penghasilan yang direalisasikan sebesar Rp1.206.416.680,00
ternyata melebihi ketentuan sebesar Rp462.124.280,00 dari yang
diperkenankan menurut SE Mendagri No.161/3211/SJ Tahun 2003 sebesar
Rp744.292.400,00 (Lampiran 4).
2) Uang Paket yang direalisasikan sebesar Rp92.074.500,00 kendati diatur
dalam SE Mendagri No.161/3211/SJ Tahun 2003 ternyata melebihi
ketentuan sebesar Rp30.586.500,00 dari yang diperkenankan sebesar
Rp61.488.000,00 (Lampiran 4).
Dengan demikian penyusunan Anggaran dan Realisasi Belanja DPRD
Kota Sukabumi TA 2004 ternyata tidak berpedoman pada SE Mendagri
No.161/3211/SJ Tahun 2003, namun pengaturan belanja sepenuhnya
menggunakan SK Pimpinan DPRD.
Penggunaan SE Mendagri sebagai Kriteria yang mengatur Kedudukan
Keuangan DPRD adalah berkaitan dengan pedoman penyusunan APBD TA
2004, khususnya yang berkaitan dengan Belanja DPRD.
Dalam hal pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah telah
diterbitkan PP No. 105 Tahun 2000 yang dalam Pasal 14 ayat (4) menyebutkan
bahwa pedoman tentang pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan
Keuangan Daerah serta tata cara penyusunan APBD, pelaksanaan tata usaha
Keuangan Daerah dan penyusunan perhitungan ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Berkaitan dengan itu Menteri
Dalam Negeri dan Otonomi Daerah telah menerbitkan Kepmendagri No.29
Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan
Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD Pasal 94
yang menyebutkan bahwa pembinaan pengelolaan Keuangan Daerah Propinsi,
Kabupaten dan Kota dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri dan pembinaan
sebagaimana dimaksud berupa pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan,
arahan, supervisi dan evaluasi di bidang pengelolaan Keuangan Daerah. Dengan
demikian, SE Mendagri No.161/3211/SJ tentang Pedoman Kedudukan
Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD adalah sebagai pedoman penyusunan
belanja DPRD TA 2004.
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar
Rp492.710.780,00 (Rp462.124.280,00+ Rp30.586.500,00 ) yang disebabkan
oleh:
a. Pemerintah Kota Sukabumi dan DPRD yang secara bersama-sama
menetapkan APBD tidak mentaati ketentuan yang berlaku.
b. Adanya unsur kepentingan legislatif untuk memperoleh penghasilan yang
lebih besar dari yang ditetapkan.
Atas permasalahan tersebut Ketua DPRD Kota Sukabumi menjelaskan bahwa
penyusunan anggaran belanja DPRD TA 2004 tidak berpedoman pada Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri No.161/3211/SJ karena surat edaran tersebut
terlambat mereka terima, selain itu Ketua DPRD berpendapat bahwa surat edaran
tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak tercantum dalam sumber
hukum tata urutan Peraturan perundang-undangan sehingga tidak dapat dijadikan
dasar hukum dan menjadikan UU No. 22 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwa
DPRD mempunyai hak untuk menentukan anggaran belanjanya sendiri sebagai
landasan hukum dalam penyusunan anggaran belanja DPRD.
Saran BPK-RI
a. Walikota dan Pimpinan DPRD Kota Sukabumi agar tidak mengambil
kebijakan penetapan anggaran untuk pembayaran penghasilan Pimpinan dan
Anggota DPRD yang tidak sesuai dengan ketentuan.
b. Pimpinan dan anggota DPRD mempertanggungjawabkan kerugian daerah
sebesar Rp492.710.780,00 dengan menyetorkan kembali ke Kas Daerah dan
bukti setoran tersebut disampaikan kepada BPK-RI.
3. Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah Kota Sukabumi TA 2004
Melebihi Ketentuan Sebesar Rp280.000.000,00
Peraturan Pemerintah No.109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 9 ayat (2) menyebutkan bahwa
besarnya Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah Kabupaten/Kota,
ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :
a. sampai dengan Rp5 milyar paling rendah Rp125 juta dan paling tinggi
sebesar 3%;
b. di atas Rp5 milyar s/d Rp10 milyar paling rendah Rp150 juta dan paling
tinggi sebesar 2 %,
c. di atas Rp10 milyar s/d Rp20 milyar paling rendah Rp200 juta dan paling
tinggi sebesar 1,50%;
d. di atas Rp20 milyar s/d Rp50 milyar paling rendah Rp300 juta dan paling
tinggi sebesar 0,80%;
e. di atas Rp50 milyar s/d Rp150 milyar paling rendah Rp400 juta dan paling
tinggi sebesar 0,40 %;
f. di atas Rp150 milyar paling rendah Rp600 juta dan paling tinggi 0,15 %.
Berdasarkan ketentuan itu dan sesuai dengan realisasi Pendapatan Asli
Daerah TA 2004 sebesar Rp26.989.814.548,77, maka jumlah Biaya Operasional
Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi TA 2004 yang seharusnya dibayarkan
adalah sebesar Rp215.918.516,39 (0,80% x Rp26.989.814.548,77) atau
maksimal sebesar Rp300.000.000,00.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa jumlah Biaya
Penunjang Operasional Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi TA 2004
dibagi menjadi dua objek belanja yaitu Biaya Penunjang Kegiatan Pemerintah
dan Biaya Penunjang Operasional yang dianggarkan dan telah direalisasikan
mencapai sebesar Rp580.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
KODE REKENING
NAMA REKENING ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
1 2 3 4 2.01.02.1.2.17 1 B. Penunjang Kegiatan Pemerintah 280.000.000,00 280.000.000,00
2.01.02.1.2.17.05. 1 B. Penunjang Kegiatan Walikota 170.000.000,00 170.000.000,00
2.01.02.1.2.17.06 1 B. Penunjang Kegiatan Wakil Walikota 110.000.000,00 110.000.000,00
2.01.02.1.2.18 1 B. Penunjang Operasional 300.000.000,00 300.000.000,00
2.01.02.1.2.18.01 1 B. Penunjang Operasional Walikota 170.000.000,00 170.000.000,00
2.01.02.1.2.18.02 1 B.Penunjang Operasional Wakil Walikota 130.000.000,00 130.000.000,00
Jumlah 580.000.000,00 580.000.000,00
Dengan demikian terdapat kelebihan pembayaran Biaya Penunjang
Operasional Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi TA 2004 yang merugikan
keuangan daerah sebesar Rp280.000.000,00 (Rp580.000.000,00-
Rp300.000.000,00), yang terjadi karena:
a. Pemegang Kas dan Atasan Langsung Pemegang Kas Walikota dan Wakil
Walikota Sukabumi dalam merealisasikan belanja Biaya Penunjang
Operasional tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku;
b. Panitia Anggaran dalam penyusunan anggaran tidak memperhatikan
ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut diatas Asisten Administrasi Setda Kota
Sukabumi menjelaskan, bahwa penganggaran Biaya Penunjang Operasional
Kepala Daerah/Walikota sudah sesuai dengan ketentuan, yaitu sebesar
Rp340.000.000,00 (sesuai denagn PP. No.109 Tahun 2000), sedangkan
penganggaran Biaya Penunjang Operasional Wakil Kepala Daerah/Wakil
Walikota dialokasikan secara proporsional dari Kepala Daerah/Walikota.
Atas jawaban tersebut di atas, tidak benar. Biaya Penunjang Kegiatan
Pemerintahan merupakan duplikasi dari Biaya Penunjang Operasional dalam arti
terdapat dua mata anggaran yang digunakan untuk membiaya kegiatan yang
sama. Sehingga jumlah kedua mata anggaran tersebut melebihi ketentuan yang
berlaku.
Saran BPK-RI
a. Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi mempertanggungjawabkan
kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp280.000.000,00, dengan menyetorkan
ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setoran kepada BPK-RI atau
memperhitungkan dengan mengurangi Biaya Penunjang Operasional TA
2005;
b. Walikota Sukabumi menegur secara tertulis kepada Panitia Anggaran untuk
melakukan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Bantuan Keuangan Sebesar Rp80.000.000,00 Kepada Partai Politik Yang
Tidak Memperoleh Kursi Di Dewan Tidak Sesuai Dengan Ketentuan
Jumlah Anggaran Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan yang
dianggarkan Pemerintah Kota Sukabumi TA 2004 adalah sebesar
Rp15.974.945.000,00 telah direalisasikan sebesar Rp15.044.207.787,00
diantaranya untuk bantuan kepada Partai Politik sebesar Rp266.500.000,00.
Hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran atas Partai Politik
terungkap bahwa ternyata realisasi anggaran sebesar Rp80.000.000,00 diberikan
kepada Partai Politik yang tidak mempunyai kursi di Lembaga Perwakilan
Rakyat.
Hal ini tidak sesuai dengan :
a. Undang-Undang (UU) No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik :
1) Pasal 17 ayat (1) yang menyatakan : Keuangan Partai Politik bersumber
dari :
(a) Iuran Anggota ;
(b) Sumbangan yang sah menurut hukum ; dan
(c) Bantuan dari anggaran negara.
2) Pasal 17 ayat (3) yang menyatakan : Bantuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c diberikan secara proporsional kepada Partai Politik
yang mendapatkan kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat.
b. UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan daerah (DPD), dan Dewan
Perwakilan rakyat Daerah (DPRD), pasal 80 ayat (1) huruf c yang
menyatakan : Peserta Pemilu dilarang menerima sumbangan atau bantuan
lain untuk kampanye yang berasal dari: Pemerintah, BUMN, dan BUMD.
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar
Rp80.000.000,00 yang disebabkan oleh Kebijakan Walikota Sukabumi (SK
Walikota Sukabumi No.66 Tahun 2004) memberikan bantuan kepada Partai
Politik tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut Asisten Administrasi Kota Sukabumi
menjelaskan, bahwa Dasar Penerbitan Surat Keputusan (SK) Walikota
Sukabumi No.66 Tahun 2004 masih mengacu kepada peraturan perundang-
undangan terdahulu, sehubungan dengan peraturan pemerintah atas dasar
Undang-Undang Republik Indonesia No.31 Tahun 2002 dan Undang-Undang
Republik Indonesia No.12 Tahun 2003 belum terbit petunjuk pelaksanaannya.
Saran BPK-RI Walikota Sukabumi agar :
a. Mencabut SK tersebut untuk disesuaikan dengan Undang-Undang yang
berlaku.
b. Mempertanggungjawabkan kerugian keuangan daerah sebesar
Rp80.000.000,00, dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan
bukti setoran kepada BPK-RI.
5. Pengeluaran Bantuan Keuangan Untuk Kepanitiaan Sebesar Rp23.521.000,00 Melebihi Pagu Anggaran
Dalam rangka mendukung kelancaran keuangan Pemilu 2004,
Pemerintah telah menerbitkan Keppres No.20 Tahun 2004 tentang Dukungan
Darurat Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
TA 2004, untuk Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2004.
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Walikota kepada DPRD No.050/128/KEU
tanggal 31 Mei 2004 dan No.050/193/KEU tanggal 23 Juli 2004 maka dukungan
dana tersebut diambil dan dibebankan dari Belanja Tidak Tersangka dengan
realisasi SPM sebagai berikut :
No No. SPMU/ TGL SPM AFEKTASI URAIAN JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 1 No.123/BT/Bant/2004
Tgl. 2 April 2004 2.01.03.4.9.01 2 Desk Pemilu (Logistik dari PPS) 4.950.000,00
2 No.117/BT/Bant/2004 Tgl. 1 April 2004
2.01.03.4.9.01 2 Desk Pemilu (Biaya Operasional) 7.250.000,00
3 No.124/BT/Bant/2004 Tgl. 2 April 2004
2.01.03.4.9.01 2 Desk Pemilu (Pengamanan Pemilu) 32.000.000,00
Jumlah 44.200.000,00
Berdasarkan tabel di atas, ternyata dalam SPM tidak menunjukkan
afektasinya untuk Belanja Tidak Tersangka, tetapi untuk Bantuan Keuangan.
Sehingga dilakukan koreksi karena salah pembebanan sebesar
Rp44.200.000,000.
Pada APBD TA 2004 Belanja Bantuan Keuangan untuk
Kepanitiaan yang dianggarkan sebesar Rp550.000.000,00 telah direalisasikan
sebesar Rp529.321.000,00. Dengan adanya koreksi tersebut realisasinya
menjadi sebesar Rp573.521.000,00,
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Kepmendagri No.29 Tahun 2002, pasal 55 ayat (3) yang menyatakan bahwa
jumlah kredit anggaran setiap objek belanja perangkat daerah merupakan
batas tertinggi pengeluaran belanja daerah.
b. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.105 Tahun 2000, pasal
10 ayat (2) yang menyatakan bahwa jumlah belanja yang dianggarkan dalam
APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja.
Hal tersebut mengakibatkan realisasi Bantuan Keuangan untuk
Kepanitiaan kurang dapat dipertanggungjawabkan sebesar Rp23.521.000,00
(Rp550.000.000,00-Rp573.521.000,00).
Hal tersebut disebabkan ketidakcermatan Sub Bagian Perbenda-
haraan sebagai unit kerja penerbit SPM dan Sub Bagian Verifikasi yang
melakukan pengesahan atas SPM tersebut.
Atas permasalahan tersebut Asisten Administrasi Kota Sukabumi
menjelaskan karena Keputusan Presiden No.20 Tahun 2004 agak terlambat
diterbitkan, sedangkan kebutuhan pembiayaan diperlukan lebih awal.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar memerintahkan Kepala Bagian
Keuangan untuk menegur secara tertulis Kepala Sub Bagian Perbendaharaan
dan Kepala Sub Bagian Verifikasi pada Bagian Keuangan supaya lebih
cermat dalam melaksanakan tugasnya.
6. Pembentukan Dana Cadangan Untuk Penyediaan Dana Likuiditas
Pemerintah Kota Sukabumi Sebesar Rp5.600.000.000,00 Tidak Sesuai
Ketentuan
Walikota Sukabumi mengeluarkan Keputusan No.145 Tahun 2003
tentang Pembentukan Dana Cadangan Hasil Penyisihan dari APBD Kota
Sukabumi yang nilainya ditetapkan sebesar Rp50.000.000.000,00 dengan
memperhitungkan penyisihan anggaran yang telah dimulai sejak TA 2000.
Tujuan dari pembentukan dana cadangan ini dialokasikan untuk
penyediaan dana likuiditas dan pembangunan terminal bus tipe A, yang pada
kenyataannya, dana cadangan ini lebih berfungsi sebagai dana likuiditas
yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menutup defisit anggaran
seperti yang terjadi pada TA 2004. Tujuan pembentukan dana cadangan
untuk penyediaan dana likuiditas tidak diatur dalam PP No.105 maupun
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan APBD khususnya pasal-pasal yang mengatur tentang
pembentukan dana cadangan ini. Sedangkan tujuan pembentukan dana
cadangan untuk pembangunan terminal bus tipe A belum berdasarkan Perda
khusus yang mengatur tentang tujuan, besaran dan sumber dana cadangan
serta jenis program/kegiatan yang dibiayai dari dana cadangan tersebut.
Saldo dana cadangan pada awal TA 2004 sebesar
Rp5.600.000.000,00 yang tersimpan dalam rekening tersendiri untuk dana
cadangan di Bank Jabar berupa giro dengan nomor rekening
06.00.03.004514.8 atas nama Walikota Sukabumi, dan deposito di Bank
Jabar dan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pasar Kota Sukabumi atas
nama Pemda Kota Sukabumi. Dalam TA 2004 terjadi realisasi pengeluaran
atas beban dana cadangan sebesar Rp2.500.000.000,00 untuk keperluan
menutup defisit anggaran TA 2004. Hasil pemeriksaan atas realisasi
pengeluaran dari dana cadangan sampai dengan pemeriksaan di lapangan
berakhir belum diperoleh dasar pencairan deposito yang berasal dari dana
cadangan (berupa keputusan Walikota Sukabumi maupun Intruksi Sekretaris
Daerah Kota Sukabumi) untuk dipindahbukukan ke Kas Daerah. Saldo akhir
per 31 Desember 2004 untuk dana cadangan menjadi sebesar
Rp3.100.000.000,00 yang terdiri dari giro di Bank Jabar sebesar
Rp150.000.000,00 (hasil konfirmasi dengan Bank Jabar saldo rekening giro
dana cadangan per 31 Desember 2004 sebesar Rp170.942.739,00),
penempatan deposito di Bank Jabar sebesar Rp2.500.000.000,00 dan
penempatan deposito di BPR Pasar sebesar Rp450.000.000,00.
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000, yaitu :
1) Pasal 13 ayat (1) yang menyatakan bahwa daerah dapat membentuk
dana cadangan guna membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat
dibebankan dalam satu tahun anggaran.
