13
1 PONDASI A. Pengertian Pondasi Pengertian umum untuk pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya. Kesimpulannya, pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi: 1. Keadaan tanah pondasi 2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure) 3. Keadaan daerah sekitar lokasi 4. Waktu dan biaya pekerjaan 5. Kokoh, kaku dan kuat Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama. Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya. Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni : 1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar. 2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung. 3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

139963153-PONDASI-docx

  • Upload
    wish-u

  • View
    43

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pondasi

Citation preview

Page 1: 139963153-PONDASI-docx

1

PONDASI

A. Pengertian Pondasi

Pengertian umum untuk pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan yang

berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah

permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di

atasnya.

Kesimpulannya, pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi

untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke

tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement

pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu

cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk

diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:

1. Keadaan tanah pondasi

2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)

3. Keadaan daerah sekitar lokasi

4. Waktu dan biaya pekerjaan

5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi,

berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air

tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak

terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai

kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan

digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan

dibangunnya bangunan tersebut.

Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan

dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian

sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.

2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.

3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Page 2: 139963153-PONDASI-docx

2

B. Fungsi Pondasi

Pada dasarnya fungsi pondasi adalah untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja

diatas pondasi ke struktur yang ada dibawahnya tanpa mengalami kerusakan. Pondasi

harus direncanakan untuk menjamin stabilitas dibawah pengaruh beban statis maupun

beban dinamis. Meskipun beban dinamis yang bekerja cukup kecil namun bekerjanya

berulang selama periode waktu tertentu sehingga membutuhkan perhatian khusus dalam

perencanaan.

Ragam getaran yang terjadi pada pondasi dianalisa dengan metode lumped parameter

system. Metode ini menawarkan penambahan frekwensi alami untuk mengurangi getaran

pada sistem dengan cara mengatur konstanta pegas dan peredam.

Dimensi pondasi blok dengan panjang, lebar dan tebal masing-masing: 9 m, 4 m, dan 1

m memenuhi kriteria perencanaan dimana amplitudo arah vertikal dan horisontal (0,0146

mm; 0,0313 mm) lebih kecil dari batas ijin amplitudo arah vertikal dan horisontal (0,2 mm;

0,4 mm). Kombinasi beban statis dan dinamis menghasilkan gaya-gaya yang diterima

tanah berturut-turut: gaya arah vertikal dan horisontal sebesar: 0,8032 t, 0,5356 t, rotasi

arah x, y, z sebesar: 1,6907 tm, 2,2018 tm, 2,2371 tm dan getaran torsi sebesar 10,0659 tm.

Gaya-gaya tersebut mampu diterima tanah dimana total tegangan tanah sebesar 0,5316

Kg/cm2 masih lebih kecil dari tegangan ijin tanah sebesar 2,7375 Kg/cm2. Pondasi

menggunakan tulangan D16-100 pada sisi lebar maupun sisi panjang, D20 – 50 pada

bagian atas, D22 – 50 pada dasar pondasi, dan D18 – 100 sebagai tulangan bagi yang

difungsikan untuk mengatasi efek susut dan suhu.

Pondasi dari suatu bangunan khususnya pada bangunan gedung adalah suatu konstruksi

dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah atas bagian

bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah berfungsi meneruskan beban atau gaya

di atasnya dan termasuk berat pondasi ke tanah di bawahnya. Sehingga pondasi yang

merupakan bagian dari konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara

lain :

1. Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang

disebabkan muatan tegak ke bawah.

2. Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah

antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak stabil, kegiatan

pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi.

3. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organic maupun

anorganik.

4. Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi. Suatu konstruksi pondasi yang

tidak cukup kuat dan kurang memenuhi persyaratan tersebut diatas, dapat

menimbulkan kerusakan pada bangunannya. Akibat yang ditimbulkan oleh

kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari bangunannya bahkan kemungkinan

terjadi seluruh bangunan menjadi rusak dan harus dibongkar.

Tanah tempat konstruksi pondasi diletakkan harus cukup kuat. yang di dasarkan atas

kekuatan tanah atau daya dukung tanah. Letak tanah kuat untuk konstruksi pondasi pada

Page 3: 139963153-PONDASI-docx

3

masing-masing tempat, tidak sama. Pada tanah yang baik dapat dipasang konstruksi

pondasi dangkal kedalaman tanah yang kuat antara 70-100 cm dibawah permukaan tanah.

Akan tetapi pada tanah lunak harus dipasang konstruksi pondasi dalam, dengan kedalaman

20 m atau lebih dari permukaan tanah keadaan ini tergantung pada jenis susunan tanah

setempat.

