16
16 TABLOID DESA Edisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 etnikDesa Sementara jenis palosik terdapat di daratan yang tidak tergenang air dengan tingkat kesuburan lebih rendah dari tanah lebak. Selain untuk perkebunan, daerah dengan jenis tanah ini sering dipergunakan untuk permukiman penduduk. Sistem Pertanian Sonor Menurut asal-usul kata sonor mempunyai arti “nalak” atau membiarkan atau tidak diurus (Wawancara: Maddusi, 29 November 2009, Masyarakat Desa Rambai). Sedangkan menurut Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Celikah Kecamatan Kota Kayuagung, Kab. Ogan Komering Ilir (OKI), Zainal Abidin, Sonor adalah sistem penanaman padi tradisional di areal rawa atau gambut, yang hanya dilakukan pada saat musim kemarau panjang (paling sedikit antara 5 - 6 bulan kemarau. Dengan demikian padi sonor yang bibit lokalnya (ambai) akan menyemai dan tumbuh dengan sendirinya. Selanjut ia menjelaskan sistem pertanian sonor dinilai praktis dan murah oleh masyarakat karena tidak memerlukan perawatan, pemupukan dan pengobatan. Setelah benih ditebarkan di sisa abu sisa pembakaran, kemudian ditinggalkan selama 6 bulan kemudian datang kembali untuk memanennya. Penanaman Padi sistem sonor banyak dilakukan oleh penduduk asli di Sumatera Selatan (juga di Kalimantan Tengah). Padi ditanam S umatera Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah yang penduduknya menerapkan sistem pertanian sonor. Pada sistem ini padi ditanam sekali dalam satu tahun dengan cara membabat semak- semak, kemudian membakar serasah, dan menanaminya dengan sistem tebar (menyebar) tanpa dipupuk sama sekali. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tanahnya didominasi oleh jenis tanah gambut, oleh sebab itu semenjak puluhan tahun masyarakat OKI terutama di Kecamatan Mesuji, Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan sistem pertanian sonor di ekosistem rawa gambut. Demikian juga dengan Masyarakat Desa Rambai Kec. Pangkalan Lampam mengenal sistem pertanian sonor dengan istilah padi sonor atau besonor. Sebagai salah satu bentuk cultural activity (kegiatan budaya) sistem pecaharian hidup dan ekonomi masyarakat, sistem pertanian sonor telah mentradisi dan sulit dirubah. Namun semenjak dikeluarkannya maklumat pemerintah daerah propinsi Sumatera Selatan tentang sanksi pidana terhadap pembakaran hutan atau alang-alang/ semak-semak, maka budaya sonor di desa Rambai mengalami penurunan. Desa Rambai Desa Rambai adalah desa yang secara administrasi terletak dalam wilayah Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Secara umumnya merupakan daerah beriklim tropis, dengan perkisaran musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan Oktober. Musim penghujan terjadi pada masa diantara bulan November sampai bulan April. Penyimpangan musim terjadi berselang setahun sekali berupa musim kemarau lebih panjang dari musim hujan. Menurut catatan, pada tahun 2000 terjadi 891 kali hujan di daerah ini, dengan rata-rata curah hujan sejumlah 6.966 mm. Dengan kondisi topografis seperti di atas, sejak masa lampau di tempat ini telah berkembang aneka tumbuhan terutama yang biasa terdapat di iklim tropis baik yang tumbuh secara alami maupun diusahakan termasuk tanaman obat. Sedangkan tumbuhan perkebunan adalah karet, kelapa, jambu biji, duku, durian, cempedak, nangka, jeruk, nanas, pisang dan sebagainya. Jenis tanah pada umumnya merupakan jenis aluvial (tanah lebak) dan polosik (tanah talang ). Jenis aluvial terdapat di daerah aliran sungai, dengan warnah tanah kelabu ataupun coklat, keadaan liat, berpasir, dan menjadai lembab jika kering. Tanah ini disebut juga sebagai tanah lebak dengan susunan humus yang kaya untuk pertanian, persawahan, perkebunan kelapa dan dan palawija dan budidaya ikan air tawar. Tanah aluvial jika tergenang air warnahnya menjadi kehitam- hitaman. sekali dalam satu tahun dengan cara membabat semak-semak, kemudian membakar serasah, dan menanaminya dengan sistem tugal tanpa dipupuk sama sekali. Padi yang digunakan adalah verietas lokal seperti Bayar, Lemo dan Pandak dan lainnya. Sistem sonor menghasilkan antara 1,5 - 2,0 ton/ha gabah. Sesudah panen, lahan diberakan untuk ditanami lagi setelah 2 - 3 tahun. Kelemahan sistem sonor adalah pembakaran serasah di lahan sehingga dapat menyulut kebakaran gambut yang lebih luas dan mempercepat pendangkalan gambut. Untuk itu, perlu dimodifikasi dengan cara sebagai berikut: 1. Lahan dibuka dengan cara ditebas, lalu dibiarkan dalam beberapa hari supaya kering; 2. Serasah dikumpulkan pada tempat khusus yang dikelilingi parit berair lalu dibakar; 3. Abu ditaburkan ke lahan pertanaman hingga merata; 4. Tanah ditugal dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, lalu benih ditanam. Lubang ditutup dengan menggunakan abu dapur atau sisa pembakaran semak-semak; 5. Pemeliharaan hanya dilakukan untuk menjaga serangan Babi. Biasanya petani menggunakan Anjing untuk menjaga tanamannya; 6. Sesudah panen, lahan dibiarkan bera selama 2-3 tahun. n Sumber: Rambai Village

16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

  • Upload
    phamnga

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

16 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 etnikDesa

Sementara jenis palosik terdapat di daratan yang tidak tergenang air dengan tingkat kesuburan lebih rendah dari tanah lebak. Selain untuk perkebunan, daerah dengan jenis tanah ini sering dipergunakan untuk permukiman penduduk.

Sistem Pertanian SonorMenurut asal-usul kata sonor mempunyai arti “nalak” atau membiarkan atau tidak diurus (Wawancara: Maddusi, 29 November 2009, Masyarakat Desa Rambai). Sedangkan menurut Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan (BP3K) Celikah Kecamatan Kota Kayuagung, Kab. Ogan Komering Ilir (OKI), Zainal Abidin, Sonor adalah sistem penanaman padi tradisional di areal rawa atau gambut, yang hanya dilakukan pada saat musim kemarau panjang (paling sedikit antara 5 - 6 bulan kemarau. Dengan demikian padi sonor yang bibit lokalnya (ambai) akan menyemai dan tumbuh dengan sendirinya. Selanjut ia menjelaskan sistem pertanian sonor dinilai praktis dan murah oleh masyarakat karena tidak memerlukan perawatan, pemupukan dan pengobatan. Setelah benih ditebarkan di sisa abu sisa pembakaran, kemudian ditinggalkan selama 6 bulan kemudian datang kembali untuk memanennya.

Penanaman Padi sistem sonor banyak dilakukan oleh penduduk asli di Sumatera Selatan (juga di Kalimantan Tengah). Padi ditanam

Sumatera Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah yang penduduknya

menerapkan sistem pertanian sonor. Pada sistem ini padi ditanam sekali dalam satu tahun dengan cara membabat semak-semak, kemudian membakar serasah, dan menanaminya dengan sistem tebar (menyebar) tanpa dipupuk sama sekali.Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tanahnya didominasi oleh jenis tanah gambut, oleh sebab itu semenjak puluhan tahun masyarakat OKI terutama di Kecamatan Mesuji, Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan sistem pertanian sonor di ekosistem rawa gambut.

Demikian juga dengan Masyarakat Desa Rambai Kec. Pangkalan Lampam mengenal sistem pertanian sonor dengan istilah padi sonor atau besonor. Sebagai salah satu bentuk

cultural activity (kegiatan budaya) sistem pecaharian hidup dan ekonomi masyarakat, sistem pertanian sonor telah mentradisi dan sulit dirubah. Namun semenjak dikeluarkannya maklumat pemerintah daerah propinsi Sumatera Selatan tentang sanksi pidana terhadap pembakaran hutan atau alang-alang/ semak-semak, maka budaya sonor di desa Rambai mengalami penurunan.

Desa RambaiDesa Rambai adalah desa yang secara administrasi terletak dalam wilayah Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Secara umumnya merupakan daerah beriklim tropis, dengan perkisaran musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan Oktober. Musim peng hujan terjadi pada masa diantara bulan November sampai bulan April. Penyimpangan musim terjadi ber selang setahun sekali beru pa musim kemarau lebih panjang dari musim hujan. Menurut catatan, pada tahun 2000 terjadi 891 kali hujan di daerah ini, dengan rata-rata curah hujan sejumlah 6.966 mm.

Dengan kondisi topografis seperti di atas, sejak masa lampau di tempat ini telah berkembang aneka tumbuhan terutama yang biasa terdapat di iklim tropis baik yang tumbuh secara alami maupun diusahakan termasuk tanaman obat. Sedangkan tumbuhan perkebunan adalah karet, kelapa, jambu biji, duku, durian, cempedak, nangka, jeruk, nanas, pisang dan sebagainya.

Jenis tanah pada umumnya merupakan jenis aluvial (tanah lebak) dan polosik (tanah talang ). Jenis aluvial terdapat di daerah aliran sungai, dengan warnah tanah kelabu ataupun coklat, keadaan liat, berpasir, dan menjadai lembab jika kering. Tanah ini disebut juga sebagai tanah lebak dengan susunan humus yang kaya untuk pertanian, persawahan, perkebunan kelapa dan dan palawija dan budidaya ikan air tawar. Tanah aluvial jika tergenang air warnahnya menjadi kehitam-hitaman.

sekali dalam satu tahun dengan cara membabat semak-semak, kemudian membakar serasah, dan menanaminya dengan sistem tugal tanpa dipupuk sama sekali. Padi yang digunakan adalah verietas lokal seperti Bayar, Lemo dan Pandak dan lainnya. Sistem sonor menghasilkan antara 1,5 - 2,0 ton/ha gabah. Sesudah panen, lahan diberakan untuk ditanami lagi setelah 2 - 3 tahun. Kelemahan sistem sonor adalah pembakaran serasah di lahan sehingga dapat menyulut kebakaran gambut yang lebih luas dan mempercepat pendangkalan gambut. Untuk itu, perlu dimodifikasi dengan

cara sebagai berikut:

1. Lahan dibuka dengan cara ditebas, lalu dibiarkan dalam beberapa hari supaya kering;

2. Serasah dikumpulkan pada tempat khusus yang dikelilingi parit berair lalu dibakar;

3. Abu ditaburkan ke lahan pertanaman hingga merata;

4. Tanah ditugal dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, lalu benih ditanam. Lubang ditutup dengan menggunakan abu dapur atau sisa pembakaran semak-semak;

5. Pemeliharaan hanya dilakukan untuk menjaga serangan Babi. Biasanya petani menggunakan Anjing untuk menjaga tanamannya;

6. Sesudah panen, lahan dibiarkan bera selama 2-3 tahun. n

Sumber: Rambai Village

Page 2: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

Untuk Berlangganan dan

#tabloiddesaRedaksi Tabloid Desatabloiddesa

Edisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016

SMS/WA : +62 811 789 6354Telepon : 0711 - 5710845

Pengaduan hubungi:

http://www.tabloid-desa.com

Baca Halaman 11...

Baca Halaman 10...

Persoalan konflik lahan yang masih terjadi saat ini dinilai perlu di formulakan kembali.

Bukan hanya pembenahan kebijakan pemerintah baik dalam perundang-undangan dan peraturan daerah, tetapi juga perlu formulasi ulang pendekatan strategis antara perusahaan dan masyarakat setempat.

Baca Halaman 3

Page 3: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

2 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 berandaDesa

Setiap wartawan TABLOID DESA dilengkapi dengan kartu pers dan tidak diperkenankan meminta imbalan dalam bentuk apapun.

Diterbitkan oleh PT. Cipta Desa MandiriPemimpin Umum: Abdul Aziz Kamis, Wakil Pemimpin Umum: Joncik Muhammad, Pemimpin Redaksi: Abdul Aziz Kamis, Sekretaris Redaksi / Litbang: Devi Irwan, Koresponden Palembang: Rino Dwi CP, Prabumulih: Chandra Wahyudi, Pagar Alam: Rina Santoso, Muara Enim: Edwar Pusra, OKU: Kadin Kumala, Musi Banyuasin: Edi Setiawan Design Grafis: PADIStudio, Pemimpin Perusahaan: M. Nasir, Staf Keuangan: Dedek, Marketing & Sirkulasi: Marto Ali.

Diterbitkan pertama kali pada 10 Oktober 2004 sebagai usaha untuk membuka isolasi informasi pedesaan. Merupakan satu-satunya media di Sumatera Selatan yang mengupas tuntas tentang dan untuk masyarakat desa.Alamat Redaksi: Jl. Kolonel Sulaiman AminPerum Pemda Blok I-1 No. 4-B Km 7 Palembang. Telp 0711-5710845, - eMail: [email protected] Oleh: Surya Mas(Isi diluar tanggung jawab percetakan)

SalamDESA

Hal itu dikatakan Anggota DPRD Kabupaten OKI, dari Fraksi PAN,Budiman saat melaksanakan kunjungan kerja di dusun Tepung Sari desa Tirta Mulia, OKI.