2) Penjelasan Pasal 13 ayat (2) yang menyatakan bahwa dana cadangan
tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan seperti rehabilitasi
prasarana, keindahan kota, atau pelestarian lingkungan hidup,
sehingga biaya rehabilitasi tersebut dibebankan dalam beberapa
tahun anggaran.
b. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.29 Tahun 2002, yaitu :
1) Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan bahwa pembentukan dana
cadangan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
2) Pasal 11 ayat (3) yang menyatakan bahwa Peraturan Daerah tersebut
menetapkan tujuan, besaran, dan sumber dana cadangan serta jenis
program/kegiatan yang dibiayai dari dana cadangan tersebut.
3) Pasal 61 ayat (2) yang menyatakan bahwa dana cadangan tidak dapat
digunakan untuk membiayai program/kegiatan lain diluar yang telah
ditetapkan.
4) Pasal 61 ayat (3) yang menyatakan bahwa program/kegiatan yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah dilaksanakan apabiladana
cadangan yang disisihkan telah tercapai.
Masalah ini mengakibatkan pengakuan dan penyajian informasi
keuangan dalam laporan keuangan TA 2004 mengenai dana cadangan tidak
sesuai dengan azas kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku,
yang terjadi karena Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi
kurang memperhatikan ketentuan yang berlaku mengenai pembentukan dana
cadangan.
Atas permasalahan tersebut Asisten Administrasi Kota Sukabumi
menjelaskan, bahwa pembentukan dana cadangan pada APBD Kota Sukabumi
pada saat sekarang masih berfungsi sebagai dana likuiditas, hal ini dilakukan
karena Pemerintah Kota Sukabumi belum mempunyai peraturan daerah yang
mengatur tentang tata cara dan penggunaan dana cadangan.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar memberikan teguran tertulis kepada Kepala Bagian
Keuangan supaya memperhatikan ketentuan dalam membentuk dana
cadangan, dan apabila maksud dari pembentukan dana cadangan itu untuk
dana likuiditas, sebaiknya cukup dengan mengalokasikan dana yang ada pada
kas daerah ke dalam penempatan deposito jangka pendek.
7. Pelepasan Aset Berupa Kendaraan Dinas Dan Alat Berat Milik
Pemerintah Kota Sukabumi Senilai Rp368.280.000,00 Belum
Ditindaklanjuti Dengan Proses Penghapusan
Bagian Pengelolaan Aset Daerah Sekretariat Daerah Kota Sukabumi
sebagai unit kerja yang mengelola aset daerah melakukan pendataan terhadap
aset-aset yang berumur ekonomis lima tahun lebih untuk diajukan proses
pemindahtanganannya dengan cara menjual aset tersebut.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa proses
pemindahtanganan telah selesai dilaksanakan dengan harga jual senilai
Rp156.993.000,00 dari harga perolehan aset sebesar Rp368.280.000,00 dan
hasilnya telah disetor ke Kas Daerah (lihat Lampiran 1).
Kendati pemindahtanganan aset itu telah dikuatkan dengan
Keputusan Walikota Sukabumi No.153 Tahun 2004 dan No.91 Tahun 2004
masing-masing tanggal 14 Juli dan 14 April 2004, akan tetapi ternyata belum
ditindaklanjuti dengan penghapusan aset dimaksud dari daftar inventaris
kekayaan daerah, sedangkan fisik aset telah berpindahtangan kepada pemilik
baru. Padahal dalam Keputusan Walikota Sukabumi No.153 Tahun 2004 dan
No.91 Tahun 2004 tersebut jelas-jelas dinyatakan bahwa “Pemindahtanganan
kendaraan dan alat berat, proses penghapusannya akan ditetapkan dalam
keputusan tersendiri dan menghapus kendaraan tersebut dari Buku Inventaris
Kekayaan Pemerintah Daerah”.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 31 ayat (1) yang menyatakan
bahwa Kepala Daerah mengatur pengelolaan Barang Daerah.
b. Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 Pasal 69 yang menyatakan bahwa
penambahan atau pengurangan nilai aset Daerah akibat perubahan status
hukum dibukukan pada rekening Aset Daerah yang bersangkutan dan
dicatat dalam Daftar Inventaris Barang Daerah dan Pasal 87 yang
menyatakan bahwa agar laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan yang benar dan wajar, pada rekening tertentu dalam kelompok
Pendapatan, Belanja, Pembiayaan dan Neraca dilakukan penyesuaian
sebagai akibat timbulnya hak dan kewajiban yang diperhitungkan pada
Tahun Anggaran berkenaan.
c. Keputusan Walikota Sukabumi No.153 Tahun 2004 dan No.91 Tahun
2004 yang menyatakan bahwa “Pemindahtanganan kendaraan dan alat
berat, proses penghapusannya akan ditetapkan dalam keputusan tersendiri
dan menghapus kendaraan tersebut dari Buku Inventaris Kekayaan
Pemerintah Daerah”.
Hal tersebut mengakibatkan penyajian informasi keuangan mengenai
saldo Aktiva Tetap dalam Neraca Daerah per 31 Desember 2004 belum
menggambarkan keadaan sebenarnya, yang disebabkan oleh Bagian
Pengelolaan Aset Daerah Sekretariat Daerah Kota Sukabumi kurang proaktif
dalam pengurusan proses penghapusan aset daerah yang telah terjual.
Atas permasalahan tersebut Asisten Administrasi Kota Sukabumi
menjelaskan, akan mengajukan permohonan penerbitan SK Walikota
mengenai penghapusan kendaraan dan Alat Berat milik Pemerintah Kota
Sukabumi yang telah selesai proses pembayaran, dan hal ini tidak akan
terulang lagi pada tahun anggaran berikutnya.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar :
a. Menegur secara tertulis Kepala Bagian Pengelolaan Aset Daerah untuk
lebih proaktif dalam pengurusan proses penghapusan aset daerah yang
telah terjual dan memerintahkan Kepala Bagian Pengelolaan Aset Daerah
dan Kepala Bagian Keuangan untuk mengeluarkan nilai aset tersebut dari
saldo Neraca Daerah bila SK penghapusannya telah dikeluarkan.
b. Menerbitkan segera keputusan mengenai penghapusan aset daerah yang
telah berpindah tangan tersebut.
8. Pendapatan Bagi Hasil Pajak TA 2004 Dari Provinsi Jawa Barat Untuk Kota Sukabumi Kurang Diterima Sebesar Rp471.946.594,35
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (PKB/BBNKB), Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan (PABT/APER) serta Retribusi Peredaran Hasil
Hutan yang dipungut dari seluruh Kabupaten/Kota oleh Provinsi Jawa Barat
pada hakekatnya merupakan Pendapatan Provinsi Jawa Barat yang harus
dibagikan kembali kepada Kabupaten/Kota dalam bentuk Bagi Hasil secara
proporsional.
Hasil pemeriksaan mengungkapkan bahwa Pendapatan Bagi Hasil
Pajak dari PKB/BBNKB,PABT/APER serta Retribusi Peredaran Hasil Hutan
untuk Kota Sukabumi TA 2004 telah dianggarkan sebesar
Rp 4.027.814.337,14 dan telah terealisasi sebesar Rp 4.285.461.594,35
sedangkan yang telah diterima oleh Pemerintah Kota Sukabumi sebesar Rp
3.813.515.000,00 sehingga masih kurang diterima sebesar Rp471.946.594,35
dengan rincian sebagai berikut :
Uraian
Realisasi Penerimaan
Provinsi Jawa Barat
Hak Kota Sukabumi (Hasil
Rekonsiliasi) (Rp)
Yang Telah Diterima
(Rp)
Kurang Diterima
(Rp)
PKB/BBNKB 14.768.120.400,00 4.208.914.314,00 3.754.875.000,00 454.039.314,00 PABT/APER 62.683.190,00 41.684.321,35 38.570.000,00 3.114.321,35 Ret.Hsl Hutan 34.862.959,00 34.862.959,00 20.070.000,00 14.792.959,00
Jumlah 14.865.666.549,00 4.285.461.594,35 3.813.515.000,00 471.946.594,35
Berdasarkan Surat Pernyataan Kepala Biro Keuangan, Setda Provinsi
Jawa Barat diakui bahwa sisa tersebut akan diselesaikan dalam TA 2005
setelah penetapan perubahan APBD Provinsi Jawa Barat TA 2005.
Kondisi di atas tidak sesuai dengan :
a. Perda Provinsi Jawa Barat No.6 Tahun 2001 tanggal 18 Juli 2001, tentang
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan, Pasal 10 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Penerimaan pajak
diserahkan kepada daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 70% dengan
memperhatikan aspek pemerataan dan potensi daerah”.
b. Perda Provinsi Jawa Barat No.7 Tahun 2001 tanggal 18 Juli 2001, tentang
Pajak Kendaraan Bermotor, Pasal 12 ayat (1) yang menyatakan bahwa
“Penerimaan pajak diserahkan kepada daerah Kabupaten/Kota paling
sedikit 30% dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi
daerah”.
c. Perda Provinsi Jawa Barat No.8 Tahun 2001 tanggal 18 Juli 2001, tentang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pasal 13 ayat (1) yang menyatakan
bahwa “Penerimaan pajak diserahkan kepada daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 30% dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi
daerah”.
