Upload
dinhnhan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
133. fr; p
HUBUNGAN ANT ARA KONSEP DIRI DENGAN
PERILAKU BERBUSANA
Disusun Oleh:
AS TUT I
1981914508
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
2004 M/1424 H
HUBUNGAN ANT AHA KONSEP DIRI DEN GAN PERILAKU
BEREUSANA
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakuitas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat- Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Dra. Alldah Mas'ud
Ole!i
ASTUTI 1981914508
Di bawah Bimbingan
Pembimbing II
Drs. Abdul Mujib, M.Ag
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negcri Sy~rif HidayatuHah
Jakarta
1424 I-I/ 2004 l\tl
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul '·'HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRf DENGAN
PERU,AKU BERBUSANA", telah diujikan dalam Sidang Skripsi Fakultas
P:>ikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal l l Februari 2004. Skripsi ini
telah diterirna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjana Program
Strata l (SI) pada Fakultas Psikologi.
Dekan/
J(etua Merangkap Anggota
_Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si NIP. 150 021 5938
D~A~Soe Penguji I
1
--Dra. Afidah Mas'ud, M.Pd Pembimbing I
Sidang Skripsi
Anggota
Jakarta, 11 Februari 2004
Pembantu Dekan/
Ora. Afidah Mas'ud, M.Pd Penguji II
Ors. Abdul Mujib, M.Ag Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Alharndulillahirobbilalarnin terucap syukur tak terhingga yang tiada padanan
kata untuk mengungkapkannya, kepada penguasa manusia Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan kepada hamba, kesehatan, kesabaran, ketabahan.yang tanpa itu
mustahil skripsi ini akan selesai
Shalawat serta salam kepada junjungan ku Nabi besar Muhammad SA W,yang
telah memberi ummatnya secercah cahaya untuk mengarungi hidup hingga saat ini.
Penelitian ini bertujuan agar masyarakat lebih mengetahui lebih mendalam
tentang bagaimana seharusnya seorang muslimah berbusana sesuai syariat agama
Islam, serta lebih mengetahui tentang konsep diri, dan agar muslimah mengetahui
bagaimana hubungan antara konsep diri dengan perilaku berbusana.
Dan diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan-sumbangan
ilmiah bagi perkembangan psikologi khususnya psikologi Islam.
Dalam penelitian ini banyak pihak yang sangat membantu, baik moril maupun
tnateril, yang tanpa mereka mungkin skripsi ini takkan pemah selesai.
Untuk dua orang yang teramat istimewa Ayahanda dan Jbunda tersayang
Syamsudin dan Sunengsih, ucapan terima kasih takkan cukup untuk tiap tetes peluh
dan doanya, untuk perhatian serta kasih sayangnya yang akan tetap aku rindukan
hingga akhir hayatku.
Teriring kata penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang amat dalam
kepada Dosen Pembimbingku Ibu Dra.Afidah Mas'ud (pembimbing I) dan Bapak
Abdul Mujib M.Ag. (pembimbing II), dengan kesabaran serta pengertian
IV
memberikan bimbingan, masukan serta saran yang membuat penulis mampu
menyelesaiakan tugas akhir ini.
Selain itu banyak pihak yang telah membantu penulis dalampembuatan skripsi
ini baik secara langsung maupun tidak
I. Dra. Hj. Netty Hartati,selaku dekan fakultas Psikologi sekaligus sebagai
dosen pembimbing akademik, terima kasih atas perhatian dan bimbingannya.
2. Para dosen Fakultas Psikologi, yamg telah sabar membimbing serta
memberikan ilmu kepada mahasiswa,terimakasih atas ilmunya semoga
bennanfaat khususnya bagi penulis.
3. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan kekuatan serta selalu
membuatku tertawa bahagia : Dede, "semangat ! ! perjuangan masih panjang".
Isa!, "kamu pasti bisa menjadi seperti yang kamu inginkan". Mift, "mo jadi
dokter yach .... kalo ada kemauan pasti ada jalan ok". Sibontot Iwah, "belajar
ya my sweet brother ... ".! love you all.
4. Teman-teman ku: Pieh, Ly, Rien, Mey, n K'Nunk, you are my best friend, I
think .fi'indship is bell er than eve1ything, thanks untuk selalu mendengarkan
curhat n keluh kesah, thanks untuk persahabatan yang manis ini, semoga hati
kita tetap bersatu walaupun jarak akan memisahkan kita. Dan lagi-lagi thanks
buat Masukan, Saran, kritikan yang sangat berarti lmat ku.
5. Gak pemah lupa dan selalu inget, buat Beti & Nie "pasangan abadi" akhimya
ogut bisa nyusul nich".Icun, "kemana aja non".Budi yang udah bantuin
nyebar angket dari try out sampe penelitian, thanks guy!.Daniel wien,
v
"printemya ngebantu"(makasih banget yaaaach ... ), Hudan (bareng nich ... )
Bowo, buat pelajaran SPSSnya, kayaknya gak usah galak-galak deh, tapi
makasih !oh.sweet girl lta, "jangan ikutan lama ya .. semangat dong ok!. Lola
"cepet nyusul".K'Beni, K'Muid, "thanks komputernya". Mas Wid, mas
Rudi, mas Pur, Farid, Asep yang gak pernah bosen nanyain kapan selesai,
("Mas, akhirnya As bisa dengan jelas ngasih tau kalo skripsi ini bener-bener
sudah selesai ..... ")
5. Teman-teman angkatan 98' Upay, Ii, lpit, your graduation inspired me!!
Wiyah, Nanung,Turhadi, Anang, Agus, you will be the next ok!
6. Untuk petugas perpustakaan UIN SyarifHidayatullah Jakarta, perpus Fakultas
Psikologi UI Depok, Iman Jama' untuk buku-bukunya.
7. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Skripsi ini memiliki banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis, oleh
karena itu kritik dan saran amat membantu untuk kesempurnaan skripsi ini walaupun
pada hakekatnya mernang tidak ada yang sernpurna didunia ini.semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi mahasiswa psikologi,
untuk menambah khazanah keilmuan, akhirnya penulis serahkan semua kepada
Penguasa manusia.
Jakarta, 2 februari 2004
Penulis
VI
ABSTRAK
Konsep diri adalah organisasi persepsi diri yang berada didalam kesadaran seseorang, yang menyangkut cara seseorang memandang dirinya, nilai dirinya, menilai karakteristik serta kemampuannya, bagaimana ia berfikir tentang dirinya, bagaimana seseorang mempersepsikan hubungannya dengan orang lain dan dengan lingkungannya serta berbagai macam aspek kehidupan serta nilai-nilai yang menyertai persepsi itu.
Dimensi konsep diri adalah (1) Dimensi Internal yang mencakup, (a)diri identitas, (b)diri perilaku, (c)diri penilai, (2)Dimensi Ekstemal, yang mencakup:(a)diri fisik, (b)diri moral etik, (c)diri pribadi, (d)diri keluarga, (e)diri sosial.
Perilaku berbusana adalah cara bagaimana seseorang berbusana sesuai dengan keinginannya serta sesuai dengan norma-norma yang ada dalam lingkungannya. Dalam berbusana seseorang tidak terlepas pada fungsi, manfaat, serta kriteria dari busana yang hendak dipakai.
Busana muslimah memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu: (I) menutup seluruh aurat, (2) tidak ketat, (3) tidak transparan, (4) terlindung dari pengaruh luar, (5) tidak menyerupai laki-laki.
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan sebagai berikut: I. Bagaimana konsep diri mahasiswa UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2. Bagaimana perilaku berbusana mahasiswa UIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Adakah hubungan antara konsep diri dengan perilaku berbusana
Populasi penelitian ini adalah mahasiswi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang masih aktif, teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket skala yaitu skala konsep diri dan skala perilaku berbusana.
Skala konsep diri menggunakan skala yang digunakan oleh Marhaeni, dengan indikator: identitas diri, kepuasan diri, tingkah laku, fisik, moral etik, pribadi, keluarga, dan sosial. Sedangkan skala perilaku berbusana penulis membuat skala sendiri dengan indikator yang dikemukakan oleh Rita Prasetiani yang mengacu pada Al-Quran dan Hadist. Adapun indikatomya adalah ; menutup aurat, tidak transparan, tidak ketat, terlindung dari pengaruh luar, tidak menyerupai laki-laki.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling. Sedangkan teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu dengan mengambil subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
VII
Dari basil penelitian diketahui bahwa konsep diri mahasiswa UIN cukup tinggi, sedangkan perilaku dalam berusananyapun tinggi, yaitu berusana muslimah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh syariat.agama Islam, dan untuk hubungan konsep diri dengan perilaku berbusana berkorelasi positif, artinya bahwa bila konsep diri tinggi maka perilaku berbusananya akan baik dan sesuai dengan syariat agama Islam.
Vlll
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
ABSTRAK. ........................................................................................................... vii
DAFT AR ISi ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... l
B. Masalah Penelitian ............................................................................. 5
C. Tujuan dan manfaat Penelitian ........................................................... 6
D. Sistematika Penilisan .......................................................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Diri ........................................................................................ 9
I. Pengertian Konsep Diri ................................................................. 9
2. Konsep Diri Negatif dan Konsep Diri Positif ............................... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ...................................... 20
4. Perkembangan Konsep Diri .......................................................... 27
5. Dimensi Konsep Diri ..................................................................... 32
B. Perilaku Berbusana ............................................................................. 36
l. Pengertian Berbusana .................................................................... 36
2. Kriteria Berbusana muslimah ........................................................ 38
3. Fungsi Berbusana Muslimah ......................................................... 40
IX
a. Fungsi Busana Muslimah bagi Kesehatan Kulit ...................... .41
b. Fungsi Busana Muslimah Bagi Kesehatan Rambut ................. .44
c. Fungsi Busana Muslimah Dalam Menjalankan lbadah ............ 46
4. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 48
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 49
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 49
C. Identifikasi Variabel ........................................................................ 50
1. Variabel penelitian .................................................................... 50
2. Definisi Operasional Variabel.. ................................................. 50
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 51
I. Skala Konsep Diri ..................................................................... 52
2. Skala Perilaku Berbusana .......................................................... 53
E Teknik Pengolahan Data ................................................................. 54
I. Validitas Alat Ukur ................................................................... 55
2. Reliabilitas Alat Ukur ............................................................... 55
3. Uji Normalitas .......................................................................... 56
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 56
F. Prosedur Penelitian .......................................................................... 57
1. Tahap Persiapan ........................................................................ 57
2. Pemilihan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 57
3. Pengujian Instrumen A lat Ukur ................................................ 57
4. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 59
x
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umwn Responden ......................................................... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 63
C. Analisa dan Interpretasi I-lasil Penelitian ........................................ 64
D. Uji Hipotesis .................................................................................... 65
BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 66
B. Diskusi ................................................................................................ 66
C. Saran .................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
XI
DAFTAR TABEL
Tabet 3. I Skar Item
Tabet 3 .2 Distribusi Item Skala Konsep Diri (sebelum uji coba)
Tabet 3 .3 Distribusi Item Skala Perilaku Berbusana (sebelurn uji coba)
Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Konsep Diri (setelah uji coba)
Tabcl 3.5 Distribusi Item Skala l'crilaku Berbusana (sctclah uji coba)
Tai:\el 4.1 Usia Responden
Tabel 4.2 Fakultas Responden
Tabet 4.3 Semester Respondcn
Tabe, 4.4 Kategorisasi Skor Konscp Diri
Tabet 4.5 Kategorisasi Skor Perilaku Bcrbusana
DAFT AR LAMP IRAN
1. Uji Validitas Skala Konsep Diri
2. Uji Reliabilitas Skala Konsep Diri
3. Uji Validitas Skala Perilaku Berbusana
4. Uji Reliabilitas Skala Perilaku Berbusana
5. Skala Konsep Diri
6. Skala Perilaku Berbusana
7. Skor Konsep Diri
8. Skor Perilaku Berbusana
9. Hasil Korelasi Antara Konsep Diri dengan l'erilaku 13crbusana
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Sejak awal dikenal manusia, pakaian lebih berfungsi sebagai penutup tubuh
dari pada sebagai pernyataan lambang status seseorang dalam masyarakat, sebab
berpakaian ternyata memang merupakan perwujudan dari sifat dasar manusia yang
mempunyai rasa malu sehingga selalu berusaha menutupi tubuhnya. Oleh karena itu,
betapapun sederhananya suatu kebudayaan bangsa, usaha untuk menutupi tubuh
dengan berpakaian itu selalu ada, sekalipun dalam bentuk seadanya.
Bila melihat di sekeliling, maka akan ditemukan bcrbagai macam corak dan
model busana yang biasanya berkaitan erat dengan agama, adat istiadat, dan
kebudayaan setempat. Di negara-negara eropa yang kebanyakan penduduknya
beragama kristen, pakaian schari-harinya dapat bernacam-macam. Di Skotlandia,
laki-laki mengenakan rok sedangkan perempuan mengenakan celana panjang. Namun
dikalangan rohaniawan atau organisasi gereja, pakaian mcrcka dapat mcnunjukan
macam jabatan dan jenjang kepangkatan. Jenis dan potongan, cara mcmakai bagian
busana, bahan, motif, serta aksesoris, semua diatur dengan ketat dan bersifat sakral.
Bila mencoba menelaah perkembangan busana sesuai dengan jenis kelamin
pemakainya, ada hal yang menarik yaitu busana kaum laki-laki umumnya lebih stasis
dibanding perempuan, walaupun ada perubahan tidak terlalu mencolok, baik dalam
ha! ukuran maupun modelnya. Berbeda dengan busana perempuan yang cenderung
2
lebih dinamis, baik dari segi ukuran, corak, maupun modelnya. Seiring dengan
perubahan peradaban, pada awalnya busana perempuan primitif cukup hanya dengan
melilitkan kulit kayu yang sudah dilunakkan, dengan ukuran yang hanya cukup untuk
menutupi bagian tertentu dari tubuhnya, namun kemudian terns meningkat hingga
akhimya menutupi seluruh tubuh.
Saat ini, di Indonesia khususnya seseorang bebas memakai pakaian sesuai
dengan kehendaknya atau sesuai dengan ketentuan agama dan budayanya.
Sebagai agama universal, Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
merupakan suatu sistem hidup yang lengkap, yang senantiasa memberikan pedoman
kepada umatnya mulai dari yang paling dasar sampai yang paling puncak. Oleh
karena itu, Islam bukanlah sebagai agama yang hanya terbatas pada kehidupan
pribadi, yang semata-mata mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya,
sebagaimana konsepsi agama-agama selain Islam, melainkan memberikan pedoman
hidup yang utuh dan menyeluruh.
Saat ini, kita bisa melihat begitu banyak wanita muslimah yang mengenakan
busana muslimah, hal ini sangat membanggakan kita sebagai umat muslim. Akan
tetapi seiring dengan perkembangan mode, bermunculan bcrbagai jcnis mode busana
muslimah, dalam berbagai corak dan warna yang mcnjanjikan kecantikan dan
keanggunan si pemakai, sehingga kita dapat pula melihat banyak dari para muslimah
yang mengenakan busana tetapi tidak memperdulikan syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh agama.
3
Maraknya berbagai model busana muslimah sekarang ini, bukan berarti kita
tidak boleh menyukainya atau bahkan memakainya, asalkan semuanya tidak
melanggar rambu-rambu dalam agama tentang bagaimana seharusnya seorang
muslimah memakai busana, selain itu yang terpenting bagi muslimah adalah menjaga
hati agar busana muslimah yang dikenakan tidak menjerumuskannya kedalam api
neraka, dikarenakan niat menjadi berubah dari ingin menjalankan perintah Allah.
Islam tidak melarang umatnya mengikuti trend mode busana, selama mode
busana tersebut tidak memperlihatkan aurat si pemakai dan selama busana tersebut
tidak menyalahi syariat yang telah ditentukan.
Kini banyak kaum muslimah yang memakai busana muslimah, tetapi tidak
mengikuti syariat yang telah ditentukan oleh agama, rnisalnya dcngan melilitkan
kerudung ke lehcmya sehingga mcmperlihatkan sebagian dari lehernya dan
memperlihatkan sebagian rambutnya.
Maraknya para muslimah mernakai busana muslimah kini didukung penuh
oleh berbagai rumah mode yang lihai melihat pasar sehingga perkcmbangan model
model busana rnuslimah semakin marak. Mereka berlomba-lomba rncrancang
berbagai model busana muslimah sehingga fungsinya bcrubah. Ditambah dengan
berbagi maeam aksesoris dan hiasan membuat busana muslimah berubah fungsi
sebagai perhiasan dan menambah kecantikan si pemakainya sehingga wanita tcrsebut
menjadi pusat perhatian.
Dalam berbusana, seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor
sosial, budaya, dan ekonomi_ Selain faktor ini, penulis ingin mengetahui dan
4
i'' ' :·'·: ·-·-' - - ,-' ';• f
mengkaji lebih dalam faktor apa yang mempengaruhi seseonp1g dalartic berbdsah11.
Apakah konsep diri termasuk dalam satu ha! yang berhubunga~··aen~.fl peril.aku ',,
berbusana, dimana konsep diri merupakan suatu konstruk yang digunakan dal~m · •
memahami tingkah laku seseorang.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam perilaku
seseorang karena itu setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya, atau
secara sederhana dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan pandangan-
pandangan atau penghayatan dan perasaan tentang diri sendiri, jadi bagaimana
seseorang memandang dirinya.
Adapun konsep diri itu ada yang positif maupun negatif, tergantung cara
pandang orang itu sendiri. Dari pcngamatan scscorang tcntang dirinya ini lcrkandung
suatu penilaian terhadap dirinya sendiri, kemudian dari penilaian ini muncullah sikap
dan perasaan terhadap dirinya tennasuk kepribadian.
Bermunculannya berbagai model busana muslimah dewasa ini membuat para
muslimah antusias menyambutnya sehingga mereka lupa akan peraturan dan syarat
dari busana muslimah itu sendiri. Mcrcka mengikuti trend mode yang ada tanpa
memperdulikan ciri dari pribadi muslimah.
Timbulnya jilbab gaul, dimana si pemakai melilitkan kerudungnya
sedemikian rupa sehingga memperlihatkan sebagian lehernya, serta dipadu dengan
busana muslimah yang terlihat ketat di badan, ha! tersebut terlihat di berbagai tempat
terutama di kampus-kampus yang memiliki label Islam.
5
Keadaan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan di benak penulis,
terutama tentang apa sebenarnya yang memotivasi mereka sehingga mereka
mengenakan busana terse but, apakah di karenakan keterbatasan pengetahuan mereka
tentang agama, terutama tentang bagaimana sebenarnya busana muslimah itu, atau
dikarenakan konsep dirinya yang rendah sehingga semaunya berbusana tanpa
memperdulikan keburukan apa yang akan ditimbulkan pada dirinya. Dikarenakan
konscp dirinya yang rcndah tcrscbut mcmbuat si pemakai tidak memandang dirinya
berharga, ia tidak merasa malu memakai busana tanpa melihat rambu-rambu dalam
agama, dan tidak memperdulikan nonna yang ada di lingkungannya.
Oleh karena itu dilihat dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut
diatas, maka penulis mengambil tema penelitian tentang husana yaitu dengan judul:
"HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIR! DENGAN PERILAKU BERBUSANA"
B. Masalah Penelitian
I. Perumusan Masalah
a. Bagaimana konsep diri mahasiswa UIN Jakarta?
b. Bagaimana perilaku berbusana mahasiswa UIN .Jakarta?
c. Apakah terdapat hubungan antara konscp diri dengan perilaku
berbusana mahasiswa UIN Jakarta ?
2. Pembatasan Masalah
a. konsep diri yang dimaksud adalah pemahaman mahasiswa tentang
dirinya sendiri dalam berbagai asfek.
6
b. Perilaku berbusana yang dimaksud adalah perilaku berbusana muslimah
yang sesuai dengan aturan dalam syariat Islam, baik dari segi ciri,
fungsi, manfaat, maupun kriterianya. Dan diharapkan dengan busana
muslimah tersebut dapat mencerminkan pribadi muslimah yang anggun
dan berbudi pekerti baik.
c. Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri
(UIN) syarif Hidayatullah Jakarta, yang masih aktif, dan penulis
mengambil spesifikasi dalam penelitian ini adalah khusus untuk
mahasiswi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui
bagaimana konsep diri mahasiswa UIN serta bagaimana perilakunya dalam
berbusana. Serta adakah hubungan antara konsep diri dengan perilaku berbusana.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan masyarakat khususnya
muslimah agar lebih mengetahui apa itu busana muslimah, syarat, fungsi serta kriteria
dari busana muslimah. Selain itu muslimah diharapkan lebih mengetahui tentang
konsep diri, dan agar muslimah mengetahui adakah hubungan antara konsep diri
dengan perilaku berbusana muslimah.
