159075760 Studi Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Di Kecamatan Mojoroto Kota...
48
102 BAB IV PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH 4.1 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Perhitungan proyeksi penduduk pada studi ini menggunakan tiga metode, yaitu metode geometrik, metode aritmatik dan metode eksponensial. Kriteria pemilihan salah satu dari ketiga metode tersebut adalah dengan melihat grafik ketiga metode tersebut yang paling mendekati grafik data penduduk yang ada, sehingga metode yang dipilih dapat mendekati kenyataan pertumbuhan penduduk eksisting. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kediri rasio pertumbuhan penduduk Kecamatan Mojoroto adalah 3.48 %. Berikut tabel pertambahan penduduk Kecamatan Mojoroto. Tabel 4.1 Perkembangan Penduduk Kecamatan Mojoroto 1 1997 71876 2 1998 74088 3 1999 76580 4 2000 79310 5 2001 82250 6 2002 85330 7 2003 87975 8 2004 90701 Sumber : Data BPS Kabupaten Kediri No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Berdasarkan data jumlah penduduk dari tabel 4.1 di atas dapat digambarkan grafik seperti gambar 4.1 berikut:
159075760 Studi Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Dengan Menggunakan Program WaterCAD 4 5
BAB IVPerhitungan proyeksi penduduk pada studi ini menggunakan tiga metode, yaitu metode geometrik, metode aritmatik dan metode eksponensial. Kriteria pemilihan salah satu dari ketiga metode tersebut adalah dengan melihat grafik ketiga metode tersebut yang paling mendekati grafik data penduduk yang ada, sehingga metode yang dipilih dapat mendekati kenyataan pertumbuhan penduduk eksisting. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kediri rasio pertumbuhan penduduk Kecamatan Mojoroto adalah 3.48 %. Berikut tabel pertambahan penduduk Kecamatan Mojoroto. Tabel 4.1 Perkembangan Penduduk Kecamatan Mojoroto 1 1997 71876 2 1998 74088 3 1999 76580 4 2000 79310 5 2001 82250 6 2002 85330 7 2003 87975 8 2004 90701 Sumber : Data BPS Kabupaten Kediri No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Berdasarkan data jumlah penduduk dari tabel 4.1 di atas dapat digambarkan grafik seperti gambar 4.1 berikut: 102 Tahun Gambar 4.1 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Mojoroto Sumber : Hasil Perhitungan 4.1.1 Proyeksi penduduk dengan metode Geometrik Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan metode Geometrik, dihitung berdasarkan persamaan 2-1. Maka perhitungan proyeksi penduduk untuk tahun 1998 dengan metode geometrik adalah sebagai berikut: Pn = P (1+r)n 0 = 71.876 (1+0,033)1 Dengan cara yang sama untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan metode geometrik untuk tahun berikutnya disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Geometrik 1 1998 74.378 2 1999 76.968 3 2000 79.647 4 2001 82.420 5 2002 85.289 6 2003 88.258 7 2004 91.331 Sumber : Hasil Perhitungan 102 Berdasarkan data jumlah penduduk dari tabel 4.2 di atas dapat digambarkan grafik seperti gambar 4.2 berikut: Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Geometrik 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 Tahun Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Geometrik Sumber : Hasil Perhitungan 4.1.2 Proyeksi penduduk dengan metode Aritmatik Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan metode Aritmatik, dihitung berdasarkan persamaan 2-2. Maka perhitungan proyeksi penduduk untuk tahun 1998 dengan metode Aritmatik adalah sebagai berikut: (1+r.n) Pn = P0 Dengan cara yang sama untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan metode aritmatik untuk tahun berikutnya disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Aritmatik 1 1998 74.378 2 1999 76.880 3 2000 79.383 4 2001 81.885 5 2002 84.387 6 2003 86.889 7 2004 89.391 Sumber : Hasil Perhitungan 102 Berdasarkan data