31
Foto Formal 3 x 4 DATA DIRI Nama Lengkap & Panggilan : Ratri Tamayanti/ Ratri Nomor Pokok Mahasiswa : 1506689742 Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 November 1997 Agama : Islam Alamat Tinggal : Jl. Sumur Jambu II RT 007 RW 05 Kel/Kec Makasar, Jakarta Timur 13570 Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/ Ilmu Keperawatan No Telepon/HP : 087876248470 Email : [email protected] Akun FB : Ratri Tamayanti Twitter : ratamay Line : ratamay Instagram : ratamay Bakat dalam bidang Seni : Menyanyi Bakat dalam bidang Olahraga : Bulutangkis dan Volley Bahasa yang dikuasai : Indonesia, Jawa Motto hidup : Usaha keras tidak akan mengkhianati PENGALAMAN DIRI 1. Riwayat Pendidikan Formal Nama Sekolah Tahun Masuk Tahun Kelulusan TK Yudha 2002 2003

Document12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bio

Citation preview

Page 1: Document12

Foto Formal

3 x 4

DATA DIRI

Nama Lengkap & Panggilan : Ratri Tamayanti/ Ratri

Nomor Pokok Mahasiswa : 1506689742

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 November 1997

Agama : Islam

Alamat Tinggal : Jl. Sumur Jambu II RT 007 RW 05

Kel/Kec Makasar, Jakarta Timur 13570

Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/ Ilmu Keperawatan

No Telepon/HP : 087876248470

Email : [email protected]

Akun

FB : Ratri Tamayanti

Twitter : ratamay

Line : ratamay

Instagram : ratamay

Bakat dalam bidang Seni : Menyanyi

Bakat dalam bidang Olahraga: Bulutangkis dan Volley

Bahasa yang dikuasai : Indonesia, Jawa

Motto hidup : Usaha keras tidak akan mengkhianati

PENGALAMAN DIRI

1. Riwayat Pendidikan Formal

Nama Sekolah Tahun Masuk Tahun Kelulusan

TK Yudha 2002 2003SDSN 06 Makasar 2003 2009SMPN 49 Jakarta 2009 2012SMAN 14 Jakarta 2012 2015

2. Riwayat Pendidikan Non-Formal

Page 2: Document12

Nama Institusi Tahun Masuk Tahun Kelulusan

LPIA Jakarta 2008 2008Dynasti 2006 2008Nurul Fikri 2011 2012

3. ORGANISASI

No. Nama Organisasi Jabatan Tahun

1. Palang Merah Remaja SMPN 49

Jakarta

Bendahara I 2010-2011

2. Persatuan Bulutangkis SMAN 14

Jakarta

Bendahaa II 2012-2013

3. Organisasi Intra Sekolah (OSIS)

SMAN 14 Jakarta

Koordinator Divisi

Pembinaan

2013-2014

4. KEPANITIAAN

No

.

Nama Kepanitiaan Jabatan Tahun

1. Maulid Nabi Muhammad SAW Bendahara 2012-2013

2. Pelantikan Gabungan SMAN 14

Jakarta

Bendahara 2013-2014

3. Masa Orientasi Siswa Islam Koordinator Akhwat 2013-2014

4. Idul Adha Staff Kebersihan 2013-2014

5. Tafakur Alam PJ Sarana 2013-2014

6. Together We Share Islamic Festival

With Rohis 14 (Lomba Rohis Se-

jabodetabek tingkat SMP dan SMA)

PJ Acara 2013-2014

7. Pesantren Kilat SMAN 14 Jakarta PJ Outbond 2014-2015

8. Keputrian Akbar SMAN 14 Jakarta Staff Humas 2014-2015

9. Buletin Tahunan PJ Wawancara 2014-2015

10. Scooter (Lomba berbagai cabang

sejabodetabek tingkat SMP dan

Staff Dokumentasi 2014-2015

Page 3: Document12

SMA)

16 November 1997, pukul 18.30 WIB tangisan suara bayi perempuan terdengar keras

di salah satu ruangan rumah sakit bersalin Mekarsari. Tangisan bayi kecil ini juga turut

megikuti orang-orang sekitar di ruangan tersebut. Bayi tersebut lahir dari pasangan suami

istri, Suhartono dan Siti Dalimah dengan persalinan secara normal dengan bantuan alat

vakum. Ya, mereka merupakan orangtua hebat yang memiliki anak perempuan. Satu minggu

telah beralalu, pengajian digelar sebagai tanda syukur atas kelahiran normal anak perempuan.

Pemberiaan nama dari orangtua, Ratri Tamayanti. Itulah namaku sekarang, Ratri yang berarti

malam dalam bahasa jawa, Tama yang berarti anak pertama.

Terlahir dari sebuah keluarga sederhana, Ayahku kelahiran 10 September 1967 di

Kebumen, Jawa Tengah. Lahir dari sebuah keluarga pegawai negeri sipil dan petani. Ayahku

anak tertua laki-laki, sehingga bisa dibilang saat itu sebagai penanggung jawab bagi saudara-

saudara yang lainnya. Mama kelahiran 6 Agustus 1966, sama-sama berasal dari Kebumen,

Jawa Tengah. Anak terakhir dari empat bersaudara, hidup di keluarga petani. Meskipun

tempat tinggal kedua orangtuaku berdekatan. Akan tetapi, mereka justru bertemu saat

merantau di Jakarta. Hingga pada tanggal 10 September 1966, ikatan janji suci itu terikat

dalam suatu pernikahan. Hidup dalam keluarga sederhana merupakan suatu kebahagiaan

tersendiri buat saya. Menjadikan pribadi yang lebih bersyukur dengan apa yang kita punya.