Penelitian yang disusun dengan menggunakan metode korelasional ini,
diharapkan akan memberi sumbangan-sumbangan ilmiah bagi perkembangan
7
psikologi, khususnya psikologi Islam. Setidaknya penelitian ini dapat membangkitkan
minat pada peneliti Iain untuk melakukan penelitian baru yang berhubungan dengan
penelitian ini, serta dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam
penelitian ini.
D. Sistcnrntikn Pcnulisnn
Dalam penyusunan penelitian m1, penulis membagi ke dalam lima bab
dengan perincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, meliputi : latar belakang masalah, masalah penelitian,
yang mencakup perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, yang terdiri alas beberapa sub bab, yaitu : konsep diri
yang mencakup beberapa sub bab yaitu, pengertian konscp diri, konsep diri positif
dan konsep diri negatif, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, perkcmbangan
konscp diri, dan dimensi konsep diri, perilaku berbusana, yang mencakup beberapa
sub bab yaitu, pengertian perilaku berbusana, kriteria berbusana, fungsi berbusana
rnuslirnah yang mencakup fungsi busana muslirnah bagi kesehatan kulit, fungsi
busana muslirnah bagi kesehatan rambut, dan fungsi busana muslimah dalam
rnenjalankan ibadah.
Bab III Metodologi Penelitian, meliputi : rancangan penelitian, populasi dan
sampel penelitian, identifikasi variabel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan
data yang mencakup validitas alat ukur, reliabilitas alat ukur, uji hipotesis, prosedur
8
penelitian yang mencakup tahapan persiapan, pemilihan instrumen pengumpulan
data, pengujian instrumen alat ukur, pelaksanaan penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian, meliputi : gambaran umum responden, deskripsi
hasil penelitian, analisa dan interpretasi hasil penelitian, uji hipotesis.
Bab V Kesimpulan, Diskusi, Saran
BABll
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep diri
I. Pengertian Konsep Diri
Definisi konsep diri sangat beragam. Keberagaman itu dikarenakan oleh
perbedaan latar belakang ilmiah para teoritikus yang membahas konsep diri. 1
Konsep diri menurut bahasa mengandung pengertian suatu ide atau pengertian
atau gambaran mental yang diabstraksikan dari peristiwa konkret, objek, proses atau
apapun, yang digunakan oleh aka! budi untuk memahami hal-hal mengenai diri
seseorang secara terpisah dari orang lain.
· Konsep diri menurut Joan Rais yaitu : pendapat kita mengenai diri sendiri.
Konsep diri juga harus dibedakan dengan istilah kepribadian. Kepribadian terbentuk
berdasarkan penglihatan orang lain terhadap diri individu, ini merupakan pandangan
dari luar, konsep diri sebaliknya merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu,
yang merupakan pandangan dari dalam atau dengan cara yang lebih mudah
dimengerti, dapat dikatakan bahwa kepribadian adalah "saya seperti orang lain
melihat saya" dan konsep diri adalah "saya seperti melihat diri saya sendiri"2
1 Fitra Faturahman, konsep diri pelajar yang terlibat perkelahian pelajar, skripsi sarjana psikologi, (Jakarta, 2002), h 16
2 Singgih D Gunarsa, psikologi pekembangan anak dan remaja, (Jakarta, Gtmung Mulia
IO
Carl R.Rogers berpendapat bahwa, "konsep diri menyangkut persepsi diri
yang menunjuk bagaimana seorang memandang dirinya, menilai dirinya, menilai
kemampuannya dan bagaimana ia berfikir tentang dirinya. Disamping itu, konsep diri
juga menyangkut bagaimana seseorang mempersepsikan hubungannya dengan orang
lain dan berbagai macam aspek dalam kehidupan serta nilai-nilai yang menyertai
persepsi itu. "3
Konsep diri adalah pandangan diri individu, tentang diri sendiri, potret diri
mental ini memiliki tiga dimensi : pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan
mengenai diri, dan penilaian tentang diri sendiri.4
Dimensi dari konsep diri adalah apa yang diketahui tentang diri sendiri, dalam
benak seseorang ada satu daftar julukan yang menggambarkan dirinya: usia, jenis
kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan dan sebagainya.jadi, konsep diri seseorang
dapat di dasarkan pada "asas dasar".
Dari faktor dasar tersebut dapat dilihat yang akan menempatkan individu
dalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa dan sebagainya.
Individu tersebut juga mengidentifikasi dengan kelompok sosial lain yang menambah
daftar julukan diri dirinya demokrat liberal, katolik Roma, protestan, kelas menengah
keatas atau kelas menengah kebawah, julukan seperti itu dapat diganti setiap saat,
3 Gardner Linzeybdan Calvin S. hall, Teori-teori Ho/istik, Organismik Penomenologis, (.Jakarta, Kanisius, 1993)
4 James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella, Psiko/ogi tentang Penyesuaian dan Huhungan Kemanusiaan, (!KIP Semarang Press 1990), cet. ke-3
11
tetapi sepanjang 1a mengidentifikasi dengan suatu kelompok.kelompk tersebut
memberikannya informasi lain yang dimasukan kedalam potret diri mental individu
terse but.
Akhimya, dalam membandingkan dirinya dengan istilah-istilah kualitas, ia
mengkategorikan dirinya dengan membandingkannya terhadap orang lain, sebagai
orang yang spontan atau yang hati·hati, baik hati atau egois, tenang atau
bertemperamen tinggi. Individu dapat saja mengubah tingkah lakunya atau dapat
mengubah kelompok pembanding yang diharapkannya.
Menurut Hurlock (1991), setiap individu mempunyai konsep diri yang
sesungguhnya dan konsep diri yang ideal. Konsep diri yang sesungguhnya adalah
konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan cermin
yang ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang lain dan apa kiranya
reaksi orang lain terhadapnya. Sedangkan konsep diri ideal adalah gambaran diri
seseorang mengenai penampilan dan tingkah laku yang di idam-idamkan.5
Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga
mengandung penilaian ( evaluasi) tentang diri sendiri. Konsep diri meliputi apa yang
kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita.
Konsep diri mempunyai dua komponen: komponen kognitif dan komponen
afektif. Dalam psikologi sosial komponen kognitif terdiri dari beberapa komponen
' Abdul Mujib, Fitrah dan kepribadian Islam, (Jakarta, Darul Falah, 1999), h. 77
12
yaitu : self image (citra diri), afektif disebut self esteem (harga diri). Sedangkan
harapan tentang diri sendiri disebut self ideal ( cita-cita diri).6
Konsep diri juga terdiri dari aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik biasanya
terbentuk lebih dulu dari pada aspek psikologis, dan merupakan gambaran dari
individu yang berhubungan dengan penampilan fisik, antara lain mengenai
kecantikannya, jenis kelamin, anggota badan dan hubungannya dengan tingkah laku
serta bagaimana kesan semua itu dimata orang lain. Sedangkan aspek psikologis
merupakan gambaran diri individu berdasarkan pada fikiran, perasaan, emosi individu
terhadap kualitas-kualitas seperti kejujuran, keberanian, dan hal-hal lain yang ada
dalam dirinya tenhasuk kemampuan dan ketidakmampuan diri yang mempengaruhi
penyesuaian dalam kehidupan.
_ Konsep diri merupakan suatu cara untuk memprediksi tingkah laku individu.
Maka cukup relevan bila hubungan diantara keduanya diteliti. Dengan mengetahui
konsep diri yang ada pada individu diharapkan dapat memprediksikan perilaku
berbusana yang akan ditimbulkan.
Jadi dari semua uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri
adalah: organisasi persepsi-persepsi diri yang berada didalam kesadaran seseorang,
yang menyangkut cara seseorang memandang dirinya, nilai dirinya, menilai
karakteristik serta kemampuannya, bagaimana ia berfikir tentang dirinya, bagaimana
seseorang mempersepsikan hubungannya dengan orang lain dan dengan
6 Budiyatna dan Mutmainah, Komunikasi m1tar Pribadi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 1998)
13
lingkungannya serta berbagai macrun aspek kehidupan serta nilai-nilai yang
menyertai persepsi itu.
2. Konsep Diri Negatif dan Konsep Diri Positif
Pandangan seseorang tentang dirinya akan jatuh diantara· kedua kutub
tersebut, yaitu negatif dan positif. Akan tetapi dengan mengetahui kedua perbedaan
itu, individu bisa lebih mengetahui secara lebih jauh tentang konsep diri.7
a. Konsep diri negatif
Ada dua konsep diri Jiegatif, yaitu pertama, pandangan seseorang tentang
dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, dia tidak memiliki perasaan kestabilan dan
keutuhan diri. Dia benar-benar tidak tahu siapa dirinya. Kondisi ini umum dan normal
diantara para remaja. Konsep diri mereka kerap kali menjadi tidak teratur untuk
sementara waktu dan ini terjadi pada saat transisi dari dari peran anak ke peran orang
dewasa (Erikson,1968). Tetapi pada orang dewasa ha! itu mungkin suatu tanda
ketidak mampuan menyesuaikan. 8
Tipe kedua dari konsep diri negatif hampir merupakan lawan dari yang
pertama. Disini konsep diri itu terlalu stabil dan terlalu teratur dan kaku.mungkin
karena dididik dengan sangat keras, individu tersebut.menciptakan citra diri yang
7 James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella, op.cit
8 Ibid, h. 72
14
tidak mengijink:an adanya penyimpangan dari seperangkat hukum besi yang dalam
pikirannya mernpakan cara hidup yang tepat.
Pada kedua tipe konsep diri negatif, informasi barn tentang diri hampir pasti
menjadi penyebab kecemasan, rasa ancaman tehadap diri. Tidak satupun dari kedua
konsep diri cukup bervariasi untuk menyerap berbagai macam informasi tentang diri.
Setiap hari pikiran manusia mengalami pemilihan yang ketat tentang berbagai
macam dorongan, diingatan dan tanggapan yang semuanya itu merefleksi pada diri.
Jadi, agar memahami dan menerima diri sendiri, konsep diri hams dilengkapi dengan
"kotak kepribadian" yang cukup luas, tempat individu dapat menyimpan bermacam
macam fakta yang berbeda tentang diri sendiri. Dengan kata lain, konsep diri idealnya
hams luas dan tersusun dengan teratur.
Orang dengan konsep diri yang tak teratur atau konsep diri yang sempit benar
benar tidak memiliki kategori mental yang dapat dikaitkannya dengan informasi yang
bertentangan tentang dirinya.(Sullivan, 1953). Oleh karena itu, dia mengubah terns
menerns konsep dirinya, atau dia melindungi konsep dirinya yang kokoh dengan
mengubah atau menolak informasi barn.
Dalam kaitannya dengan eval uasi diri, konsep diri yang negatif menurnt
definisinya meliputi penilaian negatif terhadap diri. Apapun pribadi itu dia tidak
perna!i cukup baik. Apapun yang diperoleh tampaknya tidak berharga dibandingkan
dengan apa yang diperoleh orang lain. Hal ini dapat menuntun kearah kelemahan
emosional. Penelitian menunjukkan bahwa konsep diri negatif sering kali
berhubungan dengan depresi klinis (Dobson dan Shaw, 1987). Atau orang tersebut
15
mungkin mengalami kecemaan secara ajeg, karena menghadapi infonnasi tentang
dirinya sendiri yang tidak dapat diterimanyadengan baik, dan yang mengancam
konsep dirinya. Dalam kedua kasus itu: depresi atau kecemasan, kekecewaan
emosional akan mengikis harga diri, dan ha! ini menyebabkan kekecewaan emosional
yang lebih parah, dan seterusnya - sebuah lingkaran setan.9
Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert, ada empat tanda orang yang
memiliki konsep diri negatif, yaitu : 10
I. Peka terhadap kritik orang lain, ia sangat tidak tahan terhadap kritik yang
diterimanya, mudah marah, baginya koreksi seringkali dipersepsi sebagai
usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
2. Sangat responsif terhadap pujian, walaupun mungkin ia berpura-pura
menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada
waktu menerima pujian, baginya segala macam label yang menunjang harga
dirinya menjadi pusat perhatian, bersifat hiper kritis terhadap orang lain,
selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun atau siapapun, mereka
tidak bisa mengungkapkan penghargaan atau kelebihan orang lain.
3. Orang yang konsep dirinya negatif cenderung merasa tidak disenangi orang
lain, merasa tidak diperhatikan, karena itu ia bereaksi pada orang Iain sebagai
musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban
9 Ibid, h.72
10 Jalaluddin Rakhmat, Psiko/ogi Komunikasi, (Bandung, PT. Rosda Karya, 2000), Edisi Revisi, h. I 05
16
persahabatan, ia tidak akan pemah mempersalahkan dirinya, tetapi akan
menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres.
4. Ia akan cenderung bersikap pesimis terhadap kompetisi, seperti terungkap
dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang Iain dalam membuat
prestasi.
b. Konsep diri positif
J ika seseorang menempatkan nilai tinggi pada sifat rendah hati, berarti ia
berasumsi bahwa suatu konsep diri yang benar-benar positif adalah suatu kuantitas
yang agak berbahaya. Dasar dari konsep diri yang positif bukanlah kebanggan yang
besar tentang diri tetapi lebih berupa penerimaan diri. Dan kualitas ini lebih mungkin
mengarah pada kerendahan hati dan ke kedermawanan dari pada ke keangkuhan dan
ke keegoisan.
Yang menjadikan penenmaan diri mungkin adalah bahwa orang dengan
konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali tidak seperti konsep diri yang
terlalu kaku atau terlalu longgar. Konsep diri yang positifbersifat stabil dan befariasi.
Konsep ini berisi berbagai "kotak kepribadian", sehingga orang dapat menyimpan
informasi tentang dirinya sendiri, baik informasi negatif maupun informasi positif
Jadi, orang dengan konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta
yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri: "saya berkompetensi sebagai
seorang ahli hukum tetapi tidak kompeten sebagai seorang atlit", "saya mencintai
anak laki-Iaki saya tetapi tadi malam saya bermimpi bahwa saya melihatnya
tenggelam dalam bak mandi". Karena secara mental dia dapat menyerap semua
17
informasi ini, tak satupun dari informasi tersebut yang merupakan ancaman
baginya. 11
Karena konsep diri positif itu cukup luas untuk menampung seluruh
pengalaman mental seseorang, evaluasi tentang dirinya sendiri menjadi positif Dia
dapat menerima dirinya sendiri secara apa adanya. Hal ini tidak berarti bahwa dia
tidak pemah kecewa terhadap dirinya sendiri atau bahwa dia gaga! mengenali
kesalahannya. Dan dengan menerima dirinya sendiri, diajuga dapat menerima orang
lain.
Mengenai pengharapan, orang dengan konsep diri positif merancang tujuan
tujuan yang sesuai dengan realitas. Artinya, memiliki kemungkinan besar untuk dapat
mencapai tujuan tersebut. Disamping tujuan tersebut cukup berharga kalau ia berhasil
mencapainya, hal itu akan dapat dijadikan alasan untuk memuji diri.
Yang lebih penting dari pengharapan yang realistik tentang pencapaian adalah
pengharapan tentang kehidupannya sebagai individu: idenya tentang apa yang dapat
diberikan kehidupan kepadanya dan bagsimana seharusnya dirinya mendekali dunia.
Pada bidang inilah konsep diri positif mungkin lebih banyak menjadi modal yang
lebih berharga dibanding dengan daerah lain.
Orang yang berkonsep diri positif dapat tampil didepan secara bebas, baginya
hidup adalah proses penemuan. Ia berharap kehidupan dapat membuat dirinya
tertarik, dapat memberinya kejutan dan memberinya imbalan. Dengan demikian ia
11 James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella, op cit, h. 73
18
akan bertindak: dengan berani dan spontan serta memperlakukan orang lain dengan
hangat dan hormat. Dan karena ia menghadapi orang dengan cara ini, hidup akan
terasa menyenangkan dan penuh kejutan. Jadi, konsep diri yang positif, seperti halnya
dengan konsep diri yang negatif, adalah bagian dari hubungan yang melingkar, akan
tetapi Jingkaran itu bukan Jingkaran yang buruk tetapi Iingkaran yang baik. 12
Menurut Jalaludin, orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan
Iima hal yaitu: 13
1. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah.
2. Ia merasa setara dengan orang lain.
3. Ia menerima pujian tanpa rasa malu.
4. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan,
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
5. Ia mampu memperbaiki dirinya, karena ia sanggup mengungkapkan aspek
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
Meniurut D.E. Hamachek, menyebutkan sebelas karakterisik orang yang
mempunyai konsep diri positif yaitu : 14
!. Meyakini betul-betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia
mempertahankan, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat.
12 Ibid. ' h. 74
13 Jalaluddin Rahmat, op.cit, h.105
14 Ibid. , h. 106
19
Tetapi ia juga merasa dirinya cukup tanggih untuk mengubah prinsip-prinsip
itu bila pengalaman dan buicti-bukti baru menunjukan dirinya bersalah.
2. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah
yang berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui
tindakannya tersebut.
3. Ia tdak mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi
kemarin dan apa yang sedang terjadi saat ini.
4. Memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengatasi persoalan, dan
yakin dapat menghadapi kegagalan atau kemunduran yang dihadapinya.
5. Merasa sama dengan orang lain sebagai manusia, walaupun ada pebedaan
tertentu, seperti Iatar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya.
6. Bisa menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang
lain, paling tidak bagi orang yang dipilihnya sebagai sahabat.
7. Dapat menerima pujian tanpa pura-pura, rendah hati dan menerima pujian
tanpa merasa bersal.ah.
8. Cenderung menolak bi la ada orang lain terlalu mendominasinya.
9. Dapat mengekspresikan perasaannya kepada orang lain, seperti perasaan
marah, sedih, cinta, kecewa dan sebagainya.
iO. Mampu menikmati secara utuh setiap kegiatan yang dilakukannya, baik
bermain ataupun bekerja.
11. Peka terhadap kebutuhan orang lain, dan tidak bisa bersenang-senang dengan
mengorbankan kebahagiaan orang lain.
20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Sejalan dengan kemampuan persepsi dan pembedaan konsep diri, terbentuk
pula melalui interaksi individu dengan orang lain dan lingkungannya. Sullivan
menekankan pada pentingnya interaksi sosial dalam pembentukan konsep diri
seseorang. Melalui interaksi dengan orang lain, individu mendapatkan penilaian
tentang dirinya yang kemudian menjadi label bagi dirinya, dan menggunakan
penilaian tersebut sebagai tolak ukur dalam berfikir dan bertingkah laku.
Konsep diri berkembang dari kontak antara anak dengan orang lain
disekitarnya, yaitu dari apa yang mereka lakukan atau katakan pada anak tersebut,
juga status apa yang didapat anak tersebut dalam kelompok identifikasinya. Yang
berpengaruh pada pembentukan konsep diri terutama adalah, orang-orang lain yang
dianggap penting oleh individu. Mula-mula orang yang dianggap penting adalah
keluarga sendiri, tetapi setelah hubungan sosial anak meluas keluar rumah peran
anggota keluarga "significant people" akan tergantikan oleh orang lain seperti teman
sebaya, guru dan lainnya.
Gabriel Marcel, seorang filusuf eksistensialis menulis tentang peranan orang
lain dalam memahami diri sendiri, "'l'lze Fae/ is that we can understand ourselves by
starting from the other, or from others,amd only by starting from them. " Kita
mengenal diri kita dengan mengenal orang lain lebih dulu. 15
15 Ibid. , h. 100 -~
21
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika seorang individu
diterima orang Iain, dihormati dan disenangi karena keadaan dirinya, maka ia akan
cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Tidak semua orang lain
mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri individu. .Ada yang paling
berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan individu tersebut.
George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant others - orang Iain
yang sangat penting. Ketika individu masih kecil, mereka adalah orangtua, saudara,
dan orang-orang yang tinggal serumah dengannya. Sedangkan menurut Richard
Dewey dan W.J. Humber (1966) menamainya affective others - orang lain yang
dengan mereka individu mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah secara
perlahan-lahan individu membentuk konsep dirinya. Pelukan, senyuman, pujian, dan
penghargaan mereka menyebabkan individu menilai dirinya secara positif. Ejekan,
cemoohan dan hardikan membuat individu memandang dirinya secara negatif. 16
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri
seseorang adalah :
a. Faktor Orang Tua
Dalam hal informasi atau cermin tentang diri, orang tua memegang peranan
paling istimewa. Jika mereka secara tulus dan konsisten menunjukan cinta dan
sayangnya kepada anak, maka seorang anak akan dibantu untuk memandang dirinya
pantas untuk dicintai, baik oleh orang Iain maupun oleh dirinya sendiri. Sebaliknya,
16 Ibid. ' h. 101
22
jika dari orang tua anak tidak mendapatkan kehangatan, perhatian dan cinta, maka ia
akan tumbuh sebagai individu yang memiliki perasaan ragu-ragu apakah ia pantas
dicintai dan diterima.