jumlah penduduk dari tabel 4.3 di atas dapat digambarkan grafik seperti gambar 4.3 berikut: Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Aritmatik 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 Tahun Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Aritmatik Sumber : Hasil Perhitungan 4.1.3 Proyeksi penduduk dengan metode eksponensial Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan metode eksponensial dihitung berdasarkan persamaan 2-3. Maka perhitungan proyeksi penduduk untuk tahun 1998 dengan metode geometrik adalah sebagai berikut: r.n Pn = Po e (0,033x1) Pn = 71.876 e = 74.422 jiwa Dengan cara yang sama untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan metode geometrik untuk tahun berikutnya disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Eksponensial 1 1998 74.422 2 1999 77.059 3 2000 79.789 4 2001 82.615 5 2002 85.542 6 2003 88.572 7 2004 91.710 Sumber : Hasil Perhitungan 102 Berdasarkan data jumlah penduduk dari tabel 4.4 di atas dapat digambarkan grafik seperti gambar 4.4 berikut: Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Eksponensial 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 Tahun Gambar 4.4 Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Eksponensial Sumber : Hasil Perhitungan 102 Tahun Proyeksi Penduduk Kecamatan Mojoroto Dengan Metode Geometrik Proyeksi Penduduk Kecamatan Mojoroto Dengan Metode Aritmatik Proyeksi Penduduk Kecamatan Mojoroto Dengan Metode Eksponensial Gambar 4.5 Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Beberapa Metode Proyeksi Sumber : Hasil Perhitungan 102 Dari grafik di atas yang paling mendekati data yang ada adalah metode Geometrik, jadi metode yang digunakan untuk menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk hingga tahun 2015 adalah metode Geometrik. Sehingga proyeksi pertumbuhan penduduk hingga tahun 2015 dengan metode Geometrik disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mojoroto dengan Metode Geometrik Sampai Tahun 2015 1 1998 74.378 2 1999 76.968 3 2000 79.647 4 2001 82.420 5 2002 85.289 6 2003 88.258 7 2004 91.331 8 2005 94.510 9 2006 97.800 10 2007 101.205 11 2008 104.728 12 2009 108.374 13 2010 112.147 14 2011 116.051 15 2012 120.091 16 2013 124.272 17 2014 128.598 18 2015 133.075 Sumber : Hasil Perhitungan No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Berdasarkan data jumlah penduduk dari tabel 4.5 di atas dapat digambarkan grafik seperti gambar 4.6 berikut: 102 70.000 80.000 90.000 Tahun 2014 Sumber : Hasil Perhitungan 4.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Terlayani Pendistribusian air bersih untuk Desa Pojok yang dilakukan oleh PDAM Kota Kediri pada saat ini baru sekitar 70 % oleh karena itu target dari PDAM Kota Kediri untuk tahun 2015 sebesar 92 % dengan peningkatan per tahun sebesar 2 %. Contoh perhitungan persentase tingkat pelayanan pada daerah yang dikaji adalah sebagai berikut: 1. Pada Desa Pojok jumlah penduduk sampai dengan tahun 2015 sebanyak 11.669 jiwa 2. Jumlah penduduk yang terlayani pada tahun 2015 sebanyak 10.735 jiwa 3. Persentase tingkat pelayanan adalah %100 669.11 735.10 Untuk Perhitungan penduduk terlayani sampai tahun 2015 bisa dilihat pada tabel 4.6 102 Tabel 4.6 Jumlah Penduduk terlayani sampai tahun 2015 di Kecamatan Mojoroto Prosentase Jumlah Jumlah Penduduk Prosentase Jumlah Jumlah Penduduk (%) Penduduk Terlayani (%) Penduduk Terlayani Pojok 70 7,739 5417 92 11669 10735 Campurrejo 50 6,582 3291 83 9924 8237 Tamanan 30 3,583 1075 63 5402 3404 Banjarmlati 0 4,211 0 55 6349 3492 Bandar Kidul 20 7,896 1579 53 11906 6310 Lirboyo 50 7,745 3873 83 11678 9693 Bandar Lor 50 9,154 4577 83 13802 11456 Mojoroto 50 11,385 5693 83 17166 14248 Sukorame 50 7,536 3768 83 11363 9431 Bujel 15 6,580 987 48 9921 4762 Ngampel 50 4,781 2391 83 7209 5983 Gayam 0 3,531 0 55 5324 2928 Mrican 0 6,786 0 55 10232 5628 Dermo 0 3,192 0 55 4813 2647 Sumber : Hasil Perhitungan Desa Tahun 2004 Tahun 2015 4.3. Kebutuhan Air Bersih Kondisi Existing Kebutuhan air bersih meliputi atas kebutuhan domenstik dan kebutuhan non domestik, kebutuhan non domestik sendiri terdiri atas berbagai kebutuhan. Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut: A. Kebutuhan Domestik meliputi: 1. Sambungan Rumah Tangga Berdasarkan data pemakaian air yang tercatat pada tahun 2004 unit kebutuhan air rerata untuk golongan rumah tangga direncanakan sebesar sebesar 130 l/orang/hari. 2. Kran Umum Pelayanan melalui kran umum sampai tahun 2004 tidak ada, karena penggunaannya tidak efektif. 1. Fasilitas sosial, termasuk didalamnya tempat ibadah, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit dan lain sebagainya. 2. Pelanggan instansi dan perkantoran. 102 Besar konsumsi non domestik sampai tahun 2004 ditetapkan 10 % dari kebutuhan domestik Yaitu merupakan besar air yang hilang selama proses pendistribusiannya, Untuk kehilangan air diasumsikan setiap tahun terjadi sebesar 30 % (PDAM Kota Kediri) D. Fluktuasi Kebutuhan air Besar pemakaian air pada suatu sistem jaringan distribusi tidak melulu pada tiap jamnya, terjadi fluktuasi yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat pengguna air, pada saat-saat tertentu terjadi peningkatan aktivitas yang memerlukan air lebih banyak dari kondisi normal atau juga sebaliknya. Kebutuhan air secara umum dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Kebutuhan air rerata 2. Kebutuhan harian maksimum (Q ) maks Merupakan kebutuhan air yang harus disediakan pada hari-hari tertentu seperti hari-hari besar, hari libur dan lain-lain. Perhitungan kebutuhan air pada hari maksimum ini direncanakan berdasarkan pendekatan sebesar 1,15 dikalikan dengan total kebutuhan dan kehilangan. ) 3. Kebutuhan air pada jam puncak (Qpeak Merupakan kebutuhan air pada jam-jam tertentu dalam satu hari yang kebutuhan airnya memuncak. Perhitungan kebutuhan air pada jam puncak ini direncanakan berdasarkan pendekatan sebesar 1,56 dikalikan dengan total kebutuhan dan kehilangan. fluktuasi kebutuhan pemakaian air bersih harian hasil penelitian Ditjen Cipta Karya selama 24 jam dapat dilihat dibawah ini : 0 .0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1 .0 1 .2 1 .4 1 .6 1 .8 2 .0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 Ja m Lo ad fa kt Contoh perhitungan kebutuhan air bersih : Desa Pojok ( tahun 2004 ). 1. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2004 sebesar 7739 jiwa 2. Luas Area = 3.212 ha 3. Jumlah sambungan rumah = 758 4. Kebutuhan air domestik a. Sambungan rumah tangga Jumlah sambungan = 3792 Lt/hr Hidran Umum Qhu = 0 = 493 x 10 / 100 = 493 Lt/hr + 49 Lt/hr = 163 Lt/hr = 543 Lt/hr + 163 Lt/hr = (1,15) x 8.15 L/det = (1.56) x 8.15 L/det Dengan cara yang sama untuk perhitungan pembebanan titik simpul untuk masing-masing titik simpul dengan cara yang sama disajikan pada tabel 4.7 102 TABEL 4.7 102 4.4. Simulasi Kondisi Tidak Permanen Pada Jaringan Pipa Existing Simulasi kondisi tidak mengevaluasi kondisi aliran, tekanan, dan kapasitas sistem sepanjang waktu akibat suatu corak perubahan kebutuhan air pada titik simpul. Kriteria dan asumsi yang dipakai dalam simulasi kondisi tidak permanen dengan paket program Watercad V 4.5 pada studi ini adalah sebagai berikut: a. Pada simulasi ini dipakai durasi perubahan kondisi permintaan selama 24 jam dengan interval waktu 1 jam. b. Simulasi kondisi tidak permanen didasarkan pada perhitungan fluktuasi beban titik simpul akibat corak perubahan permintaan dan operasi kontrol pompa berdasarkan penugasan waktu. simulasi kondisi permanen. d. Simulasi ini akan dilakukan pada kondisi normal di mana variasi kebutuhan titik simpul hanya disebabkan oleh