Masa kecilku sebagai anak pertama rasanya nano-nano. Tahun pertama diusia yang

kesatu, disaat balita seumuran itu sudah mulai belajar berjalan bahkan bisa berjalan, rasanya

berbeda dengan anak seusia itu. Kedua kakiku yang terasa tidak kokoh sehingga membuat

langkah kaki kecilku ini susah untuk belajar berjalan. Kepanikan orangtuaku bertambah

terjadi ketika memasuki umur 14 bulan belum dapat berjalan, sehingga hampir tiap harinya

diberi makan-makanan sumsum tulang yang bermanfaat bagi kebaikan tulang dan badan.

Hingga akhirnya diusia yang meninjak 18 bulan, kaki-kaki kecil ini mampu berjalan dengan

lancar. Tidak hanya itu, ketika waktu kecil kejadian yang membuat beban untuk orangtua saat

pencernaanku tidak lancar. Untuk buang air rasanya susah sekali, asupan makanan yang

mengandung serat menjadi piliahan untuk diberikan kepadaku. Hal itu sampai sekarang tidak

pernah saya rasakan, akan tetapi cerita-cerita tersebut selalu dilontarkan oleh orangtua dan

keluargaku.

Page 4: Document12

Memasuki usia tiga tahun mulailah perilaku-perilaku kecilku teringat hingga

sekarang. Memakai baju dress mini seragam dengan bando dan sepatunya, memiliki teman

kecil yang dekat dengan rumah hingga sekarang kami masih berkomunikasi dengan baik.

Namanya Ratna Tiwi Yenita, panggilan akrabku buatnya ialah Tiwi. Posturnya yang lebih

kecil dariku sering sekali dibilang tak seumuran. Bermain boneka dan masak-masakan

merupakan hal yang paling sering kami lakukan bersama-sama, terlebih lagi boneka Tiwi

sangat banyak dan beragam, terkadang saya sampai iri melihatnya. Rasanya ingin membawa

satu untuk dibawa pulang ke rumah.

Foto bersama teman dekatku Tiwi

Saat umurku tiga tahun hal yang sampai sekarang teringat ialah kepergiaan mbah

kakungku atau ayah dari ibuku, Alm. Marisod. Aku hanya ingat wajah beliau dari sebuah foto

saja. Perjalanan saat kecil yang paling saya ingat, beliau tinggal dikampung halaman kedua

orangtuaku, Kebumen, Jawa Tengah. Kami sekeluarga tinggal di Jakarta, saat kejadian itu

saya dan kedua orangtuaku bersegera untuk pergi ke Kebumen menaiki kereta. Hal yang

tidak dilupakan, ketika menaiki gerbong kereta, sesak dan sangat penuh orang didalamnya.

Hanya dengan membawa tas berisi barang yang penting saja. Badan mungilku digendong

oleh ayahku, kami bertiga berdiri di depan persis pintu kereta. Saat itu armada kereta masih

sangat buruk, dari segi pelayanan dan fasilitas. Bahkan ketika kami berdiri di depan pintu

kereta tanpa pintu tersebut tertutup dengan rapat. Hati ini bergetar sekali, melihat perjuangan

yang dilakukan oleh orangtua. Menggendongku di pinggir pintu rel kereta yang melaju

dengan cepatnya sambil berdiri. Ya Allah, kejadian itu sangat mengiang-ngiang dikepalaku,

terharu akan perjuangan ayah yang harus berdiri, berdesak-desakan dan menggendong putri

kecilnya ini dengan perjalanan hamper delapan jam. Begitu juga dengan mama yang tangguh

Page 5: Document12

dan kuat. Hingga sekarang, apabila ada masalah dengan orangtua, hal itulah yang membuat

hati ini redup bahwa perjuangan dan kasih saying orangtua tidak ada habisnya.

Mejadi anak satu-satunya saat itu menjadikan diri ini pribadi yang manja dan sangat

disayangi orangtua. Hal-hal yang teringat saat itu, kebiasaan saya dan orangtua ketika hari

minggu ialah selalu mengunjungi suatu mall yang bernama Ramayana. Kegiataan itu rutin

seminggu sekali dilakukan. Berjalan-jalan di Ramayana, berbelanja kebutuhan mingguan dan

kegiatan wajib yang tak ketinggalan yaitu menaiki odong-odong di dalam Ramayana. Alat

mainan seperti motor-motoran, kuda-kudaan setelah itu memainkannya dengan memasuki

koin logam agar mainan odong-odongan tersebut dapat bergerak. Apabila keinginan untuk

menaiki odong-odongan tidak dituruti oleh orangtua, maka saya selalu merengek sambil

menangis. Tempat kejadiannya itu selalu di Ramayana yang sama setiap minggunya,

Ramayana Cililitan saat itu. Tak ketinggalan, kejadian-kejadian yang aneh di Ramayana

semasa kecil juga turut menjadi pengalaman. Sore itu saya dengan budhe pergi ke Ramayana,

untuk memasuki Ramayana kita harus naik ke atas menggunakan tangga berjalan atau

eskalator, saat itu umurku juga masih berusia empat tahun. Ketika kami sudah mau mencapai

diujung jalan, tiba-tiba saya salah dalam melompatkan kaki, hingga akhirnya jatuh terguling-

guling ke bawah. Akibatnya aku menagis keras karena kaget dan sakit dibagian kaki, tetapi

Alhamdulillah tidak ada yang terluka dengan parah. Sejak saat itu, sedikit rasa trauma

menaiki tangga berjalan atau eskalator sempat menghantui diri ini. Mulai dari situlah, ketika

pergi kemana-mana tanganku selalu digandeng.

