69
Modul OPKR-50-007B 1 BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring merupakan modul kompetensi yang berisi tentang materi jaringan kabel, saklar dan sistern penerangan. Modul ini membahas tentang komponen kelistrikan yang terpasang pada body kendaraan (mobil) yang terdir dari tiga (3) kegiatan pemelajaran, yaitu: Kegiatan 1: berisi tentang pemasangan sistem penerangan dan wiring Kegiatan 2: berisi tentang pengujian sistem penerangan dan wiring Kegiatan 3: berisi tentang perbaikan sistem penerangan dan wiring Dengan menguasai modul ini diharapkan Anda mampu menjelaskan prinsip pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring. B. PRASYARAT Untuk menempuh kegiatan pemelajaran modul pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Anda dipersyaratkan untuk mempelajari terlebih dahulu modul: 1. Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian battery Kode= OPKIR-50-001–B 2. Perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan Kode= OPKR- 50-002-B

16032890 07 Perbaikan Ringan Pada RangkaianSistem Kelistrikan Drs Basuki SST

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TSP

Citation preview

Modul OPKR-50-007B

1

BAB. I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

merupakan modul kompetensi yang berisi tentang materi jaringan

kabel, saklar dan sistern penerangan.

Modul ini membahas tentang komponen kelistrikan yang terpasang

pada body kendaraan (mobil) yang terdir dari tiga (3) kegiatan

pemelajaran, yaitu:

Kegiatan 1: berisi tentang pemasangan sistem penerangan dan wiring

Kegiatan 2: berisi tentang pengujian sistem penerangan dan wiring

Kegiatan 3: berisi tentang perbaikan sistem penerangan dan wiring

Dengan menguasai modul ini diharapkan Anda mampu menjelaskan

prinsip pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan

wiring.

B. PRASYARAT

Untuk menempuh kegiatan pemelajaran modul pemasangan, pengujian

dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Anda dipersyaratkan

untuk mempelajari terlebih dahulu modul:

1. Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian battery Kode=

OPKIR-50-001–B

2. Perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan Kode= OPKR-

50-002-B

Modul OPKR-50-007B

2

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat

Anda diharapkan mampu berperan aktif dan berinteraktif dengan

sumber belajar yang digunakan oleh karena itu anda harus

melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh yaitu:

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Membaca dengan seksama uraian materi pada setiap

kegiatan belajar

3) Mencermati langkah-langkah kerja pada setiap kegiatan

belajar dan apabila belum jelas benar ditanyakan pada

instruktur

4) Jangan menghubungkan alat/bahan ke sumber tegangan

secara langsung sebelum disetujui oleh instruktur

5) Mengembalikan semua peralatan yang digunakan pada

tempat yang sudah disediakan

b. MenyiapIkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan supaya

kegiatan proses belajar mengaiar berlangsung sesuai yang

diharapkan oleh guru dan siswa.

2. Petunjuk Bagi Guru

a. Membantu siswa dalam merencanakan kegiatan belajar

b. Membantu mempersiapkan kegiatan praktikum setelah

melaksanakan kegiatan belajar

c. Membantu siswa dalam mengkoordinasikan kegiatan belajar

kelompok jika diperlukan.

d. Membimbing siswa dengan tugas/kerja dan evaluasi setelah

materi dijelaskan.

Modul OPKR-50-007B

3

e. Membantu siswa dalam memahami hasil evaluasi yang ditempuh

dalam setiap kegiatan belajar.

f. Membantu siswa supaya mampu mengakses sumber tambahan

lain yang diperlukan calambelajar

g. Membantu siswa dalam menentukan perbedaan jenis-jenis

penerapan dari hasil kegiatan belajar.

D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam

modul ini siswa diharapkan:

1. Terampil memasang sistem penerangan dan wiring dengan baik.

2. Menguji sistem penerangan dan wiring dengan baik.

3. Memperbaiki sistem penerangan dan wiring dengan tepat.

Modul OPKR-50-007B

4

E. KOMPETENSI

Modul OPKR-50-007 B membentuk kompetensi memasang, menguji dan memperbaiki sistem penerangan dan wiring.

Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.

KOMPETENSI : Memasang, Menguji dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring KODE : OPKR-50-007B

DURASI PEMELAJARAN : 60 Jam @ 45 menit

Modul OPKR-50-007B

5

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan.

� Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

� Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

� Pemasangan/bahan yang sesuai.

� Sistem kelistrikan dipasang dengan menggunakan per-alatan dan tehnik yang sesuai.

� Seluruh kegiatan instalasi/ pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Kese-lamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.

� Wiring diagram sistem pene-rangan otomotif � Prinsip kerja sistem pene-rangan � Identifikasi kerusakan dan metoda perbaikan � Standar prosedur keselamat-an kerja

� Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik

� Cermat dan teliti dalam proses penyambungan kabel

� Undang-undang K 3. � Pemahaman peratuan

pemerintah. � Prosedur pemasangan � Cara kerja sistem

kelistrikan dan komponen yang sesuai untuk penggunaan.

� Prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/ penerangan.

� Prosedur perbaikan sistem kelistrikan .

� Memasang dan merangkai sistem penerangan dan wiring

� Melaksanakan perbaikan sistem kelistrikan

Modul OPKR-50-007B

6

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

2. Menguji sistem kelistrikan.

� Sistem kelistrikan diuji tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem.

� Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

� Tes/pengujian dilakukan untuk menentukan kesalah-an/kerusakan dengan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai.

� Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

� Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.

� Prosedur pengujian sistem penerangan dan sistem kelistrikan

� Prinsip kerja sistem penerangan

� Identifikasi kerusakan dan metoda perbaikan

� Standar prosedur keselamatan kerja

� Cermat dan teliti dalam pengujian sistem kelistrikan

� Prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/ penerangan.

� Memahami pengujian sistem kelistrikan

� Melaksanakan pengujian sistem penerangan dan kelistrikan

Modul OPKR-50-007B

7

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3. Memperbaiki sistem kelistrikan

� Sistem kelistrikan diperbaiki tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

� Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami

� Perbaikan yang perlu dilak-sanakan menggunakan per-alatan, teknik dan bahan yang sesuai.

� Seluruh kegiatan perbaikan/ repair dilaksanakan berda-sarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Kesela-matan dan kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan

� Prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan

� Prosedur perbaikan sistem kelistrikan.

� Standar prosedur keselamat-an kerja.

� Cermat dan teliti dalam pemeriksaan dan per-baikan sistem kelistrikan

� Semangat tinggi dan bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik

� Penggunaan alat ukur kelistrikan

� Identifikasi kerusakan � Prosedur pemeriksaan

keru-sakan sistem kelistrikan

� Prosedur perbaikan sistem kelistrikan

� Memeriksa kerusakan sistem kelistrikan

� Memperbaiki sistem kelistrikan

Modul OPKR-50-007B

8

F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OPKR-50-007B, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

Sub Kompetensi Pernyataan Jawaban Bila jawaban ‘Ya’,

kerjakan Ya Tidak

Pemasangan ,pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

1. Saya mampu memasang sistem penerangan dan wiring

Soal Tes Formatif 1

2. Saya mampu menguji sistem penerangan dan wiring

Soal Tes Formatif 2

3. Saya mampu memperbaiki sistem penerangan dan wiring

Soal Tes Formatif 3

Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini

Modul OPKR-50-007B

9

BAB. II

PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di

bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai

mempelajari setiap kegiatan belajar.

