Upload
qwqeqqrqrq
View
830
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Askeb
Citation preview
UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF MENURUT LEAVEL DAN CLARK
Tingkat-tingkat usaha pencegahan
Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community” membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
A. Masa sebelum sakita. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).
B. Pada masa sakitc. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang
tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja
yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).e. Rehabilitasi (Rehabilitation).
a. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.Beberapa usaha di antaranya :
Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya. Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
b. Memberikan perlindungan Khusus terhadap sesuatu penyakitUsaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.Beberapa usaha di antaranya :
Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. Isolasi penderitaan penyakit menular . Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.c. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang
tepat dan segera. Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular. 3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha di antaranya : Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan
darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
Penderitaan si sakit menjadi lebih lama. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit.Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha ad. C, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat.Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambahberat (dibatasi),dan fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
e.RehabilitasiRehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,sehingga dapat berfungsi laig sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas :1) Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.2) Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat.3) Rehabilitasi sosial vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.4) Rehabilitasi aesthesisusaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu.Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang.Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
Usaha pencegahan dan kejadian penyakitBila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu :
a. Sembuh sempurna.b. Sembuh dengan cacatc. Tidak sembuh lagi (meninggal)
yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secar sempurna seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk selama-lamanya.Bila alat-alat mobil rusak,kit adapt membeli yang baru untuk menggantinya,dan ia akan berfungsi lagi dengan baik,seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan baru kembali.Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat).
Penggantian dengan alat buatan (prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya.Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya
MELAKSANAKAN UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIVE MENURUT LEAVEL & CLARK- Sub Bagian Disabilitation
A. LATAR BELAKANG
Dahulu, pembicaraan tentang organ reproduksi selalu dianggap tabu. Jangankan untuk
konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat ( orangtua ) saja merasa malu dan
sungkan. Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat akan hal-hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi tergolong rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai macam keluhan
dan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Organ reproduksi adalah salah satu bagian terpenting dalam tubuh manusia yang
memiliki peran besar dan tergantikan oleh organ yang lain. Mengapa organ ini penting? Karena
manusia memiliki naluri alamiah, yaitu ingin memiliki keturunan, guna melestarikan jenisnya.
Dampaknya, organ reproduksi yang sehat dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya menjadi
sebuah hal yang dituju.
Pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi, sangat perlu dibahas dan diketahui oleh kaum
wanita, baik yang sudah menjadi ibu-ibu maupun bagi remaja putri, agar dapat menjaga
kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi secara benar dan bertanggung jawab.
Dengan upaya upaya penyebarluasan pengetahuan kesehatan organ reproduksi secara
massive, maka kita telah dapat disebut melakukan pencegahan secara promotif dan preventif.
B. TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan Pembuatan makalah ini adalah mengetahui upaya promotif dan
preventive melalui metode leavel & clark.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah membahas materi ini, mahasiswa diharapkan mampu . menjelaskan Health
promotion, Specific protection, Early diagnosis and Promotip treatment, Disabilitation menurut
leavel and Clark.
LANDASAN TEORI
Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu & seni mencegah penyakit,
memeperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik , mental & efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisasi untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, control infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan
medis & perawatan, untuk melakukan diagnosa dini, pencegahan penyakit & pengembanagan
aspek social, yang akan mendukung agar setiap warga masyarakat mempunyai standar kehidupan
yg kuat untuk menjaga kesehatannya.( Fitramaya Yuni, 2008. Kesehatan Reproduksi..
Yogyakarta )
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan
lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan
penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang
serta didukung oleh adanya promosi kesehatan. (iqbal-iqi.blogspot.com/2008)
Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their
health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or
group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope
with the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
adalah sebagai berikut :
“ Health promotion is programs are design to bring about “change”within people, organization,
communities, and their environment ”.
Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi
dan lingkungannya.
Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang
lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: a).dimensi aspek pelayanan
kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
1.Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi hanya dua aspek saja, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang
yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan. PEMBAHASAN
Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas.
Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam
promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.
Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari
koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia
WHO (World Health Organization).
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya
dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok,
maupun masyarakat.
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan upaya
yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan
advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission
maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu
mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya
suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-
sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya
dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap
masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada
masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan
dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di
kenal tiga tahap pencegahan:
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.
Dilihat dr dimensi tingkat pelayanan kesehatan, dapat dilakukan berdasarkan 5(lima)tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark, sebagai berikut:
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan
ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan
remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress
dan lain-lain.