Kebersamaan dengan keluarga

Pembukaan pendaftaran taman kanak-kanak banyak dibuka, menginjak akan

dimulainya tahun pelajarn baru. Bulan Juli tahun 2002, saya resmi menjadi siswa di taman

Page 6: Document12

kanak-kanak Yudha, bertempat di dekat daearah rumahku. Usiaku masih belum lima tahun,

tetapi sudah bersedia sekali untuk sekolah. Teman kecilku, Tiwi juga satu TK denganku,

tetapi kami berbeda kelas. Saya di kelas 3B sedangkan dia di 1A. Hal yang tak terlupakan

ketika di TK, ternyata saya satu kelas dengan anak artis, Alm. Mamik pemain srimulat. Masa-

masa TK yang terngiang hingga sekarang ialah tidak berani untuk izin pergi ke toilet. Bahkan

saat itu saya ngompol di kelas sambil duduk mendengarkan Ibu guru, wajar saja karena tidak

hanya saya yang bersikap seperti itu. Lomba-lomba mewarnai, gerak jalan di Taman Mini

Indonesia Indah dan membeli boneka barbie sebagai oleh-oleh. Memasuki masa awal TK, tak

ketinggalan juga babak awalku mendaftarkan diri di tempat pengajiaan, Mendaftar di TPA

Ar-Rahman bersama pula dengan teman kecilku, Tiwi. Guru yang berjasa dalam

mengajarkanku tilawah, belajar menulis huruf hijaiyah, mengahafalkan doa-doa dan surah

ialah Om Parji, guru TPA. Di TPA kejadian-kejadian menyenangkan tak kalah dengan di TK,

jajan minuman es berbentuk hewan-hewan, bermain prosotan, dan juga sama halnya dengan

di TK, ketika sedang ingin buang air kecil, saya malu untuk izin ke kamar mandi. Alhasil,

kejadian di TK terjadi kembali di TPA, baju muslim yang digunakan basah pada bagian

bawah. Tetapi ini menjadikan ajang pembelajaran, setelah kedua kejadian itu terulang, saya

tidak pernah mengalami hal tersebut hingga sekarang saya dewasa.

Hari-hari berlalu, sudah saatnya masuk ke jejang berikutnya yaitu sekolah dasar,

meskipun umurku masih dibilang belum matang tetapi saya dan orangtua bertekad

mendaftarkan diri SD Percontohan 06 Makasar, salah satu SD favorit dan sangat dekat

dengan rumah. Alhamdulillah, Allah mengabulkan doaku dan orangtua, tidak hanya sekedar

masuk di SD favorit, tetapi kembali bersama-sama dengan teman kecilku, Tiwi. Enam tahun

yang merubah semuanya.

Gerbang SDN 06 Makasar

Page 7: Document12

Dimulai dari kelas satu, dua, dan tiga. Di kelas tiga inilah suatu tenaga dan usahaku

yang ingin sekali membahagiakan keluarga. Mendapatkan peringkat tiga besar dari jumlah

muridnya 42, membuat kebanggaan tersendiri dan mejadikan motivasi untuk kenaikan kelas

berikutnya. Hingga saat memasuki kelas 5, Alhamdulillah mampu mepertahankan peringkat

terebut pada posisi satu. Hal inilah yang mengantarkan saya memiliki pengalaman yang luar

biasa diusia saya yang masih kecil. Saat itu, sekolahku mengadakan program cerdas istimewa

berbakat istimewa CI/BI. Setiap lima perwakilan dari kelas tiga, empat, dan lima mewakili

untuk menjadi siswa CI/BI. Program ini membuka banyak pengalaman bagiku yang masih

duduk di bangku sekolah dasar. Dimulai dari outbond yang dilakukan secara rutin seperti

menaiki flyfox, sepeda bertali satu. Tak hanya itu, perjalanan panjang ke Bogor dan Bandung

juga tak ketinggalan. Mengungjungi IPB dan berkeliling di sana, melihat asrinya hutan dan

perkebunan yang terhampar luas di sana. Sempat istirahat dan sholat sebentar di sebuah

taman ITB. Hari kedua juga tak ketinggalan serunya, mengunjungi laboratoriun Boscha, yaitu

teropong terbesar di Indonesia untuk melihat fenomena-fenoma di langit. Hari terkakhir

ditutup dengan mengunjungi SMAN 3 Bandung, salah satu SMA favorit di sana. Sekolah

dengan berarsitektur Belanda ini terlihat bekas-bekas penjajahan. Berkeliling sepanjang

SMA, mengunjungi laboratorium dan masih banyak lagi. Hal yang mungkin tak dirasakan

oleh orang lain diusia yang semuda ini. Ucapan syukur tak henti ku ucapkan.

Memasuki kelas satu hingga tiga SD, aku berada diposisi yang bisa dibilang biasa saja

diantara teman-temanku yang memiliki kecerdasan dan keahlian yang lebih dibandingkan

dengan diriku. Akan tetapi memasuki kelas 3 SD, semua itu menjadi pacuan buat diri sendiri.

Memiliki wali kelas Ibu Dini, sosok yang tegas, disiplin dan luar biasa. Beliau yang membuat

banyak perubahan. Saat pembagain rapot di semester dua, hasil yang tidak diduga-duga.

Tertulis bahwa peringkat dua dari 38 siswa satu kelas, pencapaian yang tidak pernah ku duga

buat diriku karena sebelum-sebelumnya hanya berada diposisi enam atau tidak tujuh.

Memulai duduk di kelas empat, pacuan untuk bertahan dan meningkatkan prestasi semakin

bergelora, hingga saat pembagin rapot Alhamdulillah perigkat satu dari 42 siswa di kelas.

Anugrah tersebut tak lantas membuatku bangga secara berlebihan, mempertahankan hingga

kelas enam semester satu diposisi tersebut butuh perjuangan, meskipun saat pelajaran mau

berakhir di semester dua kelas enam, saya mengalami penurunan nilai.