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru

1. Memasang sistem

penerangan dan

wiring

2. Menguji sistem

penerangan dan

wiring

3. Memperbaiki sistem

penerangan dan

wiring

Modul OPKR-50-007B

10

B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1. Memasang Sistem Penerangan dan Wiring

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Siswa diharapkan mampu mengetahui dan memasang sistem

penerangan dan wiring.

b. Uraian Materi

Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk

keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dinagi 2 sistem

penerangan:

a. Sistem penerangan luar dan

b. Sistem penerangan dalam

Untuk jenis-jenis lampu yang terdapat dibagian luar dan dalam

sebuah kendaraan adalah sebagai berikut:

Lampu besar Lampu belakang

Lampu rem Lampu jara

Penerangan luar Lampu tanda belok

Lampu hazard Lampu plat nomor

Lampu mundur

Sistem Penerangan

Lampu meter

Penerangan dalam

Lampu ruangan

Modul OPKR-50-007B

11

1. Lampu Besar

Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk

menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya

lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat

(high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah

satu switch oleh dimmer switch.

a. Tipe lampu besar

Ada 2 (dua) tiPe lampu besar yang digunakan Pada

kendaraan, yaitu:

1) Lampu Besar Tipe Sealed Beam

Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola

lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi

satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan

kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.

Modul OPKR-50-007B

12

2) Lampu Besar Tipe Semisealed Beam

Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam

ialah pada konstruksinya, dimana pada sernisealed beam

bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga

tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila

bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila

menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola

lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti

berikut:

� Bola lampu biasa dan

� Bola lampu Quartz–halogen

Modul OPKR-50-007B

13

Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz

Halogen:

Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan

dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini

akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada

permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia

dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini

peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk

mencegah jari-jari menyentuh quartz.

Gambar 1.3 Bola Lampu Jenis Biasa dan Halogen

Modul OPKR-50-007B

14

2. Lampu-lampu lainnya

a. Lampu Jarak dan Lampu Belakang

Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya

serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi

kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di

belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan

disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang

dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail

light).

Gambar 1.4 Cara memasang bola lampu

Modul OPKR-50-007B

15

b. Lampu Rem

Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang

kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya

benturan dengan kendaman di bedakang yang mengikuti

seat kendaraan mengerem.

Gambar 1.5 Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya

Gambar 1.6 lampu rem

Modul OPKR-50-007B

16

c. Lampu tanda belok (turn sighal light)

Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung

kendaman sepert! pada fender depan, untuk memberi

isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi

kendaman bahwa pengendara bermaksud untuk membelok

atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap

antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya.

d. Lampu hazard (hazard warning light)

Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan

kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi

selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang

digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu

mengedip serempak.

Gambar 1.7 lampu tanda belok

Modul OPKR-50-007B

17

e. Lampu Plat Nomor

Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu

plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.

Gambar 1.8 Lampu Hazard

Gambar 1.9 Lampu Plat Nomor

Modul OPKR-50-007B

18

f. Lampu Mundur

Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian

belakang kendaraan untuk memberikan penerangan

tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur

di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman

yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk

mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila

Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.

g. Lampu Kabut

Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan

berdebu atau hujan !ebat.

Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang

berlaku yakni:

Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang

kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan

bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu

kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak

Gambar 1.10 Lampu Mundur

Modul OPKR-50-007B

19

dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut

boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.

Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala

harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu

basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan

mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan

aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke

lampu kabut melalui sekering dan relay.

Gambar 1.11 Rangkaian lampu kabut

Modul OPKR-50-007B

20

h. Lampu Ruangan

Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan

penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan

pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan

(interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang

kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu

ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga)

posisi yaitu: ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi

kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan

dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka.

Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi

DOOR.

i. Lampu Instrumen Panel (lampu meter)

Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-

meter pada instrumen panel pada malam hari dan

memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan

gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi.

Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang

(tail light) menyala.

Gambar 1.12 Lampu ruangan

Modul OPKR-50-007B

21

Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu

pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara

mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.

� Flasher tanda belok (Lampu sein)

Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan

lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher

bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya

menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan

dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe

semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka

mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini

merupakan tanda kepada pengemudi untuk

menggantinya.

� Flasher Lampu hazard

Flasher lampu hazard pada prinsipnya mirip dengan

flasher lampu sein. sebab ia juga menyebabkan lampu

berkedip-kedip secara teratur. Dan biasanya disatukan

dengan flasher lampu sein.

3. Macam-macam Bola Lampu dan Titik Pengunci dalam

Mengganti Bola Lampu

Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah

kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada

modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada

saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan

berdasarkan bentuk base capnya yaitu:

a. Bola lampu model single-end

Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang

juga sebagai penghubung ke massa.

Modul OPKR-50-007B

22

Bola lampu singie-end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam

dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament

pada bola lampu model single-end dan double filament pada

bo!a lampu single end.

Bola lampu dipasang pada socket dengan menempatkan pin

pada base cap.

1) Mengganti bola lampu:

tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base

cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu

tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.

2) Memasang bola lampu

Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya

adalah kebalikan dari cara melepasnya.

Gambar 1.13 Jenis bola lampu single-end

Modul OPKR-50-007B

23

Pin pada bola lampu double filament single-end letaknya

tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini

Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.

b. Bola lampu widge-base (socket gepeng).

Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan

filamennya berhubungan langsung dengan socket

terminal.

1) Mengganti bola lampu

tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari

tangan

2) Memasang bola lampu

Gambar 1. 14. Mengganti bola lampu

Gambar 1.15 Bola lampu wigde-base

Modul OPKR-50-007B

24

Dorong/tekan bola lampu pada lubang socket.

c. Bola lampu dengan ujung ganda

Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua

base-cap. Seperti pada gambar berikut:

1. Memperbaiki/mengganti bola lampu:

Tekan salah satu den terminal socket dam untuk

membuka tarik keluar bola lampu tersebut.

2. Memasang bola lampu

Gambar 1.16 Memasang dan melepas bola lampu

Gambar 1.17 Bola lampu dengan ujung ganda

Modul OPKR-50-007B

25

Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang

kemudian dorong/tekan yang lainnya sehingga

kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.

c. Rangkuman

Dengan mempelajari lembar kegiatan 1 diharapkan siswa dapat

menyebutkan jenis-jenis lampu penerangan,dan cara memasang

jenis-jenis lampu pada sistem penerangan dalam kendaraan.

d. Tugas

1. Pelajarilah uraian materi pada lembar kegiatan 1 tentang sistem

penerangan, jenis-jenis lampu sistem penerangan dan cara

memasangnya.

2. Lakukan survey ke bengkel, pelajari dan perhatikan cara

pemasangan sistem penerang. Buatlah laporan survey tersebut.

e. Test Formatif

1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang

terdapat pada kendaraan!

Gambar 1. 18. Cara memasang bola lampu

Modul OPKR-50-007B

26

2. Berfungsi untuk apakah lampu jarak dan lampu belakang?

3. Apakah fungs! lampu Hazard (Hazard Warning Light)?

4. Bagaimana cara mengganti bola lampu widge-base (socked

gepeng)

Modul OPKR-50-007B

27

f. Kunci Jawaban Test Formatif

1. ~ Penerangan luar meliputi:

a. Lampu besar

b. Lampu belakang

c. Lampu rem

d. Lampu jarak

e. Lampu tanda belok

f. Lampu hazard

g. Lampu plat nomer

h. Lampu mundur

~ Penerangan dalam meliputi:

a. Lampu meter

b. Lampu ruangan

2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah

kendaraan pada malam hari.