Masalah ini mengakibatkan Bagi Hasil Pajak Provinsi bagian Kota
Sukabumi untuk TA 2004 kurang diterima sebesar Rp471.946.594,35 dan
belum dicatat sebagai piutang Pemerintah Kota Sukabumi yang disebabkan
oleh :
a. Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak tepat waktu dalam menyalurkan
Bagi Hasil Pajak bagian pemerintah kabupaten/kota
b. Pemerintah Kota Sukabumi belum sepenuhnya melakukan koordinasi
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sehingga tidak mengetahui sisa
bagi hasil pajak dari provinsi yang menjadi haknya.
Atas permasalahan tersebut diatas Kepala Dinas Pendapatan Daerah
Kota Sukabumi menjelaskan, memang masih terdapat kekurangan penerimaan
dari Bagi Hasil Pajak Propinsi TA 2004, dan ditagihkan setelah ada penetapan
definitif dari propinsi.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar :
a. Mengajukan surat kepada Gubernur Jawa Barat supaya Bagi Hasil Pajak
Bagian Kota Sukabumi disalurkan secara tepat waktu sesuai dengan tahun
anggaran yang bersangkutan, dan diminta segera menyalurkan sisa Bagi
Hasil Pajak TA 2004 Bagian Kota Sukabumi sebesar Rp471.946.594,35.
b. Menginstruksikan kepada Kepala Dipenda Kota Sukabumi untuk melakukan
koordinasi dengan Dipenda Provinsi Jawa Barat dan Biro Keuangan Sekda
Provinsi Jawa Barat, supaya Bagi Hasil Pajak Provinsi Bagian Kota
Sukabumi dapat disalurkan secara tepat waktu dan tepat jumlah.
9. Pajak Hotel Atas Rumah Kos Dengan Jumlah Kamar 10 (Sepuluh) Kamar
Atau Lebih TA 2004 Belum Ditetapkan Sebesar Rp40.266.000,00
Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Kota Sukabumi pada TA 2004 telah
merealisasikan penerimaan pajak hotel sebesar Rp190.663.700,00 atau 105,43%
dari anggaran sebesar Rp180.822.000,00.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen kegiatan pendataan
dan penetapan Pajak Hotel TA 2004 dan hasil konfirmasi dengan bidang
pendataan dan penetapan Dipenda Kota Sukabumi, mengungkapkan bahwa
selama TA 2004 penetapan pajak hotel terutang yang berasal dari rumah kos
dengan jumlah kamar 10 (sepuluh) kamar atau lebih ternyata belum dilakukan.
Dari Laporan Data Potensi Tempat Kos di Wilayah Kota Sukabumi yang
dibuat oleh seksi pendataan Dipenda dan hasil konfirmasi kepada pemilik rumah
kos, maka potensi penerimaan Pendapatan Asli Daerah TA 2004 yang hilang
dari Pajak Hotel atas rumah kos dengan jumlah kamar 10 (sepuluh) kamar atau
lebih dan besarnya pajak terutang yang belum dibuatkan ketetapan pajaknya
adalah sebagai berikut :
No.
Lokasi Jumlah
Kamar Tarif/Kamar
(Rp) Tarif pajak
Dasar Pengenaan
Setahun (Rp)
Potensi Pajak (Rp)
1 Jl. Siliwangi 12 150.000,00 10% 21.600.000,00 2.160.000,00 13 200.000,00 10% 31.200.000,00 3.120.000,00 2 Jl. Nyomplong 15 165.000,00 10% 29.700.000,00 2.970.000,00 3 Gg. Ajid 12 80.000,00 10% 11.520.000,00 1.152.000,00 4 Gg. Manggis 11 120.000,00 10% 15.840.000,00 1.584.000,00 5 Gg. Manggis 6 100.000,00 10% 7.200.000,00 720.000,00 10 50.000,00 10% 6.000.000,00 600.000,00 6 Jl. Veteran 10 250.000,00 10% 30.000.000,00 3.000.000,00 7 Jl. Kabupaten 3 450.000,00 10% 16.200.000,00 1.620.000,00 6 350.000,00 10% 25.200.000,00 2.520.000,00 10 300.000,00 10% 36.000.000,00 3.600.000,00 8 Jl. Pasundan 20 50.000,00 10% 12.000.000,00 1.200.000,00 9 Gg. Maksudi 14 150.000,00 10% 25.200.000,00 2.520.000,00 10 Gg. Bima 16 125.000,00 10% 24.000.000,00 2.400.000,00 11 Gg. Adireja 10 100.000,00 10% 12.000.000,00 1.200.000,00 12 Gg. Berdikari 10 70.000,00 10% 8.400.000,00 840.000,00 13 Jl. Pemuda 10 200.000,00 10% 24.000.000,00 2.400.000,00 14 Jl.Suryakencana 20 200.000,00 10% 48.000.000,00 4.800.000,00 Jumlah 38.406.000,00
Hal tersebut tidak sesuai dengan Perda Kota Sukabumi No. 9 Tahun
2002 tentang Pajak Hotel, yaitu :
Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa dengan nama Pajak Hotel dipungut pajak
atas setiap pelayanan di hotel, penginapan, termasuk rumah kos dengan
jumlah kamar 10 (sepuluh) kamar atau lebih, dan fasilitas tinggal jangka
pendek.
a. Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan antara lain bahwa objek pajak adalah
pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk
fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, yang meliputi
rumah kos dengan jumlah 10 (sepuluh) kamar atau lebih yang
menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.
b. Pasal 4 ayat (2) yang menyatakan antara lain bahwa wajib pajak adalah
pengusaha penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah 10 (sepuluh)
kamar atau lebih.
c. Pasal 5 ayat (1) yang menyatakan antara lain bahwa dasar pengenaan pajak
adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada penginapan termasuk
rumah kos dengan jumlah 10 (sepuluh) kamar atau lebih.
d. Pasal 6 yang menyatakan antara lain bahwa besarnya tarif pajak ditetapkan
untuk penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah 10 (sepuluh) kamar
atau lebih sebesar 10% (sepuluh persen)
e. Pasal 11 yang menyatakan antara lain bahwa Kepala Daerah dhi. Kepala
Dinas Pendapatan Daerah Kota Sukabumi menetapkan pajak terutang
dengan menerbitkan SKPD.
Masalah ini mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh penerimaan
dari potensi Pajak Hotel sebesar Rp40.266.000,00, yang terjadi karena :
a. Kepala Bidang Penetapan dan Pendataan Dinas Pendapatan Daerah Kota
Sukabumi belum melaksanakan tugasnya secara optimal;
b. Kepala Dinas Pendapatan Daerah belum sepenuhnya melakukan
pengawasan dan pengendalian kegiatan penetapan dan pendataan Pajak
Hotel.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pendapatan Daerah menjelaskan,
bahwa Tarif Pajak Rumah Kos ditetapkan sebesar 10%, sedangkan para Wajib
Pajak meminta tarif 2,5% sehingga akan diupayakan untuk mengadakan
pertemuan kembali dengan para Wajib Pajak Rumah Kos dan koordinasi
kembali dengan Tim Perda Eksekutif dan Legislatif.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar:
a. Menegur secara tertulis Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Sukabumi
supaya meningkatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan penetapan
dan pendataan Pajak Hotel;
b. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah menegur secara tertulis
Kepala Bidang Penetapan dan Pendataan Dinas Pendapatan Daerah Kota
Sukabumi supaya melakukan tugas secara optimal.