fluktuasi kebutuhan pelanggan tiap jam. e. Tandon merupakan reservoir yang berfungsi untuk mensuplai air ketika jam-jam puncak selama simulasi kondisi tidak permanen. f. Pompa digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir ke tandon dan selanjutnya didistribusikan ke sistem jaringan air secara gravitasi. Selain itu di beberapa unit produksi, pompa digunakan untuk menyalurkan air langsung dari reservoir ke dalam sistem jaringan air bersih. g. Sistem jaringan distribusi di sini merupakan bentuk gabungan antara skema kisi- kisi (looped networks) dan skema percabangan (branched network). 4.4.1 Data masukan simulasi kondisi tidak permanen pada program WaterCAD 4.5 Simulasi kondisi tidak permanen dimasukkan ke dalam paket program WaterCad v 4.5 dengan menggunakan keyword dan Parameter data pada simulasi kondisi tidak permanen adalah sebagai berikut : a. [PRESSURE JUNCTIONS] : titik simpul, data masukan berupa label, elevasi (m), debit kebutuhan (l/s). 102 b. [TANK] : tandon. data masukan berupa GENERAL : label dan elevasi (m), SECTION : tinggi air rerata (m), tinggi air minimal (m), ketinggian air maksimal (m), diameter (m). c. [RESERVOIRS] : sumber, data masukan berupa elevasi (m) d. [PIPE] : pipa, data masukan berupa label, panjang (m), diameter (mm), material dan koefisien kekasaran. e. [PUMP] : pompa, data masukan berupa label, elevasi (m), tipe pompa - yang mana telah tersedia 5 macam tipe pompa beserta data masukan opsional. Dapat pula diikuti dengan CONTROLS, yaitu pola pengoperasian pompa, baik durasi pengoperasiannya maupun setting yang lain. 4.4.2 Proses simulasi kondisi tidak permanen Existing Langkah awal pada proses simulasi kondisi tidak permanen adalah memasukkan data parameter simulasi kondisi permanen pada network map dan mengedit pada browser map dan browser data. Setelah itu menggunakan parameter pattern berupa faktor pengali kebutuhan air bersih oleh Ditjen Cipta Karya Departemen PU. Hasil simulasi kondisi tidak permanen akan dipengaruhi corak kebutuhan air pada tahap waktu, data tandon dan titik simpul serta link yang menghubungkan masing-masing titik. Bila simulasi telah dijalankan dan berjalan sukses, program dapat menghasilkan tabel-tabel , grafik. Tabel dapat ditampilkan dalam setiap timestep, tiap titik simpul maupun tiap link Pada hasil simulasi, nilai debit negatif pada pipa menunjukkan arah aliran yang berlawanan arah. Pada tabel yang ditampilkan berdasarkan junctions akan ditampilkan besar demand, elevasi, dan tekanan pada tiap titik. Sedang bila link yang ditampilkan akan tampak diameter, besar aliran, kecepatan dan headloss pada tiap-tiap link di samping dapat ditampilkan dalam bentuk tabel hasil keluaran simulasi juga dapat ditampilkan dalam bentuk grafik 102 4.4.3. Evaluasi Simulasi Kondisi Tidak Permanen Pada Jaringan Pipa Existing 4.4.3.1 Evaluasi tekanan sisa pada titik simpul Tekanan sisa pada titik simpul merupakan selisih elevasi tinggi tekan pada titik simpul (HGL) dengan elevasi titik simpul tersebut. Dari hasil simulasi tekanan sisa pada titik simpul secara keseluruhan telah memenuhi Kriteria perencanaan. Untuk fluktuasi tekanan dapat kita lihat pada pukul 04.00 turun dan pukul 08.00 naik lagi perubahan ini disebabkan karena 2 pompa yang tidak menyuplai tandon mulai beroperasi pada pukul 04.00. sedangkan pada pukul 10.00 turun dari 21.98 mH2O menjadi -0.817 mH O dan terus turun sampai pukul 18.00 sebesar -8.516 mH2 2O dan pada pukul 20.00 tekanan kembali meningkat hingga tengah malam sebagai akibat berkurangnya penggunaan air. Tekanan sisa sebesar pada pipa distribusi terjadi pada pukul 24.00 di titik simpul 78 sebesar 46.173 mH2O dan tekana sisa terkecil pada pipa distribusi terjadi pada pukul 13.00 sebesar -8.939 mH2O. Sedangkan untuk output simulasi kondisi tidak permanen jaringan pipa distribusi