3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian

depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir

dalam keadaan darurat.

4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan

pada saat memasang tekan bola lampu pada lubang socket.

g. Lembar kerja

1. Alat dan Bahan

a. Peralatan pemeliharaan system kelistrikan

b. Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang

c. Tester

d. Teslamp

Modul OPKR-50-007B

28

e. Kabel

f. Bolam / lampu

g. Stand Kelistrikan

h. Sekering

i. Relay

2. Keselamatan Kerja

a. Hati-hati pada saat merangkai komponen

b. Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman

c. Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui

oleh instruktur/pembirnbing/guru praktek

d. Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek

e. Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak

bermiyak

f. Ruang praktek harus terang

g. Setelah melakukan kegiatan praktik, kembalikan alat dan

bahan pada tempat yang sudah disediakan

3. Langkah Kerja

a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif

dan seefisien mungkin.

b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/

instruktur.

c. Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan

pada masing-masing sistem penerangan

d. Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian

(SOP)

e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang

telah digunakan seperti keadaan semula.

4. Tugas

a. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.

Modul OPKR-50-007B

29

b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh

setelah mempelajari materi pada kegiatan berlajar 1.

Modul OPKR-50-007B

30

Kegiatan Belajar 2. Menguji Sistem Penerangan dan Wiring

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa mampu

menguji pada sistem penerangan yaitu mengenai pengujian

komponen-komponen sistem penerangan dan wiring.

b. Uraian Materi

Selain pemasangan komponen-komponen sistem penerangan yang

tidak kalah pentingnya itu pengujian sistem penerangan.

Komponen-komponen yang perlu kita periksa pada sistem

penerangan dan wiring adalah:baterai, saklar utama, sekering,

lampu-lampu, relay, wiring atau pengkabelan.

1. Baterai

Baterai dapat kita periksa dengan baterai checker, sehingga kita

dapat mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah

jelek. Jika hasilnya masih baik berarti masih dapat kita gunakan

sedangkan apabila kondisinya kurang baik maka perlu ditambah

air accu atau perlu dicharger.

2. Saklar utama

Dengan menggunakan avometer kita dapat mengidentifikasi dan

sekaligus memeriksa kondisi saklar utama.

Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas

selanjutnya tinggal menyambungkan dengan komponen-

komponen sistem penerangan yang lain. Apabila hubungan-

hubungannya tidak baik maka perlu adanya perbaikan.

Modul OPKR-50-007B

31

3. Fuse

Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik

yang mengalir pada sustui rangkaian dalam suatu sistem. Untuk

itu fuse perlu diuji kondisinya apakah masih dapat digunakan

ataukah harus diganti. Kita dapat menguji kodisi fuse secara

visual, kalau tidak dapat dengan cara visual, kita dapat

menggunakan alat yaitu avometer. Apabila kita lihat filamen

pada fuse terputus berarti kondisi fuse jelek. Apabila terlihat

tidak putus maka kita perlu memastikannya dengan bantuan

avometer. Apabila kita hubungkan kedua ujung fuse dengan

Ohmmeter jarum menunjuk berarti kondisi fuse masih baik dan

apabila jarum tidak menunjuk (pada posisi hambatan terbesar)

berarti kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan penggantian.

4. Lampu

Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak

menyala, maka terlebih dahulu lampu kita lepas dari

dudukannya. Kemudian kita gunakan ohmmeter untuk

memeriksanya. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan

kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti

lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila

jarum tidak menunjuk berarti lampu putus, maka harus diganti.

5. Relay

Sistem penerangan tidak bekerja sakah satu penyebab

diantaranya adalah relay rusak. Kerusakan relay ini biasa

disebabkan oleh lamanya pemakaian. Untuk selang yang

menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada yaitu terminal

30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan

ohmmeter dan baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok

ohmmeter dengan terminal 85 dan 86. Apabila jarum menunjuk

Modul OPKR-50-007B

32

berarti kumparan penghasil medan magnet tidak putus. Untuk

memastikan kerja dari relay kita bisa menggunakan baterai.

Terminal 30 dan 86 kita hubungkan dengan terminal (+) baterai

dan terminal 85 kita hubungkan dengan (-) baterai sementara

tes lamp kita hubungkan antara (-) baterai dengan terminal 87

relay, bila tes lamp menyala berarti relay dalam keadaan baik,

Bila tidak menyala berarti relay harus diganti.

6. Wiring (Pengkabelan)

Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena

keteledoran mekanik dan usia mobil. Pemasangan pengkabelan

yang tidak rapi setelah proses perbaikan mesin ataupun body

sering menjadi penyebab kesalahan ataupun kerusakan wiring.

Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel akan mudah

tersentuh oleh pengguna ataupun alat pada saat proses

perbaikan, hal ini akan berakibat kabel putus atau hubungan

singkat. Karena usia mobil juga dapat menimbulkan kerusakan

pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil yang sudah tua

maka pada pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan

bila sering terjadi tekukan-tekukan maka kabel akan cepat

putus. Untuk itu perlu diadakan pengecekan dan pengujian

pada wiring jika terjadi sistem penerangan tidak bekerja dengan

baik. Untuk melakukan pengujian wiring maka kita memerlukan

alat bantu Avometer. Untuk mengetahui putus tidaknya suatu

kabel dan untuk melihat ada tidaknya tegangan pada suatu

kabel. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan

menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung

kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus,

maka perlu kita perbaiki.

Modul OPKR-50-007B

33

Setelah kita memahami cara pengujian atau memeriksa kerja atau

tidaknya masing-masing komponen di dalam sistem penerangan.

Selanjutnya kita harus bisa menguji kerja keseluruhan sistem

penerangan. Cara menguji sistem penerangan pada setiap mobil

yang ada tidak sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya

letaknya yang berbeda. Caranya yaitu dengan mengoperasikan

saklar utama sistem penerangan. Pada saat saklar utama sebelah

kanan kita putar sekali maka lampu kota harus hidup, dan bila kita

putar dua kali maka lampu kota dan lampu kepala harus hidup.

Pada saat lampu kota hidup maka lampu-lampu yang lain yang

harus hidup diantaranya lampu pada meter kombinasi, lampu plat

nomer, lampu kota belakang. Kalau saklar sebelah kanan kita geser

ke belakang maka lampu tanda belok sebelah kanan harus menyala

dan bila digeser ke depan maka lampu tanda belok sebelah kiri

menyala. Apabila digeser ke atas maka lampu jarak jauh akan

menyala sesaat sesuai lampunya kita geser ke atas. Apabila kita

geser ke bawah, walaupun kita lepas maka lampu kepala yang

menyala adalah lampu jarak jauh. Untuk menghidupkan lampu

hazard biasanya disebelah depan saklar utama dilengkapi saklar

untuk lampu hazard. Untuk saklar yang sebelah kiri biasanya

digunakan untuk wiper dan washer. Pada saat posisi kunci kontak

ON dan posisi transmisi pada kecepatan mundur maka lampu

mundur akan menyala. Begitu juga pada saat pedal rem diinjak

maka lampu rem akan menyala. Untuk lampu ruangan dapat

menyala pada saat pintu terbuka atau memang saklarnya

dihidupkan oleh penumpang ataupun sopir. Jika yang terjadi tidak

seperti di atas atau lampu-lampu ad yang tidak bekerja maka kita

harus cek per komponen dan kita perbaiki.

