124912323 Referat Tuberkulosis Pada Anak

Embed Size (px)

Citation preview

TUBERKULOSIS ANAK

Pembimbing: dr. Nataliandra, Sp.RadDi susun oleh: Awalia Astarina (110 2007 055) Riris Sifa Fauziah (110 2007 237)

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGIRSPAD GATOT SOEBROTOJAKARTA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul TB ANAK.Terima kasih kepada dokter-dokter spesialis radiologi beserta dokter resident atas kesediaan, waktu dan kesempatan yang diberikan sebagai pembelajaran dalam pembuatan referat ini, kepada teman sesama kepanitraan radiologi dan perawat yang selalu mendukung, memberi saran, motivasi, bimbingan dan kerjasama yang baik sehingga dapat terselesaikannya referat ini.Tujuan dari pembuatan referat ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan di Departemen Radiologi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto serta untuk menambah wawasan kami sebagai coass di bagian Radiologi dan sebagai calon dokter umum mengenai TB ANAK.Dalam penyusunan referat ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan, agar dapat memberikan karya yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.Harapan penulis semoga referat berjudul TB ANAK ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan setiap pembacanya.

Jakarta, 17 Juli 2011

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN0. Latar BelakangTuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TB menyerang paru-paru, sehingga disebut dengan TB paru. Tetapi kuman TB juga bisa menyebar ke bagian atau organ lain dalam tubuh, dan TB jenis ini lebih berbahaya dari TB paru. Tuberkulosis anak mempunyai permasalahan khusus yang berbeda dengan orang dewasa. Pada TB anak, permasalahan yang dihadapi adalah masalah diagnosis, pengobatan, pencegahan serta TB dengan keadaan khusus.Akhir tahun 1990-an, World Health Organization memperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia (2 miliar orang) telah terinfeksi oleh M. tuberculosis, dengan angka tertinggi di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Menurut perkiraan WHO pada tahun 1999, jumlah kasus TB baru di Indonesia adalah 583.000 orang per tahun dan menyebabkan kematian sekitar 140.000 orang per tahun.Berbeda dengan TB dewasa, gejala TB anak sering kali tidak khas. Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan kuman TB. Pada anak, sulit didapatkan spesimen diagnostik yang dapat dipercaya. Karena sulitnya mendiagnosis TB pada anak, sering terjadi overdiagnosis yang diikuti overtreatment. Di lain pihak, ditemukan juga underdiagnosis dan undertreatment. Hal tersebut terjadi karena sumber penyebaran TB umumnya adalah orang dewasa dengan sputum basil tahan asam positif sehingga penanggulangan TB ditekankan pada pengobatan pengobatan TB dewasa. Akibatnya penanganan TB anak kurang diperhatikan.1.2 Batasan MasalahReferat ini membahas mengenai TB pada anak.1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penyusunan referat ini adalah sebagai kajian keilmuan dalam hal tuberkulosis pada anak. Untuk mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, pathogenesis, gambaran klinis, diagnosis, terapi, dan prognosis dari tb anak. Sehingga pada akhirnya dapat dihasilkan pemahaman materi secara lebih mendalam dalam rangka menunjang kegiatan praktek di lapangan dengan pasien.1.4 Metode Penulisan Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

DAFTAR ISIBAB IPENDAHULUANBAB II1. DEFINISI1.1. PENYAKIT TBC1.2. PENYEBAB PENYAKIT TBC1.2.1 KUMAN TBC1.2.2 TERJADINYA TBC1.3. CARA PENULARAN TBC2. GEJALA TBC2.1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA2.2. GEJALA KHUSUS2.3. TANDA DAN GEJALA3. DIAGNOSIS TBC3.1. DIAGNOSIS PADA DEWASA3.2. DIAGNOSIS MELALUI TEST KULIT4. TBC PADA ANAK5. RIWAYAT TBC6. PENCEGAHAN TBC6.1. TUJUAN PENCEGAHAN6.2. PENCEGAHAN TBC7. PEMBERANTASAN7.1. TUJUAN PEMBERANTASAN7.2. PEMBERANTASAN PENYAKIT TBC8. PENGOBATAN8.1. JENIS OBAT8.2. PRINSIP OBAT8.3. EFEK SAMPING OBATBAB III KESIMPULAN DAN SARANDAFTAR PUSTAKA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi ParuParu-paru manusia merupakan dua buah organ yang lunak dan berongga. Di dalam mediastinum, paru dipisahkan oleh jantung, pembuluh darah, dan struktur lain mediastinum. Masing-masing paru berbentuk konus, memiliki apeks yang tumpul dan menjorok keatas serta dilapisi oleh pleura yang terikat dengan paru pada bagian hilusnya. Pada hilus pulmonalis yang terletak di bagian medialnya terdapat suatu lekukan tempat masuknya bronkus, pembuluh darah dan saraf ke paru-paru untuk membentuk radiks pulmonalis (Snell, 2007).