kondisi existing yang lain bisa dilihat pada table 4.8 Contoh : Time (hr) Pressure (m H2O) 0.00 42.419 0.22 42.860 1.00 47.913 2.00 47.057 2.94 47.057 3.00 45.912 4.00 42.301 5.00 28.498 6.00 21.953 7.00 18.310 7.22 18.631 7.22 18.631 8.00 17.381 8.33 17.842 9.00 21.072 9.25 21.686 10.00 21.980 10.14 22.476 11.00 -0.817 11.36 -0.510 12.00 2.178 12.92 3.315 12.92 3.315 13.00 -8.939 13.30 -8.824 14.00 3.301 102 Time (hr) Pressure (m H2O) 15.00 4.216 15.13 4.366 16.00 0.963 17.00 -2.889 17.13 -2.796 18.00 -8.516 19.00 -0.295 19.89 0.606 20.00 13.547 20.10 13.768 21.00 25.433 21.21 30.576 22.00 39.131 23.00 42.350 24.00 46.173 Pressure Varying Time Pressure Junction: J-78 Time (hr) (m H 2 O Jaringan Distribusi Kec Mojoroto Existing Gambar 4.9 Grafik Fluktuasi Tekanan Titik Simpul J-78 Kondisi Existing 102 Tabel 4.9 Contoh hasil simulasi pada jaringan existing pukul 08.00 Pressure Label Elevation (m) m H O 2 J-15 67.98 46.710 J-16 67.90 46.162 J-17 67.74 49.553 J-18 67.83 48.295 J-19 67.68 49.465 J-20 68.90 49.565 J-21 68.00 49.537 J-22 68.00 48.666 J-23 67.21 46.674 J-24 67.19 46.637 Sumber: Hasil Simulasi Kondisi aliran yang terjadi didasarkan pada kondisi pengaliran penuh, dengan kecepatan aliran rerata v (m/dt) pada suatu tampang ditentukan berdasarkan debit aliran Q (l/det) di setiap luas tampang A (m2). Pada simulasi kondisi tidak permanen terjadi corak permintaan yang berubah-ubah. Dengan luas penampang yang tetap sementara debit berubah setiap jamnya maka kecepatan aliran yang terjadi dalam setiap jamnya juga berubah. Persamaan yang digunakan dalam menentukan kehilangan energi hf di sini adalah persamaan Hazen Williams, kehilangan energi akan sangat dipengaruhi oleh panjang pipa L, debit yang mengalir Q, diameter pipa D, dan koefisien kekasaran relatif. Kehilangan energi yang terjadi akan proporsional dengan kecepatan aliran, semakin besar kecepatan aliran maka kehilangan energi akibat gesekan juga akan semakin besar. 4.4.3.3 Evaluasi Tandon Pada kondisi existing ini kta menggunakan 2 tandon yang terletak pada desa pojok 1000 m3 dan unika 120 m3 pada elevasi yang sama yaitu + 100 m. kedua tandon disuplai oleh 2 sumber air untuk pojok dan 1 sumber untuk unika, selain itu untuk dapat mencukupi kebutuhan air bersih pada kondisi existing dengan dibantu 2 sumber air yang langsung mensuplai air ke pipa distribusi, hal tersebut dapat dilihat dari Tank Grafik tandon. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.10 102 Time (hr) Jaringan Distribusi Kec Mojoroto Existing Gambar 4.10 Grafik Prosentase Tandon Unika Kondisi Existing 4.4.3.4 Evaluasi Pompa dan Sumber Air Pompa yang digunakan oleh PDAM Kecamatan Mojoroto sesuai dengan kapasitas dari sumber air yang diangkut oleh pompa tersebut. Hal ini dapat kita lihat selama pompa beroperasi tidak ada pompa yang mengangkut air melebihi kapasitas sumber air dimana pompa tersebut berada. Dari grafik Reservoir dapat disimpulkan bahwa sumber air masih memungkinkan untuk dilakukan pengembangan, karena kondisi sekarang masih banyak sumber air yang digunakan secara maksimum. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat grafik Demand Reservoir. 102 Time (hr) (l /s Jaringan Distribusi Kec Mojoroto Existing Gambar 4.11 Grafik Demand Pump Pada Pompa R-105 4.4.3.5 Evaluasi hukum kontinuitas Model jaringan yang digunakan untuk evaluasi diambil jaringan model loop yang mewakili. Perhitungan dianggab benar apabila nilai evaluasi berada diantara 0 – 0,005 (Rossman, 2000). Apabila hasil yang didapat tidak memenuhi syarat maka perhitungan harus diulang. 