12
/olume 23 Nomor 1 , Prediksi Kelayakan Usaha Dalam Pemanfaatan Wilayah Di Ekosistem Hutan Mangrove Pandangan Masyarakat Tentang Bencana Lumpur Lapindo Di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Pengaruh Budaya Tri Hita Karana (Tbk) Terhadap Kesuksesan Penggunaan Sistem lnformasi Akuntansi (Sia) (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Di Provinsi Bali Studi Dampak Nelayan Andon Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat Nelayan Oesa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kabupaten Malang Pentingnya Rekonstruksi Legal Reasoning Hakim talam Putusan Kasus-Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga Analisis Pengaruh Kebijakan Divid en, Budaya Organisasi, Dan GCG Terhadap Manajemen Laba Dan Nilai Perusahaan Peran Knowledge Management Dan SOM Sebagai Strategic Partner Dalam Perencanaan Strategik Organisasi (Studi Pada Rumah Sakit Di Bali) Makna Hukum Kawasan Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pemanfaatan Tumbuhan Dan Hewan Dalam Ritual Adat Masyarakat Tengger Di Bromo Tengger Jawa Timur Peran Pemerintah Dan Lembaga Adat Dalam Pemberdayaan ldustri Kecil Dan Menengah (lndustri Kerajinan) Di Provinsi Bali Konflik Peran Perempuan Bali Yang Bekerja Di Sektor Publik : Suatu 1injauan Perspektif Ekonomi Dan Non Ekonomi 11 ISSN: 1410-4113 Pebruari 2011 Nuddin Harahab 1 - 8 Abu Bakar Sambah, Moh. Mahmudi Rusdi 9 - 17 I Made Sandha Suardikha 18 - 28 lsmadi 29 - 41 Umu Hilmy, Lucky Endrawati 42 - 51 Dhia Al Uyun I G.A.M. Asri Dwija P 52 - 59 Desak Ketut Sintaasih 60 - 69 Mahendra Putra Kumia 70 - 79 Jati Batoro, Dede Setiadi 0 Tatik Chikmawati, Y. Purwanto Ni Nyoman Yuliarmi 90 - 99 Ida Ayu Nyoman Saskara 100 - 108

11 - IPB Repository

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 11 - IPB Repository

/olume 23 Nomor 1

, Prediksi Kelayakan Usaha Dalam Pemanfaatan Wilayah

Di Ekosistem Hutan Mangrove

Pandangan Masyarakat Tentang Bencana Lumpur Lapindo Di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo

Pengaruh Budaya Tri Hita Karana (Tbk) Terhadap Kesuksesan Penggunaan Sistem lnformasi Akuntansi (Sia)

(Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Di Provinsi Bali

Studi Dampak Nelayan Andon Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat Nelayan Oesa Tambakrejo

Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kabupaten Malang

Pentingnya Rekonstruksi Legal Reasoning Hakim talam Putusan Kasus-Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Budaya Organisasi, Dan GCG Terhadap Manajemen Laba Dan Nilai Perusahaan

Peran Knowledge Management Dan SOM Sebagai Strategic Partner Dalam Perencanaan Strategik Organisasi

(Studi Pada Rumah Sakit Di Bali)

Makna Hukum Kawasan Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pemanfaatan Tumbuhan Dan Hewan Dalam Ritual Adat Masyarakat Tengger Di Bromo Tengger Jawa Timur

Peran Pemerintah Dan Lembaga Adat Dalam Pemberdayaan ldustri Kecil Dan Menengah (lndustri Kerajinan) Di Provinsi Bali

Konflik Peran Perempuan Bali Yang Bekerja Di Sektor Publik : Suatu 1injauan Perspektif Ekonomi Dan Non Ekonomi

11

ISSN: 1410-4113

Pebruari 2011

Nuddin Harahab 1 - 8 Abu Bakar Sambah, Moh. Mahmudi

Rusdi 9 - 17

I Made Sandha Suardikha 18 - 28

lsmadi 29 - 41

Umu Hilmy, Lucky Endrawati 42 - 51 Dhia Al Uyun

I G.A.M. Asri Dwija P 52 - 59

Desak Ketut Sintaasih 60 - 69

Mahendra Putra Kumia 70 - 79

Jati Batoro, Dede Setiadi 0 Tatik Chikmawati, Y. Purwanto ~ Ni Nyoman Yuliarmi 90 - 99

Ida Ayu Nyoman Saskara 100 - 108

Page 2: 11 - IPB Repository

Penasehat

Rektor Universitas Brawijaya

Penanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. Siti Chuzaemi, MS

DEWAN REDAKSI

Ketua

Prof. Dr. Agus Suryono, SU

Anggota

Dr. Sarwono, M.Si

Prof. Dr. Agus Suman

Dr. Multifiah, SE. MS

Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, MS

Penyunting Ahli

Prof. Dr. Armanu Thoyib (UB)

Dr. Suhariningsih, SH, SU (UB)

Prof. Dr. Ir. Sanggar Kanto, MS (UB)

Prof. Dr. Ir. Sudi Nurtini (UGM)

Prof. Dr. Farhan (UM)

Tata Usaha

Ora. Liliek Listiowati, MM

Hadi Sucipto, SH, M.AB

Wasis Dwiono, SE

Poegoeh Soesilowati, SE Era Agustina, ST

Ardian Wahyu S. SE Yudan Setiawan

Alamat Redaksi

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JI. Veteran Malang 65145 Telp. (0341) 551611 Pes. 304, 575824, 584394

Fax.(0341)575825,575828 Website: www.lppm.ub.ac.id email: [email protected]

Page 3: 11 - IPB Repository

I

JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL (Socia/ Sciences) VOL. 23 - NO. 1 Februari 2011 ------------.

Pemanfaatan Tumbultan Dan Hewan Dalam RitualAdat Masyarakat Tengger DiBromo TenggerSemeruJawa Timur

1>Jati Batoro, 2>Dede Setiadi, Tatik Chikmawati, 3lY. Purwanto

1>Biologi FMIPA UB, 2>Sekolah Pascasarjana IPB, 3>Pusat Penelitian UPI Bogor

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan yang dipergunakan daJam melakukan ritual adat masyarakatTengger di Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Desa masyarakat disurvei meliputi desa Ranupani dan Argosari kecamatan Senduro kabupaten Lumajang, desa Gubuklakah dan desa Ngadas Kidul kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang, desa Ngadisari dan Ngadas kecamatan Sukapura, desa Pandansari kecamatan Sumber kabupaten Probolinggo dan desa Wonokitri dan Mororejo kecamatan Tosari, desa Ngadirejo kecamatan Tutur, desa Keduwung kecamatan Puspo kabupaten Pasuruan. Metode penelitian dilakukan melalui wawancara terstruktur dan bebas, serta pengamatan langsung dengan mengikuti seremoni acara ritual adat oleh para sesepuh Tengger, dukun Pandhita, legen, wong sepuh dan masyarakat Tengger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual adat masih baik dan konsisten dilakukan terutama wilayah Tengger bagian dalam (sentral). Jumlah tumbuhan yang dipergunakan dalam ritual adat terdapat 104 jenis tumbuhan dari 78 marga 46 familia, untuk hewan (11 jenis) meliputi hewan mamalia 5 jenis, aves 3 jenis, ikan 3 jenis. Tempat penting dalam ritual adat Tengger meliputi: Danyangan, Sanggar Pamujan, Pure Poten, gunung Bromo.

