8
1 Kajian Konsep Asu ransi dalam Risiko Pengelol aan Aset Pemerintah Oleh: Ishaq NPM: 144060006297 No.14, Kelas 8A STAR BPKP Program DIV Akuntansi STAN, 2015 Latar Belakang—Urgensi Implemenasi Asuransi di Indonesia Risiko senantiasa muncul di setiap tujuan, tidak terkecuali dalam hal pengelolaan aset. Oleh karena itu penting bagi seorang manajer aset untuk melakukan risk management dalam mengelola aset yang dimiliki. Dari sudut pandang pengelola aset, risiko d apat di bagi men jadi dua je nis, ri siko y ang dapat dikend alikan (controllable risk ) dan risiko yang tidak dapat dikendalikan ( uncontrollable risk ). Controllable risk pada dasarnya risiko yang secara langsung mitigasi dan penanganannya dapat dipengaruhi oleh pengelola aset. Sedangkan risiko yang tidak dapat dikenda likan sejat inya bersif at residual risk dan keterjadiannya sama skali tidak dapat dipre diksi (force majeure). Contoh uncontrollable risk yang paling umum adalah bencana alam. Indonesia termasuk negara yang dapat dikategorikan “langganan” terhadap bencana alam. Secara geografis, sebagai negara kepulauan Indonesia cukup rentan terhadap ancaman bencana alam. Dalam sebuah artikel, Hotbonar Sina ga dan Munawar Kasan (2006) mengutip apa yang tercantum pada buku The 100 Greatest Disasters of All Ti me kar ya Ste phen J Spigne si, yan g meny atakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-22 dan 30 sebagai negara yang memiliki dua bencana terbesar dalam sejarah (letusan Gunung Tambora dan Gunung Krakatau). Tentu saja kita masih ingat apa yang terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada t ahun 2004 ke tika gempa d an tsunami meluluhlantakkan kawasan serambi Mekkah. Puluha n triliun dige lontorkan untuk merehabi litas i kondisi Ac eh yang tersapu gempa dan tsunami. Untu k gempa di Jogjakarta, pemerintah mengeluarkan dana lebih dari Rp6 triliun pasca gempa yang mengguncang sebelumny a. Di luar dana “pribadi” dari APBN, memang banyak bantuan dari dunia internasional yang mengalir ke negara Indonesia sebagai bentuk kepedulian dan aksi kemanusiaan dalam meringankan beban. Tercatat pada peristiwa gempa di Jogja, PBB memberikan donasi sebesar US$ 80 juta. Akan te tapi, ki ta tent u saja ti dak akan senantiasa mengharapkan uluran tangan dari negara sekitar maupun organisasi internasional oleh karena itu, di sinilah asuransi dapat b erperan sebagai salah satu

14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuransi aset pemerintah (BMN/BMD)

Citation preview

Page 1: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 1/8

1

Kajian Konsep Asuransi dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

Oleh:

Ishaq

NPM: 144060006297 No.14, Kelas 8A STAR BPKP

Program DIV Akuntansi STAN, 2015

• Latar Belakang—Urgensi Implemenasi Asuransi di Indonesia

Risiko senantiasa muncul di setiap tujuan, tidak terkecuali dalam hal pengelolaan

aset. Oleh karena itu penting bagi seorang manajer aset untuk melakukan risk 

management  dalam mengelola aset yang dimiliki. Dari sudut pandang pengelola

aset, risiko dapat dibagi menjadi dua jenis, risiko yang dapat dikendalikan(controllable risk ) dan risiko yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable risk ).

Controllable risk  pada dasarnya risiko yang secara langsung mitigasi dan

penanganannya dapat dipengaruhi oleh pengelola aset. Sedangkan risiko yang tidak

dapat dikendalikan sejatinya bersifat residual risk  dan keterjadiannya sama skali

tidak dapat diprediksi (force majeure). Contoh uncontrollable risk yang paling umum

adalah bencana alam.

Indonesia termasuk negara yang dapat dikategorikan “langganan” terhadap bencana

alam. Secara geografis, sebagai negara kepulauan Indonesia cukup rentan terhadap

ancaman bencana alam. Dalam sebuah artikel, Hotbonar Sinaga dan Munawar 

Kasan (2006) mengutip apa yang tercantum pada buku The 100 Greatest Disasters

of All Time karya Stephen J Spignesi, yang menyatakan bahwa Indonesia

menduduki peringkat ke-22 dan 30 sebagai negara yang memiliki dua bencana

terbesar dalam sejarah (letusan Gunung Tambora dan Gunung Krakatau).