Jika seorang anak menghargai dirinya, maka ia akan melihat dirinya sebagai
individu yang berharga. Tetapi jika tanggapan orang tua terhadap dirinya berupa
kritikan, hukuman dan koreksian selalu, ia akan menyangkal kebaikannya sebagai
pribadi dan ia menjadi yakin bahwa ia pantas untuk diperlakukan buruk.mengkritik
atau menyalahkan anak secara berlebihan menimbulkan rasa bersalah dan malu lebih
dari pada yang diperlukan untuk membuat anak berubah. 17
Penilaian orang tua yang dituj ukan kepada anak untuk sebagian besar menjadi
penilaian yang dipegang tentang dirinya. Harapan orang tua terhadapnya dimasukkan
kedalam cita-cita dirinya, jika ia tidak mampu memenuhi sebagian dari harapan itu,
atau j ika keberhasilannya tidak diakui oleh orang tuanya, maka anak akan
mengembangkan rasa tidak mampu dan akan memiliki harga diri yang rendah.
Dengan berbagai macam cara orang tua memberitahu tentang siapa
sebenamya diri kita, orang tua yang terlalu memperhatikan dan mudah ccmas,dan
merasa harus terus- menerus dekat dengan anaknya, maka akan menghasilkan anak
yang penakut dan selalu merasa tidak aman. Orang tua yang selalu menuntut dan
17 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak, (Jakarta, Gramedia, 1999), h. 105
23
tidak pemah puas dengan apapun yang dilakukan anaknya, maka akan gaga!
menumbuhkan rasa percaya diri atau menumbuhkan pandangan positif dalam dirinya.
Bahkan orang tua sering kali memberi cap kepada anak seperti "anak nakal",
"anak malas", maka ini akan menjadi sebutan diri dan akan tetap bertahan sebagai
bagian gambaran diri anak. Jika orang tua meninggal dan tidak ada gantinya, maka
anak akan mendapat kesulitan untuk membentuk gambaran positif tentang dirinya.
Apabila orang tua menunjukan minat dan perhatian yang sedikit saja, maka ini akan
menumbuhkan pandangan negatif pada anak tentang dirinya. Tanggapan balik dari
orang tua merupakan penentu penting untuk konsep diri, tanggapan yang baik dan
dikehendaki oleh anak, maka ia akan tumbuh dengan perasaan berharga dan dicintai.
Maka sebagai orang tua, harus menampakkan bahwa anak itu berharga dan pantas
dicintai. 18
b. Faktor Saudara kandung
Hubungan dengan saudara kandung juga penting dalam pembentuka konsep
diri. Anak sulung yang diperlakukan seperti seorang pemimpin oleh adik-adiknya dan
mendapat kesempatan untuk brperan sebagai penasehat mereka, mendapat
keuntungan dari kedudukannya untuk mengembangkan konsep dirinya yang positif.
Sedangkan anak bungsu mengalami hal yang berlawanan.bila kakaknya terns
1• Umi Latifah, Hubungan Konsep Diri dengan Hidup Bermalma, Skripsi sarjana pendidikan,
(Jakarta, 2002), h. 21
24
menerus menganggap dan memperlakukannya sebagai anak kecil, akibatnya
kepercayaan dan harga dirinya berkenbang negatif dan lambat.
negatif atau positif seorang individu memandang dirinya sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya, terutama lingkungan terdekatnya, yaitu keluarganya.
Bagaimanapun cara keluarga memandang dirinya, maka itulah konsep diri yang akan
terbentuk pada dirinya, karena orang-orang terdekat terutama keluarga mempengaruhi
perilaku, pikiran, dan perasaan, serta merekalah yang mengarahkan tindakan dan
membentuk pikiran individu.
c. Faktor Teman sebaya
Hidup seorang individu tidak terbatas pada keluarga saja. Kita juga berteman
dan bergaul dengan orang-orang diluar rumah, terutama dengan teman-teman sebaya.
Dalam pergaulan dengan teman-teman itu, apakah kita disenangi, dikagumi dan
dihormati atau tidak, ha! tersebut ikut menentukan dalam pembentukan gambaran
dirinya. Harry Stack Sullivan, seorang murid Sigmund Freud menekankan pentingnya
hubungan sosial pada anak-anak bagi perkembangan kepribadian mereka. Menurut
Sullivan, persahabatan dikalangan anak meninggalkan kebiasaan yang tercetak
seumur hidup dalam pergaulan selanjutnya. 19
Selain kebanggaan atas diri sendiri yang besamya hampir sama dengan kasih
sayang dan pengasuhan orang tua, sebaliknya anak yang tidak mempunyai teman
atau tidak diterima oleh teman-teman sebayanya ketika masih sekilah dasar, maka
19 Jalaludin Rahmat, op.cit, h 105
25
rasa tidak lengkap dan tidak puas akan muncul dan akan terbawa sampai seumur
hidup. Meskipun keberhasilan yang diperolehnya mungkin nyata seka!i.20
lingkungan teman-teman sebayanya, maka ia akan meninjau kembali
gambaran diri yang telah terbentuk di rumah.Perlakuan teman sebaya akan sangat
mempengaruhi gambaran dirinya megitu pula perbandingan dirinya dengan mereka.
Bila individu tersebut menemukan dirinya kalah "cakep", pandai Pada masa remaja,
ketika individu keluar rumah dan masuk dalam dan kahebat dengan mereka, atau
mereka memandangnya dengan cemoohan, maka gambaran dirinya yang positif akan
terhambat untuk tumbuh, dengan kata lain ia akan memiliki konsep diri negatif.
Sebaliknya jika teman-temannya memandangnya dengan positif dan tidak
mencemooh atau menghina, serta individu menemukan bahwa dirinya lebih unggul
segalanya dari teman-temannya, maka harga dirinya akan berkembang positif 21
d. Faktor Masyarakat
Sebagai anggota kelompok masyarakat sejak kecil individu sudah dituntut
untuk bertindak menurut cara dan patokan tertentu yang berlaku dalam masyarakat.
Norma masyarakat itu diteruskan kepadanya lewat orang tua, sekolah, teman sebaya
dan media cetak seperti radio dan televisi. Nonna itu menjadi bagian dari cita-cita
dirinya. Semakin ia mampu memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat maka
semakin baik harga dirinya berkembang.
20 Lawrence E. Shapiro, op.cit, h. 196
21 Umi Latifuh, op.cit, h.23
26
Budaya dalam masyarakat tidak hanya menetapkan bagaimana individu harus
bertindak, tetapi juga bagaimana harus tampil dan tampak. Cita-cita budaya yang ada
dalam masyarakat itu juga menjadi unsur cita-cita diri individu. Kecocokan individu
dengan cita-cita masyarakat itu mempunyai peran penting dalam gambaran dirinya.
Selain itu, perlakuan masyarakat juga sangat mempengaruhi konsep diri
individu, bila ia sudah mendapat cap buruk dari masyarakat sekitarnya, sulit baginya
untuk merubah gambaran dirinya yang jelek. Lebih parah lagi bila individu hidup
dalam masyarakat diskriminatif dimana dikenal istilah mayoritas dan minoritas, bila
individu berada di pihak mayoritas, maka harga dirinya akan berkembang positif
Namun bila individu berada di pihak minoritas, dimana akan mendapatkan perlakuan
buruk dari kelompok mayoritas yang akan mempersulit menumbuhkan harga diri
yang positif pada individu tersebut.
e. Faktor Kelompok rujukan
Adapun yang mempengaruhi konsep diri individu selain keluarga adalah
kelompok rujukan (refference group), yaitu kelompok yang secara emosional
mengikat individu dan berpengaruh terhadap pembentukkan konsep dirinya. Dengan
melihat kelompok ini, individu mengarahkan perlakunya dan menyesuaikan dirinya
dengan ciri-ciri kelompoknya. Maka, individu cenderung menjadikan norma-norma
dalam kelompok tersebut sebagai ukuran perilakunya, dan ia j uga merasa dirinya
sebagai bagian dari kelompok, lengkap dengan seluruh sifat-sifat dari anggota
kelompok tersebut menurut persepsinya.22
22 JalaluddinRakhrnat op.cit, h. 104
27
4. Perkembangan konsep diri
Konsep diri berasal dan berakar pada masa kanak-kanak, dan berkembang
terutama sebagai akibat dari hubungan individu dengan orang lain. Dalam
pengalaman hubungan individu dengan orang lain dan bagaimana orang lain
memperlakukannya. Individu menangkap pantulan tentang dirinya dan membentuk
gagasan dalam dirinya seperti apakah ia sebagai pribadi.
Tindakan seseorang selalu tergantung pada apa yang menurut pikirannya
benar tentang dirinya dan lingkungannya. Ini merupakan ha! yang pundamental,
begitulah cara diri individu terbentuk. Individu bertindak seolah-olah konsep dirinya
sudah benar, tidak perduli seberapa jauh konsep itu meleset.
Saymond 1951 (dalam fitts 1971) mengemukakan mengena1 proses
pembentukan dan perkembangan konsep diri, bahwa konsep diri tidak dibawa
individu sejak lahir. Konsep diri sedikit demi sedikit akan timbul sejalan dengan
perkembangannya, serta sejalan dengan kemampuan persepsi individu. Konsep
tentang diri mulai terbentuk sejak seseorang mulai mampu membedakan dirinya
dengan orang lain dan lingkungan sekitamya.23
Ketika lahir, seseorang tidak memiliki konsep diri - tidak memiliki
pengetahuan tentang diri sendiri, dan tidak memiliki pengharapan bagi dirinya, serta
23 W. H Fitts, The Self Concept and self Actualization Monographs in the Dede Wallace Center
28
tidak memiliki penilaian terhadap diri sendiri. Tidak mengetahui apakah sesuatu yang
dipegang itu kaki atau mainan.
Apabila seorang anak melihat tangannya begerak, ia tidak tahu kalau itu
miliknya, ia memperoleh pengalaman fisik, panas, dingin, sakit, tetapi anak itu tidak
tahu bahwa sensasi ini dihasilkan dari interaksi dua faktor yang masing-masing
berdiri sendiri: individu dan lingkungan.
Namun keadaan menyatu dengan lingkungan ini tidak berlangsung lama.
Secara perlahan selama kehidupan tahun pertama, anak mulai membedakan antara
"aku" dan "bukan aku". Ketika panca indera makin menguat, anak mulai membentuk
gagasan tentang hubungan antara "aku" dan "bukan aku". Yang paling penting,
individu belajar bahwa dunia "bukan aku".24
Tahun-tahun awal ketika anak menerima isyarat-isyarat tentang dirinya
merupakan tahun-tahun rawan. Diperkirakan bahwa pada akhir tahun kedua dalam
hidup, kerangka dasar gambaran diri sudah terbentuk dalam diri anak. Dan pada
waktu masuk sekolah, banyak sikap diri yang akan bertahan dalam hid up sudah mulai
mengakar pada mereka. Konsep diri juga memegang peranan penting dalam
menentukan bagaimana pengalaman dalam hidup mempengaruhi individu.
Pengetahuan tentang diri individu menjadi kekuatan aktif dalam mengatur
tanggapannya atas pengalaman- pengalaman hidup selanjutnya.25
24 James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella, op.cit, h. 74
25 Umi Latifah, op.cit, h. 21
29
Jadi, pada awal kehidupan, anak belajar untuk menempatkan kemanusiaan
sebagai hal terpenting, karena mereka dapat memenuhi - atau gaga! memenuhi -
kebutuhan yang paling utama: kehangatan, makanan, kontak fisik dan akhimya
interaksi sosial.
Pada awalnya, konsep ini mungkin hanya meliputi beberapa pengertian samar
samar, kondensasi pengalaman berulang-ulang yang bcrkaitan dengan kcnyamanan
atau ketidak nyamanan fisik, meskipun samar-samar. Pengertian awal ini membentuk
konsep dasar pandangan terhadap diri sendiri yang merupakan bibit konsep diri.
Jika seseorang diperlakukan dengan kehangatan dan cinta, konsep dasar yang
tebentuk berupa perasaan positif terhadap diri sendiri. 26
Pada masa anak-anak, konsep diri yang dimiliki seseorangbiasanya berlainan
dengan konsep diri yang dimilikinya ketika memasuki usia remaja dan dewasa.
Konsep diri pada masa anak-anak cenderung bersifat tidak realistis, hanya didasarkan
atas imajinasi-imajinasi tertentu dalam dirinya.
Tetapi apabila perkembangan seorang anak tergolong normal, maka konsep
diri yang lama itu akan berganti dengan konsep diri yang lebih realistis sesuai dengan
keadaan dirinya, serta sejalan dengan pengalaman-pengalaman serta penemuan
penemuan tentang dirinya yang diperoleh pada usia selanjutnya.
Konsep diri merupakan produk sosial yang dibentuk melalui proses
internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-
26 James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella, op.cit, h. 76
30
pengalaman psikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan
fisiknya dan refleksi mengenai dirinya yang diterima dari orang-orang penting
disekitarnya.
Sejak masa kanak-kanak individu sudah menetahui bahwa penampilan yang
menarik merupakan potensi yang kuat dalam pergaulan, dan yang tidak menarik akan
menghambat pergaulan. Dari pengalamannya individu tahu bahwa penampilan fisik
yang menarik menjadi dasar segala-galanya. Sebagaimana dijelaskan Mathes dan
Kahn (76) :27
"Dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Sa/ah satu keuntungan yang sering diperoleh ialah bahwa ia mudah berteman. Orang-oran yang menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai lebih positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman lainnya yang kurang menarik. Karena banyak hal-hal positif yang disebabkan oleh penampilan menarik ini, maka merekapun mungkin lebih berbahagia dan lebih mudah menyesuaikan diri daripada mereka yang kurang menarik. Dan sangat mungkin pula, banyaknya orang yang menyukainya terpantul dalam harga diri yang tinggi" .
Cara orang tua memenuhi kebutuhan fisik anak (misalnya, kebutuhan makan,
minum,pakaian dan tempat tinggal). Dan kebutuhan psikologis anak (misalnya, rasa
aman, kasih sayang dan penerimaan), merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap seluruh perkembangan kepribnadian anak. Pengalaman anak dalam
berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga merupakan penentu pula dalam
berinteraksi dengan orang lain di kemudian hari. Pandangan dan sikap individu
27 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembanga11 Sua/11 Pe11dekata11 Sepa11j11g Re11tm1g Kehidupa11 (Bandung, Erlangga, 1991), Edisi Ke-5, h. 255
31
terhadap dunia luar, mempercayai atau mencurigai, banyak dipengaruhi oleh
pengalaman masa kecil ketika berinteraksi dengan lingkungan keluarga.
Studi Coopersmith (dalam Berns, 1982) yang meninjau kondisi keluarga
terhadap pembentukan konsep diri anak, membuktikan bahwa kondisi keluarga yang
buruk dapat menyebabkan konsep diri yang rendah. Yang dimaksud kondisi keluarga
yang buruk adalah tidak adanya pengertian antara orangtua dan anak, tidak ada
keserasian hubungan ayah dan ibu, orangtua yang menikah lagi, sikap ibu yang ti udak
puas dengan hubungan ayah-anak, serta kurangnya sikap menerima dari orangtua
terhadap anak mereka.28
Konsep diri yang tinggi dapat tercipta apabila kondisi keluarga ditandai
dengan adanya integritas dan tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Juga
oleh sikap ibu yang puas terhadap hubungan ayah-anak, dan sikap positif ibu terhadap
dirinya sendiri dan suaminya. Adanya integritas dan tenggang rasa yang tinggi serta
sikap positif orangtua menyebabkan anak menganggap orangtua mereka sebagai figur
yang berhasil, dan menganggap orangtua sebagai orang yang dapat dipercaya.
Bagi anak, orangtua yang dapat dipercaya merupakan tokoh yang dapat
mendukung dirinya dalam memecahkan persoalan dirinya. Kondisi keluarga yang
baik dapat membuat anak menjadi lebih tegas, efektif serta percaya diri dalam
memecahkan masalah kehidupan dirinya, yang menjadi bagian penting dalam proses
pembentukan dirinya.
28 Layyinah, Konsep Diri Remaja Pengguna Narkoba, Skripsi Sarjana psikologi UIN, (Jakarta, 2001
32
Adanya perkembangan konsep diri ini menuttjukan bahwa konsep diri
seseorang tidak langsung terbentuk dan menetap, tetapi suatu keadaan yang
mempunyai proses perkembangan dan masih dapatberubah. Menurut Felker (1971),
derajat kestabilan konsep diri yang tertinggi adalah pada masa pra remaja dan tahap
remaja akhir. Sedangkan konsep diri sulit berubah pada masa remaja akhir yaitu
antara usia 16-20 tahun, pada usia ini konsep diri seseorang mulai mantap karena
konsep diri yang terbentuk sudah relatifmenetap dan stabil.
Jadi, konsep diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor
yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan
individu lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain ini, individu akan menerima
tanggapan, tamggapan yang diberikan tersebut, akan dijadikan cermin untuk menilai
dan memandang dirinya. jadi, konsep diri juga terbentuk karena suatu proses umpan
balik dari individu lain.
Orang yang pertama kali dikenal individu adalah orang tua dan anggota
keluarga lain. Hal ini berarti individu akan menerima tanggapan pertama dari
lingkungan keluarga. Barulah setelah individu mampu melepaskan diri dari
ketergantungannya dengan keluarga, ia akan berinteraksi dengan lingkungan yang
lebih luas.
5. Dimensi Konsep Diri
Konsep diri sebagai ha! yang penting dalam kepribadian individu, tidak
merupakan ha! yang tunggal yang hanya terdiri dari unsur-unsur melainkan terdiri
dari beberapa komponen yang masing-masing berdiri sendiri namun saling
33
melengkapi satu dengan yang lainnya. Fitts, memandang "diri" dari dua dimensi,
yaitu: dimensi internal dan dimensi eksternal.29
a. Dimensi Internal
Y aitu suatu dimensi dimana indifidu melihat dirinya sebagai suatu kesatuan
yang utuh dan dinamis dalam melakukan pengamatan dan penilaian terhadap
identitas diri, tingkah lakunya serta kepuasan dirinya. Dimensi internal ini mencakup
tiga aspek yaitu:
l. Diri Identitas (identity self)
Diri identitas dianggap aspek paling dasar dari konsep diri. Dalam diri
identitas ini terdapat sekumpulan seluruh label dan simbol yang dipergunakan oleh
seseorang untuk mengamati dan menilai serta menggambarkan dirinya berdasarkan
pertanyaan "siapa aku", serta menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang identitas
dirinya, misalnya, saya adalah X, saya tinggi, saya penurut. Kemudian sejalan dengan
bertambahnya usia dan interaksi individu dengan lingkungannya akan semakain
banyak pengetahuan individu tentang dirinya. Diri identitas ini juga dapat
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungannya
dan dengan dirinya sendiri.
2. Diri Perilaku (Behavior Self)
Diri perilaku merupakan persepsi seseorang terhadap tingkah lakunya dan
tindakannya. Biasanya suatu tingkah laku diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi
29 Marhaeni, Hubungan antara Konsep Diri dengan prestasi be/ajar, skripsi Sarjana Psikologi, (Jakarta, 2002), h.22
34
tertentu, baik dari dalam diri sendiri (intema), atau dari luar diri sendiri (ekstemal)
ataupun dari keduanya.
Konsekuensi inilah yang akan menentukan apakah tingkah laku tersebut dapat
dipertahankan atau tidak, dan lebih dalam lagi, apakah tingkah laku tersebut dapat
disimbolisasikan dan dimasukan kedalam diri identitas seseorang. Contohnya
seseorang yang ingin menjadi juara, ketika ia temyata bisa jadi juara merupakan label
yang baru dan menjadi label dalam diri identitas. Tindak.annya mencapai juara itu,
belajar dan lainnya merupakan bagian dari diri perilaku.
3. Diri Penilai (Judging Self)
Diri penilai adalah bagian dari self yang menjalankan fungsi sebagai
pengamat (observer), pemberi nilai-nilai standar (standar setter), pembandinga
(comparer) dan yang paling utama sekali sebagai penilai diri sendiri (evaluator). Diri
penilai juga berfungsi sebagai perantara antara diri identitas dan diri tingkah laku.
