41
PEDOMAN UMUM SEKOLAH LAPANG IKLIM TA. 2009 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN PERTANIAN 2009

11 Pedum Sl Iklim

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 11 Pedum Sl Iklim

PEDOMAN UMUM

SEKOLAH LAPANG IKLIM

TA. 2009

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

DEPARTEMEN PERTANIAN 2009

Page 2: 11 Pedum Sl Iklim

i

KATA PENGANTAR

Dampak perubahan iklim yang mengakibatkan banjir dan kekeringan di lahan usahatani akan mengancam ketahanan pangan nasional. Untuk itu petani sebagai ujung tombak pelaksanaan usahatani diharapkan mampu melaksanakan usahatani degan meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi sehingga tidak terjadi penurunan produksi.

Sekolah Lapang Iklim menjadi salah satu upaya pemberdayaan petani dalam upaya mengantisipasi bencana banjir dan kekeringan di lahan usahatani sebagai akibat dampak perubahan iklim

Pedoman Umum ini disusun dengan maksud untuk menjadi pedoman dan acuan pelaksanaan bagi pelaksana kegiatan Sekolah Lapang Iklim dan semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan ini. Dengan adanya acuan atau pedoman ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai.

Demikian semoga pedoman umum ini dapat dilaksanakan oleh

para pelaksana di Pusat maupun di Daerah dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Jakarta, Januari 2009 Direktur Pengelolaan Air

............................... NIP. ...............

Page 3: 11 Pedum Sl Iklim

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................ iii I. PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................... 1 B. Tujuan ...................................................................... 3 C. Sasaran .................................................................... 4 D. Istilah ........................................................................ 5

II. SEKOLAH LAPANG IKLIM ........................................... 12

A. Prinsip Dasar Sekolah Lapang Iklim ......................... 13 B. Azas-azas Sekolah Lapang Iklim ............................. 13 C. Proses Belajar .......................................................... 14 D. Pemandu/Fasilitator ................................................. 16

III. PROSES SEKOLAH LAPANG IKLIM ........................... 17

A. Metode Pelaksanaan ................................................ 17 B. Lokasi dan Peserta Sekolah Lapang Iklim................. 18 C. Persiapan ................................................................. 18 D. Kurikulum Sekolah Lapang Iklim .............................. 20 E. Pelaporan ................................................................. 28 F. Pembiayaan ............................................................. 28

Page 4: 11 Pedum Sl Iklim

iii

IV. INDIKATOR KINERJA ................................................... 30

A. Keluaran (Output) ..................................................... 30 B. Hasil (Outcome) ....................................................... 30 C. Manfaat (Benefit) ...................................................... 30 D. Dampak (Impact) ...................................................... 30

V. MONITORING DAN EVALUASI ..................... 31

A. Monitoring dan Evaluasi ........................................... 31 B. Pelaporan ................................................................. 31

VI. PENUTUP ....................................................................... 33 DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 34 LAMPIRAN

Page 5: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   1 

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanasan global (global warming) telah mengubah kondisi iklim

global, regional, dan lokal. Mengingat iklim adalah unsur utama yang

berpengaruh dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman, maka

perubahan iklim global akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan

ketahanan pangan. Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya

tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan

pertanian, yaitu: (a) naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap

unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer, (b)

berubahnya pola curah hujan, (c) makin meningkatnya intensitas kejadian

iklim ekstrim (anomali iklim) seperti El-Nino dan La-Nina, dan (d) naiknya

permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara.

Selain menurunkan produktivitas terutama akibat terjadinya banjir dan

kekeringan, pergeseran musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim

ekstrim, global warming juga menjadi penyebab penciutan dan fluktuasi

luas tanam serta memperluas areal pertanaman yang akan gagal panen,

terutama tanaman pangan dan tanaman semusim lainnya. Oleh sebab itu

perubahan iklim dan kejadian iklim ekstrim seperti El-Nino dan La-Nina

akan mengancam ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan pertanian

pada umumnya. Sebagai gambaran, satu kali kejadian El-Nino (Lemah-

sedang) dapat menurunkan produksi padi nasional sebesar 2-3%. Jika iklim

Page 6: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   2 

ekstrim diikuti oleh peningkatan suhu udara maka penurunan produksi padi

akan lebih tinggi.

Selain akan menciutkan luas lahan pertanian akibat terendam air laut,

peningkatan permukaan air laut juga akan meningkatkan salinitas

(kegaraman) tanah sekitar pantai. Salinitas pada tanah bersifat racun bagi

tanaman sehingga mengganggu fisiologis dan fisik pada tanaman, kecuali

tumbuhan laut dan pantai atau varietas adaptif. Salinitas pada padi sangat

erat kaitannya dengan keracunan logam berat, terutama Fe dan Al.

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai garis dan hamparan

pantai yang sangat panjang, sehingga penciutan lahan pertanian akibat

peningkatan permukaan air laut menjadi sangat luas.