Tentu saja kita masih ingat apa yang terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

pada tahun 2004 ketika gempa dan tsunami meluluhlantakkan kawasan serambi

Mekkah. Puluhan triliun digelontorkan untuk merehabilitasi kondisi Aceh yang

tersapu gempa dan tsunami. Untuk gempa di Jogjakarta, pemerintah mengeluarkan

dana lebih dari Rp6 triliun pasca gempa yang mengguncang sebelumnya.

Di luar dana “pribadi” dari APBN, memang banyak bantuan dari dunia internasional

yang mengalir ke negara Indonesia sebagai bentuk kepedulian dan aksi

kemanusiaan dalam meringankan beban. Tercatat pada peristiwa gempa di Jogja,

PBB memberikan donasi sebesar US$ 80 juta. Akan tetapi, kita tentu saja tidak akan

senantiasa mengharapkan uluran tangan dari negara sekitar maupun organisasi

internasional oleh karena itu, di sinilah asuransi dapat berperan sebagai salah satu

Page 2: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 2/8

2

“teman berbagi” untuk pemerintah selama proses penanggulangan serta langkah

mengantisipasi besarnya beban yang akan dipikul pemerintah untuk pemulihan

wilayah yang terkena bencana alam.

• Konsep Risk Management 

Dalam COSO Framework  mengenai ERM—Enterprise Risk Management ,

pengelolaan terhadap risiko-risiko yang ada dibagi menjadi 4 cara, yaitu:

•  Avoid = eliminate (get out of situation)

•  Accept = monitor 

• Reduce = institute controls

• Share = partner with someone

Salah satu jenis respon terhadap adanya risiko seperti yang disebutkan di atasadalah dengan membagi atau mentransfer sebagian risiko tersebut kepada pihak

lain. Dari sudut pandang pengelolaan aset pemeritnah, asuransi memberikan ruang

bagi manajemen untuk berbagi risiko terhadap ancaman yang membahayakan

pengelolaan aset di pemerintahan.

• Analisis SWOT Implementasi Asuransi Aset Pemerintah

- Strength (Kelebihan/Kekuatan)

1. Komposisi APBN

Indonesia merupakan negara dengan potensi perkembangan infrastruktur yang tinggi. Di samping itu, struktur APBN kita memungkinkan untuk

ditingkatkannya belanja-belanja yang berkaitan dengan pembangunan

maupun menunjang pembangunan tersebut.

Melihar besaran APBN dan geliat pembangunan ekonomi yang ada,

sepertinya Indonesia tidak perlu merasa risau dalam hal penyediaan dana

terkait pembayaran asuransi ini (seperti pembayaran premi tahunan). Sejauh

ini pemerintah melakukan salah satu upaya antisipasi persiapan dana

penanggulangan bencana dengan membentuk dana cadangan yang dikelola

oleh BNPB. Diharapkan, jika penerapan model asuransi atas aset

pemerintah berjalan, dana cadangan atas bencana alam tersebut selanjutnyaakan dihapus dan dialihkan untuk pengeluaran yang berkaitan dengan

asuransi tersebut.

Page 3: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 3/8

3

2. Jumlah Perusahaan Asuransi yang Ada di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perusahaan asuransi

yang dapat dibilang cukup besar. Tercatat hingga kini setidaknya sejumlah

91 perusahaan asuransi baik dalam negeri, maupun anak perusahaan dan

cabang dari perusahaan asuransi luar negeri yang beroperasi di wilayah

Indonesia. Hal ini merupakan bekal yang cukup besar bagi pemerintah

Indonesia untuk membangun sebuah model asuransi atas aset yang dimiliki.

