112
UNIVERSITAS WIRASWASTA INDONESIA Dosen : Makdonal Nursewan JAKARTA 2015 MODUL BAHASA INDONESIA

150402 Modul Bahasa Indonesia Uwin p112

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Bahasa Indonesia_UWIN

Citation preview

  • MODUL BAHASA INDONESIA

    UNIVERSITAS WIRASWASTA

    INDONESIA

    Dosen :

    Makdonal Nursewan

    JAKARTA

    2015

    MODUL BAHASA INDONESIA

  • Modul Bahasa Indonesia

    1

    Tujuan Kuliah

    I. Tujuan Umum

    Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa

    Indonesia dengan cara :

    A. Kesetian bahasa

    Mahasiswa memelihara bahasa Indonesia dan tidak mudah terpengaruh

    dengan bahasa asing.

    B. Kebanggan bahasa

    Mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakan sebagai

    lambang identitas bangsa.

    C. Kesadaran akan adanya norma bahasa

    Mahasiswa menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan aturan

    yang berlaku.

    II. Tujuan Khusus

    Agar para mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa

    Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan dan tulisan sebagai sarana

    pengungkapan gagasan ilmiah.

    Materi Kuliah

    1. Pengantar

    2. Fungsi dan Ragam Bahasa

    3. Ejaan yang Disempurnakan

    4. Bentuk dan Makna

    5. Diksi

    6. Kalimat

    7. Paragraf / Alinea

  • Modul Bahasa Indonesia

    2

    8. Teknik Penulisan Surat

    9. Topik , Tema dan Kerangka Karangan

    10. Penulisan Karangan

  • Modul Bahasa Indonesia

    3

    BAB I

    KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA

    A. Kedudukan Bahasa Indonesia

    1. Sebagai Bahasa Nasional

    Sumpah Pemuda.

    Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,

    bahasa Indonesia.

    Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

    a. Lambang kebanggaan nasional

    b. Lambang identitas nasional

    c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial

    budaya dan bahasanya

    d. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah, antarwarga

    2. Sebagai Bahasa Negara

    UUD 1945 Bab XV, pasal 36.

    Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

    Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi:

    a. Bahasa resmi kenegaraan

    b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan

    c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk

    kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta

    pemerintahan

    d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan

    iptek

  • Modul Bahasa Indonesia

    4

    B. Fungsi Bahasa

    1. Sebagai alat berkomunikasi

    2. Sebagai alat untuk mengekspresikan diri

    3. Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi soisal

    4. Sebagai alat kontrol sosial

    C. Hakikat Bahasa

    Bahasa adalah suatu lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh

    suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi

    diri. Sebagai sebuah sistem, bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-

    pola tertentu baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.

    D. Ragam Bahasa

    Pemilihan corak atau ragam bahasa yang dipakai oleh seseorang berkomunikasi

    tergantung pada tiga hal berikut ini

    1. Cara berkomunikasi / media

    2. Cara pandang penuturnya

    3. Topik/pokok permbicaraan

    KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BERKOMUNIKASI

    SECARA LISAN DAN TULIS

    Cara Berkomunikasi Keunggulan Kelemahan

    Komunikasi Lisan 1. Berbicara 2. Berpidato 3. Berdiskusi 4. Presentasi 5. dll

    1. Berlangsung cepat 2. Dapat berlangsung

    tanpa alat bantu 3. Dapat menggunakan

    bahasa tubuh, mimik 4. Kesalahan dapat

    dikoreksi langsung

    1. Tidak dapat dibuktikan secara autentik

    2. Dasar hukumnya lemah 3. Sulit disajikan secara

    mendalam 4. Mudah dimanipulasi

    Komunikasi Tertulis 1. Surat 2. Laporan 3. Artikel 4. Makalah 5. Skripsi

    1. Bukti autentik 2. Dapat disajikan lebih

    mendalam 3. Tidak dapat

    dimanipulasi datanya 4. Mempunyai kekuatan

    hukum yang kuat

    1. Waktunya lambat 2. Menggunakan alat bantu 3. Kesalahan tidak dapat

    langsung dikoreksi 4. Tidak dapat dibantu

    dengan bahasa tubuh serta mimik

  • Modul Bahasa Indonesia

    5

    PEMAKAIAN RAGAM TAKRESMI DAN RAGAM RESMI

    Ragam Takresmi Lisan Ragam Resmi Lisan

    Dipakai untuk 1. Komunikasi sehari-hari dirumah 2. Bergunjing 3. Bercerita 4. Berbicara 5. dll.

    Dipakai untuk 1. Ceramah 2. Pidato 3. Diskusi 4. Presentasi 5. dll.

    Ragam Takresmi Tulis Ragam Resmi Tulis

    1. Surat pribadi 2. Catatan harian / diary 3. dll.

    1. Surat resmi 2. Makalah 3. Artikel 4. Proposal 5. Laporan 6. dll.

    PERBEDAAN PEMAKAIAN RAGAM LISAN DAN TULIS

    RAGAM LISAN RAGAM TULIS

    1. Memerlukan lawan bicara 2. Unsur-unsur funsional gramatikal

    (S,P,O,K) tidak dinyatakan dengan kata-kata , tetapi dengan menggunakan bantuan gerak tubuh dan mimik

    3. Terikat pada situasi, kondisi, ruang, gerak, dan waktu

    4. Makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara

    1. Tidak memerlukan lawan bicara 2. Fungfsi-fungsi gramatikal harus

    dinyatakan secara eksplisit agar pembaca memahami maksudnya

    3. Tulisan dapat dibaca dan dimengerti oleh siapa saja pada situasi, kondisi, waktu dan tempat yang berbeda-beda

    4. Makna ditentukan oleh pemakaian tanda baca

    Ragam Contoh

    Lisan takresmi Tulis formal Dialek Terpelajar Resmi Takresmi

    Sudah saya baca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Gue udah baca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Saya sudah baca buku itu.

    Ragam Ilmiah Nonilmiah

    Hukum

    Dia dihukum karena melakukan tindakan pidana.

    Dia dihukum karena melakukan penipuan dan penggelapan.

    Bisnis Setiap agen akan mendapat rabat khusus.

    Setiap agen akan mendapat potongan khusus.

    Sastra Alur cerita sinetron itu membosankan

    Jalan cerita sinetron itu membosankan.

    Kedokteran Epilepsi bukan penyakit menular.

    Ayan bukan penyakit menular

  • Modul Bahasa Indonesia

    6

    E. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

    1. Bahasa yang Baik

    Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan

    sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya,

    dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di rumah

    hendakalah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang

    tidak terlalu terikat oleah patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti

    lingkungan pendidikan, seminar, pidato, hendaklah digunakan bahasa

    Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma

    bahasa.

    2. Bahasa yang Benar

    Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan

    sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku. Meliputi kaidah ejaan, kaidah

    pembentukan kata, kaidah penyusuanan kalimat, kaidah penyusunan

    paragraph, dan lainnya.

    Jadi bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia

    yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan

    sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia yang berlaku.

  • Modul Bahasa Indonesia

    7

    BAB II

    EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

    A. PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING

    1. Huruf Kapital

    a. Dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat

    Misal

    Apa maksudnya?

    b. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung

    Misal

    Adik bertanya, Kapan kita pulang?

    c. Dipakai sebagai huruf pertama nama Tuhan, kitab suci

    Misal

    Allah, Alkitab, Yang Maha Kuasa, Kristen, Islam, Weda,

    d. Dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keagamaan, keturunan yang

    diikuti nama orang.

    Misal

    Sultan Hasanudin

    Mahaputra Yamin

    Haji Agus Salim

    Bila tidak diikuti nama orang, maka tidak memakai huruf kapital

    Misal

    Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

    e. Dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan, pangkat, instansi, pengganti nama

    orang, dan nama tempat

    Misal

    Wakil Presiden B.J. Habibie.

    Sekretaris Jendral Departemen Pertanian

    Bila tidak diikuti nama orang, penulisannya tidak menggunakan huruf kapital.

    Misal

  • Modul Bahasa Indonesia

    8

    Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

    Kemarin Brigjen Farsa dilantik menjadi mayor jendral.

    f. Dipakai sebagai huruf pertama nama orang.

    Misal

    Finza Nurcahyo.

    Mung Kusumo Ajie

    g. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa

    Misal

    bangsa Indonesia

    suku Sunda

    bahasa Inggris

    h. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa

    sejarah

    Misal

    bulan Agustus

    hari Lebaran

    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    i. Dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi

    misal

    Asia Tenggara Selat Lombok

    Bukit Barisan Gunung Semeru

    Danau Toba Pulau Bali

    j. Dipakai sebagai huruf pertama nama negara, nama resmi lembaga pemerintahan,

    nama dokumen resmi

    Misal

    Republik Indonesia

    Majelis Permusyawaratan Rakyat

    k. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada nama

    badan/lembaga

    Misal

    Perserikatan Bangsa-Bangsa

  • Modul Bahasa Indonesia

    9

    Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

    Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

    l. Dipakai sebagai huruf pertama dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar,

    judul karangan, kecuali preposisi yang di tengah.

    Misal

    Bacalah majalah Bahasa dan Sastra

    Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

    m. Dipakai sebagai huruf pertama hubungan kekerabatan

    Misal

    Kapan Bapak berangkat? Tanya Hanru

    Surat Saudara telah saya terima.

    n. Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan

    Misal

    Dr. Doktor

    M.A. Master of Arts

    o. Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda

    Misal

    Sudahkan Anda tahu?

    Surat Anda telah kami terima.

    2. Huruf Miring atau Cetak Miring

    a. Dipakai untuk menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar yang

    dikutip dalam karangan

    Misal

    Buku Negarakertagama karangan Prapanca.

    Surat Kabar Suara Pembaruan.

    b. Dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata

    Misal

    Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

    Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

  • Modul Bahasa Indonesia

    10

    c. Dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing

    Misal

    Nama ilmiah manggis adalah Carsinia Mangostana.

