67
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian a. Identitias Klien Nama : Ny. T Umur : 36 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Guru TK Status Pernikahan : Menikah Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Tanggal Masuk : 16/03/2014 Jam 10.28 WIB Tanggal Pengkajian : 17/03/2014 Jam 09.00 WIB 62

15 BAB III octag

Embed Size (px)

DESCRIPTION

f

Citation preview

Page 1: 15 BAB III octag

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

a. Identitias Klien

Nama : Ny. T

Umur : 36 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Guru TK

Status Pernikahan : Menikah

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Tanggal Masuk : 16/03/2014 Jam 10.28 WIB

Tanggal Pengkajian : 17/03/2014 Jam 09.00 WIB

No. Medrec : 333731

Diagnosa : Asma Bronkial

Alamat : Jl. Goroweh Rt/Rw 3/1

Kec. Cikoneng

Desa. Mekarlaksana

Kab. Bandung

62

Page 2: 15 BAB III octag

63

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 39 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Staf Desa

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Suami

Alamat : Jl. Goroweh Rt/Rw 3/1

Kec. Cikoneng

Desa. Mekarlaksana

Kab. Bandung

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Keluhan Saat Masuk Rumah Sakit

Klien mengeluh sesak nafas disertai dengan mual muntah,

sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit pada malam hari. Pada

saat itu klien langsung minum obat yang biasa digunakan oleh

klien (aminophilin tablet) tetapi tidak ada perbaikan, karena

sesaknya belum berkurang, klien diantar ke rumah sakit oleh

keluarganya. Klien dan keluarganya tiba di IGD RSUD Majalaya

Page 3: 15 BAB III octag

64

Kabupaten Bandung pukul 01.00 WIB. Klien dilakukan

pemeriksaan oleh dokter jaga kemudian di infus dengan terpasang

cairan RL dengan di drip obat aminophilin, serta dilakukan

nebulizer dengan obat farbivent dan terapi O2 3 lt/menit. Tetapi

tidak ada perbaikan selama 9 jam di IGD sampai akhirnya klien

dibawa ke ruang cempaka untuk dilakukan perawatan rawat inap

pada tanggal 16 maret 2014.

b) Keluhan Utama Saat Dikaji

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 17 maret 2014,

klien mengeluh sesak nafas disertai dengan batuk-batuk dan

sedikit mual. Sesak nafas dirasakan seperti tertindih beban berat

dan seperti ditusuk-tusuk jarum pada daerah dada, sesak

dirasakan pada daerah dada menyebar sampai di daerah uluh hati.

Sesak napas biasanya muncul apabila klien mengelami stres yang

berat atau banyak pikiran serta dirasakan pada malam hari, karena

terkena udara dingin, bersifat sering. Sesak nafas akan berkurang

apabila klien beristirahat, melakukan posisi setengah duduk dan

minum obat dari dokter.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit asma sejak

berumur 1 tahun, klien sering dirawat di rumah sakit, dalam 1 tahun

terkadang ada 1 kali dirawat inap dirumah sakit. Klien biasa

mengkonsumsi obat aminophilin tablet 3x1 setiap hari, sejak klien

Page 4: 15 BAB III octag

65

berusia 1 tahun. Apabila sesak nafas dirasakan tidak berkurang, klien

melakukan nebulizer dirumah atau di puskesmas terdekat. Klien juga

mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi,

DM, TB paru. Tetapi klien mengatakan ± 1 tahun ini menderita

penyakit maag dan apabila maagnya kambuh klien hanya

mengkonsumsi obat maag warung (promag).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut klien dan keluarga klien, klien memiliki penyakit

keturunan dari keluarganya yaitu asma yang diturunkan oleh nenek

klien yang berasal dari ibu klien, dan tidak memiliki penyakit

keturunan lainnya seperti diabetes militus, teberkulosis paru dan

hipertensi.

Bagan 3.1 Genogram

Page 5: 15 BAB III octag

66

Keterangan :

: Laki-laki

: Laki-laki dan perempuan yang meninggal

: Perempuan

: Klien

: Ada hubungan

: Tinggal satu rumah

: Penderita

d. Pola Aktivitas Sehari-hari

Tabel 3.1 Pola Aktivitas Sehari-hari

Page 6: 15 BAB III octag

67

No Jenis Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit

1 2 3 41 Nutrisi

a. Makan1. Frekuensi2. Jenis

3. Porsi

4. Keluhan

5. Pantangan

3 kali/hari.Nasi, lauk, sayur.Satu porsi.

Tidak ada.

Tidak ada

3 kali/hari.Bubur, lauk, sayur.Seper empat porsi.Klien mengatakan mual-mual.Tidak ada.

b. Minum1. Frekuensi2. Jumlah3. Jenis4. Pantangan

7-8 gelas/hari.1750-2000.Air putih.Tidak ada.

4-6 gelas/hari.1000-1500.Air putih.Tidak ada.

1 2 3 42 Eliminasi

a. BAB1. Frekuensi2. Konsistensi

3. Warna4. Keluhan

1 kali/hari.Lunak berbentuk.Kuning.Tidak ada.

Belum pernah.Belum pernah.

-Tidak ada.

b. BAK1. Frekuensi2. Jumlah

3. Warna4. Keluhan

8-10 kali/hari.± 1200-1500 cc/hari.Kuning jernih.Tidak ada.

6-8 kali/hari.± 900-1200 cc/hari.Kuning jernih.Tidak ada.

3 Istirahat Tidur1. Siang

2. Malam

3. Keluhan

Tidak pernah tidur siang.

8 jam/hari, sesekali terbangun.Bantal harus tinggi, karena sesak nafas.

1 jam, sering terbangun karena sesak nafas.5 jam/hari, sering terbangun.Sesak nafas.

4 Personal Hygiene1. Mandi2. Gosok gigi3. Keramas4. Gunting kuku

2 kali/hari.3 kali/hari.2 kali/minggu.1 kali/minggu.

Belum pernah.1 kali/hari.Belum pernah.Belum pernah.