Menurut dia, persoalan yang sedang melanda tiga desa yakni Tirta Mulya, Marga Tani, dan Nusantara kini tengah dicarikan jalan keluarnya. Sebab, setelah beberapa kali dilaksanakan pertemuan, solusi yang sedang dicari yakni diharapkan investasi tetap bisa berjalan dan masyarakat juga tetap mengelola tanah untuk areal persawahan. “Hasil pertemuan itu sdh kita laporkan kepada Bupati dan beliau sangat mengapresiasi langkah-langkah yang sudah ditempuh saat ini,”ujar Budiman, didampingi Juni Alfansuri Anggota DPRD dari Fraksi Partai HANURA, Rohmat kurniawan dari Fraksi PAN, dan Freddy Julianto Anggota DPRD OKI dari Fraksi Partai Golkar.

Dia mengungkapkan, dari beberapa pertemuan, ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan

tersebut. “Diharapkan dalam waktu tiga bulan kedepan, semua pihak berkompeten dapat menerapkan konsep tersebut,” kata dia.

Dia mengungkapkan, sampai saat ini DPRD sedang melakukan negosiasi atau mediasi dengan pihak perusahaan PT. SAML. Negosiasi yang turut difasilitasi oleh Abdul Aziz Kamis tersebut, tambah dia, diharapkan dapat membe-rikan gambaran solusi dalam menyelesaikan konflik tersebut. “Ada satu catatan yg harus di garis bawahi bahwa konflik ini sdh berlarut sehingga mem buat masyarakat dan per usahaan resah,” tambah dia.

Masyarakat, tambah Budiman, juga telah melakukan mediasi pemerintah kabupaten dan telah di bentuk tim kecil dan tim terpadu. “Masalah ini juga pernah kami sampaikan kepada kementerian Agraria dan DPRD OKI. Konflik yg berlarut ini kita harapkan bisa selesai dengan catatan, kita tidak boleh memper-tahankan ego masing-masing,” tambah dia.

Abdul Aziz Kamis, pemimpin Perusahaan Tabloid-DESA menilai,

setiap izin perkebunan terdapat tiga elemen yang terlibat secara langsung, yakni pemerintah yg mengeluarkan izin, perusahaan yg mengajukan izin, dan masyarakat yg berada disekitar lokasi perusahaan. “Maka ketiga komponen ini harus secara cermat dan hati-hati supaya ada titik temu dan tidak menimbulkan konflik,” tegas Abdul Aziz Kamis.

Dia menjelaskan, konflik yang kini tengah melanda harus dicarikan solusinya dengan kepala dingin. Banyak upaya yang bisa digunakan, yang intinya masing-masing tidak merasa dirugikan. “Baik perusahaan dan masyarakat sama-sama tidak merasa dirugikan,” kata Abdul Aziz Kamis.

Perwakilan Desa Tirta Mulia Dusun III Tepung Sari, Suyono mengatakan, masyarakat Tepung Sari kini tengah berjuang untuk mempertahankan kawasan yang ada, yang sejak tahun 1997 telah di garap oleh masyarakat. “Dan pada Tahun 2004 lalu, PT. SAML masuk ke wilayah kami, padahal kami dengan susah payah membuka hutan tersebut,” kata dia.

Suyono berharap, agar anggota DPRD dapat membantu masyarkat setempat, hingga dapat menggarap lahan tanpa merasa tertekan dan terganggu oleh kehadiran perusahaan tersebut.

n (Devi)

Kekerasan, sepertinya sebuah ungkapan yang sangat sering didengar. Mulai dari film, cuplikan iklan televisi, bahkan aksi demonstrasi yang menampilkan teaterikal kekerasan. Sepertinya, kehidupan kita seakan tidak luput dari berbagai kekerasan, meski kenyataannya hanya dialami oleh sebagian saja dibelahan bumi lain.Sama halnya dengan persoalan konflik lahan, masing-masing orang dengan berbagai kepentingan akan berjuang untuk mendapatkan kembali hak-hak atas lahan tersebut. Masyarakat merasa memiliki lahan dan telah hidup bertahun-tahun dari tanah tersebut. Perusahaan merasa telah membayar atas pengelolaan hak lahan tersebut. Sementara pemerintah kebingungan, antara membela hak rakyat atau sebaliknya memperjuangkan hak investor yang telah berniat baik membangun kawasan dilahan yang selama ini ditelantarkan.Kondisi tidak biasa kemudian melanda. Masyarakat desa yang resah mengadu ke para wakil rakyat, agar mereka di mediasi. Niat baik rupanya belum tercapai, provokator mulai beraksi, emosi tidak terkendali. Drama kekerasan lewat ancaman, intimidasi, dan aksi menegangkan tidak bisa dihindari. Masyarakat nyaris tidak tidur nyenyak, pemerintah kemudian membentuk tim khusus untuk mencari jalan keluar persoalan, sedangkan perusahaan merasa menyesal berinvestasi. Hampir semua kalangan turut berduka dan simpati.Gambaran persoalan yang tengah dihadapi, sebenarnya hampir tidak ada jalan keluarnya, sepanjang masing-masing pihak belum mau “berdamai dengan keadaan”. Jalan tengah atau solusi alternatif yang disarankan, tidak akan mendapat respon kalau tidak ada yang mau mengalah. Sekali lagi, mengutip ungkapan TNI, “Damai Itu Indah”, sedikit banyak memberi kesadaran pada kita bahwa kekerasan bukan sebuah jalan keluar. Kekerasan hanya akan menambah derita, memperpanjang persoalan, dan tentunya dendam yang berkepanjangan.Berdamai dengan keadaan ,adalah suatu ungkapan agar mereka yang berkonflik saling membuka diri, melepaskan kesenjangan, melepaskan ego dan kesombongan. Serta melepaskan rasa kuasa atas yang lainnya. Memberikan hak untuk hidup sejahtera pada rakyat yang membutuhkan kehidupan, dan jaminan keamanan bagi perusahaan yang berinvestasi. Pencapaian pembangunan infrastruktur akan terwujud seiring iklim investasi yang aman, dan masyarakat yang sejahtera. Sekarang, apakah semua sanggup berdamai dengan keadaan? Sanggup mundur selangkah demi tercapainya kesepakatan? Sanggup menahan emosi demi mencapai keadilan bersama. Pertanyaannya, sanggupkah kita berdamai dengan keadaan? n (*)

DPRD Kabupaten OKI mengharapkan, agar segera didapat jalan keluar atas persoalan konflik lahan antara PT SAML dengan masyarakat tiga desa di

Kecamatan Air Sugihan Ogan Komering IIir (OKI). Dengan mengedepankan konsep berkeadilan, hingga masing-masing tidak ada yang merasa dirugikan.

Berdamai dengan Keadaan

Page 4: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

3TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016desaUtama

Persoalan konflik lahan yang masih terjadi saat ini dinilai perlu di formulakan kembali. Bukan hanya pembenahan kebijakan pemerintah baik dalam perundang-undangan dan peraturan

daerah, tetapi juga perlu formulasi ulang pendekatan strategis antara perusahaan dan masyarakat setempat.

Selatan, Joncik Muhammad mengatakan, persoalan awal konflik lahan terjadi lantaran persoalan keabsahan kepemilikan antara milik masyarakat dan perusahaan yang mendapat izin mengelola lahan tersebut dari pemerintah. Undang-undang agraria, kata dia, seharusnya bisa mengatur persoalan kepemilikan. “Nyatanya undang-undang agraria hingga kini masih terus direvisi. Dan program pemerintah juga sepertinya belum dapat mencari solusi atas persoalan ini,” tegas Joncik.

Dia menilai, pemerintah terkesan hanya mencari investor atau perusahaan yang mau menanamkan modalnya. Cara yang digunakan ini, kata Joncik, merupakan sebuah terobosan agar pembangunan infrastruktur suatu daerah dapat terlaksana. Tetapi, kebijakan yang diberikan tersebut tanpa dibarengi dengan jaminan keamanan bagi iklim investasi, dan jaminan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. “Ini terjadi sebelum masa reformasi. Ketika itu perusahaan yang berinvestasi masuk dan dibekingi oleh pemerintah berkuasa. Lahan yang diambil tanpa memverifikasi sebelumnya milik siapa,” jelas Joncik.

Joncik menegaskan, setelah reformasi pemerintah kemudian mengatur kembali persoalan kepemilikan lahan dan iklim investasi di Indonesia. “Barulah setelah reformasi, ada undang-

undang perkebunan yang harus menerapkan inti plasma 20 persen pada masyarakat setempat. Artinya masyarakat yang tinggal juga ikut merasakan kesejahteraan dari sebuah korporasi yang dibangun,” tambah dia.

Kenyataannya, kata Joncik, persoalan lahan yang kini belum tuntas tersebut merupakan konflik perizinan yang terjadi pra reformasi di Indonesia. Hal itu juga diperparah, ketika terjadi penghapusan sistem marga di masyarakat. Dahulu lahan ulayat yang merupakan milik beberapa desa, kehilangan atas haknya. “Timbullah permasalahan baru, masing-masing desa saling klaim lahan ulayat. Saat perusahaan perkebunan dibangun, masing-masing desa merasa punya hak dan ingin diganti rugi. Kondisi ini memicu kembali pertikaian siapa pemilik lahan sebenarnya,” ujar dia.

Akibat yang ditimbulkan sudah dapat diperkirakan. Pertikaian dan saling klaim antara perusahaan dan desa terjadi. Masyarakat yang sebelumnya secara turun temurun

mengelola kebun milik nenek moyang, terhenti kegiatannya karena diklaim telah dimiliki perusahaan perkebunana swasta yang baru. Karena tidak bisa lagi berkebunan, masyarakat “bertaruh nyawa” mempertahankan hak lahan mereka, hingga sebaliknya perusahaan juga tidak bisa mengelola lahan yang telah didapatkan izinnya dari pemerintah tersebut.

Koordinator Sub Komisi Mediasi KOMNAS HAM RI, Nurcholis mengatakan, 30 persen lebih pelanggaran hak azazi manusia (HAM) terjadi dilatar belakangi konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat.

“30 persen itu karena berlatar belakang konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat. 40 persen lainnya pelanggaran HAM kekerasan terjadi, antara aparat TNI/POLRI, dan Pemerintah dengan masyarakat. Selebihnya faktor lainnya,” tegas Nurcholis.

Hingga keberadaan sebuah perusahaan perkebunan di suatu daerah, bukan hanya mampu memberikan peningkatan finansial dan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar, tetapi juga memberikan dampak sosial dan keamanan kepada perusahaan yang berinvestasi.

Mengurai Masalah, Mencari Titik TemuKonflik lahan dan sumber daya alam (SDA) di Indonesia terus meningkat,bahkan konflik yang sebelumnya telah diselesaikan dengan ganti rugi, kembali berulang. Di provinsi Sumatera Selatan hingga kini masih ada sebanyak 84 konflik lahan, bahkan seiring waktu konflik semakin bertambah.

Pada akhir tahun 2014 lalu, sempat digelar seminar yang bertajuk transformasi pendekatan penyelesaian konflik SDA di Palembang. Asisten I Sekda Provinsi Sumsel, Ikhwanuddin ,yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol-Linmas) Sumatera Selatan menegaskan, sebanyak 72 kasus lahan diantaranya merupakan konflik lahan perkebunan, 8 konflik lahan pertambangan, 3 konflik HTI, dan 1 konflik di lokasi transmigrasi. Dari 84 kasus yang tercatat, sebanyak 11 kasus diproses melalui jalur hukum dan 73 kasus masih dalam proses penyelesaian.

Anggota DPRD Provinsi Sumatera

Page 5: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

4 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 desaUtama

Dia mengungkapkan, penanganan HAM sendiri terkait persoalan konflik lahan dilakukan secara langsung lewat dugaan HAM. “Dalam kasus pelanggaran HAM biasanya akan dibuat rekomendasi supaya ditindaklanjuti pemerintah terkait penyelesaian dengan korban atau masyarakat. Meski rekomendasi yang diajukan sulit diukur pelaksanaan,” jelas Nurcholis.

Berkaca dari titik persoalan diatas, cukup menarik ungkapan ketua forum pengembangan perkebunan strategis berkelanjutan, Achmad Mangga Barani yang menyatakan, penyebab konflik lahan perkebunan sawit ditimbulkan oleh tiga aspek. Yakni pengusaha, pemerintah dan Masyarakat/LSM. Meski harus diakui, pemerintah merupakan pemicu awal persoalan lantaran telah memberikan izin kepada investor untuk mengelola lahan milik “negara”.

Solusi Alternatif Penyelesaian Konflik LahanSebenarnya, tidak perlu saling menyalahkan atas konflik lahan yang terjadi saat ini. Karena tujuan utama sebenarnya bagaimana memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Pemerintah mendatangkan investor, agar mereka dapat membawa kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur di suatu wilayah. Demikian juga perusahaan, mereka hendak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dari sebuah wilayah yang “dipinjamkan” oleh pemerintah, dengan jaminan keamanan dalam berinvestasi. Rakyat ingin merasakan kesejahteraan dari proses pembangunan tersebut.