C. Teknik Pondasi

Teknik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis

untuk mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat

menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.

Untuk membuat pondasi maka diperlukan adanya pekerjaan gakian tanah, hal ini

dilakukan karena pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah

lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik, oleh

karena itu pada dasar pondasi tidak boleh diletakkan lapisan tanah humus ini. Untuk

menjaga kstabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar, dasar pondasi

harus diletakkan lebih dari 50 cm didalam permukaan tanah sampai mencapai lapisan yang

keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal bisa untuk memasang pondasi,

karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun kekuatannya.

Prinsip kerja dari pondasi adalah seperti ujung pensil, kalau ujungnya lancip ditekan

pada telapak tangan akan terasa sakit, dan lebih mudah masuk kudalam daging, sedang jika

ujungnya tumpul akan terjadi sebaliknya. Pada pondasi hal demikian juga berlaku, jika

lebar dasar pondasi lebarnya kecil maka daya dukung pondasi nya kecil sehingga bangunan

lebih mudah ambles, sebaliknya jika dasar pondasi mempunyai lebar yang besar maka

daya dukungnya juga besar sehingga bangunan tidak medah ambles didalamnya. Sehingga

makin berat bangunan yang didukung makin besar daya dukng tanah yang diperlukan

sehingga lebar dasar pondasi juga makin besar.

D. Material pondasi

Disamping teknik strukturnya yang harus benar, mutu material pembuat pondasi dan

beton juga harus berkwalitas. Karakteristik dan sifat beton sangat tergantung dari design

campuran dan kwalitas bahan-bahan penyusunnya, setiap tahapan dalam proses produksi

pondasi dan beton dilapangan memegang peranan penting dalam menghasilkan pondasi

beton yang berkwalitas antara lain :

Pasir dan koral : Kesalahan penempatan dan penyimpanan material, dapat

menyebabkan menurunnya kwalitas pondasi. Penempatan pasir dan koral harus sedemikian

rupa jangan sampai tercampur oleh bahan-bahan lain. Selain itu penggunaan landasan

untuk stok material sangat dianjurkan agar dapat mencegah terbawanya tanah saat

pengambilan barang.

Semen : Dijaga agar tidak lembab, disimpan didalam ruangan atau gudang dan

dibawahnya di beri landasan agar semen tidak langsung kena uap lantai, karena apabila uap

Page 4: 139963153-PONDASI-docx

4

mengenai semen, mengakibatkan kwalitas semen menurun dan sebagian akan mengeras,

berubah menjadi butiran butiran kasar.

Persiapan dan Proses Pencampuran : Untuk menghasilkan beton dengan kwalitas yang

seragam, bahan- bahan penyusun pondasi harus disiapkan dan ditakar dengan teliti karena

akan mempengaruhi homogenitas campuran, pencampuran dapat dilakukan dengan cara

manual atau mekanis, pencampuran manual yaitu menggunakan tenaga manusia dengan

peralatan cangkul dan skop, disarankan untuk pekerjaan volume pondasi yang besar

sebaiknya dilakukan dengan cara mekanis. Pencampuran mekanis yaitu dengan cara mixer

(mollen), utnuk mendapatkan campuran yang baik diperlukan minimal 50 kali putaran

mixer atau tidak kurang dari 1 menit untuk volume pengecoran 1 m3.

Kekentalan adukan : Harus disesuaikan dengan cara transportasi, cara pemadatan, jenis

konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut bergantung

pada berbagai hal. Jumlah dan jenis semen, nilai factor air semen, jenis dan susunan butir

dari agregat serta bahan pembantu lain.

E. Jenis-jenis pondasi

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di

dalamnya terdiri dari:

- Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)

- Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)

- Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)

Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya

beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah

pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan

batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.

Pondasi KADAL (eng: Deep Foundation, de: Tiefgründungen). Digunakan untuk

menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke

lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain Tiang Pancang, Tiang Bor,

kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin

ilmu atau pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang Pancang (eng: Pile Foundation, de:

Pfahlgründungen)

Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile

Foundation, de: Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)

Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis

tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek :

Page 5: 139963153-PONDASI-docx

5

1. Pondasi Batu kali

Pondasi batu kali sering kita temuin pada

bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini

masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini

pun masih termasuk murah. Bentuknya yang

trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar

pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas

25 – 30 Cm.

Bahan lain yang murah sebagai alternatif

pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan

bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore

Pile ) atau beton bongkaran jalan. Bekas

bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk

pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-300. Permukaannya

yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen dan pasir. RE Bila

dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih

kuat.Ukurannya rata – rata 30 x 30 Cm.

Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :

Batu belah (batu kali/guning)

Pasir pasang

Semen PC (abu-abu).

Kelebihan :

Pelaksanaan pondasi mudah

Waktu pengerjaan pondasi cepat

Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa) Kekurangan :

Batu belah di daerah tertentu sulit dicari Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama) Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

2. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah

jenis pondasi dalam yang dicor di

tempatdengan menggunakan komponen

beton dan batu belah sebagai pengisinya.

Disebut pondasi sumuran karena

pondasi ini dimulai dengan menggali

tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti

menggali sumur.

Kedalaman pondasi ini dapat

mencapai 8 meter. Pada bagian

atas pondasi yang mendekati sloof, diberi

pembesian untuk mengikat sloof.

Pondasi jenis ini digunakan bila

lokasi pembangunannya jauh sehingga

tidak memungkinkan dilakukan

transportasi untuk mengangkut tiang

pancang. Walaupun lokasi pembangunan

Page 6: 139963153-PONDASI-docx

6

memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan.

Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan

hasil cor beton di tempat yang dalam.

Kelebihan :

Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila

tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.

Tidak diperlukan alat berat.

Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu. Kekurangan :

Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)

Pemakaian bahan boros. Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan). Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam

menggalinya

3. Pondasi Strauss Pile

Pondasi strauss pile ini termasuk

kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini

biasanya digunakan pada bangunan yang

bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk

rumah tinggal atau bangunan lain yang

memiliki bentang antar kolom tidak panjang.

Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah

dengan mengebor tanah berdiameter sesuai

perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah

itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di

cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing

digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika

tanah keras dan tidak berair,pondasi dapat

langsung di cor tanpa cassing.

Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi

tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering

dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya

mata bor. Seperti layaknyapondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu

pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan

tulanganpondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk

transfer tekanan beban di atasnya.

Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama

dengan pondasi strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor,

peralatan cor, dan system cassing yang menggunakan teknologi lebih

modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.

Page 7: 139963153-PONDASI-docx

7

Kelebihan :

Volume betonnya

sedikit

Biayanya relative

murah

Ujung pondasi bisa

bertumpu pada

tanah keras

Kekurangan :

Diperlukan

peralatan bor

Pelaksanaan

pemasangannya relative agak susah.

Pelaksanaan yang kurang bagus dapat

menyebabkan pondasi keropos, karena unsur semen larut oleh air

tanah

4. Pondasi Foot plat

Pondasi foot plat

dipergunakan pada kondisi

tanah dengan daya dukung

tanah (sigma) antara : 1,5 -

2,00 kg/cm2. Pondasi foot

plat ini biasanya dipakai

untuk bangunan gedung 2 –

4 lantai, dengan kondisi

tanah yang baik dan stabil.

Bahan dari pondasi ini dari

beton bertulang. Untuk

menentukan dimensi dari

pondasi ini dengan

perhitungan konstruksi

beton bertulang. Beton

adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan

tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikil dengan perbandingan

tertentu ditambah air secukupnya.

Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:

a. Berdasarkan atas perbandingan berat

b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)

Perbandingan campuran beton untuk konstruksi beton adalah 1 PC :2 pasir :

3 kerikil atau 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton rapat air

menggunakan campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil. Beton mempunyai sifat

sanggup mendukung tegangan tekan dan sedikit mendukung tegangan tarik.

Untuk itu agar dapat jugamendukung tegangan tarik konstruksi beton tersebut

Page 8: 139963153-PONDASI-docx

8

memerlukan tambahan besi berupa tulangan yang dipasang sesuai daerah tarik

yang memerlukan.

Konstruksi pondasi pelat lajur beton bertulang digunakan apabila bobot

bangunan sangat besar. Bilamana daya dukung tanah kecil dan untuk

memperdalam dasar pondasi tidak mungkin sebab lapisan tanah yang baik

letaknya sangat dalam sehingga sistem pondasi pelat beton bertulang cukup

cocok. Bentuk pondasi pelat lajur tersebut kedua tepinya menonjol ke luar dari

bidang tembok sehingga dimungkinkan kedua sisinya akan melentur karena

tekanan tanah. Agar tidak melentur maka pada pelat pondasi diberi tulangan

yang diletakkan pada daerah tarik yaitu dibidang bagian bawah yang disebut

dengan tulangan pokok.Besar diameter tulangan pokok Ø 13 - Ø 16 mm

dengan jarak 10 cm– 15 cm, sedang pada arah memanjang pelat dipasang

tulangan pembagi Ø 6 - Ø 8 mm dengan jarak 20 cm – 25 cm.