Salah satu dampak perubahan iklim global yaitu bergesernya awal

musim hujan, hal ini berdampak sangat besar untuk para petani.

Sedangkan informasi ramalan akhir musim hujan atau awal musim

kemarau, sangat diperlukan untuk menentukan musim tanam berikutnya

akan menanam komoditas apa? Dan kapan mulai tanam.

Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat petani akan dampak

perubahan iklim, pemahaman terhadap prilaku iklim (hujan) dan upaya

penyesuaian pola tanam dan jadwal tanam, diperlukan Sekolah Lapang

Iklim yaitu sekolah informal bagi para petani yang belajar mengenai iklim

secara mandiri melalui proses mengalami, berbagi pendapat, menarik

kesimpulan dan menentukan langkah aksi yang akan melahirkan

Page 7: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   3 

pengalaman baru yang ditularkan ke petani lain.

B. Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan & kemampuan petani dalam

pemanfaatan informasi iklim dan kearifan lokal dalam kegiatan

budidaya tanaman

2. Meningkatkan kemampuan petani untuk menanggulangi

permasalahan banjir & kekeringan di lahan usahataninya sehingga

dapat meminimalkan resiko kehilangan hasil

3. Meningkatkan kemampuan petani dalam mengidentifikasi perubahan

iklim dan dampak yang ditimbulkan terkait ketersediaan air

4. Meningkatkan sikap kritis petani dalam mengambil keputusan

menyangkut upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

C. Sasaran

1. Meningkatnya pengetahuan & kemampuan petani dalam

pemanfaatan informasi iklim dan kearifan lokal dalam kegiatan

budidaya tanaman

2. Meningkatnya kemampuan petani untuk menanggulangi

permasalahan banjir & kekeringan di lahan usahataninya sehingga

dapat meminimalkan resiko kehilangan hasil

3. Meningkatknya kemampuan petani dalam mengidentifikasi perubahan

iklim dan dampak yang ditimbulkan terkait ketersediaan air

Page 8: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   4 

4. Meningkatknya sikap kritis petani dalam mengambil keputusan

menyangkut upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

D. Istilah

Dalam Pedoman Teknis ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki

pengertian sebagai berikut :

1. Cuaca

Keadaan fisik atmosfer pada suatu saat (waktu tertentu) di suatu

tempat, yang dalam waktu singkat (pendek) berubah keadaannya,

seperti panas, kelembaban atau gerak udaranya

2. Iklim

Peluang statistik keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca

jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa

bulan atau beberapa tahun

3. Unsur Iklim

Radiasi matahari, Temperatur, Kelembaban, Awan, Presipitasi,

Evaporasi, Tekanan Udara, Angin

4. Faktor/Pengendali Iklim

Ketinggian tempat, Latitude/ garis lintang, Daerah tekanan, Arus

laut, Permukaan tanah

5. Musim

Page 9: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   5 

Rentang waktu yang mengandung fenomena (nilai sesuatu unsur

cuaca) yang dominan atau mencolok

6. Gas Rumah Kaca (GRK)

Gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap

radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga

menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi hangat.

7. Efek Rumah Kaca

Bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang

menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar

atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan

menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas.

8. Pemanasan Global

Kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan

daratan Bumi.

9. Perubahan Iklim

Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi menyebabkan

terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti

naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta

berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada

akhirnya merubah pola iklim dunia.

10. El Nino

Page 10: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   6 

Penampakan suhu air permukaan laut yang panas yang tidak

normal di wilayah ekuator bagian timur dan tengah yang memberi

dampak kemarau kering berkepanjangan di Indonesia

11. La Nina

Penampakan suhu permukaan laut yang lebih rendah dari

normalnya di wilayah ekuator bagian timur dan tengah yang

memberi dampak musim hujan deras terus menerus di Indonesia

12. Data Iklim

Data cuaca yang dapat digunakan sebagai petunjuk tentang

keadaan iklim di suatu tempat

13. Adaptasi

Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan dampak negatif dari

perubahan iklim.

14. Mitigasi

Upaya untuk mengurangi emisi GRK sehingga laju perubahan iklim

dapat ditekan.

15. Curah Hujan (mm)

Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak

menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)

millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat

Page 11: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   7 

yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung

air sebanyak satu liter.

16. Curah hujan kumulatif (mm)

Jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif.

Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang

musim pada masing-masing Zona Prakiraan Iklim (ZPI).

17. Zona Prakiraan Iklim (ZPI)

Daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas

antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah

yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas

antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non

ZPI.

Luas suatu wilayah ZPI tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah

administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZPI bisa

terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah

kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZPI.

18. Permulaan Musim Kemarau

Berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang

dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya.

Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama,

atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1971-2000).

19. Permulaan Musim Hujan

Page 12: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   8 

Berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama

atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian

berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal

(maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-

rata 1991-2000).