Advokad senior Sumsel, Bambang Hariyanto menilai, pemerintah dan kepala daerah harus berhati-hati memberikan izin pembukaan lahan berskala luas kepada perusahaan sektor perkebunan dan pertanian. Faktanya, kata Bambang, lahan di Sumsel sudah sangat terbatas. Bahkan lahan milik masyarakat juga sudah sangat kecil. “konflik lahan ini seperti bom waktu kalau pemerintah tidak hati-hati maka akan bertambah konflik lahan di Sumsel ini,” tegas Bambang.

Dia mengungkapkan, yang terjadi saat ini masyarakat nyaris kehilangan lahan yang selama ini menjadi tumpuan kehidupan. “Masyarakat yang tinggal di pedesaan ketika sudah tidak punya lahan untuk mencari nafkah, pasti terjadi konflik,” kata dia.

Berdasarkan pengalamannya

membela para klien yang bermasalah dengan lahan, kata Bambang, perusahaan akan selalu dibenturkan dengan persoalan ganti rugi. Sayangnya, konflik tersebut kemudian menjadi “dosa” turunan. “Jika konflik lahan itu selesai dengan orang tuanya, biasanya akan kembali masalah ketika anak-anak mereka dewasa. Mereka menuntut agar perusahaan mengembalikan lahan nenek moyang mereka,” ujar dia.

Solusi dalam mengatasi persoalan tersebut, kata Bambang, yakni perusahaan harus bisa menjamin masyarakat dengan memberikan kesejahteraan pada masyarkat yang hidup di kawasan sekitar perusahaan. Maksudnya, tegas Bambang, perusahaan harus menjamin, baik lewat plasma ataupun dengan usaha bisnis yang saling menguntungkan. “Bisa lewat plasma, atau hasil perkebunan masyarakat. Jadi misalnya ada perusahaan perkebunan sawit, yang dibutuhkan adalah sawitnya. Maka perusahaan dapat membelinya dengan masyarakat, atau lewat inti plasma. Hingga masyarkat tetap dapat mengolah lahan mereka,” tegas dia.

Seharusnya, tambah Bambang, kedatangan perusahaan perkebunan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. “Konflik yang terjadi, sebaliknya. Perusahaan hanya mencari keuntungan tetapi tidak dapat mensejahterakan masyarakat

setempat hingga menjadi bom waktu terjadinya konflik,” ujar dia.

Solusinya, tegas Bambang, jika sudah terjadi konflik yang harus dilakukan yakni mencari titik temu persoalan. Bagaimana perusahaan bisa menjamin kesejahteraan masyarakat dengan lahan yang ada dan pemerintah menjamin keamanan perusahaan dan iklim investasi. “Jika hal ini sudah dilakukan, maka pokok persoalan dapat terurai hingga masyarakat sekitar perusahaan dapat hidup lebih layak dan sejahtera,” kata dia.

Mantan Bupati OKU Timur, Herman Deru menilai, solusi dalam mengatasi konflik lahan dapat dilakukan dengan saling membuka diri antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. Pemerintah harus mampu memberi ketegasan dan jaminan keamanan pada masyarakat dan perusahaan. “Bukan berat sebelah. Nah, yang harus dilakukan yakni duduk bersama satu meja, saling membuka diri untuk mencari solusi terbaik. Inilah cara yang paling baik menurut saya untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” kata dia.

Sementara, Nurcholis berpendapat, solusi atas persoalan konflik lahan yakni reforma agraria. Maksudnya, pemerintah harus mengatur kembali atas kepemilikan lahan tersebut. Secara de facto, lahan yang berkonflik harus diambil alih sebagai milik negara. “Kemudian lahan itu diserahkan pengelolaannya pada masyarakat, dengan peraturan tidak boleh diperjual belikan,” kata Nurcholis.

Tetapi hal tersebut tidak dapat serta merta dilakukan. Karena pertimbangan era politik sebuah pemerintahan, biasanya turut juga berubah setelah berganti kepala daerah. Dari pola pendampingan yang dilakukan oleh Komnas HAM, ada satu kasus yang dapat selesai yakni di Garut.

“Nah pola yang dipakai yakni pendekatan mediasi antara

perusahaan yang butuh tanah dan masyarakat yang butuh tanah, dengan tetap memposisikan secara seimbang antara perusahaan dan korporasi serta pemerintahan,” tegas dia. Berdasarkan pengalamannya, Joncik Muhammad menggunakan upaya kebijakan pemerintah lokal. Dia menceritakan, konflik di Lahat antara perusahaan dengan masyarakat dapat diselesaikan, setelah perusahaan setempat membuka diri. “Ada juga yang selesai, seperti di Lahat yakni PT Percapin,” kata Joncik.

Setelah dilakukan pendataan ulang, batas wilayah tanah marga dan tanah masyarakat didapatkan ukuran yang jelas. Perusahaan kemudian mengganti untung, dengan perjanjian masyarakat dapat menjaga aset tersebut selama digunakan. “Perusahaan juga tetap memperhatikan keberadaan lahan warga dan hingga kini tidak ada lagi konflik antara warga Kikim dengan perusahaan tersebut,” pungkas Joncik.

Pemerintah Kabupaten Muba, rupanya tidak melupakan program Percepatan penyelesaian Konflik agrarian dan sumber daya alam. Bahkan telah membentuk satgas P2KA SDA. Staff Khusus Bupati Muba bidang penyelesaian konflik Agraria, Anwar Sadat mengatakan, Muba terus mencoba memformula kembali gejolak dan konflik social yang seringkali timbul akibat adanya perselisihan dan benturan terkait pemenuhan hak atas ruang hidup berupa tanah dan kekayaan alam di kab. Muba. “Ini niat baik yang harus kita sambut bersama, agar proses penyelesaian konflik social dengan mengedepankan musyawarah dan dialog yang menghormati prinsip-prinsip keadilan dan Hak asasi manusia, dalam rangka perwujudan pembangunan yang adil dan sejahtera di kab. Muba,” kata dia.

n (Ronald)

Page 6: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

Editor: Devi Irwan

Teknik budidaya tumpang sari atau menanam tanam sela, terbukti mendongkrak pundi

keutungan petani. Bahkan kabar terbaru bisa juga sebagai upaya melindungi keragaman hayati.Menaman pohon sawit saat ini memang menjadi pilihan menguntungkan bagi petani dipelosok nusantara. Dengan cara budidaya yang terbilang sederhana dan tidak terlalu rumit, petani bisa menanam pohon kelapa sawit dengan mudah. Kendati untuk mencapai produktivitas tinggi dibutuhkan teknik budidaya yang lebih baik. Eforia membudidayakan sawit seolah tak bisa dibendung, banyak dari sekian petani di Indonesia tertarik guna mengkonversi lahan pertaniannya menjadi perkebunan kelapa sawit. Kondisi demikian cukup berasalan, lantaran belum ada komoditas selain kelapa sawit yang bisa memberikan keuntungan tinggi.Sudah banyak yang mengetahui bahwa kelapa sawit adalah tumbuhan yang lahan perkebunannya bisa ditanami berdampingan dengan tanaman-tanaman tumpang sari. Luasnya areal perkebunannya memungkinkan tanaman tumpang sari dapat berbagi lahan agar luas tanah yang banyak tersebut tidak terbuang sia-sia dan malah akan menjadi tempat tumbuhnya rumput-rumput dan tanaman hama yang mengganggu lainnya. Kehadiran tanaman-tanaman tumpang sari bukan tanpa alasan. Ada beberapa fungsi dan anjuran kenapa tumbuhan jenis ini diharuskan dan

disarankan menjadi ‘teman’ bagi tumbuhan inti yang berada di sekitar lahan. Lalu, tanaman seperti apa yang bagus untuk menjadi tumpang sari dari kelapa sawit? Berikut beberapa jawabannya.

Kacang-KacanganSalah satu pilihan tumpang sari yang paling sering ditanam adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan beberapa jenis kacang lainnya terbukti membantu dengan baik di perkebunan. Fungsinya adalah sebagai tumbuhan yang memberikan nitrogen dan membantu perkembangan psediomonas dan bakteri baik yang berguna untuk pohon-pohon tumbuhan inti. Juga kacang kedelai dipercaya mampu mengikat nitrogen dari udara. Oleh karena itu, jika Anda memiliki perkebunan yang memungkinkan menanam tumpang sari, pilihlah kacang-kacangan seperti kedelai karena tumbuhan ini dinilai baik sekali untuk kelapa sawit.

Singkong, Jagung dan PalawijaJenis-jenis tanaman yang satu ini memang terbukti paling banyak ditanam di sekitar perkebunan. Selain baik untuk menambah pendapatan para petani yang mengelola bisnis kelapa sawit ini, singkong, jagung dan beragam palawija lainnya dipercaya mampu menghambat pertumbuhan rumput liar yang berada di sekitar pohon-pohon. Daripada petani capek membersihkan rumput-rumput yang berubah menjadi hama pengganggu, lebih baik menanam singkong dan jagung. Selain menghambat pertumbuhan organisme tidak berguna, juga menjadi lahan empuk menambah pundi-pundi pendapatan sendiri.

GaharuBanyak yang tidak tahu bahwa pohon-pohon gaharu bisa dijadikan tumbuhan alternatif yang ditanam di sekitar perkebunan kelapa sawit.

Pohon gaharu berfungsi mampu menggemburkan unsur hara pada tanah di sekitar perkebunan. Selain itu, pohon-pohon gaharu ini juga terbukti mampu menahan asupan air berlebih pada saat terjadinya musim hujan. Dan memberikan air lagi pada tumbuhan di saat musim kemarau.

PinangPohon-pohon pinang yang ditanam di sekitar kelapa sawit juga ternyata berfungsi sebagai penyubur tanah karena dinilai memberikan unsur-unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan kelapa sawit. Anda bisa memilih alternatif tanaman-tanaman seperti ini jika bosan dengan tumbuhan tumpang sari yang itu-itu saja. Tumpang sari yang ditanam di sela-sela pohon-pohon kelapa sawit bisa dilakukan berbeda jenis asal mengikuti aturan pengolahan yang baik dan benar. Juga pada pinang, harus tetap mengikuti syarat pertanian yang benar agar tidak mengganggu tanaman yang lain.

Sumber : teknologi kelapa sawit

5TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016Budidaya

Page 7: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

6 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 LapsusDesa

Oleh: Muhammad Syahri Mubarok, SST

Petani binaan BPTP Kalimantan Barat melakukan panen perdana

bawang merah di Desa Rasau Jaya II, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kuburaya.Pada panen perdana tersebut dihadiri oleh kepala BPTP Kalimantan Barat Bapak Ir. Jiyanto, MM., perwakilan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Ibu Ir. Harniati, perwakilan Danramil Rasau Jaya, perwakilan Polsek Rasau Jaya, Camat, unsur Muspika, Gapoktan Sri Rejeki, kelompok Tani Rimba Tani dan tokoh masyarakat Desa Rasau Jaya II.

Dalam sambutannya Kepala BPTP Kalbar Ir. Jiyanto, MM., menyampaikan, bahwa dalam rangka mendukung program strategis

Kementerian Pertanian untuk pencapaian sasaran produksi 7 (tujuh) komoditas utama pertanian, dimana salah satunya bawang merah maka perlu dilakukannya pengembangan sentra-sentra produksi baru bawang merah di lahan-lahan sub optimal seperti lahan gambut. Pengembangan usaha produksi bawang merah ini dilakukan melalui pengembangan dan perluasan areal sentra untuk memenuhi kebutuhan domestik di Kalimantan Barat. Penanaman bawang merah ini merupakan program terobosan sebagai upaya pengembangan lebih luas pertanaman bawang merah spesifik lahan gambut.

Pada tahun 2016 BPTP Kalbar telah melakukan Pendampingan serta Kajian Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Bawang Merah di Kalimantan Barat yang berada di 3 Kabupaten/Kota yaitu Kota Pontianak, Kabupaten

Mempawah dan Kabupaten Kuburaya dengan total luas tanam 1,8 ha. Untuk Kabupaten Kuburaya sendiri, ini merupakan tahun ke-2 dilakukannya kajian bawang merah di lahan gambut. Adapun tujuan dari dilakukannya kajian ini adalah untuk memperoleh teknologi spesifik lokasi bawang merah di lahan gambut yang dapat meningkatkan produktivitas bawang merah di Kalimantan Barat. Mendukung pengembangan bawang merah di Kalimantan Barat melalui penyedian teknologi budidaya bawang merah yang ramah lingkungan dan produktivitas tinggi. Varietas bawang merah yang digunakan dalam kajian kali ini adalah Bima Brebes, adapun hasil ubinan yang diperoleh yaitu berkisar 7-8 ton/ha.

Dengan dilakukannya kajian pengembangan dan peningkatan produktivitas bawang merah ini diharapkan kedepannya dapat membantu serta meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan proses budidaya tanaman bawang merah di lahan gambut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dengan teknologi budidaya bawang merah spesifik lokasi di lahan gambut Kalimantan Barat, khususnya Rasau Jaya,

Kabupaten Kuburaya.