Diri penilai ini seolah-olah dapat menyatakan dan menilai apa yang dilakukan
diri identitas dan diri perilaku. Dalam diri penilai i ni dapat dibedakan atas dua
macam penilai yaitu: baik clan buruk, menyenagkan dan tidak menyenangkan dan
sebagainya. Penilaian seseorang terhadap dirinya didasarkan pada suatu standar dari
orang lain atau dari dirinya sendiri. Penilaian ini yang akan menentukan seberapa
jauh kepuasan seseorang terhadap dirinya.
b. Dimensi Ekstemal
Y aitu suatu dimensi yang melihat dirinya sebagai suatu satu kesatuan yang
utuh dan dinamis dalam melakukan pengamatan dan penilaian terhadap diri sendiri,
35
khususnya dalam melakukan hubungan interpersonal. Dimensi internal ini terdiri dari
lima aspek yaitu :30
I. Diri Fisik (Physical Self)
Hal ini menyanglrnt persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik,
tentang bagaimana seseorang memandang kesehatan, penampilan dan keadaan
tubuhnya.
2. Diri Moral Etik (Moral Ethical Self)
Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya, dilihat dari standar
pertimbangan moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai
hubungannya dengan tuhan, kepuasan seseorang mengenai kehidupan agamanya,
nilai-nilai moral yang dipegang yang meliputi batasan baik dan buruk.
3. Diri Pribadi (personal self)
Merupakan perasaan atau persepsi seseorang terhadap keadaan pribadinya.
Hal ini tidak dipengaruhi !eh kondisi fisik atau hubungannya dengan orang Iain,
tetapi sejauh mana seseorang merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana
seseorang merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat.
4. Diri Keluarga (Family Self)
Menunjuk pada perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya
sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukan seberapa jauh seseorang merasa
30 Ibid, h. 23
36
yakin terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, terhadap peran atau fungsi yang
dijalankan selaku anggota keluarga.
5. Diri Sosial (Social Self)
Tentang bagaimana seserang mempersepsikan keyakinan dirinya dalam
interaksi sosialnya dengan orang-orang yang lebih jauh.
B. Perilaku Berbusana
1. Pengertian Berbusana
Perilaku berbusana merupakan cara bagaimana seseorang berbusana sesuai
dengan keinginannya serta sesuai dengan norma-norma dalam lingkungannya.
Perilaku berbusana berarti bagaimana seseorang berbusana sesuai dengan norma yang
. berlaku dalam agama maupun masyarakat, dengan tidak terlepas dari segi fungsi,
manfaat dan kriteria serta mode dari busana tersebut.
Busana yang dikenakan seseorang tidak terlepas dari faktor sosial, ekonomi
dan budaya. Seseorang mengenakan busana cenderung mengikuti perilaku berbusana
orang-orang disekelilingnya, terutama orang-orang terdekatnya, seperti saudara dan
teman-temannya. Orang akan cendenrung mengikutinya bila menurutnya pakaian
tersebut sesuai dengan dirinya, bagus dan cocok bila dipakai olehnya, apalagi jika
mode pakaian tersebut seddang trend diantara mereka.
Faktor ekonomi juga sangat menunjang bagaimana seseorang berbusana,
karena busana yang ada sangat beragam dan bennacam-macam baik harga, corak
maupun modelnya. Harga yang mahal tentu memiliki kualitas yang baik, meskipun
37
busana tersebut belum tentu sesuai untuk dirinya. Serta memenuhi kriteria busana
yang baik dan sopan serta yang terpenting adalah menutupi aurat.
Faktor budaya juga tidak terlepas dari perilaku seseorang dalam berbusana.
Karena disetiap negara memiliki berbagai macam budaya yang berbeda-beda dan
begitu pula disetipa kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda mengenai
busana yang mereka kenakan, baik dari segi motif, warna , bahan serta modelnya.
Di dunia muslim, busana mencerminkan identitas, selera, pendapatan,dan
religiusitas pemakainya. Busana dan pemakaiannya bervariasi menurut jenis kelamin,
usia, status perkawinan, asal geografis, pekerjaan, bahkan aliran politik. Ketika istilah
busana muslim mendapat makna baru pada periode kontemporer, posisi busana dalam
kehidupan muslim melampaui indikator-indikator orientasi Islam atau non Islam.
Variasi regional dalam berbusana memiliki arti penting bagi pemakainya dan
suatu kaum dari wilayah tertentu lebih mampu mengenal nuansa busana diwilayah itu
dari pada orang luar. Sebagai contoh, orang masih dapat dengan mudah mengenali
wanita Sudan berbusana tsaub yang tembus cahaya atau mengenali pria Kuwait
berbusana saub putih berjahit dengan tutup kepala yang khas. Mereka mungkin tidak
tepat dalam menafsirkan ciri-ciri lain yang terkandung dalam panjang, wama, dan
pola busana wanita, atau dalam potongan, desain, dan kualitas busana pria yang
menentukan asal dan status sosial. Kebanyakan orang muda perkotaan tidak tahu
banyak tentang variasi busana pedesaan di negaranya sendiri, pakaian yang berasal
dari lebih satu generasi, atau bahkan pakaian sebelumnya. 31
31 John L. Esposito, Ensiklopedia Oksjord, Dunia Islam Modem, (Jakarta, Mizan,200 I), h. 322
38
Pakaian non tra<lisional mencerminkan dampak budaya dan ekonomi barat.
Banyak wanita muslim tidak mau memakai pakaian dengan garis leher yang rendah.
Namun tatkala rokmini dan celana lebar-bawah populer, kedua jenis pakaian ini juga
dikenakan di dunia muslim sekalipun tidk sesuai dengan norma kesopanan. Sebagaian
wanita tidak mau memakai celana pendek atau ketat.32
2. Kriteria Berbusana
Kriteria dalam perilaku berbusana jelas diterangkan dalam Al-Qur'an dan
Hadis. Banyak dari para pakar Islam yang mengkaji tentang kriteria dari busana
muslimah, dan bagaimana seorang muslimah berbusana sesuai dengan syariat agama.
Pada umumnya kriteria dari busana mulimah itu sama yaitu menutupi seluruh aurat,
kecuali telapak tangan dan muka bagi wanita. Sedangkan untuk laki-laki dari batas
pusat sampai lutut.
Al-Qur'am menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan pakaian yang
berfungsi untuk menutup aurat dan untuk perhiasan. Rasulullah SAW juga tidak
melarang orang yang suka mengikuti perkembangan mode, selama mode tersebut
tetap memenuhi kriteria busana mus! imah. Yaitu busana yang serba tertutup dan
dikenakannya bukan untuk mendapatkan pujian dan penghargaan manusia.
Mode busana, disamping dapat meningkatkan martabat manusia, juga bisa
menjadi salah satu pintu kerusakan. Dalam mencegah terjadinya fitnah dan
32 Ibid. , h. 324
39
menghindari kejahatan seksual pada kaum wanita, Islam menetapkan kriteria tentang
busana muslim yang menjadikan pemakainya rapi dan terhormat.
Adapun syarat-syarat atau kriteria berbusana yang harus diikuti oleh seorang
muslimah menurut al-qur' an dan Hadist antara lain
a. ~enutup seluruh badan kecuali yang diijinkan Al-Qur'an, yaitu bagian yang
tampak sehari-hari (wajah dan telapak tangan).
b. Bahan busana tidak tipis (transparan), karena pakaian yang demikian akan
memperlihatkan bayangan kulit secara remang.
c. Potongan dan bentuknya tidak menonjolkan bagian-bagian tubuh tertentu,
sehingga dapat membangkitkan naluri seks lawan jenisnya.
d. Hendaknya pakaian yang dipakai wanita muslimah tidak sama dengan pakaian
kaum pria.
e. Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang, serta tidak
dimaksudkan untuk mencari sanjungan sehingga ada perasaan angkuh.33
Jika busana Muslim dari satu wilayah ke wilayah lain sangat mirip, busana
wanita muslim sangat bervariasi. Demikian pula kualitas dan aksesoris yang
menyertainya. Modelnya sangat beragam, seperti Gufthan dari Arab Saudi Selatan,
busana tradisional Urban Muslim dari maroko, busana Badui dari Sinai Utara, model
busana Palestina, Korset berdekorasi dari delta Mesir, dan tsaub dari Arab Saudi
Timur berdekorasi rumit pada sifon. Model lenganpun bervariasi, dari panjang dan
33 Rita Prasetiani, Jilbab Muslimah, (http://www.aldakwah.com), 03/04/1423
40
longgar hingga pendek dan tirus, dan dapat diikat dibagian belakang untuk
memudahkan pekerjaan rumah.34
Busana tidak dapat digolongkan semata-mata sebagai bergaya tradisional atau
modem. Pedagangan dan migrasi mempengaruhi perrubahan bahan, teknik, harga,
dan mode busana tradisional. Arti kesopanan bervariasi dari satu daerah ke daerrah
lain, demikian pula halnya dengan busana sopan, sehimgga dalam beberapa ha! orang
mengadopsi pakaian baru tanpa memperhatikan asal atau implikasinya.
3. Fungsi Berbusana Muslimah
Allah SWT berkenan menganugerahi manus1a dengan berbagai nikmat
karunia yang tidak terhingga nilainya. Salah satu bentuk nikmat yang dianugerahkan
Nya dalah mengajarkan kepada manusia pengetahuan untuk berbusana. Pernyataan
ini penting artinya dilihat dari segi keimanan ( akidah ), karena tuntutan sandang
sebagai penutup jasmani sekaligus dikaitkan fungsinya untuk menumbuhkan
keindahan guna mendekatkan diri dihadapan Allah SWT sebagai pemberi
pengetahuan tersebut. Sebagai hamba yang menyadari kelemahan dan
kekurangannya, akan pandailah ia bersyukur kepada-Nya. Rasa syukur kepada Allah
SWT akan diungkapkan dengan jalan melaksanakan cara berbusana sesuai dengan
kehendak-Nya.
34 John L. Esposito, op.cit, h.322
41
Allah memerintahkan wanita untuk mengenakan busana muslimah demi
kepentingan dan kemaslahatan wanita itu sendiri. Allah memerintahkan berbusana
muslimah tersebut karena memang banyak sekali manfaat yang akan didapat bagi
wanita muslim, selain terhindar dari perbuatan maksiat, wanita muslim yang
mengenakan busana muslimah akan terlindung kulit dan rambutnya dari efek sinar
matahari yang merugikan.
a. Fungsi Busana Muslimah bagi Kesehatan Kulit
kulit adalah organ tubuh yang paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Selain itu kulit juga merupakan organ yan sensual dan vital, karena
berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran, kuman,
panas, dan sebagainya. Disamping itu kulit juga berfungsi untuk mengurangi
kehilangan air, mengatur suhu tubuh, dan menangkap rangsangan dari luar.35
Kulit merupakan struktur yang tersusun dari beberapa lapisan. Kulit terdiri
dari dua lapisan utama. Yang pertama ialah lapisan epidermis yang tipis, terdiri dari
sel permukaan dan sel yang menghasilkan pigmen.sedangkan Japisan kulit yang
kedua adalah lapisan dermis, lapisan ini lebih tebal dan lebih kuat daripada Japisan
epidermis.
Lapisan epidermis adalah lapisan terluar kulit yang amat tipis, berfungsi
sebagai pelindung dan pelapis seluruh bagian tubuh. Epidermis ini terdiri dari sel
35 ·Masyitoh, Busana Muslimah dan Pengaruhnya dalam Pembentukan Kepribadian Wanita Muslim, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Jakarta, 2002)
42
permukaan (stratum korneum) yang merupakan sel mati dan selalu mengelupas, dan
sel penghasil pigmen warna kulit (stratum germina) yang mengganti sel mati dengan
sel baru.36
Fungsi lain dari epidermis adalah menghasilkan melanin yang diproduksi oleh
sel pigmen, jika sering terkena sinar matahari, sel pigmen yang disebut juga sel
melanosit akan menghasilkan melanin dalam jumlah yang sangat tinggi, dan akan
menagakibatkan warna kulit makin legam atau berwarna cokelat, serta sel permukaan
yang rusak makin banyakjumlahnya.37
Lapisan kulit kedua yang disebut lapisan dermis merupakan lapisan yang
lebih tebal dan lebih kuat dibandingkan den!,>an lapisan epidermis. Lapisan ini terdiri
dari anyama jaringan ikat, pembuluh darah, saraf, kelenjar lemak dan kelenjar
keringat.
Disamping menghasilkan lemak dan keringat, dermis juga menandung sistem
limpe yang kompleks yang didesin untuk menanggulangi infeksi. Sedangkan sistem
saraf berfungsi sebagai penerima dan pengantar informasi yang tidak henti
menghinggapi kulit kita. 38
Seperti dijelaskan diatas, epidermis yang mengandung sel p1gmen akan
memproduksi lebih banyak melanin jika sel tersebut terlalu banyak teeerkena
36 Fuad Moch. Fachrudin, Aural dan Ji/bah dalam Pandangan Mala Islam, (Jakarta, CV. Pedoman Ilmu Jaya 1984), Cet. Ke-I h. 39
37 Nina Sutiretna, Angun Berjilbab, (Bandung, Miz.an, 1995), h. 130
38 Fuad Moch. Fachrudin, op.cit, h. 40
43
sengatan sinar matahari yang banyak mengandung sinar uktraviolet. Karena sinar
ultraviolet sangat berpengruh buruk sekali bagi kesehatan kulit manusia, karena selain
merusak lapisan epidermis juga merusak lapisan kulit bagian dalam, juga dapat
mengakibatkan kekeringan, keriput, dan rangkaian kelainan spesifik yang lain,
Bahkan kangker kulit dapat terjadi.sudah terkumpul banyak data yang membuktikan
bahwa orang-orang yang mengidap kelainan pada kulitnya diakibatkan karena terkena
sinar matahari secara terns menerus, seperti misalnya orang yang senang mandi
matahari. 39
v
Meneurut penelitian para ahli, ada lima kerusakan utama yang diakibatkan
oleh pancaran sinar matahari. 40
l. Efek akut, yaitu Iuka bakar sinar matahari atau keracunan obat yang diinduksi
sinar matahari.
2. Terjadi perubahan kimia kulit yang berak:ibat kulit cepat keriput, penipisan
kulit yang tidak teratur dan umur kulit menjadi pendek.
3. Menginduksi timbulnya calon kangker kulit.
4. Penumpukan sinar matahari pada mata akan merusak lensa , sehingga warna
lensa dapat berubah wama dan menjadi katarak.
5. Sistem kekebalan tubuh dapat rusak dan menyebabkan penurunan respon
terhadap penyakit.
39 Masyitoh, op.cit, h. 66
40 Nina Sutiretna, op.cit, h. 131
44
Seperti diuraikan diatas, matahari merupakan mesm raksasa yang
menguntungkan, juga dapat merugikan manusia. Siapapun akan berpendapat bahwa
cara termudah untuk menghindari efek buruk dari sinar matahari adalah dengan
menghindari diri dari sengatan sinar matahari secara langsung.
Maka dengan memakai busana yang rapat dan menutupi seluruh tubuh dari
sengatan sinar matahari, akan sangat membantu untuk menghindari efek buruk yang
akan tejadi pada kulit. Oleh karena itu dengan cara mengenakan busana muslimah
atau jilbab sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT, selai menghindari sipemakai
dari perbuatan maksiat juga dapat terhindar dari pengaruh buruk sinar matahari.
b. Fungsi Busana Muslimah bagi Kesehatan Rambut
Jilbab yang menutupi kepala hingga dada sering kali tidak di kenakan oleh
para muslimah masa kini, karena beralasan akan merusak kesehatan rambut.
Terutama bagi wanita yang imannya belum kukuh, sehingga selalu dan terlalu
mencari-cari kelemahan jilbab, "agar ketidak jilbabannya dapat terlegitimasi dan
dianggap wajar, bahkan dengan alasan yang sama. Mukminat yang berjilbab lantas
dianggap bodoh".41
Menurut Ibnu Hajar Dewantoro Ismmail, "ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan rambut, yang hampir sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan kulit antara Iain: radiasi matahari, panas, kurnan-kuman dan
41 Vidya Ismiaulia dan Dian Solihah, Ji/bah dan Rambut Sehat, (Jakarta, PT. Fikahati Aneska, 1991 ), Cet.Ke-1, h. 24
45
zat kimia Iainnya. Adapun fungsi rambut selain sebagai mahkota, terutama juga untuk
melindungi kehilangan air, mengatur suhu badan dan juga menangkap rangsang dari
luar".42
Sifat-sifat rambut menuru Sutiretna (1995), sebagai berikut: pada kulit kepala
bagian atas terdapat sel permukaan yang mudah terkelupas oleh gesekan-gesekan dan
mudah mengering jika terkena panas dan ini disebut '"ketombe". Rambut adalah
jaringan sel mati yang sangat kuat walau terpendam tanah berpuluh tahun, tetapi
mudah rusak oleh panas terutama struktur proteinnya. Hal ini bisa dirasakan jika
rambut terbakar.
Adapun sifat-sifat kimianya sebagai berikut: rambut terdiri atas protein,
struktur yang banyak mengandung phospor calsium, ma1,,>nesium dan pigmen, sebagai
pewama rambut yang sangat Jabil akibat penyinaran maupun radiasi. Protein pada
umumnya tidak tahan terhadap radiasi dan pemanasan. Sehingga ikatan-ikatan akan
rusak dan akan membentuk senyawa penyusunnya. Lemak pada kulit rambut adalah
Jemak kompleks yaitu: phospholipid dan spingosionelipid, dimana jika putus
ikatannya akan mnimbulkan bau tidak enak. Dengan demikian, fungsi lemak dan
protein akan dipengaruhi oleh suhu tinggi maupun suhu rendah.43
Walaupun rambut sudah dilengkapi oleh perlindungan alami, tetapi jelas
sekali perlindungan inipun memiliki batas kemampuan tertentu, zat alami yang
42 Nina Sutiretna, op.cit, h. 135
43 Ibid. , h. 136
46
melindungi rambut hams benar-benar dirawat dan dijaga dengan sebaik mungkin,
sehingga akan senantiasa menjadikan rambut tetap indah dan Iembut. Oleh karena itu
dengan memakai jilbab kita tidak hanya melindungi rambut itu sendiri tetapi juga
melindungi zat-zat pelindung alami rambut, yang akan tetap menjag keindahan
rambut.
Dengan mengenakan jilbab tersebut tentu rambut akan terhindar dari udara
panas, dingin, debu dan polusi udara lainnya. Sehingga rambut tetap sehat, tidak
cepat rapuh, kusut atau kasar. Artinya dengan memakai busana muslimah, rambut dan
kulit senantiasa halus dan Iembut. Selain itu kitapun akan memperoleh pahala karena
telah mengikuti perintah Allah SWT untuk menutupi aurat dengan bcrbusana
muslimah yang scsuai dcngan syariat agama.
c. Fungsi Busana Muslimah dalam Menjalankan Ibadah
Menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari adalah wajib bagi muslim baik
Jaki-laki maupun perempuan, terutama ketika hendak beribadah kepada sang maha
pengampun, menghadap pemimpin kita diharuskan berpakaian sopan, demikian pun
halnya jika kita hendak menghadap Allah sang pencipta, kita sebagai hambanya yang
taat hendaklah berpakaian bersih, sopan dan mcnutupi scgala aurat.
Dalam ibadah salat contohnya, seorang muslim diwajibkan menutupi aurat,
karena menutup aurat adalah salah satu syarat syalmya salat. Apabila syarat itu tidak
dilaksanakan maka percuma saja kita medirikan salat.
47
Sedangkan bagi seorang rnuslirnah, berbusana rnuslirnah akan rnernpermudah
dirinya dalarn rnengerjakan ibadah setiap saat. Karena rnuslirnah yang taat akan selalu
rnenutupi auratnya kapan pun dan dirnanapun ketika ia berada diluar rurnah.
Selain itu ia akan mendapatkan pahala dari Allah karena telah mentaati
perintah yang telah ditentukanNya.
Menurut Thalib ( 1987), fungsi dari busana mus Ii mah adalah sebagai berikut:
a. Menjauhkan wanita dari pergaulan laki-laki.44
b. Mernbedakan wanita berakhlak mulia dengan wanita berakhlak hina.
c. Mencegah tirnbulnya fitnah dari kaurn laki-laki.
d. Memelihara kesucian agama wanita yang bersangkutan.
Dalarn syariat Islam, fungsi busana muslimah mengandung maksud yang
sangat jelas. Busana tidak hanya semata-mata perhiasan lahir, namun lebih dari itu
busana rnerupakan ciri ketundukan dan ketaqwaan kepada pencipta alarn.
Tuntutan sandang sebagai penutup jasamani sekaligus dikaitkan fungsinya
adalah menumbuhkan kcindahan guna mendekatkan diri kepada Allah. Manusia yang
sadar akan hal ini akan rnerasa rendah diri di hadapan Allah SWT sebagai pemberi
kekuatan dan pengetahuan.