5 Aktivitas Klien seorang ibu rumah tangga dan guru TK, setiap pagi klien memasak dan pergi ke sekolah pukul 08.00 WIB.

Saat dikaji klien menga-takan badan masih lemas, aktivitas klien selalu dibantu oleh keluar-ganya dan klien terpasang

Page 7: 15 BAB III octag

68

e. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Page 8: 15 BAB III octag

69

Kesadaran : Compos Mentis

Glasgow coma scale (GCS) : 15 (E : 4, M : 6, V : 5)

Penampilan : Klien tampak lemah

Berat Badan : 60 kg

Tinggi Badan : 150 cm

IMT : 60 Kg

(1,50 m)2

: 26,67 (Berat badan klien termasuk

dalam kategori obesitas satu dengan

nilai normal IMT : 18,5-22,9)

Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 95 x/menit

Respirasi : 30 x/menit

Suhu : 36,7 0C

2) Pemeriksaan Fisik Persistem

a) Sistem Pernafasan

Bentuk hidung simetris, keadaan hidung bersih, polip dan

peradangan tidak ada, tidak terdapat sekret, tidak terdapat nyeri

tekan, tidak terdapat nyeri pada bagian sinus, tidak adanya

pernafasan cuping hidung dan tidak adanya retraksi dinding dada,

pada saat diauskultasi pada daerah permukaan paru adanya suara

Page 9: 15 BAB III octag

70

nafas tambahan wheezing, irama nafas cepat, dangkal, regular,

bentuk dada simetris, batuk-batuk dan adanya penumpukan sekret

pada jalan nafas klien. Pada saat diperkusi pada daerah paru

terdengar resonan. Pada saat dipalpasi tidak adanya nyeri , vocal

fremitus pada paru sebelah kanan dan kiri seimbang,

pengembangan paru pada sebelah kanan dan kiri simetris.

b) Sistem Cardiovaskuler

Iktus cordis tidak tampak, teraba pada midclavicula ICS 5,

tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung. Konjungtiva berwarna

merah muda, CRT (Capillary refill time) kembali < 3 detik, S1 =

lub S2 = dup, irama jantung regular, tidak ada bunyi mur-mur dan

gallop, perkusi jantung dullness, tidak terdapat edema pada

ekstermitas atas dan bawah.

c) Sistem Pencernaan

Bentuk bibir simetris, bibir sedikit kering, kebersihan mulut

cukup bersih, keadaan lidah bersih, pendarahan tidak ada, gigi

tampak sedikit kuning, jumlah gigi 30 buah, gigi graham kiri dan

kanan tidak ada, perdarahan tidak ada, reflek menelan normal,

tidak terdapat pembesaran hati pada saat dipalpasi, pada saat

diauskultasi bising usus 7 x/menit pada region atas kanan. Bentuk

abdomen datar, simetris, lembut, permukaan perut nampak halus,

dengan kontur datar. Gerakan perut simetris, suara abdomen pada

saat diperkusi terdengar suara timpani. Terdapat nyeri tekan pada

Page 10: 15 BAB III octag

71

abdomen bagian kiri atas, hepar tidak teraba, adanya nyeri ulu

hati, ginjal tidak teraba, tidak ada pembesaran daerah lien.

d) Sistem Genitourinaria

Klien tidak terpasang kateter, ginjal tidak teraba, pada

daerah supra pubik tidak terdapat distensi blas, warna urin kuning

sedikit pekat, kesulitas BAK tidak ada seperti nyeri pada saat

miksi.

e) Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid

serta kelenjar getah bening, tidak memiliki riwayat penyakit

diabetes militus.

f) Sistem Persyarafan

(1) Tes Fungsi Cerebral

Kesadaran klien compos mentis GCS (Glasgow Coma

Scale) : 15 (E : 4. V : 5, M : 6 ), mata membuka dengan

spontan, motorik dapat bergerak sesuai perintah, klien dapat

menjawab semua pertanyaan. Orientasi klien terhadap

tempat, waktu dan orang cukup baik, terbukti klien dapat

menyebutkan keluarganya, tempat klien dirawat, dan

mengingat kejadian lampau dan baru dialami.

(2) Tes Nervus Cranial

(a) Nervus Olfaktorius (Nervus I)

Page 11: 15 BAB III octag

72

Fungsi penciuman klien baik, klien dapat

membedakan bau minyak kayu putih dan bau kopi.

(b) Nervus Optikus (Nervus II)

Klien dapat membuka mata dengan baik, klien dapat

membaca papan nama perawat dengan jelas pada jarak 30

cm, tidak ada kelainan pada mata.

(c) Nervus Okulomotorius (Nervus III)

Pupil bereaksi bila ada rangsangan cahaya.

(d) Nervus Trochlear (Nervus IV)

Gerakan mata satu arah mengikuti jari pemeriksa.

(e) Nervus Trigeminus (Nervus V)

Klien dapat menggerakkan rahangnya tanpa rasa

nyeri, klien dapat merasakan sentuhan kapas pada

wajahnya, refleks kornea dapat mengedip dengan baik.

(f) Nervus Abdusen (Nervus VI)

Klien dapat melihat ke kiri dan ke kanan tanpa

menengok.

(g) Nervus Facialis (Nervus VII)

Klien dapat membedakan rasa asin dan manis pada

lidahnya, klien mampu mengerutkan dahi dan tersenyum

secara simetris.

(h) Nervus Auditorius (Nervus VIII)

Page 12: 15 BAB III octag

73

Klien mampu mendengar suara garpu tala pada saat

pemeriksanan fisik pada telinga bagian kanan dan mampu

mendengar bisikan secara sempurna serta dapat merespon

pertanyaan dengan baik.

(i) Nervus Glosofaringeus (Nervus IX)

Klien dapat merasakan pahit dan refleks menelan

baik tanpa ada gangguan.

(j) Nervus Vagus (Nervus X)

Uvula terdapat ditengah dan bergetar saat

mengucapkan kata “ah”.

(k) Nervus Asesorius (Nervus XI)

Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, klien

dapat menggerakan leher.

(l) Nervus Hipoglosus (Nervus XII)

Pada saat dikaji, klien dapat menggerakan lidahnya

ke segala arah.

g) Sistem Integumen

Kulit kepala dan rambut agak kotor, warna rambut hitam,

distribusi merata, sedikit rontok, warna kulit sawo matang,

kelembaban kulit dengan suhu 36,7 0C, gatal-gatal tidak ada,

turgor kulit baik, turgor kulit kembali dalam waktu < 3 detik,

kuku tangan sedikit kotor dan panjang, tidak ada clubbing finger,

tubuh klien tercium sedikit bau.