Dalam kesempatan yang sama Ibu Ir. Harniati selaku perwakilan dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat, mengucapkan selamat atas keberhasilan Poktan Rimba Tani dalam membudidayakan bawang merah di lahan gambut. Terimakasih juga disampaikan kepada BPTP Kalbar yang telah melakukan pendampingan teknologi budidaya bawang merah yang hasilnya dapat kita saksikan pada panen saat ini, ujar ibu Harniati. Lebih lanjut ibu Harniati menambahkan, bahwa dengan adanya kegiatan panen perdana ini dapat memberikan pemahaman lebih luas kepada masyarakat Desa Rasau Jaya II bahwa ternyata lahan gambut yang dulunya banyak masyarakat belum yakin bisa untuk ditanami bawang merah, ternyata apabila dikelola dengan teknologi budidaya yang baik dan bekerja keras ternyata bisa menjadi lahan produktif yang bisa menghasilkan bawang merah. Dari panen ini ibu Harniati berharap hasil panen tidak semuanya dijual ke pasaran, akan tetapi disisakan sebagian dari panen untuk dijadikan bibit sehingga pada masa tanam berikutnya petani di Desa Rasau Jaya

Petani Binaan BPTP Kalimantan Barat Panen Perdana Bawang Merah

II dapat menyediakan bibit bawang merah sendiri dan tidak mengalami kekurangan bibit bawng merah yang. Selain itu, beliau juga menyampaikan pesan kepada kelompok tani yang menanam bawang merah di lahan gambut ini, untuk tidak hanya sekali panen ini saja akan tetapi harus berkelanjutan, serta diharapkan seluruh pengurus poktan Rimba Tani bersama para anggota berkomitmen untuk melanjutkan usaha tanaman bawang merah disini, melihat prospek pasar yang masih cukup besar di Kalimantan Barat.

Ketua Kelompok Tani Rimba Tani, Sugianto yang juga sebagai petani bang merah binaan BPTP Kalbar mengatakan bahwa kajian budidaya bawang merah yang telah dilakukan oleh BPTP Kalbar ini sangat bermanfaat bagi petani Rasau Jaya II ke depannya. Hal ini, dikarenakan masih terbatasanya pengetahuan tentang budidaya bawang merah bagi sebagian besar petani di Desa Rasau Jaya II. Selain itu, sugianto juga menjelaskan bahwa dalam budidaya bawang merah ternyata sangat ditentukan oleh kualitas bibit, pengairan yang baik dan pengendalian hama serta penyakit dengan menggunakan pestisida secara terpadu. n

Page 8: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

7TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016ragamDesa

Pendidikan tidak hanya terbatas pada pendidikan formal

melainkan telah berkembang sampai ke jalur pendidikan nonformal (pendidikan luar sekolah) maupun informal. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan salah satu jalur penyelenggaraan pendidikan nasional di samping pendidikan sekolah.Namun, fakta di masyarakat menunjukkan bahwa pendidikan persekolahan belum mampu menjangkau secara merata, terutama di pedesaan. Itulah sebabnya pendidikan non formal menjadi faktor yang penting guna tercapainya pemerataan pendidikan.

Salah satu upaya yang ditempuh PLS dilakukan dalam bentuk pendekatan yang berbasis masyarakat dengan wadah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berperan dalam menjalankan pendidikan nonformal di perdesaan maupun perkotaan. Hal inilah yang mendasari didirikannya PKBM Mahardika yang berdomisili di Desa Lubuk Batang Lama, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

“Kami dari Yayasan Mahardika Institute menggagas pendirian PKBM ini pertengahan tahun 2016

PKBM Mahardika dan Pemerataan Pendidikandi Desa Lubuk Batang Lama

atas dasar kepedulian sosial, sebagai wadah bagi masyarakat yang putus sekolah untuk bisa melanjutkan kembali dan mendapat hak pendidikannya,” ungkap Orniando, S.Kom.I, Ketua Penyelenggara PKBM Mahardika saat diwawancari oleh Tabloid Desa.

Orniando menjelaskan, PKBM Mahardika berdiri tanggal 11 Agustus 2016 dengan dikeluarkannya surat izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten OKU. PKBM Mahardika mengusung visi mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mewujudkan manusia bermartabat dengan pemerataan kesempatan mengenyam pendidikan.

Adapun program yang telah dijalankan yakni program Pendidikan Kesetaraan meliputi Paket A, Paket B, dan Paket C, yang kegiatan belajarnya diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu, dari pukul 1 siang hingga 4 sore. Dan ini langsung mendapat respon positif dari masyarakat Desa Lubuk

Batang Lama.

“Sebelumnya sudah kami adakan sosialisasi bersama Pemerintah Desa Lubuk Batang Lama untuk menyadarkan masyarakat pentingnya pendidikan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia dan tak ada kata terlambat untuk belajar. Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias, baru pertama kali diadakan kami sudah memiliki 59 peserta didik, 11 orang untuk Paket A, 20 orang untuk Paket B, 28 orang untuk Paket C, juga 13 tenaga pengajar (tutor) yang mengajukan diri secara sukarela,” kata Orniando.

Orniando mengatakan, harapan ke depannya selaku pengelola PKBM Mahardika, keberadaan PKBM Mahardika ini akan dapat membantu program pendidikan/pemberdayaan masyarakat sesuai dengan cita-cita pendidikan kita yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan manfaatnya pun langsung bisa dirasakan masyarakat. n

Sejumlah warga Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, mengeluhkan pelayanan Badan Pertanahan Nasional di daerah tersebut yang buruk serta lamban. Bahkan diduga oknum Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat melakukan pungutan liar (pungli) terhadap warga yang hendak mengurus sertifikat hak milik (SHM) atas tanah, kata Herman (43) warga setempat di Baturaja, Jumat.Menurut dia, hampir dua tahun membantu keluarganya untuk mengurus peningkatan surat atas tanah menjadi SHM di BPN Ogan Komering Ulu (OKU), namun tidak kunjung diterbitkan tanpa ada alasan yang jelas.“Mengenai administrasi kami sudah penuhi, bahkan uang Rp5 juta sudah kami serahkan ke pihak BPN. Tapi sampai sekarang bahkan hampir dua tahun SHM tanah keluarga saya belum juga diterbitkan,” katanya.Menurut Herman, pelayanan buruk demikian itu bukan hanya menimpa dirinya saja, hampir rata-rata mereka berurusan dengan BPN mengeluhkan hal serupa bahkan ada yang dimintai biaya untuk urusan ini dan itu tanpa menggunakan bukti setor.“Memang bukan rahasia umum lagi, sepertinya kalau berurusan dengan BPN banyak pungutannya. Sebenarnya, kami tidak keberatan kalaupun setiap berurusan pelayanannya cepat dan bukan mengulur-ulur waktu tanpa ada kejelasan, atau seperti pemberitahuan buku atau bantalan cap hilang dan alasan lainnya,” katanya.Kasubbag Tata Usaha Kantor BPN OKU, Katam yang dihubungi melalui ponselnya menyatakan, keterlambatan dalam penerbitan SHM karena warga yang mengajukan itu rata-rata masih terkendala pada persyaratan. “Kalau syaratnya lengkap tidak sulit,” katanya.Secara umum pembuatan sertifikat tanah syarat yang dibutuhkan di antaranya fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), SPPT PBB dan surat pernyataan kepemilikan lahan.Selain itu, syarat pembuatan sertifikat tanah atau girik (tanah yang berasal dari warisan atau turun-temurun) yang mungkin belum disahkan dalam sertifikat.“Maka harus melampirkan akta jual beli tanah, fotokopi KTP dan KK, fotokopi girik yang dimiliki, dokumen dari kelurahan atau desa, seperti surat keterangan tidak sengketa, surat keterangan riwayat tanah dan surat keterangan tanah secara sporadik. n

Sejumlah Warga Keluhkan Pelayanan BPN OKU

Setelah tiga tahun menjabat sebagai Camat Talang Ubi, kini Asrohi, S. Sos., MH dilantik oleh Wakil Bupati (Wabup) Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ferdian Andreas Lacony, S. Kom., MM. dengan jabatan baru, sebagai Kepala Bagian (Kabag) Tata Pemerintahan (Tapem) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten PALI.Menggantikan posisi Asrohi, yaitu Habibi Cik Ading, yang dulunya bertugas sebagai staf Humas dan Protokol Setda Kabupaten PALI. Selain Asrohi dan Habibi, rotasi pejabat itu juga diikuti oleh delapan Pejabat Eselon III dan IV lainnya.Rotasi 10 pejabat struktural eselon III dan IV di lingkup Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) PALI bertempat di Aula Perkantoran Bupati PALI, Jalan Merdeka KM 10, Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi serta disaksikan oleh Wakil Ketua I DPRD PALI, Devi Haryanto, Asisten III, Setda Ruswani dan sejumlah kepala SKPD. Acara pelantikan 10 pejabat tersebut berjalan dengan khidmat.Usai Pelantikan, Ferdian mengatakan, rotasi ini adalah hal yang biasa di pemerintahan demi peningkatan kinerja pelayanan terhadap masyarakat. “Kabupaten ini butuh orang-orang

yang bisa memacu pembangunan. Kita harus bersinergi antar instansi. Jangan saling menunjukkan kekuatan masingmasing, tetapi harus saling mendukung dan mengisi satu sama lain,” ujar Ferdian kepada wartawan, Kamis (13/10) seperti dikutip sumateradeadline.com.Ferdian juga berpesan selesai dilantik, seluruh pegawai bisa berkreasi dan berinovasi untuk dapat bekerja cepat mengejar ketertinggalan dari kabupaten lainnya. “Karena kabupaten kita ini bukan kabupaten miskin melainkan kaya, tinggal bagaimana pengelolaan dari kita sebagai pegawai pemerintahan. Tunjukkan loyalitas terhadap pimpinan dan pekerjaan kita, bertanggungjawab penuh, dan silakan berkreasi dan berinovasi serta bekerja dengan baik sesuai tupoksinya masing-masing, agar apa yang menjadi visimisi Bupati kita bisa cepat tercapai,” harapnya.Ferdian pun mengingatkan bahwa jabatan itu adalah amanah, yang nantinya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. “Kepada pejabat, selamat berkarya dan bekerja, laksanakanlah tugas dengan baik dan semoga jabatan kita ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa,” tandasnya. n

Mantan Camat Talang Ubi Jadi Kabag Tapem PALI

Ratusan massa yang mengatasnamakan masyarakat Srikembang menyambangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Ogan Ilir (OI) untuk menolak hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tanggal 12 Oktober yang lalu. Massa berjumlah kurang lebih 200 orang ini datang dengan menggunakan sepeda motor dan mobil truk, lalu berkumpul di depan Masjid Raya Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Tanjung Senai, kemudian menyeberang ke kantor DPRD. Tidak ada orasi maupun spanduk yang dibawa, massa hanya berkumpul di bawah pohon sawit sambil menunggu Perwakilan dari Sekertariat Dewan pada hari Jum’at (14/10).Hingga Pukul 11:00 WIB, Perwakilan DPRD tidak kunjung datang sebab sedang berada di luar daerah, hingga akhirnya perwakilan massa di arahkan ke kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten OI untuk menyampaikan aspirasi dan laporannya.Zulfika, selaku pendamping masyarakat Srikembang mengatakan, kedatangan mereka ke kantor DPRD bukan untuk berdemo, melainkan hanya ingin melaporkan salah satu calon Kades nomor urut 4, atas nama Badarudin yang sudah melanggar kesepakatan untuk tidak bermain uang (money politics - red) dalam mencari pendukung.“Mereka (para calon Kadesred) sudah membuat kesepakatan sebelum hari H untuk tidak menggunakan politik uang, namun dalam pelaksanaannya, saudara Badarudin telah melanggar perjanjian tersebut, bahkan terbukti menggunakan uang,” jelasnya seperti dikutip Sumateradeadline.Oleh karna itu, lanjut Zulfika, seluruh calon Kades, yakni Muksinin yang memperoleh suara 254 dalam Pilkades tersebut, beserta Sampul 166 suara, Yunsoleh 103 suara dan Epan 206 suara, meminta kepada pihak terkait yaitu Panitia Pemilihan Kades Kabupaten agar menggugurkan Calon nomor 4 dan tidak mencatat Badarudin sebagai Kades terpilih, sebab Badarudin sudah melanggar kesepakatan yang dibubuhi materai Rp. 6 ribu sebagai legalitas. n

Ratusan Masyarakat Srikembang Datangi DPRD Tolak Hasil Pilkades

Page 9: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

8 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 fokusDesa

Setelah diadakan rapat pembahasan dan evaluasi dua raperda Kabupaten

Ogan Komering Ulu (OKU) tahun anggaran 2016 oleh pansus yang dibentuk DPRD OKU, yakni tentang penyertaan modal pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan pembentukan susunan perangkat daerah berlangsung selama 3 hari terhitung sejak tanggal 5 September sampai dengan 8 September 2016, keesokan harinya 9 September dua raperda tersebut disahkan menjadi Perda dengan ditandatangani oleh Ketua DPRD OKU Zaplin Ipani, di hadapan Bupati OKU H Kuryana Azis dalam sidang paripurna di gedung DPRD OKU.Adapun anggaran yang disetujui dalam raperda penyertaan modal perusahaan penyuplai air bersih itu

Raperda Penyertaan Modal PDAM & Susunan Perangkat Daerah Disahkan DPRD OKU

sebesar Rp3,1 miliar dalam rangka penyelesaian hutang PDAM kepada pemerintah pusat secara non kas. Dan ini dianggarkan dalam perubahan APBD tahun 2016. Selain itu, juga dianggarkan sebesar Rp750

juta dalam rangka penyusunan master plan dan bisnis plan pengembangan peningkatan pendapatan daerah dan pelayanan kebutuhan air minum masyarakat dalam kabupaten OKU.