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan
utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses
penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
d. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama
untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat
yang lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier
e. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar
dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan
adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan
lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan dokter dan praktisi
kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan
kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy
and Annest, 1998) ialah:
1. Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya,
dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu terjadi apakah ada
kaitannya dengan musim atau periode tertentu.
2. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah terjadi
pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa
yang menurunkan kejadian (faktor protektif).
3. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah terdahulu,
dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah,
menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan dan
pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu dalam
mencegah dan menanggulangi masalah.
4. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala besar).
Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana melaksanakan
intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan sumber daya untuk
melaksanakannya.
Pembatasan cacat (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan & penyakit,
maka seorang masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya.Sehingga pengobatan yang tidak layak dan sempurna akan dapat mengakibatkan
orang yang bersangkutan cacat atau berketidakmampuan, oleh karena itu pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini. Karena penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi dapat mencegah terjadinya infertilitas.
BAB III
KESIMPULAN
5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark dapat dikelompokkan menjadi ; - Pencegahan primer, meliputi ; Promosi kesehatan (health promotion) dan Perlindungan khusus (specific protection)- Pencegahan sekunder, meliputi ; Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment) dan Pembatasan cacat (disability limitation)- Pencegahan tersier, meliputi ; Rehabilitasi (rehabilitation)
DAFTAR PUSTAKA
- Fitramaya Yuni, 2008. Kesehatan Reproduksi.. Yogyakarta
- Promosi Kesehatan, iqbal-iqi.blogspot.com/2008
HAND OUT
Nama Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi
Jumlah SKS : 3 SKS (T2, P1)
Semester : II (Dua)
Pokok Bahasan : Upaya Promotif Dan Preventif Leavel Dan Clark
Desen Pengampu : Millus.DA,SST
Objektif : Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu . menjelaskan Health promotion, Specific protection, Early diagnosis and Promotip treatment, Disabilitation & menjelaskan Rehabilitation
Referensi :
Yuni, 2008. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta
UPAYA PROMOTIF & PREVENTIF
MENURUT LEAVEL & CLARK
Kesehatan Masyarakat (Public Health) adl ilmu & seni mencegah penyakit, memeperpanjang hidup, meningkatkan kesh fisik & mental & efisiensi mll usaha masy yg terorganisasi unt meningkatkan sanitasi lingk, control infeksi di masy, pendidkan individu ttg kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis & perawatan, unt diagnisa dini, pencegahan penyakit & pengembanagan aspek social, yg akan mendukung agar setiap org di masy mempunyai standar kehidupan yg adekuat unt menjaga keshatannya
Pendidikan Kesehatan adl suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesh.
à Mrp suatu kegiatanunt membantu individu, kelompok atau masy dlm menigkatkan kemampuan/perilakunya, unt mencapai kesh scr optimal
Azrul Azwar, Penkes adalah ;
Kegiatan pendidikan dg menyebarkan pesan, menanamk’ keyakinan, shg masy tdk hanya sadar, tahu & mengerti tapi bisa melakuk’ s/ anjuran yg ada hub dg kesh.