20. Dasarian

Rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari.

Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu :

a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10.

b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20.

c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan

akhir bulan.

21. Sifat Hujan

Perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang

ditetapkan (satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan

normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971-2000).

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :

a. Diatas Normal (AN) :

jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Normal (N) :

jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya.

c. Dibawah Normal (BN) :

jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

ratanya.

Page 13: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   9 

22. Dinas Pertanian

Dinas Pertanian adalah dinas yang di dalam tugas pokok dan

fungsinya mendapat mandat di bidang pertanian tanaman pangan.

Page 14: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   10 

II. SEKOLAH LAPANG IKLIM

Sekolah Lapang Iklim adalah Sekolah lapang yang dilaksanakan di alam

terbuka dengan memberdayakan petani agar mampu membaca kondisi

iklim serta kearifan lokal untuk melaksanakan budidaya pertanian spesifik

lokasi agar dapat meminimalisir penurunan produksi akibat dampak

fenomena iklim (banjir dan kekeringan).

Sekolah Lapang Iklim seperti sekolah lapang lainnya, diselenggarakan di

lapangan dan mempunyai kurikulum , system evaluasi belajar dan sertifikat

tanda kelulusan.

Pada Sekolah lapang iklim hanya dikenal peserta dan fasilitator. Karena

dalam proses belajarnya peserta diharapkan dapat membangun materi

pembelajaran dengan bantuan pemandu lapangan sebagai fasilitatornya.

A. Prinsip Dasar Sekolah Lapang Iklim

“ Belajar dengan melakukan sesuatu (Learning by doing) dan

Belajar melalui Pengalaman (Learning by experiencing)” Prinsip ini

berdasarkan pada Saya baca, saya lupa. Saya Lihat, saya ingat.

Saya melakukan sesuatu, saya bisa. Saya menemukan, saya

menguasai.”

Page 15: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   11 

B. Azas – Azas Sekolah Lapang Iklim :

1. Sarana belajar utama di lapangan

2. Cara belajar lewat pengalaman

3. Mengembangkan perencanaan dari bawah

4. Tidak ada guru, yang ada fasilitator sebagai pelayan yang

membantu melancarkan proses belajar

5. Pengkajian agroekosistem dan iklim

6. Metode serta bahan praktis dan tepat guna

7. Kurikulum berdasarkan ketrampilan yang dibutuhkan

8. Dilaksanakan dalam satu musim tanam

9. Pelaksanaan terbagi atas tahap persiapan dan pelaksanaan

10. Peserta berasal dari 1 GP3A yang mewakili P3A bagian hulu,

tengah dan hilir

11. GP3A terpilih adalah GP3A yang aktif dalam kegiatan

usahataninya dan sering mengalami masalah dalam

ketersediaan air.

12. Lokasi yang menjadi pengamatan dan tempat belajar

ditententukan oleh peserta yang dianggap paling

representative disesuaikan dengan kebutuhan materi

C. Proses Belajar

Selama proses belajar, peserta akan melaksanakannya melalui proses

“Daur Belajar dari Pengalaman”. Yaitu Mengalami/melakukan

Page 16: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   12 

(mengamati di lapangan), Mengungkapkan (menggambar ekosistem),

Menganalisis (diskusi/analisa), Menyimpulkan (memutuskan tindakan yang

perlu dilakukan) dan Menerapkan/Kembali melakukan (di lahan belajar dan

lahan sendiri).

Proses ini merupakan proses belajar yang alamiah, tidak ada murid dan

guru, peserta belajar dari dirinya/pengalamannya sendiri. Pemandu

Lapangan hanya berperan membantu agar proses belajar berjalan dengan

baik.

Proses Daur Belajar dapat dilihat pada siklus berikut :

Page 17: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   13 

D. Pemandu/Fasilitator

Pemandu bukanlah guru atau instruktur melainkan fasilitator yang

akan menggali dan membangkitkan kemampuan kritis petani dalam

proses belajar. Untuk itu pemandu sekolah lapang iklim mempunyai

syarat sebagai berikut :

1. Telah mengikuti TOT Sekolah Lapang Iklim

2. Menguasai metode pendidikan orang dewasa

3. Menguasai konsep mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

serta mampu mengolah data/informasi iklim dan kearifan

lokal untuk dirumuskan menjadi suatu strategi

penanggulangan dampak perubahan iklim.

Page 18: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   14 

III. PROSES SEKOLAH LAPANG IKLIM

Proses Sekolah Lapang Iklim menjelaskan bagaimana Sekolah Lapang

Iklim dilaksanakan sehingga tujuan dan sasaran penyelenggaraan dapat

berjalan baik. Proses itu meliputi beberapa tahapan mulai dari metoda

pelaksanaan, persiapan, pelaksanaan, hari lapang petani evaluasi dan

pelaporan. Oleh karena itu, sekolah lapang ini dilaksanakan dalam 1

musim tanam.