102 Hukum kontinuitas menyatakan debit yang masuk pada suatu titik pertemuan sama dengan debit yang keluar. Dimana berlaku rumus : Σ Q = Q in – Q out - Qe Dimana : Qe = debit kebutuhan pada titik simpul Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Tekanan Pada Titik Simpul Pada Kondisi Existing No.Titik Debit Simpul lt/det Junc 30 0.1 Junc 31 0.4 Junc 32 0.3 Junc 33 0.5 Sumber : Hasil Analisa Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tekanan Tinggi Tekan Pada Kondisi Existing Flow Headloss Panjang Pipa Pipa m l/det m Pipe 28 625 6.5 4.257 Pipe 29 1000 -1.1 0.265 Pipe 30 275 7.0 2.146 Pipe 31 130 5.2 1.550 Pipe 32 637 18.0 3.992 Pipe 33 286 16.5 1.582 Pipe 36 195 12.6 0.790 Pipe 37 364 10.3 0.829 Pipe 41 195 5.4 0.924 Sumber : Hasil Analisa Evaluasi total debit yang masuk ke dalam jaringan dan debit yang keluar jaringan adalah sebagai berikut : = P28 + P32 = 6.5 + 18 = 24.5 lt/det = P36 + P31 + P41 = 12.6 + 5.2 + 5.4 = J-30 + J-31 + J-32 + J-33 = 0.1 + 0.4 + 0.3 + 0.5 Jumlah aljabar dari analisa kehilangan tinggi energi dalam suatu jaringan loop harus sama dengan nol. Untuk analisa bisa dilihat gambar 4.12 Loop 1.582 + 0.829 = 2.411 m Berlawanan arah jarum jam 0.265 + 2.146 = 2.411 m ΣHf = 2.411 – 2.411 = 0 m 102 PDAM akan melakukan pengembangan jaringan pipa distribusi air bersih pada 4 desa yaitu Banjarmlati, Gayam, Mrican, Dermo. Pengembangan ini dilakukan dengan pemasangan pipa baru yaitu : Tabel 4.12 Pemasangan pipa rencana Kecamatan Mojoroto No. Pipa Panjang Diameter Titik simpul m m Dari Ke 137 658 150 21 113 138 556 150 113 114 139 489 150 114 115 140 567 150 115 116 141 486 150 116 113 142 1,500 300 22 117 143 1,256 150 117 118 144 359 150 118 119 145 1,256 150 119 120 146 356 300 120 117 147 1,247 300 120 121 148 987 150 121 122 149 1,247 150 122 123 150 986 150 123 120 Sumber : PDAM Kediri Kebutuhan air bersih meliputi atas kebutuhan domenstik dan kebutuhan non domestik, kebutuhan non domestik sendiri terdiri atas berbagai kebutuhan. Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut: A. Kebutuhan Domestik meliputi: 1. Sambungan Rumah Tangga Berdasarkan data pemakaian air yang tercatat pada tahun 2015, unit kebutuhan air rerata untuk golongan rumah tangga direncanakan sebesar sebesar 130 l/orang/hari. 2. Kran Umum Pelayanan melalui kran umum sampai akhir tahun 2004 tidak ada, karena penggunaan tidak efektif. Pada tahun 2015 juga tidak dipasang kran umum karena pemakaianya tidak efektif. 1. Fasilitas sosial, termasuk didalamnya tempat ibadah, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit dan lain sebagainya. 2. Pelanggan instansi dan perkantoran. 3. Pelanggan niaga dan industri. Besar konsumsi non domestik sampai tahun 2015 ditetapkan 15 % dari kebutuhan domestik Yaitu merupakan besar air yang hilang selama proses pendistribusiannya, Untuk kehilangan air diasumsikan setiap tahun terjadi sebesar 19 % (PDAM Kota Kediri) D. Fluktuasi Kebutuhan air Besar pemakaian air pada suatu sistem jaringan distribusi tidak melulu pada tiap jamnya, terjadi fluktuasi yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat pengguna air, pada saat-saat tertentu terjadi peningkatan aktivitas yang memerlukan air lebih banyak dari kondisi normal atau juga sebaliknya. Kebutuhan air secara umum dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Kebutuhan air rerata 2. Kebutuhan harian maksimum (Q ) maks Merupakan kebutuhan air yang harus disediakan pada hari-hari tertentu seperti hari-hari besar, hari libur dan lain-lain. Perhitungan kebutuhan air pada hari maksimum ini direncanakan berdasarkan pendekatan sebesar 1,15 dikalikan dengan total kebutuhan dan kehilangan. 3. Kebutuhan air pada jam puncak (Q ) peak Merupakan kebutuhan air pada jam-jam tertentu dalam satu hari yang kebutuhan airnya memuncak. Perhitungan kebutuhan air pada jam puncak ini 102 kebutuhan dan kehilangan. fluktuasi kebutuhan pemakaian air bersih harian hasil penelitian Ditjen selama 24 jam dapat dilihat pada grafik dibawah ini : 0 .0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1 .0 1 .2 1 .4 1…