Peran pendidikan keesehatan :
1. Peran pendidikan kesehtan dlm factor lingkungan
F Telah banyak fasilitas kesh lingk yg dibangun oleh instansi baik pemerintah, swasta maupun LSM
F Nammun karena prilaku masy, sarana atau fasilitas tsb kurang atau tdk dimanfaatkan dan dipeliharan
F Oleh karena itu diperlukan pendidikan kesehatan
1. Peran pendidikan kesehatan dlm prilaku
F Pendidikan kesehatan adl sutu upaya atau keg unt menciptakan prilaku masy yg kindusif unt kesehtan
F Artinya pendidikan kesh berupayan agar masy menyadari atau mengetahui bagaimana cr memelihara kesh mereka, bgmana menghindai atau mencegah hal2 yg merugikan kesh mereka, bgmana mencegah hal2 yg merugikan kesh mereka & kesh org lain, kemana masy mencari kesehatan bolamana sakit, dll
F Kesadaran masy diatas dsbt tingkat kesadaran / pengetahuan masy ttg kesh atau dsbt ”melek kesehatan (healty literacy)”
F Pendidikan kesehatan jg penting untk mencapai prilaku kesh
1. Peran pendidikan kesehatan dlm pelayanan kesehtan
F Dlm rangka perbaikan kesehatan masy, pemerintah Indonesia dlm hal ini Departemen Kesehatan tellah menyediakan fasilitas kesh masy dlm bentuk Puskesmas
F Namun pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat yg blm optomal (35%)
1. Peran pendidikan kesehatan dlm faktor hereditas
F Org tua khususnya ibu adl faktor yg sgt penting dlm mewariskan status kesh bg anak2 mereka
F Org tua yg sehat & gizinya baik akan mewariskan kesh yg baiknya pula pd anaknya, dan sebaliknya
F oleh karena itu, penkesh diperlukan agar masy menyadari & melakukan hal2 yg dpt mewariskan kesh yg baik pd keeturunan mereka
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Dpt dilihat dr berbagai dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, & dimensi tingkat pelayanan kesehatan
F Dlihat dr dimensi sasaran pendidikannya ;
Pendidikan kesehatan individual, sasaran : individu Pendidikan kesehatan kelompok, sasaran : kelompok Pendidikan kesehatan masyarakat, sasaran : masyarakat
F Dilihat dr dimensi tempat pelaksanaannya, misalnya
Pendidikan kesehatan di sekolah, sasaran : murid Pendidikan kesehatan di rumah sakit, sasaran : pasien atau klg pasien Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja, sasaran : buruh/karyawan yg bersangkutan
F Dilihat dr dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dpt dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark, sbb ;
1. 1. Promosi kesehatan (health promotion)
Dlm tingkat ini dilakukan pendidikan kesehataan, mislnya dlm peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan spt penyediaan air rumah tangga yg baik, perbaikan cr pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehiduoan pra nikah & persiapan menopause
1. 2. Perlindungan khusus (specific protection)
Progam imunisasi sbg bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sgt diperlukan terutama di negara2 berkembang.
Hal ini krn kesadaran masyarakat ttg pentingnya imunisasi sbg perlindungan thd penyakit pd dirinya maupun anak2nya msh rendah.
Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sbg pencegahan tjdnya kecelakaan baik di tempat2 umumm maupun tempat kerja
Penggunaan kondom unt mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan & masker saat bekerja sbg tenaga kesehatan
1. 3. Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment)
Krn rendahnya pengetahuan & kesadaran masyarakat thd kesehatan & penyakit, maka srg sulit mendeteksi penyakit2 yg tjd masyarakat
Bahkan kdg2 masy sulit atau tdk mau diperiksa & diobati penyakitnya Hal ini akan menyebabkan masy tdk memperoleh pelayanan kesh yg layak Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sgt diperlukan dlm tahap ini Pemerikasaan pap smear, IVA, SADARI, sbg cara mendetesi dini penyakit kanker. Bila dgn deteksi
dini ini ditemui kelainan maka sgr dilakukan pemeriksaan diagnostik unt memastikan diagnosa spt pemeriksaan biopsi, USG atau memmografi atau kolposcopy
1. 4. Pembatasan cacat (disability limitation)
Oleh krn kurangnya pengertian & kesadaran masy ttg kesehatan & penyakit, maka srg masyarakat tdk melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tdk melakukan pemeriksaan & pengobatan yg komplit thd penyakitnya
Pengobatan yg tdk layak & sempurna dpt mengakibatkan org yg bersangkutan cacat atau ketidakmampuan, oleh karena itu pendidikan kesehatan jg dperlukan pd tahap ini
Penanganan scr tuntas pd kasus2 infeksi organ reproduksi mcegah tjdnya infertilitas
1. 5. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dr suatu penyakit tertentu, kdg2 org mjd cacat unt memulihkan cacatnya tsb kadang2 diperlukan latihan2 tertentu
Oleh krn kurangnya pengertian & kesadaran org tsb, ia tdk atau segan melakukan latihan2 yg dianjurkan
Diamping itu org yg cacat kadang2 malu kembali ke masyarakat, srg tjd pula masyarakat tdk mau menerima mereka sbg anggota masy yg normal
Oleh krn itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk org yg cacat tsb, ttp juga perlu pendidikan kesh kpd masyarakat
5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark dapat dikelompokkan menjadi ;
F Pencegahan primer, meliputi ; Promosi kesehatan (health promotion) dan Perlindungan khusus (specific protection)
F Pencegahan sekunder, meliputi ; Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment) dan Pembatasan cacat (disability limitation)
F Pencegahan tersier, meliputi ; Rehabilitasi (rehabilitation)