A. Metoda Pelaksanaan

Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan dalam 1 musim tanam yang

terdiri dari 12 kali pertemuan dengan jarak antar pertemuan 7

hari/ 1 minggu. Untuk menilai keberhasilan pada pertemuan ke 12

dilakukan evaluasi.

B. Lokasi dan Peserta SLI

1. Lokasi

a. Pilih lokasi di areal/wilayah GP3A atau Gapoktan

b. Tempat belajar/latihan dapat berpindah pindah pada

setiap P3A/Kelompok Tani yang ada di wilayah tersebut

sesui dengan materi yang dibicarakan

Page 19: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   15 

2. Peserta

a. Jumlah peserta 25 orang

b. Peserta mewakili semua P3A/Kelompok tani yang ada di

wilayah GP3A/Gapoktan tersebut

c. Pilih peserta yang cukup aktif di P3A/Kelompok taninya.

C. Persiapan

Kegiatan Persiapan meliputi upaya koordinasi dengan para pihak

terkait.

Persiapan Sekolah Lapang Iklim dilakukan dalam 2 kali pertemuan

(Lampiran 1). Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Persiapan ke - 1

- Sosialisasi Pelaksanaan SLI dengan mengundang

pengurus P3A yang ada dalam GP3A terpilih.

- Menentukan Pemandu dan Peserta SLI

- Mendata kebutuhan data informasi iklim dan ketersediaan

air untuk menentukan awal musim tanam

2. Persiapan ke - 2

- Kontrak Belajar

Metoda pembelajaran partisipatoris yang dikembangkan

bertujuan agar semua orang yang terlibat mempunyai

rasa memiliki terhadap program Sekolah Lapang Iklim

Page 20: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   16 

(SLI) yang akan dilakukan, sehingga para peserta

memiliki motivasi dan komitmen yang kuat untuk

mengikuti seluruh kegiatan sekolah lapangan.

- Mengolah data informasi iklim dan ketersediaan air untuk

menentukan jenis komoditas awal musim tanam dan awal

pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim.

- Menyusun Jadwal, Materi dan Lokasi SLI

- Menyusun kebutuhan bahan dan dana pelaksanaan SLI

D. Kurikulum Sekolah Lapang Iklim

Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan dalam 1 (satu) musim tanam. Contoh

jadwal pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang Iklim pada Lampiran 2.

Kurikulum SLI disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan peserta.

Contoh Kurikulum Sekolah Lapang Iklim yang dapat digunakan adalah:

1. Evaluasi Hasil Pengamatan di Lapangan

Peserta diharapkan mengamati kondisi lapangan (pertanaman)

selama seminggu dan mendiskusikan hasilnya pada saat

pertemuan berikutnya.

2. Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok dimaksud untuk meningkatkan Kerjasama,

Komunikasi, Kepemimpinan dan Kreativitas antara para petani

peserta dalam suatu kelompok .

Page 21: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   17 

3. Pengenalan unsur cuaca dan iklim

Pengamatan cuaca, yang diamati : Cuaca Sesaat, Tekanan Udara,

Tempreratur udara, Kelembaban Udara, Angin, Perawanan,

Presipitasi, Radiasi Matahari, Visibilitas dll.

4. Pengenalan Ekosistem

Pengamatan lapangan sangat membantu peserta untuk lebih

mengenal ekosistem yang dihadapinya, sehingga mereka akan

lebih mudah mengetahui permasalahan yang terjadi dan upaya

apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

5. Pengenalan Istilah dalam Prakiraan Musim

Membangun kemampuan peserta untuk menterjemahkan hasil

prakiraan BMG untuk menduga atau memprakirakan iklim.

6. Konsep Peluang (Prakiraan atau ramalan mengandung

kesalahan)

Kondisi iklim pada satu musim ke musim yang sangat berfluktuasi

karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Pada musim

tertentu kemampuan meramal menjadi kurang baik karena faktor

yang tidak diketahui dan sulit diduga perilakunya. Pada musim lain

kemampuan meramal menjadi lebih baik karena ada dominasi

faktor yang sudah dipahami perilakunya seperti fenomena El-Nino

dan La-Nina. El-Nino berkaitan dengan kejadian kekeringan, La-

Nina berkaitan dengan kejadian banjir

Page 22: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   18 

7. Pengaruh cuaca dan iklim terhadap perkembangan OPT

(Organisme Pengganggu Tanaman) serta Pertumbuhan

Tanaman.

Mempelajari pengaruh cuaca dan iklim terhadap perkembangan

OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) untuk mempelajari cara

pencegahan dan pengendalian hama.

Mempelajari Pengaruh cuaca dan iklim terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman untuk menilai penurunan produksi yang

mungkin terjadi akibat dampak perubahan iklim.