Modul OPKR-50-007B

34

c. Rangkuman

Setelah mempelajari lembar kerja belajar 2 ini diharapkan siswa

mengetahui cara menguji sistem penerangan dan wiring

diantaranya adalah pengujian:

1. Baterai

Baterai dapat kita uji dengan menggunakan baterai checker,

apabila baik maka dapat kita gunakan lagi, apabila jelek maka

harus kita perbaiki dengan cara diisi air aki atau dicharger.

2. Saklar utama

Dengan menggunakan avometer kita dapat menguji saklar

utama, jika kondisinya masih baik maka dapat kita gunakan,

namun jika kondisinya jelek dapat kita perbaiki atau diganti.

3. Fuse

Dengan bantuan avometer kita juga bisa menguji fuse. Apabila

jarum ohmmeter bergerak maka fuse baik.

4. Lampu

Dengan menggunakan ohmmeter kita dapat memeriksa apakah

lampu putus atau baik.

5. Relay

Untuk mengecek relay kita perlu baterai dan teslamp, jika

kondisi masih baik maka bisa kita gunakan, tetapi kalau jelek

harus kita ganti.

6. Wiring (Pengkabelan)

Untuk memeriksa wiring kita bisa menggunakan ohmmeter

ataupun teslamp. Dengan alat itu kita dapat mengetahui apakah

kondisi pengkabelan baik atau tidak.

Modul OPKR-50-007B

35

d. Tugas

1. Pelajarilah uraian materi kegiatan belajar 2

2. Untuk rnemperdalam pengetahuan tentang pegujian sistem

penerangan dan wiring, harus lebih banyak berlatih dan

mempelajari sistem penerangan dan wiring pada bermacam–

macam kendaraan.

e. Tes Formatif

1. Jelaskan cara memeriksa lampu!

2. Jelaskan cara memeriksa wiring!

Modul OPKR-50-007B

36

f. Kunci Jawaban Tes Formatif

1. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki

filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak

putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak

menunjuk berarti lampu putus.

2. Cara memeriksa/menguji suatu kabel yaitu dengan jalan

menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung

kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus

g. Lembar kerja 2

a. Alat dan Bahan

a. Peralatan pemeliharaan system kelistrikan

b. Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang

c. Tester

d. Teslamp

e. Kabel

f. Bolam/lampu

g. Stand Kelistrikan

h. Sekering

i. Relay

b. Keselamatan Kerja

a. Hati-hati pada saat merangkai komponen

b. Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman

c. Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui

oleh instruktur/pembirnbing/guru praktek

d. Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek

e. Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak

berminyak

f. Ruang praktek harus terang

Modul OPKR-50-007B

37

g. Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan

bahan pada tempat yang sudah disediakan

c. Langkah Kerja

a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif

dan seefisien mungkin.

b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/

instruktur.

c. Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan

pada masing-masing sistem penerangan

d. Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian

(SOP)

e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang

telah digunakan seperti keadaan semula.

d. Tugas

a. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.

b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh

setelah mempelajari materi pada kegiatan berlajar 2.

Modul OPKR-50-007B

38

Kegiatan Belajar 3. Memperbaiki Sistem Penerangan dan

Wiring

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Diharapkan siswa mempunyai ketrampilan dalam melakukan

perbaikan sistem penerangan dan wiring setiap gangguan-

gangguan yang ada dalam kendaraan.

b. Uraian Materi

Dalam melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring harus

mengetahui sirkuit/diagram atau jaringan-jaringan kabel

kelistrikannya, sehingga untuk melakukan perbaikan adanya

gangguan-gangguan pada sistem penerangan dengan mudah dapat

ditelusuri.

Adapun gangguan-gangguan pada sistem penerangan biasanya

dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Lampu tidak menyala

2. Lampu menyala tidak terang

3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat, dan tidak

terang waktu mesin berputar lambat.

Gangguan-gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Adapun bagaimana cara menguji dan mencari gangguan tersebut

akan dijelaskan dalam uraian ini.

1. Lampu Tidak menyala

Peristiwa ini dapat terjadi pada sernua lampu atau sebagian

saja. Tidak menyalanya lampu dapat disebabkan oleh:

� Putusnya filamen dari lampu tersebut

� Tidak adanya aliran arus

a. Semua lampu tidak menyala

Modul OPKR-50-007B

39

Apabila semua lampu tidak menyala, maka kemungkinan

besar yang dapat terjadi adalah tidak adanya aliran arus

pada sakelar lampu (gambar 3.1). Untuk itu, maka

lakukanlah hal-hal sebagai berikut:

1) Periksalah sekering yang menghubungkan saklar lampu

dengan baterai

a) Apabila sekering putus, maka gantilah sekering.

Hidupkan lampu-tampu. Kalau sekarang lampu

menyala, berarti gangguan disebabkan oleh sakering

yang putus

b) Apabila sekering tidak putus, maka periksalah

terminal sekering yang menuju ke lampu tester

(gambar 3.2) kalau lampu tester tidak menyala berarti

hubungan sekering ke bated lewat ammeter putus.

Untuk itu, periksalah sambungannya dari

kemungkinan kendor atau terlepas. Kemudlan

keraskan dan betulkan.

Modul OPKR-50-007B

40

Keterangan Gambar:

1. Lampu kepala 8. Lampu indikator jarah jauh

2. Lampu parkir 9. Ammeter

3. Regulator 10. Lampu dashboard

4. Baterai 11. Sakelar fampu

5. Kotak sekering 12. Lampu belakang den lampu parkir

Gambar 3.1 Instalasi penerangan pada mobil

Modul OPKR-50-007B

41

6. Motor starter 13. Lampu plat nomer

7. Sakelar dim

c) Apabila temyata pada terminal sekering ke baterai

ada aliran listrik, maka selanjutnya periksa terminal

sekering yang menuju ke sakelar lampu dengan

menggunakan lampu tester. Apabila ternyata pada

terminal tersebut tidak ada aliran, berarti kedudukan

sekering kendor atau jepitannya berkarat. Untuk ini

keraskan duduknya sekering dan bersihkan kotoran

atau karat yang ada, hingga terminal dapat

mengeluarkan arus listrik. Sekarang hidupkan lampu,

apabila lampu menyala, berarti gangguan disebabkan

oleh duduknya sekering tadi.

2) Periksalah terminal B pada sakelar lampu dengan

menggunakan lampu tester

a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada

kebocoran atau hubungan putus di antara kotak

sekering dengan sakelar lampu. Periksa hubungannya

Gambar 3.2 Teslamp ( lampu tester )

Modul OPKR-50-007B

42

dari kemungkinan kendor berkarat, hubungan terbuka

dan hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki

terlebih dahulu.

b) Kalau lampu tester menyala, berarti pada terminal

tersebut terdapat aliran arus. Selanjutnya hidupkan

lampu. Bila lampu-lampu tetap tidak menyala, maka

perbaiki atau ganti sakelar lampu.

b. Lampu Besar Tidak Menyala

Kalau semua lampu besar tidak menyala, berarti tidak ada

aliran arus pada sakelar dim. Untuk menentukan di manakah

letak gangguan, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai

berikut:

1) Hidupkan lampu parkir

a) Kalau lampu parkir tidak menyala, berati gangguan

terletak di antara baterai dengan sakelar lampu.

b) Kalau lampu parkir menyala, berarti gangguan

terletak di antara sakelar lampu dan sakelar lampu

dan sakelar dim. Maka lanjutkan pemeriksaan.