Di dunia muslim, busana tradisional dirancang agar sesuai dengan iklirn dan
pembagian antara tempat publik dan tempat pribadi. Pakaian panjang rnenggantung
longgar sudah dikenakan berabad-abad. Tidak hanya karena alasan sederhana dan
44 Masyitoh, op cit, h. 68
48
sopan, yang memungkinkan pemakainya membungkuk, duduk, dan berjalan dengan
leluasa, tetapi juga karena lebih nyaman dalam cuaca panas dan kering bila
dibandingkan dengan pakaian ketat. Pakaian semacam itu melindungi kulit dari
sengatan matahari dan memungkinkan peluh tetap dikulit sehingga menjaga
kelembaban kulit.45
Dengan kata lain ,pakaian berfungsi sebagai pelindung dari gangguan luar,
sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari, pakaian akan melindungi kita yang
mungkin akan berbahaya bila terkena sinar matahari secara langsung, dan menjaga
agar temperatur tubuh terpelihara dari udara dingin dan panas dari luar tubuh.
C. Pengajuan Hipotesis
a. hipotesa altematifberbunyi :
"Ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku berbusana."
b. Hipotesa Nihil berbunyi :
"Tidak ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku berbusana"
45 John L. Esposito, op.cit, h. 323
UIN 8YAJl/F HIDAYATULtJ>.l'I JAKARTA
A. Rancangan Penelitian
BAB ill
METODE PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan studi pustaka yang bertujuan untuk mencari
kerangka konseptual yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian ini. Data
yang diperoleh kemudian dikuantitatifkan dengan menggunakan metode statistik, dan
dilakukan interpretasi serta analisis untuk membuat kesimpulan.
Bentuk penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian korelasional, sesuai
dengan tujuan penelitian yang meneliti apakah ada hubungan antara konsep diri
dengan perilaku berbusana pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
B. Populasi dan sampel penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Karena tidak memungkinkan untuk mengambil seluruh populasi untuk
dijadikan target penelitian, maka penelitian hanya diberlakukan pada sebagian kecil
populasi yang dinilai representatif untuk mewakili populasi, sehingga hasilnya dapat
digeneralisasikan.
Sampel yang direncanakan dalam penelitian ini berjumlah 50 orang
mahasiswi yang diperkirakan dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
50
Sedangkan karakteristik subjek penelitian adalah mahasiswi Universitas Islam
Negeri yang mengambil program Strata I reguler dan masih terdaftar sebagai
mahasiswa di U1N SyarifHidayatullah Jakarta.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling.
Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalahpurposive sampling, yaitu dengan
mengambil subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yaitu: mahasiswi
U1N yang masih aktifbekuliah, dan berbusana muslimah.
C. Identifikasi Variabel
I. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
a. Varibel Terikat (l>efi:nden Variabel) yaitu: Perilaku berbusana
b. Variabel Bebas (lndejenden Variable) yaitu: Konsep Diri
2. Definisi Operasional Variabel
a. Konsep diri adalah: Gambaran seseorang tentang dirinya yang
merupakan persepsi orang tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi
karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi, dan prestasi.
b. Perilaku berbusana adalah: berbusana muslimah yang sesuai dengan
kriteria, syarat dari syariat yang ditapkan Islam.
51
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan angket yang berisi kuesioner yang mengungkapkan peta demografi
subjek seperti, usia, fakultas, jurusan dan semester, serta skala sikap yang mengacu
kepada skala Likert, dimana jawaban dari setiap pemyataan menyatakan dua kutub
sikap, dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Skala ini disusun
berdasarkan indikator-indikator variabel yang merupakan ciri-ciri perilaku yang
hendak diteliti.
Skala dalam penelitian ini terdiri dari dua skala. Skala pertama untuk
mengetahui Konsep diri responden, dan skala kedua mengukur Perilaku berbusana
responden dalam kehidupan sehari-hari.
Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model Lik.ert, skala
ini mempunyai 5 alternatif pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R
(Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju), Item-item diskor
berdasarkan jawaban dan favourable atau tidaknya pernyataan. Karena skala ini
disusun dalam bentuk suatu continum, maka pemberian skor l<.Jrhadap jawaban subjek
berdasarkan prinsip bahwa pernyataan yangfuvouruble terhadap perilaku berbusana
sesuai dengan syariat busana muslimah diberi skor tinggi, sedangkan pernyataan yang
tidak .favourable, yang berarti menggambarkan perilaku berbusana yang tidak sesuai
dengan syariat busana muslimah diberi skor rendah.
52
Tabel 3.1 Skor Item
Favourable Unfavourable
STS I 5
TS 2 4
R 3 3
s 4 2
SS 5 I ---
Sebelum mengadakan penelitian sesungguhnya, peneliti melakukan uji coba
skala tersebut untuk melihat reliabilitas dan validitasnya, sedangkan bila terdapat
item-item yang gugur yang tidak memenuhi tarap signifikansi tidak akan digunakan
dalam penelitian sesungguhnya.
1. Skala Konsep Diri
Skala konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang
mengacu pada alat skala konsep diri Marhaeni. kuesioner yang berbentuk skala ini
digunakan untuk mengukur konsep diri yang dimiliki oleh subjek penelitian. Subjek
diminta untuk memilih alternatifjawaban yang paling sesuai dengan dirinya.
Adapun Skala Konsep diri ini memuat beberapa dimensi dari konsep diri
yaitu:
a. Identitas Diri
c. Kepuasan Diri
d. Tingkah laku
e. Fisik
53
£ Moral Etik
g. Pribadi
h. Keluarga
i. Sosial
Tabel 3,2
Distribusi Item Skala konsep diri (sebelum uji coba)
No lndikator Fav Unfav Jml
l. Identitas diri I, 2, 35, 54 I I, 12, 27, 28 8
2. Kepuasan diri 3, 4, 34, 55, 13, 14, 25, 26, 10
56 63
3. Tingkah laku 6, 22, 23, 24 15, 16, 37, 39 8
4. Fisik 5, 21, 42,57 33,46,48,64 8 ------ ·--·-
5. Moral etik 7,20,41,65 32,47,49,58 8 -- --·------------~ --~-··
6. Pribadi 8, 19,40,66 31, 50, 51, 59 8
7. Keluarga 9, l 8, 39, 45, 30, 52, 53, 60, 10
67 61 -- - ---·--- --
8. Sosial 10,17,36,68 29,43,44,62 8 - ----- --
jml 34 34 68 - ----·-------- ·------···-
2. Skala Perilaku Berbusana
Untuk mengukur perilaku berbusana, peneliti telah membuat skala perilaku
berbusana yang mengacu pada kajian teoritis, yang terdiri dari 38 item (belum
diujicobakan). Skala perilaku berbusana ini terdiri dari beberapa aspek yang
mendukung perilaku berbusana yaitu :
54
I. Menutup Aurat
2. Tidak Ketat
3. Tidak Transparan
4. Tidak Menyerupai Laki-laki
5. Terlindung dari Pengaruh Luar
Tabet 3.3
Sebaran Item Skala Perilaku Berbusana (sebelum uji coba)
No Faktor Favorabel Unfavorabel Jml
I. Menutup Aural 1, 7, 17, 37 14, 15, 24, 25 8
2. Tidak Transparan 6, 22 35, 36 11, 12, 19,28 8
·-------~----~- -·--~--------·-- ---·----------·--- ---3. Tidak Ketat 3, 4, 9, 13 16, 20, 30, 31 8
- -------.. -· ··-·--·-------· -·--4. Terlindung dari Pengaruh Luar 5,10,18,32 21, 26, 27' 29 8
-· --5. Tidak Menyerupai Laki-laki 2,23,33 8, 34, 38 6
----·· Jml 19 19 38
------ -----------------· ---------------- --------- ---------- --
E. Teknik Pengolahan Data
Untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkap dengan tepat
gejala-gejala yang hendak diukur, dan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat
memberikan hasil yang teliti dan dapat menunjukkan dengan sebenamya status atau
55
gejala yang akan kita ukur, maka sebelurn alat ukur tersebut digunakan untuk
penelitian sesungguhnya, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Dengan tujuan agar alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian memiliki
keakun1tan dalam mengungkap suatu gejala atau bagian gejala, sehingga kesimpulan
yang diambil berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dengan alat ukur tersebut
menjadi lebih dapat dipercaya.
1. Validitas alat ukur
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan validitas item yaitu validitas
alat ukur dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor
total. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson, yaitu:
r '" = N.Z:xy - (L:x) (Z:y)
'll'[N.Z:x2 - (L:x) 2) [N.Z:y2 - (Z:y)2]
dimana:
N =
x =
y --
r xy
jumlah responden
skor item
skor total
koefisien korelasi skor item dengan skor total
56
2. Reliabilitas alat ukur
Uji reliabilitas alat ukur dilakuak dengan menggunakan rumus alpha dari
Cronbach, yaitu:
a= n (SDt2) - (SDi2)
n - 1 SDt2
dimana:
a koefisien realibilitas
SDt2 = standar deviasi skor total
SDi2 = standar deviasi dari setiap item
n jumlah item
3. Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan koerlasi product
moment dilakukan uji normalitas, selelah dilakukan uji normalitas dikelahui dari
grafik bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Untuk Iebih jelasnya
dapat dilihat pada Iampiran.
4. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesa " Konsep diri tidak berkorelasi positif dengan
Perilaku berbusana", dilakukan dengan mengkorelasikan skor konsep diri dengan
skor perilaku berbusana, dengan menggunakan korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
57
r xy = N.l:xy-(~::x)(l:y)
'1[N.2:x2 - (l:x) 2] [N.2:y2
- (Ly)2]
dimana:
N = jumlah responden
x = skor konsep diri
y skor perilaku berbusana
r xy koefisien korelasi skor item dengan skor total
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Dimulai dengan perumusan masalah
b. Menentukan variabel yang akan diteliti
c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian
2. Pemilihan Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis membuat item untuk skala konsep diri dan skala
perilaku berbusana, diamana .skala konsep diri terdiri dari 68 item dan skala perilaku f----- ,,., . -~ -·-
berbusana terdiri dari 3 8 item, ..
Sedangkan alat ukur perilaku berbusana~ pe.!!1:1Iis memakai skala perilaku
berbusana yang penulis buat sendiri yang mengacu pada kajian pustaka. Dan
sebelumnya akan diujicobakan kepada sampel penelitian yang telah ditetapkan
58
3. Pengujian Instrumen Alat Ukur
Setelah alat ukur konsep diri dan perilaku berbusana dibuat, penulis
melakukan uji coba skala. Uji coba dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan
reliabilitas alat ukur. Uji coba_ dilakukan pada tanggal l 0 - 20 Desember 2003, pada
mahasiswa Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Uji coba dilakukan dengan menyebarkan angket skala konsep diri dan skala
perilaku berbusana kepada 50 orang responden, angket yang memenuhi kriteria akan
diolah, sedangkan angket yang dianggap tidak memenuhi kriteria karena ada
beberapa pernyataan yang tidak dilengkapi tidak akan digunakan.
Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Uji validitas Skala konsep diri dan perilaku berbusana dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total, dengan menggunakan rumus
korelasi product moment dari Pearson.
Untuk skala konsep diri, dari 68 item, setelah uji validitas terdapat 48 item
yang valid dan 20 item yang gugur. Adapun item yang gugur dan tidak dapat
digunakan dalam penelitian adalah no: 4, 6, 14, 26, 32, 37, 38, 39, 40, 41, 47, 49, 51,
52, 53, 54, 59, 61, 65, 67.
Sedangkan untuk skala perilaku berbusana, dari 46 item setelah uji validitas,
terdapat 36 item yang valid dan 2 item yang gugur yaitu no: 7 dan 26.
Skala konsep diri memiliki reliabilitas yang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,8878
untuk skala konsep diri dan 0,9562 untuk skala perilaku berbusana, itu berarti kedua
skala tersebut reliabel.
59
Item-item yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya penulis
memilih item-item yang memiliki korelasi tinggi pada setiap indikator. Setelah
pemilihan item-item dengan korelasi tinggi tersebut, penulis menyusun kembali item-
item tersebut untuk disebarkan pada penelitian sesungguhnya.
Untuk uji reliabilitas Skala konsep diri dan perilaku berbusana penulis
menggunakan rum us Alpha Cronbach.
Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Konsep Diri (setelah trv out)
No lndikator Fav 1 Identitas diri l**,2**,35**
2 Kepuasan diri 3**' 34**' 55**' 56**
3 Tingkah laku 22**, 23**, 24** 4 Fisik 5**, 21**,42**,
57** 5 Moral etik 7*, 20* 6 Pribadi 8*, 19**,66* 7 Keluarna 9*, 18*, 45* 8 Sosial 10*, 17**, 36**,
68** -Jml 26
**korelasi signiflkan pada level 0.01 * korelasi signifikan pada level 0.05
Unfav 11 ** ,12**' 27**'
28** 13**, 25**, 63
15**, 16** 33**, 46**, 48**,
64* 58*
31*,50** 30*,60**
29**, 43**, 44**, 62**
·-·--·~-----
22
Jml 7
7
5 8
-----3 --5 5 ·-8
----48
Tabet 3.5
Distribusi Item Skala Perilaku Berbusana (setelah try out)
No lndikator Perilaku Favorable Unfavorable Jml
1 Menutup Aurat l**,17*, 37** 14**,15**, 7
24**, 25**
2 TidakTransparan 6**, 22**, 35*, 11 **,12**,19** 8
36** , 28** r--·---- -
3 Tidak Ketat 3**, 4**, 9**, 16** ,20**, 8
13** 30**,31**
4 Terlindung dari 5**,10**, 18**, 21**,27**, 7
Pengaruh Luar 32** 29**
5 Tidak Menyerupai 2**,23*, 33** 8*, 34**, 38** 6
Laki-laki --·-·----
Jml 18 18 36 ·- ----····--
_____ ,___ ___ **korelas1 signi fikan pada level 0 .0 I *korelasi signifikan pada level 0.005
4. Pelaksanaan Penelitian
60
Penelitian sesungguhnya dilakukan pada tanggal 5 - I 0 januari 2004. Penulis
menyebarkan 70 angket, kepada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria responden yang
telah ditetapkan.
BABIV
HASIL PENELITIAN
A.Gambaran Umum Responden
Setelah melaksanakan penelitian dengan menyebarkan 70 angket kepada
responden, peneliti memilih 55 angket yang Iayak untuk dimasukan dalam data
penelitian, dari 55 responden tersebut peneliti membedakan beberapa kategori yaitu
1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia
gambaran umum subjek berdasarkan usia akan di jelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 4. I usia responden
Usia Frekwensi % ---·
18 6 10,90
19 12 21,8
20 11 20
21 10 18, 18
22 7 12,72
23 6 10,90
24 5 5,45 ------- --
jml 55 100%
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini lebih banyak pada
kategori usia 19 tahun, sedangkan yang paling sedikit adalah pada kategori usia 24
tahun.
61
62
2. Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas
Tabel 4.2.fakultas responden
Fakultas Frekwensi %
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 9 16,36
Adah dan Humaniora 3 5,45
Ushuludin dan Filsafat 6 10,90
Syari'ah dan Hukum Islam 10 18,18
Dakwah dan Komunikasi 5 9,09
Dirasah Islamiyah 3 5,45
Psikologi 10 18, 18
Ekonomi dan llmu Sosial 2 3,63
Sains dan Teknologi 7 16,72
Jumlah 55 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rcspondcn terbanyak adalah pada
Fakultas Syari'ah dan Hukum Islam scrta Fakultas Psikologi, dua Fakultas ini
memiliki jumlah responden sama. Sedangkan untuk jumlah responden paling sedikit
adalah Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
63
3. Gambaran Subjek Berdasarkan Semester
Tabel 4.3 skor semester responden
Semester Frekwensi %
I 15 27,27
III II 20
v 15 27,27
VII 9 16,36
IX 5 9,09
Jumlah 55 100%
Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah responden terbanyak pada semester r
dan Semester V, sedangkan untuk responden terkecil adalah pada semester IX.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
I. Penyebaran Skor Konsep Diri
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Konsep Diri
·---·· ·--· Kategori Skor Frekwensi %
----------·---- •' ·-----·----Rcndah 48-l 12 - -Sedang 113 - 176 22 40
Tinggi 177-240 33 60 -----
Jumlah 55 100
Dari tabel d1 atas dapat d1katakan bahwa responden rata-rata memiliki konsep
diri tinggi, sedangkan dari seluruh responden tidak ada yang memiliki konsep diri
rendah.
64
2. Penyebaran Skor Perilaku Berbusana
Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Perilaku Berbusana
Kategori Skor Frekwensi %
Rendah 36- 84 -Sedang 85- 133 20 37
Tinggi 134- 182 35 63
Jumlah 55 JOO
Dari tabel di atas jelas menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki
kategori tinggi dalam perilaku berbusana, kategori tinggi dalam berbusana yang
dimaksud yaitu berbusana sesuai dengan syariat Islam, yaitu menutup aurat, tidak
transparan, tidak ketat, terlindung dari pengaruh luar, tidak menyerupai laki-laki.
C. Analisa dan lnterpretasi Hasil Penelitian
Data skor konsep diri dan skor perilaku berbusana dianalisa dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Momeni dengan Two Tail Technical,
maka diperoleh harga rxy sebesur 0,356.
Oleh karena r hitung sebesar 0,356 lebih besar dari r label sebesar 0,345, pada
tarap sit,'llifikansi 0,0 I, maka hipotesa nol yang menyatakan "tidak ada hubungan
antara konsep diri dengan perilaku berbusana" ditolak. Sehingga dapat ditegakkan
hipotesa altematif yaitu yang berbunyi "ada hubungan antara konsep diri dengan
perilaku berbusana", yang artinya bila konsep diri seseorang tinggi maka perilaku
berbusananya pun akan sesuai dengan syariat yang ditentukan agama Islam .
65
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 60 % subjek penelitian memiliki konsep
diri tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN memiliki
konsep diri tinggi, dengan demikian perilaku dalam berbusanapun akan baik, artinya
dari hasil penelitian, diketahui bahwa apabila seseorang memiliki konsep diri tingi,>i
maka perilaku berbusananyapun akan baik yaitu berbusana muslimah sesuai dengan
ketentuan syariat agama Islam.
D. Uji Hipotesis
Setelah melakukan analisa data, maka diperoleh r hitung sebesar 0, 356 dan r
tabel sebesar 0,345 pada tarap sii,>nifikansi I% dan 0,266 pada tarap signifikansi 5%,
maka hipotesa no! ditolak dan hipotesa alternatif diterima.
Selanjutnya, dicari t hitung untuk menguji hipotesis, maka didapat t hitung
sebesar 2,77 dengan taraf signifikansi 5% dan didapat t tabel sebesar 2,01, karena r
hitung lebih besar dari r label maka hipotesa nol ditolak, berarti nilai hasil korelasi
antara skor konsep diri dengan perilaku berbusana sebesar 0,356, dapat
diinterpretasikan untuk data ampel hasil penelitian dan dapat digeneralisasikun
terhadap populasi.
A. KESIMPULAN
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
I. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Mahasiswa Universitas
Islam N egeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagian besar memiliki konsep diri
yang tinggi.
2. Dari skor yang diperoleh dari angket yang discbar, maka dapat di katakan
bahwa perilaku berbusana mahasiswa Universilas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagian besar baik, artinya bahwa para mahasiswi
tersebut berbusana sesuai dengan syariat Islam.
3. Ada korelasi positif antara konsep diri dengan perilaku berbusana, yang
artinya jika seseorang memiliki konsep diri tinggi akan berbusana sesuai
dengan syariat yang telah ditentukan oleh agama Islam.
B.DISKUSI
Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa hubungan antara
konsep diri dengan periaku berbusana memiliki korelasi posirif, yaitu terdapat
hubungan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada konsep diri maka perilaku
busananya akan baik, yaitu berbusana sesuai dengan syariat Islam.
66
67
Demikian pula sebaliknya orang dengan skor rendah akan berperilaku
semaunya dalam berbusana, tidak menyesuikan dengan syariat dalam agama.
Walaupun ada hubungan diantara kedua variabel tersebut, ada variabel
variabel Iain yang dapat mendukung kedua variabel tersebut.
Salah satunya yaitu lingkungan yang mempengaruhi kedua variabel tersebut.
Konsep diri dipengaruhi oleh lingkungan karena konsep diri merupakan produk sosial
yang di bentuk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman
psikologis, yang merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisik dan
refleksi dari dirinya yang diterima dari orang penting (.vignificant other) di sekitarnya.
Dengan kata lain, seseorang dapat memahami dirinya sendiri melalui orang
lain, yaitu orang lain yang dianggap penting oleh individu yang bersangkutan.
Menurut Roger, konsep diri berada dalam kcsadaran sesorang, kcsadaran
individu ini merupakan data mengenai individu yang bcrsangkutan yang dievaluasi
oleh individu tersebut. Dengan demikian individu mempertahankan konsistcnsi dan
kongruensi antara diri dan pengalaman-pengalaman, sehingga kebanyakan cara
bertingkah laku individu merupakan hal-hal yang konsisten dengan konsep dirinya.