Sedangkan untuk raperda susunan perangkat daerah OKU, dari hasil pembahasan dalam rapat Pansus DPRD OKU, bahwa susunan perangkat daerah OKU yang diajukan pihak eksekutif tak ada yang dieliminasi dewan. Dalam hal ini, pansus hanya menyoroti penetapan tipelogi Kecamatan Sosoh Buay Rayap, di mana yang sebelumnya Kecamatan Sosoh Buay Rayap adalah kecamatan tipe B. Kemudian setelah dilakukan pembahasan pada Pansus disepakati Kecamatan Sosoh Buay Rayap menjadi Kecamatan dengan tipe A.

Bupati OKU H Kuryana Azis dalam sambutannya, mengatakan bahwa Pemkab akan melakukan penyempurnaan dan penyesuaian Raperda dimaksud dengan mempedomani keputusan dewan.

Untuk Raperda tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, akan disampaikan kepada Gubernur Sumsel sebagai wakil pemerintah pusat untuk mndapatkan persetujuan berdasarkan pemetaan urusan.

Sedangkan Raperda tentang Penyertaan Modal Pemkab OKU pada PDAM, juga akan disampaikan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk mendapat nomor register Perda. n

Sejumlah warga mengeluhkan jalan lintas Sumatera Baturaja-Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, yang belakangan rusak parah, akibat musim penghujan yang berlangsung sejak sebulan terakhir.Warga Kecamatan Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya dan Kecamatan Sinar Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU), Jumat menyebutkan memang ada perbaikan di jalan yang rusak tetapi dinilai asal jadi, sehingga ketika musim penghujan cepat mengalami kerusakan lagi.Akses jalan lintas Sumatera (Jalinsum) menghubungkan Kota Baturaja dengan Kecamatan Peninjauan itu sekarang ini kondisinya banyak lubang-lubang

cukup besar serta berlumpur, kata Ridwan (49) warga Kecamatan Peninjauan. Ia mengkhawatirkan, jika jalan tersebut tidak segera diperbaiki akan mengalami kerusakan lebih parah lagi, bahkan tidak bisa lagi dilalui kendaraan.Sementara, pantauan di lapangan, perbaikan jalan menghubungkan OKU dan Kabupaten Ogan Ilir tersebut hanya asal-asalan dan tambal sulam tidak beraturan, karena masih terdapat lekukan dan banyak lubang di sekitar jalan yang baru dibenahi dengan cara pengaspalan tersebut. “Masih banyak bagian jalan yang berlubang, karena perbaikannya hanya sebagian saja, tidak merata,” ujar Herman (43), warga

yang melintas.Menurut petugas di lapangan yang sedang melakukan pengerjaan pengaspalan bahwa jalan tersebut bakal diperbaiki semua.Sementara, beberapa kepala desa di Kecamatan Peninjauan berharap Pemkab OKU melakukan pantauan, hingga pengerjaan jalan tersebut benar-benar terlaksana sebagaimana mestinya. “Masyarakat bisa lihat sendiri seperti apa pembangunan jalan provinsi tersebut. Kami berharap dari Pemda ada yang memantau, sehingga pengerjaannya bisa maksimal,” ungkap Kades Peninjauan Novi Taruna.Menurut dia, pihaknya sangat

berterima kasih dengan upaya pemerintah memajukan daerah tersebut dengan membangun infrastruktur, namun perbaikan atau pembangunan harus memperhatikan kualitas dan merata. “Kita bukan bermaksud untuk

menghambat dengan mengkritisi pembangunan yang tidak baik, karena kalau jalan ini bagus jelas kami dan warga yang merasakan enaknya. Jadi hendaknya ada pengawasan dari Pemkab jangan sampai sudah selesai baru diprotes,” katanya. n

Warga Keluhkan Jalan Lintas Sumatera Rusak Parah

Page 10: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

9TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016fokusDesa

Editor: Devi Irwan

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terus melakukan pembenahan

diseluruh bidang pembangunan di setiap wilayah. Harapan ini disampaikan langsung bupati OKI, H Iskandar SE dalam rapat paripurna istimewa III masa persidangan III DPRD OKI dalam rangka peringatan hari jadi kabupaten OKI ke-71 tahun 2016 di Kayuagung, Selasa (11/10).Menurutnya, membangun dan melayani merupakan spirit utama dalam memperingati usia OKI ke-71 tahun ini. Maka itu pihaknya bertekad utuk melakukan percepatan pembangunan. Belum lagi persoalan pemerintah kabupaten yang belum tuntas memutus rantai

pengangguran dan kesenjangan sosial.

“Sampai sekarang ekonomi global masih mengalami perhambatan yang berdampak pada ekonimi nasional. Hal inilah yang juga dialami OKI,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemkab OKI sendiri saat ini memfokuskan pada 6 langkah terobosan. Keenam poin tersebut yakni meningkatkan infrastruktur yang mendukung produksi pangan. Kualitas SDM melalui pembinaan kelempok tani dan pemuda. Program meningkatkan akses pendidikan dasar, sanitasi, dan program penanggulangan

kemiskinan. Lalu nilai tambah produk pertanian dan penambahan modal.

Dayang Cantik Sambut RombonganDayang-dayang yang mengenakan pakaian pengantin ini menyambut kedatangan Wakil Gubernur Sumsel H Ishak Mekki MM, DPR RI Hj Hana Giatri, Ketua DPRD Sumsel Giri Romadhan Nazar Kemas SE, Bupati OKI H Iskandar SE, Bupati OI H Ilyas Panjialam SH MM, Asisten II Hery Susanto SSos. Dan Kapolres OKI AKBP Amazona P SIk SH serta Dandim 0402/OKI Letkol Kav Dwi Irbaya Sandra SSos dan SKPD para tamu undangan dalam rangka HUT Kabupaten OKI ke-71 di ruang rapat DPRD OKI.

Rapat Paripurna istimewah III masa persidangan III dalam rangka

peringatan hari jadi Kabupaten OKI ke 71 yang dibuka oleh Ketua DPRD OKI H Yusuf Mekki SSos.

Artis Dangdut IbukotaPembukaan OKI Expo dalam rangka HUT Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) ke 71 berlangsung meriah. Pada prosesi pembukaan dihadirkan artis Cita Citata. Kehadiran pedangdut itu menjadi daya tarik masyarakat sehingga terjadi lautan manusia yang memenuhi lapangan sepakbola di Taman Segi Tiga Emas (TSTM) Kayuagung.

Aksi panggung pertaman, Cita Citata melantunkan lagu “aku meriang” serta diikuti teriakan penonton. Dilanjut setelah istrirahat sebentar, Cita Citata kembali menyanyikan

lagu Perawan atau Janda dan Sakit Hati Tu Disini, dan kembali melantunkan lagu Goyang Dumang sebagai penutup. MC Kondang Cek Daus dan kawan-kawan memandu cara ini hingga tuntas.

Festival Bende SegugukMemeriahkan HUT ke-71, Pemkab melaksanakan kegiatan OKI Expo dan festival Bende Seguguk. Acara dihadiri Wakil Gubernur Sumatra Selatan Ishak Mekki, bupati OKI Iskandar, SE ketua TPPKK kabupaten Ogan Komering Ilir Hj. Linda Sari, Wakil Bupati M. Rifai. Festival digelar di lapangan Segitiga Emas Kayuagung.

Partisipasi keikutsertaan beberapa wilayah kecamatan, salahsatunya Kecamatan Cengal yang kali ini kembali menampilkan hasil kreasi produk olahan lokal di salah satu stand OKI Expo di lapangan Segitiga Mas Kayuagung.

Camat Cengal, Rosihan Anwar SSos mengatakan, adapun produk lokal hasil dari wilayah perairan seperti kemplang udang, terasi, kerupuk, pempek udang, salai dan ikan asin.

“Hasil makanan khas ini merupakan

UP2K desa perairan seperti desa Pantai Harapan, Sungai Pasir, Sungai Lumpur, Kuala Sungai Pasir, Kuala Sungai Jeruju dan Desa Adil Makmur,” ujarnya.

Adapun produk khas di wilayah daratan seperti anyaman rotan, anglo, sangkek dari limbah plastik yang berasal dari desa Cengal, Kebon Cabe, Sungai Jeruju, Sungai Pasir. n

Page 11: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

10 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 ragamDesa

Editor: Devi Irwan

Pemerintah Kota Prabumulih terus berbenah di semua bidang. Persiapan acara

yang akan digelar di usianya ke-15 tahun pada tanggal 17 Oktober ini jauh-jauh hari sipersiapkan dengan matang. Agar perayaan nanti berjalan sesuai dengan rencana. Kamis 15 September 2016 lalu, bertempat di ruang rapat kantor Pemerintah Kota Prabumulih, berlangsung Rapat Pembentukan Panitia HUT Kota Prabumulih Ke-15 Tahun 2016. Rapat ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Prabumulih Bapak H. Djoharuddin Aini. Besar harapan beliau susunan panitia ini tidak banyak perubahan, nantinya peserta rapat dapat langsung bertanya guna memantapkan

susunan panitia HUT Kota Prabumulih Ke-15 Tahun 2016.

Bertindak selaku moderator Asisten III Bapak H.Asymuni, dan dikomandoi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra H. M. Kowi serta Kepala Bagian Tata Pemerintahan Mulyadi Musa, dan

dihadiri oleh seluruh anggota panitia HUT Kota Prabumulih Ke-15 Tahun 2016.

Perayaan HUT kota Prabumulih diperingati setiap tanggal 17 Oktober, akan selalu ada even-even dari Pemerintah kota untuk menghibur masyarakat dalam rangka

Rapat Pembentukan PanitiaHUT Kota Prabumulih Ke-15

memperingati HUT kota Prabumulih ini, setiap tahunnya kegiatan-kegiatan seperti lomba, konser musik yang mendatangkan artis ibu kota, ceramah ustad kondang, pameran stan, ataupun karnaval yang melibatkan seluruh sekolah, dan instansi pemerintah,instansi swasta, BUMN dan masyarakat

Tinjau LokasiPada kesempatan lain, Walikota Prabumulih Ir. H Ridho Yahya MM didampingi Wakil Walikota H Andriansyah Fikri SH, Sekretaris Daerah Drs. Djohariddin MM beserta Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang akan dijadikan pusat perayaan HUT Kota Prabumulih ke 15.

Tujuan Peninjauan ini dilakukan guna memastikan sejauhmana persiapan kepanitian Perayaan HUT Kota Prabumulih ke 15 tahun berikut situasi lokasi pusat perayaan seperti di Taman Kota Prabujaya Kota Prabumulih, Senin (10/10).

Rombongan terlihat antusias melakukan pengamatan baik pada stand pameran maupun tenda-tenda yang sudah mulai ditegakkan di lokasi.

Ridho Yahya menginstruksikan agar pada hari H nanti seluruhnya sudah harus benar-benar siap seratus persen karena beberapa tamu undangan penting baik dari Pusat maupun Propinsi akan hadir di Kota Prabumulih dalam perayaan Hut Kota Prabumulih ke 15.

Selain pemantauan ke Taman Kota Prabujaya, Orang nomor satu di Bumi Seinggok Sepemunyian beserta rombongan juga melakukan pemantauan di gedung dinas pendidikan Kota Prabumulih. Lokasi ini bakal dijadikan tempat pelaksanaan isbat nikah. Sesuai rencana, Perayaan Hut Kota Prabumulih dijadwalkan akan digelar Senin 17 Oktober 2016.