Kata kunci: Etnoritual, Masyarakat Tengger, Gunung Bromo Tengger Semeru.

Use plants and animals, etlmoritual Tengger society in Bromo Tengger Semeru East Java

Abstract

Use plants and animals, ethnoritual tengger society in bromo tengger semeru east java The aim of this research was to know about the various plants and animals to used for ritual custom ofTengger society in Bromo Tengger Semeru Montain, East Java. Tengger tribe villages included Ranupani and Argosari subdistrict Senduro, residence of Lumajang; Gubuklakah and Ngadas kidul subdistrict Poncokusumo, residence ofMalang; Ngadisari and Ngadas, subdistrict Sukapura, Pandansari, subdistrict Sumber, residence of Probolinggo; Wonokitri, Mororejo, subdistric Tosari; and Keduwung, subdistrict Puspo, residence of Pasuruan. Research methods included structural and open ended, discussion and direct observation with follow ceremonial ethnoritual from Petinggi (head ofTengger pople), Dukun Pandhita (master of ritual), wong Sep uh (old people), Leg en and Tengger people. The result of th is research showed that ethnoritual was still good and consistency special in central Tengger area. Sum of plants to use in ritual involved 104 species, 78 genus, and 46 family. Animals included 11 species, consist of 5 species of mammals, 3 species of aves, and 3 species of fish. The important area which used for ritual custom of Tengger society

· · · · ·' included Danyangan, Sanggar Pamujan, pure Poten and Bromo Montain.

Keywords: Ethnoritual, Tengger people, Bromo Tengger Semeru Montain.

80

Page 4: 11 - IPB Repository

.,

I

I ~

ii ·: ..

i

' '

I'

'

I ....--- Pemanfaatan Tumbuhan Dan Hewan Dalam Ritual Atlal ll.lasynraknl Tengger Di Bromo Tengger !)cmeru Jawa Timur

PENDAHULUAN

Provinsi Jawa Timur mempunyai Juas total 4.685.955 ha, terdiri dari daratan dan wilayah kepulauan mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau bernama dan 62 pulau tak bernama, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Secara administrasi Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi 29 kabupaten dan 8 kota (Suparto dan Ponidi, 2006). MasyarakatTengger mernp~an penduduk asli Jawa yang menempati wilayah lereng deretan pegunungan Bromo Tengger Semeru, sejak runtuhnya kerajaan Majapahit, dan hidup mengisolir diri, lebih senang hidup pada lingkungannya sendiri (Stibbe dan Uhlenbeck,1921; Anonim, 1984; Suyitno, 2001 ). Kawasan Tengger berdekatan dengan wilayah konservasi TNBTS dan hutan Perhutani, meliputi empat kabupaten yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Dua desa Tengger yaitu desa Ranupani kabupaten Lumajang dan desa Ngadas kabupaten Malang merupakan daerah penyangga yang berada di dalam (inc/ave) wiJayah konservasi TNBTS. Beberapa desa Tengger berada di luar kawasan merupakan desa penyangga berbatasan atau tidak berbatasan dengan kawasan kcmservas i {Anonim, 1984; Anonim 1997).

Mereka mempunyai pranata serta adat sosial budaya khas, agama, kepercayaan, kesenian , bahasa serta organisasi sosial atau kelembagaan se11diri. Pada umumnya masyarakatTengger hidup pada sektor pertanian, terutama tanaman kentang, bawang prei, kobis, jagung, wortel dan sebagian kecil mengelola wisata, perdagangan maupun peternakan. Setiap desa Tengger dipimpin oleh seorang kepala desa dikenal Petinggi. Dalam melaksanakan tugas administrasinya, Petinggi dibantu sekretaris desa disebut Carik dan beberapa KepalaUrusanPemerintahan,Kaur Pembangunan, Kaur Kesebjahteraan Rakyat dan Kaur Keuangan. Dalam bidang kegiatan ritual adat masyarakat Tengger dipimpin Dukun Pandhita yang dibantu Legen dan Wong Sepuh. Masyarakat Tengger sebagian besar beragama Hindu Dharma, tidak mengenal kasta seperti Hindu Bali , mereka mempunyai orientasi kepada Panca Sradhi yaitu kepercayaan kepada Sang Hyang Widi, Tuhan Pencipta Alam, kepercayaan kepada Atma roh leluhur, kepercayaan kepada Kanna Pala (hukum sebab akibat), kepercayaan kepada Punar Bawa

81

(rcinkamasi), kepercayaan kepada Moksha (Sirna). Namun masyarakat Tengger juga menganut filsafat hidup atau Kawruh Budha (pengctahuan Watak) yaitu Prasojo, Prayogo, Pranoto, Prasetyo dan Prayitno (Anonim, 1984; Suyi tno, 2001; Widyoprakosa, 2007).

Etnobiologi adalah suatu ilmu yang menelaah penggunaan, pengelolaan serta hubungan budaya manusia dalam masyarakat atau suku bangsa terhadap keanekaragaman hayati baik hewan maupun tumbuhan. Menurut Berlin J 992, etnobiologi merupakan ilmu interdisipliner yang mempelajari manusia atau suku dengan lingkungan sumberdaya hayati tumbuhan dan hewan serta, yang berkaitan pengetahuan, pengelolaan dan penggunaannya, namun batasan ini disesuaikan dengan perrnintaan, teori, praktek dan kebutuhan. Etnoritual merupakan bagian etnobiologi berkembang dengan adanya fakta bahwa budaya, ad~I suku bangsa dalam memanfaatkan sumber ctJya alam hayati (tumbuhan dan hewan), bcrbeda-beda tergantung pada sumber daya alam dan lingkungannya (Sheil, 2004; Toledo, 1992; Zahorka 2007).Bukti-bukti paleobotani meaun­jukkan bahwa ketergantungan manusia terhadap keanekaragaman hayati sudah diketahui semenjak prasejarah, sehingga peran manusia atau kelompok suku, etnis dengan segala cara kehidupannya sangat menentukan nasib lingkungannya.