2) Periksa terminal L pada sakelar lampu yang

menghubungkan sakelar dalam dengan sakelar lampu

Sakelar harus dalam posisi hidup dan hubungkan terminal

tersebut dengan masa melalui lampu tester.

a) Apabila lampu tester ticak menyala, berarti tidak ada

aliran listrik. Maka bongkar dan perbaiki sakelar

lampu atau ganti dengan sakelar baru.

b) Apabila lampu tester menyala, maka lanjutkan dengan

pemeriksaan sakelar dim.

3) Periksa terminal L yang masuk sakelar dim dengan

menggunakan lampu tester

Modul OPKR-50-007B

43

a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada

hubungan terbuka atau hubungan singkat di antara

sakelar lampu dan sakelar dim. Periksa hubungannya

dan kemungkinan putus, kendor, berkarat atau

hubungan singkat. Jika demikian, maka lakukanlah

perbaikan.

b) Kalau lampu tester menyala, berarti ada arus masuk.

Selanjutnya periksa terminal ke lampu-lampu dengan

menggunakan lampu tester. Apabila pada terminal

tersebut tidak keluar arus, berarti sakelar dim rusak.

Selanjutnya bongkar dan perbaiki atau ganti dengan

yang baru. Apabila dari terminal keluar arus, maka

periksa dan perbaiki hubungan antara sakelar dim dan

lampu, hingga lampu menyala.

c. Sebuah Lampu Tidak Menyala

Kalau sebuah lampu tidak menyala, maka kemungkinannya

adalah putusnya hubungan antara lampu dengan sakelar

dim. Untuk ini lakukan pemeriksaan sebagal berikut:

1) Periksa bola lampu

a) Kalau bola lampu putus, maka ganti dengan lampu

yang baru.

b) Kalau bola lampu tidak putus, maka periksa hubungan

masa pada dudukan lampu dari kemungkinan longgar

dan berkarat. Jika demikian, maka perbaiki terlebih

dahulu, hingga hubungan masa lampu baik. Kalau

sekarang lampu menyala, berarti gangguan terletak

pada masa lampu tadi. Kalau lampu masih belum

menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan.

2) Periksa hubungan antara lampu

Modul OPKR-50-007B

44

Periksa hubungan antara lampu dengan sakelar dim, dari

kemungkinan putus, sambungan kendor atau hubungan

singkat. Jika demikian, maka perbaiki sambungan atau

ganti kabel hingga lampu menyala.

2. Lampu Menyala Tidak Terang

a. Semua Lampu Menyala Tidak Terang

Kalau semua lampu menyala tidak terang, berarti arus yang

mengalir kelampu-lampu adalah kecil. Maka lakukanlah

pemeriksaan sebagai berikut:

1) Periksa lampu tanda pengisian atau jarum ammeter pada

dashbord

a) Kalau lampu tanda pengisian atau ammeter

menunjukkan tidak ada pengisian (discharge), berarti

tidak terangnya nyala lampu disebabkan oleh

pemakaian arus yang tidak seimbang terhadap

Gb. 3.3. (a) Rangkaian sistem lampu besar dengan relay (b) Rangkaian sistem lampu besar tanpa relay

Modul OPKR-50-007B

45

kapasitas sumber arus. Untuk ini, maka kurangi

pemakaian alat-alat listrik atau percepat putaran

mesin.

Apabila dengan mengurangi pemakaian alat atau

penambahan putaran mesin, masih belum ada

pengisian, maka perbaiki sistem pengisian terlebih

dahulu, hingga terjadi pengisian.

b) Kalau lampu tanda pengisian atau jarum ammeter

menunjukkan adanya pengisian, maka gangguan

terdapat pada sistem penerangan. Untuk ini, maka

lanjutkan pemeriksaan pada sistem penerangan.

2) Lepaskan semua bola lampu, memeriksa duduknya bola

lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat.

Jika ternyata demikian, maka perbaiki dudukannya bola

lampu hingga baik hubungan masanya.

3) Periksa dari kemungkinan terjadi hubungan singkat

sebagai berikut:

a) Setelah semua bola lampu terlepas, tempatnya

sakelar lampu pada OFF. Periksa hubungan kabel

lampu dengan masa dengan menggunakan ohmmeter

atau multitester. Apabila jarum tester bergerak ke

kanan, berarti terdapat hubungan pendek dan bila

jarum tester, tidak bergerak, berarti tidak terdapat

hubungan singkat.

b) Apabila semua lampu menyala tidak terang, maka

hubungan singkat terjadi antara sekering dengan

ammeter.

c) Apabila tidak terdapat hubungan pendek, maka

periksa sambungan-sambungan. Bersihkan dan

keraskan sambungan yang kotor dan longgar.

Modul OPKR-50-007B

46

d) Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus

dan kotor. Perbaiki dan bersihkan kausan dan kotoran

karena dapat menjadi hambatan yang besar.

b. Salah satu lampu menyala tidak terang

Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah

pemeriksaan sebagai berikut:

1) Periksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor

dan berkarat

Bila demikian, kokohkan duduknya bola lampu dan

bersihkan karatnya. Apabila sekarang lampu menyala

terang, berarti gangguan pada dudukan bola lampu tadi.

2) Apabila dengan demikian nyala lampu masih tidak terang,

maka periksalah hubungan kabel lampu tersebut yang

menuju ke sakelarnya.

Keraskan hubungan yang longgar, bersihkan karat dan

kotoran yang menempel pada sambungan. Bila dengan

demikian lampu masih menyala tidak terang, maka

periksalah kabel dan kemungkinan hampir putus. Gantilah

kabel yang hampir putus, supaya lampu menyala terang

kembali.

3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat dan tidak

terang apablia mesin berputar lambat

Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik pada lampu-lampu

tergantung putaran mesin. Makin cepat putaran, makin besar

arus yang mengalir ke alat-alat, dan sebaliknya. Jadi tidak

stabil, berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja.

Baterai tidak dapat menampung kelebihan arus dari sistem

pengisian dan tidak dapat menambah kekurangan arus ke alat-

alat, sewaktu sistem pengisian menghasiikan arus kecil.

Modul OPKR-50-007B

47

Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai. Kalau

elektrolitnya habis, maka tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit

cukup, tetapi nyala lampu tidak terang, menandakan baterai

tidak dapat menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi

hubungan singkat. Oleh karenanya ganti baterai.

4. Lampu-lampu lekas putus

Apabila terjadi umur lampu yang pendek, rnenandakan bahwa

kekuatan lampu berada jauh di bawah kekuatan sumber arus.

Jadi tegangan arus terlalu tinggi. Untuk ini, maka periksa

regulator tegangannya, dan setelah hingga tegangan listrik

pengeluaran dinamo/alternartor tidak lebih dari 14,8 volt. Kalau

dengan menyetel regulator tegangan, tidak diperoleh

penurunan tegangan, maka periksa dinamo/alternator.