Walikota berharap, seluruh rangkayan acara dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu ia tidak lupa meminta kerjasa seluruh element masyarakat untuk mensukseskan acara perayaan HUT Kota Prabumulih ke 15. n

Jumat, 14 Oktober 2016n Pukul 15.00 WIB, Pembukaan Turnamen Volly di Lapangan Kelurahan Prabujaya, penyenggara Dinas POKP.n Pukul 19.00 WIB, Pembukaan Turnamen Badminton, di Lapangan Kelurahan Prabujaya, penyenggara Dinas POKP.Sabtu, 15 Oktober 2016n Pukul 06.00 WIB, Pawai Pembangunan berlokasi di Jalan Sudirman (Start Gedung Kesenian - Finis Tugu Serangan balas Prabujaya), Penyenggara Bappeda.n Pukul 10.00 WIB, Pembukaan Balap Grasstrack di Sirkuit Talang Jimar [enyelenggara Dinas POKPMinggu, 16 Oktober 2016n Pukul 05.30 WIB, Kegiatan Sosial Aksi Pungut Sampah, Penyelenggara Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakamann Pukul 05.00 WIB, Senam bersama dan Marathon 10K, Lokasi Taman Kota Prabumulih, Penyelenggara Dinas POKP, menghadirkan instruktur senam Liza Natalian Pukul 08.00 WIB, Acara HUT KONI di lapangan GOR Prabujaya dan aksi sosial Donor Darah, penyelnggara KONI Kota Prabumulih

Susunan Kegiatan Peringatan HUT Kota Prabumulih Ke-15 Tahun 2016n Pukul 16.00 Penutupan Balap Grassstrack di Sirkuit Talang Jimar penyelenggara Dinas POKPSenin, 17 Oktober 2016n Pukul 09.00 Sidang Paripurna HIT Kota Prabumulih di Gedung DPRD Kota Prabumulihn Pukul 11.00 WIB, Acara Sidang Isbath Nikah, acara digelar di Kantor Walikota / Diknas, penyelenggara dan penanggungjawab Kemenag Kota Prabumulih.n Pukul 15.00 WIB, Pameran Pembangunan & Hiburan Rakyat

di Taman Kota Prabujaya menghadirkan penyanyi dangsut ibukota Erie Susan.Selasa, 18 Oktober 2016n Pukul 14.00 WIB Pembukaan Pertandingan Tinju se-Sumatera Selatan di GOR Prabujaya berlangsung sampai tanggal 20 Oktober 2016.n Pukul 19.00 WIB Pergelaran Seni di Taman Kota Prabujaya selama 2 hari sampai tanggal 20 Oktober 2016, menghadirkan sanggar seni.Jumat, 21 Oktober 2016n Pukul 15.00 Hibiran Rakyat di Taman Kota

Prabujaya, menghadirkan Wali Band.Kamis, 27 Oktober 2016n Pukul 13.00, Acara religius Tabligh Akbar di Pendopoan Rumah Dinas Walikota

Page 12: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

11TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016ragamDesa

Editor: Devi Irawan

Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) pada tahun 2016 produksi kacang kedelainya meningkat. Demikian diungkapkan Direktur Jendral Tanaman

Pangan Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Dr Ir Hasil Sembiring MSc, ketika menghadiri kegiatan panen raya kedelai seluas 1.000 hektar program perluasan tanam kedelai dengan teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Institut Pertanian Bogor di lahan pasang surut Kecamatan Lalan, Kabupaten Muba, Kamis (13/10).

Produksi Kedelaikab. Muba Meningkat

“Saya salut dan terima kasih kepada petani di Kecamatan Lalan Kabupaten Muba, Sumatera Selatan memang hebat, paling tinggi luas tanamnya se-Indonesia, produksi padi naik, jagung naik, kedelai naik, padahal secara nasional produksi kedelai turun,” ujar Sembiring.

Dengan meningkatnya produksi kedelai di Kabupaten Muba, Propinsi Sumatera Selatan ini, lanjutnya, maka harga jual kedelai juga harus diatur lagi, dalam upaya tersebut beliau meminta bupati dan pihak terkait turut berperan aktif untuk mengangkat harga kedelai.

“Kita juga akan pikirkan bagaimana harga kedelai tinggi dan akan meminta

Bulog mengambil hasil produksi kedelai dari petani jangan sampai impor,” tukasnya.

Selain itu, sehubungan dengan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian RI yang baru-baru ini diberikan, ia berpesan agar alsintan tersebut dirawat dan dimanfaatkan dengan baik.

Sementara itu, Plt Bupati Muba Beni Hernedi mengatakan kedepan Kabupaten Muba akan mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bidang agro tani.

“Negara harus hadir, maka maka kita ingin ada hilirisasi kedepannya. Karena produksi gabah sudah berhasil kita tingkatkan,”

Pemkab Musi Banyuasin Benahi Pengelolaan Sekolah GratisPemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan berupaya membenahi pengelolaan sekolah gratis di kabupaten setempat, sehingga penerapannya semakin baik dan tepat sasaran.Untuk membenahi pengelolaan sekolah gratis yang telah berjalan selama 11 tahun itu, pihaknya melalui Dinas Pendidikan secara intensif menggelar bimbingan teknis pengelolaan dana sekolah gratis bagi kepala sekolah dan bendahara sekolah milik pemerintah dan swasta, kata Plt Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi, di Sekayu, Kamis (13/10) seperti dikutip sumsel.antaranews.com. Menurut dia, bimbingan teknis perlu dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam penggunaan dana sekolah gratis yang dapat menghambat program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Bumi Serasan Sekate ini. Selain itu juga dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta kelancaran proses belajar mengajar di seluruh sekolah dan tingkatan mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas dan sederajat, katanya.Dia menjelaskan, kepala sekolah yang menerima dan mengelola dana sekolah gratis harus menyampaikan laporan penggunaan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dituangkan dalam bentuk surat pertanggungjawaban (SPJ). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4578) sekolah penerima dana tersebut diwajibkan menyampaikan SPJ setiap melakukan penerimaan.Mengenai besarnya dana sekolah gratis yang diterima masing-masing sekolah disesuaikan dengan jumlah siswa dikali dengan besarnya dana sekolah gratis dialokasikasikan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin untuk setiap siswa.Dengan bimbingan teknis tersebut, diharapkan program sekolah gratis berjalan sesuai ketentuan dan kepala sekolah serta bendahara sekolah tidak takut mengelola dana yang dialokasikan untuk siswa mereka, karena petunjuk teknis dan aturannya jelas, kata dia.n

ungkap Beni.

Beni juga meminta kepada Dirjen Tanaman Pangan agar bantun alsintan di Kabupaten Muba dapat ditambah, untuk dibagikan kepada kelompok-kelompok tani yang tersebar di seluruh kecamatan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Muba A Thamrin dalam laporannya mengatakan terima kasih kepada Kementerian Pertanian RI yang telah memberikan bantuan alsintan dan berharap kedepannya ditambah lagi.

Ia juga mengatakan bantuan alsintan tersebut sudah disalurkan kepada petani yang ada di Muba.

Hadir juga dalam kegiatan tersebut diantaranya, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Sumsel, Erwin Noorwibowo STp, Kepala Bulog Devisi Regional Sumsel Mansur, Prof Ir Memen Arahman Dosen dari Institute Pertanian Bogor (IPB), Komandan Distrik Militer 0401 Muba Letkol Infantri Ighnatius Wiwoho, Asisten II Setda Muba Ir H Sulaiman Zakaria MT, serta para petani di Kecamatan Lalan. n

PT Pertamina mengambil langkah preventif dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat menyusul maraknya illegal drilling di di wilayah kerja (WK) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan (Sumsel).Selama ini aksi illegal drilling terjadi WK PT Pertamina EP Asset 1 fieldRamba pada area Mangunjaya dan Keluang. “Dengan melibatkan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, TNI dan Polri, kami memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak kegiatanillegal drilling di Kecamatan Babat

Toman dan Kecamatan Keluang,” kata Manajer Public Relation PT Pertamina EP Muhammad Baron, Ahad (4/9) seperti dikutip dari laman republika.co.Menurut Baron, materi yang disampaikan kepada masyarakat mengenai bahaya illegal drilling dan dampak terhadap kesehatan masyarakat penambang serta kerusakan lingkungan akibat aktifitas tersebut.Di WK di Kabupaten Musi Banyuasin menurut Muhammad Baron, PT Pertamina memiliki 81 sumur di area Mangunjaya dan 23 sumur di area Keluang yang saat ini dikelola masyarakat

secara ilegal. “Secara hukum sumur tersebut masih dikelola Pertamina EP,” ujarnya.Terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan praktik illegal drilling yaitu pencemaran lingkungan, PT Pertamina menurut Baron, akan melakukan pembersihan limbah B 3 dengan melibatkan masyarakat sekitar. “PT Pertamina EP akan fokus melaksanakan program CSR bagi masyarakat di Mangunjaya dan Keluang agar mereka tidak lagi melakukan /illegal drilling,” katanya.Menurut Manajer Public Relation PT Pertamina EP untuk

menangani praktek penyerobotan aset migas dalam bentuk illegal drilling danillegal taping terhadap 104 sumur minyak di Kabupaten Muba tersebut membutuhkan kepedulian dan keterlibatan aparat keamanan karena merupakan objek vital nasional (obvitnas) khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas). “Masalah ini merupakan tanggungjawab dan butuh komitmen semua pemangku kepentingan,” ujarnya.Muhammad Baron menjelaskan, di lokasi asset 1 field Ramba, oknum masyarakat secara turun temurun memanfaatkan sumur-

sumur tua yang mereka kelola sendiri dengan cara tradisional khususnya di wilayah Keluang dan Mangunjaya yang merupakan wilayah kerja Pertamina EP.Untuk pengamanan obvitnas menurut Manajer Public Relation PT Pertamina EP, pemerintah telah mengatur soal ini melalui Keputusan Presiden Nomor 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional. “Obvitnas memiliki peran penting bagi kehidupan bangsa dan negara ditinjau dari aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,” kata Baron. n

Illegal Drilling Marak, 104 Sumur Pertamina Dikelola Warga

Harga cabai merah kembali mengalami kenaikan. Kenaikan harga tersebut sudah sejak satu minggu terakhir ini. Dibeberapa pasar, para pedagang dan pembeli cabai merasa kebingungan dengan kenaikan harga cabai terserbut. Seperti yang dikatakan salah satu pedagang cabai di pasar KM 5 Palembang, Sri. Sudah seminggu harga cabai tidak menurun, sehingga pasokan cabai juga mengalami penurunan. “Biasa harganya Rp35 ribu per kilonya, sekarang sudah Rp55 ribu. Pasokan pun menurun akibat kenaikan ini, biasanya 20 kilo sehari sekarang cuma dapat 10 kilo seharinya,” ujarnya, Kamis (13/10) seperti dikutip sumateradeadline.com. Hal senada juga dikatakan Maimunah, pedagang pasar Sako Perumnas tersebut mengeluhkan sedikitnya pasokan dan penjualan cabai akibat kenaikan harga tersebut. “Lah susah dapat cabe sekarang, mana harganya mahal, jadinya penjualan juga susah dan turun. Yang mengalami penurunan malah bawang, dari Rp 40 ribu jadi Rp35 ribu perkilonya,” ungkapnya. n

Harga Cabai Tinggi, Pedagang dan Pembeli Bingung

Page 13: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

12 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 ragamDesa

Danrem 044/Gapo Kolonel Infanteri Kunto Arief Wibowo,SIP dan Camat Kecamatan Rambutan beserta para Kasi Korem serta Danramil bersama

masyarakat Gapoktan Sri Tuto Parung Priyayi melakukan panen dan penanaman padi dengan cara di tabur di desa Gelebek Dalam Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin. kegiatan tersebut dihadiri sekitar 150 orang warga petani setempat, Rabu (12/10).Ketahanan pangan merupakan suatu kewajiban yang harus diupayakan, karena pangan merupakan hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu Presiden

Danrem 044/Gapo Panen & Tabur Padi BArENG Gapoktan

Darem mengatakan dari mulai menjabat danrem saya sibuk untuk menanggulangi asap di sumsel , oleh karena itu kami menemukan bagai mana cara mengatasi kebakaran tersebut, mengatasinya dengan menggunakan bios.

Diakhir kegiatan Danrem 044/Gapo memberikan bantuan Bios sebanyak 100 Kg kepada Kepala Desa Gelebek Dalam, dengan tujuan pencegahan kebakaran lahan Gambut. n

dengan program Nawacitanya menitik beratkan kepada kedaulatan pangan.