- Weakness (Kelemahan)

1. Masalah Inventarisasi Aset Pemerintah

Hingga saat ini, salah satu hambatan yang masih menghantui dalam

pengelolaan aset adalah masalah inventarisasi dan dokumentasi data asetyang dimiliki pemerintah Indonesia. Masalah administrasi data akan menjadi

krusial dari segi penerapan asuransi dalam rangka memastikan dan

memetakan hal-hal di bawah ini:

a. Apa saja aset yang harus diasuransikan

b. Seberapa besar nilai aset yang akan diasuransikan

c. Berapa nilai premi yang harus dibayar kepada perusahaan asuransi

d. Dokumentasi jika terjadi prosedur klaim

2. Masalah Lain dalam Pengelolaan Aset Pemerintah

Pengelolaan aset pemerintah Indonesia masih menyisakan banyak PR yang

belum terselesaikan. Pengelolaan aset eks BPPN, permasalahan sertifikasi

tanah, hingga masalah yang berkaitan dengan temuan BPK mengenai

penatausahaan aset pemerintah mencerminkan kinerja pengelolaan dan

penatausahaan aset pemerintah yang masih belum optimal. Permasalahan

ini tentu saja seharusnya diperbaiki terlebih dahulu apabila pemerintah

memutuskan untuk mengimplementasikan model asuransi terhadap asetnya.

- Opportunity (Peluang)

1. Responsif dalam Penanggulangan Bencana

Sebagai negara yang dapat dikatakan sigap dalam menanggapi

penanggulangan pasca bencana alam, Indonesia memang sudah banyak

mengalami jatuh bangun ketika merehabilitasi sebuah wilayah yang terkena

dampak bencana alam. Dengan bekal “pengalaman” yang sudah ada,

diharapkan masalah pemulihan wilayah yang terkena dampak bencana alam

akan semakin mudah teratasi jika pemerintah menggandeng perusahaan

Page 4: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 4/8

4

asuransi sebagai mitra yang membantu pemerintah dalam meng-cover 

sebagian porsi beban yang harus dipikul.

2. Landasan Hukum dan Regulasi

Walaupun secara tegas tidak disinggung masalah terkait penerapan asuransi

di sektor pemerintahan, UU Penanggulangan Bencana UU PB secara tersirat

memberikan peluang bagi asuransi untuk terlibat dalam penanggulangan

bencana.

Beberapa pasal dalam undang-undang tersebut memberikan klausul yang

terdapat dalam UU PB. Sunarsip, dkk (2007) setidaknya merangkum

beberapa poin di dalam UU PB tersebut dengan menyebutkan adanya

peluang melalui bidang-bidang: (i) Perlindungan Masyarakat; (ii) Peran Serta

Masyarakat; (iii) Pelayanan Kesehatan; (iv) Pengendalian Pengumpulan

Dana; (v) Penyaluran Bantuan; dan (vi) Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Lebih

lanjut lagi, Sunarsip menyimpulkan berdasarkan pernyataan-pernyataan

yang ada dalam undang-undang tersebut, asuransi memiliki kesempatan

untuk berperan secara proporsional dan profesional sebagai mitra

pemerintah dan masyarakat dalam bidang Perlindungan Masyarakat dan

bidang Peran Serta Masyarakat. Untuk penetapan tariff premi dan jenis-jenis

barang yang akan di asuransikan, pemerintah dapat merujuk kepada Surat

Edaran OJK Nomor SE-06/D.05/2013 tentang Penetapan Tariff Premi serta

Biaya Akuisisi pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor dan Harta

Benda serta Jenis Risiko Khusus meliputi Banjir, Gempa Bumi, LetusanGunung Berapi, dan Tsunami.

3. Kesiapan dari Perusahaan Asuransi

Dari sisi pemerintah secara umum, Otoritas Jasa Keuangan kini juga sudah

mulai memikirkan penerapan model asuransi atas aset pemerintah,

khususnya terkait dengan bencana alam. Ketua Dewan Komisioner OJK

Muliaman Darmansyah Hadad dalam sebuah kesempatan di media massa

mengatakan bahwa OJK tengah meneliti model asuransi bencana dengan

tolak ukur (benchmark) beberapa negara yang memiliki ciri khas yang sama

dengan negara ini, yaitu rawan bencana. Untuk meningkatkan asuransibencana, jelas dia, diperlukan kombinasi peranan antara pemerintah, pelaku

di industri jasa keuangan, dan OJK selaku regulator.

Tidak hanya sampai di situ, gagasan mengenai asuransi pemerintah atas

bencana alam juga ditegaskan oleh Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia

Page 5: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 5/8

5

Utama (Persero) Frans Sahusilawane, salah satunya adalah ide mengenai

pendirian konsorsium perusahaan asuransi di seluruh Indonesia.

