38
Pertemuan ke 13: PENGUKURAN KEANEKARAGAMAN SPECIES Pokok Bahasan : 1. Pengerti an Keanekaragaman 2. Metode Analisis Keanekaragaman Species a. Indeks Keka ya an jenis (I ndex of S pecie s Richness  ) b. Indeks Keanekarag aman atau Heter oge nit as ( Index o f heterogenity atau I nd ex of Diversity  ), dan c. Indeks Keseragaman/Kemerataa n (Index of Evennes  ).

14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    1/38

    Pertemuan ke 13:

    PENGUKURAN KEANEKARAGAMAN SPECIES

    Pokok Bahasan :

    1. Pengertian Keanekaragaman2. Metode Analisis Keanekaragaman Species

    a. Indeks Kekayaan jenis (Index of Species Richness)

    b. Indeks Keanekaragaman atau Heterogenitas (Index of

    heterogenity atau Index of Diversi ty), danc. Indeks Keseragaman/Kemerataan (Index of Evennes).

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    2/38

    1. PENGERTIAN KERAGAMAN HAYATI

    Keanekaragaman hayati (ragam hayati):

    adalah istilah payung (umbrella term) untuk derajatkeanekaragaman sumberdaya alam hayati, meliputi jumlahmaupun frekuensi dari ekosistem, spesies maupun gen disuatu daerah (Haryanto, 1995).

    Keanekaragaman hayati:

    Definisi dari Wilcox (1984)adalah berbagai macam bentuk kehidupan, peranan ekologiyang dimilikinya dan keanekaragaman plasma nutfah yangterkandung didalamnya, (MacKinnon dkk.,1986) .

    Definisi dari WWF (1989):

    adalah kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewandan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, danekosistem yang dibangunnya, (Primack, dkk. 1998) .

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    3/38

    Tiga tingkatan pengertian ragam hayati, (McNeely, 1988)

    yaitu:1. keanekaragaman genetik

    2. keanekaragaman spesies

    3. keanekaragaman ekosistem Ragam hayati meliputi seluruh spesies tumbuhan,

    binatang, organisme mikro dan gen-gen yang

    terkandung di dalamnya serta seluruh ekosistem di

    muka bumi (McNeely, dkk1988 dalamHaryanto, 1995).

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    4/38

    Sampai saat ini konsep dan ide pengukuranbiodiversitas masih diperdebatkan oleh ahliekologi

    Konsep pengukuran keragaman dibagi 3 kategori:

    1. Indeks Kekayaan jenis (Index of SpeciesRichness)

    2. Indeks Keanekaragaman atau Heterogenitas(Index of heterogenity atau Index of Diversity),dan

    3. Indeks Keseragaman/Kemerataan (Index of

    Evennes).

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    5/38

    2. METODE PENGUKURAN KERAGAMAN

    A. INDEKS KEKAYAAN JENIS(Index of Species Richness)

    Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Mcinthos padatahun 1967.

    Kekayaan jenis adalah jumlah jenis (spesies) dalam suatukomunitas.

    Persoalan mendasar yang merupakan kendala pentingdalam penerapan konsep kekayaan jenis adalahbahwasanya seringkali tidak mungkin untuk menghitungsemua jenis yang hidup dan tinggal dalam suatu komunitasalamiah. Oleh karena itu perlu dilakukan pendugaan.

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    6/38

    Ukuran keanekaragaman berdasarkan konsep kekayaan jenis

    Jumlah jenis seringkali meningkat sejalan dg peningkata luas petak

    Jum lah jenis yang teramati

    Jum lah Uni t Contoh

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    7/38

    Beberapa Pendekatan:

    Pada prakteknya ternyata tidak mudah untuk menjamin

    keseragaman ukuran unit contoh. Sehubungan dengan ini,Sanders (1968) mengusulkan alterenatif pemecahanmasalah dengan menggunakan metoda rarefaction.Melalui metoda ini dapat dihitung nilai harapan jumlah

    jenis dalam setiap unit contoh yang berukuran sama(misalkan 100 individu). Adapun perhitungannyadidasarkan pada rumus Sanders yang telahdisempurnakan oleh Hurlbert (1971) sebagaimanadisajikan berikut ini:

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    8/38

    Luas Petak (m2)

    No Nama Jenis10x10 20x20 30x30 40x40 50x50

    1 2 3 4 5 6 7

    1. Maesopsis eminii 1 5 7 16 30

    2. Paraserianthes falcataria 1 1 1 1 1

    3. Pinus merkusii 0 0 0 3 5

    4. Altingia excelsa 0 0 7 10 14

    5. Calophyllum caulatris 0 0 1 2 2

    6. Vitex pubescens 0 3 5 5 6

    7. Cananga odorata 0 0 0 1 18. Arthocarpus heterophyllus 0 0 0 0 1

    9. Langenstromeia speciosa 0 0 0 0 2

    10 Pometia pinnata 0 0 0 0 1

    11. Alstonia pneumatophora 0 0 0 0 1

    12. Strombosia rotunclifolia 0 0 0 1 1

    13. Shorea sp 1 3 5 6 9

    14. Hevea braciliensis 0 0 0 0 9

    15. Schima walichii 0 0 0 1 3

    16. Khaya antoteca 0 0 0 2 5

    17. Gmelina arboteal 0 0 0 0 1

    18. Hopea odorata 0 2 2 2 4

    19. Hopea mangarawan 0 0 0 0 2

    20. Opuna papuana 0 0 0 0 4

    21. Kecapi 0 0 0 1 122. Lucuma spp. 0 0 0 0 2

    23. Eusideroxylon zwageri 0 0 0 0 1

    24. Persea americana 0 0 0 0 1

    25. Heriteria littoralis 0 0 0 1 1

    26. Kepuh 0 0 2 2 2

    27. A 0 1 1 1 1

    28. B 0 0 1 1 1

    29. C 0 0 1 2 2

    30. D 0 0 2 3 3

    31. E 0 0 1 2 2

    32. F 0 0 1 1 1

    33. G 0 0 0 2 3

    34. H 0 0 0 1 135. I 0 0 0 1 1

    36. J 0 0 0 1 1`

    37. K 0 0 0 1 2

    38. L 0 0 0 0 1

    39. M 0 0 0 0 1

    40. N 0 0 0 0 2

    41. O 0 0 0 0 4

    Jumlah Individu 3 15 37 70 136

    Jumlah Jenis 3 6 14 26 41

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    9/38

    dimana: E(Sn) = nilai harapan jumlah jenis

    n = ukuran standar unit contoh (jml individu terkecil)

    N = jumlah total individu yang teramati

    Ni = jumlah individu jenis ke-I

    1. Indeks Hurlbert (1971)

    --

    -n

    iS

    i

    n nNNN

    SE 11

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    10/38

    Sedangkan nilai keragaman dari E(Sn)tersebut dihitung

    dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Heck et al.,

    1975) :

    ( )

    -

    =

    -

    =

    -

    N

    N

    N

    n

    n

    S

    iN

    n

    iN

    SVar 11

    1

    -

    --

    --

    =

    -

    = N

    NN

    n

    nn

    n

    ji

    S

    i

    S

    i

    jNiN

    NNN

    1

    1

    1

    2

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    11/38

    Istilah adalah kombinasi yang dihitung

    sebagai berikut :

    x! adalah faktorial. Sebagai contoh 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x

    1 = 120

    ( )!!

    !

    yxy

    xx

    y -

    =

    x

    y

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    12/38

    Langkah pertama adalah mengambil kelimpahan

    masing-masing jenis dari setiap ukuran plot dan memasukkan ke

    dalam persamaan:

    --

    N

    nniNN1

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    13/38

    Luas Petak N n E(Sn)

    10 x 10 3 3 3,999

    20 x 20 15 3 2,539

    30 x 30 37 3 2,719

    40 x 40 70 3 2,760

    50 x 50 136 3 2,791

    No Ni E(Sn)

    1 1 1,333

    2 1 1,333

    3 1 1,333Jml 3 3,999

    Plot 20m x 20m

    No Ni E(Sn)