8. Field Trip

Kunjungan ke stasiun Klimatologi ditujukan untuk

memperkenalkan lebih jauh tentang jenis-jenis peralatan yang

digunakan untuk mengukur unsur iklim

9. Pengenalan Alat pengukur unsur cuaca/iklim dan cara

kalibrasi data

- Alat pengukur unsur cuaca/iklim tidak bisa dibuat secara

sembarangan tetapi harus mengikuti pedoman baku

sehingga tingkat ketelitian pengukuran dapat diandalkan.

- Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menyesuaikan data hasil

pengukuran alat yang tidak memenuhi standar dengan data

hasil pengukuran alat yang standar.

Page 23: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   19 

10. Mengenal Proses pembentukan hujan

Peserta diajak untuk mengenal unsur alam yang mempengaruhi

proses pembentukan hujan dan bagaimana pengaruh hutan

dilingkungan mereka dapat menahan air hujan untuk disimpan

lebih banyak dalam tanah.

11. Memanfaatkan Informasi prakiraan musim dan Kearifan

lokal untuk mengatur strategi penanaman

- Dalam menentukan budidaya atau teknologi penanaman

yang akan dilakukan sebaiknya ikut mempertimbangkan hasil

ramalan musim. Dengan demikian kemungkinan kegagalan

dapat dihindari atau dikurangi.

- Bila diramalkan pada musim gadu El-Nino terjadi, maka

resiko terkena kekeringan akan tinggi. Kalau penanaman

tetap dilakukan seperti biasanya, khususnya pada daerah

yang rentan, maka sebaiknya perlu diperhatikan saat tanam,

atau menggunakan varietas yang tahan kering atau diganti

dengan komoditi non-padi yang kebutuhan airnya sedikit.

- Bila diramalkan pada musim rendeng dengan curah hujan

tinggi (hujan akan lebih tinggi dari normal), maka daerah

yang biasa terkena banjir sebaiknya perlu mengatur waktu

tanam sehingga ancaman banjir dapat dihindari.

12. Mengenal ekologi tanah

Mempelajari keseimbangan antara jumlah air yang diberikan ke

Page 24: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   20 

lahan (hujan dan irigasi) dan jumlah air yang hilang lewat

penguapan, run off dll untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan

tanaman serta potensi terjadinya banjir.

13. Mempelajari Neraca air lahan untuk menentukan

kebutuhan irigasi dan menilai potensi kejadian banjir.

Neraca air lahan menunjukkan keseimbangan antara jumlah air

yang diberikan ke suatu lahan (hujan dan irigasi) dan jumlah air

yang hilang baik lewat penguapan ataupun aliran permukaan dan

pengisian air tanah

14. Analisa Usahatani Sederhana

Menghitung secara sederhana keuntungan secara ekonomi dari

aktifitas usahatani yang dilakukan.

15. Penilaian ekonomi informasi prakiraan musim/iklim

Kejadian iklim ekstrim selalu/seringkali menimbulkan kerugian

yang besar tanpa mampu mengatasinya. Kemampuan prakiraan

dan tingkat adopsi thd hasil prakiraan masih rendah

16. Mengenal Faktor Penyebab Banjir dan kekeringan

Mengidentifikasi faktor penyebab banjir dan kekeringan di

wilayahnya serta peluang bencana itu terjadi.

17. Pengendalian masalah banjir & kekeringan

Banjir dan kekeringan merupakan dua bentuk bencana alam yang

Page 25: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   21 

disebabkan oleh iklim ekstrim

Hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi kejadian iklim ekstrim:

• Kenali wilayah yang termasuk rawan pada saat hujan

menyimpang dari normal

• Temukan atau pelajari faktor-faktor dominan penyebab

penyimpangan iklim

• Cari sumber informasi iklim atau ramalan tentang kejadian

iklim ekstrim(BMG dan internet) dan catat nomor hotline-

nya.

• Identifikasi bentuk kegiatan operasional/ program antisipasi

atau mengatasi kejadian iklim ekstrim. Seperti pembuatan

embung, sumur pompa, diversifikasi usahatani, penerapan

sistem sorjan, dll.

18. Hari Lapang Petani

Hari lapang petani merupakan media pertemuan antara petani

peserta SLI dan petani yang belum mengikuti SLI dalam rangka

memperkenalkan kegiatan SLI yang sedang berlangsung.

Kegiatan ini dilaksanakan di akhir kegiatan. Pada hari lapang

petani menunjukkan hasil proses kegiatan SLI dan memberikan

rekomendasi pola tanam dan jadwal tanam yang dihasilkan petani

peserta SLI selama proses belajar.

19. Evaluasi Belajar

Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Page 26: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   22 

pelaksanaan kegiatan SLI.

20. Pemberian Sertifikat

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatan SLI.

Peserta yang berhasil menyelesaikan SLI akan mendapatkan

sertifikat sebagai bukti kelulusan/keikut sertaan.