Menguji dan memperbaiki lampu tanda belok (lampu sein)

Sistem lampu tanda belok, mempunyai komponen-komponen

yang tersusun seperti pada, gambar berikut:

1. Baterai 6. Sakelar lampu tanda belok

2. Kunci kontak 7. Lampu tanda belok kanan depan

3. Kotak sekering 8. Lampu tanda belok kirl depan

4. Flaser 9. Lampu tanda belok kanan belakang

Gambar 3.4 Rangkaian sistem lampu tanda belok

Modul OPKR-50-007B

48

5. Lampu indikator 10. Lampu tanda belok kiri belakang

Dalam kerjanya sistem ini dapat mengalami berbagai gangguan

yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

1. Adanya kerusakan pada bagian-bagian sistem pada

rangkaian tersebut, misalnya sekering putus, flaser rusak,

saklar/switch rusak atau bola lampunya putus dan

sebagainya.

2. Adanya tahanan yang terialu tinggi, hal ini bisa terjadi pada

jaringan kabel, sambungan berkarat atau connectornya juga

mungkin berkarat dan longgar.

3. Tegangan, listrik yang terlalu rendah.

Hal-hal tersebut dapat langsung kita saksikan dengan panca

indera kita seperti:

a. Lampu tidak menyala

b. Lampu tidak berkedip.

Untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara yang

mudah, perlu kita tinjau gangguan tersebut satu persatu

terlebih dahulu dan juga harus mengetahui sirkuit atau

diagram dari lampu tanda belok (lampu sein) itu sendiri.

Sirkuit / diagram dari lampu tanda belok dapat dlihat pada

gambar berikut:

Modul OPKR-50-007B

49

1. Gangguan pada bagian-bagian sistem lampu belok

a. Menguji kunci kontak

Dalarn hal ini kunci kontak berfungsi sebagai penghubung

antara batere dengan sekering untuk komponen pada

rangkaian kelistrikan. Gangguan yang terjadi adalah kunci

kontak tidak dapat menghubungkan arus dengan baik.

Dari hal tersebut dapat menyebabkan:

1) Adanya sambungan yang longgar antara kabel

penyalur dengan terminal kunci kontak.

2) Adanya kerusakan pada kunci kontak itu sendiri,

misainya telah mengalami keausan yang banyak.

Gambar 3.5 Rangkaian diagram lampu belok

Modul OPKR-50-007B

50

Sambungan yang kendor dapat langsung kita periksa

dengan mudah menggunakan tangan. Kalau ternyata

kendor maka perbaikan yang harus diiakukan yaitu

dengan mengeraskan sekrup-sekrupnya.

Untuk kerusakan pada kunci itu sendiri tidak dapat

diperiksa dengan panca indra namun harus menggunakan

sebuah multitester atau Ohmeter. Pemeriksaan dilakukan

dengan mengukur besarnya tahanan antara terminal B

(AM) dengan, terminal St kunci kontak dalam keadaan

starter den netral. Dalarn keadaan starter, tahanannya

harus nol. Dan dalam keadaan netral, tahanan kedua

terminal haruslah tak terhingga.

Gangguan-gangguan yang terjadi dalam kunci kontak

maupun pada kunci sambungan selain kendor sebagian

besar disebabkan oleh adanya karatan. Dengan

membersihkan karat gangguan akan teratasi.

Gb. 3.6. (a) Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci

kontak dalam keadaan netral

Modul OPKR-50-007B

51

(b) Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci

kontak dalam keadaan starter.

b. Gangguan Pada Sekering

Hal-hal pada sekering yang dapat merupakan gangguan

ialah sekering putus, dudukannya sekering kurang kuat

dan dudukan yang berkarat. Keadaan ini dapat

mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:

1) Tidak mengalirkan arus listrik dari baterai ke alat-alat

bantu listrik.

2) Tegangan listrik yang bekerja pada alat-alat bantu

menjadi terlalu rendah.

Apabila terjadi hal yang demikian, berarti alat-alat bantu

tidak dapat bekerja dengan sempurna. Untuk itu, maka

sekering yang putus harus segera diganti, dudukan yang

longgar dan berkarat harus segora di kokohkan dan

dibersihkan.

c. Gangguan pada flaser

Kalau kita khat konstruksinya, maka flaser ada tiga

macam yaitu:

• Flaser Induksi

• flaser bimetal

• Flaser kawat pijar

Modul OPKR-50-007B

52

1) Flaser Induksi

Ketiga jenis flaser tersebut, sama-sama mempunyai

kontak platina. Pada jenis a dan b lampu indikator

dihubungkan dengan sakelar tanda belok. Tetapi pada

jenis c lampu indikator dihubungkan dengan flaser.

Kerusakan yang biasa terjadi ialah kumparan K atau

K1 dan K2 terbakar maka medan magnet yang terjadi

adalah kecil, sehingga tidak kuat untuk menarik

kontak platina membuka. Akibatnya lampu tanda

belok menyala terang tanpa berkedip. Apabila

kumparan K2 terbakar, maka sewaktu kontak platina

membuka, pada kumparan K2 tidak terjadi medan

magnet yang berlawanan dengan medan K1, sehingga

kontak platina agak lambat untuk membuka kembali.

Akibatnya lampu berkedip pelan-pelan. Apabila kontak

platina kotor, maka arus yang mengalir melalui

kumparan K1 ke lampu-lampu menjadi kecil. Medan

Gambar 3.7 Tiga macam flaser

Modul OPKR-50-007B

53

magnet yang kecil, membuka dan menutupnya kontak

platina lambat, nyala lampu tidak terang, lampu

berkedip pelan-pelan.

Pada flaser kawat pijar, bila kumparan K terbakar,

maka tidak dapat timbul medan magnet lagi, sehingga

kontak platina tidak menutup. Akibatnya lampu

menyala tidak berkedip. Bila resistor R atau kawat

pijar KP putus, maka flaser tidak dapat mengalirkan

arus lagi. Lampu tanda belok tidak bekerja.

d. Gangguan pada sakelar tanda belok

Kadang-kadang lampu tanda belok tidak dapat bekerja

karena kerusakan pada sakelarnya. Hal ini dapat terjadi

karena plat-plat kontak di dalam sakelar sudah aus,

sehingga tidak dapat menempel dengan baik dan tidak

dapat menghantarkan arus. Atau kadang-kadang

disebabkan oleh karat/kotoran yang menempel pada plat

kontak. Untuk kedua hai tersebut di atas, maka sakelar

harus diganti atau dibersihkan.

e. Gangguan pada lampu

Hal-hal pada lampu tanda belok yang dapat merupakan

gangguan ialah:

• Putusnya filamen lampu

• Hubungan masa yang kurang bak

Apabila filamen lampu putus, maka lampu itu sendiri

tidak menyala, juga menyebabkan pasangan lampu yang

searah tidak berkedip, karena arus yang mengalir pada

flaser menjadi kecil.

Sedang hubungan masa yang kurang baik, akan

menyebabkan kecilnya aliran arus, sehingga lampu

menyala tidak terang dan tidak berkedip, adanya

Modul OPKR-50-007B

54

hubungan masa yang tidak baik, dapat disebabkan oleh

adanya karat atau duduknya lampu yang kurang kuat.

2. Gangguan Arus

Apabila tegangan listrik yang bekerja pada sstem lampu

tanda belok rendah. Akibatnya lampu tidak, dapat bekerja

dengan baik. Arus yang mengalir rendah pula. Lampu-lampu,

menyala tidak terang dan tidak berkedip. Rendahnya

tegangan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu:

� Sistem pengisian tidak bekerja.

� Adanya tahanan yang besar pada sistem.