Campuran beton untuk konstruksi adalah 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk

lantai kerja sebagai peletakan tulangan dibuat betondengan campuran 1 PC : 3

pasir : 5 kerikil setebal 6 cm.

Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanyaberbentuk

bujur sangkar atau persegi panjang. Telapak kaki yangberbentuk bujur sangkar

biasanya terletak di bawah kolombangunan bagian tengah. Sedangkan yang

berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan pada bawah kolom bangunan tepi

atau samping agar lebih stabil. Luas telapak kaki pondasi tergantung pada

beban bangunan yang diterima dan daya dukung tanah yang diperkenankan ( σ

tanah), sehingga apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat

kakinya dapat dibuat lebih kecil.

Kebutuhan Bahannya adalah:

Batu pecah / split (2/3)

Pasir beton

Semen PC

Besi beton

Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)

Kelebihan :

Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja) Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal

daripada pondasi batu belah.

Kekurangan :

Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).

Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).

Tidak semua tukang bisa mengerjakannya. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah

dilakukan galian tanah.

Page 9: 139963153-PONDASI-docx

9

5. Pondasi Tiang pancang

Pondasi tiang pancang adalah suatu

konstruksipondasi yang mampu menahan

gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan

menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang

dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit

dengan menyatukan pangkal tiang pancang

yang terdapat di bawah konstruksi dengan

tumpuan pondasi.

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan

menggunakan diesel hammer. Sistem kerja

diesel Hammer adalah dengan pemukulan

sehingga dapat menimbulkan suara keras dan

getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya

cara pemancangan pondasi ini menjadi

permasalahan tersendiri pada lingkungan

sekitar.

Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan

harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk

menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang

menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 – 7 ton.

Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah

keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih

dari 2 cm.

Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang

dan penampang tiang pancang yang akan digunakan :

Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya

dukung setiap tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap

kolomnya?

Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:

Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus dipikul setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah.

Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.

Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y ton.

Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang pada satu titik

Page 10: 139963153-PONDASI-docx

10

kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.

Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.

Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.

Ukuran Tiang Pancang

Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :

MINIPILE dan MAXIPILE.

a. Minipile (Ukuran Kecil)

Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan

bertingkat rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan

adalah:

Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.

Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.

Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu

menopang beban 25 – 30 ton.

Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu

menopang beban 35 – 40 ton.

iang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang

tekanan 30 – 35 ton.

Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu

menopang tekanan 40 – 50 ton.

b. Maxipile (Ukuran Besar)

Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang

pancang ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat

tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.

1. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.

Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.

Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada

sekeliling tiang.

Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh

dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.

Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.

Page 11: 139963153-PONDASI-docx

11

Kekurangan :

Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor

angkutan.

Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.

Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih

mahal.

Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

2. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan

a) Pondasi tiang pancang pabrikan.

Keuntungan:

Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat,

hasilnya lebih dapat diandalkan.

Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja.

Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus

sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.

Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali

jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus.

Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.

Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga

pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.

Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban

vertical.

Kerugian :

Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan

maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di

sekitarnya.

Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan

menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau

bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik,

akibatnya sangat merugikan.

Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang

cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang

dilapisi denga kayu.

Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah

ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.

Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak

diperlukan maka harus disediakan tempat yang cukup luas.

Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut

atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.

Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

b) Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat

Keuntungan:

Page 12: 139963153-PONDASI-docx

12

Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan

keriuhan yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada

daerah yang padat penduduknya.

Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter

besar dan lebih panjang.

Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau

pabrikan.

Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap)

dapat dibuat lebih kecil.

Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah

galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan

antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.

Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.

Kerugian :

Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dn

kualitas tiang yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau

pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara

tidak langsung.

Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur

dengan reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan

dengan seksama setelah penggalian tanah dilakukan.

Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah

terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur

yang tertimbun di dasar.

Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka

untuk pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.

Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum

jam menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara

perlu dipikirkan cara menangani tanah yang telah dibor atau digali.

5. Desain Pondasi

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan/ settlement

tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan

penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan

pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang

diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama)

dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat

menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap

pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya,

kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan

pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya

amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja

hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.

Page 13: 139963153-PONDASI-docx

13

Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer

beban akibat gaya angin pada dinding.

Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:

- Beban Mati (Beban mati : berat dari semua beban bangunan yang bersifat tetap,

termasuk segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap/finishing, alat atau mesin yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya). contoh berat sendiri

bangunan

- Beban Hidup (Beban hidup : berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat

berpindah), contoh beban penghuni, air hujan dan salju

- Gaya Gempa

- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)

Momen

Torsi