Di acara tanya jawab tersebut

Pagelaran OKI Expo 2016 berjalan sukses. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) OKI mengklaim selama pelaksanaan OKI Exposejak 10-14 Oktober 2016 membukukan transaksi mencapai Rp1.896.660.000.Realisasi pendapatan itu melebihi dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp1,5 miliar.“Alhamdulillah kegiatan OKI Expo berjalan dengan lancar. Kami pun bersyukur bahwa transaksi yang diperoleh dari pelaksanaanOKI Expo ini diluar dugaan yakni mencapai Rp1,89 miliar dengan estimasi rata-rata peredaran uang lebih dari Rp320juta per hari selama lima hari. Padahal target awal hanya Rp1,5miliar,” kata Kepala Disperindagkop OKI Iskandar ZA, disela-sela penutupanOKI Expo, Jum’at (14/10) malam.Gelaran OKI Expo 2016 dilaksanakan untuk mempromosikan hasil program unggulan di setiap kecamatan masing-masing. Wakil Gubernur (Wagub) H. Ishak Mekki saat sambutan pembukaan OKI Expo 2016, di lapangan Segi Tiga Emas Kayuagung Senin (10/10) malam mengatakan, kegiatan diharapkan terus berkembang, semakin sempurna dan juga bisa jadi acuan stakeholder di tiap daerah. Bahkan bisa menggugah kepala daerah lainya untuk memajukan sektor UMKM.“Saya mewakili Pemerintah Provinsi Sumsel menyambut baik OKI Expo ini karena dapat membangkitkan ekonomi kerakyatan, dan bentuk dari kabupaten yang peduli supaya ekonomi tetap bergulir agar terus meningkatkan bagi ekonomi lemah khususnya di OKI,” ujar IshakIshak Mekki mengatakan, dalam pagelaran expo ini banyak sekali perusahaan daerah yang ikut mengambil bagian seperti SKPD dan juga masyarakat umum lainya di bidang UMKM,“Dengan adanya expo ini juga dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk mensosialisasikan dagangannya, produk unggulannya dan hasil-hasil kerajinan daerah setempat,” ujarnya.Sementara Bupati Ogan Komering Ilir, Iskandar SE menambahkan, OKI Expo ini sebagai refleksi selama 3 tahun mereka menjabat. Kegiatan menunjukkan apa yang menjadikan sumber daya di Kabupaten OKI, baik budaya, seni, tutur budaya yang semuanya ditampilkan dalam OKI Expo.“Pembangunan ekonomi dan khususnya pertanian, sekarang sawah-sawah yang sudah meningkat 50 persen dari produksi 560 dan sekarang meningkat sebesar 850 ribu ton. InsyaAllah di tahun 2017, 1 juta ton akan kita capain,” ujar Iskandar.Bupati Iskandar mengatakan, tugas mereka kedepan akan lebih banyak maka dari itu ia meminta untuk diberi dorongan, dukungan, dan juga motivasi untuk terus melangkah guna mengabdi, mendedikasihkan karya demi masyarakat OKI lebih maju. n

OKI Expo 2016, Even Promosi Produk Daerah

Proyek irigasi masuk Desa Bumi Agung, Kecamatan Tanjung Lubuk dari Dinas Pertanian Ogan Komering Ilir (OKI) diduga proyek siluman, pasalnya pengerjaannya baik masyarakat maupun pemerintahan Desa Bumi Agung tidak mengetahuinya, sebab UPTD Pertanian maupun pihak pemborong tidak pernah minta izin pada pemerintah desa.”Ya memang proyek irigasi Dinas Pertanian tersebut tidak diketahui pemerintah desa, dan tiba-tiba saja proyek itu dikerjakan,” ujar Pjs Kepala Desa Bumi Agung Thamrin Usman seperti dikutip laman oganpost.com.Lanjutnya, proyek siluman tersebut dibangun di tengah persawahan masyarakat tanpa ada musyawarah dengan pemilik sawah dan pihak Dinas Pertanian tidak tidak memberi tahu kalau

ada proyek pembangunan irigasi tersebut.”Ini sudah jelas pembangunan proyek tersebut tanpa ada musyawarah dengan masyarakat, apa seperti itu pihak pertanian

seenaknya saja membangun di persawahan masyarakat,” imbuh Thamrin kesal. Ditempat terpisah salah satu warga Desa Bumi Agung yang berinisial NR mengungkapkan bahwa, dirinya tidak mengetahui proyek tersebut, padahal proyek tersebut dibangun diatas persawahan milik masyarakat, ”Bagaimana kami tau, sedangkan pemerintah desa saja ketika kami tanya bingung, proyek dari mana,” ungkapnya. Hal senada juga dikatakan warga yang sama Yus, “Setau saya pembanguan tersebut belum pernah dimusyawarakan dengan

masyarakat Desa Bumi Agung, di bangun dimana, seperti apa, manfaatnya apa tau-tau proyek tersebut telah di bangun, dan siapa yang mengerjakannya kami juga tidak tau,” terangnya. n

“Proyek Irigasi Siluman” MendadakMuncul di Desa Bumi Agung

Terwujudnya program satu desa satu poskesdes pemerintah Kabupaten OKI melalui dinas kesehatan akan mencari tokoh masyarakat inspiratif bidang kesehatan, ujar Bupati OKI H Iskandar, SE usai acara Paripurna HUT OKI ke-71 di gedung DPRD kabupaten OKI selasa (11/10). “Ya wujud rasa terimakasih dan penghargaan kita kepada masyarakat yang sudah berperan

penting dalam kemajuan bidang kesehatan di Kabupaten OKI, sekaligus dalam rangka HUT OKI ke 71 kita akan cari tokoh masyarakat inspiratif dibidang kesehatan sesuai dedikasinya di bidang kesehatan yang penilaiannya akan kita serahkan kepada masyarakat,” jelasnya. Dikatakan Iskandar, tuntasnya program satu desa satu poskesdes tak luput dari peran serta masyarakat OKI, wajar kalu

kita cari tokoh masyarakat inspiratif di bidang kesehatan.“Untuk penilaian kita serahkan kepada masyarakat siapa tokoh masyarakat yang layak dinobatkan sebagai tokoh inspiratif kesehatan,” tutur Iskandar. Kepala dinas kesehatan OKI H.M. Lubis SKM MKes melalui sekretaris Dinkes Iwan Setiawan, SKM MKes membenarkan bahwasannya Bupati OKI

Iskandar SE memerintahkan Dinkes OKI untuk mencari tokoh inspiratif di bidang kesehatan.“Sesuai perintah pak Bupati kita sudah mencari tokoh masyarakat inspiratif di bidang kesehatan ini, tentu nanti yang terpilih betul-betul masyarakat inspratif di bidang kesehatan artinya memang masyarakat tersebut peduli di bidang kesehatan,” kata Iwan. n

Pemkab OKI Akan Cari Tokoh Masyarakat Inspiratif Bidang Kesehatan

Page 14: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

13TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016ragamDesa

Pemerintah kabupaten Lahat terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Lahat. Berbagai pembangunan

infrastruktur sebagai akses masyarakat dibangun agar tidak ada lagi daerah terisolasi di Lahat. Salah satunya yakni pembangunan jembatan gantung di Desa Pagar Alam, Kecamatan Pagar Gunung, Kabupaten Lahat yang ditinjau langsung H Saifudin Aswari Rivai SE, selaku Bupati Lahat.

Cik Ujang (46), selaku masyarakat Desa Pagar Alam mengatakan, merasa senang sekali karena kedatangan bupati Aswari. “Saya sangat senang sekali atas kedatangan Bupati dan Sekda yang sudah menyempatkan waktunya untuk meninjau jembatan gantung, dan melepaskan ikan di sungai,” katanya.

Selain itu, dia juga mengucapkan terima kasih

banyak atas kepedulian Bupati serta Sekda dan kerabatnya terhadap masyarakat desa yang terpencil sambungnya.

“Saya mewakili masyarakat Desa Pagar Alam mengucapkan terima kasih banyak dengan pak Aswari dan Pak Nasrun, yang telah datang di desa kami dan juga membawa kerabatnya yang lain,” ucapnya mewakili masyarakat Desa Pagar

Alam.

Sementara itu, H Aswari saat melakukan peninjauan di lokasi pembangunan jembatan mengatakan, bahwa kondisi jembatan sudah standar, menggunakan material yang sesuai dengan yang diharapkan.

“Bagus ini, besi sudah pakai besi bagus dan bangunannya kuat,” ucap H. Aswari di hadapan masyarakat.

Mengenai bibit ikan yang dilepas di Sungai Asam, Bupati Lahat ini berpesan agar warga dapat menjaganya.

“Ikan ini jangan di racun, jangan ditangkapi sebelum ikannya besar. Rawatlah, nanti kalau sudah besar ikannya bisa dipanen secara bersama-sama,” pesan dia kepada masyarakat. n

Bupati Lahat Tinjau Pembangunan Jembatan

Gantung di Desa Pagar Alam

Walikota Buka Turnamen Bola Voli HUT Kota Prabumulih Ke-15Bertempat di lapangan Sekretariat Golkar Kelurahan Prabujaya, berlangsung Pembukaan Turnamen Bola Voli dalam rangka memperingati Hari jadi Kota Prabumulih ke-15 Tahun 2016. Turnamen ini dibuka langsung oleh Walikota Prabumulih H. Ridho Yahya, dalam sambutannya beliau berkata selamat bertanding kepada seluruh tim, serta selalu junjung tinggi sportifitas dan kekompakan. Turnamen bola voli kali ini diikuti oleh 79 tim, diantaranya 52 tim putra dan 27 tim putri. Turut hadir Sejumlah Kepala SKPD, Unsur Muspida Ketua KONI Prabumulih, Kepala Dinas POP Prabumulih, dan perwakilan seluruh tim bola voli. n

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim (ME) menghimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan di wilayah setempat. Intensitas hujan yang kini sedang tinggi, berpotensi menimbulkan bencana angin kencang. Kepala BPBD Kabupaten ME, melalui Kasi Kesiapsiagaan, Muhammad Husin mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak BMKG, selain hujan, angin kencang juga diprediksi bakal bertiup di wilayah ME. Karenanya, kondisi tersebut bisa jadi potensi bahaya. “Untuk itu kita minta warga untuk melakukan antisipasi dengan memangkas batangbatang pohon yang cukup tinggi. Itu untuk menghindari halhal yang tidak diinginkan,” kata Husin saat ditemui di kantornya, Jum’at (14/10).Terkait pohonpohon yang berada di pinggirpinggir jalan, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) ME untuk melakukan penebangan.Husin juga menerangkan, hujan dengan intensitas besar memang diprediksi BMKG akan melanda sebagian besar wilayah Sumatera pada bulan November mendatang. Sebelumnya, pihaknya juga telah mensosialisasikan hal itu dengan menyebar spanduk waspada bencana musim penghujan di beberapa titik kecamatan yang rawan bencana. “Adapun kecamatan rawan, yakni di sepanjang aliran Sungai Lematang seperti Kecamatan Muara Enim, Ujan Mas dan Gunung Megang, karena berpotensi erosi dan banjir, sementara wilayah geografisnyacenderung tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor di Kecamatan Tanjung Enim, Tanjung Agung sampai Semendo,” bebernya.Sejauh ini, Husin menegaskan meski curah hujan sedang tinggi, tetapi pihaknya belum mendapat laporan dari warga, akan adanya bencana di wilayahnya. Namun, jika ditemukan laporan, maka tim akan langsung bergerak cepat menuju titik yang dilaporkan. “Saat ini BPBD Muara Enim juga memiliki peralatan seperti perahu karet, mobil suplai tangki hingga kendaraan dapur umum, juga diperkuat 70 personel dibantu PBK yang disiagakan untuk menangani keperluan evakuasi,” terangnya.Lebih lanjut, dalam menghadapi potensi bencana di musim penghujan ini, Husin kembali mengingatkan agar warga terus meningkatkan kewaspadaan di tempat tinggalnya masing-masing.

BPBD ME Himbau WargaSiaga Bencana

Dinas Perhubungan Kota Pagar Alam sudah melakukan briefing dan sosialisasi terhadap sejumlah supir truk sayur agar tidak membawa ekspedisi yang kerap melebihi kapasitas saat kembali ke Kota Pagar Alam usai mengantar muatan sayur dari Pagar Alam ke Palembang. Namun, masih saja ditemukan supir truk yang membandel.Kepala Dishubkominfo Pagar Alam, Faber Napitupulu, MSi. menjelaskan, pihaknya sudah mengambil langkah guna menertibkan supir truk yang nakal.“Sudah dilakukan briefing agar tidak membawa barang ekspedisi melewati jalan milik Pemkot Prabumulih. Kalau membawa barang ekspedisi dari Palembang, harus melewati jalan negara, tetapi agaknya masih ada yang melanggar,” keluhnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (13/10).Faber melanjutkan, untuk hal lainnya, tentu akan menjadi kewenangan Pemerintah Kota (Pemkot)

Prabumulih, selaku pihak yang keberatan dan dirugikan. “Dishub Kota Pagar Alam sudah

memberikan pemahaman kepada para supir truk yang dimaksud,” imbuhnya.Ditambahkan Faber, sebelumnya pihak Dishub Prabumulih mengajukan keberatan. “Bahkan Dishub Prabumulih sampai mengandangkan mobil truk sayur asal Kota Pagar Alam. Setelah ada semacam kesepakatan antara supir truk dengan Dishub Prabumulih, akhirnya truk itu dilepas,” katanya lagi.Terpisah, Lik Suu, salah seorang sopir truk pengangkut sayur dari

Kota Pagar Alam, mengaku bahwa dirinya mesti mengangkut barang ekspedisi dengan alasan biaya pengeluaran tak tertutupi. “Kalau kami, habis antar sayur dan pulangnya kosong, kami tekor dengan biaya transportasi dan BBM, makanya kami mencari muatan kembali untuk dibawa ke Kota Pagar Alam dan sekitarnya,” terangnya sembari menutup pembicaraan. n

Truk Sayur Pagar Alam SeringDikeluhkan Pemkot Prabumulih

Page 15: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

14 TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016 ragamDesa

Guna memaksimalkan peran Pemerintahan

Desa dalam mengelola dana desa baik yang bersumber dari APBN maupun Alokasi Dana Desa (ADD), bantuan keuangan Provinsi serta pendapatan asli desa (PADes), Kemendagri bersama-sama Pemkab Muba dalam waktu dekat akan memberikan pelatihan kepada Kades-kades terkait pengelolaan dana desa.Kepastian tentang rencana pemeberian pelatihan dan pembekalan itu diungkapkan, Sumarsono dalam acara pengambilan sumpah jabatan kepala desa kabupaten Muba periode 2016-2021 di arena Stabel Berkuda Sekayu, Rabu(12/10).