    B. PENULISAN KATA

    1. Kata Dasar

    Semua kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

    Misal

    Saya kuliah di Universitas Negeri Jakarta.

    Mobil sedan keluaran terbaru itu sangat laris di pasar otomotif.

    2. Kata Turunan

    a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)

    Misal

    belajar, gerigi, masakan

    b. Bentuk dasar berupa gabungan awalan, akhiran saja, ditulis terpisah

    Misal

    diberi tahu, tanda tangani,

    c. Bentuk dasar jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya

    digabung

    Misal

    Pemberitahuan, pertanggungjawaban, mentandatangani

    d. Salah satu unsur jika digabung sebagai kombinasi saja, maka penulisannya

    digabung

    Misal.

    adibusana, antarkota, pascabayar, paripurna, narapidana, biokimia,

    mancanegara

    3. Bentuk Ulang

    Bentuk ulang ditulis lengkap dengan menggunakan kata hubung

  • Modul Bahasa Indonesia

    11

    Misal

    buku-buku, anak-anak, porak-poranda, mondar-mandir

    4. Gabungan Kata

    a. Gabungan kata atau kata majemuk, Istilah khusus, unsurnya ditulis terpisah

    Misal

    duta besar, rumah sakit, mata kuliah, terima kasih

    b. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah

    pengertian ditulis dengan kata hubung sebagai penegas

    Misal

    anak istri saya, orang tua-muda, kaki-tangan pengusaha,

    c. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai

    Misal

    bagaimana, barangkali, daripada, olahraga, saputangan, halalbihalal,

    belasungkawa, matahari.

    5. Kata Ganti

    Kata ganti sebagai bentuk singkat ditulis serangkai dengan kata yang

    mengikutinya

    Misal : aku : kubawa, kubaca, bukuku

    Engkau : kaubawa, kauambil

    6. Kata Depan (Preposisi)

    Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali yang sudah

    diangap satu kata (kepada, daripada)

    Misal

    Datanglah ke rumahku

    Buku pesananku datang di minggu kedua bulan ini.

    Mereka berasal dari keluarga berada.

  • Modul Bahasa Indonesia

    12

    7. Kata Sandang

    Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya

    Misal

    Bulan ini sang diktator negara tersebut dihukum mati.

    8. Partikel

    a. Partikel -lah, -kah, ditulis serangkai dari kata yang mendahuluinya.

    Misal

    Pikirkanlah dengan baik-baik apa yang telah dikatakan oleh ibumu.

    Diakah yang telah membantumu?

    b. Partikel -pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali kata yang

    sudah dianggap padu atau berupa konjungsi (bagaimanapun, meskipun,

    walaupun, biarpun, dll.)

    Misal

    Jangankan bertatatpan, bertegur sapa pun aku enggan.

    Meskipun hujan, aku tetap berangkat ke kampus.

    c. Partikel -per yang berarti tiap atau demi ditulis terpisah dari kata yang mendahului

    dan mengikutinya

    Misal

    Satu per satu kaum duafa itu menerima bingkisan.

    9. Singkatan dan Akronim

    a. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

    Peraturan penulisannya adalah sebagai berikut.

    1) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik

    Misal

    nomor disingkat no.

    halaman disingkat hlm. dan h.

    2) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik

    Misal

    atas nama disingkat a.n.

  • Modul Bahasa Indonesia

    13

    sampai dengan disingkat s.d.

    3) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai tanda

    titik.

    Misal

    dan kawan-kawan disingkat dkk.

    yang akan datang disingkat yad.

    4) Penulisan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata uang tidak

    diikuti titik.

    Misal : sentimeter disingkat cm

    kilogram disingkat kg

    rupiah disingkat Rp

    akan tetapi, singkatan nama diri yang diambil nama huruf awal kata disingkat,

    ditulis tanpa titik.

    Misal :

    BUMN, DKI, RCTI, PT, AS, CV, dll.

    b. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan

    suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai

    kata

    1) Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari kata yang disingkat, ditulis

    seluruhnya dengan huruf kapital.

    Misal

    FISIP, KONI,

    2) Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau huruf dan suku kata, huruf

    awalnya ditulus dengan kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.

    Misal

    Bappenas, Kadin, Seskoal

    3) Akronim bukan nama diri berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun

    gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis

    dengan huruf kecil dan tidak diakhiri dengan tanda titik.

    Misal

    rapim, munas, rudal

  • Modul Bahasa Indonesia

    14

    10. Angka dan Lambang Bilangan

    a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Lazimnya digunakan angka

    Arab atau angka Romawi.

    Misal :

    1,2,3,4,5

    I, II, III, L (50), C (100).

    b. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii)

    satuan waktu, (iii) nilai ruang, dan (iv) kuantitas.

    Misal

    19 meter, pukul 15.30, 65 liter

    c. Dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada

    alamat.

    Misal

    Jalan Merah Putih II Blok F2 Nomor 235

    d. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci

    Misal

    Bab X, Pasal 5, halaman 354, Surat Annisa: 9

    e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut

    a) Bilangan utuh

    Misal : dua belas 12

    b) Bilangan pecahan

    Misal : setengah 1/2

    f. Penulisan lambang bilangan tingkat dilakukan dengan cara

    Misal:

    Lihat Bab II, pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu;

    Ditingkat ke-2 itu ; kantor di tingkat II itu.

    g. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf

    Misal:

    Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.

    50 orang tewas akibat bencana alam itu ( salah )

  • Modul Bahasa Indonesia

    15

    h. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja supaya mudah

    dibaca

    Misal

    Perusahaan kami mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

    i. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, keculai

    dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

    Misal

    Kami memiliki 20 unit komputer.

    Kami memiliki 20 (dua puluh ) unit komputer. (salah)

    C. PEMAKAIAN TANDA BACA

    1. Tanda Titik ( . )

    a. Dipakai pada akhir kalimat

    Misal

    Bapak memimpin rapat di kantor.

    b. Dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean judul bab atau subbab

    Misal

    a. Departemen Dalam Negeri

    A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa

    B. Direktorat Jendral Agraria

    1. Subdit . . .

    2. Subdit . . .

    b. Isi Karangan

    A. uraian Umum

    B. Ilustrasi

    1. Gambar

    2. Tabel

    3. Grafik

    c. Isi Karangan

    1.1 Uraian Umum

    1.2 Ilustrasi

  • Modul Bahasa Indonesia

    16

    1.2.1 Gambar

    1.2.2 Tabel

    1.2.3 Grafik

    c. Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik

    Misal

    Pukul 12.10.20

    d. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan dalam daftar pustaka

    Misal

    Siregar, Marari. 1992. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka.

    e. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

    Misal

    Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang.

    f. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,

    kepala tabel, ilustrasi, dan lainnya.

    Misal

    Salah Asuhan

    g. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat surat dan tanggal surat.

    Misal

    Jakarta , 1 April 2009

    Yth. Sdr. M Faraby

    Jalan Arcadia Nomor 43

    Palembang

    h. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang

    tidak menunjukan jumlah

    Misal

    Paman lahir pada tahun 1956 di Bandung.

    Nomor gironya 56456784

    2. Tanda Koma

    a. Dipakai di antara unsur- unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

  • Modul Bahasa Indonesia

    17

    Misal

    Saya membeli karcis, pena, dan tinta.

    b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara

    berikutnya.

    Misal

    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

    Dia bukan anak saya,melainkan anak Pak Ello.

    c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu

    mendahului induk kalimatnya

    Misal

    Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

    Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induknya jika

    anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimatnya.

    Misal

    Saya tidak akan datang kalau hari hujan

    d. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang

    terdapat pada awal kalimat

    Misal

    Oleh karena itu, kita harus hati-hati.

    Jadi, soalnya tidak semudah itu.

    e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata ungkapan perasaan

    Misal

    Wah, bukan main!

    f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat

    Misal

    Kata ibu, Saya gembira sekali.

    g. Dipakai untuk (1) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan

    tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan

    Misal

  • Modul Bahasa Indonesia

    18

    Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas

    Darma Persada, Jalan Radin Inten, Jakarta Timur.

    h. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar

    pustaka

    Misal

    Rusli, Marah. 1990. Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka.

    i. Dipakai di antara bagian-bagian catatan kaki.

    Misal

    W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang

    (Yogyakarta: UP Indonesia. 1976), hlm. 4.

    j. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

    membedakan dari singkatan dan nama diri, keluaraga, atau marga.

    Misal

    C Ratrulangi, S.E.

    k. Dipakai di muka angka per sepuluhan atau antara rupiah dan sen yang

    dinyatakan dengan angka .

    Misal

    12,5 m

    l. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

    Misal

    Guru saya Pak Ratyo, pandai sekali.

    m. Dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat

    pada awal kalimat.

    Misal

    Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap

    yang bersungguh-sungguh.

    Bandingkan dengan ;

    Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan

    pengembangan bahasa.

  • Modul Bahasa Indonesia

    19

    n. Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain jika petikan

    langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

    Misal

    Di mana Saudara tinggal? tanya Aisha.

    3. Tanda Titik koma ( ; )

    a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

    Misal

    Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.

    b. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang

    setara di dalam kalimat majemuk.

    Misal

    Ibu mengurus tanaman di kebun itu ; ayah sibuk bekerja di garasi mobil ;

    saya sendiri asyik mendengarkan siaran radio.

    4. Tanda Titik Dua ( : )

    a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

    Misal

    Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan

    lemari.

    Tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri

    pernyataan.

    Misal

    Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

    b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

    Misal

    Ketua : Enindita Sih Listiyani

    Sekretaris : Mutia Sekar Wangi

    Bendahara : Gyscha Revita Rendy

  • Modul Bahasa Indonesia

    20

    c. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam

    percakapan.

    Misal

    Ibu : (meletakan beberapa kopor) Bawa kopor ini , Mir!

    Amir : Baik, Bu ( mengangkat kopor dan masuk )

    d. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam

    kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, (iv) nama kota

    dan penerbit buku acuan dalam karangan.