    1 5 0,736

    2 1 0,200

    3 3 0,516

    4. 3 0,516

    5. 2 0,3716. 1 0,200Jml 15 2,539

    N = 3n = 3

    E(S1) = 1-[(2!/3!.-1!)/(3!/3!.0!)] = 1,333

    N = 15

    n = 3

    E(S1) = 1- [(14!/3!.11!)/(15!/3!.12!)] = 0,200

    E(S2) = 1- [(13!/3!.10!)/(15!/3!.12!)] = 0,371E(S3) = 1- [(12!/3!.9!)/(15!/3!.12!)] = 0,516

    E(S5) = 1- [(10!/3!.7!)/(15!/3!.12!)] = 0,736

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    14/38

    2. Indeks Divertas Margalef(Clifford & Stephenson, 1975):

    Dmg= Indeks Margalef

    S = jumlah jenis yang teramati

    N = jumlah total individu yang teramati Ln = logaritma natural

    LnN

    SDmg

    1-=

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    15/38

    Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut :

    10 x 10 =3

    2

    Ln = 1,820

    20 x 20 = 15

    5

    Ln = 1,846

    30 x 30 =37

    13

    Ln = 3,600

    40 x 40 =70

    25

    Ln = 5,844

    50 x 50 =

    136

    40

    Ln

    = 8,142

    Luas Petak N S S-1 Ln N Dmg

    10 x 10 3 3 2 1,099 1,820

    20 x 20 15 6 5 2,708 1,846

    30 x 30 37 14 13 3,611 3,600

    40 x 40 70 26 25 4,248 5,84450 x 50 136 41 40 4,913 8,142

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    16/38

    3. Indeks Menhinick

    Indeks lain yang hampir serupa dengan konsep Margalef adalah

    indeks diversitas Menhinickyang mempunyai rumus sebagai

    berikut :

    dimana :

    S adalah jumlah jenis dan

    N adalah jumlah total individu seluruh jenis yangteramati.

    N

    SD

    Mn=

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    17/38

    Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut :

    10 x 10 =3

    3 = 1,732

    20 x 20 =

    15

    6 = 1,549

    30 x 30 =37

    14 = 2,302

    40 x 40 =70

    26 = 3,108

    50 x 50 =136

    41 = 3,516

    Luas Petak N S N Dmn10 x 10 3 3 1,732 1,732

    20 x 20 15 6 3,873 1,549

    30 x 30 37 14 6,083 2,302

    40 x 40 70 26 8,367 3,10850 x 50 136 41 11,662 3,516

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    18/38

    4. Indeks Jackknife:

    S = indeks kekayaan jenis Jackknife

    s = total jumlah jenis yang teramati

    n = banyaknya unit contoh

    k = jumlah jenis yang unik (jenis yang hanya ditemukan pada

    hanya salah satu unit contoh)

    ( ) ( )kn

    nsS

    -=

    1

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    19/38

    adapun keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut

    dihitung dengan formula berikut:

    dimana :

    Var(S) = keragaman dugaan jackknife untuk kekayaan jenis

    fj = jumlah unit contoh dimana ditemukan j jenis unik

    (j=1,2,3,..,s)

    K = jumlah spesies unik

    N = jumlah total unit contoh

    ( )

    -

    -=

    n

    kfjj

    n

    nS

    221)var(

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    20/38

    penduga selang bagi indeks kekayaan jenis jackknife

    adalah sebagai berikut :

    dimana diperoleh dari tabel t-studentdengan nilai

    derajat bebas = n-1

    )(var StS

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    21/38

    Berdasarkan data tersebut di atas, terdapat 15 jenis pohonyang hanya dijumpai dalam satu unit contoh dari 5 (lima)unit contoh yang dibuat. Jenis-jenis ini disebut sebagai jenis

    unik (unique species). Oleh karena itu, indeks kekayaan jenisJackknife untuk kelima belas jenis tersebut adalah

    n (banyaknya unit contoh) = 5

    s (total jumlah jenis) = 41

    k (jumlah jenis yang unik) = 15

    S = s + {n

    n )1( -}(k)

    = 41 + {5

    )15( -} (15)

    = 53 jenis

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    22/38

    Dengan demikian, keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut

    adalah:

    Var (S) =

    -

    nn 1 ( )