Page 13: 15 BAB III octag

74

h) Sistem Muskuloskeletal

(1)Ekstermitas Atas

Bentuk simetris, ROM (Range of Motion) kiri dan kanan

mampu bergerak ke segala arah. Tidak terdapat nyeri pada

persendian dan tulang, tidak tampak deformitas tulang dan

kontraktur tulang. Kekuatan otot skala (5/5), klien mampu

mengangkat tangan dan mampu melawan tahanan. Refleks

biceps +/+, refleks triceps +/+, tangan kanan terpasang infuse

dextrose 5 % 20 tts/menit.

(2)Ekstermitas Bawah

Bentuk simetris, ROM kiri dan kanan bebas kesegala

arah, tidak terdapat nyeri, tidak ada kontraktur dan deformitas,

kekuatan otot skala (5/5), klien mampu mengangkat kaki dan

mampu menahan beban. Refleks patella +/+, refleks achilles

+/+.

i) Sistem Penglihatan

Bentuk mata simetris, pupil isokor, konjungtiva merah

muda, sklera berwarna putih, refleks kedua pupil terhadap cahaya

positif, pada daerah bagian mata tampak adanya kantung mata.

Fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca papan nama

perawat dengan jarak 30 cm, lapang pandang baik, klien tidak

memiliki rabun dan silindris.

j) Wicara dan THT

Page 14: 15 BAB III octag

75

Bentuk bibir simetris, klien dapat menjawab pertanyaan

perawat dengan baik dan jelas. Bentuk telinga simetris, tidak ada

lesi, daun telinga tidak keras (tulang rawan), tidak terdapat nyeri

pada daun telinga, klien dapat mengulang apa yang dibisikan pada

telinga klien. Septum hidung ditengah, tidak ada sekret hidung,

tidak ada polip dan tidak ada gangguan penciuman, dapat

membedakan bau minyak kayu putih dan kopi. Refleks menelan

baik, tidak terdapat nyeri saat menelan, tidak terdapat pembesaran

kelenjar toroid.

f. Data Psikologis

1) Status Emosi

Status emosi stabil, klien menunjukkan kerjasama dan respon

yang baik terhadap perawat, dokter dan mahasiswa.

2) Pola Koping

Klien tampak cemas bila penyakitnya kambuh dan gelisah,

klien dapat mendengarkan penjelasan dari perawat, klien dan

keluarga klien sering bertanya tentang penyakitnya. Klien tampak

ikhlas tetapi klien tampak omptimis dengan kondisinya saat ini dan

memberi kepercayaan kepada perawat dan petugas kesehatan lainnya

dalam proses pengobatannya.

3) Kecemasan

Klien mengatakan cemas bila penyakitnya kambuh, klien

tampak cemas dan gelisah.

Page 15: 15 BAB III octag

76

4) Gaya Komunikasi

Klien sehari-hari menggunakan bahasa sunda dan merespon

ketika diberi pertanyaan.

5) Konsep Diri

a) Gambaran Diri

Klien tampak menerima dirinya yang sedang sakit dan

penyakitnya yang sering kambuh. Klien menyukai seluruh bagian

tubuhnya karena tubuhnya yang menciptakan adalah Tuhan Yang

Maha Esa, klien tidak malu dengan keadaannya sekarang.

b) Ideal Diri

Klien dan keluarga klien berharap cepat sembuh agar dapat

berkumpul kembali dengan keluarganya dan dapat beraktivitas

seperti biasanya.

c) Harga Diri

Klien tampak percaya diri walaupun ia sedang sakit, klien

tidak malu dengan penyakit yang dideritanya.

d) Peran Diri

Klien adalah seorang guru TK dan seorang ibu rumah

tangga, sebagai guru dari murid-muridnya serta istri dari

suaminya, ibu dari anak-anaknya.

e) Ideal Diri

Klien berjenis kelamin perempuan dan sebagai ibu dari

anak-anaknya serta guru dari murid-muridnya.

Page 16: 15 BAB III octag

77

g. Data Sosial

Klien mempunyai hubungan baik dengan anggota keluarganya,

masayarakat sekitar serta lingkungan sekitar tempat klien dirawat,

hubungan klien dengan perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya baik

dan kooperatif, terlihat klien dapat berbaur dengan lingkungan sekitar.

h. Data Spiritual

Klien adalah pemeluk agama Islam, klien memiliki keyakinan

kesehatan dan sangat penting bagi klien, klien yakin bahwa yang

menentukan segalanya adalah Allah SWT, keyakinan tentang

penyembuhan bahwa keluarga klien berharap klien cepat sembuh.

i. Data Penunjang

Tabel 3.2 Hasil Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal1 2 3 4

16 /03/2014 Hb 13,2 g/dl L : 14-17 ; P : 12-16 g/dl

Leukosit 6.100 /mm3 4000-10.000 /mm3

Trombosit 228.000 /mm3 150.000- 450.000 /mm3

Hematokrit/PCV 44 % L : 40-50 ;P : 35-45 %

Sumber : Hasil Laboratorium klien Ruang Kenanga RSUD Majalaya

j. Program dan Rencana Pengobatan

Tabel 3.3Program dan Rencana Pengobatan

Page 17: 15 BAB III octag

78

Tanggal Jenis Terapi Dosis Cara Pemberian17-03-2014 Dextros 5% 20 tetes/menit,

1 kolfIVFD

Oksigen 3 liter/menit Nasal kanulDexamethasone 2x5 mg IVRanitidin 2x25 mg IVCefrizoxime 2x1 gram IVLansopratole 2x30 gram OralNucral 3x500 mg OralLasal expectorat 3x100 mg OralCombivent 3x2,5 mg Nebulizer

2. Analisa Data

Tabel 3.4 Analisa Data

No Data Interprestasi Masalah1 2 3 41 Ds :

1. Klien mengeluh sesak nafas disertai dengan batuk-batuk.

Do :1. Klien

tampak sesak bernafas karena adanya penumpu-kan sekret pada jalan nafas klien.