E. Pembiayaan

Biaya disediakan melalui dana Tugas Pembantuan, Anggaran

tersebut digunakan untuk :

- ATK,

- Display/alat peraga/modul,

- Konsumsi Rapat

- Perlengkapan Peserta

- Foto Copy Bahan

- Penyusunan Laporan

- Honor Panitia dan Narasumber

- Penggantian Transport Peserta dan Petugas

Pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan di 55 (lima

puluh lima) kabupaten di 9 (sembilan) propinsi. Rincian lokasi tersebut

pada Lampiran 5.

Penggunaan anggaran Sekolah Lapang Iklim dijelaskan dalam

Lampiran 6.

Page 27: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009   23 

IV. INDIKATOR KINERJA

A. Keluaran (Output)

Terlaksananya kegiatan Sekolah Lapang Iklim.

B. Hasil (Outcome)

Tersosialisasikannya informasi iklim untuk penentuan pola tanam

dan jadwal tanam

C. Manfaat (Benefit)

Terlaksananya usahatani dengan pola tanam dan jadwal tanam

sesuai informasi iklim sehingga dapat mengurangi resiko akibat

adanya pengaruh iklim.

D. Dampak (Impact)

Meningkatkan upaya antisipasi dan adaptasi perubahan iklim

sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas lahan.

Page 28: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  24 

V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan

Sekolah Lapang Iklim yang meliputi kegiatan persiapan dan

pelaksanaan yaitu :

1. Terhadap kegiatan persiapan meliputi antara lain pemilihan

lokasi, petani, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari

pemerintah daerah setempat dan lain-lain.

2. Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan penyusunan rencana

kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi pelaksana, pengadaan

dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan SLI,

produktivitas pekerjaan dan lain-lain.

B. Pelaporan

Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun

macam laporan adalah :

1) Laporan Persiapan

Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang hasil

Page 29: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  25 

persiapan pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim antara lain hasil

sosialisasi, penentuan fasilitator, peserta, lokasi kegiatan, jadwal

pelaksanaan, kurikulum dan pembiayaan.

2) Laporan akhir

Setelah pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim selesai, penanggung

jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan

menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program Sekolah Lapang

Iklim baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih

informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto

dokumentasi selama pelaksanaan kegiatan. Out line laporan akhir

adalah seperti Lampiran 7.

Laporan akhir ke Pusat disampaikan ke Ditjen Pengelolaan Lahan

dan Air cq. Direktorat Pengelolaan Air dengan alamat: Jl. Taman

Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550.

Outline Laporan akhir terlampir pada Lampiran 4.

Page 30: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  26 

VI. PENUTUP

Sekolah Lapang Iklim bersifat spesifik lokasi. Materi yang dibahas

disesuaikan dengan kebutuhan petani peserta dengan memanfaatkan

informasi iklim serta kearifan local, diharapkan peserta mampu

merumuskan suatu rekomendasi pola tanam serta jadwal tanam yang

paling sesuai diterapkan di wilayahnya dalam Musim Hujan maupun

Musim Kemarau.

Page 31: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  27 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Pedoman Sekolah Lapangan _Pengengalian Hama

Terpadu Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.

Anonim, 2007. Pedoman Training of Trainers Sekolah Lapang Iklim (TOT

SLI), Direktorat Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.

Anonim, 2007. Pedoman Umum Sekolah Lapang Iklim, Direktorat

Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Departemen Pertanian.

Anonim, 2007, Modul Pengantar Sekolah Lapangan Iklim : Materi Iklim

dan Aplikasi, Direktorat Perlindungan Tanaman, Institut Pertanian

Bogor, Pemda Kabupaten Indramayu, dan Badan Meteorologi dan

Geofisika. Jakarta

Tim Litbang Pertanian, 2008, Draft Final Panduan Penyelenggaraan

Sekolah Lapang Iklim, Badan Litbang Pertanian, Departemen

Pertanian, Jakarta

Page 32: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  28 

Lampiran 1

JADUAL PERSIAPAN

PELAKSANAAN KEGIATAN SEKOLAH LAPANG IKLIM

No. Materi Peserta Persiapan Ke – 1

1. - Sosialisasi Sekolah Lapang Iklim 2. - Menentukan Peserta SLI 3. - Mendata kebutuhan data informasi

iklim dan ketersediaan air untuk menentukan awal musim tanam

- Dinas Pertanian - Dinas Pengairan - Petugas Lapangan /PPL - Pengurus P3A (wakil Wil. hulu, tengah, hilir)

Persiapan Ke – 2 1. Kontrak Belajar 2. - Mengolah data informasi iklim dan

ketersediaan air untuk menentukan jenis komoditas, awal musim tanam dan awal pelaksanaan SLI

3. - Menyusun Jadwal, Materi dan Lokasi SLI

4. - Menyusun kebutuhan bahan dan dana pelaksanaan SLI

- Dinas Pertanian - Dinas Pengairan - Petugas Lapangan/PPL - Peserta SLI terpilih