Bagaimana seseorang memandang dirinya, maka akan tampak dari scluruh
perilakunya. Bila seseorang menganggap dirinya baik, cantik, sopan, maka dari
pandangan tersebut akan tercipta perilaku yang baik pula dan ia akan menghargai
dirinya, demikian juga dalam ha! berbusana, bi la individu menghargai dirinya sebagai
muslimah yang baik, anggun, dan cantik, maka ia akan berbusana dengan busana
yang sopan, dan menutupi aurat.
68
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Indah
Mardiyana, yang menyatakan bahwa busana muslimah mempunyai pengaruh besar
dalam membentuk konsep diri positif sipemakai. Dengan kata lain bahwa konsep diri
dengan perilaku berbusana berkorelasi positif, apabila ia memakai busana muslimah
sesuai syariat maka sejalan dengan itu ia akan memiliki konsep diri positif, ia akan
memandang dirinya baik, sopan dan terhormat.
Busana muslimah memberikan identitas keislaman, dengan itu muslimah
membedakan dirinya dari kelompok wanita lain, karena dengan busananya yang
menutupi auratnya menunjukan bahwa dirinya telah menjadi simbol keterlibatan
(komitmen) pada Islam, sehingga dengan demikian scorang muslimah akan
mengidentifikasikan dirinya dengan ajaran-ajaran Islam. Karena identifikasi 1m, 1a
akan terdorong untuk berperilaku sesuai dengan syariat Islam.
Busana selain memiliki fungsi melindungi tubuh juga mempunyai fungsi
emosional, busana mencerminkan emosi pemakainya pada saat yang sama
mempengaruhi emosi orang lain, walaupun reaksi emasional seseorang tcrgantung
pada latar belakang psikososial. Seperti apabila kita mengungkapkan busana
muslimah, terlebih lagi secara massal, maka akan mendorong cmosi keagamaan yang
konstruktif.
Dengan demikian jelaslah bahwa busana muslimah mempunyai daya yang
kuat dalam mempengaruhi pemakainya untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam
melaksanakan syariat Islam.
•
69
Hijab, jilbab dan busana muslimah bukanlah suatu penjara dan bukanlah
penghalang bagi gerak wanita, Islam tidak pernah menghalangi aktivitas wanita
berjilbab, bahkan memotivasinya untuk mengembangkan diri sesuai dengan fitrah
kewanitaan, Islam menghendaki agar wanita menjadi pendidik dan penyangga tiang
kebudayaan Islam .
Begitu banyak mode dan trend yang ada tentang busana, dan dengan mudah
kita dapat memilih mode busana muslimah seperti apa yang kita inginkan, karena
telah banyak butik-butik muslimah yang menyediakan berbagai model busana
muslimah. Semua itu berpulang pada diri individu masing-masing, motivasi apa yang
mendorong untuk berbusana apakah hanya sekedar mengikuti trend yang ada atau
memang ingin benar-benar melindungi tubuh dari pengaruh luar, terutama
melindungi tubuh dari pandangan-pandangan orang lain terutama pandangan omng
yang bukan muhrim.
Busana muslimah merupakan cerminan dari kepribadian wanita Islam yang
berkaitan dengan akalnya, hatinya, kehormatan dun tanggung jawabnya. Agar
eksistensi wanita muslimah ini tegak, maka hendaklah ia menggunakan semuu bagian
tersebut sebagai suatu hikmah keseluruhan.
Hijab dan sejenisnya tidak untuk memberatkan umat, akan tetapi bcrtujuan
agar umat Islam mampu menjaga, meningkatkan serta mengembangkan nilai-nilai
moral islamiyah.
70
C.SARAN
Penelitian ini masih banyak kekurimgan dan masih dalam lingkup yang
sangat terbatas, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran yaitu :
I. Diharapkan bagi peneliti lain yang hendak meneliti variabel yang sama maka
hendaklah memperhatikan variabel-variabel lainnya, apalagi variabel yang sulit
dikontrol seperti lingkungan.
2. Sebagai muslimah yang baik, diharapkan bisa menghargai diri sendiri, melindungi
diri dari pengaruh luar yang jahat dengan senantiasa mengenakan busana
muslimah yang sesuai dengan syariat agama.
f (
DAFTAR PUSTAKA
Al Barik, Haya binti Mubarok, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Jakarta: Darul Falah,1999
Arikunto, Suharsini, Prof, Dr., Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, 1998, Edisi Revisi ke-IV
Atkinson, L. Rita, Dkk., Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga, 1999, Edisi ke-VIII cet. Ke-2
Azra, Azumardi, MA., Prof, Dr., Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, IAIN Jakarta: Press Logos, 2000
Budiyana dan Mutmainah, Nina, Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1998
Bums, R., Konsep Diri Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku, Bandung: Arcan, 1993
Calhoun, F. James dan Acocella, Ross, Joan, I'siko/ogi Tenlang l'enyesuaian Jan Hubungan Kemanusiaan, IKIP Semarang Press, 1990, Edisi ke-3
Chaplin, J.P., Ka111us Lengkap l'siko/ogi, Jakarta Rajawali Press, 200 I, l'enerjemah: Kartini Kartono
Coolican, High, Introduction lo Research Methods and Staslislicls in I'.1ydwlogy, London, 1996, Second Edition
Eitasari, Tetty, T., Hubungan anlara Konsep diri, Molivasi Be1prestasi dengan Preslasi Belqjar Anak-anak panli Asuhan Jan Anak-anak yang Diasuh dalam Keluarga, Skripsi Sarjana Psikologi lJI, Depok, 1996
Esposito, L., John, Hnsiklopedi OxjiJn/, /)unia Islam Modem, Mizan,jilid I dun II
Fachruddin, Moch., Fuad, Aural dan .Jilhah Dalam Pandangan Iv/ala Islam, Jukurtu: CV pedoman llmu Jaya, 1994
Fathurahman, Fitra, Konsep Diri Remaja yang Terlibat Perkelahian Pe/ajar, Skripsi Sarjana Psikologi UIN, Jakarta, 2002
Gunarsa, D., Singgih, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia, 1999, cet. Ke-7
Hall, S., Calvin dan Lindzey, Gardner, Teori-Teori Holistik (OrganismikPenomenoligis), Jakarta: Kanisius, 1993
Hurlock, B., Elizabeth, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, 1991, edisi ke-5
Ismiaulia, Vidya dan Solihah, Dian, Jilbab dan RambUI Seliat, Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 1991
Latifah, Ummi, Hubungan Konsep Diri dengan Hidup Bermakna, Skripsi Sarjana Pendidikan U1N, Jakarta, 2002
Layyinah, Konsep Diri Remaja Pengguna Narkoba, Skripsi Sarjana Psikologi UIN, Jakarta, 200 I
Maltz, Maxwell, Kekuatan Psikologi Citra Diri, Jakarta: Gramedia, 1996
Mardhiyana, Indah, Rumah Mode Busana muslimah Sebagai Media Dakwah dalam Membentuk Konsep Diri Pemakainya, Skripsi Sarjana Fakultas Dakwah UIN, Jakarta: 1999
Masyitoh, Busana Muslimah dan f'engarulmya Terhadap l'embentukan Kepribadian Wanita ~lfslim, Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah UIN, Jakarta 2002
Mujib, Abdul, Fitrah dan Kepribadian Islam, Jakarta: Darul Falah, 1999
Rachmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remi~ja Rosda, 2000
Schultz, Duane, Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Se/wt, Jakarta: Kanisius, cet. Ke-7
Shafiro, E. Lawrence, Mengajarkan Hmotional Intelligence Pada Anak, Jakarta: Gramedia, 1999
Shihab, Quraish, M., Wawasan Af-Qur1111, '11!/~ir Maudu '/alas l'elbagai !'ersoalan, Bandung: Mizan, 1995
Sutiretna, Nina, Anggun Berjilbab, Bandung: Mizan, 1995
W.H.,Fitts, The Self Concept and Self Actualization Monographs in The Dede Wallace Center
UIN SY4R/F H/DAYATULLl'-11
JAKARTA
Lampiran J [/Ji Validitas Skala Konsep Diri
Correlations
Corroh:itiona
V1 TOTAL •1 r-eerson Corre!duon 1.000 .647"
Sig. (2-tal!ed) .000 N 33 33
TOTAL Pe11n;on Correl11Uon .647 .. 1.000 SJg. (2-tallad) .000 N 33 34
••. Correlation is slgn'ficimt al the 0.01 level
Corrolatlon11
v .L Pearson corre1aQon
Sig. (2-ta.l!ed)
V2 TOTAL 1.000 .586'
.000 33 33 N
TOfAL.PlliriMCOOCiRiiOil-· Sig. {2-to!led)
---:5B6" ----1:000' .000
N 33 34 ... Correla Hon ls slgnificant al the 0.01 level
CorrolatJone
lf.l w t"eorson l.;orrelalion 1.000
Sig. (2-ta!led) N 33
TOTAL Pearson Correlallon .512'"' Sig, (2·lalled) .002 N 33
'". Correla lion Is signmcunt nt Ille 0.01 lavol
Couolntlo11a
,.--. t"earson l.;OITelllhon
Slg. (2-tnilod) N
TOT Ac--poorson·con--01auon
Slg.(2-talled)
N
Conolatlona
'"'earson 'Vorremuon Sig. (2-tailed)
N Ti5fAL ·· Po'1u;.On CO.roliiuon
Sig_ (2-\11iled)
N
V4 1.000
33
.159
.377
33
V5 1.000
33
.'70''1 .OOG
33
••. Corre!ebon ls slgnlnc11111111 U10 0.01 lo\ltll
Corr11h1Uons
VO
·- i-eurson vorrtllut1on 1-000 Sig. (2-!ollod) N :n
fb"TAC-- POii.rson Correlnbon 245 Sig. (2-hii!ad) 169 N :.i:i
TOTAL .512' .002
33 1.000
34
TOTAL 10!}
37'1 33
1.000
34
TOT Al .470" .006
33 1.000
lOlA! :l4t\
16!1
:n 1.000
34
Corrolatlon•
VI TOTAL V' l'earson...,,,. ... ..,..on 1.000 .399'
Sig. (2-tolled) .021
N 33 3l TOTAL Pearson Correlation .399' 1.000
Sig. (2-talled) .021 N 33 ,.
'. Correlation 11 slgnlflc1mt al the 0.05 lllvel (2-ta!l&d).
Correlation•
VB TOTAL
·- t"Gllrson ....,.,.,v_.on 1.000 .376' Sg. (2-talkid) .031 N 33 33 t-==::-----
TOTAL Pe11rsonCorrelaUon .376' 1.000 Sig. (2-tolled) .031 N 33 34
· CCITelallon 11 algnlncanl at the 0.06 lovel (2-1.allod).
Correlatlono
V9 TOTAL .. rearson ~·v-•on 1.000 .a~·
Sig. (2·talled) .027 N 33 33
TOfAC Peirson Correlation .385- --·-1:000 Sig. (2-tolled) .027 N 33 34
·Correlation Is sl!Jllncant at the 0.05 level (2-llllled).
Correlation•
V10 TOTAL ... r-oar100 VOfTO!BUOll LOOO .416' siu {2-tollod) .016 N 33 :n
lOTAl PC1nr11on cOrrC1lC1Uo11 41fi' '000 Siu (2·hi!lud) .016 N 33 34
CU1u1~1tion l1111l1111U1cun\ 0111111 O.OIS lovo! (2-t11Uod).
Corrolatlon•
V11 TOTAL
"" 1•011r11on 1VOrro1auon 1.000 706' Sig (2-lallod) .ooo N 33 33
l'OTAL Pu11rson C0rrolnUon .705'' '000 Sig. (2-lallod) .000 N 33 34
"Coiu1111UoolsalgrlUcuntatlhe0.01 lov&I
V12 TOTAL rn Pmlrson ..... orr1nouon 1.-- .~04•
Sig. (2-tolled) 000 N 33 33
l(HAI. P111111U11 Correlnl!on .!llM" 1000 siu.1:.i-11111tH1J .(){)()
N 33 34 ''. CorrnlllUon 11tol111\lflc11nl111 lho 0.01 lovel
Co11olat1011s
V13 TOTAL • ,., t'OtlfSOll 1VOITOl8UOfl 1.000 .463'
Sig. {2-tollcd) .004
N 33 33 "f6TAL--P0iii5onCorrelaUon --.483;~ ~-·--·1~000-
Slg. (2-lalllld) .004
N 33 34
". Correlaijon Is sl!Jllflcanl at the 0.01 lovel
Corrolollono Corrolatlon1
V1' TOTAL V21 TOTAL ... 1-'earson i.;orremton 1.000 -.046 ... .-earson-~.--.on 1.000 .683' Sig. (2-talled) .801 Sig. (2-talled) .000 N 33 33 N 33 33
YOTAL Pearson CorrOloUon -.046 1.000 'l'OTA(--Pnr11on CooelaUon .sa3• .-1.000 Sig. (2-talled) .801 Sig. (2-talled) .000 N 33 34 N 33 34 .. . C01Teladon Is significant at 1ho 0.01 level
Correlatlone
V15 TOTAL Correlatlon1
. ·- .-earson vorretouon 1.000 618" Sig. (2-tallod) 000
V22 TOTAL
·-- ..-earaon ..... orr ____ on 1.000 .670" N 33 33
TOTAL Pearson Correlation .618" 1.000 Sig. (2-lalled) .001 N 33 33
Sig. (2-talled) .000 TOTAL Peerson Corr&!ation .570" 1.000 N 33 34 Sig. (2-talled) .001
... C01Te!DUon ls significant 11t tho 0.01 level N 33 34 '. CorrelaUon ls significant al the 0.01 level
Corrolatlon1:1
V16 TOTAL Correlations ... t'eerson ......,.,ehltion 1.000 .623" Sig. (2·1alled) .000
V23 TOTAL ·-- ..-earson --·· ______ on 1.000 .446"
N 33 33 TOTAL Pearson Correlation .623" 1.000
Sig. (2-tal!ed) .000 N 33 34 .. . Correlation ls significant at lhe 0.01 level
Sig. (2-talled) .009 N 33 33
1------TOTAL Peef50!\ Correlation .446"1 1.000
Sig. (2-talled) .009 N 33 34 .. • Correlation Is significant at1ho 0.01 level
Corrolatlona
V17 TOTAL CorralaUon•
"' .-ears.on vorre111~on 1.000 516' Sig. (2-tal!ed) 002
V24 TOTAL ·- , oar&on ..... orro ... ~on 1, __ .01u·
N 33 33 ~----- ----- - .....
TOTAL Pe1usonCorrelobon 518 .. 1.000 Sig. (2-tallod) 002 N 33 34
Siu. (2·1alkld) 000 N 33 33
TO'fAL Poar11011 ConoluUOn .U-111" 1.ooO Sig. (:!-\Allod) .000 .. . Correlotion ls slgniOcont o! !ho O.Ot lcvol N 33 34
•• C01111!11Uonl' 1lt'llllc11nt al lhu 0.01 lwol Corrohi.1101111
V16 TOTAL Conol•tlon•
"" .-cnrson 1,.,orro1nbon 1.000 40J' Sig. {2-!nlled) 020
V'20 TOTAL .... ,-an11011 ..... orr.~11.rn1 1.000 H!'t2' N :1J J:I
roT~Penrsoo·corrC1uuoi1 403' I 000 Sig. (2-!nlkld) 020 N 33 :M
rnu (2·1nlkid) 001 N JJ :1;1
TOfAL Pnn1~nn Clllrfl!nUon U!i2" 1 0<10 81U 17-tnllod) 001
•. Corrola~N1 ls sl!Ji~!lcont nt uw o_or:, lmtol (2-1nllo•I) N :IJ :1• " <.011nk\Uon I• slQllif!(.unl 111 thn 0.01 lnvtll
Correl111lnn•
VHJ lOIAI Co11ulnUon11 ... ··e11rson co1rn 11tlon 10(}{) 11!!'
Sig. (2-tnllcd) {)(){)
N :u ;1:1 TOT AL-Pi.lir50n ·correll'!bon 71!}" 1 000
Sig. (2-!nilodJ 000 N " 34
" . Comitotion Is slgnlllc1mt nt !he 0.01 love I
V20 ICJIAl. .... • flHllllll•,(lllflollwOll •···· "'" rnu {:-' tnllnd) 001 N :i;1 :J:I
l(HAI l'c11uno11 C:urrnlii~cin 040 1 000 ~uu !i>.!nlled) .601 N 3:1 ;J.(
Conol11tlo11a Corr.ih1Uon1
V20 TOTAL V27 TOTAL ··- renrson vorre11rnon 1.000 .364' ... .-011rson .... orr v~won 1.000 .0-01· Sig. (2-talled) .037 Sig. (2-to!lcd) .001 N 33 33
TOTAL Penrson C0rreiaii0il"" - ~---:3-64' ·-·- ·;~OOCi N 33 33
-TOTAL Pearson COITolaUon .561"' 1.ooif Sig. (2-lullcd) .037 Sig. (2-to!led) .001 N 33 34 N 33 34
·Correlation ls slg;!flcont ot the 0.05 level (2-twlod). .. . CorrelaUon Is significant at tho 0.01 levol
CorrolationB
V28 TOTAL ' .... r earson '- orrelatlon 1.000 .456"
Sig. (2·tallod) .008 N 33 33
TOTAL Pearson CorrelaUon .456"' 1.000 Sig. (2-talled) .008 N c 33 " ••. Correla9on Is s!gnlllcanl at tho 0.01 level
Corrolatlona
V29 TOTAL ,. .. t'11111rson Corre111non 1.000 .576' Sig. (2·talled) .000 N 33 33
TOTAL Pearson Correlation .576'' 1.000 Slg. (2·ta!led) .000 N 33 " .. . CorrtllnUon Is lillJl~llcarit 111 tho 0.01 lovol
Corrolatlona
V30 TOTAL .... r cerson vorTe1<1aon 1.000 .424' Sig. (2-telled) .014 N 33 33
TOTAL PoorsonCorf(iiOi!Oi'l" ----A:24•· ---- ·1:00tr Sig. (2-tallod) .014 N 33 "
··Correlation ls slgnlfican! at Iha 0.05 levcl (2·tailed).
Corralatlona
V31 TOTAL ' .... r earsoo t...;0Jrc1auon 1000 41W
Sig, {2-ta!lcd) . .01:1 N 33 33
~POOfSOOCOrre1ouon .426' 1.000 Sig. (2-tnllod) 013 N 3J 34
. Correlation Is slgnlncunt nt Um o.m1 l11vct (:'"h11Ju<I)
Corrolullona
V32 HHA1 ... t'carson c.;orro1auo11 1.000 ~Ul
Sig. (2·1nllod) 1r•!l N 33 3:1
TOTAL Pourson Co1rnl11Uon :'M I U-OU Slg {2·tnllad) 1!>!)
N J3 34
Carrol11tlu11v
V33 TOlA! ..... 1•ouri.on corrv111uon I OlXI 5U1" Sig. (2-lallod) 000 N ;13 :u
TOTAL-· "Ponrson Corr<>lnUon (i/\1" I Olli)
Sig. (2·tlllfod) OUO N 33 34
". Correla lion Is sll)l1irtconl ut U10 0.01 lt~vol
Corrolallons
V34 TOTAL .. .-oarson vorre1auon 1.000 ,603" Sig. (2-talled) .000 N 33 33
"TOTAL .. POUrSOn C0Hc\11Uoii
603"'1 1o00
Sig. (2·1Blled) .000 N 33 34
... Correlalion Is s.gnlficant at tho 0.01 ievel
Corrolatlons
V35 TOTAL
I"= F earson c orreiat on 1.000 .006" Sig. {2-talled) .003 N 33 33
TOTAL Pearson Gorreladon .506" 1.000 Sig. (2-talled) .003 N 33 " ••. Correl11Uon ls significant et the 0.01 level
Correlation•
V36 TOTAL ,. .. t'lller&ofl Gorreiat1on 1.000 .6!i2' Sig. (2·talled) .000 N 33 -~
TOTAL Pearson COITolaUon 652"'1 1.000
Slg. (2-tallod) .000 N 33 " Corrolation 11 s!gnlllcenl et the 0.01 level
Corrolatlon•
V37 TOTAL ""' t'o111rson .......,.,·e1a~on 1.-.AN .200
Sig. (2·talled) .265 N 33 33
hr°OTALl'CoiiOnCOrf6iatiOrl 1---:-200· .. -·1:000 Sig. (2-tellod) .265 N 33
Correlallon•
V38 ,. .. t'o11r11on correieiuon 1.~
s1u. (2-lalloll)
N 33 TOTAL PeafliOl'I COfre!3il0n· .116
siu t2·t1111odJ .327 N "
VJU ' ..... 1•c.i•a11 c.;a1rouuon i.~
siu c:l-lnlkidl N JJ
IOIAl. P11nn1on Cor1ulnU011 ·.l:IU Slll (7·1nllel1) .4!i1 N JJ
V4U . •••o Pcn111on\.>Ul1u,..\lUl1 1~
siu ('2-tnllod) N ;1:1
lOIAI 1'11nri;ori Conn!alloil 201 SIU (2·hillml) .:nw N :i:1
Corrolallon•
v••, l't11\11or1 c.;01ro1a.uon 1.uvu stu t2·1olled) N 33
t6TAL, Pooi-$0iiCOiTOfii'if6"- ··---·'.210. Sig. ('2-\allod) .230 N 33
Corrolallon•
V42 ... t'011rsoo """,e ... won 1.000 Sig. (2-tallod) N 33
TOTAL Pearson Correlation .463" Sig, (2-ta!led) .008 N 33 .. . Corrolo~oo ls stgn!ficanl at Iha 0.01 leval
TOTAL .176 32'/
33
1.000
"
IOl'AI.