Selanjutnya tegangan, yang besar dapat disebabkan oleh

tiga faktor yaitu:

• Sambungan yang berkarat atau kotor.

• Sambungan yang kurang sempurna.

• Kabel hampir putus.

Apabila pada sambungan-sambungan, terdapat hal yang

demikian, maka harus segera diperbaiki karena dapat

menimbulkan kerugian tegangan yang besar, sehingga

tegangan yang bekerja pada sistem lampu tanda belok

menjadi kecil.

3. Cara Menentukan Gangguan.

a. Semua lampu tidak menyala

Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan semua

lampu tidak menyala ialah:

• Kunci kontak rusak

• Sekering putus atau kendor

• Flaser rusak

Untuk ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut:

Modul OPKR-50-007B

55

1) Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya

kendor dan berkarat.

a) Apabila sekering putus, maka ganti sekering.

Kemudian hidupkan lampu tanda belok. Bila lampu

menyala berkedip, berarti kerusakan disebabkan

oleh sekering. Apabila lampu tidak menyala, maka

periksa terminal arus masuk, dan keluar sekering

dari ada tidaknya aliran arus.

b) Kalau pada terminal arus masuk sekering, tidak

ada aliran listrik, berarti gangguan ada pada kunci

kontak. Untuk ini, periksa sambungan kabel-kabel

pada terminal AM dan ACC dari kemungkinan

terlepas, kendor atau berkarat dan jika demikian

maka perbaikilah. Kemudian periksa hubungan

terminal AM-ACC kunci kontak dengan

menggunakan lampu tester atau multitester.

Dalam keadaan ON kedua terminal harus

berhubungan dan dalam keadaan OFF harus tidak

berhubungan. Kalau ternyata kunci kontak rusak,

maka gantilah dengan kunci kontak yang baik.

Kemudian hidupkan lampu-lampu tanda belok. Bila

lampu-lampu menyala, berarti gangguan ada pada

kunci kontak.

c) Apabila pada terminal keluar sekering terdapat

tegangan, tetapi lampu tidak menyala, berarti

gangguan terletak pada flaser. Selanjutnya periksa

sambungan-sambundan pada terminal flaser, dari

kemungkinan lepas, kendor dan berkarat. Perbaiki

jika ternyata demikian. Hidupkan lampu-lampu.

Bila sekarang lampu-lampu menyala, berartl

Modul OPKR-50-007B

56

gangguan disebabkan oleh sambungan yang tidak

baik. Bila lampu tetap tidak menyala, maka periksa

hubungan terminal B dan L dari flaser dengan

menggunakan multitester atau lampu tester. Bila

lampu tester menyala, berarti ganguan terletak

pada sakelar tanda belok. Bila lampu tester tidak

menyala berarti gangguan pada flaser. Unituk ini

gantilah fiaser.

2) Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar

dari kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.

Bila temyata demikian, perbaikilah. Bila setelah

diperbaiki lampu menyala, berarti gangguan terletak

pada sambungan. Tetapi bila sambungan baik dan

lampu tetap tidak menyala, berarti sakelar rusak.

Untuk ini, maka perbaiki atau ganti sakelar.

b. Lampu sebelah tidak menyala

Apabila semua lampu sebelah tidak menyala, maka

kemungkinan besar gangguan terletak pada sakelar.

Untulk ini, maka perbaiki atau.ganti sakelar.

c. Sebuah lampu tidak menyala

Kejadian ini biasanya disebabkan oleh gangguan di dalarn

lampu itu sendiri. Untuk ini, maka periksa bola lampu dari

kemungkinan putus dan hubungan masanya yang tidak

baik. Untuk ini, gantilah bola lampu yang putus dan

perbaiki hubungan masa yang kurang baik, sehingga

lampu menyala dan berkedip kembali dengan baik.

d. Semua lampu menyala tidak berkedip

Kejadian ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu:

• Tegangan masuk flaser rendah

• Kerusakan di dalam flaser

Modul OPKR-50-007B

57

Tegangen masuk flaser yang rendah dapat disebabkan

oleh sambungan kendor dan berkarat, serta kunci kontak

yang kurang baik. Untuk ini, maka perbaiki sambungan

pada terminal AM dan ACC pada kunci kontak serta

terminal B den L pada flaser. Bila sambungan-sambungan

ternyata baik dan lampu-lampu masih tidak berkedip,

maka untuk menyakinkan penyebab gangguannya,

hubungan terminal B flaser langsung dengan baterai yang

isi penuh. Hidupkan lampu-lampu. Bila lampu tanda belok

menyala dan berkedip, berarti kerusakan ada pada kunci

kontak. Bila lampu tanda belok tetap menyala tidak

berkedip, berarti ganggguan di dalam flaser.

e. Lampu sebelah menyala tidak berkedip

Apabila lampu sebelah menyala tidak berkedip, sedang

lampu sebelah yang lain menyala dengan berkedip baik,

maka gangguan dapat dipastikan ada pada sakelar tanda

belok atau pada lampu-lampu itu sendiri.

Untuk ini, maka pertarna periksalah hubungan masa dari

lampu-lampu terhadap kemungkinan kendor atau

berkarat. Keraskan duduknya masa. Bila lampu-lampu

sekarang menyala dan berkedip, berarti gangguan

disebabkan oleh hubungan mesa yang kurang balk. Bila

lampu-1ampu tidak berkedip, maka periksa kapasitas

(watt) dari lampu-lampu tersebut, ada kemungkinan lebih

kecil dari kapasitas yang telah ditentukan oleh flasernya.

Gantilah bola lampu yang ternyata kapasitasnya lebih

kecil dengan bola lampu yang sesuai besar kapasitasnya.

Bila hal-hal tersebut, di atas ternyata baik, lampu-lampu

tetap tidak berkedip, maka gangguan ada pada sakelar.

Untuk memastikan rusak atau tidaknya sakelar, maka

Modul OPKR-50-007B

58

hubungkan langsung kabel masuk sakelar dengan kabel

yang menuju ke lampu-lampu yang tidak berkedip. Bila

sekarang lampu-lampu berkedip, berarti sakelar rusak.

Untuk ini gantilah sakelar.

Berikut tabel perbaikan untuk, mengatasi gangguan pada sistem

penerangan dalam kendaraan

GANGGUAN

KEMUNGKINAN SEBAB

CARA MENGATASI

Hanya satu lampu tidak

menyala (lampu luar)

Bola lampu putus,

soket rangkaian kabel

atau masa rusak

Ganti bola lampu

Perbaiki seperlunya

Lampu besar tidak me-

nyala

Sekreing ”HEAW”

putus

Relay kontrol lampu

besar, rusak,

Swit kontrol lampu

besar,rusak

Ganti sekring dan

periksa

Hubungan singkat

Periksa relay

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Gambar 3.8 Skema lampu flaser

Modul OPKR-50-007B

59

Rangkaian kabel atau

masa, rusak

Lampu besar jauh atau

kilatan lampu besar tidak

menyala

Swit kontrol lampu

rusak Rangkaian kabel,

rusak

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Lampu belakang lampu

parkir dan lampu plat

nomor tidak menyala

Sekering "TAIL"putus

Relay kontrol lampu

kecil rusak

Swit kontrol lampu,

rusak

Rangkaian kabel atau

masa, rusak

Ganti sekering dan

periksa hubungan

singkat

Periksa relay

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Lampu rem tidak

menyala

Sekering “STOP” putus

Swit lampu rem, rusak.