Pencetus serangan (alergen, perubahan cuaca, aktivitas

jasmani berat, stres)

Reaksi Merangsangantigen sel mastdan yang antibodi memproduksi ↓ ↓Pelepasan penumpukanzat sekretvasoaktif(histamin, bradikinindan prostaglandin) ↓Kontraksi ototPolos ↓Bronkospas

Bersihan jalan nafas tidak efektif.

1 2 3 4

Page 18: 15 BAB III octag

79

2. Klien tampak cemas dan gelisah.

3. Adanya suara nafas tambahan wheezing dan ronchi pada bronkus.

4. TTV : TD : 120/80 mmHg, R : 30 x/menit

↓Bersihan jalan nafastidak efektif

2 Ds :1. Klien

mengatakan sering terbangun pada saattidur.

2. Klien mangatakan sesak nafas.

Do :1. Pada daerah

bagian mata tampak adanya kantung mata.

2. Frekuensi nafas 30 x/menit, dan dangkal

Pencetus serangan (cuaca dingin pada malam hari)

↓Merangsang batuk dan sesak

↓Peningkatan frekuensi nafas

↓Merangsang susunan saraf

otonom mengaktivasi norepinephrine

↓Saraf simpatis terangsang untuk mengaktifkan kerja

organ tubuh↓

REM menurun↓

Klien terjaga↓

Gangguan kebutuhan istirahat tidur

Gangguan kebutuhan istirahat tidur.

Page 19: 15 BAB III octag

80

1 2 3 43 Ds :

1. Klien mengatakan belum pernah mandi sejak dirawat.

Do :1. Tubuh klien

tampak sedikit kotor.

2. Tubuh klien tercium sedikit bau.

3. Kuku klien tampak sedikit kotor dan panjang.

Asma Bronkial↓

Bronkospasme↓

Kebutuhan oksigen kurang↓

Tubuh menjadi lemas↓

Aktivitas menjadi terganggu↓

Tidak mampu melakukan perawatan tubuh secara

mandiri↓

Gangguan kebutuhan personal hygiene

Gangguan kebutuhan personal hygiene.

4 Ds :1. Klien

mengatakan cemas bila penyakit-nya kam-buh.

Do :1. Klien

tampak cemas dan gelisah.

2. Klien dan keluarga sering bertanya mengenai penyakit yang diderita klien.

Asma Bronkial↓

Bronkospasme↓

Perubahan status kesehatan↓

Kurang informasi tentang penyakitnya

↓Mekanisme koping tidak

efektif↓

Cemas

Gangguan rasa aman cemas.

Page 20: 15 BAB III octag

81

1 2 3 45 Ds :

1. Klien mengatakan mual.

Do :1. Adanya

nyeri tekan pada abdomen bagian kiri atas.

2. Porsi makanan hanya dihabiskan seper empat porsi, banyak makan yang tersisa.

3. BB : 60 kg TB : 150

cm.

4. IMT klien 26,67

Asma Bronkial↓

Vasokonstriksi otot polos↓

Merangsang nervus vagus↓

Peningkatan produksi HCL↓

Distress gastrointestinal↓

Mual, muntah↓

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.

Page 21: 15 BAB III octag

82

3. Diagnosa Keperawatan

Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan

No.

Diagnosa Tanggal Ditemukan

Nama Perawat

Tanda Tangan

1 2 3 4 51 Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan de-ngan pembentukan mukus.

17/03/2014 Octaviani

2 Gangguan kebutuhan isti-rahat tidur berhubungan dengan batuk dan sesak nafas

17/03/2014 Octaviani

3 Gangguan personal hygiene berhubungan dengan aktivitas terbatas

17/03/2014 Octaviani

4 Gangguan rasa aman ce-mas berhubungan dengan kurangnya informasi, pe-ngetahuan tentang penya-kitnya.

17/03/2014 Octaviani

5 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.

17/03/2014 Octaviani

Page 22: 15 BAB III octag

83

4. Perencanaan

Tabel 3.6 Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan

IntervensiTujuan Tindakan Rasional

1 2 3 4 51 Bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan bron-kospasme.Ds :1. Klien

mengata-kan sesak nafas.

2. Klien mengata-kan bahwa ia sedang batuk-batuk.

Do :1. Klien

tampak sesak bernafas karena penumpu-kan sekret pada jalan nafas.

2. Klien tampak cemas dan gelisah.

Tupan :Bersihan jalan nafas teratasi.

Tupen :Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, bersihan jalan nafas dapat teratasi, dengan kriteria hasil :1. Frekuensi

nafas dalam batas normal (12-20 x/menit).

2. Klien tampak tenang.

3.Tanda-tanda vital dalam batas normal

1. Observasi TTV.

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Pertahankan polusi ling-kungan minimum seperti dari debu, asap, yang berhu-bungan de-ngan kondisi klien.

4. Observasi karakteristik batuk, misal-nya batuk pendek, menetap, basah, bantu tindakan

1. Untuk me-ngetahui secara cepat apabila terjadi perubahan hemodinamik.

2. Untuk men-getahui beberapa derajat spasme bronkus dengan obstruksi jalan nafas, adanya bunyi nafas tambahan.

3.Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, memicu episode akut.

4. Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, dan bias terjadi kelemahan.

Page 23: 15 BAB III octag

84

untuk

1 2 3 4 53. Adanya

suara nafas tambahan wheezing dan ronchi pada bronkus.

4. TTV :TD : 120/80 x/mnt, R : 30 x/mn.

memperbai-ki keefekti-fan upaya batuk.

5. Berikan O2

3 liter /menit.

6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

7. Tinggikan kepala tem-pat tidur, bantu klien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas.

8. Lanjutkan advis pem-berian terapi dexametha-son, raniti-din, ceftri-zoxime, lan-sopratole, nucral, lasal expectorat, dan combivent.

5. Membantu memenuhi kebutuhan O2.

6. Dengan nafas dalam pemenuhan tidal volum dapat tercukupi.

7. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispneu dan kerja nafas.

8. Mengembali-kan otot perna-fasan kebentuk semula serta menurunkan kongesti lokal, menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa, mencegah reaksi alergi atau

Page 24: 15 BAB III octag

85

menghambat pengeluaran histamin,

1 2 3 4 5menurunkan berat dan fre-kuensi spasme jalan nafas, inflamasi pernafasan dan dispnea.

2 Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan batuk dan sesak nafas.Ds :1. Klien

mengata- kan sering terbangun pada saat tidur.