Kegiatan di sekolah dasar yang tak pernah saya lupakan, menjadi salah satu bagian

dari drumband sekolah merupakan kebanggan sendiri. Menjadi bagian pemegang bendera,

meliuk-liukan badan dan bendera agar selaras dengan music yang sedang dilantunkan,

Page 8: Document12

menjadi bagian dipianika juga pernah digeluti. Ketika ada acara-acara, drumbandlah yang

selalu tampil, mengikuti parade dengan mengelilingi satu kecamatan juga pernah dirasakan.

Tidak hanya drumband, di sekolah menyediakan angklung satu paket. Kesempatan untuk

bermain alat music asal Sunda tersebut tidak diberikan ke semua kelas, tetapi hanya diberikan

kepada kelas empat yang saat itu aku duduk dibangku kelas empat sekolah dasar. Memegang

tiga buah angklung untuk bagianku dan belajar memainkannya tiap seminggu sekali.

Kesenangan tersendiri bagiku karena merupakan pengalaman berharga dan mahal yang tidak

didapatkan oleh semua anak. Menyukai suatu seni musik bagiku membuat hati dan suasana

merasa senang dan tenang.

Tidak hanya kegiatan seni, mewakili sekolah dalam ajang lomba pendidikan dan

kebudayaan di tingkat Jakarta, juga merupakan suatu kegiataan yang tak akan dilupakan.

Metode lomba yang satu ini berbeda dengan lomba-lomba lainnya. Babak penyisihan dengan

melalukan metode elektronik menggunakan handphone. Saat itu, satu tim terdiri tiga orang,

memasuki babak penyisihan dengan menjawab soal-soal menggunakan handphone dengan

mengetik dan menjawab yang paling cepat dan tepat. Dari puluhan grup yang ada, lima grup

terpilih untuk memasuki babak final cerdas cermat termasuk juga saya dan teman-teman. Tak

menyangka dapat mewakili sekolah hingga babak final cerdas cermat. Memperoleh juara

keempat, meskipun sedikit kecewa tetapi pengalaman yang berharga yang tak pernah saya

lupakan. Hadiah yang kuterima dari sekolah berupa uang tabungan dan juga tas yang sampai

sekarang bahkan masih kupakai.

Di usia 10 tahun, mendapatkan kado yang istimewa. Mamaku sedang mengandung

adekku. Terpaut usia yang memang cukup jauh denganku, terlbih lagi usia mama sudah

menginjak kepala empat untuk melahirkan seseorang anak. Hingga kehamilan delapan bulan,

mama tetap bekerja seperti biasanya meskiupun tidak seintensif sebelumnya. Memasuki

bulan ke sembilan, cek rutin untuk kehamilan ke rumah sakit polri. Kali ini saya dan budheku

menemani mama untuk periksa kehamilannya. Saat dicek, ternyata sudah pembukaan kedua.

Akhirnya kami semua berada di rumah sakit polri menunggu mama melahirkan. Malam

menjelang, belum terdengar suara tangisan bayi hingga akhirnya aku pulang dengan

menginap di rumah tetanggaku, sedangkan ayah dan budheku menemani di rumah sakit. Mata

ini tidak bisa terlelap tidur, justru memikirkan mama yang masih harus berjuang melawan

sakitnya.

Sekitar jam dua pagi, suara telepon terdengan di rumah temenku. Aku mendengar

dengan suara perlahan dan mata sayup, ternyata adikku sudah lahir dengan berjenis kelamin

laki-laki. Akan tetapi, saat itu aku mendengar hanya seperti mimpi hingga akhirnya aku pun

Page 9: Document12

tertidur lagi. Pagi menjelang dan aku pun terbangun. Ternyata benar, semalam itu bukan lah

mimpi, adikku sudah lahir pukul 00.03 di rumah sakit bersalin anak dan ibu, Bekasi. Tidak

perlu lama-lama, aku dan tetangga dekatku langsung pergi ke sana untuk mengunjungi adik

baruku. Adikku kurus dan terlihat warna kulitnya lebih gelap. Semalem, di rumah sakit polri

ternyata ketika mama mau melahirkan, dokter yang menjaga sedang berada di RSIB di

Bekasi. Mama harus menaiki ambulan untuk ke bekasi, sesampainya di sana mama tidak kuat

apabila dilakukan persalinan secara normal, sehingga proses melahirkan dilakukan dengan

bantuan alat vakum. Adik laki-lakiku diberi nama Rezki Ardiansyah, dengan nama panggilan

Rezki atau Iki.

Foto Rezki, adikku

Berada di kelas penghujung akhir, kelas enam sekolah dasar. Bagian dari hal yang

mendebar-debarkan. Disaat teman-teman lainnya mengikuti kegiatan tamabahan pelajaran

dengan mengikuti bimbel, tidak dengan diriku. Orangtuaku yang kerja dengan keterbatasan

biaya dan juga tempat yang jauh membuatku aku mengurungkan diri untuk mengikuti

bimbel. Belajar sendiri dengan giat dan disiplin, menjadi pola belajarku di rumah. Meskipun

terkadang rasa malas masih saja menghantui. Hingga akhirnya selepas ujain nasional dan

pengunguman, mendapatkan nilai kumulati 26,80. Saat itu terdapat tiga pelajaran.

Alhamdulillah masih bisa mendapatkan nilai yang baik diantara teman-teman.

Sebelum memilih untuk meneruskan sekolah menengah pertama, kami mengadakan

perpisahan di daerah puncak, semua teman sekalas, guru-guru dari sekolah dan juga orangtua

kami ikut menghadiri perpisahan di puncak. Diawali dengan berjalan-berjalan di sekitar

Page 10: Document12

kebun teh, hingga saat malam hari merupakan puncak acara perpisahan. Penampilan dari satu

kelas untuk mempersembahkan kepada ibu dan bapak guru kami, tak ketinggalan juga kepada

orangtua hebat kami. Acara diakhiri dengan tukar kado dengan bersama teman.