Page 33: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  29 

Lampiran 2

JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN SEKOLAH LAPANG IKLIM

No Materi Tujuan Pertemuan Ke – 1

1. Pembukaan Kegiatan SLI dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan dihadiri oleh instansi terkait

2. Mengenal unsur cuaca dan iklim

Mengamati unsur cuaca seperti cuaca sesaat, tekanan udara, temperatur, kelembaban, angin, perawanan, presipitasi, radiasi matahari dll

3. Mengenal Ekosistem

Mengenal unsur ekosistem di wilayahnya yang dapat menjadi penyebab permasalahan dalam usahatani dan upaya pengendaliannya

4 Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif mengidentifikasi unsur cuaca dan ekosistem yang mempengaruhi aktifitas usahataninya

Pertemuan Ke – 2 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Mengenal Istilah Prakiraan Musim

Membangun kemampuan peserta untuk menterjemahkan hasil prakiraan BMG untuk menduga atau memprakirakan iklim

3. Konsep Peluang Mempelajari ketepatan peramalan iklim dengan memahami prilaku fenomena El-Nino & La Nina

4. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif menghitung kemungkinan penurunan hasil akibat iklim ekstrim

Pertemuan Ke – 3 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Pengaruh Cuaca dan Iklim terhadap Perkembangan OPT serta

- Mempelajari Cara Pencegahan dan Pengendalian Hama - Mempelajari kemungkinan penurunan produksi akibat dampak perubahan iklim

Page 34: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  30 

No Materi Tujuan Pertumbuhan Tanaman

3. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif mengidentifikasi kemungkinan serangan hama dan penurunan hasil akibat dampak perubahan iklim dan cara pencegahan serta pengendaliannya

Pertemuan Ke – 4 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Field Trip ke Stasiun Klimatologi

Peserta diajak berkunjung ke Stasiun Klimatologi untuk mengenal jenis - jenis peralatan yang digunakan untuk mengukur unsur iklim

3. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif mendiskusikan bentuk sederhana yang dapat mereka buat dan gunakan untuk mengukur faktor cuaca/iklim

Pertemuan Ke – 5 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Mengenal alat ukur cuaca/iklim dan cara kalibrasi data

Mengukur unsur cuaca/iklim dengan alat ukur buatan sendiri dan melakukan kalibrasi dengan data hasil pengukuran alat yang standar.

3. Mengenal Proses Pembentukan Hujan.

Mengenal unsur alam yang mempengaruhi terjadinya hujan dan bagaimana pengaruh hutan dalam menyimpan air hujan.

4. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif melakukan percobaan terjadinya hujan, menghitung air yang jatuh dan mengkalibrasi hasilnya.

Pertemuan Ke – 6 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

Page 35: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  31 

No Materi Tujuan 2. Mengenal Ekologi

Tanah Mempelajari struktur dan tekstur tanah serta organisme yang hidup didalamnya yang mem pengaruhi kemampuan tanah menyimpan air

3. Mempelajari Neraca Air Lahan dan menilai potensi terjadinya banjir

Mempelajari keseimbangan antara jumlah air yang diberikan ke lahan (hujan dan irigasi) dan jumlah air yang hilang lewat penguapan, run off dll untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman serta potensi terjadinya banjir.

4. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif melakukan perhitungan neraca air lahan, menilai ketersediaan air untuk pertanaman serta upaya penanggulangannya

Pertemuan Ke – 7 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Mengatur strategi penanaman

Mempelajari informasi prakiraan iklim, kearifan lokal dan ketersediaan air untuk menentukan pola tanam dan jadwal tanam untuk mengurangi kegagalan panen.

3. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif mempelajari prakiraan iklim serta mengidentifikasi kearifan lokal untuk menyusun pola tanam dan jadwal tanam

Pertemuan Ke – 8 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Analisa Usahatani Sederhana

Menghitung secara sederhana keuntungan secara ekonomi dari aktifitas usahatani yang dilakukan.

3. Pengenalan Ekonomi informasi prakiraan musim

Mempelajari kerugian yang dialami petani pada kejadian iklim ekstrim.

4. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif menyusun analisa usahatani sederhana dengan memperhitungkan kejadian iklim ekstrim

Pertemuan Ke – 9

Page 36: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  32 

No Materi Tujuan 1. Evaluasi Hasil

Pengamatan Lapangan

Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah

2. Pengenalan faktor penyebab banjir dan kekeringan

Mengidentifikasi faktor penyebab banjir dan kekeringan di wilayahnya serta peluang bencana itu terjadi.

3. Pengendalian Banjir dan Kekeringan

Mengidentifikasi upaya yang dapat dilakukan untuk mengupayakan pengendalian bencana banjir dan kekeringan

4. Dinamika Kelompok

Peserta secara aktif mengidentifikasi penyebab banjir dan kekeringan di wilayahnya dan menyusun upaya penanggulangannya.