    Misal

    Tempo, I (1971), 34:7

    Surah Yassin: 9

    Ali Hakim, Pendiidkan Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.

    Tjakranegara, Soetomo, 1968. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa

    Persatuan kita? Djakarta: Eresco.

    5. Tanda Hubung ( - )

    a. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

    pergantian baris.

    Misal

    Di samping cara-cara lama itu ada ju-

    ga cara yang baru.

    b. Menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan

    bagian kata di depannya pada pergantian baris

    Misal

    Kini ada cara yang baru untuk meng-

    ukur panas.

    c. Menyambung unsur-unsur kata ulang.

    Misal

    anak- anak

  • Modul Bahasa Indonesia

    21

    d. Menyambung huruf kata yang dieja satu dan bagian-bagian tunggal

    Misal

    p-a-n-i-t-i-a

    e. Dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan,

    dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.

    Misal

    ber-evolusi

    dua puluh lima- ribuan. (25.000)

    Bandingkan dengan :

    be-revolusi

    dua-puluh-lima ribuan (25.000)

    f. Dipakai untuk merangkaikan (i) se dengan kata berikutnya yang dimulai

    dengan huruf kapital, (ii) ke dengan angka, (iii) angka dengan an, dan (iv)

    singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan

    rangkap.

    Misal

    se-Indonesia

    hadiah ke-2

    tahun 50-an

    mem-PHK-kan

    Menteri-Sekretaris Negara

    g. Dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

    Misal

    di-smash

    6. Tanda Pisah ( )

    a. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar

    bangun kalimat.

    Misal

    Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh

    bangsa itu sendiri.

  • Modul Bahasa Indonesia

    22

    b. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga

    kalimat menjadi lebih jelas.

    Misal

    Rangkaian temuan evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan

    atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

    c. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang artinya sampai

    Misal

    1998 2008

    Jakarta Bandung

    7. Tanda Elips ( . . . )

    a. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

    Misal

    Kalau begitu ya, marilah kita bergerak.

    b. Menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang

    dihilangkan.

    Misal

    Sebab-sebab kemerosotan akan diteliti lebih lanjut.

    8. Tanda Tanya ( ? )

    a. Dipakai pada akhir kalimat tanya.

    Misal

    Kapan ia berangkat?

    Saudara tahu, bukan?

    b. Dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang

    disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

    Misal

    Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?)

  • Modul Bahasa Indonesia

    23

    9. Tanda Seru ( ! )

    Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah

    yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, rasa emosi yang kuat.

    Misal

    Alangkah seramnya peristiwa itu!

    10. Tanda Kurung ( () )

    a. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

    Misal

    Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan)

    kantor tersebut.

    b. Mengapit keterangan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

    Misal

    Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama tempat terkenal di Bali) ditulis

    pada tahun 1962.

    c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

    Misal

    Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

    d. Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.

    Misal

    Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)

    modal.

    11. Tanda Kurung Siku ( [ . . . ] )

    a. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada

    kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan

    bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat pada naskah.

    Misal

    Kata beliau waktu itu, Kita jangan hanya mau meng[e]ritik, tetapi juga mau

    dikeritik.

    b. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan yang sudah bertanda kurung.

  • Modul Bahasa Indonesia

    24

    Misal

    Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II

    [lihat halaman 35-38] buku pertama) perlu dibentangkan di sini.

    12. Tanda Petik Ganda ( . )

    a. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan

    naskah atau bahan tertulis lain.

    Misal

    Saya belum siap, kata Mira, tungggu sebentar!

    Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa Negara ialah bahasa

    Indonesia.

    b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

    misal

    Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu.

    Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul Rapor dan Nilai Prestasi di

    SMA diterbitkan dalam Tempo.

    c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau mempunyai arti khusus.

    Misal

    Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat saja.

    d. Mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

    Misal

    Kata Tono, Saya juga minta satu.

    e. Mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung

    kalimat atau bagian kalimat.

    Misal

    Karena warna kulitnya, budi mendapat julukan Si Hitam.

    13. Tanda Petik Tunggal ( )

    1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

    Misal

    Tanya Faby, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?

  • Modul Bahasa Indonesia

    25

    2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.

    Misal

    Feed-back balikan

    14. Tanda Garis Miring ( / )

    a. Dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu

    tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

    Misal

    No. 7/PK/1998

    Jalan Kramat II / 70

    Tahun anggaran 2001/2002

    b. Sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.

    Misal

    Mahasiswa/mahasiswi

    Harganya Rp1.500,00/lembar

    15. Tanda Penyingkat atau Apostrof ()

    Dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka

    tahun.

    misal

    Kamu kan kusurati tiap bulan ( kan = akan)

    Latihan dan Tugas Mandiri

    I. Pilihlah pernyataan yang paling tepat, yang penulisannya sesuai dengan EYD!

    1.a. Kelima sahabatku akan melanjutkan studinya keluar negeri besok pagi.

    b. Ke lima sahabatku akan melanjutkan studinya keluar negeri besok pagi.

    c. Kelima sahabatku akan melanjutkan studinya ke luar negeri besok pagi.

    d. Ke lima sahabatku akan melanjutkan studinya ke luar negeri besok pagi.

    2. a. Jangan berhenti dahulu, katanya, sebentar lagi kita tiba.

    b. Jangan berhenti dahulu, katanya: Sebentar lagi kita tiba.

  • Modul Bahasa Indonesia

    26

    c. Jangan berhenti dahulu, katanya: sebentar lagi kita tiba.

    d. Jangan berhenti dahulu, katanya, Sebentar lagi kita sampai.

    3. a. Di Surabaya, suku Madura menggunakan bahasa Jawa.

    b. Di Surabaya, suku Madura menggunakan Bahasa Jawa.

    c. Di Surabaya, Suku Madura menggunakan bahasa Jawa.

    d. Di Surabaya, Suku Madura menggunkan Bahasa Jawa.

    4. a. Abad ke 21 merupakan tantangan bagi ummat manusia.

    b. Abad ke-21 merupakan tantangan bagi umat manusia.

    c. Abad ke XXI merupakan tantangan bagi ummat manusia.

    d. Abad ke-XXI merupakan tantangan bagi umat manusia.

    5. a. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli S.E.

    b. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli, S.E.

    c. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli, SE.

    d. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli SE.

    6. a. Pembuatan gula jawa oleh masyarakat di jawa tengah masih secara tradisional.

    b. Pembuatan gula Jawa oleh masyrakat di Jawa Tengah masih secara

    tradisional.

    c. Pembuatan Gula Jawa oleh Masyarakat di Jawa Tengah masih secara

    tradisional.

    d. Pembuatan gula jawa oleh masyarakat di Jawa Tengah masih secara tradisional.

    7. a. Silakan Bapak menunggu ayahku di sini!

    b. Silakan bapak menunggu ayahku!

    c. Silakan Bapak menunggu Ayahku di sini!

    d. Silakan bapak menunggu Ayahku di sini!

  • Modul Bahasa Indonesia

    27

    8. a. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan Aceh dan jeruk Bali sangat subur.

    b. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan Aceh dan jeruk bali sangat subur.

    c. Di pekarangan Pak Agung pohon Rambutan Aceh dan Jeruk Bali sangat subur.

    d. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan aceh dan jeruk bali sangat subur.

    9. a. KTP dan Simnya hilang di Pasar Baru.

    b. KTP dan SIM-nya hilang di Pasar Baru.

    c. K.T.P. dan S.I.M. nya hilang di Pasar Baru.

    d. KTP dan SIM nya hilang di Pasar Baru

    10. a. Persatuan Renang se-Jawa Barat mendaftarkan atletnya.

    b. Persatuan renang seJawa Barat mendaftarkan atletnya.

    c. Persatuan Renang se-Jawa Barat mendaftarkan atlitnya.

    d. Persatuan renang se-Jawa Barat mendaftarkan atlitnya.

    11. a. Mahasiswa lama/baru mendaftar diloket 2.

    b. Ujian akan berlangsung dari pukul 13.00 s/d 14.30.

    c. Nomor surat tersebut adalah 17/UP/VII/2004.

    d. Upah yang diterimanya Rp 500.000,00/minggu.

    12. a. FISIP, RCTI, tilang, rapim

    b. FISIP, RCTI, TILANG. RAPIM

    c. FISIP, RCTI, Tilang, Rapim

    d. fisip, rcti, tilang, rapim

    13. a. Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan Tabel 2 berikut ini.

    b. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan tabel 2 berikut ini.

    c. Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan tabel 2 berikut ini.

    d. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan Tabel 2 berikut ini.

  • Modul Bahasa Indonesia

    28

    14. a. Karena cerdiknya, Aksana dijuluki Kancil.

    b. Karena cerdiknya, Aksana mendapat julukan Kancil.

    c. Karena cerdiknya Aksana mendapatkan julukan Kancil.

    d. Karena cerdiknya Aksana mendapat julukan Kancil.

    15. a. Terima kasih, Bapak telah membantu saudara saya.

    b. Terima kasih, Bapak telah membantu Saudara saya.

    c. Terima kasih, bapak telah membantu saudara saya.

    d. Terima kasih, bapak telah membantu Saudara saya.

    II. Tulislah kata berikut sesuai dengan EYD

    1. danau toba

    2. perang di ponegoro

    3. hari selasa

    4. tanggal dua belas maret tahun 2005

    5. pupuk kujang

    6. apel malang

    7. bulan pebruari

    8. seribu lima ratus korban tidak dikenali lagi

    9. karena hari hujan saya terpaksa berteduh di halte bis

    10. Buku kumpulan cerpen cerita untuk rumput karangan inggrid wijanarko kembali di cetak

    ulang

  • Modul Bahasa Indonesia

    29

    BAB III

    BENTUK DAN MAKNA

    A. FONEM

    Bunyi terkecil yang membedakan arti.

    Dapat juga disebut dengan bunyi dari huruf

    Huruf lambang bunyi atau lambang fonem.

