114 Isteri Di Ntt Jadi Korban Kdrt Di Tahun 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KDRT

Citation preview

NAMA : HASNIYATINIM : 2013.02.02.039PRODI : PKN114 ISTERI DI NTT JADI KORBAN KDRT DI TAHUN 2012[KUPANG] Rumah Perempuan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat bahwa selama tahun 2012 tercatat sebanyak 114 orang isteri di wilayah provinsi kepulauan ini mengalami tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suami masing-masing.

"Selama tahun 2012, kami dari Rumah Perempuan melakukan pendampingan terhadap 114 orang isteri yang mengalami KDRT oleh suami mereka masing-masing," kata Koordinator Divisi Advokasi dan Pendampingan Korban Rumah Perempuan NTT, Waty Bagang di Kupang, Kamis, (3/1).

Berdasarkan catatan Rumah Perempuan NTT, kata Waty Bagang, KDRT tertinggi terjadi di wilayah Kota Kupang dengan 77 kasus (70 persen), sedang sisanya 37 kasus terjadi merata di 20 kabupaten. Bentuk kekerasan yang diterima itu berupa, kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran, perzinahan dan pembunuhan. "Rata-rata korban mendapat kekerasan ganda yakni fisik dan psikis," katanya.

Korban kekerasan itu, kata dia, rata-rata berpendidikan sekolah menengah atas (SMA) berjumlah 61 kasus, pendidikan sarjana (SI) 25 kasus, SMP 13 kasus dan yang berpendidikan SD 15 kasus. Untuk jumlah pelaku dan tingkat pendidikan, kata Waty, tingkat pendidikan pelaku KDRT untuk SI berjumlah 22 orang, SMA berjumlah 73 orang, berpendidikan SMP berjumlah tujuh orang dan berpendidikan SD berjumlah 12 orang.

Sementara jika dilihat dari pekerjaan pelaku, kata dia, umumnya bervariasi, antara lain dari pegawai negeri sipil (PNS) berjumlah 35 orang, anggota Polri empat orang, swasta 47 orang, petani 11 orang, ibu rumah tangga empat orang dan yang tidak memiliki pekerjaan 13 orang pelaku.

Rumah Perempuan kata dia, telah memberikan konseling kepada istri sebagai korban kekerasan dan suami sebagai pelaku, untuk bisa mendapatkan pemahaman tentang hidup berumah tangga, agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Selain penyelesaian tersebut, lanjut dia, ada juga 77 kasus yang diselesaikan secara damai, namun ada beberapa kasus yang diselesaikan hingga adanya putusan pengadilan. "Ada 17 kasus yang diselesaikan dengan bercerai," katanya.

Walaupun banyaknya terjadi KDRT itu perempuan masih manjadi tonggak kesuksesan dalam berbagai pembangunan di NTT. Saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 241 juta orang dengan perbandingan 51% perempuan, 49% laki-laki. Dengan perbandingan tersebut, peranan perempuan menjadi penting dalam berbagai bidang.

Seperti dalam hal ketahanan pangan, gizi dan kesehatan keluarga. Ditangan perempuan semua keputusan diambil, misalnya memilih bahan pangan, mengolahnya secara sehat, dan memilih kebutuhan rumah tangga yang ramah lingkungan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang bahan pangan sehat dan memenuhi kebutuhan gizi, cara pengolahannya dan kebutuhan rumah tangga yang ramah lingkunganmenjadi penting untuk dimiliki setiap perempuan Indonesia. (YOS).