10. Penerimaan Jasa Giro Rekening Unit Swadana Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) R. Syamsudin, SH Belum Disetor Ke Kas Daerah
Sebesar Rp2.973.224,00
Unit swadana RSUD R. Syamsudin, SH memiliki rekening giro
tersendiri di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Sukabumi dengan rekening
nomor 92-01-0002613-6 untuk operasional rutin kegiatan RSUD. Hasil
pemeriksaan atas rekening koran tersebut diketahui bahwa saldo per 31
Desember 2004 sebesar Rp388.440.186,00. Dari hasil pemeriksaan atas
rekening koran selama tahun 2004, total penerimaan jasa giro yang diterima
RSUD adalah sebesar Rp7.084.200,00. Dari jumlah tersebut, yang baru disetor
ke kas daerah adalah sebesar Rp6.451.455,00 berdasarkan Surat Tanda
Setoran (STS) No. 2/2005 tanggal 8 April 2005 sehingga sisa penerimaan jasa
giro Tahun 2004 yang belum disetor ke kas daerah sebesar Rp632.745,00
(Rp7.084.200,00- Rp6.451.455,00). Selain itu, terhadap penerimaan jasa giro
Tahun 2003 sebesar Rp13.571.385,00, yang baru disetor kas daerah adalah
sebesar Rp11.230.906,00 berdasarkan STS No. 1/2004 tanggal 11 Maret 2004
sehingga sisa penerimaan jasa giro Tahun 2003 yang belum disetor ke kas
daearah sebesar Rp2.340.479,00 (Rp13.571.385,00-Rp11.230.906,00).
Sehingga total penerimaan jasa giro yang belum disetor ke kas daerah untuk
tahun 2004 dan 2003 sebesar Rp2.973.224,00 (Rp632.745,00+
Rp2.340.479,00).
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan:
a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 92 Tahun 1993 tentang
Penetapan dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Keuangan Unit
Swadana Daerah Pasal 15 Ayat (2) yang menyebutkan bahwa jasa giro
atas penempatan Unit Swadana Daerah pada Bank Pembangunan Daerah
dan atau Bank Pemerintah lainnya yang ditunjuk merupakan pendapatan
daerah, yang harus langsung disetor ke rekening Kas Daerah masing-
masing.
b. Perda No.2 Tahun 2001 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah Pasal 13 yang menyebutkan bahwa semua transaksi keuangan
daerah baik penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah dilaksanakan
melalui kas daerah.
c. Keputusan Walikota Sukabumi No.264 Tahun 2002 tentang Kebijakan dan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang dalam lampirannya
menyebutkan antara lain bahwa jumlah kas yang diterima dari proses
pendapatan harus disetor seluruhnya ke Kas Daerah dalam tempo 1 x 24
jam dalam hari yang sama saat penerimaan.
Masalah ini mengakibatkan kurangnya penerimaan kas daerah yang
berasal dari dari jasa giro sebesar Rp2.973.224,00 disebabkan oleh Kepala
Bidang Keuangan RSUD R. Syamsudin, SH kurang optimal dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya untuk menyetor seluruh penerimaan
yang berasal dari jasa giro rekening giro RSUD ke kas daerah.
Atas permasalahan tersebut diatas Asisten Administrasi Setda Kota
Sukabumi menjelaskan untuk jasa giro rekening RSUD R. Syamsudin akan
segera ditransfer ke rekening kas daerah.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi menegur secara tertulis Kepala Bidang
Keuangan RSUD Syamsudin SH oleh karena kelalaiannya dan diperintahkan
menyetorkan kekurangan penyetoran Jasa Giro ke Kas Daerah sebesar
Rp2.973.224,00 dan bukti setoran tersebut disampaikan kepada BPK-RI.
11. Pajak Restoran Mc.Donald’s TA 2004 Kurang Ditetapkan Sebesar
Rp1.452.152,2 Dan Denda Keterlambatan Pembayaran Pajak Restoran
Belum Dipungut Sebesar Rp13.130.193,48
Pajak Restoran TA 2004 dianggarkan sebesar Rp747.806.000,00 telah
direalisasikan sebesar Rp772.344.484,6 atau 103,28% dari anggarannya.
Hasil uji petik atas realisasi penerimaan Pajak Restoran TA 2004 dari
Restoran Mc.Donald’s (Mc.D) Cabang Kota Sukabumi diketahui bahwa untuk
sistem pelaporan keuangan dan pajaknya terpusat dan dibayarkan oleh Mc.D
Pusat di Jakarta ke Dipenda Kota Sukabumi berdasarkan laporan penerimaan
bulanan dengan angka dasar pengenaan pajak sebesar 10% seharusnya diambil
dari jumlah nilai Penerimaan Net Total bukan Net Product. Hasil penelitian
atas Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Setoran Pajak Daerah
(SSPD) diketahui bahwa terdapat penetapan pajak yang dilakukan berdasar
angka Net Product sehingga Pajak Restoran Mc.D TA 2004 kurang ditetapkan
sebesar Rp1.452.152,2 dengan rincian sebagai berikut :
Bulan Net Product Net Total Selisih Pajak yang
kurang ditetapkan
(1) (2) (3) (4) (5) 10%x (4)
Agustus 410.108.592,00 412.701.331,00 2.592.739,00 259.273,90 September 372.613.871,00 374.948.076,00 2.334.205,00 233.420,50 Oktober 398.732.470,00 403.763.593,00 5.031.123,00 503.112,30 November 592.886.404,00 597.449.859,00 4.563.455,00 456.345,50 Jumlah 14.521.522,00 1.452.152,20
Selain itu, hasil penelitian atas bukti pembayaran SSPD Restoran
Mc.D dan Dunkin Donut’s diketahui bahwa terdapat keterlambatan waktu
pembayaran pajak melebihi tanggal jatuh tempo yang ditentukan di SKPD
tetapi belum dikenakan denda sebesar Rp13.130.193,48
( Rp11.339.586,48 + Rp1.790.607,00) dengan rincian sebagai berikut :
Restoran Mc.Donald’s
Masa Pajak Tgl Jatuh
Tempo SKPD
Tgl SSPD Jumlah Pajak (Rp)
Waktu terlambat
Denda (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2%x (4) x (5)
Januari 4/3/04 26/3/04 37.760.426,20 1 bln 755.208,52 Februari 7/4/04 11/5/04 34.037.161,00 1 bln 680.743,22 Maret 12/5/04 11/5/04 34.684.522,40 - - April 9/6/04 25/8/04 37.402.118,00 2 bln 1.496.084,72 Mei 2/7/04 24/6/04 46.595.922,00 - - Juni 4/8/04 30/9/04 46.127.951,50 2 bln 1.845.118,08 Juli 1/9/04 29/10/04 54.838.300,00 2 bln 2.193.532,00 Agustus 8/10/04 1/12/04 41.010.860,00 2 bln 1.640.434,40 September 10/11/04 6/12/04 37.261.387,00 1 bln 745.227,74 Oktober 2/12/04 21/12/04 39.873.247,00 1 bln 797.464,94 November 5/1/05 13/1/05 59.288.643,00 1 bln 1.185.772,86 Jumlah 11.339.586,48 Restoran Dunkin Donut’s
Masa Pajak Tgl Jatuh
Tempo SKPD
Tgl SSPD Jumlah Pajak (Rp)
Waktu terlambat
Denda (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2%x (4) x (5)
Januari 3/3/04 13/4/04 7.405.384,00 2 bln 296.215 Februari 1/4/04 28/4/04 6.479.519,00 1 bln 129.590 Maret 5/5/04 14/5/04 6.736.008,00 1 bln 134.720 April 4/6/04 16/6/04 7.010.930,00 1 bln 140.219 Mei 7/7/04 16/7/04 7.216.719,00 1 bln 144.334 Juni 31/7/04 19/8/04 8.127.635,00 1 bln 162.553 Juli 3/9/04 17/9/04 9.199.840,00 1 bln 183.997 Agustus 6/10/04 10/11/04 7.828.424,00 2 bln 313.137 September 6/11/04 2/12/04 7.030.783,00 1 bln 140.616 Oktober 4/12/04 23/12/04 7.261.286,00 1 bln 145.226 November 8/1/05 28/12/04 9.832.788,00 - - Jumlah 1.790.607,00
Kondisi di atas tidak sesuai dengan Perda No.10 Tahun 2002
tentang Pajak Restoran Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan bahwa Apabila
SKPD tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari
sejak SKPD diterima atau tanggal jatuh tempo, dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan.
Masalah ini mengakibatkan kerugian daerah atas Pajak Restoran
dan denda keterlambatan pembayaran pajak yang belum diterima oleh Kas
Daerah sebesar Rp14.582.345,68 (Rp1.452.152,20+Rp13.130.193,48)
disebabkan oleh :
a. Kepala Bagian Pendataan dan Penetapan kurang teliti dalam menetapkan
besaran pajak terutang dan kurang tegas dalam menetapkan sanksi
denda;
b. Kepala Dipenda kurang melakukan pengawasan dan pengendalian atas
pelaksanaan tugas bawahannya.