    B. MORFEM

    Satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan arti.

    Bentuk morfem dapat berupa imbuhan, partikel, dan kata dasar.

    Morfem dibedakan atas

    1. Morfem Bebas

    Morfem yang dapat berdiri sendiri. Semua kata dasar dapat digolongkan sebagai morfem

    bebas.

    Misal

    saya, rumah, biru, hampir, kaki.

    2. Morfem Terikat

    Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Morfem ini akan mempunyai makna bila

    dihubungkan dengan morfem yang lainnya.

    Semua imbuhan, partikel, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri termasuk kepada

    morfem terikat.

    Misal

    a. Saya terlatih untuk tidak manja.

    b. Tolong ambilkan diktat itu.

    c. Mobil antarkota melaju dengan mulus.

  • Modul Bahasa Indonesia

    30

    C. KATA

    Satuan bentuk terkecil dari kalimat yang mempunyai makna

    Misal

    sepeda, kursi, mobil, pohon, belajar

    Berdasarkan bentuknya kata dibedakan atas

    1. Kata dasar (bermorfem tunggal)

    Misal

    Buku, cerdas, mulia, kantor

    2. Kata turunan (kata berimbuhan)

    Misal

    pembukuan, dibukukan, mencerdaskan

    D. KELAS KATA

    Kelas kata/jenis kata secara tradisional kata dapat dibedakan atas

    1. kata benda (nomina)

    2. kata kerja (verba)

    3. kata sifat (adjektiva)

    4. kata keterangan (adverbia)

    5. kata ganti (pronomina)

    6. kata bilangan (numeralia)

    7. kata sambung ( konjungsi)

    8. kata depan (preposisi)

    9. kata sandang (artikel)

    10. kata seru (interjeksi)

    Menurut Moeliono, dkk. Dalam buku Tata Bahasa Baku Indonesia,

    mengelompokkan kata ke dalam lima jenis yaitu

    1. kata kerja (verba)

  • Modul Bahasa Indonesia

    31

    2. kata sifat (adjektiva)

    3. kata keterangan (adverbia)

    4. rumpun kata benda, yang terdiri atas

    a. kata benda (nomina)

    b. kata ganti (pronominal)

    c. kata bilangan (numeralia)

    5. rumpun kata tugas yang terdiri atas

    a. kata depan (preposisi)

    b. kata sambung (konjungsi)

    c. kata seru (interjeksi)

    d. kata sandang (artikel)

    e. partikel

    1. KATA KERJA (VERBA)

    Kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan

    merupakan sifat.

    Kata kerja umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.

    Kata kerja dapat dibuktikan dengan mengujinya dengan menambahkan dengan + KB

    (kata benda) / KS (kata sifat) dibelakang kata yang diujikan.

    Misal

    tulis + dengan pena (KB)

    menulis + dengan cepat (KS)

    pergi + dengan adik (KB)

    berpergian + dengan gembira (KS)

    bicara + dengan ibu (KB)

    berbicara + dengan lancar (KS)

    Kata kerja dapat dibedakan atas dua bentuk

  • Modul Bahasa Indonesia

    32

    a. kata kerja asal

    kata kerja yang dapat berdiri sendiri.

    Misal

    tulis, pergi, makan, bicara

    b. kata kerja turunan

    kata kerja yang mempunyai afiks/imbuhan

    misal

    menulis, berpergian, memakan, berbicara

    c. kata kerja berulang (verba reduplikasi)

    misal

    makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, tembak-menembak.

    d. kata kerja majemuk (verba majemuk)

    verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata, namun

    penggabungan ini bukan idiom.

    Misal

    terjun payung, tatap muka, siap tempur, temu wicara

    e. kata kerja berpartikel (verba berpreposisi)

    kata kerja yang selalu diikuti oleh preposisi.

    Misal

    berbicara tentang, terdiri dari, cinta pada, tergolong sebagai,

    tahu akan, cinta akan, sejalan dengan, dll

    2. KATA SIFAT (ADJEKTIVA)

    Kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, suatu benda.

    Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas dalam

    kalimat.

    Kata sifat dapat dibuktikan dengan ciri-ciri berikut

  • Modul Bahasa Indonesia

    33

    a. Dapat diberi keterangan pembanding di awal kata tersebut : sama,

    imbuhan se-, kurang, lebih, paling, imbuhan ter-

    Misal

    lebih baik, paling baik, kurang baik, sebaik, terbaik.

    b. Dapat diberi keterangan penguat diawal atau diakhir kata tersebut : benar,

    sekali, amat, terlalu, tidak, agak, dll.

    Misal

    amat senang, senang sekali, senang benar.

    c. Dapat diulang dengan memberikan imbuhan se-+-nya.

    Misal

    secantik-cantiknya, sebenar-benarnya, sehalus-

    halusnya.

    Kata sifat berdasarkan bentuknya dapat dibedakan

    a. Kata sifat berbentuk tunggal

    Misal

    Sakit, indah, luas

    b. Kata sifat berimbuhan

    Misal

    Sesakit-sakitnya, kesakitan, egois

    3. KATA KETERANGAN (ADVERBIA)

    Kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina atau kalimat.

    Adeverbia sebagai kategori

    Misal

    Saya ingin segera melukis.

    adverbia yang menerangkan verba.

    Ayah saya hanya pegawai biasa.

    adverbia yang menerangkan nomina.

  • Modul Bahasa Indonesia

    34

    Lukisannya sangat indah.

    adverbia yang menerangkan adjektiva.

    Kata keterangan/adverbia di dalam kalimat terdiri atas

    a. menyatakan waktu

    saat, ketika, sejak, sedari, tatkala, semenjak, sewaktu,

    pagi, sore, besok, sekarang, hari ini,dll..

    b. menyatakan tempat/arah

    (preposisi:dari, di, ke), kampus, sekolah, timur, dll..

    c. menyatakan tujuan

    demi, untuk, kepada, buat, bagi,kepada, dll..

    d. menyatakan cara

    dengan, tanpa.

    e. menyatakan saling

    satu sama lain.

    f. menyatakan kesertaan

    bersama, dengan, tanpa.

    g. menyatakan alat

    dengan, tanpa

    h. menyetakan sebab/akibat

    karena, sebab, maka, sehingga, akibat, sampai-sampai,

    akibatnya, dll..

    i. menyatakan syarat

    jika, bila, asalkan, asal, andai, andaikan, kalau, dll..

  • Modul Bahasa Indonesia

    35

    4. KATA BENDA (NOMINA)

    Kata yang mengacu kepada sesuatu benda (abstrak atau konkret).

    Kata benda dalam kalimat dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap dan

    keterangan

    Kata benda dapat dibuktikan dengan mengujinya dengan cara menambahkan

    yang yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS (kata sifat) dibelakang kata

    yang diuji.

    Misal

    buku + yang mahal (KS)

    pohon + yang rindang (KS)

    orang + yang baik (KS)

    pengetahuan + yang sangat penting (KS)

    kekasih + yang sangat cantik (KS)

    pikiran + yang sangat cemerlang (KS)

    5. KATA GANTI (PRONOMINA)

    Kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina (benda) lain, berfungsai untuk

    menggantikan nomina (benda). Kata ganti dapat dibedakan atas

    a. Pronomina persona (kata ganti orang)

    Bentuk Orang Kedudukan Contoh

    Tunggal ke-1

    ke-2

    ke-3

    yang berbicara

    diajak

    berbicara

    yang

    dibicarakan

    aku, saya

    Anda, kamu,

    engkau

    dia, ia, nya

    Jamak ke-1 yang berbicara kami, kita

  • Modul Bahasa Indonesia

    36

    ke-2

    ke-3

    diajak

    berbicara

    yang

    dibicarakan

    kalian, kita

    mereka

    b. Pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk)

    1. penunjuk umum : ini, itu

    2. penunjuk tempat : sini, sana

    c. Pronomina penanya (kata ganti tanya)

    apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan, dll..

    6. KATA BILANGAN (NUMERALIA)

    Dapat dibedakan atas

    a. Numeralia tentu/ kata bilangan utama/pokok

    satu, sepuluh, dua lima, seribu, sejuta, dll..

    b. Numeralia tidak tentu

    seberapa, beberapa, banyak, puluhan, ribuan, jutaan,

    semua, berbagai, segenap, dll.

    c. Numeralia tingkat

    kedua, kelima, kesepuluh, dll..

    d. Numeralia kumpulan/kelompok

    kedua, kelima, kedupuluh, dll..

    e. Numeralia bantu atau kata bilangan bantu

    sehelai, selembar, seikat, sebungkus, dll..

  • Modul Bahasa Indonesia

    37

    7. KATA DEPAN (PREPOSISI)

    Kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja.

    Kata depan dapat dibedakan atas

    a. Kata depan dasar/utama : di, ke, dari, pada, dengan, oleh, tentang,dll..

    b. Kata depan turunan : di antara, kepada, daripada, dll..

    8. KATA SAMBUNG (KONJUNGSI)

    Kata tugas yang berfungsi menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat

    lainnya dalam wacana. Kata sambung disebut juga konjungtor karena berfungsi

    sebagai penghubung dalam kata atau kalimat.

    Konjungsi dapat dikelompokkan atas

    a. Konjungsi intrakalimat

    dan, serta, sambil, atau, supaya, agar, seperti, sebab, kalau, untuk, bagai,

    tetapi, kemudian, bahkan, dll..

    1) Saya belajar sungguh-sungguh supaya lulus ujian.

    2) Ia kaya raya tetapi hidupnya sederhana.

    3) Aku yang datang kerumahmu atau kamu yang datang ke rumahku.

    b. Konjungsi ekstrakalimat

    jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian,

    walaupun demikian, tambahan pula, selain itu, akan tetapi, bertalian

    dengan itu, dll..

    a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati oleh

    tetangga di sekitar rumahnya.

    b. Kreativitas barunya berakar pada tradisi kehidupannya. Dengan demikian, ia

    tidak pernah kehabisan sumber kreativitas baru.

    c. Ia selalu mengembangkan karakternya. Di samping itu, ia juga memperluas

    wawasan bisnisnya.