Pertemuan Ke – 10 1. Hari Lapang

Petani Peserta menunjukkan hasil proses kegiatan SLI dan memberikan rekomendasi pola tanam dan jadwal tanam yang dihasilkan petani peserta SLI selama proses belajar kepada petani disekitar yang belum mengikuti SLI

2. Evaluasi Belajar Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan SLI.

3. Pemberian Sertifikat

Setiap peserta SLI yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat keikut sertaan dalam SLI.

Page 37: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  33 

Lampiran 3

JADUAL PALANG KEGIATAN SEKOLAH LAPANG IKLIM

Minggu ke ... No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pem

bobotan

1

Persiapan ke – 1

- Penetapan SK-SK Tim

- Menentukan Peserta SLI

-Mendata kebutuhan data informasi iklim dan ketersediaan air untuk menentukan awal musim

tanam

10%

2 Persiapan ke - 2 20%

3 Pertemuan ke – 1 28%

4 Pertemuan ke – 2 36%

5 Pertemuan ke – 3 44%

6 Pertemuan ke – 4 52%

7 Pertemuan ke – 5 60%

8 Pertemuan ke – 6 68%

9 Pertemuan ke – 7 76%

10 Pertemuan ke – 8 84%

11 Pertemuan ke – 9 92%

12 Pertemuan ke–10 100%

Page 38: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  34 

Lampiran 4

Out Line dari Laporan Akhir ini adalah :

Kata Pengantar

Daftar Isi

I. Pendahuluan

Latar belakang

Tujuan dan Sasaran

II. Pelaksanaan

A. Masukan

B. Lokasi

C. Tahap Pelaksanaan

D. Permasalahan

E. Pemecahan Masalah

III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan

IV. Kesimpulan dan Saran

Lampiran

Dokumentasi setiap tahapan kegiatan

Tabel perkembangan kegiatan

Page 39: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  35 

Lampiran 5

LOKASI SEKOLAH LAPANG IKLIM TA. 2009

No PROPINSI / KABUPATEN UNIT

1. PROPINSI JAWA BARAT 10

Kabupaten Bekasi 1

Kabupaten Cirebon 1

Kabupaten Garut 1

Kabupaten Indramayu 1

Kabupaten Karawang 1

Kabupaten Kuningan 1

Kabupaten Majalengka 1

Kabupaten Sukabumi 1

Kabupaten Tasikmalaya 1

Kabupaten Subang 1

2. PROPINSI JAWA TENGAH 11

Kabupaten Banyumas 1

Kabupaten Batang 1

Kabupaten Blora 1

Kabupaten Boyolali 1

Kabupaten Cilacap 1

Kabupaten Demak 1

Kabupaten Grobogan 1

Kabupaten Jepara 1

Kabupaten Pati 1

Kabupaten Pekalongan 1

Page 40: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  36 

No PROPINSI / KABUPATEN UNIT

Kabupaten Pemalang 1

3. PROPINSI DI. YOGYAKARTA 4

Kabupaten Bantul 1

Kabupaten Gunung Kidul 1

Kabupaten Kulon Progo 1

Kabupaten Sleman 1

4. PROPINSI JAWA TIMUR 4

Kabupaten Bojonegoro 1

Kabupaten Nganjuk 1

Kabupaten Tulungangung 1

Kabupaten Ponorogo 1

5. PROPINSI SUMATERA UTARA 6

Kabupaten Tanah Karo 1

Kabupaten Tapanuli Selatan 1

Kabupaten Asahan 1

Kabupaten Serdang Bedagai 1

Kabupaten Padang Sidempuan 1

Kabupaten Labuhan Batu 1

6. PROPINSI SUMATERA BARAT 1

Kabupaten Pasaman 1

7. PROPINSI SUMATERA SELATAN 6

Kabupaten Musi Banyu Asin 1

Kabupaten Ogan Komering Ulu 1

Kabupaten Muara Enim 1

Kabupaten Musi Rawas 1

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 1

Page 41: 11 Pedum Sl Iklim

Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009  37 

No PROPINSI / KABUPATEN UNIT

Kabupaten Ogan Ilir 1

8. PROPINSI LAMPUNG 5

Kabupaten Lampung Selatan 1

Kabupaten Tulang Bawang 1

Kabupaten Way Kanan 1

Kabupaten Lampung Tengah 1

Kabupaten Pesawaran 1

9. PROPINSI SULAWESI SELATAN 8

Kabupaten Maros 1

Kabupaten Luwu 1

Kabupaten Bulukumba 1

Kabupaten Bantaeng 1

Kabupaten Sidrap 1

Kabupaten Soppeng 1

Kabupaten Enrekang 1

Kabupaten Luwu Utara 1

T O T A L 55

mpiran 6

Penggunaan Anggaran Sekolah Lapang Iklim