Konsorsium asuransi bencana berdasarkan apa yang ditawarkan dalam

gagasannya akan diikuti oleh semua perusahaan reasuransi nasional dan

asuransi umum. Frans Sahusilawane juga menyebutkan salah satu contoh

penerapan yang terjadi di Kepulauan Karibia. Lebih lanjut disampaikan

bahwa bahkan di sana ada 16 negara yang bergabung untuk program

asuransi bencana.

4. Benchmarking Negara Asing

Beberapa negara di dunia internasional mengadopsi model asuransi dalam

pengelolaan aset di lingkungan pemerintahannya dengan modifikasi masing-

masing sesuai dengan karakteristik negara tersebut. Berikut ini adalah

contoh negara-negara yang melakukan praktik asuransi aset di lingkungan

pemerintahannya:

Tabel: Model Penanganan Bencana di Beberapa Negara

Turki

• Turki menetapkan model penanganan bencana yangtersentralisasi, yang dikenal dengan National Disaster Management System.

• Pihak-pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencanaantara lain: pemerintah, militer, palang merah, universitas,

dan organisasi non- pemerintah.

• Pada tahun 1999, Turki mengubah pendekatan pengelolaanpenanggulangan bencana dengan menetapkan sistememergency  penanggulangan bencana yang modern danlebih terdesentralisasi.

Kanada

• Terdapat dua jenis kerugian akibat bencana yangditanggung asuransi, yakni kebakaran dan tornado.Sedangkan jumlah kerugian yang dibayarkan tergantungpada tipe dari rumah yang dipertangungkan serta lokasinya.

• Untuk bencana berupa kebakaran, Kanada telah membuatsuatu special coverage insurance sebagai tambahanterhadap asuransi standar.

Page 6: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 6/8

6

Jerman

• Jerman memiliki undang-undang perlindungan terhadapbencana banjir (tahun 2004) yang didalamnya mengatur 

tentang larangan untuk mendirikan bangunan sertamelakukan aktivitas ekonomi lainnya di daerah-daerahyang rawan bencana banjir.

• Pengalaman Jerman dalam menaggulangi risiko kerugianakibat bencana yang besar menunjukkan perlunyabantuan yang cukup dari pemerintah, akibat terbatasnyakecukupan dana yang dapat disediakan pihak swasta.

Sumber: The Indonesia Economic Intelligence & Menggagas Keterlibatan Asuransi dalam Penanggulangan Bencana (Sunarsip, dkk. 2007)

Tidak hanya itu saja, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tahun lalu juga

melakukan kajian terhadap praktik asuransi di salah satu negara tetangga

Indonesia, yakni Australia. Melalui kegiatan benchmarking bertema Risk 

Management Strategies on Public Assets yang dilaksanakan antara DJKN

dan Government Partnerships Fund (GPF) of Australia Indonesia Partnership

for Reconstruction and Development (AIPEG), diperoleh informasi bahwa

kebijakan pemerintah Australia untuk tidak menggunakan asuransi

menimbulkan kerugian yang signifikan bagi negara tersebut.kejadian

tersebut, pada tahun 1998 Pemerintah Australia mendirikan sebuah

organisasi yang khusus menangani penyediaan dana asuransi dan

pelaksanaan praktek manajemen risiko berkaitan dengan pengelolaan aset,

yaitu Comcover.

Sedikit berbeda dengan model asuransi di negara-negara lain, Comcover 

menerapkan pengelolaan dana secara mandiri. Metode ini sejauh ini

memberikan keuntungan bagi pemerintah Australi karena ruang lingkup

proteksi dapat difasilitasi dengan pendekatan sektor publik.

- Threats (Ancaman)

1. Penyalahgunaan dalam Pengelolaan Dana Asuransi

Dana yang dikucurkan untuk asuransi tentu saja tidak sedikit. Bayangkan

saja, nilai aset tetap yang tercatat di LKPP hingga tahun 2014 adalahsebesar lebih dari Rp 1.709 triliun. Jika pemerintah mengasuransikan aset

tetap jenis gedung dan bangunan (KIB C) saja setidaknya dana yang

digelontorkan adalah sebesar Rp 1.191 triliun. Belum lagi jika pemerintah

memutuskan untuk mengasuransikan aset tetap jenis kendaraan dan JIJ

(jalan, irigasi, dan jaringan).