Menurut Primack el al, 1998 dan Waluyo 2008, perlindungan kebudayaan tradisonal dalam lingkungan alami secara tidak langsung akan memelihara keanekaragaman hayati. Pengetahuan tentang makna pemanfaatan tumbuhan dan hewan dalam ritual adat oleh masyarakat Tengger belum banyak dikaji secara mendalam, namun jika pelaksanaan ritual adat ditinggalkan, hanya dikenal generasi tua, atau apabila tidak dilakukan pcncatatan maka pengetahuan tersebut akan musnah dengan sendirinya.

METODE PENELITIAN

a) Alat yang dipergunakan penelitian adalah untuk dokumentasi (kamera, film), peta lokasi, termometer, altimeter, jangka sorong, GPS (Geographical Position System), kantong plastik, alkohol 70%, alat tulis, gunting dan peralatan herbarium. b) Observasi dilakukan secara kualitatif yaitu dengan wawancara terstruktur,

Page 5: 11 - IPB Repository

JURNALILMU-ILMU SOSIAL (Social Sciences) VOL. 23 - NO. 1 Februan 201 1

bcbas, wawancara Jangsung dengan komposisi informan atau narasumber dipilih berclasarkan pertimbangan faktor demografi, rentangan usia diatas 15 tahun, kepada Petinggi, tetua adat, dukun Pandhita dan pembantu dukun Wong Sepuh, Legen serta masyarakat lokal terhadap pemanfaatan tanaman dan hewan ritual yang dimanfaatkan. survey ekploratif meliputi inventarisasi jenis tumbuhan dan hewan serta mengikuti ceremoni acara ritua l adat yang dilakukan masyarakat Tengger (Purwanto, 2003; Cotton, 1996)_ Organ tumbuhan yang digunakan dicatat, nama lokal, dibuatherbarium, diidentifikasi kemudian ditentukan nama ilmiah serta penggolongannya dengan buku flora_ c) Penelitian etnoritual masyarakat Tengger dilakukan mulai bulanApril 20 10 sampai dengan Mei 2011, meliputi desa Gubuklakah, Ngadas Kidul kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang, desa Ranu pani dan Argosari kecamatan Senduro kabupaten Lumajang, desa Ngadisari, Ngadas Wetan kecamatan Sukapura desa Pandansari kecamatan Sumber kabupaten Probolinggo dan desa Wonokitri, Mororejo kecamatan Tosari, dcsa Ngadirejo kecamatan Tutur dan desa Keduwung kecamatan Puspo kabupaten Pasuruan.

HASIL DAN PEMBABASAN

Sebagian besar masyarakat Tengger hidup dalam sektor pertanian, sebagian kecil mengelola pariwisata, berdagang dan mengelola peternakan. Wilayah Tengger dikenal subur tanahnya serta lingkungan sangat cocok untuk budidaya sayur mayur terutama kentang (Solanum tuberosum), kobis (Brasica oleracea), bawang prei (Allium fistulosum), gandum (Zea mays), sedangkan petemakan terutama sapi (Bos taurus) dan babi (Sus scrofa) . Dalam melakukan kegiatan kehidupannya masyarakat Tengger masih memegang teguh adat budayanya yang merupakan warisan leluhur, mereka melakukan secara turun-temurun, merupakan hasi l akumulasi dari kehidupan di 1 ingkungan mereka. Masyarakat Tengger bagian tengah masih kuat memegang teguh adat budaya sedangkan masyarakat Tengger bagian luar mulai terjadi erosi pelaksanaan adat budaya yang disebabkan pengaruh luar atau akibat asimilasi dengan suku lain. Mereka mempunyai adat yang unik dan menarik dan khas berbeda dengan masyarakat Jawa, dt-mikian pula masalah agama

82

dan kepercayaannya yang berkembang merupakan warisan Majapahit, seh ingga dikenal wong Mojopahit(Anonim, 1984; Stibbe dan Uhlenbeck, 1921 ). Dalam melakukan acara adat mereka merasa bahagia da lam ikatan suku Tengger, dilakukan secara bersam, akrab, santun serta merasa sangat bangga, sebagai contoh tari rel igius dan sakral Sodoran dilakukan tarian bergantian antara yang muda dan tua pada bu Ian Karo. Dalam satu tahun masyarakat Tengger me!akukan acara adat sesuai penanggalan Tcngger baik dilakukan sccara umum maupun individu. Men urut penangga lan Tengger, tahun bumi adalah 360 hari serta menggunakan perhitungan pasaran, hari, wuku dan bulan. Sesaji di gunung Bromo (Pujan Kasada) merupakan perwujudan masyarakat Tengger agar mendapat berkah kemakmuran, kesehatan, kebahagiaan, keselamatan dari Sang Hyang Widhi Wasa dalam mengarungi bahtera kehidupannya hal ini merupakan pesan Raden Kusumo leluhurTengger.

Keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan yang dipergunakan dalam ritual bervariasi tergantung maksud dan tujuan, jenis hajat ritua l adat. Keanekaragaman hayati digunakan mereka diam bi I di lingkungan mereka maupun dari luar Tengger dan hutan. Masyarakat Tengger dalam mengelola, memanfaatkan keanekaragaman hayat i serta mernberi nama lokaJ jenis tumbuhan dan hewan lebih banyak memberi nama dalarn bentuk tunggal, sebagai contoh adas (Foeniculum vulgare), putihan (Buddleja indica), kebek (Ficus sp), danglu (Engelhardia spicata), cemara (Casuarina junghuhniana), sempretan (Eupatorium inufolium), deluk (Steptopelia chinensis), narnun juga terdapat nama majemuk seperti suri pandak (Plantago mayor) dan mudah untuk praktek serta diingat(Ellen, 1993; Berlin, 1992; Friedberg, 1990). Tempat sakral dan dipergunakan untuk upacara adat di Tengger tcrutama Danyangan, Sanggar Pamujan, Pure Poten, gunung Bromo, gunung Widodaren. Danyangan, Makam dan Sanggar Pamujan terdapat tempat sesaji dan di sekitar terdapat pohon besar, terutama cemoro gunung (Casuarina junghuhniana), danglu (Engelhardia spicata), beringin (Ficus benyamina), pampung (Uran the javanica), kayu kebek (Ficus sp ). Variasi jenis tumbuhan Pedanyangan atau Sanggar Pamujan tergantung dari ketinggian lokasi desa. Pedanyangan atau punden rnerupakan tempat

Page 6: 11 - IPB Repository

I ---- l'emanfaatan Tumbuhan Dan Hewan Dal:un Ritual Adat i\lasyarakat Tcngger 01 l3ro1110 l".:nggcr Semeru Ja\\3 Timur

keramat, tempat roh leluhur, puser desa, pemangku alam, digunakan pembakaran petra, biasanya tumbuh pohon besar ditanam awal desa dihuni. Penggunaan setiap Jenis tumbuhan, hewan dan penggunaan kemenyan (Styrax benzoin) dalam setiap ritual mempunyai makna yang dalam, menurut dukun Pandhita Sutomo dari desa Ngadisari pemanfaatan jenis tumbuhan, hewan berasal dari leluhur masih dikaji (wawancara pribadi). Sebagai contoh penggunaan bunga senikir (Tagetes erect a) melambangkan berpikir, berkata, berkarya yang baik, daun pampung ( Unanthe javanica) pada petra melambangkan tempat duduk, hat ini sangat berkaitan dengan bahan, maksud dan tujuan dilakukannya ritual adat (Tabet I dan Tabet 2).