Persiapan keberangkatan perpisahan

Guru-guru di SDN 06 Makasar

Menginjak pendaftaran sekolah menengah pertama, merupakan hal yang membuat

saya menjadi dag dig dug rasanya. Saat itu, diberi pilihan lima daftar SMP untuk dipilih.

Cita-cita saya dan orangtua ialah memasuki SMPN 49 Jakarta, sekolah favorit di Jakarta dan

juga sekolah negeri kedua teraik di Jakarta. Banyak dari sepupuku yang lulus dari SMP sana,

sehingga memacu saya untuk bersekolah di situ. Tekad yang bulat untuk memilih pilihan-

Page 11: Document12

pilihan SMP, SMP 49, SMP 20, SMP 150, SMP 281, SMP 287. Itulah pilihan SMPku dengan

mempertimbangkan kebagusan dari sekolah dan juga jarak tempuh dari rumah ke sekolah.

Dengan system online, saya bisa melihat pergeseran posisi saya di sekolah-sekolah tersebut.

Hingga hari akhir pendaftaran menuju pengunguman, saat itu posisiku nyaris untuk terlemapr

dari SMP 49. Hanya menyedeiakan 240 kuota di SMP 49, sedangkan aku berada diposisi

238. Jam sudah menunjukan lima sore, pengunguman sudah muncul di layar monitor

computer. Beribu-ribu syukur terucap, SMPN 49 Jakarta. Impian dari kecil untuk bersekolah

disana akhirnya terwujud. Meskipun terkenal dengan bayarannya yang mahal. Tetapi tidak

mengurungkan niatku untuk tetap sekolah di sana.

Putih merah berganti dengan putih biru, memasuki awal SMP ini aku menduduki

kelas 7-6, kelas paling akhir. Disini aku mendapatkan teman-teman yang luar biasa, bahkan

sampai sekarang kami masih terus berhubungan antar satu dengan yang lainnya. Ruang kelas

7-6 yagn berada di lantai empat, sedikit membuat saya harus terengah-engah. Ajaran baru

2012/2013 SMP 49 memiliki dua gedung, gedung a yang berada di pinggir jalan dan gedung

b yang berada di belakang. Saat itu, sekolah sedang mengalami renovasi pembangunan untuk

gedung b, sehingga siswa-siswinya bergantian masuk pagi dan siang. Kelas tujuh, aku

kedapatan untuk masuk siang. Ketika pulang sore, depan sekolah ramai dengan murid-

muriddnya yang menunggu jemputan atau menunggu angkutan umum jurusannya lewat. Tak

hanya itu, bersebrangan dengan SMP 20 membuat sore hari semakin ramai. Hal lainnya, saya

mendapatkan teman baru dari SMP 20 hanya karena satu angkutan umum saja.

Aktif dikegiatan pramuka dan PMR merupakan kegiatan selama di sekolah selain

belajar. Kegiatan perkemahan yang rutin dilakukan setahun dua kali menjadiakn sekolah ini

terkenal akan aktivitas pramukanya yang hebat. Dari kegiatan pramuka yang latihannya rutin

dan perkemahan membuat saya memiliki pegalaman-pengalaman yang luar biasa. Terlebih

saat perekamahan, belajar untuk meyiapkan makanan sendiri. Tidur bersama-sama dalam satu

tenda, menjaga kekompakan anggota, belajar melewati rintangan. Tidur bersama-sama dalam

keadaan sempit, gelap dan banyak nyamuk. Akrab dengan teman-teman juga bermula dari

kegiatan ini.

Page 12: Document12

Kegiatan Pramuka di TMII

Selain kegiatan pramuka, ekstrakulikuler yang diikuti ialah palang merah remaja atau

PMR. Enttah kenapa saat itu saya tertarik dengan kegiataan ini, selain banyak teman yang

memilih disini, kegiatan sosial yang dilakukan PMR membuat saya merasa tertarik.

Mempelajari dasar-dasar dalam menolong orang pada pertolongan pertama. Tak hanya

kegiatan saja yang menarik, disini juga disalurkan semua bakatnya dalam ajang lomba. Saat

itu, saya mengikuti lomba dibagian pertolongan pertama mengenai pemakaian tandu yang

benar, terjadi patah tulang dibagian tertentu. Semua itu merupakan pengalaman yang sangat

berharga. Menjadi pengurus inti dalam ekstrakuliker PMR merupakan suatu amanah untuk

diri saya sendiri agar belajar lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan juga orang

lain.

Saat Pelantikan PMR

Seusai lomba PMR tingkat SMA

Page 13: Document12

Pelatihan tandu dan tanggap cepat

Memasuki kelas delapan, berpisah dengan teman-teman dari kelas tujuh. Berpindah

juga gedung sekolahnya. Dahulu gedung dengan empat laintai yang beada dipinggir jalan.

Namun sekarang, gedung dengan lingkungan yang lebih hening dan tidak menggunakan

tangga. Suasana baru mulai terasa, baik ssuasa kelas maupun suasana sekolah. Banyak orang

berkata masa-masa dimana seseorang mengalami remaja. Sepertinya bisa dibilang iya, itu

juga pertama kalinya merasakan bagaiman memiliki teman dekat lawan jenis. Tetapi jelas

hanya teman dekat saja, kalau kata orang seperti cinta monyet. Selepas dari memikirkan hal

yang belum penting diusiaku saat itu. Akademik menjadi skala prioritas yang utama.