  • Modul Bahasa Indonesia

    38

    9. KATA SERU (INTERJEKSI)

    Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan perasan atau

    seruan hati: kagum, sedih heran, jijik, benci marah, dll.. kata seru dipakai di dalam kalimat

    seruan, imbauan, atau kalimat perintah (imperatif)

    Misal

    a. Wah saya sangat tersanjung dengan sambutan ini.(kagum)

    b. Astaga, dia bukannya berjaga, malahan pergi! (heran)

    c. Amboi, alangkah indahnya panoramnya. (kagum)

    d. Sial, memancing seharian, Cuma dapat sedikit! (marah)

    e. Asyik, jagoanku akhirnya terpilih. (senang)

    10. KATA SANDANG (ARTIKEL)

    Kata sandang merupakan kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau

    benda. Kata sandang terdiri atas

    a. artikel yang menyatakan makna tunggal

    sang guru, sang suami, sang juara, sang putri, baginda raja, sri ratu,

    hang tuah, dang tuanku.

    b. artikel yang menyatakan banyak

    para siswa, para pemirsa

    c. artikel yang menyatakan netral

    si cantik, si hitam manis, si dia

    E. FRASA

    Merupakan kelompok kata yang tidak mengadung predikat dan belum membentuk

    klausa atau kalimat serta mengandung kesatuan makna yang jelas. Unsur

    frasa tidak terbatas pada dua atau tiga kata, tetapi dapat beberapa kata asalkan

    gabungan kata itu tidak membentuk predikat.

    Ciri frasa

    1. konstruksinya tidak mempunyai predikat

  • Modul Bahasa Indonesia

    39

    2. proses pemaknaannya berbeda dengan idom

    3. susunan katanya berpola tetap

    1. Konstruksinya tidak mempunyai predikat

    Misal

    a. bahasa Indonesia

    b. di balik awan putih bersih

    c. air mineral dari pegunungan

    d. dua minggu yang lalu

    e. sejumlah persoalan yang pelik

    Gabungan kata yang sudah membentuk predikat dan tidak dapat dikatakan frasa

    misal

    a. belajar bahasa Indonesia

    b. menghilang di balik awan

    c. meminum air mineral

    d. datang berkunjung dua minggu yang lalu

    e. membawa sejumlah persoalan yang pelik

    2. Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom

    Frasa berbeda dengan idiom walaupun keduanya berupa gabungan kata. Idiom

    dapat terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk makna baru, dan makna

    itu sudah sudah bergeser jauh dengan makna sebenarnya. Frasa cakupan

    maknanya masih disekitar makna sebenarnya atau inti maknanya tetap.

    Contoh idiom

    Misal

    a. tipis kuping = tak tahan sindiran

    b. gulung tikar = bangkrut

    c. main api = menyerempet bahaya

    contoh frasa

  • Modul Bahasa Indonesia

    40

    a. haus kekuasaan = haus akan kekuasaan

    b. siap tempur = siap untuk bertempur

    c. jumpa pers = berjumpa dengan pers

    3. Susunan katanya berpola tetap

    Susunan kata dalam frasa bersifat tetap, tegar, tidak tergoyahkan, dan tidak boleh

    dibalik. Kalau posisinya berpindah, kelompok kata itu berpindah secara utuh.

    Misal

    a. Hari ini akan diadakan jumpa pers.

    b. Jumpa pers akan diadakan hari ini.

    Berbeda dengan idiom yang penulisannya masih bisa dibalik tanpa mengubah

    maknanya.

    Misal

    a. tipis kuping kuping tipis

    b. besar kepala kepala besar

    c. panjang tangan tangan panjang

    Bandingkan dengan frasa bila susunan katanya dipertukarkan.

    Misal

    a. haus kekuasaan kekuasaan haus

    b. siap tempur tempur siap

    c. temu wicara wicara temu

    Frasa dapat dikelompokkan atas lima macam

    1. frasa verbal (artinya sama dengan kata kerja)

    a. mengetik dengan sepuluh jari (intinya: mengetik)

    b. asyik belajar (intinya: belajar)

    c. tidak harus pergi (intinya: pergi)

    d. sedang berpikir keras (intinya: berpikir)

    e. sudah melarikan diri (intinya: melarikan)

  • Modul Bahasa Indonesia

    41

    2. frasa adjectival (artinya sama dengan kata sifat)

    a. sudah tidak layak

    b. sama sekali tidak sombong

    c. makin lama makin panas

    d. malu sekali

    e. lebih dari cukup

    3. frasa adverbial (artinya sama dengan kata keterangan)

    a. pada zaman jepang

    b. dengan kereta api cepat

    c. karena cinta yang membara

    d. untuk mencerdaskan bangsa

    e. sebelum azan subuh

    4. frasa nominal (artinya sama dengan kata benda)

    a. anak cucu

    b. penyakit yang sangat berbahaya

    c. formulir pendaftaran calon mahasiswa baru

    d. manajer pemasaran yang terampil

    e. lima lembar kuitansi tanda bukti pembayaran

    5. frasa partikel (artinya sama dengan kata depan)

    a. selain dari

    b. sampai dengan

    c. di belakang

    d. dari samping

    e. oleh karena

    Makna setiap frasa ditentukan oleh intinya.

    F. KLAUSA

    Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat.

    1. Klausa Kalimat Majemuk Setara

  • Modul Bahasa Indonesia

    42

    Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif) setiap klausa mempunyai kedudukan

    yang sama. Kalimat majemuk koordinatif ini dibangun dengan dua klausa atau lebih yang

    tidak saling menerangkan.

    Misal

    a. Rima pergi ke kampus atau ke rumah temannya.

    Klausa pertama Rima pergi ke kampus.

    Klausa kedua Rima ke rumah temannya.

    b. Rima membaca Kompas sedangkan adiknya menonton televisi.

    Klausa pertama Rima membaca Kompas.

    Klausa kedua adiknya menonton televisi.

    2. Klausa Kalimat Majemuk Bertingkat

    Kalimat majemuk bertingkat (subordinat) dibangun dengan klausa yang

    berfungsi menerangkan klausa lainnya.

    Misal

    a. Tetanggaku pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank

    Indonesia.

    Tetanggaku pindah ke Jakarta sebagai klausa utama (lazimnya disebut induk

    kalimat)

    setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia sebagai klausa sematan

    (lazimnya disebut anak kalimat)

    b. Mereka mengolah kekayaan alam secara kreatif karena itu sangat makmur.

    (klausa utama + klausa sematan)

    3. Klausa Kalimat Majemuk Gabungan Setara dan Bertingkat

    Klausa ini digabung dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

    bertingkat (kalimat subordinat-koordinat) terdiri atas tiga klausa atau

    lebih.

    a. Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi.

  • Modul Bahasa Indonesia

    43

    dia pindah ke Jakarta (klausa utama)

    setelah ayahnya meninggal (klausa sematan)

    ibunya kawin lagi (klausa sematan)

    G. MAKNA DAN PERUBAHANNYA

    Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu

    hal yang diacunya. Makna tersebut dibagai atas dua, yaitu

    1. Makna leksikal (makna denotasi)

    Makna lugas yang tidak mempunyai kaitan dengan kata lain. Makna ini sering juga

    disebut dengan makna yang tertera dalam kamus

    Misal

    Belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2) pecah menjadi dua, (3) sisi, (4)

    setengah, dst..

    2. Makna gramatikal / struktural (makna konotasi)

    Makna yang timbul akibat pergesaran dari makna leksikal ke gramatikal. Makna yang

    timbul akan bergantung kepada struktur tertentu

    Misal

    hitam (makna leksikal warna yang gelap) makna gramatikalnya dapat menjadi penuh

    kegetiran.

    a. Dia hampir terjerumus ke lembah hitam (daerah/tempat mesum)

    b. Kuhitamkan negeri ini. (kutinggalkan untuk selamanya)

    c. Dia tidak ingin membicarakan masa lalunya yang hitam.

    H. PERTALIAN MAKNA KATA

    Dalam kaitannya dengan makna ada beberapa makna yang mempunyai pertalian

    makna

    1. Sinonim

    Kata yang mempunyai persamaan makna.

  • Modul Bahasa Indonesia

    44

    Misal

    muda, nasib = takdir, sunyi = senyap , pemirsa = pirsawan = penonton

    2. Antonim

    Kata yang mempunyai perlawanan makna.

    Misal

    atas dan bawah, menjual dan membeli

    3. Homonim

    Kata yang mempunyai persamaan bunyi, persamaan tulisan tetapi mempunyai makna

    yang berbeda.

    Misal

    bandar = pelabuhan

    = parit

    = pemegang uang dalam perjudian

    4. Homofon

    Kata yang mepunyai persamaan bunyi, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.

    Misal

    sangsi dan sanksi ( ragu dan hukuman)

    5. Homograf

    Kata yang mempunyai persamaan tulisan, tetapi membaca dan maknanya berbeda.

    Misal

    Ia makan apel (buah) sesudah apel (upacara) di lapangan

    6. Polisemi

    Kata yang mempunyai makna yang beragam sesuai dengan konteks katanya.

    Misal

    kaki

    kaki tangan

  • Modul Bahasa Indonesia

    45

    kaki bukit

    kaki meja

    catatan kaki

    7. Hipernim

    Kata yang mempunyai cakupan makna yang lebih luas atau lebih umum.

    Misal

    bunga

    warna

    8. Hiponim

    Kata yang mempunyai cakupan yang lebih khusus atau lebih sempit.

    Misal

    anyelir, melati, mawar, anggrek

    merah, kuning, hitam, biru, putih

    I. PERGESERAN MAKNA / PERUBAHAN MAKNA

    1. Makna Meluas

    Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih luas dari makna

    sebelumnya.

    Misal

    Putri = dahulu dipakai untuk anak raja-raja sekarang dipakai untuk menyebut

    semua anak permpuan.