.. "" .41)1
33
1 000
:14
TOTAL
'"' 202 :13
1000 .
"
TOTAi.
·"' .230 33 rooo· 34
TOTAi. .453" .008
33 1.000
"
Correlatlona
V43 TOTAL I v4o ~ eorson 1.. orrelot on 1.000 .465"
Sig. {2-tallcd) .006 N 33 33
TOTAL Pearson Correlation .465'' 1.000 Sig. (2-tal!ed) .006 N 33 34
·-. Comilation ls significant at the 0.01 leve!
Corrolatlona
V44 TOTAL
' " t"CDrson 1,..orre1ation 1.000 .632' Sig. (2-tailed) .000 N 33 33
TOTAL Poars011 Correlation .632"1 1.000 Sig. (2-tallcd) .000 N 33 34
''. Co1n1laUon ls slgrVOceint at the 0.01 lovo!
Corrolallona
V45 TOTAL . ., l'CllfSOll {;OITClB~Ofl 1.000 .'115' Sig. (2-talled) .016 N 33 33
TOTAL Peerson CorreloUon .415' 1.000 Sig. (2-talled) .016 N 33 34
'. Correlation ls sl!11fflcant at the 0.05 lavel (2-taUed).
Corrolaliona
V46 TOTAL
"" l'enrson 1,.;orrelation 1.000 700' Sig. (2-tolled) 000 N 33 33
TOT AL-PeiirSM c·orreiauon 700" 1.000 Sig. (2·1lllled) 000 N 33 " .. . Correlation Is s1g11rncan1at010 0.01 Jovel
Corrolulions
V•f/ IOIAL v4' l-'Onrson {;OfTOIUbOll 1 000 :m'l
Sig. (2-ta'ik•d) oun N 3J JJ
·rotAL -Peerson Con cliiOon ao; I 00()
S!g.{2·\Ulle<I) .OllU
N :1:1 :14
Corrolullons
V46 tOfA!.
-·- t"Oarson Cmrelut1011 1.000 ti40" Sig. (2·1Diled) 00()
N JJ :1:1 ·ror"Ac·· PCclrsOn Corrol11Uon U40" 10()!)
Sig. (2·tolled) 000 N 33 ,.
••. Correlation ls slgnlflcunt ut tllO 0.01 level
CorrelaUona
V49 TOTAL
"'" l-'earson vorro ... uon 1.000 -.O:iu Sig. (2-tallcd) .784 N 33 33
TOTAL Pearson Correlation ·.050 1.0-60 Sig. (2-ta!lcd) .764 N 33 34
Correlation•
V50 ... 1 eorion <..01Te1111~on 1.000 Sig. (2-IBl!ad) N 33
TOTAL Peorson Correlation .577" Sig. (2-\allcd) .000 N 33
••. Correlation Is sl!1llficant al the 0.01 level
Correlation•
V51 '.,, tenrson ,.,,.,,, e11111on 1.000
Sig. (2-taUod) N 33
TOTAL Pearson Correlation ·.048 Sig. (2·ta!lcd) .769 N 33
Corrvl11Uon•
V52 ... tenrson ........ oemtion 1.000 Sig. (2-lal!od) N 33
TOTAL PearsOn Correlation .o4:C Sig. (2-talled) .807 N 33
Correl11tlon•
V53
"'' Pearson C<lrrelabon 1.000 sru. (2-tnlled) N 33
TOT Al Ptirn i>on cm'Tu1Uuon .281 Sig (:Mnlt11d) .113
N 33
Corrollttlons
V04 V<" t uu111011Corrrnn~on >w••
:1111 (i'·lillkHI) N a3
fUl'AI l'm1111ot1 Co1roluUun .:m1 Siu {7-!ullodJ 011:1 N JJ
Conul•llu11•
VM vu., l'OO!tlOll LOHCll!.Uon 1000
uiu t<'-lnl!od) N :1:1
IOIAI. 1'~111 ROii ConolnUun .4!11\" SIU (7-tn!ltuJ) OHll N :1:1
" (.n11ulnUot1lu llll)l~llcun! 111U1n0.01 ~wnl
VOS VV\I 1"'{18fli0f1 {;OITClll.UOJl 1.000
Sig. (2·ta!led)
N 33 ToTAl"PefiiioncorrolotiOn- --:500;;
Sig. (2-taHed) .003
N 33 ". Correlation ls slgnlflcantat tho 0.01 level
TOTAL .577"
.000 33
1.000
34
TOTAL ·.048 .789
33 "----uxiO
-
34
TOTAL .044 .807
33 ···-iooo
34
TOTAL .261
.113 3:1
1000
34
TOlAI.
""' 0113 ;JJ
1 o<lo
:14
IOlAI 4MI'
.0011 :1:1
1 000
"
TOTAL .500' .003
33 . ---{000
34
Corrol11tlon11
V57 TOTAL .. , t'aorson 1.;orre1ouon 1.000 .669"
Sig. (2-\al!od) .000
N 33 33 TOTAL Pearson Correlation .669"' 1.000
Sig. (2-ta!led) .000 N 33 34
••. Correlation Is s!gni!lcanl et the 0.01 level
Correlu.tlonio
v..,,_. rearson ~orrelauon
Slg. (2-talled)
V58 TOTAL 1.000 .386·
.027
33 33 N TOTAL~00iion C-0IT01iu0il
Sig. (2·1al!6d)
···-----~3!i6..,- -- · (ciao .027
N 33 34
•. Correlation Is slgnmcant at the 0.05 leve! (2-teiledJ.
CorrolaUono
V59 TOTAL
·- t""earson -~rernUon 1.000 .259 Sig. (2-telled) .145
N 33 33 TOTAL Pearson Correlation .259 1.000
Sig. (2-tailed) .145
N 33 34
Corrolaliona
V60 TOTAL
·= Pearson correla~on 1.000 503' Sig. (2-talled) 003
N 33 33 T6fAL"""PeilrSOil-COITC111iloli 503" 1 000
Slg. (2-tlllled) .003 N J3 :14 .. . Correlotion Is slgrnl1c11n! n! llla 0 0 ! lov11l
Cor1ol11tlon11
V61 TOTAL .. 1-'earson 1.;orre1auon 1.000 2ll6 Sig. (2-tallod) 10·1 N 33 JJ
·1'0rAr Pellfsoi1 Correllltion 200 1.000 Sig.(2·lollad) 107 N J3 :14
Conul11tlo1111
VG:> TOTAL ... 1-'oarsoo <.;orr(lllltiOll 1.000 .li10' Sig. {2-tullad) 000 N 33 JJ
roTAL-PeB.-rSOO- c0ri·01111fon .610" 1.000 Sig. (2-tulled) .000 N 33 34 .. . Correlation Is significant at tho 0.01 leve!
Corrolatlons
V63 TOTAL
·- raarson--.elaUon 1.000 _539•
Sig. (2-lal!edJ .001
N 33 33 TOTAL Pearson Correlation .539"' 1.000
Sig. {2-talled) .001 N 33 34
••. CM'elatlon Is significant at the 0.01 le\/al
Correlations
V64 TOTAL
""" Pnrson ........ ,.,...~on 1.000 .411.
Sig. (2-tallad) .018 N 33 33
TOTAL Pearson Correlation .411" 1.000 Sig. (2-tal!Gd) .018 N " 34
•. Correlation rs significant at the 0.05le\IOI12-talled).
Corrolatlons
V65 TOTAL ... t"&arson'"""'e1auon 1.000 .026 Slg. {2-te.lled) .887 N 33 33
-TOTAL -pear?;OiiCorrelatlon- --:-o26 ---{6o0 Sig. (2-talled) .887 N 33 34
Corrollllions
V66 TOTAL
""" l'oarson COIT61auon 1.000 .354' Sig. (2·1allod) .043 N 33 33
IOfAL Pt111rson Coirol11Uon _354• 1 000 Sig (2·tUllod) .043 N 33 34
• coirot11Uo11l1>11lor~ncun! 111 u11, 0.05 klvol (:l·IHllod)
Cm1uhlllons
Vll7 fOT/\I.
""' l'onr11011 c,orrnlallon 1.000 000 Sig (:l·l11llcd) !H)U
N 33 3J TOTAL Ptum;;oii Corrnlallon .09l'> 1.000
tilu (<'-lulled) .Gll9 N 33 34
Co11uh1Uon•
von 101AL
""" Pnnr•on corrclauon 1~ 011' mu l:l-11111001 0<){)
N a:i :1:1 101/\l l 111111•11UCl.lllt1l11Uon .611"1 1()()()
rnu l1·tn!lod) .000 N 3J " ..
CorrciloUan 111lllfl[llc11n1 ut \hn 0.01 lllvnl
Lampiran 2 Uji Reliahilitas Skala Konsep Diri
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P fl A)
Reliability Coefficients
N of Cases 33.0 N of Items = 48
Alpha = .8878
,iran 3 C1!idita.1· Skala Perilak11 Berhusana
Correlations
VAROOOOB lOTAC Corratatfanc v~o Pearson Correlalm 1 Aaa•
VAR00001 TOTAL Sig. (2-tailed) .021
"" Pe<1n:oo Cotrolahoo 1 -705" N 32 32 TOTAL Pearson Correlation ·""" 1
Sig. (2-talled) .021 Slg .. (2.tai!edl .000 N 32 32 Pearwn Correlalioo .705" 1 N 32 32 Sig. (2-talled) .000 •.Correlation ia e.1gnif1~nt at Ille 0.05 level (2-talled). N 32 32
OO'elation Is ~incant at the 0.01 !OWi (2-tailcd). correlations
Corf11olaUon5 VAA TOTAL
v ................ ,HI 1-'eargon....,.,OllQtiOO 1 .576"
VAR00002 Sig. (2·talled) .001 002 ,..oaraon Correllllion · 1 .623 N 32 32
Sig. l2-talled) .000 TOTAL Pearson Comllatlon .575" 1 N 32 32 Sig. (2-ta!led) .001 Pd•NOn Correlation 623" 1 N 32 32 S1g. (2•U!Hod) .000 .. N 32 32
ConelaUons VAR00010 TOTAi,.
VAR00010 Pearson ConetaBon 1 .753
VAR00003 TOTAL Sig. (2·talled) . .000 003 Pearaon Correlation 1 .807" N 32 32
Sig. (2-tall~) .000 TOTAL Pearaon Correlation .753" 1 N 32 32 Slg, {2·111ilod) .000 P(llllllO(l Colrelalioo aor• 1 N 32 32 Sig. (2-talle:d) .000 .. . Cooelahon la aigntficant at the 0. 01 level (2-tailed). N :1:• 32
VAR00011 TOTAL VAR00011 Pearson Conelntlon 1 .817"
s~. (2·!1111e<1J 000 N 32 31
VAR00004 TOTAL TOTAL POl)!!lQn G•molotlon .817 .. 1 004 Pearson Correlation 1 770" Sig (2·1DllOO) 000
Sig. (2-tailed) 000 N 32 32 .. CoHC!loUon 1a ~ruhcan\ 11\ Uie 0 01 lcvc\ (2·\llllO<l) N 32 32 Pearnon Corrolation 778" 1
Sig. (2-tailed) 000 Corr•l•llons N 32 32
VAR00012 TOTAL VAl~vvv ,;,? Pei'llwn Concl11t10ri 1 110·
::ortelaUon is signmcanl at the 0.01 level (2-tmlrxl)
Correlatlonl: Sig {2-tnikld) 000 N " :l'.J
VAR00005 TOTAi. ToTAL--p;ji;j~viiiik.ifl . 71G" 1 .... i-i:arson COl'refation 1 622" Sl\J (:.MnlltKI) .000
S.ig. {2-talled) .Ollll N 32 32 N 32 32 •• Corrol.:sl!on la algnlliol!.nt 11t tho 0.01 111l'CI {2-talll!d). ~arson Correlation 622" 1 Sig. (2-taltOO) 000 N :;2 :1:1
" l(WAI
VARuuOl:J 1-'mlfllOO (;O({Qllllof\ 1 6t10• :;orreJatlon is 1>ignif1cant al the 0.01 level {2-tailed)
Corrolattons Sig. (:.!·tolie'tl) 000 N " " VAR00006 lOfAl "TOTtii. f"lllllwtlll C .. 011lll111km .ouu• 1 .... Peal'oot'l 1...<11"1ClaHon 1 654" ~IU. (:l·L•11tK!) oon
Sig. (2-lallcd) lltlO N " 32 N 32 :12
' Pearson COJrelatlon .654" 1 Go11ul11lkm I• •1u11mmnt ot tho 0.01 Jowl (:Mnllod)
Sig (2.·lalled) .000 N 3' 32
VARl'lfl014 TOTAL VA .. .,....,1.:i l-'118BOO ........ re11mon 1 ""'
COtrelatklo hi s!gn1licflnt at the 0.01 levt!! (2·1allOO).
correil~tlons Sig. (2•\alk!d) .004 N 32 32
VAR00007 TOTAL TOTAL Pmreon COrrelation .4"3 1 -· Peareon eorro1auon 1 .m ·~· fl·"""l .004 Sig. (2·1.olled) .126 N 32 32 -• COrrelallon ii aign11icanl at the 0.01 level {2-tal!ed). N 32 32
L Pearson Correlation .277 1 Sig. (2-tailed) .126
N 32 32
Correlations
VAR00015 TOT/IL 015 PeailiOO ........,, elation 1 769"
Sig. (2-tailed) .OCJO N J2 32 Peimon Correlation .769" , Sig. {2-tailed) 000 N 32 32
orrel<!tion Is iugnificant at the 0.01 level (2-1111ted).
correfatfons
VAR00016 TOTAL u16 t"earsan Com:!\ation 1 .732'
S/\J. (2-talledJ .OCJO N 32 J2 Pearson corre1auon .732-" 1 Sig. (2-tellad) .000 N J2 J2
CorrolaUons
VAR00017 TOTAL ... t"'ear&orl ......... ~\Of\ 1 ·-Sig. (2-tailed) .012
N 32 32 Peamon COrtelallon .4'0" , Sig. (2-tnlled) .012 N 32 32
rre11111on Is s1grnr1Cant at the 0.05 leYef {2-ll:t1!ed).
Conelathms
VA~00018 TOTAL )16 Pearson correlation 1 478'
SJg. (2·1ai!ed) OOG N 32 32 Pearson Corr!!lat\Ofl 476' 1
Sig. (2·hlilud) 006 N 32 32
:irrelation is significant st !he 0.01 level (2-tailed)
Coru1iaUons
VAR00010 1DTAL 119 .-uare.on ..... uuela\ion , 763'
Sig. (2·tailed) 000 N 32 3;;!
Peal'f>CJll Correlal!on 76J' ----1 Sig. (2·la11ed) • 000 N 32 3:.!
1rrefation 1a sign11ican1 at !hr. 0.01 !evt>J (2-to1!ed)
Correlaffons
VAR00020 TOTAL •v PearKITT Correlation 1 {141.
Sig. (2·!alled) 000 N 32 :l~
Peaf'\IOn Coml!a1ion U41' 1 Sig. (2·tis/Jed) 000 N J2 :12
rrelatton !s significant at Uw 0 01 fovul (:.1-!ailud)
corl'GiaUons
VAR00021 TOTA!. 21 ?eaiwn eorre1auoo , .MO'
Sig. (2-tailed) .000 N " 32 Pear&Otl Correla!ion 500' 1 Sig. (2·1ailed) .000 N 32 32
rrelal!on Iii 1>1gn1ficant at tho 0.01 level (2-tmlcd)
corr111a1tons
V/\R00022 TOTAL VA1wv~22 Pe<JlllOO I.A Ielal!oo 1 .766'
Sig. (2-tailad) .000 N 32 32
TOTAL Pearwn Com!tation .766' , Sig. (2·lailed) .000 N J2 " ••. Correla hon rs s.gniflcant at the 0.01 level (2-tarled).
Correlatfons
VARQQ-023 TOTAL v NWw~ Peall!On 1,;00e11.1000 1 .424°
Slg. (2-talled) .016
N 32 J2 TOTAL Pearoon ComJ1aUon .424* 1
Sig. (2-l11il00) .016
N 32 32
VAR00024 TOT"'
·~'""-r.,.........,,._...,....,,IOfl 1 .472" Sig. (2-tailod) .006 N 32 32
TOTAL Pearson Correlation .472" , Sig. (2-tailod) .006 N 32 32 ..
Corref11too 13 s1gmf!cant 11t the 0.01 leo.'el {2-!t111ed).
Con•latlons
VAR00025 TOTAL VAR00025 Pearson Co11e1Jltloll 1 762'
Sig (2-ludet:l) 000
N 32 32 fO'l'Al-- ---p;;ID;;;\CQiruiiiifoll --·;a2· e---·-;--
s1g. (2-luitoo) .000
N 32 32
·•. Corrulalron Iii e)fJnlflCMll tit the 0.01 level (2·1alledJ
VARODO:;!U" VAR0002fi Peernon Com!llltlon 1
Sig. (2·1allod)
N 3:.? ·roTAC--Pt;,1son eo.rololion •.18fl
SIU (:Ma11U<J) .311 N 32
VAR00027 V1\1"<•111027 Peu1aon wre!DIJQn 1
Sig. {2·1al!OO)
TOTAi -.165 .311
:t::.i ~,-
32
TOTAL .766" 000
N _ ___.B._ 1---·--.?..2 .. ··-Fittii-1iii!~Witii~i0r\.... 766' 1
Siu. (i lulkld) .0-00
N :12 ii:!
VAR00028 TOTAL 'VAH\IU\l2B Pl.'WWfl l.Alllu\uUon 1 J}33'
Sig. (2·1111!00) .000 N 32 32
TOTAi. Peal'iOl"I Correlation .633• 1 Sig. (2-lallad) .000 N 32 32
"". Correlat!on is G1gnfficant al !he 0.01 level (2-taUed).
Correlations Correlations
VAR00029 TOTAL VAR00036 TOTAL
fAROvv29 Pearson Colle!ation 1 752" VAR00036 Pea1son COO-elation 1 .567' Sig. (2-lailed) 000 Sig. (2-tailed) 000
N 32 32 N 32 32
"OTAL Pearson Corre!aliOn .752 1 TOTAL Pearron Correlation .587' 1
Sig. (2-lailed} .000 Sig. (2-tailed) .000 N 32 32 N 32 32 ..
Correl11!lon rs 6/gnlficant at the 0 01 levet (2·ra1led) •• Correl11hon ts 6lgnilic11nf 11t !he 0.01 Jovel (2-h'siled)
correlatlons COrr&Jatlons
VAROOOJO TOTAL VAR00037 TOTAL fAROOO'lO Pearson ....... rrelattan 1 .687" VARQ0031 Pearson Conelahon 1 .515'
Sig_ (2-talled} 000 Slg. (2-tailed) .003
N 32 32 N 32 32 "OTAL Pemson Gorrelatlon 667' 1 TOTAL Pearson Correlation .515' 1
Sig. {2-lailed} .ODO Sig. (2-tai!ed) .003 N 32 32 N 32 32 ..
. Corrolallon 16 significant al th& 0.01 klvat (2-tailed}. ~
· Corrolahon ts sigrnficant at Iha 0.01 level (2-ta!led).
correlatlons; Corr1t1auons
VAR00031 TOTAL VAJ;i00036 TOTAL '"""~01 Pearson ~rrClat"''' 1 .729' I 'IA..,.uuu.:i-o Peamon ~\Ofl 1 .563
Sig. (2-tailed) 000 Sig (2-tni!ed) 001 N 32 32 N J2 J2
OTAL Pearson COrrclatlan .729' 1 TOTAL P<!arson Gorrclatlon .563' 1 Sig. (2-tailed) 000 Sig. (2-ta!led) .001 N 32 32 N 32 J2
••. Correl11Uon is sfgnirloont 11! the 0.01 level (2-111iled) ••_ Corre!11tion 19 aigniflcllnt Ill the 0.01 leo.'ef (2-l11i!ed).