Gedung B SMPN 49 Jakarta

Waktu begitu cepat berlalu, setelah melewati masa-masa duduk di kelas delapan.

Mulailah lembaran baru dibangku kelas sembilan. Masa dimana mulai untuk mempersiapkan

Page 14: Document12

diri dalam mengahapi tahapan sekolah selanjutnya. Dimulai dengan diadakannya try out dan

juga pendalaman materi. Hasil dari try out tersebut akan digunakan untuk pembagian kelas

dalam pendalaman materi. Sebelum menempuh ujian nasional, banyak hal yang dilalui.

Dimulai dari tuntutan ujian-ujian praktek untuk memenuhi syarat ijazah lulus. Ujian praktek

agama tentang sholat dan doa-doa, ujian seni seperti menggambar dan juga memainkan alat

musik. Tak ketinggalan juga yang paling membuat ujian praktek menjadi sosok yang sangat

ditunggu-tunggu. Ujian fisika dan biologi, mata ujian yang biasa dibilang anak-anak sebagai

momok yang menakutkan. Ujian praktek fisika masih dbilang bisa dilalui secara baik. Akan

tetapi, ketika ujian praktek biologi rasanya seperti gunung yang ingin meletus. Tetapi

semuanya dapat dilalui dengan lancar.

Memiliki teman-teman yang luar biasa peduli dengan diri saya. Begitu juga dengan

teman sebangku saat duduk di kelas sembilan. Namanya Intan Dian Lestari, sosok teman

yang selalu periang dan menemani hari-hariku menjadi lebih riang. Ketika itu, hal yang

membuat saya terarik ialah kartun shaun the sheep, tidak tahu alasannya. Padahal diusiaku

yang saat itu empat belas tahun sudah seharusnya tidak menyukai kartun. Hingga pada suatu

hari, seminggu setelah hari ulang tahunku Intan memberikan kejutan dengan hadiah sebuah

boneka shaun the sheep. Tangis bahagia mengalir dan tidak tertahankan. Terimakasih banyak

Intan .

Sebelum benar-benar focus dengan ujian nasional, diadakannya buku tahunan yang

berisi biodata seluruh warga sekolah beserta kenang-kenagan yang berisi seama tiga tahun

bersekolah disana. Kelasku mendapatkan tema yaitu holiday untuk foto kelasnya. Memilih

pantai Segara di Ancol untuk mengambil foto, Hal-hal unik yang tidak terlupakan saat satu

kelas berkumpul bersama.

Ujian Nasional tahun ajaran 2011/2012 akan segera dimulai, bermodal dengan latihan

belajar secara rutin dan dibantu juga dengan tambahan belajar, sudah memantapkan diriku

untuk menempuh UN. Empat hari UN dilaksanankan dengan lancar, meskipun saat hari

pertama saya merasa kewalahan karena pengawas UN sempat salah membagikan paket soal.

Hasil UN ku serahkan semua kepada-Nya.

Sembari menunggu pengunguman hasil ujian nasioanl, kebingungan mulai muncul

dengan sekolah lanjutan apa yang harus aku masuki. Orangtua smepat menyarankan untuk

sekolah kesehatan atau sekolah analisis, akan tetapi saat itu aku merasa gengsi untuk masuk

ke sana, bahkan pelajaran yang berbau hafalan tidak menjadi pelajaran favoritku. Hingga

Page 15: Document12

pengunguman UN SMP keluar, Alhamdulillah inilah hasil terbaik yang saya dapatkan

meskipun sedikit kecewa dengan rata-rata nilai 9,08. Keinginan orang tua dan diri sendiri

untuk memilih SMAN 48 Jakarta, selain sekolah favorit SMA 48 juga sangat dekat dengan

rumahku. Bahkan ketika SMP dulu, setiap melewati gedung sekolah saya membaca sholawat

nabi dan doa-doa agar kelak saya bisa masuk sana. Dengan mengikuti passing grade tahun

lalu, nilai rata-rata saya masih bisa masuk di sekolag tersebut. Akan tetapi tiap tahun

mengalami kenanaikan nilai yang signifikan. Hal ini membuat hati saya menjadi menciut.

Terdapat tiga pilihan SMA negeri yang dapat didaftarkan. Kebimbangan

anatra saya dan orangtua mulai terasa, debat antara orangtua tidak terkelakan. Pilihan saya

saat itu ialah SMA 48, SMA 14, SMA 67 karena SMA dengan prioritas pilihan tersebut

meruapakan SMA favorit. Akan tetapi orangtua saya tidak menyetujui untuk memilih di

SMA 14 dan SMA 67 dengan alas an akses sekolah yang cukup jauh dengan rumah.

Orangtua saya menyarankan untuk pilihan keduanya SMA 62. Akan tetapi dengan tekad dan

alasan saya kuat, akhirnya setelah menimbang-nimbang pilihan jatuh di SMA 48, SMA 14

dan SMA 62. Saat pendaftaran online, hari ketiga namaku masih ada di pilihan pertama,

tetapi setelah dua hari namaku ternyata dipilihan kedua. Air mata langsung menetes, rasa

kecewa sedikit timbul dipikiran ini, karena SMA yang saya idam-idamakan sejak SD tidak

bisa saya raih untuk mendapatkanya. Pelajaran berharga sekelibat muncul didiriku. Pernah

ada yang menawarkan aku untuk bersekolah di SMA 14, akan tetapi dengan mudahya saya

berkata bahwa saya tidak tertarik dengan sekolah tersebut. Mulutmu adalah harimaumu,

justru saya terperangkap untuk bersekolah di 14.

Memasuki sekolah di 14 awalnya dengan hati yang berat, ditambah juga dengan

gedung sekolah yang sedang direnovasi dan harus bersekolah di STIKES Binawan untuk

sementara waktu. Hari pertama status menjadi SMA, justru bukan digedung sendiri.