Kegiatan ritual adat masyarakat Tengger dapat dibagi ritual adat berkaitan dengan kehidupan masyarakat; siklus kehidupan seseorang; berkaitan siklus pertanian, mendirikan rumah, gejala alam. Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk ritual tidak mengganggu wi layah konservasi, bahkan tempat sakrat Danyangan dan Sanggar Pamujan sangat penting untuk konservasi alami. Masyarakat Tengger karena bersifat terbuka dan berinteraksi dengan masyarakat lain senantiasa berlangsung pertukaran arus energi, materi dan informasi, arus tersebut mempengaruhi pemanfatan keaneka­ragaman hayati, pemanfaatan tumbuhan ritual serta pola kehidupan seperti dikemukakan Rambo, l 983.

Acara Ritual Berkaitan Dengan Kehidupan Masyarakat Umum Masyarakat Tengger melakukan kegiatan ritual adat berkaitan dengan kehidupan masyarakat meliputi Karo, Kapat, Kapitu Kasongo, Kasada dan Unan-unan (Pancawarso) dimana pada setiap bulan mempunyai makna maupun candra. Diadakannya ritual adat oleh masyarakat Tengger pada dasa1 nya dimaksudkan berbakti kepada Sang Hyang Widhi, penghormatan roh leluhur dan menghargai alam semesta.

Upacara Yadnya Kasada dilakukan setiap tahun pada bulan Kasada tanggal bulan purnama dan disebut juga Pujan Kasada menurut perhitungan tahun Saka. Pada bulan Kasada termasuk yang paling ramai dikunjungi wisatawan terutama di Pure Poten, penanjakan, Jautan pasir dan gunung Bromo. Upacara Kasada dapat dimaknai sebagai upacara korban, nglabuh ke kawah gunung Bromo untuk melaksanakan pesan Raden Kusumo nenek moyang masyarakat Tengger dan dimeriahkan

83

sendra tari Roro Anteng-Joko Seger pada tahun 20I0-2011 di desa Jetak, sedang tahun 20 11 di desa Ngadisari (Garnbar. 4). Pers iapan dimulai pengambilan air suci dari gunung Widodaren serta persiapan sesaji dalam bentuk ongkek yang dibuat oleh para dukun Panditha yang memenuhi syarat adalah desa Tengger yang bulan Desta sampai Kasada masyarakatnya tidak adayang meninggal. Setiap desa membuat I atau 2 buah ongkek yang berisi jenis-jenis tan am an sayur mayur berupa pol a kasimpar polo kapendem, polo gumandul meliputi ucet, bawang prei (A//i11111 fistulosum), kentang (Solanum tuberosum), siyem, jagung (Zea nays), wortel (Daucus carota), padi (Oriza saliva), kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa paradi­siaca) danjajan pasar. Jen is hewan digunakan ritual meliputi kambing, ayam yang pada dasarnya menurut mereka tergantung maksud dan tujuannya. Pemanfaatan tanaman sayur mayur (tandur tuwuh) pada pelaksanaan adat Kasada adalah berdasarkan keinginan (uni), maksud dan tujuan yaitu has ii bumi setiap masyarakat Tengger untuk dikorbankan kekawah gunung Bromo agar segala keinginan baik dalam bidang pertanian, peternakan, kesehatan, kedamaian keluarga dapat dikabulkan oleh Sang Hyang Widhi. Disamping sesaji yang dilakukan di pure masyarakatTengger juga melakukan sesaji dirumah dituangkan dalam bentuk benjor, berupa gedang ayu (I sisir pisang, sirih, jambe, kapur), dalam bentuk tetamping diletakkan di beberapa tempat seperti pintu, sanggar, jeding, Danyangan, Sanggar Pamujan, meliputi ayam (Gallus gal/us), dandanan pras, nasi liwet (Oriza saliva), dibungkus daun pisang (Musa paradisiaca), bunga-bungaan kembang boreh meliputi sundel (Polianthes tuberosa), bugenvile (Bouganvililea spectabilis), daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), soka (lxora paludosa). Sedangkan Ongkek terbuat dari bambu atau kayu cemoro sebagai alat pikul, dilengkapi dengan berbagai macam tanaman hias, sayur mayur, me!iputi: batang pi sang beserta bunga dan buahnya, bunga jam be dan buahnya (Areca catechu), kelapa muda, daun nyangkuh, batang serta daun piji (Pinanga coronata), daun tebu (Sacharum officinarum), bunga senikir (Tagetes erecta), bunga edelweiss atau tanalayu (Anaphalis longifolia), bunga padi (Oriza saliva), bunga jagung serta sayur mayur seperti ucet, kentang, siyem, bawang prei , ketela rambat (lpomoea

Page 7: 11 - IPB Repository

JURNAL ILMU·ILMU SOSIAL (Socia/ Sc1c11ces) VOL 23 - NO 1 Februari 2011

batatas) dan macam-macam JaJanan pasar. Makna pcnggunaan tumbuhan yang bertunas banyak sepert• tebu,jagung, pad i, pij~ pisang sebaga i larnbang persatuan.

Sanggar Pamujan adalah tempat upacara Unan-unan yang dilakukan selama lima tahun sekali bertujuan menyempumakan bulan dan pengho1matan terhadap atman leluhur. Upacara diikuti penyembelihan hewan kerbau (Bos bubalus) dimana kepala kerbau dan kulit di letakkan diatas ancak besar terbuat dari bambu dan diarak di pusatkan di Sanggar Pamujan. Unan-unan merupakan proses alam artinya nguna, mengurangi tahun panjang (satu tahun 13 bulan) untuk dikembalikan menjadi 12 bulan terjadi setiap lima tahun sekali. Mitos Unan-unan menurut keyakinan masyarakat Tengger untuk menghormati tiga Bu ta Kala (Duta Dunggulan, Buta Galungan dan Buta Amangkurat) agar tidak mengganggu desa, sehingga masyarakat perlu melakukan penyembelihan hewan kerbau (Bos bubalus), sesajen dan tetamping yang diketuai Dukun Pandhita (Suyitno, 200 I). Sesaj i Unan-unan digunakan hcwan besar ya itu khusus kerbau (Bos bubalus), dan jenis tumbuhan meliputi gedang ayu (Musa paradi­siaca), sirih, jambe (Areca catechu), nasi, tikar mendong, nasi tumpeng ( Oryza saliva), kembang boreh, jenang dan jajan pasar.