    - nkfj j

    2

    2

    =

    -5

    15 ( )( )

    -

    5

    15115

    22

    =

    5

    4 180

    = 144

    Std (S) = )(SVar

    = 144

    = 12

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    23/38

    Untuk ukuran contoh yang kecil, maka nilai t/2 pada tingkat

    kepercayaan 5 % dengan derajat bebas n-1 adalah 2.776,

    sehingga dugaan indeks kekayaan jenis Jackknife pada

    tingkat kepercayaan 5 % adalah :

    S t/2 . )(SVar

    53 (2,776).( 144 )

    53 33,31 atau 19,69 sampai dengan 86,31

    dibulatkan menjadi 20 sampai dengan 87 jenis

    Ketelitian dari data ini =S

    S)var(x 100 %

    =53

    144x 100 %

    = 22,64 %

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    24/38

    Istilah heterogenitas pertama kali dikemukakan oleh GOOD (1953).

    Berbeda dari konsep kekayaan jenis, ukuran keanekaragaman ini

    ditetapkan hanya berdasarkan struktur kerapatan atau kelimpahan

    individu dari setiap jenis yang teramati. Oleh karena itu, Magurran

    (1988) memberikan istilah lain terhadap konsep ini, yaitu dengan

    sebutan spesies abundance atau kelimpahan jenis.

    Untuk memperjelas konsep kelimpahan jenis ini sebagai salah satuukuran keanekaragaman, tampak pada gambar berikut ini.

    Pada Gambar terdapat 3 (tiga) komunitas dengan derajatkeanekaragaman yang berbeda. Berdasarkan ukuran kelimpahan ini,komunitas A lebih beragam dari komunitas B (walaupun mempunyaijumlah jenis yang sama). Demikian pula halnya dengan komunitas Cyang mempunyai keanekaragaman lebih tinggi bila dibandingkandengan komunitas B.

    B. INDEKS HETEROGENITAS/KEANEKARAGAMAN

    (Index of Heterogeneity / Index of Diversity)

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    25/38

    KOMUNITAS A

    KOMUNITAS B

    KOMUNITAS C

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    26/38

    1. Indeks Simpson

    Indeks Keragaman Simpson digunakan untuk mengetahui kompleksitas suatu

    komunitas yang populasnya tak terhingga.

    Indeks ini berkisar antara 01.Semakin mendekati angka 1 maka komunitas semakin kompleks dan mantap.

    Indeks diversitas Simpson dihitung dengan rumus :

    Dimana:

    1D = indeks diversitas Simpson

    pi = ni/N = proporsi jumlah individu jenis ke-I

    ni = jumlah individu species ke I

    N = jumlah total individu seluruh species

    ( )211 -=- ipD

    2 I d k Pi l

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    27/38

    2. Indeks Pielou

    Sedangkan untuk populasi terhingga, rumus yang harus digunakan

    adalah Indeks Pielou sebagai berikut (Pielou, 1969):

    Dimana:

    1-D= Indeks Pielou

    ni = jumlah individu dari jenis ke-I

    N = jumlah total individu dalam unit contohS = jumlah jenis dalam unit contoh

    ( )( )

    -

    --=-

    =

    1

    111

    1 NN

    nnD

    ii

    S

    i

    3. Indeks Shannon-Wiener

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    28/38

    3. Indeks Shannon Wiener

    Konsep ini merupakan konsep keanekaragaman yang relatif paling dikenal

    dan paling banyak digunakan (Magurran, 1988).Indeks Shannon dihitung

    dengan formula berikut :

    Dimana:

    Pi = ni/N

    H : Indeks Keragaman Shannon-Wiener

    Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies

    ni : Jumlah individu spesies ke-iN : Jumlah total individu

    pipiHS

    i 1

    ln' =

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    29/38

    Catatan :

    Seringkali peneliti menggunakan formula Shannon-Wiener menggunakan Lon atau Log2, atau Log 10.

    Perbedaannya adalah

    jika log2, maka H dinyatakan dalam bits/ind ;

    jika log e/ln, maka H dalam nits/ind dan

    jika digunakan log 10, maka Hdinyatakan dalam decits/ind).