Pembagian kelas sepuluh, ternyata memiliki teman-teman satu kelas yang isinya banyak dari

temen SMPku yang dahulu, kelas X-B. Kelas yang membuat banyak perubahan dalam diri

saya hingga sekarang.

Berawal dari kelas X ini saya mengenal teman-teman yang luar biasa, diikat oleh

ikatan batin. Bermula dari adanya mentoring dengan kakak kelas. Meskipun saat itu jumlah

muslimah di kelas dibagi dua kelompok lagi, akan tetapi kami selalu meminta mentoringnya

untuk digabung. Dari lingkaran kecil inilah kepribadianku banyak berubah dratis. Kak Ulfa

dan Kak Iir, mereka berdua yang menggerakan hati saya untuk bertekad memakai hijab selain

Page 16: Document12

kedua orang tua saya. Siraman-siraman rohani, semangat dari teman-teman untuk menjalani

kewajiban setiap mulslimah ini. Tepatnya setelah diadakannya tafakur alam di sekolah. 25

Desember 2012 merupakan hari pertama aku mengenakan kain yang menjulur menutupi

rambutku ini, meskipun belum syar’i sesuai Al-Qur’an. Saat itu Kak Ulfa menghadiahi aku

dan teman-teman dengan makan-makan karena aku mengenakan hijab.

Selama kelas sepuluh, kegiatan akademis yang baru juga dirasa berbeda dengan

tingkat sekolah menengah pertama. Tuntutan tugas yang cukup banyak dan kegiatan-kegiatan

yang padat. Salah satunya kegiatan ekstrakulikuler yang saya ikuti yaitu persatuan

bulutangkis. Ekstarkulikuler yang membuat banyak perubahan dalam diri saya. Teman

seperjuangan yang mengisi hari-hari ini, canda, tawa, suka maupun duka. Awal mula belajar

berorganisasi, belajar saling mengerti antar satu dengan yang lainnya. Tidak hanya sebatas

masalah ekskul, tukar pikiran dalam hal lain.

Teman satu ekstrakulikuler PB

Memiliki teman seperjuangan yang tak juga melupakan akademik sekolah merupakan

semangat besar dalam diri saya untuk memacu menjadi yang terbaik. Ditegaskan dari pihak

sekolah bahwa hasil dari nilai rapot akan digunakan untuk mengikuti jalur undangan dalam

pemilihan perguruan tinggi negeri. Alhamdulillah, ucapan syukur saat menutup pintu gerbang

dikelas sepuluh.

Kelas sebelas merupakan kelas pertengahan. Banyak yang bilang, ini merupakan

masa-masa indah di SMA. Duduk di kelas sebelas dengan jurusan ipa, sebelas ipa tiga

meruapkan kelas yang saya duduki. Kelas dengan banyak karakterk berbeda-beda menjadi

Page 17: Document12

satu. Mengawali kelas sebelas dengan pembukaan yang cukup luar biasa. Mendapat amanah

untuk menjalai pendidikan kilat OSIS dibidang rohis. Diantara semua teman-teman yang ada,

saya dan empat teman lainnya yang mewakili di sini. Sempat senggan dengan tanggung

jawab, karena ilmu agama saya yang masih dirasa kurang. Tetapi berkat dorongan orangtua,

kakak kelas dan teman-teman maka saya tetap melanjutkannya. Di sinilah saya belajar

bersosialisasi dengan teman-teman lainnya, mengenal teman satu angkatan lebih dalam.

Foto bersama saat kelas XII IPA 3 Bersama teman-teman dari kelas

Pendidikan kilat atau yang biasa disebut diklat ini menguras cukup tenaga. Dimulai

dari tugas-tugas kelompok maupun individu yang harus dikerjakan dengan tepat waktu. Rapat

yang harus rutin dilakukakn. Sembari melaksanakan tugas ini, nilai akademis juga tidak boleh

terlena, harus seimbang. Disinilah memulai kegiatan dengan menjadi kepanitian diacara-

acara sekolah.

Setelah pendidikan kilat sudah selesai, masuklah LDKO latihan dasar kepemimpinan

osis. Disana dituntut untuk belajar memangage diri dibidang organisasi, belajar jiwa

kepemimpinan dan memanage teman-teman lainnya. Selepas LDKO selesai, masa peralihan

jabatan dimulai. Amanah menjadi korrdinator akhwat divisi pembinaan di bidang rohis,

merupakan tanggung jawab yang luar biasa buat diri saya sendiri. Menjadi BPH inti Rohis,

memiliki keluarga baru yang mendukung keberlangsungan untuk satu tahun kedepan

Nano-nano SMA sangat terasa dibangku kelas sebelas ini. Suka duka dalam

mengikuti segala kegiatan-kegiatan, mengharuskan bekerja sama dengan suatu tim demi

keberlangsungan acara, belajar untuk menanamkan jiwa leadership. Kewajiban sebagai

seorang pelajar yang tidak boleh juga untuk ditinggalkan serta kewajiban sebagai orang anak,

yang terkadang harus terganjal karena pulang larut malam untuk mengurusi kegiatan di SMA.

Mengalami penurunan nilai memang saya sadari karena aktivitas yang padat dan tidak bisa

Page 18: Document12

membagi waktu dengan baik. Ditambah lagi dengan menjadi banyak kepanitian diberbagai

tempat.

Selepas memasuki peralihan di kelas sebelas. Kelas dua belas sudah menanti di depan.

Tidak hanya beban pendidikan yang lebih berat, tetapi keluarga baru juga turut hadir.

Menjadi seorang kakak mentor meruapakan amanah yang Allah SWT untuk saya.