Upacara Karo merupakan hari besar masyarakat Tengger yang dilakukan satu tahun sekali selama I minggujatuh pada bu Ian Karo sering disebut Pujan Karo. Upacara tersebut mempunyai rangkaian panjang sering disebut bersih desa meliputi ngumpul artinya mempersiapkan untuk mcnyambut pujan Karo, mepek artinya persiapan mencukupi jalannya Pujan Karo, Pujan Pitu mempunyai makna mengundang roh leluhur, acara prepegan dimana para ibu membuat kue-kue, scperti pasung, tetel, lem per, pi sang goreng. Sodoran adalah tarian sakra l ada sejak zaman Majapahit, dilakukan untuk tahun 20 I 0 di desa Jetak kecamatan Sukapura kabupaten Probolinggo dan di kecamatan Tosari kabupaten Pasuruan. Tari Sodoran dimainkan banyak pemain dimana struktur meliputi: kursi 7 buah, sesajen, serbang dan tern pat musik gamelan. Jenis Sesaji meliputi lemek, bunga senikir, tanalayu, bambu betung (Dendrocalamus asper), gedang ayu (Musa paradisiaca), janur (Cocos nucifera). Acara ritual nyadran merupakan acara ritual adat yang diakukan di makam

84

(pckuburan), dan sebagai penulupan upara Karo adalah tari ritual ujung-ujungan menggunakan prenjal in (Calamus sp) dilakukan di tern pat Petinggi (kepala desa) atau bale desa . Tarian lersebut menggambarkan kehiclupan manusia akan sakit dan sengsara jika ada perselisihan atau perseteruhan.

Acara yang berkaitan dengan Siklus Kehidupan. Siklus kehidupan inanusia dimaknai hubungan timbal balik antara dunia dan akhirat, sebelum lahir sampai kematian dan dalam menghindari pengarnh buruk masyarakat Tengger selalu mengadakan upacara selamatan. Upara ritual adat berkaitan siklus kehidupannya meliputi kelahiran, walagara dan kematian. Upacara kelahiran meliputi upacara sayut, kekerik, tugel gombak/tugel kuncung; upacara walagara atau perkawinan dan upacara kematian : sedekah dan Entas-entas.

Ritual adat Entas-entas yang berlangsung sampai 3 hari, mulai pawai oleh masyarakat dan keluarganya dengan kuda, anak-anak dipaes naik kuda hias sampai kuda goyang, kuda dilengkapi dengan bulu burung merak (Pavo muticus), acara terakhir pembakaran petra dilakukan wong sepuh di Danyangan (Gambar, 2). Acara Entas-entas merupakan upacara sakral atau ritual adat Jawa disebut nyewu, dilakukan untuk mengentaskan roh leluhur dengan acara puncak pembakaran petra.

Garn bar I. Ongkek dari jenis-jenis tumbuhan (tandur tuwuh) siap untuk dilabuh di gunung Bromo, wisuda Sesepuh Tengger pada acara Kasada

Page 8: 11 - IPB Repository

I -L- Pemanfaatan Tumbuhan Dan 1 lewan Oalam Ritual Adat Masyarakal Tcngger D1 Bromo Tengger Semcru Jawa Timur

Petra adalah orang-orangan yang dibuat dengan susunan dari tumbuhan senikir (Tagetes erecta), tanalayu (Anaphalis longifolia), tJotok (Curculigo capiculata), pampung (Unanthe javanica) , bambu (Dendrocalamus asper, Gigantochloa apus), dan petra diberi pakaian, cepel dan cowek. Pelaksanaan ritual adat tersebut diketuai oleh dukun pandhita yang di ban tu wong sepuh dan leg en, dari masing-masing desa Tengger. Acara entas-entas juga dilengkapi ongkek terdiri dari jenis rneliputi beberapa tumbuhan : daun pandan, soka, piji (Pinanga corona/a), buah kelapa (Cocos nucifera), alang-alang (Jmperata cylindrica), tebu ireng (Sacharum officinarum), pisang (Musa paradisiaca) dan ju!!a binatang seperti sapi (Bos taurus), kambing (Capra aegagrus), ayam (Gallus gal/us) dan bebek (Anas superciliosa). Sesajen sapi dan kambing dalam acara ritual adat Entas-entas dimaksudkan sebagai tunggangan atman yang mau dientas. Jumlah pctra tergantung dari berapa banyak atman le!uhur yang dientas, acara besar kecilnya ritual adat Entas-entas tergantung kemampuan ekonomi keluarga yang dientas. Arak-arakan diiringi dengan gamelan berputar menuju pedanyangan, makam. Di makam dilakukan sesaji, tetamping dengan membakar kemenyan, macam-macam kue-kue, buah-buahan seperti pisang/gedang ayu, kembang boreh berupa daun pandan, bunga soka. bunga kenongo dan mawar (Rosa hybrida). Acara selanjutnya ketempat Petinggi, pengiring makan minum, ke tempat dukun Pandltha, terakhir ke yang punya hajat. Acara malam hari acara tari tandakan (tayup), diiringi dengan gamelan, joget. Sedekah penguburan dilakukan dukun dibantu wong Sepuh untuk sesaji di kuburan dipersiapkan kembang boreh, nasi, minuman, tumpeng dan pakaian orang meninggal. Pemakaman secara adat dengan posisi kepala di selatan atau timur, makam ditandai dengan kijing atau hanya tanda nama, lingkungan makam ditanami berbagai tanaman hias seperti andong (Corda/ine fructicosa), cemara gunung, beringin, danglu (Engelhardia spicata) dsb. Untuk di rumah dilakukan sesaji berupa ontong pisang, rum put grinting atau alang-alang, daun dadap, telur ayam kampung, gu la kelapa, carang bambu, tumpeng, dandanan pras, nasi dan dilengkapi dengan bespa.