2. Klien mengata-kan sesak nafas.

Do :1. Pada

daerah bagian mata tampak adanya kantung mata.

2. Frekuensi nafas 30 x/menit, dan dangkal.

Tupan :Gangguan istirahat tidur terpenuhi.

Tupen :Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam, klien dapat tidur nyenyak dengan kriteria hasil :1. Sesak

berkura-ng.

2. Klien tidur nyenyak.

3. Klien tidur ± 6-8 jam.

1. Berikan tempat tidur yang nyaman dan tenang.

2. Instruksikan pada klien dan keluar-ga klien untuk mela-kukan tindakan relaksasi.

3. Atur posisi klien senyaman mungkin dengan posisi semi fowler.

4. Anjurkan klien tidur mengguna-kan selimut.

1. Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis atau psikologis.

2. Membantu menghantarkan proses tidur klien.

3. Meningkatkan relaksasi dan tidur dengan mengurangi penekanan pada paru-paru sehingga pengembangan paru lebih baik.

4. Udara yang dingin dapat merangsang terjadinya bronkospasme.

3 Gangguan Tupan : 1. Fasilitasi 1. Memberikan

Page 25: 15 BAB III octag

86

personal hygiene

Kebutuhan persona

alat gunting kuku dan

rasa nyaman dan menghidari

1 2 3 4 5berhubungan dengan aktivitas terbatas.Ds :1. Klien

mengata-kan belum pernah mandi sejak dirawat.

Do :1. Tubuh

klien tampak sedikit kotor.

2. Tubuh klien tercium sedikit bau.

3. Kuku klien tampak sedikit kotor dan panjang.

hygiene terpenuhi.

Tupen :Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam klien tampak bersih dengan kriteriahasil :1. Tubuh

bersih dan wangi.

2. Klien mandi 1 kali sehari.

3. Kuku klien tampak lebih rapih dan bersih.

gunting kuku klien.

2. Bantu klien untuk melakukanmandi.

3. Bantu klien untuk mengguna-kan pakaian yang rapih dan bersih.

tempat berkembangnya kuman.

2. Membersihkan tubuh dan memberikan rasa nyaman bagi klien.

3. Meningkatkan kepercayaan diri klien.

4 Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya informasi, pengetahuan tentang penyakitnya.Ds :

Tupan :Gangguan rasa aman cemas teratasi.

Tupen :Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam,

1. Lakukan pendekatan dan kaji tingkat kecemasan klien.

2. Berikan

1. Pendekatan merupakan langka awal untuk membina saling percaya, sehingga klien dapat mengung-kapkan perma-salahannya .

2. Dapat

Page 26: 15 BAB III octag

87

1. Klien mengata-kan

cemas berkurang

penkes mengenai

memberikan pengetahuan akan pentingnya

1 2 3 4 5cemas bila penyakit-nya kambuh.

Do :1. Klien

tampak cemas dan gelisah.

2. Klien dan keluarga sering bertanya mengenai penyakit yang diderita klien.

dengan kriteria hasil :1. Klien

tampak tenang, klien dan keluarga klien mengerti mengenai penyakit-nya

pencegahan dan cara penanganan asma bronkial.

pencegahan dan cara pena-nganan asma bronkial.

5 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.Ds :1. Klien

mengata-kan mual.

Do :1. Adanya

sesak dirasakan pada daerah dada menyebar sampai di daerah ulu hati.

Tupan :Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi.

Tupen :Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi, dengan kriteria hasil :1. BB

1. Kaji kebiasaan diet, catat derajat kesulitan makanan.

2. Auskultasi bunyi usus.

1. Klien distress pernafasan akut, sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum.

2. Penurunan atau hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi yang berhubungan dengan pembatasan

Page 27: 15 BAB III octag

88

2. Porsi makanan

dalam batas normal

pemasukan cairan, pilihan makanan

1 2 3 4 5hanya dihabiskan seper empat porsi, banyak makanan yang tersisa.

3. BB : 60 kgTB : 150 cm.

4. Bising usus klien 7 x/menit.

dan stabil.

2. Nutrisi makanan klien mening-kat.

3. Makanan dihabis-kan

3. Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin, serta anjurkan klien minum 8 gelas/hari.

4. Anjurkan pada klien untuk makan sedikit tapi sering serta menyajikan makanan dalam keadaan hangat.

5. Anjurkan klien minum air hangat sebelum makan

6. Timbang berat badan sesuai indikasi.

buruk, penurunan aktivitas dan hipoksemia.

3. Suhu ekstrim dapat mencetuskan atau meningkatkan spasme.

4. Berguna untuk mencegah terjadinya asam lambung yang meningkat serta agar menghindari rasa mual.

5. Air hangat dapat mengeluarkan atau mengencerkansekret agar tidak menumpuk dan mudah dikeluarkan.

6. Berguna untuk menentukan kalori, menyusun

Page 28: 15 BAB III octag

89

tujuan berat badan dan evaluasi

1 2 3 4 5

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna, secara nutrisi seimbang.

keadekuatan rencana nutrisi.

7. Metode makanan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal dengan upaya maksimal klien atua penggunaan energi.

5. Pelaksanaan

Tabel 3.7 Pelaksanaan

Tanggal Jam DP Tindakan Nama dan Tanda Tangan

18/03/2014

07.45 1 1. Mengobservasi TTV Hasil :TD : 120/90 mmHg, N : 80 x/menit, R : 28 x/menit, S : 36,7 0C.

Octaviani

07.45 1 2. Mengauskultasi bunyi nafas Hasil :Adanya bunyi nafas tambahan wheezing.

Octaviani

07.45 5 3. Mengauskultasi peristaltik usus

Octaviani

Page 29: 15 BAB III octag

90

Hasil : Peristaltik usus 7 x/menit.

08.00 2 4. Merapihkan tempat tidur Octaviani1 2 3 4 5

klien dan mangganti spray klien.

Hasil :Tempat tidur tampak rapi dan bersih.

08.05 1 5. Mengobservasi karakteristik batuk.

Hasil : Batuk pendek, berdahak.

Octaviani

08.10 1 6. Berkolaborasi dengan dokter dalamm pemberian obat dexamethasone 5 mg (IV), dan ceftrizoxime 1 gram (IV)

Hasil : Keadaan tubuh klien baik

(tidak ada alergi).