Atas permasalahan tersebut diatas Kepala Dinas Pendapatan
Daerah menjelaskan akan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar (SKPDKB) sebesar Rp1.452.152,20 dan untuk masalah denda
keterlambatan pajak daerah Dipenda akan menyamakan sistem Penetapan
Pajak secara sistem Self Assessment dimana pembayaran langsung ke kas
daerah sehingga diharapkan tidak terjadi lagi keterlambatan pembayaran.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi menegur secara tertulis kepada Kepala Dinas
Pendapatan Daerah Kota Sukabumi supaya meningkatkan pengendalian dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas bawahannya dan diperintahkan untuk
memberikan teguran secara tertulis kepada Kepala Bagian Pendataan dan
Penetapan agar lebih teliti dalam menetapkan pajak dan menerapkan sanksi
denda atas keterlambatan pembayaran pajak dengan menerbitkan SKPDKB
sebesar Rp1.452.152,20 dan SKPDKB Tambahan untuk denda sebesar
Rp13.130.193,48 dan menyetorkan kekurangan penerimaan dan denda Pajak
Restoran sebesar tersebut ke Kas Daerah dengan tembusan bukti setor
disampaikan ke BPK-RI.
12. Pengadaan Tanah Untuk Lapangan Olahraga dan Sarana Pelayanan
Umum Kota Sukabumi TA 2004 Terjadi Selisih Lebih Pembayaran
Sebesar Rp88.640.000,00
Pemerintah Kota Sukabumi pada TA 2004 mengalokasikan anggaran
sebesar Rp2.461.554.000,00 untuk pengadaan tanah seluas 32.975 m2 guna
memenuhi kebutuhan masyarakat berupa penyediaan Lapangan Olahraga dan
Sarana Pelayanan Umum Kota Sukabumi. Pengadaan tanah tersebut dilakukan
langsung oleh Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Sukabumi tanpa dibentuk
Panitia Pembebasan Tanah sebagaimana diatur dalam Keppres No.55 Tahun
1993.
Dari hasil pemeriksaaan uji petik atas dua berkas Surat Pelepasan
Hak dan Kepemilikan terhadap pemilik tanah saudara M. Acep dan H.
Nurhayati masing-masing seluas 2.770 m2 (luas keseluruhan 5.540 m2) yang
terletak di Kelurahan Limusnungggal, Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi,
diketahui bahwa harga ganti rugi sesuai SPMU No.19/BT/BK/2004 dan
No.18/BT/BK/2004 yaitu sebesar Rp443.200.000,00 (Rp80.000,00/m2
termasuk pajak) ternyata hanya dibayarkan kepada kedua warga pemegang
hak atas tanah tersebut sebesar Rp332.400.000,00 (Rp60.000,00/m2) dan
diakui sebagai kesepakatan kedua belah pihak serta terbukti bahwa warga
tidak melakukan komplain.
Namun demikian, dari hasil pemeriksaan ditemukan bukti bahwa
jumlah yang diterima oleh warga sebesar Rp332.400.000,00 (Rp60.000,00/m2)
adalah lebih kecil dari jumlah yang dibayar menurut SPMU sebesar
Rp443.200.000,000 (Rp80.000,00/m2), sehingga setelah dikurangi pajak 5%
dari jumlah SPMU sebesar Rp22.160.000,00 terdapat selisih lebih pembayaran
sebesar Rp88.640.000,00 (Rp443.200.000,000- Rp22.160.000,00-
Rp332.400.000,00), yang membuktikan bahwa telah terjadi mark-up atas
harga tanah.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan : a. Keppres No.55 Tahun 1993 tanggal 17 Juni 1993 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Bab III
Bagian Pertama Pasal 6 dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1994 tanggal 14 Juni 1994
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum Bab II Pasal 2, 3, 4 dan 5 mengenai pembentukan
panitia pengadaan tanah yang menyatakan bahwa pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dilakukan dengan bantuan Panitia Pengadaan Tanah.
b. PP 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Pasal 44 yang menyatakan setiap kerugian daerah baik yang langsung maupun tidak langsung sebagai akibat perbuatan melanggar hukum atau kelalaian, harus diganti oleh yang bersalah dan atau lalai.
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp88.640.000,00 yang terjadi karena kelalaian Camat Cibeureum, Pimpinan Kegiatan Pembebasan Lahan/Tanah dan Asisten Pemerintahan Setda Kota Sukabumi sebagai pengguna anggaran dalam melakukan pengadaan tanah dimaksud.
Atas temuan BPK-RI, Kepala Bagian Tata Pemerintahan yang diketahui oleh Asisten Pemerintahan Setda Kota Sukabumi menyatakan bahwa selisih pembayaran hanya sebesar Rp55.400.000,00 yang selanjutnya atas kelebihan tersebut telah dikembalikan ke Kas Daerah sebesar Rp55.400.000,00 setelah berakhirnya pemeriksaan BPK-RI dengan bukti setor melalui Surat Tanda Setoran (STS) No. 1/2005 tanggal 4 Mei 2005. Dengan demikian masih terdapat kelebihan pembayaran yang merugikan Keuangan Daerah sebesar Rp33.240.000,00 (Rp88.640.000,00- Rp55.400.000,00).
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi memberikan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku kepada Camat Cibeureum, Pimpinan Kegiatan Pembebasan
Lahan/Tanah dan Asisten Pemerintahan Setda Kota Sukabumi sebagai
pengguna anggaran dan diperintahkan untuk mempertanggungjawabkan
kekurangan pengembalian atas kerugian keuangan daerah dengan
menyetorkan kembali ke Kas Daerah sebesar Rp33.240.000,00
(Rp88.640.000,00- Rp55.400.000,00) dan menyampaikan bukti setoran itu
kepada BPK-RI.
13. Pembayaran Kepada Rekanan Atas Realisasi Belanja Modal TA 2004 Melebihi Ketentuan Sebesar Rp15.938.738,88
Dinas Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Pemukiman serta Dinas
Perhubungan Kota Sukabumi mengalokasikan anggaran Belanja Modal TA
2004 untuk membiayai beberapa kegiatan, antara lain :
1. Pembangunan Gedung Workshop Dinas Kebersihan, Gedung SMU,
Gedung SLTP, Rehabilitasi Gedung RSUD dan Pengadaan Meubelair
SDN dengan anggaran sebesar Rp3.435.286.000,00 telah direalisasikan
sebesar Rp3.422.527.500,00 atau 99,64%. Kegiatan/pekerjaan tersebut
dilaksanakan oleh enam rekanan berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan, dan atas pekerjaan tersebut telah dinyatakan selesai
dilaksanakan serta kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas.
Hasil pemeriksaan uji petik terhadap hasil akhir pekerjaan fisik
dilapangan, diketahui bahwa enam item pekerjaan pada pembangunan dan
rehabilitasi gedung/bangunan serta pengadaan meubelair kurang dan tidak
dikerjakan senilai Rp9.843.738,88 (lampiran 3).
2. Peningkatan enam ruas jalan yang dikelola Sub Bina Marga Dinas
Perhubungan Kota Sukabumi senilai Rp2.459.160.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp2.447.287.700,00 atau 99,50%. Pekerjaan tersebut dilaksanakan
oleh enam rekanan berdasarkan Surat Perjanjian melaksanakan pekerjaan
dan pekerjaan telah selesai dilaksanakan serta dibayar lunas.
Pemeriksaan atas kontrak pekerjaan tersebut mengungkapkan bahwa
paving blok warna tebal 6 cm ternyata harganya lebih mahal sebesar
Rp6.095.000,00 dari harga satuan tertinggi yang di tetapkan dalam SK
Walikota Sukabumi No.258 Tahun 2003 (lampiran 3).
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan :
a. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah Bagian Ketiga Prinsip Dasar Pasal 3 huruf
f yang antara lain menyebutkan bahwa Pengadaan barang/jasa wajib
menerapkan prinsip akuntabel yang berarti harus mencapai sasaran
baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan
tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan
prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan
barang/jasa;
b. Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 258 tahun 2003 tanggal 19
Nopember 2003 tentang Standar Harga Satuan Biaya (SB) Pelaksanaan
APBD Kota Sukabumi TA 2004 yang menetapkan :
1) Standar Harga Satuan Biaya (SB) Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2004 Kota Sukabumi
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
2) Standar Harga Satuan Biaya (SB) Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebegaimana dimaksud
pada Diktum Pertama, adalah Pembakuan Biaya Batas Tertinggi
untuk kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari APBD Tahun 2004
Kota Sukabumi.
Masalah ini mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar
Rp15.938.738,88 (Rp9.843.738,88+ Rp6.095.000,00) yang terjadi karena :
a. Pemimpin Kegiatan kurang melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pekerjaan tersebut;
b. Panitia Lelang kurang cermat dalam melaksanakan tugasnya.