Acara ritual berkaitan dengan pertanian, mendirikan rumah dan gejala a/am. Setiap melakukan penanaman atau pemanenan tanaman

85

budidaya selalu dilakukan upacara adat leliwet, tetamping dimaksudkan memberikan pajak pada tanah dan air agar dijauhkan dari kerusakan dan hasil panen yang melimpah. Demikian pula dalam mendirikan rumah, gubuk dan gejala a lam seperti gempa bumi, gerhana matahari atau gempa bumi seperti yang terjadi akhir tahun 20 I 0-awal 2011 letusan abu vulkanik gunung Bromo.

Pada ritual adat unLuk menanam jagung, acara ini dilakukan unruk permulaan penanamanjagung: 1. Wiwifatau leliwet rneliputi jenang a bang, putih, nasi tumpeng, pecak bakal (bumbu), jae, uyah (garam), gula; 2. mulai tumbuh ram but jagung kemerahan disebut mantenan, digumakan rujak (pencit, timun). 3. Susupan dimana klobot mulai garing/kering,jagung belum boleh diambil, kalau kepingin untuk dibakar dapat diambil sed ikit berupa larikan. 4. Panen artinya wiwitlpawil, ngobong menyan dan didoakan dukun kemudian dapat dipanen diusung dan disimpan di sigiran disertai acara tumpengan karena terkabul hasil panen. Acara ritualjuga dilakukan pada tanaman kentang dan bawang prei dan jenis budidaya lain, tapi sekarang di lakukan sekedamya j ika ada waktu (sak

Gambar 2. Acara ritual adat Entas-entas dukun Panhita memberi mantra didepan petra

Page 9: 11 - IPB Repository

JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL (Social Sciences) VOL 23 - NO 1 Februan 2011

kobere). Ritual sesaji pcnanaman budidaya sekarang tergantung petaninya diadakan atau tidak, pada saat mau p'anen atau saat penanaman. Untuk ritual adat dapat d~ngan bantuan dukun atau masyarakat sendiri yang utama dicari hari baik, agar has ii dapat melimpah.

Acara Leliwet bangunan rumah adalah ritual adat, wiwit atau pennulaan mendirikan bangunan rumah dipimpin oleh dukun Pandhita, maksud diadakan ritual agar keluarga yang menempati diberi kemudahan, kebahagiaan dan keselamatan (Garn bar, 3 ). Bahan sesajen meliputi: Ayam bakar (Gallus-gal/us), kelapa muda 2 diikat (Cocos nucifera),jambe (Areca catechu) dengan tongkol bunga, gedang ayu 2 tangkep (Musa paradisiaca), rian (Rosa sp), bunga padi (Oryzasativa), tangkai beserta daun beringin (Ficus benyamina), bunga soka (Jxora paludosa), daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) dipotong kecil-kecil, bunga gladiol (Canna hybrida), bijijarak (Ricinus communis) dibakar diletakkan pada setiap jagak bangunan serta sesajian lengkap, cWetakkan pada tikar mendong (Fimbristylis globulosa), 2-3 bulir padi ( Oriza saliva), jika padi tidak ada dapat diganti bulir jagung, kupat dari beras dan janur (Cocos nucifera), lepet dibungkus dari daun pi sang didalam dapat beras atau jagung, kendi 2, dengan makanan diatas tampah ketan, wajik, tetel, pasung, pepes dan satu perangkat pakaian laki-laki dan perempuan. Pada acara leliwet tersebut dukun Pandhita mengatur acara dan mantra dengan membakar kemenyan dengan menyiratkan air suci dengan daun beringin (Ficus benyamina), buah jarak (Ricinus communis) disunduk dengan barn bu dibakar disetiap jagak rumah (Gambar 1 ). Pada acara leliwet masyarakat ikut bergotong royong disebut sayan sampai cagak utama berdiri dan se lanjutnya dilakukan oleh tukang (pekerja) bangunan. Acara ritual adat berkaitan dengan pengobatan dapat dilakukan dukun pandhita maupun orang dianggap dituakan, menggunakan obat tradisional j il<a memangjodoh dan suwuk.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan. Masyarakat Tengger masih memegang teguh ritual adat kepercayaan tradisionalnya, yang telah diturunkan sejak dari zaman Majapahit, mereka hidup sederhana,jujur, lugu dan menyukai hidup dalam kedamaian dan suka

86

cita. Dalam mclaksanakan ritual adat masyarakat Tengger melakukan secara bersama-sama, perasaan sama mempakan sistem tradisi, nilai hakiki yang luhur dari nenek moyang mereka merupakan akumulasi kehidupannya. Keanekaragaman hayati yang diguna.kan dan tercatat dalam melakukan ritual adat meliputi l 04 jenis tumbuhan dari 78 marga dan 46 familia, sedang hewan terdiri 5 jenis mamalia, 3 jenis burung dan 2 jenis ikan.

Saran . MasyarakatTenggerhingga ki ni masih memegang teguh adat budayanya merupakan nilai hakiki luhur dari nenek moyangnya. Ungkapan tersebut diperlukan untuk memahami kearifan, menghormati keanekaragaman adat budaya yang merupakan asset pariwisata, budaya bangsa, agar tidak tererosi identitas masyarakatnya.

Gambar 3. Acara leliwet mendirikan rumah di desa Ngadas dan Jumat legi di desa Wonokitri

• •

Page 10: 11 - IPB Repository

• Pemanfaatan Tumbuhan Dan I lcwan Dalam Ritual Adat Masyarnkal Tcngger Di Bromo Tenggcr Semeru Jawa Timur

Tabel I. Jenis-jenis hewan dipergunakan acara ritual adat masyarakat Tenggcr

Naraa llmia~

Go//ldpllw

Ft11iha JCtcu1u1

l'Wiaoid></Avu limil ldat :Kwdo Lclard. E.11111-. (Irv, .,.. !qi, Uplll rilml ....

Sllid1t1Mamali1 Acm ldll : Ecw ...w IClllad.lllaiA

lbe<im\{hkk. W,,..JA..,sp,PtJWAiop PiJc" Ill• wtJ•)

,.,,._,

10 Sap! ,.,_

llovilMIMllllllia Acarudat: ~""" abl,1unadolW..

-~ Aanadac : Edaf.ailas,

IC1Adl, K<so, """ ti1ml aUll&

Aan--""°' 1.-!o.1C11111dol

Bovido<JM-1& Aan .... ' flao ·-_. ..... Tabet 2. Jenis-jenis tumbuhan digunakan ritual masyarakat Tengger

No. Nn11 NlDll lbnllh Ltkal

10 Sato

12 8la>ba Jajq

Familia Krpam

BllM

Atmodot :Ea -alas, °"'" KJAdt, ln, laal qi. rillllliia

Ami adat ; K111da, IClro , 8a11C1 -.u.. .-, """' ........ lli1mhdoL tali pen, 1C111 8a""& kimlia. lllllW .... ,..... .....