    2. Makna menyempit

    Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit dari makna

    sebulumnya.

    Misal

    Sarjana = dahulu dipakai untuk kaum cerdik pandai sekarang hanya untuk

    gelar akademis.

  • Modul Bahasa Indonesia

    46

    3. Ameliorasi

    Perubahan makna kata yang mengakibatkan makna sekarang lebih tinggi nilai rasanya

    dari makna sebelumnya.

    Misal

    istri lebih tinggi/halus dari bini

    4. Peyorasi

    Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih rendah atau lebih kasar dari

    makna sebelumnya.

    Misal

    Gerombolan dahulu maknanya halus, sekarang bermakna pada bentuk negatif

    5. Sinestesia

    Perubahan makna yang terjadi karena pertukaran dua alat indra yang berlainan.

    Misal

    Kopi ini manis (indra pengecap)

    Wajahnya manis untuk dilihat. (indra penglihatan)

    6. Asosiasi

    Perubahan makna kata karena persamaan sifat.

    Misal

    Belikan saya amplop (pembungkus surat)

    Berikan saja amplop ini biar urusan cepat selesai (sogokan)

  • Modul Bahasa Indonesia

    47

    Latihan dan Tugas Mandiri

    1. Tuliskan jenis kelas kata yang bercetak miring pada kalimat berikut!

    a. Itulah sebabnya, Pemda DKI berupaya mengatasi kemacetan lalu lintas ini.

    b. Kemacetan di Jakarta menghabiskan ribuan ton bahan bakar secara sia-

    sia.

    c. Pemerintah dapat memfasilitasi proyek ini bersama pengusaha perikanan

    dan transportasi laut.

    2. Tuliskanlah jenis frasa bercetak miring dalam kalimat berikut!

    a. Potensi ekonomi masyarakat harus dikembangkan.

    b. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia bertekad menegakkan hukum.

    c. Bangsa kita akan menjadi bangsa yang makmur bukan?

    3. Tuliskanlah jenis klausa yang bercetak miring pada kalimat berikut!

    a. Mahasiswa tidak hanya demonstrasi, tetapi juga mencermati koruptor itu.

    b. Ketika duduk di bangku taman, mereka mengamati kendaraan di muka

    rumah itu.

  • Modul Bahasa Indonesia

    48

    BAB IV

    DIKSI

    A. DIKSI (PILIHAN KATA)

    1. Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

    menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata

    yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana

    yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

    2. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-

    nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk

    menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki

    kelompok masyarakat pendengar.

    3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah

    besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa tersebut.

    Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi

    oleh kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata

    secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu

    mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

    Indikator ketepatan kata ini, antara lain

    1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai

    berdasarkan kaidah bahasa Indonesia

    2. Menghasilkan komunikasi yang paling efektif tanpa salah penafsiran atau salah

    makna

    3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis

    atau pembicara

    4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan

  • Modul Bahasa Indonesia

    49

    B. FUNGSI DIKSI

    1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal

    2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, semi

    resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar/pembaca

    3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar

    4. Menciptakan suasana yang tepat

    5. Mencegah perbedaan penafsiran

    6. Mencegah salah pemahaman

    7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

    C. SYARAT KETEPATAN PEMILIHAN KATA

    1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi

    Misal

    a. Bunga edelwise hanya tumbuh di tempat yang tinggi.

    b. Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank.

    c. Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono berebut kursi presiden.

    d. Kursi tua peninggalan kakek masih terlihat kokoh di sudut ruangan.

    2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim dan kata yang

    bersinonim.

    Misal

    a. Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha.

    b. Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah

    peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.

    c. Kucing adalah binatang buas.

    d. kucing merupakan binatang buas.

    3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya.

    Misal

    intensif - insentif

    karton - kartun

    interferensi - inferensi

    preposisi - proposisi

  • Modul Bahasa Indonesia

    50

    4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak dam konkret secara

    cermat

    Misal

    Abstrak : keadilan, kebahagiaan, keluhuran

    kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan

    Konkret : mangga, sarapan, lima belas persen

    5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan dengan tepat.

    Benar antara . . . dan . . .

    sesuai . . . dengan . . .

    tidak . . . tetapi . . .

    baik . . . maupun . . .

    bukan . . . melainkan . . .

    Salah antara . . . dengan . . .

    sesuai . . . bagi . . .

    tidak . . . melainkan . . .

    bukan . . . tetapi . . .

    Berikut beberapa kata berpasangan (termasuk kata kerja berpartikel)

    berawal dari disebabkan oleh

    berdasarkan pada sampai ke

    bergantung pada sehubungan dengan

    berjumpa dengan sejalan dengan

    berkenaan dengan sesuai dengan

    bertalian dengan terbuat dari

    dibacakan oleh terdiri atas/dari

    diperuntukan bagi tergantung pada

    6. Dapat membedakan antara kata-kata yang umum (hipernim) dan kata yang

    khusus (hiponim)

  • Modul Bahasa Indonesia

    51

    Hipernim : Melihat

    Hiponiom : melotot, membelalak, melirik, mengerling, mengintai,

    mengintip, memandang, menatap, melotot,

    memperhatikan, mengamati, mengawasi, melirik, menonton,

    meneropong, dll.

    D. GAYA BAHASA Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kalimat,

    paragraf, atau wacana menjadi efektif jika diekspresikan dengan gaya bahasa

    yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran,

    kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya

    resmi misalnya akan membawa pembaca/pendengar ke suasana serius dan

    penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar ke

    dalam situasi rileks tetapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke

    dalam situasi realistis.

    Gaya bahasa berdasarkan nada yang dihasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga

    macam

    1. Gaya bahasa sederhana berdasarkan nada rendah

    Melalaui rangkaian kata ini penulis/pembicara dapat menghasilkan ekspresi

    pesan yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca, misalnya dalam

    buku-buku pelajaran, penyajian fakta, dan pembuktian.

    2. Gaya menengah

    Gaya bahasa menengah dibangun berdasarkan rangkaian kaidah sintaksis

    dengan maksud untuk menimbulkan suasana damai dan kesejukan, misalnya

    dalam seminar, kekeluargaan, dan kesopanan

    3. Gaya mulia

    Gaya bahasa yang penuh dengan tenaga menggunakan pilihan kata yang

    penuh vitalitas, energi dan tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini dapat

    menghanyutkan emosi pembaca/pendengar. Gaya ini sering digunakan untuk

    menggerakan masa dalam jumlah yang sangat banyak.

  • Modul Bahasa Indonesia

    52

    Ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator

    dalam berkomunikasi dengan komunikannya, yaitu

    1. cara dan media komunikasi lisan atau tulisan, langsung atau tidak

    langsung, media cetak atau elektronika

    2. bidang ilmu ekonomi, sastra, hukum, kedokteran, filsafat, dll.

    3. Situasi resmi, tidak resmi, setengah resmi

    4. ruang atau konteks seminar, kuliah, ceramah, pidato

    5. khalayak usia (anak-anak, remaja, dewasa), jenis kelamin (laki - laki,

    perempuan), tingkat pendidikan ( rendah,menengah, tinggi), status sosial

    6. tujuan diplomasi, humor, informasi, persuasi, membangkitkan emosi

  • Modul Bahasa Indonesia

    53

    BAB V

    KALIMAT

    A. UNSUR-UNSUR KALIMAT

    1. SUBJEK

    Fungsi

    a. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk.

    b. Mejadi pokok pikiran.

    c. Memperjelas makna

    d. Menegaskan atau memfokuskan makna.

    e. Memperjelas pikiran atau ungkapan.

    f. Membentuk kesatuan pikiran.

    Ciri-ciri

    a. Jawaban apa dan siapa.

    b. Dapat didahului kata bahwa.

    c. Dapat berupa kata atau frasa benda.

    d. Dapat disertai kata ini, atau itu.

    e. Dapat disertai kata pewatas yang.

    f. Tidak dapat didahului oleh preposisi : di, dalam, kepada, bagi, untuk, dari,

    menurut, berdasarkan, dan lain-lain.

    g. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, atau bukan

    Misal

    a. Saya sudah mulai mengantuk.

    b. Malam sudah sangat larut.

    c. Air sungai kecil itu terus menggericik.

    d. Seekor kelinci tiba-tiba keluar dari segerombolan tanaman dekat rel kereta

    api.

  • Modul Bahasa Indonesia

    54

    2. PREDIKAT

    Fungsi

    a. Membentuk kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk.

    b. Memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan

    kejelasan makna kalimat.

    c. Menegaskan makna.

    d. Membentuk kesatuan pikiran.

    Ciri-ciri

    a. Jawaban mengapa, bagaimana

    b. Dapat diingkarkan dengan kata tidak, bukan

    c. Dapat didahulukan dengan keterangan aspek: akan, sudah, sedang,

    selalu, hampir

    d. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya,

    seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain.

    e. Tidak dapat didahului oleh kata yang, jika didahului yang, maka predikat

    akan berubah menjadi perluasdan subjek.

    f. Dapat didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni

    g. Dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata bilangan

    Misal

    a. Pengusaha sukses itu menemukan peluang bisnis baru

    b. Dia sukses

    c. Bisnisnya berkembang

    d. Manusia adalah makhluk yang berakal budi

    e. Bisnisnya berkembang sangat pesat setelah menggunakan bahan baku

    lokal.

    3. OBJEK

    Fungsi

    a. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif

    b. Memperjelas makna kalimat

    c. Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran

  • Modul Bahasa Indonesia

    55

    Ciri-ciri

    a. Dapat berupa kata benda

    b. Tidak didahului kata depan

    c. Mengikuti secara langsung dibelakang predikat transitif

    d. Merupakan jawaban apa atau siapa yang terletak dibelakang predikat

    transitif

    e. Dapat menduduki fungsi subjek apabila dipasifkan

    Misal

    a. Mahasiswa itu menerangkan kerangka berpikirnya

    b. Mereka mendiskusikan anti korupsi

    4. PELENGKAP

    Ciri-ciri

    a. Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat tersebut tidak jelas

    dan tidak lengkap informasinya

    b. Terletak dibelakang prediakat yang bukan kata kerja transitif

    Misal

    a. Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

    b. Ia menjadi rektor

    c. Ibu membawakan saya oleh-oleh

    5. KETERANGAN

    Fungsi

    a. Menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.