Octaviani

08.10 1 7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ranitidin 25 mg (IV)

Hasil : Rasa mual berkurang,

keadaan tubuh klien baik.

Octaviani

08. 12 1 8. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi nebulizer combiven 2,5 mg, selama 15 menit.

Hasil : Klien merasa lebih baik

dan lebih enak dalam bernafas.

Octaviani

08. 15 3 9. Membantu klien untuk mandi.

Hasil : Tubuh klien tampak lebih

wangi dan segar.

Octaviani

09.300 3 10. Menggunting kuku klien Hasil : Kuku klien tampak rapi dan bersih.

Octaviani

11.00 4 11. Memberikan penkes kepada klien dan keluarga

Octaviani

Page 30: 15 BAB III octag

91

klien mengenai pence-gahan dan cara pena-nganan asma bronkial.

1 2 3 4 5Hasil :Klien dan keluarga klien mengerti mengenai pencegahan dan cara penanganan asma bronkial.

11.00 2 12. Menganjurkan klien tidur menggunakan selimut.

Hasil : Klien mengerti dan

mengikuti instruksi perawat.

Octaviani

13.00 5 13. Menginstruksikan klien untuk menghindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin, serta anjurkan klien minum 8 gelas perhari.

Hasil : Klien mengerti dan

mengikuti instruksi dari perawat.

Octaviani

13.00 5 14. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering, serta menyajikan makanan dalam keadaan hangat.Hasil :Klien mengerti dan mengikuti instruksi dari perawat.

Octaviani

13.00 5 15. Memberikan makanan yang berserat dan mudah dicerna.

Hasil : Memberikan makanan

yang terdiri dari bubur, sayur, tahu, daging ayam, buah pisang.

Octaviani

13.05 1,2 16. Mengatur posisi klien senyaman mungkin dengan posisi semi fowler.

Hasil :

Octaviani

Page 31: 15 BAB III octag

92

Klien merasa lebih nyaman dan lebih baik.

1 2 3 3 413.05 4 17. Mengkaji tingkat

kecemasan klien. Hasil : Klien tampak lebih

tenang.

Octaviani

19/03/2014

07.45 1 1. Mengobservasi TTV Hasil : TD : 120/90 mmHg, N : 75

x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,4 0C.

Octaviani

07.45 1 2. Mengauskultasi bunyi nafas

Hasil : Masih adanya bunyi nafas

tambahan wheezing, bunyi nafas tambahan wheezing masih terdengar dibagian kiri paru-paru

Octaviani

07.45 5 3. Mengauskultasi peristaltik usus

Hasil : Peristaltik usus 7 x/menit.

Octaviani

07.50 1 4. Membenarkan posisi nasal kanulHasil :Posisi nasal kanul terpasang dengan benar

Octaviani

08.00 1 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dexamethasone 5 mg (IV), dan ceftrizoxime 1 gram (IV)

Hasil : Keadaan tubuh klien baik

(tidak ada alergi).

Octaviani

08.05 1 6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ranitidin 25 mg (IV)

Hasil : Rasa mual hilang, sudah

tidak ada.

Octaviani

08.07 1 7. Berkolaborasi dengan Octaviani

Page 32: 15 BAB III octag

93

dokter dalam pemberian obat lasal expectorat 100 mg (oral)

1 2 3 4 5 Hasil : Asma klien mulai

membaik, dan batuk efektif.

08.08 1 8. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat nucral dan lansopratole

Hasil : Rasa mual hilang sudah

tidak ada lagi dan tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri atas.

Octaviani

08.10 1 9. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi nebulizer combiven 2,5 mg, selama 15 menit.Hasil :

Klien merasa lebih baik dan lebih enak dalam bernafas

Octaviani

08.25 2 10.Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk menciptakan suasana yang tenang

Hasil : Suasana ruangan tampak

tenang

Octaviani

08.30 2 11. Menginstruksikan pada klien dan keluarga untuk melakukan relaksasi dengan cara mengusap-usap punggung klien.

Hasil : Klien dan keluarga klien

mengerti dan mengikuti instruksi.

Octaviani

09.00 5 12. Menimbang berat badan klien

Hasil : BB : 60 kg

Octaviani

09.00 1 13. Mempertahankan keadaan lingkungan, untuk

Octaviani

Page 33: 15 BAB III octag

94

menjauhi hal-hal yang dapat membuat asma klien kambuh kembali

1 2 3 4 5 Hasil : Klien tampak baik.

09.05 1 14. Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam

Hasil : Klien mengikuti cara nafas

dalam yang di contohkan oleh perawat.

Octaviani

10.20 1,2 15.Mengatur dan menganjurkan klien tetap pada posisi semi fowler

Hasil : Klien mengerti dan posisi

semi fowler tetap dipertahankan.

Octaviani

11.30 5 16. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi.

Hasil : Makanan tersedia sesuai

kebutuhan klien.

Octaviani

11.35 5 17. Menganjurkan klien minum air hangat sebelum makan.Hasil :Klien mengerti dan mengikuti instruksi dari perawat.

Octaviani

11.35 5 18. Menghindari makanan panas dan sangat dingin.

Hasil : Keadaan klien baik.

Octaviani

13.00 5 19. Memberikan makanan yang berserat dan mudah dicerna

Hasil : Memberi makanan yang

terdiri dari bubur, sayur, daging ayam, buah pepaya.

Octaviani

20/03/2014

07.45 1 1. Mengobservasi TTV Hasil :

Octaviani

Page 34: 15 BAB III octag

95

TD : 120/80 mmHg, N : 70 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,4 0C.

1 2 3 4 507.45 1 2. Mengauskultasi bunyi

nafas Hasil : Masih adanya bunyi nafas

tambahan wheezing, bunyi nafas tambahan wheezing masih terdengar dibagian kiri paru-paru.

Octaviani

08. 10 1 3. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dexamethasone 5 mg (IV), dan ceftrizoxime 1 gram (IV)

Hasil : Keadaan tubuh klien baik (tidak ada alergi).

Octaviani

08.10 1 4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ranitidin 25 mg (IV)

Hasil : Rasa mual hilang, sudah

tidak ada.

Octaviani

08.10 1 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi nebulizer combiven 2,5 mg, selama 15 menit.