87

IS Bawmc putih

16 8ayam

19 Brokoh

21 Bllllti1

27 Draa p<lowo

Alliuusti1V10 L Acarudlt !Wada.

Aca:Udal : K.uada Um111

Atm adal; K.uada

liy&Q&iuuJC Aca1udl1 · f.ocas .-, IMi&> KasW, ,.... lrgi, Id ms. -11d1111a11

~-*0.1(. M~

CiittJMnfi4 tp/<4'4 L luglandaceae Ritual adat di 01Dyang111, Taaaman

Suiwr r-i-

Tli.OllM ..... Coml"*- llillal bide 0.. Bea

Acm adal : !Wada

19 ~ U.-,.L

1111

Rilmladll • Eabs ... .... ... ICmdi,K!n,aMt.ia

JO GIJIJ'lll& C-tdv/JtL

JS Kelapt

Aall Kasada Rimpq

Rimi • : llSld1 llmc1. lmll Ldi...c, &11.-s, Kato, ..... wcltlo Aata adal · I.Ml, !:....ta Biji

'-'*'S.U- r­~

R.i1lral I eliwet, Elllls .-. Blllh mudl, x-i.. petbwiao, .... ...... 1t.nr.llloia ~

ACll1 a.bl ; E aus-<c1a1, GeWI Kasada (ptl!clilli>wlg rob1 ......... ACMI idal , £ncas.colas, lkalp Us.da. Xuo, lL'llll legi,

Page 11: 11 - IPB Repository

JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL (Social Sciences) VOL 23 - NO 1 Februan 2011 • 42 lelda ~--Lad. c~ Aa.'llilat ;J,aMI l.!alJtball:JC 14 Si~mu Saii:.w ti!-.Ji. (J"'I) C-W..:ac Ac11111!d ; KJsldt,ni ~

niiW .. Sim lllia 43 l .... c.n-ha-L Apiame Acartlllat :lm T- IS Slcdi ...,....,_.,(. AJU- Aanadll . Xmda T-..n

buah ' 44 Kok Bra.uk• °'"°"" L Bnsie.iccac Acartodal :w.4

86 Scb fiord poii"1so Rllbiarae Acm ad.ll ; Kas3da, F.cw • Bonga

°""' (Bl.~U!l. easas):mal legi, K110, ritual 45 lap CoJ!u ""1itt L Rubilccac Acm adol: K.aadt,jlmul Biji Ilia.

lep 17 Slit~" c.:m ,,,,.._, c.nc.- liluolldalti.ada Bt:i!i 46 Kn Jtw.. ,,,,no, F.i.m. Aanadll :im. 8""' ~ II Wen liltos,-L Rasocac AcmrOllKub bal

47 Lobot R4p/talrulsolf\"1<1L Broit>ccac Acnllllil : ltmdl Batl!i& 89 Sptm SpUixilf tlttt1tn Brmiac.,. AcarulJt:KJsid.a llllm

41 IAdJol Cap.lit,,.,_L S-Olwctoc Awa ldll :Kasada Baab 90 SlltdcV~ Polian~ flfMw, L Sol!mctte Acml<bl :r iroalapm Bt111i• bilq pNllm daudat,&ta S<OllS,

49 1.-liot Urprfa.a /r>Ja<tl L ~ Aanadll . lasada B>:ah ~kmlltci 11911 91 Ta!.is CM~tmfa aa/a/4 ~ Acmaobl :!Wada Umho

so Lo.bot .w.-. Solwmc Aano llllil :llsMI Bmh (L)Sdocl

'-I 93 T>n>l.i)U ~bitifo/ioL Allene cat Aalt""' : DioYlGl»o ~ SI LamlJok Sol ..... ...,_ Solwceae Acmadrl(baw T:wmm SariggvPllllujan.p dl1,

odd Daoya!lpa) IWladatbUI. Sl ~ '4r.t• a- Aianlllll:ED-cow lbc• ~ lipkibo liomalNL S>j>Otl«it Aanldal acllda T--, Sl Mrioac Hiliiloa IOU ....,,..,U M>lncac ll*"•:• '~ r..-z. DllyaDp

L Sqprr.r;. 9S TAI QrwtNtKa. c-... Aanadrl . lasada, &!1p S4 Mmt llMo lly6riM R- Acm adrl; hadl, ElllU- Buop SariwrPmijm

tllbl ~6 Tel>oitcQ& Soc.lll11IM~ Poacac Ritualadal: Ealu .a!llS, Dallll SS Mellli Jllllliatas""'*Ai Oltlcae At:111.W l.Ua , f.rilu. 8wip L l(&sadl, aaadalbiD .... .., ...

91 Tcwd Alf«arpu ~ M«acae AanodrlKaado 11..b S6 MClllliP r..m..ini- vm.- Aan•Ao.,...p. r- lat. S1 Mia San/I•-- Lonorlilaoo Aon ....... , tnilJ*!a 98 1lbr r.Jr.tty& pw., C)pmccac Ac11uiil Lehcr, ln, Du

Duyllpl(pobama) - (lllCNb&J •(Rm.)Kd. u-.mau, ocan adal 1ala SI w- h_C11111.,.,Mar. BromeliJcnie Acara.: tllMa • adal &ah J.m 99 ,._ a....t..r.m.L. CucmWatcit Acara rilml kasada Bum

59 hdi Or,ullihwL Poic.,. ,_.. :l.M, l&Sldt, "'"""~ 100 1ialct c..n/ip ......... Amllyllidauit Rilmladl!Duyaepa, TWIDll,d• Kao. &DH-, KID adai OL lepla. liatal : EJilu.ams, I

1liD ~anacllllaiD 60 hb l)cMa loacriouil Cyallle-. Aanlllil:r.MI °""' IOI Tou .W..-lppmiaa Sobnamc Aan adal Kadi em

TCIQU L 61 Paba AJiaMnii rp PolypodiJccac Acnad>ldi~ l.iat 102 Toceo.b;iri PU..satin"'L faMcat Ac111adal : !Wadl B!Jlh '2 ,..... LMolAt fa>Mi<w D.C. t.cnc ... Acara•: DloyaoPQ. r-.,.., 103 Ucd PU..sp FW- AcaiubtKasado e...e

s.aw ...... {pcn) ... 104 Wwl Deco-I. Apiaccac ,_. '°' :l.mda emc 64 .... Pol.aJ hedaacae AtaDl:ht,!'.111 . 0.. -.; ~·llo•l Clllas, (aslllt • u--

ICOlladolma UCAPAN TERIMA KASIH 6S Pij l'iMl!p- Artcaceae Aeat1 •:&tu ~ Baws,dawi