    Kisaran nilai hasil perhitungan indeks keragam (H)

    menunjukkan bahwa jika:

    H>3 : Keragaman spesies tinggi1

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    30/38

    Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H) disamping

    dapat menggambarkan keanekaragaman species, jugadapat menggambarkan produktivitas ekosistem, tekanan

    pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem.

    Semakin tinggi nilai indeks H maka semakin tinggi pula

    keanekaragaman species, produktivitas ekosistem,tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem

    Nilai tolok ukur indeks keanekaragaman H:

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    31/38

    g

    H < 1,0 : Keanekaragaman rendah,

    Miskin (produktivitas sangat rendah) sebagai indikasiadanya tekanan ekologis yang berat ,dan

    ekosistem tidak stabil

    1,0 < H < 3,322 :

    Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang.

    H > 3,322 : Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi,

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    32/38

    4. Indeks Brillouin

    Dibandingkan dengan indeks Shannon-Wiener, indeks ini relative lebih

    sederhana. Variabel yang diukur di lapangan hanya banyaknya individudari setiap jenis yang dijumpai pada unit contoh. Formula yang digunakan

    untuk menghitung indeks Brillouin adalah:

    dimana :

    N = jumlah total individu dalam unit contohn1 = jumlah individu untuk jenis ke-1

    n2 = jumlah individu untuk jenis ke-2

    =

    !...!!!log1

    321 nnnN

    NH

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    33/38

    C. INDEKS KESERAGAMAN / KEMERATAAN(Index of Evenness)

    Konsep ini menunjukkan derajat kemerataan kelimpahanindividu antara setiap spesies.

    Ukuran kemerataan yang pertama kali dikemukakan oleh Lioyddan Gheraldi (1964) ini juga dapat digunakan sebagai indicatoradanya gejala dominasi diantara setiap jenis dalam suatu

    komunitas. Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka

    komunitas tersebut mempunyai nilai EVENNESS maksimum. Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil, maka dalam

    komunitas tersebut terdapat jenis dominant, sub-dominandan jenis yang terdominasi, maka komunitas tsb memilikiEVENNES minimum

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    34/38

    JENIS

    JENIS

    Kelimpahan relatif

    Komunitas A

    Komunitas B

    Eveness B > A

    Kelimpahan

    individu setiap

    jenis di B relatif

    homogen

    Ada dua rumus yang relative lebih banyak digunakan untuk

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    35/38

    y g y g

    menghitung nilai evenness, yakni (dicetuskan oleh Hurlbert,

    1971) :

    dimana :

    Evenness= nilai kemerataan (antara 01)

    D = nilai indeks diversity hasil pengamatan

    D max = nilai maksimum indeks diversitasD min = nilai minimum indeks diversitas

    maxD

    DEvenness =

    minmax

    min

    DD

    DDEvenness

    -

    -=

    Apabila digunakan rumus dari Shannon-Wiener, nilai indeks

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    36/38

    p g ,

    diversitas maksimum dan minimum dapat diperoleh melalui

    rumus :

    dimana :Hmax = maksimum nilai kemungkinan dari fungsi ShannonHmin = nilai kemungkinan terendah fungsi Shannon

    N = Jumlah total individu dalam unit pengamatanS = Jumlah jenis dalam unit pengamatan

    -=

    SSSH

    1log

    1' 2max

    S2log=

    ( ) 1log1'min -

    -= SNN

    SNLogNH

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    37/38

    Selanjutnya, nilai evenness lebih sering dihitung

    dengan menggunakan rumus berikut :

    dimana :

    J = nilai evenness (antara 01)

    H = indeks diversitas Shannon-Wiener

    Dmax = nilai maksimum indeks diversitas

    m ax

    ''

    D

    HJ =

  • 5/23/2018 14. Analisis Keanekaragaman Ekosistem

    38/38

    Cara perhitungan lain yang bisa digunakan untuk menghitung nilai

    kemerataan/keseragaman Evenness adalah rumus yang diusulkan oleh

    Buzas & Gibson (1969) dengan formula sebagai berikut :

    dimana :

    Ni= eH(jumlah jenis dengan kelimpahan sama)

    S = jumlah individu dalam unit contoh

    S

    NEvenness i=