(Gambar 1: Lung anatomy, Sumber: http://www.newsperuvian.com/anatomy/lung-anatomy-2/ )Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan fisura horisontalis menjadi 3 lobus, yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru-paru kiri dibagi oleh fisura oblikua menjadi 2 lobus, yaitu lobus superior dan inferior (Snell, 2007).Bronkus merupakan bagian dari traktus respiratorius yang memasuki hilus paru. Setiap bronkus lobaris akan bercabang menjadi beberapa bronkus segmentalis. Bronkus segmentalis yang masuk ke lobus paru-paru secara struktural dan fungsional adalah independen, dan dinamakan segmen bronkopulmonalis. Segmen ini berbentuk piramid, mempunyai apeks yang mengarah ke radiks pulmonalis dan basisnya mengarah ke permukaan paru-paru. Tiap segmen dikelilingi oleh jaringan ikat, dan selain bronkus juga diisi oleh arteri, vena, pembuluh limfe dan saraf otonom (Snell, 2007).Traktus respiratorius berakhir pada alveolus. Alveolus adalah kantong udara terminal yang berhubungan erat dengan jejaring kaya pembuluh darah. Sirkulasi pulmonal memiliki aliran udara tinggi dengan tekanan yang rendah, kurang lebih 50 mmHg. Paru-paru dapat menampung sampai 20% volume darah total, dan hanya 10% dari volume tersebut yang tertampung dalam kapiler (Snell, 2007). Yang terpenting dari sistem ventilasi paru-paru adalah upaya terus menerus untuk memperbarui udara dalam area pertukaran gas paru-paru. Pertukaran gas secara difusi terjadi antara alveoli dan pembuluh kapiler paru-paru. Difusi terjadi berdasarkan prinsip perbedaan tekanan parsial gas yang bersangkutan (Guyton dan Hall, 1996).2.2 Gambaran Radiologi Paru NormalUntuk menilai keadaan paru-paru manusia diperlukan pemeriksaan thorax. Dalam pemeriksaan thorax, terdapat pemeriksaan dalam dan luar. Memeriksa thorax luar dengan inspeksi. Untuk mengetahui bagian dalam dilakukan pemeriksaan menggunakan foto/pencitraan. Pencitraan tersebut menggunakan sinar x yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen.1. Sesuatu yang menghalang sinar x maka akan memberikan gambaran putih (opaq).1. Sesuatu yang ditembus sinar x akan memberikan gambaran hitam (lucent)

(Gambar 2. Normal heart and lungs of a child, X-ray,Sumber: http://www.sciencephoto.com/media/311490/enlarge )Pada gambar di atas pulmo nampak lucent karena mengandung banyak udara pada alveolinya. Namun dibandingkan dengan udara di luar tubuh, udara dalam paru memiliki warna lucent yang lebih rendah. Jika warna lucent paru-paru sama dengan udara luar tubuh maka ada kemungkinan pnemothorax (thorax memiliki udara) misal saat luka tusuk yg mengakibatkan paru-paru mengempis, maka di luar paru-paru terdapat udara.Dalam melihat hasil foto Rontgen harus diperhatikan adanya kelainan-kelainan seperti garis-garis putih, kabut atau gambaran bulat seperti koin (coin lesion) pada paru-paru. Di Indonesia penyakit paru seperti TB (Tuberculosis) masih banyak. Cirinya : di paru-paru nampak gambaran seperti awan, khususnya di bagian apex. Terjadi banyak dibagian apex, karena vaskularisasi pada bagian apex relative sedikit, sehingga jika terdapat infeksi mudah berkembang. Tetapi kalau gambaran seperti awan ada di bawah, bukan merupakan TB. Kecuali pada orang yang lanjut usia, biasanya TB menyerang paru bagian bawah.2.3 Tuberkulosis anak1. DefinisiTuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

1.1. Epidemiologi Penyakit TBCAkhir tahun 1990-an, World Health Organization memperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia (2 miliar orang) telah terinfeksi oleh M. tuberculosis, dengan angka tertinggi di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Dari Alabama, Amerika, dilaporkan bahwa selama 11 tahun (1983-1993) didapatkan 171 kasus TB anak usia