~ 6' ,.. Jhso,,,,.-,.L Mimr:cac Aan ... : lllldt, (ao, w

"""' ~ ........ Penulis mengucapkan terima kasih kepada 67 ,.. JJ.:4pcniMc1L M- Aano adit : lllldt, kn, DD,boop,

proyek IMHERE UB dengan nomor kontrak 09B/ ... ~_. .... boiah 61 ru.c• J.1Ju11,_/lsitlt1L M- Ai:.rudll:

--- Buab HEI-UB/U/IX/07 yang telah memberi kesempatan r-lt,bt

69 .... cla Jlm,.,.._.L ~ ,_. ... : t..dt, kn, 8"' daia penelitian. Ucapan terima kasih juga kam i ~_. ...

sampaikan kepada Prof. Dede Setiadi dan Dr. Tatik 70 ....... Jim,_,..(. .,._ Aano ... : lllldt, kn, e...,-. ~u-- lomp.llull Chikmawati (IPB), Dr.Y. Purwanto (LIPI), atas llCllladllloil

71 Pisqt+ MlwP"ot'lli«IL Mlmctae Aun adal: 1Jaib. X.O, DIUI, b111p, saran, dorongan, pemikiran dan para Petinggi, ~-·- Mil sesepuh Tengger, dukun Pandhita, TNBTS, Perum n Piiqlllri i'-pnfula L Ma!:lceac Aon ... : lali, bl. l'isq,-. .....-.u

__ ... Perhutani, masyarakatTengger sehingga penelitian

b-a,xn•• 7J Poo Mt/111-r My111«1t Acn • DloyulcM r- dapat dilakukan.

'-""""'°"L 74 PnajUia c.r..v,IF Anatcac >.mt•:tuaoll (Wi . Bllaii&

~ DAFTAR PUSTAKA 15 PDc c.....,i.z- ~- lil.i•:aa• r-

(!.)Bl Aca•:~ ·: 0:.,. 16 hlM ""'1fJ•INihL A- Anonim 1984. Rencana Karya Lima Tahun Tam an Saogprhloljlt.pclll, kfurcl.1<111 • bil Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

n a..,.. c,....~r....,...... ........... :. csajcoDm Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal ,... blDllire ·>

71 s.W: .W...tJW ...... AMxtx ......... :Im · . · Bah Perlindungan Hutan dan pelestarian Alam 19 ~ n...mo ...... illala Apoc)mcar Aan ... : laMt, UDs·. ,Blllp •• •

Ail. clllu . ~ .. . .. .. Balai Konservasi Sumber Daya alam IV. . · . IO Snriiraic '1.mc.o/tnairL Bniriacnc Allll•:~ . ~-:-.··

MaJang. SI Sawipllil Jfflllt»"'1ttaL Br.- Allll• :t.11 . Tlllial . 12 s.a T'ZlfO-.vL ,,_ ,_. ... ; ... -.,· Bqi_,_ .... :: .... 1997. Laporan Inventarisasi Flora (Tanaman o.,..., i...i.. ··. : ..

Sap .... Obat-obatan dan Tanaman Hias) di Taman 8J Sirila l'ipcrbtll•L Pipa1WC Ri!Uolaclll:E -.aw. Daun

Nasional Bromo Tengger Semeru. (TNBTS). rau.r-. u.. -......... 88

Page 12: 11 - IPB Repository

• -- Pemantilal.tfl fumbuha11 Dan H~wun l.)alam 1,11ual 1\dat l\fasyarnk~t rengg.cr 1>1 Hrt•llh' I Cll"ger SenH 111 Jaw~ 1'1111• r

Departemen Kchutanan direktoratJCIH.krnl perlindu ngan hutan dan pelestarian A lam. Malang

Backer, C. A. And R. C. Bakhuizen Van Den Brink I 963 Flnra of lava Vol. I, II. III (Spermarophytes Only) N. \ P. Noordhoff. Groningcn- The Netherlands.

Berlin. B. 1992. Erhnobiological ('/ossification I'rinciph.\ of Catagori::.ation Traditi·J11al Soc.:ioeties. Princeton University Prl.!::is. New Jersey.

Cotton, C.M. 1996. Etlmobo:any., Principle and Applications. John Wiley & Sons. New York, USA. Chichester, Brisbane, Toronto. Singapore.

El !en, R. I 993 . The Cultural Relations of Classification. An Analysis of Nuaulu Animal Catagories from Central Seram. Cambridge University Press.

Friedberg, C. 1990. Le Savoir botanique des Bunaq Percevoir et classer dans le Haul Lema/men (Timar, Jndonesie). Memoires du Museum Nati d'Histoire Naturelle. Botanique. Tome.

Purwanto, Y. 2003. Metode Penelitian Etnobotani. (tidak dipublikasikan) Laborator ium Etnobotani, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi. UPI. Bogor.

Primack, R. B. el al. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Rambo, A.T. 1983. Conceptual Approaches to Human Ecology. East-West Environment and Policy Institute, East-West Center, Honolulu, Hawai. USA. Research Report No.14:6, p 1-26.

Suparto dan Ponidi 2006. Arahan Tata Ruang Pcrtanian Provins i Jawa Timur. L3adan Penelitian dan Pcngembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Sheil D. et al., 2004. Mengeksplorasi keanekaragaman Ilayati, Lingkungan dan Pandangan Masyarakat Lokal Mengenai Lanskap Ilutan. CIFOR, Bogor.

Stibbc, D. G. and Uhlenbeck, U.M.1921. Tengge·r, Encyclopedie van Nederlandch-lndie I eiden.

89

;")uyitno, 2001 Mcngenat Upacara Tradis10na1 Masyarakat Suku Tengger. Penert111 · Satubul-u

l'a) lor. P. M. 1990. The Fulk Biology vfll1e Tobc>J.; People,: Stul~I h Folk C/w.;,-ffi, ·ti.,,,

Smithsonian Institution Press. Washington 0. c.

·1 oledo, M. V 199~ Jl'Jwt is Etl111ot!colu~y') Ori gen. \c up<' a11d Imp/ icarions of A Rising Die iph11e Ethnoecologica I (I) . 5-21.

\\ aluyo, E. K. 2008. Rev um . Resemr:h £rlmobor1111y in Indonesia mid the Futw-e Perspectives. Biodiversitas 9( I) 59-63.

\Vidyaprakosa, S. 1994. Masyarakat Tengger Latar Belakang Daerah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru : Kanisius, Yogyakarta.

Zahorka, H. 2007 The Shamanic Belian Sentiu Ritual of Benuaq Ohookng, with Special Attention to the Ritual Use of Plants. Borneo Research Bulletin. vol 38. p.127-147.