    Ciri-ciri

    a. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan

    menjadi tidak jelas, tidak lengkap

    b. Tempat tidak terikat posisi pada awal, tengah, akhir kalimat

    c. Dapat berupa keterangan waktu, tujuan, sebab, akibat, syarat, cara,

    posesif (ditandai kata meskipun, walaupun, biarpun) dan penganti nomina

    (menggunakan kata bahwa )

  • Modul Bahasa Indonesia

    56

    d. Dapat berupa keterangan tambahan(keterangan tambahan subjek, tetapi

    tidak dapat menggantikan subjek), dapat berupa aposisi (dapat

    menggantikan subjek)

    Misal

    a. Kemarin rektor berangkat ke Tokyo

    b. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus.

    c. Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung

    Karno. (keterangan tambahan)

    d. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno. (aposisi)

    B. POLA KALIMAT

    1. POLA KALIMAT DASAR

    Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P)

    Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri

    a. Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pel, satu K)

    b. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu S dan satu P

    c. Selalu diawali dengan subjek

    d. Berbentuk kalimat aktif

    e. Dapat berupa kata dan frasa

    f. Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek,

    predikat, objek, dan keterangan.

    FUNGSI

    TIPE

    SUBJEK

    PREDIKET

    OBJEK

    PELENGKAP

    KETERANGAN

    1. S P Kami berdiskusi ~ ~ ~

    2. S - P- O Aku mendapatkan hadiah ~ ~

    3. S - P- Pel Ketua partai

    itu

    menjadi ~ calon

    presiden

    ~

    4. S - P - Ket Para kepala

    negara

    Asean

    sedang

    bersidang

    ~ ~ di Bali

  • Modul Bahasa Indonesia

    57

    5. S - P- O-

    Pel

    Kami menjuluki Dia sang

    penyelamat

    ~

    6. S P- O-

    Ket

    Beberapa

    karyawan

    sedang

    membahas

    kasus

    bisnis

    di ruang rapat

    Contoh kalimat luas

    a. Kami yang mengharapkan kedamaian di Papua selalu berdiskusi tentang

    masalah ini.

    b. Mahasiswa unggulan itu sedang mempelajari struktur cahaya matahari.

    c. Mereka yang menginginkan prestasi atlet menyediakan sarana latihan.

    d. Para siswa yang kehilangan gedung sekolah itu sedang belajar bahasa

    Indonesia dengan sarana seadanya.

    e. Beberapa karyawan yang sangat kreatif itu sedang membahas secara

    serius masalah kasus bisinis properti di ruang rapat pimpinan.

    Catatan :

    Kata yang dicetak miring merupakan kalimat dasar.

    2. POLA KALIMAT MAJEMUK

    a. Kalimat Majemuk Setara

    1) Kalimat majemuk setara gabungan menggunakan : dan, serta,

    sambil.

    Dosen dan mahasiswa bekerja secara kreatif dan inofatif.

    2) Kalimat majemuk setara memilih menggunakan : atau

    Anda pergi ke kampus atau menghadiri seminar?

    3) Kalimat majemuk setara berurutan menggunkan : lalu, lantas,

    kemudian, setelah itu, mula-mula

    Kami menabung setiap bulan lalu mengawali bisnis ini.

    4) Kalimat majemuk setara perlawanan menggunakan : tetapi,

    melainkan, sedangkan, namun,

  • Modul Bahasa Indonesia

    58

    Sahabatku tidak pandai melainkan rajin.

    5) Kalimat majemuk setra menguatkan : bahkan, lagipula.

    Buku itu bagus lagipula murah harganya.

    b. Kalimat Majemuk Bertingkat

    Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis anak kalimatnya.

    Anak kalimat tersebut merupakan perluasan dari kalimat asalnya atau

    sering disebut induk kalimat.

    Macam-macam kalimat majemuk berdasarkan jenis anak kalimatnya

    1) Anak kalimat keterangan waktu : ketika, waktu, saat, setelah,

    sebelum, sejak, dll.

    Misal

    Mereka segera mencari peluang kerja, setelah menyelesaikan

    studinya.

    2) Anak kalimat keterangan sebab : sebab, karena, lantaran, dll

    Misal

    Orang itu meninggal karena menderita sakit jantung.

    3) Anak kalimat keterangan akibat : hingga, sehingga, maka, dll.

    Misal

    Pengusaha itu bekerja keras sehingga berhasil mendapat untung

    besar.

    4) Anak kalimat keterangan syarat : jika, apabila, kalau, andai, dll.

    Misal

    Andaikata Anda mampu memenangkan pertandingan tersebut,

    bagaimana perasaan Anda?

    5) Anak kalimat keterangan tujuan : agar, supaya, demi, untuk, guna,

    dll.

    Misal

    Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang.

    6) Anak kalimat keterangan cara : dengan, tanpa, dalam.

    Misal

  • Modul Bahasa Indonesia

    59

    Dosen itu menerangkan masalah tersebut dengan pendekatan

    ilmiah.

    7) Anak kalimat perluasan objek : bahwa

    Misal

    Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menegakan

    hukum.

    8) Anak kalimat keterangan posesif : meskipun, walaupun, biarpun,

    dll.

    Misal

    Saya akan berupaya meningkatkan kualitas kerja meskipun sulit

    diujudkan.

    c. Kalimat Majemuk Gabungan (campuran)

    Misal

    1) Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar ketinggalan ekonomi

    setelah krisis politik berkepanjangan dan krisis keamanan mulai

    membaik.

    2) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi mulai

    stabil setelah berhasil melangsungkan pemilu secara demokratis.

    Latihan dan Tugas Mandiri

    1. Perbaiki kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif! Variasi perbaikan setiap nomor

    minimal dua kalimat.

    a. Para duta-duta besar sudah pada berdatangan untuk hadir pada upacara peringatan 100

    tahun Bung Hatta.

    b. Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME, maka selesailah makalah

    ini tepat pada waktunya.

    c. untuk meningkatkan mutu akademis, memerlukan sarana yang harus dibiayai dengan

    SPP.

    d. Hipotesis nol adalah berarti tidak membedakan variabel x dan variabel y

  • Modul Bahasa Indonesia

    60

    e. Adalah merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan rasa aman dan

    tenteram di masyarakat kita.

    2. Tentukan subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan kalimat berikut!

    a. Persatuan dapat dilaksanakan dengan menciptakan perasaan senasib.

    b. Budaya bangsa merupakan modal pembangunan.

    c. Dalam pembangunan dituntut kreativitas baru, kerja keras, dan efesiensi.

    d. Presiden RI berupaya menarik simpati bangsa pemodal untuk berinvestasi di Indonesia.

    e. Menteri Negara beranggapan bahwa kasus ini hanya dibesar-besarkan media massa saja.

    3. Tuliskanlah contoh kalimat majemuk setara

    a. kalimat majemuk setara gabungan

    b. kalimat majemuk setara pemilihan

    4. Tuliskanlah contoh kalimat majemuk bertingkat

    a. kalimat majemuk anak kalimat keterangan sebab

    b. kalimat majemuk anak kalimat keterangan tujuan

    c. kalimat majemuk anak kalimat keterangan cara

  • Modul Bahasa Indonesia

    61

    BAB VI

    ALINEA / PARAGRAF

    A. Struktur Alinea

    1. Kalimat Topik / Kalimat Utama

    Kalimat yang berisi ide pokok

    Ciri-cirinya

    a. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.

    b. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri dan diuraikan lebih lanjut

    c. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.

    2. Kalimat Penjelas

    Kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama kaliamat.

    Ciri-cirinya

    a. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri

    b. arti kalimat ini baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lainnya.

    c. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh,dan data tambahan lain yang bersifat

    mendukung kalimat topik.

    B. Syarat Alinea

    1. Kesatuan Alinea

    Seluruh kalimat yang ada hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik/masalah

    2. Kepaduan Alinea (koherensi)

    Antarkalimat terdapat keterpaduan dan logis. Penggunaan repetisi, kata ganti, serta

    frasa penghubung dapat melengkapi keterpaduan antarkalimat

  • Modul Bahasa Indonesia

    62

    C. Jenis Alinea

    1. Jenis Alinea Menurut Posisi Kalimat Topiknya

    a. Alinea Deduktif

    Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal kalimat, diikut oleh

    kalimat penjelas.

    b. Alinea Induktif

    Alinea yang kalimat utamanya terletak diakhir. Alinea ini diawali

    dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.

    c. Alinea Deduktif-Induktif (Gabungan)

    Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan ditampilkan

    kembali diakhir paragraf untuk penegasan.

    d. Alinea Penuh Kalimat Topik

    Alinea yang kalimat utamanya terletak disemua kalimat. Alinea ini bisa

    berupa uraian yang berupa deskripsi atau karangan bersifat narasi.

    2. Jenis Alinea Menurut Sifat Isinya

    a. Persuasif/Persuasi

    Alinea yang berisi ajakan, mempengaruhi pembaca.

    b. Argumentatif/Argumentasi

    Alinea yang berisikan pembahasan tentang sesuatu yang berisikan bukti-

    bukti yang berisikan bukti-bukti dan alasan-alasan yang mendukung.

    c. Deskriptif/Deskripsi

    Alinea yang berisikan tentang gambaran objek atau lukisan objek secara

    rinci

    d. Eksposisitoris/Eksposisi

    Alinea yang memaparkan suatu bentuk kejadian atau peristiwa yang

    berupa fakta-fakta, atau lukisan peristiwa.

    e. Narataif/Narasi

    Alinea yang berisikan penceritaan atau berbentuk cerita.

