Upload
ifa
View
96
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Genetika Tumbuhan
Citation preview
Endah Wahyurini
SELEKSI BERULANG
(RECURRENT SELECTION)
1.SELEKSI BERULANG FENOTIPE
a. SELEKSI DIDASARKAN PADA FENOTIPE INDIVIDU TANAMAN
b. TIDAK MENGGUNAKAN UJI KETURUNAN.
PADA SETIAP DAUR SELEKSI BERTUJUAN :
1. MENGIDENTIFIKASI TANAMAN UNGGUL (SUPERIOR) SECARA INDIVIDU, dan
2. AGAR TERJADI KAWIN ACAK ANTARA TANAMAN TERSELEKSI.
METODE INI BERMANFAAT UNTUK SIFAT DENGAN HERITABILITAS TINGGI, SEPERTI: KADAR MINYAK DAN PROTEIN.
PROSEDUR SELEKSI :
1.MASING-MASING TANAMAN TERSELEKSI DILAKUKAN KAWIN SENDIRI (SELFING)
2.TANAMAN TERSELEKSI DITANAM DALAM BARIS, KEMUDIAN DILAKUKAN SALING-SILANG (INTERCROSS).
Kedua tahap tersebut di atas membentuk satu siklus (daur)
3.MEMASUKI SIKLUS KEDUA, KETURUNAN DARI SIKLUS PERTAMA DILAKUKAN SELEKSI DAN KAWIN SENDIRI KEMBALI.
4.DEMIKIAN SETERUSNYA.
Agroteknologi UPNVY
DENGAN ADANYA PROSES KAWIN ACAK INI, MAKA PROGRAM SELEKSI BERULANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MERAKIT VARIETAS HIBRIDA
dst
Seleksi dan selfing
Saling silang
Seleksi dan selfing
Saling silang
Seleksi Massa
Daur 0
Daur 1
• Agar saling silang dapat terjadi dengan baik maka tata letak tnm diatur sedemikian rupa shg tdk terjadi selfing
• Tanaman yang digunakan sbg betina harus dilakukan detaseling (pembuangan hnga jantan sebelum protein pecah) saat muncul bunga jantan
Tata letak penanaman
• Betina Betina Jantan Betina Betina
B1 B2 C B3 B4
B1 B2 C B3 B4
B1 B2 C B3 B4
B1 B2 C B3 B4
B1 B2 C B3 B4
B1 B2 C B3 B4
2. SELEKSI BERULANG UNTUK
DAYA GABUNG UMUM
Seleksi ini dimaksudkan untuk menilai daya gabung umum tanaman yang dipilih dari populasi dasar.
Penilaian ini diarahkan kepada potensi genotipe tanaman terpilih, jadi bukan fenotipenya.
Jadi ada uji progeni.
.
Pemuliaaan Tanaman
Diharapkan dpt meningkatkan program seleksi untuk sifat yang heritabilitasnya rendah.
Prosedur dasar, sama dengan seleksi berulang biasa, namun dengan adanya uji keturunan pekerjaan seleksi lebih rumit dan membutuhkan fasilitas dan waktu lebih banyak.
Agroteknologi UPNVY
Daur pertama : Seleksi pada populasi dasar, kemudian tanaman terseleksi dilakukan selfing. Kelompok tanaman terseleksi ini disebut S0. Keturunan dari hasil selfing disebut S1.
Selanjutnya galur S1 disilangkan dengan tanaman penguji (Tester). Berarti galur S1 sebagai betina. Keturunan dari persilangan ini digunakan untuk mengetahui daya gabung masing-masing tetua (galur S1 di atas).Akhirnya dapat diketahui galur-galur yang dianggap unggul (superior).
Sisa benih galur-galur S1 yang dinilai unggul dipergunakan untuk membentuk populasi kawin acak. Lokasi kawin acak ini harus terisolasi dari sumber tepung sari lain.
Dapat pula dilakukan silang dialel antar galur-galur S1 tersebut. Populasi ini sebagai bahan seleksi untuk daur berikutnya, yang prosesnya sama seperti tersebut di atas.
Program ini dapat dilaksanakan beberapa daur sehingga hasil yang dicapai mendekati atau sesuai dengan harapan pemulia.
Program ini dapat diarahkan untuk merakit varietas sintetis bagi tanaman menyerbuk silang atau sebagai perbaikan populasi yang akan dijadikan bahan pemuliaan untuk perakitan varietas hibrida.