Atas permasalahan tersebut diatas :
a. Kepala Dinas Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Pemukiman
menjelaskan, beberapa perubahan pekerjaan diakui tidak dibuatkan
pekerjaan tambah kurang (CCO) dan untuk pengadaan meubelair
SLTPN 10 dan SDN Sukakarya 2 pihak rekanan akan segera
mengganti seluruh barang yang hilang.
b. Kepala Dinas Perhubungan menjelaskan, bahwa kenaikan harga satuan
paving blok tidak sampai melampaui pagu proyek sebagaimana yang
tercantum dalam Daftar Angggaran dan Satuan Kerja (DASK) dan di
masa yang akan datang kenaikan harga paving blok akan menjadi
bahan evaluasi untuk usulan revisi Satuan Biaya ke Pemerintah Kota
Sukabumi.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar memerintahkan Kepala Dinas terkait untuk :
a. Memberikan sanksi sesuai ketentuan kepada para Pemimpin Kegiatan
dan diperintahkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian
keuangan daerah sebesar Rp15.938.738,88 dengan menyetorkan
kembali ke Kas Daerah Kota Sukabumi dan bukti setor disampaikan
kepada BPK-RI.
b. Memberikan sanksi sesuai ketentuan kepada para Pemimpin Kegiatan
atas kelalaiannya melakukan kegiatan pengawasan fisik pekerjaan
secara cermat.
14. Penganggaran Sisa Anggaran Lebih Tahun Lalu Pada Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi TA 2004
Sebesar Rp16.930.944.661,52 Tidak Sesuai Ketentuan
Pemerintah Kota Sukabumi telah menganggarkan Sisa Anggaran
Lebih (SAL) Tahun Lalu pada APBD TA 2004 sebagaimana telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2004 tentang Perubahan APBD Kota
Sukabumi TA 2004 sebesar Rp16.930.944.661,52. SAL Tahun Lalu adalah
selisih lebih dari surplus/defisit ditambah dengan pos penerimaan pembiayaan
dikurangi dengan pos pengeluaran pembiayaan daerah pada Perhitungan
APBD TA 2003 yang merupakan komponen pada pos penerimaan
pembiayaan APBD TA 2004.
Hasil pemeriksaan atas dokumen penyusunan APBD TA 2004
diketahui bahwa Sub Bagian Anggaran Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
Kota Sukabumi dalam penyusunan dan penetapan besaran anggaran untuk
SAL Tahun Lalu tidak tepat. Sub Bagian Anggaran dalam memperhitungkan
sisa anggaran TA 2003 yang menjadi dasar SAL Tahun Lalu untuk APBD TA
2004 berdasarkan jumlah dari pelampauan target realisasi pendapatan TA
2003, sisa anggaran belanja TA 2003 dan sisa kas pada RSUD R. Syamsudin,
SH sebesar Rp16.930.944.661,52. Seharusnya SAL Tahun Lalu pada APBD
TA 2004 anggarannya didasarkan pada Sisa Anggaran Lebih Tahun
Berkenaan pada Perhitungan APBD TA 2003 yang telah diaudit oleh BPK-RI
berdasakan Laporan Hasil Pemeriksaan Semester I TA 2004 atas Laporan
Keuangan Kota Sukabumi TA 2003 di Sukabumi No.45/S/XIV.1-
XIV.1.1/05/2004 tanggal 31 Mei 2004 sebesar Rp17.380.576.504,60.
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan :
a. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daearah Pasal 10 ayat (4) yang
menyatakan bahwa Perkiraan Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu
dicatat sebagai saldo awal pada APBD tahun berikutnya, sedangkan
realisasi Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu dicatat sebagai saldo
awal pada perubahan APBD.
b. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta
Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah
dan Penyusunan APBD Pasal 60 yang menyatakan bahwa Jumlah Sisa
Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan di Tahun Anggaran yang lalu
dipindahbukukan pada kelompok Pembiayaan, jenis Penerimaan Daerah,
obyek Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu.
Masalah ini mengakibatkan penganggaran Sisa Anggaran Lebih
Tahun Lalu pada APBD Kota Sukabumi TA 2004 sebesar
Rp16.930.944.661,52 tidak tepat, disebabkan oleh Panitia Anggaran kurang
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut, Asisten Administrasi Setda Kota
Sukabumi menjelaskan, bahwa penganggaran Sisa Anggaran Lebih Tahun
Lalu masih mengacu kepada perhitungan SAL yang disusun oleh Sub Bagian
Akuntansi pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi bukan
kepada SAL hasil audit BPK-RI Tahun 2003. Untuk selanjutnya akan
mengoreksi kembali penganggaran SAL Tahun 2004 disesuaikan dengan hasil
Audit BPK-RI yaitu sebesar Rp17.380.576.504,60.
Saran BPK-RI
Walikota Sukabumi agar menegur secara tertulis Panitia Anggaran untuk
memperhatikan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
penyusunan anggaran untuk SAL Tahun Lalu.
15. Penganggaran Biaya Pengawasan Legislatif Dan Biaya Reses DPRD Kota
Sukabumi TA 2004 Kurang Tepat Dan Penggunaannya Sebesar
Rp445.173.500,00 Tidak Didukung Dengan Bukti Kegiatan.
Perda Kota Sukabumi No. 10 Tahun 2003 tentang APBD TA 2004
sebagaimana telah diubah dengan Perda No. 8 Tahun 2004 tentang Penetapan
Perubahan APBD TA 2004 telah dialokasikan anggaran Pos DPRD Kota
Sukabumi untuk Biaya Pengawasan Legislatif dan Biaya Reses masing-
masing sebesar Rp150.347.000,00 dan Rp300.000.000,00 telah direalisasikan
s.d. tanggal 31 Desember 2004 masing-masing sebesar Rp150.173.500,00 dan
Rp295.000.000,00.
Dalam Perda tersebut diketahui bahwa penganggaran dan realisasi Biaya
Pengawasan Legislatif dan Biaya Reses Pimpinan dan Anggota DPRD Kota
Sukabumi TA 2004 yang merupakan belanja untuk mendukung program dan
kegiatan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Sukabumi berada pada Pos
DPRD, yang seharusnya dianggarkan pada Pos Sekretariat DPRD. Hal
tersebut menunjukkan bahwa penganggaran dan realisasi belanja DPRD tidak
mengacu pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.161/3211/SJ tanggal
29 Desember 2003 perihal Pedoman tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan
dan Anggota DPRD yang merupakan pedoman penyusunan belanja DPRD
untuk APBD TA 2004.
Anggaran dan realisasi Biaya Pengawasan Legislatif dan Biaya Reses
Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Sukabumi sepenuhnya didasarkan atas SK
Pimpinan DPRD Kota Sukabumi, yaitu :
a. No.20a/PIMP/Tahun 2003 tentang Biaya Penyusunan Memori DPRD Kota
Sukabumi Masa Bhakti Tahun 1999-2004, Insentif Panitia Anggaran
Biaya Penunjang Kegiatan dan Biaya Pengawasan Legislatif DPRD Kota
Sukabumi, yang mengatur Biaya Pengawasan Legislatif yang diberikan
sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun.
b. No.9a/PIMP/Tahun 2003 tentang Paket yang diterima Pimpinan, Anggota
dan Sekretariat DPRD kota Sukabumi, yang mengatur Biaya Reses yang
diberikan pada semua Anggota Dewan dua kali dalam setahun.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen pertanggungjawaban
realisasi biaya-biaya tersebut diketahui bahwa realisasi belanja tersebut
ternyata pertanggungjawabannya hanya berupa daftar penerimaan tunjangan
dan kwitansi tanpa didukung oleh bukti-bukti yang cukup dan sah
sebagaimana layaknya dokumen pertanggungjawaban belanja atas penunjang
suatu kegiatan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam :
a. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, yaitu :
1) Pasal 4 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah
dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.
2) Pasal 27 yang menyatakan bahwa setiap pembebanan APBD harus
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang
diperoleh oleh pihak yang menagih.
b. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan
Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pasal 57 ayat (1)
yang menyatakan bahwa pengguna anggaran wajib mempertanggung-
jawabkan uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ yang
dilampiri dengan bukti-bukti yang sah.
c. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 161/3211/ SJ tentang Pedoman
Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD yang menyatakan
bahwa Belanja untuk mendukung program dan kegiatan DPRD
berdasarkan rencana Kerja yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRD yang
dijabarkan ke dalam belanja pegawai/personalia, belanja barang dan jasa,
belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan, dianggarkan pada
Pos Sekretariat DPRD.