Hasil : Klien merasa lebih baik

dan lebih enak dalam bernafas.

Octaviani

13.00 5 6. Memberikan makanan yang berserat dan mudah dicerna.

Hasil : Memberikan makanan

yang terdiri dari bubur, sayur, tahu, daging ayam, buah pisang.

Octaviani

Page 35: 15 BAB III octag

96

6. Evaluasi

Tabel 3.8 Evaluasi

Tanggal DP Evaluasi Nama dan Tanda Tangan

20/03/2014

1 S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang

O : Sesak tampak berkurang, frekuensi nafas 24 x/menit, adanya bunyi nafas tambahan wheezing.

A : Sesak nafas berkurang

P : Lanjutkan intervensi :1. Observasi TTV2. Pertahankan pemberian O2 3

lt/menit3. Pertahankan posisi semi

fowler4. Auskultasi bunyi nafas5. Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian terapiI :

1. Mengobservasi TTV2. Mempertahankan O2 3

lt/menit3. Mempertahankan posisi

semi fowler4. Mengauskultasi bunyi nafas5. Berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian terapiE :

1. TD : 120/80 mmHg, N : 70 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,4 0C.

2. Terpasang nasal kanul O2 3 liter/menit.

Octaviani

Page 36: 15 BAB III octag

97

3. Posisi temapat tidur klien semi fowler.

4. Adanya bunyi nafas tambahan wheezing.

1 2 3 45. Memberikan obat

dexamethason, cefrizoxime, serta combivent (nebulizer) selama 15 menit.

R :Tujuan tercapai sebagian, intervensi dilanjutkan dan kaji ulang.

19/03/2014

2 S : Klien mengatakan tidur tadi malam nyenyak selama ± 6-8 jam dan tidak ada terbangun.O : Klien tampak lebih segar dan bersemangat.A : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.P : Intervensi dipertahankan.

Octaviani

18/03/2014

3 S : Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi.O : Klien tampak bersih dan wangi. Kuku klien tampak lebih

pendek dan bersih.A : Kebutuhan personal hygine terpenuhi.P : Intervensi dipertahankan.

Octaviani

18/03/2014

4 S : Klien mengatakan sudah mengerti mengenai penyakit dan pencegahannya.

O : Klien tampak tenang dan tidak bertanya-tanya lagi.A : Rasa aman terpenuhi.

Octaviani

Page 37: 15 BAB III octag

98

P : Intervensi dipertahankan.

1 2 3 419/03/2014

5 S : Klien mengatakan rasa mual dan muntah sudah tidak ada lagi.O : Klien tampak lebih banyak dalam menghabiskan porsi makanan. 1 porsi makanan habis, BB = 60 kg.A :

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi.

P : Intervensi dipertahankan.

Octaviani

B. Pembahasan

Pada bagian ini penulis akan membahas masalah yang didapat selama

melakukan keperawatan kepada klien dengan gangguan sistem pernafasan

akibat asma bronkial di Ruang Cempaka RSUD Majalaya Kabupaten Bandung.

Adapun masalah tersebut berupa kesenjangan antara teori dengan kenyataan

praktek dilapangan yang penulis temui.

Masalah yang ditemukan penulis selama melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien Ny. T dengan gangguan sistem pernafasan akibat asma

bronkial yang disesuaikan dengan tahapan proses keperawatan dan

pembahasannya akan penulis lakukan mulai dari tahap awal sampai dengan

akhir proses keperawatan.

1. Pengkajian

Page 38: 15 BAB III octag

99

Pengkajian merupakan langkah awal dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang berguna untuk menemukan data. Adapun data atau

keluhan utama yang ditemukan pada Ny. T adalah sesak nafas.

Tahap pengkajian ini tidak semua data yang penulis peroleh dari klien

sama dengan konsep yang ada dalam teori.

Selama melakukan pengkajian, penulis menemukan kesulitan dalam

mencatat data disebabkan karena kurangnya data dasar dan data fokus pada

rekam medis klien dan terbatasnya alat-alat yang mendukung dalam

pemeriksaan fisik. Adapun hal-hal yang mendukung penulis dalam

pengkajian, yaitu :

a. Adanya kerjasama yang baik antara klien, keluarga dan perawat ruangan.

b. Adanya arahan dan bimbingan baik langsung maupun tidak langsung dari

pembimbing ruangan.

c. Tersedianya literatur yang memadai di perpustakaan akademi.

d. Klien dan keluarga menerima penulis dengan terbuka sehingga

memudahkan bagi penulis untuk menggali riwayat kesehatan klien

dengan keluarga sehingga kemudahan dalam pembuatan rencana

tindakan.

Pada pemeriksaan fisik ada kesenjangan antara teori dengan yang

dilakukan oleh penulis dilapangan. Secara teori pemeriksaan fisik pada

pasien gangguan sistem pernafasan : asma bronkial menggunakan

pendekatan pemeriksaan dengan menggunakan (B1-B6), sedangan di

lapangan penulis melakukan pemeriksaan fisik meliputi : sistem pernafasan,

Page 39: 15 BAB III octag

100

sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem genitourinaria, sistem

endokrin, sistem persyarafan, sistem integumen, sistem muskuloskeletal,

sistem penglihatan, dan wicara dan tht (telinga hidung tenggorokkan).

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah data dikumpulkan dan dianalisa maka munculah diagnosa

keperawatan.

a. Diagnosa-diagnosa yang biasa muncul secara teori yaitu :

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme,

peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental,

penurunan energi/kelemahan.

2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ganguan suplai

oksigen (obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan

udara).

3) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnea,

kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia

mual/muntah.

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan tubuh utama, tidak adekuatnya imunitas, proses penyakit,

malnutrisi.

5) Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya

informasi, pengetahuan tentang penyakit.

b. Adapun diagnosa yang muncul pada kasus terdapat lima diagnosa yaitu :

Page 40: 15 BAB III octag

101

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pembentukan

mukus.

2) Gangguan kebutuhan istirahat : tidur berhubungan dengan batuk dan

sesak nafas.

3) Gangguan personal hygiene berhubungan dengan aktivitas terbatas.

4) Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya

informasi, pengetahuan tentang penyakitnya.

5) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,

muntah.

c. Diagnosa keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak muncul dalam

kasus adalah:

1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ganguan suplai

oksigen (obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan

udara). Diagnosa ini tidak diangkat dikarenakan belum terjadi

gangguan pertukaran gas di aveoli, hipoksemia dan hiperkapnia yang

akan mengakibatkan kesukaran pertukaran gas.

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan tubuh utama, tidak adekuatnya imunitas, proses penyakit,

malnutrisi. Diagnosa ini tidak diangkat dikarenakan klien tidak

mengalami malnutrisi dan leukosit klien dalam batas normal yang

menandakan tidak terjadinya adanya proses infeksi.

d. Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus tetapi pada

teori tidak ada :

Page 41: 15 BAB III octag

102

1) Gangguan kebutuhan istirahat : tidur berhubungan dengan sesak nafas.

Diagnosa ini diangkat dikarenakan pada saat dikaji klien mengalami

gangguan istirahat tidur, tidur malam 5 jam, sering terbangun dan

klien susah tidur.

2) Gangguan personal hygiene berhungan dengan aktivitas terbatas.

Diagnosa ini diangkat dikarenakan pada saat pengkajian kebersihan

diri klien kurang.

3. Perencanaan

Dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan penulis menemukan

adanya kesenjangan perencanaan dalam teori dengan yang dilakukan pada

lapangan. Adapun kensenjangannya, yaitu sebagai berikut :

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pembentukan

mukus. Perencanaan mengenai observasi TTV tidak termasuk dalam

tinjauan teoritis. Penulis merencanakan tindakan ini dikarenakan agar

penulis tetap dapat memantau status hemodinamik klien dikarenakan

kemungkinan terjadinya perubahan yang disebabkan oleh masalah

tersebut.

b. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya informasi,

pengetahuan tentang penyakit. Perencanaan mengenai lakukan

pendekatan dan kaji tingkat kecemasan klien tidak termasuk dalam

tinjauan teoritis. Penulis merencanakan tindakan ini dikarenakan dengan

Page 42: 15 BAB III octag

103

pendekatan kepada klien dapat membina saling percaya dan juga dapat

menilai sejauh mana cemas klien.

Perencanaan yang ada dalam teori tetapi tidak dilakukan pada kasus, yaitu:

a. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir. Intervensi ini tidak

direncanakan karena sudah termasuk dalam ajarkan teknik distraksi

nafas dalam.

b. Jelaskan/kuatkan penjelasan proses penyakit individu; dorong

pasien/orang terdekat untuk menanyakan pertanyaan; diskusikan

pentingnya meghindari faktor individu yang meningkatkan kondisi,

misalnya udara terlalu kering, angin, lingkungan dengan suhu ekstrem,

serbuk, asap, tembakau, sprei aerosol, polusi udara; dorong pasien /

orang terdekat untuk mencar cara mengontrol faktor ini dan sekitar

rumah; berikan informasi tentang pembatasan aktivitas dan aktivitas

pilihan dengan priode istirahat untuk mencegah kelemahan, cara

menghemat energi selama aktivitas; diskusikan pentingnya mengikuti

perawatan medik. Intervensi ini tidak direncanakan karena sudah

termasuk dalam penkes.

c. Tunjukan teknik penggunaan dosis inhaler seperti bagaimana memegang,

interval semprotan 2-5 menit, bersihkan inhaler; sistem alat untuk

Page 43: 15 BAB III octag

104

mencata obat intermiten / penggunaan inhaler. Intervensi ini tidak

direncanakan karena klien tidak mendapatkan terapi dengan inhaler.

Dalam melakukan perencanaan penulis juga menjabarkan tujuan

jangka panjang, tujuan jangka pendek, kriteria hasil, intervensi keperawatan

dan rasional.

4. Pelaksanaan

Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. T tidak

mengalami kesulitan walaupun terbatasnya dukungan peralatan yang

memudahkan dalam pelaksanaan, serta perawat yang sering membantu

sehingga dapat berkerjasama dalam pelaksaanaan tindakan keperawatan

karena pada kasus seperti ini perlu perawatan yang komprehensif maka

perlu perhatian juga baik secara lisan maupun tulisan, yang ditulis dalam

dokumentasi yang berkesinambungan antara perawat yang dinas untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam pelaksanaan penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai

dengan rencana keperawatan yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan asuhan

keperawatn penulis berkerjasama dengan perawat ruangan, keluarga dan

pihak terkait sehingga mendapatkan bimbingan, dukungan dan kepercayaan

perawat ruangan, dan keluarga klien guna mampu melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernafasan akibat asma.

Pada pasien dengan asma harus dilakukan pengkajian secara lengkap baik

Page 44: 15 BAB III octag

105

itu riwayat kesehatan dan adanya kontak dengan penderita maupun pada

pemeriksaan fisik diperlukan kecermatan.

5. Evaluasi

Pada tahap evaluasi penulis melakukan penilaian langsung terhadap

perubahan yang terjadi pada klien dengan menggunakan SOAP/SOAPIER

pada masalah keperawatan yang muncul pada Ny. T.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan dari lima masalah yang

muncul, ternyata ada satu masalah yang baru teratasi sebagian, yaitu :

Berisihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pembentukan muku.

Masalah ini belum teratasi dikarena masih terjadi bronkospasme yang

ditandai dengan bunyi nafas tambahan wheezing dan pembentukan mukus.

Untuk pemulihan klien dengan penyakit sistem pernafasan : asma bronkial

dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan observasi hingga klien

pulih dan ditambah dengan usia klien yang sudah memasuki usia menjelang

tua. Waktu yang diberikan oleh penulis untuk melaksanakan asuhan

keperawatan pada Ny. T yaitu 4 hari dimulai dari tanggal 17 Maret 2014

melakukan pengkajian dan tanggal 18 sampai 20 Maret 2014 melakukan

asuhan keperwatan serta mengobservasi keadaan klien, sehingga untuk

intervensi selanjutnya diserahkan kepada perawat ruangan.

Adapun masalah yang teratasi, yaitu :

a. Gangguan kebutuhan istirahat : tidur berhubungan dengan sesak nafas.

b. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan aktivitas terbatas .

Page 45: 15 BAB III octag

106

c. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya informasi,

pengetahuan tentang penyakitnya.

d. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.