“Mengelola keuangan desa tidak hanya mengandalkan kuasa kepala desa dan perangkatnya. Tetapi butuh keterlibatan berbagai stakeholders yang ada di desa. Apalagi saat ini desa telah mengelola dana dalam jumlah yang cukup besar. Untuk itu, desa perlu memiliki orang yang mahir

agar membantu menyusun RPJMDes, RKPDes, Design & RAB serta APBDes,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Sumarsono, kita minta paling lambat satu bulan kedapan agar Pemkab Muba mempersiapkan serta memfasilitasi pelatihan untuk kades tersebut, “untuk narasumber kami akan kirim beberapa orang dari kemendagri yang turun langsung untuk menjadi pembicara,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan Plt Bupati Beni Hernedi bahwa untuk mendukung suksesnya pengelolaan keuangan desa, kita butuh para kepala desa dan perangkat desa yang punya kapasitas. Mereka harus paham dan mengerti

Kades Dituntut Profesional Kelola Dana Desa

betul apa isi regulasi tentang desa. Jika tidak, pasti pengelolaan keuangan desa akan mengalami masalah serius ke depannya.

Menanggapi rencana pelaksanaan pelatihan pengolaan dana desa, ia menyambut baik rencana itu, dan mengucapakan terimakasih atas perhatian yang luar biasa pemerintah pusat yang ingin turun langsung merangkul masyarakat, memberikan pelatihan dan pembekalan kepada Kades-kades, “Ini luar biasa, disini kami ingin tegaskan bahwa Pemkab Muba siap untuk bersama-sama Kemendagri melaksanakan kegiatan yang positif ini,” tegas Beni. n

Sebanyak 171 desa dari 241 desa, tersebar di 16 kecamatan wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak, Rabu (12/10). Ajang demokrasi tingkat desa diikuti sekitar 700-an calon itu mendapatkan penjagaan ketat dari petugas kepolisian.Kapolres Ogan Ilir AKBP M Arief Rifai mengungkapkan, pihaknya menurunkan 384 anggota yang disebar di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) setiap desa. Masing-masing TPS dijaga antara satu sampai dua petugas.“Iya, kita lakukan pengamanan di 171 tempat pemungutan dengan melibatkan 384 personel Polri,” ungkap Arief, Rabu (12/10) seperti dikutip beritalive.com.Menurut dia, Pilkades di Ogan Ilir disinyalir tidak berpotensi konflik. Sebab, masyarakat telah memahami proses itu merupakan sarana pemersatu dan bukan untuk memecah belah masyarakat.“Kita optimis pilkades Ogan Ilir lancar, aman, dan tertib. Tidak terjadi konflik atau bentrokan antar calon atau pendukung,” ujarnya.Sementara itu, berdasarkan pantauan di TPS Desa Seri Kembang III, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, yang turut menggelar Pilkades, berlangsung tertib. Pemilih berduyun-duyun datang ke TPS untuk melaksanakan kewajibannya.Di desa ini terdapat tiga calon kades, yakni Marlani, Jukri, dan Djunaidi. Masing-masing calon didampingi istri, duduk berjejer di dalam TPS. Mereka menebar senyum ke setiap pemilih agar mendapat simpatik dan mencoblos gambarnya dalam kertas suara.Menurut ketua panitia Pilkades Seri Kembang III, Sepriadi, di TPS itu terdapat 1.051 pemilih yang terdiri dari 512 pemilih laki-laki dan 539 perempuan. Selama hari pencoblosan, proses Pilkades berlangsung aman dan konflik sosial.“Alhamdulillah aman-aman saja, semua pihak termasuk masyarakat kompak demi membangun desa, perbedaan pilihan itu biasa,” tukasnya. n

171 Desa di Ogan Ilir gelar Pilkades Serentak

Sail Karimata 2016 yang diselenggarakan di Pantai Pulau Datuk, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat merupakan momentum untuk membangkitkan pembangunan dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya Sail Karimata 2016 Kayong Utara yang masih masuk kategori daerah tertinggal, bisa memperkenalkan potensinya ditingkat nasional bahkan internasional.Demikian disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo disela-sela acara Sail Karimata, Sabtu (15/10) seperti dikutip kemendesa.go.id.Selain memperkenalkan beberapa produk unggulan dari beberapa daerah di Kalbar, dalam kesempatan tersebut Menteri Eko juga memperkenalkan peraih penghargaan transmigran teladan dari Provinsi Sulawesi Tengah, Munaksan kepada Presiden Jokowi.Menteri Eko menjelaskan Munaksan Transmigran teladan yang dikenalkan kepada Jokowi, telah berhasil mengubah nasibnya setelah mengikuti program transmigrasi. Ia berhasil memilikiJumlah penghasilan hingga 700 juta per-tahun. Penghasilan sebanyak itu ia dapatkan dari kesuksesannya mengembangkan pertanian jagung. Bahkan dari hasil penjualan jagung ini, Munaksan mampu membeli lahan lain diluar lokasi transmigrasi untuk mengembangkan usaha jagungnya. "Dalam satu bulan Munaksan mampu menjual jagung yang ia tanam di lokasi transmigrasi hingga 200 ton," ujar Menteri Eko.Selain membawa transmigran teladan, Menteri Eko juga mengajak Dirut BUMDES Ponggok, Kabupaten

Klaten, Untung Hari Margana untuk memberikan motivasi kepada 43 kepala desa di Kabupaten Kayong untuk menggerakan ekonomi perdesaan melalui BUMDES."Dirut BUMDES Ponggok ini kita jadikan sebagai percontohan. Keberhasilan BUMDES ponggok

kalau bisa dijadikan inspirasi bagi 43 desa di Kabupaten Kayong, Kita kemarin mengadakan dialog dengan kepala desa dan pak Untung kita jadikan narasumber untuk memotivasi bagaimana sukses dalam membikin BUMDES," ujarnya.Sebagai informasi puncak acara Sail Karimata 2016 yang diselenggarakan di Kabupaten Kayong Utara juga dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja. Diantara menteri yang hadir mendampingi Jokowi adalah Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, Menko Maritim, Luhuy Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Menkominfo Rudi Rudiyantara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Wakil Ketua MPR Osman Sapta Odang. n

Sail Karimata 2016, Mendes Promosikan Produk Desa & Kenalkan Transmigran Teladan

Pilkdes serentak yang akan dilaksanakan di 57 Desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) bulan Oktober mendatang tidak tertutup kemungkinan berpeluang terjadi sengketa.Untuk itu pihak trekait sudah mengantisipasi dengan menetapkan tahap penyelesesain secara berjenjenjang, tingkat pertama ditingkata panitia desa kemudian baru ke tingkat Kabupaten. Hal itu dikatakan Kabag Hukum dan HAM Setda OKU, Romson Fitri SH MH yang dihubungi via telepon Jumat (2/9). Menurut Romson, apabila terjadi pelanggaran administrasi seperti pemalsuan data dan sebagainya, maka penyelesaian akan dilakukan di tingkat Panitia Pilkades tingkat Desa. Namun apabila sengketa tidak belum bisa diselesaikan ditingkat desa, maka dilanjutkan dilakukan penyelesaiansengketa di tingkat Panitia Pilkades Kabupaten.Sedangkan jika terjadi pelanggaran pidana seperti ijazah palsu dan dan penipuan serta pemalsuan lainnya., maka sengketa akan diselesaikan melalui jalur hukum menjadi kewenenagan Polri dan sampai ke tingkat Pengadilan Negeri.Sementara itu berbagai pendapat dan komentar bermunculan dari masyarakat menyambut agenda Pilkdes serentak, ada yang postif dan ada juga yang negative.Seperti dituturkan salah seorang warga Kota Baturaja yang mengaku menyambut gembira rencana Pilkades serentak ini. Alasannya karena dengan Pilkdes serentak maka akan menutup peluang eksodus.“Kalau pilkades serentak upaya untuk mendatangkan warga desa lain untuk mencoblos bisa diminimalisir,” terang warga Kecamatan Baturaja Timur. Namun tentunya persiapan harus lebih maksimal lagi khususnya pengamanan yang dikerhakan juga jumlahnya harus lebih banyak. n

Pilkades Serentak di OKU Berpeluang Terjadi Sengketa

Page 16: 16 etnikDesa - TABLOID DESA | Mencerdaskantabloid-desa.com/wp-content/uploads/2016/10/Edisi18x.pdf · Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Sungai menang dan Pedamaran Timur menerapkan

15TABLOID DESAEdisi 18 - Periode 21 Oktober - 6 November 2016mimbarDesa

Bulan Muharram 1438 Hijriah masih kita lalui, berarti awal tahun baru 1438 Hijriah baru bergulir beberapa hari atau

minggu. Kita patut bersyukur kepada Allah Ta’ala atas kesempatan hidup yang masih diberikan kepada kita. Semoga kita dapat melaksanakan risalah ibadah secara ikhlas dan benar. Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya jumlah bulan di Kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)

Kata Muharram artinya ‘dilarang’. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya. Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.

Dulunya, bulan ini disebut sebagai Shafar awwal, lalu di zaman Islam dinamakan bulan Muharram.

Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (Syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Pada bulan ini tepatnya pada tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah saw. Menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah. Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa 10 Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah menjadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan.

Rasulullah saw. bersabda: Dari Ibnu Abbas RA, bahwa nabi saw. ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “ Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah. Rasul saw. berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. dari mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa” (HR Bukhari).

Dari Abu Hurairah RA. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah

ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)

Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi Rasulullah saw. memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yahudi dan orang-orang musyrik. Oleh karena itu beberapa hadits menyarankan agar puasa hari ‘Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari ‘Asyura.

Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal: 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para sahabat berkata: “Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut.” (HR. Muslim).

Landasan puasa tanggal 11 Muharram didasarkan pada keumuman dalil keutamaan berpuasa pada bulan Muharram. Di samping itu sebagai bentuk kehati-hatian jika terjadi kesalahan dalam penghitungan awal Muharram.

Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadits, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu baik untuk dilakukan.

Demikian juga sebagian umat Islam menjadikan bulan Muharram sebagai bulan anak yatim. Menyantuni dan memelihara anak yatim adalah sesuatu yang sangat mulia dan dapat dilakukan kapan saja. Dan tidak ada landasan yang kuat mengaitkan menyayangi dan menyantuni anak yatim hanya pada bulan Muharram.

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi. Legenda dan MitosBanyak legenda dan mitos yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari ‘Asyura.

Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari ‘Asyura Nabi Adam diciptakan, Nabi Nuh as di selamatkan dari banjir besar, Nabi Ibrahim dilahirkan dan Allah Swt menerima taubatnya. Pada hari ‘Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada hari ‘Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi

mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari ‘Asyura.

Bid’ah di Bulan MuharramSelain legenda dan mitos yang dikait-kaitkan dengan Muharram, masih sangat banyak bid’ah yang jauh dari ajaran Islam. Lebih tepat lagi bahwa bid’ah tersebut merupakan warisan ajaran Hindu dan Budha yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa yang mengaku dirinya sebagai penganut aliran kepercayaan. Mereka lebih dikenal dengan sebutan Kejawen.

Masyarakat Jawa juga menggunakan penanggalan dengan sistem itu. Dan awal bulannya dinamakan Suro. Pada hari Sabtu malam Minggu, 1 Muharram 1438 H bertepatan dengan 1 Suro 1950. Sebenarnya penamaan bulan Suro, diambil dari ’Asyura yang berarti 10 Muharram. Kemudian sebutan ini menjadi nama bulan pertama bagi penanggalan Jawa.

Beberapa tradisi dan keyakinan yang dilakukan sebagian masyarakat Jawa sudah sangat jelas bid’ah dan syiriknya, seperti Suro diyakini sebagai bulan yang keramat, gawat dan penuh bala. Maka diadakanlah upacara ruwatan dengan mengirim sesajen atau tumbal ke laut. Sebagian yang lain dengan cara bersemedi mensucikan diri bertapa di tempat-tempat sakral (di puncak gunung, tepi laut, makam, gua, pohon tua, dan sebagainya) dan ada juga yang melakukan dengan cara lek-lekan ‘berjaga hingga pagi hari’ di tempat-tempat umum (tugu Yogya, Pantai Parangkusumo, dan sebagainya). Sebagian masyarakat Jawa lainnya juga melakukan cara sendiri yaitu mengelilingi benteng keraton sambil membisu.

Melakukan ritual ibadah tertentu di malam Suro, seperti selamatan atau syukuran, Shalat Asyuro, membaca Doa Asyuro (dengan keyakinan tidak akan mati pada tahun tersebut) dan ibadah-ibadah lainnya. Semua ibadah tersebut merupakan bid’ah (hal baru dalam agama) dan tidak pernah ada contohnya dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam maupun para sahabatnya. Hadist-hadits yang menerangkan tentang Shalat Asyuro adalah palsu sebagaimana disebutkan oleh imam Suyuthi dalam kitab al-La’ali al-Masnu’ah.

Semoga Allah Ta’ala menghindarkan kita dari kesyirikan dan kebid’ahan yang membinasakan.

Menyikapi berbagai macam tradisi, ritual, dan amalan yang jauh dari ajaran Islam, bahkan cenderung mengarah pada bid’ah, takhayul dan syirik, maka marilah kita bertobat kepada Allah dan melaksanakan amalan-amalan sunnah di bulan Muharram seperti puasa. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa puasa pada hari ‘Asyura menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah berlalu.

Dari Abu Qatadah RA. Rasulullah ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: “Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat.” (HR. Muslim).

Sumber: dakwatuna.com