Correlation~
VAR00032 TOTAL AR00032 Pearson V01rellltion 1 .501•
Sig_ (2-lalled) 003
N :11 :1:> OTA-, -·p;;;-ruun-cm·r~1a~o;; ~iu1·
Sig. {2-tailed) 003
N 32 32
••_ Correlll!lon ls s~1rnric1mt a! Ott! 001 l~l (2·!mbl)
CorrolnUon~
VA!~OQ[lJJ TOl"f\L il.R00033 Pearson CorrelaUOn 1 694'
Sig. (2-taillld) 000 N " J:?
)TAL Pearson Corretalion 604' 1 Sig (2-lailed) 000 N 3:..! '.l"l
••. Correllltlon is sigmfic11nt 11! the O 01 lcveJ (2-l;oii!ed)
Co1re1at1ons;
VAR00034 TOT"f\l r-..R00034 Peaf6on Correla\Jon 1 L\01°
Sig. (2·ta!led) 000 N :n :12
)TAL P1Jamon C0{{clatlon (>(11" ' Sig (2-tailcd) 000 N " :11 .. Corrf>iatll'.ln is 111gn1r"" .. 1mt at lhn o 01 lfMlJ p.1,11"-<!)
Corr1tlaUons
VARD0035 TOTAL \RD0035 Pearson Co11cl3\1011 1 365'
Sig. (2-tai!ed) 040 N 32 32
ITAL Pearsoo Ccmclafion .365" 1 Sig. (2-ta11Cd) 040 N 32 32
· Comilll!I00 111 nlfjml'kmnr nt !he o 05 JflVl~I (2-11111m1)
'mpiran .J i Reliahilitas Skala Peri/alw Berhusana
teliability ****** Method 1 {space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y ANALYf:iIS S C A L E (A J, P H Al
'liability Coefficients
of Cases 32.0 N of Items 36
.pha ~ .9562
Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wabarokaatuh
Saya adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengadakan penelitian
dalam rangka menyelesaikan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-jujurnya, sesuai
dengan keadaan yang anda alami dan anda rasakan. Semua jawaban adalah benar,
sejauh jawaban tersebut benar-benar mencenninkan pribadi anda.
Angkel ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan
terjamin kerahasiaannya.
Bacalah dengan seksama petunjuk peng1s1an yang ada, agar tidak terjadi
kesalahan sewaktu mengisi. Setelah selesai mohon diteliti kembali jawaban anda,
agar tidak ada pernyataan yang tidak terjawab atau terlewati.
Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi angket ini,
karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelumnya
saya ucapkan atas kerja sama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya
dalam pcnclitian ini.
Wassalam,
Astuti
Bila anda bersedia menjadi responden penelitian ini, mohon isi :
Saya, Nama
Usia
Fak/jur/smt
Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Bila suatu waktu saya merasa
bahwa hasil penelitian ini akan merugikan saya, saya merninta peneliti untuk
mengeluarkan data saya.
PETUNJUK PENGISIAN
Angket ini tidak dimaksudkan untuk menguji atau menilai anda, karena dalam
pengisian ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Bacalah setiap pemyataan
dengan teliti, lingkarilah salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia, yang
paling menggambarkan diri anda, bukan bagaiman seharusnya atau bagaimana
sebaiknya.adapun arti dari jawaban tersebut adalah :
SS : sangat sesuai S : sesuai R : ragu-ragu TS : tidak sesuai STS : sangat tidak sesuai
Contoh:
Jika anda merasa bahwa pemyataan pertama sangat sesuai dengan diri anda,
sedangkan pemyataan kedua tidak sesuai untuk anda, maka anda harus mengisinya
sebagai berikut :
No Pernyataan SS s R TS 1 Saya adalah orang yang suka bergaul SS s R TS ··-2 Saya adalah orang yang mudah tersinggung SS s R TS
dengan hal-hal seoele
s~s STS STS
J ika anda telah menjawab, temyata salah dan 11nda ingin merubahnya maka
contohnya sebagai berikut :
No Pernyataan SS s R TS STS I Saya adalah orang yang mudah tersinggung SS s R TS STS
dengan hal-hal sepele Mohon diingat, dalam setiap pernyataan, anda hanya boleh memberikan satu
pilihanjawaban sesuai dengan yang anda alami dan rasakan.
TERIMA KASIH AT AS KERJA SAMA ANDA DAN
SELA MAT MENG!Sl
Lampiran 5 Skala Konsep Diri
NO PERNYATAAN SS s R TS STS
l Saya rasa saya memiliki tubuh yang
ideal
2 Sa ya adalah orang yang menarik
3 Saya menyukai rupa saya apa adanya
saat ini
4 Tubuh saya selalu segar setiap saat
5 Saya bertingkah laku sesuai dengan
nonna yang berlaku dilingkungan saya
ting gal
--6 Saya merasa wajib menjaga kebersihan
I tubuh saya J
7 Saya memiliki keluarga yang bahagia
--8 Saya orang yang suka berteman
9 Saya rasa saya adalah orang yang tidak
menarik
10 Saya tidak percaya diri
II Saya tidak menyukai diri saya saat ini
12 Sa ya tidak menjaga kesehatan tubuh --1-----
say a
==[ --. 13 Saya merasa tidak puas dengan apa
yang telah saya lakukan
~ 14 Saya memiliki banyak teman
l 15 Saya merasa puas dengan hubungan
keluarga saya
16 Saya dapat bergaul dengan siapa saja
17 Saya menjalankan perintah agama
sesuai yang diperintahkan
--18 Saya memiliki tubuh ideal
19 Saya merasa puas dengan apa yang
telah saya lakukan
20 Saya selalu bersemangat dalam
melakukan sesuatu
21 Saya akan melakukan sesuatu yang saya
sukai walau dalam keadaam apapun
22 Saya memiliki daya tarik yang tidak
membanggakan I
23 Saya merasa diri saya bodoh
-e-----24 Saya merasa diri saya tidak ramah
25 Saya merasa canggung dengan teman-
teman
26 Saya merasa memiliki keluarga yang ____ .............___~
ti dak bahagia I --~· -~--·---· --~-·-· 27 Saya enggan menjaga kebersihan tubuh
saya
28 Saya merasa lemah
29 Saya memiliki daya tarik yang membuat
saya bangga
30 Saya seorang yang pandai
31 Saya populer dikalangan teman-teman
32 Saya berolah raga umtuk menjaga tubuh
say a
33 Saya tidak memiliki banyak teman
34 Saya tidak dikenal oleh banyak orang
35 Dengan senang hati saya membantu
tugas-tugas rumah
36 Saya merasa tubuh saya tidak ideal
37 Saya tidak suka berolah raga
38 Saya merasa canggung dengan orang
yang baru saya kenal
39 Saya merasa badan saya selalu sehat
setia p waktu
40 Saya tidak mudah menyerah _L_j
41 Saya adalah orang yang menarik
1-c-
42 Saya selalu menyalahkan Tuhan atas
apa yang terjadi
43 Saya tidak puas dengan hubungan
dalam keluarga saya
44 Saya adalah orang yang sulit
beradaptasi
45 Saya orang yang mudah menyerah
46 Sa ya rasa saya tidak secantik yang saya
inginkan
47 Sebagian waktu saya dipergunakan
untuk hal-hal yang baik
48 Saya orang yang mudah bergaul
----~
Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat
Petunjuk pengisian
Berikut ini ada pernyataan, yang disamping kanan tiap pernyataan tersebut
tercantum lima pilihan jawaban : SS, S, R,TS, STS, anda diminta untuk memilih
salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Caranya adalah
dengan memberikan lingkaran pada pilihan jawaban :
SS : sangat sesuai S : sesuai R : ragu-ragu TS : tidak sesuai STS : sangat tidak sesesuai
Jika anda merasa pernyataan pertama sangat sesuai, maka anda melingkari SS,
dan jika pernyataan kedua tidak sesuai, maka anda hams melingkari TS seperti
contoh:
No Pernyataan SS s R TS STS --·- --- ·------------ --------~--
I Saya suka memakai pakaian santai
2 Pakaian yang saya pakai ti pis dan seksi
Akan tetapi jika anda tel ah memberikan jawaban dan ternyata anda in gin
mengubahnya, misalnya pada pemyataan pertama anda menjawab sesuai dan ingin
mengubahnya menjadi tidak sesuai, maka anda hams mengisinya sebagai berikut :
Contoh: --
No Pernyataan SS s R TS STS
1 Pakaian yang saya pakai tipis dan seksi
TERJMA KASJH AT AS KERJASAMA ANDA
dan
SELAMA T MENG IS I
Lampiran 6 Skala Perilak11 Berlmsana
No PERNYATAAN SS s R TS STS l
1~~1--~-----,--,--,--,----c--::-----t---+---+---+--~-r-----1 Saya tidak memakai pakaian terbuka
-~ ---·~-c-----,---,---,---:---:--:----1----+----- ------------ ·--~ 2 Saya lebih menyukai rok panjang dari
pada celana panjang
3 Pakaian yang saya kenakan setiap hari
tidak ketat
4 Saya tidak memakai pakaian yang
memperlihatkan bentuk tubuh saya
5 Saya memakai pakaian yang panjang
sehingga mel indungi kulit saya dari
pengaruh panas matahari
6 Saya suka pakaian yang tidak transparan
7 Sehari-hari saya memakai celana panjang
8
9
Saya tidak memakai celana atau baju yang
sempit
- ------
Saya memakai pakaian yang tidak -- ---- - - ·-- -------"- ------ - - - - -- --
_-1 mengundang perhatian la wan jenis
10 Saya suka memakai pakaian yang ti pis
11 Saya suka memakai jilbab yang transparan
r---+-----------------t---+---t----t-----+------12 Saya tidak memakai busana yang
membuat saya terlihat seksi
~-~-------------~--~---+----~--~--~----
0\ l
·~~------c---c~-----:--:-------~---~-:----·--~--~-~
13 Saya memakai pakaian yang terbuka
dibagian lengan
14 Saya melilitkanjilbab keleher dan
memperlihatkan sedikit leher saya
15 Saya memakai pakaian yang ketat
f---1-----------------1----t----;----- ·----- ----16 Saya tidak memakai pakaian berlengan I
1---+-p-en_d_e_k_ke_1_ik_a_d_i1_u_ar_r_u_m_a_1i ______ -+---+----- _ _J_ _______ I 17 Saya memakai pakaian tertutup dan sopan
18 Saya suka memakai baju yang transparan
19 Saya memakai pakaian yang membentuk
tubuh dan terlihat ketat
20 Saya memakai pakaian terbuka seperti
teman saya
1----1------------------+---+---+-----·--j-----j 21 Pakaian saya harus tertutup dan tidak
transparan
--l-c-----c--------c-------1-----+---+-----1---------f-.--..--··---22 Saya lebih nyaman memakai busana yang
membuat saya terlihat lebih feminin
---- -·-------~-------------+-----+---- .. - ---·-~·--i---------23 Saya memakai baju berlengan pendek atau
berlengan seperempat walaupun memakai I jilbab I i I
_J_1 ._,_'_----+-+-,I --f---1
1 Saya memakai pakaian yang terbuka J
--~--~-~ __ __J ______ l _____ _j
24
25 Saya tidak merasa malu memakai pakaian
yang terbuka
26 Saya memakai pakaian yang ti pis
27 Saya memakai pakaian seksi
28 Saya memakai pakaian ketat
29 Pakaian yang saya pakai menonjolkan
I bentuk tubuh
i 30 Kulit saya selalu terlindung oleh busana
panJang saya
31 Sehari-hari saya memakai rok panjang
32 Bila hendak pergi saya memakai kaos
r--i-d-en_g_a_n_c_e_i_an_a ______ . ______ ,___ __ , ___ -+----i----- ____ J 33 Saya mcmakai jilbab yang tidak ·1
memperlihatkan rambut saya I --1------------------ ---+----1-------·--1·---•e----34 Saya tidak memakai pakaian yang
berbahan tipis
----f----------------------i---+-----~--~---·--r-----1
35 Saya tidak melilitkan jilbab kelchcr
36 ::~~~~---1n-a-1u_-_b_il_a_m_e_:.;_11_a_k_al __ -_~_o_k_--_--_· ·-~·~ ~··· ~ _--__ .-_-_[ _ ---
uaia t'ene1man i<-onsep um
No Item Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 16 19 20 21 22 23 24 25 26 27 26 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 46
1 2 3 2 4 4 5 4 4 3 2 4 5 2 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 163
2 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 163
3 4 4 4 4 4 4 4 4 5. 5 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 3 5 5 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 5 3 2 4 5 4 ·4 166
4 2 3 3 3 4 4 3 5 3 3 4 4 2 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 2 2 2 3 2 4 2 1 4 4 138
5 . 4 3 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 2 5 5 5 4 4 2 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 2 3 3 4 4 5 4 4 4 2 5 3 5 5 5 5 4 4 5 191
6 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 212
7 3 3 4 2 4 5 5 4 3 2 3 3 3 4 5 3 3 2 4 3 : 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 5 4 2 2 3 3 2 151
6 2 3 5 2 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 3 3 2 2 4 4 4 2 3 5 4 3 3 2 4 4 4 5 4 4 4 2 3 4 5 4 2 4 2 5 2 164
9 3 4 4 2 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 174
10 4 4 4 3 4 5 5 5 3 2 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 175
11 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4 161
12 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 4 4 3 2 3 4 4 2 2 2 3 4 2 4 2 3 A 2 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 4 2 141
13 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 176
: 14 4 2 3 4 5 5 5 5 2 5 5 5 3 5 4 5 5 3 2 5 2 4 4 3 4 5 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 2 3 4 192
' 15 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 5 2 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 5 5 5 3 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 193
: 16 3' 5 5 4 5· 5 5· 5 4 31
5 . 5 2 5 5 5 0 3 5 5 3· 3 4 3. '1 5 5 4 3 4 3 4 5 3 5 4 3 2 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 197
' 17 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 4 5 4 4 3 2 5 5 5 4 5 4 5 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 A 4 5 4 4 202
• 16 4 4 5 3 '
4 5 5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 5 3 4 3 3 4 166
' 19 5 4 5 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 210 : 20 3 5 3 3 3 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 3 2 5 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 5 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 160
21 4 3 4 2 3 5 4 5 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 173
22 4 4 4 2 5 5 5 5. 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 2 3 3 4 4 5 5 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 3 166
23 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 1 3 4 3 4 3 5 4 5 3 3 3 3 5 5 4 4 3 3 3 4 3 5 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 167
24 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 5 5 195
25 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 146
26 3 4 4 3 5 5 5 5 3 3 4 5 1 4 4 3 3 2 2 3 5 4 2 2 2 4 5 4 4 3 2 5 3 3 5 3 5 1 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 161
27 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 4 3 2 3 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 2 1 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 176
26 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 1 5 3 4 4 5 4 165
29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 163
30 3 2 3 2 4 5 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 4 3 5 3 4 1 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 164
31 5 4 5 3 4 5 4 5 3 3 4 4 2 4 4 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 182
I 32 4 4 4 4 5 5 si 2 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 191
33 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 5 4 2 2 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 207
:
" , : ~
:>.
" 0
'
34
35
36
37
38
39 . 40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
4
3
4
2
3
2
4
3
4
3
2
4
2
4
4
3
3
5
2
5
3
3
3 4 3 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 5 5 5 5 4 2 2 2 3 4 2 2 5 3 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 2 5 4 4 5 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3 3 3 4 2 4 2 3 5 4 3 4 3 4 5 5 5 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3
4 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 5 4 5 3 3 4 5 2 5 5 4 5 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 2 5 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5 4 2 4 4 5 3 4 5 4 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4
3 5 2 4 5 3 4 5 4 5 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 3 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
uaia !-'eneuuan Konsep um
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 175 2 3 3 1 5 4 4 4 4 4 3 3 3 2 5 4 5 4 3 4 2 4 3 5 4 4 4 4 5 5 174 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 183 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 183 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 177 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 155 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 2 2 4 4 3 4 4 5 1 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 185
3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 149
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 192 3 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 182
3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 171
4 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 2 2 3 4 5 5 4 4 4 4 4 205 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 4 2 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 173
2 4 3 3 4 3 3 5 5 4 2 3 2 5 5 3 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 1 1 5 5 183
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 185 3 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 5 3 5 5 2 5 1 4 5 184 2 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 177
4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 2 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 215
3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 166 3 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 5 190
3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 184 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 180
9885 -
___$)
Ui:tli;:I lt::'flt::'lll!C:l.11 DU::iC:l.llC:I. IVIU::illrTIC:Ul
No Item Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 133 2 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 121 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 162 4 4 1 5 4 5 5 1 5 5 5 2 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 4 5 5 2 149 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 174 6 5 2 4 3 5 5 2 5 3 5 3 2 3 4 5 1 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 2 4 5 4 3 5 147 7 4 2 4 3 5 4 2 3 4 5 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 136 8 4 2 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 2 4 4 5 4 5 5 4 4 2 3 5 5 5 5 5 4 4 2 2 4 5 2 5 143 9 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 131
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144 11 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 154 12 4 4 2 3 2 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 132
c: 13 5 2 4 4 4 5 2 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 2 2 4 4 4 4 146
"' 14 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 175 "O
15 4 1 3 3 4 4 5 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 3 3 5 133 c: 4 0 16 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 166 c. 17 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 134 "' "' 18 5 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 147
0:: 19 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 160 20 5 4 3 5 5 5 1 2 4 4 2 2 2 4 4 2 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 3 2 128 21 4 2 4 3 4 4 2 4 4 5 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 135 22 4 2 5 5 5 5 1 3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 159 23 2 3 3 3 4 2 3 3 2 5 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 5 1 4 3 3 3 120 24 3 2 3 2 4 1 4 2 1 5 3 2 3 5 3 2 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 3 5 4 3 1 4 1 3 5 121 25 4 2 4 3 2 4 1 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 2 3 5 4 3 4 130 26 3 2 2 3 2 3 4 2 3 4 4 3 2 4 2 2 2 4 4 5 2 4 5 3 4 4 4 3 4 2 2 2 5 3 2 2 111 27 5 3 4 3 5 2 4 3 3 5 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 3 5 5 154 28 4 2 3 3 3 5 1 4 4 5 2 3 4 5 4 2 4 5 5 4 4 2 5 5 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 2 129 29 4 2 2 2 2 4 4 2 2 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 115
'30 3 2 4 4 4 5 2 4 4 5 4 1 2 3 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 4 4 3 4 138 31 5 2 4 4 2 4 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 127
uata r>ene1111an t:!usana Mus11man
32 4 2 4 4 4 4 2 5 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 138 33 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 139 34 5 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 3 5 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 130 35 2 2 3 3 3 5 4 2 3 5 5 4 5 4 3 2 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 3 2 4 5 4 3 4 130 36 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 137 37 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 135 38 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 136 39 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 140 40 5 1 2 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 5 4 2 5 4 4 4 5 2 2 4 5 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 4 130
c: 41 4 2 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 5 128
"' 'C 42 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141 c: 43 4 3 3 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 128 0 Q. 44 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 135
"' 45 1 2 4 1 1 1 4 1 2 5 5 1 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 2 5 5 4 5 139
"' 46 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 149 0:: 47 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 169 48 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 5 155 49 4 3 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 154 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 142 51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 177 52 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 121 53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 122 54 5 3 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 141 55 5 1 4 3 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 136
.7706
f,ampira11 9
Hasil Korelasi Antara Konsep Diri dengan Peri/aim Berhu.1a 11a
Correlations
KON SEP BUSANA KONSEP Pearson Correlation 1.000 .356*
. Sig. (2-tailed) .008
N 55 55
BUSAN A Pearson Correlation .356*' 1.000
Sig. (2-tailed) .008 N 55 55
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
~ ' , { \' ' '/ JI.. -, !
J \lf\ I
Normal Q-Q Plot of Perilaku Berbusana
" "
Observed Value
Tests of Normality
Kolmoaorov-Smimova
Statistic I Perilaku Berbusana .113 I
a. Lilliefors Significance Correction
0
"' pe _,
oto d No ·2
<m
Nonmal Q-Q Plot of Konsep Din
. ,,''
di I 55 I
al .34-----~--~~--~--=----' 120 140 150 180 200 220
Observed Value
Tes ts of Normality
Kolmoaorov-Smirnov8
Statistic I di I Sia. Konsep Diri .109 I 55 I .157
a. Lilliefors Significance Correction
Sia. .077
ANOVAb
Sum of Model Squares di Mean Sauare F Sia. 1 Regression 1581.999 1 1581.999 7.703 .oosa
Residual 10885.346 53 205.384 Total 12467.345 54
a. Predictors: (Constant), Konsep Diri
b. Dependent Variable: Perilaku Berbusana
Coefficients"
Standardi zed
Unstandardized Coefficien Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 82.420 20.876 3.948 .000
Konsep Diri .321 .116 .356 2.775 .008
a. Dependent Variable: Perilaku Berbusana