Page 7: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 7/8

7

Pengelolaan dana sebesar itu sangat rentan untuk disalahgunakan. Terlebih

lagi akhir-akhor ini banyak sekali aparat pemerintah yang terjerat kasus

hukum terkait tindak pidana KKN. Pengawasan dan pengendalian yang ketatharus diterapkan jika pemerintah ke depannya mengimplementasikan

asuransi atas aset pemerintah.

2. Masalah Premi yang “Hangus”

Pertanyaan lain yang timbul dalam pengelolaan dana asuransi adalah

bagaimana “nasib” premi yang sudah dibayarkan tetapi hingga jangka

waktunya tidak ada klaim. Perdebatan mengenai ada atau tidak unsur 

kerugian negara sempat muncul di kalangan pengamat dan tentu saja bukan

tidak mungkin masyarakat juga akan memberikan tanggapan yang kritis

terhadap hal ini.

• Simpulan dan Saran

Indonesia merupakan negara yang secara geografis rentan terhadap terjadinya

bencana alam. Biaya penanggulangan bencana alam dalam rangka memulihkan

willayah yang terkena dampak bencana alam sangat membebani pemerintah selama

ini, meskipun tidak sedikit pula bantuan yang datang.

Melihat hal tersebut, asuransi dapat menjadi solusi sekaligus mitra pemerintah

dalam menghadapi risiko pengelolaan aset. Kajian-kajian terkait implementasi baik

di dalam maupun luar negeri hingga kini masih berlanjut untuk menimbang-nimbang

seperti apa model asuransi yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

 Akan tetapi, di balik itu semua pemerintah juga memiliki banyak urusan aset yang

belum terselesaikan. Di samping itu, pengelolaan dana asuransi ini perlu dilakukan

dengan cermat dan hati-hati agar ke depannya tidak ada penyelewengan ataupun

kemudian terjadi kerugian negara yang lebih besar.

Efek cost and benefit dalam skema asuransi masih perlu dikaji ulang kembali oleh

pemerintah sebelum benar-benar memutuskan bagaimana implementasi yang

hendak dibangun. Ke depannya, pemerintah Indonesia juga dapat melakukan

 piloting  terlebih dahulu pada beberapa kementerian maupun lembaga yang

dianggap siap untuk diterapkan pola asuransi terhadap aset yang dimiliki.

Page 8: 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

7/17/2019 14. Ishaq-Telaah Konsep Asuransi Dalam Risiko Pengelolaan Aset Pemerintah

http://slidepdf.com/reader/full/14-ishaq-telaah-konsep-asuransi-dalam-risiko-pengelolaan-aset-pemerintah 8/8

8

DAFTAR PUSTAKA

 Asuransi BMN, Solusi Alternatif untuk Resiko Aset Negara. Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara, Kementerian Keuagan Republik Indonesia. 2014.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/berita/asuransi-bmn-solusi-alternatif-

resiko-aset-negara (diakses pada 7 Agustus 2015)

Institute of Internal Auditor.  Applying Enterprise Management Risk—Integrated 

Framework . 2004. Institute of Internal Auditor.

OJK Kaji Model Asuransi Bencana Tipe Indonesia. Berita Satu.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/260327-ojk-kaji-model-asuransi-bencana-

tipe-indonesia.html (diaskses pada 7 Agustus 2015)

Otoritas Jasa Keuangan RI. Surat Edaran OJK Nomor SE-06/D.05/2013 tentang

Penetapan Tariff Premi serta Biaya Akuisisi pada Lini Usaha Asuransi

Kendaraan Bermotor dan Harta Benda serta Jenis Risiko Khusus meliputi

Banjir, Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi, dan Tsunami.

Pengelolaan Dana Asuransi Ala Australiahttps://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/berita/pengelolaan-dana-asuransi-ala-

australia (diakses pada 7 Agustus 2015)

Repiublik Indonesia. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana. 2007

Repiublik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/ Daerah. 2014

Sinaga, Hotbonar. Kasan, Munawar .Menggagas Asuransi Bencana. Kompas.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0607/21/teropong/2823595.html

(diakses pada 7 Agustus 2015)

Sunarsip, dkk. Menggagas Keterlibatan Asuransi dalam Penanggulangan Bencana.

2007. Jakarta