Rangkaian kabel atau

masa, rusak

Ganti sekring dan

periksa

hubungan singkat

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Lampu rem tetap

rnenyala

Swit lampu rem, rusak Setel atau ganti swit

Lampu instrumen tidak

menyala (lampu

belakang menyala)

Rangkaian kabel atau

masa rusak

Perbaiki seperlunya

Salah satu arah (lampu

tanda belok tidak

berkedip)

Swit lampu tanda

belok, rusak

Rangkaian kabel atau

masa, putus

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Lampu tanda belok tidak

bekerja

Sekering "ENGINE"

putus

Flasher, rusak

Ganti sekring dan

periksa

hubungan singkat

Modul OPKR-50-007B

60

Swit lampu tanda

belok, rusak

Rangkaian kabel atau

masa, rusak

Periksa flasher

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Lampu peringatan

darurat tidak bekerja

Sekering "Hazard"

putus

Swit lampu peringatan

darurat rusak, Flasher,

rusak

Rangkalan kabel atau

masa, rusak

Ganti sekering dan

periksa

hubungan singkat

Periksa flasher

Periksa swit

Perbaiki seperlunya

Tabel 3.1 Gangguan dan perbaikan pada sistem penerangan

c. Rangkuman

Pada dasarnya dalam perbaikan suatu komponen pada sistem

penerangan diperlukan pengetahuan tentang jaringan. kabel

(sirkuit.) diagram dari rangkaian dan juga sirkuit diagram komponen

itu sendiri, sehingga dengan model kompetensi ini diharapkan

mampu melakukan perbaikan dengan melakukan pemeriksaan dan

pengujian dari masing-masing kamponennya. Maka dengan dasar

tersebut mampu melakukan perbaikan sistem penerangan dan

wiring itu sendiri.

d. Tugas

1. Analisa dan telusuri jaringan kabel pada mobil/kendaraan yang

ada dalann ruangan praktikum (stand penerangan)

2. Buatlah dalam bentuk gambar diagram pada kertas A4 setelah

mengetahui hasil pengamatan jaringan kabel dari (stand

penerangan)

Modul OPKR-50-007B

61

e. Test Formatif

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan

tepat!

1. Sebutkan 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya

sering terjadi!

2. Sebutkan 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala!

3. Bagaimana cara memeriksa apabila sebuah lampu besar tidak

menyala?

4. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang

apabila mesin berputar dengan cepat dan lampu tidak menyala

terang apabila mesin berputar lambat?

5. Jelaskan apa saja yang menyebabkan lampu tanda belok

mengalami gangguan!

Modul OPKR-50-007B

62

f. Kunci Jawaban Test Formatif

1. 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya terjadi:

a. Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar)

b. Lampu besar tidak menyala

c. Lampu rem tidak menyala

2. 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala:

a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor

dan berkarat.

b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl

kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.

3. Cara memeriksa sebuah lampu besar apabila tidak menyala:

a. Ganti sekring dan periksa

b. Hubungan singkat Periksa relay

c. Periksa swit

d. Perbaiki seperlunya

4. Aki sudah swak (tekor)

5. Sekering putus, hubungan singkat, flaser rusak, switch rusak

g. Lembar Kerja

1) Alat dan Bahan

a. Peralatan pemeliharaan system kelistrikan

b. Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang

c. Tester

d. Teslamp

e. Kabel

f. Bolam/lampu

g. Stand Kelistrikan

h. Sekering

i. Relay

2) Keselamatan Kerja

Modul OPKR-50-007B

63

a. Hati-hati pada saat merangkai komponen

b. Letakkan alat dan bahan praktik pada tempat yang aman

c. Jangan menyalakan rangkaian kelistrikkan sebelum disetujui

oleh instruktur/pembimbing/guru praktik

d. Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktik

e. Ruang praktik harus bersih, tidak berdebu dan tidak

berminyak

f. Ruang praktik harus terang

g. Setelah melakukan kegiatan praktik, kembalikan alat dan

bahan pada tempat yang sudah disediakan

3) Langkah Kerja

a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif

dan efisien

b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh

gur/instruktur

c. Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrik pada

masing-masing sistem penerangan

d. Operasikan rangkaian lampu Sesuai Prosedur Pengoperasian

(SOP)

e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan bahan yang

telah digunakan seperti keadaan semula

4) Tugas

a. Buatlah laporan praktikum secara singkat dan jelas

b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang Anda peroleh

setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3

Modul OPKR-50-007B

64

BAB. III

EVALUASI

A. PERTANYAAN

1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang

terdapat pada kendaraan!

2. Berfungsi untuk apakah lampu jarak dan lampu belakang?

3. Apakah fungs! lampu Hazard (Hazard Warning Light)?

4. Bagaimana cara mengganti bola lampu widge-base (socked gepeng)

5. Jelaskan cara memeriksa lampu!

6. Jelaskan cara memeriksa wiring!

7. Sebutkan 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya

sering terjadi!

8. Sebutkan 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala!

9. Bagaimana cara memeriksa apabila sebuah lampu besar tidak

menyala?

10. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang apabila

mesin berputar dengan cepat dan lampu tidak menyala terang

apabila mesin berputar lambat?

Modul OPKR-50-007B

65

B. KUNCI JAWABAN

1. - Penerangan luar meliputi:

a) Lampu besar

b) Lampu belakang

c ) Lampu rem

d) Lampu jarak

e) Lampu tanda belok

f) Lampu hazard

g) Lampu plat nomer

h) Lampu mundur

- Penerangan dalam meliputi:

g. Lampu meter

h. Lampu ruangan

2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah

kendaraan pada malam hari.

3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan,

belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam

keadaan darurat.

4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan

pada saat memasang tekan bola lampu pada lubang socket.

5. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen

lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan

kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak menunjuk

berarti lampu putus.

6. Cara memeriksa/menguji suatu kabel yaitu dengan jalan

menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung

kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus.

Modul OPKR-50-007B

66

7. a. Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar)

b. Lampu besar tidak menyala

c. Lampu rem tidak menyala

8. a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor

dan berkarat.

b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl

kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.

9. - Ganti sekring dan periksa

- Hubungan singkat Periksa relay

- Periksa swit

- Perbaiki seperlunya

10. Aki sudah swak ( tekor )

Modul OPKR-50-007B

67

C. KRITERIA KELULUSAN

Aspek Skor

(1-10) Bobot Nilai Keterangan

Kognitif (soal no 1 s.d 10)

5

Syarat lulus nilai minimal 70 dengan skor setiap aspek minimal 7

Ketepatan prosedur perbaikan

2

Hasil pemeriksaan 1

Ketepatan waktu 1

Keselamatan kerja 1

Nilai Akhir

Keterangan: Tidak = 0 (nol) (tidak lulus) Ya = 70 s.d. 100 (lulus) Kategori kelulusan: 70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

Modul OPKR-50-007B

68

BAB. IV PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal

dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta

diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus

mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil

modul selanjutnya.

Modul OPKR-50-007B

69

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979). Petunjuk Praktek

Kelistrikan Dan Bahan Bakar Otomotif Jilid 1

Soemadi, Drs. Soejono B.Sc (1979). Sistem Kelistrikan dan

Bahan Bakar Otomotif jilid 1 dan 2. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Step one

Toyota, Penerbit PT. Toyota Astra Internasional.

Yunan Ginting, (1998). Listrik Otomotif Jilid 1, Penerbit Angkasa

Bandung.