Mementoring adek kelas yang duduk di kelas sepuluh. Memeberi arahan yang baik untuk

adek-adek baru ini agar kelak menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi kakak mentor selama

satu semester merupakan pengalaman yang tak terlupakan.

Bersama satu tim Divisi Pembinaan

Mentoring dengan adik kelas

Menginjak semester dua di kelas dua belas merupakan semester terpendek. Semester

yang diisi dengan pendalaman materi dan juga try out. Ditambah dengan mengikuti tambahan

belajar di luar. Selepas dengan try out dan latihan-latihan, tak ketinggalan ujian praktek

SMA. Ujian praktek SMAku berbeda dengan sekolah-sekolah lain dalam praktek pelajaran

mipa, yaitu fisika, kimia dan biologi. Masing-masing dari pelajaran terdiri dari lebih dari lima

praktek dan harus kita hafalkan semua karena kita akan tahu praktek dengan percobaan yang

seperti apa saat hari ujian praktek berlangsung. Tak heran, di sekolah ujian praktek masih

menjadi sosok yang menakutkan selain ujian nasional.

Sebelum ujian nasional dimulai, pendaftaran jalur SNMPTN telah dibuka. Hal yang

ditunggu-tunggu datang juga. Saat itu, belum terfikirkan untuk memilih jurusan apa. Untuk

universitas sudah memiliki target untuk berada yang di Jakarta, karena orangtua tidak

memperbolehkan sekolah di luar daerah Jakarta. Hingga pilihan itu jatuh pada jurusan Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia untuk menjadi pilihan pertama di jalur SNMPTN. Mama

menjadi alasan kuat kenapa saya memilih ini. Ilmu keperawatan merupakan jurusan dibidang

kesehatan dengan profesi, hal inilah yang menggugah hatiku. Setauku kerja yang enak itu

cuman duduk di kantor, di belakang meja dan dibalik layar monitor, Akan tetapi, dengan ilmu

Page 19: Document12

keperawatan, mata dan batinku terbuka luas. Kesehatan di Indonesia yang masih sangat

terpuruk dan membutuhkan tenaga medis yang professional untuk turut membangun

Indonesia. Ilmu keperawatan tidak hanya belajar seperti biologi, tetapi bagaimana psikologis

seorang pasien, dengan peminatan-peminatan yang banyak membuat saya yakin dan teguh

untuk memilih dijurusan ini.

Ujian nasional sudah dilalui, kesal, senang, dan lega juga turut hadir mewarnai

perasaan ini, akan tetapi tidak benar-benar merasa lega. Pengunguman SNMPTN dan Ujian

Nasional menjadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu. Pengunguman ujian nasional lebih

dulu diumumkan, jujur hasil ujian nasional yang jauh dari kata harapan. Meskipun saya akui,

tidak belajar maksimal dalam ujian nasional ini karena terpecah belah dengan belajar

SBMPTN dan juga ujian sekolah. Akan tetapi ini menjadi evaluasi diri bagi saya untuk tidak

menyepelehkan dan harus lebih bekerja keras.

Jam sudah menunjukan lima sore, saat itu hari sudah sore. Rintik hujan turut

menghiasi keadaan di luar rumah. Hari dimana pengunguman SNMPTN. Hari Sabtu, orang

tua memang tidak bekerja dan berada di rumah. Saat itu, perlahan mulai menekan tombol di

handphone untuk membuka website pengunguman SNMPTN dengan penuh rasa yang tidak

jelas. Pertama kali terlihat kotak hijau, seketika tanganku diam badanku berasa tidak

bernyawa seperkian detik. Lulus, itulah pengunguman website yang terteta dengan jurusan

ilmu keperawatan, Universitas Indonesia. Ucapan syukur dan shalawat tak hentinya aku

lantunkan. Setelah sekian lamanya, aku melihat air mata membahasi pipi mama. Matanya

berkaca-kaca dengan ucapan syukur dan bangga. Tetapi tidak boleh berlarut-larut dalam

kebahagiaan, harus rendah diri dengan semua yang sudah diterima. Kabar dari teman-teman

juga turut membuat hati ini senang meskipun beberapa teman ada yang harus menjadi

pejuang tulis untuk menggapai cita-citanya.

Wisuda sebagai tanda perpisahan juga dilaksanakan. Meskipun kali ini, wisuda

dilaksanakan di gedung sekolah. Semua larut dalam kebahagiaan, sejenak melupakan

pengunguman-pengunguman dan juga ujian tulis kedepanya untuk memasuki gerbang

perguruan tinggi.

Saat wisuda

SMAN 14 Jakarta

Page 20: Document12

Teman baru di FIK UI

Tamana, salah satu teman dekat di FIK UI

Daftar ulang dengan melengkapi berkas-berkas sebagai syarat untuk menjadi

mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Selepas dari daftar ulang, kegiatan mahasiswa baru

Universitas Indonesia semakin padat. Dimulai dengan rangkaian kegiatan OBM, yaitu

orientasi belajar mahasiswa. Mengenalkan system pembelajaran kelas di Universitas

Indonesia. Setelah itu kegiatan latihan paduan suara, program cinta lingkungan, tak

ketinggalakan orientasi kehidupan kampu atau disebut OKK UI. Kegiatan-kegiatan ini

meruapakn suatu rangkaian kamaba UI 2015, butuh perjuangan juga untuk mendapatkan

jaket almamater Universitas Indonesia yang terkenal dengan jaket kuningnya. Menjadi

mahasiswa dengan jakut kuning bermakara biru muda, biru tua dan biru muda merupakan

suatu anugrah dan rahmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, memotivasi diri untuk menjadi

mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang luar biasa dan

berkontribusi terhadap diri sendiri, keluarga, orang-orang sekitar dan negara.