  • Modul Bahasa Indonesia

    63

    3. Jenis Alinea Menurut Fungsinya dalam Karangan

    a. Alinea Pembuka

    Berfungsi sebagai

    a. menghantar pokok pembicaraan

    b. menarik minat dan perhatian pembaca

    c. menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh

    karangan.

    d. Bentuk-bentuk yang dapat dipakai sebagai bahan menulis alinea

    pembuka, yaitu

    1) kutipan, peribahasa, anekdot

    2) uraian bagaimana pentingnya pokok pembicaraan

    3) suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang

    4) uraian tentang pengalaman pribadi

    5) uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan

    6) sebuah pernyataan

    b. Alinea Pengembang / Isi

    Berfungsi sebagai

    1) mengemukakan inti persoalan

    2) memberi ilustrasi atau contoh

    3) menjelaskan hal yang diuraikan pada alinea berikutnya

    4) meringkas alinea sebelumnya

    5) mempersiapkan dasar atau landasan untuk simpulan

    c. Alinea Penutup

    Alinea ini berisikan simpulan bagian karangan. Merupakan pernyataan

    kembali maksud penulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

    a. Sebagai penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang.

    b. Isi alinea berisi simpulan sebagai cerminan inti seluruh uraian

    c. Alinea ini hendaknya memberikan kesan yang mendalam bagi

    pembaca.

  • Modul Bahasa Indonesia

    64

    D. Pengembangan Alinea

    1. Metode Defenisi

    Penulis menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu.

    2. Metode Proses

    Alinea ini menguraikan suatu proses dapat berupa urutan tindakan atau perbuatan,

    yang diurutkan secara runut.

    3. Metode Contoh

    Alinea yang menampilkan contoh dan ilustrasi secara terurai dan terperinci.

    4. Metode Sebab-Akibat

    Alinea yang menerangkan sebab kejadian atau akibat yang ditimbulkan.

    5. Metode Umum-Khusus

    Alinea yang mengembangkan gagasan umum menuju kegagasan khusus.

    6. Metode Klasifikasi

    Alinea yang mengelompokkan persamaan atau perbedaan ciri benda, sifat, bentu,

    ukuran, dan lainnya. Pengelompokan ini dapat menjadikan perbandingan atau

    pertentangan suatu ciri, sifat yang diklasifikasikan tesebut

    E. Contoh-Contoh Pargaraf

    1. Contoh Paragraf Deduktif

    Semua isi alam ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini ialah

    manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini sebaik-baiknya. Akan

    tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan menyia-nyiakannya.

    2. Contoh Paragraf Induktif

    Harga beras minggu yang lalu Rp 1.000,00/kg, kini sudah menjadi Rp1.100,00. Gula pasir

    biasanya Rp1.250,00/kg telah berubah menjadi Rp1.300,00/kg. Minyak goreng, susu bubuk,

    dan tepung terigu juga mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu besar. Kelihatannya

    harga sebagian barang pokok terus bergerak naik.

  • Modul Bahasa Indonesia

    65

    3. Contoh Paragraf Deduktif-Induktif

    Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat dan

    kuat. Depertemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah , tetapi kuat.

    Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik

    perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak

    menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha

    membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

    4. Contoh Paragraf Kalimat Topik diseluruh Kalimat (Penuh)

    Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari

    belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan.

    Didepanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-

    puasnya.

    5. Contoh Paragraf Persuasi

    Deterjen ini tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang kasar, tetapi cocok juga

    untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen baru ini dapat juga dipakai

    untuk mencuci perabot dapur. Lagi pula, perabotan yang dicuci dengan bubuk deterjen ini

    warnanya tidak akan pudar.

    6. Contoh Paragraf Argumentasi

    Tenaga kerja di Pulau Jawa, Bali, Madura dan Lombok kelebihan, sedangkan di pulau-pulau

    lain kekurangan. Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau tersebut

    dipindahkan ke pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian, akan

    terjadi pemerataan tenaga kerja di Indonesia.

    7. Contoh Paragraf Deskripsi

    Tempat pensil kesukaan adikku. Setiap hari tak pernah lupa dibawanya. Warnanya biru

    dihiasi motif bulan sabit yang tersenyum berwarna kuning. Segala macam perelengkapan

    tulis-menulis disimpan rapi di sana. Terkadang kepingan uang receh pun juga diletakkannya

    di tempat pensil hadiah ulang tahunnya itu. Lucunya tempat perlengkapan alat tulis ini ada

    kaca kecilnya.

  • Modul Bahasa Indonesia

    66

    8. Contoh Paragraf Eksposisi

    Panen padi di beberapa desa di Jawa Tengah terancam gagal. Musim kemarau yang

    berkepanjangan membuat padi yang ditanam mengalamai kekeringan. Ditambah lagi hama

    tikus juga menambah kendala terancamnya gagal panen ini. Kekeringan ini mulai terasa

    semenjak usai tanam, hujan tidak pernah turun mengakibatkan debit air di beberapa irigasi di

    bawah batas ambang normal, bahkan ada yang benar-benar kering.

    9. Contoh Paragraf Narasi

    Libur semester kemarin aku ke Bali. Senangnya dapat menikmati liburan di Pulau Seribu

    Pura tersebut. Tidak disangka-sangka aku bertemu dengan teman SMA yang berlibur

    bersama keluarganya. Semakin asyik saja suasana liburanku.

    10. Contoh Metode Definisi

    Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja bahasa Latin organizare

    yang berarti membentuk sebagaian atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang satu

    dan unsur yang lainnya saling bergantung atau terorganisasi. Jadi secara harafiah organisasi

    itu berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung. Di antara para

    ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada yang menamakan sarana.

    11. Contoh Paragraf Metode Proses

    Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan terigu

    dicampur dengan telur dan gula dengan perbandingan tertentu yang ideal sesuai dengan

    banyaknya kue donat yang akan dibuat. Kemudian, adonan dicetak dalam bentuk gelang-

    gelang. Setelah itu, gelang-gelang tadi digoreng sampai berwarna kuning kecoklatan. Lalu,

    gorengan itu diolesi mentega, diberi butiran coklat warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Kini

    kue donat siap untuk disantap.

    12. Contoh Paragraf Metode Contoh

    Ini seperti acara pesta kesenian di Indonesia. Lagu-lagu diperdendangkan, mulai dari

    Indonesia Raya hingga Bintang Kecil. Alat musik tradisional terdengar bergantian. Busana

    yang dikenakan juga busana dari Sabang sampai Merauke. Dengan gerakan lentur dan lucu,

    para penari seusia SD itu meperlihatkan keterampilan membedakan tarian nusantara. Tetapi

    ada yang mebedakan dengan pesta di sekolah Indonesia. Para penarinya tidak berkulit sawo

    matang karena mereka adalah bocah-bocah bule dengan mata biru atau coklat dan berambut

  • Modul Bahasa Indonesia

    67

    pirang. Mereka murid SD Benalla East, kira-kira 120 km dari Melbourn, Australia. Para murid

    sekolah itu tertarik belajar bahasa Indonesia, termasuk keseniannya.

    13. Contoh Paragraf Sebab Akibat

    Kecelekaan beruntun terjadi di jalur Jakarta-Cikampek Km 68. Menurut saksi mata, truk tangki

    dari arah Jakarta melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba oleng sehingga menyeruduk

    dua kendaraan lain yang berlawanan. Api diperkirakan timbul akibat gesekan antara badan

    mobil dan bahu jalan. Tumpahan minyak tanah memicu timbulnya nyala api sehingga kobaran

    api tidak dapat dikendalikan lagi. Akibat kecelakaan ini, lalu lintas Jakarta-Cikampek sempat

    tersendat beberapa jam.

    14. Contoh Paragraf Metode Umum - Khusus

    Kedudukan beras sebagai bahan makanan pokok sangat penting. Dalam beras terdapat zat

    makanan yang disebut hidrat arang. Hidrat arang itulah yang menjadi sumber tenaga

    manusia. Menurut penyelidikan para ahli, dalam 100 gram beras terdapat tenaga sebanyak

    300 kalori.

    15. Contoh Paragraf Metode Klasifikasi

    Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berada di Asia, dengan Tokyo dan Osaka

    tercatat sebagai kota termahal di dunia. Kedua kota besar di Jepang itu ternyata 20% lebih

    mahal dibandingkan tempat ketiga yang diduduki Hongkong bersama Singapura dan Taipe.

    London yang sangat berusaha keras menarik wisatawan, tampil menjadi kota keenam

    termahal bagi pelancong internasional dan sebagai kota termahal di Uni Eropa. New York

    tetap merupakan kota termahal di Amerika Serikat, sedangkan Chicagho, San Francisco, dan

    Los Angeles termasuk dalam kelompok 20 teratas.

  • Modul Bahasa Indonesia

    68

    Latihan dan Tugas Mandiri

    1. Buatlah sebuah contoh paragraf induktif.

    2. Buatlah sebuah contoh paragraf deduktif induktif

    3. Buatlah contoh paragraf argumentasi

    4. Buatlah paragraf deduktif dengan pola deskripsi.

    5. Buatlah sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf. Topik sesuai dengan

    bidang Anda. Perhatikan penulisan paragraf pembuka, penghubung penutup, serta

    penggunaan unsur keterpaduan paragraf.

  • Modul Bahasa Indonesia

    69

    BAB VII

    TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN

    A. TOPIK

    Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan.Topik karangan adalah suatu hal

    yang akan digarap menjadi sebuah karangan. Topik karangan permasalahannya masih bersifat

    umum

    Fungsi topik

    1. mengikat keseluruhan isi

    2. menjiwai seluruh pembahasan (pendahuluan, pembahasan, simpulan)

    3. memudahkan pengembangan ide bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi

    pembaca

    4. memberikan daya tarik pembaca

    B. JUDUL

    Judul merupakan perincian atau penjabaran dari topik. Judul karangan sedapatnya sin