Masalah ini mengakibatkan penyajian informasi keuangan mengenai belanja
DPRD tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dan pengeluaran
untuk belanja penunjang program dan kegiatan DPRD Kota Sukabumi TA
2004 tidak dapat dipertanggungjawabkan dari segi administratif sebesar
Rp445.173.500,00 (Rp150.173.500,00+Rp295.000.000,00), yang disebab-
kan oleh :
a. Panitia Anggaran kurang memperhatikan ketentuan yang berlaku;
b. Pemegang Kas pada Sekretariat DPRD dan Atasan langsung lalai dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya;
Atas permasalahan tersebut Ketua DPRD Kota Sukabumi
menjelaskan bahwa penyusunan anggaran belanja DPRD TA 2004 tidak
berpedoman pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.161/3211/SJ
karena surat edaran tersebut terlambat mereka terima, selain itu Ketua
DPRD berpendapat bahwa surat edaran tersebut tidak mempunyai kekuatan
hukum dan tidak tercantum dalam sumber hukum tata urutan Peraturan
perundang-undangan sehingga tidak dapat dijadikan dasar hukum dan
menjadikan UU No. 22 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwa DPRD
mempunyai hak untuk menentukan anggaran belanjanya sendiri sebagai
landasan hukum dalam penyusunan anggaran belanja DPRD.
Saran BPK-RI :
Walikota Sukabumi agar :
a. Memberikan teguran tertulis kepada Panitia Anggaran untuk melakukan
tugasnya dalam penyusunan anggaran sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Memberikan teguran tertulis kepada Pemegang Kas pada Sekretariat
DPRD Kota Sukabumi dan atasannya langsung untuk melengkapi bukti
pertanggungjawaban atas realisasi penggunaan belanja tersebut.
Lampiran 2
Partai Politik yang tidak memperoleh kursi di Lembaga perwakilan Rakyat
sebagai berikut :
NO NO. SPMU/TGL PARTAI POLITIK URAIAN NILAI (RP)
1 2 3 4 5 1 No.66/BT/Bant/2004
11 Maret 2004 Partai Penegak Demokrasi Indonesia
Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
2 No.73/BT/Bant/2004 12 Maret 2004
Partai Patriot Pancasila Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
3 No.66/BT/Bant/2004 11 Maret 2004
PKPI Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
4 No.78/BT/Bant/2004 15 Maret 2004
Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)
Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
5 No.77/BT/Bant/2004 15 Maret 2004
Partai Bintang Reformasi Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
6 No.79/BT/Bant/2004 15 Maret 2004
Partai Syarikat Islam Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
7 No.74/BT/Bant/2004 12 Maret 2004
Partai Indonesia Baru Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
8 No.82/BT/Bant/2004 16 Maret 2004
Partai Merdeka Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
9 No.81/BT/Bant/2004 16 Maret 2004
Partai Persatuan Daerah Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
10 No.85/BT/Bant/2004 18 Maret 2004
Partai Persatuan Nadhatul Ulama
Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
11 No.84/BT/Bant/2004 17 Maret 2004
Partai Nasional Indonesia Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
12 No.92/BT/Bant/2004 23 Maret 2004
PNBK Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
13 No.91/BT/Bant/2004 23 Maret 2004
Partai Damai Sejahtera Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
14 No.90/BT/Bant/2004 23 Maret 2004
Partai Demokrasi Kebangsaan
Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
15 No.105/BT/Bant/2004 25 Maret 2004
Partai Pelopor Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
16 No.100/BT/Bant/2004 24 Maret 2004
Partai Buruh Sosial Demokrat Sebagai dana Pembinaan
5.000.000,00
Jumlah 80.000.000,00
Lampiran 3 No Proyek / Nomor Kontrak Uraian Kurang/Tidak
Dikerjakan Nilai (Rp)
1 2 3 4 5
1 Pembangunan Work Shop Dinas Kebersihan/ 641.Pimp.Keg.05/SPMP/APBD/Sar-Pem/2004 CV.Perdana
- Pas Roster 20x20 - Kusen Pintu, Bouvenlight - Pintu Lapis Aluminium - Daun Jendela - Pek. Neut/Locis - Pek. Kaca Bening - Keramik 30x30 putih polos - Pek. Rabatan - Pas. Buis O 40 - Engsel Pintu Patron - Pas Slot Jendela 5 cm
1,32 m2 0,13 m2 3,20 m2 0,70 m2 4 buah
4,22 m2 1,29 m2 7,70 m2 0,95 m2 8 buah 7 buah
97.256,28. 304.926,05. 805.392,00. 72.452,80. 30.000,00.
229.779,00. 69.466,50.
203.801,37. 107.407,95. 19.800,00. 15.400,00.
2 Rehabilitasi Berat Gedung Melati RSUD Syamsudin/ 645.5.Pimp.Keg.05/SPMP/APBD/Sar-Pem/2004 CV. Gunung Guruh
- Pas Keramik 20x20 (KM) - Pas Keramik
20x20 (Menyusui) - Pas Border (Plint) - Pas Keramik 20x20 (WC)
8 m2
12,28 m2 1,50 m’ 6,83 m2
551.432,00.
846.448,12. 58.000,00.
470.785,07. 3 Rehabilitasi UGD RSUD
Syamsudin/ 645.3.Pimp.Keg.05/SPMP/APBD/Sar-Pem/2004 PT.Bandar Raya Persada
- Keramik dinding (KM/WC) - Kunci 2 slaag uk sedang - Pas. Titik Lampu
0,48 m2 1 buah 1 titk
28.989,91. 82.500,00. 38.500,00.
4 Pembangunan SMUN 5/ 642.2.Pimp.Keg.05/SPMP/APBD/Sar-Pem/2004 CV.Jayaco
- Pas. Slot Pintu - Pas. Titik Lampu - Pas. Lampu Pijar
15 buah 36 titik 14 titik
216.000,00. 1.386.000,00.
53.900,00.
5. Pembangunan SLTPN 10/ 642.2.Pimp.Keg.05/SPMP/APBD/Sar-Pem/2004 CV. Harkat Jaya
- Pas Gravel O 20 cm - Pek Kusen R.Kelas - Kunci 2 slaag uk sedang - Pas Engsel Pintu Patron 3x4 - Pas. Slot Pintu - Pas. Titik Lampu - Pas. Lampu Pijar - Rabatan T.7 cm R.Administrasi dan Guru
21,53 m’
0,21 m3 1 buah 8 buah 1 buah 1 titik 2 buah
14,82 m2
1.151.137,20.
505.277,85. 99.000,00. 23.760,00. 14.400,00. 38.500,00. 7.700,00.
385.730,22.
No Proyek / Nomor Kontrak Uraian Kurang/Tidak Dikerjakan
Nilai (Rp)
1 2 3 4 5
- Pas Engsel Pintu Patron 3x4 - Pas. Slot Jendela 5 cm - Titik saklar tunggal - Pas. Lampu Pijar - Rabatan T.7 cm Pemb Talud
10 buah 10 buah 5 titik 7 buah
13,64 m2
29.700,00. 22.000,00. 38.500,00. 26.950,00.
355.017,56. 6. Pengadaan Meubeler SDN
Sukakarya dan SLTPN 10/ 642.2.Pimp.Keg.05/SPMP/APBD/Sar-Pem/2004
Meubeler pada SLTPN 10 - Meja Guru dan Tata
Usaha - Kursi Chitose Meubeler pada SDN Sukakarya
- Kursi Chitose Ekslusive
1 buah 1 buah
5 buah
245.329,00. 175.000,00.
1.037.500,00.
Jumlah 9.843.738,88
Harga Satuan per m2 No Rekanan/ No. Kontrak
Volume
Kontrak (Rp)
Standar Biaya (Rp)
Selisih (Rp)
Kemahalan Harga (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (4)-(5)
(7) (3)x(6)
1 CV Aneka Sari 620/Pimpk.Pkt.03.4/SPP/APBD/2004
200 m2 29.400,00 27.500,00 1.900,00 380.000,00
2 CV Warga Jaya 620/Pimpk.Pkt.03.17/SPP/APBD/2004
200 m2 29.600,00 27.500,00 2.100,00 420.000,00
3 CV Sarana Indah 620/Pimpk.Pkt.03.18/SPP/APBD/2004
240 m2 29.600,00 27.500,00 2.100,00 420.000,00
4 CV Ligar Persada 620/Pimpk.Pkt.03.5/SPP/APBD/2004
1.040 m2 29.500,00 27.500,00 2.000,00 2.080.000,00
5 CV Cemerlang Jaya 620/Pimpk.Pkt.03.6/SPP/APBD/2004
650 m2 29.700,00 27.500,00 2.200,00 1.430.000,00
6 CV Jayaco 620/Pimpk.Pkt.03.7/SPP/APBD/2004
650 m2 29.600,00 27.500,00 2.100,00
1.365.000,00
Jumlah 6.095.000,00