TESTER :
1. Varietas bersari bebas yang tidak ada hubungannnya dengan tanaman yang diuji, yakni : pengujian silang puncak (top cross)
2. Varietas bersari bebas asal galur S1.
3. Suatu populasi yang terdiri dari tanaman dengan produksi rendah dan dipilih dari varietas bersari bebas asal galur S1.
4. Keturunan dari suatu silang ganda.
3. SELEKSI BERULANG
UNTUK DAYA GABUNG KHUSUS
Prosedur seleksi ini sama dengan seleksi untuk DGU.
Perbedaannya terletak pada tanaman pengujinya (Tester). Pada seleksi untuk DGK dipergunakan galur murni atau keturunan persilangan dua galur murni (hibrida).
Ciri program ini adalah terjadinya peningkatan produksi tanaman keturunan dari populasi dengan penguji
Program ini bermaksud untuk meningkatkan keturunan melalui uji DGK atau untuk memperoleh suatu populasi yang lebih baik sebagai bahan dalam seleksi galur-galur murni dengan daya gabung khusus tinggi.
Program ini diharapkan lebih efektif dibanding seleksi berulang untuk DGU dalam memperoleh tanggap seleksi untuk karakter produksi.
Namun pada beberapa penelitian tanaman jagung menunjukkan bahwa apabila ragam aditif dua kali lipat dari ragam dominan maka seleksi untuk daya gabung umum lebih efektif.
4. SELEKSI BERULANG RESIPROK
Seleksi ini berdasarkan uji keturunan untuk mengevaluasi galur, berdasarkan DGU dan DGK
Seleksi berulang untuk DGU memanfaatkan adanya ragam aditif, sedang seleksi berulang untuk DGK memanfaatkan ragam dominan.
Oleh karena itu, seleksi berulang resiprok menyeleksi sekaligus untuk DGU dan DGK, guna meminimalkan kelemahan dua metode seleksi tersebut di atas.
Program seleksi berulang resiprok menggunakan dua populasi heterogen dan heterozigot, yang masing-masing digunakan baik sebagai populasi bahan seleksi maupun penguji.
Misalnya digunakan populasi A dan B. Apabila populasi A dijadikan bahan seleksi maka populasi B sebagai penguji (tester).
Sebaliknya bila B sebagai bahan seleksi maka A sebagai penguji (tester). Proses seleksi ini untuk kedua populasi ini berjalan bersamaan.
• Ciri program ini adalah pada mulanya kedua populasi penguji bertindak untuk biji keturunan bagi DGU. Namun setelah seleksi berlgs terjadi pergeseran secara bertingkat bahwa kedua populasi tsb diperuntukkan menguji kombinasi gen dalam arti DGK.
• Sasaran akhir adl persilangan dua populasi untuk memperoleh penampilan hibrida secara maksimal
• Metode ini sering digunakan pada tanaman kelapa sawit.
• Kelapa sawit Tenera merupakan persilangan antara Dura dengan Psifera.
• Seleksi dilakukan pada populasi Dura dan Psifera sekaligus.
PEMULIAAN TANAMAN
A B
Varietas Sintetis
• Adalah varietas yang dihasilkan oleh kombinasi galur atau tanaman terseleksi dan dilanjutkan persilangan acak secara normal
• Perbedaannya dng var bersari bebas : genotip genotip pembtk var sintetis telah diuji kemampuan daya gabungnya.
Varietas Komposit
• Pada dasarnya merupakan campuran berbagai macam bahan pemuliaan yang telah diketahui potensi produksi, umur, ketahanan atau karakter karakter lainnya.
• Pembentukan varietas ini mirip dengan var sintetis hanya bahan pembtknnya lebih beraneka ragam
Varietas Hibrida
• Adalah generasi F1 suatu persilangan sepasang atau lebih tetua (galur murni) yang mempunyai karakter unggul.
Tugas : 1. Apa perbedaan pemuliaan tanaman penyerbuk sendiri dan penyerbuk silang 2. Bagaimana cara memproduksi benih jagung varietas hibrida, secara single cross dan double cross. 3.Bagaimana langkah pembentukan jagung varietas sintetik, apa keuntungannya dan kekurangannya dibandingkan var hibrida.
SELAMAT BELAJAR